tinjauan pustaka penelitian

9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Resin akrilik polimetil metakrilat (PMMA) telah digunakan secara luas di bidang kedokteran gigi, tidak hanya untuk basis gigi tiruan tetapi juga bahan restorasi gigi tiruan dan pemakaian lain. Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan sebagai basis gigi tiruan. Resin akrilik banyak digunakan karena memenuhi syarat klinis sebagai bahan basis gigi tiruan, antara lain : kekuatan dan kelenturan yang cukup, dimensi stabil dan akurat, lebih dapat diterima oleh jaringan sebagai bahan basis gigi tiruan (Craig, 1993). Menurut Phillips (1991), resin akrilik banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan karena mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan, yaitu dari segi estetik cukup baik yang ditandai dengan warna yang menyerupai gingival, mudah diolah dan mudah dipreparasi, harganya relatif murah, tidak mempunyai rasa dan bau, berat jenis rendah, dan mempunyai kekuatan yang adekuat. Pada umumnya resin akrilik tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan. Bubuk resin akrilik mengandung : (1) polimer, yaitu poly (methyl methacrylate), (2) initiator, 4

Upload: jurnalrofi

Post on 18-Jun-2015

2.448 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka Penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik

Resin akrilik polimetil metakrilat (PMMA) telah digunakan secara luas di

bidang kedokteran gigi, tidak hanya untuk basis gigi tiruan tetapi juga bahan

restorasi gigi tiruan dan pemakaian lain. Resin akrilik merupakan bahan yang

paling banyak digunakan sebagai basis gigi tiruan. Resin akrilik banyak

digunakan karena memenuhi syarat klinis sebagai bahan basis gigi tiruan, antara

lain : kekuatan dan kelenturan yang cukup, dimensi stabil dan akurat, lebih dapat

diterima oleh jaringan sebagai bahan basis gigi tiruan (Craig, 1993).

Menurut Phillips (1991), resin akrilik banyak digunakan sebagai bahan

basis gigi tiruan karena mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan, yaitu

dari segi estetik cukup baik yang ditandai dengan warna yang menyerupai

gingival, mudah diolah dan mudah dipreparasi, harganya relatif murah, tidak

mempunyai rasa dan bau, berat jenis rendah, dan mempunyai kekuatan yang

adekuat.

Pada umumnya resin akrilik tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.

Bubuk resin akrilik mengandung : (1) polimer, yaitu poly (methyl methacrylate),

(2) initiator, yaitu benzoil peroksida 0,5 – 1,5 % dan (3) pigmen, yaitu mercuric

sulfide, cadmium sulfide, cadmium selenide, ferric oxide, carbon black.

Sedangkan cairan resin akrilik mengandung : (1) monomer, yaitu methyl

methacrilate, (2) inhibitor, yaitu hidroquinon 0,003 – 0,1 %, (3) cross linking

agent, yaitu ethylene glycoldimethacrylate ± 10 % (Craig & Powers, 2002).

Untuk mendapatkan konsistensi yang baik, maka perbandingan polimer

dan monomer harus benar, yaitu 3:1 dalam ukkuran volume atau 2:1 dalam

ukuran berat. Campuran polimer dan monomer resin akrilik akan membentuk

suatu adonan dengan konsistensi tertentu melalui beberapa fase, yaitu : (1) mula-

mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah, disebut sandy stage, (2)

bahan mulai merekat begitu polimer mulai larut di dalam monomer, konsistensi

macam ini disebut stringly stage, (3) bahan tidak lagi merekat di dinding

4

Page 2: Tinjauan Pustaka Penelitian

5

mangkok porselen, disebut dough stage dan ini merupakan stadium yang cocok

untuk memasukkan bahan ke dalam cetakan, (4) bila campuran didiamkan terlalu

lama, maka akan menjadi karet dan kaku, disebut rubbery stage (Combe, 1986).

Menurut spesifikasi American Dental Association (A.D.A) no 12 (1974)

tentang persyaratan, prosedur dan evaluasi bahan basis gigi tiruan, dinyatakan

bahwa penggunaan bahan harus sesuai dengan petunjuk pabrik untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan, tidak boleh porus dan bebas dari defek

permukaan, mengkilap setelah dipulas, tidak toksik, warna spesifik.

2.2 Tape Singkong

2.2.1 Definisi dan Kandungan Kimia Tape

Aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi

makanan khas yang disebut tape. Bahan pangan yang umumnya dibuat tape

adalah ubi kayu (singkong), beras ketan putih maupun beras ketan hitam serta

sorgum (Rukmana dan Yuniarsih, 2001).

Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar

singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang baik.

Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan

tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan harus bersih, terutama dari

lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika digunakan untuk mengolah

pembuatan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air juga harus bersih.

Menggunakan air hujan juga bisa menyebabkan gagal fermentasi.

Tape mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis dan sedikit

mengandung alkohol. Selama fermentasi, tape mengalami perubahan-perubahan

biokimia akibat aktivitas mikroorganisme. Pada dasarnya semua bahan pangan

yang kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape. Berdasarkan bahan

bakunya, dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan, tape singkong, tape beras,

tape sorgum, tape pisang, tape ubi jalar dan tape sukun, akan tetapi dewasa ini

yang paling populer adalah tape singkong dan tape ketan (Astawan, 2004).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, dapat diketahui pebandingan komposisi gizi antara

tape singkong, tape ketan hitam dan tape ketan putih sebagai berikut:

Page 3: Tinjauan Pustaka Penelitian

6

Zat Gizi SatuanTape

SingkongTape Ketan

HitamTape Ketan

PutihEnergi kkal 173 166 172Protein Gr 0,5 3,8 3,0Lemak Gr 0,1 1,0 0,5Karbohidrat Gr 42,5 34,4 37,5Kalsium Mg 30 8,0 6Fosfor Mg 30 106,0 35Besi Mg 0 1,6 0,5Vitamin B1 Mg 0,07 0,02 0,04Air Gr 56,1 50,2 58,9

Tabel 2.1 Perbandingan komposisi gizi tape dalam 100 gr bahan

Menurut Tarigan (1998), tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasil

fermentasi bahan baku yang diberi ragi sebagai sumber mikrobanya. Tape sebagai

hasil fermentasi menghasilkan alkohol dan gula.

2.2.2 Cara Pembuatan Tape Singkong

2.2.2.1 Ragi

Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi

biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media

biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-

butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri

makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar,

tempe, tape, roti, dan bir.

Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas

berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus, Aspergillus,

Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,,

Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.

Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai negara dan kebudayaan di

dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran tertentu galur

fungi dan bakteri. Berikut adalah sebutan untuk ragi dalam berbagai kebudayaan:

Qū (sederhana: 曲; tradisional: 麴, juga ditulis chu) (Cina), Nuruk (누룩), meju

(메주) (Korea), Koji (麹) (Jepang), Bakhar, ranu, marchaar (murcha) (India),

Bubod (Filipina), Loopang (look pang, ลู�กแป้�ง) (Thailand),

2.2.2.2 Proses Fermentasi

Page 4: Tinjauan Pustaka Penelitian

7

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk

respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan

tanpa akseptor elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil

fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa

komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan

aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi

untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.

Selain minuman beralkohol, ragi juga dimanfaatkan pada proses pembuatan tape.

Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang

digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang

merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol

(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada

produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

2.2.2.3 Pembuatan Tape Secara Umum

Proses pembuatan tape dimulai dengan pengupasan kulit, dilanjutkan

dengan pencucian singkong. Tahap pencucian harus dilakukan hingga bersih,

karerna kebersihan dapat mempengaruhi rasa yang dihasilkan. Setelah tahap

pencucian, singkong dipotong kecil-kecil. Tahap selanjutnya yaitu pengukusan.

Singkong dikukus sampai matang atau setengah matang tergantung selera.

Kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan. Setelah singkong benar-benar

dingin, dilanjutkan dengan proses peragian. Ragi ditaburkan secara merata.

Singkong yang telah beragi itu diatur ke dalam keranjang yang dialasi

daun pisang yang bersih, dikerudungi dan ditutupi dengan daun rapat-rapat.

Kemudian diperam selama 2-3 hari pada suhu kamar. Selama masa pemeraman

tidak boleh dibuka dan tidak boleh terkena tangan agar tape yang dihasilkan tidak

kecut (masam).

Page 5: Tinjauan Pustaka Penelitian

8

Gambar 2.1 Tahap peragian dan pemeraman tape singkong

2.3 Kekuatan Impak Resin Akrilik

Dalam bidang kedokteran gigi, penggunaan resin akrilik sudah dimulai

sejak lebih dari 50 tahun lalu. Sebagai bahan basis gigi tiruan, resin akrilik yang

ideal memiliki beberapa sifat mekanis, diantaranya adalah kekuatan impak,

kekuatan transversa, resilience, fatigue strength, ketahanan abrasi dan kekerasan

permukaan (Combe, 1992).

Kekuatan impak adalah suatu besar energi yang diserap oleh suatu benda

ketika benda tersebut tiba-tiba terjatuh atau dapat juga didefinisikan sebagai suatu

energi yang dimiliki oleh suatu benda untuk menahan benda tersebut dari fraktur

(patah).

Pada beberapa pemakaian, kekuatan impak resin akrilik menunjukkan

suatu ketidakpuasan. Meskipun penambahan plasticizing agents dapat

meningkatkan kekuatan impak resin akrilik, tetapi dapat mengurangi modulus

elastic dan kekuatan kompresif. Untuk mengukur kekuatan impak resin akrilik

dapat dilakukan beberapa tes, antara lain Charpy-type impact tester dan Izod

impact tester.

Pada Charpy-type impact tester, batang penguji ditujukan pada kedua

ujung dan diletakkan horizontal dengan arah pukulan searah dengan cekungan.

Sedangkan pada Izod impact tester, batang penguji dijepit pada salah satu

ujungnya dan diletakkan vertical dengan arah pukulan berlawanan dengan

cekungan (Philips, 1982; Taner et.al, 1999; Craig, 2002).

2.4 Pengaruh Tape Singkong Terhadap Resin Akrilik

Page 6: Tinjauan Pustaka Penelitian

9

Resin akrilik polimetil metakrilat memiliki sifat absorbs terhadap pelarut.

Dalam suatu larutan, polimetil metakrilat akan meresorbsi larutan tersebut.

Larutan alkohol, pelarut kuat, chlorinated hydrocarbon serta beberapa jenis

hidrokarbon aromatic dapat merusak resin akrilik (Craig, 2002).

Dalam hal penggunaan basis gigi tiruan dari resin akrilik tidak menutup

kemungkinan untuk kontak dengan alkohol saat pemakai gigi tiruan tersebut

mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung alkohol. Alkohol yang

terserap oleh resin akrilik dapat menyebabkan crazing/cracking pada permukaan

resin akrilik yang berupa celah-celah kecil sehingga kekuatan dan kekerasan

akrilik menurun (Anusavice, dkk. 1996; Craig, 2002).