toksisitas pestisida
DESCRIPTION
Toksisitas PestisidaTRANSCRIPT
![Page 1: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/1.jpg)
1.Pengertian Pestisida ?PP No.: 7 Thn 1973 Pestisida semua zat kimia &
bahan lain, serta jazad renik dan virus, yg digunakan
untuk:
1)Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tnaman, atau hasil pertanian;
2)Memberantas rerumputan;3)Mematikan daun dan mencegah tanaman;4)Menyuburkan bagian tanaman tidak termasuk
pupuk;5)Memberantas/mencegah hama luar pada hewan
ternak;6)Memberantas/mencegah hama air;7)Memberantas/mencegah binatang & jazad renik
dalam rumah tangga, bangunan, alat angkutan; dan
8)Memberantas/mencegah binatang penyabab penyakit pada manusia/binatang yg dilindungi dengan penggunaan pada tanah, air, tanaman.
1`1`
![Page 2: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/2.jpg)
2.Klasifikasi Pestisida ?
UU No.: 12 Tahun 1992 ttg Sistem Budidaya Tanaman,
Pestisida:
“Zat atau senyawa kimia, zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus, yang digunakan untuk melakukan perlindungan bagi tanaman”.
2`2`
• Menurut asal/cara pembuatannya: 1) pestisida sintetis dan 2) pestisida nabati.
• Menurut sifat kimianya: 1) pestisida anorganik (HgCl, S, As2O3, dll); dan 2) pestisida organik (sintetis & nabati).
• Menurut genus hewan sasaran: herbisida, insektisida, rodentisida, fungisida, larvasida, dll
![Page 3: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/3.jpg)
3. Klasifikasi Pestisida Kimiawi Organik Sitentis1)Golongan Organochlorine (OC):
a. Toksisitas tinggi: Endrin (Hexadrine)
b. Toksisitas sedang: Aldrin, Dieldrin, DDT, BHC, dll
2) Golongan Organophosphate (OP):
a. Toksisitas tinggi: Phorate, Parathion, Azodrine,
Phosphamidon, TEPP, Metamidophos, dll.
b. Toksisitas sedang: Chlorpyrifos, Diazinon, Malthion,
Dimethoate, dll.
3) Golongan Carbamate ( C ):
a. Toksisitas tinggi: Temik, Carbofuran, methonyl, dll.
b. Toksisitas sedang: Baygon, Landrin, Carbaryl, dll.
3`3`
![Page 4: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/4.jpg)
4. Perkembangan Konsumsi Pestisida
• Melalui kebijakan pangan (Bimas, Intensifikasi dan Ekstensifikasi pertanian), dlm PJP I, Indonesia telah mampu berswasembada beras.
• Kondisi di atas telah memacu kenaikan jumlah konsumsi pestisida di sektor pertanian.
• Tahun 1983 konsumsi pestisida Indonesia mencapai 10.000 ton/tahun.
• Tahun 1985 konsumsi pestisida mencapai 150.000 ton, atau 5 % dari konsumsi dunia.
• Pada awal tahun 1980-an DDT telah dilarang digunakan di sektor pertanian, dan hanya boleh digunakan oleh Depkes untuk pemberantasan malaria.
• Tahun 1992 lahir UU No.: 12 Tahun 1992 ttg Sistem Budidaya Tanaman dikenalkan pola PHT.
44
![Page 5: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/5.jpg)
5. Degradasi Pestisida di Lingkungan• Sejak pestisida diaplikasikan pada tanaman,
tanah, dan air berbagai faktor ikut berperan shg konsentrasi pestisida akan berkurang.
• Faktor tersebut a.l.: 1) penguapan mudah menguap: Chlorpyrifos, Phorate, dll; penguapan sedang: Diazinon,
Aldrin, Lindan, dll; sulit menguap: Dieldrin, Endrin,
DDT, Toxaphene, dll menimbulkan kerusakan
ekosistem yang bersifat kronis (bertahun-tahun baru
hilang pengaruhnya); 2) mekanis & fisis: tertiup angin, terbawa hujan; 3) pertumbuhan tanaman: diserap akar/daun,
dll; 4) reaksi kimia dan biokimia dg bantuan
mikroorganisme di permukaan tanah/air.
55
![Page 6: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/6.jpg)
6. Sifat Keracunan Pestisida• Gol OC lebih sering menimbulkan keracunan
kronis:
1) OC yg masuk ke dalam tubuh akan tertimbun dlm jaringan lemak dlm bentuk inaktif krn proses biologis dlm tubuh sebagian pestisida yg terikat dlm lemak akan lepas/bebas masuk ke peredaran darah saraf timbul gejala sakit.
2) Demikian hal ini terjadi berulang dlm waktu tahunan baru sembuh dampaknya kronis.
• Col. OP & C lebih menimbulkan keracunan akut:
1) OP & C masuk tubuh beberapa jam mengalami degradasi dan telah habis dalam waktu 4 minggu.
2) dampak kesehatan cepat timbul & cepat sembuh bersifat akut.
66
![Page 7: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/7.jpg)
7. Mekanisme Keracunan OP & C• Dlm sistem tubuh yang normal terjadi
komunikasi sistem saraf :
1) Acetyl choline + Cholinesterase (Che) Cholinergic + As. Asetat.
2) Cholinergic berfungsi menggerakkan sel efektor di ujung saraf, shg komunikasi saraf yang berupa Stimulus Respon dalam SSP dapat berlangsung normal.
• Jika terjadi pemaparan OP & C akan berikatan dengan Che bersifat inhibitor/penghambat kerja enzym shg aktivitas Che turun & kadar Acetyl Cholin tinggi timbul gejala keracunan.
77
![Page 8: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/8.jpg)
8. Monitoring Tingkat Keracunan OP & CAda bbrapa cara monitoring tingkat keracunan pestisida,
WHO merekomendasikan cara sederhana dan dpat dilakukan
di lapngan yaitu dengan alat Tintometer test, hasilnya
dikategorikan: 1) 75 – 100 % dari normal normal periksa
ulang beberapa waktu kemudian.2) 50 – 75 % dari normal keracunan ringan
stop dari pemaparan OP & C periksa ulang berkali-kali sampai normal;
3) 25 – 50 % dari normal keracunan sedang stop dari pekerjaan menggunakan semua jenis pestisida periksa ulang sampai normal;
4) 0 – 25 % dari normal keracunan berat istirahat dari semua pekerjaan + pengobatan medis, periksa ulang hingga normal.
88
![Page 9: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/9.jpg)
9. Gejala Keracunan OP & CStraub dalam Key dkk (1978), membuat kategori tingkat keracunan atas dasar gejala klinik, sbb:
99
•Keracunan sedang: sakit kepala, mudah capek, pusing, penglihatan kabur, nausea dan mual-mual, kram perut, diare, dan salivasi.
•Keracunan cukup parah: gejala seperti keracunan sedang + tidak mampu berjalan, sering mengeluh tidak nyaman dan sesak dada, konstriksi pupil, dan tremor.
•Keracunan parah: gejala seperti yang terdahulu + pingsan mendadak, serangan tiba-tiba secara lokal dan umum, menunjukkan adanya krisis kolinergik. 10. Waktu timbulnya gejala
• Inhalasi : 30 menit setelah terpapar; • Peroral : 45 menit setelah terpapar;• Perkutan: 2 – 3 jam setelah kontak
kulit.
![Page 10: TOKSISITAS PESTISIDA](https://reader034.vdocuments.net/reader034/viewer/2022050708/55cf96bd550346d0338d7b97/html5/thumbnails/10.jpg)
12. APD bagi penyemprot• Topi/hood (tutup
kepala);• Kaca mata rapat
(gogles);• Masker;
1010
11. Personal Hygiene bagi penyemprot• Selalu cuci tangan sebelum makan;• Mandi segera setelah selesai menyemprot;• Ganti pakaian setelah bekerja;• Mencuci peralatan semprot jauh dari sumber
air bersih/sumur;• Mengubur bekas kemasan pestisida.
• Baju lengan panjang;
• Celana panjang; dan
• Sepatu boot.