tinjauan hukum isalm terhadap implementasi pembiayaan...

95
i TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN IJARAH (PADA PT. AL-IJARAH INDONESIA FINANCE) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( S.E.I ) Oleh : NINA SHABRINA NIM. 204046102958 KONSENTARASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M/1429 H

Upload: nguyenhuong

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

i

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI

PEMBIAYAAN IJARAH (PADA PT. AL-IJARAH INDONESIA

FINANCE)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( S.E.I )

Oleh :

NINA SHABRINA

NIM. 204046102958

KONSENTARASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M/1429 H

Page 2: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

ii

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI

PEMBIAYAAN IJARAH (PADA PT. AL-IJARAH INDONESIA

FINANCE)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( S.E.I )

Oleh :

NINA SHABRINA

NIM. 204046102958

Pembimbing I

Dr. Syahrul A’ dam, M.Ag

NIP. 150 299 479

Pembimbing II

Hasanuddin, M.Ag

NIP. 150 275 289

KONSENTARASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M / 1429 H

Page 3: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan

Ijarah ( Pada PT. AL-IJARAH INDONESIA FINANCE ) Telah diujikan dalam sidang munaqosah fakultas syariah dan hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Juni 2008 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu untuk

Memperoleh Gelar Sarjan Ekonomi Islam (S.E.I) pada Program studi Muamalat

Jakarta, 3 Juni 2008 Disahkan Oleh Dekan,

Prof. DR. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

Nip 150 210 422 PANITIA UJIAN MUNAQOSAH Ketua : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag

Nip 150 275 509

Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA Nip 150 269 678

Pembimbing I : Dr. Syahrul A’dham, M.Ag Nip 150 299 479

Pembimbing II : Hasanuddin, M.Ag Nip 150 275 289

Penguji I : Dr. Hj. Isnawati Rais, MA Nip 105 222 235

Penguji II : Drs. H. Ahmad Yani, MA Nip 150 269 678

(……………………….) (……………………….) (……………………….) (……………………….) (……………………….) (……………………….)

Page 4: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata (S1) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan hasil karya saya/merupakan

hasil jiplakan dari hasil orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Mei 2008

Nina Shabrina

Page 5: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam,

pemberi segala potensi dalam diri manusia. Tuhan yang menganugerahi

kehidupan dan semua fasilitasnya dibumi ini. Shalawat dan salam bagi Nabi

Muhammad SAW pembawa pesan suci Al-qur’an, pemberi sugesti terhadap

segala kebajikan. Rasul akhir jaman, suri tauladan para pejuang kebebasan. Salam

sejahtera tercurahkan untuk para pengikutnya yang tetap konsisten dalam

memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik

secara langsung/ tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan

mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu penulis memberikan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof Dr.H.M.Amin Suma, SH, MA, MM. Selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku ketua program studi Muamalat konsentrasi

perbankan syariah, Bapak Ah.Azharuddin Lathif, M.Ag, selaku sekretaris

program studi muamalat kondsentrasi perbankan syariah, Bapak Drs.

Djawahir hejazziey, SH, MA.,selaku ketua program non regular perbankan

syariah, dan Bapak Drs. H. Aahmad Yani, MA., selaku sekretaris program non

regular perbankan syariah serta beserta staff dan dosen yang telah memberi

Page 6: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

vi

ilmu, membimbing dn mengarahkan penulis sejak masa perkulihan hingga

berakhirnya skripsi ini.

3. Pembimbing skripsi, Bpk Dr. Syahrul A’dam, M.Ag dan Bpk Hasanuddin,

M.Ag. Terima kasih atas kesabaran dan waktu dalam memberikan bimbingan

dan saran bagi penulis.

4. Kepada pihak ALIF, terima kasih atas izinnya yang telah membantu penulis

dalam pengumpulan data.

5. Orang Tua tercinta dan tersayang, Ibunda Nurhaida dan Ayahanda Masri. Dua

orang yang berjasa dan memiliki pengaruh besar dalam proses kehidupan

penulis. Dorongan berupa semangat yang tertuang melalui do’a, daya dan

upaya selalu dicurahkan untuk penulis. Skripsi ini kupersembahkan untukmu

Mama dan Papa…I Love You So Much.

6. Buat kakak-kakakku tercinta, abang, muni, me’i, ichan, eci, mba naning, kak

sarwono, dan kak degol. Buat adikku yang paling nyebelin “Luthfi” (Becanda

kok Pes…). Serta buat keponakanku yang telah banyak menghibur penulis di

saat BT menyerang “ Amanda, Fawwaz, Nykos, Riyaz “ (tante Na sayang

sama kalian)…Walaupun kalian kadang nyebelin juga..hehe..

7. Buat Pak “Suprihanta Saleh S.Kom”, Thanx for all…yang terus memberi

motivasi bagi penulis, dan yang telah membantu penulis dalam skripsi . Thanx

ya Pak atas flashdisknya and pulpennya..

8. Buat sahabat-sahabatku Rah, Ani, Mukmin, Delay, Desmi, dan Kak

Arham…(You are the best my friends), buat teman-temanku Puji, Ipeh,

Rahma, Tuti, Fela, Siti dan anak-anak PS A (Ayo kapan nich nyusul…). Dan

Page 7: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

vii

buat teman-teman satu perjuangan yang bareng penulis dalam ikut seminar

proposal skripsi “ Yessy, Dona, Inna “ (ayo buruan nyusul juga yach..). Serta

buat pengurus LTTQ ( Kak Ervan, Kak Dicky, Abe, dan Iip ).

Demikian ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak.

Semoga Allah SWT membalas dan melipat gandakan jasa dan kebaikan kalian.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Jakarta, 26 Mei 2008

NINA SHABRINA

Page 8: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 9

D. Kajian Pustaka ................................................................... 10

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep ............................. 11

F. Metodelogi Penelitian ....................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ....................................................... 13

BAB II LANDASAN KERANGKA TEORI ..................................... 16

A. Pengertian Ijarah ............................................................... 16

B. Landasan Hukum Ijarah .................................................... 19

C. Rukun dan Syarat-Syarat Ijarah ........................................ 21

D. Ketentuan Objek Ijarah ..................................................... 24

E. Sistem Transaksi Ijarah ..................................................... 25

F. Macam-Macam Ijarah ....................................................... 29

G. Berakhirnya Akad Ijarah ................................................... 31

Page 9: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

ix

H. Pembayaran Upah dan Sewa ............................................. 33

I. Hikmah Ijarah ................................................................... 34

BAB III GAMBARAN UMUM .......................................................... 35

A. Profil PT. Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF).................. 35

B. Struktur Kepemilikan ........................................................ 36

C. Visi dan Misi ALIF ........................................................... 37

D. Produk-Produk ALIF ........................................................ 38

E. Target Pasar dan Fokus Bisnis ALIF……………………... 42

F. Struktur Organisasi ALIF................................................... 45

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................ 46

A. Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Pada PT. Al-Ijarah

Indonesia Finance (ALIF) ................................................. 46

B. Kebijakan Pembiayaan Pada PT. Al-Ijarah Indonesia

Finance (ALIF) .................................................................. 50

C. Tindakan Yang Diberikan Oleh Pihak ALIF Apabila

Terjadi Wanprestasi Terhadap Nasabah ............................ 52

D. Penerapan Pendapatan Pembiayaan Pada PT. Al-Ijarah

Indonesia Finance (ALIF) ................................................. 52

E. Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi

Pembiayaan Ijarah.............................................................. 58

BAB V PENUTUP .............................................................................. 66

Page 10: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

x

A. Kesimpulan ....................................................................... 66

B. Saran-Saran ....................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

Page 11: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Islam adalah agama yang bersifat universal yang memuat berbagai

persoalan kehidupan manusia, baik diungkapkan secara global maupun secara

rinci. Adapun substantif dari ajaran Islam yang diturunkan Allah S.W.T.

kepada Rasulullah S.A.W., terbagi kepada tiga pilihan, yakni aqidah, syariah

dan akhlak.

Selain itu, ajaran Islam juga mengatur perilaku manusia, baik dalam

kaitannya sebagai mahluk dengan Tuhannya maupun kaitannya sebagai

sesama mahluk, maka sebagai konsekuensi logis dari hal ini adalah bahwa

fiqih pun terbagi menjadi dua, yakni fiqih ibadah dan fiqih mu’amalah. Jadi

fiqih ibadah adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang

ibadah, sedangkan fiqih mu’amalah adalah tafsiran ulama atas perintah dan

larangan dalam bidang mu’amalah. Ibadah adalah syariah yang mengatur

hubungan antara manusia dengan Tuhannya, sedangkan mu’amalah adalah

syariah yang mengatur hubungan antara antar sesama manusia.1

1 Adiwarman Karim,Bank Islam : Analis Fiqih dan Keuangan, ( Jakarta , PT Raja

Grafindo Persada, 2004), Ed. 2, Cet. 2, h.10

Page 12: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xii

Islam merupakan agama yang amat mengedepankan kemaslahatan.

Sebagai al – din (way of life) yang datang dari Allah, Pencipta manusia,

tentunya syariah Islam yang diturunkan-Nya memperhatikan keperluan dan

maslahat kehidupan manusia dan seluruh mahluknya. Dalam merealisasikan

pelaksanaan syariah Islam ini, para ulama dan cendekiawan muslim

memainkan peranan yang amat penting agar ajaran Islam itu benar- benar

dapat dilaksanakan sebagaimana yang dikehendaki oleh pencipta syariah

tersebut. Sebab semua tindakan manusia dalam tujuannya mencapai kehidupan

yang baik didunia ini, harus tunduk kepada Allah dan Rasulnya.2

Dewasa ini masih terdapat anggapan bahwa Islam menghambat

kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

pembangunan (an obstacle to economic growth). Pandangan ini berasal dari

para pemikir Barat. Meskipun demikian, tidak sedikit intelektual muslim yang

juga meyakininya.

Kesimpulan yang agak tergesa-gesa ini hampir dapat dipastikan

timbul karena kesalahan ritual, bukan sebagai suatu sistem yang komprehensif

dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan

ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu mayor penggerak roda

perekonomian.

Manusia adalah khalifah dimuka bumi. Islam memandang bahwa

bumi dengan segala isinya merupakan amanah Allah kepada sang khalifah

agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama.

2 Drs. H.M.Hasbi Umar, MA, Ph.D, Nalar Fiqih Kontemporer,( Gaung Persada Press

Jakarta),Cet.I,2007,H.1

Page 13: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xiii

Oleh karena itu, syariah Islam sebagai suatu syariah yang dibawa

oleh rasul terakhir, mempunyai keunikan tersendiri. Syariah ini bukan saja

menyeluruh atau komprehensif, tetapi juga universal. Karakter istimewa ini

diperlukan sebab tidak akan ada syariah lain yang datang untuk

menyempurnakannya.

Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek

kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (mu’amalah). Ibadah diperlukan

untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan khaliq-

Nya. Ibadah juga merupakan sarana untuk mengingatkan secara kontinu tugas

manusia sebagai khalifah-NYA dimuka bumi ini. Adapun muamalah

diturunkan untuk menjadi rules of the game atau aturan main manusia dalam

kehidupan sosial.

Universal bermakna syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap

waktu dan tempat sampai masa yang akan datang. Universal ini tampak jelas

terutama pada bidang mu’amalah. Selain mempunyai cakupan luas dan

fleksibel, mu’amalah tidak membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh

Sayyidina Ali :

“Dalam bidang mu’amalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan mereka adalah hak kita”.3

Analisa yang dikemukakan oleh banyak pihak, terutama para

pengamat ekonomi mengungkapkan bahwa krisis ekonomi yang mendera

3 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari teori ke praktek(Jakarta:Gema Insani

Press,2001),Cet.I,H.3-4

Page 14: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xiv

perekonomian nasional adalah akibat kegagalan sektor usaha besar yang

selama ini banyak mendapat proteksi dari pemerintah. Perusahaan –

perusahaan besar, tidak cukup untuk kuat fondasinya untuk bertahan dari

terpaan badai krisis yang terjadi. Mereka mengalami kebangkrutan karena

memang selama ini mereka menggantungkan sumber pendanaan pada faktor

eksternal.4

Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu negara,

semakin meningkat pula permintaan/ kebutuhan pendanaan untuk membiayai

proyek-proyek pembangunan. Namun, dana pemerintah yang bersumber dari

APBN sangat terbatas untuk menutup kebutuhan dana diatas, karenanya

pemerintah menggandeng dan mendorong pihak swasta untuk ikut serta

berperan dalam membiayai pembangunan potensi ekonomi bangsa.

Indonesia, sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragam

Isalm, telah lama mendampakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang

sesuai tuntutan kebutuhan tidak sebatas finansial namun juga tuntutan

moralitasnya.5

Dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7

Tahun 1992 tentang perbankan serta dikeluarkannya fatwa bunga bank haram

dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 2003 menyebabkan banyak bank

yang menjalankan prinsip syariah. Baik dengan melakukan konversi system

perbankan dari konsep konvesonal menjadi syariah, ataupun pembukuan

4 Muhammad, Bank Syariah : Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia (

Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005), Ed. I, h. 109 5 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, ( EKONISIA : Kampus Fakultas Ekonomi

UII, 2004 ), Cet.I.,h.195

Page 15: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xv

cabang syariah oleh bank-bank konvensional maupun pendirian BPRS. Hal ini

dilakukan karena bank syariah terbukti memiliki berbagai keunggulan dalam

mengatasi dampak krisis ekonomi beberapa waktu yang lalu, serta mempunyai

potensi pasar yang cukup besar, mengingat mayoritas penduduk Indonesia

adalah muslim dan masih banyaknya kalangan umat Islam yang enggan

berhubungan dengan perbankan yang menggunakan sistem ribawi.

Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya

bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil

secara adil sesuai prinsip syariah. Memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak

dan memberikan maslahat bagi masyarakat luas adalah misi utama perbankan

Islam.6

Dalam ilmu ekonomi konvensional, motif aktivitas ekonomi

mengarah kepada pemenuhan keinginan (wants) individu manusia yang tak

terbatas dengan menggunakan faktor – faktor produksi yang terbatas.

Akibatnya, masalah utama ekonomi konvensional adalah kelangkaan

(scarcity) dan pilihan (choices).

Dalam Islam, motif aktivitas ekonomi lebih diarahkan pada

pemenuhan kebutuhan dasar (needs) yang tentu ada batasnya, meskipun

bersifat dinamis sesuai tingkat ekonomi masyarakat pada saat itu. Selain itu,

kepuasaan dalam Islam tidak hanya terbatas pada benda – benda konkret

(materi), tetapi juga tergantung pada sesuatu yang bersifar abstrak, seperti

amal saleh yang dilakukan manusia. Oleh karena itu, perilaku ekonomi dalam

6 Wirdaningsih, SH.MH,et al,Bank dan Asuransi di Indonesia(Jakarta:Kencana,2005)

Ed.I,Cet. 2,H.15

Page 16: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xvi

Islam tidak didominasi oleh nilai alami yang dimiliki oleh setiap individu

manusia, tetapi ada nilai diluar diri manusia yang kemudian membentuk

perilaku ekonomi mereka, yaitu Islam itu sendiri yang diyakini sebagai

tuntunan utama dalam hidup dan kehidupan manusia.7

Para pelopor pemikiran ekonomi Islam mengembangkan berbagai

aturan untuk menjalankan perbankan dan keuangan menurut prinsip syariah.

Salah satu keistimewaan hukum Islam adalah bahwa ia menjadi manifestasi

kehendak Tuhan yang pada waktu tertentu dalam sejarah, disampaikan kepada

umat manusia melalui Nabi Muhammad S.A.W., karena itu hukum Islam tidak

bersandar pada otoritas pembuat hukum dunia manapun.8

Definisi akad ijarah adalah pemanfaatan sesuatu yang dikehendaki

dan diketahui, dengan memungut imbalan (uang sewa) yang ditentukan, dan

penyewa boleh menggantikan pemanfaatan tersebut kepada orang lain. Ada

beberapa ketentuan dalam ijaroh, pemanfaatan yang berupa

pengambilan/perusahaan bendanya adalah tidak termasuk ijarah yang sah,

seperti menyewa kebun untuk diambil buahnya, menyewa kambing untuk

diambil air susunya, dan lain sebagainya yang sepadan, juga menyewa

kambing untuk diambil bulu dan anaknya, semua itu termasuk ijarah yang

batal (tidak sah).

Disamping itu, karena ijarah itu merupakan suatu akad, maka segala

hal yang disyaratkan yang menyangkut upah/uang sewa harus dipenuhi,

7 Ascarya , Akad dan Produk Bank Syariah ,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. I,

h. 6 8 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah, (PT. Serambi Ilmu

Semesta,2007), Cet. I, h. 33

Page 17: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xvii

apakah ditentukan dengan pembayaran kontan / ditentukan dengan

pembayaran bertempo. Sebab orang-orang mukmin itu harus menepati syarat-

syarat yang mereka tentukan sendiri.9

Ijarah didefinisikan sebagai hak memanfaatkan asset dengan

membayar imbalan tertentu. Hak kepemilikan tidak berubah, hanya hak guna

saja yang berpindah dari yang menyewakan kepada penyewa.10

Para ulama fiqih sepakat bahwa akad ijarah merupakan akad yang

bersifat mengingat (lazim) karena ijarah merupakan akad tukar menukar

(mu’awadlah) antara harta dengan manfaat. Sifat mengikat (luzum)tersebut

menurut para ulama fiqih merupakan prinsip dasar dari akad tukar menukar.

Mereka mendasarkan pendapat tersebut pada firman Allah S.W.T: “ Hai

orang-orang yang beriman penuhilah atau laksanakan akad-akad kalian “.

Ayat ini menunjukkan wajibnya memenuhi akad, karenanya apabila salah satu

pihak membatalkan akad maka berarti tidak terlaksananya akad tersebut.

Walaupun demikian para ulama berpendapat bahwa ijarah bisa dibatalkan

secara umum karena adanya cacat atau halangan-halangan (al-’a’dzar).11

Dalam transaksi ijarah, bank menyewakan suatu asset yang

sebelumnya telah dibeli oleh bank kepada nasabahnya untuk jangka waktu

tertentu dengan jumlah sewa yang telah disetujui di muka.

Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah lease contract

dimana suatu bank / lembaga keuangan menyewakan peralatan (equipment)

9 Wiroso,SE,MBA,Jual Beli Murabahah()Yogyakarta:UII Press,2005),H.1 10 Al-imam Taqiyuddin Abu Bakar Al-Husaini,Kifayatul Akhyat(PT Bina Ilmu

Surabaya),terjemahan II,H.183-189 11 IrH.Adiwarman A. Karim,SE,M.BA,M,A.E.P,Ekonomi Islam Suatu Kajian

Kontemporer (Jakarta: Gema Insani Press,2001),Cet.I,H.100

Page 18: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xviii

kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah

pasti ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge).

Transaksi ijarah ditandai adanya pemindahan manfaat. Jadi dasarnya

prinsip ijaroh sama saja dengan prinsip jual beli. Namun perbedaan terletak

pada objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang,

maka pada ijaroh objek transaksinya adalah jasa.12

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka topik ini jadi menarik

dibahas, alasan inilah yang mendorong penulis untuk mengajukan penulisan

skipsi dengan judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN IJARAH (PADA PT. AL-IJARAH

INDONESIA FINANCE).

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan judul yang diangkat, penulis membatasi

permasalahan hanya sebatas analisa implementasi ijarah dan aplikasinya di

PT. Al-ijarah Indonesia Finance. Selanjutnya, berdasarkan latar belakang dan

pembatasan masalah tersebut, maka yang dijelaskan penulis dalam

mengajukan penulisan skipsi ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana target dan fokus yang diterapkan pada PT.Al-Ijarah Indonesia

Finance?

2. Apa yang dilakukan oleh pihak PT.Al-Ijarah Indonesia Finance apabila

terjadi wanprestasi?

12 Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata

huum perbankan Indonesia, (PT Pustaka Utama Grafiti, 1999), Cet. I, h. 70

Page 19: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xix

3. Bagaimana mekanisme prosedural sistem ijarah financing pada PT. Al-

Ijarah Indonesia Finance?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

a. Untuk memperoleh data dan informasi mengenai aplikasi pembiayaan

ijarah di PT. Al- Ijarah Indonesia Finance.

b. Untuk memberikan gambaran umum tentang sistem pembiayaan ijarah

yang ada di PT. Al- Ijarah Indonesia Finance.

c. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam meraih gelar

kesarjanaan strata (S1) pada program studi Perbankan Syariah

(ekonomi Islam) jurusan Mu’amalah, fakultas Syariah dan Hukum

U.I.N. Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi penulis sendiri, bermanfaat sebagai penambah wawasan,

menerapkan dan mengembangkan seluruh teori ilmu yang telah

diperoleh semasa perkuliahan serta mendapat pengetahuan dan

keterampilan yang aplikatif.

b. Bagi pihak PT. Al-Ijarah Indonesia Finance sebagai pertimbangan

dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan program yang telah

dilaksanakan dalam bidang pemberdayaan ekonomi.

Page 20: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xx

c. Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan

untuk memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian

lapangan.

d. Memberikan informasi tentang perkembangan pembiayaan ijarah di

PT. Al-Ijarah Indonesia Finance.

D. KAJIAN PUSTAKA

Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah:

Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi oleh Suhaemah dengan judul

“Ijaroh dalam sistem perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia”. Dan

dalam skripsi ini hanya membahas perbandingan ijaroh dan sistem perbankan

syariah di Indonesia dan Malaysia. Serta mengembangkan sistem perbankan

berdasarkan prinsip syariah yaitu membandingkan antara perbankan Indonesia

dengan Malaysia.

Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi oleh Puspita Sari Juniati

dengan judul “Konsep dan Aplikasi Ijaroh dan IMBT (studi kasus di BPRS

Harta Insani Karimah, Ciledug)”. Dan dalam skripsi ini hanya membahas

konsep dan aplikasi ijaroh dan IMBT pada BPRS Harta Insani Karimah. Serta

hasil penelitian yaitu beliau membahas bagaimana proses analisa akad,

mekanisme prosedural ijarah dan IMBT, serta tindakan / sanksi yang diberikan

oleh pihak bank kepada terjadi wanprestasi.

Namun dalam penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian yang

ada diatas, yaitu akan membahas analisa pembiayaan ijarah, dan

Page 21: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxi

membandingkan antara teori dan praktek yang dijalankan pada PT. Al- Ijarah

Indonesia Finance apakah sesuai dengan teori yang ada.

E. KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Kerangka teori dalam penelitian ini membahas tentang pengertian

ijarah, landasan hukum ijarah, rukun dan syarat-syarat ijarah, ketentuan objek

ijarah, sistem transaksi ijarah, macam-macam ijarah, berakhirnya akad ijarah,

pembayaran upah dan sewa, dan hikmah ijarah.

Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

(ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.

PT. Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF) adalah sebuah perseroan

terbatas yang dibentuk untuk melayani kebutuhan pembiayaan bagi komunitas

bisnis Indonesia khususnya dan komunitas bisnis Asia Tenggara pada

umumnya. Selain itu, ALIF juga menyediakan jasa konsultasi dibidang

investasi, perdagangan, dan keuangan internasional untuk komunitas bisnis di

Indonesia.

Page 22: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxii

F. METODELOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah paduan dari penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan, karena diawali dengan telaah bahan pustaka dan literatur.

Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalis, penelitian

merupakan penelitian kualitatif, karena mengandalkan wawancara,

studi dokumentasi dan arsip-arsip yang terkait dengan permasalahan.

Dari segi tujuan penelitian ini cenderung deskripsi analisis, yaitu data

yang dikumpulkan berupa konsep-konsep dan gambaran permasalahan,

kemudian dianalisis dan dibuktikan, yang dideskripsikan adalah

tinjauan ijaroh financing, sedangkan yang akan dianalisis adalah

praktek ijaroh financing terhadap keadaan saat ini.

b. Sumber data

Sumber data penelitian ini ada dua :

1) Perpustakaan (literatur, buku-buku, majalah,jurnal-jurnal, surat

kabar, dan lain-lain).

2) Observasi lapangan.

c. Objek

Ojek penelitian ini adalah PT. Al-Ijarah Indonesia Finance. Metode

penarikan sampelnya adalah secara purpose sampling yang dilakukan

dengan cara mengambil subjek didasarkan atas tujuan tertentu.

d. Teknik pengumpulan data

Page 23: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxiii

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah :

Wawancara, hal ini penulis lakukan untuk menggali data penelitian

melalui percakapan langsung dengan pihak terkait, yaitu PT. Al- Ijarah

Indonesia Finance, untuk ini digunakan pedoman wawancara guna

mengarahkan permasalahan sesuai dengan kepentingan penelitian.

e. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Al- Ijarah Indonesia Finance, Gedung Arthaloka

Lantai 3, JL. Jenderal Sudirman No.2.

f. Teknik analisis data

Kemudian untuk mengetahui efektifitas perkembangan ijarah financing

yang dilakukan di PT. Al- Ijarah Indonesia Finance, digunakan analisa

agar diketahui faktor internal yang positif dan negatif yang dimiliki

PT. Al-Ijarah Indonesia Finance.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan skripsi yang merupakan laporan hasil

penelitian, terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN, bab ini sebagai pengantar untuk menuju

pendeskripsian isi skipsi kemudian pembatasan dan perumusan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan kerangka

konsep, metode penelitian, sistematika penelitian.

Page 24: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxiv

BAB II LANDASAN TEORI, penulis menguraikan tentang Pengertian

ijarah, landasan hukum, rukun dan syarat-syarat ijarah, ketentuan objek

ijarah, sistem transaksi ijarah, macam-macam ijarah, berakhirnya akad ijarah,

pembayaran upah dan sewa, serta hikmah ijarah.

BAB III GAMBARAN UMUM, dalam bab ini penulis menguraikan

tentang sejarah pendirian PT. Al-Ijarah Indonesia Finance, Struktur

kepemilikan, visi dan misi PT. Al- Ijarah Indonesia Finance, produk PT. Al –

Ijarah Indonesia Finance dan struktur organisasi PT. Al – Ijarah Indonesia

Finance.

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN IJARAH penulis

membahas tentang bahasan pokok dari skripsi yaitu, Prosedur Pelaksanaan

Pembiayaan pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance, Kebijakan pembiayaan

pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance, Tindakan yang diberikan oleh pihak

ALIF apabila terjadi wanprestasi terhadap nasabah, Penerapan pendapatan

pembiayaan pada PT.Al Ijarah Indonesia, Analisa Implementasi Pembiayaan

pada PT.Al Ijarah Indonesia

BAB V PENUTUP. Dalam bab terakhir ini penulis membuat kesimpulan

dari uraian-uraian juga penjelasan yang sudah disajikan pada bab-bab

terdahulu dan selanjutnya memberikan saran-saran yang sekiranya berguna

dan bermanfaat bagi PT. Al-Ijarah Indonesia Finance.

Page 25: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxv

BAB II

LANDASAN KERANGKA TEORI

A. PENGERTIAN IJARAH

Al- Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah al-iwadl yang arti dalam bahasa Indonesianya adalah ganti dan upah. Sedangkan menurut istilah, para ulama berbeda-beda mendefinisikan ijarah, antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Mazhab Hanafi, sebagaimana yang dikutip oleh M. Ali Hasan

bahwa ijarah adalah

عقد على منافع بعوض

” Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan “.13

2. Menurut Malikiyah bahwa ijarah ialah:

عاقد على منفعة اآلدمى وبعض المنقوالنالتة تسمي

” Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan”.

3. Menurut Syaikh Syihab Al- Din dan Syaikh Umairah bahwa yang

dimaksud dengan ijarah adalah :

باحة بعوض منفعة معلومة مقصودة قابلة للبذل واإلىعقد عل

وضعا

13 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004

), cet.2, ed.1, h.227

16

Page 26: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxvi

”Akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja untuk memberi dan membolehkan dengan imbalan yang diketahui ketika itu”.14

4. Menurut Muhammad Al – Syarbini Al – Khatib bahwa yang dimaksud

dengan ijarah adalah :

تمليك منفعة بعوض بشروط”Kepemilikan manfaat dengan adanya imbalan dan syarat-syarat.”

5. Menurut Sayyid Sabiq bahwa ijarah adalah suatu jenis akad untuk

mengambil manfaat dengan jalan penggantian.

6. Menurut Hasbi Ash – shiddiqie bahwa ijarah adalah

عقد موضوعة المبادلة على منفعة الشيءبمدة محدودة أى

كهابعض فحي بيع المنافعيتمل ” Akad yang objeknya ialah pemenuhan manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat.

7. Menurut Idris Ahmad bahwa upah artinya mengambil manfaat tenaga

orang lain dengan jalan memberi ganti rugi menurut syarat – syarat

tertentu.15

Ijarah juga diinterpretasikan sebagai suatu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui

pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/ milkiyyah) atas barang itu

sendiri.16

Jumhur ulama fiqih berpendapat bahwa ijarah adalah menjual manfaat dan yang boleh disewakan adalah

manfaat bukan bendanya. Oleh karena itu, mereka melarang menyewakan pohon untuk diambil buahnya, domba untuk

diambil susunya, sumur untuk diambil airnya, dan lain – lain sebab semua itu bukan manfaatnya tetapi bendanya.

14 Drs. H. Hendi Suhendi, Fiqih Mu’amalah, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002 ), cet.1, h.114 15 Prof. Dr. Rahmat Syafe’i, M.A, Fiqih Muamalah, ( Bandung : Pustaka Setia, 2004 ), cet.2, h.122-123 16 Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, SH, MH,Perbankan Syariah di Indonesia, (PT. Raja Grafindo Persada,2003), cet

1, h.45

Page 27: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxvii

Menurut pendapat wahbah Al – juhaili bahwa manfaat sebagai asal ijarah sebagaimana ditetapkan ulama

fiqih adalah asal fasid (rusak) sebab tidak ada landasannya, baik dari Al – Qur’an, As – Sunnah, Ijma’ maupun Qiyas

yang shahih.

Menurutnya, benda yang mengeluarkan suatu manfaat sedikit demi sedikit, asalnya tetap ada, misalnya

pohon yang mengeluarkan buah, pohonnya tetap ada dan dapat dihukumi manfaat sebagaimana dibolehkan dalam

wakaf untuk mengambil manfaat dari sesuatu atau sama juga dengan barang pinjaman yang diambil manfaatnya.

Dengan demikian, sama saja antara arti manfaat secara umum dengan benda yang mengeluarkan suatu manfaat sedikit

dmi sedikit tetapi asalnya tetap ada.17

Ada dua jenis ijarah dalam hukum islam, yaitu ”

a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa

seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewakan. Pihak yang

mempekerjakan disebut musta’jir, pihak pekerja disebut ajir, upah yang

dibayarkan disebut ujrah.

b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa asset (properti, yaitu memindahkan

hak untuk memakai dari asset itu atau properti tertentu kepada orang lain

dengan imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini mirip dengan leasing disebut

musta’jir, pihak yang menyewakan / lessor) disebut mu’jir / muajir,

sedangkan biaya sewa disebut ujrah.18

B. LANDASAN HUKUM IJARAH

Dasar-dasar hukum ijarah atau rujukan ijarah adalah Al- Qur’an, As- Sunnah, dan Al- Ijma’.

1. Dasar hukum al-ijarah dalam al-qur’an adalah

)٦:الطالق (فإن أرضعن لكم فآتوهن أجورهن

“ Jika mereka telah mnyusukan anakmu, maka erilah upah mereka (at-thalaq : 6)

17 ibid, Prof. DR. Rahmat Syafe’i, MA, Fiqih Muamalah,(Bandung : Pustaka Setia,2004), cet.2, h.125-128 18 Ibid, Ascarya,Akad dan produk Bank Syariah,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007), Ed.I, h.99

Page 28: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxviii

تأجرت القوي الأمينسقالت إحداهما ياأبت استأجره إن خير من ا

الق(صا ص

: ٢٦(

“ Salah seorang dari wanita itu berkata : wahai bapakku, ambilah dia

sebagai pekerja kita. Karena orang yang paling aik untuk dijadikan pekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya ( Al-Qashash:26).

2. Dasar hukum ijarah dari Al- Hadits adalah

الوليد الدمشقي حدثنا وهب بن سعيد بن عطية السلمي حدثناالعباس بنرسول عن بن أسلم عن أبيه عبداهللا بن عمر قال حدثناعبدالرحمن بن زيد )رواه ابن ماجه(ألجيره قبل أن يجف عرقه اهللا عليه وسلم أعطواا

Artinya : Berikanlah upahnya sebelum keringatnya mengering ( HR. Ibnu

Majah dari Ibnu Umar .

3. Landasan hukum ijarah dalam ijma’ adalah

Mengenai disyariatkannya ijarah, para sahabat dan juga para tabi’in,

semua mereka telah membolehkan ijarah. Selain itu pula, ada yang

mengatakan bahwa ijma’ ulama perkara ijarah kmbali kepada nash Al-

qur’an dan Sunnah Nabi yang suci. Semua ulama bersepakat taki seorang

ulama pun yang membantah kesepakatan (ijma’) ini.19

4. Landasan hukum ijarah dalam operasional adalah

a. UU No.7/92 Jo UU No.10 th.1998 Tentang Perbankan

19 Imam Tadiyuddin Abu Bakar Al-Husaini, Kifayatul Akhyar, (terj) oleh K.H Syarifuddin Anwar dan K.H

Misbah Mustafa., ( Surabaya : CV. Bina Iman, 1994 ), cet I, h.694

Page 29: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxix

b. Lampiran 6: SK BI No.32/34/SK Tgl 12/05/99 Dir BI, Tentang

Prinsip-prinsip Kegiatan Usaha Perbankan Syari’ah

c. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:09/DSN-MUI/IV/2000, Tentang

Pembiayaan Ijarah.20

C. RUKUN DAN SYARAT-SYARAT IJARAH

Menurut ulama Hanafiyah, rukun ijarah itu terdiri dari ijab (ungkapan

menyewakan) dan qabul (persetujuan terhadap sewa-menyewa). Akan tetapi

jumhur ulama mengatakan bahwa rukun ijarah ada empat, yaitu :

1. Orang yang berakad

2. Sewa / imbalan

3. Manfaat

4. Shighat (ijab- qabul)

Sedangkan syarat- syarat ijarah yaitu :

a. Untuk kedua orang berakad (ai-muta’aqidain), menurut ulama Syafi’iyah

dan Hanabilah, disyaratkan telah baligh dan berakal. Oleh sebab itu,

apabila orang yang belum atau tidak berakal, seperti anak kecil dan orang

gila, menyewakan harta mereka atau diri mereka (sebagai buruh), menurut

mereka ijarahnya tidak sah.

b. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya untuk

melakukan akad ijarah. Apabila salah seorang diantaranya terpaksa

melakukan akad itu, maka akadnya tidak sah.

20Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta, PT Intermesa,2002), cet.2, h.165

Page 30: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxx

c. Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara sempurna,

sehingga tidak muncul perselisihan dikemudian hari.

d. Objek ijarah itu boleh diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan

tidak cacat. Oleh sebab itu, para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa

tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh diserahkan dan

dimanfaatkan langsung oleh penyewa.

e. Obyek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara’. Oleh sebab itu para

ulama fiqih sepakat menyatakan tidak boleh menyewa seseorang untuk

mengajarkan ilmu sihir, menyewa seseorang untuk membunuh orang lain

(pembunuh bayaran), dan orang islam tidak boleh menyewakan rumah

kepada orang non muslim untuk dijadikan tempat ibadah mereka.

f. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa. Misalkan

menyewa orang untuk melaksanakan shalat untuk diri penyewa. Para

ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa sewa menyewa seperti ini tidak

sah, karena shalat merupakan kewajiban bagi orang yang disewa.

g. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah,

mobil, dan hewan tunggangan. Oleh sebab itu, tidak boleh dilakukan akad

sewa menyewa terhadap sebatang pohon yang akan dimanfaatkan

penyewa sebagai penjemur kain cucian, karena akad pohon bukan

dimaksudkan untuk penjemur cucian.

h. Upah / sewa dalam akad ijarah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang

bernilai harta. Ulama Hanafiyah mengatakan upah/ sewa itu tidak sejenis

dengan manfaat yang disewa. Akan tetapi jumhur ulama tidak menyetujui

Page 31: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxi

syarat ini, karena menurut mereka antara sewa dengan manfaat yang

disewakan boleh sejenis.21

i. Objek sewa-menyewa haruslah dipenuhi (dilaksanakan) baik secara riil

ataupun formil karena itu segolongan fuqoha tidak membenarkan

penyewaan barang-barang pengikut tanpa induknya, karena hal itu tidak

dapat dipenuhi. Demikian pandangan Mazhab Abu Hanifah. Adapun

jumhur Fuqoha, berpendapat sebaliknya. Justru menurut mereka barang-

barang pengikut itu bermanfaat dan dapat dipisahkan (dibagi) dari

induknya, sebagaimana halnya dalam jual beli. Tetapi jika manfaatnya itu

kabur, maka sewa menyewa itu rusak (batal).

j. Uang sewa itu haruslah bernilai dan jelas. 22

Selain itu, ada syarat kelaziman diantaranya :

1) Ma’qud alaih (barang sewaan) terhindar dari cacat jika terdapat cacat

pada ma’qud alaih (barang sewaan), penyewa boleh memilih antara

meneruskan dengan membayar penuh atau membatalkannya.

2) Tidak ada uzur yang dapat membatalkan akad.

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa ijarah batal karena adanya uzur

sebab kebutuhan atau manfaat akan hilang apabila ada uzur. Uzur yang

dimaksud adalah sesuatu yang baru yang menyebabkan kemudhorotan bagi

yang akad. Uzur dikategorikan menjadi tiga macam :

a) Uzur dari pihak penyewa, seperti berpindah – pindah dalam

mempekerjakan sesuatu atau pekerjaan menjadi sia – sia.

21 AH. Azharuddin Lathif, M.Ag, fiqih Muamalah, (UIN Jakarta Press,2005), cet.I, h.122-124 22 Hamzah Ya’kub, Ifiqih muamalah : kode etik dagang menurut islam, pola pembinaan hidup dalam berekonomi,

(Bandung : CV. Diponegoro,1992), cet. Ke-2, h.322-323

Page 32: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxii

b) Uzur dari pihak yang disewa, seperti barang yang disewakan harus dijual

untuk membayar utang dan tidak ada jalan lain, kecuali menjualnya.

c) Uzur pada barang yang disewa, seperti menyewa kamar mandi, tetapi

menyebabkan penduduk dan semua penyewa harus pindah.

Menurut jumhur ulama, ijarah adalah akad lazim, seperti jual – beli.

Oleh karena itu, tidak bisa batal tanpa ada sebab yang membatalkannya.

Menurut ulama Syafi’iyah, jika tidak ada uzur. Tetapi masih memungkinkan

untuk diganti dengan yang lain. Ijarah dapat dikatakan batal jika

kemanfaatannya betul-betul hilang seperti hancurnya rumah yang

disewakan.23

D. KETENTUAN OBJEK IJARAH

1. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan / atau jasa.

2. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.

3. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.

4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.

5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk

menghilangkan ketidaktahuan (jahalah) yang akan mengakibatkan

sengketa.

6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka

waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

23 Rahmat Syafe’i,Fiqih Muamalah, h.140

Page 33: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxiii

7. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS

sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam

jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah.

8. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama

dengan objek kontrak.

9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam

menentukan ukuran waktu, tempat dan jarak.24

E. SISTEM TRANSAKSI IJARAH

Dalam sistem transaksi ini yang akan di bahas ialah mengenai tatacara

bagaimana manusia melakukan transaksi sewa menyewa yang dikehendaki,

yang sesuai dengan syariat islam. Dimana didalamnya terdapat berbagai

peraturan yang harus dipatuhi seperti syarat-syarat dan rukunnya. Sebab

sebagai suatu transaksi umum, ijarah baru dianggap sah apabila telah

memenuhi rukun dan syaratnya, sebagaimana yang berlaku secara umum

dalam transaksi lainnya.

Seperti telah dijelaskan pada pengertian ijarah yang lalu, yakni dimana

sistem transaksi ini adalah sistem yang menggunakan akad (kontrak) dalam

suatu pengertian manfaat, maka agar lebih mudah dipahami bahasanya,

alangkah lebih baiknya penulis terangkan dahulu apa yang dinamakan dengan

kontrak (akad) itu.

24 ibid, Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, SH, MH,Perbankan Syariah di Indonesia, (PT. Raja Grafindo Persada,2003),

cet 1, h.119-120

Page 34: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxiv

Kontrak atau perjanjian adalah akad yang secara harfiah berarti iakatan

atau kewajiban, maksudnya mengadakan ikatan untuk persetujuan atau ikatan

untuk memberi dan menerima bersama-sama dalam salah satu waktu. Artinya

ikatan itu menimbulkan sesuatu yang harus dipenuhi, sebagaimana firman

Allah :

ياأيها الذين ءامنوا أوفوا بالعقود أحلت لكم بهيمة الأنعام إلا ما يتلى عليكم )١: المائده (غير محلي الصيد وأنتم حرم إن الله يحكم ما يريد

Artinya : Hai orang-orang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketikakamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (QS. Al-Maidah : 1)

Ayat diatas menyatakan janji-janji (perjanjian dan lafaz uqud) dimana

uqud disini lebih bersifat komprehensif sebab menyangkut uqud pada huquq

Allah. Uquq ini mempunyai banyak konotasi dibanding kontrak atau

perjanjian pada hukum umum. Jadi dari segala macam hukum yang terjadi

harus senantiasa dipenuhi, mengikuti pada lafaz uquq yang diperintahkan oleh

Allah

Selanjutnya mengenai pel;aksanaan transaksi ijarah ini, haruslah

memperhatikan sejumlah dalil maka fuqaha merumuskan rukun sewa

menyewa itu terjadi dan sah apabila ada ijab dan qabul, baik dalam bentuk

Page 35: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxv

perkataan maupun dalam bentuk pernyataan lain yang menunjukkan adanya

persetujuan kedua belah pihak dalam melakukan sewa menyewa.25

Berikut adalah skema Transaksi ijarah dengan obyek manfaat barang dan

skema Transaksi dengan obyek manfaat jasa, adapun yang terkait adalah :

mustajir (penyewa), mu’ajir (pemilik barang), barang yang dapat diambil

manfaatnya, atau jasa yang dapat diambil tenaganya serta akad ijarah

Skema Transaksi Ijarah Dengan Obyek Manfaat Barang

1. Akad Ijaroh

25 ibid, Hamzah Ya’kub, Ifiqih muamalah : kode etik dagang menurut islam, pola pembinaan hidup dalam berekonomi,

(Bandung : CV. Diponegoro,1992), cet. Ke-2, h.320

Pengembalian Barang Saat Akhir Masa Akad

Musta’jir Mu’ajjir

2. Pembayaran Ujrah

3. Pengalihan Hak Guna Barang

Page 36: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxvi

Skema Transaksi Ijarah Dengan Obyek Manfaat Tenaga/Jasa

Keterangan gambar :

1. Akad ijarah di lakukan oleh mustajir (penyewa) kepada muajir (pemilik

barang) untuk membicarakan perihal, spesifikasi harga, jangka waktu

penyewaan atas barang yang akan disewa.

2. Pembayaran ujarah dilakukan oleh mustajir sebagai penyewa barang

kepada mu’ajir sebagai pemilik barang,

3. Mu’ajir menyerahkan barang kepada musta’jir untuk digunakan dan

diambil manfaatnya.

4. Setelah berakhir masa sewa maka musta’jr mengembalikan barang yang

telah digunakan kepada mua’jir.

Pembayaran Tunai

Musta’jir

Pengalihan Hak Guna Tenaga

Mu’ajjir

Page 37: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxvii

Sedangkan dalam skema transaksi ijarah dengan obyek manfaat tenaga/jasa

1. Akad ijarah di lakukan oleh mustajir (penyewa) kepada muajr (pemilik

barang) untuk membicarakan perihal, spesifikasi harga, jangka waktu

penyewaan atas barang yang akan disewa.

2. Musta’jir melakukan pembayaran secara tunai kepada mua’jir.

3. Kemudian menyerahkan pengalihan penggunaan hak guna tenaga kepada

musta’jir.26

F. MACAM-MACAM IJARAH

Dilihat dari segi objeknya, ijarah dibagi menjadi dua macam, yaitu :

ijarah manfaat benda atau barang (manafi’ al-a’yan) dan ijarah manfaat

manusia (manafi’ al- insan).

Ijarah manfaat benda atau barang (manafi’ al- a’yan) umpamanya adalah

sewa menyewa rumah, toko, kendaraan dan pakaian. Apabila manfaat itu

merupakan manfaat yang dibolehkan syara’ untuk dipergunakan, maka para

ulama fiqih sepakat menyatakan boleh dijadikan objek sewa menyewa.

Ijarah manfaat benda / barang dibagi menjadi tiga macam :

1. Ijarah benda yang tidak bergerak (uqar), yaitu mencakup benda-benda

yang tidak dapat dimanfaatkan kecuali dengan menggunakannya seperti

sewa rumah untuk ditempati atau sewa tanah untuk ditanami.

26 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktisi Transaksi Perbankan Syariah,( Jakarta : Zikrul Hakim : 2003), h.44

Page 38: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxviii

2. Ijarah kendaraan (kendaraan tradisional maupun modern) seperti unta,

kuda dan benda-benda yang memiliki fungsi sama seperti mobil, pesawat,

dan kapal.

3. Ijarah barang-barang yang bisa dipindah – pindahkan (al – manqul) seperti

baju, perabot, dan tenda.

Sedangkan ijarah yang berupa manfaat manusia merupakan ijarah yang

objeknya adalah pekerjaan atau jasa seseorang, seperti buruh bangunan,

tukang jahit, buruh pabrik, tukang sepatu, dokter, konsultan, dan advokat.

Ijarah jenis ini dibagi menjadi dua macam

a. Ijarah manfaat manusia yang bersifat khusus (al-khas), yaitu seseorang

yang disewa tenaga atau keahliannya secara khusus oleh penyewa untuk

waktu tertentu. Dan dia tidak bisa melakukan pekerjaan lain kecuali

pekerjaan atau jasa untuk penyewa tersebut, seperti pembantu rumah

tangga hanya mengerjakan pekerjaan untuk tuan rumahnya bukan pada

yang lain.

b. Ijarah manfaat manusia bersifat umum (mustarik), artinya pekerjaan atau

jasa seseorang disewa / diambil manfaatnya oleh banyak penyewa.

Misalnya jasa dokter tidak hanya disewa orang tertentu tetapi bisa banyak

orang dalam waktu tertentu.27

27 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (fiqih muamalah), Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada,2004, cet 2, h.237-238

Page 39: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xxxix

G. BERAKHIRNYA AKAD IJARAH :

Pada prinsipnya ijarah merupakan akad yang mengikat (lazim) kedua

belah pihak yang melakukannya. Artinya ketika akad terjadi, masing-masing

pihak harus menunaikan kewajiban dan menerima hak masing-masing serta

tidak boleh membatalkannya(fasakh) kecuali ada hal-hal yang menurut

ketentuan hukum (syara’) dapat dijadikan alasan pembatalan. Adapun hal-hal

yang bisa menyebabkan batalnya akad ijaroh yaitu:

1. Salah satu pihak meninggal dunia. Ini merupakan pendapat ulama mazhab

hanafi. Bagi mazhab ini, waris hanya berlaku pada sesuatu yang ada

(wujud fisiknya) dan menjadi hak milik. Sementara, manfaat yang

diperoleh dari ijaroh adalah sesuatu yang terjadi secara bertahap dan ketika

meninggalnya salah satu pihak manfaat tersebut tidak ada (ma’dum) dan

tidak sedang dimilikinya. Maka sesuatu yang dimuliki mustahil bisa

diwariskan. Oleh karena itu, akad ijaroh harus diperbaharui dengan ahli

waris, sehingga akad berlangsung dengan pemilikannya (yang baru).

Sedangkan menurut jumhur ulama, akad ijaroh tidak batal dengan

wafatnya salah seorang yang berakad, karena menurut jumhur ulama

manfaat itu boleh diwariskan dan ijaroh sama dengan jual beli, yaitu

mengikat kedua belah pihak.

2. Terjadinya kerusakan pada barang sewaan seperti rumah terbakar atau

mobil hilang.

3. Menurut ulama hanafiyyah, apabila ada udzur dari salah satu pihak seperti

rumahnya disewakan disita negara karena terkait utang yang banyak, maka

Page 40: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xl

akad ijaroh batal. Udzur-udzur yang dapat membatalkan akad ijaroh itu

menurut ulama hanafiyyah adalah, salah satu pihak mengalami kepailitan,

dan berpindah tempatnya penyewa, misalnya seorang digaji untuk

menggali sumur disuatu desa, sebelum sumur itu selesai penduduk desa itu

pindah kedesa lain. Akan tetapi menurut jumhur ulama, udzur yang dapat

membatalkan akda ijatoh hanyalah apabila objeknya mengandung cacat

atau manfaat yang dituju dalam akad itu hilang, seperti kebakaran dan

dilanda banjir.

4. Berakhir dengan ’ikolah, yaitu pembatalan akad atas dasar kesepakatan

antara kedua belah pihak. Hal ini karena ijaroh merupakan akad pertukaran

(mu’awadloh) harta dengan harta. Oleh karena itu diperbolehkan adanya

ikolah sebagai mana dalam jual beli. 28

5. Habisnya tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah, apabila yang

disewakan itu rumah, maka rumah itu dikembalikan kepada pemiliknya

dan apabila yang disewa itu jasa seseorang, maka ia berhak menerima

upah.29

Jika ijarah telah berakhir, penyewa berkewajiban mengembalikan

barang sewaan. Jika barang itu berbentuk barang bergerak, ia wajib

menyerahkannya kepada pemiliknya. Dan jika berbentuk barang tidak

28 Nazih Hammad, Mu’jam al-mustahahat al-iqtishodiyyah fi al-Lughot al-Fuqoha (al-ma’had’Ali lil al-fikri

al-islamy,1995) Cet ke 3, h.354 29 Abdul Aziz Dahlan (editor), ensiklopedia Hukum Islam, ( Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996),

Cet. Ke I, Jilid 2, h.660

Page 41: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xli

bergerak, ia berkewajiban menyerahkan kepada pemiliknya dalam keadaan

kosong (tidak ada harta si penyewa).30

H. PEMBAYARAN UPAH DAN SEWA

Jika ijarah itu suatu pekerjaan, maka kewajiban pembayaran upahnya

pada waktu berakhir pekerjaan, bila tidak ada disyaratkan mengenai pembayar

dan tidak ada ketentuan penangguhannya, menurut Abu Hanifah wajib

diserahkan upahnya secara berangsur, sesuai dengan manfaat yang

diterimanya. Menurut imam sayafi’i dan Ahmad, sesungguhnya ia berhak

dengan akad itu sendiri, jika mu’jir, ia berhak menerima bayarannya. Karena

penyewa (musta’jir) sudah menerima kegunaan.

Hak menerima upah bagi musta’jir adalah sebagai berikut :

1. Ketika pekerjaan selesai dikerjakan, beralasan kepada hadits yang di

riwayatkan ibnu majah, Rasulullah SAW bersabda:

رواه أبو يعلى وابن ماجه (أعطوااألجيرأجره قبل أن يجف عرقه

) والطبرني والترميذ

Artinya :”Berikanlah upah sebelum keringat pekerja itu kering”(HR.Abu ya’la, Ibnu Majah, Thabrani, dan Turmidzi).

2. Jika menyewa barang, maka uang sewaan dibayar ketika akad sewa,

kecuali bila dalam akad ditentukan lain. Manfaat barang yang diijarahkan

mengalir selama penyewaan berlangsung.31

30Sayyid Sabiq, fiqih Sunnah (terjemahan) Oleh H. Kamluddin A Marzuki, (Bandung : PT Al-ma’rif,1997),

cet. Ke-7, jilid 13, h.20 31 Ibid, Rahmat Syafe’i,fiqih muamalah, h.125

Page 42: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xlii

I. HIKMAH IJARAH

Bentuk sewa menyewa ini dibutuhkan dalam kehidupan manusia, karena

itulah maka syariat islam membenarkannya. Seseorang terkadang dapat

memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya tanpa melakukan pembelian barang

karena jumlah uangnya yang terbatas, misalnya menyewa rumah, sementara

pihak yang lainnya memiliki kelebihan rumah dan dapat menyewakannya

untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan lainnya.

Tidak semua orang dapat membeli kendaraan karena harganya yang tak

terjangkau. Namun demikian setiap orang dapat menikmati kendaraan tersebut

dengan cara menyewa. Demikian juga banyak pekerjaan yang tidak dapat

diselesaikan sendiri, karena terbatasnya tenaga dan keterampilan, misalnya

mendirikan bangunan dalam keadaan dimana kita mesti menyewa tenaga

buruh yang memiliki kesanggupan dalam pekerjaan tersebut.32

32 Ibid, Rahmat Syafe’i,fiqih muamalah, h.127

Page 43: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xliii

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan teoritis pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan

membahas mengenai analisa implementasi pembiayaan yang terjadi pada PT.

Al Ijarah Indonesia Finance.

A. Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance

Dalam memberikan pembiayaan kepada mustajir, PT. ALIF harus

selektif dalam memilih calon mustajir yang akan melakukan ijarah. Dengan

demikian prosedur PT.ALIF dalam penerimaan calon mustajir maupun dalam

pelaksanaan pembiayaan bertujuan agar kegiatan permodalan berlangsung

dengan baik. Selain itu agar PT. ALIF tidak salah memilih mustajir sebagai

konsumennya, karena pembiayaan ini akan memupuk suatu kepercayaan dan

tidak menutup kemungkinan bahwa mustajir tidak akan mengembalikan

pembiayaan yang diberikan oleh PT.ALIF dan akan menimbulkan kredit

macet, hal tersebut akan yang menyebabkan suatu lembaga keuangan

mengalami kerugian atau terjadinya likuiditas. Untuk memperoleh keyakinan

tersebut, sebelum memberikan pembiyaan, PT. ALIF harus melakukan

penilaian yang cermat dan benar terhadap watak, kemampuan, modal, prospek

46

Page 44: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xliv

usaha nasabah dan agunan.33 Oleh sebab itu PT.ALIF menetapkan prosedur

dalam pelaksanaan pembiayaan sebagai berikut:

1. Prosedur penerimaan calon mustajir

Dalam permohonan pembiayaan PT. ALIF mensyaratkan kepada

mustajir memuat lampiran – lampiran sebagai berikut:

a. Gambaran umum usaha, yaitu calon musta’jir harus mendeskripsikan

profil perusahaannya, serta juga menjelaskan apa tujuan dari penggunaan

pembiayaan yang akan dilakukan.

b. Rencana atau prospek usaha, artinya calon musta’jir menjelaskan

bagaimana prospek usahanya kedepan nanti, yang nantinya akan dianalisis

oleh PT. ALIF untuk melihat apakah dimasa mendatang calon musta’jir

akan mampu membayar uang sewa yang telah ditetapkan PT. ALIF

dengan usaha yang dijalankannya.

c. Legalitas perusahaan, yang di dalamnya harus termuat antara lain Akte

pendirian, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili

Usaha, Surat Izin Usaha Perusahaan serta identitas lainnya.

d. Laporan keuangan dari calon mustajir periode 3 tahun terakhir,

maksudnya PT. ALIF akan melihat kondisi laporan keuangan calon

mustajir apakah layak untuk mendapatakan pembiayaan dari PT.ALIF atau

tidak.

e. Proyeksi cashflow, maksudnya untuk melihat sumber pengembalian

pembiayaan yang akan diberikan oleh calon mustajir kepada PT. ALIF.34

33 Wawancara Pribadi, Ir. H.Herbudhi S. Tomo, Direktur Utama ALIF, Rabu 30 April 2008 34 Wawancara Pribadi, Ibu Irmi, Account Officer ALIF, Rabu 30 April 2008

Page 45: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xlv

f. Data jaminan, artinya calon mustajir harus dapat memberikan data

jaminan kepada PT.ALIF untuk memastikan bahwa calon mustajir akan

tetap membayar tarif sewa yang ditetapkan oleh PT.ALIF.

2. Prosedur Pembiayaan

Dalam hal ini PT. ALIF berkenaan dengan pinjaman/pembiayaan

(pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik) yang di dukung oleh

surat pengakuan hutang atau hutang lainnya yang ditandatangani oleh Debitur.

Bagian umum dan administrasi membukukan pinjaman/pembiayaan setelah

menerima pesetujuan tertulis seperti yang digariskan pada kebijaksanaan

pembiayaan. Catatan pembiayaan (TTUN/Tanda Terima Uang Nasabah,

Promes Non Interes Bearing) dan dokumen pinjaman/pembiayaan lainnya

disiapkan dalam keadaan bagaimanapun juga transaksi pinjaman/pembiayaan

tidak boleh dibukukan sebelum persetujuan tertulis untuk dasar menyiapkan

Kartu Pinjaman/Pembiayaan adalah copy Halfsheet (NPP/Nota Persetujuan

Pembukuan) yang telah disahkan sebagaimana disyaratkan dalam

Kebijaksanaan Pembiayaan. Paraf pada Catatan Pembiayaan ( Surat Promes

Non Interest Bearing, TTUN) dan dokumen – dokumen lain yang mungkin

ditunjukkan di depan pengadilan sebagai bukti sah (legal evidence) dari

adanya pemberian pinjaman/pembiayaan, wajib dilakukan dengan

menggunakan pensil terlebih dahulu.35

Tanggung jawab utama untuk mendapatkan dokumen – dokumen

secara lengkap yang berhubungan dengan pemberian pinjaman / pembiayaan

dalam PT.ALIF terletak pada Account Manager, kemudian membubuhkan

35 Wawancara Pribadi, Ibu Nofri, Head Marketing ALIF, Rabu 30 April 2008

Page 46: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xlvi

parafnya pada dokumen – dokumen tersebut sebagai bukti bahwa kebenaran

dokumen telah diperiksa Kepala Sport Pembiayaan/Business Head Division.

Account Manager memeriksa kembali kelengkapan dokumen dengan jalan

membandingkannya terhadap checklist yang tersedia, serta

memberitahukannya kepada Business Head Division jika terdapat

kekurangan.

Perjanjian Pembiayaan, Pengikatan Barang jaminan, Promes Non

Interest Bearing, TTUN dan dokumen – dokumen lain yang membuktikan

berhutangnya debitur, disimpan baik – baik agar terjamin keamanannya.

Penarikan atau pembayaran sebagian pinjaman / pembiayaan dan sisa

saldo pinjaman/pembiayaan yang masih berjalan wajib dicatat pada Kartu

Pinjaman Pembiayaan, sebagai tambahan lembur tickler yang bersangkutan

(untuk pemberian pinjaman/pembiayaan atau untuk pembayaran

pinjaman/pembiayaan) dan diperbaharui jika terjadi pembayaran baik

seluruhnya maupun sebagian.

Perubahan jatuh tempo wajib disetujui oleh Komite Pembiayaan secara

tertulis. Setiap persetujuan pemberian pinjaman/ pembiayaan atau perubahan

suatu fasilitas, hanya dapat dilaksanakan setelah menerima konfirmasi.

Pembiayaan akan didaftarkan terlebih dahulu oleh account manager

mengenai data nasabah, dan mengisi data jaminan, berdasarkan halsheet dan

memorandum droping. Lalu dibukukan ke dalam sistem mengenai

pembiayaan tersebut, dimana setiap fasilitas mendapatkan satu nomor kartu.

Kepala bagian loan/Business Head Division meneliti kebenaran

pencantuman data yang tertera pada copy Halfsheet ke dalam pembukuan

Page 47: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xlvii

Kartu Pinjaman/Pembiayaan ( nama debitur, nisbah bagi hasil/ mark up), jatuh

tempo, plafond pinjaman/pembiayaan, dan lain sebagainya. Setelah diteliti

kebenarannya, kepala bagian loan/Business Head Division mengotorisasi dan

membubuhkan parafnya pada memorandum perintah droping dan halfsheet.

Setiap terdapat pinjaman/pembiayaan, kepala bagian loan/Business Head

Division membubuhkan parafnya pada kolom yang tersedia.

Setelah karyawan yang ditunjuk menerima Check List Dokumentasi

Pinjaman/Pembiayaan berikut dokumen – dokumennya, lalu meneliti

kelengkapannya, kemudian membubuhkan paraf pada ruang yang tersedia

sebagai bukti tanda terima dan tanda telah diperiksa.36

B. Kebijakan pembiayaan pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance

Kebijakan pembiayaan yang diterapkan pada PT. ALIF yaitu sebagai

berikut:

1. Dalam menentukan pembiayaan terhadap mustajir, PT.ALIF mempunyai

klasifikasi dengan 2 metode yaitu :

a. Ijarah

PT.ALIF melakukan pembiayaan terhadap mustajir dengan membeli

barang sewa kemudian di sewakan kepada mustajir. Dengan masa

angsuran yang telah ditetapkan pada kesepakatan bersama yang

disertai dengan analisis yang telah dilakukan oleh Account Manager

pada PT. ALIF.

36 Ibid, Wawancara Pribadi, Ir. H.Herbudhi S. Tomo, Direktur Utama ALIF, Rabu 30 April 2008

Page 48: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xlviii

b. Ijarah Muntahiya Bit tamlik

Finance Lease proses pembiayaan yang dilakukan oleh PT.ALIF

dengan memberikan pembiayaan kepada mustajir yang pada akhir

periode mustajir mendapatkan hak opsi bahkan pada akhir periode

mustajir diharuskan untuk membeli barang sewa sebesar sisa cicilan

sewa.

2. Ijarah yang dalam bahasa konvensionalnya yaitu Leasing atau sewa guna

usaha, perusahaan atau lembaga yang bergerak dalam bidang pembiayaan

tersebut lebih menganut pada asas ekonomi karena dalam leasing

mempunyai barang yang disewakan, barang sewa tersebut mempunyai

masa atau umur ekonomis. Barang sewa tersebut harus di depresiasikan

atau disusutkan, oleh sebab itu metode penyusutan merupakan asas

ekonomi. Besarnya biaya penyusutan aktiva ijarah/ ijarah muntahiya bit

tamlik yang dilakukan pada PT.ALIF dihitung selama masa akad

pembiayaan.

3. Pendapatan PT. ALIF diakui secara pendekatan dasar kas (cash basis).

4. Setiap perusahaan wajib untuk melaporkan laporan keuangannya untuk

mengukur kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan PT.ALIF adalah

sebulan sekali. PT.ALIF melaporkan laporan keuangannya tiap bulan

kepada Departemen Keuangan dan BAPEPAM dan di setujui oleh Bank

Indonesia.37

37 Ibid, Wawancara Pribadi, Ibu Novri, Head Marketing ALIF, Rabu 30 April 2008

Page 49: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xlix

C. Tindakan yang diberikan oleh pihak ALIF apabila terjadi wanprestasi

terhadap nasabah.

Tindakan yang dilakukan oleh pihak ALIF terhadap nasabah yang

melakukan wanprestasi dilakukan dengan 3 cara yaitu: apabila nasabah tidak

melaksanakan kewajibannya, pihak ALIF akan menegur secara baik-baik dan

memberikan surat peringatan pertama. Dan apabila nasabah belum juga

melaksanakan kewajibannya yang kedua maka pihak ALIF akan menegur

secara baik-baik dan memberikan surat peringatan kedua. Serta jika nasabah

belum juga melaksanakan kewajibannya maka pihak ALIF secara tegas

memberikan surat peringatan ketiga disertai surat peringatan yang berisi

bahwa pihak ALIF akan melakukan eksekusi terhadap agunan/jaminan

kemudian akan melelang agunan/jaminan yang diberikan oleh nasabah.

D. Penerapan pendapatan pembiayaan pada PT.Al Ijarah Indonesia

1. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik pada

PT.ALIF diakui dengan pendekatan dasar kas, yaitu pada saat pembayaran

sewa sebesar nilai angsuran yang di dalamnya terdapat harga pokok

pembiayaan serta marginnya dan dihitung secara proposional.

2. Perhitungan Margin

Page 50: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

l

PT.ALIF menentukkan tarif sewa kepada mustajir dengan menetapkan

margin terlebih dahulu. Dalam perhitungan margin ijarah dan ijarah

muntahiya bit tamlik dihitung dengan menggunakan metode margin

keuntungan efektif.

Perhitungan margin dapat dilakukan berdasarkan rumus dengan

menghitung jumlah angsuran, porsi margin, dan porsi pokok, yaitu:

a. Formula jumlah angsuran

Rumus :ATn = ( P x m )

1 -1 n

( 1 + m/12)

Dimana: ATn = Jumlah Angsuran perbulan atau tarif sewa perbulan

P = Pokok pembiayaan

m = Persentase margin perbulan

n = Jangka waktu pembiayaan

b. Formula Porsi Margin

Rumus : Mn = OSn x m 12

Dimana: Mn : Porsi margin bulan ke n = 1,2,3,4......12

OSn: Outstanding pembiayaan bulan ke n = 1,2,3,......12

m: Persentase margin perbulan.

c. Formulasi Porsi Pokok

Rumus : APn = ATn – Mn

Page 51: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

li

Dimana : APn : Porsi Pokok ( dalam bulanan)

ATn : Jumlah angsuran perbulan

Mn : Porsi margin ( dalam bulanan )

d. Formulasi Total Sewa

Rumus : TS = ATn x n

Dimana: TS : Total Sewa

Tn : Jumlah angsuran perbulan

n: Jangka waktu pembiayaan

e. Formulasi Margin Sewa Maksimal

Rumus : MS = TS – P

Dimana : MS : Margin sewa maksimal

TS : Total sewa

P : Pokok Pembiayaan

3. Perhitungan Penyusutan atas Aktiva ijarah

Secara prinsip aset ijarah sebagai objek sewa kepemilikannya dimiliki

oleh PT. ALIF. Aset ijarah disusutkan secara straight line method dengan

masa sewa. Masa manfaat atas aset ijarah akan menurun tiap bulannya, oleh

sebab itu PT. ALIF menghitung penyusutan atas aset ijarah dengan rumus

sebagai berikut:

= Harga Perolehan – Nilai sisa

Jangka waktu

4. Contoh Kasus Pembiayaan Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

PT. AIL mengajukan pembiayaan ijarah muntahiya bit tamlik kepada

PT. ALIF. Dengan pembelian 5 unit Truck Nissan Tronton Type CWA 211

Page 52: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lii

MHRSS beserta spare part dari PT. BUANA FINANCE Tbk sebesar

Rp.2.000.000.000,-. Kelima truck tersebut digunakan untuk pekerjaan

pengangkutan batu bara yang digunakan untuk proyek dengan perusahan lain.

Maka dengan itu PT. ALIF memberikan fasilitas Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

sebagai berikut:

Margin sewa Maksimal Rp. 770,084,060.00

Total Harga Sewa Rp. 2,770,084,062.00

Sewa Bulanan Maksimal Rp. 57,710,085.00

Security Deposit Rp. 200,000,000.00

Biaya Administrasi Rp. 30,000,000.00

Persentase Margin 17 %

Masa Sewa 48 bulan

a.Perhitungan margin

1). Jumlah angsuran ( lihat formula jumlah angsuran)

AT = Rp. 2.000.000.000 x 17%/12

1 -1

( 1 + 17% / 12)

= Rp. 57.710.085

Maka jumlah angsuran atau tarif sewa yang dibebankan kepada PT.

AIL adalah sebesar Rp. 57.710.085 dengan jangka waktu 48 bulan.

2) Jumlah Porsi margin (lihat formula porsi margin)

Page 53: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

liii

Mn = Rp. 2.000.000.000, x 17% 12

= Rp. 28.333.333

Porsi margin PT. AIL pada bulan pertama sebesar Rp. 28.333.333

terdiri dari nilai outstanding yaitu hasil dari pokok pembiayaan di

kurangi dengan margin bulan pertama. Nilai tiap bulannya akan

berubah dan nilainya akan menurun, begitu pula dengan nilai

outstanding karena nilai outstanding akan dipengaruhi dengan porsi

margin perbulannya.

3). Jumlah Porsi Pokok ( Lihat formulasi porsi pokok )

APn = Rp. 57.710.085 – Rp. 28.333.333

= Rp. 29.376.752

Dilihat dari formulasi di atas maka jumlah porsi pokok PT. AIL pada

tahun pertama yaitu sebesar Rp 29.376.752

4). Jumlah Total Sewa ( Lihat Formulasi total sewa)

TS = Rp. 57.710.085 x 48

= Rp. 2.770.084.062

Total sewa sebesar Rp. 2.770.084.062 didapat dari angsuran perbulan

dikalikan dengan jumlah waktu angsuran karena total sewa merupakan

keseluruhan dari angsuran PT.AIL yang harus dibayar selama 48 bulan

masa sewa.

5). Jumlah Margin Sewa Maksimal ( Lihat formulasi margin sewa

maksimal )

MS = Rp. 2.770.084.062 - Rp. 2.000.000.000

Page 54: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

liv

= Rp. 770.084.062

Margin sewa didapatkan dari Total sewa PT. AIL dikurangi dengan

Pokok Pembiayaannya dan hasilnya sebesar Rp. 770.084.062. Sewa

margin maksimal adalah total dari porsi margin PT. AIL selama 48

bulan waktu angsuran.

b.Perhitungan penyusutan atas aset ijarah ( lihat rumus penyusutan )

= Rp. 2.000.000.000 - 0

4

= Rp. 500.000.000 ( perhitungan penyusutan pertahun)

Maka penyusutan tiap bulannya pada akhir pelaporan yaitu:

= 1 x Rp. 500.000.000

12

= Rp. 41.666.667

PT. ALIF akan menyusutkan aset ijarah-nya pada tiap bulan sebesar

Rp. 41.666.67 selama masa ijarah. Penyusutan atas aset ijarah tidak dicatat

oleh PT.ALIF tiap bulan tetapi hanya dicatat sebagai rek. Administrasi.38

E. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Pembiayaan Ijarah

Ijarah yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang /

jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa / upah, tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

38 Sumber Dari Laporan ALIF,tahun 2007

Page 55: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lv

Ijma’ ulama sepakat menyatakan bahwa akad ijarah dibolehkan karena

mengandung maksud dan tujuan yang baik, yaitu tolong-menolong antara

sesama manusia dalam masalah sewa-menyewa. Hal ini sesuai dengan firman

Allah :

☺ ☺

⌫ ⌧

⌫ ☺

Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.(Q.s 43 : Ayat .32)

Disamping itu dibolehkannya ijarah ini karena memang pada dasarnya

semua bentuk Muamalah boleh dilakukan selama tidak ada dalil yang

melarangnya / mengharamkannya, hal ini sesuai dengan kaidah fiqih:

األصلوفي المعامالت اإلباحة إالأن يدل دليل على تحريمها

Artinya : “ Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya “.

Selain itu, agar akad ijarah sesuai dengan ajaran Islam. Maka Dewan

Syariah Nasional (DSN) memndang perlu menetapkan fatwa tentang akad

ijarah untuk dijadikan pedoman oleh LKS, sebagaimana sesuai dengan hadis

Nabi :

Page 56: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lvi

من الزرع وماسعدبالماءمنها آنانكري األرض بماعلى السوافي ى اهللا عليه وسلم عن ذلك وأمرناأن نكريهابذهب فنهانارسول اهللا صل

أوفضة

Artinya : “Kami menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya. Maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak“.

Kewajiban LKS dan nasabah dalam pembiayaan ijarah adalah :

1. Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa :

a. Menyediakan aset yang disewakan

b. Menanggung biaya pemeliharaan asset

c. Menjaminkan bila terdapat cacat pada asset yang disewakan.

2. Kewajiban nasabah sebagai penyewa :

a. Membayar sewa dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan asset yang disewa serta

menggunakannya sesuai kontrak

b. Menanggung biaya pemeliharaan asset yang sifatnya ringan (tidak materiil)

c. Jika asset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga

bukan karena kelalaian pihak penyewa dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas

kerusakan tersebut.39

Ulama fiqih juga mengemukakan dari beberapa sabda Rasulullah

SAW, diantaranya : “Berikanlah upah / jasa kepada orang yang kamu

pekerjakan sebelum kering keringat mereka” (HR.Abu Ya’la, Ibnu Majah, At-

Tabrani, dan At-Tirmidzi).

Secara umum dapat dikatakan bahwa konsep dan operasional ijarah

yang terdapat di ALIF telah memenuhi kriteria hulum berdasarkan Syariah

Islam. Hal ini jika ditinjau dari :

1. Sifat Akad Ijarah

Ulama fiqih berbeda pendapat tentang sifat akad ijarah, apakah bersifat

mengikat kedua belah pihak atau tidak. Ulama Mazhab Hanafi berpendirian

39 Himpunan Fatwa DSN untuk Lembaga Keuangan Syariah, h.64

Page 57: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lvii

bahwa akad ijarah itu bersifat mengikat, tetapi bisa dibatalkan secara sepihak

apabila terdapat uzur dari salah satu pihak yang berakad, seperti salah pihak

wafat atau kehilangan kecakapan bertindak hukum. Akan tetapi, jumhur ulama

mengatakan bahwa akad ijarah itu bersifat mengikat, kecuali ada cacat atau

barang itu tidak bisa dimanfaatkan. Akibat perbedaan pendapat ini terlihat

dalam kasus apabila salah seorang meninggal dunia. Menurut ulama Mazhab

Hanafi, apabila sa;lah seorang yang berakad meninggal dunia, maka akad

ijarah batal, karena manfaat tidak bisa diwariskan. Akan tetapi, jumhur ulama

mengatakan bahwa manfaat itu bisa diwariskan karena termasuk harta (al-

mal). Oleh sebab itu, kematian salah satu pihak yang berakad tidak

membatalkan akad ijarah.

2. Tanggung Jawab Orang yang Diupah/Digaji

Apabila orang yang dipekerjakan itu bersifat pribadi, maka seluruh

oekerjaan yang ditentukan untuk dikerjakan menjadi tanggung jawabnya.

Akan tetapi, ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa apabila objek yang

dikerjakannya itu rusak ditangannya, bukan karena kelalaian dan kesengajaan,

maka ia tidak bisa dituntut ganti rugi. Apabial kerusakan itu terjadi atas

kesengajaan atau kelalaiannya, maka menurut kesepakatan ahli fiqih ia wajib

membayar ganti rugi. Misalnya, sebuah piring terjatuh dari tangan pembantu

rumah tangga ketika mencucinya. Dalam kasus seperti ini, karena pecahnya

piring itu bukan disengaja atau karena kelalaiannya.

Penjual jasa untuk kepentingan orang banyak, seperti tukang jahit dan

tukang sepatu orang yang diperbaikinya rusak atau pakaian yang dijahit

penjahit itu rusak, maka ulama kiqih berbeda pendapat dalam masalah ganti

rugi terhadap kerusakan tersebut. Imam Abu Hanifah, Zufar bin Hudail bin

Page 58: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lviii

Qais al-Kufi, ulama Mazhab Hanbali dan Syafe’i, berpendapat bahwa apabila

kerusakan itu bukan karena unsur kesengajaan dan kelalaian tukang sepatu

atau tukang jahit tersebut, maka ia tidak dituntut ganti rugi barang yang rusak

itu. Imam Abu Yusuf dan Muhammad Hasan asy-Syaibani, keduanya sahabat

Imam Ahmad bin Hanbal, berpendapat bahwa penjual jasa untuk kepentingan

umum bertanggung jawad atas kerusakan barang yang sedang dikerjakannya,

baik dengan sengaja maupun tidak, kecuali kerusakan itu diluar batas

kemampuannya untuk menghindari, seperti banjir besar atau kebakaran.

Ulama Mazhab Maliki berpendapat bahwa apabila sifat pekerjaan itu

membekas pada barang yang dikerjakan, seperti pekerjaan itu membekas pada

barang yang dikerjakan, seperti pekerjaan binatu, juru masak, dan buruh

angkat (kuli), maka baik sengaja maupun tidak sengaja, segala kerusakan yang

terjadi menjadi tanggung jawab mereka dan wajib mereka ganti.

3. Rukun dan Syarat Ijarah

Menurut Hanafi, rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab (ungkapan

menyewakan) dan kabul (persetujuan terhadap sewa-menyewa). Jumhur

ulama mengatakan bahwa rukun ijarah ada empat, yaitu : orang yang berakad,

sewa/imbalan, manfaat, dan sigah (ijab dan kabul). Ulama Mazhab

Hanafimenyatakan bahwa orang yang berakad, sewa/imbalan, dan manfaat,

termasuk syarat ijarah, bukan rukunnya.

Sebagai sebuah transaksi umum, ijarah baru dianggap sah telah

memenuhi rukun dan syaratnya. Sebagaimana yang berlaku secara umum

dalam transaksi lainnya. Adapun syarat akad ijarah adalah sebagai berikut:

a. Untuk kedua orang yang berakad, menurut ulama Mazhab Syafi’i dan Hanbali, disyaratkan telah baligh dan

berakal. Oleh sebab itu, apabila orang yang belum atau tidak berakal, seperti anak kecil dan orang gila,

menyewakan harta mereka atau diri mereka (sebagai buruh), maka ijarahnya tidak sah. Akan tetapi, ulama

Page 59: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lix

Mazhab Hanafi dan Maliki berpendapat bahwa kedua orang yang berakad itu tidak harus mencapai usia baliq,

tetapi anak yang telah mumayiz pun boleh melakukan akad ijarah. Namun, mereka mengatakan apabila

seorang anakyang mumayiz melakukan akad ijarah terhadap harta atau dirinya, maka akad itu baru dianggap

sah apabila disetujui oleh walinya.

b. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya untuk melakukan akad ijarah. Apabila salah seorang

diantaranya terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidak sah. Hal ini berdasarkan pada firman Allah

SWT dalam surah an-Nisa ayat 29

Artinya :”Hai orang –orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka...”

c. Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara sempurna sehingga tidak muncul perselisihan di

kemudian hari. Apabila manfaat yang akan menjadi objek ijarah tersebut tidak jelas, maka akadnya tidak sah.

Kejelasan manfaat itu dapat dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya, dan penjelasan berapa lama

manfaat di tangan penyewa. Dalam masalah penentuan waktu sewa ini, ulama Mazhab Syafi’i memberikan

syarat yang ketat. Menurut mereka, apabila seseorang menyewakan rumahnya selama satu tahun dengan harga

sewa Rp 1 juta sebulan, maka akad sewa-menyewa batal, karena dalam akad seperti ini diperlukan

pengulangan akad baru setiap bulan.

d. Objek ijarah itu bisa diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan tidak bercacat. Oleh karena itu, ulama

fiqih sepakat menyatakan bahwa tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak bisa diserahkan dan dimanfaatkan

langsung oleh penyewa. Misalnya, apabila seseorang menyewa rumah, maka rumah rumah itu langsung ia

terima kuncinya dan langsung bisa ia manfaatkan. Apabila rumah itu masih berada ditangan orang lain, maka

akad ijarah hanya berlaku sejak rumah itu bisa diterima dan ditempati oleh penyewa kedua. Demikian juga

halnya apabila atap rumah itu bocor dan sumurnya kering, sehingga membawa mudarat bagi penyewa. Dalam

kaitan ini ulama fiqih sepakat meenyatakan bahwa pihak penyewa berhak memilih apakah akan melanjutkan

akad tersebut atau membatalkannya.

e. Ulama Mazhab Hanafi berpendapat bahwa upah/sewa itu tidak sejenis dengan manfaat yang disewa. Misalnay,

dalam sewa-menyewa rumah. Jika sewa rumah dibayar dengan penyewaan kebun, menurut mereka ijarah

seperti ini dibolehkan. Apabila sewa rumah itu dilakukan dengan cara mempertukarkan rumah, seperti A

menyewakan rumahnya pada B. B dalam membayar sewa rumah tersebut menyewakan pula rumahnya pada A,

sebagai sewa sedangkan dari segi kualitas dan kuantitas tidak berbeda. Sewa-menyeaw seperti ini tidak sah.

Page 60: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lx

Akan tetapi, jumhur ulama tidak menyetujui syarat ini, karena menurut mereka antara sewa dan manfaat yang

disewakan boleh sejenis.

4. Berakhirnya Akad Ijarah

a. Habisnya tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah. Apabila yang disewakan itu rumah, maka

rumah itu dikembalikan kepada pemiliknya, dan apabila yang disewa itu adalah jasa seseorang. Maka ia

berhak menerima upahnya, kedua hal ini disepakati oleh seluruh ulama fiqih.

b. Menurut ulama Mazhab Hanafi, wafatnya salah seorang yang berakad, karena akad ijarah. Menurut

mereka, tidak bisa diwariskan. Sedangkan menurut jumhur ulama, akad ijarah tidak batal dengan

wafatnya salah seorang yang berakad, karena manfaat menurut mereka, bisa diwariskan dan ijarah sama

dengan jual beli, yaitu mengikat kedua belah pihak yang berakad.

c. Menurut ulama Mazhab Hanafi, apabila ada uzur dari salah satu pihak, seperti rumah yang disewakan

disita negara karena terkait utang yang banyak, maka akad ijarah batal. Uzur yang dapat membatalkan

akad ijarah tersebut, menurut ulama Mazhab Hanafi adalah salah satu pihak jatuh pailit, dan berpindah

tempatnya penyewa. Misalnya, seseorang digaji untuk menggali sumur suatu desa, namun sebelum sumur

itu selesai penduduk desa itu pindah kedesa lain. Akan tetapi, menurut jumhur ulama uzur yang bisa

membatalkan akad ijarah tersebut hanyalah apabila objeknya mengandung cacat atau manfaat yang

dituju dalam akad itu hilang, seperti kebakaran dan dilanda banjir.40

40 Abdul Aziz Dahlan, (Ed), Ensiklopedia Hukum Islam, h.661-663

Page 61: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxi

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan teoritis pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan

membahas mengenai perlakuan akuntansi leasing syariah yang terjadi pada PT.Al

Ijarah Indonesia Finance.yang dimaksud perlakuan akuntansi leasing syariah

tersebut yaitu perlakuan akuntansi ijarah dan perlakuan akuntansi ijarah

muntahiya bittamlik.

4.1 Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bit

Tamlik

Dalam memberikan pembiayaan kepada mustajir, PT. ALIF harus

seleksi dalam memilih calon mustajir yang akan melakukan ijarah. Dengan

demikian prosedur PT.ALIF dalam penerimaan calon mustajir maupun

dalam pelaksanaan pembiayaan bertujuan agar kegiatan permodalan

berlangsung dengan baik.Selain itu agar PT. ALIF tidak salah memilih

mustajir sebagai konsumennya, karena pembiayaan ini akan memupuk suatu

Page 62: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxii

kepercayaan dan tidak menutup kemungkinan bahwa mustajir tidak akan

mengembalikan pembiayaan yang diberikan oleh PT.ALIF dan akan

menimbulkan kredit macet, hal tersebut akan yang menyebabkan suatu

lembaga keuangan mengalamai kerugian atau terjadinya likuiditas. Untuk

memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan pembiyaan, PT.

ALIF harus melakukan penilaian yang cermat dan benar terhadap watak,

kemampuan, modal, prospek usaha nasabah dan agunan. Oleh sebab itu

PT.ALIF menetapkan prosedur dalam pelaksanaan pembiayaan sebagai

berikut:

4.1.1. Prosedur penerimaan calon mustajir

Dalam permohonan pembiayaan PT. ALIF mensyaratkan kepada

mustajir memuat lampiran – lampiran sebagai berikut:

1. Gambaran umum usaha, yaitu calon musta’jir harus mendeskripsikan

profil perusahaannya, serta juga menjelaskan apa tujuan dari penggunaan

pembiayaan yang akan dilakukan.

2. Rencana atau prospek usaha, artinya calon musta’jir menjelaskan

bagaimana prospek usahanya kedepan nanti, yang nantinya akan

dianalisis oleh PT. ALIF untuk melihat apakah dimasa mendatang calon

musta’jir akan mampu membayar uang sewa yang telah ditetapkan PT.

ALIF dengan usaha yang dijalankannya.

Page 63: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxiii

3. Legalitas perusahaan, yang di dalamnya harus termuat antara lain Akte

pendirian, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili

Usaha, Surat Izin Usaha Perusahaan serta identitas lainnya.

4. Laporan keuangan dari calon mustajir periode 3 tahun terakhir,

maksudnya PT. ALIF akan melihat kondisi laporan keuangan calon

mustajir apakah layak untuk mendapatakan pembiayaan dari PT.ALIF

atau tidak.

5. Proyeksi cashflow, maksudnya untuk melihat sumber pengembalian

pembiayaan yang akan diberikan oleh calon mustajir kepada PT. ALIF.

6. Data jaminan, artinya calon mustajir harus dapat memberikan data

jaminan kepada PT.ALIF untuk memastikan bahwa calon mustajir akan

tetap membayar tarif sewa yang ditetapkan oleh PT.ALIF.

4.1.2 Prosedur Pembiayaan

Dalam hal ini PT. ALIF berkenaan dengan pinjaman/pembiayaan

(pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik) yang di dukung oleh

surat pengakuan hutang atau hutang lainnya yang ditandatangani oleh

Debitur. Bagian umum dan administrasi membukukan pinjaman/pembiayaan

setelah menerima pesetujuan tertulis seperti yang digariskan pada

kebijaksanaan pembiayaan. Catatan pembiayaan (TTUN/Tanda Terima

Uang Nasabah, Promes Non Interes Bearing) dan dokumen

pinjaman/pembiayaan lainnya disiapkan dalam keadaan bagaimanapun juga

transaksi pinjaman/pembiayaan tidak boleh dibukukan sebelum persetujuan

tertulis untuk dasar menyiapkan Kartu Pinjaman/Pembiayaan adalah copy

Page 64: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxiv

Halfsheet (NPP/Nota Persetujuan Pembukuan) yang telah disahkan

sebagaimana disyaratkan dalam Kebijaksanaan Pembiayaan. Paraf pada

Catatan Pembiayaan ( Surat Promes Non Interest Bearing, TTUN) dan

dokumen – dokumen lain yang mungkin ditunjukkan di depan pengadilan

sebagai bukti sah ( legal evidence ) dari adanya pemberian

pinjaman/pembiayaan, wajib dilakukan dengan menggunakan pensil terlebih

dahulu.

Tanggung jawab utama untuk mendapatkan dokumen – dokumen

secara lengkap yang berhubungan dengan pemberian pinjaman / pembiayaan

dalam PT.ALIF terletak pada Account Manager, kemudian membubuhkan

parafnya pada dokumen – dokumen tersebut sebagai bukti bahwa kebenaran

dokumen telah diperiksa Kepala Sport Pembiayaan/Business Head Division.

Account Manager memeriksa kembali kelengkapan dokumen dengan jalan

membandingkannya terhadap checklist yang tersedia, serta

memberitahukannya kepada Business Head Division jika terdapat

kekurangan.

Perjanjian Pembiayaan, Pengikatan Barang jaminan, Promes Non

Interest Bearing, TTUN dan dokumen – dokumen lain yang membuktikan

berhutangnya debitur, disimpan baik – baik agar terjamin keamanannya.

Penarikan atau pembayaran sebagian pinjaman / pembiayaan dan sisa

saldo pinjaman/pembiayaan yang masih berjalan wajib dicatat pada Kartu

Pinjaman Pembiayaan, sebagai tambahan lembur tickler yang bersangkutan

(untuk pemberian pinjaman/pembiayaan atau untuk pembayaran

Page 65: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxv

pinjaman/pembiayaan) dan diperbaharui jika terjadi pembayaran baik

seluruhnya maupun sebagian.

Perubahan jatuh tempo wajib disetujui oleh Komite Pembiayaan secara

tertulis. Setiap persetujuan pemberian pinjaman/ pembiayaan atau perubahan

suatu fasilitas, hanya dapat dilaksanakan setelah menerima konfirmasi.

Pembiayaan akan didaftarkan terlebih dahulu oleh account manager

mengenai data nasabah, dan mengisi data jaminan, berdasarkan halsheet dan

memorandum droping. Lalu dibukukan ke dalam sistem mengenai

pembiayaan tersebut, dimana setiap fasilitas mendapatkan satu nomor kartu.

Kepala bagian loan/Business Head Division meneliti kebenaran

pencantuman data yang tertera pada copy Halfsheet ke dalam pembukuan

Kartu Pinjaman/Pembiayaan ( nama debitur, nisbah bagi hasil/ mark up),

jatuh tempo, plafond pinjaman/pembiayaan, dan lain sebagainya. Setelah

diteliti kebenarannya, kepala bagian loan/Business Head Division

mengotorisasi dan membubuhkan parafnya pada memorandum perintah

droping dan halfsheet. Setiap terdapat pinjaman/pembiayaan, kepala bagian

loan/Business Head Division membubuhkan parafnya pada kolom yang

tersedia.

Setelah karyawan yang ditunjuk menerima Check List Dokumentasi

Pinjaman/Pembiayaan berikut dokumen – dokumennya, lalu meneliti

kelengkapannya, kemudian membubuhkan paraf pada ruang yang tersedia

sebagai bukti tanda terima dan tanda telah diperiksa.

Page 66: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxvi

4.2 Kebijakan Akuntansi pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance

Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada PT. ALIF yaitu sebagai berikut:

1. Dalam menentukan leasing terhadap mustajir, PT.ALIF mempunyai

klasifikasi dengan 2 metode yaitu :

a. Ijarah

PT.ALIF melakukan pembiayaan terhadap mustajir dengan

membeli barang sewa kemudian di sewakan kepada mustajir.

Dengan masa angsuran yang telah ditetapkan pada kesepakatan

bersama yang disertai dengan analisis yang telah dilakukan oleh

Account Manager pada PT. ALIF.

b. Ijarah Muntahiya Bit tamlik

Finance Lease proses pembiayaan yang dilakukan oleh

PT.ALIF dengan memberikan pembiayaan kepada mustajir yang

pada akhir periode mustajir mendapatkan hak opsi bahkan pada

akhir periode mustajir diharuskan untuk membeli barang sewa

sebesar sisa cicilan sewa.

2. Ijarah yang dalam bahasa konvensionalnya yaitu Leasing atau sewa guna

usaha, perusahaan atau lembaga yang bergerak dalam bidang pembiayaan

tersebut lebih menganut pada asas ekonomi karena dalam leasing

mempunyai barang yang disewakan, barang sewa tersebut mempunyai

masa atau umur ekonomis. Barang sewa tersebut harus di depresiasikan

atau disusutkan, oleh sebab itu metode penyusutan merupakan asas

ekonomi.

Page 67: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxvii

Besarnya biaya penyusutan aktiva ijarah/ ijarah muntahiya bit tamlik yang

dilakukan pada PT.ALIF dihiutng selama masa akad pembiayaan.

3. Pendapatan PT. ALIF diakui secara pendekatan dasar kas (cash basis).

4. Setiap perusahaan wajib untuk melaporkan laporan keuangannya untuk

mengukur kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan PT.ALIF adalah

sebulan sekali. PT.ALIF melaporkan laporan keuangannya tiap bulan

kepada Departemen Keuangan dan BAPEPAM dan di setujui oleh Bank

Indonesia.

4.3 Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bit

Tamlik

4.3.1 Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik pada

PT.ALIF diakui dengan pendekatan dasar kas, yaitu pada saat pembayaran

sewa sebesar nilai angsuran yang di dalamnya terdapat harga pokok

pembiayaan serta marginnya dan dihitung secara proposional.

4.3.2 Perhitungan Margin

PT.ALIF menentukkan tarif sewa kepada mustajir dengan menetapkan

margin terlebih dahulu. Dalam perhitungan margin ijarah dan ijarah

muntahiya bit tamlik dihitung dengan menggunakan metode margin

keuntungan efektif.

Page 68: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxviii

Perhitungan margin dapat dilakukan berdasarkan rumus dengan

menghitung jumlah angsuran, porsi margin, dan porsi pokok, yaitu:

a. Formula jumlah angsuran

ATn = ( P x m )

1 - 1 n

( 1 + m/12)

Dimana: ATn = Jumlah Angsuran perbulan atau tarif sewa perbulan

P = Pokok pembiayaan

m = Persentase margin perbulan

n = Jangka waktu pembiayaan

b. Formula Porsi Margin

Rumus : Mn = OSn x m 12

Dimana: Mn : Porsi margin bulan ke n = 1,2,3,4......12

OSn: Outstanding pembiayaan bulan ke n = 1,2,3,......12

m: Persentase margin perbulan

c. Formulasi Porsi Pokok

Rumus : APn = ATn – Mn

Dimana : APn : Porsi Pokok ( dalam bulanan)

ATn : Jumlah angsuran perbulan

Mn : Porsi margin ( dalam bulanan )

d. Formulasi Total Sewa

Rumus : TS = ATn x n

Dimana: TS : Total Sewa

Page 69: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxix

Tn : Jumlah angsuran perbulan

n: Jangka waktu pembiayaan

e. Formulasi Margin Sewa Maksimal

Rumus : MS = TS – P

Dimana : MS : Margin sewa maksimal

TS : Total sewa

P: Pokok Pembiayaan

4.3.3 Perhitungan Penyusutan atas Aktiva ijarah

Secara prinsip aset ijarah sebagai objek sewa kepemilikannya dimiliki

oleh PT. ALIF. Aset ijarah disusutkan secara straight line method dengan

masa sewa. Masa manfaat atas aset ijarah akan menurun tiap bulannya, oleh

sebab itu PT. ALIF menghitung penyusutan atas aset ijarah dengan rumus

sebagai berikut:

= Harga Perolehan – Nilai sisa

Jangka waktu

4.3.4 Contoh Kasus Pembiayaan Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

PT. AIL mengajukan pembiayaan ijarah muntahiya bit tamlik kepada

PT. ALIF. Dengan pembelian 5 unit Truck Nissan Tronton Type CWA 211

MHRSS beserta spare part dari PT. BUANA FINANCE Tbk sebesar

Rp.2.000.000.000,-. Kelima truck tersebut digunakan untuk pekerjaan

pengangkutan batu bara yang digunakan untuk proyek dengan perusahan

Page 70: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxx

lain. Maka dengan itu PT. ALIF memberikan fasilitas Ijarah Muntahiya Bit

Tamlik sebagai berikut:

Margin sewa Maksimal Rp. 770,084,060.00

Total Harga Sewa Rp. 2,770,084,062.00

Sewa Bulanan Maksimal Rp. 57,710,085.00

Security Deposit Rp. 200,000,000.00

Biaya Administrasi Rp. 30,000,000.00

Persentase Margin 17 %

Masa Sewa 48 bulan

Sumber: PT. Al Ijarah Indonesia Finance.

Perhitungan margin

a. Jumlah angsuran ( lihat formula jumlah angsuran)

AT = Rp. 2.000.000.000 x 17%/12

1 - 1 48

( 1 + 17% / 12)

= Rp. 57.710.085

Maka jumlah angsuran atau tarif sewa yang dibebankan kepada PT.

AIL adalah sebesar Rp. 57.710.085 dengan jangka waktu 48 bulan.

b. Jumlah Porsi margin (lihat formula porsi margin)

Mn = Rp. 2.000.000.000, x 17% 12

Page 71: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxi

= Rp. 28.333.333

Porsi margin PT. AIL pada bulan pertama sebesar Rp. 28.333.333

terdiri dari nilai outstanding yaitu hasil dari pokok pembiayaan di kurangi

dengan margin bulan pertama. Nilai tiap bulannya akan berubah dan

nilainya akan menurun, begitu pula dengan nilai outstanding karena nilai

outstanding akan dipengaruhi dengan porsi margin perbulannya.

c. Jumlah Porsi Pokok ( Lihat formulasi porsi pokok )

APn = Rp. 57.710.085 – Rp. 28.333.333

= Rp. 29.376.752

Dilihat dari formulasi di atas maka jumlah porsi pokok PT. AIL pada

tahun pertama yaitu sebesar Rp 29.376.752

d. Jumlah Total Sewa ( Lihat Formulasi total sewa)

TS = Rp. 57.710.085 x 48

= Rp. 2.770.084.062

Total sewa sebesar Rp. 2.770.084.062 didapat dari angsuran perbulan

dikalikan dengan jumlah waktu angsuran karena total sewa merupakan

keseluruhan dari angsuran PT.AIL yang harus dibayar selama 48 bulan masa

sewa.

e. Jumlah Margin Sewa Maksimal ( Lihat formulasi margin sewa maksimal )

MS = Rp. 2.770.084.062 - Rp. 2.000.000.000

= Rp. 770.084.062

Page 72: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxii

Margin sewa didapatkan dari Total sewa PT. AIL dikurangi dengan

Pokok Pembiayaannya dan hasilnya sebesar Rp. 770.084.062. Sewa margin

maksimal adalah total dari porsi margin PT. AIL selama 48 bulan waktu

angsuran.

Perhitungan penyusutan atas aset ijarah ( lihat rumus penyusutan )

= Rp. 2.000.000.000 - 0

4

= Rp. 500.000.000 ( perhitungan penyusutan pertahun)

Maka penyusutan tiap bulannya pada akhir pelaporan yaitu:

= 1 x Rp. 500.000.000

12

= Rp. 41.666.667

PT. ALIF akan menyusutkan aset ijarah-nya pada tiap bulan

sebesar Rp. 41.666.67 selama masa ijarah. Penyusutan atas aset ijarah tidak

dicatat oleh PT.ALIF tiap bulan tetapi hanya dicatat sebagai rek.

Administrasi.

4.3.4 Jurnal Pembiayaan Ijarah dan Ijarah Bit Tamlik

Berikut ini adalah pencatatan akuntansi selama akad ijarah berlangsung:

1. Pada saat pembelian barang oleh PT.ALIF dari supplier

Pada tanggal 02 Oktober 2007 PT. ALIF membeli truk beserta spare part

dengan harga perolehan Rp.2.000.000.000,- kepada supplier (PT. Buana).

Dalam pembelian truk beserta spare part PT. ALIF mencatat transaksi

pembelian aktiva tersebut yaitu sebagai berikut:

Page 73: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxiii

Jurnal:

Aktiva ijarah Rp. 2.000.000.000,-

Kas Rp, 2.000.000.000,-

Dalam droping (transaksi pembelian barang sewa) PT. ALIF

mendebet aktiva ijarah dan mengkredit kas karena pada saat pembelian

aktiva PT. ALIF langsung membayar kepada supplier maka aktiva akan

bertambah dan mengurangi kas. Aktiva tersebut kepemilikannya dimiliki

oleh PT. ALIF dan Kas yang dikeluarkan oleh PT. ALIF masuk ke dalam

Rek. PT.Buana.

2. Pada saat penerimaan pendapatan dari Biaya Administrasi

PT.AIL dengan PT. ALIF mengadakan akad perjanjian pembiayaan ijarah

yang diajukan oleh PT.ALIF. Dan pada saat akad tersebut yaitu pada tanggal

02 Oktober 2007 PT.AIL dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.

30.000.000 dan dicatat oleh PT.ALIF sebagai berikut

Jurnal:

Kas Rp. 30.0000.000

Pendapatan fee ijarah Rp 30.000.000

Biaya administrasi yang dibayar oleh PT.AIL merupakan pendapatan

fee bagi PT.ALIF dan menambah kas. Maka PT. ALIF mendebet kas dan

mengkredit pendapatan fee ijarah.

3. Pada saat menerima dana security deposit

Page 74: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxiv

Pada saat droping yaitu tanggal 02 Oktober 2007 PT.AIL memberikan dana

security deposit sebesar Rp. 200.000.000 sebagai jaminan dalam

pembiayaan ijarah muntahiya bit tamlik pada saat droping. Dana tersebut

dicatat oleh PT.ALIF sebagai berikut:

Jurnal:

Kas Rp. 200.000.000

Security Deposit PT.AIL Rp. 200.000.000

Dana security deposit ini adalah sebagai jaminan dalam pembiayaan

ijarah yang merupakan titipan deposit dari PT.AIL kepada PT.ALIF dalam

rangka pembiayaan IMBT maka dana yang diterima diakui sebagai hutang

PT.ALIF kepada PT. AIL. Oleh sebab itu PT. ALIF mendebet kas karena

menambah kas dan mengkredit deposit PT. AIL karena dana tersebut

merupakan hutang. Security Deposit dimasukan kedalam laporan keuangan

Neraca.

4. Pada saat PT.ALIF menerima pendapatan sewa dari PT. AIL

Pada tgl 02 November 2007 PT. ALIF menerima angsuran pertama dari PT.

AIL sebesar Rp. 57.710.085 . Dan PT.ALIF mencatat transaksi tersebut

sebagai berikut:

Jurnal:

Kas Rp. 57.710.085

Pendapatan ijarah Rp. 57.710.085

Page 75: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxv

Angsuran di bayar pertama kali oleh PT.AIL yaitu pada bulan Oktober,

angsuran sebesar Rp. 57.710.085 sesuai dengan perhitungan porsi jumlah

angsuran berdasarkan atas nilai pokok pembiayaan dan porsi margin yang

ditetapkan oleh PT.ALIF sesuai pada kesepakatan bersama pada saat akad.

Kas di debet oleh PT.ALIF karena dengan pembayaran angsuran yang

dilakukan oleh PT.AIL menambah akun kas dan mengkredit akun

pendapatan ijarah karena pembayaran angsuran tersebut merupakan

pendapatan bagi PT.ALIF. Pendapatan di posting di kredit karena

pendapatan ijarah bertambah dan mengurangi angsuran PT.AIL. Pendapatan

sewa di terima oleh PT.ALIF tiap bulan.

5. Pada saat pembebanan perbaikan dan pemeliharaan

Diasumsikan apabila terjadi kerusakan objek sewa pada tanggal 06

Desember 2007. Maka PT. ALIF sebagai pemberi sewa menanggung atas

pembebanan perbaikan dan pemeliharaan biaya tersebut diasumsikan

sebesar Rp. 10.000.000 . Dengan begitu PT.ALIF mencatat atas kerusakan

tersebut yaitu sebagai berikut:

Jurnal:

Beban perbaikan & pemeliharaan aktiva ijarah Rp.10.000.000

Kas Rp.10.000.000

Secara prinsip objek sewa tersebut merupakan aktiva PT. ALIF oleh

sebab itu segala perbaikan dan pemeliharaan secara rutin menjadi tanggung

jawab PT.ALIF tanpa kecuali terjadi karena kelalaian atau kesalahan yang

Page 76: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxvi

diperbuat oleh mustajir, dengan begitu PT. ALIF akan melakukan penelitian

terlebih dahulu karena biaya tersebut nantinya akan dibebankan oleh

PT.ALIF sebagai muajir. Kemudian PT. ALIF mendebet beban perbaikan &

pemeliharaan aktiva ijarah dan mengkredit kas karena PT.ALIF

mengeluarkan kas untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan oleh sebab itu

kas PT.ALIF berkurang. Biaya perbaikan dan pemeliharaan aktiva ijarah

jumlahnya akan selalu berubah.

Dan berikut ini adalah pencatatan akuntansi ijarah muntahiya bit tamlik yang

berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1. Pada saat pembayaran cicilan terlambat dan dikenai pinalty

Diasumsikan apabila PT. AIL mengalami keterlambatan 15 hari dalam

pembayaran angsuran bulan ke- 4 yaitu pada bulan febuari 2008 dengan

keterlambatan pembayaran angsuran maka PT.AIL dikenakan pinalty

sebesar 0,05% perhari. PT.ALIF mencatatnya dengan perhitungan pinalty

yaitu sebagai berikut:

Denda berdasarkan perhitungan penalty perhari

= 0,05% * Rp. 57.710.085 * 15 hari keterlambatan

= Rp. 432.825,63

Kemudian pinalty tersebut dicatat oleh PT.ALIF sebagai berikut:

Jurnal:

Kas Rp. 432.825,63

Denda pinalty PT.AIL Rp.432.825,63

Page 77: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxvii

PT. ALIF telah menetapkan kepada nasabahnya apabila terjadi

keterlambatan dalam pembayaran angsuran maka dikenakan pinalty sebesar

0,05% perhari. Pinalty tersebut dihitung berdasarkan besarnya angsuran dan

jumlah keterlambatan, kemudian hasil pinalty tersebut di catat sebagai denda

yang akan disalurakan. Pinalty tersebut nantinya akan disalurkan kepada

yayasan atau sebagainya. PT.ALIF mendebet kas karena pinalty menambah

kas PT.ALIF. Ketika denda pinalty tersebut disalurkan maka jurnalnya

dibalik yaitu sebagai berikut:

Denda pinalty PT. AIL Rp. 432.825,63

Kas Rp. 432.825,63

Denda pinalty PT. AIL dicatat disebelah debet karena denda tersebut

sudah disalurkan kepada Yayasan dan Kas PT. ALIF berkurang.

2. Pada saat pemindahan hak kepemilikan atas objek sewa

Hak kepemilikan atas objek sewa ini terjadi pada akhir masa sewa

berakhir yaitu tepatnya pada tanggal 02 Oktober 2011 sesuai dengan contoh

kasus diatas, dan diasumsikan bahwa tanggal 28 Mei 2011 PT.AIL

menggunakan hak opsinya untuk membeli objek sewa sebesar sisa sewa 5

bulan sewa sebesar Rp. 288.550.423 ( lihat jadwal angsuran ). Dan besarnya

penyusutan pada tanggal 28 Mei 2011 adalah Rp. 1.791.666.681 (Rp.

41.666.667 x 43 bulan) kemudian PT. ALIF mencatatnya sebagai berikut:

Page 78: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxviii

Jurnal:

Kas Rp. 288.550.423

Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp. 1.791.666.681

Aktiva yg diperoleh utk ijarah Rp. 2.000.000.000

Keuntungan penjualan aktiva ijarah Rp. 80.217.104

Pada pemindahan hak sewa yang dilakukan pada tanggal 28 Mei 2008

PT. AIL mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa ijarah dan PT.

ALIF mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 80.217.104 karena penjualan

atas objek sewa tersebut dijual dengan harga sekedarnya dan tanpa nilai

sisa. PT.ALIF Mencatat kas sebesar Rp. 288.550.423 karena PT. AIL

melakukan pemindahan hak kempemilikan pada bulan ke – 43 maka kas

sebesar nilai sisa angsuran. Penyusutan selama 43 bulan yaitu sebesar Rp.

1.791.666.681 dan diakui sebagai akumulasi di sebelah debet karena objek

sewa dibeli oleh PT. AIL sebagai mustajir dan penyusutan yang awalnya

ditanggung oleh PT.ALIF pada saat terjadi pemindahaan objek sewa

ijarah penyusutan atas aktiva ijarah pun berpindah dan di tanggung oleh

PT. AIL. Dan aktiva yang diperoleh untuk ijarah sebesar harga perolehan

yaitu Rp. 2.000.000.000 di kredit oleh PT. ALIF karena aktiva ijarah

sudah berpindah kepemilikan kepada PT. AIL.

Page 79: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxix

Pada saat terjadinya ijarah muntahiya bit tamlik PT. ALIF

mengembalikan security deposit yang diberikan oleh PT. AIL pada saat

droping, kemudian security deposit di catat oleh PT.ALIF sebagai berikut:

Jurnal :

Security deposit Rp. 200.000.000

Kas Rp. 200.000.000

Security deposit di kredit oleh PT. ALIF karena jaminan tersebut

dikembalikan dan mendebet kas.

4.4 Analisa Perlakuan Akuntansi Leasing Syariah dalam Pembiayaan Ijarah

dan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

Setelah melihat penerapan dan perlakuan akuntansi atas transaksi ijarah

dan ijarah muntahiya bit tamlik yang terjadi pada PT. ALIF berdasarkan

contoh kasus diatas, maka dapat dilakukan analisis mengenai perlakuan

akuntansinya berdasarkan kesesuaiannya dengan PSAK No. 59 yaitu sebagai

berikut:

1. PT. ALIF menggunakan pencatatan atas pendapatannya secara pendekatan

dasar kas (cash basis) yaitu pendapatan diakui pada saat penerimaan kas.

PT. ALIF melaporkan laporan keuangannya kepada BAPEPAM dan

Departemen Keuangan setiap akhir bulan tetapi PT. ALIF tidak melakukan

jurnal penyesuaian pada setiap akhir bulannya.

Page 80: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxx

2. Aset ijarah disusutkan oleh PT. ALIF setiap bulannya karena ada

pengurangan atas manfaat aset ijarah. Disusutkan tanpa nilai sisa dan telah

di hitung dengan straight line method berdasarkan jangka waktu angsuran/

masa sewa. Penyusutan tidak dicatat sebagai jurnal penyesuaian pada

setiap akhir bulan melainkan dicatat ke dalam rekening administrasi pada

PT. ALIF hanya sebagai pengukuran saja.

3. PT. ALIF tidak membuat jurnal penyesuaian pada akhir bulan ketika

memberikan Laporan Keuangan kepada BAPEPAM dan Departemen

Keuangan.

4. Laporan keuangan PT. ALIF masih Relevan karena PT.ALIF merupakan

perusahaan baru beroperasi dalam kegiatannya.

PT. ALIF adalah lembaga keuangan yang memberikan pembiayaan

syariah berupa ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik ini menggunakan

penerapan akuntansinya dengan kesesuaian PSAK No. 59 dikarenakan

belum ada peraturan yang merinci mengenai pembiayaan ijarah dan ijarah

muntahiya bit tamlik bagi Lembaga Keuangan Leasing Syariah. Dari

kegiatan PT. ALIF yang merupakan lembaga keuangan non bank

seharusnya menggunakan PSAK No. 30 tentang Sewa Guna Usaha tetapi

dikarenakan dalam syariah tidak ada bunga maka PT. ALIF memakai

PSAK No. 59 tentang Perbankan Syariah sebagai acuan dalam pencatatan

akuntansi karena didalamnya terdapat penjelasan mengenai pembiayaan

ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik.

Page 81: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxi

Untuk lebih jelasnya perlakuan akuntansi leasing syariah atas

pembiyaan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik dapat dibandingkan

dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi leasing Syariah atas

Pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik pada PT.ALIF dengan

PSAK No.59

No Perlakuan Akuntansi Leasing Syariah pada PT.Al Ijarah Indonesia Finance

Perlakuan Akuntansi Leasing Syariah menurut PSAK No. 59

Keterangan

1.

Pada saat pembelian aktiva PT. ALIF mencatatnya sebesar harga perolehan dan diakui pada saat pembelian aktiva ijarah.

Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan saat perolehan objek sewa.

Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh PT. ALIF dalam pembelian aktiva ijarah sesuai dengan PSAK No.59 yaitu pada saat pembelian dicatat sebesar harga perolehan dan diakui pada saat pembelian aktiva ijarah

2. PT. ALIF mengakui pendapatan fee ijarah dari biaya administrasi PT.AIL dicatat sebagai pendapatan fee ijarah di kredit dan mengakui kas di debet.

Mengenai pendapatan yang berasal dari biaya administrasi dalam PSAK No.59 belum diatur secara rinci.

Biaya administrasi belum terinci dalam PSAK No.59 tetapi PT. ALIF telah mencatat dan mengakui biaya administrasi tersebut sebagai pendapatan fee ijarah dalam laporan keuangan rugi/laba.

3. PT.ALIF mengakui dana security deposit sebagai hutang dan mencatat di sebelah kredit dan mendebit kas.

Di dalam PSAK No. 59 mengenai dana security deposit belum terinci.

Security deposit dicatat oleh PT.ALIF sebagai jaminan dari PT.AIL dalam PSAK No. 59 belum merincikan mengenai hal tersebut .

Page 82: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxii

4.

Pada saat penerimaan sewa PT. ALIF mencatatnya berdasarkan porsi margin yang didalamnya terdapat harga pokok dan marginnya diakui selama masa sewa secara proposional

Pendapatan sewa menurut PSAK No.59 diakui selama masa akad secara proposional.

Pencatatan pendapatan sewa dicatat oleh PT.ALIF sesuai dengan PSAK No.59 yaitu di hitung berdasarkan porsi margin dan diakui secara proposional.

No Perlakuan Akuntansi Leasing Syariah pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance

Perlakuan Akuntansi Leasing Syariah menurut PSAK No. 59

Keterangan

5. PT. ALIF mengakui pendapatan secara dasar kas. Maka tidak ada realisasi piutang pendapatan pada akhir periode pelaporan.

Piutang pendapatan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan.

Pendapatan diakui secara dasar kas yaitu diakui pada saat PT. ALIF menerima kas dengan begitu dalam pencatatan yang dilakukan oleh PT.ALIF terdapat ketidaksesuaian dengan PSAK No. 59 karena PT. ALIF tidak mereali-sasikan piutang penda-patan pada akhir periode pelaporan akuntansi.

4

Pada saat pembebanan perbaikan dan pemeliharaan PT.ALIF mengakui sebagai beban dan di catat di debet dan mengkredit kas pada saat terjadinya perbaikan. Dan mengakui perbaikan dan pemeliharaan atas aktiva ijarah secara rutin.

Menurut PSAK No. 59 jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek sewa dengan persetujuan pemilik objek sewa maka biaya dibebankan kepada pemilik objek sewa dan diakui sewa maka biaya tersebut dibebankan kepada perbaikan.

Dalam pencatatan dan pengakuan beban perbaikan &pemeliharaan rutin atas objek sewa yang dilakukan oleh PT.ALIF sesuai dengan PSAK No. 59 karena PT.ALIF sebagai pemilik objek sewa menanggung atas perbaikan dan pemeliharaan rutin objek tersebut.

6. PT. ALIF mengakui penyusutan atas aktiva ijarah dihitung sesuai dengan masa sewanya dengan dicatat di rekening administratif setiap bulannya disebelah kredit dan akan diakui sebagai beban pada akhir tahun. Dengan begitu maka pencatatan biaya menggunakan pendekatan dasar akrual.

Objek sewa disusutkan sesuai dengan kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika merupakan transaksi ijarah dan masa sewa jika merupakan transaksi IMBT

Penyusutan yang diakui PT.ALIF sesuai dengan PSAK No.59 dengan mengakui penyusutan aktiva ijarah dihitung sesuai dengan masa sewa. Dicatat ke dalam rek.adm tiap bulannya dan diakui pendapatan pada akhir tahun. Dan pencatatan biaya menggunakan pendekatan dasar akrual.

7 PT. ALIF mencatat denda Mengenai denda penalty PSAK No.59 belum

Page 83: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxiii

yang belum disalurkan yang diakui sebagai hutang yang akan disalurkan sebagai zakat atas keterlambatan pembayaran angsuran yang dilakukan oleh PT. AIL.

yang dicatat oleh PT. ALIF dalam PSAK No. 59 belum mengatur secara rinci.

mengatur secara rinci mengenai denda pinalty tetapi PT.ALIF mencatat denda penalty dan diakui sebagai hutang karena merupakan denda yang akan disalurkan.

No Perlakuan Akuntansi Leasing Syariah pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance

Perlakuan Akuntansi Leasing Syariah menurut PSAK No. 59

Keterangan

8. Dalam perpindahan kepemilikan objek sewa ijarah PT ALIF mengakuinya sebesar harga cicilan dan diakui pada saat mustajir membeli objek sewa dan keuntungan atau kerugian diakui oleh PT. ALIF sebesar selisih dari harga jual dengan niali buku.

Perpindahan hak milik objek sewa dalam IMBT melalui penjualan objek sewa sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada saat penyewa membeli objek sewa. Pemilik objek sewa mengakui keuntungan /kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku objek sewa.

Pencatatan transaksi IMBT dalam perpindahan hak atas kepemilikan objek sewa ijarah yang dilakukan oleh PT. ALIF sesuai dengan PSAK No. 59. Keuntungan dan kerugian yang diperoleh oleh PT. ALIF sesuai dengan PSAK No. 59 yaitu sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku objek sewa.

Page 84: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxiv

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan penelitian lapangan, mekanisme PT. ALIF dalam

memberikan pembiayaan modal kerja Ijarah terhadap nasabahnya yaitu

dengan langkah-langkah berikut :

1) PT. ALIF harus seleksi dalam memilih calon mustajir yang akan

melakukan Ijarah.

2) PT. ALIF harus melakukan penilaian yang cermat dan benar terhadap

watak, kemampuan, modal, prospek, usaha, nasabah dan agunan.

2. Dalam menentukan pembiayaan terhadap mustajir PT. ALIF mempunyai

klasifikasi dengan dua metode yaitu:

1) Ijarah

PT. ALIF melakukan pembiayaan terhadap mustajir dengan membeli

barang sewa kemudian disewakan kepada mustajir. Dengan masa

angsuran yang telah ditetapkan pada kesepakatan bersama yang

disertai dengan analisis yang telah dilakukan oleh accoun manager

pada ALIF.

Page 85: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxv

2) Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

Finance Lease proses pembiayaan yang dilakukan oleh PT. ALIF

dengan memberikan pembiayaan kepada mustajir yang pada akhir

periode mustajir mendapatkan hak obsi bahkan pada akhir periode

mustajir diharuskan untuk membeli barang sewa sebesar sisa cicilan

sewa.

3. Tindakan yang diberikan oleh pihak ALIF apabila terjadi wanprestasi

terhadap nasabah.

Tindakan yang dilakukan oleh pihak ALIF terhadap nasabah yang

melakukan wanprestasi dilakukan dengan 3 cara yaitu: apabila nasabah

tidak melaksanakan kewajibannya, pihak ALIF akan menegur secara baik-

baik dan memberikan surat peringatan pertama. Dan apabila nasabah

belum juga melaksanakan kewajibannya yang kedua maka pihak ALIF

akan menegur secara baik-baik dan memberikan surat peringatan kedua.

Serta jika nasabah belum juga melaksanakan kewajibannya maka pihak

ALIF secara tegas memberikan surat peringatan ketiga disertai surat

peringatan yang berisi bahwa pihak ALIF akan melakukan eksekusi

terhadap agunan/jaminan kemudian akan melelang agunan/jaminan yang

diberikan oleh nasabah.

4. Target dan fokus yang akan dilakukan oleh pihak ALIF :

1) Target ALIF.

66

Page 86: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxvi

ALIF akan membantu seluruh lembaga ekonomi (dari mulai sektor

swasta, BUMN, dan pemerintah daerah) di Indonesia yang mencari

pemodal besar atau investor strategis dari kawasan teluk untuk proyek-

proyek potensial di Indonesia. Selain itu, ALIF juga akan

menggunakan keahlian lokalnya untuk menjadi patner yang dapat

diandalkan bagi pihak asing (terutama dari negara-negara kawasan

teluk) yang tertarik untuk melakukan penetrasi pasar di Indonesia, baik

bidang pembiayaan, investasi, atau perdagangan.

2) Fokus ALIF

ALIF berperan sebagai penghubung aktivitas investasi, perdanganan,

dan pembiayaan antara Indonesia dan pasar-pasar lainnya yang sedang

tumbuh. Selain itu, ALIF akan menggunakan jaringannya untuk

mengatur sindikasi internasional dengan mengundang lembaga-

lembaga keuangan besar yang berada di negara-negara teluk.

B. Saran-saran

Sebagai program perbaikan kedepan, penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Karena terbukti bahwa jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan

yang diberikan mempengaruhi tingkat pendapatan. Pihak ALIF harus terus

menjaga hubungan baik kepada nasabah dan mengetahui perkembangan

usaha nasabah

2. Meningkatkan kinerja, karena dengan kinerja yang baik akan sangan terasa

sekali hubungannya dengan nasabah

Page 87: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxvii

3. Untuk menarik minat para nasabah pihak ALIF harus lebih meningkatkan

promosi dan melahirkan produk-produk yang menarik dan inovatif,

sehingga dikedepannya ALIF bisa lebih maksimal lagi.

Page 88: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxviii

DAFTAR PUSTAKA

Al-Husaini,Al-imam Taqiyuddin Abu Bakar, Kifayatul Akhyat, PT

Bina Ilmu,Surabaya,terjemahan 2

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek,

Jakarta : Gema Insani Press, 2001,cet.I

Ascarya,Akad dan produk Bank Syariah,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007),

Ed.I.

Drs. H. Suhendi Hendi, Fiqih Mu’amalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002), cet. Ke-1.

Hammad Nazih, Mu’jam al-mustahahat al-iqtishodiyyah fi al-Lughot al-Fuqoha (al-

ma’had’Ali lil al-fikri al-islamy,1995) Cet ke 3, h.354Abdul Aziz Dahlan (editor), ensiklopedia

Hukum Islam, ( Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), Cet. Ke I, Jilid 2.

Hamzah Ya’kub, Ifiqih muamalah : kode etik dagang menurut islam, pola pembinaan

hidup dalam berekonomi, (Bandung : CV. Diponegoro,1992), cet. Ke-2,

Hasan M. Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (fiqih muamalah), Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada,2004, cet 2

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta, PT Intermesa,2002), cet.2.

Karim, Adiwarman, Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan,

Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004

Page 89: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

lxxxix

, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer,

Jakarta: Gema Insani Press, 2001, cet.I

Lathif, AH. Azharudin, M.Ag, Fiqih Muamalat ,UIN Jakarta Press,

2005,cet.I

Perwataatmadja,Drs.H.Karnaen dan Antonio Muhammad

Syafi’i,M.Ec, Apa dan bagaimana Bank Islam, PT. Dana Bhakti Yasa,

Yogyakarta, 1992, cet 3

Prof. Dr. Anshori Abdul Ghofur, SH, MH,Perbankan Syariah di

Indonesia, (PT. Raja Grafindo Persada,2003), cet 1.

Prof. DR. Syafe’i Rahmat, MA, Fiqih Muamalah,(Bandung : Pustaka

Setia,2004), cet.2.

Sabiq Sayyid, fiqih Sunnah (terjemahan) Oleh H. Kamluddin A Marzuki, (Bandung :

PT Al-ma’rif,1997), cet. Ke-7, jilid 13.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, penerbit:

EKONISA, Yogyakarta,2003.

Umar, Drs. H.M.Hasbi, MA,Ph.D, Nalar Fiqih Kontemporer, Gaung

Persada Prees Jakarta, 2007,cet.I

Wirdyaningsih, SH.MH,et al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,

Jakarta: Kencana, 2005, ed.I.Cet 2

Wiroso, SE, MBA, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005

Zulkifli Sunarto, Praktisi Transaksi Perbankan Syariah,( Jakarta : Zikrul Hakim :

2003).

Page 90: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xc

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Kapan ALIF mulai beroperasi ?

ALIF mulai beropersasi pada bulan februari tahun 2007.

2. Apa visi dan Misi ALIF ?

Visinya adalah Menjadi perusahaan pembiayaan syariah terkemuka di

Indonesia yang menawarkan produk dan jasa keuangan yang inovatif.

Sedangkan misinya adalah menjadi model perusahaan pembiayaan syariah di

Indonesia yang menekankan pada kepuasaan konsumen dan keuntungan bagi

pemegang saham.

3. Produk-produk apa saja yang ada di ALIF ?

a. Murabahah

Adalah kontrak jual beli barang sesuai harga asal yang ditambahkan dengan

keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa

perjanjian.

b. Ijarah

Adalah perjanjian antara perusahaan pembiayaan (muajjir) dengan konsumen

(mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik perusahaan dan perusahaan

mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya.

c. Ijarah Muntahia Bittamlik

Adalah perjanjian antara perusahaan pembiayaan (muajjir) dengan konsumen

sebagai penyewa (mustajir). Penyewa setuju akan membayar uang sewa selama

masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa berakhir, perusahaan (muajjir)

mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.

Page 91: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xci

4. Apa Tujuan dan objektif utama ALIF ?

a. Membangun Infrastruktur Perusahaan Tantangan awal perusahaan adalah membangun tim yang terdiri dari karyawan-karyawan handal, melatih

mereka dan mengembangka dan/ atau membangun kebijakan, prosedur, dan sistem yang mendukung kebutuhan

karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan efisien. Dengan begitu diharapkan perusahaan akan

mampu segera memulai bisnisnya dengan sistem kerja yang siap sedia pada pertengahan tahun pertama

beroperasi.

b. Membangun Nama dan Pengakuan terhadap Perusahaan Untuk sampai ke objektif ini, ALIF menghadapi tantangan untuk membangun pengakuan atas nama dan

keahlian ALIF. Ini melibatkan penetrasi pasar langsung kewilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Seiring

pertumbuhan perusahaan, diperlukan usaha untuk menggabungkan keseluruhan area pasar yang di inginkan

perusahaan.

c. Membangun hubungan dengan institusi keuangan lainnya

Untuk melebarkan jangkauan pembiayaannya, ALIF akan mengoptimalkan

struktur permodalannya dan juga reputasi para pemegang sahamnya dalam

berpartner dengan penyandang dana dari luar negeri.

5. Siapa saja yang ikut berperan dalam mendirikan ALIF ?

Yang ikut berperan dalam mendirikan ALIF adalah Bank Muamalat

Indonesia, Bank Boubyan Kuwait, dan Internasional Leasing & Investment

Company ( ILIC ) Kuwait.

6. Bagaimana mekanisme yang dilakukan oleh PT. ALIF?

Dalam memberikan pembiayaan kepada mustajir, PT. ALIF harus seleksi

dalam memilih calon mustajir yang akan melakukan ijarah. Dengan demikian

prosedur PT. ALIF dalam penerimaan calon mustajir maupun dalam

pelaksanaan pembiayaan bertujuan agar kegiatan permodalan berlangsung

dengan baik. Selain itu, agar PT. ALIF tidak salah memilih mustajir sebagai

konsumennya, karena pembiayaan ini akan memupuk suatu kepercayaan dan

tidak menutup kemungkinan bahwa mustajir tidak akan mengembalikan

pembiayaan yang diberikan oleh PT. ALIF dan akan menimbulkan kredit

macet, hal tersebut akan yang menyebabkan suatu lembaga keuangan

Page 92: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xcii

mengalami kerugian atau terjadinya likuiditas. Untuk memperoleh keyakinan

tersebut sebelum memberikan pembiayaan, PT. ALIF harus melakukan

penilaian yang cermat dan benar terhadap watak, kemampuan, modal, prospek

usaha nasabah dan agunan.

7. Bagaimana prosedur penerimaan calon mustajir di PT.ALIF ?

Dalam permohonan pembiayaan PT. ALIF mensyaratkan kepada mustajir

memuat lampiran – lampiran sebagai berikut:

g. Gambaran umum usaha, yaitu calon musta’jir harus mendeskripsikan

profil perusahaannya, serta juga menjelaskan apa tujuan dari penggunaan

pembiayaan yang akan dilakukan.

h. Rencana atau prospek usaha, artinya calon musta’jir menjelaskan

bagaimana prospek usahanya kedepan nanti, yang nantinya akan dianalisis

oleh PT. ALIF untuk melihat apakah dimasa mendatang calon musta’jir

akan mampu membayar uang sewa yang telah ditetapkan PT. ALIF

dengan usaha yang dijalankannya.

i. Legalitas perusahaan, yang di dalamnya harus termuat antara lain Akte

pendirian, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili

Usaha, Surat Izin Usaha Perusahaan serta identitas lainnya.

j. Laporan keuangan dari calon mustajir periode 3 tahun terakhir,

maksudnya PT. ALIF akan melihat kondisi laporan keuangan calon

mustajir apakah layak untuk mendapatakan pembiayaan dari PT.ALIF atau

tidak.

k. Proyeksi cashflow, maksudnya untuk melihat sumber pengembalian

pembiayaan yang akan diberikan oleh calon mustajir kepada PT. ALIF.

l. Data jaminan, artinya calon mustajir harus dapat memberikan data

jaminan kepada PT.ALIF untuk memastikan bahwa calon mustajir akan

tetap membayar tarif sewa yang ditetapkan oleh PT.ALIF.

8. Bagaimana Prosedur Pembiayaan yang dilakukan oleh PT.ALIF ?

Page 93: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xciii

Dalam hal ini PT. ALIF berkenaan dengan pinjaman/pembiayaan (pembiayaan

ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik) yang di dukung oleh surat pengakuan

hutang atau hutang lainnya yang ditandatangani oleh Debitur. Bagian umum

dan administrasi membukukan pinjaman/pembiayaan setelah menerima

pesetujuan tertulis seperti yang digariskan pada kebijaksanaan pembiayaan.

Catatan pembiayaan (TTUN/Tanda Terima Uang Nasabah, Promes Non

Interes Bearing) dan dokumen pinjaman/pembiayaan lainnya disiapkan dalam

keadaan bagaimanapun juga transaksi pinjaman/pembiayaan tidak boleh

dibukukan sebelum persetujuan tertulis untuk dasar menyiapkan Kartu

Pinjaman/Pembiayaan adalah copy Halfsheet (NPP/Nota Persetujuan

Pembukuan) yang telah disahkan sebagaimana disyaratkan dalam

Kebijaksanaan Pembiayaan. Paraf pada Catatan Pembiayaan ( Surat Promes

Non Interest Bearing, TTUN) dan dokumen – dokumen lain yang mungkin

ditunjukkan di depan pengadilan sebagai bukti sah (legal evidence) dari

adanya pemberian pinjaman/pembiayaan, wajib dilakukan dengan

menggunakan pensil terlebih dahulu.

9. Bagaimana Kebijakan pembiayaan pada PT. Al Ijarah Indonesia Finance

?

Kebijakan pembiayaan yang diterapkan pada PT. ALIF yaitu sebagai berikut:

a. Dalam menentukan pembiayaan terhadap mustajir, PT.ALIF mempunyai

klasifikasi dengan 2 metode yaitu :

1) Ijarah

PT.ALIF melakukan pembiayaan terhadap mustajir dengan membeli

barang sewa kemudian di sewakan kepada mustajir. Dengan masa

angsuran yang telah ditetapkan pada kesepakatan bersama yang

disertai dengan analisis yang telah dilakukan oleh Account Manager

pada PT. ALIF.

2) Ijarah Muntahiya Bit tamlik

Finance Lease proses pembiayaan yang dilakukan oleh PT.ALIF

dengan memberikan pembiayaan kepada mustajir yang pada akhir

Page 94: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xciv

periode mustajir mendapatkan hak opsi bahkan pada akhir periode

mustajir diharuskan untuk membeli barang sewa sebesar sisa cicilan

sewa.

b. Ijarah yang dalam bahasa konvensionalnya yaitu Leasing atau sewa guna

usaha, perusahaan atau lembaga yang bergerak dalam bidang pembiayaan

tersebut lebih menganut pada asas ekonomi karena dalam leasing

mempunyai barang yang disewakan, barang sewa tersebut mempunyai

masa atau umur ekonomis. Barang sewa tersebut harus di depresiasikan

atau disusutkan, oleh sebab itu metode penyusutan merupakan asas

ekonomi. Besarnya biaya penyusutan aktiva ijarah/ ijarah muntahiya bit

tamlik yang dilakukan pada PT.ALIF dihitung selama masa akad

pembiayaan.

c. Pendapatan PT. ALIF diakui secara pendekatan dasar kas (cash basis).

d. Setiap perusahaan wajib untuk melaporkan laporan keuangannya untuk

mengukur kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan PT.ALIF adalah

sebulan sekali. PT.ALIF melaporkan laporan keuangannya tiap bulan

kepada Departemen Keuangan dan BAPEPAM dan di setujui oleh Bank

Indonesia.

10. Tindakan yang diberikan oleh pihak ALIF apabila terjadi wanprestasi

terhadap nasabah ?

Tindakan yang dilakukan oleh pihak ALIF terhadap nasabah yang melakukan

wanprestasi dilakukan dengan 3 cara yaitu: apabila nasabah tidak

melaksanakan kewajibannya, pihak ALIF akan menegur secara baik-baik dan

memberikan surat peringatan pertama. Dan apabila nasabah belum juga

melaksanakan kewajibannya yang kedua maka pihak ALIF akan menegur

secara baik-baik dan memberikan surat peringatan kedua. Serta jika nasabah

belum juga melaksanakan kewajibannya maka pihak ALIF secara tegas

memberikan surat peringatan ketiga disertai surat peringatan yang berisi bahwa

pihak ALIF akan melakukan eksekusi terhadap agunan/jaminan kemudian akan

melelang agunan/jaminan yang diberikan oleh nasabah.

Page 95: Tinjauan Hukum Isalm Terhadap Implementasi Pembiayaan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18946/1/NINA... · Beberapa kalangan mencurigai Islam terbagi faktor penghambat

xcv