tokoh-tokoh pendidikan islam

21
PENDAHULUAN Pendidikan islam didunia dan di Indonesia tumbuh dan berkembang seiring adanya dakwah oleh para tokoh pendidikan islam yang jasanya sangat besar dalam perkembangan pendidikan Islam. Berkaitan dengan itu maka pendidikan Islam memiliki corak dan karakter yang berbeda-beda. Sejalan dengan pembaharuan yang tentunya tidak menyimpang dari akidah Islam. Pendidikan pada hakekatnya muncul sejak diciptakannya manusia, karena manusia itulah yang menjadi obyek utama dari pendidikan di samping ia juga sebagai subyek. Dalam kenyataan, manusia sangat membutuhkan pendidikan karena ia tidak bisa berkembang dan mengembangkan kebudayaannya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa eksistensi pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan manusia. Namun fungsi pendidikan tidak hanya sebatas meneruskan dan mengekalkan kebudayaan, tetapi lebih dari itu pendidikan berupaya menyesuaikan dan mengembangkan kebudayaan baru secara proporsional dan dinamis. Pendidikan menempati posisi yang sangat sentral dan strategis dalam membangun kehidupan sosial dan memposisikan manusia dalam kehidupan secara tepat. Dalam sejarah, pendidikan Islam sebagai suatu sub sistem dari sistem pendidikan pada umumnya baru dikenal sesudah diutusnya Muhammad saw. sebagai rasul. Sistem pendidikan Islam mengacu kepada nilai-nilai Islam. Karena itu, sistem pendidikan Islam menciptakan perbedaan yang mendasar dengan sistem pendidikan pada umumnya (modern) baik dari Timur maupun dari Barat. Perbedaan yang menonjol antara keduanya terletak pada sikap atau pandangan terhadap hidup itu sendiri, dimana Islam levinayanti.blogspot.com Page 1

Upload: levina-lme

Post on 24-Jul-2015

225 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

PENDAHULUAN

Pendidikan islam didunia dan di Indonesia tumbuh dan berkembang seiring

adanya dakwah oleh para tokoh pendidikan islam yang jasanya sangat besar dalam

perkembangan pendidikan Islam. Berkaitan dengan itu maka pendidikan Islam

memiliki corak dan karakter yang berbeda-beda. Sejalan dengan pembaharuan

yang tentunya tidak menyimpang dari akidah Islam. Pendidikan pada hakekatnya

muncul sejak diciptakannya manusia, karena manusia itulah yang menjadi obyek

utama dari pendidikan di samping ia juga sebagai subyek.

Dalam kenyataan, manusia sangat membutuhkan pendidikan karena ia tidak

bisa berkembang dan mengembangkan kebudayaannya secara sempurna apabila

tidak ada pendidikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa eksistensi

pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan

mengekalkan kebudayaan manusia. Namun fungsi pendidikan tidak hanya sebatas

meneruskan dan mengekalkan kebudayaan, tetapi lebih dari itu pendidikan

berupaya menyesuaikan dan mengembangkan kebudayaan baru secara

proporsional dan dinamis. Pendidikan menempati posisi yang sangat sentral dan

strategis dalam membangun kehidupan sosial dan memposisikan manusia dalam

kehidupan secara tepat. Dalam sejarah, pendidikan Islam sebagai suatu sub sistem

dari sistem pendidikan pada umumnya baru dikenal sesudah diutusnya Muhammad

saw. sebagai rasul.

Sistem pendidikan Islam mengacu kepada nilai-nilai Islam. Karena itu, sistem

pendidikan Islam menciptakan perbedaan yang mendasar dengan sistem

pendidikan pada umumnya (modern) baik dari Timur maupun dari Barat. Perbedaan

yang menonjol antara keduanya terletak pada sikap atau pandangan terhadap

hidup itu sendiri, dimana Islam menganggap hidup bukan suatu akhir dari

segalanya tetapi alasan untuk mencapai tujuan-tujuan spritual setelah hidup.

Sedangkan dalam pandangan barat, kenikmatan menjadi tujuan akhir hidup yang

didukung oleh materi yang berkecukupan.

Berbicara tentang Sejarah Pendidikan Islam, pada hakikatnya tidak terlepas

dari sejarah Islam. Periodisasi sejarah pendidikan Islam dapat dikatakan berada

dalam periode sejarah Islam itu sendiri. Secara garis besarnya, Harun Nasution

levinayanti.blogspot.com Page 1

Page 2: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode, yaitu periode klasik, pertengahan,

dan modern. Kemudian perinciannya dapat dibagi lima masa, yaitu:

1. Masa hidupnya Nabi Muhammad saw (571-632 M)

2. Masa Khulafaur Rasyidin (632-661 M) 3. Masa Umayyah di Damsik (661-750 M).

4. Masa Abbasiyah di Bagdad (750-1250 M).

Masa runtuhnya kekuasaan khalifah di Bagdad tahun 1250 M. sampai sekarang.¹

Sejarah pendidikan Islam perlu dikaji ulang, terutama di zaman nabi

Muhammad saw. untuk dijadikan bahan bandingan dan acuan mengembangkan

pendidikan Islam saat ini. Kita semua mengetahui bahwa Rasulullah Muhammad

saw. berhasil membina kaum kafir Quraisy menjadi manusia-manusia muttaqien

dalam waktu singkat hanya sekitar 23 tahun. Keberhasilan ini tentunya tidak

diperoleh begitu saja, tetapi keberhasilan ini ditunjang oleh sistem, teori atau

langkah-langkah sistematis yang ditempuh oleh Rasulullah saw. Sistem dan teori

inilah yang perlu dikaji, diungkap, dikembangkan dan diterapkan dalam

melaksanakan proses pendidikan Islam saat ini, agar dapat berhasil seperti yang

diraih Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam

Q.S. al-A„raf /7 : 158

… Dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.

Nabi memberikan suatu model pembentukan kepribadian seseorang,

keluarga dan masyarakat. Sasaran yang hendak dicapai adalah terbentuknya

pribadi yang taat beribadah, memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berakhlak

mulia. Pribadi seperti inilah yang diharapkan terwujud dalam proses

penyelenggaraan pendidikan Islam. Walaupun pendidikan Islam memiliki sejarah

yang panjang mulai dari zaman Nabi Muhammad sampai saat ini, namun tulisan ini

dibatasai pada proses pendidikan Islam masa Rasulullah saw.

levinayanti.blogspot.com Page 2

¹Zuhairini, et al., Sejarah Pendidikan Islam (Ditjen Binbaga Islam Depag RI 1986), h. 7.

Page 3: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

Rumusan masalah:

Adapun garis besar permasalahan dalam tulisan ini:

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam pada masa Nabi, Rasulullah

SAW, Khulafaurrasyidin, Bani Umayah, dan Abbasiyah.

2. Bagaimana sistem pendidikan Islam di zaman Rasulullah saw. Pembahasan

tokoh akan tertuju kepada tokoh-tokoh pendidikan Islam, diantaranya: Al-

Qabisi, Ibnu Sahnun, Al-Gazali, Ibnu Kaldun dan Ibnu Qayim.

PEMBAHASAN

Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

a.      Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengubah seseorang dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak berakhlak menjadi berakhlakul karimah. Pengertian

levinayanti.blogspot.com Page 3

Page 4: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

pendidikan islam secara bahasa artinya “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib”. Ketiga istilah

ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat

serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu

sama lain, sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan islam informal, formal

dan non formal.1[1]

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan

kebudayaan.

Pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan

kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya, sesuai dengan cita-cita

islam karena nilai-nilai Islam telah menjiwai kepribadian seseorang dan

mempedomani kehidupan manusia muslim dalam aspek duniawi dan ukhrawi.2[2].

Ahmad D. Marimba (1980:45) mengartikan pendidikan islam sebagai usaha

untuk membimbing keterampilan jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai

yang terkandung dalam ajaran Islam menuju terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran-ukuran islam. 3[3]

Pendidikan menjadi bagian utama dalam pendidikan Islam (zuhairini dkk.,

2004:152). Oleh sebab itu hakikat pendidikan islam dapat di artikan secara praktis

sebagai hakikat pengajaran Al-Qur’an dan As-Sunah.4[4]

Jadi, ilmu pendidikan islam adalah kumpulan pengetahuan yang bersumber

dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dijadikan landasan pendidikan.

Hasan Langgulung (1980:23) mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah

pendidikan yang memiliki empat fungsi macam, yaitu:

1.      Fungsi edukatif, artinya mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan

kepada aak didik agar terbebas dari kebodohan

2.      Fungsi pengembangan kedewasaan berpikir melalui proses transmisi ilmu

pengetahuan

3.      Fungsi penguatan keyakinan terhadap kebenaran yang diyakini pemahaman

ilmiah

1 [1] Jalaluddin, Teologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2001).

2 [2] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1994).

3 [3] Hasan Basri, Filsafat pendidikan Islam (bandung: PT Pustaka Setia) hlm.13

4 [4] ibid

levinayanti.blogspot.com Page 4

Page 5: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

4.      Fungsi ibadah sebagai pengabdian sang pencipta yang telah mengangerahkan

kesempurnaan jasmani dan rohani kepada manusia5[5]

b. Sejarah Pendidikan Islam

b. 1. Masa Nabi (nabi Muhammad SAW)

Pendidikan islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode:

1.1. Periode Makkah

Rasulullah (saw) telah menyampaikan ilmu secara sulit kepada ahli

keluarga terdekat seperti isterinya Khadijah, sepupunya Ali bin Abi Talib dan

beberapa orang yang rapat dengan baginda. Kaedah yang digunakan ketika

penyampaian ilmu adalah secara lemah lembut supaya orang ramai tertarik

untuk belajar.

Rumah al-Arqam ialah tempat pendidikan Islam pertama. Baginda dan

sahabatnya sering bermesyuarat bagi mengatur kaedah dan strategi

berdakwah. Hampir tiga tahun baginda menyampaikan ilmu secara sulit, lalu

diturunkan ayat yang meminta baginda menyampaikannya secara terbuka.

Rasulullah (saw) telah menggunakan kaedah berpidato dan berceramah di

tempat-tempat yang menjadi tumpuan orang ramai seperti di pasar Ukaz dan

di sekitar Ka’bah ketika musim haji.

Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad

juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan sumber

pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid

kepada umatnya.

5 [5] . ibid, hlm.13

levinayanti.blogspot.com Page 5

Page 6: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah

ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada

manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta seagai anjuran

pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.

Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan bahwa

pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:

a. Pendidikan Keagamaan. Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah

semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala.

b. Pendidikan Akliyah dan Ilmiah. Yaitu mempelajari kejadian manusiadari

segumpal darah dan kejadian alam semesta.

c. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti. Yaitu Nabi Muhammad SAW

mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan

ajaran tauhid.

d. Pendidikan Jasmani atau Kesehatan. Yaitu mementingkan kebersihan

pakaian, badan dan tempat kediaman.

1.2. Periode Madinah

Dalam pendidikan di Madinah Rasulullah SAW. Menempati dua jabatan

yaitu sebagai tokoh agama dan sebagai pemimpin Negara. Yang mana

berkaitan mengenai kehidupan sosial masyarakat dan polotik (siyasah).

Setelah membangun masjid Quba’ dan Masjid Nabawi, sistem

pendidikan Islam mengalami perubahan. Masjid telah menjadi sekolah

yang pertama dalam sistem pendidikan lslam.

Konsep pendidikan di Madinah lebih tertumpu kepada perkara ibadat dan

syariah tanpa melupakan soal-soal yang lain. Dalam pendidikan ibadah,

terdapat perkara yang diwajibkan seperti sholat Jum’at. Selain itu,

terdapat juga perkara yang disunatkan seperti sholat hari raya.

Pendidikan berpuasa telah bermula pada tahun ke dua Hijrah dan ibadat

Haji pula bermula pada tahun keenam Hijrah. Selain itu, pendidikan zakat

dan hukum perkahwinan turut diperkenalkan.

levinayanti.blogspot.com Page 6

Page 7: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

Selain itu pendidikan membaca dan menulis telah diperkembang.

Rasullulah s.a.w telah memerintahkan para sahabat yang pandai menulis

dan membaca supaya mencatit dan menulis ayat-ayat al-Quran yang

diwahyukan. Mereka juga di minta supaya mengajar umat Islam yang

tidak tahu menulis dan membaca.

Perbedaan ciri pokok pembinaan pendidikan islam periode kota Makkah

dan kota Madinah:

1. Periode kota Makkah:

Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan

tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa

setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan

tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Periode kota Madinah:

Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan

sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari

pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan

sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin dan

pantulan sinar tauhid tersebut.

b. 2. Masa Khulafaurrasyidin

Tahun-tahun pemerintahan Khulafa al-Rasyidin merupakan perjuangan

terus menerus antara hak yang mereka bawa dan dakwahkan kebatilan yang

mereka perangi dan musuhi. Pada zaman khulafa al-Rasyidin seakan-akan

kehidupan Rasulullah SAW itu terulang kembali. Pendidikan islam masih tetap

memantulkan Al-Qur’an dan Sunnah di ibu kota khilafah di Makkah, di

Madinah dan di berbagai negri lain yang ditaklukan oleh orang-orang islam.

Berikut penguraian tentang pendidikan Islam pada masa Khulafaurrasyidin:

1. Masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq

Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi,

baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi

pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak,

ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Ahmad Syalabi lembaga

levinayanti.blogspot.com Page 7

Page 8: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan Kuttab. Kuttab

merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid,

selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa Kuttab didirikan oleh

orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada

masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga

pendidik adalah para sahabat rasul terdekat.

Lembaga pendidikan Islam masjid, masjid dijadikan sebagai benteng

pertahanan rohani, tempat pertemuan, dan lembaga pendidikan Islam,

sebagai tempat shalat berjama’ah, membaca Al-qur’an dan lain

sebagainya.

2. Masa Khalifah Umar bin Khattab

Berkaitan dengan masalah pendidikan, khalifah Umar bin Khattab

merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di

kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan

pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap

daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi al Qur’an

dan ajaran Islam lainnya. Adapun metode yang mereka pakai adalah guru

duduk di halaman masjid sedangkan murid melingkarinya.

Pelaksanaan pendidikan di masa Khalifah Umar bin Kattab lebih maju,

sebab selama Umar memerintah Negara berada dalam keadaan stabil

dan aman, ini disebabkan disamping telah ditetapkannya masjid sebagai

pusat pendidikan juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam

di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu

bahasa, menulis, dan pokok ilmu-ilmu lainnya.

Pendidikan dikelola di bawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat

itu,serta diiringi kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos,

kepolisian, baitulmal dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik

waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukan dan dari baitulmal.

3. Masa Khalifah Usman bin Affan

Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam

tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini

hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi

levinayanti.blogspot.com Page 8

Page 9: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang

berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan

meninggalkan Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran

untuk keluar di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat

besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.

Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan

dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin

menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih

banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka

inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.

Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini diserahkan pada

umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan

demikian para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan

mengharapkan keridhaan Allah.

4. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib

Pada masa Ali telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di

masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik

pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan

dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat lagi memikirkan masalah

pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya itu ditumpahkan pada

masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Islam.

c. Masa Bani Umayah

Institusi Pendidikan

1. Masjid dijadikan institusi pendidikan utama seperti masjid Kufah

dan Basrah

2. Istana khalifah dijadikan tempat belajar dan perpustakaan yang

menyimpan segala bahan bacaan.

3. Bahan bacaan Yunani diterjemahkan dalam kesusasteraan Arab

4. Terdapat juga Khuttab iaitu sekolah permulaan.

5. Terdapat dua jenis khuttab

6. Untuk orang awam yang dikenakan yuran pengajian.

levinayanti.blogspot.com Page 9

Page 10: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

7. Khuttab al-Sabil untuk kanak-kanak miskin yang tidak dikenakan

yuran pengajian.

8. Pengajian al-Quran dan asas ilmu agama ditekankan di khuttab.

9. Kaedah pengajian berbentuk Halaqah, yaitu seseorang guru duduk

di tengah dan dikelilingi oleh murid-murid

Tenaga Pengajar

1. Guru-guru di masjid mempunyai ilmu pengetahuan yang kukuh dan

memiliki berbagai pengetahuan lain.

2. Mereka mengajar dengan ikhlas tanpa mengharapkan gaji.

3. Guru-guru di Istana di gelar Muaddib dan kurang berpengetahuan

berbanding guru-guru di masjid.

4. Mereka bukan sahaja mengajar ilmu tetapi mendidik anak-anak khalifah.

5. Antara ulama yang terkenal yang menjadi guru di masjid ;

a. Abdullah bin Abbas ; ahli tafsir, Hadis, Fekah dan Sastera.

b. Hassan al-Basri ; ahli fekah, usuluddin, dan murid beliau yang

terkenal ialah Wasil bin Ata’ iaitu pengasas mazhab Mu’tazillah.

Mata Pelajaran Yang Diajar

1. Pengajian seni muzik dan puisi berpusat di Makkah dan Madinah.

2. Pengajian kesusasteraan dan ilmiah berpusat di Kufah dan Basrah.

Khutbah, syarahan, dan puisi menjadi subjek yang utama untuk

menyampaikan propaganda kerajaan Bani Umaiyah.

3. Semasa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz, ilmu falsafah telah

diajar.

4. Ilmu Qiraat (ilmu membaca al-Quran) dikembangkan.

5. Ilmu diajar di masjid-masjid di Damsyik, Madinah, Kufah, dan Basrah.

Al-Quran juga diletak titik dan tanda serta tanda tanwin dan syaddah.

Tugas tersebut dilakukan oleh Nasir bin Asim

Sistem Pengajaran

1. Pendidikan secara terbuka di Khuttab dan masjid telah menjadikan

rakyat berlumba-lumba mengejar ilmu pengetahuan

2. Penyebaran agama Islam telah meluas dan perlu kepada sistem

pendidikan bagi mengajar penganut-penganut baru agama Islam.

3. Kemunculan ilmu falsafah yang menjadi senjata untuk mematahkan

hujah orang Yahudi dan Nasrani.

levinayanti.blogspot.com Page 10

Page 11: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

4. Ilmu sejarah juga membantu perkembangan sistem pendidikan

untuk memahami ilmu ketatanegaraan, sistem pemerintahan dan

pentadbiran serta memahami peristiwa masa lalu.

d. Masa Bani Abbasiyah

Institusi Pendidikan

1. Pada zaman khalifah Al-Makmun, Baghdad menjadi pusat pendidikan

yang masyhur di dunia.

2. Pada zaman khalifah Harun Al-Rasyid, di dirikan Baitulhikmah pusat

pengajian dan terjemahan.

3. Di Kaherah terdirinya Dar Al-Hikmah. Di Syria wujudnya madrasah

Nuriyah Al-Kubra.

4. Pada tahun 459 Hijrah, sebuah institusi pendidikan tinggi di Naisabur,

iaitu Madrasah Nizamiyyah yang didirikan di zaman pemerintahan Bani

Saljuk di bawah pimpinan Perdana Menteri Nizam Al-Muluk.

5. Terdapat juga pusat pengajian yang lebih rendah disekitar Baghdad

seperti Khuttab dan tempat pengajian umum seperti perpustakaan,

istana, kedai-kedai buku dan sebagainya.

Tenaga Pengajar

1. Guru dipandang tinggi oleh masyarakat serta diberi gaji yang tinggi.

2. Kebanyakan Khalifah Bani Abbasiyyah mencintai ilmu pendidikan dan

kesusasteraan serta menjadi penaung.

3. Pada zaman ini lahir beberapa orang tokoh ulamak seperti Imam Abu

Hanifah( 150 Hijrah), Imam Malik( 178 Hijrah), Imam Syafie ( 204

Hijrah), Imam Ahmad ( 241 Hijrah) dan lain-lain.

Mata pelajaran yang diajar

1. Di Khuttab, diajar menulis, membaca, mengira serta mengaji dan

membaca Al-Quran

2. Di peringkat menengah, semua bidang diajar seperti falsafah,

matematik,kimia, dan astronomi.

Sistem pengajaran

1. Terbagi kepada dua, iaitu sistem bersekolah dan sistem halaqah.

levinayanti.blogspot.com Page 11

Page 12: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

2. Murid-murid di peringkat sekolah rendah menggunakan batu tulis dan

pena batu.

3. Bahan bacaan ialah Al-Quran, beberapa rangkap syair, dan bahan-bahan

yang mudah serta kitab nahu dan sastera.

4. Peringkat menengah, peralatan pengajian lebih moden.

B. Tokoh-tokoh Pendidikan Islam

B.1.  Al-Qabisi

Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Muhammad Khalaf al-ma’rifi

al-Qabisi. Ia lahir di Kairawan, Tunisia, pada bulan Rajab, tahun 224 H.

Bertepatan dengan 13 Mei tahun 936M. Ia pernah merantau ke beberapa

negara timur tengah pada tahun 553 H/963 M. Selama 5 tahun, kemudian

kembali ke negeri asalnya dan meninggal dunia pada tanggal 3 rabi’ul

awal 403 H. Selain ahli dalam bidang hadits dan fikih, Al-Qabisi juga di

kenal ahli dalam pendidikan.

2. Ibnu Sahnun

3.   Al-Ghozali

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghozali. Ia

dilahirkan di Thus, sebuah kota di Khurasan, Persia, pada tahun 450 H /

1058 M. Konsep pendidikan yang di tawarkan oleh Al-Ghozali meliputi

tujuan pendidikan, kurikulum, metode, etika guru dan murid

4. Ibnu Khaldun

5. Ibnu Qayim

c.       Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Di Indonesia

levinayanti.blogspot.com Page 12

Page 13: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

Adapun tokoh-tokoh pendidikan Islam di Indonesia antara lain:

1)    Kyai Haji Ahmad Dahlan (1869-1923)

K.H Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 M dengan nama

kecilnya Muhammad Darwis, putra dari K.H Abu Bakar Bin Kyai Sulaiman, khatib di

Masjid besar (Jami’) kesultanan Yogyakarta. Ibunya adalah putri Haji Ibrahim,

seorang penghulu Setelah beliau menamatkan pendidikan dasarnya di suatu

Madrasah dalam bidang Nahwu, Fiqih dan Tafsir di Yogyakarta beliau pergi ke

Makkah pada tahun 1890 dan beliau menuntut ilmu disana selama satu tahun.

Salah seorang gurunya Syekh Ahmad Khatib. Sekitar tahun 1903 beliau

mengunjungi kembali ke Makkah dan kemudian menetap di sana selama dua

tahun6[7]

Beliau adalah seorang yang alim luas ilmu pengetahuanya dan tiada jemu-

jemunya beliau menambah ilmu dan pengalamanya. Dimana saja ada kesempatan

sambil menambah atau mencocokan ilmu yang telah diperolehnya. Observation

lembaga pernah beliau datangi untuk mencocokan tentang ilmu hisab. Beliau ada

keahlian dalam ilmu itu. Perantauanya kelauar pulau jawa pernah sampai ke Medan.

Pondok pesantren yang besar-besar di Jawa pada waktu itu banyak dikunjungi.

Cita-cita K.H Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama adalah tegas, beliau

hendak memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan cita-cita agama Islam.

Usaha-usahanya ditujukan hidup beragama, keyakinan beliau ialah bahwa untuk

membangun masyarakat bangsa harus terlebih dahulu dibangun semangat bangsa.

K.H Ahmad Dahlan pulang ke Rahmatullah pada Tahun 1923 M Tanggal 23 Pebruari

dalam usia 55 Tahun dengan meninggalkan sebuah organisasi Islam yang cukup

besar dan di segani karena ketegaranya.

2)    K.H Hasim Asy’ari (1971-1947)

K.H Hasim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 14 Februari tahun 1981 M di

Jombang Jawa Timur mula-mula beliau belajar agama Islam pada ayahnya sendiri

K.H Asy’ari kemudian beliau belajar di pondok pesantren di Purbolinggo, kemudian

pindah lagi ke Plangitan Semarang Madura dan lain-lain.7[8]

6 [7] Hasbullah, dasar-dasar ilmu pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada), hlm.270

7 [8] Aziz Masyuri, 99 Kyai Kharismatik Indonesia, (Yogyakarta: Kutub, 2008), h. 210-211

levinayanti.blogspot.com Page 13

Page 14: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

Sewaktu beliau belajar di Siwalayan Panji (Sidoarjo) pada tahun 1891, K.H

Ya’kub yang mengajarnya tertarik pada tingkahlakunya yang baik dan sopan

santunya yang harus, sehingga ingin mengambilnya sebagai menantu, dan

akhirnyabeliau dinikahkan dengan putri kiyainya itu yang bernama Khadijah (Tahun

1892). Tidak lama kemudian beliau pergi ke Makkah bersama istrinya untuk

menunaikan ibadah haji dan bermukim selama setahun, sedang istrinya meninggal

di sana.

Pada kunjunganya yang kedua ke Makkah beliau bermukim selama delapan

tahun untuk menuntut ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Sepulang dari Makkah

beliau membuka pesantren Tebuiring di Jombang (pada tanggal 26 Rabiul’awal

tahun 1899 M)

Jasa K.H Hasim Asya’ari selain dari pada mengembangkan ilmu di pesantren

Tebuireng ialah keikutsertaanya mendirikan organisasi Nahdatul Ulama, bahkan

beliau sebagai Syekul Akbar dalam perkumpulan ulama terbesar di Indonesia.

Sebagai ulama beliau hidup dengan tidak mengharapkan sedekah dan belas

kasihan orang. Tetapi beliu mempunyai sandaran hidup sendiri yaitu beberapa

bidang sawah, hasil peninggalanya. Beliau seorang salih sungguh beribadah, taat

dan rendah hati. Beliau tidak ingin pangkat dan jabatan, baik di zaman Belanda

atau di zaman Jepang kerap kali beliau deberi pangkat dan jabatan, tetapi beliau

menolaknya dengan bijaksana.

Banyak alumni Tebuiring yang bertebarang di seluruh Indonesia, menjadi

Kyai dan guru-guru agama yang masyhur dan ada diantra mereka yang memegang

peranan penting dalam pemerintahan Republik Indonesia, seperti mentri agama

dan lain-lain (K.H A. Wahid Hasyim, dan K.H Ilyas).

K.H Asy’ari wafat kerahmatullah pada tanggal 25 Juli 1947 M dengan

meninggalkan sebuah peninggalan yang monumental berupa pondok pesantren

Tebuiring yang tertua dan terbesar untuk kawasan jawa timur dan yang telah

mengilhami para alumninya untuk mengembangkanya di daerah-daerah lain

walaupun dengan menggunakan nama lain bagi pesantren-pesantren yang mereka

dirikan.

3)    K.H Abdul Halim (1887-1962)

levinayanti.blogspot.com Page 14

Page 15: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

K.H Abdul Halim lahir di Ciberelang Majalengka pada tahun 1887. beliau

adlah pelopor gerakan pembeharuan di daerah Majalengka Jawa Barat yang

kemudian berkembang menjadi Perserikatan Ulama, dimulai pada tahun 1911. yang

kemudian berubah menjadi Persatuan Umat Islam (PUI) pada tanggal 5 April 1952

M. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga yang taat beragama (ayahnya adalah

seorang penghulu di Jatiwangi), sedangkan famili-familinya tetap mempunyai

hubungan yang erat secara keluarga dengan orang-orang dari kalangan

pemerintah.8[9]

K.H Abdul Halim memperoleh pelajaran agama pada masa kanak-kanak

dengan belajra diberbagai pesantren di daerah Majalengka sampai pada umur 22

Tahun. Ketika beliau pergi ke Makkah untuk naik haji dan untuk melanjutkan

pelajaranya.

Pada umumnya K.H Abdul Halim berusaha untuk menyebarkan pemikiranya

dengan toleransi dan penuh pengertian. Dikemukakan bahwa beliau tidak pernah

mengecam golongan tradisi ataupun organisasi lain yang tidak sepaham dengan

beliau, tablignya lebih banyak merupakan anjuran untuk menegakan etika di dalam

masyarakat dan bukan merupak kritik tentang pemikiran ataupun pendapat orang

lain.

Pada tanggal 7 Mei 1962 K.H Abdul Halim pulang kerahmatullah di

Majalengka Nawa Barat dalam usia 75 Tahun dan dalam keadaan tetap teguh

berpegang pada majhab Safi’i.

PENUTUPAN

8 [9] . Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendidikan historis, teoritis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hlm. 204

levinayanti.blogspot.com Page 15

Page 16: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

Kesimpulan

Sesungguhnya pendidikan yang kita laksanakan sekarang ini tidaklah

terlepas dari usaha-usaha para tokoh pendidikan yang dahulu telah merintisnya

dengan perjuangan yang sangat berat dan tidak mengenal lelah. Oleh karena itu

bila kita berbicara tentang pendidikan yang kini berlangsung tidaklah arif bila tidak

membicarakan sosok dan tokoh pendidikan tersebut, dengan hanya menerima jerih

payah dan karya mereka.

Dari semua uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan itu

sangatlah penting terutama yang namanya pendidikan Islam. Pendidikan Islam ini

sangatlah dianjurkan bahkan diwajibkan bagi tiap-tiap muslim.

Dalam perkembangannya di seluruh dunia banyaklah terdapat tokoh-tokoh

yang terkemuka dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. Semua

mempunyai pemikiran-pemikiran tersendiri, namun semuanya itu tetaplah

mengarah dan mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits.

Selain itu pendidikan Islam ini, tidak hanya mencakup masalah ke agamawan

saja tetapi semua ilmu pengetahuan terdapat di dalamnya, dari ilmu fiqih, ilmu

kedokteran, ilmu filsafat, ilmu alam dan lainnya.

Saran-saran

Dalam makalah ini, kami menyarankan agar pendidikan islam ini hendaknya

ditanamkan secara mendasar dan kokoh kepada diri kita masing-masing, agar

sebagai umat Islam kita menjadi umat yang kokoh dan menyatu serta dapat

senantiasa menjawab perkembangan zaman yang semakin pesat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M .1994. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

levinayanti.blogspot.com Page 16

Page 17: Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

Aziz . 2008. 99 Kyai Kharismatik Indonesia, Yogyakarta: Kutub

Basri, Hasan. Filsafat pendidikan Islam,bandung: PT Pustaka Setia

Hasbullah.1996. dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta:PT Raja Grafindo

PersadaMasyuri, Jalaluddin.2001. Teologi Pendidikan ,Jakarta: Raja Grasindo

Persada

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam : Pendidikan historis, teoritis,

Jakarta: Ciputat Pers

Zuhairini, et al., Sejarah Pendidikan Islam (Ditjen Binbaga Islam Depag RI 1986)

levinayanti.blogspot.com Page 17