tinjauan fatwa dewan syariah nasional majelis … · tinjauan fatwa dewan syariah nasional majelis...
TRANSCRIPT
TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 42
TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA
Oleh:
Qisthi Abidy
NIM 08220062
JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
i
TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 42
TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA
Oleh:
Qisthi Abidy
NIM 08220062
JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Demi Allah,
Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan
penulis bahwa skripsi dengan judul:
TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 42
TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA
benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau
memindahkan data milik orang lain. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi
ini ada kesamaan baik isi, logika, maupun datanya, secara keseluruhan atau
sebagian, maka skripsi dan gelar sarjana yang diperoleh karenanya, batal demi
hukum.
Malang, 9 September 2013
Penulis,
Qisthi Abidy
NIM 08220062
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudara Qisthi Abidy NIM 08220062
Jurusan Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul:
TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 42
TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA
maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-
syarat ilmiah untuk diajukan dan diuji pada Majelis Dewan Penguji.
Malang, 17 September 2013
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Hukum Bisis Syariah
Dosen Pembimbing,
Dr. M. Nur Yasin, M.Ag.
NIP 196910241995031003
Dr. Sudirman, M.A.
NIP 197708222005011003
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan skripsi saudara Qisthi Abidy, NIM 08220062, mahasiswa
Jurusan Bisnis Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, setelah membaca, mengamati kembali data yang ada di
dalamnya, dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul:
TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 42
TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA
Telah dianggap memenuhi syarat-syarat ilmiah untuk disetujui dan diajukan pada
majelis dewan penguji skripsi.
Malang, 17 Maret 2013
Pembimbing,
Dr. Sudirman, M.A.
NIP 197708222005011003
v
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi saudara Qisthi Abidy, NIM 08220062, Mahasiswa Jurusan Hukum Bisnis
Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, dengan judul:
TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 42
TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA
Telah dinyatakan lulus dengan nilai B+ (Sangat Baik)
Dewan Penguji:
1. Dr. Noer Yasin, M.H.I.
NIP 19611112000031001
Penguji Utama
2. Mujaid Kumkelo, S. Ag., M.H.
NIP 197406192000031001
Ketua Penguji
3. Dr. Sudirman, M.A.
NIP 197708222005011003
Sekretaris Penguji
Malang, 17 September 2013
Dekan,
Dr. Roibin, M.H.I.
NIP 19681218199031002
vi
MOTTO
الة قضيت فإذا فضل من وابتغوا األرض في فانتشروا الص
واذكروا للا تفلحون لعلكم كثيرا للا
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang Utama Dari Segalanya...
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku
dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Mama dan Ayah Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Mama dan Ayah yang telah memberikan kasih
sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Mama dan Ayah bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Mama dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu
mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, Terima Kasih Ma.... Terima Kasih Ayah...
Saudaraku
Untuk adik-adikku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa
tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aq persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku
akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua...
“Shofia Labibah” Sebagai tanda cinta kasihku, Qisthi persembahkan karya kecil ini buat Shofi. Terima
kasih atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam mneyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga engkau pilihan
yang terbaik buatku dan masa depanku.
viii
Dosen Pembimbing Skripsiku... Bapak Dr. Sudirman, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi saya, terima kasih banyak pak... saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa
atas bantuan dan kesabaran dari bapak Terima kasih banyak pak. bapak adalah dosen favorit saya..
Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Syariah :
Terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yg sangat berarti yang telah kalian berikan kepada kami…
Teman2 angkatan 2008 :
Terima kasih banyak untuk bantuan dan kerja samanya selama ini…
Serta semua pihak yg sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir ini...
”your dreams today, can be your future tomorrow”
ix
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kasih sayang serta irâdah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN
PEMERINTAH NO.42 TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA”.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad saw yang
telah menunjukkan kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang di
dalam kehidupan ini. Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dan
mendapatkan syafaat dari beliau di akhirat kelak. Amin.
Jerih payah penulis menyelesaikan skripsi ini niscaya tak membuahkan hasil
yang optimal apabila tidak mendapatkan bantuan, motivasi dan pengarahan dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada:
1. Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Dr. H. Roibin, M.H.I., selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
x
3. Dr. M. Nur Yasin, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Hukum Bisnis Syariah yang
telah memberikan arahan dan bimbingan pada mahasiswa Hukum Bisnis
Syariah.
4. Dr. Fakhruddin, M.H.I., selaku dosen wali yang senantiasa memberikan
dukungan dan membantu dalam kelancaran proses akademik di Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
5. Dr. Sudirman, M.A selaku dosen pembimbing skripsi. Jazâkallahu Ahsanal
Jazâ penulis mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah beliau
limpahkan untuk bimbingan, arahan, serta motivasi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Semoga beliau selalu diberikan rahmat dan kasih sayang
oleh Allah swt.
6. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah menurunkan ilmunya pada penulis
semoga dapat bermanfaat, dan semoga beliau-beliau selalu diberikan yang
terbaik.
7. Teman-teman Hukum Bisnis Syariah angkatan 2008 yang memberikan
kebersamaan untuk meraih keberhasilan di bangku kuliah di kampus ini.
8. Serta berbagai pihak yang ikut serta membantu proses penyelesaian penulisan
skripsi ini yang tidak disebutkan satu persatu.
xi
Skripsi ini memang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat diharapkan untuk memperbaiki skripsi ini. Akan tetapi dengan segala
kekurangannya, skripsi ini dapat memberikan manfaat serta sumbangan ilmu bagi
kalangan mahasiswa serta pembaca lainnya.
Malang, 12 Juli 2013
Penulis,
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Umum
Maksud dari translitasi ini ialah pemindahalihan tulisan dari Bahasa Arab ke
dalam tulisan Bahasa Indonesia (latin), bukan terjemahan Bahasa Arab ke dalam
Bahasa Indonesia. Penulisan translitasi ini berpedoman pada ketentuan penulisan
karya ilmiah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
B. Konsonan
dl = ض Tidak dilambangkan = ا
th = ط b = ب
dh = ظ t = ت
(koma menghadap keatas) ‘ = ع ts = ث
gh = غ j = ج
f = ف h = ح
q = ق kh = خ
k = ك d = د
l = ل dz = ذ
M = م r = ر
n = ن z = ز
w = و s = س
h = ه sy = ش
y = ي sh = ص
xiii
Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak di awal
kata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak dilambangkan, namun
apabila terletak di tengah atau di akhir kata maka dilambangkan dengan tanda
koma di atas (’), berbalik dengan koma (‘), untuk pengganti lambang “ع”.
C. Vokal, panjang dan diftong
Setiap penulisan Bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah ditulis
dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang
masing-masing ditulis dengan cara sebagai berikut:
Vokal (a) panjang = â misalnya قال menjadi qâla
Vokal (i) panjang = î misalnya قيل menjadi qîla
Vokal (u) panjang = û misalnya دون menjadi dûna
Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “i”,
melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat di
akhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fathah ditulis
dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:
Diftong (aw) = و misalnya قول menjadi qawlun
Diftong (ay) = ي misalnya خير menjadi khayrun
D. Ta’marbûthah (ة)
Ta’marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah-tengah
kalimat, tetapi apabila ta’marbûthah tersebut berada di akhir kalimat, maka
ditaransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya: الرسالة للمدرسة menjadi
alrisâlat li al-mudarrisah, atau apabila berada di tengah-tengah kalimat yang
xiv
terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka di transliterasikan dengan
menggunakan “t” yang disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya: في
.menjadi fi rahmatillâh رحمة للا
E. Kata Sandang dan Lafadh al-Jalâlah
Kata sandang berupa “al” (ال) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di
awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada di tengah-tengah
kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Perhatikan contoh-contoh
berikut ini:
1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan…
2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan…
3. Billâh ‘azza wa jalla.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... xii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv
ABSTRAK .......................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
E. Metode Penelitian ..................................................................................... 8
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 12
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 18
BAB II TINJAUAN UMUM WARALABA DAN PENGATURAN BISNIS
WARALABA ................................................................................................... 21
A. Konsep Waralaba. ................................................................................... 21
B. Akad Syirkah dan Akad Ijarah dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia. ....................................................................... 25
BAB III Analisis Hukum Positif dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia Terhadap Bisnis Waralaba ................................................... 39
A. Analisis Fatwa Dewan Syariah nasional Majelis Ulama Indonesia
terhadap bisnis Waralaba ........................................................................ 39
B. Analis Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 Tentang Waralaba ..... 53
xvi
C. Perbandingan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
dengan Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 Terhadap Bisnis
Waralaba ................................................................................................. 68
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 74
A. Kesimpulan ............................................................................................. 74
B. Saran ....................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
ABSTRAK
Abidy, Qisthi, 2013. TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA (DSN-MUI) DAN PERATURAN
PEMERINTAH NO. 42 TAHUN 2007 TERHADAP BISNIS WARALABA
Skripsi. Jurusan Hukum Bisnis Syariah. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Dr. Sudirman, M.A.
Kata Kunci: Fatwa, Akad Syirkah, Akad Ijarah, Waralaba.
Pada saat sekarang ini banyak sekali jenis usaha yang dijalankan oleh umat
manusia secara mudah, cepat, dan memberikan keuntungan berlipat ganda. Ada
berbagai produk bisnis di era globalisasi ini dan akhir-akhir ini sering terdengar
kata waralaba/franchising. Transaksi bisnis ini kini mulai marak karena selain
biaya murah dan bahan sudah disediakan. Definisi waralaba adalah sebagai
garansi kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain (franchisee) dengan
mengizinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu
dalam bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor. Pada saat
ini juga terjadi kegairahan pada konsep bisnis yang berbasis syariah, sedangkan
bisnis waralaba saat ini masih banyak menggunakan konsep umum. Akad syariah
ini mempunyai potensi besar terhadap perkembangan ekonomi untuk saat ini
walaupun sudah lama diterapkan oleh umat Islam di dunia.
Dari uraian di atas maka penulis mengkaji mengenai beberapa masalah yang
akan dijadikan pokok pembahasan dari penelitian ini. Pertama, Bagaimana
waralaba menurut fatwa DSN-MUI ? Kedua, Bagaimana waralaba menurut
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 ? dan ketiga adalah bagaimana
perbandingan antara Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 dan fatwa DSN-
MUI?
Penelitian ini menggunakan paradigma ilmiah yang bersumber dari
perundang – undangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian statute approach. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data
primer dan data sekunder yang dilakukan dengan teknik dokumentasi yang
kemudian data tersebut diedit, diperiksa, dan disusun secara cermat serta diatur
sedemikian rupa yang kemudian di analisis dengan deskriptif kualitatif.
kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: Bisnis waralaba boleh dan
tidak bertentangan dengan hukum Islam, Bisnis waralaba mempunyai hukum
sebagai dasar menjalankan bisnis tersebut dan hukum pada bisnis waralaba adalah
Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 tentang Waralaba, bisnis waralaba
dengan akad Syirkah dan akad Ijarah mempunyai beberapa persamaan. Beberapa
persamaan adalah sebagai berikut. kebebasan berkontrak bagi pemberi waralaba
dan penerima waralaba dan adapun perbedaannya adalah pada dasar hukum bisnis
waralaba.
xviii
ABSTRACT
Abidy, Qisthi. 2013. THE REVIEW OF NATIONAL SHARIA BOARD-
INDONESIAN COUNCIL OF ULAMA (DSN-MUI) FATWA AND
GOVERNMENT REGULATION No. 42 YEAR 2007 ON FRANCHISE
BUSINESS. State Islamic University Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Supervisor Dr. Sudirman, M.A.
Keywords: Fatwa, Syirkah, Ijarah, Franchise
Nowadays there are numerous businesses run in easy, fast, and multiple
benefit oriented way. The globalization era provides many business products and
recently the term franchise becomes more common. This business transaction
rapidly increases due to its low cost and provided materials. The definition of
franchise is a contractual warranty by one person (the franchisor) which permit
another party (the franchisee) to use franchisor’s brand in a certain period. The
passion of sharia-based business also grows, even though many franchise
businesses still employ conventional concept. Even though has been applied by
moslem for a long time, Sharia akad (agreement) still has great potential for the
economical development.
From the explanation, the researcher examines some issues which become
main discussion of the research. First, how is franchise business according to the
fatwa of DSN-MUI? Second, how is franchise business according to Government
Regulation No. 42 Year 2007? Third, how is the comparison between
Government Regulation No. 42 Year 2007 and fatwa of DSN-MUI?
The research employs scientific paradigm derived from regulation using
qualitative and statute approach. The research uses primary and secondary data
collected by documentation. The data result then undergoes the process of editing,
checking, and compiling and arranging before analyzed using descriptive
qualitative analysis.
The result concludes that franchise business is allowed and it has no conflict
with Islamic law. Government Regulation No. 42 Year 2007 on franchise serves
as legal basis for running franchise business. Franchise business using syirkah and
ijarah akad have a common feature that is a contractual freedom for both
franchisor and franchisee. On the other hand, these two akads have different legal
basis for franchise business.
xix
ملخص البحثال ( DSN-MUIمراجعة الفتاوى جمللس التشريع الوطين مبجلس العلماء اإلندونيسي ). ٣١٠٢،.قسط ،عابدي
حول االمتياز التجاري. حبث جامعي. قسم أحكام 4002 سنة 24والالئحة احلكومية رقم االقتصادية الشرعية. جامعة موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية احلكومية مباالنق. املشرف د. سوديرمان،
املاجستري
االمتياز، يتفاق اإلجار الشركة، اعقد الكلمة الرئيسية: الفتوى،
هناك . وتأيت باألرباح الكثريةسرعة، و تم بسهولة، تكثري من أنواع األعمال اليت ظهر يف الوقت احلاضر وهذا . كما شاعت كلمة االمتياز بني الناس يف هذه األواخر هذا عصر العوملة العديد من املنتجات التجارية يف
الضمان التعاقدي من علىاز االمتي يطلق. أصبح شائعا خلفض التكالف واألدوات واملواد اجلاهزة التجارة النوع مناالمتياز بأن يسمح للممنوح حق االمتياز( املمنوح حق آخر ) شخصقبل شخص واحد )صاحب االمتياز( إىل
نفسيف و العالمة التجارية اليت ميلكها صاحب االمتياز. باستخداميف فرتة معينة يطلب منه أن يقوم بتجارةأو ال تزال تستخدم االمتيازيف حني أن و ليت تستند إىل الشريعة اإلسالمية، ا يف نوع التجارةالوقت وقعت اإلثارة أن ، على الرغم منحاليامكانات كبرية لتنمية االقتصادية إ. هذا العقد اإلسالمي لديها نظاما عاما للتجارة
املسلمني يف العامل قد نفذوه منذ قدمي الزمن.هذا البحث بعض القضايا اليت تكون موضوع احث حبث يففالب، يف األعلىمن املناقشة الواردة انطالقا حول (DSN-MUIالفتاوى جمللس التشريع الوطين مبجلس العلماء اإلندونيسي )ما هي أوال، العلمي وهي:
؟ كيف تكون املقارنة 4002سنة 24شأن االمتياز وفقا لالئحة احلكومية رقم كيف ؟ ثانيا، االمتياز التجاري ؟ وفتوى جملس التشريع الوطين حول االمتياز 4002سنة 24بني الالئحة احلكومية رقم
ونوع البحث هو املدخل الكيفي،العلمي املستمد من القوانني باستخدام اإلطاريستخدم هذا البحث طريقة البيانات اليت مت مجعها يف شكل البيانات األولية والبيانات الثانوية وذلك باستخدام اوأم املدخل القنوين.
.لتحلل بطريقة الوصف والنوعيورتبت مث ركبت تركيبا دقيقافحص، والالتعديل تقام هلاوثائق مث الاالمتياز التجاري يقوم وال تتعارض مع الشريعة اإلسالمية، مباح متيازأن االكما يلي: ونتيجة هذا البحث
االمتياز التجاري بني بعض أوجه التشابههناك شأن االمتياز، يف 4002سنة 24الالئحة احلكومية على أساساالمتياز وأما املمنوح حق حرية التعاقد لصاحب االمتياز و بعضها كما يلي:. بني العقد اإلجاريو بعقد الشركة
هو األساس القانوين لالمتياز التجاري. بينهما الفرق