topografi dan pemetaan rawa - bpsdm.pu.go.id · koordinat, pengukuran sipat datar, pengukuran...
TRANSCRIPT
TOPOGRAFI DAN PEMETAAN RAWA
DIKLAT PERENCANAAN TEKNIS RAWA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSIBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Kompetensi Dasar
Indikator Hasil Belajar
Peserta mampu:
menjelaskan prinsip-prinsip melakukan
topografi;
menjelaskan prinsip-prinsip mengapa
topografi dilakukan.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat
diharapkan dapat memahami prinsip dasar topografi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI POKOK
Konsep Dasar Prinsip topografi
Alasan topografidilakukan
DEFINISI
• Untuk mendukung perencanaan pengembanganrawa diperlukan kegiatan pengukuran topografiuntuk membuat peta situasi terbaru, lengkap, dansesuai dengan keadaan lapangan sebenarnya, berikut penampang (trace) yang diperlukan, sertamelakukan inventarisasi bangunan air yang ada.
• Proses pembuatan peta berdasarkan hasilpengukuran terestris atau gabungan pengukuranterestris dengan bantuan potret udara terbaru(pesawat udara atau browsing google earth). Hasildata lapangan yang telah dihitung dan diprosesakan menyajikan peta situasi detail dengan skala1:5.000, peta ikhtisar dengan skala 1:20.000, dangambar trace atau penampang yang diperlukan
PEMETAAN SITUASI TERISTRIS
• Pemetaan teristris maksudnya adalah semua data
yang diperlukan untuk membuat peta sesuai dengan
skala yang diinginkan, yang diperoleh dengan jalan
melakukan pengukuran langsung di lapangan (darat)
• Peta yang dibutuhkan untuk menetapkan daerah
pemetaan, menetapkan rencana pemasangan
Benchmark, dan rencana pengukuran, digunakan
Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000 atau Skala yang lebih
besar dari Bakosurtanal.
• Selain peta rupa bumi diperlukan juga peta-peta
dukung seperti peta tata guna lahan, peta
kehutanan, peta administratif, dan peta-peta lain
yang nantinya akan di overlay untuk kebutuhan
perencanaan pengukuran.
SITUS SRGI MILIK BIG
Dari situs tersebut dapat kita cari BM referensi terdekat milik BIG yang dapat dijadikan titik jaring kontrol dan titik ikat pengukuran kita nanti.
Titik Kontrol Tanah
- Titik kontrol tanah dalam bentuk tugu sebagai benchmark untuk menyimpan data koordinat (x,y) dan tinggi (z) yang digunakan untuk kepentingan pembangunan irigasidan kontrol pemetaan
- Benchmark ditempatkan pada tanah keras.
- Pengamatan dan pengukuran koordinat (x,y) dan tinggi (z) di lapangan
untuk memperoleh data lapangan (darat) dalam membuat peta skala
1 : 2.000 dan Skala 1 : 5.000, alat ukur yang digunakan Total Station
(x,y) dan level automatic atau automatic digital (z), seluruh benchmark
harus diukur koordinat (x,y) maupun tinggi (z).
- Metoda Pengamatan
Panjang Baseline
(km)
Metoda
Pengamatan
Lama Pengamatan
(L1)Lama Pengamatan(L1+L2)
0 – 5 Statis singkat 30 menit 15 menit
5 – 10 Statik singkat 60 menit 30 menit
10 – 30 Statik 90 menit 60 menit
Pemetaan Situasi Sungai
- Pemetaan situasi sungai dilaksanakan sesuai kebutuhan perencanaan
ke arah upstream dan ke arah downstream dari rencana yang
ditentukan dengan potongan memanjang skala 1 : 1.000 dan
potongan melintang skala 1:100.
- Peta yang dibutuhkan untuk menetapkan daerah pengukuran sungai
dan lokasi bendung adalah peta situasi teristris skala 1 : 5.000 atau peta
ortofoto digital skala 1 : 5.000 atau peta garis skala 1 : 5.000.
- Bilamana mungkin benchmark-benchmark tersebut harus ditempatkan
sesuai dengan kriteria berikut :
Patok beton ditempatkan pada tanah keras (hindarkan pemasangan di
daerah rawa atau sawah).
Patok beton dan tanda lapangan di pasang paling sedikit 10 meter dari
tanggul sungai dan di daerah yang tidak akan terkena perubahan.
Patok beton ini akan ditempatkan di sepanjang tanggul sungai.
PEMETAAN SITUASI SUNGAI
• Pengukuran ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
topografi daerah yang disurvei dengan sasaran tinggi dan
posisi detail lapangan. Pengukuran situasi tapak bangunan
diukur dengan metode trigonometri/tachimetri dengan dasar
pengikatan kerangkan pemetaan, dimana detail-detailnya
diambil dengan
teliti.
• Tingkat
kedalaman
survei
Uraian Studi Kelayakan Desain Rinci
Peta Dasar
Kerangka Dasar (BM)
Ketinggian Tempat
Penampang Melintang Sungai
Alam
Penampang Melintang Saluran
yang Ada
Penampang Memanjang
Saluran Baru
Survei Situasi Lapangan
Konstruksi
1 : 50.000 sampai 1 :
50.000
4 BM per 1000 Ha
1 titik per 25 Ha
Tidak
Tidak (N), Ya (E)
Tidak
Tidak
1 : 5.000
4 BM per 500 Ha
1 titik per 0.5 Ha
Ya
Ya
Ya (N), Tidak (E)
Ya
CONTOH BENCHMARK DAN CP
LATIHAN
1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan pemetaan situasi teritris
2. Sebutkan dan jelaskan ketentuan-ketentuan dalam memasang benchmark
3. Sebutkan ketentuan-ketentuan yang harus ditentukan dalam pengamatan
pemetaan situasi sungai
4. Jelaskan hal-hal terkait tingkat kedalaman survei topografi
5. Jelaskan cara membuat penampang memanjang dan melintang
SIMPULAN
• Pemetaan teristris maksudnya adalah semua data yang
diperlukan untuk membuat peta sesuai dengan skala yang
diinginkan, yang diperoleh dengan jalan melakukan pengukuran
langsung di lapangan (darat), dimana pelaksana pekerjaan
harus mempergunakan segala peralatan dan perlengkapan
serta juga bahan-bahan yang memenuhi syarat ketepatan dan
standar ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan teknis.
Secara garis besar pekerjaan pemetaan teristris terdiri dari
pemasangan benchmark dan patok kayu, pengukuran
koordinat, pengukuran sipat datar, pengukuran situasi detail,
perhitungan dan penggambaran.
• Pemetaan situasi sungai dilaksanakan sesuai kebutuhan
perencanaan ke arah upstream dan ke arah downstream dari
rencana yang ditentukan dengan potongan memanjang skala 1
: 1.000 dan potongan melintang skala 1:100.
SIMPULAN
• Referensi yang digunakan sebagai titik ikat pengukuran trase
saluran adalah minimal 2 (buah) benchmark yang sudah
dipasang pada saat pengukuran situasi skala 1 : 5.000 dan
minimal 1 (satu) buah koordinat (x,y) titik tetap Bakosurtanal orde
0 atau orde 1 sedangkan pengukuran tinggi (z) menggunakan
titik tetap Bakosurtanal.
• Lingkup pekerjaan survei topografi yang paling pokok adalah
pengukuran situasi. Pengukuran ini dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran topografi daerah yang disurvei dengan
sasaran tinggi dan posisi detail lapangan. Pengukuran situasi
tapak bangunan diukur dengan metode trigonometri/tachimetri
dengan dasar pengikatan kerangkan pemetaan, dimana detail-
detailnya diambil dengan teliti.
• Pengukuran situasi detail dimulai dan diakhiri terikat pada
kerangka dasar pemetaan. Pengukuran situasi tapak
bangunan diukur dengan metode trigonometri/tachimetri
dengan dasar pengikatan kerangka pemetaan, dimana
detail-detailnya diambil dengan teliti kalau perlu pengukuran
jarak memakai metband dan ketinggian yang penting
memakai waterpass dengan ketelitian 1 cm.
• Setelah dipilih alinemen saluran-saluran baru, penampang
memanjang dan melintang harus diukur pada selang jarak
100 m. Penampang melintang harus diperlukan 50 sampai 100
m ke masing-masing sisi garis tengah. Penampang melintang
sungai-sungai yang besar harus diambil dekat persimpangan
saluran primer, sedikitnya 100 meter sebelum dan setelah
persimpangan tersebut. Dari sungai-sungai kecil dan sungai
alam yang terdapat di areal survei, penampang melintang
harus diambil pada lokasi dimana sungai kecil atau sungai
alam tersebut memotong saluran-saluran lainnya dan atau