ts.tarbawi subyek pendidikan)

27
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Ayat-Ayat Yang Relevan Dengan Subyek Pendidikan”. Makalah ini berisikan tentang ayat-ayat dan hadist-hadist yang relevan dengan subyek pendidikan, konsep subyek pendidikan, karakteristik pendidikan. Diharapkan, makalah ini akan memberikan pemahaman kepada kita tentang konsep kependidikan dalam islam. Walaupun kami telah mencurahkan segala kemampuan kami dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa, penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan, maupun kata- kata yang digunakan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt senantiasa meridhoi segala usaha kita. 1

Upload: wong-kam-foeng

Post on 28-Oct-2015

1.342 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

zxvcxvzvzxv

TRANSCRIPT

Page 1: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Ayat-Ayat

Yang Relevan Dengan Subyek Pendidikan”.

Makalah ini berisikan tentang ayat-ayat dan hadist-hadist yang relevan dengan

subyek pendidikan, konsep subyek pendidikan, karakteristik pendidikan. Diharapkan,

makalah ini akan memberikan pemahaman kepada kita tentang konsep kependidikan

dalam islam.

Walaupun kami telah mencurahkan segala kemampuan kami dalam penulisan

makalah ini. Kami menyadari bahwa, penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan, baik dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang digunakan. Oleh

sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

Swt senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Tuban, 07 Mei 2013

Penyusun

1

Page 2: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran pendidik

dan peserta didik itu sendiri. Berhasil atau gagalnya pendidikan diantaranya

ditentukan oleh kedua komponen tersebut. Mulai dari kemapanan ilmu pengetahuan

pendidik, sampai kemampuan pendidik dalam menguasai objek pendidikan, berbagai

syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, motivasi belajar peserta didik,

kepribadian anak didik dan tentu saja pengetahuan awal yang dikuasai oleh peserta

didik. Agar hasil yang direncanakan tercapai semaksimal mungkin. Disinilah

pentingnya pengetahuan tentang subjek pendidikan.

Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di dalamnya menyimpan berbagai

mutiara yang mahal harganya yang jika dianalisis secara mendalam sangat

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Diantara mutiara tersebut adalah beberapa

konsep pendidikan yang terkandung dalam Al-Quran, diantara konsep tersebut adalah

konsep awal pendidikan, kewajiban belajar, tujuan pendidikan dan subjek pendidikan.

Untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan sedikit tentang

salah satu konsep tersebut, yaitu yang berhubungan dengan subjek pendidikan dengan

harapan dapat lebih memahami bagaimana subjek pendidikan menurut Al-Quran.

1. B Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan berdasarkan kepada tujuan-tujuan di bawah ini :

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep subjek pendidikan.

2. Untuk mengetahui bagaimana tafsir QS. Ar-Rahman ayat 5-6, QS. An-Nahl

ayat 43-44, QS. An Najm 34-44, QS. Al-Kahfi 67-70.

3. Untuk mengetahui bagaimana konsep subjek pendidikan menurut QS. Ar-

Rahman ayat 5-6, QS. An-Nahl ayat 43-44, QS. An Najm 34-44, QS. Al-

Kahfi 67-70.

BAB II

2

Page 3: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

SUBYEK PENDIDIKAN

(Kajian Tafsir Tarbawy Menurut Surat al-Rahman ayat 1-4, Surat al-Najm

ayat 5-6 Surat al-Nahl ayat 43-44, Surat al-kahfi ayat 65)

A. Pengertian Subyek (Pelaku) Pendidikan

Secara filosofis, pendidikan merupakan sebuah sistem yang memiliki aspek-

aspek yang saling berhubungan. Pendidikan adalah proses membimbing atau

memimpin yang dilakukan secara sadar oleh pendidik untuk mengembangkan

jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Dalam proses membimbing atau memimpin tersirat dua pihak yang saling

berhubungan, yaitu pendidik dan peserta didik. Selain itu, agar usaha dalam proses

tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan, maka diperlukan landasan/dasar yang

jelas serta alat dan badan/lembaga penyelenggara pendidikan. Dengan demikian,

pendidikan terdiri dari beberapa aspek, yaitu: peserta didik, pendidik, dasar, tujuan,

alat, dan badan/lembaga pendidikan.

Berdasarkan keterangan tersebut, pendidik merupakan salah satu bagian

integral dari sistem pendidikan. Pendidik atau subyek pendidikan adalah orang yang

terlibat secara langsung dan kuntinyu dalam proses pendidikan. Dalam dunia

pendidikan, yang lazim disebut pendidik adalah orang tua, guru, dan para pemimpin

masyarakat atau orang-orang yang telah dewasa. Orang tua berperan sebagai pendidik

di lingkungan rumah tangga, guru berperan sebagai pendidik di sekolah, sedangkan

yang lainnya dapat memainkan peran sebagai pendidik di lingkungan sosial.

Walaupun peranan para pendidik ini berbeda tempatnya, tidak berarti mereka bekerja

sendiri-sendiri. Semuanya harus dapat memainkan perannya masing-masing secara

bertanggung jawab dalam kerangka kerjasama yang harmonis dan saling mendukung

agar peserta didik memiliki kepribadian yang utama.

B. Kajian Tafsir Tarbawy Menurut Surat al-Rahman ayat 1-4.

3

Page 4: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

Terjemah

1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2. yang telah mengajarkan Al Quran. 3. Dia

menciptakan manusia. 4. mengajarnya pandai berbicara.1

Mufrodat

adalah salah satu nama yang dikhususkan untuk الرحمن

Allah, berbeda dengan asma Allah yang lain seperti أو رحيم أو عزيز

حكيم أو عليم maka bisa di ungkapkan untuk yang lainnya seperti halnya lafadz الله.

القرآن lafadz , الرحمن adalah khobar dari lafadz علم

اإلنسان البيان khobar kedua , sedangkan خلق adalah khobar ketiga2 علمه

Sedangkan pengertian اإلنسان ada pendapat yang menyatakan Nabi Adam,

ada yang menyatakan semua jenis manusia, ada yang mengataakan Nabi Muhammad.

اإلنسان artinya menciptakan dari tidak ada menjadi ada dengan segala خلق

kemampuan yang diberikanNya.

علمه البيان adalah mantiq yang fasih dan ta`lim adalah mempelajari yang

tampak dan segala sesuatu yang tidak tampak yang berhubungan dengan lainnya. 3

Asbabunnuzul

Ayat ini diturunkan setelah terjadi pelecehan orang kuffaar setelah ada

perintah untuk bersujud pada Arrahman yang terdapat dalam surat al furqon ayat 60

2ذ0ا 0ه6م6 ق2يل0 و0إ ج6د6وا ل ح:م0ن2 اس: 2لر> 6وا ل ح:م0ن6 و0م0ا ق0ال الر> , orang kafir mengungkapkan

“ kita tidak kenal dengan sesorang yang namanya Rohman kecuali Rohman dari 1 Depag-Al quran- Online, rabo 7 Mei,jam 092 Jabir bin Musa aljazairi,Aisaruttafasir, Maktabah ululm wal haikmah, Madinah,2003, Juz 5 hal 224.3 Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid, Darul Kutub,Bairut,2002, Juz7 hal 394

4

Page 5: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

Yamamah maka ayat ini menegaskan bahwa Arrahman bukanlah dia tetapi Allah

yang maha yang maha rahman yang telah mengajarkan Alquraan dan telah

menciptakan manusia.4

Munasabah

Munasabah ayat ini dengan ayat sebelumnya ada dula hal, pertama ayat

sebelumnya diawali dengan mu`jizah yang menunjukkan kekuasaan dan dan

kebesaranNya, sedang ayat ini menun jukkaan mu`jizah dengan kasih sayangnya dzat

maha rohman dengan mengajarkan manusia atas alquran. Kedua pada akhir ayat

surah sebelumnya adalah kalimat 20د2ر م@ق:ت A2يك م0ل makna yang terkandung pada akhir ع2ند0

ayat ini menunjukkan kewibawaan Allah sedang pada ayat Arrahman menunjukan

kelembutanNya.5

Analisa Bahasan

Pada ayat ini Allah yang Maha Pemurah menyatakan bahwa Dia telah

mengajar Muhammad saw Alquran dan Muhammad telah mengajarkan umatnya.

Ayat ini adalah turun sebagai bantahan bagi penduduk Mekah yang mengatakan:

0ق0د: 0م6 و0ل 0ع:ل >ه6م: ن ن0 6ون0 أ 0ق6ول >م0ا ي 2ن Eم6ه6 إ 6ع0ل رF ي 0ش0 ب

Artinya:

Sesungguhnya Alquran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya

(Muhammad)". (Q.S. An Nahl: 103).

Oleh karena isi ayat ini mengungkapkan beberapa nikmat Allah atas hamba-

Nya, maka surah ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar faedahnya

dan paling banyak manfaatnya bagi hamba-Nya, yaitu nikmat mengajar Alquran.

4 As Sayuthi, Darrul Manstur, Darul Fikr, Bairut,1993, Juz 6 hal 268.5 Ar Razi, Mafatihul Ghoib, Darul Kutub Bairut, 2000, juz 29 hal 73

5

Page 6: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

Maka manusia dengan mengikuti ajaran Alquran akan berbahagialah di dunia dan di

akhirat dan dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk Nya niscaya akan

tercapailah tujuan di kedua tempat tersebut. Alquran adalah induk kitab-kitab samawi

yang diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.6

Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang menjadi

dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat

mengajar Alquran pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Dia menciptakan jenis

makhluk Nya ini dan diajarkan Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores

dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu

Muhammad tidak akan mengajarkan Alquran kepada umatnya. Manusia adalah

makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjemaah, maka

haruslah ada alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara ia dengan

saudaranya yang menulis kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-

benua serta dapat memelihara ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-

orang kemudian dan menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-

orang terdahulu. Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan

tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan sebutannya dari

nikmat-nikmat lainnya. Pertama-tama dimulai dengan sesuatu yang harus dipelajari,

yaitu Alquran yang menjamin kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian

ketiga cara dan metode belajar, dan seterusnya berpindah kepada membacakan benda-

benda angkasa yang diambil manfaat dari padanya.

C. Surat al-Najm ayat 5-6

Terjemah

5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.

6Ibid, , juz 29 hal 85

6

Page 7: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

6. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa

yang asli.7

Mufrodat

د2يد6 :ق6و0ى ش0 ال yang di maksud adalah malaikat Jibril8

.yang mempunyai kecerdasan yang kuat.

menampakkan diri dari langit dalam wujud aslinya.

Analisa

Mengenai dua ayat tersebut, dalam Tafsir Al Qurthuby dijelaskan bahwa

seluruh mufasir mengatakan شديدالقوى adalah malaikat Jibril, kecuali Al Hasan, ia

menyatakan bahwa adalah Allah SWT. Adapun kalimat شديدالقوى berarti ذومرة

memiliki kekuatan dan kecerdasan/wawasan luas. Demikian pula yang dinyatakan

oleh Ibn Katsir. Dengan merujuk kepada pendapat jumhur mufasir, ayat ini berbicara

tentang Malaikat Jibril yang menjadi guru besar Nabi Muhammad SAW. Terlepas

dari ikhtilaf mengenai figur yang disebut pada ayat 5, seluruh mufasir sepakat bahwa

figur dimaksud bersifat memiliki kekuatan dalam segala dimensinya serta kecerdasan

khusus. Dengan demikian, makna tarbawy dalam ayat ini adalah bahwa seorang

pendidik seyogyanya merupakan sosok yang kuat, baik dari segi fisik, mental,

ekonomi, maupun intelektual.

C. Surat al-Nahl ayat 43-44

Terjemah7 Depag-Al quran- Online, rabo 7 Mei,jam 098 Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid………..Juz 7 240.

7

Page 8: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami

beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai

pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,”

“dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami

turunkan kepadamu Al quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa

yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”,(QS. 16:43-

44)

Mufrodat

: Ahli ilmu,

,mu`jizat : البينات

kitab yang dibawa rosul arti sebenarnya adalah tulisan.9 : الزبر

Analisa Bahasan

Allah SWT menyatakan bahwa Dia tidak mengutus Rasul sebelum diutusnya

Nabi Muhammad saw terkecuali laki-laki yang diutusnya itu diberi wahyu.

Ayat ini menggambarkan bahwa Rasul-rasul yang diutus untuk

menyampaikan wahyu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam as sehingga

Muhammad saw diutus untuk membimbing umatnya agar mereka itu beragama

tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Maka yang pantas diutus ialah Rasul-rasul

dari jenis mereka dan berbahasa seperti mereka. Pada saat itu Rasulullah saw diutus

orang-orang Arab menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang

berasal dari manusia seperti mereka, tetapi kalau Allah mau mengutus seorang

malaikat, seperti firman Allah SWT:

9 Al Qotton, taisiruttafsir, Mauqi` tafsir, Juz 2 hal 13

8

Page 9: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

ه2 :NN0ي 2ل ز2ل0 إ :NN6ن 0و:ال0 أ و0اق2 ل 0س: 0م:ش2ي ف2ي األ: 6ل6 الط>ع0ام0 و0ي :ك 0أ س6ول2 ي 6وا م0ال2 ه0ذ0ا الر> و0ق0ال

ا 0ذ2ير] 6ون0 م0ع0ه6 ن 0ك م0ل0كF ف0ي

Artinya:

“Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di

pasar-pasar?. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat

itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?"Q.S Al Furqan: 7)

Dan firman-Nya:

ق0د0م0 0ه6م: ل 0ن> أ 6وا ء0ام0ن >ذ2ين0 ال ر2 E0ش و0ب >اس0 الن :ذ2ر2 ن0 أ 0ن: أ :ه6م: م2ن Aج6ل ر0 2ل0ى إ 0ا :ن ي و:ح0

0 أ 0ن: أ ]ا ب ع0ج0 >اس2 2لن ل 0ان0 0ك أ

F2ين م6ب Fاح2ر ل0س0 ه0ذ0ا 2ن> إ ون0 0اف2ر6 :ك ال ق0ال0 Eه2م: ب ر0 :د0 ن ع2 Aص2د:ق

Artinya:

“Patutkah menjadi keheranan bagi manusia, bahwa kami mewahyukan kepada

seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan

gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang

tinggi di sisi Tuhan mereka". Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini

(Muhammad) benar-benar tukang sihir yang nyata". (Q.S Yunus: 2)

Mengenai penolakan orang-orang Arab pada kerisalahan Muhammad karena

ia seorang manusia biasa, dapatlah diikuti sebuah riwayat dari Ad Dahhak yang

disandarkan kepada Ibnu Abbas bahwa setelah Muhammad saw diangkat menjadi

utusan, orang Arablah yang mengingkari kenabiannya, mereka berkata: "Allah SWT

lebih Agung bila Rasul Nya itu bukan manusia. Kemudian turun ayat-ayat surah

Yunus.

Sesudah itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang musyrik agar

bertanya kepada orang-orang Ahli Kitab sebelum kedatangan Muhammad saw, baik

kepada orang-orang Yahudi ataupun kepada orang-orang Nasara. Apakah di dalam

kitab-kitab mereka itu disebutkan suatu keterangan bahwa Allah pernah mengutus

malaikat kepada mereka. Maka kalau disebutkan di dalam kitab mereka itu bahwa

Allah pernah menurunkan malaikat sebagai utusan Allah bolehlah mereka itu

mengingkari kerisalahan Muhammad. Akan tetapi apabila yang disebutkan di dalam

9

Page 10: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

kitab mereka Allah hanya mengirim utusan kepada mereka manusia yang sejenis

dengan mereka maka tidak benarlah apabila orang-orang musyrik itu mengingkari

kerisalahan Muhammad saw.10

Sesudah itu Allah SWT menjelaskan bahwa rasul-rasul itu diutus dengan

membawa keterangan-keterangan yang membuktikan kebenarannya, yaitu mukjizat

dan kita-kitab. Yang dimaksud dengan keterangan di dalam ayat ini ialah dalil-dalil

yang membukakan kebenaran kerisalahannya dan di maksud dengan Az Zabur ialah

kitab yang mengandung tuntunan hidup dan tata hukum yang diberikan oleh Allah

kepada hamba Nya.

Dan Allah SWT menerangkan pula bahwa Dia telah menurunkan Alquran

kepada Nabi Muhammad saw, agar supaya Kitab Alquran itu dijadikan pedoman

untuk memberikan penjelasan kepada manusia apa saja yang telah diturunkan kepada

mereka yaitu perintah-perintah dan larangan-larangan serta aturan-aturan hidup

lainnya yang harus mereka perhatikan dan mengandung kisah-kisah umat-umat

terdahulu agar supaya dijadikan suri tauladan, dalam menempuh kehidupan di dunia.

Juga agar Alquran itu dijadikan sebagai dasar mengenai hal-hal yang mereka merasa

sukar, yaitu menjelaskan hukum-hukum yang terkandung dalam Alquran itu serta

memerinci kandungan yang bersifat global sesuai dengan kemampuan berpikir dan

kepahaman mereka terhadap tujuan-tujuan hukum.

Di akhir ayat Allah SWT menandaskan agar mereka suka memikirkan

kandungan isi Alquran dengan pemikiran yang jernih baik terhadap prinsip-perinsip

hidup yang terkandung di dalamnya, tata aturan yang termuat di dalamnya serta

tamsil ibarat yang ada di dalam ayat-ayat Alquran itu, agar mereka itu memperoleh

kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, terlepas dari berbagai

macam azab dan bencana seperti yang menimpa umat-umat sebelumnya.

D. Surat al-Kahfi Ayat 65.

10 Haqi, Tafsir Haqi, amuqi`altafasir, TT,2 Juz 8 hal 233

10

Page 11: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

Terjemah

65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-

hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari

sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi

Kami.

66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu

supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara

ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan

sanggup sabar bersama aku.

68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu

belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"

69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai

orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam

sesuatu urusanpun".

70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu

menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku

sendiri menerangkannya kepadamu".

Bahasan

11

Page 12: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-

hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi

Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”.

Al-Qur’an telah mengisyaratkan sejak dini, yaitu pada Q.S.

Al-‘Alaq: 4-5 di mana telah disebut cara yang di tempuh oleh Allah

untuk mengajarkan manusia:

“(4) Allah yang mengajar (manusia) dengan perantaran pena

(5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”.

Pengajaran dengan “pena” (tulisan) mengisyaratkan adanya

peranan dan usaha manusia antara lain dengan membaca hasil

tulisan, dan pengajran kedua tanpa pena atau alat apapun

mengisyaratkan pengajara secara langsung tanpa alat, dan itulah

ilmu ladunni.

Setiap aksi pengetahuan mempunya dua faktor, yakni subjek

dan objek. Secara umum subjeklah yang dituntut perananya, dalam

rangaka memahamai objek. Namun pengalaman ilmiah

menunjukkan bahwa objek terkadang menampakkan dirinya

kepada subjek, tanpa usaha dari pihak subjek.

“Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya

kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu

yang telah diajarkan kepadamu?" 67. Dia menjawab:

"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama

aku”

12

Page 13: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

Kata khubran pada ayat ini bermakana pengetahuan yang mendalam. Dari akar

kata yang sama kata khobir yakni akar yang sangat dalam pengetahuannya. Nabi

Musa as. Memiliki ilmu lahiriah dan menilai sesuatu berdasarkan hal yang bersifat

lahiriyah. Tetapi seperti diketahui, setiap hal yang lahir ada pula sisi batiniahnya yang

mempunyai peranan yang tidak kecil bagi lahirnya hal-hal yang lahiriyah. Sisi

batiniah inilah yang tida bisa di jangkau oleh pengetahuan Nabi Musa as. Hamba

Allah yang saleh secara tegas menyatakan bahwa Nabi Musa as. Tidak akan sabar,

bukan saja karena Nabi Musa as dikenal berkepribadian tegas dan keras, tetapi lebih-

lebih karena peristiwa dan apa yang akan dilihatnya dari hamba Allah yangt saleh itu,

sepenuhnya bertentangan dengan hukum-hukum syariat yang bersifat lahiriyah dan

yang dipegang teguh oleh Nabi Musa as.

Kata attabi’uka asalnya adalah atsba’aka dari kata tabi’a yakni mengikuti.

Penambahan huruf ”ta” pada kata attabi’uka mempunyai makna kesungguhan dalam

upaya mengikuti itu. Memang demikianlah seharusnya seorang pelajar bertekad

untuk bersungguh-sungguh mencurahkan perhatian bahkan tenaganya terhadap apa

yang akan di pelajarinya.

Ucapan Nabi Musa ini sungguh sangat halus. Beliau tidak menuntut diajar,

tetapi permintaanya diajukan dalam bentuk pertanyaan,”bolehkah aku mengikutimu”?

selanjutnya belia menamai pengajaran yang diharapkannya itu sebagai ikutan yakni

beliau menjadikan diri beliau sebagai pengikut dan pelajar.

Beliau juga menggarisbawahi kegunaan pengajaran itu untuk dirinya secara

pribadi yakni untuk menjadi petunjuk baginya. Di sisi lain beliau mengisyaratkan

keluasan ilmu hamba yang saleh itu sehingga Nabi Musa as. Hanya mengharap

kiranya dia mengajarkan sebagian yang telah diajarkan kepadanya.

Disisi lain kita menemukan hamba Allah yang saleh itu juga penuh denga tata

krama, beliau tidak langsung menolak permintaan Nabi Musa tetapi menyampaikan

penilainnya bahwa Nabi yang agung itu tidak akan bersabar mengikutinya sambil

menyampaikan alas an yang begitu logis dan tidak menyinggung perasaan sebab

ketidak sabaran itu.

13

Page 14: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

Thahir Ibn ‘Asyur memahami jawaban hamba Allah yang saleh itu bukan

berarti memeri tahu Nabi Musa tentang ketidak sanggupannya, tetapi menuntunya

untuk berhati-hati karena seandainya jawaban itu merupakan pemberitaan ketidak

sanggupan kepada Nabi Musa tentu saja hamba Allah itu tidak akan menerima

diskusi dan Nabi Musa pun tidak akan menjawab bahwa insya allah dia akan

bersabar.

Ucapan hamba Allah ini, member isyarat bahwa seorang pendidik hendaknya

menuntun anak didiknya dan memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi

ketika menuntut ilmu, bahkan mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika

sang pendidik mengetahui jika potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu

yang dipelajarinya.

“Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai

orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu

urusanpun". 70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka

janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun,

sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".

Ucapan insya’Allah itu disamping merupakan adab yang diajarkan semua

agama dalam menghadapi sesuatu di masa depan, ia juga mengandng makna

permohonan kiranya memperoleh bantuan Allah swt dalam menghadapi sesuatu.

Apalagi dalam belajar, khususnya dalam mempelajari dan mengamalkan hal-hal yang

bersifat bathiniah/tasawuf. Ini lebih penting lagi bagi seseorang yang telah memiliki

pengetahuan yang dimilikinya tidak sejalan dengan sikap atau apa yang diajarkan

sang guru.

Di sisi lain, perlu dicatat bahwa jaaban hamba Allah yang saleh dalam

menerima keikut sertaan Nabi Musa as sama sekali tidak memaksakannya ikut.

Beliau memberi kesempatan kepada Nabi Musa as untuk mengikutinya. Dengan

demikian larangan tersebut bukan datang dari diri hamba yang saleh itu, tetapi dia

14

Page 15: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

adalah konsekuensi dari keikutsertan bersamanya. Perhatikanlah ucapan:”jika engkau

mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun,

sampai aku menerangkanya kepadamu.” Dengan ucapan ini, hamba yang saleh telah

mengisyaratkan adanya hal-hal yang aneh atau bertentangan dengan pengetahuan

Nabi Musa as yang akan terjadi dalam perjalanan itu, yang boleh jadi memberatkan

Nabi Musa as.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian surat-surat diatas, dapat kami simpulkan beberapa hal yang

berkaitan dengan subjek pendidikan.

1. Surat Ar-Rahman ayat 1 – 4 :

a. Kata Ar-Rahman menunjukkan sifat-sifat pendidik adalah murah hati,

penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia khususnya kepada peserta

didik dan kepada masyarakat pada umumnya.

b. Al-Quran merupakan sumber pendidikan Islam yang pertama dan utama,

karena Al-Quran memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Allah

15

Page 16: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

c. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang

sempurna, berilmu, berakhlak dan beradab.

d. Ayat ini kaitannya dengan proses pendidikan adalah seorang guru apapun

pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya, sampai pada

tahap seorang siswa (subyek didik) benar-benar faham.

2. Surat An-Najm :

Seorang guru itu harus mempunyai kekuatan, baik kekuatan secara jasmani

maupun rohani. Kekuatan jasmani yakni berupa totalitas dalam mengajar, penampilan

dan perilaku yang baik,karena perilaku kita akan dijadikan cerminan oleh murid-

murid kita.

3. Surat An-Nahl 43 - 44 :

Q.S. An-Nahl ayat 43-44 terdapat hubungan yang sangart erat dengan

pendidikan, khususnya tentang subyek pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan

pengajaran yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril

tentang ketauhidan dan sebagainya dan Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk

menyampaikannya kepada umatnya.

Subyek pendidikan meliputi pendidik dan peserta didik, keduanya merupakan

suatu yang tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu diantara keduanya tidak ada maka

tidak akan terjadi proses pendidikan, sehingga tujuan pendidikan untuk mencapai

insan kamil tidak akan dapat tercapai.

4. Surat Al-Kahfi 65-70:

Seorang mendidik harus memiliki kompetensi dan kepribadian yang luhur

dalam proses pembelajaran, diantaranya ada lah dengan memiliki sikap sabar dalam

menghadapi prilaku peserta didiknya. Jika sikap seperti ini dapat diterapkan dalam

proses pembelajaran, maka akan tercapai suasana yang kondusif terhadap upaya

memperoleh hasil belajar yang berkualitas baik, salah satunya dengan menerapkan

model pembelajara “PAKEM” (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan)

Dalam Al Qur'an terdapat beberapa sebutan bagi subyek pendidikan, yaitu:

ulul ilmi, ulama, ahludz dzikr, ahlur rusyd, syadidul quwa, dan dzu mirroh. Masing-

16

Page 17: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

masing nama tersebut menunjukan kapasitas subyek pendidikan, yang secara umum

merujuk kepada pribadi yang memiliki kompetensi lengkap, yakni pribadi yang taqwa

kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, cerdas, memiliki fisik,

mental, dan ekonomi yang kuat, serta sabar menghadapi perilaku peserta didik dan

menghargai keberadaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Depag-Al quran- Online, Rabo 7 Mei, jam 09

Jabir bin Musa aljazairi, Aisaruttafasir, Maktabah ulum wal hikmah, Madinah, 2003

Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadzili, Bahrul Murid, Darul Kutub,Bairut,2002

As Sayuthi, Darrul Manstur, Darul Fikr, Bairut,1993

Ar Razi, Mafatihul Ghoib, Darul Kutub Bairut, 2000

Al Qotton, Taisiruttafsir, Mauqi` tafsir

Haqi, Tafsir Haqi, Almauqi`Altafasir, TT

17

Page 18: Ts.tarbawi Subyek Pendidikan)

18