tinjauan pustaka biologi komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  ·...

12
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodo Naga komodo (bahasa Inggris : Komodo dragon) secara fisik tampak seperti hewan naga dalam berbagai mitologi bangsa seperti Cina dan Barat. Masih banyak nama lain yang dimiliki komodo misalnya komodo monitor. Hal ini karena komodo termasuk dalam famili kadal monitor Varanidae dan genus Varanus. Beberapa masyarakat lokal di pulau Komodo, Rinca, dan Flores, menyebutnya sebagai buaya darat, sedangkan yang lain menyebutnya biawak raksasa. Namun, umumnya orang secara sederhana menyebutnya komodo (Ciofi 1999). Komodo merupakan satwa purba, jenis kadal tertua yang masih hidup, dan diduga merupakan keturunan dari kadal yang lebih besar Megalania presca dari Jawa atau Australia yang hidup 30.000 tahun lalu (Erdmann 2004). Menurut Hutchins et al. (2003), klasifikasi komodo dalam taksonomi adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Squamata Famili : Varanidae Subfamili : Varanine Genus : Varanus Spesies : Varanus komodoensis (Ouwens 1912) Gambar 1 Naga komodo Varanus komodoensis (Anonim 2012).

Upload: dangkien

Post on 08-May-2018

223 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Komodo

Naga komodo (bahasa Inggris : Komodo dragon) secara fisik tampak

seperti hewan naga dalam berbagai mitologi bangsa seperti Cina dan Barat. Masih

banyak nama lain yang dimiliki komodo misalnya komodo monitor. Hal ini karena

komodo termasuk dalam famili kadal monitor Varanidae dan genus Varanus.

Beberapa masyarakat lokal di pulau Komodo, Rinca, dan Flores, menyebutnya

sebagai buaya darat, sedangkan yang lain menyebutnya biawak raksasa. Namun,

umumnya orang secara sederhana menyebutnya komodo (Ciofi 1999). Komodo

merupakan satwa purba, jenis kadal tertua yang masih hidup, dan diduga

merupakan keturunan dari kadal yang lebih besar Megalania presca dari Jawa

atau Australia yang hidup 30.000 tahun lalu (Erdmann 2004).

Menurut Hutchins et al. (2003), klasifikasi komodo dalam taksonomi

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Varanidae

Subfamili : Varanine

Genus : Varanus

Spesies : Varanus komodoensis (Ouwens 1912)

Gambar 1 Naga komodo Varanus

komodoensis (Anonim 2012).

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

4

Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau

Flores di Kepulauan Sunda Kecil, Wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten

Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia (Erdmann 2004). Secara

alami, komodo hanya ditemukan di beberapa pulau-pulau kecil beriklim arid

dalam kawasan Taman Nasional Komodo antara lain pulau Komodo, Rinca, Gili

Motang, Padar, dan Flores (O’Shea & Halliday 2001). Komodo memiliki ukuran

tubuh raksasa, kaki yang kokoh, dan kepala yang lebar dan kuat. Rata-rata

panjang tubuhnya dapat mencapai 2,5-3,1 m (O’Shea & Halliday 2001). Bobot

badan dewasa berkisar antara 45-140 kg dan pertumbuhan tubuhnya terus

bertambah seiring bertambahnya umur dengan jangka hidup mencapai 50 tahun

(Welsbacher 2002). Komodo dewasa berwarna abu-abu, sedangkan anakannya

mempunyai pola tubuh lebih terang dan hidup arboreal (di atas pohon) demi

keamanan. Komodo adalah pemangsa, ia memangsa mamalia besar (babi, rusa,

kuda, kerbau), burung, reptil (temasuk komodo yang lebih kecil), bahkan manusia

dan bangkai (O’Shea & Halliday 2001). Meskipun komodo dapat berlari sampai

kecepatan 20 km/jam, ia lebih suka berburu dengan bersembunyi dan menunggu

mangsanya selama berjam-jam pada satu titik (Ciofi 1999). Hewan yang berhasil

kabur namun sempat tergigit dan terluka akan diintai sampai mati lalu dimangsa.

Kematian mangsanya disebabkan infeksi bakteri virulen pada air ludah komodo

yang dengan cepat menyebabkan kelemahan (O’Shea & Halliday 2001). Komodo

melakukan perkawinan antara bulan Mei sampai Agustus. Komodo betina

kemudian bertelur pada bulan September (Ciofi 1999) dengan jumlah telur

berkisar antara 8-27 butir. Komodo aktif pada siang hari dan sering berada di

savana dan hutan (O’Shea & Halliday 2001) sedangkan pada malam hari satwa ini

tidak aktif dan biasanya menghabiskan waktu di dalam liang, cekungan, lereng

berbatu, atau semak belukar yang menjalar (Lutz & Lutz 1997).

Fisiologi Darah

Total volume darah reptil adalah sebanyak 5-8 % dari bobot badan dan

sebanyak 10 % dari volume tersebut dapat diambil untuk pemeriksaan darah

(Redrobe & MacDonald 1999; Stahl 2006). Menurut Rastogi (2007), darah adalah

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

5

cairan yang beredar melalui saluran-saluran tertutup yang membentuk jejaring.

Darah umumnya berwarna merah karena mengandung hemoglobin, yaitu zat

pigmen merah di dalam sel darah. Darah vena berwarna lebih gelap dan kebiruan

jika dibandingkan dengan darah arteri karena pengaruh oksigenasi. Tekanan

osmotik darah kurang lebih sebesar 28 mmHg. Tekanan osmotik dipengaruhi oleh

jumlah garam, sisa metabolit, protein, dan gula yang terlarut dalam plasma darah.

Darah memiliki pH sekitar 7,35 dan mempunyai kemampuan sebagai penyangga

(buffer) sehingga pH dapat dipertahankan dalam batasan tertentu. Akibat fatal

dapat dialami individu jika terjadi peningkatan pH sampai 8 atau penurunan jauh

dibawah 7. Hampir semua organ memerlukan darah untuk menjalankan fungsi

penting tubuh yaitu :

Respirasi : transportasi oksigen dari paru-paru ke berbagai jaringan dan

karbon dioksida dari berbagai jaringan ke paru-paru.

Transpor zat-zat makanan : darah adalah satu-satunya medium pembawa zat-

zat makanan yang ke berbagai jaringan tubuh.

Ekskresi : sisa metabolisme seperti urea, asam urat, kreatin, air, karbon

dioksida, dll. dibawa darah ke ginjal, paru-paru, kulit, dan usus untuk dibuang.

Pengaturan suhu tubuh : darah berperan penting dalam menyalurkan panas

tubuh yang dihasilkan oleh otot melalui oksidasi karbohidrat dan lemak.

Menjaga keseimbangan asam basa : darah mempunyai daya penyangga

(buffer) dan mampu menjaga keseimbangan normal asam basa tubuh.

Pengaturan keseimbangan cairan : keseimbangan cairan tubuh dijaga dengan

pertukaran dengan cairan pada jaringan.

Pertahanan : darah mampu melindungi tubuh terhadap infeksi dengan sistem

imun.

Transpor hormon : darah adalah satu-satunya medium pembawa hormon ke

bagian tubuh yang berjauhan.

Penggumpalan : mekanisme penggumpalan dilakukan trombosit untuk

mencegah kehilangan darah karena cedera.

Transpor metabolit : darah menyediakan zat kimia dan metabolit penting bagi

tubuh.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

6

Hematologi

Pemeriksaan hematologi dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan

darah seperti anemia, peradangan, parasitemia, gangguan hematopoetik,

hemostatik, dll. Nilai normal hematologi reptil dari berbagai laboratorium dan

referensi berbeda-beda. Hal ini disebabkan sel darah reptil sangat peka terhadap

berbagai perbedaan perlakuan (cara pengambilan, penanganan, teknik analisis

darah, dan penggunaan anasthesia) dan lingkungan (habitat, status fisiologi, umur,

dan jenis kelamin). Pemeriksaan hemotologi reptil meliputi pemeriksaan terhadap

total eritrosit, hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit (Campbell 2006).

Sebagian besar darah tersusun dari plasma dan sel-sel darah. Jika darah

disentrifugasi, akan terlihat dua bagian terpisah yang jelas yaitu sekitar 2/3 bagian

plasma dan 1/3 sisanya sel-sel darah (Rastogi 2007). Volume plasma pada

kebanyakan jenis reptil berkisar antara 60-75 mL/kg bobot badan sedangkan

volume eritrosit berkisar antara 10-14 mL/kg bobot badan (Dessauer 1970).

Plasma adalah bagian darah yang berwujud cair (Rogers 2011). Plasma darah

pada kebanyakan reptil tidak berwarna (Campbell 2006). Plasma darah terdiri dari

90 % air dan 10 % zat-zat terlarut. Kandungan utama zat terlarut dalam plasma

adalah protein yaitu mencapai 70 % (Nelson & Cox 2004). Selain itu, dalam

jumlah kecil, plasma juga mengandung karbohidrat, lemak, ion-ion anorganik,

nitrogen, gas, hormon, enzim, dan vitamin. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel

darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (platelet) (Rastogi 2007).

Eritrosit

Eritrosit reptil berbentuk lonjong dan melengkuk dengan penonjolan di

sekitar inti sel. Sitoplasmanya berwarna kekuningan atau merah bata. Inti selnya

sangat tidak beraturan dengan kromatin yang kasar dan padat (Frye 1991).

Kromatin intinya akan semakin padat dan gelap seiring pertambahan umur sel

(Gambar 2) (Irizarry-Rovira 2010).

Ada beberapa parameter untuk evaluasi eritrosit antara lain jumlah

eritrosit, hematokrit (Hct) atau packed cell volume (PCV), kadar hemoglobin

(Hb), mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin (MCH),

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

7

mean corpuscular haemoglobin concentration (MCHC), dan laju endap darah

(LED).

Eritrosit reptil berukuran lebih besar (MCV 200-1200 fL) dan berjumlah

lebih sedikit (0,3-2,5 × 106/mm

3) dibandingkan eritrosit burung dan mamalia.

Jumlah eritrosit pada reptil berbanding terbalik dengan ukuran selnya. Bangsa

kadal cenderung memiliki ukuran eritrosit paling kecil (MCV di bawah 300 fL)

namun jumlah eritrositnya paling banyak (1-1,5 × 106/mm

3). Reptil jantan

cenderung memiliki jumlah eritrosit lebih tinggi daripada betina (Campbell 2006).

Eritrosit reptil mempunyai jangka hidup rata-rata (600-800 hari) lebih lama

dibandingkan eritrosit mamalia karena laju metaboliknya yang lebih lambat

(Irizarry-Rovira 2010).

Hematokrit adalah persentase volume eritrosit dalam darah utuh setelah

proses sentrifugasi (Rastogi 2007). Hematokrit digunakan untuk memeriksa

kesehatan umum dan tingkat hidrasi reptil (Redrobe & MacDonald 1999; Stahl

2006). Selang Hct normal reptil adalah sekitar 20-40 % dengan rata-rata 30 %

(Campbell 2006).

Hemoglobin adalah protein mengandung besi yang ada dalam sel darah

merah. Sebagian besar (95 %) berat kering dari eritrosit adalah Hb. Hemoglobin

berfungsi untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Hampir semua jaringan tubuh

memerlukan oksigen sehingga Hb sangat penting untuk mempertahankan fungsi

fisiologis normal tubuh. Hemoglobin yang teroksigenasi berwarna merah terang

dan disebut oksihemoglobin, sedangkan Hb yang tereduksi berwarna kebiruan dan

disebut deoksihemoglobin (Rogers 2011). Selang nilai kadar hemoglobin darah

reptil berkisar antara 6-10 g/dL (Campbell 2006). Hasil pemeriksaan kadar Hb

tergantung pada banyaknya jumlah eritrosit dan jumlah Hb per setiap eritrosit

(Rastogi 2007).

Nilai total eritrosit, Hct, dan Hb pada setiap individu reptil dapat sangat

berbeda karena pengaruh berbagai faktor meliputi musim, temperatur lingkungan,

jenis kelamin, status nutrisi, dan faktor-faktor lain (Irizarry-Rovira 2010). Setelah

mengetahui nilai total eritrosit, Hct, dan Hb, maka nilai indeks eritrosit (MCV,

MCHC, MCHC) dapat dihitung dengan rumus (Rastogi 2007). Nilai MCV

menentukan volume rata-rata dari setiap butir eritrosit, MCH menentukan jumlah

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

8

hemoglobin rata-rata pada setiap butir eritrosit dan MCHC menentukan

konsentrasi hemoglobin rata-rata pada setiap butir eritrosit (Rosenfeld & Dial

2010). Selang normal MCHC reptil adalah sekitar 22-41 g/dL dengan rata-rata 30

g/dL (Campbell 2006).

Laju endap darah (LED) didapatkan dari lamanya waktu pengendapan

eritrosit dalam darah utuh dan tidak menggumpal. LED berguna untuk

menandakan adanya penyakit organ yang belum diketahui (Rastogi 2007).

Gambar 2 Eritrosit kura-kura Rusia

(Agrionemys horsfieldii), diamati dengan

pewarnaan Pappenheim dan perbesaran

mikroskop 10 × 100 (Knotkova et al. 2002).

Leukosit

Leukosit umumnya berukuran sedikit lebih besar daripada eritrosit, tidak

berwarna/transparan, dan dapat didiferensiasi dengan mudah pada sediaan ulas

darah di bawah pengamatan mikroskop. Leukosit dapat berinti satu, dua, atau

lebih (Rastogi 2007). Leukosit reptil memiliki variasi morfologi yang tinggi antar

spesies sehingga dapat terjadi kesalahan pengenalan jenis sel. Leukosit reptil

digolongkan menjadi heterofil, limfosit, monosit, azurofil, eosinofil, dan basofil

(Irizarry-Rovira 2010). Leukosit yang dominan pada kebanyakan reptil adalah

heterofil dan limfosit, sedangkan pada beberapa spesies tertentu seperti kura-kura

dan penyu didominasi oleh basofil (Fry 2009).

Heterofil adalah leukosit yang dominan pada kebanyakan reptil (Slomka

2005). Heterofil berbentuk sel bulat dan sitoplasmanya tidak berwarna namun

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

9

memiliki granul-granul kemerahan (eosinofilik) berbentuk batang pendek

(Gambar 3a) (Campbell 2006). Warna dan morfologi granul berbeda-beda antar

spesies reptil, namun umumnya berbentuk lonjong dan berwarna merah jingga

atau coklat (Irizarry-Rovira 2010). Inti heterofil berbentuk bulat atau lonjong,

berada di tengah, dan kromatinnya padat. Beberapa jenis kadal memiliki inti

heterofil yang bergelambir (Campbell 2006). Fungsi heterofil reptil diduga sama

dengan neutrofil mamalia. Bersama monosit, ia merespon peradangan akut dan

berperan penting untuk fagositosis. Jumlahnya dipengaruhi oleh banyak faktor

salah satunya musim. Seperti neutrofil mamalia, heterofil reptil juga menunjukkan

perubahan morfologi saat peradangan seperti left shift dan bentuk toksik

(Irizarry-Rovira 2010).

Limfosit juga merupakan leukosit yang dominan pada kebanyakan reptil

(Slomka 2005). Fungsi limfosit reptil sama dengan limfosit mamalia (Redrobe

dan MacDonald 1999; Stahl 2006). Secara morfologi, limfosit reptil terlihat mirip

dengan limfosit mamalia. Bentuknya bulat dengan sedikit sitoplasma berwarna

kebiruan (Irizarry-Rovira 2010) dan tidak memiliki granul maupun vakuola

(Campbell 2006). Inti selnya dapat berbentuk bulat atau sedikit melekuk, terletak

di tengah, dan kromatin intinya sangat padat pada sel dewasa (Campbell 2006).

Reptil biasanya mempunyai limfosit besar dan kecil (Gambar 3b) (Irizarry-Rovira

2010). Volume sitoplasma limfosit besar lebih banyak dan berwarna pucat

sedangkan sitoplasma limfosit kecil lebih sedikit dan warnanya agak kebiruan

(Campbell 2006). Limfosit kecil terkadang sulit dibedakan dengan trombosit

karena bentuknya mirip (Irizarry-Rovira 2010). Trombosit biasanya terlihat

bergerombol (Campbell 2006) dan sitoplasmanya tidak berwarna (Fry 2009).

Selain itu, tepi inti sel dan sitoplasma pada limfosit mempunyai tepi yang jelas

dan rapi sedangkan pada trombosit tidak beraturan (Redrobe & MacDonald 1999;

Stahl 2006). Jumlah limfosit reptil dapat berbeda-beda sesuai musim dan berbagai

faktor lain (Irizarry-Rovira 2010).

Monosit adalah leukosit dengan ukuran terbesar (Campbell 2006). Bentuk

dan fungsi monosit reptil mirip dengan monosit mamalia (Fry 2009). Inti selnya

dapat berbentuk bulat, oval, atau menekuk. Kromatin inti selnya kurang padat dan

biasanya berwarna lebih pucat dibandingkan inti sel limfosit (Campbell 2006).

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

10

Sitoplasmanya berwarna kebiruan atau keabuan, dengan atau tanpa vakuola

(Gambar 3c). Selain itu, terdapat juga monosit dengan granulasi halus seperti debu

dan berwarna merah muda (azurofilik) yang disebut azurofil (Irizarry-Rovira

2010). Azurofil adalah sel turunan monosit yang fungsinya belum diketahui (Fry

2009). Monosit berperan dalam respon peradangan kronis (Redrobe &

MacDonald 1999; Stahl 2006).

Eosinofil mempunyai sitoplasma dan granul-granul yang berbentuk bulat.

Inti selnya berbentuk bulat atau bergelambir (Gambar 3d). Ukuran, warna granul,

bentuk inti sel, dan jumlah eosinofil reptil berbeda-beda antar spesies. Umumnya,

granulnya berwarna merah terang atau jingga. Perbedaan jumlah eosinofil

dipengaruhi berbagai faktor antara lain spesies, musim, dan infestasi parasit

(Irizarry-Rovira 2010). Bangsa kadal biasanya mempunyai ukuran eosinofil yang

paling kecil (Campbell 2006) dan jumlahnya sangat sedikit. Fungsi eosinofil reptil

diduga sama dengan eosinofil mamalia (Fry 2009).

Basofil berbentuk bulat dan kecil (Campbell 2006). Inti selnya bulat atau

lonjong dan terletak di tengah. Sitoplasmanya memiliki granul-granul bulat dan

padat berwarna ungu gelap hingga menutupi inti sel (Gambar 3e) (Irizarry-Rovira

2010). Jika terlihat, inti selnya berbentuk bulat tidak bergelambir. Ukuran dan

jumlah basofil reptil berbeda-beda antar spesies. Ukuran basofil kadal cenderung

lebih kecil daripada kura-kura dan buaya (Campbell 2006). Jumlah basofil

dipengaruhi spesies, infestasi parasit, dan faktor-faktor lain (Irizarry-Rovira

2010). Fungsi basofil reptil diduga sama dengan basofil mamalia (Fry 2009).

Gambar 3 Morfologi dan ukuran relatif sel-sel leukosit normal bangsa kadal, (a) heterofil,

(b) limfosit kecil dan besar, (c) monosit, (d) eosinofil, (e) basofil (Reagan et al. 2008).

Trombosit

Trombosit reptil berbentuk lonjong atau fusiform. Intinya berada di

tengah, dengan kromatin inti padat dan berwarna ungu. Sitoplasmanya tidak

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

11

berwarna atau biru sangat pucat dan terkadang terdapat granul-granul azurofilik.

Trombosit aktif sering ditemukan dan membentuk gerombol dalam sediaan ulas

darah (Gambar 4). Tepi dan vakuola sitoplasmanya tidak beraturan. Trombosit

tanpa sitoplasma sama sekali tampak saat bergerombol. Trombosit berperan

penting dalam pembentukan trombus dan fungsinya sama dengan platelet mamalia

dan burung (Campbell 2006). Reptil normal mempunyai 25-350 trombosit/100

leukosit (Slomka 2005). Trombosit berbentuk mirip dengan limfosit kecuali

trombosit tepi inti selnya dan sitoplasmanya yang tidak beraturan, sedangkan

limfosit mempunyai tepi yang jelas dan rapi (Redrobe & MacDonald 1999; Stahl

2006).

Gambar 4 Trombosit yang bergerombol pada kura-kura

Rusia (Agrionemys horsfieldii), diamati dengan

pewarnaan Pappenheim dan perbesaran mikroskop

10 × 100 (Knotkova et al. 2002).

Biokimia darah

Secara umum, interpretasi hasil biokimiawi darah pada reptil dan hewan

domestik dianggap sama, namun interpretasi pada reptil memerlukan lebih banyak

pertimbangan. Hal ini disebabkan darah reptil sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor antara lain kondisi lingkungan, spesies, umur, jenis kelamin, status nutrisi,

musim, dan status fisiologi. Uji biokimiawi darah reptil yang paling berguna

untuk diagnostik meliputi total protein, albumin, glukosa, asam urat, aspartate

aminotransferase (AST), kreatinin kinase (CK), kalsium, dan fosfor (Campbell

2006). Namun, uji-uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah total protein,

albumin, globulin, AST/SGOT, ALT/SGPT, urea, dan kreatinin.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

12

Total Protein

Kandungan utama plasma darah sebagian besar, yaitu mencapai 70%,

adalah protein. Protein darah terutama terdiri dari albumin dan globulin. Protein

plasma lainnya antara lain fibrinogen, haptoglobin, apolipoprotein, transferin, dan

prothrombin (Rastogi 2007). Protein darah memiliki banyak peranan penting bagi

tubuh antara lain mempertahankan tekanan osmotik koloid plasma, melakukan

reaksi imunitas, mencegah defisiensi protein, dan menggumpalkan darah pada

luka dengan fibrinogen (Rastogi 2007). Total protein plasma normal reptil

berkisar antara 3-7 g/dL (Campbell 2006).

Albumin

Albumin adalah salah satu dari protein darah utama selain globulin.

Setengah bagian dari total protein darah adalah albumin. Albumin menjalankan

banyak fungsi penting bagi tubuh antara lain membantu penggunaan asam lemak

bebas, menjaga osmolalitas plasma darah dan cairan interstisial, dan membantu

ekskresi bilirubin (Nelson & Cox 2004). Albumin dibentuk di hati dan dilepaskan

ke darah. Selain mendeteksi penyakit hati, kadar albumin juga dapat digunakan

untuk mendeteksi penyakit ginjal (Rosenfeld & Dial 2010).

Globulin

Globulin adalah salah satu dari protein darah utama selain albumin

(Nelson & Cox 2004). Globulin terbagi menjadi tiga subfraksi yaitu -, -, dan

-globulin, - dan -globulin melaksanakan tugas pengangkutan fraksi lemak

dalam protein, sedangkan -globulin mengandung antibodi untuk respon imun.

Globulin dibentuk di sistem retikuloendotelial, makrofag, dan limfosit (Rastogi

2007).

AST/SGOT

Aspartate aminotransferase (AST) atau serum glutamic oxaloacetic

transaminase (SGOT) merupakan uji yang sangat sensitif terhadap kerusakan

hepatoseluler dibandingkan uji alanin aminotransferase (ALT) (Fry 2009). Hal ini

disebabkan aktivitas AST tinggi di jaringan hati reptil. Secara umum, karakteristik

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

13

enzim hati pada reptil mirip dengan enzim mamalia dan burung (Campbell 2006).

Meskipun sangat sensitif, AST bersifat tidak spesifik karena aktivitas enzim ini

dapat ditemukan pada banyak jaringan selain hati seperti otot, paru-paru, dan

ginjal (Reavill 2005). Umumnya, nilai normal AST pada reptil berada di bawah

250 IU/L (Campbell 2006).

ALT/SGPT

Alanin aminotransferase (ALT) atau serum glutamic pyruvic transaminase

(SGPT) adalah enzim yang dihasilkan oleh hati. Enzim ALT reptil bersifat tidak

spesifik terhadap organ tertentu karena aktivitas ALT juga tinggi pada ginjal

reptil. Meskipun demikian, uji ALT pada reptil tidak sensitif untuk mendeteksi

penyakit ginjal karena kebanyakan enzim ini terbuang di urin dan sedikit yang

masuk ke darah. Uji ALT juga kurang sensitif untuk mendeteksi penyakit

hepatoseluler dibandingkan AST. Umumnya, nilai normal ALT pada reptil berada

di bawah 20 IU/L (Campbell 2006).

Urea

Urea pada darah adalah hasil metabolit hati yang dilepaskan ke darah

untuk diekskresikan melalui ginjal (Rosenfeld & Dial 2010) sehingga uji terhadap

urea dapat digunakan untuk memeriksa fungsi ginjal. Namun, fisiologi ginjal

reptil berbeda dengan ginjal mamalia. Zat yang diekskresikan oleh ginjal reptil

meliputi asam urat, urea, dan ammonia. Kebanyakan protein diubah oleh ginjal

reptil menjadi asam urat namun yang menjadi urea sedikit. Oleh karena itu, uji

urea untuk mendeteksi penyakit ginjal lebih baik menggunakan uji plasma urea

nitrogen (PUN) daripada blood urea nitrogen (BUN). Nilai BUN tidak akan

meningkat banyak pada reptil dengan penyakit ginjal. Nilai normal BUN pada

kebanyakan reptil berada dibawah 10 mg/dL. Kadar urea normal pada reptil

berada dibawah 15 mg/dL. Nilai PUN dapat mencapai 30-100 mg/dL pada spesies

reptil yang tinggal di daerah kering. Hal ini merupakan mekanisme untuk

mengurangi kehilangan cairan tubuh dengan meningkatkan osmolalitas plasma

(Campbell 2006).

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Komodorepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58594/… ·  · 2013-09-23pigmen merah di dalam sel darah. ... jika dibandingkan dengan darah arteri

14

Kreatinin

Kreatinin adalah asam amino hasil metabolisme otot. Peningkatan kadar

kreantinin disebabkan langsung oleh penurunan fungsi filtrasi glomerulus

(Rosenfeld & Dial 2010) sehingga uji terhadap kreatinin dapat digunakan untuk

memeriksa fungsi ginjal. Namun fisiologi ginjal reptil berbeda dengan ginjal

mamalia sehingga uji ini tidak dapat menjadi indikator penyakit ginjal yang baik

pada reptil. Hal ini karena kadar kreatinin yang dibentuk dalam tubuh reptil

sangatlah sedikit yaitu dibawah 1 mg/dL (Campbell 2006). Kadar kreatinin

berbeda-beda antar spesies reptil. Kreatinin pada reptil karnivora cenderung lebih

tinggi (Reavill 2005).