tugas akhir evaluasi kelayakan pemberian …/evaluasi... · punya kemauan untuk bangkit.oleh ... ·...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TUGAS AKHIR
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA
OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Ahli Madya di Bidang D3 Keuangan dan Perbankan
Oleh :
Weni Kristia
F 3609071
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
”Fikirkan hal-hal yang paling hebat, dan engkau akan menjadi terhebat.
Tetapkan akal pada hal tertinggi, dan engkau akan mencapai yang tertinggi”
(Penulis)
“Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atask
elengahan kita tak akan bias dikembalikan seperti semula”
(Penulis)
“Tetesan - tetesan air yang kecil dapat melubangi sebuah batu yang besar,
kalau itu terjadi terus menerus, Jadi jangan pernah berhenti untuk
berusaha”
(Penulis)
“Aku tidak takut pada kegagalan, yang aku takutkana dalah apabila tidak
punya kemauan untuk bangkit.Oleh sebabi tu, aku selalu meminta semangat
dan kemauan dari Tuhan, bukannya dijauhkan dari kegagalan”
(Marcus Aurelius)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
· Ibu ( Maria Regina Yani ) dan bapak ( Antonius Yohanes Avilla
Suwarso) terima kasih kasih sayang,motivasi dan doa yang tak
pernah putus.
· Mas Rinto, mbak Pipit, adik-adik ku tersayang yang lucu-lucu &
semua keluarga.
· Buat teman-teman angkatan KP’09, perjuangan kita masih
panjang semoga kita semua memiliki masa depan yang cerah dan
tetap semangat. Yang terpenting jangan pernah lupakan teman-
teman seperjuangan KP’09.
· Terima kasih buat semua teman-teman yang udah membantu dan
memberi motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan karuniaNya, sehingga akhirnya dengan kemampuan dan waktu yang
terbatas penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
“EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH
PT. BPR NGUTER SURAKARTA” Tugas Akhir ini di susun guna melengkapi
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ahli Madya pada program DIII Keuangan
dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, memberi motivasi,dorongan srta mengarahkan
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga Tugas Akhir ini
dapat tersusun. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro. SE,M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Kresno Sarosa Pribadi. SE,M.Si selaku Ketua Porgram Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani, M.Si, Selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis menjadi manfaat untuk hidup
dan masa depan.
5. Ibu Fransiska Permata Dewi dan Bapak Yusak Adi Nugroho selaku
pimpinan PT. BPR Nguter Surakarta yang berkenan memberi ijin penulis
untuk melakukan magang.
6. Mbak Ana, mb maya, mb yani, mas anom, mb nita, mb tutik, mb lia, mb
ratri, mb yani, mb sari dan Seluruh Staf karyawan PT. BPR Nguter
Surakarta, yang selalu membantu dan membimbing dalam pelaksanaan
magang kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman dan keluarga terima kasih atas dukungan dan doa’nya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan praktik magang
dan sekaligus menyusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Sengan demikian semoga
Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta pihak-pihak yang
berkepentingan dengan Tugas Akhir ini. Amin
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAKSI
PERSETUJUAN ............................................................................................. i
PENGESAHAN ............................................................................................. ii
MOTTO ............................................................................................. iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Batasan Masalah ....................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 9
E. Lokasi Penelitian ...................................................................... 10
F. Metode Penelitian .................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 12
1. Bank ................................................................................... 12
2. Kredit ................................................................................. 17
B. Alur Pemberian Kredit ............................................................. 27
BAB III PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum BPR Nguter .................................................. 29
1. Sejarah Singkat BPR Nguter ............................................ 29
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan .................. 30
3. Gambaran Umum Debitur BPR Nguter ........................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Produk dan Jasa Pelayanan ............................................... 40
5. Prosedur Pemberian Kredit ............................................... 42
B. Pembahasan .............................................................................. 46
C. Kebijakan Penanganan Kredit Macet ...................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 79
B. Saran .......................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 81
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Penyaluran Kredit Oleh BPR Nguter Surakarta .................. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Pemberian Kredit ............................................................. 27
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPR Nguter Surakarta ............................ 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernayataan Tugas Akhir
Lampiran 2 Surat Keterangan Dari BPR Nguter Surakarta
Lampiran 3 Formulir Penilaian
Lampiran 4 Kegiatan Harian Magang
Lampiran 5 Leaflet Produk BPR
Lampiran 6 Analisis Kredit
Lampiran 7 Aplikasi Permohonan Kredit
Lampiran 8 Kesanggupan Pembayaran Angsuran Kredit
Lampiran 9 Tanda Setor
Lampiran 10 Tanda Terima Uang Pinjaman
Lampran 11 Slip Penarikan
Lampiran 12 Slip Setoran
Lampiran 13 Spesimen Tanda Tangan Nasabah
Lampiran 14 Aplikasi Pembukaan Rekening Deposito/Tabungan
Lampiran 15 Disposisi Pencairan Kredit
Lampiran 16 Surat Kuasa Menjual Baarang Jaminan
Lampiran 17 Pernyataan Dan Penyerahan Kembali Barang Jaminan
Lampiran 18 Fiducia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
EVALUASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
WENI KRISTIA
F 3609071
Penelitian ini Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta kepada debitur untuk menilai benar-benar layak atau tidak kredit tersebut diberikan.
Adapun metode penelitian yang digunalan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari BPR Nguter Surakarta, dengan populasi yang digunakan adalah debitur pada BPR Nguter selama penelitian ini dilakukan, adapun sampel diambil dari 10% dari total populasi atau sejumlah 5 debitur. Adapun analisis mengenai kelayakan kredit yang digunakan menggunakan prinsip 7P dan 6C.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua nasabah yang mengajukan permohonan kredit dapat menerima sesuai dengan apa yang diinginkan disebabkan oleh analisis kelayakan penerimaan kredit yang dilakukan oleh BPR, selain itu dalam menanganan kredit macet tidak selalu dilakukan dengan penyitaan terhadap asset yang dijadikan jaminan. Penyitaan terhadap jaminan adalah langkah terakhir dan sedapat mungkin dihindarkan.
Adapun kesimpulan dari penelitia yang dilakukan adalah BPR adalah lembaga keuangan mikro yang dapat dikatakan sebagai sebuah bank kecil yang tetap mengacu ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk bank pada umumnya yang disesuaikan dengan peratuan perundangan yang berlaku di Indonesia. Hasil dari analisa data dan pembahasan pada penelitian ini menyatakan bahwa debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar 100% (sebanyak 5 orang. Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat perkembangan usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan kredit mengalami peningkatan atau tidak. Dalam penyelesaian kredit macet tersebut BPR Nguter Surakarta selalu berdasarkan peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam penyelesaian kredit. Langkah penyitaan dan lelang merupakan langkah terakhir yang dilakukan jika langkah-langkah persuasif lainya tidak dapat dilakukan, dan hingga saat ini BPR Nguter Surakarta belum pernah melakukan penyitaan dan pelelanga terhadap asset debitur pada BPR Nguter Surakarta. Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya dan kepada BPR Nguter Surakarta diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, sehingga BPR Nguter Surakarta dapat mewujudkan visinya, yaitu menjadikan BPR Nguter Surakarta menjadi BPR yang terdepan. Kata Kunci : BPR, Pengajuan kredit, Kelayakan usaha, Penanganan kredit macet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTARCT
VALUATION OF THE FEASIBILITY OF GRANTING CREDIT VENTURE CAPITAL BY PT BPR NGUTER SURAKARTA
WENI KRISTIA
F3609071
This research was to determine the feasibility of granting of credits is done by the PT BPR Nguter Surakarta to borrowers to assess really worth it or no credit is given.
As for the digunalan research methods in this research is to use secondary data originating from the BPR Nguter Surakarta, with a population that is used is the debtor on BPR Nguter during this research was conducted, as for samples taken from 10% of the total population or number of 5 debtors. As for the analysis of creditworthiness is used using 7 p and 6 c.
The results of this research show that not all customers who applied for credit can be received in accordance with what is desirable due to the analysis of the feasibility of receiving credit by BPR, moreover in menanganan bad credit does not necessarily done with foreclosures against asset which shall create any warranty. Seizure of collateral is the final step and avoided as far as possible.
As for the conclusion of the penelitia does is BPR is a microfinance institution that can be described as a small bank that still refer to the provisions and regulations for banks in general are tailored to peratuan legislation applicable in Indonesia. The results of the data analysis and discussion on the study States that the debtor gets credit from banks more in comparison with that does not get the credit, the credit is equal to 100% (as much as 5 people. Creditworthiness evaluation is done by the way see the development work done, as well as also been debtors get credit increase or not. In the settlement of bad credit is always based on BPR Nguter Surakarta regulatory legislation that has been determined by Bank Indonesia in the settlement of credit. Foreclosure and auction step is the last step performed if other persuasive measures cannot be done, and to this day has never been BPR Nguter Surakarta do foreclosures and pelelanga against the obligor's asset on BPR Nguter Surakarta. Some suggestions that can pass is for researchers to debtors in filing credits towards the creditors adjusted to the ability to repay the loan and the BPR Nguter Surakarta expected to minimize the occurrence of bad debt, so that BPR can realize his vision Nguter Surakarta, which made BPR BPR became the Nguter Surakarta cutting edge. Keywords : BPR, Feasibility of credits, Valuation of the feasibility of granting credit venture capital.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di
Indonesia yang memiliki peranan penting bagi kelangsungan perekonomian
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dengan
kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan
masyarakat, perlu diberikan perhatian bagi usaha-uaha untuk membina dan
melindungi usaha kecil dan tradisional serta golongan ekonomi lemah.
Bank Indonesia menilai koordinasi erat antara BI dan pemerintah
sangat dibutuhkan untuk mencapai stabilitas makro-ekonomi dan
pertumbuhan 6 persen pada tahun 2007. BI memiliki enam dari delapan
syarat atau langkah yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang baik. Hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), selasa (22/11)
di Jakarta juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi 2007
berpotensi meningkat lebih tinggi mencapai 6,3 persen jika langkah yang
dibutuhkan direalisasikan lebih cepat. Jika langkah-langkah yang
dibutuhkan gagal diimplementasikan secara tuntas, pertumbuhan ekonomi
2007 diperkirakan hanya 5,7 persen (www.kompas.co.id).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pasar keuangan mikro Indonesia didominasi oleh dua jenis lembaga
resmi yaitu: 4.000 lebih kantor Unit, yang merupakan kantor-kantor cabang
pembantu Bank Rakyat Indonesia (BRI, yang sedang menjalani privatisasi),
dan hampir 2.200 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang mewakili bank-
bank yang lain. BRI disebut menguasai sekitar 45% portofolio Keuangan
Mikro, sedangkan BPR sekitar 30%. Koperasi berperan besar dalam
penyaluran kredit (sekitar 20% dari pangsa pasar), namun kurang berperan
dalam penggalangan tabungan: BRI Unit menghimpun sekitar 75%,
sedangkan BPR menghimpun 20% dana.
Keuangan mikro di Indonesia telah ada sejak akhir abad ke-19
dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Kedua lembaga
ini dibentuk untuk membantu petani, pegawai, dan buruh melepaskan diri
dari lintah darat. Pada 1905 Bank Kredit Rakyat ditingkatkan menjadi Bank
Desa yang cakupan pelayanannya diperluas meliputi kegiatan usaha di luar
bidang pertanian.
Keadaan ini berubah setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis
bank di Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Lembaga keuangan yang tidak memenuhi syarat sebagai BPR kemudian
dikenal sebagai lembaga keuangan nonformal atau bank gelap.
Lembaga keuangan nonformal tercatat ada 2.272 LDKP (Lembaga
Dana dan Kredit Pedesaan) dan 5.345 BKD (Badan Kredit Desa) yang tidak
memenuhi syarat sebagai BPR. Pergerakan jumlah BPR sangat ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
oleh perubahan jumlah BPR non BKD. Struktur BPR di Indonesia masih
didominasi oleh BPR yang masuk kategori BKD. Sampai tahun 2002 hampir
60% BPR di Indonesia merupakan BKD. Kegiatan utama BPR adalah
menerima simpanan dan memberikan kredit skala kecil dalam jangka
pendek kepada pedagang-pedagang di pasar dan penduduk desa. Wilayah
kerjanya umumnya bersifat lokal tingkat desa. (www.smeru.or.id).
Selama ini BPR seolah-olah berada dalam kegelapan pada saat
melaksanakan proses untuk memberikan fasilitas kredit (penyediaan dana)
kepada calon debitur yang belum dikenal dengan baik, karena sangat sulit
untuk mendapatkan informasi tentang calon debitur tersebut terutama
debitur yang sebelumnya telah memperoleh penyediaan dana dari bank lain.
Debitur yang bermasalah berpindah dari bank lain ke BPR sangat mungkin
terjadi.
Perpindahan debitur antara satu BPR ke BPR lain antara lain
disebabkan belum diikutsertakannya BPR dalam Sistem Informasi Debitur
(SID) yang dikelola oleh BI. BPR mulai tahun 2006 diikutsertakan dalam
SID, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/8/PBI/3005 tanggal 24
Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur. SID menjadikan BPR
bertindak sebagai pelapor dan wajib bagi BPR dengan total asset Rp10,00
miliar ke atas, sedangkan BPR dengan total asset dibawah Rp10,00 miliar
tidak wajib, namun diperkenankan untuk menjadi pelapor sepanjang
memiliki infrastruktur yang memadai (www.bi.go.id).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Peranan BPR dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari skala
usahanya. Bila melihat skala usaha, harus dikatakan bahwa BPR kurang
efisien dibanding bank-bank umum. Penyebabnya adalah kecilnya skala
usaha dan kualitas SDM. Tetapi BPR memiliki kekuatan dalam hal likuiditas
dibanding bank umum. Keunggulan BPR yang lainnya yaitu BPR tetap
menjalankan fungsi intermediasinya secara seimbang, sekalipun
perekonomia Indonesia dalam kondisi krisis. BPR dilihat dari segi
permodalan juga lebih baik dari pada bank umum (Manurung dan Rahardja,
2004: 216-217).
Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan
kota maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan
sebagian besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang
penting bagi perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber
dana yang penting untuk setiap jenis usaha. Sebelum dimulainya kegiatan
pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap
semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit,
guna mencegah timbulnya suatu risiko kredit.
Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik
dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi
penyaluran kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit
yang komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-
hatian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PT. BPR Nguter Surakarta dalam pemberian kredit tetap berdasarkan
pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari risiko
kredit bermasalah dan kredit macet. Bank juga langsung melakukan
penanganan atas permohonan kredit yang di terima dengan melakukan
survei ke tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara
pendahuluan.
Pelayanan yang cepat namun tepat sasaran akan memberikan rasa
nyaman bagi para calon nasabah kredit. Produk kredit yang diberikan oleh
PT. BPR Nguter Surakarta mempunyai jangka waktu yang bervariasi, yaitu
kredit angsuran maksimal sampai dengan 3 tahun sedangkan kredit tetap
maksimal sampai 6 bulan. Kredit yang diberikan tergantung pada
permohonan dari debitur.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian
bagi PT. BPR Nguter Surakarta maka perlu ditumbuh kembangkan dengan
memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala
Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang
harmonis antara nasabah dengan Bank dalam rangka menghindari terjadinya
kredit macet.
Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada
debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang
relatif cepat dan dana yang diberikan juga minim. Proses pembayaran kredit
tidak selamanya berjalan mulus, bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu
dapat memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran
kredit.
PT. BPR Nguter Surakarta memiliki nasabah hingga akhir Juli 2011
sebanyak 591 orang, karena nasabahnya merupakan nasabah konsumen
(untuk kepentingan pribadi atau usaha). Nasabah konsumen tidak hanya
menggunakan dana yang diberikan oleh bank untuk kepentingan pribadi saja
tetapi ada yang menggunakannya untuk kepentingan tambahan modal
usahanya. PT. BPR Nguter Surakarta memiliki debitur hingga akhir Juli
2011 sebanyak 159 orang, dari jumlah debitur yang ada yang dikatakan
layak untuk diberikan kredit oleh pihak kreditur sebanyak 90%.
PT. BPR Nguter Surakarta menawarkan pinjaman berupa pinjaman
konsumen/ personal dan pinjaman usaha kecil menengah. Debitur yang
meminjam kredit kebanyakan merupakan nasabah lama dari bank, sehingga
dalam pemberian kredit akan lebih memudahkan pihak bank dalam
mengevaluasi kinerja debitur tersebut. Debitur yang diangkat disini memiliki
jenis usaha yang berbeda-beda, diantaranya adalah pedagang, petani, PNS
(Pegawai Negeri Sipil), kontraktor. Debitur disini mempunyai kebutuhan
yang berbeda-beda dalam peminjaman kredit, diantaranya yaitu untuk
tambahan modal dan untuk konsumtif sendiri.
Lembaga perkreditan baik formal maupun non formal keberadaanya
saat ini sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan
modal untuk usahanya. Pada umumnya suatu usaha memanfaatkan dana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang tidak kecil jumlahnya dan manfaat dari dari usaha tersebut baru akan
diterima pada masa yang akan datang. Waktu yang akan datang penuh
dengan ketidakpastian, sehingga diperlukan suatu penilaian dalam suatu
usaha, dimana seorang nasabah apakah mampu dalam mengembalikan suatu
pinjaman yang telah dipinjam untuk menjalankan usahanya. .
Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit,
terlebih dahulu harus diperoleh data bahwa, kredit yang diberikan mampu
dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain
dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu
dilakukan karena hal ini merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan
untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan
prosedur yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-
penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang
telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet. Salah satu
hal yang paling penting dalam pemberian kredit yaitu dengan melakukan
deteksi dini (evaluasi kembali) atas kredit yang diduga akan bermasalah,
sehingga kredit tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.
Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka
menarik penulis untuk mengevaluasi kelayakan pemberian kredit yang
disalurkan oleh bank untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan
modal dalam rangka memajukan usahanya. Penambahan modal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
didasarkan pada perencanaan kredit yang baik akan menghasilkan kinerja
perusahaan yang baik pula. Faktor ini sangatlah penting bagi pihak bank
karena hal ini akan menunjukkan bahwa kelayakan pemberian kredit oleh
pihak bank yang diberikan kepada debiturnya dalam rangka untuk
memajukan usahanya.
Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk
mempelajari kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank. Penulis
dalam hal ini lebih memperhatikan pada aspek ” Evaluasi Kelayakan
Pemberian Kredit Modal Usaha oleh PT. BPR Nguter Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pemberian kredit yang
dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta kepada beberapa debiturnya
layak dan bagaimana proses pengajuan kredit, khususnya dengan sertifikat
tanah yangt bukan atas nama debitus sendiri namun atas nama orangtua?”.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari keluasan masalah, maka peneliti membatasai
permasalahan evaluasi kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh
pihak PT. BPR Nguter Surakarta untuk menilai layak atau tidak kredit
tersebut diberikan kepada debitur, khususnya pada personal atau usaha kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
D. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak
PT. BPR Nguter Surakarta kepada debitur untuk menilai benar-benar
layak atau tidak kredit tersebut diberikan.
2. Kegunaan
a. Bagi Manajemen PT. BPR Nguter Surakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana sumbangan
pikiran dalam menentukan kebijaksanaan kredit yang diberikan
kepada nasabah.
b. Bagi Pemegang Saham
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam meningkatkan kwalitas produk yang ditawarkan untuk masa
yang akan datang.
c. Bagi Debitur dan Calon Debitur
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan wawasan
dalam mengambil pinjaman kredit.
E. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada BPR Nguter Surakarta yang beralamat di
Jl. Honggowongso No. 69 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan atau diperoleh adalah berupa data primer dan
data sekunder dari tahun 2011-2012. Data primer diperoleh dari tanya jawab
secara langsung dengan pemohon kredit/debitur. Data sekunder diperoleh dari
laporan/informasi dari BPR Nguter Surakarta yang berupa laporan keuangan.
3. Teknik Pengambilan Data
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh debitur dari
BPR Nguter Surakarta. Pengambilan sampel dimaksudan untuk memperoleh
keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dangan cara mengamati
sebagaian dari populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10%
dari populasi yang ada yaitu sebanyak 5 debitur.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Survey
Metode survey merupakan metode yang mengerjakan evaluasi serta
perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan
dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat
digunakan dalam pembuatn rencana dan pengambilan keputusan
dimasa mendatang. Metode survei yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung
dengan proses tanya jawab yang berkaitan dengan topik yang dibahas
oleh penulis kepada pihak debitur dan masyarakat sekitarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan
mencetak secara langsung dari buku pedoman yang dimiliki oleh BPR
Nguter Surakarta serta mengumpulkan data dengan cara mempelajari dan
mencari referensi atau literatur dari buku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Bank
a. Pengertian Bank
Kata bank dari kata bangue dalam bahasa perancis, dan dari kata
banco dalam bahasa itali, yang berarti peti atau lemari atau bangku.
Kata lemari atau peti menyiratkan fungsi sebagai tempat penyimpanan
benda-benda berharga seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan
sebagainya.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pada pasal
1 disebutkan bahwa bank adalah bentuk dana usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Penyaluran kepada
msyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Sedangkan dalam pasal 2 disebutkan bahwa bank umum adalah bank
yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan tiga fungsi utama bank
dalam pembangunan ekonomi (Kuncoro, 2002: 68-69).
a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam
bentuk simpanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat
dalam bentuk kredit.
c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan
dan peredaran uang.
Bank dan lembaga bukan bank mempunyai peranan penting
dalam system keuangan, peranan tersebut adalah (Sri Susilo et al.,
2008:8):
a. Pengalihan asset (asset transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan pinjaman
kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut
diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka
waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana.
Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan bukan bank telah
berperan sebagai pengalih asset dari unit surplus (lenders) kepada
unit deficit (borrowers). Dalam kasus lain, pengalihan asset dapat
pula terjadi jika lembaga keuangan menerbitkan sekuritas sekunder
(giro, deposito berjangka, dana pensiun, dsb) yang kemudian dibeli
oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas
primer (saham, obligasi, promes, commercial paper, dsb) yang
diterbitkan unit deficit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi
barang dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan (giro, tabungan,
deposito, saham, dsb) merupakan pengganti uang dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran.
c. Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dsb.
Produk-produk tersebut mempunyai likuiditas yang berbeda-beda.
Untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya.
d. Efisiensi (Efficiency)
Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah
mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan
memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara
peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif.
Secara lebih spesifik fungsi bank dapat disebut sebagai agen of
trust, agen of development, agen of services (Sri Susilo et al., 2000: 6).
Agen of trust dasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan
atau trust, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dana. Masyarakat akan akan menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi oleh unsur kepercayaan.
Agen of development adalah tugas bank sebagai penghimpun
dana dan penyalur dana sangat diperlukan. Untuk kegiatan
perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi, distribusi, dan juga
mengkonsumsi barang dan jasa mengingat semua kegiatan investasi,
distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
Agen of service adalah bank memberikan penawaran jasa-jasa
perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa bank ini dapat berupa
jaminan bank, jasa penyelesaian tagihan dan jasa-jasa lainnya.
a. Jenis bank berdasarkan Undang-Undang
Berdasarkan undang-undang No. 10 Pasal 5 tahun 1998 terdapat
dua jenis bank yaitu:
1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanaka
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak
memberikan jasa dalam lau lintas pembayaran.
b. Jenis bank berdasarkan kepemilikan
Jenis bank berdasarkan kepemilikan yaitu: Bank Milik Negara
(Badan Usaha Milik Negara), Bank Milik Pemerintah Daerah
(Badan Usaha Milik Daerah), bank milik swasta nasional, bank
milik campuran (nasional dan asing) dan bank milik asing (cabang
atau perwakilan).
c. Jenis Bank berdasarkan penekanan kegiatannya
Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya yaitu: bank retail,
bank korporasi, bank komersial, bank pedesaan, bank
pembangunan dan lain-lain.
d. Jenis bank berdasarkan prinsip atau instrument yang digunakan
1) Bank Konvensional
Bank Konvensional adalah bank yang beroperasinya mengambil
keuntungan dari spread antar bunga pinjaman dengan bunga
simpanan dan mendasarkan segala aktifitasnya mengambil
keuntungan dari bunga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Bank berdasarkan prinsip syariah
a. Bank Umum Syariah
Pada dasarnya bank umum syariah sama dengan bank
umum akan tetapi segala aktifitasnya didasarkan pada
prinsip-prinsip syariah Islam dimana adanya pelanggaran
pengambilan bunga yang dalam syariah Islam termasuk
salah satu jenis riba yang dilarang dalam syariah Islam.
b. Unit Usaha Syariah
Pada prinsipnya sama dengan bank umum syariah akan
tetapi keberadaannya merupakan cabang dari bank
konvensional yang secara pengelolaannya dipisahkan dari
aktivitas bank konvensional induknya.
2. Kredit
a. Pengertian Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan
seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli
produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang
ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bunga. Seseorang yang menggunakan jasa kredit, maka ia akan
dikenakan bunga tagihan.
b. Keputusan Penyaluran Kredit
Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain
(Siamat, 1995 : 97):
a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar
kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.
b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam
rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapa
memperlancar produksi.
Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106-
108):
a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
c. Memperlancar arus barang dan arus uang.
d. Meningkatkan produktivitas yang ada.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat.
f. Memperbesar modal kerja perusahaan.
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian
suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa
kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa
tertentu dimasa yang akan datang.
b. Kesepakatan
Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam
suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak
dan kewajiban masing-masing.
c. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah
disepakati.
d. Risiko
Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau
macetnya pengembalian kredit.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit
atau jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.
Secara teoritis terdapat bermacam-macam kredit, tetapi dalam
pembahasan ini kita batasi pada kredit yang umumnya disalurkan kepada
usaha kecil menengah (UKM):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya
1) Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang bisaanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
usaha baru.
2) Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
3) Kredit konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk
kebutuhan sendiri bersama keluarga.
b. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-
lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara
1 sampai 3 tahun.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih
dari 3 tahun.
c. Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya
1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan untuk
melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi jumlah
maksimum yang disetujui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan untuk
melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara teratur
disesuaikan dengan kebutuhan.
3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus, akan
tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule tertentu.
3. Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit
Pinjaman usaha kecil lebih kompleks karena bank seringkali
diminta mengambil resiko kredit. Dalam pemberian kredit membutuhkan
suatu analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan
suatu keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan
usaha debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada
aspek-aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah
berupa analisis 6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005;
263) tersebut adalah:
a. Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab,
integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermin dari latar
belakang debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi.
b. Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis. Debitur
perlu dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik dan benar
usahanya. Jika dia mampu memimpin usahanya, maka dia juga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mampu untuk mengembalikan pinjamam sesuai dengan perjanjian dan
perusahaannya tetap berjalan.
c. Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya). Modal
yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan debitur untuk
melunasi kewajiban-kewajibannya.
d. Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam transaksi
kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah yang
digunakan untuk membayar kredit tersebut.
e. Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol perusahaan.
Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan
dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek
usaha dari sektor yang ia (peminjam) jalankan.
f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang
berlaku itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan
kreditur dan debitur dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah sebagai berikut
menurut Kasmir (2004; 106) :
a. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon
debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakter.
c. Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d. Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.
e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit.
f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
dalam mencari laba.
g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindunngan. Perlindungan dapat berupa
barang atau orang atau jaminan asuransi.
4. Analisis Kelayakan Kredit
Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna
menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga
dengan menggunakan beberapa aspek, yaitu (Siamat, 2004 :107-110):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Aspek yuridis/hukum
Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-ijin
yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
b. Aspek pemasaran
Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan
kompetisi, kualitas produksi.
c. Aspek keuangan
Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.
d. Aspek teknis/operasi
Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-
mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi,
lay out ruangan.
e. Aspek manajemen
Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang
dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
f. Aspek sosial ekonomi
Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan
masyarakat.
Kredit yang diberikan oleh bank merupakan penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dirpersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan,
menurut Taswan (1997; 173).
Pemberian kredit harus berdasarkan atas kebijaksanaan kredit yang
berlaku. Kebijaksanaan perkreditan meliputi penetapan standar kredit dan
analisis kredit. Kebijaksanaan perkreditan bank harus diprogram dengan
baik dan benar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis,
ekonomis dan kehati-hatian.
Nilai kredit merupakan dasar kinerja keuangan yang lalu pada
perusahaan peminjam yang sama untuk sebuah nilai. Kewajiban
pembayaran yang lalu, beban hutang yang relatif dengan pendapatan, dan
jabatan merupakan contoh faktor yang berhubungan dengan kredit
konsumen dan pinjaman hipotik perusahaan. Ada beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu kelayakan kredit, yaitu
menurut Gup and Kolari (2005; 218) :
a. Kredit konsumen, menggunakan model variabel dimana pembayaran
historis (bobotnya 35%); berapa banyak hutang (bobotnya 30%);
panjang kredit historis (bobotnya 15%); kredit baru (bobotnya 10%);
tipe kredit yang dipakai (bobotnya 10%). Nilai kredit yang tinggi
merupakan tanda resiko kredit yang rendah.
b. Bisnis kecil, menggunakan model nilai kredit untuk pinjaman hingga
$250,000, walaupun banyak bank yang masih menggunakan pinjaman
hingga $100,000. Pinjaman dengan resiko tinggi berarti biaya bunga
yang ditanggung juga tinggi. Model ini sangat efisien, karena dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
model ini akan taat pada peraturan dibanding kebijakan ketika
membuat pinjaman.
Kunci sukses dari bisnis kredit adalah analisis kredit yang
sistematis. Analisis yang kurang cermat maka membuat kredit tersebut
menjadi kredit yang berbahaya, bisa menimbulkan resiko kredit. Analisis
kredit selalu mengutamakan jaminan, dimana jaminan dan karakter dari
debitur dianggap sebagai determinan utama resiko kredit.
Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan
kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar
kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam
perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya
meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):
a. Identitas pemohon
Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha,
jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.
b. Tujuan permohonan kredit
Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka
waktu kredit, kebutuhan kredit.
c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank
Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai
transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan
bisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d. Analisis 6C kredit
Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis
modal, analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.
B. Alur Pemberian Kredit
Evaluasi kelayakan pemberian kredit merupakan suatu penilaian
dimana suatu debitur apakah pantas atau tidak untuk menerima pinjaman
dari bank. Proses keputusan layak atau tidak debitur diberi kredit, dapat
dijelaskan dengan gambar 2.1:
Gambar 2.1: Alur Pemberian Kredit
Permohonan kredit
Penelitian berkas oleh bank
Analisis berkas
Berkas dikembalikan
Analisis berbasis 6C
Pengambilan keputusan
Evaluasi kredit Berkas dikembalikan
Diterima
Ditolak
Diterima Ditolak
Evaluasi kelayakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Debitur dalam mengajukan permohonan kredit harus memenuhi
persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan
diperiksa keabsahannya oleh pihak bank/kreditur, kemudian akan ditentukan
mana yang diterima dan yang ditolak. Jika diterima, maka akan dilakukan
proses analisis dengan menggunakan analisis berbasis 6C dan unsur-unsur
usaha. Hasil analisis tersebut, bagi yang diterima akan dievaluasi kembali
kelayakannya apakah benar-benar layak atau tidak diberi kredit oleh bank.
Kemudian barulah pihak bank mengambil keputusan untuk memberikan
kredit atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum BPR Nguter Surakarta
1. Sejarah Singkat BPR Nguter Surakarta
BPR Nguter Surakarta adalah merupakan salah satu bank yang
usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam betuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BPR Nguter Surakarta diakuisisi (pengambil alihan kepemilikan
suatu bank) dari PT BPR Dana Pogalan, yang mulai berdiri cukup lama
yakni pada tahun 1991, dan pada tahun 2006 PT BPR Dana Pogalan
diakuisisi menjadi BPR Nguter Surakarta, dengan surat keputusan tahun
2006 yaitu SK No: C-15541 HT.01.04 tahun 2006 akte pendirian dari
notaris No.57 tanggal 16 Mei 2006. Setelah proses akuisisi BPR Nguter
Surakarta mulai menjalankan kegiatan operasinya bulan Juli 2006, resmi
menjadi BPR Nguter Surakarta pada tanggal 25 Juli 2006. Pada awal
pendirian kompisisi kepemilikan saham dalam BPR ini adalah sebesar
60% untuk Tn Djoko P Sugoto, Ny. Augustine esther sebesar 35% dan
sisanya sebesar 5% oleh Ny, Dwi Esti Nastiti. Kepemilikan tersebut
berubah setelah pada tahun 2009 berdasarkan Rapat Umum Pemegang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
saham kepemilikan saha berubah menjadi Tn Djoko P Sugoto sebesar 60%
dan Ny. Augustine Esther menjadi sebesar 40%.
Visi dari BPR Nguter Surakarta yaitu menjadikan BPR Nguter
Surakarta menjadi BPR yang terdepan. Sedangkan misi dari BPR Nguter
Surakarta yaitu meningkatkan kinerja BPR Nguter Surakarta yang sehat,
professional, dan mampu bersaing serta berkesinambungan.
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
BPR Nguter Surakarta sangat memahami bahwa keberhasilan dan
daya tahan sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh sistem dan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi berfungsi untuk mempermudah
proses pencapaian tujuan dari bank. BPR Nguter Surakarta terdapat
beberapa unit bagian kerja yang masing-masing mempunyai tugas yang
berbeda-beda. Pada dasarnya struktur organisasi diperlukan agar ada
pemisahan batas-batas atau wewenang dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian. Struktur organisasi BPR Nguter Surakarta dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi BPR Nguter Surakarta
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Direktur Utama
1) Menerjemahkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan
peraturan pemerintah dan bank Indonesia.
2) Merahasiakan hal-hal yang sifatnya dan atau sesuai denan
peraturan atau instruksi komisaris wajib dirahasiakan, mentaati
peraturan-peraturan dan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh
direksi.
3) Memelihara hubungan baik dengan nasabah, pejabat-pejabat
pemerintah dan atau daerah, instansi-instansi pemerintah.
4) Menandatangani bukti-bukti pembukuan.
5) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan bagian-bagian di
kantor bank.
6) Memimpin rapat dengan staf-staf.
Rapat Umum Pemegang Saham
Komisaris
Umum
SPU
Pembukuan
Teller Adm. Dana Adm. Kredit
Kabag Kredit
Pemasaran
Direktur
Direktur Utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
7) Memimpin laporan-laporan untuk bank Indonesia, direksi serta
surat-surat untuk pihak ke III dengan ketentuan tanda tangan
dilakukan bersama-sama dengan pejabat lain yang ditentukan oleh
komisaris.
b. Direktur
1) Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugasnya
memimpin kantor dan mewakilinya jika direktur utama
berhalangan.
2) Menyusun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta
berusaha mewujudkan target penerimaan dan pengendalian biaya.
3) Mengatur tugas seluruh karyawan dan staf agar masing-masing
bagian dapat melaksanakan tugasnya.
4) Mengawasi dan mengkoordinasi bagian operasional, akuntansi,
umum dan personalia.
5) Bertanggung jawab terhadap:
a) Pelayanan terhadap nasabah atau tamu dengan baik, cepat dan
bila perlu ikut membantu mempercepat pelayanan pada
masyarakat.
b) Pembukuan atau penutupan kas tepat pada waktunya.
c) Pemerikasaan saldo kas setiap hari.
6) Menandatangani cek atau giro bilyet atas bank-bank lain, surat-
surat resmi kepada nasabah dan pihak ke III, laporan-laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kepada bank Indonesia bersama-sama dengan direktur utama dan
pejabat lain yang ditentukan oleh direksi.
7) Melakukan pengawasan intern dan berusaha mencegah
kemungkinan terjadinya kekurangan-kekurangan di bank.
8) Membina kerjasama yang baik antar bagian.
c. Kabag kredit
1) Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi petugas analisa kredit,
administrasi kredit dan pelayanan nasabah dalam menjalankan
tugas sehari-hari.
2) Melaksanakan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah
ditetapkan, baik mengenai penempatan dana maupun pengumpulan
dana.
3) Menyiapkan daftar seluruh permohonan yang terjadi sasaran dari
rencana kerjanya, jika mungkin dengan seluruh data yang relefan.
4) Melihat ulang terhadap pinjaman-pinjaman yang telah diberikan,
mengawasi kelancaran terhadap pinjaman-pinjaman yang telah
diberikan, termasuk pembayaran bunga dan penyelesaian pinjaman
saat jatuh tempo.
5) Mengadakan rapat diantara petugas-petugas pada bagian
marketing.
6) Memperhatikan dan mengawasi kelengkapan surat-surat pengikat
pinjaman, pengikat jaminan akta nota riil dan meneliti surat-surat
jaminan tentang keabsahan (keaslian).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
7) Merencanakan dengan jadwal yang telah ditentukan bersama analis
kredit untuk mengunjungi calon nasabah.
d. Pemasaran
1) Menyusun rencana kerja dan anggaran kegiatan pemasaran serta
memantau realisasi program.
2) Melakukan identifikasi kebutuhan nasabah atas produk atau jasa
perbankan serta memasarkan produk dan jasa sesuai dengan
kebutuhan nasabah.
3) Mengelola, menerima permohoan kredit serta melakukan
kunjungan kepada debitur atau calon debitur.
4) Membuat laporan atas kunjungan, mengumpulkan dan melakukan
verifikasi data.
5) Melakukan analisa kredit, membuat pengusulan kredit dan surat
keputusan kredit.
6) Memantau kegiatan usaha debitur, keberadaan barang jaminan,
aktivitas rekening debitur dan prestasi pembayaran pokok atau
bunga.
7) Memantau, menganalisa perkembangan realitas kredit dan
melakukan penagihan kredit bermasalah ke nasabah.
e. Administrasi kredit
1) Menyelenggarakan berkas atau file dokumentasi kredit dan barang
jaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2) Memantau dan memrelihara file dokumentasi kredit barang
jaminan.
3) Memantau realisasi pembayaran hutang pokok dan bunga.
4) Menginformasikan kondisi data kredit kepada nasabah analis kredit
atau kepala bagian pemasaran atau direksi.
5) Dengan persetujuan direksi membuat memo pemberitahuan
kebagaimana pembukuan mengenai status rekening kredit untuk
perubahan sandi kolektibilitas.
6) Membuat laporan perkreditan yang diperlukan atau diharuskan
perusahaan dan bank Indonesia
7) Memberikan informasi mengenai produk atau jasa perbankan.
f. Administrasi dana
1) Petugas tabungan
a) Memproses pengajuan aplikasi pembukuan tabungan dan
meminta nasabah untuk menyetor uangnya ke kasir
berdasarkan slip setoran tabungan yang telah dibuatkan.
b) Berdasarkan slip tabungan yang telah ada ditandatangani kasir,
membuat buku tabungan dan kartu tabungan, memberi nomor
rekening tabungan, mencatat jurnal setoran ke dalam kartu
tabungan dan buku tabungan.
c) Menyerahkan buku tabungan kepada nasabah dan menerima
paraf kartu tabungan kepada direktur atau pejabat yang
ditunjuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d) Menghitung bunga tabungan dan memindah bukukan ke tiap-
tiap rekening penabung.
2) Petugas deposito
a) Memproses aplikasi pembukuan deposito berdasarkan aplikasi
deposito yang dibuatnya.
b) Menerima formulir aplikasi pembukuan deposito dari kepala
kasir dan membuat bilyet-bilyet deposito atas nama nasabah
tersebut serta membuat bilyet deposito asli setelah ditanda
tangani oleh direksi.
c) Mengatur kartu-kartu atau foto copy deposito, menghitung
bunga deposito dan membuatkan nota-nota perhitungan bunga
tiap-tiap bulannya.
d) Menyiapkan nota-nota bunga deposito untuk diserahkan kepada
deposan pada saat pembayaran bunga.
e) Membuat slip kas keluar untuk pembayaran bunga deposito
secara tunai dan membuat slip jurnal pemindah bukuan
terhadap bunga deposito yang dipindahkan ke rekening
tabungannya.
g. Sekretaris Personalia Umum (SPU)
1) Melaksanakan proses penerimaan pelamar-pelamar.
2) Mengawasi, melaksanakan penataan usahaan, menyiapkan dan
menyimpan arsip kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Mengawasi/melaksanakan pembayaran gaji serta tunjangan serta
mengolah pinjaman pegawai.
4) Mengelola data personil, tiap karyawan secara lengkap dan
menampung keluhan-keluhan karyawan untuk diteruskan kepada
direksi baik lisan maupun tertulis.
5) Mengawasi permohonan pembelian, penggunaan, pemeliharaan
serta penata usahaan dari perlengkapan.
6) Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan kebijaksanaan strategi
yang digariskan direksi, memelihara hubungan komunikasi dan
membina kerja sama yang baik ke atas ke bawah dan antar bagian.
7) Menghitung dan menyelesaikan pembayaran pajak karyawan (PPh)
tepat waktu serta membuat laporan evaluasi jam kerja lembur
pegawai dari masing-masing bagian setiap bulan.
h. Teller
1) Melayani semua transaksi tunai dan pemindahan.
2) Memasukkan data transaksi baik kas maupun non kas.
3) Melakukan vertifikasi tanda tangan nasabah dan posisi saldo
rekening nasabah.
4) Membuat laporan mutasi kas harian.
5) Menandatangani tanda terima setoran tunai/pemindahan.
6) Meminta persetujuan pejabat yang berwenang atas pengambilan di
atas jumlah batas kewenangannya.
7) Mempersiapkan kebutuhan kas harian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
8) Membuat laporan arus kas.
i. Pembukuan
1) Menyiapkan data keuangan baik berupa saldo buku besar, neraca,
laporan laba serta laporan lainnya.
2) Mengatur, mengkoordinasi dan mengawasi pembagian kerja dalam
seksi pembukuan dan menjaga agar sistem pembukuan ditetapkan
sebagaimana mestinya.
3) Menandatangani bukti-bukti pembukuan bersama direksi dan
mencocokkan kartu-kartu nasabah dengan buku besar yang
bersangkutan.
4) Mengawasi, menyimpan bukti-bukti otentik yang diperlukan
sebagai pendukung dalam pembukuan.
5) Memerikasa kebenaran kode rekening, bukti-bukti pendukungnya,
jumlah uang dan keabsahannya, kemudian membukukan ke dalam
kartu buku besar/tambahan yang bersangkutan.
6) Membuat rekonsiliasi rekening bank berdasarkan data keuangan
berupa buku besar.
7) Mengawasi, menyusun neraca harian dari buku besar, neraca
bulanan untuk bank Indonesia, laporan likuiditas harian dan
mingguan untuk keperluan intern atau bank Indonesia.
8) Menangani dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan
posisi keuangan maupun rekening nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
9) Menganalisa neraca, posisi laba rugi dan memantau realisasi kerja
dan anggaran perusahaan.
10) Menyiapkan data laporan finansiil, neraca harian, bulanan dan
posisi laba rugi.
11) Membantu menyusun/membuat laporan bank, tingkat kesehatan
bank menurut peraturan bank Indonesia.
12) Mengurus dan mengelola kas kecil guna keperluan/penyediaan
dana untuk keperluan kantor/pegawai.
j. Umum
1) Mengurus dan menyediakan/membeli barang-barang untuk
keperluan kantor/pegawai dan membuat catatan tentang jumlah dan
macam barang-barang inventaris kantor.
2) Melaksanakan peraturan dan tata cara perihal pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran alat tulis menulis, barang-barang
cetakan dan persediaan kantor lainnya.
3) Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran persediaan kantor ke
dalam kartu persediaan serta membuat laporannya pada akhir
bulan.
4) Menghubungi dan mengawasi pelaksanaan peralatan.
5) Mengurus dan mengatur pelaksanaan pembayaran pajak, jasa
raharja dan perpanjangan STNK.
6) Membuka, menutup dan mengadakan pengecekan ulang atas pintu-
pintu kantor dan tempat-tempat lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
7) Membersihkan lantai dan peralatan kerja serta menjaga kebersihan
ruangan.
3. Gambaran Umum Debitur BPR Nguter Surakarta
Debitur dari BPR Nguter Surakarta sendiri kebanyakan dari
wilayah Surakarta. Debitur dalam pengajuan kreditnya kebanyakan untuk
tambahan modal, sedangkan untuk konsumsi sendiri lebih sedikit. Debitur
yang mengajukan kredit pada BPR Nguter Surakarta menggeluti usaha
yang berbeda-beda, misalnya pedagang, petani, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), kontraktor.
4. Produk dan Jasa Pelayanan
BPR Nguter Surakarta mempunyai beberapa produk dan jasa
pelayanan yang disediakan bagi para nasabahnya, yaitu sebagai berikut:
a. Kredit
Guna membiayai bisnis yang produktif atau peningkatan
kesejahteraan keluarga melalui usaha kecil, BPR Nguter Surakarta
menawarkan beberapa jenis kredit, antara lain:
1) Kredit installment/kredit angsuran
Kredit yang diberikan kepada debitur yang sudah memiliki
usaha yang pasti dan berpenghasilan tiap bulannya. Bisaanya
diberikan kepada pegawai negeri, pedagang, karyawan swasta.
Bunga yang dibebankan tiap bulannya yaitu sebesar 2,75%.
Perhitungan pokok dan perhitungan bunganya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Kredit tetap
Kredit yang diberikan kepada debitur yang berpenghasilan
tidak setiap bulan. Bisaanya diberikan kepada petani. Bunga
dibebankan tiap bulannya sebesar 1,75%. Kredit ini hanya
membayar bunganya saja tiap bulan. Jika pinjaman telah jatuh
tempo maka debitur harus segera membayar bunganya beserta
pokoknya.
b. Kredit Multiguna yang dapat dipergunakan oleh debitur untuk semua
keperluan selain yang bersifat konsumtif.
c. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembiayaan
kebutuhan konsumsi sehari-hari.
d. Kredit pembiayaan pembelian kendaraan bermotor baik yang roda dua
maupun roda empat maupun untuk pembelian motor besar. Untuk
kendaraan roda dua hanya dipergunakan untuk tahun 1996 keatas
sedangkan mobil untuk tahun 1990 keatas.
5. Prosedur Pemberian Kredit
BPR Nguter Surakarta memiliki prosedur dalam pemberian kredit
yang harus dipenuhi oleh para debitur. Proses tersebut meliputi:
1. Permohonan kredit
Debitur datang ke bagian kredit untuk mengajukan
permohonan kredit dengan menyertakan data-data sebagai berikut:
a. Formulir permohonan kredit yang sudah diisi
b. Proposal pengajuan kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Foto copy jaminan:
Jika jaminan BPKB
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar)
2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)
3) Foto copy STNK (3 lembar)
4) Foto copy BPKB (3 lembar)
5) Foto copy buku KIR (untuk roda 4 jenis angkutan)
6) Kendaraan jaminan dan data asli harus dibawa
Jika jaminan sertifikat tanah
1) Foto copy KTP suami dan istri (3 lembar)
2) Foto copy kartu susunan keluarga (3 lembar)
3) Foto copy sertifikat tanah (2 lembar)
4) Bukti pembayaran pajak tanah dan bangunan (SPPT)
5) Sertifikat aslinya harus dibawa
2. Analisis kredit
Setelah debitur memenuhi syarat-syarat kredit yang lengkap,
maka petugas kredit akan melakukan wawancara yang meliputi:
a. Jenis kredit yang diajukan
b. Tujuan penggunaan kredit
c. Sejarah atau latar belakang usaha
d. Jaminan yang diberikan
e. Rencana pengembalian yang akan datang
f. Hubungan dengan bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pihak bank harus mengadakan kunjungan atau survey ke
debitur untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih detail dan
terinci serta mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan
permohonan kredit. Data-data tersebut meliputi 6C yaitu character,
capacity, capital, collateral, condition dan compliance dari debitur.
Kemudian data tersebut dianalisa untuk mengetahui serta menentukan
kesanggupan dan kesungguhan debitur dalam membayar kembali
pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian
kredit.
Petugas kredit akan menganalisa permohonan kredit tersebut
berdasarkan analisis berbasis 6C, serta aspek-aspek lainnya dalam
penilaian kredit. Hal tersebut didasarkan pada tujuan analisis kredit
yaitu menyelidiki dengan baik secara kuantitatif dan kualitatif calon
nasabah dan menentukan besar dan jenis kredit, kemauan dan
kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu.
3. Keputusan kredit
Setelah proses analisis tersebut sudah dilaksanakan, maka
petugas kredit dapat memutuskan, apakah kredit tersebut disetujui,
ditolak, dikurangi, ditambah atapun diperpanjang.
4. Administrasi kredit
Permohonan kredit dapat dicairkan jika, didalam permohonan
atau perpanjangan kredit secara tertulis telah memenuhi keabsahan dan
persyaratan hukum yang dapat melindungi kepentingan bank, baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
yang memuat besarnya kredit, jangka waktu kredit, suku bunga kredit,
dan tata cara dan syarat pencairan, tata cara pembayaran kembali.
Kredit dapat dicairkan jika permohonan atau perpanjangan
kredit telah ditanda tangani, pengikatan jaminan telah dilakukan,
debitur telah melunasi biaya-biaya dan seluruh aspek yuridis telah
memberikan perlindungan yang memadai, bagi bank.
Dalam perhitungan adminitrasi terbagi menjadi dua yaitu untuk
kredit flat dan kredit menurun.
a. Kredit Dengan Bunga Pinjaman Menurun
Administrasi = (1% x pinjaman x lama pinjaman dalam bulan)
Administrasi lainnya 1% x Jumlah Pinjaman
Materi Rp. 12.000
Tabungan Rp. 10.000.
Keterlambatan pembayaran angsuran akan dikenai denda 0,2%
perhari dan biaya penagihan sebesar Rp. 50.000.
b. Kredit dengan Bunga pinjaman tetap.
Administrasi = (1,75% x pinjaman x lama pinjaman dalam bulan)
Materi Rp. 12.000
Tabungan Rp. 10.000.
Keterlambatan pembayaran angsuran akan dikenai denda 0,2%
perhari dan biaya penagihan sebesar Rp. 50.000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
5. Pemantauan kredit
Setelah permohonan kredit disetujui, maka untuk
meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, maka pihak bank
sebaiknya melakukan pemantauan kredit. Pemantauan bukan hanya
berusaha untuk mengukur dan mengawasi saja, akan tetapi seharusnya
juga mengarah kepada analisa dan langkah tindak lanjut yang tepat
untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah.
6. Penanganan kredit bermasalah
Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh keadaaan internal
BPR (salah analisa, kurang pengawasan), debitur (produk yang dijual
tidak laku, harga bahan baku meningkat terlalu tinggi, terjadi
bencana/musibah), dan keadaan eksternal. Tindak lanjut yang harus
dilakukan yaitu mengunjungi kembali tempat usaha yang dijalankan
oleh debitur, memberikan surat peringatan kepada debitur, penyitaan
barang jaminan, penjualan barang-barang jaminan untuk melunasi
hutangnya, atau penjadwalan ulang dengan mengadakan perubahan
syarat kredit yaitu menyangkut jadwal pembayaran beserta perubahan
besarnya angsuran kredit.
Kredit bermasalah tidaklah selalu dapat diselamatkan baik
secara damai atau secara hukum. Dalam penyelamatan kredit
bermasalah, maka bank memilih kredit-kredit usaha yang lebih mudah
diselamatkan terlebih dahulu. Bagi yang masih dapat diselamatkan dan
diselesaikan, maka segera dilakukan langkah perbaikannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
B. Pembahasan
Kredit adalah percaya, dimana kreditur percaya kepada debitur maka
sebelum kredit diberikan terlebih dahulu dilakukan analisis kredit. Analisis
kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya,
jaminan yang diberikan serta faktor-faktor yang lainnya. Tujuan dilakukan
analisis ini yaitu agar kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar
aman.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan debitur, karena akan memunculkan timbulnya kredit macet.
Penilaian kelayakan kredit dengan menggunakan alat analisis berbasis 6C
digunakan dalam mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral,
Condition dan Compliance seorang debitur. Alat analisis ini dilakukan guna
menentukan layak atau tidak kredit diberikan kepada debitur.
Pengajuan permohonan kredit kepada BPR Nguter Surakarta, debitur
harus memberikan keterangan yang sebenarnya yang menyangkut 6C
(Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Compliance) dengan
tujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan debitur dalam
mengembalikan pinjaman/kewajibannya. Hasil dari analisis berbasis 6C
tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan
keputusan kredit. Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kemampuan
debitur kepada pihak bank, maka pihak bank mengadakan survey langsung ke
lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya informasi yang telah
diberikan oleh debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Kredit perorangan berupa kredit dengan pembayaran mencicil.
Penghasilan tetap debitur merupakan sumber utama dana pembayaran cicilan.
Dalam mengevaluasi kemampuan membayar kembali kredit, para analis kredit
harus meneliti apakah jumlah penghasilan tetap cukup besar untuk menutup
pengeluaran tetap bulanan mereka serta pelunasan pinjaman. Kredit
perorangan bermasalah atau macet dapat terjadi karena berbagai hal, salah
satunya yaitu tidak mematuhi standar persyaratan kredit yang ditetapkan oleh
bank.
Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 5 responden/debitur.
Data berikut akan menjelaskan tentang kelayakan kredit yang diberikan
kepada debitur oleh BPR Nguter Surakarta.
1. Foto Copy “DEFI”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
Dengan stadar 7P, yang meliputi :
a. Personality,
Dari poin ini terlihat bahwa pemilik fotocopu DEFI layak menerima
kredit dilihat dari keperibadian dan hubungan dengan masyarakat
sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Party.
Fotocopy Defi merupakan pelanggan laba dari BPR ini dan juga dilihat
dari kebutuhan modal yang diperlukan dianggap layak untuk menerima
kredit.
c. Purpose.
Kebutuhan modal yang diperlukan dianggap sangat diperlukan untuk
meningkatk persaingan dan kemampuan untk tetap survive.
d. Prospect
Kebutuhan untuk fotocopy dan alat tulis merupakan suatu usaha yang
akan terus berkembang dan tetap dibutuhkan oleh masyarakat
khususnya perkantoran dan pendidikan. Sehingga prospek
perkembangan kedepan juga masih bagus.
e. Payment.
Kemampuan pengembalian dana nasabah dapat dilihat dari laporan
keuangan yang disampaikan oleh kreditur.
f. Profitability.
Kemampuan pengembalian usaha berhubungan dengan prospek usaha
itu sendiri. Dalam hal ini Foftocopy Deffi dianggap mampu dan layak.
g. Protection.
Kertersedian barang jaminan tidak saja dilihat dari jumlah namun juga
dari nilai agunan yang diberikan. Dalam hal ini Fotocopy Defi
dianggap layak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Selanjutnya kredit yang diajukan ditinjau juga dengan 6C
a. Character
Debitur adalah nasabah lama, ini merupakan pinjaman yang
kedua. Dimana pembayaran pengembalian pinjaman yang pertama
dilakukan sangat lancar. Didalam lingkungannya debitur tidak pernah
terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki dua
orang anak dan seorang istri. Debitur sampai sekarang masih berumur
56 tahun. Anak pertama berumur 16 tahun dan yang kedua berumur 11
tahun. Rumah yang dimiliki sekarang merupakan rumah harta waris
dari orang tua Bapak Agus. Hubungan dengan relasi bisnis kurang
baik, dimana debitur pernah tidak memenuhi kewajibannya.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU,
tepatnya SMU 1 Surakarta. Foto copy “DEFI” berdiri cukup lama
yaitu pada tahun 2002 dengan usaha awalnya yaitu percetakan, setelah
±1 tahun berjalan usaha percetakan ini mengalami kemunduran
(bangkrut). Pada awal tahun 2004, Pak Agus mendirikan usaha lagi
yaitu Play Station (PS). Setelah ± 1 tahun berjalan usaha PS ini juga
mengalami kebangkrutan. Foto copy “DEFI” mulai menjalankan
usahanya pada September 2005 sampai sekarang dengan menjalankan
usaha foto copy. Usaha ini hanya dikerjakan oleh anggota keluarga
sendiri. Konsumen yang datang tidak banyak, rata-rata tiap bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
hanya 60 orang saja. Total angsuran kredit yang harus dibayar setiap
bulannya adalah sebesar Rp. 308.333,00.
Pendapatan foto copy rata-rata Rp. 550.000,00
Pendapatan toko rata-rata Rp. 450.000,00 (+)
Total omzet penjualan Rp. 1.000.000,00
Biaya transportasi Rp. 50.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 25.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 735.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 265.000,00
c. Capital
Usaha foto copy ini menghasilkan laba yang sedikit. Modal
yang dimiliki debitur merupakan modal sendiri dan modal pinjaman,
dimana modal sendiri yang dipakai sebesar Rp.4.500.000,00
sedangkan modal pinjaman yang digunakan sebesar Rp.5.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan sebagai jaminan kredit berupa sepeda
motor Suzuki Shogun-125 atas nama Bapak Agus Purnomo. Kondisi
dari jaminan tersebt sangatlah baik sekali, dimana onderdilnya masih
lengkap. Jaminan yang diajukan oleh Pak Agus merupakan sepeda
motor milik sendiri, yang dibeli pada tahun 2005. Jaminan ini memiliki
nilai jual pada sekarang masih relatif standart dengan nilai
Rp.7.500.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas
kewajaran. Prospek usaha kurang bagus, hal ini disebabkan karena
lokasi usaha debitur kurang strategis. Pesaing yang mengancam foto
copy “DEFI” yang berlokasi di sekitar usaha debitur masih sedikit.
f. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam
kepolisian. Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu
memenuhi persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh
debitur yaitu:
a) Identitas
Nama : Bapak Agus Purnomo
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. P Diponegoro No. 98 Surakarta
b) Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 5.000.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 2 tahun
Bunga kredit : 2,75 % per bulan
Total angsuran : Rp. 295.833,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c) Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat
diputuskan bahwa permohonan kredit tidak disetujui atau ditolak.
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Agus
Purnomo oleh bank yaitu memutuskan bahwa permohonan
kreditnya diterima. Hal tersebut berdasarkan:
a. Penghasilan bersih yang diterima tiap bulan tidak dapat
mengcover angsuran kredit tiap bulannya.
b. Kurang melakukan kegiatan pemasaran. Hal ini terlihat dari
sedikitnya konsumen yang datang.
c. Barang yang dijadikan sebagai jaminan, kurang memberikan
nilai harga pasar yang mendukung tingkat pengembalian
kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan
sebesar Rp. 5.000.000,00 sedangkan nilai pasar sepeda motor
tahun 2005 sekarang kurang lebih Rp. 7.500.000,00.
Agar tidak terjadi kesenjangan antara pihak bank dan debitur maka
pihak bank melakukan pemberitahuan penerimaan permohonan kredit
melalui surat, hal ini bertujuan supaya hubungan yang terjalin antara
nasabah dengan debitur tetap terjalin dengan baik.
2. Perusahan Genteng “Melati Putih”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
Dengan stadar 7P, yang meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Personality,
Dari poin ini terlihat bahwa pemilik layak menerima kredit dilihat dari
keperibadian dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
b. Party.
Perusahaan ini memang bukang pengguna jasa dari BPR, namun
pengajuan kredit ini adalah pengajuan kredit yang ketiga, dimana
sebelumnya pembayaran kredit selalu tepat dan tidak bermasalah.
c. Purpose.
Kebutuhan modal yang diperlukan dianggap sangat diperlukan untuk
meningkatk persaingan dan kemampuan untk tetap survive.
d. Prospect
Daya saing genteng local kurang bagus dibandingkan dengan produk
yang ada saat ini. Selain itu pengerjaan yang masih tradisional
merupakan suatu hal yang dipertimbangkan oleh BPR.
e. Payment.
Kemampuan pengembalian dana nasabah dapat dilihat dari laporan
keuangan yang disampaikan oleh kreditur.
f. Profitability.
Kemampuan pengembalian usaha berhubungan dengan prospek usaha
itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan genteng dianggap kurang
mampu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
g. Protection.
Kertersedian barang jaminan tidak saja dilihat dari jumlah namun juga
dari nilai agunan yang diberikan. Dalam hal ini perusahaan dianggap
layak.
Selanjutnya kredit yang diajukan ditinjau juga dengan 6C
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap dan
reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai sekarang
masih berusia 45 tahun. Debitur memiliki seorang istri dan 3 orang
anak. Anak pertama berusia 17 tahun, anak kedua berumur 14 tahun
dan anak ketiga berumur 10 tahun. Rumah yang ditinggali sekarang
merupakan rumah milik sendiri. Hubungan dengan relasi bisnis sangat
baik sekali. Debitur dibank ini tidak hanya meminjam kredit saja
melainkan juga sebagai nasabah bank tersebut.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhir di SMU, tepatnya SMU 1
Durenan. Usaha ini sudah berdiri sejak 4 tahun yang lalu. Usaha ini
memiliki manajemen yang sangat baik, hal ini terbukti dengan adanya
banyaknya pesanan barang dari konsumen. Meskipun sekarang banyak
saingannya, akan tetapi perusahaan ini tetap mengutamakan prinsip
usahanya yaitu pelayanan yang baik dan kualitas genteng yang bagus.
Hal ini disebabkan karena daerah Gandusari merupakan pusatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pembuatan genteng, sehingga rata-rata mata pencaharian penduduk
Gandusari selain bertani dan bercocok tanam, penduduk di daerah sini
juga membuat genteng. Bapak Cipto memiliki tenaga kerja sebanyak 4
orang, dan mereka semua masih keluarga sendiri. Konsumen yang
datang tiap bulannya sebanyak 50 orang.
Pendapatan tiap bulan Rp. 3.950.000,00
Biaya listrik Rp. 50.000,00
Biaya telepon Rp. 60.000,00
Biaya transportasi Rp. 100.000,00
Gaji karyawan Rp. 2.000.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 600.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 2.910.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.040.000,00
c. Capital
Usaha ini dapat menghasilkan usaha yang cukup besar. Modal yang
dimiliki debitur merupakan milik sendiri dan pinjaman dari bank.
Modal sendiri yang digunakan sebesar Rp.2.500.000,00 sedangkan
modal pinjaman yang digunakan sebesar Rp.4.000.000,00
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Supra Fit
atas nama Bapak Cipto sendiri. Jaminan yang diajukan oleh Bapak
Cipto merupakan sepeda motor milik sendiri yang dibeli pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2005. Sepeda motor saat dijadikan jaminan dalam kondisi sangat baik
sekali. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang ini masih relative
standart dengan nilai Rp.8.000.000,00.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran.
Prospek usaha kedepan sangat bagus, hal ini disebabkan karena
manajemen diatur dan dijalankan dengan sangat baik serta pemilihan
lokasi yang baik yaitu dekat dengan jalan raya. Pesaing yang dapat
mengancam perusahaan genteng ini yang berlokasi disekitar usaha
debitur sangat banyak.
f. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam
kepolisian. Debitur dilingkungan manapun selalu berkelakuan sangat
baik. Debitur juga mematuhi peraturan yang ada di bank, yaitu
memenuhi persyaratan permohonan kredit dengan lengkap.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur
yaitu:
a. Identitas
Nama : Perusahan Genteng “Melati Putih” a.n Bapak Cipto
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 48 Gandusari Surakarta
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 8.000.000,00
Tujuan kredit : Tambahan modal usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Bentuk kredit : Kredit Installment
Jangka waktu : 2 tahun
Bunga kredit : 2,75% per bulan
Total angsuran Rp. 473.333,33
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat
diputuskan bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Cipto oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini berdasarkan
atas:
a. Penghasilan bersih yang diterima tiap bulan sudah dapat mengcover
angsuran kredit tiap bulannya, meskipun nilai agunan yang dijadikan
jaminan kurang memenuhi syarat dari bank.
b. Manajemen yang dilakukan sangat bagus sekali, sehingga banyak
konsumen yang datang dan merasa puas atas hasil barang yang dijual
oleh debitur, karena barang yang dijual memiliki kualitas barang yang
sangat bagus.
c. Dinilai dari unsur jaminan, maka barang yang dijadikan sebagai
jaminan, kurang memberikan nilai harga pasar yang mendukung
tingkat pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit
yang diajukan sebesar Rp. 8.000.000,00 sedangkan nilai pasar sepeda
motor tahun 2005 sekarang kurang lebih Rp. 8.000.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 85 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan dan barang/genteng yang dijual oleh Bapak
Cipto hal ini disebabkan karena kualitas barang yang dijual sangat bagus
meskipun banyak pesaing yang mengancam, karena prinsip Bapak Cipto
hanya menjual barang yang berkualitas tinggi meskipun harga yang
ditawarkan juga cukup tinggi.
3. Internet “FAJAR.Net”
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
Dengan stadar 7P, yang meliputi :
a. Personality,
Dari poin ini terlihat bahwa pemilik Fajar. Net layak menerima kredit
dilihat dari keperibadian dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
b. Party.
Fajar. Net merupakan pelanggan laba dari BPR ini dan juga dilihat dari
kebutuhan modal yang diperlukan dianggap layak untuk menerima
kredit.
c. Purpose.
Kebutuhan modal yang diperlukan dianggap sangat diperlukan untuk
meningkatk persaingan dan kemampuan untk tetap survive.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
d. Prospect
Perkembangan informasi dan ketersediaan akses terhadap informasi
merupakan salah satu hal yang menjadikan prospek pengembangan
usaha kedapan perkembangan tersebut menjadikan suatu nilai plus
sehinggayang lebih kuat akan dibutuhkan.
e. Payment.
Kemampuan pengembalian dana nasabah dapat dilihat dari laporan
keuangan yang disampaikan oleh kreditur.
f. Profitability.
Kemampuan pengembalian usaha berhubungan dengan prospek usaha
itu sendiri. Dalam hal ini Fajar. Net dianggap mampu dan layak.
g. Protection.
Kertersedian barang jaminan tidak saja dilihat dari jumlah namun juga
dari nilai agunan yang diberikan. Dalam hal ini Fajar. Net dianggap
layak.
Selanjutnya kredit yang diajukan ditinjau juga dengan 6C
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter
dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai
sekarang masih berumur 43 tahun. Debitur memiliki seorang istri dan
3 orang anak serta ayah dari Bapak Hari sendiri. Rumah yang
ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan debitur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dengan bank yaitu selain sebagai peminjam juga sebagai nasabah dari
bank tersebut. Hubungan dengan relasi bisnis yaitu sangat baik.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya
di Universitas Negeri Surabaya. Usaha ini dijalankan sejak 3 tahun
yang lalu. Warnet ini memiliki tenaga kerja sebanyak 4 orang, dimana
tenaga kerja tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-
sendiri sesuai dengan keahliannya. Rata-rata konsumen yang daang
tiap bulannya sebanyak 320 orang.
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 5.900.000,00
Biaya listrik Rp. 900.000,00
Biaya gaji pegawai Rp. 2.200.000,00
Biaya telepon Rp. 200.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 900.000,00
Biaya lain-lain Rp. 300.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 3.500.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 2.400.000,00
c. Capital
Usaha ini menjanjikan laba yang lumayan besar. Modal yang dimiliki
debitur merupakan modal sendiri dan pinjaman dari bank. Modal
sendiri yang digunakan dalam usaha ini yaitu sebesar
Rp.20.000.000,00 sedangkan modal yang dipinjam sebesar
Rp.10.000.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat rumah atas
nama Bapak Hari. Jaminan ini memiliki nilai jual saat ini dengan nilai
Rp.95.500.000,00. Kondisi jaminan sngat bagus, hal tersebut dapat
dilihat dari kondisi rumah yang sudah ditembok.
e. Condition
Lokasi usaha ini sangat strategis yaittu dekat dengan jalan raya.
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran.
Pesaing disekitarnya yang memiliki usaha yang sama cukup banyak,
karena saat ini usaha warnet sedang ngetren dan juga menjanjikan
meraih keuntungan yang besar. Prospek usaha yang dijalankan sangat
bagus, karena usaha ini banyak diminati oleh konsumen untuk
memperoleh informasi secara luas dan cepat.
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, hal ini terbukti
dengan adanya telah ijin mendirikan usaha. Selain itu debitur juga
selalu mematuhi perjanjian yang dilakukan dengan bank yaitu selalu
tepat waktu dalam membayar cicilan pinjaman.
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Hari oleh bank yaitu
memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini
berdasarkan atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
a. Dinilai dari penghasilan bersih yang diterima tiap bulan dapat
mengcover angsuran kredit tiap bulannya.
b. Dinilai dari barang yang dijadikan sebagai jaminan, cukup
memberikan nilai harga pasar yang mendukung tingkat
pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit
yang diajukan sebesar Rp. 17.000.000,00 sedangkan nilai tanah
sebesar Rp. 95.500.000,00. Jika debitur tidak dapat memenuhi
kewajibannya maka jaminan merupakan factor terpenting dalam
melunasi pinjaman.
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap
bulannya sekitar 340 orang. Konsumen yang datang sebagian
besar merupakan konsumen lama/langganannya. Menurut
konsumen, merasa puas atas pelayanan yang ditawarkan. Selain
itu usaha ini dijalankan dengan manajemen yang bagus, jadi
untuk masa depan usaha ini sangat memiliki prospek yang bagus.
4. Bengkel Milik Bapak Waras Sugito
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
Dengan stadar 7P, yang meliputi :
h. Personality,
Dari poin ini terlihat bahwa pemilik layak menerima kredit dilihat dari
keperibadian dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
i. Party.
Perusahaan ini memang bukang pengguna jasa dari BPR, namun
pengajuan kredit ini adalah pengajuan kredit yang kedua, dimana
sebelumnya pembayaran kredit selalu tepat dan tidak bermasalah.
j. Purpose.
Kebutuhan modal yang diperlukan dianggap sangat diperlukan untuk
meningkatk persaingan dan kemampuan untk tetap survive.
k. Prospect
Persaingan antar bengkel semakin ketat terutama dengan kehadiran
bengkel modern dengan alat yang canggih, penambahan modal untuk
pengadaan sarana dan prasarana.
l. Payment.
Kemampuan pengembalian dana nasabah dapat dilihat dari laporan
keuangan yang disampaikan oleh kreditur.
m. Profitability.
Kemampuan pengembalian usaha berhubungan dengan prospek usaha
itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan genteng dianggap kurang
mampu.
n. Protection.
Kertersedian barang jaminan tidak saja dilihat dari jumlah namun juga
dari nilai agunan yang diberikan. Dalam hal ini perusahaan dianggap
layak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Selanjutnya kredit yang diajukan ditinjau juga dengan 6C
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter
dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur sampai
sekarang masih berumur 48 tahun. Debitur memiliki satu istri dan 3
orang anak dan kedua oarng tua dari istri Bapak Waras. Rumah yang
ditinggali sekarang merupakan rumah milik sendiri. Hubungan dengan
relasi bisnis sangat baik sekali. Bapak Waras tidak hanya meminjam
saja pada bank ini, akan tetapi juga sebagai nasabah bank tersebut..
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat S1, tepatnya
di Universitas Brawijaya Malang. Usaha masih 2 tahun berdiri. Bapak
Waras Sugito sebelumnya tidak pernah mendirikan usaha lain, usaha
ini merupakan usaha yang beliau dirikan untuk yang pertama kalinya.
Bapak Waras Sugito sebelum mendirikan usaha ini, beliau pernah
bekerja sebagai karyawan di bengkel UD. Kartini yang beralamat di Jl.
RA.Kartini No. 61 Surakarta. Tenaga kerja pada bengkel ini sebanyak
4 orang. Konsumen yang datang rata-rata tiap bulannya sebanyak 105
orang.
Pendapatan bengkel rata-rata/bulan Rp. 3.900.000,00
Biaya listrik Rp. 75.000,00
Biaya telepon Rp. 50.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gaji pegawai Rp. 1.200.000,00
Biaya rumah tangga Rp. 1.150.000,00
Biaya lain-lain Rp. 100.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 2.575.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 1.325.000,00
c. Capital
Usaha ini menghasilkan laba yang lumayan besar. Modal yang dimiliki
debitur merupakan modal sendiri dan pinjaman. Modal sendiri sebesar
Rp.8.000.000,00 dan modal pinjaman dari bank sebesar
Rp.7.000.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sertifikat tanah atas
nama Bapak Waras Sugito. Jaminan yang diajukan oleh Pak Waras
Sugito merupakan milik sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual pada
sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp.60.000.000,00.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran.
Prospek usaha yang dijalannkan sangat bagus, hal ini disebabkan
karena lokasi usaha debitur yang strategis yaitu didekat jalan raya dan
banyaknya pengguna sepeda motor. Pesaing yang ada disekitarnya
sangat banyak sekali sehingga bengkel ini haruslah memberikan
pelayanan yang baik dan service yang memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, baik dari segi
hokum maupun akad perjanjian dengan bank. Selain itu debitur juga
selalu tepat waktu dalam membayar cicilan pinjaman.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur
yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Waras Sugito
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 48 Ngantru Surakarta
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 12.000.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 2 tahun bunga menurun
Bunga kredit : 1,75 % per bulan
Total angsuran Rp. 710.000,00
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan
bahwa permohonan kredit disetujui atau diterima.
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Waras Sugito oleh
bank yaitu memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini
berdasarkan atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a. Dinilai dalam menjalankan usaha bengkelnya, debitur sangat
telaten, teliti dan sevicenya juga sangat bagus serta didukung dengan
kualitas lokasi yang sangat strategis sehingga membuat bengkel mudah
dijangkau oleh konsumen.
b. Dinilai dari penghasilan bersih yang diterima tiap bulan sangat
dapat mengcover angsuran kredit tiap bulannya.
c. Dinilai dari barang yang dijadikan sebagai jaminan, cukup
memberikan nilai harga pasar yang mendukung tingkat pengembalian
kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang diajukan sebesar
Rp. 12.000.000,00 sedangkan nilai pasar jaminannya sebesar Rp.
60.000.000,00.
Konsumen yang datang juga lebih banyak yaitu rata-rata tiap bulannya
sekitar 115 orang. Konsumen yang datang sebagian besar merupakan
konsumen lama/langganannya. Menurut langganannya, sebagian besar
mengatakan puas atas layanan dari Bapak Waras Sugito hal ini
disebabkan karena service yang dilakukan sangat baik sehingga
membuat sepeda motor pelanggan nyaman dipakai dan jarang rusak.
5. Toko Milik Bapak Tomo
Adapun hasil survey yang didapat yaitu:
Dengan stadar 7P, yang meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
a. Personality,
Dari poin ini terlihat bahwa pemilik layak menerima kredit dilihat dari
keperibadian dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
b. Party.
Perusahaan ini memang bukang pengguna jasa dari BPR, namun
pengajuan kredit ini adalah pengajuan kredit yang kedua, dimana
sebelumnya pembayaran kredit selalu tepat dan tidak bermasalah.
c. Purpose.
Kebutuhan modal yang diperlukan dianggap sangat diperlukan untuk
meningkatk persaingan dan kemampuan untk tetap survive.
d. Prospect
Persaingan antar bengkel semakin ketat terutama dengan kehadiran
bengkel modern dengan alat yang canggih, penambahan modal untuk
pengadaan sarana dan prasarana.
e. Payment.
Kemampuan pengembalian dana nasabah dapat dilihat dari laporan
keuangan yang disampaikan oleh kreditur.
f. Profitability.
Kemampuan pengembalian usaha berhubungan dengan prospek usaha
itu sendiri. Dalam hal ini took dianggap kurang mampu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
g. Protection.
Kertersedian barang jaminan tidak saja dilihat dari jumlah namun juga
dari nilai agunan yang diberikan. Dalam hal ini perusahaan dianggap
layak.
Selanjutnya kredit yang diajukan ditinjau juga dengan 6C
a. Character
Debitur adalah nasabah lama. Didalam lingkungannya debitur tidak
pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter
dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Debitur memiliki
seorang istri dan 2 anak. Debitur sampai sekarang masih berumur 56
tahun. Rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah milik
sendiri. Hubungan dengan relasi bisnis kurang baik, karena debitur
pernah tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain. Debitur di
bank tersebut hanya sebagai peminjam kredit saja.
b. Capacity
Debitur menyelesaikan pendidikan terakhirnya di tingkat SMU,
tepatnya SMU 1 Surakarta. Toko ini sudah berdiri sejak 3 tahun yang
lalu. Usaha ini hanya dikerjakan oleh anggota keluarga saja.
Konsumen yang datang rata-rata tiap bulannya sebanyak 50 orang.
Pendapatan rata-rata/bulan Rp. 1.700.000,00
Biaya listrik Rp. 100.000,00
Biaya transportasi Rp. 100.000,00
Biaya telepon Rp. 100.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Biaya rumah tangga Rp. 500.000,00
Biaya lain-lain Rp. 150.000,00 (+)
Total pengeluaran Rp. 950.000,00 (-)
Penghasilan bersih Rp. 750.000,00
c. Capital
Modal yang dimiliki debitur merupakan modal sendiri dan modal
pinjaman dari bank. Modal sendiri yang digunakan sebesar
Rp.5.500.000,00 sedangkan modal pinjaman yang digunakan sebesar
Rp.2.500.000,00.
d. Collateral
Agunan yang dijadikan jaminan kredit berupa sepeda motor Supra Fit
atas nama Bapak Tomo. Jaminan yang diajukan oleh Bapak Tomo
merupakan sepeda motor milik sendiri. Jaminan ini memiliki nilai jual
pada sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp.8.000.000,00.
kondisi dari jaminan tersebut sangat baik sekali.
e. Condition
Persaingan antar sesama pengusaha masih dalam batas kewajaran.
Lokasi usaha debitur berada dekat dengan jalan raya. Pesaing yang
memiliki usaha yang sama dengan debitur, yang ada disekitar toko ini
sangat banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
f. Compliance
Debitur tidak pernah melanggar peraturan yang ada, baik dari segi
hukum maupun akad perjanjian dengan bank. Debitur juga lengakap
dalam memenuhi persyaratan dalam mengajukan kredit.
Adapun data yang didapat dari usulan kredit yang diajukan oleh debitur
yaitu:
a. Identitas
Nama : Bapak Tomo
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto No.47 Surakarta
b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan:
Usul plafond : Rp. 4.000.000,00
Tujuan kredit : tambahan modal usaha
Bentuk kredit : kredit installment
Jangka waktu : 1 tahun
Bunga kredit : 2,4% per bulan
Total angsuran Rp. 403.333,00
c. Putusan kredit
Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat
diputuskan bahwa permohonan kredit ditolak atau tidak disetui.
Keputusan pemberian kredit pada kasus Bapak Waras Sugito oleh
bank yaitu memutuskan bahwa permohonan kreditnya diterima. Hal ini
berdasarkan atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
a. Dinilai dari penghasilan bersih yang diterima tiap bulan kurang dapat
mengcover angsuran kredit tiap bulannya.
b. Dinilai dari barang yang dijadikan sebagai jaminan, cukup
memberikan nilai harga pasar yang mendukung tingkat
pengembalian kredit. Hal ini berdasarkan pada plafond kredit yang
diajukan sebesar Rp.4.000.000,00 sedangkan nilai pasar sepeda
motor tahun 2004 sekarang kurang lebih Rp.7.500.000,00. Akan
tetapi kreditur lebih mengutamakan karakter dari pada jaminan.
Kesenjangan antara pihak bank dan debitur maka pihak bank dapat
dilakukan dengan pemberitahuan penolakan permohonan kredit melalui
surat, hal ini bertujuan supaya hubungan yang terjalin antara nasabah
dengan debitur tetap terjalin dengan baik.
Nasabah yang melakukan pengajuan kredit pada BPR, ada yang
menggunakan agunan baik berupa sertifikat yang masih atas nama
orangtua. Jaminan yang bukan atas nama orang tua tersebut sebenarnya
tidak dapat diproses, namun kebijakan yang diambil oleh BPR adalah
memberikan dispensansi untuk hal tersebut dengan mewajibkan
menyertakan surat kuasa dari pemilik sertfikat yang disertai dengan
tanda tangan asli pada surat kuasa tersebut. Hal ini dilakukan sebagai
jaminan keamanan atas nilai jaminan dan juga untuk menghindari
adanya permasalahan dikemudian hari. Pemberian despensasi yang
dilakukan khususnya terhadap nasabah dengan jaminan atas nama orang
tua yang telah meninggal dapat dilakukan dengan adanya surat kuasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
yang ditandatangani oleh seluruh ahli waris atau dengan menyatakan/
memberikan surat kematian yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang. Surat kematian tersebut dapat diperoleh dengan permohonan
yang dilakukan mulai dari tingkat Rukun Tertangga, kelurahan dan
akhirnya pada kecamatan. Surat kematian tersebut berlaku untuk satu
kali pinjaman dengan jaminan yang sama.
C. Kebijakan Penangan Kredit Macet
Kredit bermasalah atau nonperforming loan merupakan resiko yang
terkandung dalam setiap pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya.
Resiko tersebut berupa keadaan di mana kredit tidak dapat kembali tepat
pada waktunya (wanprestasi). Kredit bermasalah atau nonperforming loan di
perbankan itu dapat di sebabkan oleh beberapa faktor, misalnya, ada
kesengajaan dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses kredit, kesalahan
procedur pemberian kredit, atau disebabkan faktor lain seperti faktor makro
ekonomi.
Pemberian kredit yang tertuang dalam suatu perjanjian tidak dapat
dilepaskan dari prinsip kepercayaan, yang sering menjadi sumber
malapetaka bagi kreditur sehubungan dengan kredit macet. Berbagai unsur
seperti safety, soundness, without substantial risk – pun dalam perundang-
undangan/peraturan perlu mendapatkan perhatian, karena dalam
kenyataannya kurang memuaskan untuk menyelesaikan permasalahan kredit
macet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Kredit dikategorikan sebagai kredit bermasalah atau non-performing
loan (NPL) tersebut adalah apabila kualitas kredit tersebut tergolong pada
tingkat kolektibilitas kurang lancar, diragukan, atau macet. Untuk kredit-
kredit bermasalah yang bersifat non struktural, pada umumnya dapat diatasi
dengan langkah-langkah restrukturisasi berupa penurunan suku bunga
kredit, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan bunga kredit,
pengurangan tunggakan pokok kredit, penambahan fasilitas kredit, atau
konversi kredit menjadi pernyataan sementara. Sedangkan untuk kredit-
kredit bermasalah yang bersifat struktural pada umumnya tidak dapat
diselesaikan dengan restrukturisasi sebagaimana kredit bermasalah yang
bersifat nonstruktural, melainkan harus diberikan pengurangan pokok kredit
(haircut) sebagaimana ditentukan oleh peraturan Bank Indonesia No.
7/2/PBI/2005 agar usahanya dapat berjalan kembali dan pendapatannya
mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.
Penyelesaian kredit bermasalah atau non-performing loan itu dapat
ditempuh dua cara atau strategi yaitu penyelamatan kredit dan penyelesaian
kredit. Penyelamatan kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit
bermasalah melalui perundingan kembali antara bank sebagai kreditor dan
nasabah peminjam sebagai debitor, sedangkan penyelesaian kredit adalah
suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui lembaga hukum.
Lembaga hukum dalam hal ini adalah Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN) dan Direktorat Jendral Piutang dan Lelang Negara (DJPLN),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
melalui Badan Peradilan, dan melalui Arbitrase atau Badan Alternatif
Penyelesaian sengketa.
Penanganan kredit bermasalah sebelum diselesaikan secara yudisial
dilakukan melalui penjadwalan (rescheduling), persyaratan (reconditioning),
dan penataan kembali (restructuring). Penanganan dapat melalui salah satu
cara ataupun gabungan dari ketiga cara tersebut. Setelah ditempuh dengan
cara tersebut dan tetap tidak ada kemajuan penanganan, selanjutnya
diselesaikan secara yudisial melalui jalur pengadilan, pengadilan Niaga,
melalui PUPN, dan melalui Lembaga Paksa Badan.
Penyelamatan kredit bermasalah dapat dilakukan dengan berpedoman
kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei 1993
yang pada prinsipnya mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum
diselesaikan melalui lembaga hukum adalah melalui alternatif penanganan
secara penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali
(reconditioning), dan penataan kembali (restructuring). Isi surat edaran
tersebut yang dimaksud dengan penyelamatan kredit bermasalah melalui
rescheduling, reconditioning, dan restructuring adalah sebagai berikut:
Proses rescheduling (penjadwalan kembali), yaitu suatu upaya hukum
untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang
berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali/ jangka waktu kredit
termasuk tenggang (grace priod), termasuk perubahan jumlah angsuran. Bila
perlu dengan penambahan kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Melalui reconditioning (persyaratan kembali), yaitu melakukan
perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian, yang tidak
terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran, atau jangka waktu kredit
saja. Tetapi perubahan kredit tersebut tanpa memberikan tambahan kredit
atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit
menjadi equity perusahaan.
Melalui restructuring (penataan kembali), yaitu upaya berupa
melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian
tambaha kredit, atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian kredit
menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling atau
reconditioning
Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank
dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan
untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui:
1. Penurunan Suku Bunga Kredit;
2. Perpanjangan Jangka Waktu Kredit;
3. Pengurangan Tunggakan Bunga Kredit;
4. Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit;
5. Penambahan fasilitas Kredit; dan atau
6. Konversi Kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara
Sebagaimana diketahui dalam praktek penyelesaian masalah kredit
macet diawali dengan upaya – upaya dari bank sebagai pihak kreditur
dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan penagihan langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
oleh bank kepada debitur yang bersangkutan atau mengupayakan agar
debitur menjual agunan kreditnya sendiri untuk pelunasan kreditnya di
bank.
Apabila penyelesaian sebagaimana tersebut diatas tidak berhasil
dilaksanakan, pada umumnya upaya yang dilakukan bank dilakukan melalui
prosedur hukum. Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terdapat beberapa lembaga dan berbagai
sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepat penyelesaian
masalah kredit macet perbankan.
Pengaruh kelembagaan terhadap kelancaran penyelesaian krisis
perbankan menunujukkan pengaruh yang penting. Krisis perbankan
membebani fiskal terutama apabila dilaksanakan kebijakan seperti
rekapitalisasi perbankan, bantuan likuiditas, dan jaminan pemerintah yang
eksplisit terhadap lembaga-lembaga keuangan, serta penerapan kelonggaran
atas peraturan prudensial.
Dari hasil penelitian yang dilakukan hingga akhir bulan Maret 2012,
BPR Nguter Surakarta telah berhasil menyalurkan rata-rata 73% dari
plafond kredit yang dianggarkan dan denga jumlah nasabah lebih dari 6.000
orang. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi kredit dan jumlah nasabah dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.1 Penyaluran Kredit Oleh BPR Nguter Surakarta
Jenis Kredit Nasabah (orang) Plafon Kredit
(Rp) Baki Kredit (Rp)
Modal Kerja 650 48.293.600.000 41.035.116.903
Investasi 3 34.000.000 14.660.431
Kredit Kepemilikan Rumah 1 8.000.000 8.000.000
Kredit Kendaraan 5.863 47.234.114.150 30.155.649.235
Kredit Konsumtif 468 5.542.970.000 3.834.069.899
Jumlah 6.985 101.112.664.150 75.047.496.468
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. BPR adalah lembaga keuangan mikro yang dapat dikatakan sebagai
sebuah bank kecil yang tetap mengacu ketentuan dan peraturan yang
berlaku untuk bank pada umumnya yang disesuaikan dengan peratuan
perundangan yang berlaku di Indonesia. Pada awalnya keberadaan BPR
Nguter hanya sebagai sarana untuk menolong pengusaha kecil dan
menengah yang merasa kesulitan untuk perhubungan dengan pihak Bank
karena persyaratan administrasi yang ada. Perkembagan usaha dan
kemajuan, serta kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat membuat
BPR Nguter bisa berkembang dan maju seperti saat ini.
2. Debitur yang mendapatkan kredit dari bank lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebesar
100% atau sejumlah sebanyak 5 orang.
3. Evaluasi kelayakan kredit dilakukan dengan cara melihat perkembangan
usaha yang dilakukan debitur, sekaligus juga telah mendapatkan kredit
mengalami peningkatan atau tidak. Jika usaha tersebut mengalami
peningkatan berarti debitur tersebut benar-benar layak untuk mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
kredit, selain itu pihak bank juga tidak salah dalam memberikan kredit.
Jika terjadi sebaliknya maka akan menimbulkan suatu kredit bermasalah,
yang dapat merugikan pihak bank, untuk meminimalisir hal tersebut maka
pihak bank harus teliti dan lebih hati-hati dalam memberikan kredit.
4. Kehati-hatian dalam proses pemberian kredit juga harus dilaksanaan dalam
penilaian jaminan yang diberikan oleh debitur, terutama untuk jaminan
yang bukan atas nama sendiri. Jaminan ini biasanya berupa sertfikat yang
masih atas nama orang tua, dalam permasalahan tersebut BPR
mensyaratkan surat kuasa dari orang tua yang namanya tercantum dalam
sertifikat tersebut.
5. Penanganan kredit tidak lancar yang dapat menjadi kredit macet perlu
penanganan khusus untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam
penyelesaian kredit macet tersebut BPR Nguter Surakarta selalu
berdasarkan peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia dalam penyelesaian kredit. Langkah penyitaan dan lelang
merupakan langkah terakhir yang dilakukan jika langkah-langkah
persuasif lainya tidak dapat dilakukan, dan hingga saat ini BPR Nguter
Surakarta belum pernah melakukan penyitaan dan pelelanga terhadap asset
debitur pada BPR Nguter Surakarta. Namun sebelum dilakukan penyitaan
terhadap asset nasabah, maka debitur akan diberi beberapa pilihan
penyelesaian sesuai dengan kemampuan dari debitur yang bersangkutan
opsi yang dapat dilakukan adalah penjadwalan ulang terhadap masa jatuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
tempo, penghapusan sebagaian hutang dan pemberian keringanan terhadap
denda yang dilakukan oleh BPR Nguter Surakarta.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan
dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya.
2. BPR Nguter Surakarta diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kredit
bermasalah, sehingga BPR Nguter Surakarta dapat mewujudkan visinya,
yaitu menjadikan BPR Nguter Surakarta menjadi BPR yang terdepan.