tugas akhir karya ilmiah opini publik...

150
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA (Survei Deskriptif: Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta) Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : ARI MAHARANI 4123143797 PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus 2017

Upload: vuongthuan

Post on 09-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH

OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA

(Survei Deskriptif: Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT.

Transjakarta)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya

Oleh :

ARI MAHARANI

4123143797

PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Agustus

2017

ii

ARI MAHARANI (4123143797) OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA (Survey Deskriptif : Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta) ; 93 Halaman; 17 Lampiran; 21 Buku, 1990 – 2016 ; 6 Situs; 3 Wawancara; Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017.

ABSTAK

PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out pada tanggal 17 Agustus 2016. Sistem tap out yaitu pengguna Transjakarta diharuskan melakukan proses tapping (proses menempelkan kartu pada mesin saat keluar dari halte Transjakarta) dan dilakukan PT. Transjakarta untuk mengetahui data pengguna Transjakarta, agar PT. Transjakarta dapat membuat rute baru sehingga pengguna Transjakarta tidak menunggu lama di halte Transjakarta. Namun penggunaan sistem ini dirasa belum baik dikarenakan berbagai permasalahan pada sistem tap out yakni mesin barrier gate yang rusak, mesin yang lama membaca kartu elektronik yang dikeluhkan para pengguna Transjakarta.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi dan opini publik dengan variabel opini publik. Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra yang diciptakan melalui proses komunikasi yang dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Variabel ini memiliki lima dimensi. Adapun dimensinya yaitu arah, intensitas, stabilitas, dukungan informasi, dan dukungan sosial.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2017. Penulis menggunakan data primer kuesioner dan data sekunder wawancara, dengan menggunakan skala pengukuran interval. Sampel dari penelitian ini ialah 98 pengguna Transjakarta. Teknik penarikan sampel aksidental. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan tendensi sentral mean.

Pada penelitian ini terdapat dimensi dukungan informasi menjadi yang terbaik, artinya pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta, dan juga dapat dengan mudah menggunakan sistem tersebut. Namun terdapat dimensi arah yang tidak baik, artinya pengguna Transjakarta kurang menyetujui sistem tap out dikarenakan berbagai faktor yaitu di beberapa halte mesin barrier gate terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlahnya yang sedikit menyebabkan antrian yang panjang pengguna Transjakarta terutama pada saat jam – jam sibuk.

iii

Kesimpulan pada penelitian ini ialah arah opini publik cenderung negatif dikarenakan permasalahan teknis yang ada pada sistem tap out, namun dukungan informasi yang baik membuat pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan sistem tersebut dengan baik. Dengan dukungan informasi yang baik, diharapkan PT. Transjakarta dapat melakukan perbaikan kualitas terutama pada alat untuk melakukan proses tap out.

Kata Kunci : Opini Publik, Arah, Dukungan Informasi

iv

ARI MAHARANI (4123143797) PUBLIC OPINION RELATED TO POLICY TRANSPORTATION JAKARTA COMPANY (Descriptive Survey: About Entry System Tap Out By PT. Transjakarta); 93 Pages; 17 Appendix; 21 Books, 1990 - 2016; 6 Sites; 3 Interviews; Final Project of Scientific Work, August 2017.

ABSTRACT

Transjakarta company currently operate systems tap out on August 17, 2016. The system is user tap out Transjakarta required to perform tapping process (the process of gluing the card in the machine out of the Transjakarta shelter) and was conducted by Transjakarta company to know the data of Transjakarta users, so that Transjakarta company can create a new route so that Transjakarta users do not wait long at the Transjakarta shelter. However, use of this system is felt not good due to various problems in the system tap out the damaged barrier gate machines, old machines to read electronic cards complained of Transjakarta users.

In this research the authors use the theory of communication and public opinion with public opinion variables. Public opinion is a collection of images created through a process of communication that were found among the public, or a group of people who communicate who have similar interests. This variable has five dimensions. The dimensions are direction, intensity, stability, information support, and social support.

The research approach used is quantitative, using descriptive method. This research was conducted in March - June 2017. The author uses primary data of questioner and secondary data of interview, by using interval scale measurement. The sample of this research is 98 Transjakarta users. Accidental sampling technique. The data analysis technique used is descriptive statistics using mean central tendency.

In this research, there are dimensions to be the best information support, meaning users determine the application of the system Transjakarta tap out by Transjakarta company, and also can easily use the system. But there are dimensional direction that is not good, meaning users Transjakarta less approved the system tap out due to various factors, in some stop machines barrier gate is too long to read electronic cards, as well as small numbers cause long queues users Transjakarta especially during the hours - peak hours.

The conclusion of this research is that the direction of public opinion tends to be negative due to technical problems on the system tap out, but support good information make Transjakarta users know how to use the

v

system properly. With the support of good information, expected. Transjakarta company can make the quality improvements, especially on the tools to make the process tap out.

Keywords: Public Opinion, Direction, Support Information

LEMBAR ORiS:NALiTAS

PROGRAtt STUDi DIII HUBUNGAN MASYARAKATFAKULTAS iLMU SOSiAL

UNiVERSITAS NECERIJAKARTA

Dengan ini penuiis rnettyatakan bahwa Tugas Akhir Karya lilη iah yang

bettudu1 0PINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT、 TRANSPORTASIJAKARTA (Survey Desk百 ptif i Mengenai Pembettakukan Sistern Taρ Oυ r

Oleh PT,Transiakarta)adalah benar― benar karya penulis dan sudaいrnengikuti ketentuan pentllisan yang ada, Apabila kemudian hari ditemukanTugas Akhi「 Karya llrlliah ini rrlertlpakan hasil plagiat, penulis bersedia

menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, Agustus 2417

VI

ARI MAHARANlN:M.41231

Nama

NIM

Judul

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKH:R KARYA:LM:AH

: ARI MAHARANl

: 4123148797

: OPiNI PUBLiK TERKAIT KEB:JAKAN PT.TRANSPORTAS:

JAKARTA(SuⅣei Deskriptif:Mengenai pemberiakuan Sistem

rap o″ro:eh PT.Transiakarta)

TIM PENGUJI

2.

No Nama

1. Marisa-Puspita Sary, M.Si

Ketua Sidang

Maulina Larasati P, M.l.Kom

PengujiAhli

Vera WUavanti Sutjipto, M.Si

Dosen Pembimbing

Asep Soegiarto, M.Si

Sekretaris Sidang

Lulus Sidang: Juli 2017

Tanggal

lqハ

`u∫"ら

201千

13勺ぃ1拒 Sス。け

1ら ハguゝ口Sわ 1ヽ

f{ Arlurtur eott

3.

4.

Tanda Tangan

V‖

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat

hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Karya Ilmiah sebagai persyaratan mutlak untuk kelulusan pendidikan Diploma

III Program Studi DIII Hubungan Masyarakat.

Dalam menyelesaikan menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini

penulis tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada

orang tua, ayah saya Alm. Syafril, ibu saya Fatimah, serta kakak – kakak

saya yaitu Harpita S.Si, Apriyanti S.H, Ika Meidawati S.T, Irda Syarif A.Md,

Rini Ulfirasari S.E, Ade Agustian, dan Susan Sri Apriyani S.I.Kom atas

dukungan secara moril maupun secara finansial, serta berbagai pihak yaitu:

1. Prof. Djaali sebagai Rektor Universitas Negeri Jakarta.

2. Dr, Muhammad Zid, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Dr. Kinkin Yuliaty S.P, M.Si sebagai Ketua Program Studi DIII Hubungan

Masyarakat Universitas Negeri Jakarta.

4. Maulina Larasati P., M.I.Kom dan Wina Puspita Sari, M.Si dan sebagai

Koordinator Tugas Akhir Karya Ilmiah Semester 106

vii

5. Vera Wijayanti M. Si, sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir Karya

Ilmiah Semester 106.

6. Teman-teman seperjuangan Tugas Akhir Karya Ilmiah Semester 106.

7. Anis, Hafshah, Ditri, Ayu, Nova, Shofi, Thank you for amazing 3 years

we spent together tanpa kalian, semua engga mungkin jadi seindah ini.

8. Ditrimuliana yang udah kasih support dan motivasi disaat lagi down

supaya bisa up lagi, Ditri dan Ayu semangat untuk TAKI semester 107,

Amin ya Allah.

Atas segala bantuan selama menyusun tugas akhir karya ilmiah ini,

maka penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir Karya

Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati

penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata penulis berharap tugas akhir karya ilmiah, ini bermanfaat

bagi semua pihak, khususnya bagi para dosen dan mahasiswa UNJ.

Jakarta, Agustus 2017

Penulis,

Ari Maharani

x

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ...................................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................. ii ABSTRACT ............................................................................................... iv LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................ vi LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 1 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis ..................................................... 7 1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis ......................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Konsep......................................................................... 9 2.1.1. Effective Public Relations ............................................................. 9 2.2. Variabel ....................................................................................... 11 2.2.1. Opini Publik ................................................................................. 11 2.2.1.1. Arah ............................................................................................ 12 2.2.1.2. Intensitas ..................................................................................... 13 2.2.1.3. Stabilitas ..................................................................................... 14 2.2.1.4. Dukungan Informasi .................................................................... 15 2.2.1.5. Dukungan Sosial ......................................................................... 16 2.3. Keterkaitan Antar Konsep ........................................................... 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................ 21 3.2. Jenis Penelitian ............................................................................ 22 3.3. Metode Penelitian ........................................................................ 23 3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 25

x

xi

3.5. Populasi, Sampel, Ukuran Sampel dan Teknik Penarikan

Sampel ........................................................................................ 26

3.5.1. Populasi ........................................................................................ 26

3.5.2. Sampel ......................................................................................... 27

3.5.3. Ukuran Sampel ............................................................................. 27

3.5.4. Teknik Penarikan Sampel ............................................................. 29

3.6. Unit Analisis dan Unit Observasi .................................................. 30

3.6.1. Unit Analisis .................................................................................. 30

3.6.2. Unit Observasi .............................................................................. 30

3.7. Uji Instrumen ................................................................................ 31

3.7.1. Validitas ........................................................................................ 31

3.7.2. Reliabilitas .................................................................................... 37

3.8. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40

3.8.1. Data Primer .................................................................................. 41

3.8.2. Data Sekunder.............................................................................. 41

3.9. Skala Pengukuran ........................................................................ 41

3.10. Analisis Data................................................................................. 42

3.11. Definisi Konsep............................................................................. 45

3.12. Operasionalisasi Konsep .............................................................. 46

3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ..................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta ................................ 49

4.1.1. Profil PT. Transportasi Jakarta .................................................... 49

4.1.2. Visi ............................................................................................... 50

4.1.3. Misi .............................................................................................. 50

4.2. Objek Penelitian .......................................................................... 51

4.3. Hasil Penelitian ............................................................................ 52

4.3.1. Arah Opini ................................................................................... 52

4.3.1.1. Indikator : Kualitas Evaluatif dari Predisposisi ............................. 52

4.3.1.2. Indikator : Arah Opini Jelas ......................................................... 55

4.3.2. Dimensi : Intensitas ..................................................................... 58

4.3.2.1. Indikator : Perasaan Orang Terhadap Opini Mereka ................... 58

4.3.2.2. Indikator : Kekuatan Evaluatif Predisposisi .................................. 61

4.3.3. Dimensi : Stabilitas ..................................................................... 64

4.3.3.1. Indikator : Pengukuran Stabilitas ................................................. 64

4.3.4. Dimensi : Dukungan Informasi ..................................................... 67

xii

4.3.4.1. Indikator : Pengetahuan Publik Tentang Objek Opini.................. 67

4.3.4.2. Indikator : Kampanye Informasi .................................................. 70

4.3.5. Dimensi : Dukungan Sosial ......................................................... 73

4.3.5.1. Indikator : Kesan Terhadap Apa Yang Orang Lain Pikirkan

Tentang Isu ................................................................................. 73

4.3.5.2. Indikator : Efek Orang Ketiga ...................................................... 76

4.4. Analisa Penelitian........................................................................ 79

4.5. Pembahasan Penelitian .............................................................. 83

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan.................................................................................. 89

5.2. Saran ........................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91

LAMPIRAN ............................................................................................. xvii

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kriteria penafsiran koefisien validitas .................................... 34

Tabel 3.2. Analisis faktor ....................................................................... 35

Tabel 3.3. KMO opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi

Jakartamengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT.

Transjakarta.......................................................................... 36

Tabel 3.4. Klasifikasi reliabilitas ............................................................. 38

Tabel 3.5. Case processing summary opini publik terkait kebijakan PT.

Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem

Tap out oleh PT. Transjakarta .............................................. 39

Tabel 3.6. Reliability statistic summary opini publik terkait kebijakan PT.

Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem

Tap out oleh PT. Transjakarta .............................................. 40

Tabel 4.1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta ............ 52

Tabel 4.2. Sistem tap out PT. Transjakarta memudahkan pengguna

Transjakarta.......................................................................... 53

Tabel 4.3. Sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan

Transjakarta.......................................................................... 54

Tabel 4.4. Mesin barrier gate tap out berjalan dengan Baik .................. 55

Tabel 4.5. Sistem tap out dapat dipahami dengan baik ......................... 56

Tabel 4.6. Penjelasan petugas sangat baik ........................................... 57

Tabel 4.7. Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT.

Transjakarta.......................................................................... 58

Tabel 4.8. Sistem tap out membuat pengguna ingin berkomentar ........ 59

Tabel 4.9. Sistem tap out memunculkan rasa perhatian terhadap PT.

Transjakarta.......................................................................... 60

Tabel 4.10. Sistem tap out membuat reputasi Transjakarta lebih baik .... 61

Tabel 4.11. Sistem tap out meningkatkan pelayanan Transjakarta ......... 62

Tabel 4.12. Sistem tap out meningkatkan respon positif Transjakarta .... 63

Tabel 4.13. Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu ....................... 64

Tabel 4.14. Sistem tap out membuat pengguna ingin mencoba sistem

Tersebut ............................................................................... 65

Tabel 4.15. Sistem tap out membuat transjakarta lebih nyaman ............. 66

Tabel 4.16. Pemberlakuan sistem tap out diketahui khalayak luas ......... 67

xiv

Tabel 4.17. Pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan

Sistem tap out ....................................................................... 68

Tabel 4.18. Pengguna Transjakarta menyetujui sistem tap out

Memudahkan mereka ketika menggunakan transjakarta ...... 69

Tabel 4.19. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem

Tap out melalui media massa ............................................... 70

Tabel 4.20. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem

Tap out melalui teman .......................................................... 71

Tabel 4.21. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem

Tap out melalui internet......................................................... 72

Tabel 4.22. Pemberlakuan sistem tap out memunculkan pendapat

Pengguna yang didukung individu lain .................................. 73

Tabel 4.23. Sistem tap out memunculkan pendapat suatu kelompok

terhadap PT. Transjakarta .................................................... 74

Tabel 4.24. Sistem tap out memunculkan diskusi antar individu .............. 75

Tabel 4.25. Pemberitaan sistem tap out di media massa

Mempengaruhi pengguna Transjakarta ............................... 76

Tabel 4.26. Sistem tap out mempengaruhi pengguna Transjakarta untuk

Memberikan pandapat di media sosial .................................. 77

Tabel 4.27. Pemberlakuan Sistem Tap Out mempengaruhi terjadinya

pendapat positif dan negatif setiap individu terhadap PT.

Transjakarta di media sosial ................................................. 78

Tabel 4.28. Mean Per Dimensi Opini Publik Terkait Kebijakan PT.

Transportasi Jakarta ............................................................. 79

Tabel 4.29. Mean Per Indikator Opini Publik Terkait Kebijakan PT.

Transportasi Jakarta ............................................................. 81

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Persuasi Sosiokultural ............................................. 17

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1. Mean Per Dimensi Opini Publik Terkait Kebijakan PT.

Transportasi Jakarta ......................................................... 80

Diagram 4.2. Mean Per Indikator Opini Publik Terkait Kebijakan PT.

Transportasi Jakarta ......................................................... 82

xvi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner ...................................................................... xviii

Lampiran 2. Data Responden ............................................................ xxiii

Lampiran 3. Codding Sheet ............................................................... xxvi

Lampiran 4. Berita Online ................................................................. xxxiv

Lampiran 5. Media Sosial ................................................................... xlv

Lampiran 6. Transkrip Wawancara ..................................................... xlix

Lampiran 7. Data Pengguna Transjakarta ........................................... liii

Lampiran 8. Formulir Bimbingan .......................................................... liv

Lampiran 9. Surat Izin Observasi ........................................................ lvi

Lampiran 10. Curriculum Vitae ............................................................. lvii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)

pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintas terpanjang di dunia

(208 km). Sistem BRT ini dirancang berdasarkan sistem TransMilenio di

Bogota, Kolombia.1 Transjakarta telah mengalami transformasi mulai dari

Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway berdasarkan Keputusan

Gubernur No 110/2003, kemudian pada tanggal 4 Mei 2006 berubah menjadi

Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta yang adalah Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta,

hingga pada tanggal 27 Maret 2014, Transjakarta telah berubah status

menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan resmi berganti nama

menjadi PT. Transportasi Jakarta.2

Terhitung sejak awal beroperasi yaitu pada tanggal 1 Febuari 2004,

Transjakarta saat ini telah memiliki 12 dari 15 koridor utama yang

1Beranda Tentang Transjakarta Sejarah http://Transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB 2 Ibid

2

direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar di seluruh

wilayah Jakarta.3

Berbagai inovasi dilakukan demi kenyamanan pengguna Transjakarta

salah satu kebijakan tersebut ialah penggunaan kartu elektronik (e-ticketing)

menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank.

“Penggunaan kartu elektronik tersebut dilakukan sebagai pengganti uang tunai yang diberlakukan pada tahun 2013, Bank tersebut yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (E-Money, E-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), Bank DKI (JakCard), dan Bank Mega (MegaCash).”4

Awalnya pengguna Transjakarta hanya melakukan transaksi dengan

cara tap in di barrier gate saat masuk ke dalam halte, namun pada tanggal 17

Agustus 2016, pengguna Transjakarta juga harus melakukan tap out saat

keluar dari halte. Saldo uang elektronik hanya akan terpotong pada saat tap

in (masuk ke halte).5

Hal ini menimbulkan pendapat positif dan negatif di kalangan

pengguna Transjakarta, sebab bukannya mempermudah, para penumpang

justru disulitkan dengan antrian yang panjang terlebih pada saat jam – jam

3 Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur Koridor http://transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:09 WIB 4 Beranda Produk dan Layanan Info Tiket http://transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:28 WIB 5 Ibid

3

sibuk dikarenakan permasalahan teknis yakni di beberapa halte barrier gate

yang disediakan untuk tap out hanya terdapat satu buah.

Pendapat negatif muncul dari koran online detik.com, seorang

pengguna Transjakarta halte monas, mengeluhkan padatnya penumpang

yang hendak keluar dari halte tersebut, petugas Transjakarta berusaha

mengatur kondisi. Tampak ratusan orang berdesak-desakan saat ingin

keluar, mereka terlihat keluar pintu gerbang tanpa melalui proses tap out,

meski berdesakan, mereka keluar dengan tertib. 6

Hal tersebut juga terjadi di halte UNJ, salah satu pengguna

Transjakarta Jhon Miduk Sitorus berpendapat di Kompasiana mengeluhkan

sistem tap out yang ada di halte tersebut :

“Sebelum perberlakuan sistem tap out ini, butuh waktu satu detik saja untuk keluar dari jalurnya, kini membutuhkan waktu minimal tiga detik untuk keluar dari halte, itu pun jika mesin tap out-nya dalam kondisi bagus, di halte UNJ butuh waktu 10 detik untuk tap out mulai dari menempelkan kartu, proses, hingga penghalangnya berputar.”7

Pemberlakuan sistem tap out merupakan inovasi yang baik karena

dapat membantu Transjakarta mendapatkan data mengenai lokasi tujuan dari

pengguna Transjakarta yang kemudian digunakan untuk memperbaiki rute

6 Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap out https://news.detik.com Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:40 WIB 7 Bukannya Mempermudah, Tap out Transjakarta Malah Merepotkan Penumpang http://www.kompasiana.com Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 21:17 WIB

4

dan pelayanan agar lebih maksimal sesuai dengan kebutuhan pengguna

Transjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para

pengguna Transjakarta. Hal ini diungkapkan Jhon Miduk Sitorus:

“Saya terpancing emosi ketika akan keluar dari halte busway UNJ karena menghabiskan waktu 10 menit, bayangkan 10 menit menunggu keluar karena mesin tap out-nya yang super lelet, hal itu ditambah juga dengan panjangnya antrian untuk keluar.”8

Pemberlakuan sistem tap out di halte UNJ oleh PT. Transjakarta

belum sejalan dengan perbaikan barrier gate (mesin untuk tap out),

sehingga pengguna Transjakarta mengeluhkan mesin tap out yang ada di

halte UNJ dikarenakan untuk keluar dari halte tersebut membutuhkan

waktu yang lebih lama dari sebelum pemberlakuan sistem tap out, hal ini

tentu menjadi masalah karena pengguna Transjakarta memiliki target

waktu masing-masing, terutama bagi mereka yang bekerja, kuliah,dan

sekolah.

Demikian pula pendapat Nazar Ardiansyah seorang pengguna

Transjakarta koridor satu Blok M – Kota:

“Di beberapa halte, hanya menyediakan satu mesin untuk tap in sekaligus tap out, bahkan di halte Blok M sekarang, jarang sekali ada penumpang yg melewati gate tap out saking "loading lama" nya mesin dan kebanyakan penumpang ingin buru – buru pulang, dan keadaan ini didukung dengan keberadaan petugas yang hanya satu

8 Ibid

5

orang untuk menjaga satu halte tentu kesulitan untuk melayani kesulitan penumpang dalam waktu yang sama.”9

Kurangnya penyedian mesin tap in dan tap out yang ada pada

beberapa halte di Transjakarta sangat disayangkan, hal itu dapat menjadi

masalah yang serius dikarenakan pada jam tertentu seperti jam

keberangkatan dan jam pulang kerja, sekolah atau kuliah, jumlah

pengguna Transjakarta dapat membludak menyebabkan antrian yang

panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk

atau keluar halte di Transjakarta.

Pemberlakuan sistem tap out dilakukan untuk mengetahui dimana

tujuan pengguna Transjakarta sehingga PT. Transjakarta dapat membuat

rute yang tepat bagi pengguna Transjakarta. Hal ini seperti yang dikatakan

oleh Direktur Operasional PT. Transjakarta, Daud Joseph :

“Menurut saya itu kebijakan super. Supernya gini, dulu hanya tap masuk. Dengan adanya tap out ketauan rumah (penumpang) dimana dan kantor dimana. Jadi saya bisa tahu persis custumize orang perorang. Dipasang di seluruh pintu keluar halte Transjakarta. Dengan adanya sistem ini diyakini dapat mengukut kepadatan penumpang, sehingga tidak ada lagi cerita penumpang menunggu lama di halte Transjakarta”10

PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out agar dapat

mengetahui dimana pengguna Transjakarta melakukan tap in (melakukan

9 Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Pengguna Transjakarta Sabtu, 8 April 2016 Pukul 14:00 WIB. 10 Ini Alasan Transjakarta Berlakukan Sistem "Tap Out" http://megapolitan.kompas.com

Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:31

6

tapping untuk menggunakan Transjakarta) dan tap out (tapping pada saat

keluar halte tujuan) sehingga PT. Transjakarta dapat mengetahui dimana

tempat kepadatan penumpang.

Beberapa penumpang seperti Erna Merlinda Putri juga menyambut

positif kebijakan tersebut, menurutnya semenjak ada kebijakan tersebut

muncul rute – rute baru dari Transjakarta :

“Saya tinggal di daerah rawamangun dan bekerja dikawasan Senayan, biasanya untuk ke Senayan, saya harus transit di halte dukuh atas terlebih dahulu kemudian menyambung koridor satu Blok M – Kota. Namun sekarang saya tidak perlu lagi melakukan itu karena saat ini telah tersedia Transjakarta jurusan Tugas – Bundaran Senayan jadi lebih memudahkan menurut saya” 11

Dengan adanya sistem tap out oleh PT. Transjakarta, sejauh ini

terdapat 17 rute baru12 dengan harapan agar pengguna Transjakarta dapat

lebih cepat untuk sampai ke tempat tujuan dan memotong antrian yang

panjang di halte – halte transit seperti halte Dukuh Atas maupun halte

Harmoni.

Hal tersebut senanda disampaikan oleh sejumlah penumpang lainnya

yang meyambut positif adanya sistem tap out tersebut, salah satu pengguna

media sosial facebook Flow Purwadi menyambut baik adanya sistem tap out

11 Hasil Wawancara Dengan Karyawan Pengguna Transjakarta Jumat, 7 April 2016 Pukul 19:00 WIB. 12 Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta http://megapolitan.kompas.com Diakses Pada Tanggal 22 April 2017 Pukul 21:00 WIB

7

tersebut, pengguna facebook Uwie Komala Dewie juga menyambut baik

kebijakan tersebut menurutnya kebijakan tersebut kebijakan tersebut sama

seperti yang dilakukan oleh PT. KAI (Kereta Api). Keduanya berharap PT

Transjakarta dapat memperbanyak jumlah barrier gate tap out sehingga

penumpang tidak terlalu lama mengantri untuk keluar dari halte tujuan. 13

Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik meneliti masalah ini untuk

menjadi tugas akhir karya ilmiah dan mengetahui pendapat pengguna

Transjakarta, yang kemudian dapat dijadikan acuan bagi PT Transjakarta

dalam pembuatan kebijakan yang lebih baik kedepannya. Dengan judul tugas

akhir karya ilmiah penulis ialah “Opini publik terkait kebijakan PT.

Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta,

mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta?

13 FAQ Sistem Uji Coba Tap out Transjakarta https://www.facebook.com Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 23:03 WIB

8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan

dari penelian ini adalah untuk mengetahui opini publik terkait kebijakan PT.

Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memambah wawasan di bidang

ilmu komunikasi khususnya bidang public relations tentang contoh kasus

mengenai opini publik bagi mahasiswa, dosen serta akademisi di bidang

public relations.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah

wawasan bagi praktisi public relations dan menjadi masukan bagi PT

Transjakarta mengenai opini publik, agar kedepannya dapat membuat

pelayanan yang lebih baik.

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep

2.1.1 Effective Public Relations

Public relations adalah fungsi managemen yang melakukan evaluasi

terhadap sikap – sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur

seseorang / perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana, serta

menjalankan program – program komunikasi untuk memperoleh pemahaman

dan penerimaan publik.14 Humas adalah suatu yang merangkum keseluruhan

komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu

organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan yang

spesifik yang berlandaskan saling pengertian.15

Public relations sesungguhnya merupakan alat manajemen modern

yang merupakan bagian integral dari suatu organisasi, artinya bahwa public

relations bukan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi organisasi dan

sifatnya melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menunjukan

public relations dapat menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara

14 Kadar Nurjaman, Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation, Bandung : CV Pustaka Setia, 2012. hlm. 105 15 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta : Erlangga, 1997. hlm. 9

9

10

organisasi yang diwakilinya dengan publik.16 Public relations melayani

berbagi macam institusi didalam masyarakat, seperti institusi bisnis, serikat

perdagangan, asosiasi sukarela, yayasan, rumah sakit, perguruan tinggi, dan

institusi religious.17

Fungsi atau peranan adalah harapan public terhadap apa yang

seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukannya

sebagai seorang public relations. Jadi, public relations dikatakan berfungsi

apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik,

berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin

kepentingan publik. Secara garis besar fungsi public relations adalah :

a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan

publiknya (maintain good communication)

b. Melayani kepentingan publik degan baik (serve public’s interest)

c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain

good morals & manners).18

16 Ibid. hlm. 24 17 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom , Effective Public Relations Edisi Kesembilan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group , 2011. hlm.7 18 Rahmat Kriyantono, Public Relations Writing, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008. hlm. 21

11

2.2 Variabel

2.2.1 Opini Publik

Menurut Dra. Djoenaesih S. Sunarjo, SU dalam bukunya Opini Publik,

terbitan Liberty Yogyakarta, 1997, bahwa ciri – ciri opini itu adalah :

a. Selalu diketahui dari pernyataan – pernyataannya

b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat

c. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar19

Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra diciptakan proses

komunikasi. Gambaran tentang sesuatu, apakah bentuk abstrak atau konkret

selalu bermuka banyak atau berdimensi jamak, karena berbagi perbedaan

penafsiran (persepsi) yang terjadi diantara peserta komunikasi. 20

Opini publik dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang

berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Mereka secara kolektif

menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu tersebut menjadi

perhatian, dan mengapa harus dilakukan dalam situasi itu. Proses ini jelas

berlangsung terus – menerus. 21

19 Rosady Ruslan, Managemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001. hlm. 59 – 60. 20 Helena Olii, Opini Publik, Indonesia: PT Macan Jaya Cemerlang, 2007. hlm. 46. 21 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239.

12

Untuk memahami opini seseorang dan publik tersebut, menurut R.P

Abelson bukanlah hal yang mudah, karena mempunyai kaitan erat dengan :

1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)

2. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya (attitude)

3. Persepsi (perception), yaitu proses memberikan makna, yang

berakar dari berbagai faktor, yakni:

a. Latar belakang budaya, kabiasaan dan adat istiadat yang dianut

seseorang atau masyarakat

b. Pengalaman masa lalu seseorang atau kelompok tertentu

menjadi landasan atas pendapat atau pandangannya

c. Nilai – nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang

dianut atau nilai – nilai yang berlaku di masyarakat

d. Berita – berita, dan pendapat – pendapat yang berkembang

yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan

seseorang. Bisa diartikan berita – berita yang dipublikasikan itu

dapat sebagai pembentuk opini masyarakat.22

2.2.1.1 Arah

Arah opini mengindikasikan kualitas evaliatif dari predisposisi, yang

memberitahu kita evaluasi “positif – negatif – netral” evaluasi yang

22 Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 60 – 61.

13

“mendukung – menentang – netral”, atau evaluasi “pro – kontra – tergantung”

yang dilakukan oleh publik. Dalam bentuknya yang paling sederhana, arah

opini publik adalah jawaban ya – tidak untuk pertanyaan survei. Media sering

melaporkan melaporkan hasil survei opini publik sebagai sekedar persentase

dari dukungan atau penolakan terhadap beberapa isu, proposisi, atau calon.

Misalnya, berita laporan jejak pendapat, popularitas margin dan indikator lain

dari arah opini publik tentang kandidat mendominasi liputan kampanye

presiden AS 1996, yang presentasenya sebanyak 38 persen dari seluruh

laporan23 (Berita karakter berada di urutan kedua dengan 18 persen). Arah

opini yang jelas merepresentasikan pengukuran opini public yang paling

dasar dan yang paling sering digunakan. 24

2.2.1.2 Intensitas

Pengukuran intensitas menunjukan seberapa kuatkah perasaan orang

terhadap opini mereka, apapun arahnya. Misalnya, penyelenggara poling

meminta pemilih untuk menunjukan seberapa kuatkah perasaan mereka

tentang berbagi isu yang berhubungan dengan pemilihan dalam “skala 1

sampai 10”. Survei juga sering meminta responden untuk menunjukan

23 David Domke, David P. Fan, Michael Fibison, Dhavan V. Shah, Steven S. Smith, Mrk D. Watts, News Media, Candidates and Issues, and Public Opinion in the 1996 Presidential Campaign, Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No.4 Winter ,1997. hlm. 733. 24 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239 - 240.

14

apakah mereka “sangat tidak setuju/tidak setuju/netral/setuju/sangat setuju”

terhadap suatu pernyataan.25

Format pernyataan ini adalah alat yang lazim untuk mengukur arah

dan intensitas perasaan. Ukuran intensitas memberikan perkiraan awal

tentang kekuatan relatif dari predisposisi. Intesitas dan arah sering kali

dilaporkan untuk menunjukan bukan hanya bagaimana orang merasakan

suatu isu, tetapi juga seberapa mendalam perasaan mereka itu. Misalnya, isu

aborsi biasanya memecah publik menjadi dua kubu berdasarkan intensitas

keyanikan mereka. 26

2.2.1.3 Stabilitas

Stabilitas mengacu pada berapa lama responden menganut arah dan

intensitas perasaan yang sama. Pengukuran stabilitas memerlukan observasi

pada waktu yang sama. Pengukuran stabilitas memerlukan observasi pada

dua atau lebih titik pada waktu yang sama. Bayangkan dimensi ini sebagai

semacam diagram yang menunjukan harga saham atau pola cuaca dari

waktu ke waktu. Pengukuran stabilitas akan memberikan bukti tentang

25 Ibid hlm. 240 26 Ibid hlm. 240

15

seberapa reaktifkah opini publik terhadap suatu kejadian atau informasi

lainnya. 27

2.2.1.4 Dukungan Informasi

Dukungan informasional mengacu pada seberapa banyak

pengetahuan publik terhadap objek opini. Misalnya, para pemilik yang tidak

punya banyak informasi tentang seorang calon cenderung focus pada apa –

apa yang mereka lihat sebagai sesuatu yang berhubungan dengan atau

kandidat dan bagaimana cara pikir akan mempengaruhi kepentingan pribadi

mereka. Sebaliknya, pemilih yang punya informasi yang lebih baik “akan lebih

mungkin untuk mengabaikan pertimbangan dari kelompok tertentu dan lebih

mendukung interpretasi yang lebih umum terhadap suatu isu.”28

Periset lain yang meneliti pemilihan wali kota menemukan bahwa

mereka yang punya informasi lebih banyak tentang isu akan punya informasi

lebih banyak tentang isu dan akan punya opini yang lebih kuat terhadap isu

tersebut, tetapi arah dari opini publik itu tidak mudah untuk diprediksi. Lebih

27 Ibid hlm. 240 28 Dennis Chong. Creating Common Frames of Reference on Political Issues, Bab 8 dalam Political Persuasion and Attitude Change, ed. Diana C. Mutz, Paul M. Sniderman, dan Richard A. Brody, Ann Arbor : University of Michigan Press,1996, hlm. 199

16

jauh, mereka yang punya lebih banyak pengetahuan dan opini yang lebih

kuat lebih mungkin untuk memilih dan mengontak pejabat lokal.29

Ketiadaan “massa informasi” di balik opini tentang isu yang relatif

netral mungkin mengindikasikan bahwa arah dan intensitasnya mudah

berubah. Misalnya, jika Monsanto menentukan bahwa publik yang

menentang pengujian lapangan untuk tanaman yang direkayasa secara

genetik tidak dibekali pengetahuan yang memadai, perusahaan dapat

melakukan kampanye informasi publik yang dirancang untuk mendidik

anggota komunitas tentang bahaya dan manfaat dari pengujian itu, dan

menyusun kerangka pesan dalam konteks siapa yang dipengaruhi dan

terlibat (termasuk pandangan consensus tokoh masyarakat), dan bagimana

pengujian lapangan itu akan memengaruhi pihak – pihak di dalam komunitas

tersebut – pengaruh risiko (jika ada) dan manfaatnya. 30

2.2.1.5 Dukungan Sosial

Pengukuran dukungan sosial memberikan bukti tentang sejauh mana

orang menganggap opini mereka juga didukung oleh orang lain dalam

29 Dan Drew dan David Weaver, Media Attention, Media Exposure, and Media Effects, Journalism Quarterly 67 No.4 Winter, 1990, hlm. 740 – 48. 30 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 241.

17

lingkungan sosial mereka. Model persuasi dalam gambar 8.3 menunjukan

kekuatan persepsi penerimaan sosial atau penolakan sosial.31

Sumber : Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach, Theories of Mass

Communication, 4th ed. (New York, 1982) Hal. 255.

Penyelenggara polling yang menyurvei dimensi ini akan meminta

responden untuk melaporkan kesan mereka terhadap apa yang orang lain

pikirkan tentang isu atau memperkirakan distribusi opini publik terhadap isu

yang diteliti. Pengukuran dukungan sosial ini akan menunjkan bagaiman

orang mendefinisikan sifat dari konsensus tentang isu. 32

Konteks sosial dari opini publik mungkin hanya berupa tendensi untuk

menganggap bahwa orang lain lebih dipengaruh oleh media atau kejadian

ketimbang oleh diri mereka sendiri. Para peneliti telah menemukan “efek

orang ketiga” – orang yang cenderung meremehkan dampak media terhadap

mereka sendiri dan membesar – besarkan dampak media pada orang lain.

Efek ini mempengaruhi cara kebijakan publik ditentukan (melindungi mereka

31 Ibid hlm. 241 32 Ibid hlm. 241

Pesan

Persuasif

Mengidentifikasikan

(atau

meredentifikasikan)

proses sosiokultural

kelompok

Membentuk atau

mengubah perilaku

anggota kelompok

yang diterima secara

sosial

Melakukan

perubahan

dalam arah

perilaku

18

yang dianggap lemah), atau bagaimana kampanye politik dilakukan

(memengaruhi pemilih yang mudah dibujuk). “Jadi, efek pihak ketiga punya

sejumlah implikasi behavioral, meskipun pada dasarnya ini adalah fenomena

persepsi.”33

Bayangkan dukungan sosial dan informasional sebagai pemberian

bobot atau inersia terhadap suatu disposisi atau pandangan. Jika, misalnya,

orang yang punya opini kuat tentang suatu isu punya banyak informasi – pro

kontra – tentang isu itu dan melihat pandangan mereka juga banyak dianut

orang, maka arah dan ekspresi opini itu kemungkinan tidak akan berubah.

Sebagaimana arah bowling tidak banyak dipengaruhi oleh hembusan nagin

yang keluar dari mesin AC opini yang punya dukungan sosial dan

informasional yang kuat juga punya bobot yang besar dan tidak mudah atau

tidak cepat untuk berubah. Di lain pihak, bahkan opini yang paling kuat

sekalipun akan mudah atau cepat berubah jika tidak ditopang oleh dukungan

sosial dan informasi yang cukup. Opini itu bisa berubah sesering dan secepat

badai. 34

Mendeskripsikan dan memahami opini publik membutuhkan

pengukuran sensitivitas dan kedalaman yang lebih luas dan bukan sekedar

33 Vincent Prince, Li – Ning Huang, dan Tewksbury, Third – Person Effects of News Coverage : Orientations Towards Media, Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No. 3 Autumn, 1997. hlm. 525. 34 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 241.

19

menggunakan pertanyaan ya – tidak seperti yang dipakai dalam polling lewat

telelepon. Opini publik merefleksikan proses dinamis dari komunikasi

interpersonal dan media tentang isu – isu di kalangan kelompok orang yang

punya kapasitas untuk bertindak dengan cara yang sama. “Berpikir bersama”

seringkali menghasilkan “tindakan bersama” dan inilah alasan riil dari

pentingnya memahami opini publik.35

2.3 Keterkaitan Antar Konsep

Dalam menjalankan tugas seorang humas, penting untuk memberikan

citra yang positif kepada khalayaknya, dan juga dalam menjalin hubungan

dengan khalayaknya, humas juga harus melakukan komunikasi dua arah

agar kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan dapat diterima

oleh khalayak dari perudahaan tersebut.

Ketika melakukan sebuah kebijakan terutama yang berkaitan dengan

publik dari suatu perusahaan, humas biasanya membantu manajemen agar

kebijakan tersebut dapat sesuai dengan kepentingan perusahaan dan juga

berdampingan dengan keinginan khalayak. Untuk itu diperlukan penelitian

tentang keinginan atau opini dari khalayak suatu perusahaan agar kebijakan

yang diambil perusahaan tersebut tidak menjadi bumerang bagi perusahaan

di kemudian hari.

35 Ibid hlm. 241.

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini

sudah cukup digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk

penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena

berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah

atau scientifik karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit

atau empiris, objektif terukur, rasional dan sistematis. Metode ini metode

kualitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis

menggunakan statistik.36

Pendekatan kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab

masalah. Proses penelitiannya bersifat linier, dengan langkah – langkah yang

jelas, mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau

landasan teoritis, hipotesis, metode penelitian yang dipergunakan, teknik

mengumpulkan data, analisis data, serta menarik kesimpulan, dan saran –

saranyangdiajukanpeneliti.37

36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta CV, 2016, hlm. 7 37 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi , Jakarta : Rajawali Pers, 2010, hlm. 253.

22

Pendekatan penelitian yang dilakukan penulis ialah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab opini publik

program PT. Transportasi Jakarta terkalit pemberlakukan sistem tap out oleh

PT. Transjakarta dengan langkah – langkah yang jelas mulai dari perumusan

masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan teoritis, hipotesis, metode

penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, serta menarik

kesimpulan, dan saran – saran yang diajukan oleh penulis.

3.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian deskriptif, untuk untuk menggambarkan tentang

karakteristik (ciri – ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian ini

relative sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau

pengajuan hipotesis tertentu. Dapat meneliti hanya satu variabel, dan

termasuk penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau

lebih.38

Prosedur pemecahan masalah pada metode ini adalah dengan cara

menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan

fakta – fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan,

bentuknya berupa survei dan studi perkembangan.39 Ciri dari metode ini ialah

titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti

38 Ibid Hlm. 12 39 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Manual & SPSS Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2013, hlm. 8

23

bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati

gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana alamiah

dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha untuk

memanipulasikan variabel. Karena kehadirannya mungkin mempengaruhi

perilaku gejala (reactive measures), peneliti berusaha memperkecil pengaruh

ini. Penelitian sosial telah menghasilkan beberapa pengukuhan yang tidak

terlalu banyak “merusak” kenormalan (unobstrusive measures).40

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif

karena penulis hanya meneliti satu variabel mengenai opini publik terkait

kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakukan sistem tap out

oleh PT. Transjakarta. Prosedur pemecahan masalah pada penelitian ini

adalah dengan cara menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta –

fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

Penulis bertindak sebagai pengamat dengan membuat kategori pelaku,

mengamati gejala, dan mencatatnya ke dalam buku observasi penulis.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah.

Proses penelitiannya bersifat linier, dengan langkah – langkah yang jelas,

mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan

40 Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007, hlm.25

24

teoretis, hipotesis, metode penelitian yang dipergunakan, teknik

pengumpulan data, analisis data, serta menarik kesimpulan, dan saran –

saran yang diajukan peneliti. 41

Berdasarkan metodelogi kuantitatif dalam penelitian bidang ilmu

lainnya, termasuk riset public relations dikenal berbagai metode yaitu metode

survei, metode analisis isi, dan metode eksperimen. Dalam metode survei

sering digunakan instrumen kuesioner sebagai upaya untuk pengumpulan

data atau memperoleh informasi mengenai jumlah responden yang dianggap

sebagai sampel yang mewakili populasi tertentu. 42

Pelaksanaan survei dilakukan melalui proses pengumpulan informasi,

fakta, dan analisis data sosial yang bersifat terstruktur serta mendetail melalui

instrumen kuesioner atau daftar pertanyaan tertentu secara tersusun.

Penggunaan teknik sampling tersebut dilakukan secara tepat untuk

menentukan kualitas riset public relations. 43

Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis yaitu survei deskriptif

dan eksplanatif. Survei deskriptif dipergunakan dalam riset untuk

mendeskripsikan (menggambarkan) suatu populasi tertentu yang sedang

41 Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 253 42 Ibid hlm. 253 43 Ibid hlm. 253

25

diteliti. Fokus penelitiannya adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri

satu variabel.44

Pada penelitian tentang opini publik program PT. Transportasi Jakarta,

terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, penulis

menggunakan metode survei deskriptif, yaitu dengan menggambarkan suatu

populasi tertentu yang sedang diteliti, populasi dari penelitian tersebut ialah

pengguna Transjakarta yang menggunakan koridor satu (Blok M – Kota),

Fokus penelitian ini adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu

variabel, variabel dalam penelitian ini ialah opini publik.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam melakukan penelitian, terdapat kelompok data menurut waktu

pengumpulannya yang terbagi dua data yaitu data time series dan data cross

section. Data Cross Section adalah data yang dikumpulkan pada satu periode

tertentu pada beberapa objek dengan tujuan untuk menggambarkan

keadaan.45

Penulis menggunakan metode Cross Section pada penelitian yang

berjudul opini publik program PT. Transportasi Jakarta, terkait pemberlakuan

sistem tap out oleh PT. Transjakarta, penelitian tersebut dilakukan kepada

penumpang Transjakarta di koridor satu (Blok M – Kota). Penulis melakukan

44 Ibid hlm. 254 45 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 16

26

pengumpulan data dalam satu waktu berupa kuesioner yang dibagikan

kepada pengguna Transjakarta di koridor satu (Blok M – Kota).

3.5 Populasi, Sample, Ukuran Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau

objek itu.46

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan oleh penulis mengenai

opini publik program PT. Transportasi Jakarta, terkait pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta ialah pengguna Transjakarta koridor satu (Blok

M – Kota) dikarenakan di koridor tersebut merupakan jumlah penumpang

terbanyak, jumlah penumpang pada koridor satu yaitu 6.525 pengguna

Transjakarta menaiki bus Transjakarta per harinya.47

46 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta 2016) hlm.80 47 Data responden, PT. Transjakarta pada bulan Januari 2017

27

3.5.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri – ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat diidentifikasikan

sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur

tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.48 Sampel diperoleh

berdasarkan data pada bulan Januari 2017, dengan menggunakan rumus

slovin diperoleh 98 orang pengguna Transjakarta koridor satu Blok M – Kota.

3.5.3 Ukuran Sampel

Menetapkan besar sampel atau ukuran sampel, dalam bahasa inggris

disebut sample size, yaitu berkaitan dengan banyak individu, subjek atau

elemen – elemen dari suatu populasi yang diteliti untuk diambil sampelnya.49

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya,

maka digunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:

n = N

1+Ne2

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

48 Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi 2 (Depok : PT. Raja Grafindo Persada 2014) hlm. 76 - 77 49 Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 145 - 146

28

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah pengambilan sampel

yang dapat ditoleransi. Konstanta ( 0,1 atau 10%). Batas kesalahan

yang ditolerir bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1%, 2%, 3%,

4%, 5% atau 10%.50

Rumus Slovin :

n = N

1+Ne2

n = 6525

1 + 6525 x (10%)²

n = 6525

1 + 6525 x 0.01

n = 6525

1 + 65.25

n = 6525

1 + 65.25

n = 6525

66.25

n = 98, 49

Setelah perhitungan diatas menggunakan rumus solvin dengan hasil

98, 49 yang kemudian dibulatkan menjadi 98. Maka dapat diartikan populasi

yang didapat untuk menjadi sampel yaitu 98 orang pengguna Transjakarta.

50 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2012, hlm. 136

29

3.5.4 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara

mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar –

benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya.51

Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian, salah

satunya ialah nonprobability sampling. Non – probability sampling ialah teknik

sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota

populasi untuk dijadikan sampel.52

Dalam teknik ini terdapat teknik sampling aksidental yaitu teknik

berdasarkan spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja

bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang

tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).53 Penulis

menggunakan teknik ini karena penulis mengambil sampel secara kebetulan

kepada siapa saja pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota) yang

bertemu dengan penulis sebagai responden.

51 Riduwan, Dasar – Dasar Statistika, Bandung : Alfabeta, 2013, hlm. 11 52 Ibid hlm. 16 53 Ibid hlm. 19

30

3.6 Unit Analisis dan Unit Observasi

3.6.1 Unit Analisis

Unit Analisis adalah merupakan keseluruhan satuan atau unit yang

akan diteliti. Unit analisis berupa individu, kelompok, organisasi, dan

keluarga.54

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan unit analisis individu.

Individu yang dimaksud ialah pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M –

Kota) untuk mengetahui opini pengguna Transjakarta tersebut mengenai

pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta.

3.6.2 Unit Observasi

Unit observasi adalah sumber informasi tempat kita mendapatkan

informasi.55 Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan

pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi

lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga

didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.56

Dalam penelitian ini, unit observasi yang digunakan oleh penulis

adalah overt observations atau observasi terbuka dengan melakukan

penelitian dalam suatu lembaga pemerintahan untuk mengamati objek

54 Nanang Martono. Op Cit., hlm. 76 55 Ibid Hlm. 76 56 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 19

31

penelitian secara langsung. Alasan penulis melakukan penelitian di PT.

Transjakarta untuk mengetahui tentang pemberlakuan sistem tap out oleh

PT. Transjakarta.

3.7 Uji Instrumen

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial atau alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat

kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun

demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatan

sebagai bentuk penelitian.57

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka

harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya

dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrument –

intrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah

banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya.58

57 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :Alfabeta CV, 2011, hlm. 102 58 Ibid hlm. 102

32

3.7.1 Validitas

Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it successfully measure

the phenomenon).59 Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana

instrumen (misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur.60

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.

Validitas internal instrumen yang berupa test yang harus memenuhi content

validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruk).61 Validitas isi

berkaitan dengan kemampuan suatu instrument mengukur isi (konsep) yang

harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap suatu isi

konsep atau variabel yang hendak diukur.62

Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah

validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam

mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Setelah membuat

kuesioner (instrument penelitian) langkah selanjutnya menguji apakah

kuesioner yang dibuat tersebut valid atau tidak.63

59 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 46 60 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi), Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 143 61 Sugiyono Op. Cit, 2016 hlm. 122 – 123 62 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 46 63 Ibid hlm. 47 – 48

33

Coefficient alpha atau cronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil

pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal

penting mengenai cronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan

meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala64. Pengukuran level

interval membiarkan kita untuk menentukan jumlah jarak antar kategorinya65.

Barlett’s test sphericity menggunakan ukuran statistik approximate

chi-square dan degree freedom (df) dengan nilai signifikansi di atas 0.566.

memiliki nilai signifikansi 0,000-0,005 bahwa instrument telah memenuhi

syarat valid, dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan hasil yang

valid.67

Untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner valid atau tidak

caranya dilihat dari KMO dan barlett test. Bila dalam variabel itu anda dapat

melihat KMO MSA adalah 0.5, 5 artinya 0.505 > 0,5 maka proses analisis

faktor dapat dilanjutkan.68

64 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 287 65 W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson Education, 2011, hlm. 219 66 Naresh K. Malhotra, Op. Cit.hlm. 607 67 Husen Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm. 175 68 Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik , Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2011, Hlm. 174

34

Tabel 3.1

Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas

Koefisien Validitas Tafsiran

0,8 < rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi (Sangat Baik)

0,6 < rxy ≤ 0,8 Validitas Tinggi (Baik)

0,4 < rxy ≤ 0,6 Validitas Sedang

0,2 < rxy ≤ 0,4 Validitas Rendah (Kurang)

0,0 < rxy ≤ 0,2 Validitas Sangat Rendah

rxy ≤ 0,0 Tidak Valid

Sumber: Surashimi Arikunto, 2007, Hlm. 23069

Pada tabel di atas, dapat menunjukan bahwa untuk mengatur nilai

koefisien dari validitasnya tinggi atau rendahnya, diatas 0,8 berarti sangat

tinggi (sangat baik) sedangkan 0,2 berarti sangat rendah.70

Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan

adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap. Pertama,

tujuan dan analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa variabel

dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tinggi (dari 0.5 – 1.0)

menandakan bahwa analisis fakor sudah sesuai, sedangkan nilai dibawah 0.5

menandakan bahwa analisis faktor tidak sesuai.71

69 Surashimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rhineka Cipta, 2007, hlm. 230 70 Ibid hlm. 230. 71 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 67

35

Tabel Faktor 3.2

Analisis Faktor

No. Ukuran Validitas Nilai yang Disyaratkan

1. Kaiser mayer olkin – measure of sampling adquency KMO MSA adalah statistik yang mengidentifikasikan proporsi variasi dalam variabel yang merupakan variasi umum (common variance), yakni variasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dalam penelitian

Nilai KMO diatas 500 menunjukan bahwa faktor analisis dapat digunakan

2. Barlett’s test of sphericity, merupakan uji statistik untuk melihat adanya korelasi antar variabel

Nilai signifikasi adalah hasil uji. Nilai yang kurang dari 0,5 menunjukan hubungan signifikan antara variabel, merupakan nilai yang diharapkan.

3. Anti image matrix, setiap nilai pada kolom diagonal matrix korelasi anti image menunjukan measure of sampling adquency dari masing – masing indikator.

Nilai diagonal anti image correlation matrix diatas 500 menunjukan variabel cocok atau sesuai dengan struktur veriabel lainnya dalam faktor tersebut.

4. Total varians explained, nilai pada “Cummulative %” menunjukan presentasi variasi yang disebabkan oleh keseluruhan faktor.

Nilai pada “Cummulative %” harus lebih besar dari 60 %

5. Component matrix, nilai faktor loading dari variabel – variabel komponen faktor.

Nilai faktor lebih besar atau sama dengan 700.

Sumber : Imam Ghozali 2005 : 4572

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat beberapa nilai yang disyaratkan

untuk masing – masing ukuran validitas. Untuk kaiser mayer olkin – measure

of sampling adquency nilai yang disyaratkan diatas 500 sehingga faktor

analisis dapat digunakan. Barlett’s test of sphericity harus memiliki signifikasi

72 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang :

Universitas Dipenogoro, 2005) hlm. 45

36

kurang dari 0.5 yang menunjukan hubungan signifikan antara variabel,

merupakan nilai yang diharapkan.

Tabel Faktor 3.3

KMO opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta

N = 98

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

.939

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 4630.000

df 351

Sig. .000

Sumber : Hasil output SPSS

Pada penelitian ini penulis menggunakan validitas untuk mengukur

keadaan sebenarnya saat melakukan penelitian. Dari hasil analisis yang

diperoleh KMO (Kaiser Mayer Olkin – measure of sampling adquency)

sebesar 0.939 melebihi 0.5 maka data pada penelitian opini publik terkait

kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out

oleh PT. Transjakarta dapat dinyatakan valid. Disamping itu barlett’s test of

sphericity dari penelitian ini menunjukan nilai signifikan 0.000 < 0.050 bahwa

instrumen ini telah memenuhi syarat valid sehubungan dengan masalah opini

publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan

sistem tap out oleh PT. Transjakarta.

37

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

terhadap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama menggunakan alat pengukur yang sama pula.73

Metode perhitungan reliabilitas terdapat internal consistency yaitu dilakukan

dengan cara mencoba alat ukur cukup hanya sekali saja, kemudian data

yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.74

Teknik tersebut antara lain teknik alpha cronbach. Metode alpha

cronbach (skala likert) digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang

tidak mempunyai pilihan ‘benar’ atau ‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’,

melainkan digunakan untuk menghitung reliabititas sutu tes yang mengukur

sikap atau perilaku. Alpha cronbach sangat umum digunakan, sehingga

merupakan koefisien yang umum untuk mengevaluasi internal consistency.75

Coefficient alpha atau chronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil

pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal

penting mengenai chronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan

meningkat dengan meningkatnya nomer pada skala.76 Pengukuran level

73 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 55 74 Ibid hlm. 56 75 Ibid hlm. 56 76 Naresh K Malhotra, Op.cit., hlm. 287

38

interval membiarkan kita untuk menspesifikasikan jumlah jarak antar

kategorinya.77

Berikut adalah klasifikasi yang digunakan :

Tabel 3.4

Klasifikasi Reliabilitas

Reliabilitas (r) Kriteria

0,8 – 1,00 Sangat Tinggi

0,6 – 0,79 Tinggi

0,4 – 0,59 Sedang

0,2 – 0,39 Rendah

<0/2 Sangat Rendah

Sumber : Surashimi Arikunto, 2007, Hlm. 24578

Teknik alpha cronbach (skala likert) dapat digunakan untuk menetukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan

responden berbentuk skala seperti 1 – 3, dan 1 – 5, serta 1 – 7 atau jawaban

responden yang menginterpretasikan penilaian sikap.

Misalnya responden memberikan jawaban sebagai berikut :

a. Sangat memuaskan (SM) = 5

b. Memuaskan (M) = 4

c. Netral (N) = 3

d. Tidak Memuaskan (TM) = 2

e. Sangat Tidak Memuaskan (STM) = 1

77 W. Laurence Neuman, Op.cit., hlm.219 78 Surashimi Arikunto, Op Cit, hlm. 245

39

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan

menggunakan teknik ini, bila memenuhi koefisien (r11) > 0,6.79

Pada penelitian tentang opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi

Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta,

penulis menguji reliabilitas dengan variabel opini publik sesuai dengan data

hasil kuesioner yang telah disebarkan oleh penulis. Untuk menguji reliabilitas

data penulis menggunakan software SPPS 20.0, alat ukur tersebut memiliki

kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

Tabel 3.5

Case Processing Summary opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta

N = 98

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 98 100.0

Excludeda 0 .0

Total 98 100.0

Sumber : Hasil output SPSS

79 Ibid hlm. 57

40

Tabel 3.6

Reliability Statistic Summary opini publik terkait kebijakan PT. transportasi jakarta mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta

N = 98

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of

Items

.943 .946 27

Sumber : Hasil output SPSS

Berdasarkan keterangan hasil tabel Reliability Statistic di atas, penulis

melihat bahwa reliabilitas dari 27 pernyataan yang diajukan oleh penulis

kepada 98 responden mempunyai nilai Cronbach's Alpha = 0.943 dan

cronbach's alpha based on standardized Items = 946. Maka data pada

penelitian opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai

pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat dinyatakan reliabel.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Data dapat dibedakan dengan cara memperolehnya. Ada dua jenis

data dalam kelompok ini.

41

3.8.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.80

Dalam penelitian ini, data primer penulis ialah penulis memberikan kuesioner

kepada pengguna Transjakarta terkait pemberlakukan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta.

3.8.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh

organisasi yang bukan pengolahannya.81 Dalam penelitian ini, data sekunder

ialah wawancara dengan petugas PT. Transjakarta, dan sejumlah pengguna

Transjakarta dan mencari sumber melalui transjakarta.co.id, detik.com,

kompasiana.com, dan media sosial facebook.com.

3.9 Skala Pengukuran

Dalam skala pengukuran data, data kuantitatif dikelompokan ke dalam

empat jenis yang memiliki sifat yang berbeda. Salah satu jenis tersebut ialah

skala interval yaitu skala dimana objek atau kategori dapat diurutkan

berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak atau interval antara tiap

objek atau kategori sama. Pada skala ini yang dijumlahkan bukanlah

80 Ibid hlm. 16 81 Ibid hlm. 16

42

kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak dapat nilai nol.

Pengukuran instrument penelitian dilakukan setelah alternatif jawabannya di

beri skala yang setara dengan data interval dalam banyak kekegiatan

penelitaian data maka sering kali diperoleh melalui kuesioner untuk menilai

sikap atau perilaku yang kerap kali dinyatakan dengan data interval.82

Dalam penelitian ini, penulis menguji opini publik program PT.

Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta menggunakan skala interval 1 – 5.

Skala 1 = Sangat Tidak Setuju

Skala 2 = Tidak Setuju

Skala 3 = Netral

Skala 4 = Setuju

Skala 5 = Sangat Setuju

3.10 Analisis Data

Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil

dikumpulkan oleh periset melalui perangkat metodelogi tertentu untuk jenis

eksplanatif, yang bertolak dari suatu hipotesis, maka analisis data merupakan

tahap dimana periset melakukan pengujian terhadap hipotesis riset tanpa

82 Ibid hlm. 23 – 24

43

memberikan interpretasi berdasarkan hal – hal atau teori – teori lain diluar

data yang diperoleh.83

Analisis data berada ini berada pada level empiris, maksudnya yang

dihitung, diolah atau dianalisis adalah data empiris. Makannya hasil analisis

belum bisa secara langsung di gunakan untuk menjawab permasalahan riset

yang sifatnya konseptual. Supaya bisa menjawab dan memberikan

rekomendasi dibituhkan interpretasi data.84

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis

univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan

untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif.85 Dalam penelitian

ini, analisis yang digunakan adalah teknik analisis univariat karena peneliti

hanya meneliti satu variabel saja menggunakan metode kuantitatif mengenai

opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta.

Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu

dalam bentuk sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan

83 Rachmat Kriyantono. Op. Cit., hlm. 86 84 Ibid hlm. 87 85 Ibid hlm. 168

44

tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan yaitu,

mean, median dan modus.86

Pada penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral dan hanya

menggunakan mean dalam teknik analisis data opini publik program PT.

Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta, jika dalam suatu penelitian menggunakan skala interval atau

rasio maka ukuran tendensi pusat yang digunakan mean.

Mean (nilai rata-rata) merupakan nilai tengah dari total bilangan. Mean

dapat diperoleh dari rumus: 87

∑ fX

N = N

Keterangan:

f = Frekuensi

X = Nilai pengukuran

N = Banyaknya pengamatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval dengan jarak

sama yaitu satu, 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (netral), 4 (tidak setuju), 5

86 Ibid, Hal. 170 87 Rachmat Kriyantono, Op. Cit, Hal. 171

45

(sangat tidak setuju). Penulis menggunakan skala interval karena pilihan

jawaban pada kuesioner memiliki jarak yang sama yaitu satu.

3.11 Definisi Konsep

Konsep adalah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang

dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang

diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi

dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk

menggambarkan fenomena yang sama.88

Dalam penelitian ini, penulis memakai konsep effective public relations

konsep tersebut dapat diturunkan menjadi variabel. Variabel dalam penelitian

ini adalah opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan

sistem tap out oleh PT. Transjakarta, dari variabel tersebut dapat diturunkan

menjadi lima dimensi yaitu arah, intensitas, stabilitas, dukungan informasi,

dan dukungan sosial.

88 Ibid hlm. 17

46

3.12 Operasionalisasi Konsep

OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSPORTASI JAKARTA

(Survey Deskriptif : Terkait Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT.

Transjakarta)

Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala

Effective

Public

Relations

(Scott M.

Cutlip,

Allen H.

Center,

Glen M.

Broom)

Opini

Publik

(Scott M.

Cutlip,

Allen H.

Center,

Glen M.

Broom)

1. Arah 1. Kualitas Evaluatif

dari Predisposisi

2. Arah Opini yang

Jelas

Skala

Interval:

5 : Sangat

Setuju

4 : Setuju

3: Netral

2 : Tidak

Setuju

1 : Sangat

Tidak

Setuju

2. Intensitas 1. Perasaan orang

terhadap opini

mereka

2. Kekuatan relatif

dari predisposisi

3. Stabilitas 1. Pengukuran

stabilitas

4. Dukungan

Informasi

1. Pengetahuan

publik tentang

objek opini

47

Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala

Komunikasi

dan Opini

Publik

(Scott M.

Cutlip,

Allen H.

Center,

Glen M.

Broom)

Opini

Publik

(Scott M.

Cutlip,

Allen H.

Center,

Glen M.

Broom)

2. Kampanye

Informasi

Skala

Interval:

5 : Sangat

Setuju

4 : Setuju

3: Netral

2 : Tidak

Setuju

1 : Sangat

Tidak Setuju

5. Dukungan

Sosial

1. Kesan mereka

terhadap apa

yang orang lain

pikirkan tentang

isu

2. Efek orang

ketiga

3.11 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

Keterbatasan dan kelemahan penelitian ialah pada penelitian ini

proses pengumpulan data, penulis mengumpulkan data lebih lama di

karenakan proses pengambilan data di PT. Transjakarta berjalan cukup lama.

49

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta

4.1.1. Profil PT. Transportasi Jakarta

Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)

pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintas terpanjang di dunia

(208 km). Sistem BRT ini dirancang berdasarkan sistem TransMilenio di

Bogota, Kolombia. Transjakarta telah mengalami transformasi mulai dari

Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway berdasarkan Keputusan

Gubernur No 110/2003, kemudian pada tanggal 4 Mei 2006 berubah menjadi

Badan Laya nan Umum (BLU) Transjakarta yang adalah Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta,

hingga pada tanggal 27 Maret 2014, Transjakarta telah berubah status

menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan resmi berganti nama

menjadi PT. Transportasi Jakarta.85

85 Beranda Tentang Transjakarta Sejarah http://Transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB

50

4.1.2. Visi

Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan

publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan

bertaraf internasional

4.1.3. Misi

1. Meningkatkan kualitas hidup pengguna jasa layanan Sistem

Transjakarta dan masyarakat DKI Jakarta pada umumnya;

2. Menyediakan layanan transportasi publik yang aman, nyaman dan

terjangkau di DKI Jakarta;

3. Mengoptimalisasikan layanan transportasi publik yang efisien dari sisi

biaya dan investasi, sehingga dapat berlangsung secara terus-

menerus dan berkesinambungan dalam jangka panjang;

4. Mengefisiensikan waktu dari pengguna jasa layanan dan masyarakat

pada umumnya, dengan berkurangnya waktu tempuh perjalanan;

5. Mengurangi pencemaran udara dan menjaga kesehatan lingkungan di

DKI Jakarta; Memberikan kualitas pelayanan yang baik, dengan

memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jasa layanan;

6. Mengusahakan tarif yang terjangkau bagi pengguna jasa layanan;

7. Meningkatkan penggunaan Sistem Transjakarta Busway seluas-

luasnya bagi masyarakat;

51

8. Menjadikan BLUD Transjakarta Busway sebagai pengelola Sistem

Transjakarta Busway yang profesional, kompeten, dan mandiri dari segi

ekonomi;

9. Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi

masyarakat melalui berbagai instansi dan perusahaan yang terkait

dengan Sistem Transjakarta Busway; dan

10. Mendorong perubahan budaya transportasi di masyarakat yang

menghargai kualitas hidup, efisiensi waktu dan kesetaraan.

4.2. Objek Penelitian

PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out yakni pengguna

Transjakarta harus melakukan tap out saat keluar dari halte. Saldo uang

elektronik hanya akan terpotong pada saat tap in (masuk ke halte).86

Pemberlakuan sistem tap out merupakan inovasi yang baik karena dapat

membantu Transjakarta mendapatkan data mengenai lokasi tujuan dari

pengguna Transjakarta yang kemudian digunakan untuk memperbaiki rute

dan pelayanan agar lebih maksimal sesuai dengan kebutuhan pengguna

Transjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para

pengguna Transjakarta, dikarenakan di beberapa halte terdapat mesin yang

rusak, terlalu lama membaca kartu elektronik, dan jumlahnya yang sedikit

membuat antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.

86 Ibid

52

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Dimensi : Arah

4.3.1.1. Indikator : Kualitas evaluatif dari predisposisi

Tabel 4.1

Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 1 1.0% 4 = (Setuju) 3 3.1% 2.07

3 = (Netral) 22 22.4% Tidak Setuju

2 = (Tidak Setuju) 48 49.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 24 24.5%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui

pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean

atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas

terlihat bahwa nilai mean = 2.07 yang artinya rata – rata responden tidak

setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh

PT. Transjakarta, pada frekuensi pernyataan tersebut jumlah responden yang

tidak setuju yakni 48 responden menjadi yang terbanyak. Hal ini dikarenakan

banyaknya pengguna Transjakarta yang mengeluh mengenai penggunaan

sistem tap out, yakni di beberapa mesinnya yang terlalu lama membaca kartu

elektronik dari pengguna Transjakarta, dan jumlah mesin yang sedikit

53

menyebabkan antrian yang panjang terutama di jam – jam sibuk. Sementara

itu, jumlah penumpang yang sangat setuju dengan pemberlakuan sistem

tersebut satu orang.

Tabel 4.2

Sistem tap out PT. Transjakarta memudahkan Pengguna Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 12 12.2% 4 = (Setuju) 12 12.2% 2.54

3 = (Netral) 18 18.4% Tidak Setuju

2 = (Tidak Setuju) 31 31.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 25 25.5%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui

pemberlakuan sistem tap out dapat mempermudah pengguna Transjakarta.

Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju.

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.54 yang artinya rata – rata

responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan

sistem tap out mempermudah pengguna Transjakarta. Banyaknya jumlah

responden yang tidak setuju yakni 31 orang, responden cenderung tidak

setuju karena pada pemberlakuan sistem tap out ini dianggap belum baik,

mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu

elektronik, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya

54

pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan antrian yang panjang terutama

pada jam – jam sibuk. Sementara penumpang yang setuju dengan

pernyataan tersebut dikarenakan dengan adanya sistem tap out, terdapat

rute cepat yang memudahkan pengguna Transjakarta.

Tabel 4.3.

Sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 19 19.4% 4 = (Setuju) 18 18.4% 3.01

3 = (Netral) 22 22.4% Netral

2 = (Tidak Setuju) 23 23.5% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 16 16.3%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui

pemberlakuan sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan

Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini

adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.01 yang artinya

rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out

membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta. Hal ini dikarenakan

dengan adanya pemberlakuan sistem tap out ini memunculkan rute – rute

baru yang lebih memudahkan pengguna Transjakarta agar sampai di tempat

tujuan dengan dengan lebih cepat namun disisi lain pemberlakuan sistem tap

55

out ini dinilai merugikan dikarenakan mesin yang belum memadai di

beberapa halte sehingga menyulitkan pengguna Transjakarta.

4.3.1.2. Indikator : Arah opini jelas

Tabel 4.4

Mesin barrier gate tap out berjalan dengan baik

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 13 13.3% 4 = (Setuju) 11 11.2% 2.50

3 = (Netral) 13 13.3% Tidak Setuju

2 = (Tidak Setuju) 36 36.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 25 25.5%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan mesin barrier gate tap

out pada halte Transjakarta berjalan dengan baik. Diperoleh nilai mean atau

rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat

bahwa nilai mean = 2.50 yang artinya rata – rata responden tidak setuju

mengenai mesin barrier gate tap out pada halte Transjakarta berjalan dengan

baik dengan frekuensi sebanyak 36 orang. Banyaknya pengguna

Transjakarta yang tidak setuju dikarenakan mesin barrier gate yang

digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, kadang

rusak, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya

56

pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan antrian yang panjang terutama

pada jam – jam sibuk.

Tabel 4.5

Sistem tap out dapat dipahami dengan baik

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 48 49.0% 4 = (Setuju) 19 19.4% 3.95

3 = (Netral) 14 14.3% Setuju

2 = (Tidak Setuju) 12 12.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 5.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda dapat memahami

penggunaan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta.

Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada

tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.95 yang artinya rata – rata

responden setuju mengenai pemahaman mengenai penggunaan sistem tap

out yang diberlakukan oleh PT.Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 48

responden. Hal ini dikarenakan sistem tap out tersebut bukan hal yang asing

bagi para pengguna Transjakarta karena sistem tersebut telah digunakan

pada transportasi kereta api commuter line Jabodetabek.

57

Tabel 4.6

Penjelasan petugas sangat baik

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 26 26.5% 4 = (Setuju) 17 17.3% 3.33

3 = (Netral) 28 28.6% Netral

2 = (Tidak Setuju) 17 17.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan petugas menjelaskan

penggunaan sistem tap out pada halte Transjakarta dengan baik. Diperoleh

nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel

diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.33 yang artinya rata – rata responden

netral mengenai penjelasan petugas mengenai penggunaan sistem tap out

pada halte Transjakarta dengan frekuensi terbanyak pengguna Transjakarta

yang netral 28 responden. Hal ini dikarenakan tidak semua halte memiliki

cukup banyak petugas untuk menanggapi keluhan pengguna Transjakarta,

sehingga ada halte yang sudah terlayani dengan baik dan ada juga halte

yang petugasnya hanya satu orang sehingga pelayanan penumpang belum

maksimal dikarenakan keterbatasan waktu dari petugas halte tersebut.

58

4.3.2. Dimensi : Intensitas

4.3.2.1. Indikator : Perasaan orang terhadap opini mereka

Tabel 4.7.

Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT. Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 18 18.4% 4 = (Setuju) 15 15.3% 2.81

3 = (Netral) 15 15.3% Netral

2 = (Tidak Setuju) 30 30.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 20 20.4%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap

PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini

adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.81 yang artinya

rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT. Transjakarta. Hal ini

menunjukan bahwa pengguna Transjakarta yang tertarik dan tidak tertarik

terhadap PT. Transjakarta sama besarnya.

59

Tabel 4.8.

Sistem tap out membuat pengguna ingin berkomentar

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 43 43.9% 4 = (Setuju) 26 26.5% 3.96

3 = (Netral) 15 15.3% Setuju

2 = (Tidak Setuju) 10 10.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan keinginan anda untuk

menuliskan pendapat terkait sistem tersebut. Diperoleh nilai mean atau rata –

rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai

mean = 3.96 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai

pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan keinginan

pengguna Transjakarta untuk menuliskan pendapat mengenai sistem

tersebut, dengan frekuensi terbanyak 43 responden sangat setuju mengenai

hal tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna Transjakarta yang

kurang puas mengenai sistem tersebut dan berharap PT. Transjakarta dapat

memperbaiki hal tersebut.

60

Tabel 4.9

Sistem tap out memunculkan rasa perhatian terhadap PT. Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 19 19.4% 4 = (Setuju) 23 23.5% 3.22

3 = (Netral) 27 27.6% Netral

2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa perhatian anda terhadap

PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini

adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.22 yang artinya

rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan rasa perhatian pengguna Transjakarta terhadap

PT. Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 27 responden yang netral. Hal

ini dikarenakan yang perhatian dan yang tidak perhatian terhadap PT.

Transjakarta terkait sistem tersebut sama besarnya.

61

4.3.2.2. Indikator : Kekuatan evaluatif dari predisposisi

Tabel 4.10

Sistem tap out membuat reputasi PT.Transjakarta lebih baik

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 25 25.5% 4 = (Setuju) 25 25.5% 3.37

3 = (Netral) 21 21.4% Netral

2 = (Tidak Setuju) 15 15.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 12.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out meningkatkan reputasi Transjakarta menjadi lebih baik. Diperoleh nilai

mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas

terlihat bahwa nilai mean = 3.37 yang artinya rata – rata responden netral

mengenai pemberlakuan sistem tap out meningkatkan reputasi Transjakarta

menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan kubu positif / setuju dan kubu negatif

sama banyaknya. Bagi kubu positif pemberlakuan sistem tap out dirasa baik

karena dengan sistem tersebut memunculkan rute – rute cepat sehingga

pengguna Transjakarta tidak perlu transit untuk sampai ketujuan. Bagi kubu

negatif pemberlakuan sistem tap out dirasa kurang baik karena menyebabkan

antrian yang panjang terutama pada saat jam – jam sibuk menyebabkan

antrian yang panjang.

62

Tabel 4.11

Sistem tap out meningkatkan pelayanan Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 30 30.6% 4 = (Setuju) 40 40.8% 3.85

3 = (Netral) 15 15.3% Setuju

2 = (Tidak Setuju) 9 9.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta merupakan hal yang tepat untuk meningkatkan

pelayanan bagi pengguna Transjakarta Diperoleh nilai mean atau rata – rata

pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai

mean = 3.85 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai

pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta merupakan hal yang

tepat untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna Transjakarta dengan

frekuensi terbanyak 40 responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini

dikarenakan Transjakarta membuat inovasi baru yakni membuat rute cepat

agar pengguna Transjakarta lebih cepat sampai tujuan.

63

Tabel 4.12

Sistem tap out meningkatkan respon positif bagi PT. Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 26 26.5% 4 = (Setuju) 22 22.4% 3.26

3 = (Netral) 16 16.3% Netral

2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 15 15.3%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta dapat meningkatkan respon positif mengenai

PT. Transjakarta di mata para pengguna Transjakarta. Diperoleh nilai mean

atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat

bahwa nilai mean = 3.22 yang artinya rata – rata responden netral mengenai

pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat meningkatkan

respon positif mengenai PT. Transjakarta di mata para pengguna

Transjakarta. Hal ini dikarenakan kubu positif dan negatif terhadap PT.

Transjakarta terkait sistem tersebut sama besarnya.

64

4.3.3. Dimensi : Stabilitas

4.3.3.1. Indikator : Pengukuran stabilitas

Tabel 4.13

Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap sistem tersebut

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 49 50.0% 4 = (Setuju) 34 34.7% 4.20

3 = (Netral) 4 4.1% Sangat Setuju

2 = (Tidak Setuju) 8 8.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap

sistem tersebut. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini

adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.20 yang

artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap

sistem tersebut dengan frekuensi sangat setuju menjadi yang terbanyak

dengan 49 responden. Hal ini dikarenakan sistem tersebut merupan sistem

yang sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI.

65

Tabel 4.14

Sistem tap out membuat pengguna ingin mencoba sistem tersebut

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 10 10.2% 4 = (Setuju) 16 16.3% 2.42

3 = (Netral) 10 10.2% Tidak Setuju

2 = (Tidak Setuju) 31 31.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 31 31.6%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda ingin mencoba sistem tersebut.

Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju.

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.42 yang artinya rata – rata

responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan

sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda ingin mencoba sistem

tersebut. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out

terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak

sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan

antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.

66

Tabel 4.15

Sistem tap out membuat Transjakarta lebih nyaman

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 10 10.2% 4 = (Setuju) 17 17.3% 2.54

3 = (Netral) 12 12.2% Tidak Setuju

2 = (Tidak Setuju) 36 36.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 23 23.5%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda lebih nyaman dalam

menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada

pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai

mean = 2.54 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau

berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta membuat anda lebih nyaman dalam menggunakan Transjakarta

dengan frekuensi terbanyak sekitar 36 responden tidak setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan

untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang

tidak sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta, hal ini

menyebabkan antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.

67

4.3.4. Dimensi : Dukungan informasi

4.3.4.1. Indikator : Pengetahuan publik tentang objek opini

Tabel 4.16

Pemberlakuan sistem tap out diketahui khalayak luas

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 53 54.1% 4 = (Setuju) 37 37.8% 4.35

3 = (Netral) 1 1.0% Sangat Setuju

2 = (Tidak Setuju) 3 3.1%

1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui

pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta. Diperoleh

nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada

tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.35 yang artinya rata – rata

responden sangat setuju mengenai anda mengetahui pemberlakuan sistem

tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta dengan sangat setuju menjadi

frekuensi terbanyak sekitar 53 responden. Hal ini dikarenakan sistem tersebut

merupan sistem yang sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI pada

commuterline Jabodetabek.

68

Tabel 4.17

Pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan sistem tap out

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 55 56.1% 4 = (Setuju) 24 24.5% 4.26

3 = (Netral) 10 10.2% Sangat Setuju

2 = (Tidak Setuju) 7 7.1%

1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.0%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui cara

menggunakan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta.

Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat

setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.35 yang artinya rata –

rata responden sangat setuju mengenai anda mengetahui cara menggunakan

sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta dengan frekuensi

terbanyak 55 responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini

dikarenakan sistem tersebut merupan sistem yang sama seperti yang

dilakukan oleh PT. KAI pada commuterline Jabodetabek.

69

Tabel 4.18

Pengguna Transjakarta menyetujui sistem tap out memudahkan mereka

ketika menggunakan Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 10 10.2% 4 = (Setuju) 22 22.4% 2.56

3 = (Netral) 7 7.1% Tidak Setuju

2 = (Tidak Setuju) 33 33.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 26 26.5%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan Anda menyetujui bahwa

pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta sangat memudahkan

Anda dalam menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata –

rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa

nilai mean = 2.56 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau

berpendapat negatif mengenai Anda menyetujui bahwa pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta sangat memudahkan Anda dalam

menggunakan Transjakarta dengan frekuensi tidak setuju sekitar 33

responden. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap

out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak

sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta.

70

4.3.4.2. Indikator : Kampanye informasi

Tabel 4.19

Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out

melalui media massa

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 50 51.0% 4 = (Setuju) 29 29.6% 4.20

3 = (Netral) 12 12.2% Sangat Setuju

2 = (Tidak Setuju) 3 3.1%

1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui

pemberlakuan sistem tap out melalui media massa. Diperoleh nilai mean atau

rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas

terlihat bahwa nilai mean = 4.20 yang artinya rata – rata responden sangat

setuju mengenai Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui

media massa dengan frekuensi sangat setuju menjadi yang terbayak dengan

58 responden. Hal ini dikarenakan banyaknya pemberitaan yang terdapat di

media masa.

71

Tabel 4.20

Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out

melalui teman

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 23 23.5% 4 = (Setuju) 24 24.5% 3.34

3 = (Netral) 24 24.5% Netral

2 = (Tidak Setuju) 17 17.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui

pemberlakuan sistem tap out melalui teman. Diperoleh nilai mean atau rata –

rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai

mean = 3.34 yang artinya rata – rata responden netral mengenai anda

mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui teman. Hal ini dikarenakan

pengguna yang mengetahui sistem tersebut dari teman dan yang tidak sama

besarnya.

72

Tabel 4.21

Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out

melalui internet

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 28 28.6% 4 = (Setuju) 41 41.8% 3.72

3 = (Netral) 11 11.2% Setuju

2 = (Tidak Setuju) 10 10.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 8.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel tersebut, dengan pernyataan anda mengetahui

pemberlakuan sistem tap out melalui internet. Diperoleh nilai mean atau rata

– rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa

nilai mean = 3.72 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai Anda

mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet dengan frekuensi

41 responden sejutu dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan

maraknya pemberitaan melalui media internet mengenai sistem tersebut.

73

4.3.5. Dimensi : Dukungan sosial

4.3.5.1. Indikator : Kesan mereka apa yang orang lain pikirkan tentang

isu

Tabel 4.22

Sistem tap out memunculkan pendapat pengguna yang didukung

individu lain

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 24 24.5% 4 = (Setuju) 43 43.9% 3.73

3 = (Netral) 16 16.3% Setuju

2 = (Tidak Setuju) 11 11.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat anda terhadap PT.

Transjakarta yang didukung individu lain. Diperoleh nilai mean atau rata –

rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai

mean = 3.73 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai anda

mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet pemberlakuan

sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat anda terhadap

PT. Transjakarta yang didukung individu lain dengan frekuensi terbanyak 43

responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat

74

penumpang yang mengeluh tentang sistem tersebut dan di dukung oleh

orang lain teruama di media sosial.

Tabel 4.23

Sistem tap out memunculkan pendapat suatu kelompok terhadap PT.

Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 17 17.3% 4 = (Setuju) 32 32.7% 3.21

3 = (Netral) 16 16.3% Netral

2 = (Tidak Setuju) 21 21.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 12.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat suatu kelompok

terhadap PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada

pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean =

3.21 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan

sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat suatu kelompok

terhadap PT. Transjakarta.

75

Tabel 4.24

Sistem Tap Out memunculkan diskusi antar individu terhadap PT.

Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 24 24.5% 4 = (Setuju) 25 25.5% 3.33

3 = (Netral) 19 19.4% Netral

2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 11.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan diskusi antar individu terhadap

PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini

adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.33 yang artinya

rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan diskusi antar individu terhadap PT. Transjakarta.

76

4.3.5.2. Indikator : Efek orang ketiga

Tabel 4.25

Pemberitaan sistem tap out di media massa mempengaruhi pengguna

Transjakarta

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 49 50.0% 4 = (Setuju) 27 27.6% 4.22

3 = (Netral) 18 18.4% Sangat Setuju

2 = (Tidak Setuju) 3 3.1%

1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 1.0%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberitaan sistem tap

out oleh PT. Transjakarta di media massa mempengaruhi anda untuk

menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada

pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai

mean = 4.22 yang artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai

pemberitaan sistem tap out oleh PT. Transjakarta di media massa

mempengaruhi Anda untuk menggunakan Transjakarta dengan frekuensi

sangat setuju sekitar 49 responden. Hal ini dikarenakan banyaknya

pemberitaan membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan Transjakarta.

77

Tabel 4.26

Sistem tap out mempengaruhi pengguna transjakarta untuk

memberikan pandapat di media sosial

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 21 21.4% 4 = (Setuju) 30 30.6% 3.34

3 = (Netral) 18 18.4% Netral

2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta mempengaruhi Anda untuk memberikan

pandapat terhadap PT. Transjakarta di media sosial. Diperoleh nilai mean

atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat

bahwa nilai mean = 3.34 yang artinya rata – rata responden netral mengenai

Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta mempengaruhi Anda

untuk memberikan pandapat terhadap PT. Transjakarta di media sosial.

78

Tabel 4.27

Pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positif

dan negatif setiap individu di media sosial

n = 98

Pernyataan Frekuensi Presentase Mean

5 = (Sangat Setuju) 21 21.4% 4 = (Setuju) 46 46.9% 3.71

3 = (Netral) 17 17.3% Setuju

2 = (Tidak Setuju) 10 10.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%

Total 98 100.0%

Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem

tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positf dan negatif setiap individu

terhadap PT. Transjakarta di media sosial. Diperoleh nilai mean atau rata –

rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai

mean = 3.71 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai

Pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positf dan

negatif setiap individu terhadap PT. Transjakarta di media sosial dengan

frekuensi terbayak 49 setuju pada pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan

terdapat penumpang yang mengeluh tentang sistem tersebut dan di dukung

oleh orang lain tertuama di media sosial.

79

4.4 Analisa Penelitian

Tabel 4.28

Mean Per Dimensi

Opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta

Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta

n = 98

No Dimensi Mean

1 Arah 2.90

2 Intensitas 3.41

3 Stabilitas 3.05

4 Dukungan Informasi 3.74

5 Dukungan Sosial 3.59

Berdasarkan tabel mean per dimensi, terdapat lima dimensi. Pada

dimensi pertama arah terdapat dua indikator, dimensi kedua intensitas

terdapat dua indikator, dimensi ketiga stabilitas terdapat satu indikator,

dimensi keempat dukungan informasi terdapat dua inikator dan dimensi

kelima dukungan sosial terdapat dua indikator.

80

Diagram 4.1

Mean Per Dimensi

Opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta

Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta

n = 98

Diagram diatas merupakan hasil dari penyebaran kuesioner kepada 98

responden dengan 27 pernyataan. Terdapat satu dimensi yang memiliki

mean tertinggi yaitu dimensi dukungan informasi dengan mean 3.74. Dalam

dimensi dukungan informasi terdapat dua indikator yaitu pengetahuan publik

tentang objek opini dan kampanye informasi. Pada diagram tersebut, terdapat

satu dimensi dengan mean terendah arah dengan mean 2.91. Dalam dimensi

2.90

3.41

3.05

3.743.59

1

2

3

4

5

Arah Intensitas Stabilitas DukunganInformasi

Dukungan Sosial

81

arah terdapat dua indikator yaitu kualitas evaluatif dari predisposisi dan arah

opini yang jelas.

Tabel 4.29

Mean Per Indikator

Opini Publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta

Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta

n = 98

Dimensi Indikator Mean

1. Arah 1. Kualitas Evaluatif dari Predisposisi 2.54

2. Arah Opini yang Jelas 3.26

2. Intensitas 3. Perasaan orang terhadap opini mereka 3.33

4. Kekuatan relatif dari predisposisi 3.49

3. Stabilitas 5. Pengukuran Stabilitas 3.05

4. Dukungan Informasi

6. Pengetahuan publik tentang objek opini 3.78

7. Kampanye Informasi 3.76

5. Dukungan Sosial

8. Kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang isu

3.43

9. Efek Orang Ketiga 3.72

Tabel diatas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari

sembilan indikator. Nilai mean tertinggi terdapat di pengetahuan publik

tentang objek opini dengan hasil mean 3.78. Nilai terendah terdapat di

kualitas evaluatif dari predisposisi dengan hasil mean 2.49.

82

Diagram 4.2

Mean Per Indikator

Opini Publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta

Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta

n = 98

Diagram diatas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari

sembilan indikator. Nilai mean tertinggi terdapat di pengetahuan publik

tentang objek opini dengan hasil mean 3.78. Nilai terendah terdapat di

kualitas evaluatif dari predisposisi dengan hasil mean 2.49.

2.54

3.26 3.33 3.493.05

3.78 3.763.43

3.72

1

2

3

4

5

Ku

alit

as E

valu

atif

dar

iP

red

isp

osi

si

Ara

h O

pin

i yan

g Je

las

Pe

rasa

an o

ran

g te

rhad

apo

pin

i me

reka

Ke

kuat

an r

elat

if d

ari

pre

dis

po

sisi

Pe

ngu

kura

n S

tab

ilita

s

Pe

nge

tah

uan

pu

blik

te

nta

ng

ob

jek

op

ini

Kam

pan

ye In

form

asi

Ke

san

me

reka

ter

had

ap a

pa

yan

g o

ran

g la

in p

ikir

kan

ten

tan

g is

u

Efe

k O

ran

g K

etig

a

83

4.5 Pembahasan Penelitian

Sub bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan

berdasarkan pada teori opini publik. Opini publik merupakan suatu

pengumpulan citra diciptakan proses komunikasi87 yang dijumpai diantara

publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan

yang sama. Mereka secara kolektif menganut pandangan tentang suatu isu,

mengapa isu tersebut menjadi perhatian, dan mengapa harus dilakukan

dalam situasi itu.88

Opini publik dapat terjadi karena dukungan informasional yaitu

mengacu pada seberapa menarik objek opini tersebut, apakah objek opini

tersebut dekat dengan kehidupan sehari – hari mereka, dan apakah objek

opini tersebut dapat mengubah persepsi mereka terhadap suatu

permasalahan atau tidak. Hal lain yang dapat mengacu adanya opini publik

yakni banyaknya kampanye informasi yang dilakukan pihak terkait melalui

berbagai media massa sehingga membuat publik tertarik pada objek opini

tersebut.

Dengan adanya objek opini yang menjadi perbincangan publik tersebut

menimbulkan arah opini yang dapat terbagi menjadi positif – negatif – netral.

Publik yang positif cenderung mendukung segala sesuatu tentang objek opini

87 Helena Olii,Op. Cit., hlm. 46 88 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239.

84

tersebut, sedangkan publik yang negatif cenderung menolak objek opini

tersebut, dan publik yang netral cenderung pasif terhadap objek opini

tersebut.

Public relations adalah fungsi managemen yang melakukan evaluasi

terhadap sikap – sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur

seseorang / perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana, serta

menjalankan program – program komunikasi untuk memperoleh pemahaman

dan penerimaan publik.89

Public relations sesungguhnya merupakan alat manajemen modern

yang merupakan bagian integral dari suatu organisasi, artinya bahwa public

relations bukan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi organisasi

sifatnya melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menunjukan

public relations dapat menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara

organisasi yang diwakilinya dengan publik.90

Dengan mengetahui opini publik yang ada di masyarakat, pihak humas

dapat mengambil kebijakan yang baik sesuai dengan keinginan masyarakat

namun tidak bertentangan dengan pihak manajemen. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Opini Publik Terkait Kebijakan PT. Transportasi Jakarta

Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta.

89 Kadar Nurjaman, Khaerul Umam, Op. Cit., hlm. 105 90 Frank Jefkins, Op. Cit., hlm. 24

85

Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai opini publik, terdapat

lima dimensi yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan diantaranya dimensi

pertama yaitu dimensi arah yaitu mengindikasikan kualitas evaluatif dari

predisposisi, yang memberitahu kita evaluasi “positif – negatif – netral”91

dengan kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta kurang menyetujui bahwa

pemberlakuan sistem tap out dapat mempermudah pengguna Transjakarta,

hal ini dikarenakan dibeberapa mesin barrier gate tap out terkadang terdapat

kerusakan, mesin yang lama membaca kartu elektronik pengguna

Transjakarta, jumlah mesin yang tidak sebanding dengan pengguna

Transjakarta menyebabkan antrian yang panjang terutama di jam – jam

sibuk.

Dimensi kedua ialah dimensi intensitas yaitu seberapa kuatkah

perasaan orang lain terhadap opini mereka, apapun arahnya92 dengan

kesimpulan bahwa dengan adanya pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta membuat para pengguna Transjakarta menjadi lebih tertarik

terhadap kebijakan – kebijakan yang ada di PT. Transjakarta. Hal ini

dikarenakan banyaknya masyarakat yang mulai menggunakan Transjakarta

sebagai moda transportasi sehari – hari karena Transjakarta dirasa lebih

murah, aman dan nyaman.

91 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op Cit., hlm. 239 92 Ibid hlm. 240

86

Dimensi ketiga yaitu dimensi stabilitas mengacu pada berapa lama

responden menganut arah dan intensitas perasaan yang sama dengan

kesimpulan bahwa dengan adanya pemberlakuan sistem tap out membuat

pengguna Transjakarta ingin mencoba menggunakan Transjakarta sebagai

moda transportasi sehari – hari. Hal ini dikarenakan dengan adanya sistem

tap out Transjakarta membuat rute – rute cepat yang memudahkan para

pengguna Transjakarta sehingga mereka tidak perlu lagi untuk transit di halte

– halte tertentu seperti halte dukuh atas dan harmoni untuk sampai ke tempat

tujuan.

Dimensi keempat yaitu dimensi dukungan informasi mengacu pada

seberapa banyak pengetahuan publik terhadap objek opini93 dengan

kesimpulan para pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan

sistem tap out yang diberlakukan oleh PT. Transjakarta, banyaknya publik

yang mengetahui bagaimana cara menggunakan sistem tersebut karena

pemberlakuan sistem tap out telah lama dilakukan sebelumnya oleh PT. KAI

Indonesia pada commuterline Jabodetabek, selain itu juga banyaknya

pemberitaan di media massa terutama media online juga membuat pengguna

Transjakarta dapat dengan mudah untuk mengetahui pemberlakuan sistem

tersebut.

93 Ibid hlm. 240

87

Dimensi kelima yaitu dimensi dukungan sosial mengacu pada sejauh

mana orang menganggap opini mereka juga di dukung oleh orang lain dalam

lingkungan sosial mereka94 dengan kesimpulan bahwa pengguna

Transjakarta cenderung terpengaruh untuk menggunakan Transjakarta

dikarenakan pemberitaan yang ada di media massa dan juga para pengguna

Transjakarta cenderung menyampaikan pendapat mereka di media sosial

mengenai sistem tersebut .

94 Ibid hlm.241

89

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya

dapat ditarik kesimpulan yaitu :

1. Dimensi dukungan informasi dengan indikator pengetahuan publik

tentang objek opini, dengan kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta

mengetahui bagaimana cara penggunaan sistem tap out yang yang di

berlakukan oleh PT. Transjakarta, hal ini merupakan keputusan yang

tepat karena selain untuk mengetahui tujuan penumpang, sistem tersebut

sudah familiar dengan pengguna Transjakarta karena sistem tersebut

telah di lakukan oleh PT. KAI pada commuterline Jabodetabek.

2. Dimensi arah dengan indikator kualitas evaluatif dari predisposisi dengan

kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta kurang menyetujui sistem

tersebut karena mesin barrier gate yang rusak di beberapa halte, mesin

yang lama membaca kartu elektronik, serta jumah mesih yang sedikit

berbanding terbalik dengan jumlah penumpang yang sangat banyak

sehingga menyebabkan antrian terutama pada saat jam – jam sibuk.

89

90

5.2 Saran

Dari kesimpulan tersebut saran yang penulis berikan kepada PT.

Tranjakarta :

1. Kebijakan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta sangat

baik karena selain untuk mengetahui data keluar masuk penumpang,

sistem tersebut juga sangat familiar dengan pengguna Transjakarta,

dengan adanya sistem tersebut PT. Transjakarta juga dapat membuat 17

rute baru agar penumpang tidak bertumpuk di halte – halte tertentu

seperti halte dukuh atas dan halte harmoni agar sampai ke tempat tujuan.

2. PT. Transjakarta dapat melakukan perbaikan untuk mesin barrer gate tap

out, agar penumpang tidak menghabiskan waktu untuk melakukan proses

tapping dikarenakan mesin yang lama membaca kartu elektronik, dan

juga penandaan gate untuk tap in dan tap out agar pada saat jam – jam

sibuk penumpang tidak saling berebut di depan mesin untuk keluar dari

halte tersebut.

91

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Surashimi. (2007) Manajemen Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta

Chong , Dennis. Creating Common Frames of Reference on Political Issues, Bab 8 dalam Political Persuasion and Attitude Change, ed. Diana C. Mutz, Paul M. Sniderman, dan Richard A. Brody. (Ann Arbor : University of Michigan Press 1996)

Cutlip, Scott M,dkk. (2011) Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Kencana Prenada Media Group

Domke, David, dkk. (1997) News Media, Candidates and Issues, and Public Opinion in the 1996 Presidential Campaign Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No.4 Winter

Drew, Dan, dkk. (1990) Media Attention, Media Exposure, and Media Effects. Journalism Quarterly 67 No.4 Winter

Jefkins, Frank. (1997) Public Relations. Jakarta : Erlangga

Kriyantono, Rahmat. (2008) Public Relations Writing. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Kriyantono, Rachmat. (2012) Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta : Kencana Prenadamedia Group

Malhotra, Naresh K. (2010) Marketing Research : Sixth Edition. New Jersey:

Pearson Education Martono, Nanang. (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder Edisi Revisi 2. Depok : PT Raja Grafindo Persada

Nurjaman, Kadar, dkk. (2012) Komunikasi & Public Relation. Bandung : CV Pustaka Setia

Olii , Helena. (2007) Opini Publik. Indonesia: PT Macan Jaya Cemerlang

Prasetyo, Bambang, dkk. (2005) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

92

Prince, Vincent, dkk. (1997) Third – Person Effects of News Coverage : Orientations Towards Media. Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No. 3 Autumn

Rakhmat , Jalaluddin. (2007) Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik . Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Riduwan, dkk. (2011) Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik . Penelitian, Bandung : Alfabeta

Ruslan, Rosady. (2001) Managemen Humas dan Manajemen Komunikasi Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Ruslan, Rosady. (2010) Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi . Jakarta : Rajawali Pers

Siregar, Syofian. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sugiyono. (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta CV

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung : Alfabeta CV

Sumber Lain

Beranda Produk dan Layanan Info Tiket

http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/info-tiket/ Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:28 WIB

Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur Koridor

http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/infrastruktur/koridor/ Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:09 WIB

Beranda Tentang Transjakarta Sejarah

http://Transjakarta.co.id/tentang-Transjakarta/sejarah/ Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB

93

Bukannya Mempermudah, Tap out Transjakarta Malah Merepotkan Penumpang

http://www.kompasiana.com/jhonmiduk/bukannya-mempermudah-tap-out-Transjakarta-malah-merepotkan-penumpang_57da6d4c5f23bdbc47be9709

Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 21:17 WIB

Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap out https://news.detik.com/berita/3385193/halte-monas-penuh-sesak-pengguna-transj-keluar-tanpa-tap-out

Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:40 WIB

Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta

http://megapolitan.kompas.com/amp/read/2016/04/20/05550691/Ini.17.Rute.yang.Dilalui.Bus.Baru.Transjakarta

Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:45 WIB

xvii

LAMPIRAN

xviii

KUESIONER

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Saya Ari Maharani mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat Universitas

Negeri Jakarta Angkatan 2014 sedang melakukan penelitian untuk pengguna

Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota). Penelitian ini dalam rangka untuk

menyusun tugas akhir karya ilmiah yang berjudul :

OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSPORTASI JAKARTA

(Survey Deskriptif : Terkait Pemberlakukan Sistem Tap Out oleh PT.

Transjakarta)

Sistem tap out ialah dimana penumpang harus melakukan tapping

(menempelkan kartu pada mesin barrier gate) ketika pengguna Transjakarta

hendak keluar di halte tujuan. Dengan ini saya memohon kepada Bapak / Ibu,

Saudara / Saudari untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda

seobjektif mungkin. Atas bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda () pada kolom pernyataan sesuai dengan pilihan anda

Keterangan :

5 = Sangat Setuju (SS)

4 = Setuju (S)

3 = Netral (N)

2 = Tidak Setuju (TS)

1 = Sangat Tidak Setuju (STS).

xvii

Dimensi 1 : Arah Opini

Indikator 1 : Kualitas Evaluatif dari Predisposisi

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Anda menyetujui pemberlakuan sistem

tap out oleh PT. Transjakarta

2. Anda menyetujui pemberlakuan sistem

tap out dapat mempermudah pengguna

Transjakarta

3. Anda menyetujui pemberlakuan sistem

tap out membawa dampak positif bagi

pelayanan Transjakarta

Indikator 2 : Arah Opini yang Jelas

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Mesin barrier gate tap out pada halte

Transjakarta berjalan dengan baik

2. Anda dapat memahami penggunaan

sistem tap out yang di berlakukan oleh

PT. Transjakarta

3. Petugas menjelaskan penggunaan

sistem tap out pada halte Transjakarta

xviii

dengan baik

Dimensi 2 : Intensitas

Indikator 3 : Perasaan orang terhadap opini mereka

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan rasa ingin

tahu anda terhadap PT. Transjakarta

2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan keinginan

anda untuk menuliskan pendapat terkait

sistem tersebut

3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan rasa

perhatian anda terhadap PT.

Transjakarta

Indikator 4 : Kekuatan relatif dari predisposisi

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Pemberlakuan sistem tap out

meningkatkan reputasi Transjakarta

menjadi lebih baik

xix

2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta merupakan hal yang tepat

untuk meningkatkan pelayanan bagi

pengguna Transjakarta

3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta dapat meningkatkan

respon positif mengenai PT.

Transjakarta di mata para pengguna

Transjakarta

Dimensi 3 : Stabilitas

Indikator 5 : Pengukuran Stabilitas

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan rasa ingin

tahu anda terhadap sistem tersebut

2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta membuat anda ingin

mencoba sistem tersebut

3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta membuat anda lebih

nyaman dalam menggunakan

Transjakarta

xx

Dimensi 4 : Dukungan Informasi

Indikator 6 : Pengetahuan publik tentang objek opini

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Anda mengetahui pemberlakuan sistem

tap out yang dilakukan oleh PT.

Transjakarta

2. Anda mengetahui cara menggunakan

sistem tap out yang di berlakukan oleh

PT. Transjakarta

3. Anda menyetujui bahwa pemberlakuan

sistem tap out oleh PT. Transjakarta

sangat memudahkan Anda dalam

menggunakan Transjakarta

Indikator 7 : Kampanye Informasi

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Anda mengetahui pemberlakuan sistem

tap out melalui media massa

2. Anda mengetahui pemberlakuan sistem

tap out melalui teman

3. Anda mengetahui pemberlakuan sistem

tap out melalui internet

xxi

Dimensi 5 : Dukungan Sosial

Indikator 8 : Kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang

isu

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan pendapat

Anda terhadap PT. Transjakarta yang

didukung oleh orang lain

2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan pendapat

suatu kelompok terhadap PT.

Transjakarta

3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta memunculkan diskusi antar

individu terhadap PT. Transjakarta

Indikator 9 : Efek Orang Ketiga

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1. Pemberitaan sistem tap out oleh PT.

Transjakarta di media massa

mempengaruhi anda untuk

menggunakan Transjakarta

2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.

xxii

Transjakarta mempengaruhi anda untuk

memberikan pandapat terhadap PT.

Transjakarta di media sosial

3. Pemberlakuan sistem tap out

mempengaruhi terjadinya pendapat

positf dan negatif setiap individu

terhadap PT. Transjakarta di media

sosial

xxiii

DATA RESPONDEN

NO. NAMA PEKERJAAN

1 Mega Dwi Putri Mahasiswa

2 Mala Ayu Mahasiswa

3 Fatimah Azzahra Mahasiswa

4 Romlah Mahasiswa

5 Sandryani Mahasiswa

6 Lela Mahasiswa

7 Anita Kurniawati Mahasiswa

8 Diah Auriawati Pelajar

9 Lita Rosita Pelajar

10 Filzah RA Pelajar

11 Chintia Dwi Apriyani Pelajar

12 Amzya Sabiya Nasira Pelajar

13 Dhesita Pelajar

14 Neng Disti Mahasiswa

15 Puji Mahasiswa

16 Anna Armala Mahasiswa

17 Sindi Mahasiswa

18 Yuzzam Mahasiswa

19 Fuzi Fauzia Mahasiswa

20 Fitri Mahasiswa

21 Imas Maspuah Karyawan

22 Rifki Karyawan

23 Babu Rahman Saleh Karyawan

24 Ade Karyawan

25 Amelia Dwi Utami Karyawan

26 Andre Piliang Karyawan

28 Andre Yuhardi Karyawan

29 Anisa Dianti Karyawan

30 Ayuningtyas Suciati Utari Karyawan

31 Chyntia Karyawan

32 Elsa Syafira Hafidz Pelajar

33 Della Arshita Pelajar

34 Deviana Melinda Pelajar

35 Dhea Pebrianti Pelajar

36 Dianty Hartanty Mahasiswa

37 Dika Meldiana Mahasiswa

38 Ditrimuliana Nurhidayati Mahasiswa

xxiv

39 Dwi Purnama Sari Mahasiswa

40 Denny Mahasiswa

41 Fahri Nugraha Mahasiswa

42 Fauziah Karyawan

43 Haditya Yuda Negara Mahasiswa

44 HerawatiPrastica Mahasiswa

45 Hanan Tsani Rofiani Pelajar

46 Ika Karyawan

47 Ikrimah Karyawan

48 Indra Karyawan

49 Sudirman Johnparis Mahasiswa

50 Irna Lestari Pelajar

51 Ita Mahasiswa

52 Ivana Febriana Karyawan

53 Kiki Karyawan

54 Yusuf Al Baihakki Karyawan

55 Listia Desika Mahasiswa

56 Luthfita Aziza Mahasiswa

57 M. Kandyas Hakim Mahasiswa

58 Marisa Asnia Mahasiswa

59 Meika Saputri Santika Mahasiswa

60 Meita Sulistia Karyawan

61 Michael Fernandez Karyawan

62 Muhammad Nurman Mahasiswa

63 Muji Pelajar

64 Nunung Pelajar

65 Nurul Ali Aulia Pelajar

66 Oka Pelajar

67 Putri Azzahra Karyawan

68 Putri Syahniva Mahasiswa

69 Ramzi Ramdhani Karyawan

70 Ravika Mahasiswa

71 Reni Maryani Karyawan

72 Resti Mahasiswa

73 Risa Maya Andari Karyawan

74 Rizkha Amalia Mahasiswa

75 Suci Budiarti Anggraeni Karyawan

76 Sena Prayogi Wibowo Karyawan

77 Serli Nurjanah Mahasiswa

78 Siti Zulfa Mahasiswa

79 Tanti Karyawan

xxv

80 Tri Amelia Mahasiswa

81 Uswah Hasanah Mahasiswa

82 Wahyu Fadilah Karyawan

83 Widya Dewi Agustina Karyawan

84 Yeni Gazella Mahasiswa

85 Yuli Dewi Febriani Mahasiswa

86 Yusliani Karyawan

87 Arni Azkiyah Mahasiswa

88 Desi Pelajar

89 Yenny Izzata Pelajar

90 Rihana Sania Pelajar

91 Irna Kusumadewi Pelajar

92 Resti Nuransila Karyawan

93 Ajeng Mahasiswa

94 Rahmawati Putri Karyawan

95 Kurnianingsih Karyawan

96 Siti Maspupah Karyawan

97 Siti Ayu Lestari Mahasiswa

98 Rahmat Prayoga Pelajar

xxvi

CODDING SHEET

TABEL DATA OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI

JAKARTA

Arah Opini Intensitas Stabilitas

Kualitas Evaluatif

dari Predisposisi

Arah Opini yang Jelas

Perasaan orang

terhadap opini

mereka

Kekuatan relatif dari

predisposisi

Pengukuran Stabilitas

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5

2 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 3 2 4 1 1

3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2

4 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2

5 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2

6 1 1 2 1 2 2 1 3 2 2 3 2 4 1 1

7 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 4 1 1

8 2 2 2 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

10 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1

11 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1

12 3 3 4 3 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 4 2 2

17 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 4 1 2

18 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1

19 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1

20 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2

21 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2

22 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2

23 2 2 3 2 5 3 3 5 3 4 4 4 5 3 3

24 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2

25 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 3

xxvii

Arah Opini Intensitas Stabilitas

Kualitas Evaluatif

dari Predisposisi

Arah Opini yang Jelas

Perasaan orang

terhadap opini

mereka

Kekuatan relatif dari

predisposisi

Pengukuran Stabilitas

26 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 1

27 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2

28 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1

29 3 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 3 4

30 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 3

31 3 3 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4

32 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2

33 2 3 3 2 5 3 3 5 3 4 4 4 5 3 3

34 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1

35 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2

36 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 3 1 4 1 1

37 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2

38 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1

39 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2

40 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1

41 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 2

42 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 3 1 4 1 1

43 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2

44 2 3 3 3 5 3 3 5 4 4 4 4 5 3 3

45 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2

46 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2

47 2 3 3 2 5 3 3 5 4 4 4 4 5 3 3

48 2 2 3 2 5 3 2 5 3 4 4 4 5 2 3

49 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 3

50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

51 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2

52 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2

53 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2

54 3 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

55 2 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 3 3

56 1 2 4 5 4 3 1 5 1 4 4 4 5 2 3

57 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2

xxviii

Arah Opini Intensitas Stabilitas

Kualitas Evaluatif

dari Predisposisi

Arah Opini yang Jelas

Perasaan orang

terhadap opini

mereka

Kekuatan relatif dari

predisposisi

Pengukuran Stabilitas

58 3 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 5 5 3 4

59 2 2 3 2 5 3 2 5 3 4 4 4 5 2 3

60 3 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

61 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

62 3 3 4 3 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4

63 3 2 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 1 1

64 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

65 1 1 5 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 1 4

66 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2

67 2 1 5 2 5 4 5 3 4 4 5 5 5 1 4

68 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2

69 3 2 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 2 2

70 3 3 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4

71 2 2 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 4 2 2

72 2 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 3 4

73 1 5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 5 1 4

74 2 4 5 1 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 1

75 3 4 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4

76 3 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 2

77 2 4 5 2 5 5 4 4 5 4 4 4 4 2 2

78 1 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 1 4

79 3 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

80 2 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4

81 2 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 2 1

82 3 3 3 3 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4

83 3 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

84 1 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2

85 3 3 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4

86 1 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 3 5 4 2

87 2 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 2

88 1 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 2

89 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

xxix

Arah Opini Intensitas Stabilitas

Kualitas Evaluatif

dari Predisposisi

Arah Opini yang Jelas

Perasaan orang

terhadap opini

mereka

Kekuatan relatif dari

predisposisi

Pengukuran Stabilitas

90 2 5 3 5 5 5 3 5 3 3 5 5 3 5 2

91 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

92 2 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4

93 2 3 3 2 5 3 3 5 4 4 4 4 5 3 3

94 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 1

95 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

96 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 2

97 3 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 3 4

98 4 5 4 3 3 4 3 4 5 5 4 3 4 4 1

xxx

Dukungan Informasi Dukungan Sosial

Pengetahuan publik

tentang objek opini

Kampanye Informasi

Kesan mereka

terhadap apa yang orang lain pikirkan

tentang isu

Efek Orang Ketiga

No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

2 4 4 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3

3 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3

4 4 4 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4

5 4 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

6 4 4 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3

7 4 4 1 4 2 2 3 2 2 3 2 3

8 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

9 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1

10 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2

11 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2

12 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

14 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

15 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

16 4 4 2 4 3 4 3 2 2 4 2 3

17 4 4 1 4 2 3 3 2 2 3 2 3

18 3 3 1 3 1 1 2 1 1 3 1 2

19 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2

20 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 4

21 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

22 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3

23 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4

24 4 4 2 4 3 4 3 2 2 4 2 4

25 5 5 3 5 3 4 4 3 3 5 4 4

26 4 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2

27 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3

28 4 3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 2

29 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4

xxxi

Dukungan Informasi Dukungan Sosial

Pengetahuan publik

tentang objek opini

Kampanye Informasi

Kesan mereka

terhadap apa yang orang lain pikirkan

tentang isu

Efek Orang Ketiga

No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

30 5 5 3 5 3 4 4 4 3 5 4 4

31 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4

32 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 2 3

33 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

34 4 3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 2

35 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

36 4 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2

37 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3

38 4 3 1 3 2 2 2 1 1 3 2 2

39 4 5 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4

40 4 3 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2

41 5 5 3 5 3 4 4 3 3 5 3 4

42 4 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3

43 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3

44 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

45 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 2 3

46 4 5 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4

47 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

48 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4

49 5 5 3 5 3 4 4 4 3 5 4 4

50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

51 4 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

52 4 4 2 4 3 4 3 2 2 4 3 4

53 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 2 3

54 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5

55 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

56 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5

57 4 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

58 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4

xxxii

Dukungan Informasi Dukungan Sosial

Pengetahuan publik

tentang objek opini

Kampanye Informasi

Kesan mereka

terhadap apa yang orang lain pikirkan

tentang isu

Efek Orang Ketiga

No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

59 5 5 3 5 3 4 4 4 4 5 4 4

60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

62 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4

63 4 5 1 5 4 4 5 5 5 5 4 4

64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

65 5 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5 5

66 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 4

67 5 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5

68 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4

69 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4

70 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5

71 5 5 2 5 5 5 4 3 4 3 3 3

72 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4

73 4 5 2 4 5 5 4 4 3 5 4 4

74 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4

75 5 5 2 4 4 4 4 3 4 5 4 4

76 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5

77 5 4 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4

78 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5

79 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5

80 5 2 2 5 5 5 4 3 4 2 3 3

81 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4

82 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4

83 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5

84 5 4 1 5 5 5 4 3 3 5 3 3

85 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4

86 5 3 1 5 4 4 5 4 4 5 5 5

87 5 3 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4

xxxiii

Dukungan Informasi Dukungan Sosial

Pengetahuan publik

tentang objek opini

Kampanye Informasi

Kesan mereka

terhadap apa yang orang lain pikirkan

tentang isu

Efek Orang Ketiga

No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

88 5 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5

89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

90 4 5 2 3 5 3 4 4 4 4 4 4

91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

92 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5

93 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4

94 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

96 4 4 2 4 5 5 5 5 4 5 5 5

97 5 5 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4

98 4 2 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5

xxxiv

BERITA ONLINE

Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap Out

Sabtu 31 Dec 2016, 20:36 WIB

Jakarta - Pengguna jasa Transjakarta tujuan Monas membludak. Mereka pun

keluar Halte Monas tanpa melalui proses tap-out.

Pantauan detikcom di Halte Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (31/12/2016),

banyak orang yang akan keluar halte untuk menuju Monas. Mereka terlihat

keluar pintu gerbang tanpa melalui proses tap out.

Tampak ratusan orang berdesak-desakan saat ingin keluar. Petugas

Transjakarta berusaha mengatur kondisi. Meski berdesakan, mereka keluar

dengan tertib.

"Ini enggak lurus keluarnya," keluh salah satu wanita di lokasi.

Ratusan orang tersebut datang ke Monas dari berbagai jurusan seperti Halte

Busway Harmoni Sentral. Di Halte Harmoni juga terpantau dipenuhi

penumpang. (GBR/imk)

xxxv

Bukannya Mempermudah, Tap Out Transjakarta Malah Merepotkan

Penumpang

15 September 2016 16:44:25 Diperbarui: 16 September 2016 01:49:21

Jhon Miduk Sitorus

Sejak Agustus kemarin, PT. Transjakarta membuat kebijakan baru yaitu

harus melakukan tempel kartu penumpang transjakarta atau disebut “tap out”

ketika akan keluar dari halte busway.

Kebijakan ini sama hal ketika kita naik KRL, melakukan tap in saat masuk ke

stasiun dan tap out pada saat keluar dari stasiun sesuai dengan tujuan

perjalanan yang kita pesan diloket stasiun kreta api. Awalnya, sosialisasi

sistem tap out terdengar menarik karena membayangkan adanya keteraturan

dari mulai memasuki halte busway transjakarta hingga keluar dari halte tujuan

masing-masing penumpang.

Sempat terbayangkan jika kondisi dan gambarannya akan sama seperti di

stasiun kreta api yang melakukan tap out. Tetapi, tak butuh waktu lama, ada

kejanggalan dari kebijakan ini. Jika biasanya penumpang bisa lewat begitu

saja tanpa tap out, sekarang penumpang harus mengantri dan panjang hanya

untuk keluar saja. Maklum, jalur tap out hanya 2 atau 3, bahkan mayoritas

halte hanya memiliki 1 jalur keluar, berbeda dengan jalur tap out kereta api

yang memiliki jalur lebih dari 5 per masing-masing stasiun.

Hal yang paling memprihatinkan adalah di beberapa halte busway misalnya

Blok M, GBK, UNJ, Sarinah, Grogol, dan lain-lain antrian penumpang

memanjang hanya untuk keluar saja.

Berdasarkan pengamatan saya, jika sebelumnya hanya butuh 1 detik saja

untuk keluar dari jalurnya, kini membutuhkan waktu minimal 3 detik untuk

xxxvi

keluar dari halte, itu pun jika mesin tap out-nya dalam kondisi bagus.

Pemandangan mengerikan saya temukan dengan mesin tap out di halte UNJ

yang butuh 10 detik untuk tap out (mulai dari menempelkan kartu, proses,

hingga penghalangnya berputar).

Berdasarkan pengalaman beberapa hari yang lalu, saya terpancing emosi

ketika akan keluar dari halte busway UNJ karena menghabiskan waktu 10

menit, bayangkan 10 menit menunggu keluar karena mesin tap out-nya yang

super lelet,hal itu ditambah juga dengan panjangnya antrian untuk keluar.

Berbeda dengan sebelumnya yang tanpa melakukan tap out,rata-rata

penumpang hanya butuh waktu 5 detik karena mesinnya sepertinya memiliki

kerusakan.

Kebijakan tap out di halte transjakarta memang ide yang bagus karena

melahirkan sistem untuk penghitungan dan statistic jumlah penumpang bagi

PT. Tranjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para

penumpang. Jika memang kebijakan tap out Transjakarta tetap dilanjutkan,

harusnya dilakukan penampahan jalur tap out, jangan hanya satu atau dua

saja.

Diperlukan kajian yang lebih matang karena masalah ini terlihat sepele, tetapi

di halte-halte transjakarta yang besar macam Blok M, Harmoni, UNJ, GBK,

Grogol, dan lain-lain ini adalah masalah yang besar dan teramat besar

karena rata-rata penumpang transjakarta memiliki target waktu masing-

masing, terutama bagi mereka yang kerja, kuliah,dan sekolah.

Untuk solusi lain, tap out Transjakarta mungkin harus diberhentikan dulu

karena untuk menambah jalur tap out-nya pun membutuhkan waktu yang

tidak singkat. Untuk masalah penghitungan untuk kepentingan data statistik,

pengukuran itu sebenarnya sudah cukup saja dilakukan pada saat

penumpang masuk (tap in)ke halte busway, sehingga tak perlu lagi

xxxvii

melakukan tap out yang berujung pada antrian panjang yang memakan waktu

berlebih para penumpang transjakarta.

Semoga Transjakarta lebih baik kedepannya karena ini adalah salah bagian

dari visi trasnportasi DKI Jakarta yang mengedepankan transportasi massal,

memanusiakan manusia, bukan merepotkan manusia.

Beranda Produk dan Layanan Info Tiket

Sistem tiket pada halte Transjakarta sejak 2013 menggunakan kartu

elektronik (e-ticketing), sebagai pengganti uang tunai. Operator koridor tidak

menerbitkan kartu tersebut, melainkan menggunakan kartu prabayar yang

dikeluarkan oleh bank. Bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI),

Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan

Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan

GazCard), Bank DKI (JakCard), serta Bank Mega MegaCash.

Awalnya pelanggan hanya melakukan transaksi tiket dengan cara Tap

In di Barrier Gate saat masuk ke dalam halte. Berikutnya per 17 Agustus

2016, pelanggan juga harus melakukan Tap Out saat keluar dari halte. Saldo

uang elektronik hanya akan terpotong pada saat Tap In (masuk ke halte).

Tidak ada perubahan tarif terkait dengan pemberlakuan Tap Out. Dengan

melakukan Tap Out maka pelanggan sudah membantu Transjakarta

mendapatkan data mengenai lokasi tujuan pelanggan. Data ini akan

digunakan untuk memperbaiki rute dan pelayanan dengan lebih maksimal

sesuai dengan kebutuhan dari pengguna setia Transjakarta.

Prosedur Pembelian Tiket & Top Up

•Kartu dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket pada seluruh

halte Transjakarta

xxxviii

•Pengisian saldo dapat dilakukan di ATM, bank-bank terkait, dan loket halte.

Kartu tersebut, (kecuali untuk Bank DKI (JakCard) dan Bank Mega

MegaCash), dapat juga digunakan sebagai tiket Commuter Line.

Petunjuk Penggunaan Tiket

•Pengguna e-ticket tidak perlu mengantri di loket halte, cukup dengan tap-in

di pintu masuk halte (barrier) lalu masuk ke dalam halte

•Apabila saldo habis, maka saat tap-in pintu barrier tidak dapat diputar dan

pengguna kartu dapat mengisi ulang di loket halte ataupun atm dan merchant

yang bekerja sama dengan bank tersebut.

•Semua pengguna Transjakarta yang akan keluar halte melakukan tap out

sebelum keluar halte tujuan akhir. Pelanggan tidak perlu tap untuk transit, tap

out hanya dilakukan pada halte tujuan akhir.

Tarif TransJakarta & Transjabodetabek

•Pkl. 05.00 – Pkl. 07.00 WIB: Rp. 2.000

•Pkl. 07.00 – Pkl. 24.00 WIB: Rp. 3.500

•Pkl. 24.00 – Pkl. 05.00 WIB: Rp. 3.500

Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur / Koridor

Sampai tahun 2013, Transjakarta memiliki 12 dari 15 koridor utama yang

direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar di seluruh

wilayah Jakarta.

xxxix

Koridor Rute Jumlah Halte yang

Dilalui

Panjang Rute

Tipe Rute

Keterangan

1 Blok M – Kota 17 12.9 Km Reguler -

2 Harmoni – Pulogadung

32 24.2 Km Reguler -

3 Kalideres – Pasar Baru

16 19 Km Reguler -

4 Pulogadung – Dukuh Atas 2

17 11.85 Km Reguler -

5 Ancol – Kampung Melayu

18 13.5 Km Reguler -

6 Ragunan – Dukuh Atas 2

20 13.3 Km Reguler -

7 Kampung Rambutan – Kampung Melayu

14 12.8 Km Reguler -

8 Lebak Bulus -Harmoni

22 26 Km Reguler -

9 Pinang Ranti – Pluit

27 29.9 Km Reguler -

10 Tanjung Priok – PGC 2 (Cililitan)

22 19.4 Km Reguler -

11 Kampung Melayu – Pulo Gebang

16 15 Km Reguler -

12 Pluit – Tanjung Priok

25 23.75 Km Reguler -

13 Ciledug – Kapten Tendean

12 9.3 Km Layang (18 s.d. 23 m)

Sedang dibangun

14 Stasiun Manggarai – Universitas Indonesia

TBA TBA TBA -

15 Pondok Kelapa – Kapten Tendean

TBA TBA TBA -

xl

Koridor 13 ditukar menjadi koridor 15 (dan sebaliknya, berubah dari

perencanaan awal), mengingat kondisi jalur Ciledug-Blok M (15) lebih

siap untuk dibangun ketimbang jalur Kalimalang (13).

Mulai koridor 13, jalur TransJakarta akan dibangun elevated (layang).

Halte koridor 1 dikurangi menjadi 17 halte karena adanya proyek MRT.

Halte Pluit untuk koridor 12 DITUTUP. Sehingga koridor 12 hanya

melayani sampai halte Penjaringan kemudian langsung ke Halte

Landmark Pluit.

Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta - Kompas.com

Wednesday, April, 20 2016

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta telah meluncurkan bus-bus baru

sejak Senin (18/4/2016). Armada yang berjumlah 600 bus single dari

Kementerian Perhubungan yang dioperasikan PPD dan 51 unit dari operator

Mayasari Bakti ini akan dioperasikan secara bertahap.

Dengan tambahan armada bus itu, jumlah seluruh bus yang beroperasi setiap

harinya menacapai 788 bus. Seluruh bus baru tersebut tersebar di 17 rute

transjakarta, baik rute langsung maupun rute feeder stasiun KRL.

Hingga kini, sudah ada empat stasiun KRL yang terintegrasi dengan

Transjakarta.

"Sudah empat stasiun, Tebet, Cawang sudah jalan, Palmerah sudah jalan,

Pesing sudah jalan," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono di

Kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (18/4/2016) lalu.

Pada tahap awal, 17 rute yang dulalui armada baru Transjakarta adalah

sebagai berikut:

xli

Grogol - TU Gas via Roxy: Halte Transjakarta Grogol melalui jalan Hasyim

Ashari - Kyai Tapa – Roxy - Hayam Wuruk – Majapahit - Merdeka Barat –

Thamrin - Imam Bonjol – Diponegoro – Salemba Raya – Pramuka – Pemuda

dan TU Gas/JIEP.

TU Gas - Lebak Bulus: melalui TU Gas/JIEP – Pramuka – Matraman Raya –

Salemba Raya – Diponegoro – Imam Bonjol – Sudirman – Hang Tuah –

Pakubuwono 6 – Bumi – Kyai Maja/Taman Puring – Kebayoran Baru – Sultan

Iskandar Muda – Metro Pondok Indah – Kartini – Lebak Bulus.

Grogol - Kampung Melayu: melalui Halte Transjakarta Grogol – S Parman –

Gatot Subroto – Semanggi – Sudirman – Imam Bonjol – Diponegoro –

Salemba Raya – Matraman Raya – Jatinegara Timur – Halte Terminal

Kampung Melayu.

Lebak Bulus – Kota: Halte Terminal Lebak Bulus – Raya Pondok Pinang –

TB Simatupang – Raya Pondok Indah – Raya Marga Guna – Radio Dalam

Raya – Ahmad Dahlan – Melawai Raya – Sisingamangaraja – Sudirman –

Thamrin – Medan Merdeka Barat – Majapahit – Gajah Mada – Halte

Transjakarta Kota.

Harapan Indah (Bekasi) - ASMI: Halte Transjakarta Harapan Indah – Raya

Bekasi – Perintis Kemerdekaan – ASMI.

Kebayoran - Tomang via Stasiun Kereta Palmerah: Halte Transjakarta

Kebayoran – Teuku Nyak Arief – Flyover Simpruk – Tentara Pelajar – Stasiun

Palmerah – S. Parman – Halte Transjakarta Slipi Kemanggisan – Halte

Transjakarta RS Harapan kita – putar balik Tomang.

Stasiun Kereta Kalibata - UKI: Stasiun Kereta Kalibata – Raya Kalibata –

Cililitan (PGC) – Sutoyo – MT Haryono – Dewi Sartika – Raya Kalibata –

Stasiun Kereta Kalibata.

xlii

Stasiun Kereta Kalibata – Kuningan Barat: Stasiun Kereta Kalibata – Raya

Kalibata – Raya Pasar Minggu – Gatot Subroto.

Pulogadung – Tanah Abang: Halte Terminal Pulogadung – Perintis

Kemerdekaan – Suprapto - Kramat Bunder – Kwini 1 – Abdul Rahman Saleh

– Kwitang Raya – R rais – Medan Merdeka Selatan – Agus Salim – Kebon

Sirih – Jati baru – Kebon Jati – KH Mas Mansyur – Fachrudin – Cideng Barat

– Pasar Thomas.

Pulo Gadung – Blok M: Halte Terminal Pulo Gadung – Raya Bekasi –

Pemuda – A Yani – DI Panjaitan – MT. Haryono – Pancoran Gatot Subroto –

Tegal Parang –Tendean – W. Mongonsidi – Trunojoyo – CSW – Halte

Transjakarta Terminal Blok M.

Kampung Rambutan – Kota: Halte Terminal Kampung Rambutan – TB.

Simatupang – Raya Bogor – Kramat Jati - Sutoyo – DI. Panjaitan – A Yani –

Suprapto – Senen Raya – Gunung Sahari – Mangga Dua Raya – Halte

Transjakarta Kota.

Kampung Rambutan – Pulo Gadung: Halte Terminal Kampung Rambutan –

TB Simatupang – Raya Bogor – Raya Pondok Gede – Tol Taman Mini –

Sutoyo – UKI – DI. Panjaiatan – Pemuda – Raya Bekasi – Terminal – Pulo

Gadung.

Tanjung Priok – Tanah Abang: Halte Transjakarta Terminal Tanjung Priok –

Enggano – Yos Sudarso – Ahmad Yani – Suprapto – Kramat Bunder – Senen

Raya – Kwini 1 – Kwitang Raya – Tugu Tani – Medan Merdeka Selatan –

Agus Salim – Kebon Sirih – Jatibaru – Kebon Jati KH Mas Mansyur –

Fachrudin – Tanah Abang.

xliii

Manggarai – Pasar Minggu: Manggarai – Saharjo – Supomo – Raya Pasar

Minggu – putar balik di depan Stasiun Kereta Pasar Minggu – Terminal Pasar

Minggu.

Kampung Rambutan – Lebak Bulus: Halte Transjakarta Terminal Kampung

Rambutan – TB Simatupang – masuk Tol JORR – keluar pintu Tol Pasar

Minggu – TB Simatupang – Simpang HR Harsono – Simpang Cilandak –

Simpang Fatmawati – Kartini – Halte Transjakarta Terminal Lebak Bulus.

Stasiun Kereta Pesing – Indosiar: Stasiun Kereta Pesing – Daan Mogot –

Halte Transjakarta Indosiar – putar balik putaran Indosiar – Stasiun Kereta

Pesing.

Stasiun Kereta Palmerah – Sudirman: Stasiun Kereta Palmerah –

Lapangan Tembak – Gerbang Pemuda – Gatot Subroto – Sudirman –

berputar di Bunderan Hotel Indonesia.

Selain ketujuh belas rute tersebut, sebelumnya PT Transjakarta juga telah

membuka rute di Stasiun Tebet yang terintegrasi KRL.

Rute feeder itu melayani Koridor V, VI, dan VII sebagai berikut.

Koridor VI, feeder akan melalui flyover Jalan Dr Saharjo, Jalan Casablanca,

Jalan HR Rasuna Said, Halte Kemenkes, Halte Kuningan Timur, Jalan Dr

Satrio, Mal Ambassador, dan putar balik ke stasiun melalui Jalan

Casablanca.

Koridor V, feeder masuk melalui Jalan Jatinegara Barat, putar balik di Kebon

Pala, masuk ke Jalan Jatinegara Timur, dan masuk ke Terminal Kampung

Melayu. Sementara itu,

Koridor VII akan melalui Jalan Otista, Bidara Cina, Kampung Melayu, dan

kembali ke Stasiun Tebet.

xliv

Penulis: Nursita Sari

Editor: Indra Akuntono

xlv

MEDIA SOSIAL

xlvi

xlvii

xlviii

xlix

TRANSKRIP WAWANCARA

Transkrip wawancara dengan petugas Transjakarta

A : Penulis

B : Petugas Transjakarta

A : Selamat siang mas

B : Selamat siang mba

A : Mas bisa aku mau tanya – tanya soal Transjakarta boleh minta waktunya

sebentar?

B : Boleh mba, mau Tanya apa?

A : Mas mau tau kalau penumpang terbanyak itu di koridor mana ya?

B : Paling banyak di koridor satu mba Blok M – Kota

A : Kalau halte yang paling banyak penumpangnya itu dimana ya mas di

koridor satu?

B : Kalau halte yang paling banyak penumpangnya itu di Halte Blok M,

Harmoni, sama Kota mba

A : itu kira – kira jumlah penumpangnya berapa ya mas di halte tersebut?

B : Sekitar 6 ribu mba kalau di hari sibuk kalau sabtu – minggu atau hari libur

bisa kurang dari segitu

l

A : Mas kira – kira disini suka ada masalah ga tentang pelayanannya

terutama soal tap out ?

B : Masalah mah ada aja mba, namanya juga kerjaan apalagi soal tap out

kadang ada aja penumpang yang ngeluh karena antriannya panjang terutama

di jam – jam sibuk

A : Menurut mas efektif ga sih sistem tap out atau e – ticket ini?

B : Sebenernya gimana ya mba, kebijakannya bagus cuman ya gitu mba ada

kendalanya kadang kalau misalnya ada orang yang mau ngisi saldo e-

ticketing ini kadang suka error mesin atm nya, tapi kan ini udah perintah

atasan (harus pake e-ticket) jadi kita mah ikut aja

A : Baik mas terimakasih banyak ya untuk jawabannya

B : Sama – sama mba

li

Transkrip Wawancara dengan Pengguna Transjakarta

A : Penulis

B : Pengguna Transjakarta

A : Selamat siang mas

B : Siang mba

A : Mas ada waktu sebentar? Saya mau tanya – tanya soal transjakarta

B : Oh boleh, mba

A : Biasanya kaka suka menggunakan Transjakarta di halte mana?

B : Kalau halte yang sering digunakan, banyak sih, saya sering menggunakan

halte Blok M, Masjid Agung, Bundaran Senayan, Dukuh Atas 1, Dukuh Atas

2, UNJ, Sunan Giri, dan RS Permata Medika.

A : Apakah kaka mengetahui soal kebijakan tap out?

B : Alhamdulillah tau ketika mencari info terkini tentang transjak di akun

twitter nya

A: Apakah kaka setuju dengan kebijakan tap out? Alasannya kenapa?

B : Kalau dilihat dari latar belakang nya untuk mengetahui arus keluar masuk

penumpang dan juga untuk pemberlakuan sistem e-ticket seperti THB nya

KRL sih bagus, tapi memang perlu beberapa perbaikan, terutama di bagian

mesin yang suka "loading lama", dan suka error juga (biasanya kartu e-

money yang lama kebaca sama mesin nya) dan di beberapa halte, hanya

menyediakan satu mesin untuk tap in sekaligus tap out, jadi terhambat untuk

penumpang yg akan masuk dan penumpang yang akan keluar bahkan di

halte Blok M sekarang, jarang sekali ada penumpang yg melewati gate tap

out saking "loading lama" nya mesin dan kebanyakan penumpang buru² ingin

lii

pulang, dan keadaan ini "disupport" dengan keberadaan petugas yang hanya

1 petugas untuk "menjaga" 1 halte (berdasarkan pengamatan saya) tentu

akan kesulitan untuk melayani kendala - kendala penumpang seperti kartu

yang tidak terbaca oleh mesin, pengisian saldo, penumpang yang bingung

akan rute dalam satu waktu yang sama.

A : Apa harapan kaka untuk kebijakan tap out ini ke depan nya?

B : Agar menjadi lebih baik terutama di sistem tap outnya kalau bisa mesin

untuk tap out nya di tambah supaya orang ga ngantri lama

A : Terima kasih banyak ya mas

B : Sama – sama mba

liii

DATA PENGGUNA TRANSJAKARTA

liv

FORMULIR BIMBINGAN

lv

lvi

SURAT OBSERVASI

lvii

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Ari Maharani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 11 Januari 1996

Kewarganegaraan : WNI

Alamat : Jl. KH. Hasyim Ashari Gang Kini Kijan Perum

Pinang Village No. B6 Cipondoh – Tanggerang

No. HP : 087870956613

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1. 2002 – 2008 : SDN 02 Cibadak

2. 2008 – 2011 : SMP Taman Siswa Cibadak

3. 2011 – 2014 : SMAN 1 Parungkuda

4. 2014 – Sekarang : DIII Humas Universitas Negeri Jakarta