tugas akhirprogram drama televisi “melogika rasa” tugas akhir diajukan untuk memenuhi salah satu...
TRANSCRIPT
PROGRAM DRAMA TELEVISI
“MELOGIKA RASA”
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III
NADIAR JASMINE W 42150109
AWAN BUDI CAHYADI 42150310
ARMAN HUSNI A 42150675
GALIH BAGAS YUDIAN 42150545
MUHAMMAD NUR M 42151112
DIMAS PRASETYO 42150095
LUTHFI RACHMAT Y 42150321
RICKY ARDHY H 42150138
Program Studi Penyiaran
Akademi Komunikasi BSI
Jakarta
2018
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nadiar Jasmine Winarso
NIM : 42150109
Program Studi : Penyiaran
Perguruan Tinggi : Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan
judul: “PROGRAM DRAMA TELEVISI MELOGIKA RASA” adalah asli
(orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah
diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata
saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim
bahwa tugas akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang
atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata
dan kelulusan saya dari Akademi Komunikasi BSI Jakarta
dicabut/dibatalkan.
Anggota :
1. Awan Budi Cahyadi : 42150310
2. Arman Husni Abdillah : 42150675
3. Galih Bagas Yudian : 42150545
4. Luthfi Rachmat Yuliansyah : 42150321
5. Dimas Prasetyo : 42150095
6. Ricky Ardhy Handoko : 42150138
7. Muhammad Nur Muslim : 42151112
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 17 Juli 2018
Yang menyatakan,
Materai 6000
Nadiar Jasmine Winarso
iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Nadiar Jasmine Winarso
NIM : 42150109
Program Studi : Penyiaran
Perguruan Tinggi : Akademi Komunikasi BSI Jakarta Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Akademi
Komunikasi BSI Jakarta, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non- exclusive
Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul: “Program
Drama Televisi: Melogika Rasa”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila
ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Akademi
Komunikasi BSI Jakarta berhak menyimpan, mengalih-media atau format-kan,
mengelolaannya dalam pangkalan data (database), mendistribusikannya dan
menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap
mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak
Akademi Komunikasi BSI Jakarta, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Anggota :
1. Awan Budi Cahyadi : 42150310
2. Arman Husni Abdillah : 42150675
3. Galih Bagas Yudian : 42150545
4. Luthfi Rachmat Yuliansyah : 42150321
5. Dimas Prasetyo : 42150095
6. Ricky Ardhy Handoko : 42150138
7. Muhammad Nur Muslim : 42151112
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 17 Juli 2018
Yang menyatakan,
Nadiar Jasmine Winaso
iv
PERSETUJUAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir ini diajukan oleh :
Nama : Nadiar Jasmine Winarso
NIM : 42150109
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Luthfi Rachmat Yuliansyah
NIM : 42150321
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Galih Bagas Yudian
NIM : 42150545
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Arman Husni Abdillah
NIM : 42150675
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Dimas Prasetyo
NIM : 42150095
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Ricky Ardhy Handoko
NIM : 42150138
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Awan Budi Cahyadi
NIM : 42150310
Program Studi : Penyiaran Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Muhammad Nur Muslim
NIM : 42151112
v
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Untuk dipertahankan pada periode I-2018 dihadapan penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Diploma Ahli
Madya (A.Md) pada Program Diploma III Hubungan Masyarakat di Akademi
Komunikasi BSI Jakarta.
Depok, 31 Mei 2018
PEMBIMBING TUGAS AKHIR
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Asisten Pembimbing : Syarif Fitri, S. Sn, MM
D E W A N P E N G U J I
Penguji I : ................................................ . ...............................................
Penguji II : ................................................. ...............................................
vi
PERSETUJUAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir ini diajukan oleh :
Nama : Nadiar Jasmine Winarso
NIM : 42150109
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Luthfi Rachmat Yuliansyah
NIM : 42150321
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Galih Bagas Yudian
NIM : 42150545
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Arman Husni Abdillah
NIM : 42150675
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Dimas Prasetyo
NIM : 42150095
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Ricky Ardhy Handoko
NIM : 42150138
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Awan Budi Cahyadi
NIM : 42150310
Program Studi : Penyiaran
Jenjang : Diploma Tiga (D.III) Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Nama : Muhammad Nur Muslim
NIM : 42151112
Program Studi : Penyiaran
vii
Jenjang : Diploma Tiga (D.III)
Judul Tugas Akhir : Program Drama Televisi ―Melogika Rasa‖
Telah dipertahankan pada periode I-2018 dihadapan penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Diploma Ahli
Madya (A.Md) pada Program Diploma III Hubungan Masyarakat di Akademi
Komunikasi BSI Jakarta.
Depok, 7 Agustus 2018
PEMBIMBING TUGAS AKHIR
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Asisten Pembimbing : Syarif Fitri, S. Sn, MM
D E W A N P E N G U J I
Penguji I : ................................................ . ...............................................
Penguji II : ................................................. ...............................................
viii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150109
Nama Lengkap : Nadiar Jasmine Winarso
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2. Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3. Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4. Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5. Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6. Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7. Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8. Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9. Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan
simulasi sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A.Munanjar, S.I.Kom
ix
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIE
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150321
Nama Lengkap : Luthfi Rachmat Yuliansyah
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3 Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4 Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5 Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6 Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7 Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8 Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9 Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan simulasi
sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A.Munanjar, S.I.Kom
x
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150545
Nama Lengkap : Galih Bagas Yudian
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3 Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4 Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5 Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6 Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7 Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8 Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9 Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan simulasi
sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A.Munanjar, S.I.Kom
xi
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150675
Nama Lengkap : Arman Husni Abdillah
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3 Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4 Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5 Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6 Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7 Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8 Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9. Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan simulasi
sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A. Munanjar, S.I.Kom
xii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150138
Nama Lengkap : Ricky Ardhy Handoko
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3 Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4 Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5 Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6 Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7 Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8 Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9 Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan simulasi
sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A. Munanjar, S.I.Kom
xiii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150095
Nama Lengkap : Dimas Prasetyo
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3 Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4 Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5 Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6 Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7 Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8 Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9 Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan simulasi
sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A. Munanjar, S.I.Kom
xiv
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150310
Nama Lengkap : Awan Budi Cahyadi
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3 Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4 Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5 Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6 Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7 Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8 Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9 Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan
simulasi sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A.Munanjar, S.I.Kom
xv
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42151112
Nama Lengkap : Muhammad Nur Muslim
Dosen Pembimbing : Azwar Munanjar S. I.Kom
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Selasa, 17
April 2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 18
April 2018
Pemilihan Konsep
3 Kamis, 26
April 2018
Bimbingan Sinopsis dan Basic Story
4 Kamis, 17
Mei 2018
Bimbingan naskah
5 Senin, 21
Mei 2018
Bimbingan Scene Plot yang sudah di
revisi
6 Kamis, 28
Juni 2018
Bimbingan Hasil Produksi dan hasil
editing offline
7 Jum’at, 29
Juni 2018
Bimbingan Dispro Bab 1 dan 2
8 Selasa, 3
Juli 2018
Bimbingan Dispro Bab 2
9. Jum’at 20
Juli 2018
Bimbingan desain produksi dan simulasi
sidang
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 17 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 20 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 9
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
A. Munanjar, S.I.Kom
xvi
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150109
Nama Lengkap : Nadiar Jasmine Winarso
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xvii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150310
Nama Lengkap : Awan Budi Cahyadi
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xviii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150138
Nama Lengkap : Ricky Ardhy Handoko
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xix
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150095
Nama Lengkap : Dimas Prasetyo
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Mei 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xx
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150675
Nama Lengkap : Arman Husni Abdillah
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xxi
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150545
Nama Lengkap : Galih Bagas Yudian
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xxii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42150321
Nama Lengkap : Luthfi Rachmat Yuliansyah
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Juli 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xxiii
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI KOMUNIKASI BSI JAKARTA
NIM : 42151112
Nama Lengkap : Muhammad Nur Muslim
Dosen Pembimbing : Syarif Fitri, S.Sn, MM
Judul Tugas Akhir : Melogika Rasa
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1 Rabu, 18 April
2018
Pemilihan Konsep
2 Rabu, 30 Mei
2018
Bimbingan Naskah
3 Kamis, 31 Mei
2018
Bimbingan Naskah
4 Jum’at, 1 Juni
2018
Acc Naskah
5 Selasa, 24 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
6 Kamis, 26 Juni
2018
Bimbingan lembar kerja
7 Senin, 9 Juli
2018
Bimbingan hasil editing offline
8 Senin, 23 Juli
2018
Bimbingan hasil editing Online
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 18 April 2018
Diakhiri pada tanggal : 23 Mei 2018
Jumlah pertemuan bimbingan : 8
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Syarif Fitri, S.Sn, MM
xxiv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas akhir
ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas
akhir, yang penulis ambil sebagai berikut, “Program Drama Televisi
Melogika Rasa”
Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat
kelulusan program Diploma III Akademi Komunikasi BSI Jakarta. Sebagai
bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi
dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari
bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan
tugas akhir ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Akademi Komunikasi BSI Jakarta
2. Ketua Hubungan Masyarakat Akademi Komunikasi BSI Jakarta.
3. Bapak Azwar Munanjar, S.I.kom selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Syarif Fitri, S.Sn, MM selaku Asisten Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
5. Bapak/ibu dosen Sekretari Akademi Komunikasi BSI Jakarta yang telah
memberikan penulis dengan semua bahan yang diperlukan
6. Ucapan terima kasih ditujukan kepada keluarga penulis, terutama kedua
orangtua, saudara-saudara yang telah sangat membantu dalam mendorong,
menyarankan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
xxv
7. Ucapan terima kasih ditujukan kepada teman-teman 42.6D.01 atas
waktunya saat kita bersama-sama.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu
persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan
tugas akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang
akan datang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 18 Juli 2018
Penulis
Nadiar Jasmine Winarso
xxvi
ABSTRAK
Nadiar Jasmine Winarso (42150109), Awan Budi Cahyadi (42150310),
Arman Husni Abdillah (42150675), Galih Bagas Yudian (42150545), Luthfi
Rachmat Yuliansyah (42150321), Dimas Prasetyo (42150095), Ricky Ardhy
Handoko (42150138), Muhammad Nur Muslim (42151112), Program Drama
Televisi “Melogika Rasa”
Kita memasuki zaman dimana dunia hiburan menjadi elemen yang cukup
penting bagi banyak orang. Menikmati hiburan adalah hal wajib bagi setiap orang,
banyak cara yang di lakukan untuk menikmati hiburan agar dapat melepaskan
penat dari berbagai kegiatan. Hiburan telah meracuni semua kalangan baik muda
ataupun tua. Ada satu hal yang paling mudah untuk menikmati sebuah hiburan
adalah melalui sajian berbagai program televisi khususnya Drama Televisi.
Program acara televisi sudah banyak macamnya, dari mulai program
drama, non drama dan berita. Semua itu bersifat menghibur serta memberikan
informasi dan juga edukasi. Program drama yang di produksi suatu stasiun televisi
juga biasanya bersifat persuasif serta adanya pendekatan yang kuat dengan
penonton. Program drama televisi mampu mewakili tujuan tersebut, banyak ide
dan tema cerita yanh di kemas.
Drama televisi ―Melogika Rasa‖ yang penulis buat bertemakan Drama
Keluarga, mengisahkan tentang seorang ayah yang berjuang membesarkan
anaknya seorang diri di ambang kebangkrutan. Tujuan penulis membuat drama
ini adalah untuk menyampaikan kepada audien maksud yang sudah penulis
konsepkan dalam drama televisi yang penulis produksi ini.
Kata Kunci: Hiburan, Drama Televisi, Melogika Rasa
xxvii
ABSTRACT
Nadiar Jasmine Winarso (42150109), Awan Budi Cahyadi (42150310),
Arman Husni Abdillah (42150675), Galih Bagas Yudian (42150545), Luthfi
Rachmat Yuliansyah (42150321), Dimas Prasetyo (42150095), Ricky Ardhy
Handoko (42150138), Muhammad Nur Muslim (42151112), Program Drama
Televisi “Melogika Rasa”
New era has come which showbizhas become quite important element for life
today. Entertaiment is crutial part for everyone. There are many ways that we now
a days. Can do to enjoy some fun in order to break daily routine.
Entertaiment “poisoned” every culture and affected young and old as well. There
is a simplest way to enjoy some fun through many TV Programe, especially
Drama.
There are many genre of TV Programme, like drama, non drama, and news. The
intial ideas o it only for satisfying and providing certain information in order to
educate society.
Drama Producted by TV Channel having strong persuading approach to amuse
audieance. Drama is represented media to reflect that goals.
Drama is like painting on the TV screen ini metaphor to gather taste becoming
visual.
Family that i’ve composed drama tells a story of afather who have to strugel for
rising his son.
Key Words : Hiburan, Drama Televisi, Melogika Rasa
xxviii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir............................................................................... i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir................................................ ...... ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ............................ .... iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir .......................................... iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir ...................................................................... viii
Kata Pengantar ................................................................................................. xxiv
Abstraksi .................................................................................... ..................... xxvi
Daftar Isi........................................................................................................... xxviii
Daftar Gambar .................................................................................................. xxix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xxxii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xxxiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Kegunaan Program ..................................................................... 3
1.3. Refrensi Audio Visual ................................................................ 4
BAB II KAJIAN PROGRAM .... ................................................................ 6
2.1. Kategori Program ....................................................................... 6
2.2. Format Program ......................................................................... 7
2.3. Judul Program ................................................................. .......... 9
2.4. Target Audien ............................................................................ 10
2.5. Karakteristik Produksi ..................................................... ......... 16
BAB III LAPORAN PRODUKSI ................................................................. 18
3.1. Lembar Kerja Produser ............................................................. 18
3.2. Proses Kerja Sutradara ............................................................... 52 3.3. Proses Kerja Penulis Naskah ..................................................... 142
3.4 Proses Kerja Penata Kamera .................................................... .. 192
3.5 Proses Kerja Penata Cahaya .................................................... 235
3.6 Proses Kerja Penata Suara ........................................................ 244
3.7 Proses Kerja Penata Artistik .................................................... 268
3.8 Proses Kerja Editor ................................................................. 321
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 385
4.1. Kesimpulan ................................................................................ 385
4.2. Saran ........................................................................................... 385
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 386
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 388
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 395
xxix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar II.1 Bagan Program Televisi ..................................................... 8
2. Gambar III.1 Blocking Kam...................................................................... 199
3. Gambar III.2 Blocking Kamera ................................................................ 200
4. Gambar III.3 Blocking Kamera ............................................................... 201
5. Gambar III.4 Blocking Kamera ................................................................ 202
6. Gambar III.5 Blocking Kamera ................................................................ 203
7. Gambar III.6 Blocking Kamera ............................................................... 204
8. Gambar III.7 Blocking Kamera ............................................................... 205
9. Gambar III.8 Blocking Kamera .............................................................. 206
10. Gambar III.9 Blocking Kamera ............................................................ 207
11. Gambar III.10 Blocking Kamera ........................................................... 208
12. Gambar III.11 Blocking Kamera ........................................................... 209
13. Gambar III.12 Blocking Kamera ............................................................ 210
14. Gambar III.13 Blocking Kamera ............................................................. 211
15. Gambar III.14 Blocking Kamera .............................................................. 212
16. Gambar III.15 Floor Plan Lighting............................................................ 233
17. Gambar III.16 Floor Plan Lighting............................................................ 234
18. Gambar III.17 Floor Plan Ligthing ........................................................... 235
19. Gambar III.18 Floor Plan Lighting ........................................................... 236
20. Gambar III.19 Floor Plan Lighting............................................................ 237
21. Gambar III.20 Floor Plan Lighting ......................................................... 238
xxx
22. Gambar III.21 Floor Plan Lighting ........................................................ 239
23. Gambar III.22 Floor Plan Lighting ....................................................... 240
24. Gambar III.23 Floor Plan Ligthing ........................................................ 241
25. Gambar III.25 Zoom H6 Handy Recorder ............................................. 262
26. Gambar III.26 Boom mic Sennheiser MHK416 ................................... 265
27. Gambar III.27 Clip On Wireless Sennheiser EW 122-p .......................... 266
28. Gambar III. 28 Headset Sennheiser HMD 280-XQ ............................... 267
29. Gambar III.29 Floor Plan Penata Artistik ................................................. 313
30. Gambar III.30 Floor Plan Penata Artistik ................................................. 314
31. Gambar III.31 Floor Plan Penata Artistik ................................................. 315
32. Gambar III.32 Floor Plan Penata Artistik ................................................. 316
33. Gambar III.33 Floor Plan Penata Artistik ................................................. 317
34. Gambar III.34 Floor Plan Penata Artistik ................................................. 318
35. Gambar III.35 Floor Plan Penata Asrtistik ................................................ 319
36. Gambar III.36 Floor Plan Penata Asrtistik ................................................ 320
37. Gambar III.37 Spesifikasi Editing ............................................................ 378
38. Gambar III.38 Colour bar......................................................................... 379
39. Gambar III.39 Logo BSI ............................................................................ 379
40. Gambar III.40 Program ID ..........................................................................380
41. Gambar III.42 Counting Down .................................................................. 380
42. Gambar III.42 Counting Down ................................................................. 380
43. Gambar III.43 Judul Program .................................................................... 381
44. Gambar III.44 Isi Konten .......................................................................... 381
xxxi
45. Gambar III.45 Isi Konten ........................................................................ 381
46. Gambar III.46 Isi Konten ......................................................................... 382
47. Gambar III.47 Ucapan Terimakasih ........................................................ 382
48. Gambar III.48 Ucapan Terimakasih ........................................................ 382
49. Gambar III.49 Kerabat Kerja ................................................................... 383
50. Gambar III.50 Copy Right ....................................................................... 384
51. Gambar III.51 .,........................................................................................ 385
xxxii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel III.1 Working Schedule ............................................................. 37
2. Tabel III.2 Budgeting .......................................................................... 40
3. Tabel III.3 Shooting Schedule ............................................................ 45
4. Tabel III.4 Daily Report ..................................................................... 47
5. Tabel III.5 Daily Report .................................................................... 48
6. Tabel III.6 Daily Report .................................................................... 49
7. Tabel III.7 Daily Report ................................................................... 49
8. Tabel III.8 Call Sheet ....................................................................... 50
9. Tabel III. 9 Casting List ................................................................... 56
10. Tabel III. 10 Director Treatment ..................................................... 60
11. Tabel III. 11 Script Breakdown Sheet.............................................. 74
12. Tabel III. 12 Story Board ................................................................ 84
13. Tabel III. 13 Camera Report ........................................................... 187
14. Tabel III. 14 Lighting Sheet ............................................................ 229
15. Tabel III. 15 Spesifikasi Alat Lighting ........................................... 231
16. Tabel III. 16 Treatment Audio ........................................................ 257
17. Tabel III. 17 Spesifikasi Alat Audio ............................................... 262
18. Tabel III.18 Spesifikasi Alat Audio ................................................ 265
19. Tabel III.19 Spesifikasi Alat Audio ............................................... 266
20. Tabel III.20 Spesifikasi Alat Audio ............................................... 267
21. Tabel III. 21 Breakdown Tata Artistik ........................................... 285
xxxiii
22. Tabel III. 22 List Wadrobe ........................................................... 304
23. Tabel III. 23 Laporan Editing ....................................................... 329
24. Tabel III. 24 Logging Picture ....................................................... 371
xxxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Riwayat Hidup Kerabat Kerja......................................... 388
2. Bukti Pembelian Barang.................................................. 395
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka perceraian di Indonesia semakin hari semakin meningkat, hal ini
menunjukan bahwa semakin banyak anak Indonesia yang harus diasuh oleh orang
tua tunggal. Banyak dampak psikologi yang di timbulkan karena hal ini,
diantaranya; anak akan merasakan hampa karena terpaksa harus meninggalkan
zona nyaman mereka dan memilih untuk tinggal dengan salah satu dari orang
tuanya, akibatnya hingga dewasa sebagian anak korban cerai berusaha mengisi
kekosongan hatinya dengan bertindak apapun sesuai kehendak hatinya.
Pada dasarnya, setiap anak takut untuk berpisah dari kedua orang
tuanya. Anak yang melihat konflik yang terjadi pada orang tuanya akan mulai
menderita ketakutan dan kecemasan yang tinggi. Hal ini akan menimbulkan
kecemasan dan rasa tidak aman yang mendalam yang akan berdampak hingga
mereka dewasa nantinya. Selain itu, status sebagai anak cerai harus di
sandangnya, memberikan satu perasaan bahwa ia berbeda dengan anak lainnya,
karena tidak memiliki keluarga yang utuh. Mulai dari sini perasaan tertolak
semakin berkembang dan menyebabkan anak memiliki amarah yang tercetus
dalam perilaku. Nakal, tidak terkendali, pemberontak, dan menimbulkan berbagai
masalah di luar rumah sebagai pelampiasan dari rasa frustasi, kemarahan, dan
perasaan tertolak yang di alaminya. Naum tidak semua hal ini terjadi pada anak
yang mengalami broken home, ada juga anak yang malah memiliki sikap
tanggung jawab yang semakin besar ketika ia ditinggalkan oleh ayah/ibunya.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengadaptasi latar belakang
broken home kedalam cerita dalam drama televisi yang akan penulis buat. Penulis
2
ingin menceritakan bagaimana dampak yang akan di timbulkan ketika seorang
anak perempuan terpaksa hidup berdua dengan ayahnya. Bagaimana dampak
psikologis yang di timbulkan terhadap si anak. Contohnya ketika seorang anak
perempuan yang harus tinggal dengan ayahnya, umumnya anak ini akan
mengambil peran seperti ibunya. Akhirnya anak ini akan di dorong kuat untuk
mengambil alih peran orang tua yang tidak ada di dalam hidupnya. Secara umum
terlihat baik karena menjadi lebih dewasa, tetapi sebetulnya secara psikologis
tidak terlalu baik, karena pada dasarnya anak belum siap untuk mengambil alih
peran orang tua seperti itu.
Drama televisi yang akan penulis produksi ini merupakan sebuah drama
dengan mengangkat kehidupan keluarga dengan judul ―Melogika Rasa‖ yang
penulis adaptasi dari fenomena broken home, penulis mengusung tema tersebut
karena penulis cukup sadar hal-hal seperti ini adalah salah satu masalah sosial
yang cukup mengkhawatirkan, karena ada banyak dampak yang ditimbulkan dari
masalah sosial tersebut, semisal dampak yang paling mungkin ditimbulkan dari
masalah sosial ini adalah akan munculnya anak–anak dengan psikologis yang
agak terganggu dengan keadaan dimana mereka harus melihat kedua orang tuanya
berpisah.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan lebih fokus kepada gambaran
seorang gadis yang terpaksa tinggal dan dibesarkan bersama ayahnya. Penulis
memilih drama televisi karena penulis merasa drama televisi adalah sebuah media
yang cukup relevan untuk menyampaikan sebuah pesan kepada khalayak, selain
di suguhkan dengan visual yang apik, pemilihan karakter dan latar tempat dirasa
cukup mampu menarik perhatian khalayak khususnya bagi mereka yang sering
3
atau pernah mengalami hal serupa, selain itu penulis juga ingin menyampaikan
untuk masyarakat yang pernah mengalami hal serupa untuk bersikap lebih realistis
untuk mengahadapi sebuah akhir yang sudah bisa mereka prediksi sebelum
mereka memulainya.
1.2 Kegunaan Program
Pada kesempatan kali ini penulis dalam membuat program drama, ada
beberapa kegunaan yang menjadi dasar dalam pembuatan karya penulis kali
ini, antara lain :
1.2.1 Kegunaan Khalayak
Adapun yang di maksud dalam kegunaan khalayak dalam pembuatan
program ini adalah untuk memberikan sarana hiburan dengan sedikit
menyelipkan pesan moral berupa informasi mengenai masalah sosial yang
dirasa mampu untuk menjadi pelajaran bagi masyarakat yang
menyaksikannya.
1.2.2 Kegunaan Praktisi
Program drama ini dibuat sebagai proses belajar penulis dalam
pembuatan program drama televisi dan juga sebagai refrensi pembuatan
drama televisi bagi bara praktisi serta sebagai portofolio karya penulis.
1.2.3 Kegunaan Akademis
4
Desain Produksi ini di buat untuk memenuhi syarat kelulusan Tugas
Akhir Diploma III (D3) di Bina Sarana Informatika dan dapat juga di
gunakan sebagai refrensi dalam pebuatan drama televisi bagi mahasiswa
tingkat akhir lainnya.
1.3 Refrensi Audio Visual
Dalam pembuatan karya kali ini penulis mendapatkan beberapa refrensi,
di antaranya :
1.3.1 Kesempurnaan Cinta
Mengisahkan tentang seorang pria yang juga sosok ayah yang berjuang
menghadapi cobaan hidupnya yang berat. Ia ditinggal mati oleh istri tercintanya
dan harus menghidupi serta memberikan pengajaran kepada kedua anaknya. Ia
adalah Satria Bagaskara. Pada awalnya, kisah kehidupan Satria, istri dan anak-
anaknya sangat bahagia dan saling mencintai. Seiring waktu berjalan, musibah
pun datang menimpa istri Satria yang bernama Rahma. Rahma divonis terkena
penyakit radang selaput otak yang cukup parah. Rahma pun akhirnya meninggal
dunia karena penyakit yang di deritanya. Sebelum meninggal, Rahma sempat
berpesan kepada Satria untuk mencari ibu baru untuk anak-anaknya. Kesedihan
pun menimpa keluarga tersebut. Seiring waktu berjalan, Satria dan anak-anaknya
kemudian pindah ke Jakarta. Tinggal di kota metropolitan, Satria harus
menghidupi anak-anaknya tanpa seorang ibu. Sungguh cobaan berat hidup Satria
kala itu. Pada suatu hari, Satria dikenalkan dengan sosok wanita bernama Hana.
Wanita berpenampilan modis ini sepertinya menyukai Satria. Satria kemudian
5
juga mengenal Renata — sosok wanita yang alim dan shalihah yang juga
sepertinya suka dengan Satria.
Penulis mengambil refrensi dari program drama televisi Kesempurnaan
Cinta karena bisa di bilang cukup berbeda dari beberapa program drama televisi
yang ada di Indonesia, bisa di bilang berbeda karena dari segi pengemasan
videonya Kesempurnaan Cinta cukup apik, dari segi pewarnaan video, tekhnik
pengambilan gambar, penokohan dan sebagainya program drama ini cukup
mengindahkan kaidah sinematografi dalam programnya. Maka dari itu penulis
merasa tertarik untuk mengambil refrensi teknik pengemasan program drama
yang telah penulis rancang dari program drama tersebut.
1.3.2 Hatimu Tak Sepedas Asinanku
Musdalifah (Adinda Azani) adalah seorang pedagang asinan yang ia beri
nama ―asinan setan‖. Musdalifah biasa dipanggil Ipah. Ketika Mami Indah
(maminya Erlan) ditinggal Erlan (Rendy Kjaernett) karena ada urusan dengan
Nada (Westny Dj), mantan pacarnya. Mami Indah terkena jambret, Ipah datang
menolong. Saat Erlan dan Nada datang kembali, ternyata Mami Indah udah gak
ada ditempat. Akhirnya ikut mengejar Ipah dan maminya. Erlan yang salah paham
itu langsung mencacimaki Ipah. Tetapi Mami Indah membela Ipah bahwa ia tidak
bersalah. Lalu mereka berkenalan.
Hatimu Tak Sepedas Asinanku adalah sebuah serial film televisi yang di
tayangkan di SCTV, penulis mengambil referensi program drama ini adalah
karena penulis ingin membuat sebuah drama televisi lepas dengan artian program
televisi yang penulis rancang bukanlah program drama televisi berseri atau
bersambung.
6
BAB II
KAJIAN PROGRAM
2.1 Kategori Program
Menurut Morissan (2008:209) ―kata Program Berasal dari programme
(Inggris) atau program (Amerika), yang berarti acara atau rencana‖. Acara atau
program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan atau yang diinginkan audiencenya.
Program yang ditayangkan stasiun televisi tidak harus diproduksi sendiri
melainkan dapat bekerja sama dengan pihak luar stasiun televisi, misalnya dengan
production house atau instansi pemerintah dan swasta. Pada umumnya pihak
perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi
berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton program tersebut.
Dari pengertian di atas penulis memahami bahwa program televisi atau
program acara yang ditayangkan di sebuah stasiun tv adalah untuk memenuhi
kebutuhan audiennya, baik kebutuhan hiburan maupun edukasi. Dalam
menciptakan sebuah program televisi penulis mengkaji beberapa hal, adapun
penyusunan dan perancangan penentuan program televisi ini sudah di sesuaikan
dengan target audiennya.
Jenis program atau kategori program terbagi menjadi dua (Morissan,
218-223), yaitu :
1. Program Informasi
2. Program Hiburan
6
7
Menurut Morissan (2008 : 218) memberikann pengertian bahwa
―program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien‖.
Kemudian Morissan (2008:223) juga mengatakan ―Program Hiburan
adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk
musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori
hiburan adalah drama, permainan, musik dan pertunjukan‖.
Dari dua jenis program atau kategori program tv yang telah disebutkan di
atas, program tv yang penulis buat termasuk kedalam program dengan kategori
hiburan karena memiliki tujuan menghibur audien dalam bentuk cerita.
2.2 Format Program
Menurut Irwanto, dkk (2014:45) ―format program adalah suatu program
yang dicirikan dan didominasi oleh elemen tertentu dalam suatu acara. Sejumlah
format program yang di kenal yaitu, program buletin berita, program variety
show, program drama, program musik dan sebagainya.‖
Terdapat format program di dalam kategori program televisi, adapun
morissan (2008:224) membuat gambaran jenis program dan format program
televisi sebagai berikut.
8
Gambar II.1 Bagan Program Televisi
Dalam tugas akhir ini penulis membuat sebuah program televisi dengan
format program drama (film televisi).
Menurut Morissan (2008:223) kata ―drama berasa dari bahsa yunani dran
yang berarti bertindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukan
yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau
beberapa orang tokoh yang di perankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan
emosi‖.
Format program televisi yang di pakai dengan kreatifitas imajinasi dari
kisah drama atau fiksi yang di rekayasa atau dikreasikan ulang. Format tersebut
9
merupakan interpretasi kisah kehidupan atau imajinasi yang diwujudkan dalam
suatu runtutan cerita sebuah adegan. Adegan penggabungan antara realitas
kehidupan dengan imajinasi para pembuatnya.
Program televisi yang termasuk dalam drama biasanya dikategorikan
dalam miniseri, film televisi atau drama seri terbatas. Di Indonesia, drama seri
biasanya mengangkat kisah kehidupan kaum urban yang penuh dengan
percintaan, persahabatan, dan konfilk sosial.
Dari penjelasan di atas format program televisi yang penulis buat adalah
format drama dalam bentuk film televisi.
2.3 Judul Program
Setelah menentukan format program, penulis dapat memilih judul yang
sesuai dengan program drama televisi ini. Judul berperan penting dalam sebuah
program, karena dari judul tersebut audien dapat mengingat sebuah acara.
Menurut Irwanto, dkk (2014:53), ―Setiap program yang dibuat sebaiknya
memiliki nama atau judul acara yang khas dan unik, yang diselaraskan dengan
sasaran pemirsanya‖.
Berangkat dari konsep drama keluarga, judul yang telah penulis siapkan
akan dapat mempengaruhi penonton untuk dapat tertarik menyaksikan drama
keluarga yang penulis buat. Adapun judul yang penulis pilih adalah ―Melogika
Rasa‖.
Penulis memilih judul tersebut karena penulis ingin membuat sebuah judul
yang mampu diingat oleh banyak orang, dengan sebuah judul yang singkat padat
dan jelas. Selain itu judul Melogika Rasa memiliki makna bahwa apa yang setiap
10
kita perbuat harusnya difikirkan menggunakan logika yg baik namun tidak boleh
menghilangkan rasa dalam pemikiran tersebut. Penulis juga memilih judul
tersebut karena ada banyak pesan yang ingin penulis sampaikan dalam drama
yang penulis buat.
2.4 Target Audiance
Membidik audien adalah unsur utama dari dibuatnya program tv, seorang
programmer harus paham betul apa yang sedang di sukai dan di gandrungi oleh
sebagian besar audien, saat ini pada praktisi televisi sudah memasuki era dimana
mereka tidak bisa membidik audien hanya berdasarkan fikirannya saja, para
praktisi harus faham betul perkembangan gaya hidup dan produk apa saja yang
sedang in di pasaran. Maka dari ini para broadcaster sangat perlu untuk
menganalisa audien berdasarkan beberapa hal di antaranya; segmentasi
demografis, segmentasi geografis, segmentasi psikografis.
Langkah langkah dalam melakukan dan mempelajari segmentasi audien
menurut Morissan (2008:180) sebagai berikut:
1. Segmentasi demografis
2. Segmentasi geografis
3. Segmentasi geodemografis
4. Segmentasi psikografis
Segmentasi demografis merupakan segmentasi yang didasarkan kepada
peta kependudukan; semisal usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga,
pendidikan tertinggi yang dicapai, pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan,
agama, suku dan sebagainya. Data seperti ini sangat dibutuhkan guna menganalisa
11
potensi audien yang tersedia disetiap area geografi yang dapat di jangkau.
(Morisan, 2008:181).
Dari sini penulis,dapat mengetahui bahwa sangat beragam audien yang
akan menjadi sasarandari program tg penulis buat, namun kita bisa
menganalisanya dalam beberapa hal, misal dari faktor usia, setiap berbedaan usia
sudah pasti berbeda- beda seleranya dalam menonton tayangan televisi, misalnya
beberapa televisi akan menayangkan program animasi di pagi hari karna biasanya
di pagi hari anak-anak suka menonton televisi, kemudian menempatkan program
drama di sore hari karna ini biasanya menjadi waktu para wanita ataupun ibu
rumah tangga untuk bersantai dan menonton TV. Kemudian dari segi pekerjaan,
audien biasanya beragam pekerjaannya dan penulis akan membaginya kedalam
dua golongan, yaitu golongan atas dan golongan bawah, dari sini penulis dapat
mengambil kesimpulan mereka yang berada di golongan atas biasanya lebih
menyukai program yang mendorong mereka untuk berfikir lebih dan menganalisa
lebih berbeda dengan audien dengan golongan bawah mereka akan memilih
program dengan tayangan yang mudah untuk mereka terima dan mereka pahami,
sama dengan faktor pendidikan biasanya audien yang memiliki pendidikan tinggi
akan memiliki lingkungan atau kelas sosial yang tinggi juga, bebeda dengan
audien yang hanya lulusan sekolah dasar lingkungan sosialnya pun pasti akan
tidak jauh berbeda.
Menurut Lloyd Warner dalan Morissan (2008:186) kelas sosial dapat
dibagi menjadi enam bagian, di antaranya; kelas atas-atas (A), kelas atas bagian
bawah (A), kelas menengah atas (B+), kelas menengah bawah (B), kelas bawah
bagian atas (C+), dan kelas bawah bagian bawah (C).
12
Dalam hal ini para penulis harus tegas dalam menentukan kelas mana yang
akan menjadi targetnya supaya memudahkan para pemasang iklan untuk
memasarkan produknya.
Kemudian segmentasi geografis, segmentasi ini membagi-bagi khalayak
audiennya berdasarkan jangkauan geografis. Pasar audien di bagi-bagi ke dalam
beberapa unit geografis yang berbeda yang mencakup suatu wilayah negara,
provinsi, kabupaten, kota hingga ke lingkungan perumahan.
Menurut Morissan (2008:187) biasanya audien di setiap wilayah berbeda-beda
karakternya, maka dari itu kita juga perlu menganalisa audien berdasarkan
geografisnya.
Segmentasi geodemografis, menurut Morissan (2008:188) ―segmentasi
geodemografis merupakan gabungan dari segmentasi geografis dan demografis.
Para penganut konsep ini percaya bahwa mereka yang menempati geografis yang
sama cenderung memiliki karakter-karakter demografis yang sama pula, namun
wilayah tempat tinggal mereka harus sesempit mungkin‖.
Contohnya, orang-orang yang sama-sama tinggal di daerah elit di suatu kota
cenderung untuk memiliki karaktersitik yang sama. Dengan kalimat lain, mereka
yang tinggal di daerah elit memiliki karakter yang berbeda dengan mereka yang
bertempat tinggal di kawasan perkampungan.
Segmentasi psikografis, psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup
dan kepribadian manusia. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Misalnya, seorang
wanita karir dan seorang wanita ibu rumah tangga tentu saja memiliki gaya hidup
yang berbeda yang mempengaruhi bagaiman mereka membelanjakan uang
13
mereka dan mempengaruhi kebutuhan mereka terhadap jenis program penyiaran.
(Morissan, 2008:189).
Selain segmentasi-segmentasi berdasarkan demografis, geografis dan
psikografis yang telah penulis jelaskan di atas, pemerintahan indonesia juga
mengatur jam tayang sebuah program televisi seperti yang sudah tertulis dalam
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Pedoman Siaran (P3SPS), di dalam
Pedoman Perilaku Penyiaran pasal 21 ayat 1 sampai dengan 5 menjelaskan;
(1) Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan penggolongan program
siaran berdasarkan usia dan tingkat kedewasaan khalayak di setiap acara.
(2) Penggolongan program siaran diklasifikasikan dalam 5 (lima) kelompok
berdasarkan usia, yaitu: a. Klasifikasi P: Siaran untuk anak-anak usia Pra-
Sekolah, yakni khalayak berusia 2-6 tahun; b. Klasifikasi A: Siaran untuk
Anak-Anak, yakni khalayak berusia 7- 12 tahun; c. Klasifikasi R: Siaran
untuk Remaja, yakni khalayak berusia 13 – 17 tahun; d. Klasifikasi D:
Siaran untuk Dewasa, yakni khalayak di atas 18 tahun; dan e. Klasifikasi
SU: Siaran untuk Semua Umur, yakni khalayak di atas 2 tahun.
(3) Lembaga penyiaran televisi wajib menayangkan klasifikasi program siaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas dalam bentuk karakter huruf
dan kelompok usia penontonnya, yaitu: P (2-6), A (7-12), R (13- 17), D
(18+), dan SU (2+) secara jelas dan diletakkan pada posisi atas layar
televisi sepanjang acara berlangsung untuk memudahkan khalayak
penonton mengidentifikasi program siaran.
(4) Penayangan klasifikasi P (2-6), A (7-12) atau R (13-17) oleh lembaga
penyiaran wajib disertai dengan imbauan atau peringatan tambahan
14
tentang arahan dan bimbingan orangtua yang ditayangkan pada awal
tayangan program siaran.
(5) Lembaga penyiaran radio wajib menyesuaikan klasifikasi penggolongan
program siaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pengaturan
tentang waktu siaran.
Dari sinilah penulis mengambil kesimpulan bahwa, membidik
audien adalah faktor utama yang membuat berhasil atau tidaknya sebuah
program yang di buat, jikalau seorang praktisi televisi jeli dalam melihat
peluang dan membaca selera audien maka praktisi tersebut telah sukses
dalam membuat sebuah program televisi, namun selain jeli dalam melihat
selera audien para praktisi juga di tuntut untuk mampu menaati peraturan
yang sudah di tetapkan pemerintah, hal ini dirasa cukup berguna karena
selain memenuhi kebutuhan audien akan hiburan para praktisi juga harus
mampu membuat sebuah tayangan yang dapat menjaga moralitas
masyarakat karena televisi adalah sebuah wadah media yang
menggunakan frekuensi siaran yang menjadi domain publik.
Di kesempatan kali ini penulis membuat drama televisi lepas atau
dikenal juga dengan FTV, dimana penulis membidik audien berdasarkan
segmentasi demografis masyarakat segmentasi geografis yang penulis tuju
adalah seluruh kota di Indonesia, mengapa demikian, karena sesuai dengan
tema yang penulis angkat yaitu dari sebuah kasus perceraian dimana hal
seperti ini sangat mungkin terjadi di kota-kota besar, karena tekanan
ekonomi dan hal lainnya yang memungkin seorang tertekan akan kerasnya
hidup di sebuah kota besar hal ini dirasa cukup mampu untuk memicu
15
adanya sebuah pertengkaran dalam hubungan rumah tangga, penulis
membidik audien di seluruh wilayah Indonesia karna penulis berharap
cerita yang penulis angkat kedalam drama televisi ini mampu menjadi
pelajaran bagi pemirsa. Penulis juga membidik audien melalui analisa
segmentasi menengah kebawah, dengan rentang umur 20 sampai dengan
40 tahun, berdasarkan psikografis seperti yang sudah penulis jabarkan di
atas, penulis membidik audien ibu rumah tangga karena memungkinkan
sekali untuk mereka menghabiskan waktu luang mereka dengan menonton
televisi.
Secara ringkas program drama televisi yang penulis produksi
dideskripsikan pada tabel di bawah ini :
Kategori Program : Hiburan
Media : Televisi
Format Program : Drama Televisi
Judul Program : Melogika Rasa
Durasi Program : 20 menit
Target Audience : - Umur :
Remaja ( 14 – 20 )
Dewasa(20–35)
Orang tua ( 36 – keatas)
Jenis Kelamin : laki-laki ,perempuan
Status Ekonomi Sosial : A. Menengah keatas
B. Menengah kebawah
Karakteristik Produksi : live record / Taping
Jam tayang + Alasan : 15.00 – 15.40 WIB
Alasan : Pada jam – jam tersebut para ibu – ibu dan anak
muda sedang bersantai di rumah.
16
2.5 Karakteristik Produksi
Suatu tayangan televisi atau program televisi umumnya bersifat
membujuk para audien untuk menonton tayangan tersebut dengan program-
program menarik yang audien sukai agar dapat merebut hati audien.
Menurut Djamal Dan Fachruddin (2011:151), ―siaran televisi
mempunyai dampak sangat luas bagi audien yang dapat mempengaruhi,
memprovokasi dalam hal positif dan negatif dan mengubah sikap seseorang. Salah
satu karakteristiknya adalah sifat persuasif‖.
Suatu tayangan di televisi umumnya bersifat membujuk para audien
untuk menonton tayangan tersebut dengan program-program menarik yang audien
sukai agar mampu merebut hati audien.
Sebelum proses produksi program acara pentingnya dimulai dari orang-
orang yang memiliki ide-ide atau gagasan. Ide atau gagasan tersebut nantinya
akan menghasilkan sebuah konsep yang ingin di kembangkan seperti program
acara apa yang nantinya akan di buat, ingin mengangkat hal apa yang layak untuk
disajikan kepada masyarakat.
Penting pula penentuan jumlah tim dalam proses pembuatan, serta hal-
hal lain yang di perlukan untuk mewujudkan program tersebut. Setelah
mematangkan ide atau gagasan, barulah memutuskan program acara apa yang
akan di produksi dengan menentukan bagaimanakah karakteristik program yang
akan di buat.
Berdasarkan pengertian dari yang sudah penulis jelaskan di atas, penulis
dan tim produksi sepakat membuat sebuah program drama televisi ―melogika
rasa‖ yang bersifat menghibur, mempengaruhi audien dengan pesan moral yang
17
terkandung, mampu membuat hati audien tergugah, lalu tergerak untuk
mengikutinya karena suatu tayangan yang di tonton bersifat persuasif.
Dalam proses produksi program drama televisi ―melogika rasa‖ ini
penulis memilih untuk memproduksi sendiri. Alasan tim memproduksi sendiri
agar penulis belajar mandiri dalam membuat suatu program acara, dan mengetahui
tahapan proses kerjanya.
Pada umumnya program drama televisi di tayangkan secara taping
berbeda dengan teater atau program non drama. Untuk pembuatan program drama
―melogika rasa‖ ini penulis memilih taping sebagai jenis penayangannya.
Jenis penayangan taping merupakan jenis penayangan yang disiarkan
tidak langsung, dengan kata lain melakukan tahap produksi atau shooting terlebih
dahulu, kemudian masuk kedalam tahap editing.
Penulis bertujuan membuat suatu tontonan yang baik untuk masyarakat
agar tujuan dan pesan moral yang ingin penulis sampaikan dapat di terima
masyarakat.
18
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1 Lembar Kerja Produser
Produser hanyalah sebuah kata, tetapi dalam dunia penyiaran dan film kata
produser terkandung makna kuat, daya tarik dan pengaruhnya pada
opengembangan karier dan nasib pekerja dan pelaku seni. Di dalam dunia industri
perfilman produser identik dengan bos, mereka yang memiliki banyak uang
memiliki hobby untuk mengorbitkan orang yang berbakat untuk menjadi pekerja
seni.
Menurut Utud (2017:4) ― produser bagai bos, selain memiliki banyak uang
ia juga pencipta karya seni (produk) yang dapat membuat banyak orang terhibur,
bahagia, sukses, sedih, marah, jengkel, dan bersahabat.‖
Menjadi produser berarti siap menghasilkan karya artistik yang dapat
memberikan kebahagiaan hiburan, informasi dan pendidikan kepada masyarakat.
Tidak hanya sekedar menghasilkan keuntungan, rating dan share yang baik.
Selain itu, menurut Irwanto, dkk (2014:187), berpendapat bahwa
―Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap semua aspek
keuangan dan administrasi di dalam suatu produksi film, juga menangani tahap
awal perencanaan produksi, distribusi, promosi dan periklanan.‖
18
19
Sedangkan menurut Javandalasta (2011:8), ―Produser adalah orang yang
memproduksi film, yaitu yang merumuskan suatu proyek film, menyusun dan
memimpin tim produksi agar proyek tersebut mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.‖
Dari beberapa kutipan yang sudah penulis terangkan di atas, penulis
mengambil kesimpulan bahwa produser adalah pemimpin tertinggi yang
bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan sebuah karya
dan juga orang yang mengatur segala strategi dari mulai proses pra produksi
hingga paska produksi. Produser juga dapat menjadi fasilisator terhadap
penggarap seni yang memiliki bakat untuk menciptakan sebuah karya yang
menarik dan dapat di nikmati banyak orang.
Dalam produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖ penulis memilih
bertanggung jawab sebagai produser, keputusan tersebut adalah keinginan dari
dalam diri penulis sendiri beralaskan beberapa pengalaman penulis menjadi
produser di beberapa tugas sebelumnya, serta pilhan penulis ini sudah di dukung
penuh oleh tim produksi.
Menurut morissan (2008:309), ―Proses produksi itu sendiri terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu tahap pra produksi atau perencanaan, tahap produksi dan
tahap pascaproduksi.‖
3.1.1 Pra Produksi
Menurut Javandalasta (2011:5) tahap pra produksi adalah proses
persiapan hal-hal yang menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah
film, seperti pembuatan jadwal shooting, penyusunan crew dan pembuatan
20
skenario.‖ Di dalam penyiaran, ada tiga tahapan utama yang sudah lumrah di
temukan di setiap pembuatan sebuah drama televisi maupun program lainnya.
Tahap pra produksi adalah proses persiapan hal-hal yang menyangkut
semua hal sebelum proses produksi sebuah film. Dalam pembuatan sebuah
program televisi tahapan pra produksi adalah proses yang sangat penting, proses
ini memiliki presentase paling dominan karna terciptanya sebuah karya yang
dapat di terima masyarakat pasti akan melewati tahap pra produksi yang amat
sangat panjang dan matang. Proses ini nantinya juga akan mempermudah tim
dalam proses produksi.
Menurut Morissan (2009:7)
―Tahapan pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari
pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar
(shooting). Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain
penuangan ide (gagasan) ke dalam outline penulisan skrip atau skenario,
storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production
meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang
mendukung proses produksi dan pascaproduksi.‖
Berdasarkan beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa pada
tahapan pra produksi ini penulis bekerjasama dengan tim, dan memperiapkan
segala sesuatu hal secara terancang terencana yang akan di perlukan saat proses
pembuatan program, untuk menghasilkan karya yang diinginkan.
Sebelum menjalani sebuah produksi, tahap awal yang harus di lalui adalah
penemuan ide atau gagasan yang dilakukan oleh semua tim untuk memberikan
usulan mengenai produksi yang akan dijalani.
Menurut Wibowo (2009:39) ―Penemuan ide tahapan ini dimulai ketika
seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan
21
naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah
sesudah riset.‖
Tahap Pra Produksi adalah semua kegiatan perancangan, persiapan dan
pematangan sebelum kita memuli sebuah produksi program televisi, di tahapan
inilah kita akan memulai dengan menemukan ide atau gagasan awal, sampai
dengan pengambilan gambar (shooting). Proses pra produksi yang penulis lakukan
sebagai seorang produser antara lain :
a. Rapat
Tahapan pertama yang penulis lakukan adalah rapat dengan tim,
penulis melakukan ini untuk menemukan ide – ide kreatif yang muncul
dari sutradara dan penulis naskah kemudian penulis membahas ide ini
lebih dalam lagi dan mengembangkan bersama tim sampai menjadi
sebuah cerita yang sudah disepakati oleh tim untuk di produksi.
b. Menyusun tim produksi
Dalam pembuatan sebuah program televisi tentu membutuhkan kerabat
kerja yang akan mendukung jalannya sebuah program televisi dari pra
produksi, produksi hingga pasca produksi. Segala permasalahan akan
di diskusikan bersama agar mencapai sebuah tujuan yang telah di
sepakati bersama. Dalam program drama televisi yang telah penulis
pilih ini memiliki beberapa kerabat kerja, diantaranya :
Nadiar Jasmine Winarso : Produser
Awan Budi Cahyadi : Sutradara
Arman Husni Abdillah : Penulis Naskah
Luthfi Rachmat Hidayat : Penata Artistik
22
Dimas Prasetyo : Penata Suara
Muhammad Nur Muslim : Penata Cahaya
Galih Bagas Yudian : Penata Kamera
Ricky Ardhy Handoko : Editor
c. Anggaran biaya
Dalam sebuah tahapan pembuatan program televisi tentu di butuhkan
anggaran guna melancarkan jalannya proses produksi, tak jarang, biaya
yang di butuhkan tidak sedikit. Setelah mendiskusikan dengan tim,
penulis membuat rincian biaya dari pra produksi, produksi dan paska
produksi. Setelah merinci segala kebutuhannya penulis mendapatkan
biaya Rp. 32.000.000 untuk pembuatan program drama ini, penulis
sepakat untuk mengeluarkan uang sebesar Rp. 4.000.000 rupiah
perkepala.
d. Casting Pemeran
Setelah ide cerita dan naskah sudah siap, penulis membuat open
casting dan di sebar di berbagai sosial media, penulis juga mencari
beberapa kandidat yang akan di casting oleh sutradara dan dilihat
sesuai atau tidak dengan karakter dalam tokoh yang sudah di rancang
oleh penulis naskah. Casting yang di adakan pada tanggal 1 Juni.
Penulis sempat mendapatkan beberapa kendala dalam mencari tokoh
Johan dalam drama yg penulis rancang. Setelah mendapatkan pemain
23
sesuai karakter yang sudah di tentukan, penulis dan sutradara
mengadakan reading dengan para pemain.
e. Survey Lokasi
Penulis melakukan survey lokasi yang berada di daerah Jati Bening
bersama dengan seluruh tim, hal ini penulis lakukan untuk
memudahkan tim menjalani produksi karna sudah tau betul bagaimana
lokasi yang akan di gunakan. Hal ini juga akan memudahkan penata
kamera, penata cahaya dan penata artistik untuk blocking kamera dan
lampu dan artistik membuat floor plan dan propertyapa saja yang di
butuhkan oleh penata artistik, karena lokasi yang kita gunakan
bukanlah tempat tinggal dari salah satu tim maka penulis mendatangi
RT, RW dan beberapa warga berpengaruh untuk meminta izin
shooting program drama televisi yang sudah penulis rancang.
f. Membuat Surat Ikatan Kerja Talent
Kontrak kerja merupakan bagian yang penting didalamnya terdapat
segala hak, kewajiban dan sanksi yang mengikat kedua belah pihak
tertera hitam di atas putih. Penulis membuat kontrak kerja agar bekerja
secara profesional, penulis membuat Surat Ikatan Kerja hanya
ditujukkan untuk pemain.
24
g. Pembuatan Shooting Schedule
Jadwal produksi ini berfungsi sebagai pedoman kerja semua pihak
dalam proses shooting agar segala hal terstruktur dnegan baik maka
jadwal produksi ini penting. Penulis memutuskan untuk memulai
produksi pada tanggal 4 Juni sampai dengan 7 Juni.
h. Persiapan Produksi
Dalam persiapan produksi penulis memastikan segala hal yang di
butuhkan ketika produksi sudah siap, seperti memastikan lokasi
shooting, membeli beberapa perlengkapan akomodasi yang di
butuhkan, penulis juga mempersiapkan transportasi untuk mengangkut
beberapa property yang di butuhkan, kemudian penulis juga melunasi
pembiayaan dengan beberapa vendor yang mendukung penulis dalam
melakukan produksi program drama kali ini. Dalam tahapan ini penulis
yang bertugas sebagai produser berusaha semaksimal mungkin untuk
menjadi fasilisator tim untuk memudahkan dalam produksi.
3.1.2 Produksi
Segala hal yang sudah di persiapkan ketika proses pra produksi akan di
realisasikan dalam tahap ini, maka kerjasama tim akan sangat berperan penting
dalam berhasil atau tidaknya proses produksi kali ini. Karena pada dasarnya
berhasil atau tidaknya sebuah proses produksi berpengaruh juga terhadap hasil
akhir.
25
Menurut Javandalasta (2011:23), ― Produksi adalah proses pengambilan
gambar. Disini semua unsur teknis dan kreatif (naskah, aktor, sinematografi,
suara, dan lain-lain) bergabung di bawah pengawasan kreatif sutradara.‖
Menurut Morissan (2009:271) ―Tahap produksi adalah seluruh kegiatan
pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio, proses ini di
sebut juga dengan taping.
Menurut Wibowo (2007:271) ―sesudah perencanaan dan persiapan selesai
betul pelaksanaan produksi di mulai, sutradara bekerja sama dengan para artis dan
crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan
(shooting Script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.‖
Dari beberapa kutipan yang sudah penulis tuliskan di atas, penulis menarik
beberapa kesimpulan, bahwa ditahapan ini lah eksekusi pertama untuk
merealisasikan segala rancangan yang sudah di siapkan pada tahap pra produksi,
dalam tahapan ini pula penulis melakukan beberapa hal penting, di antaranya :
a. Konsumsi
Untuk menunjang kinerja tim dalam tahapan ini, penulis selaku produser
menyiapkan konsumsi untuk tim setiap harinya selama 4 hari shooting,
penulis bekerja sama dengan pemilik lokasi untuk menyiapkan konsumsi
untuk tim.
b. Memantau shooting schedule
Selama proses produksi produser mengecek shooting schedule setiap
harinya apakah berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah di rancang atau
26
over time. Sebagai produser penulis selalu mengingatkan kepada tim untuk
lebih semangat lagi agar tidak terjadi over time.
c. Briefing Produksi dan Evaluasi Produksi
Sebelum shooting di mulai produser mengadakan briefing agar proses
produksi berjalan dengan lancar, dan setelah shooting penulis melakukan
evaluasi terhadap kendala selama produksi berlangsung dan menemukan
jalan keluarnya bersama-sama.
Menurut Morissan (2008:310) briefing dan evaluasi sangat perlu dilakukan
setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan, karena jika terjadi
kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.‖
Dengan adanya briefing dan evaluasi sangat membantu penulis dan tim
untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada saat shooting
berlangsung. Evaluasi yang penulis lakukan bersama crew lebih mengarah
kepada sharing dan kembali mengungkapkan kekurangan masing –
masing jobdesk. Rapat evaluasi penulis laksanakan setelah produksi untuk
meningkatkan kinerja tim di hari berikutnya.
d. Pengecekan alat
Setelah proses produksi selesai penulis kembali mengecek setiap alat agar
tidak ada yang kurag, rusak ataupun hilang.
27
3.1.3 Pasca Produksi
Setelah segala proses produksi selesai, tahap berikutnya adalah paska
produksi dimana pada tahap ini hasil gambar yang sudah di hasilkan ketika
produksi akan di gabungkan hingga menjadi sebuah karya yang indah.
Menurut Morissan (2009:271) ―Tahap paska produksi adalah semua
kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan
siap disiarkan atau di putar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca
produksi antara lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek dan
lain-lain.‖
Selain itu Javandalasta (2011:6) mengatakan, ―Paska produksi adalah
proses finishing sebuah film sampai menjadi sebuah film yang utuh dan mampu
menyampaikan sebuah cerita atau pesan kepada penontonnya.‖
Bedasarkan sumber di atas, penulis menyimpulkan bahwa tahapan paska
produksi adalah tahap dimana seorang editor merangkai rangkaian hasil produksi
menjadi sebuah video atau karya yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
Kegiatan selanjutnya adalah editing gambar dengan memberikan beragam
efek, ilustrasi musik, soundtrack, dan lain-lain agar menjadi sebuah program
drama televisi yang utuh dan mampu menyampaikan sebuah cerita dan pesan
kepada penonton.
Dalam proses paska produksi produser, penulis naskah, sutradara harus
menatau proses editing agar tidak keluar dari jalur konflik yang telah dibuat oleh
28
penulis naskah dan persetujuan tim, produser juga dapat membantu apabila terjadi
suatu masalah terhadap proses editing.
Saat masa paska produksi merupakan tahap akhir dari suatu proses
penciptaan karya tim, sebagai priduser selain memonitoring kerja editor yang di
dampingi sutradara, penulis menyediakan kebutuhan yang di perlukan saat proses
editing.
Selama proses kerja penyuntingan gambar penulis selaku produser juga
bekerja keras menyusun proposal dalam bentu laporan yang di lakukan dan
merevisi kembali. Untuk hasil akhir penulis sebagai produser tidak menyewa
tempat editing. Dikarenakan editor sudah mempunyai seperangkat alat editing.
Lalu penulis menyediakan DVD, untuk laporan akhir dan pembuatan hard cover.
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser
Menjadi seorang produser tentu tidak mudah, karena harus memegang
tanggung jawab yang sangat besar. Segala sesuatunya harus difikirkan dan
diperhitungjan secara matang.
Produser sangat berperan dan bertanggung jawab terhadap jalannya
produksi, mulai dari pra produksi, produksi hingga paska produksi.
Menurut Karsito (2008:57) menyebutkan produser adalah seorang sineas
profesional yang membuat film. Memiliki wewenang dan tanggung jawab
secara manajemen dan artistik terhadap proses produksi sebuah karya film,
meliputi penentuan ide cerita, penulisan skenario, sutradara, tim kreatif
(kru) dan pemain (artis). Merancang produksi, promosi, pemasaran dan
menyusuk anggaran. Memberikan panduan (arahan) kepada manajer
produksi / pimpinan produksi, beserta seluruh staf produksi dibawahnya.
Meletakkan dasar-dasar strategi bagi pelaksanaan produksi dan
29
pengelolaan produksi (administrasi) mendapatkan laporan dari semua
departemen (progress report).
Pada produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖ ini produser melakukan
tanggung jawab dalam beberapa hal antara lain :
a. Menjadi fasilisator dan menyiapkan segala kebutuhan produksi
b. Membantu memberikan saran saat penciptaan ide
c. Melakukan survei lokasi
d. Mencari pemain
e. Membuat surat kerja sama
f. Membuat anggaran biaya
g. Membuat jadwal shooting
h. Mengawasi saat produksi
i. Mengawasi proses editing
j. Membuat desain produksi
k. Menjadi penengah dalam suatu masalah.
3.1.5 Proses Penciptaan Karya
Penulis akan menjelaskan proses penciptaan karya terdiri dari :
3.1.5.1 Konsep Kreatif
Pada tahap ini seorang produser adalah pemimpin rapat untuk mengambil
keputusan apa yang akan di ambil setelah menerima banyak ide dan masukan dan
akhirnya tim memutuskan untuk mengangkat cerita ―Melogika Rasa‖ yang di
adaptasi dari kisah nyata kerabat penulis. Dalam pembuatan karya tugas akhir
penulis menciptakan sebuah karya televisi yang bergenre drama keluarga tentang
30
broken home dalam format acara drama televisi, dengan cerita yang diharapkan
mampu menarik penonton dan mendidik dengan pesan yang terkandung dalam
program tersebut.
3.1.5.2 Konsep Produksi
Untuk memproduksi sebuah program drama televisi tentu tidak lah mudah.
Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik, terlebih dahulu harus membuat
konsep produksi.
Sebagai seorang produser, penulis mempunyai konsep produksi yang
sudah di persiapkan secara matang, namun terkadang konsep yang telah di buat
belum tentu dapat terlaksana dengam baik karena adanya hambatan. Namun pada
produksi drama televisi yang penulis buat ini seluruh kerabat kerja sudah
menjalankan tugas sesuai dengan jobdesknya. Selama jalannya produksi produser
mengontrol jalannya produksi, seperti mengontrol jadwal yang sudah di tetapkan
dan mengkoordinasikan setiap hal yang terjadi di lapangan dengan tim inti,
menyiapkan segala keperluan saat produksi.
Karena kami bukan terdiri dari suatu badan industri selama proses yang
dijalankan mulai pra produksi hingga pasca produksi penulis berusaha
semaksimal mungkin untuk membuat rincian dana yang akan terpakai sehingga
dapat memanfaatkan dana sebaik mungkin agar mencapai tujuan yang sudah di
sepakati bersama.
31
3.1.5.3 Konsep Teknis
Dalam produksi program drama televisi kali ini penulis berusaha
memanfaatkan dana yang ada supaya tidak terjadi kekurangan hingga akhir atau
paska produksi, seperti mempersiapkan peralatan yang akan di gunakan,
memantau dan menjaga barang – barang baik yang di sewa maupun milik pribadi,
agar kebutuhan barang tetap terkontrol dengan equipment list selama shooting.
Penulis juga memberikan jadwal yang sudah di sepakati agar semuanya
terstruktur.
Konsep teknis dalam produksi di antaranya menggunakan 1 unit kamera, 2
unit kinoflo, 1 unit dedo light, 1 unit HMI, 3 unit clip on, 1 unit boom mic, 5 HT,
dan pelengkap kamera lainnya.
3.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Ketika memproduksi suatu program drama televisi tentu tidak terlepas dari
kendala. Berbagai kendala pasti datang dan dapat berakibat fatal bila tidak
ditangani dengan segera. Begitu juga dengan proses produksi, terdapat beberapa
kendala yang di hadapi penulis ketika pra produksi, produksi hingga paska
produksi. Adapun kendala dan solusi produksi meliputi :
1. Pra produksi
Kendala pertama pada pra produksi adalah pada saat menentukan
cerita yang akan di angkat, karena penulis memiliki beberapa refrensi
cerita, disaat itu penulis sempat bimbang menetukan cerita yang tepat
untuk program drama, namun akhirnya setelah melalui beragam
32
musyawarah akhirnya penulis dan tim sepakat mengambil cerita
―Melogika Rasa‖ yang penulis adaptasi dari pengalaman hidup kerabat
penulis.
Kendala kedua adalah menentukan jadwal produksi, karena penulis
salah memprediksi jadwal dari kampus maka penulis sempat
mengalami beberapa kesulitan dalam menentukan jadwal shooting
―Melogika Rasa‖ solusinya adalah setelah melalui musyawarah
bersama penulis sepakat menentukan jadwal produksi pada tanggal 4
sampai dengan 7 Juni 2018.
Kendala ketiga adalah saat menentukan talent, karena dalam program
drama ―Melogika Rasa‖ membutuhkan karakter Johan seorang laki-
laki berumur 50 tahun maka penulis cukup mengalami beberapa
kesulitan untuk mendapatkan talent yang sesuai dengan cerita yang
sudah penulis dan tim siapkan. Akhirnya setelah mencari-cari
informasi ke banyak orang, penulis mendapatkan pemeran Johan
dalam program drama penulis.
2. Produksi
Kendala pertama pada saat produksi adalah waktu produksi yang
molor dikarenakan beberapa hal, hal utamanya adalah dikarenakan
lokasi shooting yang penulis pakai adalah komplek perkampungan,
ketika penulis sedang take banyak sekali yang melewati set hal itulah
33
yg membuat waktu produksi jadi molor, solusinya penulis mengadakan
evaluasi agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Kendala kedua adalah pada saat produksi penulis menggunakan genset
yang di letakkan di rumah salah satu warga dekat lokasi shooting
penulis, hal itu menyebabkan penulis tidak bisa melakukan shooting di
atas jam 6 sore. Selain itu penulis tidak bisa melakukan shooting di
atas jam 5 sore karena suara tilawah di masjid bocor ke clip on yang
penulis gunakan.
3. Paska Produksi
Kendala pada proses paska produksi ini adalah penulis sempat sedikit
bingung mencari perangkat komputer yang mendukung proses paska
ini, namun akhirnya setelah melewati beberapa proses dan
musyawarah bersama maka penulis menemukan solusinya.
34
Lembar Kerja Produser
1. Konsep Produser
2. Working Schedule
3. Breakdown Budgeting
4. Shooting Schedule
5. Call Sheet
6. Daily Production
35
3.1.7 Lembar Kerja Produser
3.1.7.1 Konsep Produser
Awal mula keberhasilan sebuah program drama adalah dari
penentuan ide cerita yang kuat yang akhirnya di kembangkan
kedalam sebuah konsep cerita, inilah tahapan terberat yang harus
penulis lakukan, karena ada banyak aspek yang menjadi
pertimbangan penulis sehingga karya yang penulis hasilkan
mampu diingat dan diterima oleh masyarakat. Seperti yang kita
tahu bahwa penulis harus melewati tiga tahapan yaitu pra produksi,
produksi, dan paska produksi. Dan di dalam tahapan produksi
inilah hal yang paling penulis perhatikan sehingga penulis mampu
melaksanakan setiap prosesnya dengan baik.
Konsep atau ide cerita tersebut yang nantinya akan
dikembangkan kedalam sebuah skenario yang kemudian di
visualisasikan melalui beberapa proses sesuai dengan keahlian dan
passion yang di miliki oleh penulis dan tim, dalam hal ini proses
ini pun menentukan. Semakin baik penulis memilih orang yang
memiliki passion yang tinggi terhadap jobdesknya masing-masing
maka presentase keberhasilan program televisi yang penulis
rancang tinggi.
Dalam pembuatan program drama televisi ini sebagai karya
tugas akhir yang akan di buat dengan skill atau kemampuan
36
masing-masing untuk dituangkan kedalam sebuah karya secara
profesional.
Seperti pada program drama televisi ―Melogika Rasa‖,
penulis naskah membuat cerita tentang seorang ayah yang
membesarkan putrinya seorang diri setelah ditinggal pergi sang
istri untuk bekerja di luar negeri, namun hal ini tidak membuat
sang putri menjadi anak yang di luar batas, sang ayah telah sukses
mendidik sang anak sehingga memiliki rasa kasih sayang yg luar
biasa terhadap sang ayah.
Tugas penulis dalam hal ini adalah menentukan cerita yang
akan di angkat menjadi sebuah drama televisi, kemudian mengatur
keuangan yang dibutuhkan, mencari keperluan pendukung
produksi, mencari lokasi untuk produksi, memastikan konsumsi
untuk tim produksi, dan juga menyiapkan segala kebutuhan hingga
paska produksi.
37
3.1.7.2 Working Schedule
Production Company : NG Pictures Produser : Nadiar Jasmine Winarso
Project Tittle : Melogika Rasa Sutradara : Awan Budi Cahyadi
Durasi : 22 Menit
Tabel III.1 Working Schedule
No Aktifitas
Target Minggu
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
Pra Produksi
Pembentukan Tim Produksi
2 Penemuan Ide Cerita
3 Mencari Refrensi
4 Penyerahan Konsep
5 Penetuan konsep
6 Mebuat premis, ide cerita dan sinopsis
7 Pengembangan Scene Plot
8 Pengembangan skenario
38
9 Skenario selesai
10 Bedah Naskah
11 Membuat breakdown alat, properti
12 Mencari Talent
13 Mencari Lokasi shooting
14 Mencari Properti
15 Booking Lokasi
16 Booking Alat
17 Membuat Schedule shooting
18 Reading Bersama Talent
19 Mengecek segala Kebutuhan produksi
20 rehearsal take scene
21
Produksi Shooting
22 Shooting
39
23 Shooting
24 Shooting
25 Evaluasi Produksi
26
Pasca Produksi
Editing Offline
27 Editing Offline
28 Penyerahan Editing Offline
29 Editing Online
30 Editing Online
31 Membuat Laporan Tugas Akhir
32 Penyerahan Tugas Akkhir
40
3.1.7.3 Budgeting
Production Company : NG Pictures Produser : Nadiar Jasmine Winarso
Project Tittle : Melogika Rasa Sutradara : Awan Budi Cahyadi
Durasi : 22 Menit
Tabel III.2 Budgeting
No. Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1 Transportasi 1 Rp 50.000
2 Konsumsi Rp 50.000
3 Print Naskah Rp 50.000
Total Rp 150.000
Produksi
4 Sewa Mobil Bak 600.000
5 Transportasi 400.000
6 Tol 200.000
7 Sewa Rumah Untuk Genset 150.000
8 Jasa Art 3 600.000
9 Jasa Lighting 1 2.000.000
10 Makan 4 hari 1.300.000
total 5.250.000
Teknis
41
11 C200 Body 1 x 4 hari 1.200.000 4.800.000
12 Lensa 16-35 1 x 4 hari 150.000 600.000
13 Lensa 50mm 1 x 4 hari 150.000 600.000
14 Matte box 1 x 4 hari 100.000 400.000
15 Follow Focus 1 x 4 hari 50.000 200.000
16 Base Plate 100.000 400.000
17 Tripod Set 250.000 1.000.000
18 Kinoflo 2 x 4 150.000 1.200.000
19 Dedolight 150 watt 1 x 4 250.000 1.000.000
20 c-Stand + arm 8 x 4 20.000 640.000
21 Klem Buaya 5 x 4 10.000 200.000
22 Magic Arm 2 x 4 20.000 160.000
23 Extra Perlenght free
24 Extra Sandbag Free
25 Zoom H6N 1 x 4 150.000 600.000
26 Boom Mic Sennheiser Mkh 416 1 x 4 150.000 600.000
27 Wireless Clip On Sennheiser G3 2 x 4 100.000 800.000
28 Poly Black and White 2 x 1 55.000 110.000
29 Crew 1 x 4 250.000 1.000.000
30 Headphones Sennheiser HD202 1 x 4 15.000 60.000
31 HMI 575 ff 1 x 4 hari 200.000 800.000
32 HMI 200Parlight 1 x 4 hari 250.000 1.200.000
42
33 Inky 300 watt 2 x 4 40.000 320.000
34 Genset + bbm 1 x 4 750.000 3.000.000
35 Led 600 watt 2 x 4 200.000 1.600.000
total 21.290.000
artistik
36 Rumah 1 x 4 3.000.000
37 Lampu 2 370.000
38 Sofa 1 x 4 hari 500.000
39 Wadrobe 600.000
40 Frame 431.000
41 Gerobak 500.000
42 Lakban
43 Hitam 2 8000 16.000
44 Putih 1 10.000
45 Merah 2 10000 20.000
46 3M 2 35000 70.000
47 Solasi 1 10.000
48 Sarung Tangan 4 5000 20.000
49 Tali Tis 2 25000 50.000
50 Paku 10 1000 10.000
51 Bohlam 2 25000 50.000
52 Cetak Photo 10 500.000
43
total 6.157.000
Pasca Produksi
53 Rekaman Soundtrack 600.000
54 Makan 200.000
55 Talent 3 x 4 500.000 4.500.000
56 Cetak Dispro 1 500.000
57 Hard Cover 150.000
58 Materai 6000 16 6000 128.000
total 6.078.000
59 tak terduga 260.000
Rp 39.185.000
Discount Alat 7.185.000
Rp 32.000.000
44
Tahap Pra Produksi : 150.000
Tahap Produksi : 25.512.000
Tahap Pasca Produksi : 6.078.000
Grand Total : 32.000.000
Patungan per anak : 4.000.000
45
3.1.7.4 Shooting Schedule
Production Company : NG Pictures Produser : Nadiar Jasmine Winarso
Project Tittle : Melogika Rasa Sutradara : Awan Budi Cahyadi
Durasi : 22 Menit
Tabel III.3 Shooting Schedule
No. Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1
Selasa, 5 Juni 2018
06.30 - 07.00 Crew Call
2 07.00 - 07.30 Persiapan Shooting
3 07.30 - 07.35 Briefing Crew
4 07.35 12.00 Pengambilan Gambar
5 12.00 - 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan
6 13.00 -15.00 Pengambilan Gambar
7 15.00 - 15.20 Istirahat dan Sholat
8 15.20 - 17.00 Pengambilan Gambar
9 17.00 - 18.00 Evaluasi
10 18.00 Break Shooting day 1
11
Rabu, 6 Juni 2018
06.30 - 07.00 Crew Call
12 07.00 - 07.30 Persiapan Shooting
13 07.30 - 07.35 Briefing Crew
14 07.35 12.00 Pengambilan Gambar
15 12.00 - 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan
16 13.00 -15.00 Pengambilan Gambar
17 15.00 - 15.20 Istirahat dan Sholat
18 15.20 - 17.00 Pengambilan Gambar
19 17.00 - 18.00 Istirahat dan Sholat
20 18.00 - 21.00 Pengambilan Gambar yang kurang di hari pertama
21 21.00 Break Shooting day 2
46
22
Kamis, 7 juni 2018
06.30 - 07.00 Crew Call
23 07.00 - 07.30 Persiapan Shooting
24 07.30 - 07.35 Briefing Crew
25 07.35 12.00 Pengambilan Gambar
26 12.00 - 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan
27 13.00 -15.00 Pengambilan Gambar
28 15.00 - 15.20 Istirahat dan Sholat
29 15.20 - 17.00 Pengambilan Gambar
30 17.00 - 18.00 Evaluasi
31 18.00 Break Shooting day 1
32
Jum'at
06.30 - 07.00 Crew Call
33 07.00 - 07.30 Persiapan Shooting
34 07.30 - 07.35 Briefing Crew
35 07.35 12.00 Pengambilan Gambar
36 12.00 - 13.00 Istirahat, Sholat dan Makan
37 13.00 -15.00 Pengambilan Gambar
38 15.00 - 15.20 Istirahat dan Sholat
39 15.20 - 17.00 Pengambilan Gambar
40 17.00 - 18.00 Evaluasi
41 18.00 - 23.30 Prepare Pulang
42 23.30 - 03.00 Pengembalian alat ke rental
43 03.00 Produksi Selesai
47
3.1.7.5 Daily Report
Production Company : NG Pictures Produser : Nadiar Jasmine Winarso
Project Tittle : Melogika Rasa Sutradara : Awan Budi Cahyadi
Durasi : 22 Menit
Day 1, 5 Juni 2018
Tabel III.4 Daily Report
Keterangan Terjadwal Terlaksana
Peran Usia On Set Pulang/Inap
Crew Call 06.00 06.30
Johan 50 Tahun 07.00 Inap
1st Make Up 06.30 06.30
Tukang Sayur 23 Tahun 07.00 Inap
1st costume call 07.00 07.00
Bima 24 Tahun 07.00 Inap
Makan Pagi 07.00 07.00 Makan Siang 12.00 12.00 Makan Malam 19.00 19.00
Memori Terpakai Selasa, 5 Juni 2018 Transfer Kapasitas 1x 128Gb
48
Day 2, 6 Juni 2018
Tabel III.5 Daily Report
Keterangan Terjadwal Terlaksana
Peran Usia On Set Pulang/Inap
Crew Call 06.00 06.30
Johan 50 Tahun 07.00 Inap
1st Make Up 06.30 06.30
Bunga 25 Tahun 07.00 Pulang
1st costume call 07.00 07.00
Bima 24 Tahun 07.00 Inap
Makan Pagi 07.00 07.00
Pegawai Bank 24 Tahun 10.00 Pulang
Makan Siang 12.00 12.00
Makan Malam 19.00 19.00
Memori Terpakai
Rabu, 6 Juni 2018 Transfer Kapasitas
1x 128Gb
49
Day 3, 7 Juni 2018
Tabel III.6 Daily Report
Keterangan Terjadwal Terlaksana
Peran Usia On Set Pulang/Inap
Crew Call 06.00 06.30
Johan 50 Tahun 07.00 Inap
1st Make Up 06.30 06.30
Bunga 25 Tahun 07.00 Pulang
1st costume call 07.00 07.00
Bima 24 Tahun 07.00 Inap
Makan Pagi 07.00 07.00
Bunda 40 Tahun 10.00 Pulang
Makan Siang 12.00 12.00 Makan Malam 19.00 19.00
Memori Terpakai Rabu, 6 Juni 2018 Transfer Kapasitas 1x 128Gb
50
Day 3, 7 Juni 2018
Tabel III.7 Daily Report
Keterangan Terjadwal Terlaksana
Peran Usia On Set Pulang/Inap
Crew Call 06.00 06.30
Johan 50 Tahun 07.00 Inap
1st Make Up 06.30 06.30
Bunga 25 Tahun 07.00 Pulang
1st costume call 07.00 07.00
Bima 24 Tahun 07.00 Inap
Makan Pagi 07.00 07.00
Makan Siang 12.00 12.00 Makan Malam 19.00 19.00
Memori Terpakai Rabu, 6 Juni 2018 Transfer Kapasitas 1x 128Gb
51
3.1.7.6 Call Sheet
Production Company : NG Pictures Produser : Nadiar Jasmine Winarso
Project Tittle : Melogika Rasa Sutradara : Awan Budi Cahyadi
Durasi : 22 Menit
Tabel III.8 Call Sheet
Crew
No. Nama Jabatan No. Hp
1 Nadiar Jasmine Winarso Produser 083819901660
2 Awan Budi Cahyadi Sutradara 085921407700
3 Arman Husni Abdillah Penulis Naskah 085885999928
4 Galih Bagas Yudian D.O.P 085714648459
5 Muhammad Nur Muslim Chief Lighting 089504316286
6 Dimas Prasetyo Chief Audio 081316366184
7 Luthfi Rachmat Yuliansyah Art Director 087783098270
8 Ricky Ardhy Handoko Editor 081381964913
Talent
No. Nama Peran Sebagai No. Hp
1 Pras Johan 085693287149
2 Firda Anggraeni Bunga 085856700111
3 Ricky Ardhy Handoko Bima 081381964913
4 Muhammad Ichsan Pegawai Bank 089639253135
5 Akbar Permana Dewa Pegawai Bank 085810524185
6 Irene Librawati Bunda 081317491971
52
3.2 Proses Kerja Sutradara
Menurut Naratama (2013 : 16) menyimpulkan bahwa :
Director adalah seseorang yang mempunyai profesi menyelenggarakan produksi, mulai dari
menganalisis naskah, mengkreasi rekayasa artistik, memindahkan bahan tulisan ke bahasa visual,
memimpin kerabat kerja televisi di berbagai bidang atau profesi, seperti penata kamera, penata
lampu dan lain – lain, hingga menjadi tontonan berbobot dan dapat dinikmati.
Kemudian Naratama (2013 : 16) menjelaskan bahwa, ―Sutradara televisi adalah seorang yang
meyutradarai program acara televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari pra hingga pasca produksi
baik untuk drama maupun non drama dengan lokasi studio (indoor) maupun alam (outdoor), dan
menggunakan sistem produksi single dan atau multi-camera.‖
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sutradara televisi adalah orang yang mempunyai
profesi menyelenggarakan sebuah produksi program televisi baik drama mau pun non drama serta
bertanggung jawab dalam tiap tahapan dari produksi tersebut. Mulai dari pra produksi, produksi hingga
pasca produksi.
Maka dari itu, penulis sebagai sutradara dalam produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖
berkontribusi dalam pengembangan ide cerita, proses bedah naskah, memimpin produksi hingga
mendampingi editor ketika memasuki tahap editing.
3.2.1 Pra Produksi
Menurut Achmad (2012 : 38) menjelaskan bahwa:
Di tahap pra produksi, sutradara harus mampu memimpin semua kru untuk dapat
mempersiapkan amunisi perang dengan maksimal. Di tahap ini sutradara harus bisa benar –
benar membangun kerangka yang kokoh agar tahapan berikutnya dapat berjalan dengan baik.
Pra produksi yang matang erat kaitannya dengan kualitas film. Semakin matang persiapannya
semakin baik hasilnya.
Menurut Naratama (2013 : 47) mengatakan bahwa, ―Dalam persiapan produksi atau pra
produksi,ada tiga orang juru kunci yang sangat berpengaruh dalam penentuan pelaksanaan produksi.
Mereka adalah produser, sutradara dan penulis naskah.‖
Untuk menciptakan sebuah tayangan yang baik dan memenuhi target yang direncanakan,
harus ada keselarasan hubungan antara sutradara, produser dan penulis naskah. ada beberapa hal yang
dapat dijadikan petimbangan untuk mencari titik kesamaan atau keselarasan antara ketiga korporasi
53
tersebut. Diantaranya adalah selera yang sama, kombinasi latar belakang dan satu tujuan (Naratama.
2013 : 54).
Dari ketiga penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa sutradara adalah salah satu orang yang
memiliki pengaruh besar dalam penentuan pelaksanaan produksi. Seorang sutradara harus mampu
membangun kerangka yang baik sebelum melakukan produksi, karena persiapan yang matang akan
berbanding lurus dengan hasil karya.
Selain itu pada tahap pra produksi, penulis bersama produser serta penulis naskah berkerja
sama dalam proses pengembangan ide cerita, yang mana sebelumnya sudah disetujui oleh dosen
pembimbing. Dimulai dari penentuan tema, premis, sinopsis hingga proses penyusunan naskah yang
membutuhkan waktu yang cukup lama akhirnya penulis bersama tim sepakat untuk mengerucut pada
satu judul yaitu ―Melogika Rasa”.
Terdapat beberapa hal yang harus di lakukan oleh sutradara pada tahap pra produksi menurut
Suhariyadi (2014 : 159 – 166). Diantaranya adalah :
1. Analisis Dasar
Analisis dasar adalah telaah struktur naskah drama. Unsur-unsur pokok yang harus
dianalisis oleh sutradara adalah sebagai berikut.
a) Pesan Lakon.
b) Konflik dan Penyelesaian
c) Karakter Tokoh.
d) Latar Cerita.
Dalam tahap ini penulis selaku sutradara adalah orang pertama yang harus memahami
naskah. dari pemahaman tersebut maka selanjutnya penulis membuat breakdown atau rincian
elemen apa saja yang termuat di dalam naskah yang nantinya akan menjadi kebutuhan visual dari
54
naskah tersebut. Mulai dari karakter, pemahaman tiap babak cerita hingga latar yang akan
digunakan pada tiap adegan.
2. Interpretasi Naskah
Menurut Suhariyadi (2014 : 160) menyatakan bahwa, ―Dalam proses interpretasi ini hasil
analisis dasar mengalami penyesuaian artistik yang digagas oleh sutradara. Proses ini bisa disebut
sebagai proses asimilasi (perpaduan) antara gagasan kreatif sutradara dan pengarang dalam
karyanya.‖
Sesuai dengan pernyataan di atas, seorang sutradara pastinya mempunyai sebuah gagasan
kreatif khususnya dalam hal visualisasi. Baik dari latar, pembawaan karakter oleh pemeran
maupun konsep penyajiannya.
Maka dari itu penulis wajib membuat sebuah director treatment. Yaitu konsep visual
yang dibuat sutradara berdasarkan apa yang telah tertulis di skenario yang nantinya akan
dibagikan dan jelaskan kepada seluruh divisi agar visi sutradara dapat diwujudkan secara
maksimal (Achmad, 2012 : 37).
Bersamaan dengan itu, penulis selaku sutradara malakukan dekupase bersama DOP
melalui arahan dosen pembimbing teknis. Dekupse merupakan proses pemecahan scene menjadi
serangkaian shot yang terusun menjadi sebuah shot list. Dalam hal ini pemahaman penulis terkait
cinematography tentunya sangat dibutuhkan, tujuannya iyalah menciptakan satu kesinambungan
visualisasi dari naskah tersebut.
3. Casting
Casting dilakukan untuk menemukan karakter yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
cerita. Suhariyadi (2014 : 162 - 163) mengemukakan, ―Casting adalah pemilihan peran (pemain),
merupakan salah satu tugas sutradara yang juga mesti dilakukan dengan berbagai pertimbangan.‖
Teknik Casting menurut Suhariyadi dalam Waluyo (2014 : 163 -164), adalah :
a. Casting by ability; pemilihan pemeran berdasarkan kecakapan atau kemahiran yang sama
atau mendekati peran yang dibawakan.
b. Casting by type; pemilihan pemeran berdasarkan kecocokan fisik pemain.
55
c. Anti type casting; pemilihan pemeran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang
dibawakan. Sering pula disebut educational casting karena bermaksud mendidikan
seseorang memerankan watak dan tokoh yang berlawanan dengan wataknya sendiri dan
ciri fisiknya sendiri.
d. Casting to emotional temperament; pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan
pribadi calon pemeran. Mereka yang mempunyai banyak kecocokan dengan peran yang
dibawakan dalam hal emosi dan temperamennya, akan terpilih membawakan tokoh itu.
e. Therapeutic casting; pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan terhadap
ketidak-seimbangan psikologis dalam diri seseorang. Bisanya watak dan temperamen
pemeran bertentangan dengan tokoh yang dibawakan.
Dalam proses pencarian calon pemeran, langkah pertama yang penulis lakukan
adalah membuat flyer yang berisi kriteria beberapa pemeran yang di butuhkan, baik secara
fisik maupun psikis. Selanjutya penulis dan seluruh kru mengunggah flyer terebut kedalam
akun media sosial masing. Hal ini ditujukan untuk mempercepat proses pencarian calon
pemeran mengingat waktu yang dimiliki untuk melakukan proses produksi sangat terbatas,
Setelah mendapat rekomendasi dari beberapa relasi, penulis mulai melakukan
komunikasi dan bertemu dengan beberapa calon pemeran tersebut. Setelah itu maka tahap
selanjutnya penulis mulai memasuki tahap casting.
Dari kelima teknik casting di atas penulis hanya menggunakan 3 metode yang
diantara adalah casting by ability, casting by type dan casting to emotional temperament. Hal
ini bertujuan untuk menghindari kesalahan pemilihan pemilihan peran serta memudahkan
penulis dalam mengarahan gerak laku para pemain ketika proses produksi berlangsung.
4. Rehearsal
Tahap selanjutnya adalah rehearsal atau latihan. Beberapa hal yang harus dilakukan
pada saat latihan menurut Suhariyadi (2014 : 163) adalah :
1. Reading atau pembacaan teks
2. Latihan dengan pembagian peran
56
3. Blocking
4. Akting
5. Pengulangan dan pelancaran
6. Gladi kotor
7. Gladi bersih
Dalam produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖ penulis hanya menggunakan tahap
pertama sampai kelima saja, hal ini dikarenakan tidak diperlukannya gladi kotor dan gladi bersih
layaknya teater. tahap rehearsal penulis terapkan bukan hanya pada tahap pra produksi. Latihan
juga penulis lakukan pada tahap produksi, tepatnya setiap sebelum mulai take adegan.
Pada tahap tahap akhir pra produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖ penulis selaku sutradara
menjadi orang yang akan memimpin jalannya produksi. Maka dari itu penulis dan seluruh kru sudah
berada di lokasi satu hari sebelum proses produksi dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan
bahwa kru dan segala kebutuhannya sudah siap untuk memasuki tahap produksi.
3.2.2 Produksi
Di hari pertama produksi, penulis sebagai sutradara melakukan doa bersama bersama seluruh
elemen yang terlibat. Selanjutnya penulis terlebih dahulu memastikan kesiapan seluruh divisi. Ketika
peralatan dan properti tiba di lokasi shooting, penulis meminta seluruh divisi untuk kembali melakukan
check list. Setelah semuanya dipastikan siap maka penulis melakukan pendekatan dengan pemain
dengan tujuan untuk menciptakan mood yang baik di setiap diri pemain.
Setelah itu penulis pun mulai memimpin produksi. Sesuai dengan shooting schedule yang
sudah direncanakan sebelumnya, di hari pertama penulis fokus pada beberapa scene yang
menggunakan set luar ruangan. Ada kesulitan tersendiri yang harus kru hadapi ketika pengambian
gambar di luar ruang ruangan. Di karenakan lokasi shooting berada di komplek perkampungan, maka
situasi di lapangan pun menjadi begitu ramai oleh warga setempat yang ingin melihat proses shooting.
Hal tersebut sangat mengganggu divisi audio karena terdapat kebocaran suara. Akhirnya penulis
meminta beberapa tim artistik untuk merangkap jobdesk menjadi kru keamanaan demi kelancaran
proses pengambilan gambar.
57
Penulis juga sempat sedikit mengalami kesulitan ketika mengarahkan adegan. Karena
mayoritas pemain bukanlah seorang dari profesional peran, maka penulis memakhlumi adanya adegan
yang salah baik dari dialog maupun gerak laku pemain. Namun seiring kondusifnya situasi akhirnya
pemain pun dapat menjalankan perannya dengan cukup baik.
Setelah beberapa scene luar ruangan di pastikan selesai, maka proses shooting di hari pertama
pun selesai. Penulis meminta editor untuk melakukan back up data guna menghindari adanya
sesalahan teknis. Penulis juga meminta seluruh divisi untuk kembali melakukan check list. Selain tu
penulis juga merangkum beberapa catatan continuty yang akan penulis gunakan sebagai acuan
pengambian adegan lain yang masih berhubungan dengan adegan yang sudah di ambil di hari pertama.
Di hari kedua, penulis bersama produser sepakat untuk memulai proses produksi lebih awal
tepatnya pukul 07.30 WIB. Hal ini dikarenakan waktu shooting bertepatan dengan bulan ramadan,
yang mana seperti pada umumnya kegiatan di masjid lingkungan tersebut sudah mulai aktif sejak
pukul 16.00 WIB. hal ini tentunya akan membuat divisi audio tidak dapat bekerja secara maksimal.
Seperti di hari pertama, sebelum proses pengambilan gambar, penulis meminta seluruh divisi
untuk melakukan setting alat dan lokasi sesuai dengan yang sudah dijadwalkan dan sesuai dengan
breakdown masing – masing divisi. Sementara itu penulis fokus kepada pemain, dimana penulis
meminta para pemain yang terlibat di scene tersebut untuk latihan memperagakan adegan.
Setelah semuanya siap, penulis kembali memimpin produksi yang mana pada hari kedua
tersebut scene yang akan diambil adalah beberapa scene yang menggunakan lokasi di dalam rumah.
Dalam proses produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖, penulis sangat terbantu oleh
pemahan yang diberikan oleh dosen pembimbing teknis yang disampaikan ketika melakukan
bimbingan di tahap pra produksi. Mulai dari tehnik cheating, screen direction hingga pemahaman
mengenai garis imaginer, semua dapat penulis apikasikan dengan baik ketika memimpin proses
produksi. Terutama ketika penulis harus merubah tata letak set tanpa melanggar garis imaginer.
shooting pada hari kedua terbilang cukup lancar tanpa kendala. Penulis pun kembali membuat
beberapa catatan continuity dan juga catatan untuk adegan – adegan yang kemungkinan dapat
dijadikan opsional ketika memasuki proses editing.
58
Setelah proses shooting hari kedua selesai, penulis kembali meminta seluruh kru untuk
melakukan pengecekan terhadap alat dan property. Tak lupa penulis juga kembali melakukan review
dan back up bersama editor dan produser.
Di hari ketiga, peran penulis sebagai sutradara benar – benar diuji terutama dalam hal
mentalitas dan profesionalisme. Pasalnya pada hari ketiga, penulis harus mengarahkan seorang pemain
yang notabenenya adalah seorang aktris senior dan masih aktif di layar kaca sampai saat ini. Namun
sebisa mungkin penulis harus mampu mengontrol diri dan tetap bersikap profesional.
Di tengah jalannya produksi beberapa pemain merasa canggung ketika harus beradu peran
dengan aktris profesional. Penulis pun mencoba mencairkan suasana dengan sedikit candaan. Akhirnya
aktris tersebut mulai membuka diri dan membantu penulis mengarahkan adegan dan proses pengabilan
scene tersebut pun berjalan sesuai schedule.
Setelah adegan di dalam rumah selesai, penulis bersama cameraman dan soundman bergegas
mengambil adegan di dalam mobil. Sementara kru yang lain mempersiapkan set dan blocking untuk
scene selanjutnya. Terdapat kesulitan tersendiri dalam membuat adegan dengan shot travel. Selain
harus memperhitungkan continuity background yang merupakan jalan raya dengan kepadatan lalu
lintas yang sulit diprediksi, penulis juga harus memperhatikan ruang dalam mobil yang tersedia.
Namun karena kecapakan cameraman kedua hal tersebut tidak begitu menjadi kendala dan
pengambilan gambar pun berjalan dengan baik.
Selesai pengambilan scene di dalam mobil penulis kembali ke lokasi shooting Bersama
cameraman dan soundman. Sementara pemeran Widia yang merupakan aktris profesional berpamitan
kepada penulis karena ada jadwal striping.
Sesampainya di lokasi, set sudah siap digunakan dan penulis kembali mengarahan adegan
untuk scene selanjutnya. Di waktu tersebut terdapat perubahan naskah di lokasi yang dikarenakan
minimya waktu. Akhirnya penulis bersama produser dan penulis naskah memilih untuk mengganti
adegan dengan adgan yang baru saja dibuat namun tanpa menggangu jalannya cerita pada naskah.
Proses shooting di hari ke tiga pun terbilang kondusif meskipun terdapat pergantian cerita.
59
Setelah produksi selesai, penulis kembali meminta seluruh divisi untuk melakukan check list
dan tak lupa penulis bersama editor juga melakukan back up data. Proses produksi di hari ketiga
selesai dan penulis mengistirakatkan seluruh kru dan pemain.
Hari terakhir produksi terbilang cukup santai, pasalnya hanya terdapat 2 scene penting yang
wajib di ambil dan sisanya adalah stock shot atau insert dan beberapa scene pendukung. Meskipun
demikian, adalah menjadi tanggung jawab penulis untuk menyelesaikan seluruh adegan sesuai yang
sudah direncanakan.
Penulis memprioritaskan scene yang penting untuk diambil. Pada scene tersebut terjadi
perubahan total terhadap set. Hampir seluruh ruangan yang digunakan untuk set harus dikosongkan
sehingga mengesankan rumah yang sedang disita. Tim artistik benar – benar berkerja ekstra pada hari
tersebut ditambah beberapa dari tim artistik penulis minta untuk menjadi extras.
Selanjutnya penulis bersama cameraman mulai mengambil beberapa insert yang telah penulis
cantumkan dalam director treatment sebelumnya. Pengambilan insert tersebut harus meenggunakan
teknik cheating karena keseluruhan set dan properti sudah dirubah sesuai dengan kebutuhan scene
sebelumnya.
Dengan dedikasi dan totalitas seluruh elemen produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖
akhirnya proses produksi pun selesai tepat pada waktunya. Setelah tim melakukan pengecekan
properti, alat dan mengembalikan kondisi interior rumah seperti sedia kala seluruh tim pun berkumpul
untuk melakukan evaluasi sebelum akhirnya penulis tutup dengan doa bersama. Setelah berdoa
bersama penulis kembali menyerahkan tongkat komando atau hak kepemimpinan kepada produser.
3.2.3 Pasca Produksi
Masuk ke tahap pasca produksi artinya seluruh proses produksi atau proses shooting sudah
selesai dilakukan. Maka selanjutnya penulis melakukan evaluasi produksi bersama seluruh kru
sebelum kemudian membuat laporan produksi untuk kemudian diserahkan kepada produser.
Sebagai sutradara penulis juga berhak mendampingi editor pada saat memasuki tahap editing.
Berdiskusi dan memberikan sedikit arahan tentang penataan gambar agar ada kesamaan visi antara
penulis dan editor mengenai hasil akhir antara penulis dan editor.
60
3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab sutradara
Menurut Naratama dalam Wurtzel dkk (2011 : 28) mengatakan, ―lebih menekankan fungsi
sutradara menjadi dua tingkat fungsi, yaitu fungsi estetika dan fungi mentransformasikan sejumlah ide
dan konsep ke dalam bentuk suara dan warna.‖
Peran dan tanggung jawab seorang sutradara sangatlah kompleks, berikut berapa peran dan
tanggung jawab sutradara menurut kajian Naratama (2013 : 28 – 46) :
1. Sutradara sebagai pemimpin
Menurut Naratama (2013 : 28) menegaskan, ―Jiwa kepemimpinan! Itulah modal utama
seorang sutradara. Tanpa leadership, anda tidak pernah bisa menciptakan karya seni sesuai yang anda
inginkan.‖
Kemudian Naratatama (2013 : 32) juga mengatakan, ―Bahwa dalam memimpin sebuah tim
produksi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang kru, kadang kala anda harus bersikap rendah
hati dan menghargai orang – orang yang bekerja sama dengan kita.‖
Dari penjabaran di atas dapat dikatakan bahwa jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh
seorang sutradara. Seorang suradara tentunya mempunyai kewenangan tertinggi terkait pengambilan
setiap keputusan.
Kendati demikian penulis juga harus memahami bahwa dalam sebuah tim produksi terdapat
para personil yang notabenenya adalah seorang manusia yang mempunyai mental yang berbeda antara
satu sama lain. Maka dari itu penulis juga harus mampu terbuka dan bijak dalam memimpin produksi
2. Sutradara sebagai seniman
Menurut Naratama (2013 : 34) menyatakan bahwa, ―sebagai kreator yang bertanggung jawab
terhadap karya akhir tayangan visual, seorang sutradara dituntut menjadi seorang seniman yang
mempunyai cita rasa tinggi tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan.‖
Bukan hanya sebatas kemampuan teknis, sutradara harus mempunyai sense of art yang tinggi
demi terciptanya sebuah karya kreatif visual tang sesuai dengan target yang di inginkan sehingga dapat
diterima dan dinikmati oleh berbagai kalangan.
61
Jiwa seni seorang sutradara sudah harus tertuang bahkan sejak tahap paling awal dari pada
proses pembuatan sebuah karya visual. Pada tahap pra produksi penulis selaku sutradara membantu
penulis naskah dalam mengembangkan ceritanya, hal ini penulis maksudkan untuk mempermudah
proses casting, konsep tata artistik, dekupase hingga directing ketika proses produksi.
3. Sutradara sebagai pengamat program
Seorang sutrdara harus mempunyai sense of marketing (jiwa pemasaran) agar penjelmaan
idealisme visual sejalan dengan anggaran produksi yang disediakan. Karena pada dasarnya jiwa seni
sutradara juga dibatasi oleh media televisi (Naratama 2013 : 44).
Oleh karena itu penulis selaku sutradara juga harus memahami pegetahuan tentang broadcast
televisi dan periklanan terlebih terkait rating, konten dan wawasan kebudayaan penonton.
Ini bertujuan untuk membatasi idealisme seni penulis sehingga drama televisi yang dibuat
tidak melanggar batasan – batasan etika pertelevisian.
4. Sutradara sebagai penasihat teknik
Naratama (2013 : 46) menyimpukan : Bahwa seorang sutradara televisi harus siap
menjalankan tugas sebagai penasihat teknik produksi baik untuk produksi single maupun multi-
camera. Kemampuan teknik ini harus didukung dengan pengetahuan dan wawasan broadcast yang
memadai, mulai dari unsur video, unsur audio, unsur tata cahaya, hingga unsur peralatan editing untuk
pasca produksi.
Sebagai sutradara, penulis mempunyai kewajiban untuk menentukan hasil akhir dari pada
produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖. Produksi tersebut tidak aka n menghasilkan sebuah karya
yang baik jika tidak didukung dengan pengetahuan dan kemampuan terknis yang penulis miliki. Mulai
dari mengarahkan kameraman, audio, setting artistic, directing pemain hingga proses editing dan
pembuatan soundtrack.
3.2.5 Proses Penciptaan Karya
1. Konsep Kreatif
62
Konsep kreatif pembuatan drama televisi ―Melogika Rasa‖ dimulai sejak tahap pemilihan
genre. Penulis selaku sutradara, bersama dengan produser dan penulis naskah saling berdiskusi untuk
memilih genre yang tepat. Dengan pertimbangan segmentasi dan budgeting, akhirnya penulis bersama
seluruh kru menyapakati sebuah karya visual ber-genre drama dengan judul ―Melogika Rasa‖.
Setelah naskah sudah di setujui oleh pihak pembimbing, maka selanjutnya penulis bersama
tim melakukan bedah naskah untuk mengetahui segala hal yang dibutuhkan untuk merealisasikan
konsep drama televisi ―Melogika Rasa‖. Mulai dari casting, hunting lokasi, konsep tata artistik hingga
membuat daftar peralatan yang akan digunakan untuk proses produksi.
Hasil dari pembedahan naskah tersebut adalah beberapa catatan yang akan digunakan sebagai
acuan oleh masing - masing departemen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya nanti.
Selain itu penulis juga membuat beberapa catatan dengan mempertimbangkan unsur naratif
dan unsur sinematik dari naskah tersebut.
―Melogika Rasa‖ adalah sebuah drama televisi yang bercerita tentang kehidupan seorang ayah
bernama Johan yang tinggal bersama putrinya yang bernama Bunga dalam sebuah rumah yang sudah
akan disita oleh pihak Bank. Namun hal tersebut sengaja dirahasiakan oleh Johan karena dia tidak
ingin bunga turut merasa susah dan mempunyai pikiran untuk pergi seperti ibunya.
Sampai pada suatu ketika mantan istri Johan yang bernama Widia datang ke rumah dan ingin
mengajak putrinya (Bunga) untuk tinggal bersamanya di luar negeri. Mulai hari itulah hubungan
Johan bunga tidak lagi sebaik hari – hari biasanya.
Penulis mengkombinasikan sifat arogan Johan dengan gaya bahasa yang tegas, sehingga
karakter ini terlihat lebih ekspresif dan dominan dalam setiap adegan. Sementara karakter bunga yang
pendiam akan lebih masuk akal jika penulis tampilkan dengan perwujudan seorang gadis yang tidak
terlalu banyak senyum dan dengan gaya bicara yang datar. pakaian sederhana dan make up natural
akan cukup mewakili karakter bunga yang pada dasarnya adalah seorang anak perempuan yang jauh
dari kasih sayang seorang ibu. Sedangkan Widia yang merupakan karakter antagonis, penulis
menggambarkannya sebagai seorang perempuan yang visoner, realistis dan dengan gaya bicara yang
terkesan angkuh.
63
Penulis memilih sebuah rumah yang cukup luas dengan design bangunan tahun 90’an.
sedangkan untuk design interior, penulis lebih menojolkan kesan rumah yang sudah lama dihuni
dengan gaya properti lama. Ini bertujuan untuk menunjukan bahwa keluarga Johan sudah menempati
rumah tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama.
Kombinasi antara karakter dan latar yang sedemikian rupa diharapkan mampu menghidupkan
unsur naratif yang terkandung dalam drama televisi ―Melogika Rasa‖. Sehingga dapat tercipta sebuah
tayangan drama televisi yang lebih sinematik dengan cerita yang menarik namun tetap sesuai dengan
etika pertelevisian Indonesia.
2. Konsep Produksi
Sebelum melaksanakan produksi, penulis selaku sutradara harus memastikan kesiapan dari
masing kru terutama yang berkaitan dengan peralatan dan artistik. Selain kesiapan dari pihak kru,
penulis juga harus memperhatikan kesiapan dari pemain. Beberapa hal yang penulis harus perhatikan
adalah kondisi mood , wardrobe dan make up dari setiap pemain.
ika semua kebutuhan produksi sudah sesuai dengan perencanaan, maka selanjutnya penulis
berhak memulai produksi sesuai dengan acuan lembar kerja yang sudah dibuat sebelumnya.
Sebelum memulai take pertama, penulis terlebih dahulu melakukan latihan untuk adegan yang
akan diperagakan oleh pemeran. Latihan ini melibatkan seluruh elemen yang terlibat dalam
pengambilan shot tersebut. bahkan metode ini selalu penulis terapkan pada setiap shot dan scene
selanjutnya. Latihan ini bertujuan untuk meminimalir kemungkinan adanya kesalahan di setiap
adegan. Baik kesalahan teknis maupun kesalahan peragaan adegan oleh pemeran.
Proses produksi dapat berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala seperti
adanya perubahan scene, kekurangan jumlah kru dan ketebatasan waktu.
3. Konsep Teknis
Dalam setiap karya audio visual berbentuk drama selalu terdapat 2 unsur, yaitu unsur naratif
dan unsur sinematik. Unsur naratif berkaitan dengan naskah cerita atau bahan yang akan realisasikan
64
dalam bentuk visual. Sedangkan unsur sinematik adalah cara atau gaya untuk mengolahnya. Yang
tentunya sangat berkaitan erat dengan hal – hal teknis.
Sutradara menjadi orang yang membawahi beberapa departemen teknis, tentunya mempunyai
tanggung jawab untuk memegang kendali atas unsur sinematik yang terdiri dari beberapa aspek yaitu
mise-en-scene, sinematografi, editing dan suara.
Pertama adalah mise-en-scene. Pratista (2008 : 61) mendefinisikan, ―mise-en-scene adalah
segala hal yang terletak di depan kamera yang akan diambil gambarnya dalam sebuah produksi film.‖
Artinya segala sesuatu yang akan terekam oleh kamera pada sebuah shot, harus penulis
perhatikan dengan teliti. Mulai dari latar, kostum dan tata rias, pencahayaan hingga gerakan pemain
ketika beradegan. beberapa hal tersebut berkaitan erat dengan informasi yang terdapat pada setiap
scene. Seperti status sosial, latar belakang tokoh, informasi waktu dan tempat hingga situasi yang
sedang dihadapi oleh tokoh tersebut.
Kedua adalah sinematografi. Pratista (2008 : 89) menjelaskan, ―unsur sinematografi secara
umum dapat dibagi menadi tiga aspek, yakni : kamera dan film, framing, serta durasi gambar.‖
Dalam hal ini penulis lebih banyak berdiskusi dengan dop (Director of Photography) bersama
dosen pembimbing teknis, terutama terkait pemilihan kamera dan dekupase (pemecahan scene
menjadi shot).
Pemilihan spesifikasi kamera beserta aksesoris pendukungnya, tentunya harus disesuikan
dengan kebutuhan gambar dan budgeting yang sudah dibuat oleh produser. Setelah berkonsultasi
dengan pihak pembimbing teknis dan para profesional, maka penulis bersama dop (Director of
Photography) memilih Kamera Canon C200 yang notabenenya sudah mampu merekam gambar
dengan resolusi full HD hingga 4K.
Ketiga adalah editing. Menurut Pratista (2008 : 123), ―Definisi editing pada tahap produksi
adalah proses pemilihan gambar – gambar yang telah diambil. Sementara definisi editing setelah
filmnya jadi (pasca produksi) adalah teknik – teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-
nya‖
65
Di setiap akhir produksi, penulis meminta editor untuk segera men – sortir gambar – gambar
yang sudah fix, dengan acuan catatan yang tertulis pada lembar script continuity. Namun editing
offline tidak dapat dilakukan di lokasi shooting dikarenakan tim belum memiliki perangkat yang
mampu melakukan proses editing video dengan format 4K.
Proses tersebut sebenarnya sangat efisien jika dilakukan di lokasi shooting, tujuannya adalah
agar editor dan sutradara dapat memeriksa kembali gambar serta audio yang sudah fix, apabila
terdapat kekurangan maka akan lebih cepat terdeteksi dan segera dilakukan perencanaan untuk
pengambilan gambar ulang.
Dan terakhir adalah suara. Pratista (2008 : 149) mengatakan, ―Suara dalam film dapat kita
pahami sebagai seluruh suara yang keluar dari gambar, yakni dialog, musik dan efek suara.‖
Secara teknis, pengambilan suara khusunya dialog, ambience dan voley untuk drama televisi
―Melogika Rasa‖ menggunakan mic clip on dan boom mic. Dalam beberapa scene kedua perangkat
tersebut digunakan secara bersamaan terutama untuk scene exterior. Peran boom mic hanya
digunakan untuk mengambil ambience dan voley sedangkan clip on sepenuhnya digunakan untuk
mengambil dialog.
Kedua perangkat tersebut Terhubung dengan satu perekam suara yaitu Zoom H6N yang
memiliki sensitivitas cukup baik. Sehingga dapat menghasilkan kualitas suara yang jernis, baik untuk
scene interior atau pun exterior.
Sedangkan untuk musik yang digunakan sebagai backsound, penulis bersama seluruh tim
menyepakati, bahwa 70% audio adalah bersifat original. Yang mana artinya hampir seluruh elemen
musik yang digunakan adalah karya dari pihak NG Picture yang artinya file audio tersebut tidak
pernah digunakan oleh pihak atau karya lainnya.
Dalam pembuatan musik tersebut, penulis selaku sutradara bersama produser dan penata
suara membuat sebuah original soundtrack berjudul Silogisme, yang mana tatanan musiknya
menyesuaikan mood yang akan dibawa oleh drama terlevisi ―Melogika Rasa‖ itu sendiri.
66
Terdapat beberapa part yang dapat dijadikan sebagai backsound dalam lagu tersebut. Namun
penulis juga mengunakan beberapa musik intrumental dengan status bebas hak cipta yang bersumber
dari creator studio laman youtube.com.
3.2.6 Kendala Produksi dan Solusi
Kendala : Ide cerita selalu berubah karena kesalahan dalam menentukan premist di tahap
awal.
Solusi : Seluruh tim membantu dalam pengembangan ide cerita dan terus berkomunikasi
dengan dosen pembimbing.
Kendala : Terlalu lama dalam proses casting dikarenakan adanya keterbatasan budgeting.
Solusi : Mencari informasi dari relasi terdekat, menerapkan metode casting by type dan
metode casting by ability.
Kendala : Mayoritas talent bukan berasal dari profesional dunia peran.
Solusi : Melakukan rehearsal pada tahap pra produksi dan setiap sebelum pengambilan shot.
Kendala : keterbatasan waktu produksi dikarenakan bertepatan dengan bulan ramadan.
Solusi : Perencanaan ulang Shooting Schedule oleh pihak produser dengan mempertibangkan
segala resiko yang ada.
Kendala : Kesulitan mencari perangkat editing yang mampu melakukan proses rendering
video berformat 4K.
Solusi : Menyiapkan anggaran untuk up-grade spesifikasi perangkat yang sudah ada.
3.2.7 Lembar Kerja Sutradara
a. Konsep Penyutradaraan
b. Casting List
c. Director Treatment
d. Script Breakdown Sheet
e. Storyboard
f.
67
Konsep Penyutradaraan
Konsep penyutradaraan pada drama televisi ―Melogika Rasa‖, sudah penulis terapkan sejak
proses pra produsi. Mulai dari intepretasi, dekupase, bersama dop (director of photography). Sesuai
dengan bimbingan dari dosen pembimbing teknis, bahwa penulis harus menguasai benar tahap – tahap
pemecahan adegan kedalam shot. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan shot yang efektif dan
efisien pada setiap pengambilan gambar.
Selain itu penulis juga harus memahami screen direction untuk kesinambungan setiap shot,
terutama arah hadap pemain dalam tiap shot yang diambil. Mengingat pada proses produksi drama
televisi ―Melogika Rasa‖ hanya menggunakan satu kamera saja. Selain itu penulis juga memperhatikan
kontinuitas garis imaginer. Hal ini berkitan dengan tata letak dan segala sesuatu yang direkam oleh
kamera, dimana perpindahan shot dari satu lokasi ke lainnya tidak boleh melanggar garis imaginer.
Namun terdapat beberapa scene yang menggunakan teknik cheating. Dikarenakan
keterbatasan ruang untuk mengambil gambar. Hal ini lumrah dilakukan pada sebuah proses produksi.
Dengan syarat, tidak melanggar garis imaginer.
Penulis juga harus memastikan kesiapan para pemain beberapa saat sebelum melakukan
adegan. Baik itu pemahaman dan pendalaman materi mau pun mood pemain.
Sedangkan pada tahap editing, penulis berhak mendampingi editor dalam memberikan
sentuhan akhir pada karya tersebut. Fungsinya tak lain adalah untuk menyatukan pandangan atau visi
terhadap hasil akhir drama televisi ―Melogika Rasa‖. Karena pada dasarnya influence visual antara
penulis dengan editor belumlah tentu sama.
68
CASTING LIST
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute
Tabel III. 9
No Tokoh Karakter Talent Foto
Nama di Naskah Sifat Fisik Pemeran Contact Person
1 Johan
Ramah arogan, keras
kepala, murah
senyum, ceroboh,
kolot, egois,
berkemauan keras,
sederhana.
Usia 54 tahun, tdak
terlalu tinggi, berambut
pendek, berdahi lebar.
Prasetyo 085693287149
2 Bunga
Pendiam, mandiri,
santun, pemikir,
realistis, baik hati,
sederhana.
Usia 26 tahun, cantik,
berkulit putih, bermata
lebar, rambut lurus,
sebahu, semampai,
senyum lebar
Firda Anggrain 085856700111
69
3 Widia
Realistis, Visioner,
angkuh, banyak
bicara, berkemauan
keras.
Usia 46 tahun, cantik,
bermata lebar, berambut
panjang, semampai,
langsing, bersenyum
lebar.
Irene Librawati 081317491971
4 Bima
Ramah, sopan, baik
hati, mudah
berteman, pekerja
keras, polos.
Usia 22 tahun, tinggi,
rapi, kurus. Ricky Ardhi 081381964913
5 Tukang Sayur
Ramah, suka
bercanda, sopan,
sederhana, jujur.
Usia 25, tidak terlalu
tinggi, kurus. Baharudin 087781646274
70
6 Petugas Bank 1 Tegas, angkuh,
pemberani
Usia 25 tahun, Berbadan
besar, Berpenampilan
rapi
Akbar 085810524185
7 Petugas Bank 2 Tegas, angkuh.
Usia 25 tahun, berbadan
tegap, berpenampilan
rapi.
Ikhsan 089639253135
8 Pekerja Sombong, urakan Usia 25 tahun, berbadan
tinggi, berambut panjang Arman Husni 085885999928
71
DIRECTOR TRATMENT
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute
Tabel III. 10
NO
SHOT
CAMERA
VISUAL AUDIO SHOT SIZE MOVE ANGLE
SCENE 1
1 1 LS STILL (Corection to
Johan) EL
Johan membuka pintu rumah,
menuju gerbang, membuka
gerbang lalu berolah raga di depan
rumah.
2 2 MCU STILL EL (ots Tukang Sayur) Johan membeli sayur
3 3 LS STILL EL
Tukang sayur pergi dan johan
kembali menutup gerbang lalu
berjalan menuju rumah
SCENE 2
4 1 MS STILL EL
Bunga memegang frame dan
menghadap ke tembok.
Meletakkan frame lalu pergi dan
kembali dengan membawa tangga.
Bunga mengambil frame lalu
menaiki tangga.
5 2 MS STILL EL (ots tangga)
Johan membuka pintu, menenteng
kantong sayur, melihat Bunga lalu
menuju kearah Bunga
72
6 3 MS STILL EL
Bunga memasang Frame, Johan
memegangi tangga yang dinaiki
Bunga.
7 4 ECU STILL EL Insert Frame (dari belakang)
8 5 MS STILL EL Johan dan Bunga memandangi
foto
9 6 CU STILL EL (Change Focus) Bunga da Johan berdiri sejajar
menghadap ke tembok
10 7 MS STILL EL Bunga dan Johan menghadap ke
tembok sambil tertawa bersama.
SCENE 3
11 1 MCU (Bunga),
MLS (Johan) STILL
EL (Change focus
between Bunga &
Johan)
Johan sedang menelfon di dekat
meja makan. Sementara Bunga
sedang duduk di sofa sambil
memainkan gadget. Selesai
menelfon Johan duduk di meja
makan. Tak lama bunga menyusul
ke meja makan dengan muka
ekspresi muka kesal.
12 2 MS STILL EL Johan dan bunga duduk dan
bercengkama di meja makan
SCENE 4
13 1 CU STILL EL Insert daun
14 2 LS STILL EL
Bunga membuka pintu sambil
membawa cangkir teh Tak lama
johan datang membawa kantong
sayur. Johan dan bunga menuju
kursi teras dan duduk. Lalu bunga
memberikan cangkir teh kepada
johan
15 3 MLS STILL EL (ots Bunga) Johan menerima teh dari bunga.
16 4 MS STILL EL
Johan meminum teh lalu
meletakannya ke meja. Bersamaan
dengan itu johan melihat surat di
dalam amplop putih. Johan
mengambil amplop tersebut.
17 5 MLS STILL EL Johan membuka surat tersebut dan
73
membacanya.
18 6 MS STILL EL
Ekspresi johan panik ketika bunga
menanyakan isi surat tersebut. Dia
pun memasukan surat tersebut
dengan buru – buru.
19 7 LS STILL EL
Johan berdiri terburu – buru
mengambil kantong sayur di
bawahnya lalu johan masuk
kedalam rumah disusul oleh
bunga. Bunga masuk rumah
membawa cangkir teh lalu
menutup pintu.
SCENE 5
20 1 MS STILL EL Bunga sedang memasak di dapur
21 2 CU STILL EL Tangan bunga meletakkan dua
cangkir teh ke nampan.
SCENE 6
22 1 MCU STILL EL (ots widia) Johan terdiam menghadap widia
23 2 MLS STILL EL Johan dan widia duduk di sofa
ruang tamu.
24 3 MCU STILL EL Johan berbicara kepada widia
25 4 MCU STILL EL (ots bunga)
Widia menghadap ke arah johan.
Lalu memandangi bunga yang
datang. Bunga duduk di samping
johan.
26 5 MLS STILL EL Widia, Johan dan Bunga dudu di
sofa ruang tamu.
27 6 MCU STILL EL (ots widia)
Johan duduk dan bunga duduk
berdampingan. Johan berbicra
kepada widia.
28 7 MCU STILL EL (ots bunga) Widia berbicara kepaada johan
29 8 MLS STILL EL Widia, Johan dan Bunga dudu di
sofa ruang tamu.
SCENE 7
30 1 LS STILL EL Establish rumah
31 2 MCU STILL EL (ots johan) Bunga makan dan berbicara
kepada Johan
74
32 3 MCU STILL EL(ots bunga) Johan mengambil air putih di
gelas lalu meminumnya.
33 4 MCU STILL EL (ots johan) Bunga menganggukan kepala
34 5 MLS STILL EL Johan dan bunga
35 6 MCU STILL EL (ots johan) Bunga menunduk murung
36 7 MLS STILL EL Johan dan Bunga berada di ruang
makan
37 8 MCU STILL EL (ots bunga) Johan
38 9 MCU STILL EL (ots johan) Bunga
39 10 MCU STILL EL (ots bunga) Johan
40 11 MCU STILL EL (ots Johan) Bunga
41 12 MLS STILL EL Johan dan Bunga
42 13 MCU STILL EL (ots Johan)
Bunga terlihat kesal lalu
membanting sendok dan garpu ke
piringnya.
43 14 MLS STILL EL Bunga meninggalkan johan di
ruang makan
SCENE 8
44 1 CU STILL EL Insert lampu pilar
45 2 MLS STILL EL (correction to johan)
Johan sedang duduk di kursi teras
sambil membaca buku. Lalu
berdiri dan tersenyum ke arah luar.
46 3 LS STILL EL Bima membuka pagar rumah lalu
berjalan ke arah johan
47 4 MLS STILL EL (correction to johan)
Johan berdirilalu datanglah Bima.
Mereka duduk di kursi yang
berbeda.
48 5 MS STILL EL (ots johan) Bima berbicara kepada johan
49 6 MS STILL EL Johan terlihat melamun sesaat
50 7 MLS STILL EL Johan berbicara kepada bima
51 8 MS STILL EL Bima tersenyum kepada johan
52 9 MLS STILL EL
Bima beranjak pergi sementara
johan masih duduk terdiam di
kursi
SCENE 9
53 1 MLS STILL EL (Correction Johan) Terlihat bunga sedang duduk di
75
sofa dan sibuk dengan laptopnya.
tak lama johan masuk dari pintu
depan dan menghampiri bunga
duduk di sofa. Tak lama johan
duduk, bunga meletakan laptopnya
diatas meja dalam keadaan terbuka
lalu pergi mengambilkan teh untuk
johan. Karena penasaran johan
punmelihat laptop bunga. Seketika
ekspresi johan pun menjadi cemas.
Tak lama bunga datang
membawakan teh. Johan
menerima teh tersebut dan bunga
pun kembali duduk lalu kembali
sibuk dengan laptop.
54 2 MS STILL EL
Johan meminum teh,
meletakkannya ke meja lalu
meihat ke arah bunga.
55 3 MS STILL EL Bunga masih sibuk dengan
laptopnya.
56 4 MS STILL EL Johan berbicara kepada bunga
dengan ekspresi sedikit marah.
57 5 MS STILL EL
Bunga menghela nafas, menutup
laptop, meletakkannya ke meja
lalu berbicara kearah johan.
58 6 MS STILL EL
Johan berbicara kepada bunga
dengan ekspresi yang menunjukan
kecemasan.
59 7 MS STILL EL
Bunga menjawab johan dengan
ekspresi marah dan kecewa. Tak
lama bunga pun pergi
meninggalkan johan.
60 8 MLS STILL EL
Bunga pergi meninggalkan johan
menuju kamar. Johan pun terdiam
sendiri.
SCENE10
61 1 MCU STILL EL Sebuah tangan mengetuk pintu
76
lalu tak lama johan keluar dari
balik pintu. Lalu dia menerima
sebuah surat. Johan membaca
surat tersebut lalu dia marah.
Sementara itu, bunga terlihat
berada jauh di belakang johan.
62 2 MCU STILL EL (ots johan) Terlihat dua petugas bank dengan
muka tegas.
63 3 MCU STILL EL
Johan membaca lagi surat di
tangannya. Lalu kembali marah
marah.
64 4 MCU STILL EL (ots johan)
Terlihat kedua petugas bank
tersebut menjelaskan sesuatu
kepada johan dengan ekspresi
yang semakin tegas.
65 5 MCU STILL EL Johan mencoba menjelaskan
kembali.
66 6 MCU STILL EL Namun kedua petugas bank
tersebut tetap berlalu pergi.
67 7 MCU STILL EL Johan berdiri terdiam di depan
pintu.
SCENE 11
68 1 CU STILL EL Insert jam dinding (Pukul 10)
69 2 MLS STILL EL
Bunga dan johan duduk di sofa
ruang tamu. Bunga bersandar di
sofa sambil memegangi sebuah
buku. Dan johan melepas
kacamatnya
70 3 MCU STILL EL (ots bunga) Johan terlihat marah sambil
menunjuk diri sendiri.
71 4 MLS STILL EL
Johan dan bunga duduk di sofa
ruang tamu. Bunga terlihat
berbicara dengan johan sambil
menegakan posisi duduknya.
72 5 MCU STILL EL (ots bunga) Johan terlihat berbicara kepada
bunga dengan ekspresi marah.
73 6 MLS STILL EL Bunga dan johan duduk di ruang
77
tamu. Johan berbicara dengan
bunga. Sementara bunga terlihat
menunduk sambil menggelengkan
kepala.
74 7 MCU STILL EL (ots johan)
Bunga terlihat marah kepada
johan. Membanting buku ke meja
lalu pergi meninggalkan johan.
75 8 MCU STILL EL Johan terlihat sedikit kaget. Dia
terdiam.
76 9 MLS STILL EL Johan mengambil handphone.
77 10 MS STILL EL Johan mencari kontak widia
78 11 MCU STILL EL Johan Menelfon widia
SCENE 12
79 1 FS to MCU STILL EL
Bunga masuk ke dalam kamar.
Menutup pintu dengan kencang
lalu duduk di depan kaca rias. Dia
melamun dengan wajah kecewa.
80 2 MCU STILL EL Dia melamun dengan wajah
kecewa.
81 3 CU STILL EL
Handphone bunga menyala
dengan bertuliskan ―Bunda‖.
Tangan bunga mengambil
handphone tersebut.
82 4 MCU STILL EL
Bunga duduk di depan kaca rias
memegang handphone lalu
mengangat telfon.
SCENE 13
83 1 LS STILL EL Establish Rumah
84 2 MLS STILL EL Johan membuka kedua pintu
rumah lebar lebar.
85 3 MLS STILL EL Johan memandangi foto – foto di
dinding.
86 4 MLS STILL EL Johan terlihat makan sendirian
namun dia tampak tidak bernafsu.
87 5 CU EL Buku berjajar rapi di lemari
88 6 CU TA Buku putih tergetelak di meja .
89 7 ECU STILL EL Tatapan johan terlihat kosong.
78
Terlihat refleksi tayangan televisi
di kaca matanya.
90 8 MLS STILL EL Terlihat johan sedang menonton
televisi.
91 9 CU STILL EL Terlihat kran yang menteskan air.
92 10 CU STILL EL Terlihat cangkir yang berjajar rapi
93 11 FS STILL TA
Terlihat johan berada di kursi
panjang dengan keadaan yang
sangat kacau
SCENE 14
94 1 MCU STILL EL Bunga melamun memandangi
kaca mobil
95 2 MCU STILL EL
Widia tersenyum melihat bunga.
Dia berbicara kepada bunga
sambil sesekali melihat ke arah
depan.
96 3 MCU STILL EL
Bunga terlihat masih melamun.
Namun akhirnya dia melihat ke
arah widia.
97 4 MS STILL EL
Widia dan bunga duduk di dalam
mobil. Tak lama bunga terlihat
mengangkat telfon.
98 5 MCU STILL EL
Widia melihat bunga dengan
tatapan curiga namun tak lama
kembali menghadap ke depan.
99 6 MS STILL EL
Bungadan widia duduk di
berjajardi dalam mobil. Bunga
menutup telfon, tersenyum lalu
menyandarkan badan kebelakang.
Sementara widia sesekali masih
melihat bunga dengan sinis.
SCENE 15
100 1 CU STILL EL Insert
101 2 MLS STILL EL
Johan sedang menuang teh kedlam
cangkir. Mengambil sendok lalu
membuka lemari dapur.
102 3 MCU STILL HA Johan terlihat terkejut ketika
79
membuka lemari dapur. Seketika
dia menoleh ke kakanann dengan
ekspresi kesal.
103 4 MLS STILL EL
Johan memegangi sendok teh
sambil bertanya dengan muka
kesal.
104 5 MLS STILL EL (ots johan)
Terlihat seorang pekerja
menjawab johan dengan ekspresi
yang kurang mengenakan
sementara pekerja lainnya sedang
sibuk mengeluarkan properti
johan.
105 6 MLS STILL EL Ekspresi johan terlihat kesal.
106 7 CU STILL TA Johan melempar sendok ke dalam
cangkir teh.
SCENE 16
107 1 MLS STILL EL
Johan terlihat berdiri termenung di
depan teras rumah. dia bersiap
untuk meninggalkan rumah.
sesekali dia menoleh ke belakang
lalu menunduk sedih. Sementara
itu beberapa pekerja silih berganti
melewatinya sambil membawa
kardus – kardus properti. Setelah
itu di berjalan menjauhi rumah.
SCENE 17
108 1 CU STILL EL Sebuah tangan mencabut tanda
penyitaan rumah
109 2 CU STILL EL Terlihat kacamata dan handphone
johan diatas meja
110 3 CU HH EL Terlihat pajangan dinding yang
sudah tidak rapi
111 4 CU HH EL Terlihat beberapa properti johan
yang nampak berantakan
112 5 MCU HH EL Nampak peralatan makan yang
seperti baru saja di tata.
113 6 CU STILL EL Terlihat kran air yang meneteskan
80
air perlahan.
114 7 CU STILL EL Terlihat beberapa cangkir yang
tertata rapi
115 8 CU EL Terlihat cangkir yang terkait pada
pengait cangkir
116 9 MLS EL Beberapa frame foto tertata rapi di
tembok
117 10 MLS EL Kucing lewat di gang depan
rumah
SCENE 18
118 2 MS STILL EL
Johan dan bunga duduk di sebuah
sofa. Mereka terlihat berbincang
dengan ekspresi bahagia.
Sementara itu banyak pekerja
yang lalu lalang mengangkuti
barang.
119 3 LS STILL EL
Johan menegur pekerja yang
meletakan kardus di hadapannya.
Pekerja tersebut menjawab
sembari memgangi pinggang. Lalu
ketik pekerja tersebut ingin
mengangkat kembali kardus
bawaannya, tiba – tiba dia
tertabrak dari belakang oeh
pekerja lainnya. Johan dan bunga
pun tertawa terbahak – bahak.
81
SCRIPT BREAKDOWN SHEET
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute
Tabel III. 11
No Scene Cast Wardrobe Make up Setting Property Vehicle/Animal Special
Equipment Notes
1
1
Johan
Kaos kerah warna
hijau toska.
Celana training
panjang warna
biru dongker.
Sepatu Olahraga
warna hitam
Natural
Teras
Rumah to
Jalanan
depan
rumah
Handuk kecil,
kaca mata.
2 Tukang
sayur
Kaos polos warna
biru misty.
Celana panjang
hitam.
Sendal jepit
swallow.
Natural
Jalanan
depan
rumah
Gerobak
sayur,bucket
had warna
hitam,
Handuk kecil
warna putih,
Tas
selempang
warna hitam.
3 2 Bunga
Kaos polos warna
pink peach,
celana joger pants
Fondation,
eye shadow,
blush on,
Ruang
tengah
Figura foto ,
Rak dinding,
Hiasan
82
warna crea,
sendal jepit warna
kuning.
lipstick, eye
brow, eye
liner.
dinding, Meja
, Vas Bunga ,
Figura ukuran
60 x 40,
tangga besi.
4 Johan
Kaos kerah warna
hijau toska.
Celana training
panjang warna
biru dongker.
Sepatu Olahraga
warna hitam
Natural
Pintu to
ruang
tengah
Handuk kecil
warna biru
muda.
Kaca mata.
Kresek hitam
berisi: kol,
bakso, tahu
putih, wortel.
5
3
Johan
Kaos kerah warna
hijau toska.
Celana training
panjang warna
biru dongker.
Sepatu Olahraga
warna hitam
Natural Ruang
makan
Meja makan,
Bangku,
Peralatan
makan.
Telfon
genggam, 1
gelas cangkir
teh.
6 Bunga
Kaos polos warna
pink peach,
celana joger pants
warna crea,
sendal jepit warna
kuning.
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
Ruang TV
Sofa, bantal
Ipad/Tablet
7 4 Bunga
Kaos Putih,
Celana belang-
belang, sendal
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
Teras
rumah
2 Kursi teras,
1 merasa
Cangkir teh
83
jepit kuning brow, eye
liner.
8 Johan
Kaos kerah
merah, celana
pendek, sendal
coklat
Natural
Kantong
plastik hitam.
Amplop &
surat bank.
9 5 Bunga
Kaos Putih,
Celana belang-
belang, sendal
jepit kuning
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
Dapur to
ruang
tamu
Kulkas.
Kompor.
Wajan.
Spatula. Rak
piring.
Mangkok nasi.
Botol minyak.
Nampan. 2
Cankir teh.
Teko kaca.
10
6
Johan
Kaos kerah
merah, celana
pendek, sendal
coklat
Natural
Ruang
Tamu
Sofa,bantal
sofa, karpet,
meja,
pajangan,
taplak meja,
tv, remot tv,
bufet, taplak
bufet, lampu
lantai
11 Widia Dress Flower,
Sepatu High Hils.
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner
12 Bunga
Kaos Putih,
Celana belang-
belang, sendal
jepit kuning
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner
Nampan. 2
Cankir teh.
13 7 Bunga
Kaos Putih,
Celana belang-
belang, sendal
jepit kuning
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
Ruang
makan
Meja makan.
bangku 4.
piring 2.
84
brow, eye
liner
Gelas 2.
14 Johan
Kaos kerah
merah, celana
pendek, sendal
coklat
Natural
15
8
Johan
Kaos kerah putih,
celana pendek,
sendal coklat
Natural Teras
Rumah
Meja bulat,
bangku 2 ,
pajangan 2 ,
taplak meja,
buku
16 Bima
Kemeja panjang
bergaris, celana
hitam , sepatu
pantopel hitam.
Gerbang
to teras Jam tangan
17
9
Bunga
Kaos polos abu-
abu, celana
jogger putih,
sendal jepit
kuning
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
line Ruang TV
Sofa,bantal
sofa, karpet,
meja,
pajangan,
taplak meja,
tv, remot tv,
bufet, taplak
bufet, Kaca
mata, buku,
laptop,
cangkir teh.
18 Johan
Kaos kerah putih,
celana pendek,
sendal coklat
Natural
19
10
Johan
Kaos kerah putih,
celana pendek,
sendal coklat
Natural
Teras
Rumah
Kaca mata
20 Petugas
Bank
Kemeja panjang,
Celana Hitam ,
Sepatu pantopel.
Natural Amplop &
Tas coklat
21 11 Bunga
Kaos polos abu-
abu, celana
jogger putih,
sendal jepit
kuning
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
line
Ruang TV
Sofa,bantal
sofa, karpet,
meja,
pajangan,
taplak meja,
tv, remot tv,
85
22 Johan
Kaos kerah putih,
celana pendek,
sendal coklat
Natural
bufet, taplak
bufet, Kaca
mata, buku,
Handphone,
Surat Bank.
23 12 Bunga
Kaos polos abu-
abu, celana
jogger putih,
sendal jepit
kuning
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
line
Kamar
bunga
Lemari,
Tempat tidur,
bantal 2 ,
guling 2,
spring bad,
meja rias,
kursi, alat
make up,
telfon
genggam
24 13
(montage) Johan
Kaos kerah,
celana pendek,
sendal coklat
Natural Rumah
Johan
Set : Ruang
Tv
Property :
Sofa,bantal
sofa, karpet,
meja,
pajangan,
taplak meja,
tv, remot tv,
bufet, taplak
bufet, lampu
lantai
Set : Ruang
Tengah
Property :
Figura foto ,
Rak dinding,
Hiasan
dinding, Meja
86
, Vas Bunga
Set : Ruang
makan
Property :
meja makan
dan peralatan
makan
25
14
Bunga
Kemeja merah,
celana levis
panjang, sepatu
high hils.
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner. Dalam
Mobil
Telfon
genggam
Mobil Suzuki
Ertiga
26 Widia
Dress Flower,
Rok Hitam,
Sepatu high hills
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
27
15
Johan
Kemeja pendek,
celana levis
hitam, sepatu
pantopel hitam
Natural Dapur
Kitchen set,
teko teh,
cangkir,
tempat
sendok, piring
cangkir,
sendok 1 ,
garpu 1.
28 Pekerja
Kaos kuning,
celana levis
pendek, sepatu
casual.
Natural Ruang
Tengah Kardus
29 16 Johan
Kemeja pendek,
celana levis
hitam, sepatu
pantopel hitam,
Natural Halaman
Rumah Tas Ransel
87
jaket coklat
30 Pekerja 1
Kaos kuning,
celana levis
pendek, sepatu
casual.
Natural
Bando
Kardus
31 Pekerja 2
Kaos hitam,
celana pendek,
sepatu casual
Natural
Jam tangan
Kardus
31 Pekerja 3
Kaos abu-abu,
celana pendek
sepatu casual
Natural
Sarung tangan
Kardus
33 Pekerja 4
Kaos Hitam,
celana pendek,
sepatu
Natural
Topi
Sarung tangan
Kardus
34 17
35
18
Johan Kaos kerah biru,
celana pendek Natural
Sofa
Tas
36 Bunga
Kemeja putih,
celana kulot
hitam
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
37 Pekerja 1
Kaos Pink, celana
levis pendek,
sepatu casual.
Natural
Kupluk
kuning
Kardus
38 Pekerja 2 Jaket coklat,
celana pendek Natural Kardus 2
88
STORY BOARD
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute
Tabel III. 12
NO BOARD
SHOT
CAMERA
SCRIPT SHOT
SIZE MOVE ANGLE
SCENE 1
1
1 LS
STILL
(Corection to
Johan)
EL
Johan membuka pintu
rumah, menuju gerbang,
membuka gerbang lalu
berolah raga di depan
rumah.
2
2 MCU STILL
EL (ots
Tukang
Sayur)
Johan membeli sayur
89
3
3 LS STILL EL
Tukang sayur pergi dan
johan kembali menutup
gerbang lalu berjalan
menuju rumah
SCENE 2
4
1 MS STILL EL
Bunga memegang frame
dan menghadap ke
tembok. Meletakkan
frame lalu pergi dan
kembali dengan
membawa tangga. Bunga
mengambil frame lalu
menaiki tangga.
5
2 MS STILL EL (ots
tangga)
Johan membuka pintu,
menenteng kantong
sayur, melihat Bunga lalu
menuju kearah Bunga
90
6
3 MS STILL EL
Bunga memasang Frame,
Johan memegangi tangga
yang dinaiki Bunga.
7
4 ECU STILL EL Insert Frame (dari
belakang)
8
5 MS STILL EL Johan dan Bunga
memandangi foto
91
9
6 CU STILL EL (Change
Focus)
Bunga dan Johan berdiri
sejajar menghadap ke
tembok
10
7 MS STILL EL
Bunga dan Johan
menghadap ke tembok
sambil tertawa bersama.
SCENE 3
11
1
MCU
(Bunga),
MLS
(Johan)
STILL
EL (Change
focus between
Bunga &
Johan)
Johan sedang menelfon di
dekat meja makan.
Sementara Bunga sedang
duduk di sofa sambil
memainkan gadget.
Selesai menelfon Johan
duduk di meja makan.
Tak lama bunga
menyusul ke meja makan
dengan ekspresi muka
kesal.
92
12
2 MS STILL EL
Johan dan bunga duduk
dan bercengkama di meja
makan. Mereka saling
beradu argumen
mengenai masa depan
bunga.
SCENE 4
13
1 CU STILL EL Insert daun
14
2 LS STILL EL
Bunga membuka pintu
sambil membawa cangkir
teh Tak lama johan
datang membawa
kantong sayur. Johan dan
bunga menuju kursi teras
dan duduk. Lalu bunga
memberikan cangkir teh
kepada johan.
93
15
3 MLS STILL EL (ots
Bunga)
Johan menerima teh dari
bunga.
16
4 MS STILL EL
Johan meminum teh lalu
meletakannya ke meja.
Bersamaan dengan itu
johan melihat surat di
dalam amplop putih.
Johan mengambil amplop
tersebut.
17
5 MLS STILL EL
Johan membuka surat
tersebut dan
membacanya.
94
18
6 MS STILL EL (ots
bunga)
Ekspresi johan panik
ketika bunga menanyakan
isi surat tersebut. Dia pun
memasukan surat tersebut
dengan buru – buru.
19
7 LS STILL EL
Johan berdiri terburu –
buru mengambil kantong
sayur di bawahnya lalu
johan masuk kedalam
rumah disusul oleh
bunga. Bunga masuk
rumah membawa cangkir
teh lalu menutup pintu.
SCENE 5
20
1 MLS STILL EL Bunga sedang memasak
di dapur
95
21
2 CU STILL EL
Tangan bunga
meletakkan dua cangkir
teh ke nampan.
SCENE 6
22
1 MCU STILL EL (ots widia) Johan terdiam
menghadap widia
23
2 MLS STILL EL Johan dan widia duduk di
sofa ruang tamu.
96
24
3 MCU STILL EL Johan berbicara kepada
widia
25
4 MCU STILL EL (ots
bunga)
Widia menghadap ke arah
johan. Lalu memandangi
bunga yang datang.
Bunga duduk di samping
johan.
26
5 MLS STILL EL Widia, Johan dan Bunga
dudu di sofa ruang tamu.
97
27
6 MCU STILL EL (ots widia)
Johan duduk dan bunga
duduk berdampingan.
Johan berbicra kepada
widia.
28
7 MCU STILL EL (ots
bunga)
Widia berbicara kepaada
johan
29
8 MLS STILL EL Widia, Johan dan Bunga
dudu di sofa ruang tamu.
SCENE 7
98
30
1 LS STILL EL Establish rumah
31
2 MCU STILL EL (ots johan)
Bunga sedang makan
bersama johan. Namun
dia nampat tidak
bernafsu. Sambil
mengaduk – ngaduk
makanan, dia pun
bertanya kepada johan
tentang rumah yang akan
disita
32
3 MCU STILL EL(ots bunga)
Johan mengambil air
putih di gelas lalu
meminumnya. Setelah itu
dia
99
33
4 MCU STILL EL (ots johan) Bunga menganggukan
kepala
34
5 MLS STILL EL Johan dan bunga
35
6 MCU STILL EL (ots johan) Bunga menunduk murung
100
36
7 MLS STILL EL Johan dan Bunga berada
di ruang makan
37
8 MCU STILL EL (ots
bunga) Johan
38
9 MCU STILL EL (ots johan) Bunga
101
39
10 MCU STILL EL (ots
bunga) Johan
40
11 MCU STILL EL (ots Johan) Bunga
41
12 MLS STILL EL Johan dan Bunga
42
13 MCU STILL EL (ots Johan)
Bunga terlihat kesal lalu
membanting sendok dan
garpu ke piringnya.
102
43
14 MLS STILL EL Bunga meninggalkan
johan di ruang makan
SCENE 8
44
1 CU STILL EL Establish Komplek
45
2 MLS STILL EL (correction
to johan)
Johan sedang duduk di
kursi teras sambil
membaca buku. Lalu
berdiri dan tersenyum ke
arah luar.
103
46
3 LS STILL EL
Bima membuka pagar
rumah lalu berjalan ke
arah johan
47
4 MLS STILL EL (correction
to johan)
Johan berdirilalu
datanglah Bima. Mereka
duduk di kursi yang
berbeda.
48
5 MS STILL EL (ots johan) Bima berbicara kepada
johan
49
6 MS STILL EL Johan terlihat melamun
sesaat
104
50
7 MLS STILL EL Johan berbicara kepada
bima
51
8 MS STILL EL Bima tersenyum kepada
johan
52
9 MLS STILL EL
Bima beranjak pergi
sementara johan masih
duduk terdiam di kursi
SCENE 9
105
53
1 MLS STILL
EL
(Correction
Johan)
Terlihat bunga sedang
duduk di sofa dan sibuk
dengan laptopnya. tak
lama johan masuk dari
pintu depan dan
menghampiri bunga
duduk di sofa. Tak lama
johan duduk, bunga
meletakan laptopnya
diatas meja dalam
keadaan terbuka lalu
pergi mengambilkan teh
untuk johan. Karena
penasaran johan
punmelihat laptop bunga.
Seketika ekspresi johan
pun menjadi cemas. Tak
lama bunga datang
membawakan teh. Johan
menerima teh tersebut
dan bunga pun kembali
duduk lalu kembali sibuk
dengan laptop.
54
2 MS STILL EL
Johan meminum teh,
meletakkannya ke meja
lalu meihat ke arah
bunga.
106
55
3 MS STILL EL Bunga masih sibuk
dengan laptopnya.
56
4 MS STILL EL
Johan berbicara kepada
bunga dengan ekspresi
sedikit marah.
57
5 MS STILL EL
Bunga menghela nafas,
menutup laptop,
meletakkannya ke meja
lalu berbicara kearah
johan.
58
6 MS STILL EL
Johan berbicara kepada
bunga dengan ekspresi
yang menunjukan
kecemasan.
107
59
7 MS STILL EL
Bunga menjawab johan
dengan ekspresi marah
dan kecewa. Tak lama
bunga pun pergi
meninggalkan johan.
60
8 MLS STILL EL
Bunga pergi
meninggalkan johan
menuju kamar. Johan pun
terdiam sendiri.
SCENE 10
61
1 MCU STILL EL
Sebuah tangan mengetuk
pintu lalu tak lama johan
keluar dari balik pintu.
Lalu dia menerima
sebuah surat. Johan
membaca surat tersebut
lalu dia marah. Sementara
itu, bunga terlihat berada
jauh di belakang johan.
108
62
2 MCU STILL EL (ots johan) Terlihat dua petugas bank
dengan muka tegas.
63
3 MCU STILL EL
Johan membaca lagi surat
di tangannya. Lalu
kembali marah marah.
64
4 MCU STILL EL (ots johan)
Terlihat kedua petugas
bank tersebut
menjelaskan sesuatu
kepada johan dengan
ekspresi yang semakin
tegas.
65
5 MCU STILL EL Johan mencoba
menjelaskan kembali.
109
66
6 MCU STILL EL
Namun kedua petugas
bank tersebut tetap
berlalu pergi.
67
7 MCU STILL EL Johan berdiri terdiam di
depan pintu.
SCENE 11
68
1 CU STILL EL Insert jam dinding
110
69
2 MLS STILL EL
Bunga dan johan duduk
di sofa ruang tamu.
Bunga bersandar di sofa
sambil memegangi
sebuah buku. Dan johan
melepas kacamatnya
70
3 MCU STILL EL (ots
bunga)
Johan terlihat marah
sambil menunjuk diri
sendiri.
71
4 MLS STILL EL
Johan dan bunga duduk
di sofa ruang tamu.
Bunga terlihat berbicara
dengan johan sambil
menegakan posisi
duduknya.
72
5 MCU STILL EL (ots
bunga)
Johan terlihat berbicara
kepada bunga dengan
ekspresi marah.
111
73
6 MLS STILL EL
Bunga dan johan duduk
di ruang tamu. Johan
berbicara dengan bunga.
Sementara bunga terlihat
menunduk sambil
menggelengkan kepala.
74
7 MCU STILL EL (ots johan)
Bunga terlihat marah
kepada johan.
Membanting buku ke
meja lalu pergi
meninggalkan johan.
75
8 MCU STILL EL Johan terlihat sedikit
kaget. Dia terdiam.
112
76
9 MLS STILL EL Johan mengambil
handphone.
77
10 MCU Johan mencari nomer
widia
78
11 MCU STILL EL Johan Menelfon widia
SCENE 12
113
79
1 FS to
MCU STILL EL
Bunga masuk ke dalam
kamar. Menutup pintu
dengan kencang lalu
duduk di depan kaca rias.
80
2 MCU STILL EL Dia melamun dengan
wajah kecewa.
81
3 CU STILL EL
Handphone bunga
menyala dengan
bertuliskan ―Bunda‖.
Tangan bunga mengambil
handphone tersebut.
82
4 MCU STILL EL
Bunga duduk di depan
kaca rias memegang
handphone lalu
mengangat telfon.
114
SCENE 13
83
1 LS STILL EL Establish rumah
84
2 MLS STILL EL Johan membuka kedua
pintu rumah lebar lebar.
85
3 MLS STILL EL Johan memandangi foto –
foto di dinding.
115
86
4 MLS STILL EL
Johan terlihat makan
sendirian namun dia
tampak tidak bernafsu.
87
5 CU STILL EL Buku – buku tertata rapi.
88
6 CU STILL TA Terlihat buku putih di
meja.
89
7 ECU STILL EL
Tatapan johan terlihat
kosong. Terlihat refleksi
tayangan televisi di kaca
matanya.
116
90
8 MLS STILL EL Johan sedang menonton
televisi
91
9 CU STILL EL Terlihat kran yang
menteskan air.
92
10 CU STILL EL Terlihat beberapa cangkir
yang tertata rapi
117
93
11 FS STILL TA
Terlihat johan berada di
kursi panjang dengan
keadaan yang sangat
kacau
SCENE 14
94
1 MCU STILL EL Bunga melamun
memandangi kaca mobil
95
2 MCU STILL EL
Widia tersenyum melihat
bunga. Dia berbicara
kepada bunga sambil
sesekali melihat ke arah
depan.
118
96
3 MCU STILL EL
Bunga terlihat masih
melamun. Namun
akhirnya dia melihat ke
arah widia.
97
4 MS STILL EL
Widia dan bunga duduk
di dalam mobil. Tak lama
bunga terlihat
mengangkat telfon.
98
5 MCU STILL EL
Widia melihat bunga
dengan tatapan curiga
namun tak lama kembali
menghadap ke depan.
99
6 MS STILL EL
Bunga dan widia duduk
di berjajardi dalam mobil.
Bunga menutup telfon,
tersenyum lalu
menyandarkan badan
kebelakang. Sementara
widia sesekali masih
melihat bunga dengan
sinis.
119
SCENE 15
100
1 CU STILL EL Insert pintu lemari dapur
101
2 MLS STILL EL
Johan sedang menuang
teh kedlam cangkir.
Mengambil sendok lalu
membuka lemari dapur.
102
3 MCU STILL HA
Johan terlihat terkejut
ketika membuka lemari
dapur. Seketika dia
menoleh ke kakanann
dengan ekspresi kesal.
120
103
4 MLS STILL EL
Johan memegangi sendok
teh sambil bertanya
dengan muka kesal.
104
5 MLS STILL EL (ots johan)
Terlihat seorang pekerja
menjawab johan dengan
ekspresi yang kurang
mengenakan sementara
pekerja lainnya sedang
sibuk mengeluarkan
properti johan.
105
6 MLS STILL EL Ekspresi johan terlihat
kesal.
106
7 CU STILL TA Johan melempar sendok
ke dalam cangkir teh.
121
SCENE 16
107
1 MLS STILL EL
Johan terlihat berdiri
termenung di depan teras
rumah. dia bersiap untuk
meninggalkan rumah.
sesekali dia menoleh ke
belakang lalu menunduk
sedih. Sementara itu
beberapa pekerja silih
berganti melewatinya
sambil membawa kardus
– kardus properti. Setelah
itu dia berjalan menjauhi
rumah.
SCENE 17
108
1 CU STILL EL Plank sita di pagar
dicabut
109
2 CU STILL
Terlihat kaca mataa dan
hanphone johan berada di
meja.
122
110
3 CU HH EL Terlihat pajangan dinding
yang sudah tidak rapi
111
4 CU HH EL
Terlihat beberapa
perabotan yang tidak
tertata rapi.
112
5 MCU HH EL
Nampak peralatan makan
yang seperti baru saja di
tata.
113
6 CU STILL EL Terlihat kran air yang
meneteskan air perlahan.
123
114
7 CU STILL EL Terlihat beberapa cangkir
yang tertata rapi
115
8 CU STILL EL
Terlihat cangkir yang
terkait pada pengait
cangkir
116
9 MLS STILL EL Beberapa frame foto
tertata rapi di tembok
124
117
10 MLS STILL EL Kucing lewat di gang
depan rumah
SCENE 18
118
1 MS STILL EL
Johan dan bunga duduk
di sebuah sofa. Mereka
terlihat berbincang
dengan ekspresi bahagia.
Sementara itu banyak
pekerja yang lalu lalang
mengangkuti barang.
119
2 LS STILL EL
Johan menegur pekerja
yang meletakan kardus di
hadapannya. Pekerja
tersebut menjawab
sembari memgangi
pinggang. Lalu ketik
pekerja tersebut ingin
mengangkat kembali
kardus bawaannya, tiba –
tiba dia tertabrak dari
belakang oeh pekerja
lainnya. Johan dan bunga
pun tertawa terbahak –
bahak.
142
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah
Dalam menghasilkan sebuah karya program drama televisi, hal yang harus
dipikirkan terlebih dahulu adalah cerita yang seperti apa yang akan dibuat. Cerita
tersebut dikemas dalam satuan sekenario yang telah ditulis oleh penulis skenario.
Menurut Latief dan Utud ( 2017 : 151 – 152 ) mengatakan,
secara sederhana program drama di definisikan sebagai pertunjukan siaran
televisiyang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter
seseorang atau beberapa tokoh yang di perankan oleh pemain yang
melibatkan konflik dan emosi yang dihasilkan dari proses imajinasi
seseorang atau sekelompok orang yangdituangkan dalam bentuk cerita
dengan berbagai karakter yang diperankan oleh beberapa orang yang
berinteraksi satusama lainya untuk menyampaikan pesan-pesan yang ada
dalam cerita.
Dalam hal ini, penulis naskah adalah orang pertama yang memberikan
gagasan cerita kepada produser dan sutradara. Penulisan naskah dimulai dengan
pencarian ide melalui beberapa referensi atau literatur. Baik itu melalui buku,
film, kutipan atau lagu. Penulis naskah juga ambil peran di tahapan-tahapan
pembuatan drama televisi. Diantaranya saat tahap pra produksi, produksi , dan
pasca produksi.
3.3.1 Pra Produksi
Ketika kita akan mebuat sebuah program drama televisi , tentunya hal
yang perlu di kerjakan adlaha pra produksi yang berarti segala hal yang
berhubungan dengan produksi di kerjakan terlebih dahulu aga terkonsep dengan
baik.
143
Menurut Naratama ( 2013 : 262 ), Pra produksi adalah berbagai kegiatan
persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
Dalam menentukan suatu ide pokok, banyak aspek-aspek yang mempengaruhi
pembuatanya, seperti pengalaman pribadi dan referensi atau literaturyang ada. Dalam program
drama televisi ―Melogika Rasa ― ini ada beberapa referensi atau literatur yang di pergunakan,
diantaranya : referensi drama seri televisi “ kesempurnaan cinta “ di Net TV.
Referensi-referensi tersebut digabungkan lalu di modifikasi ceritanya sehingga
terbentuklah sebuah naskah dengan ide cerita , tema , intisari cerita, dan struktur cerita yang
tertuang dalam skenario. Jika naskah sudah jadi penulis naskah akan mempresentasikan kepada
tim produksi. Dan jika naskah tersebut disetujui maka tim produksi bisa melanjutkan ke tahap
persiapan produksi drama televisi.
a. Ide Cerita atau Ide Pokok
Menurut Latief dan Utud ( 2017 : 164 ) Hal awal dari sebuah naskah
drama.pemilihan ide ini dapat dikembangkan dari cerita yang sudah ada,atau kisah nyata
(true story ) atau seluruhdari hasil imajinasi.
Armantono ( 2011: 69) mengatakan Ide pokok itu adalah satu kalimat
perenungan yang ingin disampaikan dalam cerita yang akan di buat.
Pada kutipan di atas tesebut penulis menyimpulkan bahwa cerita yang akan di
buat itu harus mempunyai nilai dan pesan.
Program drama televisi yang berjudul ― Melogika Rasa ― ini memiliki ide cerita
yaitu sebuah cerita pengalaman dari salah satu kerabat penulis. Adalah seorang
perempuan bernama Chairunisa ( P. 28 ), yang mana dulu ayahnya seorang single parent .
kerap kali ayahnya memintanya untuk segera menikah bahkan sejak dia baru lulus
sarjana, tak jarang dia merasa jenuh dengan sikap ayahnya yang seperti itu. Ternyata
ayahnya memiliki hutang yang tidak sedikit. Hutang tersebut digunakan ayahnya untuk
144
membiayai segala kebutuhan sejak sang ayah berhenti kerja. Terlebih ibunya pun pergi
tanpa kabar sejak dia masih SMP.
b. Pemilihan Tema
Menurut Armantono, ( 2011 : 65 ) tema adalah merupakan formulasi cerita
dalam satu atau dua kalimat pernyataan yang menjelaskan inti cerita. Cerita dibangun dari
dua elemen dasar, yaitu protagonis dan aksi, sehingga tema harus mengandung kedua
elemen tersebut.
Menurut kutipan di atas penulis menyimpulkan bahawa tema yaitu gagasan
pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama, dalam program drama televisi
― Melogika Rasa‖ ini yaitu tentang ―seorang ayah yang bangkrut, ingin membahagiakan
putrinya ditengah tekanan hutang dan mantan istrinya yang jauh lebih kaya, namun rasa
sayang yang sangat kuat diantara ayah dan anaknya merubah hidup mereka menjadi lebih
baik‖.
c. Intisari Cerita
Menurut Lutters ( 2004 : 45 ) menyatakan bahwa intisari cerita bisa dikaitkan
dengan pesan yang ingin di sampaikan oleh cerita atau sesuatu yang menentukan arah
cerita. Istilah umunya adalah premise kalimat singkat yang menjelaskan tujuan dari isi
cerita.
Intisari cerita atau premise dalam program drama televisi ― Melogika Rasa ― ini
adalah ―seorang ayah yang bangkrut, ingin membahagiakan putrinya ditengah tekanan
hutang dan mantan istrinya yang jauh lebih kaya‖.
d. Struktur Cerita
Bagian dari Sturtur cerita adalah :
145
1. Sinopsis
Armantono ( 2011 : 75 ) mengatakan Sinopsis berarti bukan menuliskan garis
besar cerita yang terkonsentrasi pada plot utama.Sinopsis adalah meletakan landasan
berpikir yang akan selalu menjadi pedoman supaya kita tidak kehilangan fokus saat
mengembangkan cerita.
Menurut Latief dan Utud ( 2017 : 164 )‖ sinopsis adalah gambaran cerita secara
keseluruhan yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang menarik dan lugas‖.
Penulis menciptakan peristiwa-peristiwa memilih tempat dan waktu terjadinya
peristiwa lengkap dengan suasana dan situasi dramatiknya, penulis mengembangkan
plot, hambatan , konflik dan karakteristik.
2. Plot
Menurut Armantono ( 2011 : 50 ) Menggerakan protagonis kedalam peristiwa
yang akan mengakibatkan demi peristiwa berikutnya. Rangkaian peristiwa yang
membangun hubungan sebab akibatinilah yang kemudian kita kenal sebagai alur atau
plot.
Beberapa bagian dari plot cerita :
Pengenalan
Johan soarang ayah berumur 50 tahunan terlihat sedang berolahraga di
halaman rumahnya sambil menunggu tukang sayur, tak lama datanglah
tukang sayur tersebut kemudian johan membeli sayuran tersebut, saat ingin
masuk ke dalam rumah johan bertemu dengan bima pria muda berumur 26
tahunan .
Bima yang saat itu ingin berangkat mencari pekerjaan dan mereka pun
berbincang, setelah berbincang dengan johan bima pun pergi dan johan pun
masuk kedalam rumahnya, saat masuk kerumahnya johan melihat anak
146
perempuannya yang bernama bunga gadis berumur 26 tahun sedang meata
foto di ruang tamu.
Pertentangan
Pada suatu hari datang mantan istri johan yang bernama Widia yang
berumur 40 tahunan, saat itu keadaan Johan sangat terpuruk karena rumah
yang dia tempati akan di sita, oleh karena itu Widia ingin membawa bunga
ikut bersamanya ke Singapura, namun Johan dengan tegas menolaknya.
Klimaks
Bunga yang mengetahui bahwa rumah yang ditingali nya akan disita ,
merasakan kekecewan yang besar kepada Johan, namun bunga menanyakan
apa yang akan dilakukan ayahnya selanjutnya, namun Johan bersikeras
menyuruh Bunga untuk menikah, namun bunga menolaknya, dan akhirnya
bunga berpikir untuk meninggalkan Widia ke Singapura.
Karakter Tokoh
Menurut Latief dan Utud ( 2017 : 160 ) ― tokoh adalah pemain yang
berperan dalam cerita. Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan
tritagonis. Tokoh yang dipakai harus sesuai dengan karakter serta watak
yang di tentukan dalam cerita‖.
Dalam sebuah drama terdapat berbagai macam karakter dari setiap
pemainnya. Karakter tokoh yang kuat akan menambah kualitas dalam dan
lebih menjiwai sehigga penonton tidak seperti sedang menyaksikan
sandiwara tetapi slebih menyaksikan realita. Disini penulis berusaha
memperkuat kaarakter setiap tokoh khususnya tokoh utama melalui dialog
dan jga di setiap adegannya.
Berikut penjelasannya :
1. Protagonis : Protagonis disebut juga peran utama yang
meiliki perananpenting dalam cerita.
2. Antagonis : Tokoh atau peran yang bersebrangan
dengan tokoh protagonis. Tokoh yang jahat dan selalu
147
membuat susah, menghalangi dan menghambat niat baik tokoh
protagonis.
3. Tritagonis : Tritagonis adalah peran penengah dan
pendamai anatara protagonis dan antagonis.
Latar / Setting
Menurut Latief dan Utud ( 2017 : 161 ) ―setting adalah bagian dari
cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika tokoh mengalami
peristiwa‖.
Pada program drama televisi ― Melogika Rasa ― ini menggunakan
lokasi interior dan exterior. Setting yang kami gunakan lebih banyak di
dalam rumah atau interior. Dan pengambilan waktu sesuai sekenario ada
tiga yaitu pagi, siang, sore.
Treatment
Menurut Latief danUtud ( 2017 : 164 ) ― treatment adalah kerangka
atau gambaran umum yang didalamnya mengandung garis besar penuturan
jalan cerita.
Treament dibuat setelah penulis membuat sinopsis , karena Treatment
sendiri merupakan kerangka dari pada skenario, sehingga memudahkan
urutan-urutan cerita. Itupun urutanya tidak baku dan dapat di ubah,
tujuannya agar mendapat laporan alur cerita.
Bahasa dalam Skenario
Menurut Latief dan Utud ( 2017 : 166 ) ― bahasa dalah fungsinya sebgai
sarana komunikasi. Hasa yang mudah dimengerti, yakni ragam bahsa yang
dipakai dalam kehidupan keseharian.bahasa yang berkaitan dengan situasi
lingkungan, sosail budaya, dan pendidikan‖.
148
Bahasa yang digunakan dalam program drama televisi ― Melogika Rasa
― ini menggunakan bahasa yang baku dan jelas, sehingga penonton dapat
dengan jelas memahami isi dari cerita ini.
Format Skenari
Format skenario atau penyusunan skenario, jarang sekali ada yang
memiliki kesamaan, tergantung keinginan dan juga gaya penulisan seorang
penulis skenario. Banyak cakupan di dalam sebuah susunan skenario yang
meliputi :
a). Judul Scene
Judul Scene berisi nomor scene , keterangan luar dan dalam ruangan
yang biasanya memakai istilah ( EXT/INT ).
Menurut Lutters ( 2004:92 ) ― keterangan yang menjelaskan tempat
kejadiandan ruangan, keterangan yang menjelaskan wktu kejadian ( dalam
penulisan Internasional, keterangan waktu ini hanya dipakai day / night )‖.
Penulis sendiri menggunakan istilah ( day / night ) untuk keterangan
waktu. Di baris kedua adalah keterangan para pemeran.
b). Deskripsi Visual
Menurut Lutters ( 2004:92) ― deskripsi ini berisi tentang suasana,
tempat kejadian dan peristiwa yang terkadung dalam scene tersebut.
Biasanya penulisan ini ditulis dengan huruf miring untuk membedakan
dengan dialog. ―
c). Tokoh Dialog
Bagianini hanya menerangkan nama dari tokoh yang sedang berdialog.
Hal tersebut perlu ditulis agar orang tahu bahwa dialog tertentu disampaikan
149
oleh tokoh tersebut. Dalam program drama televisi ― Melogika Rasa ― ini
penulis meletak kan bagian ini.
d). Beat
Menurut Lutters ( 2004 : 93 ) ― beat dalam istilah musik berarti irama
atau tempo. Istilah beat dalam skenario tak jauh berbeda dengan musik,
hanya penitikberatan irama/tempo tersebut ada pada emosi inner-action
tokoh yang akhirnya tersirat dalam ekspresi. Beat dituliskan dibawah dialog
dan didalam kurung.
e). Dialog
Dialog dituliskan di bawah keterangan nama dan penulisan dialog
haruslah jelas supaya tidak membingungkan para pemeran. Dalam penulisan
tanda baca pun harus di perhatikan karena akan mempengaruhi emosi setiap
pemeran ketika mengucapkan dialognya.
Dalam drama televisi ― Melogika Rasa ― dialog yang digunakan cukup
banyak karena, scene pun banyak yang di perankan oleh tokoh sentral dan
didukung oleh pemeran pembantu.
f). Teaser
Teaser disini bisa diaryikan sebagai unsur kejutan, ketakutan, teka-teki,
kulminasi emosi . tujuannya adalah untuk menarik minat penonton untuk
menyaksikan kelanjutan ceritanya.
Teaser tersebut harus bisa membuat penonton penasaran dan
membangkitkan rasa keingintahuan penonton.
3.3.2 Produksi
Setelah membuat konsep di pra produksi, langkah selanjutnya adalah melakukan proses
produksi, dalam tahap produksi, penulis naskah turut serta membantu jalannya produksi atau
150
shooting. Yaitu membantu sutradara mengatur blocking talent di tiap adegannya agar sesuai
dengan naskah yang sudah disepakati.
Armantono ( 2005 : 56 ) mengatakan , Penulis naskah juga memantau jalannya proses
produksi. Jika ada scene yang berkendala dan harus mengubah jalan cerita se-efisiennya agar
proses produksi bisa berlanjut dengan baik..
Saat produksi, penulis juga harus mengingatkan cameraman memberitahukan gambar-
gambar apa saja yang harus di ambil sesuai naskah yang sudah jadi agar tidak terjadi
kekuranganstock shoot sehingga tidak menyulitkan editor saat akan mengedit gambar yang telah di
ambil.
3.3.3 Pasca Produksi
Setelah proses produksi berjalan dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah pasca
produksi. Menurut Soemarno ( 2005 : 55 ) ― pasca produksi adalah tahap editing hasil shoot
setelah tahap produksi selesai.dalam hal ini, penulis naskah memantau hasil shooting bersama
dengan sutradara di meja editing‖.
Dalam kutipan di atas penulis mengambil kesimpulan, jika ternyata ada hasil shoot yang
bermasalah dan tidak bagus, maka penulis naskah dan sutradara lah yang menentukan apakah
harus dilakukan shooting atau Re-take ataupun diadakan pengurangan cerita demi meminimalisir
kendala yang ada tanpa harus merusak kesinambungan jalan ceritanya.
3.3.4 Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Setiap tingkatan jabatan yang disematkan kepada orang lain, tentu hal itu memiliki peran
serta tanggung jawab yang harus dijalankan. Peran tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin
guna memudahkan jalannya suatu tugas dan harus mempertanggungjawabkan atas peran yang
disematkannya.
151
Menurut Armantono ( 2005 : 55 ) Serorang penulis naskah mengemban peran untuk
menciptakan dan menulis dasar acuan dalm bentuk naskah atau skenario atas dasar ide cerita
sendiri atau ide dari pihak lain. Selain itu penulis naskah juga menjadi narasumber saat
pelaksanaan produksi apabila dibutuhkan.
Dalam membuat naskah , penulis naskah harus mengetahui batasan – batasan idealisme
dalam menulis, agar ide cerita tak terlalu imajinatif sehingga bisa di terima oleh sutradara dan
produser untuk dijadikan sebuah drama televisi.
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
Konsep Kreatif
Penulis mengangkat cerita tentang drama keluarga , dimana penulis dengan tim
yang lainnya mempunyai konsepmasing-masing. Penulis melakukan revisi skenario
kurang lebih lima kali, dan akhirnya setelah lima kali revisi penulis dan tim menyepakati
skenario ini.
Setelah skenario ini di setujui penulis dan tim melakukan bedah naskah, hal ini
bertujuan untuk mempersiapkan segala macam keperluan sesuai jobdesk masing-masing.
Selajutnya penulis beserta tim melakukan survey lokasi dengan tujuan untuk mengetahui
setting / latar yang akan di guanakan pada saat produksi.
Konsep Produksi
Selain melakukan tugasnya saat pra produksi, penulis naskah juga harus
mengikuti jalannya produksi. Saat melakukan produksi, penulis berusaha mengawasi
jalannya produksi agar cerita tidak keluar dali jalan ceritanya. Sehingga apa yang sudah
terkonsep dari saat pra produksi dapa berjalan dengan semestinya tanpa menimbulkan
kendala yang akan menghambat proses produksi.
152
Konsep Teknis
Seorang penulis naskah juga memiliki konsep teknis dalam pembuatan
skenarionya. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah bagian alat dan lokasi apa saja
yang antinya akan digunakan. Sebuah pembuatan naskah itu baik naskah teater, drama
dan cerpen harus dibuat seddemikian baik untuk membentuk dinamika cerita yang
menarik serta mudah di terima.
Bersama dengan sutradara, penulis mengembangkan cerita kemudian membuta
skenario lengkap agar menjadi acuan saat produksi berlangsung.
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusi Naskah
Kendala : Ide cerita selalu berubah karena kesalahan dalam menentukan premis
di tahap awal
Solusi : Seluruh tim membantu dalam pengembangan ide cerita dan terus
berkomunikasi dengan dosen pembimbing.
Kendala : Adanya perubahan scene pada saat produksi
Solusi : Tim melakukan perencanaan ulang
3.3.7 Sinopsis
Drama televisi ini menceritakan tentang kisah seorang ayah yang bernama
Johan ( L. 52) dan anaknya yang bernama Bunga ( P.26 ) yang saling membahagiakan
namun dengan cara yang bertentangan. Maslah muncul ketika Bunga mengetahui bahwa
selama ini ayahnya yang sudah tidak bekerja ternyata menggadaikan rumah yang mereka
tempati selama ini.
153
Ditambah mantan istri Johan yang kembali datang dan berniat untuk mengajak
bBunga pergi ke Singapura. Belum lagi perbedaan pola pikir yang membuat mereka
kerap terlibat dengan pertengkaran.
Bunga yang semakin jenuh dengan ego Johan pun akhirnya memutuskan untuk
pergi. Namun ada satu kejadian yang mebuat bunga mengurungkan niatnya untuk pergi
dan lebih memilih untuk tetap merawat Johan yang sudah berada di panti jompo karena
rumahnya sudah disita oleh Bank.
3.3.8 Karakteristik
Karakteristik :
Johan(1)
Johan berusia 52 tahun, adalah sosok ayah yang sangat tegas dalam mengurus anaknya, namun
dibalik ketegasannya tersebut Johan memiliki rasa kasih sayang yang sangat besar kepada
anaknya, Johan yang seorang pensiunan Jurnalis berubuh hitam, dan rambut yang sudah ber uban,
johan pun mempunyai sifat egois .
Bunga(2)
Bunga adalah seorang gadis berumur 26 tahun, adalah sosok gadis yang periang,dan sayang
kepada orang tuanya, gadis berabut hitam, dan memiliki tinggi badan kurang lebih 165 cm ini,
sangat patuh pada Orangtua nya
Widia(3)
Widia adalah seorang ibu ber usia 45 Tahun, adalah sosok ibu yang sangat tegas, dan henya
memikirkan kebahagian itu karena harta saja, namun wanita yang mempunyai tinggi badan 160 cm
ini mempunyai rasa kasih sayang kepada anak perempuannya.
154
Bima(4)
Bima adalah seorang pemuda berumur 26 tahun, seorang pria yang periang, dan selalu ramah
kepada siapa pun orang yang berjumpa dengannya, bima pun sorang pria yang tangguh dan
pantang menyerah, hal ini dibuktikan saat dia tak pernah lelah mencari pekerjaan.
3.3.9 Treatment
TREATMENT
1. EXT. HALAMAN RUMAH – DAY
Cast : Johan dan tukang sayur
Johan membuka pintu rumahnya, menuju gerbang lalu
ber olahragadi depan rumah, kemudian Johan membeli
sayur, setelah mebeli sayur Johan menutup pintu
gerbang, lalu msuk ke rumahnya.
2. INT. RUANG TAMU-DAY
Cast : Johan dan Bunga
Bunga memegang frame dan menghadap ke tembok.
Meletakkan frame lalu pergi dan kembali membawa
tangga. Kemudian buga menaiki tangga, kemudian
Johan masuk kedalam rumah membawa kantong sayuran
dan melihat bunga yang sedang menaiki tangga johan
155
dan bunga memandangi frame foto yang terpasang di
tembok.
3. INT. RUANG MAKAN – DAY
Cast : Johan dan Bunga
Johan sedang melepon di dekat meja makan,
sementara bunga sedang duduk di sofa sambil
memainkan gadget, selesai melepon johan duduk di
meja makan. Tak lama bunga meyusul ke meja makan
dengan ekspresi muka kesal. Mereka berdua
bercengkrama di meja makan.
4. EXT. HALAMAN RUMAH – DAY
Cast Johan dan Bunga
Bunga membuka pintu sambil mebawa secangkir teh,
tak lama johan datang membawa kantong berisi
sayuran, johan dan bunga duduk di bangku teras
rumah, bunga memberikan secangkir teh kepada johan
kemudian johan meminum teh tersebut, bersamaan
dengan itu Johan melihat sebuah surat, Kemudian
Johan membaca surat tersebut, johan panik ketika
bunga menanyakan surat tersebut, Johan buru-buru
156
mengambil kantong sayur , kemudian mengajak Bunga
masuk ke dalam rumah.
5. INT. DAPUR – DAY
Cast : Bunga
Bunga sedang membuat teh, kemudian bunga meletakan
dua cangkir teh di atas nampan.
6. INT. RUANG TAMU – DAY
Cast : Johan, Widia, dan Bunga
Johan dengan widia sedang berbincang – bincang ,
kemudian Bunga datang membawa dua cangkir teh yang
berada di atas nampan, kemudian bunga meletakkan
teh tersebut di atas meja, lalu duduk di sofa .
7. INT. RUANG MAKAN- DAY
Cast : Johan dan Bunga
Johan dan bunga sedang makan siang, kemudian
mereka berdua berbincang- bincang, tak lama Bunga
pergi meninggalkan ruang makan.
8. EXT. TERAS RUMAH – DAY
Cast : Johan dan Bima
157
Johan sedang duduk di bangku teras rumah sambil
membaca buku. Kemudian menyapa bima memita bima
untuk mampir, Bima membuka pagar kemudian duduk di
samping johan, mereka berdua berbincang, setelah
itu Bima pergi, dan Johan masih duduk di bangku.
9. INT. RUANG TAMU – DAY
Cast : Bunga dan Johan
Bunga sedang duduk di sofa sibuk dengan laptopnya,
taklama datang Johan duduk di sofa , johan meminta
teh kepada bunga, bunga meletakkan laptop di meja
dan pergi ke dapur untuk membuatkan teh, johan pun
melihat laptop bunga, tak lama bunga datang
membawa kan teh dan memebrikan kepada johan, bunga
duduk kembali di sofa, johan meminum teh tersebut,
mereka berdua kemudian berbincang-bincang, tak
lama bunga pergi meninggalkan johan.
10. EXT. TERAS RUMAH – DAY
Cast : Johan , Bunga, dan Petugas Bank
158
Petugas bank mengetuk pintu rumah, kemudian Johan
membuka pintu, lalu petugas bank pun memberikan
surat kepada Johan, johan pun membaca surat
tersebut, Johan berdebat dengan petugas bang, tak
sadar Johan, bunga berdiri di belakangnya petugas
bank menjelaskan kepada Johan, tak lama petugas
pun pergi. Johan berdiri terdiam dia depan pintu.
11. INT. RUANG TAMU – DAY
Cast : Johan dan Bunga
Bunga dan Johan duduk di sofa ruang tamu, Johan
melepaskan kacamatanya. Johan dan Bunga
berbincang, Johan terlihat marah, terlihat bunga
berbicara dengan Johan sambil menegakan posisi
duduknya, Johan terlihat berbicara dengan Bunga
dengan ekspresi marah, tak lama bunga pergi
meninggalkan johan, kemudian johan mengambil
handphone nya lalu melepon widia.
12. INT. KAMAR – DAY
Cast : Bunga
Bunga masuk ke kamar, dan menutup pintu dengan
keras, dan duduk di depan meja rias dengan raut
159
wajah yang sedih, kemudian bunga mengakat telepon
dari widia.
13. MONTAGE
Cast : Johan
Johan membuka pintu rumah lebar-lebar, johan
memandangi foto-foto di dinding, johan terlihat
makan sendirian, johan menonton tv sendirian,
terlihat johan berada di kursi panjang dengan
keadaan yang sangat kacau.
14. I/E . DALAM MOBIL – DAY
Cast : Bunga dan Widia
Terlihat bunga melamun memandangi kaca mobil,
widia tersenyum memandangi Bunga. Dia berbicara
kepada bunga, bunga terlihat masih melamun, tak
lama bunga mendapat telepon dari seelly kemudian
mengangat teleponnya. Bunga tersenyum sambil
menutup telepon nya.
15. INT. DAPUR – DAY
Cast : Johan
160
Johan sedang menuang teh kedalam cangkir, kemudian
johan membuka lemari untuk mengambil gula, johan
kaget melihat gulanya tidak ada, kemudian iya
menanyakan kepada pekerja yang sedang mengangut
barangnya, namun pekerja itu menjelaskan bahawa
tempat gulanya sudah di dialammobil, johan
melempatkan sendok ke cangkirnya.
16. EXT. HALAMAN RUMAH – DAY
Cast : Johan
Johan terlihat berdiri termenung di depan
rumahnya, dia bersiap-siap untuk meninggalkan
rumahny. Sesekali menoleh ke belakang lalu
menunduk sedih. Sementara beberapa pekerja silih
berganti membawa barang-barang.
17. MONTAGE
Sebuah tangan mencabut tanda penyitaan rumah,
terlihat kacamat dan handphone di atas
meja,terlihat pajangan dinding yang sudah tidak
rapi, terlihat beberapa properti yang nampak
berantakan, nampak peralatan makan yang seperti
baru saja di tata, terlihat kran air yang
meneteskan air perlahan, terlihat beberapa cangkir
161
yang tertata rapi, beberapa frame foto yang
tertata rapi di tembok.
18. INT. RUANG TAMU – DAY
Cast : Bunga , Johan, dan Pekerja
Johan dan bunga duduk di sebuah sofa, mereka
terlihat berbincang dengan ekspresi bahagia,
sementara itu terlihat pekerja lalu-lalang
mengangkuti barang. Johan menegur pekerja yang
menaruh kardus di hadapanya, lalau tiba-tiba
pekerja itu tertabrak dari belakang oleh pekerja
lainnya, johan dan bunga pun tertawa terbahak-
bahak.
3.3.10 Skenario
Act 1
1. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY
Pagi itu cuaca terlihat sangat cerah. Dihalaman rumahnya,
johan terlihat sedang melakukan olahraga kecil. Dia
melakukan peregangan - peregangan ringan untuk ototnya. tak
lama dia bertemu dengan bima . mereka pun berbincang kecil.
JOHAN
Satu... duaaa...
162
BIMA
Pagi pak johan....
JOHAN
Eh. Pagi! berangkat kerja bim?
BIMA
Baru mau interview pak...
JOHAN
Oooh hahahaaa.. Semangat anak muda...
BIMA
Heheheee... mari pak..
2. EXT. JALANAN DEPAN GERBANG RUMAH - DAY
Terlihat tukang sayur sedang mendorong gerobaknya. johan
terlihat tersenyum memperhatikan tukang sayur tersebut. tak
lama tukanh sayur tersebut berhenti di hadapan johan. johan
memperhatikan keranjang sayur yang ada di belakangnya
terisi penuh dengan sayuran. johan memilih - milih sayuran
yang segar. Johan pun membeli beberapa sayur untuk di
masak hari itu. Setelah berbelanja sayur johan pun kembali
ke dalam rumah.
TUKANG SAYUR
Sayuuuuuur.. Mayur!.... Sayuuuuur mayur!
163
JOHAN
Kiuuuu.... Sayuur sayur...
TUKANG SAYUR
Eeeh pak johan, sayur pak..
JOHAN
Wah masih seger nih?
TUKANG SAYUR
Fresh pak, baru dipetik dari kebunnya. Otentik! Original!
Ranum. heheheee
JOHAN
Hahahahha bisa aja si mas
JOHAN (CONT’D)
Udah ini aja deh, cukup buat berdua. Nih uangnya
TUKANG SAYUR
Wah pak, gede amat..
JOHAN
Apanya?
TUKANG SAYUR
Uangnyaaa...
JOHAN
Hahahaaa... cetakannya emang segitu mas. Kalo gede gede
164
nanti jadinya malah spanduk.
TUKANG SAYUR
Hahahahhaaaa pak johan bisa saja. Bentar pak saya cari
tukeran dulu ya pak.
JOHAN
Udah udah ambil aja kembaliannya...
TUKANG SAYUR
Serius ini pak...
JOHAN
Yeee... gak mau? Saya ambil lagi nih!
TUKANG SAYUR
Eeeh mau pak mau... heheheeee..
3. INT. RUANG TAMU - DAY
Terlihat bunga sedang meletakkan sebuah frame foto di
sebuah tembok. Bunga nampak sibuk menata foto - foto
keluarga di salah satu tembok rumahnya usai di bersihkan.
Lalu terlihat bunga membawa tangga dan palu dia terlihat
sedikit kewalahan membawa tangga sendirian. Tak lamajohan
dating membawa plasti berisi sayuran.
BUNGA
Hmmm... yang ini taruh mana ya...
165
BUNGA (CONT’D)
Sini sudah penuh situ aja kali ya.
BUNGA (CONT’D)
Duh ayah k emana sih...
(kesal)
BUNGA (CONT’D)
Suka lama deh kalo belanja... kayak ibu - ibu...
(sebal, lirih)
JOHAN
Bunga, kita masak ini ya....
Eh eh! ngapaiiiin siiih pagi pagi udah manjat - manjat.
BUNGA
Pasang foto yaaaah.
BUNGA (CONT’D)
Lagian ayah lama.
JOHAN
Pegangin bawahnya! Nanti malah jatuh fotonya!
BUNGA
Hmm.... Not bad...
BUNGA (CONT’D)
Buah jatuh ga jauh dari pohonnya
166
(tersemyum bangga)
JOHAN
Hmmm... bisa bisa..
JOHAN (CONT'D)
Tapi.....
JOHAN (CONT'D)
Tidak semua buah tumbuh persis seperti pohon tempat ia
bergantung sebelumnya.
JOHAN & BUNGA
Hahahaaaaa
4. INT. RUANG TV - DAY
terlihat johan sedang menelepon seseorang, bunga menanyakan
siapa yang menelepojohan tadi? Johan dan bunga berbincang
bincang sambal dudukdi sofa.
JOHAN
gimana? Jadi kerumah? oooh yaudah kerumah aja.
JOHAN (CONT’D)
Oke oke aku tunggu, walaikumsalam.
BUNGA
Bunda lagi?
167
JOHAN
Iya, mau kesini katanya
BUNGA
Ngapain?
JOHAN
Mau ngajakin reunian keluarga katanya hehehehe
JOHAN (CONT’D)
Eh itu gimana interview kamu kemarin? yang di kantor teman
kamu itu? siapa namanya? si sela ya?
BUNGA
selly yaaaah...
BUNGA (CONT’D)
Belum ada kabar yah, katanya sih dua minggu lagi di
kabarin.
JOHAN
Nah selly, sukses dia sekarang ya. Udah nikah dia?
BUNGA
Anak satu malah yah...
JOHAN
Oooh iya?. Kamu kapan?
168
JOHAN (CONT’D)
umur kamu udah 26 loh, udah waktunya kamu nikah, lagian
ayah juga udah ga sabar pengen gendong cucu.
BUNGA
Nikah nya gampang yah, abis nikahnya itu yg susah. sekarang
di jakarta ini serba mahal yah, kalo bunga belum mapan mau
makan apa?
JOHAN
Kan ada suami yang bakal nafkahin kamu,
BUNGA
Itu juga kalo calon suaminya mapan yah, kalo nikahnya sama
yang belum mapan? sama aja bohong.
JOHAN
Kalo kamu mikirnya begitu, laki - laki mana yang mana mau
sama kamu?
BUNGA
Mungkin laki - laki yang mapan.
Act 2
5. EXT. JALANAN DEPAN GERBANG RUMAH - DAY
telihat johan sedang membei sayuran, dan membayar
belanjaannya tersebut, dan tukang sayur pun pergi.
169
JOHAN
Eh mas mas... kembalian saya mana?
TUKANG SAYUR
Oh kirain dikasih lagi pak. Heheheeee
JOHAN
Wooo semprul, ya jangan tiap hari. Bangrut saya.
TUKANG SAYUR
Maaf pak, saya duluan ya, mari pak!
JOHAN
Oh iya, mari mari !
6. EXT. JALANAN DEPAN GERBANG RUMAH - DAY
lalu terlihat bima berjalan menuju arah johan, johan
berbincang bincan dengan bima,dan bima pergi meninggalkan
johan.
BIMA
Pagi pak johan
JOHAN
Pagi...
(tersenyum)
JOHAN (CONT’D)
Mau kemana?
170
BIMA
Cari kerja lagi pak...
JOHAN
Loh ini kan minggu!
BIMA
Astaghfirulloh lupa saya.
JOHAN
Heheheeee...anak muda...
7. EXT. TERAS RUMAH - DAY
terlihat johan masuk menuju teras rumah, terlihat
bungasudah berdiri sambal memebawa dua gelas the, johan
kemudiandudukdibangku yang berada di teras, johan melihat
ada sebuah ampop di meja kemudian membacanya, bunga yang
penasaran menanyakan isi amplop tersebut, dan tak lama
mereka berdua masuk kedalam rumah
JOHAN
Eh udah bangun kamu
BUNGA
Sudah dong... nih buat ayah
JOHAN
Mantap...
171
JOHAN (CONT’D)
Wah apa ini?
BUNGA
Apa itu yah?
JOHAN
Oh ini, undangan rapat RT.
(dengan nada sedikit panik)
BUNGA
Rapat RT?....
JOHAN
Eh! ayo kita masak. Ayah sudah laper ini. keburu layu nih
sayurnya.
8. INT. RUANG MAKAN - DAY
Terlihat johan dan bunga sedang menyantap makanan sambi berbincang
bincang.
JOHAN
Anak ayah, kalo sudah masak, kalah koki restoran. Hahahaha.
JOHAN (CONT’D)
Bumbunya meresap, sekali orang makan, pasti langsung ingat kalo
ini masakan kamu..
JOHAN (CONT’D)
Coba kalo kamu punya suami, pasti pengennya makan dirumah terus...
172
heheheeee..
9. INT. RUANG TAMU- DAY
Diruang tamu terlihat johan dan widia sedang berbincag serius
tentang masa depan bunga, tak lama bunga dating membawa tiga gelas
minuman, bungapun ikut berbincang dengan johan dan widia
WIDIA
Udah lah jo kamu gak bisa egois kaya begini,
WIDIA (CONT’D)
Bunga itu masa depannya masih panjang.
WIDIA (CONT’D)
aku mau ajak dia ke singapura, dia bisa lanjutin s2 di sana,
lagipula kan rumah ini sudah mau disita.
JOHAN
Sepuluh tahun aku membesarkan bunga sendirian wid. Kamu kemana?
JOHAN (CONT’D)
Sekarang kamu datang mau bawa dia? aku masih mampu wid!
WIDIA
Masih aja kamu keras kepala johan, untuk apa dia di indo. lihat
sekarang anakmu, kontrak kerja sudah habis, sekarang menganggur.
kalo dia ikut aku ke singapur, dia bisa bekerja dengan ku sambil
kuliah disana.
173
BUNGA
Serius banget ngobrolnya, ngomongin apaan sih?
WIDIA
Gini loh bunga,rencananya bunda mau ajak kamu ke singapura, disana
kamu bisa ngelanjutin s2 lalu dapat kerja yang bagus.
JOHAN
di indonesia kan banyak universitas yang bagus, toh belum tentu
lulusan luar negri dijamin sukses!
WIDIA
Beda dong jo kualitas nya, disana sistemnya lebih maju, lagipula
kan kalo kuliah di indo dia mau tinggal di mana? Rumah ini kan mau
di sita!
10. INT. RUANG MAKAN - NIGHT
Terlihat bunga dan johan sedang makan malam, keadaan di ruangan
tersebut terasa hening, dengan tenang bunga menanyakan soal
kebenaran rumah yang di tempati sekarang akan disita,kemudian
johan menjelaskan kepada bunga, tak lama bunga meninggalkan ruang
makan tersebut
BUNGA
Ayah...
JOHAN
Hmmm...
174
JOHAN (CONT’D)
Kenapa ayah gak pernah bilang ke bunga?
JOHAN (CONT’D)
Masalah rumah?
JOHAN (CONT’D)
Buat apa?
JOHAN (CONT’D)
Waktu itu ayah tidak punya pilihan. bunda kamu gak ada, ayah sudah
berhenti kerja, kamu masuk kuliah. Jadi ya terpaksa.
BUNGA
Ayah bilang biaya kuliah bunga pakai uang pesangon ayah?
JOHAN
Heheheeee... bercanda kamu.
JOHAN (CONT’D)
Mana cukup. belum makan kamu, belum listrik, belum kebutuhan lain.
JOHAN (CONT’D)
Bunga , bunga!!
11. EXT. JALANAN DEPAN GERBANG RUMAH - DAY
Johan terlihat celingukan ke kanan dan ke kiri, pagi itu dia
sedang menunggu tukang sayur yang biasa dia beli.
175
Perjalanannya,tak lama terlhat bima beralan menuju johan, dan
mereka berdua berbincang, tak lama bima pergi meniggalkan johan.
JOHAN
Mana ini ? Tumben tukang sayur ga lewat
BIMA
Pagi pak johan.
JOHAN
Eh kamu lagi, masih cari kerja
BIMA
Masih pak, susah sekarang cari kerja di jakarta
JOHAN
Memangnya kamu lulusan apa sih?
BIMA
Sarjana pak
JOHAN
Ah masa sih sarjana susah cari kerja bukannya malah lebih mudah
BIMA
Mudah itu buat yg punya orang dalem, belom lagi saingannya lulusan
luar negri mulu pak.
JOHAN
Oh gitu , yaudah semangat terus anak muda, mudah mudahan dapat
176
kerja nya yah
BIMA
Iya pak , makasih, saya duluan yah
12. INT. RUANG TV - DAY
Johan kembali masuk kedalam rumah. di ruang tv dia melihat bunga
sedang duduk di kursi sambil bermain laptop yang berada diatas
meja, kemudian johan menghampiri bunga yangseang duduk di sofa,
johan menanyakan apa yang sedang dilkukan bunga, mereka berdua
berbincang bincang. Tak lamabunga beranjak dari meninggalkan johan
JOHAN
Tumben kok gak bikinin ayah teh?
BUNGA
Hmm
BUNGA (CONT’D)
Ini teh nya
JOHAN
Kamu lagi ngapain sih?
BUNGA
Cari lowongan kerja
JOHAN
Kerja ke singapura?
177
BUNGA
Yah, bunga juga butuh masa depan.
JOHAN
Harus banget di singapura?
JOHAN (CONT’D)
Dulu bunda kamu pergi ninggalin kita. alasannya cari uang...
BUNGA
Yaaah... beda dong, kan aku cuma kuliah.
JOHAN
Apa beda nya? pergi pergi juga kan?
JOHAN (CONT’D)
Jangan kamu seperti bunda kamu, pergi ke negeri orang, yang dia
pikirin cuma karir, karir dan karir... makanya lebih baik kamu
itu...
BUNGA
Nikah?! Terserah ayah lah!
BUNGA (CONT’D)
Bunga...
13. I/E. RUANG TAMU/TERAS RUMAH - DAY
Siang itu terdengar suara bell rumah johan berbunyi. Johan membuka
pintu rumahnya dengan sedikit terburu - buru, namun dia terkejut
178
ketika mengetahui tamunya adalah dua orang dari petugas bank .
terlihat mereka berbincang –bincang.
PETUGAS BANK
Selamat pagi, dengan bapak johan?
JOHAN
Pagi... iya, ada apa ya?
PETUGAS BANK
Kami dari bank nasional nusantara pak. Diperintahkan untuk
menyampaikan surat ini kepada pak johan.
JOHAN
Surat apa ini?
PETUGAS BANK
Itu surat perintah pengosongan rumah bapak. dengan terpaksa harus
kami sampaikan, pihak bank sudah memutuskan bahwa rumah ini harus
bapak kosongkan dalam kurun waktu satu minggu. mengingat sampai
jatuh tempoyang sudah disepakati, pak johan tidak mampu untuk
membayar bunga pinjaman dari bank kami.
JOHAN
Loh gak bisa gitu dong mas! masa cuma seminggu?!!! Saya juga tau
peraturan mas. saya bukan orang bodoh, bisa saya tuntut loh ini!!!
PETUGAS BANK
Maaf pak itu surat perintahnya sudah jelas, kami hanya menjalankan
tugas. Jika ada yang ingin bapak tanyakan, silahkan langsung
179
menghubungi pihak kantor.
JOHAN
Loh tapi ini...
PETUGAS BANK
Terima kasih atas waktunya pak johan. Selamat siang.
JOHAN
Hei mas! Mas!
JOHAN (CONT’D)
Apa - apaan ini
14. INT. RUANG TAMU - DAY
Johan masih berdiri membelakangi pintu rumah yang sudah tertutup
sambil terus memandangi surat ditangan kirinya. terlihat keringat
menetes di pelipis kirinya saat dia melepas kaca mata. langkahnya
perlahan menjauhi pintu, dia terkejut saat mengetahui bunga sudah
berada tepat di beberapa meter di hadapannya. sadar bahwa putrinya
sudah melihat dan mendengar semuanya dengan jelas, johan pun hanya
bisa tersenyum pasrah sambil melambaikan surat tersebut. begitu
juga dengan bunga, senyumnya selaras matanya yang berkaca - kaca
menahan kesedihan. Ekspresinya menunjukan sebuah kesedihan dan
kebimbangan. Dia sangat menyayangi ayahnya namun disisi lain dia
sangat muak dan kecewa dengan jalan pikir sang ayah. johan pun
berlalu dari hadapan bunga.
15. INT. RUANG TAMU
Johan dan bunga duduk di kursi yang berbeda, ekspresi dan bahasa
180
tubuh antara mereka berdua menunjukan kebingungan. Johan terus
menunduk sambil memegangi kepalanya. Tak lama bunga menanyakan
tentang kelanjutanjohan setelah mengetahui umah tersebut akan
disita, bungapun pergikekamardengan mata yang berkaca kaca
BUNGA
Lalu sekarang rencana ayah apa?
BUNGA (CONT’D)
Apa gak sebaiknya kita minta tolong sama bunda aja?
JOHAN
Ngapain?!!
JOHAN (CONT’D)
Mau ditaruh dimana muka ayah?
BUNGA
Terus kita mau tinggal dimana yah?! Rumah mau disita! ayah udah
gak kerja! dan bunga pun sampai sekarang belum dapet kerja lagi
yah.
JOHAN
Itu bukan solusi!,ini yang ayah takutkan! coba kamu mau dengerkan
ayah dari dulu, pasti kamu sekarang udah bahagia sama suami kamu,
ngurus anak di rumah! Gak sibuk cari kerja, gak ikutan susah hidup
sama ayah kaya sekarang! ga perlu kamu....
BUNGA
Ayah! Ayah sadar gak sih?!!! kalo aku nikah siapa yang ngurusin
ayah?!!! bunga g mau seperti bunda yang ninggalin ayah karena
181
menggangap ada hal yang jauh lebih penting dari pada ayah!
BUNGA (CONT’D)
Tapi sekarang bunga tau kenapa bunda gak mau kembali sama ayah!
karena mungkin memang banyak hal diluar sana yang lebih penting
dari pada ayah!!!!!!
16. INT. KAMAR BUNGA - NIGHT
Bunga menutup pintu kamarnya dengan keras. Kemudian mengambil
handhone nya dan menelepon bundanya.
BUNGA
Ha..Halo bunda.......
Act 3
17. I/E.
Pagi itu suasana begitu hening, Johan membuka pintu rumahnya lalu
melihat sekitar. dia memejamkan mata lalu tersenyum di halaman
rumahnya, seolah dia sudah siap menghadapi kenyataan di hari yang
baru, dia menghebuskan nafas panjang sebelum membuka matanya. Dia
berjalan menuju pagar jalan depan rumahnya. dia membuka pagar
rumah lalu keluar hingga tepi jalan. Dia melihat ke kanan dan ke
kiri. Tak lama dia kembali menuju dalam rumah. di dalam rumah dia
pandangi sebuah foto besar yang berada di dinding. lalu dia makan
dan membuat teh sendirian.
MONTAGE
1. Johan membuka pintu rumahnya.
2. johan berdiri di halaman rumah sambil melihat sekitar
3. johan berdiri di depn jalan melihat ke kanan dan ke kiri
4. johan memandangi foto di ruang keluarga
182
5. Johan menonton tv di ruang tv
6. Johan makan di meja makan
18. INT. DAPUR - DAY
Terlihat sebuah cangkir putih yang berisi teh.kemudian johan
mecaritoples yang berisi gula, ternyata sudah ada petugas bank
yang sedang mengangut barang milik johan.
JOHAN
Mas mas!
PETUGAS SITA
Ya pak?
JOHAN
Toples gula saya mana?
PETUGAS SITA
Sudah dia angkut pak, di mobil mungkin.
19. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY
Johan berdiri di halaman rumahnya, banyak orang yang keluar masuk
rumahnya dan membawa properti. terlihat tangan johan menenteng
sebuah tas hitam. Tak lama dia mendongak ke atas seiring dengan
suara pesawat.
20. INT. DALAM MOBIL - DAY
Sore itu jalanan jakarta sangat macet. terlihat bunga sedang
berada di dalam mobil. Bunga berbincang dengan bundanya. Tak lama
bunga menerima telepon dari temannya yang mengabarkan bahwa bahwa
183
dia di terima kerja. bunga pun sempat terdiam lalu tersenyum dan
menoleh ke arah widia.
WIDIA
Sudah lah, ayah kamu baik - baik saja disana. Ini kan kemauan dia.
BUNGA
Maksud bunda?
WIDIA
Ayahmu yang minta bunda buat jemput kamu.
BUNGA
Halo?
SELLY
Halo bunga?
BUNGA
Iya sell ada apa?
SELLY
Ini, gue mau kasih tau, masalah kerjaan yang kemarin itu loh...
SELLY (CONT’D)
maaf ya lama ngabarinnya, lo tau lah management kantor gue masih
berantakan. Nah gue pengen lo yang manage nih, kalo bisa besok lo
kesini yah.
184
SELLY (CONT’D)
Eeem... bunda...
21. INT. RUANG TAMU - DAY
BUNGA
Yah, minggu depan kita udah bisa pindah ke rumah baru dong...
JOHAN
Oiya? Bagus itu...
JOHAN (CONT’D)
Coba kamu jadi ikut bunda kamu, ayah bisa jadi penghuni tetap
disini. Hahahahaaa
BUNGA
Ya gapapa dong, kan banyak temannya, biar jadi kakek - kakek
sosialita. hihihiiii...
JOHAN
Eh eh, bukan kakek, kan belum punya cucu.
BUNGA
Hmmm.... Mulai nih?
JOHAN & BUNGA
Wkwkwkkkwkwkwk
192
3.4. Proses Kerja Penata Kamera
Menurut Kusumawati dkk (2017:68) : Penata kamera adalah seseorang yang bertugas
merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera video yang direkam melalui pita
video, memory, hard disk atau media penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan sutradara atau
pengarah acara.
Sedangkan menurut Mascelli (2010:10) : Penata kamera adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan.
Dari Kutipan diatas penulis sebagai penata kamera berperan penting untuk proses
pengambilan gambar, Penulis di tuntut untuk memberikan gambar-gambar yang indah dan bagus untuk
dilihat, hal itu merupakan tantangan bagi penulis untuk menyajikan gambar-gambar yang baik dan
bagus, di samping itu penulis juga ingin menerapkan ilmu yang telah di berikan oleh dosen pengajar
dan referensi buku-buku diterapkan pada saat shooting produksi drama tv.
Penulis dan juga sebagai penata kamera berdiskusi dengan produser, sutradara, dan penata
artistik, untuk mendapat kan gambaran lengkap tentang apa saja yang berlangsung didalam set,
sehingga tidak melenceng dari naskah.
3.4.1. Pra Produksi
Pada tahap pra produksi, tim produksi mendiskusikan ide cerita yang akan di buat menjadi
sebuah skenario, penulis menyumbangkan ide yang di terima sebagai cerita dasar, setelah ide cerita
terkumpul lalu di berikan kepada penulis naskah untuk di olah.
Pada tahap ini penulis sebagai penata kamera mengikuti hunting / riset lokasi untuk
pembuatan shoot list dan untuk penempatan kamera/ disebut juga blocking camera, lalu penulis
membuat shoot list yang disetujui juga oleh sutradara, konsep gambar yang penulis buat ialah konsep
gambar yang sederhana namun secara angle bagus dan enak dilihat untuk dinikmati, adapun yang
telah disepakati bersama dalam tahap pra produksi adalah membuat sebuah format drama televisi yang
berjudul ―Melogika Rasa‖.
Penulis sebagai penata kamera bersama dengan produser, sutradara, dan penulis naskah
menentukan lokasi-lokasi yang dibutuhkan dalam naskah dan yang telah disepakati. Penulis juga
berdiskusi dengan sutradara untuk menentukan angle kamera, kamera yang akan digunakan dan apa
193
yang dibutuhkan seorang penata kamera. Setelah disepakati oleh produser dan sutradara, penulis
sebagai penata kamera memilih menggunakan kamera CANON C200 pada produksi ini. Alasan
memilih menggunakan CANON C200 yaitu karena kamera yang digunakan tersebut memiliki kualitas
gambar yang cukup baik.
3.4.2. Produksi
Pada saat produksi, penulis sebagai penata kamera bertugas mengambil gambar dan
memberikan gambar dengan kualitas yang bagus. Berdasarkan konsep kasar atau shoot list yang telah
tim sepakati. Saat produksi berlangsung, penata kamera dan sutradara banyak mengambil improve dari
berbagai adaegan tentunya sesuai kondisi lapangan atau lokasi.
Pada hari pertama penulis sebagai penata kamera mengecek kelengkapan kamera, lalu penulis
mencoba menyalakan dan mengecek peralatan kamera apakah hidup atau perlu warming up terlebih
dahulu setelah dirasa kamera aman dan dalam kondisi baik maka penulis sebagai penata kamera
memberitahu kepada sutradara bahwa perlengkapan nya telah siap untuk produksi, setelah semuanya
aman untuk produksi penulis sebagai penata kamera memberi saran kepada sutradara untuk mengambil
gambar sesuai shot list yang telah di buat, lalu semua kru siap untuk produksi, produksi di hari pertama
ini masih belum bisa beradaptasi dengan alat alat yang digunakan dikarenakan penulis sebagai penata
kamera baru pertama kali mengoperasikan kamera Canon C200. walaupun baru pertama kali, penulis
sebagai penata kamera dituntut menguasai semua tombol atau menu yang ada di dalam kamera Canon
C200, dan proses produksi hari pertama berjalan lancar meskipun ada beberapa kendala.
Proses produksi di hari kedua penulis sebagai penata kamera memulai kembali produksi
program drama tv dengan mengecek kembali peralatan kamera apakah ada yang berubah atau tidak,
proses produksi hari kedua ini penulis sebagai penata kamera telah menguasai tombol-tombol atau
menu yang ada di dalam kamera, lalu penulis melanjutkan produksi program drama tv sesuai crew call
dari produser tersebut tanpa ada nya kendala yang begitu berat dibandingkan pada hari pertama.
194
Proses produksi di hari ketiga penulis sebagai penata kamera memulai proses produksi sesuai
crew call produser, di hari ketiga ini tidak mengalami kendala pada divisi pengambilan gambar dan
proses produksi pun lancar, penulis sebagai penata kamera pun memberi saran untuk pengambilan
gambar terbaik kepada sutradara.
Proses produksi di hari keempat penulis sebagai penata kamera memulai kembali proses
produksi, pada hari keempat ini bisa dibilang produksi santai karena scene-scene nya telah di take di
hari sebelum-sebelum nya dan akan mengambil shot-shot / insert yang kurang kemudian penulis
menanyakan kepada sutradara apakah ada yang kurang dari sisi pengambilan gambar sehingga bisa di
ambil ulang / re-take, pada hari terakhir / keempat ini produksi telah berjalan lancar sesuai schedule
yang dibuat oleh sutradara dan produser, setelah proses produksi drama tv selesai penulis sebagai
penata kamera mengecek kembali kondisi peralatan kamera, untuk memastikan tidak ada alat kamera
yang rusak karena kamera yang digunakan merupakan kamera sewaan / vendor.
3.4.3. Pasca Produksi
Setelah produksi selesai dilaksanakan, tahapan berikut nya adalah pasca produksi yang
komponen pekerjaan utama nya adalah editing video. Pada tahap ini penulis sebagai penata kamera
mendampingi editor dan sutradara untuk pemilihan gambar yang akan diedit dan memberikan
masukan untuk memilih gambar yang baik.
Selain mendampingi editor untuk melihat gambar, dan memberikan masukan untuk memilih
gambar mana saja yang baik untuk digunakan, penulis juga mengecek kembali semua peralatan
kamera yang digunakan selama produksi, apakah kondisi nya bagus atau tidak dikarenakan alat
kamera yang digunakan selama produksi in sendiri merupakan kamera sewaan atau rental.
3.4.4. Peran dan Tanggung jawab Penata Kamera
Peran dan tanggung jawab seorang penata kamera berpengaruh penting dengan apa yang
dihasilkan pada saat produksi. Penulis sebagai penata kamera juga membantu sutradara dalam upaya
penerjemahan dari bahasa tulisan kebahasa visual melalui pemilihan angle dan gerakan kamera,
195
penulis sebagai penata kamera harus menjaga keadaan alat yang digunakan selama proses produksi
berlangsung mengingat kamera yang digunakan selama produksi adalah kamera sewaan / vendor.
Menurut Kusumawati dkk (2017:69) : Tiga tahapan yang dilakukan oleh penata kamera untuk
menghasilkan sebuah gambar akhir visual terdiri dari tiga tahap:
a. Pra Produksi
1. Membuat director shot dengan sutradara untuk menyamakan visi agar tidak terjadi kesalahan
dilapangan.
2. Berkonsultasi dengan sutradara tentang gambar-gambar yang baik untuk diambil.
3. Mendampingi sutradara saat hunting lokasi agar bisa melihat tempat-tempat yang bagus
untuk diambil shot.
4. Membuat floor plan untuk blocking kamera.
5. Menyiapkan alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi.
b. Produksi
1. Melakukan pengambilan gambar sesuai konsep yang telah disepakati pada pra produksi.
2. Menjaga keselamatan kamera dan yang berhubungan dengan perekaman gambar.
3. Mengambil gambar sesuai dengan skenario.
4. Menjaga kesehatan untuk melakukan pengambilan gambar.
c. Pasca Produksi
1. Mengikuti tahap editing untuk melihat hasil gambar yang telah diambil bersama editor,
sutradara, dan produser.
2. Bersama editor dan sutradara memilih gambar yang diperlukan untuk diedit yang mungkin
berhubungan dengan skenario.
3. Mengecek kembali kondisi peralatan kamera, untuk memastikan tidak ada alat kamera yang
rusak.
196
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
konsep yang penulis buat dalam produksi drama tv ― Melogika Rasa‖ ini lebih
menekankan kepada hal yang bersifat natural dengan look dan mood yang wajar dengan kata
lain tidak ada hal yang berlebihan dari segi pengambilan gambar, teknis, angle camera,
komposisi gambar, warna, movement camera, hingga pencahayaan (lighting).
Hal ini tentunya tidak lepas dari sebuah procedure serta kerja sama team dalam
menciptakan sebuah konsep yang telah dibuat dari sebuah naskah menjadi bentuk audio
visual serta layak untuk dinikmati, karena tanpa ada nya konsep dalam sebuah karya, apa
yang telah dibuat akan terasa hambar (tanpa makna).
Pada proses drama ini penulis mengambil beberapa angle seperti Low Angle, High
Angle, Eye Angle untuk memperlihatkan kesan dramatis dan keseluruhan background yang
ada dibelakangnya. Bukan Cuma itu, penulis juga menggunakan beberapa shot size seperti;
Medium Close Up dan Long Shot guna nya untuk memperindah dan memperlihatkan situasi
yang ada di belakangnya. Penulis juga mengambil gambar dengan mengatur fokus agar
membuat gambar terlihat dinamis.
b. Konsep Produksi
produksi kali ini yang juga merupakan karya tugas akhir, penulis memegang jabatan sebagai
penata kamera dalam produksi drama televisi yang berjudul ―MELOGIKA RASA‖. Segala hal yang
berkaitan dengan gambar merupakan tanggung jawab penulis.
c. Konsep Teknis
Pada drama kali ini penulis menggunakan kamera CANON C200 karena kualitas gambar nya
cukup baik, perancangan konsep teknis didukung pula dengan pembuatan floor plan, shot list, dan
director shot yang akan memudahkan pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan dan persiapan alat-
alat.
197
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam produksi ini adalah 2 buah SD Card 64 GB untuk
proses produksi. Selain mempersiapkan perlengkapan kamera, penulis juga mempersiapkan peralatan
rekam yang akan digunakan untuk produksi drama televisi ini. Peralatan yang digunakan antara lain:
1) Kamera Canon C200 body set 1 unit
2) Lensa Canon 16-35 mm 1 unit
3) Lensa Canon 50 mm 1 unit
4) Tripod set 3 unit
5) Baterai 3 unit
6) Baterai V-Mount 2 unit
7) SD CARD 2 unit
1. Ukuran Shot Size
Menurut Mascelli (2010:14) : Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak
kelihatan, maka perlu 6 shot size yang perlu dipahami.
a) Extreme Long Shot (ELS)
Sebuah extreme long shot menggambarkan wilayah yang sangat luas dari jarak yang
sangat jauh. Shot begini bisa digunakan manakala penonton perlu dibuat terkesan
oleh pemandangan yang hebat dari tempat berlangsungnya peristiwa.
b) Long Shot (LS)
Sebuah long shot menangkap seluruh wilayah dari tempat kejadian. Tempat, orang,
dan objek-objek dalam adegan diperlihatkan semua dalam sebuah long shot untuk
memperkenalkan kepada penonton penampilan semua itu secara keseluruhan.
c) Medium Shot (MS)
Medium shot lebih baik didefinisikan sebagai intermediate shot karena terletak antara
long shot dan close-up. Pemain direkam dari batas lutut ke atas, atau sedikit di
bawah pinggang.
198
d) Two-Shot yang Typikal
Two Shot yang typikal dari bujang dara duduk, tidak dari antara keduanya yang lebih
mendomisili adegan dari sudut komposisi atau pencahayaan. Tiap pemain akan
mendominasi secara bergiliran.
e) Close Up
Close Up dari seseorang yang tertulis dalam skenario, umum nya dipahami dalam
ukuran citra. Sebuah medium close-up akan merekam seorang pemain dari sekitar
pinggang atau bahu sampai diatas kepala; sebuah close-up dari close-up kepala dan
bahu, dari sedikit di bawah bahu sampai di atas kepala; close-up kepala hanya
menyertakan kepala; close-up penuh (choker cu) meliputi bagian daerah dari sedikit
di bawah bibir sampai sedikit di atas mata.
f) Insert
Insert yang dikenal di dunia film kita hanyalah shot sisipan. Close-up sepenuh layar
dari surat-surat, telegram, potret-potret, surat kabar, poster atau barang cetakan
lainnya disebut insert-insert.
2. Teknik pengambilan gambar selanjutnya adalah camera angle.
Menurut Mascelli (2010:01) : Pemilihan angle kamera yang seksama akan bisa
mempertinggi visualisasi dramatik dari cerita. Pemilihan sudut pandang kamera secara
serabutan bisa merusak atau membingungkan rupa hingga maknanya sulit dipahami. Sebab
itu, memilih angle kamera merupakan faktor yang penting dalam membangun sebuah gambar
dari interes yang berkesinambungan.
Dari kutipan diatas penulis sebagai penata kamera berperan penting untuk memilih angle
kamera mana yang akan digunakan untuk proses pembuatan program drama tv ini, angle
kamera menentukan sudut pandang penonton serta wilayah yang bisa diliput pada suatu shot,
berikut ada lah camera angle yaitu:
a) Sudut Pengambilan Rendah (Low Angle)
Pengambilan gambar dengan low angle, posisi kamera lebih rendah dari objek akan
mengakibatkan objek lebih superior, dominan, menekan.
b) Sudut Pengambilan Tinggi (High Level)
199
Kebalikan dari low angle, akan mengakibatkan dampak sebaliknya, objek akan terlihat
imperior atau tertekan.
c) Sudut Pengambilan Normal (Eye Level)
Sudut pengambilan gambar, subyek sejajar dengan lensa kamera merupakan sudut
pengambilan normal. Sehingga subyek lebih kelihatan netral, tidak ada intervensi khusus
pada subyek.
3. Pergerakan Kamera (movement)
Menurut Kusumaati dkk (2017:99) Pergerakan kamera (Camera Movement) sangat penting
untuk dilakukan oleh penata kamera, beberapa jenis camera movement dapat dijelskan
sebagai berikut.
a. Zoom in: kamera seolah olah mendekati objek, komposisi gambar jadi semakin dekat.
b. Zoom out: kamera seolah-olah menjauhi objek, komposisi gambar jadi semakin jauh.
c. Tilt Up/Down: kamera bergerak keatas (up) atau kebawah (down), sehingga gambar
seolah-olah bergerak dari bawah keatas (up) atau dari atas ke bawah (down).
d. Pan Left/Right: kamera bergerak dari kiri/kanan.
e. Swing/mengayun: kamera diayun ke kiri atau ke kanan.
f. Dolly In/Out: Kamera dengan menggunnakan dolly bergerak ke depan (in) atau
kebelakang (out).
g. Track In/Out: kamera bergerak bergerak kedapan (in) atau ke belakang (out).
h. Crane Up/Down: kamera menggunakan crane bergerak ke atas (up) atau ke bawah
(down).
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusi Penata Kamera
Dalam produksi drama tv ―Melogika Rasa‖, penulis sebagai penata kamera mengalami
beberapa kendala, tetap kendala tersebut masih bisa di tangani.
Kendala: Pada hari pertama alat yang di sewa mengalami keterlambatan sehingga proses produksi
sedikit terganggu.
200
Solusi: penulis sebagai penata kamera melapor ke produser bahwa alat yang disewa mengalami
keterlambatan, lalu produser menanyakan kepada pihak vendor mengenai keterlambatan alat
tersebut.
Kendala: Pada saat memulai produksi/shooting mengalami gangguan seperti suara noise motor yang
lalu-lalang di depan rumah, meskipun tidak terlalu berpengaruh kepada pengambilan
gambar.
Solusi: Meminta bantuan kepada team art untuk mengaman kan jalanan.
Kendala: Menggunakan kamera yang belum pernah digunakan penulis sebagai penata kamera.
Solusi: Memahami kamera yang digunakan dengan searching-searching di google, dan praktek
saat di lokasi shooting sebelum produksi berlangsung.
Kendala: Penulis menggunakan Focus Puller yaitu untuk mempermudah pada saat pulling focus tetapi
Focus Puller yang penulis sewa tidak berfungsi dengan baik.
Solusi: Penulis melepas Focus Puller tersebut agar tidak miss focus lalu mengganti dengan
manual focus melalui lensa.
Lembar Kerja Penata Kamera
1. Konsep Penata Kamera.
2. Camera Report.
3. Blocking Camera.
4. Spesifikasi Kamera.
201
KONSEP PENATA KAMERA
Pada proses drama ini penulis mengambil beberapa angle seperti Low Angle, High
Angle, Eye Angle untuk memperlihatkan kesan dramatis dan keseluruhan background yang
ada dibelakangnya. Bukan Cuma itu, penulis juga menggunakan beberapa shot size seperti;
Medium Close Up dan Long Shot guna nya untuk memperindah dan memperlihatkan situasi
yang ada di belakangnya. Penulis juga mengambil gambar dengan mengatur fokus agar
membuat gambar terlihat dinamis.
Hal ini tentunya tidak lepas dari sebuah procedure serta kerja sama team dalam
menciptakan sebuah konsep yang telah dibuat dari sebuah naskah menjadi bentuk audio
visual serta layak untuk dinikmati, karena tanpa ada nya konsep dalam sebuah karya, apa
yang telah dibuat akan terasa hambar (tanpa makna).
Setelah angle camera sudah di pilih bersama sutradara penulis sebagai penata
kamera memilih equipment camera, kamera yang dipilih penulis ialah canon C200 kenapa
memilih canon C200 karena kamera tersebut sudah memiliki resolusi 4K dan tentu juga
sensor nya sangat mendukung
202
CAMERA REPORT
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute DOP : Galih Bagas
Yudian
Tabel III. 13
NO Scene Shot Visual
Take Video Note Shot Size Moving Angle
1 1 1 LS
STILL
(correction
to johan)
EL 3
Johan membuka pintu rumah, menuju
gerbang, membuka gerbang lalu berolah
raga di depan rumah dan bima datang.
1 & 3 C
2 OK
2 1 2 MCU STILL
EL (ots
Tukang
Sayur)
4 Johan Membeli sayur 1,3&4 C
2 OK
3 1 3 LS STILL EL 2
Tukang sayur pergi dan johan kembali
menutup gerbang lalu berjalan menuju
rumah
2 C
1 OK
4 2 1 MS STILL EL 3
Bunga memegang frame dan menghadap
ke tembok. Meletakkan frame lalu pergi
dan kembali dengan membawa tangga.
Bunga mengambil frame lalu menaiki
tangga.
1&3 C
2 OK
5 2 2 MS STILL EL (ots
tangga) 5
Johan membuka pintu, menenteng
kantong sayur, melihat Bunga lalu
menuju kearah Bunga
1,3,4,5 C
2 OK
6 2 3 MS STILL EL 2 Bunga memasang Frame, Johan
memegangi tangga yang dinaiki Bunga.
2 C
1 OK
7 2 4 ECU STILL EL 3 Insert Frame (dari belakang) 2&3 C
1 OK
8 2 5 MS STILL EL 5 Johan dan Bunga memandangi foto 1,2,4,5 C
3 OK
9 2 6 CU STILL EL (Change
Focus) 4
Bunga da Johan berdiri sejajar
menghadap ke tembok
1,3,4 C
2 OK
10 2 7 MS STILL EL 3 Bunga dan Johan menghadap ke tembok
sambil tertawa bersama.
1,3 C
2 OK
203
11 3 1
MCU
(Bunga),
MLS
(Johan)
STILL
EL (Change
focus
between
Bunga &
Johan)
6
Johan sedang menelfon di dekat meja
makan. Sementara Bunga sedang duduk
di sofa sambil memainkan gadget.
Selesai menelfon Johan duduk di meja
makan. Tak lama bunga menyusul ke
meja makan dengan muka ekspresi muka
kesal.
1,3,4,5,6 C
2 OK
12 3 2 MS STILL EL 2 Johan dan bunga duduk dan
bercengkama di meja makan
2 C
1 OK
13 4 1 CU STILL EL 3 Insert daun 2,3 C
1 OK
14 4 2 LS STILL EL 2
Bunga membuka pintu sambil membawa
cangkir teh Tak lama johan datang
membawa kantong sayur. Johan dan
bunga menuju kursi teras dan duduk.
Lalu bunga memberikan cangkir teh
kepada johan.
2 C
1 OK
15 4 3 MS STILL EL (ots
Bunga) 4
Johan meminum teh lalu meletakannya
di meja. Setelah itu dia terkejut melihat
amplop putih yang berada di meja.
1,2,4 C
3 OK
16 4 4 MLS STILL EL 6
Johan dan Bunga sedang duduk di kursi
teras. Johan mengambil amplop di meja
lalu membukanya.
1,2,4,5,6 C
3 OK
17 4 5 MS STILL EL 4
Johan membaca surat tersebut, namun
kembali memasukannya dengan ekspresi
panik.
1,2,4 C
3 OK
18 4 6 LS STILL EL 3
Johan berdiri terburu – buru mengambil
kantong sayur di bawahnya lalu johan
masuk kedalam rumah disusul oleh
bunga. Bunga masuk rumah membawa
cangkir teh lalu menutup pintu.
1,3 C
2 OK
19 5 1 MS STILL EL 4 Bunga sedang memasak di dapur 1,3,4 C
2 OK
20 5 2 MCU STILL EL (ots
widia) 5 Johan terdiam menghadap widia
1,2,4,5 C
3 OK
21 5 3 MLS STILL EL 4 Johan dan widia duduk di sofa ruang
tamu.
1,3,4 C
2 OK
204
22 5 4 MCU STILL EL 3 Johan berbicara kepada widia 2,3 C
1 OK
23 5 5 CU STILL EL 2 Tangan bunga meletakkan dua cangkir
teh ke nampan.
2 C
1 OK
24 5 6 MCU STILL EL (ots
bunga) 2
Widia menghadap ke arah johan. Lalu
memandangi bunga yang datang. Bunga
duduk di samping johan.
2 C
1 OK
25 5 7 MLS STILL EL 3 Widia, Johan dan Bunga duduk di sofa
ruang tamu.
1,3 C
2 OK
26 5 8 MCU STILL EL (ots
widia) 4
Johan duduk dan bunga duduk
berdampingan. Johan berbicra kepada
widia.
1,2,4 C
3 OK
27 5 9 MCU STILL EL (ots
bunga) 3 Widia berbicara kepaada johan
1,3 C
2 OK
28 5 10 MLS STILL EL 4 Widia, Johan dan Bunga dudu di sofa
ruang tamu.
1,2,4 C
3 OK
29 6 1 LS STILL EL 3 Establish rumah 1,3 C
2 OK
30 6 2 MCU STILL EL (ots
johan) 2
Bunga makan dan berbicara kepada
Johan
2 C
1 OK
31 6 3 MCU STILL EL(ots
bunga) 4
Johan mengambil air putih di gelas lalu
meminumnya.
1,3,4 C
2 OK
32 6 4 MLS STILL EL 3 Johan dan bunga sedang makan diruang
makan.
1,3 C
2 OK
33 6 5 MCU STILL EL (ots
johan) 5 Bunga menganggukan kepala
1,2,4,5 C
3 OK
34 6 6 MLS STILL EL 6 Johan dan bunga 1,2,4,5,6 C
3 OK
35 6 7 MCU STILL EL (ots
johan) 2 Bunga menunduk murung
2 C
1 OK
36 6 8 MLS STILL EL 4 Johan dan Bunga berada di ruang makan 1,3,4 C
2 OK
37 6 9 MCU STILL EL (ots
bunga) 3 Johan
1,3 C
2 OK
38 6 10 MCU STILL EL (ots
johan) 7 Bunga
1,2,4,5,6,7 C
3 OK
39 6 11 MCU STILL EL (ots 3 Johan 2,3 C
205
bunga) 1 OK
40 6 12 MCU STILL EL (ots
Johan) 4 Bunga
1,3,4 C
2 OK
41 6 13 MLS STILL EL 2 Johan dan Bunga 2 C
1 OK
42 6 14 MCU STILL EL (ots
Johan) 5
Bunga terlihat kesal lalu membanting
sendok dan garpu ke piringnya.
1,2,4,5 C
3 OK
43 6 15 MLS STILL EL 6 Bunga meninggalkan johan di ruang
makan
1,2,3,5,6 C
4 OK
44 7 1 CU STILL EL 2 Insert lampu pilar 2 C
1 OK
45 7 2 MLS STILL
EL
(correction to
johan)
6
Johan sedang duduk di kursi teras sambil
membaca buku. Lalu berdiri dan
tersenyum ke arah luar.
1,2,4,5,6 C
3 OK
46 7 3 LS STILL EL 5 Bima membuka pagar rumah lalu
berjalan ke arah johan
1,2,3,5 C
4 OK
47 7 4 MLS STILL
EL
(correction to
johan)
3 Johan berdirilalu datanglah Bima.
Mereka duduk di kursi yang berbeda.
1,3 C
2 OK
48 7 5 MS STILL EL (ots
johan) 2 Bima berbicara kepada johan
2 C
1 OK
49 7 6 MS STILL EL 5 Johan terlihat melamun sesaat 1,2,4,5 C
3 OK
50 7 7 MLS STILL EL 3 Johan berbicara kepada bima 1,3 C
2 OK
51 7 8 MS STILL EL 2 Bima tersenyum kepada johan 2 C
1 OK
52 7 9 MLS STILL EL 6 Bima beranjak pergi sementara johan
masih duduk terdiam di kursi
1,2,3,5,6 C
4 OK
53 8 1 MLS STILL
EL
(Correction
Johan)
3
Terlihat bunga sedang duduk di sofa dan
sibuk dengan laptopnya. tak lama johan
masuk dari pintu depan dan
menghampiri bunga duduk di sofa. Tak
lama johan duduk, bunga meletakan
laptopnya diatas meja dalam keadaan
terbuka lalu pergi mengambilkan teh
untuk johan. Karena penasaran johan
1,3 C
2 OK
206
punmelihat laptop bunga. Seketika
ekspresi johan pun menjadi cemas. Tak
lama bunga datang membawakan teh.
Johan menerima teh tersebut dan bunga
pun kembali duduk lalu kembali sibuk
dengan laptop.
54 8 2 MS STILL EL 4 Johan meminum teh, meletakkannya ke
meja lalu meihat ke arah bunga.
1,3,4 C
2 OK
55 8 3 MS STILL EL 5 Bunga masih sibuk dengan laptopnya. 1,2,4,5 C
3 OK
56 8 4 MS STILL EL 7 Johan berbicara kepada bunga dengan
ekspresi sedikit marah.
1,2,3,4,6,7 C
5 OK
57 8 5 MS STILL EL 3
Bunga menghela nafas, menutup laptop,
meletakkannya ke meja lalu berbicara
kearah johan.
1,3 C
2 OK
58 8 6 MS STILL EL 4 Johan berbicara kepada bunga dengan
ekspresi yang menunjukan kecemasan.
1,3,4 C
2 OK
59 8 7 MS STILL EL 5
Bunga menjawab johan dengan ekspresi
marah dan kecewa. Tak lama bunga pun
pergi meninggalkan johan.
1,2,4,5 C
3 OK
60 8 8 MLS STILL EL 6
Bunga pergi meninggalkan johan
menuju kamar. Johan pun terdiam
sendiri.
1,2,4,5,6 C
3 OK
61 9 1 MCU STILL EL 3
Sebuah tangan mengetuk pintu lalu tak
lama johan keluar dari balik pintu. Lalu
dia menerima sebuah surat. Johan
membaca surat tersebut lalu dia marah.
Sementara itu, bunga terlihat berada jauh
di belakang johan.
1,3 C
2 OK
62 9 2 MCU STILL EL (ots
johan) 4
Terlihat dua petugas bank dengan muka
tegas.
1,2,4 C
3 OK
63 9 3 MCU STILL EL 2 Johan membaca lagi surat di tangannya.
Lalu kembali marah marah.
2 C
1 OK
64 9 4 MCU STILL EL (ots
johan) 5
Terlihat kedua petugas bank tersebut
menjelaskan sesuatu kepada johan
dengan ekspresi yang semakin tegas.
1,2,4,5 C
3 OK
65 9 5 MCU STILL EL 7 Johan mencoba menjelaskan kembali. 1,3,4,5,6,7 C
207
2 OK
66 9 6 MCU STILL EL 5 Namun kedua petugas bank tersebut
tetap berlalu pergi.
1,2,4,5 C
3 OK
67 9 7 MCU STILL EL 2 Johan berdiri terdiam di depan pintu. 2 C
1 OK
68 10
1 CU STILL EL 2 Insert jam dinding (Pukul 10)
2 C
1 OK
69 10 2 MLS STILL EL 4
Bunga dan johan duduk di sofa ruang
tamu. Bunga bersandar di sofa sambil
memegangi sebuah buku. Dan johan
melepas kacamatnya
1,3,4 C
2 OK
70 10 3 MCU STILL EL (ots
bunga) 6
Johan terlihat marah sambil menunjuk
diri sendiri.
1,2,4,5,6 C
3 OK
71 10 4 MLS STILL EL 7
Johan dan bunga duduk di sofa ruang
tamu. Bunga terlihat berbicara dengan
johan sambil menegakan posisi
duduknya.
1,2,3,4,6,7 C
5 OK
72 10 5 MCU STILL EL (ots
bunga) 3
Johan terlihat berbicara kepada bunga
dengan ekspresi marah.
1,3 C
2 OK
73 10 6 MLS STILL EL 4
Bunga dan johan duduk di ruang tamu.
Johan berbicara dengan bunga.
Sementara bunga terlihat menunduk
sambil menggelengkan kepala.
1,3,4 C
2 OK
74 10 7 MCU STILL EL (ots
johan) 5
Bunga terlihat marah kepada johan.
Membanting buku ke meja lalu pergi
meninggalkan johan.
1,2,4,5 C
3 OK
75 10 8 MCU STILL EL 6 Johan terlihat sedikit kaget. Dia terdiam. 1,2,4,5 C
3 OK
76 10 9 MLS STILL EL 8 Johan mengambil handphone.
1,3,4,5,6,7,8
C
2 OK
77 10 10 MCU STILL EL 3 Johan Menelfon widia 1,3 C
2 OK
78 11 1 FS to
MCU STILL EL 3
Bunga masuk ke dalam kamar. Menutup
pintu dengan kencang lalu duduk di
depan kaca rias. Dia melamun dengan
wajah kecewa.
2,3 C
1 OK
208
79 11 2 CU STILL EL 4
Handphone bunga menyala dengan
bertuliskan ―Bunda‖. Tangan bunga
mengambil handphone tersebut.
1,2,4 C
3 OK
80 11 3 MCU STILL EL 3
Bunga duduk di depan kaca rias
memegang handphone lalu mengangat
telfon.
1,3 C
2 OK
81 12 1 MLS STILL EL 3 Johan membuka kedua pintu rumah
lebar lebar.
1,3 C
2 OK
82 12 2 MLS STILL EL 2 Johan memandangi foto – foto di
dinding.
2 C
1 OK
83 12 3 ECU STILL EL 2
Tatapan johan terlihat kosong. Terlihat
refleksi tayangan televisi di kaca
matanya.
2 C
1 OK
84 12 4 MCU STILL EL 2 Terlihat johan sedang menonton televisi. 2 C
1 OK
85 13 1 MCU STILL EL 3 Bunga melamun memandangi kaca
mobil
1,3 C
2 OK
86 13 2 MCU STILL EL 2
Widia tersenyum melihat bunga. Dia
berbicara kepada bunga sambil sesekali
melihat ke arah depan.
2 C
1 OK
87 13 3 MCU STILL EL 5 Bunga terlihat masih melamun. Namun
akhirnya dia melihat ke arah widia.
1,2,4,5 C
3 OK
88 13 4 MS STILL EL 4
Widia dan bunga duduk di dalam mobil.
Tak lama bunga terlihat mengangkat
telfon.
1,3,4 C
2 OK
89 13 5 MCU STILL EL 3
Widia melihat bunga dengan tatapan
curiga namun tak lama kembali
menghadap ke depan.
2,3 C
1 OK
90 13 6 MS STILL EL 2
Bungadan widia duduk di berjajardi
dalam mobil. Bunga menutup telfon,
tersenyum lalu menyandarkan badan
kebelakang. Sementara widia sesekali
masih melihat bunga dengan sinis.
2 C
1 OK
91 13 7 LS STILL EL 4 Establish jalan 2,3,4 C
1 OK
92 14 1 CU STILL EL 5 Insert 1,3,4,5 C
2 OK
209
93 14 2 MLS STILL EL 4
Johan sedang menuang teh kedalam
cangkir. Mengambil sendok lalu
membuka lemari dapur.
1,2,4 C
3 OK
94 14 3 MCU STILL HA 5
Johan terlihat terkejut ketika membuka
lemari dapur. Seketika dia menoleh ke
kakanann dengan ekspresi kesal.
1,3,4,5 C
2 OK
95 14 4 MLS STILL EL 5 Johan memegangi sendok teh sambil
bertanya dengan muka kesal.
2,3,4,5 C
1 OK
96 14 5 MLS STILL EL (ots
johan) 1
Terlihat seorang pekerja menjawab
johan dengan ekspresi yang kurang
mengenakan sementara pekerja lainnya
sedang sibuk mengeluarkan properti
johan.
1 OK
97 14 6 MLS STILL EL 2 Ekspresi johan terlihat kesal. 2 C 1 OK
98 14 7 CU STILL TA 3 Johan melempar sendok ke dalam
cangkir teh.
1,3 C
2 OK
99 15 1 MLS STILL EL 2
Johan terlihat berdiri termenung di
depan teras rumah. dia bersiap untuk
meninggalkan rumah. sesekali dia
menoleh ke belakang lalu menunduk
sedih. Sementara itu beberapa pekerja
silih berganti melewatinya sambil
membawa kardus – kardus properti.
Setelah itu di berjalan menjauhi rumah.
2 C
\1 OK
100 16 1 CU STILL 2 VO Ayah 2 C
1 OK
101 16 2 CU STILL 3 VO Bunga 1,3 C
2 OK
102 16 3 CU STILL 1 VO Ayah 1 OK
103 16 4 MS STILL 3 VO Bunga 1,3 C
2 OK
104 16 5 MS STILL 4 VO Ayah 2,3,4 C
1 OK
105 16 6 CU STILL 1 VO Bunga 1 OK
106 17 1 CU STILL EL 3 Sebuah tangan mencabut plat penyitaan
rumah di pagar.
2,3 C
1 OK
107 17 2 MS STILL EL 2 Johan dan bunga duduk di sebuah sofa. 2 C
210
Mereka terlihat berbincang dengan
ekspresi bahagia. Sementara itu banyak
pekerja yang lalu lalang mengangkuti
barang.
1 OK
108 17 3 LS STILL EL 2
Johan menegur pekerja yang meletakan
kardus di hadapannya. Pekerja tersebut
menjawab sembari memgangi pinggang.
Lalu ketik pekerja tersebut ingin
mengangkat kembali kardus bawaannya,
tiba – tiba dia tertabrak dari belakang
oeh pekerja lainnya. Johan dan bunga
pun tertawa terbahak – bahak.
2 C
1 OK
211
BLOCKING CAMERA
Gambar III.1 Blocking Kamera
SKALA 1:50
SCENE 1.
4 . KAMERA
5 . KAMERA
6.TUKANG SAYUR
7 . JOHAN
212
Gambar III.2
SKALA 1:50
SCENE 2
2 . KAMERA
3 . KAMERA
4 . JOHAN
5 . BUNGA
213
Gambar III.3
SKALA 1:50
SCENE 3
9 . KAMERA
10 . KAMERA
11 . BUNGA
12 . JOHAN
214
Gambar III.4
SKALA 1:50
SCENE 4 SCENE 7
1 . KAMERA 1 . KAMERA
2 . KAMERA 2 . KAMERA
3 . KAMERA 3 . KAMERA
4 . BUNGA 4 . JOHAN
5 . JOHAN 5.BIMA
215
Gambar III.5
SKALA 1:50
SCENE 5 SCENE 8 SCENE 10
11 . KAMERA 11 . KAMERA 11 . KAMERA
12 . KAMERA 12 . KAMERA 12 . KAMERA
13 . KAMERA 13 . KAMERA 13 . KAMERA
9 . JOHAN 9 . BUNGA 9 . JOHAN
10 . WIDIA 10 . JOHAN 10 . BUNGA
216
Gambar III.6
SKALA 1:50
SCENE 5
2 . KAMERA
3 . KAMERA
4 . BUNGA
217
Gambar III.7
SKALA 1:50
SCENE 6
9 . KAMERA 12 . BUNGA
10 . KAMERA 13 . JOHAN
11 . KAMERA
218
Gambar III.8
SKALA 1:50
SCENE 9
1 . KAMERA
2 . KAMERA
3 . JOHAN
4 . PETUGAS BANK
5 . PETUGAS BANK
219
Gambar III.9
SKALA 1:50
SCENE 11
1 . KAMERA 3 . BUNGA
2 . KAMERA
220
Gambar III.10
SKALA 1:50
SCENE 14
1 . KAMERA
2 . KAMERA
3 . KAMERA
4 . JOHAN
5 . PEKERJA ANGKUT BARANG
221
Gambar III.11
SKALA 1:50
SCENE 15
1 . KAMERA
2 . JOHAN
222
Gambar III.12
SKALA 1:50
SCENE 17
1 . KAMERA
2 . BUNGA
3 . JOHAN
4 . PEKERJA ANGKUT BARANG
223
Gambar III.13
SKALA 1:50
SCENE 13
1 . KAMERA 4 . BUNGA
2 . KAMERA 5 . WIDIA
3.KAMERA
224
SPESIFIKASI KAMERA CANON C200
Gambar III.14
Image Sensor
Image Sensor Size : 24.6 x 13.8 mm (Super35)
Sensor Type : CMOS
Sensor Resolution : 4206 x 2340 (9.84 MP)
Effective Sensor Resolution : 4096 x 2160 (8.85 MP)
Pixel Pitch : 6.4 µm
Color Filter : Bayer
Shutter Type: Not Specified by Manufacturer
ISO : 160 to 25,600 (Native)
100 to 102,400 (Expanded)
Gain : -2 to 42 dB (Native)
-6 to 54 dB (Expanded)
Advertised Dynamic Range : Not Specified by Manufacturer
Camera
Lens Mount : Canon EF
Lens Communication : Yes, with Autofocus Support
Built-In ND Filter :
Mechanical Filter Wheel with 2
Stop (1/4), 4 Stop (1/16), 6 Stop
(1/64) ND Filters
Built-In Microphone Type : None
Recording Media : 1 x CFast 2.0 Card Slots
2 x SDXC Card Slots
Internal Recording
Raw Recording :
Cinema RAW Light 12-Bit: 4096 x 2160 at 24/30 fps
(1 Gb/s)
4096 x 2160 at 60 fps (1 Gb/s)
Recording Modes :
XF-AVC 4:2:0 8-Bit: 3840 x 2160p at 24/30/60 fps
(150 MB/s)
1920 x
1080p at 24/30/60/120 fps
225
(35 MB/s)
MP4 4:2:0 8-Bit:
3840 x 2160p at 24/30/60 fps
(150 MB/s)
1920 x 1080p at 30/60/120 fps
(35 MB/s)
Audio Recording : 4-Channel 16-Bit 48 kHz
Interfaces
Video Connectors : 1 x BNC (SDI) Output
1 x HDMI (HDMI 2.0) Output
Audio Connectors :
2 x 3-Pin XLR Mic Level (+48 V Phantom
Power) Input
1 x 1/8" (3.5 mm) Stereo Mic Level Input
1 x 1/8" (3.5 mm)
Stereo Headphone Output
Other I/O : 1 x 2.5 mm LANC Control Input
1 x RJ45 LAN
Display
Display Type : LCD
Screen Size : 4"
Touchscreen : Yes
Screen Resolution :
1,230,000 Dots
EVF
Screen Size : .46"
EVF Resolution ;
1,770,000 Dots
Power
Battery Type : Canon BP-A Series
Power Connectors : 1 x 4-Pin LEMO Input
General
Accessory Mount : 1 x 1/4"-20 Female Thread
1 x Cold Shoe Mount
Tripod Mounting Thread : Not Specified by Manufacturer
Dimensions : 5.7 x 6 x 7" / 14.48 x 15.24 x
17.78 cm (Without Grip)
226
7 x 6 x 8" / 17.78 x 15.24 x
20.32 cm (With Grip)
Weight : 3.2 lb / 1.5 kg
235
3.5 Proses Kerja Penata Cahaya
Menurut Pratista (2008: 75) :
Tanpa cahaya, sebuah benda tidak akan memiliki wujud. Tanpa cahaya sebuah film tidak
akan terwujud. Seluruh gambar yang ada dalam film bisa dikatakan merupakan hasil manipulasi
cahaya. Cahaya membentuk sebuah benda serta dimensi ruang. Tata cahaya dalam film secara
umum dapat dikelompokan menjadi empat unsur, yakni, kualitas, arah, sumber, serta warna
cahaya. Keempat unsur ini sangat mempengaruhi tata cahaya dalam membentuk suasana serta
mood sebuah film.
Sedangkan menurut Nugroho (2014:91), ―Pencahayaan merupakan salah satu faktor
penting ketika merekam video. Namun, cahaya yang terlalu banyak akan membuat objek terlihat
putih menyerupai hantu. Sebaliknya kurang cahaya bisa membuat objek tidak terlihat.‖
Dan adapun maksud dari kutipan diatas mejelaskan, bahwa peran dari cahaya itu sendiri
sangat penting untuk dapat memperlihatkan wujud dan bentuk dari benda-benda serta dimesi ruang
yang terdapat didalam sebuah set.
Penulis sebagai penata cahaya merupakan orang yang bertanggung jawab pada produksi
drama televisi ―Melogika Rasa‖, dimana suasana pencahayaan yang dibangun berdaasrakan
dengan tema atau alur naskah yang dibuat.
3.5.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi, penulis beserta seluruh kru melakukan bedah naskah. dari bedah
naskah tersebut, produser membuat jadwal hunting lokasi. Setelah lokasi ditentukan, maka penulis
selaku penata cahaya bersama DOP membuat floor plan untuk peletetakan lighting.
Dari floor plan tersebut, penulis berdiskusi dengan beberapa profesional mengenai
perangkat pencahayaan apa saja yang di butuhkan untuk konsep drama televisi yang akan di
produksi, sesuai dengan anggaran yang di berikan oleh produser.
Dalam drama televisi ini penulis membutuhkan beberapa warna cahaya seperti daylight,
tungsten, aksen. untuk dapat menciptakan warna dayight penulis menggunakan lampu arri hmi
575, kinoflo 4 bank, dan led 600watt, adapun penulis menggunakan lampu arri inky 300 dan arri
200 par light untuk dapat menciptakan warna tunsten, serta penulis juga menggunakan lampu
dedolight 150w untuk menciptakan warna aksen.
Sementara untuk perangkat pendukung lighting penulis menyiapkann beberapa item
diantaranya, filter CTO, CTB, brush light, diffuser 250, reflektor, poli, kain hitam dan putih.
236
Adapun fungsi dari beberapa perangkat pendukung diatas adalah untuk mempercantik
pencahayaan dan menjaga intenstas cahaya agar tetap stabil.
Sedangkan untuk daya penulis memilih menggunakan genset berkapasitas 10kva untuk
memenuhi daya listrik yang dibutuhkan oleh perangkat, bertipe silent genset agar dapat
meminimalisir kebocoran audio.
3.5.2 Produksi
Pada tahap ini, penulis selaku penata cahaya, berusaha semaksimal mungkin untuk
menghasilkan cahaya yang baik. Penulis melakukan jobdesk berdasarkan instruksi dari DOP
(director of photography) yang telah disepakati.
Menurut Pratista (2008: 78), penata cahaya harus mempertimbangkan penggunaan tata
cahaya baik secara teknis maupu artistik yang meliputi:
a. Memperoleh cahaya utama (key light) sehingga kamera mampu melihat obyek
dengan jelas.
b. Menghasilkan cahaya pengisi (fill light) untuk melembutkan atau menghilangkan
bayangan.
c. Mengatur suhu warna yang tepat, sehingga warna kulit manusia akan nampak
alamiah.
Sedangkan secara artistik, tujuan penataan cahaya adalah:
a. Menciptakan ilusi dari suatu realitas.
b. Menciptakan kesan/suasana tertentu.
c. Memperjelas bentuk dan dimensi objek.
d. Memusatkan perhatian pada unsur-unsur penting dalam suatu adegan Penulis sebagai
penata cahaya pada tahap ini berusaha agar pencahayaan yang dihasilkan dapat
terlihat sealami dan seindah mungkin.
Hari pertama penulis sebagai penata cahaya dibantu oleh kru, melakukan check list alat
yang datang sesuai dengan list yang di serahkan kepada produser, setelah itu penulis juga
melakukan checking alat untuk memastikan bahwa alat tersebut berfungsi dengan baik dan benar.
Setelah itu penulis beserta kru mulai melakukan set alat dilokasi yang akan digunakan menjadi set
237
untuk shooting. setelah selesai shooting dihari pertama penulis dibantu kru kembali melakukan
check list alat untuk dipersiapkan keesokan harinya.
Hari kedua dan hari ketiga penulis dibantu kru kembali melakukan setting alat untuk
memenuhi kebutuhan pencahayaan di beberapa lokasi shooting indoor sesuai arahan dop agar
dapat menciptakan cahaya sealami mungkin menggunakan lampu arri hmi 575 dengan filter brush
light serta cutting pencahayaan mengunakan poli, kinoflo 4 bank dengan diffuser 250, led 600watt
dengan filter diffuser 250, sebagai pencahayaan utama serta menggunakan arri 200 par light
dengan filter diffuser 250 untuk menirukan cahaya matahari dan menggunakan dedolight 150w
dengan filter CTO untuk memberikan aksen alami. setelah itu penulis dibantu kru kembali mela
melakukan check list alat untuk dipersiapkan keesokan harinya.
Hari keempat penulis dibantu kru kembali melakukan setting alat untuk memeuhi
kebutuhan pencahayaan di beberapa lokasi shooting indoor seperti hari kedua dan ketiga. Namun
dihari keempat sutradara kembali mengambil setting outdoor dengan keterangan waktu pagi hari
di lokasi teras sementara hari itu sudah menjelang sore hari. Pada set ini penulis menggunakan
lampu arri hmi 575 dengan filter CTO untuk menirukan cahaya matahari pagi serta cutting
pencahayaan menggunakan poli untuk membentuk bayangan pilar dan dedaunan. Penulis juga
menggunakan reflektor untuk memberikan sedikit cahaya pengisi dan menggunakan fiter brush
light menghaluskan cahaya matahari yang berlebih.
3.5.3 Pasca Produksi
Menurut Kusumawati dkk (2014:39) ada beberapa hal yang di lakukan oleh penata
cahaya pada tahap pasca produksi, antara lain :
a. Mereview hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah diproduksi.
b. Menganalisa hasil gambar, mendata kekurangan dari gambar yang telah diambil
c. Mengevaluasi hasil akhir gambar
Setelah proses produksi selesai penulis melakukan checking list perlengkapan untuk
memastikan bahwa alat dalam kondisi baik sebelum dikembalikan kepada tempat penyewaan alat.
Setelah semuanya di pastikan aman dan baik-baik saja penulis melakukan evaluasi
kepada kru, untuk kemudian disampaikan kepada produser dalam bentuk laporan.
238
Pada pasca roduksi penulis sebagai seorang penata cahaya bertugas mendampingi editor
agar dapat memberi masukan untuk pewarnaan gambar jika ada gambar yang pencahayaannya
kurang.
3.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Menurut Kusumawati dkk (2014:37) ada beberapa tugas dan tanggung jawab penata
cahaya antara lain :
a. Mengetahui berbagi jenis dan fungsi masing-masing lampu
b. Tugasnya menerjemahkan tata cahaya sesuai dengan pencahayaan dan arah penata kamera.
c. Membatu pengukuran yang tepat lighting ratio, exposure dan warna cahaya yang dinginkan.
d. Mencatat dan menginventarisasi dan merawat pelaratan lampu yang digunakan.
Peran dan tanggung jawab penulis sendiri pada saat pra, produksi, dan pasca produksi
adalah :
a. Membedah naskah bersama seluruh kru.
b. Membuat jadwal untuk hunting lokasi.
c. Menentukan alat dan perlengapa apa saja yang akan digunakan saat produksi.
d. Memastikan kru lighting melakukan tugas nya sesuai dengan komando nya.
e. Melakukan checking list ketika alat datang hingga alat dikembaikan
f. Mendampingi editor untuk memberi masukan dalam pewarnaan gambar
3.5.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Dalam produksi drama televisi ini, penulis bekerja sama dengan sutradara serta
berada di bawah komandonya. Untuk sinematografi itu sendiri diberikan nuansa indah dan
alami dalam pencahayaan. Karena pada dasarnya pencahayaan dapat membangun suasana
yang diciptakan oleh adegan. Kamera merupakan media untuk merekam gambar dan suara
yang pada prinsipnya memanfaatkan fenomena fotografi pencahayaan yang hanya tercipta jika
ada cahaya.
Tata cahaya produksi secara prosedural produksi berada dibawah departemen
kamera. Penata cahaya dan penata suara dalam produksi drama televisi tidak dapat
dikesampingkan begitu saja. Sekedar memberi kesan terang tanpa mengindahkan adegan apa
yang sedang diambil.
239
b. Konsep Produksi
Dalam sebuah produksi drama televisi hal utama adalah naskah, karena naskah
merupakan kunci dalam sebuah produksi drama televisi. Setelah naskah selesai dibuat
kemudian penulis naskah akan memberikan naskah kepada produser dan sutradara yang
kemudian dieknal dengan Triangle System, terdiri dari produser, sutradara, dan penuis
naskah.
Setelah semua konsep telah matang barulah masuk kedalam hal-hal teknis,
seperti kamera, pencahayaan,artiistic, sound effect, music, dan lain-lain. Dan juga hal-hal
teknis seperti lokasi, budgeing, talent, dan lain-lain.
c. Konsep Teknis
Dalam penataan cahayan perlu diperhatian penempatan lighting yang tepat.
Menurut Pratista (2008: 78), ―sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah
pencahayaan produksi, video, film, atau foto. Tiga poin penting itu terdiri atas: Key light,
Fill light, dan Back light.”
Menurut Pratista (2008: 78) pengertian Three Point Lighting diatas sebagai berikut :
Key light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan
sumber pencahayaan paliing ominan, Fill light adaah pencahayaan pengisi, biasanya digunakan
untuk melembutkan atau menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh Keylight, Back
light adalah pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk memberikan dimensi agar
subjek tidak menyatu dengan latar belakang.
Tujuan tata cahaya menurut pratista (2008 : 78) adalah:
1) Menghasilkan gambar yang baikdan mendukung dalam suatu produksi visualisasi dari
naskah yang mendukung artistik dari drama.
2) Memeuhi syarat sistem teknik pertelevisian menghasilkan level gambar kmera yang
standart.
3) Memperhatikan elemen-elemen dalam suatu scene penggunaan bayangan.
4) Menimbulkan mood pada suatu scene.
5) Menentukan waktu
Pagi, siang, sore, malam, dan lain-lain didukung set.
240
6) Membantu komposisi shot, memberikan tekanan, memberikan gambar yang menarik,
memenuhi naskah dan konsep
Banyak sekali jenis alat yang digunakan dalam proses pengambilan gambar atau shooting. Jenis
lampu itu terdiri atas:
1) arri hmi 575 : 575/1200Watt
2) arri 200 par light : 200Watt HMI
3) arri inky 300 : 120-240 VAC
4) kinoflo 4 bank : 100-240VAC
5) dedolight :150Watt
6) led yongnuo 600w : 600Watt
Pada tahap produksi drama televisi ini penulis menggunakan satu buah lampu arri hmi 575,
satu buah lampu arri 200 par light, dau buah lampu arri ingky 300, dua buah lampu kinoflo 4
bank, tiga buah lampu dedolight, dan dua buah lampu led.
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusi Penata Cahaya
Kendala : Keterbatasan waktu untuk menyalakan genset sebagai sumber daya
dikarenkan lokasi dekat dengan tempat ibadah.
Solusi : Berkoordinasi dengan produser dan sutradara untuk meminta break time ketika
adzan dan menjelang maghrib.
Lembar Kerja Penata Cahaya:
1. Konsep penata Cahaya
2. Lighting Sheet
3. Spesifikasi lighting
4. Floor Plan Lighting
241
KONSEP PENATA CAHAYA
Tata cahaya/ lampu adalah unsur tata artistik yang cukup penting dalam pertunjukan
teater. Sejak ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan modifikasi dan
menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasan. Seorang
penata cahaya/lampu perlu mempelajari pengetahuan dasar dan penguasaan peralatan tata
cahaya/lampu yang selanjutnya dapat diterapkan dan dikembangkan untuk kepentingan artistik
pemanggungan.
a. Fungsi Tata Cahaya/Lampu
Tata cahaya/lampu yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek
sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling
melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas
kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya ,
sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa difungsikan berkaitan
dengan peran tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata cahaya/lampu ini ada empat, antara
lain:
1) Penerangan
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada
pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata
cahaya/lampu bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat, tetapi juga
memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area diatas
panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu
sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan.
2) Dimensi
Dengan tata cahaya/lampu kedalaman sebuah objek dapat diciptakan. Dimensi dapat
diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehinga membantu
perspektif tata pangggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka
gambar yang akan tertangkap oleh mata enonton menjadi datar.
3) Pemilihan
242
Tata cahaya/lampu dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang
hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutraara dapat memilih adegan menggunakan
kamera maka sutraara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam teater, penonton secara
normal dapat melihat seluruharea panggung, untuk memberian fokusperhatian pada area atau
aksi tertentu. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tak hanya berpengaruh bagi perhatian
penonton, tetapi juga berpengaruh bagi pemeran di ata pentas.
4) Atmosfer
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya/lampu adalah kemampuannya
menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi yang terkandung dalam peistiwa lakon.
Tata cahaya/lampu mampu menhadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak
ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk
menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya
matahari pagi berbeda dengan siang hari.
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya masing-masing
fungsi memiliki interksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih
area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, dan emosi peristiwa.
Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang
dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung
yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut :
1) Gerak
Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan
berpindah dari area satu ke area yang lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak
perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahan nya disadari oleh
pemain dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain
dalam area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian
cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara
langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam uasana yang berbeda melalui
perubahan cahaya.
2) Gaya
243
Cahaya dapat menunjukan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya
realis atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya
mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan, atau lampu meja. Dalam gaya surealis,
tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan
sehari-hari. Dalam pementasan komedi atau dagelan, tata cahaya membutuhkan tingkat
penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan dapat terlihat jelas.
3) Komposisi
Cahaya dapat dimanfaatkn untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan
warna yang dihasilkan.
4) Penekanan
Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang
diinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton
sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang
tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian
penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud
dari hal terebut.
5) Pemberian Tanda
Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung.
Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adega, fade in untuk memulai adegan dan
blackout sebagai akhir dari cerita dalam pementasan tater traisional, black out biasanya
digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set.
b. Peralatan Tata Cahaya/Lampu
Kerja tata cahaya/lampu adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas.
Kecakapan dalam mendistribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan
peralatan tata cahaya, kontrol, atau kendali atas distribusi cahaya itu dapat dikerjakan.
Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas
cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya
244
peralatan tata cahaya/lampu yang memang dirancang untuk tujuan tersebut penguasaan
peralatan tata cahaya/lampu wajib di pelajari oleh penata cahaya.
245
Light Sheet
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 23 Minute Lighting Man : Muhammad Nur Muslim
Tabel III. 14
No Scene Key Light Back Light Fill Light Acsen
1 2 HMI 575 Led600w Kinoflo Dedolight
2 3 HMI 575 Kinoflo Kinoflo Dedolight
3 4 HMI 575 Led600w Kinoflo
4 5 HMI 575 Kinoflo Kinoflo
200 Par Light
5 6 HMI 575 Led600w Kinoflo Dedolight
6 7 HMI 575 Kinoflo Kinoflo Inky 300
7 8 HMI 575 Led600w Kinoflo
8 9 HMI 575 Led600w Kinoflo Dedolight
246
9 10 HMI 575 Kinoflo Kinoflo
10 11 HMI 575 Led600w Kinoflo Dedolight
11 12 Kinoflo Inky 300 Led600w Dedolight
12 18 HMI 575 Inky 300 200 Par Light Dedolight
247
Spesifikasi Alat
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi C
Duration : 23 Minute Lighting Man : M. Nur Muslim
Tabel III. 15
No. Gambar Keterangan
1 Arri HMI 575
Weight : 143lbs. (65kg)
Lens : 24,6” (625mm) low
expansion borosilicate
fresnel lens
Lampholder : spherical
specular
high purity alumunium
Mounting : 11/8” (29mm)
stand mount.
2 Arri 200 Par Light
200Watt HMI
6000k Daylight Fixture
Efficent Parabolic Reflector
Silver
3 Arri Inky 300
120-20 VAC
3‖ fresnel Lens
0-100% Dimming
Safety Mesh, Cable Tie
248
4 Kinoflo 4 Bank
Universal input voltage
from 100-240VAC can be
used anywhere in the world
Instant-on, dead quiet
Individual lamp switching
– no color shift
HO/Std switching
Low amperage draw at
2.6A/120VAC,
1.4A/230VAC
Same ballast runs 4ft and
2ft lamps
5 Dedolight
150Watt
1 Main Ballas
3 lamp
3 Power Cable Ballast
2 Wall hanging clamp
6 Led Yongnuo 600Watt
Color Temperature: 3200K-
5500K
Average Service Life:
50000Hr
Lumen: 4000LM
Color Rendering Index:
>95
249
Lighting Floor Plan
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine. W
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 23 Minute Lighting Man : Muhammad Nur Muslim
Keterangan:
6 : Dedolight
7 : HMI 575
8 : Kinoflo
9 : Led600w
Gambar III.15
250
Keterangan:
13: HMI 575
14: Kinoflo
15: Kinoflo
16: dedolight
Gambar III.16
251
Keterangan :
6: HMI 575
7: Led600w
8: Kinoflo
Gambar III.17
252
Keterangan :
6: HMI 575
7: Led600w
8: Kinoflo
Gambar III.18
253
Keterangan:
14: HMI 575
15: Led600w
16: Kinoflo
17: Kinoflo
18: Dedolight
Gambar III.19
254
Keterangan:
14: HMI 575
15: Kinoflo
16: Led 600w
17: Dedolight
Gambar III.20
255
Keterangan :
5: HMI 575
6: Kinoflo
7: 200 Par Light
8: Kinoflo
Gambar III.21
256
Keterangan:
4: Kinoflo
5: Inky 300
6: Led 600w
7: Dedolight
Gambar III.22
257
Keterangan:
4: HMI 575
5: 200 Parlight
6:Inky 300
7: Dedolight
Gambar III.23
244
3.6 Proses Kerja Penata Suara
Menurut Achlina dan Suwandi (2011:160) ―Soundman adalah orang yang bertugas
mengatur mikrofon untuk menangkap suara dari obyek yang sedang direkam gambarnya,
soundman juga orang yang bertugas merekam suara dan menyediakan materi audio berupa atmo-
sound, ilustrasi musik, serta efek suara untuk keperluan produksi program acara televisi‖.
Sedangkan menurut Kusumawati, dkk (2017:124) ―Penata suara adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap kualitas audio secara keseluruhan selama proses produksi
berlangsung‖.
Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam produksi drama televisi penata
suara berarti orang yang bertanggung jawab dalam pengaturan tata letak mikrofon agar suara dapat
ditangkap dengan jelas oleh sound recorder serta mengatur agar alat penangkap suara seperti
boom mic atau alat penangkap suara lainnya tidak bocor/terlihat di kamera.
Dari kutipan diatas juga penulis menyimpulkan penata suara adalah orang yang
bertanggung jawab penuh atas segala konsep audio yang ada di dalam produksi drama televisi, itu
artinya penata suara harus membuat / menyediakan materi - materi audio seperti musik, illutrasi
musik, lagu, dan efek suara. Desain penataan suara dapat membantu memperkuat suasana atau
mood yang ingin dicapai oleh sebuah drama televisi
3.6.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi, penulis sebagai penata suara melakukan menurut
Kusumawati, dkk (2017:127)
1. Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini dimaksudkan
untuk mengetahui dan mencari apa yang harus direkam dan apa yang harus dibuat sound
effect nya pada saat produksi. Dalam hal ini yang harus dipahami adalah tentang aksi
tokoh yaitu bagaimana pergerakkan tokoh dalam sebuah scene, lingkungan atau suasana
setting dan atmosphere yang akan direkam di lokasi, tingkat emosi tokoh yang
berhubungan dengan keras lemahnya suara (apakah suasana marah atau sedih / menangis)
dan transisi suasana dan waktu antar scene.
245
2. Membuat perencanaan pengelompokan suara dan sound effect. Dari hasil pemahaman
naskah kemudian penata audio mengelompokan suara dan sound effect dalam bentuk
treatment audio. Treatment audio ini dibuat untuk mempermudah pada saat produksi. Kita
tinggal memilih mana yang akan diproduksikan dan direkam terlebih dahulu sesuai
dengan lokasi yang sudah ditentukan.
3. Memilih backsound, theme song dan scooring music yang tepat untuk naskah yang akan
diproduksi. Pemilihan in disesuaikan dengan tema dan genre yang akan diproduksi. Pada
tahap ini penata suara sudah mulai mendapatkan bayangan untuk menempatkan
backsound pada bagian – bagian dari produksi yang dibuat.
4. Mengadakan rapat koordinasi dengan tim yang lain (sutradara, produser, dan penanggung
jawab teknis) dalam rapat ini penata suara memaparkan secara teknis (peralatan) dan non
teknis dari apa yang ada didalam naskah sesuai dengan perencanaanya.
5. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran suasana, hunting ini
dimaksudkan untuk melihat perencanaan blocking audio dan perekam sound effect serta
atmosphere suasana di lokasi.
6. Mendata peralatan teknis seperti jenis microphone, mixer audio dan kelengkapan yang
dibutuhkan untuk perekam suara dilokasi.
Dalam tahap pra produksi, penulis berdiskusi terhadap kru menentukan ide cerita apa
yang akan di angkat untuk Drama Televisi yang akan di buat. Setelah menentukan ide cerita
berserta judulnya, penulis berkonsultasi kepada sutradara tentang alat yang ingin digunakan untuk
produksi nanti. Setelah berkonsultasi dan membedah naskah penulis sebagai penata suara memilih
menggunakan jenis boom mic, clip on wireless, zoom recorder serta headset sebagai alat
perekaman. Penulis bersama sutradara juga mulai membuat materi soundtrack serta mencari materi
audio yang akan dimasukan sebagai pelengkap. Penulis sebagai penata suara mendata dan
mengecek semua peralatan teknis dan kelengkapan yang dibutuhkan berfungsi dengan baik saat di
tempat penyewaan alat.
Pada Pra produksi penulis sebagai penata suara harus memahami teori – teori dasar
tentang unsur suara yakni dialog, musik, dan efek suara, berperan aktif mendukung aspek naratif
dan estetik film secara keseluruhan. (Prasista, 2008:149)
246
1. Dialog
Dialog adalah bahasa komunikasi verbal yang digunakan semua karakter
didalam maupun diluar cerita film (narasi).
2. Musik
Musik merupakan salah satu element yang paling berperan penting dalam
memperkuat mood, nuansa, serta suasana sebuah film. Ada beberapa unsur dalam musik.
a. Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan.
Ilutrasi musik suara yang dihasilkan melalui instrument musik untuk
memperkuat suasana.
b. Lagu atau Original Soundtrack
Original Soundtrack adalah lagu yang diciptakan khusus untuk satu judul film.
Lagu ini sebagai ciri khas dari film tersebut, jenis musik, lirik, dan tema lagu
biasanya disesuaikan dengan cerita film yang diproduksi. Dalam drama televisi
―Melogika Rasa‖ Penulis bersama dengan sutradara membuat sendiri soundtrack
yang berjudul ―Silogisme‖
c. Scoring Music
Music Scooring adalah sebuah cara agar scene film menjadi lebih dramatis
dengan teknik penempatan nada yang cocok, sehingga dapat memberikan nuansa
dalam sebuah scene. Music scooring akan menambah kedalaman (depth) film
tersebut. Dengan music scooring juga memperkuat scene yang sedang
berlangsung dan karakter tokoh dalam adegan tersebut.
3. Efek Suara
Efek suara dalam film juga sering diistilahkan dengan noise. Semua suara
tambahan selain suara dialog, lagu, serta musik adalah efek suara. Efek suara memiliki
fungsi serta motif yang sangat bervariasi. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai
pengisi suara latar. Efek suara juga mampu memanipulasi sebuah aksi atau objek.
a. Foley
247
Foley yaitu efek suara detail yang ada dalam suatu film. Contoh suara langkah
kaki, pintu, gesekan kain, atau pukulan.
4. Ambience
Ambience adalah suara latar yang hadir didalam adegan atau scene untuk
menunjukan tempat (lokasi). Misalnya suara ombak akan menginterpresentasikan laut
atau pantai. Fungsi dari ambient sound sangat penting di dalam produksi suara film,
ambient sound dapat membangun mood dalam film.
3.6.2 Produksi
Pada tahap produksi, penulis sebagai penata suara melakukan menurut Kusumawati, dkk
(2017:128)
1. Mempersiapkan pralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk perekaman suara dan sound
effect sesuai dengan script dan scene yang akan di produksi.
2. Mengoperasikan perlengkapan peralatan audio dengan baik dan benar agar didapat hasil
yang memuaskan.
3. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan crew teknis yang lain agar
tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang dipakai dan bersiap jika terjadi
gangguan teknis.
5. Melakukan perekaman di lokasi (real sound).
6. Melakukan perekaman dan pembuatan sound effect.
7. Menyeleksi lokasi berdasarkan faktor akustik.
8. Mengurangi dan menghapus sound yang tidak diperlukan.
9. Mengatur tinggi rendahnya level audio yang terekam.
Pada saat produksi, penulis sebagai penata suara diharuskan menjalin komunikasi dan
berkerja sama penuh mengikuti arahan sutradara dan kameramen tentang penempatan dan blocking
audio. Penulis mengambil langsung suara yang di rekam dengan menggunakan alat boom mic, clip
on wireless, serta zoom recorder H6N sebagai alat perekam. Penulis mengatur tinggi rendahnya
248
level audio yang terekam, menjaga semua alat berfungsi dengan baik dan selalu bersiap jika terjadi
gangguan teknis.
Dihari pertama penulis sebagai penata suara menentukan kembali blocking audio bersama
sutradara dan kameraman. Penulis mempersiapkan alat – alat yang akan dipakai pada scene hari itu
serta memastikan dan menjaga agar semua alat berkerja dengan baik terutama pada alat yang
menggunkan batre, penulis selalu memperhatikan tingkat ketahanan battre apakah masih cukup
untuk dipakai di scene selanjutnya. Penulis juga mengatur penempatkan clip on wireless pada
talent agar tidak terlihat saat talent beradegan, serta mengatur sensitifitas pada clip on dan h6n.
Pada hari pertama semua produksi pengambilan gambar dilakukan diluar ruangan, jadi pada saat
produksi banyak warga yang menonton dan membuat bising, penulis harus menurunkan tingkat
volume yang masuk di zoom recorder h6n agar suara yang tidak diinginkan masuk dapat terdengar
dengan jelas. Pada saat break penulis selalu mem-back up dan me-review hasil dari produksi hari
itu.
Dihari kedua penulis sebagai penata suara kembali mempersiapkan alat – alat yang akan
digunakan, penulis juga mengganti semua battre saat akan memulai produksi pada hari itu.
Produksi pada hari kedua semua pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. Karna space
ruangan yang agak sempit penulis harus memperhatikan blocking kamera untuk menentukan
blocking audio. Penulis juga menjaga agar suasana produksi tetap tenang dan tidak terlalu bising.
Pada saat break penulis selalu mem-back up dan me-review hasil dari produksi hari itu.
Dihari ketiga penulis sebagai penata suara kembali mempersiapkan alat – alat yang akan
digunakan, penulis juga mengganti semua battre saat akan memulai produksi pada hari itu. Pada
hari ketiga terdapat sebuah scene yang dilakukan di dalam mobil. Karna space didalam mobil
terlalu sempit jadi hanya kameramen dan penata suara serta kedua talent yang dapat masuk
kedalam mobil, pengambilan gambar dilakukan saat mobil sedang berjalan, penulis sebagai penata
suara yang mengemudikan mobil serta memperhatikan level audio yang masuk. Pada produksi
pengambilan gambar didalam mobil yang sedang berjalan ini menyebabkan banyak noise di
ambient yang masuk dan terekam.
Dihari keempat, produksi berlangsung santai tidak banyak pengambilan gambar yang
menggunakan audio, jadi penulis sebagai penata suara disini melakukan pengambilan beberapa
249
foley seperti suara membuka dan menutup pintu, membuka dan menutup pagar, meminum teh,
bangku yang digeser serat beberapa foley lainnya yang diambil secara langsung. Pada saat break
penulis selalu mem-back up dan me-review hasil dari produksi hari itu. Setelah itu penulis mulai
merapihkan dan memastikan kelengkapan alat, serta dapat berkerja dengan baik untuk
dikembalikan ke tempat penyewaan alat.
3.6.3. Pasca Produksi
Pada tahap produksi, penulis sebagai penata suara melakukan menurut Kusumawati, dkk
(2017:129)
1. Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat.
2. Membantu editor ntuk memilih dan menempatkan pemisahaan antara sound effect dan
sumber suara asli.
3. Membantu editor untuk menempatkan backsound, theme song dan scooring music yang
tepat.
4. Menganalisa hasil akhir gambar.
5. Mengevaluasi hasil perekam suara.
Proses Pasca Produksi, Penulis sebagai penata suara bersama sutradara mendampingi
editor dalam proses editing. Penata suara dan editor saling memberikan saran untuk memasukan
folley, ambience, music scorring, dan soundtrack karena suatu drama televisi akan terdengar indah
dan manis jika suara itu pas dengan gambar yang ditampilkan.
3.6.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara
Menurut Achlina dan Suwardi (2011:13) ―Audioman engineer/soundvisor, audio operator
adalah orang yang tertanggung jawab soal teknik dan artistik tata suara, kontrol audio level,
balance, serta kualitas semua aspek penyuaraan, baik pada saat rehearsal, live atau tapping,
maupun saat pasca produksi‖.
Adapun menurut Kusumawati, dkk (2017:126) ―Penata suara juga bertanggung jawab
terhadap kualitas audio baik secara teknis, Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara
teknis dan dapat mengatasi apabila terdapat gangguan. Dan mempersiapkan peralatan audio
lainnya‖.
250
Penulis juga berdiskusi bersama editor dan sutradara untuk pemilihan dialog dan sound-
sound yang akan di pilih. Penulis juga sangat meneliti atas kualitas suara yang telah
direkam.Karena suara yang dipilih akan membantu penonton mengerti akan jalan ceritanaya.
Bertanggung jawab terhadap alat yang di pakai pada saat produksi berjalan. Memilih nada yang
cocok dalam Drama Televisi yang telah dibuat.
3.6.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Konsep audio yang ingin penulis tuangkan dalam drama televisi ini adalah konsep audio
yang minim akan special sound effect, penulis tidak ingin terlalu menganggu telinga penonton
dengan memasukkan terlalu banyak sound effect atau bahkan folley. Penulis ingin memberikan
nuansa sendu pada drama ―Melogika Rasa‖ dengan ilustrasi musik yang ada di beberapa scene
penting dalam drama televisi ini.
Format program drama televisi yang berdurasi 20 menit. Tema yang diangkat adalah
drama keluarga karena penulis dan tim ingin memberikan suguhan tayangan kepada penonton
tentang drama keluarga yang berbeda, dari yang pernah ada maupun yang pernah penulis dan tim
buat sebelumnya.
b. Konsep Produksi
Pada tahap ini penulis berkerja sama dengan sutradara dan kameramen untuk menentukan
blocking audio agar suara dapat ditangkap dengan jelas tapi juga tidak masuk kedalam frameing
kamera. Penulis sebagai penata suara juga menjaga suasana dilokasi tetap clear dari suara – suara
yang menggangu atau bising yang dapat masuk atau terekam.
c. Konsep Teknis
Pada tahap produksi penulis menggunakan alat boom mic, clip on wireless, zoom
recorder, dan headset. Penggunakan alat – alat tadi bertujuan agar suara yang direkam tidak terlalu
noise dan bisa terdengar dengan lebih jelas dan merekam atmosfer yang terdengar dilokasi
tersebut. Untuk pemilihan boom mic dan clip on wireless penulis berserta tim sudah menetapkan
bersama untuk pemilihan alat ini.
251
Kendala Produksi dan Solusi
Dalam produksi drama televisi ini, ada beberapa kendala – kendala baik itu dari segi
teknis maupun non teknis, seperti :
a. Kendala : Susana saat dilapangan yang terlalu bising
Solusi : Memainkan pengaturan volume yang masuk di zoom
recorder H6N
b. Kendala : Boom mic sangat sensitif mengakibatkan suara yang tidak
diinginkan masuk
Solusi : Yaitu lebih mendekatkan boom mic kepada talent dan lebih
memaksimakan clipon wireless
c. Kendala : Distorsi pada sinyal clipon karna jarak antara transmitter dan reciver
terlalu jauh
Solusi : Mencari posisi untuk lebih dekat kepada talent tapi tetap
memperhatikan frame size di kamera agar tidak masuk kedalam frame
d. Kendala : Pada saat produksi pengambilan gambar didalam mobil suara yang
terekam terlalu banyak noise, karna space mobil yang sempit membuat
penulis sebagai penata suara juga harus mengendarai mobil jadi penulis
tidak dapat melihat dan mengatur level audio yang masuk.
Solusi : Mengecilkan level audio di proses editting, sehingga dapat
mengurangi sedikit kebisingan ambient.
3.6.7 Konsep Kerja Penata Suara
Dalam Produksi drama televisi ―Melogika Rasa‖ penulis bertanggung jawab sebagai
penata suara. Menurut Karsito (2008:62) ―Penata suara tugasnya merekam mengontrol power
vokal, artikulasi dan intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere) efek suara dan noise
yang terjadi disekitar lokasi shooting‖.
Tugas seorang penata suara yang penulis simpulkan menurut diatas penata suara
bertanggung jawab dalam semua audio yang direkam selama produksi. Sebelum melakukan
252
produksi penulis bersama kru berkumpul bersama untuk menentukan tema dan judul, ―Melogika
Rasa‖ adalah sebuah judul dari drama televisi bertema kan keluarga yang akan penulis dan kru
buat.
Setelah menetapkan tema dan judul penulis mulai mencari referensi musik yang cocok
untuk drama televisi tersebut. Kemudian penulis dan sutradara berkumpul untuk membicarakan
tentang instrument apa yang nanti akan digunakan. Penulis bersama sutradara juga mulai
memikirkan dan mencari lirik – lirik yang akan dijadikan di lagu yang menjadi soundtrack di
Drama televisi ―Melogika Rasa‖. Setelah menemukan lirik yang cocok untuk Drama televisi
―Melogika Rasa‖ penulis mulai membicara kan tentang instrument – instrument yang nanti akan
dimasukan kedalam beberapa scene. Untuk pembuatan Soundtrack penulis melakukannya di studio
rekaman. Soundtrack tersebut berjudul ―Silogime‖ yang sangat pas karena liriknya bersangkutan
dengan Drama televisi ―Melogika Rasa‖.
253
TREATMENT AUDIO
Production Company: BSI Producer : Nadiar J. Art Director : Luthfi R.
Project Title : MELOGIKA RASA Director : Awan Budi C. Cameraman : Galih Bagas Y.
Duration : 22 Minutes Script Writer : Arman H. SoundDirector : Dimas Prasetyo
Editor : Ricky A.
Tabel III. 16
NO Scene Script Equipment Atmosphere Foley Music Ilustrasi
1 1 Dihalaman Rumahnya, terlihat Johan sedang
melakukan olahraga kecil. Dia melakukan
Peregagan ringan untuk otot nya. Datanglah tukang
sayur yang sedang mendorong gerobaknya. Johan
membeli sayuran dan membayarnya. Namun
tukang sayur tersebut tidak punya cukup uang
kembalian. Johan pun memintanya untuk
mengambil uang kembalian tersebut. Selesai
berbelanja sayur Johan kembali ke dalam
rumahnya.
Boom mic, Clip
on, dan zoom
-Suara burung dan
ayam
-suara membuka
pintu
-suara membuka
pagar
-suara plastik
-Silogisme (Awan
B. Cahyadi)
2 2 Bunga sedang menata foto disalah satu dinding
rumahnya. Bunga terlihat kesulitan saat ingin
memasang foto yang paling besar. Karena letaknya
yang terlalu tinggi Bunga pun mengambil tangga.
Tak lama Johan pun datang membantunya. Selesai
memasang foto Johan dan Bunga bersama – sama
memandangi foto – foto tersebut.
Boom mic, Clip
on, dan zoom
-suara membuka
pintu
-gymnopedie no 1
(Kevin Macleod)
3 3 Johan sedang menelfon di dekat meja makan.
Sementara Bunga sedang duduk di sofa sambil
memainkan gadget. Selesai menelfon Johan duduk
di meja makan. Tak lama bunga menyusul ke meja
makan.
Clip on, dan zoom -suara bangku yang
digeser
-gymnopedie no 1
(Kevin Macleod)
4 4 Setelah Johan berbelanja sayur. Diteras rumah dia
bertemu dengan bunga yang membawakan Johan
Boom mic, Clip
on, dan zoom
-suara membuka -anton (Dan
Bodan)
254
teh. Mereka berdua pun duduk dikursi teras.
Dimeja teras johan mendapati sebuah amplop.
Johan membaca isi surat tersebut sebelum
mengajak bunga memasak.
pintu
-suara meminum
teh
-suara membuka
amplop
-suara menutup
pintu
5 5 Diruang tamu terlihat Johan sedang berbicara
dengan Widia, mereka membicarakan tentang masa
depan Bunga. Tak lama Bunga pun datang
membawa minuman sebelum bergabung bersama
Johan dan Widia.
Clip on, dan zoom -suara memasak
-suara menaruh
gelas dan piring di
meja
-gymnopedie no 1
(Kevin Macleod)
6 6 Johan dan Bunga terlihat sedang makan siang.
Bunga terlihat kesal sebelum akhirnya pergi dari
ruang makan dan meninggalkan johan sendiri.
Clip on, dan zoom -suara sendok
-suara bangku
7 7 Johan sedang duduk di kursi teras sambil membaca
buku. Tak lama datanglah Bima. Mereka pun
berbincang seputar perkerjaan.
Boom mic, Clip
on, dan zoom
8 8 Bunga sedang mencari info beasiswa ke Singapura.
Dia duduk di sofa ruang tamu sambil
mengoprasikan laptopnya. Johan pun datang dan
meminta di buatkan teh. Saat bunga pergi membuat
teh, Johan tak sengaja melihat laptop bunga. Johan
pun terkejut marah kepada Bunga.
Clip on, dan zoom -suara membuka
pintu
-suara meminum
teh
-gymnopedie no 2
(Kevin Macleod)
9 9 Hari itu Johan di datangi oleh petugas bank yang
mengantarkan surat perintah pengosongan rumah.
Johan sempat berdebat dengan petugas bank
tersebut.
Boom mic, Clip
on, dan zoom
-suara mengetuk
pintu
-gymnopedie no 2
(Kevin Macleod)
10 10 Johan dan Bunga sedang berada di ruang tamu.
Mereka terlibat sebuah pertengkaran hebat antara
Clip on, dan zoom -suara membanting -glass (Dan
Bodan)
255
ayah dan anak. Karena emosi Bunga pun menangis
lalu meninggalkan Johan. Johan pun akhirnya
sadar dan menghubungi Widia.
buku
11 11 Bunga masuk dan membanting pintu kamarnya dan
menangis. Handphone berdering dan dia pun
mengangkatnya dengan ragu.
Boom mic, Clip
on, dan zoom
-suara membanting
pintu
-suara getar
handphone
-glass (Dan
Bodan)
12 12 Johan membuka kedua pintu rumah lebar lebar.
Johan memandangi foto – foto di dinding. Tatapan
johan terlihat kosong. Terlihat refleksi tayangan
televisi di kaca matanya. Terlihat johan sedang
menonton televisi.
Boom mic, dan
zoom
-suara televisi -silogisme (Awan
B. Cahyadi)
13 13 Bunga dan Widia sedang dalam perjalanan menuju
bandara. Ketika Bunga sedang melamun tiba – tiba
Selly Menelfon.
Clip on, dan zoom -suasana jalanan -ringtone
handphone
14 14 Johan sedang membuat teh, dia mencari toples gula
namun tidak ada. Dia pun bertanya kepada salah
satu perkerja.
Boom mic, dan
zoom
-suara sendok -silogisme (Awan
B. Cahyadi)
15 15 Johan terlihat berdiri termenung di depan teras
rumah. dia bersiap untuk meninggalkan rumah.
sesekali dia menoleh ke belakang lalu menunduk
sedih. Sementara itu beberapa pekerja silih berganti
melewatinya sambil membawa kardus – kardus
properti. Setelah itu di berjalan menjauhi rumah.
-silogisme (Awan
B. Cahyadi)
16 16 Sebuah tangan mencabut plat penyitaan rumah di
pagar.
Clip on, dan zoom -silogisme (Awan
B. Cahyadi)
17 17 Johan dan bunga sedang duduk di sebuah sofa.
Sementara itu banyak pekerja yang lalu lalang
mengangkuti barang. Terlihat salah satu perkerja
salah menaruh barang.
Boom mic, Clip
on, dan zoom
-suasana jalanan -silogisme (Awan
B. Cahyadi)
256
Spesifikasi Kebutuhan Audio
1. Zoom H6 Handy Recorder
Gambar III.25
Tabel III. 17
Recording Media SD card: 16 MB to 2 GB
SDHC card: 4 GB to 32 GB
SDXC card: 64 GB to 128 GB
Input Connections 4 x XLR/TRS combo jacks; XLR: Pin 2 hot; TRS: Tip hot
1x 1/8" stereo mini jack (XYH-6 MIC/LINE IN)
Input Gain -∞ to 55.5 dB (PAD OFF)
-∞ to 35.5 dB (PAD ON)
Input Level -∞ to 46.5 dB (XYH-6 MIC/LINE IN)
Input Impedance 6.8 kΩ (INPUTS 1 to 4)
2 kΩ (XYH-6 MIC/LINE IN)
Maximum Input Level +22 dBu, PAD ON (INPUTS 1 to 4)
Phantom Power +12V /+24V /+48V, independent (INPUTS 1 to 4)
2.5V plug-in power, (XYH-6 MIC/LINE IN)
Equivalent Input Noise -120 dBu or less
Output Connections 1x 1/8" stereo mini jack (LINE OUT)
1x 1/8" stereo mini jack (PHONE OUT)
Output Level -10 dBu when output load impedance is 10 kΩ or more
257
(LINE OUT)
20 W +20 W into 32 Ω load (PHONE OUT)
Built-in Speaker 400mw 8 Ω mono speaker
Recording Formats WAV, MP3
Sample Rate 44.1/48/96 kHz (WAV)
44.1 kHz (MP3)
Bit Depth 16, 24 (WAV)
Bit Rate 48/56/64/80/96/112/128/160/192/224/256/320 kbps (MP3)
Max Simultaneous Recording 8 (L/R + INPUT 1 to 4 + L/R backup), backup recording: -
12dB lower than set L/R input gain (WAV)
-or-
2 (MP3)
Recording to SD Card With 2 GB card:
03:08:00 (44.1 kHz / 16-bit WAV)
34:43:00 (128 kbps MP3)
Display 2.0-inch full color LCD (320 x 240 pixels)
USB Port Mass Storage Class operation:
USB 2.0 high speed
-or-
Audio Interface operation, multi-track mode:
USB 2.0 high speed, multi-track or stereo modes
Power Requirements AA size (LR6) battery x 4
AC adapter: AD-17 (DC5V/1A/USB-type) (optional)
USB bus power
Battery Life Over 20 hours (with alkaline battery, continuous recording)
Dimensions 3 x 6 x 1.9" (77.8 x 152.8 x 47.8 mm)
Weight 9.9 oz (280 g)
258
2. Boom mic Sennheiser MHK416
Gambar III.26
Tabel III.18
Tranducer Pressure Gradient / Interference Receiver Condenser
Polar Pattern Low, Mid: Hypercardioid Above 2 kHz: Lobar
Frequency Response 40 to 20,000 Hz
Dynamic Range
(Typical)
117 dB
Signal-to-Noise Ratio 81 dB
Maximum Input
Sound Level
130 dB, (@ 1 KHz)
Sensitivity 25 mV/Pa +/- 1dB
Power Requirements Phantom Power 48 v, (± 12 v)
Output Impedance Nominal Impedance: 25 Ohms
Minimum Terminating Impedance: 800 Ohms
Output Connections XLR-3M Type
Dimensions (L x
Diameter)
9.84 x 0.74" (250 x 19 mm)
Weight 5.82 oz (175 g)
259
3. Clip On Wireless Sennheiser EW 122-p
Gambar III.27
Tabel III.19
Type of Receiver EK 100 Camera-Mount Receiver
RF Carrier Frequency Range A: 516-558 MHz
Approx. Working Range Maximum 490'
Overall Frequency Response 25 Hz - 18 kHz
Signal-to-Noise Ratio Greater than 110 dB
# Of Channels 1680
Type of Outputs Standard 3.5 mm Mini 2.5V plug-in power, (XYH-6
MIC/LINE IN)
Power Requirements 2 x 1.5 V AA Batteries
6-10 Hours
Antenna Type Single Flexible Antenna (M3 Type)
Dimensions (HxWxD) 3.2 x 2.5 x 0.9" (81 x 64 x 23 mm)
Weight 5.6 oz (160 g)
260
4. Headset Sennheiser HMD 280-XQ
Gambar III. 28
Tabel III.20
Type Around-Ear, Closed-Back, Dynamic
Frequency Range 8Hz - 25kHz
Approx. Working Range Maximum 490'
Impedance 300 Ohms/Side
Sensitivity (0 VU) Headphones: 102dB
Isolation 32dB Max
Distortion < 1%
Connectors 1 x 3-Pin XLR
1 x 1/4" Plug
Cable Length 3.3' (1 m) (Coiled)
10' (3 m) (Stretched)
Weight 7.8 oz (220g)
268
3.7 Proses Kerja Penata Artistik.
Menurut Joang dan Parasian ( 2018 : 7 ) :
Tata artisik adalah seni atau kerajinan (craft) dari cara bertutur sinematik (cinematic
storytelling). Termasuk di dalam tata artisiktik yaitu : merancang desain-desain sesuai
skenario dan konsep sutradara atau produksi sebuah film, menciptakan “look and
style”, serta mengahadirkan karakter melalui penciptaan lewat make over semua
elemen estetik.
Menurut Saroenggalo dalam Kusumawati, dkk ( 2017 : 14 ), ― Penata artistik
adalah orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan look film dan orang yang
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan set, dekor, tata
busana juga make up dalam pembuatan Program Televisi dan Film‖
Dengan adanya definisi tersebut dapat dikatakan bahwa seorang penata artistik
adalah orang yang menciptakan setting lingkungan sesuai dengan jenis program
drama televisi yang di buat dan bertanggung jawab membangkitkan karakter dalam
tokoh melalui make over. Oleh karena itu di dalam sebuah pelaksanaan produksi
drama televisi ―MELOGIKA RASA‖.
Penulis disini sebagai penata artisiktik mengadakan semua lingkungan fisik antara
lain : Property, Wadrobe dan Make up. Penulis bekerjasama dengan sebaik mungkin
bersama sutradara untuk memastikan bahwa semua rencana dan desain dapat di
visualisasikan dengan baik dan tepat waktu.
269
3.7.1 Pra Produksi
Tahap awal dalam pembuatan sebuah Drama televisi penulis sebagai Penata
artistik menganalisa naskah bersama Penata Kamera (Director Of Photography) dan
Sutradara, berkontribusi untuk mennyelaraskan gagasan dalam pembuatan drama
televisi guna menciptakan sebuah konsep artistik kreatif dan menarik yang di sepakati
secara bersama.
A. Planning Meeting.
Menurut Kusumawati, Dkk ( 2017 : 19 ) :
Planning Meeting dalam pertemuan perencanaan program televisi/produksi film ini
produser menyerahkan draft skenario. Dalam hal ini produser di dampingi oleh
sutradara atau pengarah acara televisi. Proses tahapan ini merupakan refleksi dari
suatu perancanaan yang matang untuk mendapatkan hasil maskimal dan kualitas yang
sangat baik.‖
Dalam planning meeting produksi drama televisi, penulis dan seluruh anggota
team berkumpul untuk membicarakan dan menentukan apa saja yang di perlukan
dalam proses produksi.
Hal tersebut bertujuan untuk membicarakan seluruh aspek yang di perlukan
dalam proses penciptaan sebuah drama televisi. Rapat team ini membicarakan
skenario, lokasi shooting, casting pemain, shooting schedule dan hal lain yang
dibutuhkan saat produksi.
B. Bedah Skenario.
270
Menurut Joang dan Parasian ( 2018 : 10 ) :
Skenario adalah titik tolak bagi seorang Production Designer dalam mencari atau
menciptakan sebuah lingkungan fisik atau lokasi yang cocok. Bila
mempertimbangkan skenario, Production Designer harus mempunyai pengertian luas
tentang jenis action yang bersangkutan dan menghubungkanya dengan jenis lokasi
yang mungkin bakal diperlukan. Production Designer harus membangun imajinasi
dia juga harus cepat membuat gambaran dalam bentuk sketsa-sketsa kecil.
Pada saat bedah skenario penulis mencari apa yang dibutuhkan sebagai penata
artistik untuk menciptakan sebuah latar yang bersangkutan dengan konteks ceritanya.
Penulis disini dengan cepat mencatat apa yang dibutuhkan dari setiap scene
yang selaras pada skenario, seperti : Tempat yang di pakai untuk shooting, Wadrobe
yang digunakan oleh para tokoh, Make up untuk wajah para tokoh, tujuanya adalah
biar tidak adanya kesalah pahaman dalam shooting.
C. Riset dan Hunting Lokasi.
Menurut Himawan Pratista ( 2008 : 66 ) :
Hunting lokasi sangatlah penting bagi Production Designer bagaimana dia harus bisa
membuat setting yang sesuai dengan konteks ceritanya. Setiing yang digunakan harus
mampu meyakinkan penonton bahwa peristiwa dalam filmnya harus benar benar
terjadi dalam lokasi cerita yang sesungguhnya. Penunjuk ruang, wilayah , waktu ,
juga status sosial harus di teliti dan di perhatikan dengan baik dan benar. Restoran
berbeda dengan bar atau kafe. Rumah tinggal, apartemen, kantor, hotel, mall,
restoran, rumah sakit, tempat ibadah, bank, dan lainya memliki atribut yang khas.
271
Penulis melakukan Riset dan Hunting lokasi untuk menentukan latar cerita
pada naskah yang di inginkan sutradara. Setiap scene harus di analisa dengan baik
dan benar untuk menentukan setting seperti apa yang akan di buat penulis sebagai
penata artistik. Penulis betul-betul memperhatikan periode / era / waktu dalam
menentukan setting ,property dan wadrobe apa saja yang akan di pakai.
Penulis disini mengajukan untuk menyewa rumah selama 4 hari lamanya
kepada Produser. Karena secara keselurahan setting, dan scene yang di pakai dalam
skenario adalah interior rumah. Oleh karena itu kesepakatan terjadi kepada semua tim
bahwa kita setuju untuk menyewa rumah yang telah penulis riset sebelumnya.
D. Membuat Floor Plan.
Menurut Kusumawati, Dkk ( 2017 : 32 ) :
Floor plan adalah sebuah pemandangan dari atas yang memperlihatkan penataan
ruang di gedung dengan cara yang sama seperti sebuah peta. Sedangkan dalam
produksi drama televisi dan film Floor plan merupakan petunjuk bagi perangkat
produksi seperti : camera, lighting, set props dan lain-lain. Tujuanya untuk
mempermudah dan mengektefikan jalanya produksi.
Setelah menemukan lokasi shooting yang tepat, penulis sebagai penata artistik
bertugas untuk membuat floor plan sebagai pengingat. Untuk departement penata
artistik Floor plan berfungsi untuk Continuity property , Wadrobe, Make Up agar
tidak berpindah penempatanya dan merubah look and style pada peran yang
dimainkan oleh pemeran berdasarkan skenario.
272
Floor plan juga berguna untuk departement Penata kamera dan Penata cahaya
untuk membantu Blocking kamera dan Blocking cahaya berdasarkan arahan
Sutradara.
E. Menyusun Breakdown Artistik.
Menurut Joang dan Parasian ( 2018 : 58 ) ― Breakdwon artistik adalah
semacam alat bantu untuk produksi, penjadwalan dan pengingat ketika proses
pengambilan gambar dimulai. Tanpa Breakdwon yang baik, maka pekerjaan tim
artistik akan berantakan. ‖
Tahap ini penulis sebagai penata artistik membuat daftar setting, wadrobe,
property dan make up yang dibutuhkan agar semua list yang di catat tidak tertinggal
dan sesuai rencana pada saat produksi berlangsung. Breakdwon artistik sangat
berperan penting untuk menjaga continuity setiap scene agar tidak terjadi kesalahan
atau biasa disebut jumping.
F. Membuat dan Menyusun anggaran.
Menurut Joang dan Parasian ( 2018 : 58 ) :
Hal yang paling penting yang harus diketahui ialah bagaimana memecah cerita dan
mengungkapkannya ke layar putih dengan cara sehemat mungkin. Harus diingat
selalu bahwa kita terlibat dalam suatu bisnis. Tim artistik harus mengajukan anggaran
biaya, dan dia harus memberi taksiran tentang berapa biaya film menurut pikiran
mereka.
Setelah membuat Breakdwon artistik dan peralatan yang dibutuhkan sesuai
skenario, penulis sebagai penata artistik akan merinci budget artistik yang akan
dibutuhkan dalam drama ini.
273
Penulis sebagai penata artistik harus lebih pintar dalam pengeluaran budget
untuk property, wadrobe, make up dan menggunakanya seminim mungkin tapi harus
tetap sesuai dengan ceritanya. Setelah penata artistik menyusun anggaran kemudian
diberikan kepada produser untuk direalisasikan.
G. Mencari Property, Wadrobe, Make up.
Menurut Joang dan Parasian ( 2018 : 7 ) ,
―Property yang dibuat khusus interior haruslah disesuaikan agar ukuran-ukuranya
memungkinkanya masuk dalam kamar-kamar atau gedung. Menggunakan mebel dan
prop-prop kecil setempat yang asli lebih baik daripada tiruan sudah pasti lebih murah
dan sering mutu dusuan hasil setempat lebih tinggi daripada tiruan. ―
Anggaran dana yang sudah turun dari Produser hendaknya penulis membeli
keperluan property dan wadrobe. Penulis juga tidak semuanya membeli peralatan
penata artistik seperty property dan wadrobe, penulis meminjam kepada pemilik
rumah yang telah tim sewa sebelumnya.
Kekayaan property di dalam rumah tersebut membuat penulis tidak memakan
banyak biaya anggran produksi. Seperti make up penulis meminta talent untuk
membawa peralatan make upnya sendiri.
Tetapi tidak semuanya penulis memakai property dalam rumah tersebut,
penulis sebagai penata artistik ada ketidak cocokan property dalam setting rumah
aslinya. Seperti sofa penulis menyewa kepada teman sekililing untuk mengisi
kekosongan property yang tidak sesuai keiinginan penata artistik.
274
3.7.2. Produksi
Pada saat produksi berlangsung penulis sebagai Penata artistik selalu berada
di dekat Sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan yang
diharapkan. Penulis juga setiap pengambilan gambar dimulai selalu mencatat
continuity agar tidak adanya jumping. Proses produksi yang dilakukan memakan
waktu 4 hari.
Hari pertama pada saat pembuatan porgram drama televisi penulis sebagai
penata artistik menyiapkan wadrobe dan make up saja. Kenapa hanya menyiapkan
wadrobe dan make up saja karena penulis sebagai penata artistik meminta waktu 1
hari untuk mendekor seluruh isi ruangan. Mulai dari interior rumah dan exterior
rumah.
Mendekor pada 1 hari sebelum produksi sangat berguna bagi penulis sebagai
penata artistik. Hal tersebut sangatlah membantu, karena penulis sebagai penata
artistik bisa fokus pada continuity property, wadrobe dan make up yang dipakai oleh
para pemeran.
Begitu juga hari ke 2 dan 3 penulis sebagai penata artistik hanya menyiapkan hal
yang diterapkan pada hari pertama. Penulis hanya fokus di setiap pengambilan
gambar yang dambil dan selalu berdekatan dengan sutaradara agar tidak adanya
kesalah pahaman dalam pengambilan gambar.
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya di hari ke 4 ini penulis mendekor ulang
seluruh ruangan interior. Yang sebelumnya seluruh ruangan interior sudah dipenuhi
property dan ditempatkan pada setiap sudut ruangan, harus di dekor ulang seperti
275
rumah yang baru di isi property. Hal tersebut sangat sesuai dengan tuntutan dalam
naskah cerita dan sutradara.
Bahwa di scene tersebut pemeran Bunga berhasil mengambilakan rumah yang
sudah di gadai sebelumnya dan telah disita oleh petugas bank, dapat ditebus kembali
oleh Bunga karena hasil kerja kerasnya. Set yang penulis bilang ―Mengkosongkan
ruangan‖ dilakukan pada saat sutradara dan departement lainya mengambil gambar di
exteriror rumah tepatnya di set teras rumah.
Pada saat semuanya telah selesai dan shoting telah berakhir penulis
mengambalikan seluruh property ke tempat sebelumnya, mulai dari property yang di
bawa penulis dan property yang dipinjam kepada pemilik rumah.
Karena pada dasarnya penulis sangatlah bertanggung jawab besar dalam proses
produksi drama televisi “MELOGIKA RASA”, akan apa yang mau ditampilkan
dan dilihat audince dalam hasil akhir mulai dari continuity, property, wadrobe, dan
juga make up.
3.7.3. Pasca Produksi.
Setelah semua produksi selesai, penulis dan tim artistik mengembalikan
semua set, property dan wadrobe kembali seperti semula. Karena semua property
yang dipakai adalah property pemilik rumah yang di sewa jadi penulis sebagai Penata
artistik tidak terlalu banyak membawa property sendiri yang sudah disiapkan
sebelumnya.
Keuntungan property yang berlimpah dalam set lokasi tersebut membuat
penulis tidak terlalu banyak memakan waktu untuk mengembalikan property ke
276
tempat sebelumnya. Setelah semua sudah kembali pada tempatnya masing-masing,
penulis dan tim mengadakan rapat evaluasi.
Dimana anatara penulis dan yang lainya dapat terbuka mengenai saat
produksi. Tujuanya adalah agar penulis tau kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing divisi pada saat produksi berlangsung.
3.7.4. Peran Tanggung Jawab Penata Artistik.
Menurut Joang dan Parasian ( 2018 : 46 ) :
Koordinator lapangan yang melaksanakan eksekusi atas semua rancangan desain tata
artistik atau gambar kerja yang menjadi tanggung jawab pekerjaan production
designer. Seluruh proses penyiapan material artistik sejak persiapan hingga
berlansgungnya perekaman gambar dan suara saat produksi menjadi tanggung jawab
art director. Penyimpangan atau perubahan pada saat eksekusi atas rancangan desain
tata artistik atau gambar kerja minimal harus atas persetujuan production designer
atau sutradara terlebih dahulu.
Production designer (seorang yang bertanggung jawab untuk seluruh visual
dari sebuah produksi drama televisi/film) pada umumnya memberikan ilustrasi visual
ruang dan waktu lalu departement artistik merealisasikanya ke dalam sebuah setting
yang sudah di rencanakan sebelumnya.
Sedangkan secara teknis Penata artistik bertanggung jawab atas keseluruhan
penyediaan kebutuhan artistik mulai dari pra produksi sampai dengan pasca produksi.
Peran dan tanggung jawab yang di serahkan kepada penata artistikpun
tidaklah mudah. Dimulai dari peran serta keterlibatanya sebagai penata artistik harus
277
benar - benar di teliti dalam menjaga keberadaan peralatan yang dibutuhkan para
pemain, seperti property yg digunakanya.
Selain itu makeup dan wadrobe juga harus diperhatikan agar continuity selalu
terjaga dan tidak membuat kesalahan dari script yang sudah dibuat. Production
designer bertanggung jawab atas semua benda yang dilihat audience, sedangkan dari
segi set dan setting menjadi tanggung jawab Penata artistik.
3.7.5. Proses Penciptaan Karya.
Pada saat penciptaan karya ini penulis sebagai penata artistik dan semua tim
berusaha untuk menghasilkan gambar yang baik dan natural. Saat hasilnya sudah fix
tentunya ini membutuhkan proses yang panjang dari mengumpulkan ide-ide kreatif
dari semua tim, ide tersebut kami kumpulkan jadi satu sehingga menghasilkan suatu
cerita yang menarik dan terkonsep dengan baik.
A . Konsep Kreatif
Setelah membaca naskah dari scriptwritter yang berjudul “MELOGIKA
RASA”. Penulis sebagai penata artisitik sangat tertarik dengan jalan cerita dari
skenario tersebut. Penulis sebagai penata artistik membuat konsep yang akan
direalisasikan dalam membuat drama televisi tentunya sesuai dengan konsep cerita.
1) Property.
Dalam property sendiri penulis berdiskusi dengan sutradara,
bagaimana caranya property yang akan di isi dalam rumah harus terjaga
keaslianya. Berdiskusi dengan sutradara sangatlah penting, semua itu
278
bertujuan agar konsep penulis sebagai penata artistik dapat di realisasikan
dengan baik
. Karena keseluruhan isi cerita dalam drama televisi yang dibuat ini
hampir 80 % berlatar interior rumah saja. Untuk itu penulis memanfaatkan
property dalam rumah yang sebelumnya sudah di sewa dan dipastikan untuk
menjadi lokasi shooting “MELOGIKA RASA” selama 4 hari lamanya.
Kekayaan property di dalam rumah tersebut memudahkan penulis
sebagai penata artistik, untuk tidak membawa banyak Main Property
(Property yang sulit untuk dipindahkan). Contohnya seperti Lemari, meja,
bangku , bupet , kasur dan lain-lain.
2) Wadrobe
Wadrobe yang digunakan oleh para pemeran dalam naskah tidak
hanya 1 stel saja dalam setiap scene. Karena dalam naskah cerita waktu yang
dibuat adalah selama 5 hari. Jadi penulis menyiapkan beberapa wadrobe di
setiap harinya untuk para pemeran yang sudah disiapkan sebelumnya. Penulis
juga menyeseuaikan wadrobe dengan umur yang dimainkan para pemeran.
Seperti Johan sesosok ayah yang berusia 54 tahun disetiap harinya
mengenakan kaos kerah ,celana pendek dan menggunakan kacamata. Hal itu
dilakukan untuk menyesuaikan karakteristik tokoh dalam cerita. Sedangkan
bunga anak dari Johan yang berusia 26 tahun di setiap harinya menggunakan
kaos polos dan celana Jogger panjang.
Pada awalnya penulis berfikir sesosok bunga untuk menggunakan
celana pendek di setiap harinya dalam rumah. Namun karena tinnggi badanya
279
dan ketidak cocokan pada peran, Akhirnya penulis memtuskan untuk bunga di
setiap harinya dalam rumah menganakan celana Jogger panjang.
3) Make up
Make up yang digunakan untuk setiap pemeran laki-lakinya hanyalah
bedak saja. Sedangkan untuk pemeran wanitanya menggunakan Fondation,
eye shadow, blush on, lipstick, eye brow dan eye liner. Untuk pemeran wanita
seperti Bunga dan Widia penulis meminta kepada talent untuk merias
wajahnya sendiri, dikarenakan penulis tidak bisa merias wajah para pemeran.
Penulis hanya berpesan untuk para pemeran wanita bagaimana merias
wajahnya senatural mungkin dan tidak berlebihan agar karakteristik pada
tokoh tetap terjaga keasilanya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan baik oleh
para pemeran dan sesuai keinginan sutradara.
4) Set Design
Rumah yang di sewa disini adalah rumah sederhana yang identik
dengan kesan perumahan yang dibangun di perkampungan. Dengan demikian,
penulis menganilsa bahwa rumah yang akan menjadi latar dalam skenario,
akan di buat menjadi semi minimalis. Baik interior rumah maupun exterior
rumah.
Oleh karena itu penulis membuat set di dalam rumah terlihat
seminimalis mungkin, begitu juga property dalam rumah harus terlihat
tampak luas dan tidak banyak main property (property yang sulit
dipindahkan). Dalam beberapa interior rumah dan exterior rumah
menggunakan set design.
280
Contohnya ruang TV, ruang tengah, Teras rumah dan halaman rumah.
Disini penulis sebagai penata artistik merubah yang pada awalnya dinding di
ruang tengah tertutup lemari, merubah menjadi set penempatan figura-figura
foto. Kenapa figura foto hal ini sesuai dengan tuntutan skenario.
Sedangkan untuk ruang tv penulis menyewa sofa dan menempatkan
figura pada dinding agar kesan minimalis juga estetik pada rumah tersebut
dapat dilihat dan dinikmati dengan baik oleh audien. Hal ini terbukti dengan
kesetujuan sutradara dan produser yang melihat gambar pada kamera sesuai
dengan keinginan produser dan sutradara.
Begitu juga pada extrior rumah penulis sebagai penata artistik
menambahkan lampu dinding minimalis di dindig rumah, dan pot gantung
pada pagar. Semua itu bertujuan agar kesan rumah yang dibuat terlihat semi
minimalis. Konsep tersbut sangat seusai dengan keinginan penulis sebagai
penata artistik, bahwa konsep dapat di realisasikan dengan baik.
B . Konsep Teknis
Pada saat Set dekor sebuah ruangan penulis sebagai Art Director dan bersama
tim artistik secara keseluruhan mendekor bagian isi rumah mulai dari Halaman
Rumah, Teras Rumah, Ruang TV, Ruang tengah, Dapur, Ruang makan, Meja makan
dan kamar. Penulis juga menyiapkan seluruh wadrobe yang akan dipakai oleh para
pemeran sesuai dengan shoot schedule yang sudah dibuat.
Dalam proses set dekor dan menyiapkan kebutuhan artistik seperti property,
wadrobe dan make up penulis sebagai Art Director meminta waktu 1 hari sebelum
shooting kepada produser, untuk mendekorasi seluruh isi rumah. Hal tersebut
281
dilakukan agar pada saat produksi berlangsung tidak memakan waktu yang lama dan
efektif.
Kefektifan tersebut sangatlah berguna bagi penulis sebagai Art director dan
tim penata artistik, agar setiap scene selalu berdekatan dengan sutradara untuk
memastikan gambar yang diambil sesuai keinginan sutradara. Penulis juga memfoto
setiap adegan berlangsung dan seusudah agar tidak adanya jumping shoot jika take
kembali diulang.
B . Konsep Produksi
Pada saat produksi, penulis selalu berdekatan dengan sutradara dan penata
kamera untuk memperhatikan setiap gambar yang diambil sesuai dengan apa yang
diinginkan sutradara agar tidak adanya jumping. Penulis sangat benar – benar
memperthatikan bagaimana property yang digunakan, wadrobe yang digunakan, dan
make up yang digunakan harus di sesuaikan dengan baik.
3.7.6. Kendala Produksi dan Solusinya.
Kendala : Kurangnya crew pada saat pra produksi, produksi dan pasca
produksi dikarenakan harus loader proprerty dan setting lokasi baik interior rumah
maupun exterior.
Solusi : Meminta bantuan kepada teman kampus yang sedang tidak
menjalankan tugas akhir untuk menjadi bagian penata artistik.
Kendala : Minimnya keahlian merias wajah para talent terutama talent
wanita.
Solusi : Meminta tolong kepada talent wanita untuk merias wajahnya sendiri
agar hasilnya maksimal dan sesuai keinginan sutradara.
282
3.7.7 Lembar kerja Penata Artistik
Konsep Penata Artistik
Breakdwon Artistik
List Wadrobe
Floor Plan
283
Konsep Penata Artistik
Konsep penata artistik pada drama program drama televisi “ Melogika Rasa”
sudah penulis terapkan sejak proses pra produksi. Mulai dari menyiapkan property
untuk mengisi set interior maupun exterior, wadrobe yang digunakan para pemain
dan makeup untuk para pemain. Semua itu harus diperhatikan secara betul-betul dan
harus di riset dengan baik.
Penulis juga harus benar-benar memperhatikan wadrobe dan make up yang
dipakai karena itu bisa menjadi suatu simbol terhadap sebuah zaman, status sosial,
ekonomi, budaya, pendidikan juga ideologi tertentu. Make up dan wadrobe selalu
terkait dengan setting. Setting membangun latar belakang sesuai cerita sedangkan
makeup dan wadrobe membangun identitas karakter pemain.
Untuk property penulis tidak banyak membawa property karena rumah yang
disewa sebelumnya sudah mencakupi kebutuhan penata artistik. Seperti main
property ( property yang sulit dipindahkan ) penulis tidak membawanya. Penulis
hanya menyewa sofa karena sofa yang didalam rumah tidak sesuai dengan keinginan
penata artistik. Hal tersebut berguna untuk menghemat anggaran biaya produksi.
Penulis hanya membawa lukisan, figura-figura foto, lampu dinding dan rak
dinding. Untuk lukisan penulis membawanya karena untuk menutupi kekosongan
ruang hal tersebut juga harus diperhatikan apakah sesuai atau tidak sesuai. Karena
keinginan penulis disini ingin disetiap gambar yang di ambil pada frame padat
dengan property dibelakang objek yang akan diambil yaitu para pemain.
Hal tersebut sesuai dengan keinginan sutradara dan produser. Penulis sebagai
penata artistik sangatlah bertanggung jawab besar akan hasil akhir sebuah program
284
drama televisi, dengan apa yang akan dilihat nanti oleh audience. Pada saat proses
produksi penulis meminta waktu 1 hari sebelum produksi untuk mendekor seluruh isi
ruangan mulai dari interior maupun exterior.
Karena didalam skenario yang dibuat seluruh latarnya hampir 80 % interior
rumah saja. Jadi pada saat proses produksi berlangsung penulis sebagai penata artistik
wajib berada didekat sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan
skenario dan dalam tampakan gambarnyapun terlihat nyata. Penulis juga terlibat
langsung dalam membetulkan tata letak set yang berubah.
Itu semua dilakukan agar tidak adanya jumping tata letak property dalam
proses pengambilan gambar jika melakukan take ulang. Setelah semua selesai
dilakukan penulis mengambilkan property dan wadrobe yang digunakan, maupun
yang dipinjam atau disewa seperti semula pada tempatnya. Lalu penulis melakukan
evaluasi fungsinya untuk mengathui kekurangan dan kelebihan penulis pada saat
proses produksi berlangsung.
285
BREAKDWON ARTISTIK
Production Company : NG Production Producer : Nadiar Jasmine Winarso
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute Art Director : Luthfi Rachmat
Yuliansyah
Tabel III. 21
No Scene Location Cast Wadrobe Set & Property Head Property Make Up
1
1
Jalanan depan
Rumah Johan
Johan &
Tukang
Sayur
Johan : Kaos Kerah ,
Celana Training
Panjang, dan Sepatu
Sport
Tukang Sayur : Kaos
kerah , Celana
Panjang Hitam,
Sendal Jepit
Set : Jalanan
depan rumah
Johan
Property :
Gerobak sayur.
Johan :
Kacamata
Handuk kecil
Hand property
Tukang Sayur :
Topi bucket
Hitam,Kantung
Plastik Hitam
Johan :
Bedak
Tukang Sayur
: Bedak
286
2
2
Rumah Johan
Johan &
Bunga
Bunga : Kaos warna
pink peach, celana
jogger panjang
warna cream, sendal
jepit warna kuning.
Johan : Kaos Kerah ,
Celana Training
Panjang, dan Sepatu
Sport
Set : Ruang
Tengah
Property : Figura
foto , Rak
dinding, Hiasan
dinding, Meja ,
Vas Bunga ,
Tangga.
Johan :
Kacamata
Handuk kecil
Hand Propetty
: Kantung
Kresek hitam
Bunga :
Tangga, Figura
Ukuran 60 x
40
Johan : Bedak
Bunga :
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
287
3
3
Rumah Johan
Bunga &
Johan
Bunga : Kaos warna
pink peach, celana
jogger panjang
warna cream, sendal
jepit warna kuning.
Johan : Kaos Kerah ,
Celana Training
Panjang, dan Sepatu
Sport
Set : Ruang Tv
Sofa,bantal sofa,
karpet, meja,
pajangan, taplak
meja, tv, remot
tv, bufet, taplak
bufet, lampu
lantai
Set : Ruang
makan
Meja makan,
bangku 4 , piring
2, gelas 2, teko
air beling alat
saji, tempat
Johan :
Kacamata
Hand Propetty
: Telfon
Genggam
Property :
Cangkir Teh
Property
Bunga :
Laptop
Johan : Bedak
Bunga :
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
288
cangkir, cangkir
3 , tempat
sendok, garpu 6 ,
sendok 6,
4
4
Rumah Johan
Bunga &
Johan
Bunga : Kaos Putih ,
Celana belang-
belang, sendal jepit
kuning
Johan : Kaos kerah
merah, celana
pendek, sendal coklat
Set : Teras
Rumah,
Property : Meja
bulat, bangku 2 ,
pajangan 2 ,
taplak meja bulat
1 , Rak sepatu,
Amplop surat
Johan :
Kacamata
Property Johan
: Kresek Hitam
Property
Bunga : 1 gelas
cangkir
teh,sendok1
Johan : Bedak
Bunga :
Fondation,eye
shadow,
blush
on,lipstick,
eye brow, eye
liner
289
5
5
Rumah Johan
Bunga
Bunga : Kaos Putih ,
Celana belang-
belang, sendal jepit
kuning
Set : Dapur
Property :
kompor gas,
kitchen set,
meja, piring,
sendok, garpu,
penggorengan,
Kulkas, tempat
bumbu.
Bunga
Property :
Sepatula
Bunga :
Fondation,eye
shadow,
blush
on,lipstick,
eye brow, eye
liner
6
6
Rumah Johan
Johan,
Widia &
Bunga
Johan : Kaos kerah
merah, celana
pendek, sendal coklat
Bunga : Kaos Putih ,
Set : Ruang Tv
Property :
Sofa,bantal sofa,
karpet, meja,
Johan :
Kacamata
Widia : Jam
tangan
Johan : Bedak
Bunga :
Fondation,
eye shadow,
290
Celana belang-
belang, sendal jepit
kuning
Widia : Dress
Flower, Sepatu High
Hils.
pajangan, taplak
meja, tv, remot
tv, bufet, taplak
bufet, lampu
lantai
Property
Bunga :
Nampan, 2
gelas cangkir,
2 piring
cangkir
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner
Widia :
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner
7
7
Rumah Johan
Bunga &
Johan : Kaos kerah
Set : Ruang
Johan :
Bunga :
291
Johan merah, celana
pendek, sendal coklat
Bunga : Kaos Putih ,
Celana belang-
belang, sendal jepit
kuning
makan
Meja makan,
bangku 4 , piring
2, gelas 2, teko
beling ,alat saji,
tempat
cangkir,cangkir
3 , tempat
sendok, garpu 6 ,
sendok 6, nasi
goreng , tahu
goreng, cabai
Kacamata
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner
8
8
Rumah Johan
Johan &
Bima
Johan : Kaos kerah
putih, celana pendek,
Set : Teras
Rumah,
Johan :
Kacamata
Johan : Bedak
Bunga :
292
sendal coklat
Bima : Kemeja
panjang bergaris,
celana hitam , sepatu
pantopel hitam.
Property : Meja
bulat, bangku 2 ,
pajangan 2 ,
taplak meja
bulat, Rak sepatu
Property Johan
: Buku
Bima : Jam
tangan
Property Bima
: Jam tangan
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner
9
9
Rumah Johan
Johan &
Bunga
Johan : Kaos kerah
putih, celana pendek,
sendal coklat
Bunga : Kaos polos
abu-abu, celana
jogger putih, sendal
jepit kuning
Set : Ruang Tv
Property :
Sofa,bantal sofa,
karpet, meja,
pajangan, taplak
meja, tv, remot
tv, bufet, taplak
Johan :
Kacamata
Property Johan
: Buku
Property
Bunga :
Laptop
Johan : Bedak
Bunga :
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
293
bufet, lampu
lantai
liner.
10
10
Rumah Johan
Johan &
Petugas
Bank
Johan : Kaos kerah
putih, celana pendek,
sendal coklat
Petugas bank :
Kemeja panjang,
Celana Hitam ,
Sepatu pantopel.
Set : Teras
Rumah
Property : Meja
bulat, bangku 2 ,
pajangan 2 ,
taplak meja
bulat, Rak sepatu
Johan :
Kacamata
Petugas Bank :
Amplop surat,
Tas coklat
Johan : Bedak
Petugas Bank
: Bedak.
11
11
Rumah Johan
Johan &
Bunga
Johan : Kaos kerah
putih, celana pendek,
sendal coklat
Set : Ruang Tv
Property :
Sofa,bantal sofa,
Johan :
Kacamata
Property Johan
Johan : Bedak
Bunga :
Fondation,
294
Bunga : Kaos polos
abu-abu, celana
jogger putih, sendal
jepit kuning
karpet, meja,
pajangan, taplak
meja, tv, remot
tv, bufet, taplak
bufet, lampu
lantai, Surat.
: Jam Tangan
Property
Bunga : Buku
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
12
12
Rumah Johan
Bunga
Bunga : Kaos polos
abu-abu, celana
jogger putih, sendal
jepit kuning
Set : Kamar
Bunga
Property :
Lemari, Tempat
tidur, bantal 2 ,
guling 2, spring
bad, meja rias,
kursi, alat make
Bunga :
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
295
up, telfon
genggam
13
13
Rumah Johan
Johan
Johan : Kaos kerah,
celana pendek,
sendal coklat
Set : Teras
Rumah
Property : Meja
bulat, bangku 2 ,
pajangan 2 ,
taplak meja
bulat, Rak sepatu
Set : Ruang Tv
Property :
Sofa,bantal sofa,
karpet, meja,
Johan :
Kacamata
Johan : Bedak
296
pajangan, taplak
meja, tv, remot
tv, bufet, taplak
bufet, lampu
lantai
Set : Ruang
Tengah
Property : Figura
foto , Rak
dinding, Hiasan
dinding, Meja ,
Vas Bunga.
14
14
Mobil
Bunga
& Widia
Bunga : Kemeja
merah, celana levis
Set : Interior
Mobil
Property
Bunga : Telfon
Bunga :
Fondation,
297
panjang, sepatu high
hils.
Widia : Dress
Flower, Rok Hitam,
Sepatu high hils
genggam eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
Widia :
Fondation,
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
15
15
Rumah Johan
Johan &
Pekerja
Johan : Kemeja
pendek, celana levis
Set : Dapur ,
Kitchen set, teko
Johan :
Kacamata ,
Johan : Bedak
Pekerja 1 :
298
1,2,3,4 hitam, sepatu
pantopel hitam
Pekerja 1 : Kaos
kuning, celana levis
pendek, sepatu
casual.
Pekerja 2 : Kaos
hitam, celana
pendek, sepatu
casual
Pekerja 3 : Kaos abu-
abu, celana pendek
sepatu casual.
Pekerja 4 : Kaos
Hitam, celana
teh, cangkir,
tempat sendok,
piring cangkir,
sendok 1 , garpu
1.
gesper
Property johan
: sendok
Pekerja 1 :
Bando
Property
Pekerja 1 :
kardus
Pekerja 2 :
Jam tangan
Property
Pekerja 2:
Kardus
Pekerja 3 :
Sarung tangan
Bedak
Pekerja 2 :
Bedak
Pekerja 3 :
Bedak
Pekerja 4 :
Bedak
299
pendek, sepatu
casual
kain
Property
pekerja 3 :
Lukisan,
figura.
Pekerja 4 :Topi
Hitam, sarung
tangan kain.
Property
pekerja 4 :
Figura.
16
16
Rumah Johan
VO
VO
VO
VO
VO
300
17
17
Rumah johan
Johan &
Pekerja
1,2,3,4
Johan : Kemeja
pendek, celana levis
hitam, sepatu
pantopel hitam, jaket
coklat
Pekerja 1 : Kaos
kuning, celana levis
pendek, sepatu
casual.
Pekerja 2 : Kaos
hitam, celana
pendek, sepatu
casual
Pekerja 3 : Kaos abu-
Set : Teras
Rumah
Johan :
Kacamata, Tas
ransel
Pekerja 1 :
Bando
Property
Pekerja 1 :
kardus
Pekerja 2 :
Jam tangan
Property
Pekerja 2:
Kardus
Pekerja 3 :
Johan : Bedak
Pekerja 1 :
Bedak
Pekerja 2 :
Bedak
Pekerja 3 :
Bedak
Pekerja 4 :
Bedak
301
abu, celana pendek
sepatu casual.
Pekerja 4 : Kaos
Hitam, celana
pendek, sepatu
casual
Sarung tangan
kain
Property
pekerja 3 :
karuds
Pekerja 4 :Topi
Hitam, sarung
tangan kain.
Property
pekerja 4 :
Kardus
18
18
Rumah Johan
Johan ,
Bunga &
Pekerja 1
Johan : Kaos kerah
biru, celana pendek
Bunga : Kemeja
Set : Ruang Tv
Property : Sofa
Johan :
Kacamata
Bunga : Tas,
Johan : Bedak
Bunga :
Fondation,
302
putih, celana kulot
hitam
Pekerja 1 : Kaos
Pink, celana levis
pendek, sepatu
casual.
Pekerja 2 : Jaket
merah, celana
pendek, sepatu
casual
Pekerja 3 : Jaket
coklat, celana pendek
sepatu casual.
Pekerja 4 : Jaket
Jeans, celana pendek,
Gelang emas
Pekerja 1 :
Kupluk
Kuning
Property
Pekerja 1 :
kardus
Pekerja 2 :
Jam tangan
Property
Pekerja 2:
Kardus
Pekerja 3 :
Sarung tangan
kain
eye shadow,
blush on,
lipstick, eye
brow, eye
liner.
Pekerja 1 :
Bedak
Pekerja 2 :
Bedak
Pekerja 3 :
Bedak
Pekerja 4 :
Bedak
303
sepatu casual Property
pekerja 3 :
karuds
Pekerja 4 :Topi
Hitam, sarung
tangan kain.
Property
pekerja 4 :
Kardus
304
LIST WADROBE
Production Company : NG Production Producer : Nadiar Jasmine Winarso
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute Art Director : Luthfi Rachmat Y
Tabel III. 22
Cast : Johan Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 1, 2, 3
No.Costum : 2
Scene : 4, 6 , 7
No.Costum : 3
Scene : 8, 9, 10, 11
305
No.Costum : 4
Scene : 13
No.Costum : 5
Scene : 15
306
No.Costum : 6
Scene : 17
No.Costum : 7
Scene : 18
Cast : Bunga Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 2, 3
307
No.Costum : 2
Scene : 4, 5, 6, 7
No.Costum : 3
Scene : 9, 10, 11, 12
No.Costum : 4
Scene : 14
308
No.Costum : 5
Scene : 18
Cast : Widia Keterangan :
No.Costum : 1
Scene : 6
No.Costum : 2
Scene : 14
309
Cast : Bima Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 8
Cast : Tukang Sayur Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 1
Cast : Petugas Bank 1 Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 10
310
Cast : Petugas Bank 2 Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 10
Cast : Pekerja 1 Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 18
No.Costum : 2
Scene : 15, 17
311
Cast : Pekerja 2 Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 15, 17
No.Costum : 2
Scene : 18
Cast : Pekerja 3 Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 15, 17
312
No.Costum : 2
Scene : 18
Cast : Pekerja 4 Keterangan
No.Costum : 1
Scene : 15, 17
No.Costum : 2
Scene : 18
313
FLOOR PLAN
Production Company : NG Production Producer : Nadiar Jasmine Winarso
Project Title : Melogika Rasa Director : Awan Budi Cahyadi
Duration : 22 Minute Art Director : Luthfi Rachmat Y
Gambar III.29
SKALA 1 : 50
SET TERAS RUMAH
Property Scene :
1. Kursi 3. Rak Sepatu 1, 4, 8,10, 13, 17
2. Meja Bulat 4. Keset
314
Gambar III.30
SKALA 1 : 50
SET TERAS RUMAH
Property Scene : 2, 13
1. Figura Foto
315
Gambar III.31
SKALA 1 : 50
SET RUANG TV, RUANG MAKAN & RUANG TENGAH
Property Scene :
1. Sofa 6. Meja Makan 3, 6, 7, 9, 11, 13, 18.
2. Meja 7. Kursi Makan
3. Bufet 1 8. Figura Foto
4. Televisi
5. Bufet 2
316
Gambar III.32
SKALA 1 : 50
SET DAPUR
Property Scene :
1. Kulkas 4. Kompor Gas 5
2. Kitchen Set
3. Meja
317
Gambar III.33
SKALA 1 : 50
SET RUANG TV, RUANG MAKAN & RUANG TENGAH
Property Scene : 12
1. Tempat Tidur 6. Kursi
2. Lemari 7. Handphone
3. Meja Make up 8. Alat Make Up
318
Gambar III.34
SKALA 1 : 50
SET DAPUR
Property Scene : 15
1. Kitchen Set
2. Meja
319
Gambar III.35
SKALA 1 : 50
SET RUANG TV, RUANG MAKAN & RUANG TENGAH
Property Scene : 18
1. Sofa
2. Bufet
320
Gambar III.36
SKALA 1 : 50
SET RUANG TV, RUANG MAKAN & RUANG TENGAH
Property Scene :
1. Handphone 14
321
3.8. Proses Kerja Editor
Editing adalah proses menyambungkan gambar dari banyak shot tunggal
sehingga menjadi kesatuan cerita yang utuh. Editor menyusun shot-shot tersebut
sehingga menjadi sebuah scene, kemudian hari penyusunan tiap scene tersebut
akan tercipta sequence, sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah film yang
utuh.
Pratista ( 2008 : 124 ) editing pada saat produksi ―adalah proses pemilihan
serta penyambungan gambar-gambar yang telah diambil. sementara definisi
editing setelah filmnya jadi ( pasca produksi ) adalah teknik-teknik yang
digunakan untuk menghubungkan tiap shot-shot nya‖.
Pada tahapan ini penulis selaku Editor bertanggung jawab atas setiap
proses pemilihan gambar yang layak pakai ( OK ) maupun yang tidak layak pakai
( NG ), penulis juga bertanggung jawab atas penyambungan sebuah gambar sesuai
naskah
3.5.1. Pra Produsi
Menurut Fred, Wibowo ( 2007 : 39 ) ―Tahapan pra produksi meliputi tiga
bagian , diantaranya, Penentuan Ide, Perencanaan, Persiapan.‖
Seperti kutipan diatas dalam perancangan suatu program Tv penulis selaku
editor mengikuti beberapa pertemuan di pra produksi, yang dimana isi dari
pertemuan tersebut berisikan penentuan kelompok, di penentuan kelompok ini
penulis ditugaskan sebagai editor. Serta pencatat shoting / Script boy serta talent.
Dipertemuan kali ini juga rekan-rekan mencari nama kelompok untuk karya kami
ini, NG Production ( Noember Graduation ) nama ini rekan-rekan ciptakan karna
322
ada pepatah yang mengatakan, sebuah nama adalah doa. Setelah pertemuan
pertama selesai baru lah rekan-rekan merencanakan pertemuan-pertemuan yang
lainnya. perencanaan sebuah ide , dalam hal ini penulis ikut andil didalamnya
untuk memberikan masukan-masukan dalam penentuan ide ini dimana ide awal
kita adalah ―tua dijalan ― tua dijalan ini menceritakan situasi kehidupan dijakarta
seperti apa dan kesibukan orang-orang dijakarta seperti apa, akan tetapi setelah
penulis dan rekan penulis pikirkan, ternyata konsep ini bisa dikatakan beresiko
karna 70 persen kami mengandalkan jalan raya, jika kami paksakan akan
menyulitkan proses pengeditan juga karna continuity yang mudah sekali berubah,
untuk itu kami setuju untuk merubah kembali ide tersebut, tentunya kami sudah
menyiapkan beberapa ide seperti ‖ surup ― serta Titik dan Koma. Setelah melalui
beberapa pertemuan dengan dosen pembimbing dan beberapa masukan akhirnya
kami memakai ―Titik dan Koma‖ yang berubah nama menjadi ―Melogika Rasa‖
cerita ini adalah cerita awal dari cerita film kami yang didalamnya menceritakan
keharmonisan rumah tangga antara anak dan ayah, yang ditinggal ibunya,
semuanya dimulai lantaran sang ayah menutupi sesuatu dari anaknya, sehingga
anaknya marah dan memilih ikut ibunya.
Ide cerita ini kami rembukan bersama dan akhirnya menjadi film kita kali
ini. karna memang situasi memadai dan tidak begitu sulit..
setelah melewati beberapa fase rekan-rekan melanjutkan ke proses akhir
pra produksi. Penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, serta estimasi biaya
yang akan dikeluarkan. Disini editor ikut untuk membedah naskah guna gambaran
singkat bagi editor sehingga mengetahui transisi dan efek video apa saja yang
323
dipakai nanti. Persiapan tahapan ini merupakan tahapan pemberesan semua
kontrak perizinan serta surat menyurat, casting,serta set lokasi.
3.8.2. Produksi
Produksi adalah perencanaan / persiapan setelah proses pra produksi
benar benar matang. dalam proses ini memakan waktu empat hari akan tetapi
karna memang shoting kami dimulai pagi hari dan lokasi shoting bisa dikatakan
lumayan jauh, kami semua memilih untuk bermalam di lokasi dan sebagian
membantu crew untuk set lokasi. dihari pertama pagi hari kami semua bersiap
siap karna kami hanya mempunyai waktu sekitar delapan jam kerja, untuk
mengantisipasi warga yang mungkin merasa terganggu dengan adanya shoting ini
, dihari pertama juga penulis memeran kan satu peran yaitu pemuda pencari kerja.
Dihari pertama juga kami memutuskan untuk mengambil scene luar rumah
dikarnakan takut cuaca kurang mendukung. Setelah selesai shoting, editor mulai
memindahkan data dari kamera ke laptop lalu hardisk.
Hari kedua Dihari kedua ini penulis bukan Cuma diberikan tugas sebagai
editor, akan tetapi ditugaskan sebagai pencatat skenario juga kleper, tugas dari
pencatat sekenario ini adalah mencatat scene yang dirasa bisa dipakai maupun
tidak bisa dipakai, serta audio yang bisa dipakai maupun tidak bisa dipakai.
Sehabis shoting penulis memulai kembali untuk memindahkan shot hasil produksi
tadi. Begitu juga hari ketiga dan keempat.
324
3.8.3. Pasca Produksi
Wibowo ( 2007 : 42 ) ―pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu
editing online, editing off line, mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam teknik
editing yaitu , editing dengan teknik analog atau linier dan editing dengan teknik
editing digital atau non linier dengan komputer ―
a. Editing Offline Dengan Teknik Analoging
Teknik analoging ini adalah tekning pencatatan logging time code
dan dari sini sutradara membuat editing kasar terlebih dahulu
disambungkan Dalam keping CD lalu scrennig bersama. Jika sekiranya
hasil sudah puas maka barulah membuat editing script. Dalam editing
script ini tentunya sudah ada ilustrasi musik dan lainnya. Jika sudah
membuat editing script barulah hasil diberikan kepada editor tujuannya
untuk pedoman editor dalam melakukan editing online
b. Editing Offline Dengan Teknik Digital
Editing digital/ non linier ini adalah editing yang menggunakan
komputer dengan aplikasi seperti adobe after effect, adobe premier, sony
vegas dan lain-lain.
Tahapan yang pertama yang harus dilakukan adalah memasukan
hasil shot yang siap pakai kedalam hardisk. sebelum melakukan proses
pengeditan kualitas video dengan format APK harus disamakan terlebih
dahulu, agar data tidak crash. tahapan ini dalah tahapan dimana editor
sudah bisa eksekusi video
c. Editing Online Dengan Teknik Digital
325
Editing online adalah tahap penyempurnaan editing offline dalam
komputer / PC sekaligus mixing dengan musik serta sound effect dan
ilustrasi / efek gambar setelah semuanya selesai maka tinggal satu proses
lagi yaitu proses export. Dalam proses export ini kita dapat mengatur
kualitas HD, FULL HD dan lain lain.
Dari ketiga proses ini penulis hanya menerapkan dua diantaranya editing
offline dengan teknik digital dan editing online dengan teknik digital. Dalam hal
ini penulis menarik kesimpulan diatas bahwa dalam proses editing video
standarisasi dari ofline hingga online .
3.8.4. Peran Dan Tanggung Jawab Editor
1. Pra produksi
Dalam pra produksi sendiri peran serta editor adalah mengikuti
pertemuan-pertemuan yang sudah dijadwalkan / yang telah disesuaikan , serta
memberi masukan masukan pembuatan ide cerita hingga menjadi sebuah
naskah, ikut serta mempersiapkan yang dibutuhkan selama produksi nanti .
2. Produksi
Dalam proses produksi tugas penulis disini menganalisa sekenario
bersama rekan , memberi jalan keluar ketika produksi berlangsung.
Memindahkan hasil video maupun audio yang sudah selesai .
3. Pasca Produksi
1. Editing Ofline
a. Screnning
326
Setelah menerima hasil shot, terlebih dahulu editor dihari pertama
pasca melakukan perview sehingga sudah ada bayangan shot yang ingin
digunakan
b. Slection shot
Tahap ini adalah memilih shot dimana editor memilih shot yang
sesuai dengan treatment yang sudah ada . kemudian mengcapture dan
dikelompokan dalam komputer
c. Assembly
Penyusunan shot ataun scene hingga menjadi sebuah cerita, dalam
setelah shot sudah dikelompokan baru editor mulai menyambungkan video
yang sudah dipilih tadi
d. Rough cut
Setelah emotongan gambar yang masih secara kasar belum ada
effek yang masuk.
2. Editing Online
Editing online adalah proses penambahan effek suara maupun transisi dan
pewarnaan
e. Final cut
Dalam proses ini penulis menambahkan title serta musik dan effek
dan lainnya.
Adapun proses penyempurnaan dan memperindah suatu gambar diantaranya
adalah :
1. Colour Grading
327
Colour grading adalah proses pengoreksian gambar yang mungkin
gambar ada yang berbeda warna disini tugas editor untuk menyamakan
warna tersebut seperti clour balance, luma curvt, colour correction
2. Titling
Pada tahapan ini editor memasukan title dan credit title
3. Audio Mixing
Proses ini adalah proses penyempurnaan suara, penambahan sound effect
serta backsound
3.8.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Konsep kreatif ― MELOGIKA RASA‖ adalah film yang penulis dan
rekan penulis buat. editing yang penulis buat pada karya ini adalah dengan
menambahkan transisi untuk memperkuat cerita dari film ini, agar cerita enak
untuk dilihat
b. Konsep Produksi
konsep produksi yang penulis lakukan pada saat produksi penulis
mempersiapkan alat yang digunakan seperti laptop dan hardisk eksternal.
Karna ukuran video cukup besar 4K maka dari itu penulis membutuhkan
hardisk berkapasitas 1TB ditambah laptop untuk pendukungnya untuk
memindahkan secara berkelompok data hasil shoting baik video maupun
audio tersebut. Langkah selanjutnya penulis membuat folder baru lalu
melakukan penyeleksian shot, tentunya dengan bantuan screipt continuity
yang sudah disediakan saat shoting berlangsung ,karna dengan ini penulis
328
bisa lebih mudah untuk proses seleksi video. Memasuki pasca produksi
penulis mulai melakukan rogh cut terlebih dahulu dengan melihat script.
Setelah itu penulis melanjutkannya dengan fine cut dengan berdiskusi pada
sutradara.
c. Konsep Teknis
Dalam proses teknis ini alat yang editor gunakan untuk mengedit
adalah menggunakan PC dengan spesifikasi processor. Intel(R) core(TM) i5-
3210 CPU @ 2.90 GHz (4 Cpus), - 2.9 GHz. Memory 8192MB RAM
Operating system. Windows 7 Ultimate 64-bit (6 1,Build7601), Monitor LED
SAMSUNG 19Inc, keyboard Logitech K100, Mouse Logitech, Hardisk
eksternal Seagate 1TB, sofeware editing, adobe premier cc 2017, photosgop,
lightroom
3.8.6 Kendala Produksi Dan Solusinya
Kendala editor saat pasca produksi diantaranya :
Kendala Adanya shoot yang bocor dan solusi dalam pasca produksi editor
meminimalisir dengan scale size gambar
kendala Kurangnya pengawasan sutradara H+3 setelah shoting solusi
editor melakukan pengulangan editing offline sehingga memakan waktu
kendala Audio clip on yang terlalu besar sehingga suara suara terlalu besar
solusi menurunkan db sebisa mungkin
329
kendala kebutuhan editor sehingga mengulur waktu pengeditan, kendala
selanjutnya dalah pada saat pasca produksi rekan-rekan editor mudik
lebaran, sehingga editor kesulitan saat ada kebutuhan
330
Laporan Editing
3.5.5. Lembar Kerja Editor
Production Company : BSI Producer : Nadiar Jasmine W
Project Title : MELOGIKA RASA Director : Awan Budi C
Duration : 25 Menit Editor : Ricky Ardhy H
Tabel III. 23
No
Scene
Ext / Int
Keterangan
Visual
Audio
SFX
Transisi
Video
Effect
Durasi
1 1 Ext Johan sedang
menunggu tukang
sayur
Atmosfer Instrumen Cut Luma Curv 00:21-
00:50
2 2 Int Bunga memgang
bingkai
Bunga
3Duhh tinggi banget
lahgi!! Ambil tangga
kali ya
Instrumen
dan
audio
tukang
Cut Luma curv
+ lumetri
colour
00:51-
01:00
331
sayur
3 1 Ext Johan membeli
sayuran
Johan memasuki
sayuran
kekantung
Tukang sayur
“Ini aja pak “
Johan
Iya,, aku kira sudah
cukup untuk berdua”
Istrumen Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
01:00-
01:08
4 2 int Bunga membawa
tangga
Atmosfer - Suara
tukang
sayur
Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
01:09-
01:17
5 1 Ext Johan selesai
membeeli sayur
lalu menutup
gerbang
Tukang Sayur
Mari pa,,
Johan
Oia,, hati hati
Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
01:17-
01:41
6 1 Int Johan masuk Johan Luma curv 01:42-
332
kedalam rumah “Bungaa” yuu,, kita
masak ini yuuu,,
Eh,,eh,,eh,,eh,,bunga
ngapain pagi-pagi
sudah manjat-manjat
Instrumen
Cut to
+ lumetri
colour
01:53
7 2 Int Bunga sedang
memasang foto
dan johan
memegangi
tangga
Bunga
Lagi masang foto yah,,
Johan
hati-hati pegangi
bawahnya nanti jatuh
fotonya
Instrumen
cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
01.54-
01.59
8 2 int Frame foto yang
dipasang
- Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
02:00-
02:03
9 2 Int Bunga dan johan Bunga Luma curv 02:04-
333
berdiri didepan
foto
― emmm not
bed..emang buah ga
pernah jatuh jauh dari
pohonnya ya yah
Instrumen
Cut to
+ lumetri
colour
02:11
10 2 Int Johan dan bunga Johan
Bisa,, bisaa,, tapii,,
tidak semua buah akan
tumbuh seperti pohon
sebelumnya
Instrumen
Cut to
02:12-
02:32
11 Johan dan bunga
tertawa didepan
foto
- Instrumen Zoom out Luma curv
+ lumetri
colour
02:24-
02:29
12
( Follow Focus )
Johan sedang
menelpon dan
Johan
Hmmmm,, aku tunggu
yaa..
Blur out
02:29-
05:29
334
3
3
Int
Int
bunga duduk
disofa
( Follow Focus )
Bunga
Bunda lagi,,
Johan
Iyaa,, katanya mau
kesini ,
Bunga
Ngapain
Johan
Biasa ,, reonian
keluarga...
Eh iyaa, gimana hasil
wawancara kerjamu
itu ,, yang, dikantor
temanmu itu ,, a,,
siapa namanya ..
Luma curv
+ lumetri
colour
02:29 –
335
Johan sedang
menelpon dan
bunga duduk
disofa
( Follow Focus )
Johan sedang
menelpon dan
bunga duduk
hmmm se,,sela iya sela
yaa ??
Bunga
Sely yah,,
Johan
Ohh, iya iya selyy,,
Bunga
Belum ada kabar,,
katanya nanti
dikabarin lagi..
Johan
Rupanya dia sudah
sukses yaa ??
Udah nikah dia
Bunga
03:57
336
disofa Anak satu malah yah
Johan
Hooo hehehehe,,
Terus,, kapan kamu ?
Instrumen
3
3
Int
Int
bunga
menghampiri
johan yang duduk
dibangku,
mejamakan
Johan
Usiamu itu sudah 26
tahun. Seharusnya
kamu itu sudah
menikah ,,,
Apalagi,, ayah sudah
pingin banget
menimang cucu,,
Bunga
Instrumen
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
03:58 –
05:12
337
3
Int
Nikah tu gampang,,
abis nikahnya itu loh
yang susah,, sekarang
dijakarta semua serba
mahal, kalo bunga
belum mapan bunga
mau makan apa ,,
Johan
Kan ada suamimu
yang menafkai kan
Bunga
iya kalo suamimya
udah mapan,, kalo
suaminya belum
mapan sama aja
338
boong,,
johan
kalo kamu mikirin
seperti itu terus,, laki
laki mana yang mau
sama kamu ??
bunga
laki-laki yang mapan
mungkin
Instrumen
13 4 Ext Insert Sayurr sayuur sayurr,, Cut to
05:12-
05:18
14 5 Ext Bunga sedang
membuka pintu
dan membawakan
Johan
Ehhh sudah bangun
anak ayah ini
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
05:18-
05:29
339
teh untuk johan Bunga
Sudah dong yahh,, nih
buat ayah
15 5
5
Ext
Ext
Johan duduk dan
mengambil
secangkir teh
yang diberikan
bunga
Johan
Oia, terimakasi yah
Bunga
Iya yah,,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
05:29-
05:38
16 5 Ext Johan meminum
teh lalu melihat
kearah meja
megambil kertas
Johan
Ummmm mantapp..
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
05:38-
05:46
17 5 Ext Johan membuka
selembaran kertas
Atmo
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
05:46-
05:58
340
18 5 Ext Johan melihat
kertas tersebut
Bunga
Apa itu yah
Johan
O..Ohhh,, ini,,surat
undangan RT/
Bunga
Surat undangan RT ?
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
05:58-
06:05
19 5 Ext ( long shoot )
Johan memasukan
kembali surat itu
dan bergegas
masuk bersama
bunga untuk
masak
Johan
Iyaa ayah kan orang
pentingg,, oia kita
masak aja cepet,, ayah
sudah lapar sekali
dan,, ayah khawatir ini
,, sayur,, keburu layu
- Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
06:05-
06:29
341
20 6 Int Bunga masak
didapur
Atmosfer Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
06:29-
06:39
21 6 Int Widia dan johan
sedang
berbincang
Widia
Udah lah joo,, kamu tu
kenapa si ?
Masi aja egois kaya
dulu
Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
06:39-
06:45
22 6 ( long shot )
Widia dan johan
Widia
Kamu tu inget,, masa
depan bunga tu masi
panjang,,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
06:45-
06:52
23 6
Int
(medium clos up )
Johan dan widia
Johan
Ngomong apa kmau
wid..
Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
05:52-
07:10
342
Sepuluh tahun kamu
pergi, dan sepuluh
trahun itu pulalah aku
besarin bunga
sendirian ,,
24 5
Int
Medium shot
Bunga membuat
teh
Audio
Widia
Kalo bunga tetep
diindonesia,, sekarang
liat dong posisi
bunga,,
Dia pengangguran
Luma curv
+ lumetri
colour
07:10-
07:23
25 6
( Medium shot )
Bunga datang
membawa teh
Bunga
Ngomongin apa sih ,,
serius bangert
Luma curv
+ lumetri
colour
07:23-
07:39
343
Int untuk widia dan
johan
Widia
Gini loh bunga,,
rencananya, bunda
mau ngajak kamu
kesingapur
Cut to
26 6
Int
( long shot )
Bunga johan dan
widia duduk di
sofa
Widia
Nanti kalo kamu
disingapur,, kamu kan
bisa lanjutin S2 kamu,
kamu juga dapet
pekerjaan yang lebih
baik yahh,, ikut bunda
yahh ??
Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
07:39-
07:54
27 6
( Medium shot )
Bunga dan johan
Johan
Memangnya di
Cut to Luma curv
+ lumetri
07:54-
08:07
344
Int
Indonesia tidak ada
universitas yang bagus
??
Toh belum tentu,
lulusan luar negri bisa
dijamin sukses to
colour
28 6 ( medium shot )
Widia
Widia
Joo, joo kamu ngerti
ga sih ya disingapur
kualitasnya jauh lebih
bagus ,, apalagi
sistemnya , ya pasti
lebih maju dong..
Lagian,, kalo bunga
kuliah di Indonesia..
Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
08:07-
08:25
345
29 6
Int
(Long shot )
Widia johan dan
bunga di sofa
bunga mau tinggal
diman ??
hah ?,, bukannya
rumah ini udah mau
disita ?
Instrumen
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
08:25-
08:41
30 6
Int
Insert rumah Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
08:41-
08:50
31 7
Int
Bunga sedang
makan diruang
makan besama
johan
Bunga
Ayahhh ??
Johan
Hmmm,,
Bunga
Ayah kenapa ga
pernah cerita sama
Luma curv
+ lumetri
colour
08:50-
09:04
346
bunga
32 7
Int
Medium shot
Johan minum air
lalu menarunya
kembali
Johan
Masalah rumah ??
Cut to
09:04-
09:13
33 7 ( Medium shot )
Bunga sedang
mengaduk nasi
yang ada di piring
Bunga
Heemm
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:13-
09:17
34 7 Int Long shot
Ayah dan buga
Johan
Buat apa ??
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:20-
19:22
35 7 Int ( Medium shot ) Johan Cut to Luma curv 09:22-
347
Bunga sedang
mengaduk nasi
yang ada di piring
Ayah sudah tidak
punya pilihan lain
+ lumetri
colour
09:23
36 7
Int
Long shot
Ayah dan buga
Johan
Ayah sudah tidak
punya pilihan lain ,
Ibumu ga ada ,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:23-
09:25
37 7
Int
(Medium shot)
Johan melipat
tangan di meja
Johan
Dan kamu, harus
kuliah
Bunga
Ayah bilang
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:25-
09:27
38 7
Int
Bunga sedang
mengaduk nasi
yang ada di piring
Bunga
Biaya kuliah bunga
pake uang pesangon
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:27-
09:31
348
ayah ,,
johan
hehehehehe,, bercanda
kamu
39 7
Int
(Medium shot)
Johan melipat
tangan di meja
Johan
Mana cukup,, belum
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:31-
09:32
40 7
Int
Bunga sedang
mengaduk nasi
yang ada di piring
Johan
Belum untuk makan
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:32-
09:33
41 7
Int
Long shot
Ayah dan buga
Johan
Belum listrik..
Mana cukup
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:33-
09:34
42 7
Int
( medium shot )
Bunga pergi
atmosfer
Cut to
Luma curv
+ lumetri
09:34-
09:36
349
colour
43 7
Int
( Long shot )
Bunga pergi dari
bangku meja
makan
Johan
Bunga ??
Cut to Luma curv
+ lumetri
colour
09:36-
09:37
44 8
Ext
Insert Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:37-
09:38
45 8 Ext Johan sedang
duduk dan
membaca koran
Bima
Pagi pak johan
Johan
Ehh pagi,, mampir bim
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:38-
09:42
46 8
Ext
Bima berhenti dan
menyapa pa johan
Bima
Iya pak
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
09:42-
09:57
350
47 8
Ext
Bima duduk
bersama johan
Bima
Lagi santai pak ,
Johan
Iya,,
Gimana masih cari
kerja ?
Bima
Masi pak
Johan
Emang kamu lulusan
apa
Bima \
Sarjana pak ,,
Johan
Bukan sarjana lebih
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
351
mudah cari kerja lebih
mudah,, tapi kenapa
kamu susah cari kerja
48 8
Ext
Medium shot
Bima
Bima
Jaman sekarang pak,
cari kerja dijakarta itu
sulit pak ,, apa lagi
saingan kita lulusan
dari luar negri
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
10:01-
10:15
49 8
Ext
Medium shot Johan
Gitu ya,, ya,,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
10:15-
10:18
50 8
Ext
(Long shot)
Bima dan johan
Yasudah bim samoga
saja kamu cepet dapet
pekerjaan ya bim ya,,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
10:18-
10:25
352
Udah pa, sange?
51 8
Ext
Medium shot
bima
Bima
Iya pak terima kasi
pak , kalo gitu saya
berangkat dulu pak
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
10:25-
10:31
52 8
Ext
(Long shot )
Bima dan johan
Johan
Oh iya iya iya ,,
Bima
Terimakasih pak ,
Johan
Yooo,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
10:31-
10:59
53
9
Int
Medium shot +
long shot
Johan masuk
kedalam rumah,
Johan
Tumben tidak bikini
ayah teh
Bunga
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
11:00-
11:15
353
dan bunga duduk
sofa
Iya yah,,
Ini yah ,,
54
9
Int
Medium shot
Johan minum teh
Johan
Kamu sedang apa sih
bunga ,,
Bunga
Cari lowongan kerja
yah,,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
11:15-
11:35
55
9
Int
( Medium shot )
Bunga sedang
main laptop
Bunga
Cari lowongan kerja
yah
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
11:35-
11:37
56
9
Int
Ms
Johan
Johan
Kerja kesingapura ?
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
11:37-1
354
57
9
Int
Ms
Bunga menutup
laptop
Bunga
Yah,, bunga juga
punya masa depan ,,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
12:12-
12:16
58 9
Int
Ms
Johan
Johan
Tapi kamu ga perlu
seperti bunda kamu,
pergi ke singapura
5yang dipikirkan
hanya karir, karir dan
karir
Seharusnya kamu itu
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
12:16-
13:00
59 9
Int
Ms
Bunga
Bunga
Nikah ??
Terserah ayah lah
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
13:00-
13:10
60 9 Ls Johan Cut to Luma curv 13:10-
355
Int Johan Bungaaa ? + lumetri
colour
13:25
61 10 Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
13:25-13-
45
62 10
Int
Ms
Petugas bang
mengetuk pintu
Petugas bank
Selamat siang dengan
bapak johan ??
Johan
Iya betul ada apa ya ,,
Petugas bank
Ada surat untuk bapak
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
13:45-
13:50
63 10
Int
Ms
Prtugas bank
Johan
Loh,, apa apaan ini
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
13:50-
13:59
356
64 10
Int
Ms
Johan
Johan
Ga bisa seperti ini
mas,, masa saya Cuma
diberi wakt16u
seminggun
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
13:59-
14:04
65 10
Int
Ms
Petugas Bank
Johan
Saya tau peraturan
saya bukan orang
bodoh,,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
14:04-
14:16
66 10
Int
Ms
Johan
Johan
Bisa saya tuntut ini
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
14:16-
14:21
67 10
Int
Ms
Petugas bank
Petugas bank
Maaf pak,, surat
perintahnya sudah
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
14:21-
14:27
357
jelas, kami hanya
menjalankan tugas,
jika ada pertanyaan
lain silakan hubungi
kantor,
Johan
Tapi ini,,
Petugas bank
Terimakasih pak
selamat siang
68 10
Int
Ms
Johan
- Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
14:27-
14:34
69 11
Int
Insert jam bunga
terus sekarang
Cut to
Luma curv
+ lumetri
14:34-
15:42
358
rencana ayah apa ?? colour
70 11
Int
Ls
Bunga dan johan
duduk di sofa
Bunga
Apa sebaiknya kita
minta tolong bunda
aja
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
14:42-
14:47
71 11
Int
Ms
Johan
Johan
Ngapain,, mau ditaru
dimana muka ayah
ini..
Coba..
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
14:47-
15:07
72
11
Int
LS
Bunga dan Johan
Johan
Kamu mengikuti
omongan ayah dari
dulu,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
15:07-
15:28
73 11 Ms Johan Cut to Luma curv 15:28-
359
Int Johan Pasti sekarang kamu
sudah bahagia
bersama suamimu,,
+ lumetri
colour
15:48
74 11
Int
Ls
Johan
Johan
Mengurus anak
dirumah,, tidak sibuk
cari kerja, bahkan
kamu tidak perlu
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
15:48-
15:52
75 11
Int
Ms
Bunga
Bunga
AYAHH,,
AYAH SADAR GA SI,
KALO BUNGA
NIKAH SIAPA YANG
MAU NGURUSIN
AYAH ,
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
15:52-
16:04
360
76 11 Int MS
Johan
- Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:04-
16:07
77 11
Int
Ms
Bunga
Bunga
Bunga ga mau kaya
bunda yang ninggalin
ayah gitu aja,,
Tapi sekarang bunga
tau kenapa bunda ga
mau lagi balikan sama
ayah,,
Karna banyak hal
yang lebih penting
dari pada ayah
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:07-
16:14
78 11 Int Ms - Instrumen Cut to Luma curv 16:14-
361
Johan + lumetri
colour
16:20
79 11
Int
Ms
Bunga
Suara pintu Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:17-
16:20
80 11
Int
LS
Johan
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:20-
16:25
81 11 Int Ms
Johan
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:25-
16:32
82 11
Int
Ms
Johan
Johan
Haloo,, widia ??
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:32-
16:36
83 12 Ms Cut to Luma curv 16:36-
362
Int Bunga + lumetri
colour
16:41
84 12
Int
CU
Handpone
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:41-
16:46
85 12
Int
Ms
Bunga
Bunga
Haloo,, bunda
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:46-
16:53
86 13
Int
Insert rumah Luma curv
+ lumetri
colour
16:53-
16:56
87 13
Int
Footage johan
buka pintu
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
16:56-
16:59
88 13 Footage johan Cut to Luma curv 16:59-
363
Int lihat poto + lumetri
colour
17:04
89 13
Int
Fotage Johan
makan
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:04-
17:05
90 13
Int
Insert rak buku Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:08-
17:13
91 13
Int
Buku dimeja Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:13-
17:16
92 13
Int
ECU
Mata
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:16-
17:31
93 13 Ms Cut to Luma curv 17:29-
364
Johan didepan tv + lumetri
colour
17:31
94 13
Int
Keran air Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:31-
17:39
95 13
Int
Gelas Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:39-
17:46
96 13
Int
ELS
Johan tidur disofa
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:46-
17:57
97 14
Int
Ms
Bunga
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
17:46-
17:57
98 14 Ms Widia Cut to Luma curv 17:57-
365
Int
Widia dalam
mobil
Kamu tu ga usah
mikirin ayah kamu.
Ayah kamu baik-baik
aja kok
+ lumetri
colour
18:02
99 14
Int
Ms
Bunga
Widia
Lagi pula kan ayah
kamu yang nyuruh
bunda jemput kamu,,
Bunga
Maksud bunda ?
Widia
Ia ini kemauan ayah
kamu
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:02-
18:10
100 14
LS
Widia
Ia ini kemauan ayah
Cut to
Luma curv
+ lumetri
18:10-
18:02
366
Int
Bunga dan widia kamu..
Selly
Hallo bunga
Bunga
Iya sell
colour
101 14 Int Ms
Widia
Selly
,, selamat ya kamu
diterima kerja disini
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:14-
18:21
102 14 Int Ls Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:21-
18:25
103 14 Int Widia dan bunga Bunga
Ohh iya iya
Selly
Maaf ya baru ngabarin
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:25-
18:26
367
Bunga
Iya sell
104 14
Int
Luma curv
+ lumetri
colour
18:30-
18:26
105 14
Int
Ls
Johan mengaduk
teh
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:26-
18:36
106
16
Int
Ms
Johan
Johan
Mas,, toples gula saya
mana
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:30-
18:36
107 16
Int
Ls
Kuli
Kuli
Tauu pa dimobil kali
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:36-
18:36
108 16 Ls - Cut to Luma curv
368
Int Johan + lumetri
colour
18:36-
28:36
109 16
Int
Cu
Gelas
Audio sendok Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
18:36-
19:27
110 17
Int
Ls
Johan
Slowmotion Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
19:27-
19:30
111 18 Insert Cut to 19:30-
19:34
112 18
Int
Insert kacamata di
meja
Ehh,, ini gimana
caeritanya kamu bisa
beli rumah ini lagi
Instrumen
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
19:34-
19:57
113 18
Int
insert hiasan
dinding
Instrumen
Cut to
Luma curv
+ lumetri
19:57-
20:01
369
colour
114 18
Int
Insert
Buku
Oia ??.. berarti kamu
dikontak seumur hidup
?
Instrumen
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
20:01-
20:09
115 18
Ext
Insert
sepeda
Hahahahaha Instrumen 20:09-
20:10
116 18 Int Insert
Gelas didapur
Instrumen
Cut to
Luma curv
+ lumetri
colour
20:10-
20:14
117 18 Int Insert
Figura
Ehh,, ajak selly kemari
ya.. ayah ingin ketemu
Instrumen
Dip to
black
Luma curv
+ lumetri
colour
20:14-
20:15
118 18 Int Medium shot
Johan dan bunga
Johan
Coba,, kalo kamu ga
20:13-
20:17
370
beli rumah ini, ayah
sudah jadi penghuni
tetap di panti jompo,,
bunga
Ya gak apa apa dong
yahh,, biar jadi kake
kake sosialita ,,
Johan
Ehhhh,, bukan kakek
kan belum punya cucu
Hehehehehehe,
Bunga
Hmmmmm,, mulai
yahh
Instrumen
Luma curv
+ lumetri
colour
119 18 Int Johan dan bunga Johan Back Dip to Luma curv 20:45-
371
dan kuli Eeeee,,anak muda hati
hati
sound black + lumetri
colour
21:14
385
Logging Picture
Production : BSI Producer : Nadiar J.W
Project title : Melogika Rasa Director : Awan B.C
Time Broadcast : 25 Menit Editor : Ricky A. H
Tabel III. 24
No Logging Time Video Audio Remark
1 00.00.05.00 Bas and tone Tone
2 00.00.10.02 Logo BSI
3 00.00.15.02 Countileader
4 00.00.20.00 Judul Program
6 00.00.50.06 Scene 1 Dialag + Instrumen
7 00.01.00.22 Scene 2 Dialag + Instrumen
Dialag + Instrumen
8 00.01.08.08 Scene 1 Atmosfer +
Instrumen
9 00.01.17.19 Scene 2 Dialag + Instrumen
10 00.01.41.12 Scene 1 Dialog + Instrumen
11 00.01.53.13 Scene 2 Dialog + Instrumen
386
12 00.01.59.20 Scene 1 Dialog + Instrumen
13 00.02.03.05 Scene 2 Dialog + Instrumen
14 00.02.11.09 Scene 1 Dialog + Instrumen
15 00.02.23.10 Scene 2 Dialog + Instrumen
16 00.02.24.18 Judul Instrumen
17 00.02.29.22 Scene 3
Dialog
18 00.03.57.03 Scene 3 Dialog + instrumen
19 00.05.12.12 Scene 3 Dialog+instrumen
20 00.05.18.04 Scene 4 Instrumen
21 00.05.29.21 Scene 4 Dialog
22 00.05.38.09 Scene 4 Dialog
23 00.05.46.15 Scene 4 Dialog
24 00.05.58.08 Scene 4 Dialog
25 00.08.05.18 Scene 4 Dialog
26 00.06.29.05 Scene 4 Dialog
27 00.06.39.11 Masak 5 Dialog
28 00.06.45.05 Scene 5 Dialog
29 00.06.52.02 Scene 5 Dialog
30 00.07.10.22 Scene 5 Dialog
31 00.07.23.16 Scene 5 Dialog
32 00.07.39.10 Scene 5 Dialog
33 00.07.54.23 Scene 5 Dialog
34 00.08.07.20 Scene 5 Dialog
387
35 00.08.25.18 Scene 5 Dialog
36 00.08.41.05 Scene 5 Dialog
37 00.08.50.10 Scene 5 Dialog
38 00.09.04.11 Scene 6 Instrumen
39 00.09.13.11 Scene 6 Dialog
40 00.09.17.04 Scene 6 Dialog
41 00.09.20.12 Scene 6 Dialog
42 00.09.24.07 Scene 6 Dialog
43 00.09.30.23 Scene 6 Dialog
44 00.09.36.07 Scene 6 Dialog
45 00.09.42.09 Scene 6 Dialog
46 00.09.47.07 Scene 6 Dialog
47 00.09.50.22 Scene 6 Dialog
48 00.09.59.16 Scene 6 Dialog
49 00.10.03.04 Scene 6 Dialog
50 00.10.16.20 Scene 6 Dialog
51 00.10.22.05 Insert 7 Instrumen + dialog
52 00.10.27.23 Scene 7 Dialog
53 00.10.33.18 Scene 7 Dialog
54 00.11.01.02 Scene 7 Dialog
55 00.11.12.03 Scene 7 Dialog
56 00.11.23.02 Scene 7 Dialog
57 00.11.27.02 Scene 7 Dialog
388
58 00.11.30.20 Scene 7 Dialog
59 00.11.41.02 Scene 7 Instrumen + dialog
60 00.11.41.11 Scene 8 Dialog
61 00.12.22.04 Scene 8 Dialog
62 00.12.32.12 Scene 8 Dialog
63 00.12.37.22 Scene 8 Dialog
64 00.12.40.15 Scene 8 Dialog
65 00.12.53.04 Scene 8 Dialog
66 00.13.06.17 Scene 8 Dialog
67 00.13.10.20 Scene 8 Dialog
68 00.13.23.13 Scene 9 Dialog
69 00.13.53.07 Scene 9 Dialog
70 00.13.55.16 Scene 9 Dialog
71 00.13.58.11 Scene 9 Dialog
72 00.14.01.16 Scene 9 Dialog
73 00.14.04.15 Scene 9 Dialog
74 00.14.16.02 Scene 9 Dialog
75 00.14.21.14 Scene 10 insert Dialog
76 00.14.27.04 Scene 10 Dialog
77 00.14.34.08 Scene 10 Dialog
78 00.14.42.01 Scene 10 Dialog
79 00.14.47.08 Scene 10 Dialog
80 00.15.07.09 Scene 10 Dialog
389
81 00.15.28.02 Scene 10 Dialog
82 00.15.48.05 Scene 10 Dialog
83 00.15.52.07 Scene 10 Atmosfer
84 00.16.04.01 Scene 10 Atmosfer
85 00.16.07.09 Scene 10 Dialog
86 00.16.14.16 Scene 10 Atmosfer
87 00.16.17.15 Scene 10 Suara Handpone
88 00.16.20.18 Scene 10 Dialog
89 00.16.25.15 Scene 10 Dialog
90 00.16.32.20 Scene 10 Armosfer
91 00.16.36.07 Scene 11 Instrumen
92 00.16.41.07 Scene 11 Dialog
93 00.16.46.13 Scene 11 Dialog
94 00.16.53.17 Scene 11 Dialog
95 00.16.56.21 Scene 11 Dialog
96 00.16.59.15 Scene 11 Dialog
97 00.17.04.15 Scene 11
98 00.17.19.15 Scene 12
99 00.17.13.03 Scene 12
100 00.17.16.12 Scene 12
101 00.17.29.04 Scene 12 Instrumen
102 00.17.31.22 Scene 13 Dialog + Instrumen
103 00.17.39.22 Scene 13 Dialog + Instrumen
390
104 00.17.46.06 Scene 13 Instrumen
105 00.17.57.23 Scene 13 Instrumen
106 00.18.02.17 Scene 13 Instrumen
107 00.18.10.09 Scene 13 Instrumen
108 00.18.14.20 Scene 14 Dialog + Instrumen
109 00.18.21.15 Scene 14 Dialog + Instrumen
110 00.18.25.05 Scene 14 Dialog + Instrumen
111 00.18.26.23 Scene 15 Dialog + Instrumen
112 00.18.30.13 Scene 15 Dialog + Instrumen
113 00.18.32.07 Scene 15 Dialog + Instrumen
114 00.18.36.13 Scene 15 Dialog + Instrumen
115 00.18.36.22 Slowmo 16 Dialog + Instrumen
116 00.19.27.05 Black ideo
Credit
117 00.19.30.20 Scene 17 Instrumen
118 00.19.34.19 Scene 17 Dialog + Instrumen
119 00.19.39.03 Scene 17 Dialog + Instrumen
120 00.19.44.03 Scene 17 Instrumen
121 00.19.48.11 Scene 17 Instrumen
122 00.19.53.05 Scene 17 Instrumen
123 00.19.57.14 Scene 17 Instrumen
124 00.20.01.17 Scene 17 Dialog + Instrumen
125 00.20.09.21 Scene 17 Dialog + Instrumen
391
126 00.20.10..16 Scene 17 Instrumen
127 00.20.14.10 Scene 17 Instrumen
128 00.20.16.16 Scene 18 Instrumen
129 00.20.18.20 Scene 18 Dialog + Instrumen
130 00.20.17.15 Scene 18 Dialog + Instrumen
131 00.20.45.11 Scene 18 Dialog + Instrumen
132 00.21.14.19 Scene 18 Dialog + Instrumen
133 Credit title
Instrumen
Spesifikasi Editing
1. Procesor Intel (R) Core (TM ) i5 – 3470 3,3 GHz ( 4 CPUs)
2. Motherboard : Assus
3. Memori RAM DDR III 8 GB
4. VGA : ANTI RADRON 2GB
5. DVD-R/RW
6. MONITOR : NIFUI
7. Keyboard :
8. Speaker : SIMBA
392
Gambar III.37
Sofeware
1. Adobe Premier PRO CC 2017
2. Adobe Photoshope Cs 6
393
Proses pembuatan Program ID
1. Colour bar
Gambar III.38
2. Logo BSI
Gambar III.39
394
3. Program ID
Gambar III.40
1. Counting Down
Gambar III.41
Gambar III.42
395
2. Judul program
Gambar III.43
3. Isi konten
Gambar III.44
Gambar III.45
396
Gambar III.46
4. Ucapan Terimakasih
Gambar III.47
Gambar III.48
397
5. Kerabat Kerja
Gambar III.49
6. Copy Right
Gambar III.50
398
7. CV Crew
Gambar III.51
399
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dengan selesainya Tugas Akhir Drama Televisi yang berjudul ―Melogika
Rasa‖ ini telah penulis jelaskan dengan detail dalam sebuah Desain Produksi
Program Televisi, mulai dari proses Pra Produksi, Produksi, hingga Paska
Produksi. Semua telah tertulis jelas dalam laporan tugas akhir ini. Sejauh ini
proses yang penulis lakukan sudah sesuai dengan ketentuan yang sudah di
tetapkan. Sesuai isi yang terdapat di dalam desain produksi ini di buat sedemikian
rupa sehingga dapat di mengerti. Sedangkan lembar kerja di dalam desain
produksi ini dibuat sesuai kebutuhan, di ambil yang paling mudah di mengerti.
Semoga penulis dapat mendapatkan apresiasi, apapun bentuknya sudah
sangat membuat kami tersenyum bahagia, dan semoga karya kami dapat di terima
oleh masyarakat dan bermanfaat bisa dijadikan sumber referensi bagi masyarakat
maupun praktisi program televisi.
Kiranya desain produksi ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
sangat mengahrap kritik dan saran dari segala pihak.
4.2 Saran
Diharapkan dari karya drama televisi ―Melogika Rasa‖ dapat memberikan
efek positif bagi penonton. Penulis beserta tim sadar bahwa banyak kekurangan di
dalam membuat karya ini, maka penulis berharap adanya kritikan yang dapat
membangun kinerja penulis dan tim dalam membuat hasil karya berikutnya.
400
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Haryo Windratno dan Yudo Artanto. 2017. Produksi Program Televisi Dan
Film. Yogyakarta: Graha Cendikia
Armantono. 2011. Tujuh Langkah Mengarang Cerita. Jakarta : Nalar
Latief Rusman dan Yustatie Utud. 2017. Kreatif Siaran Televisi; Hard News, Soft News,
Drama dan Non Drama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Karsito Eddie. 2008. Kiat Sukses Jadi Artis Panggung, Film dan Televisi. Jakarta: PT.
Cahaya Insan Suci
Achlina Leli dan Purnama Suwardi. 2011. Kamus Istilah Pertelevisian. Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara
Pratista Hirmawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka
Suhariyadi. 2014. Dramaturgi. Tuban: Laboratorium Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNIROW Tuban.
Naratama. 2013. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT. Grasindo
Haqi Achmad. 2012. My Life as Film Director. Bandung: Mizan Media Utama
Mascelli V. Joseph. 2010. Lima Jurus Sinematografi. Jakarta: Fakultas Film dan Televisi IKJ
Wibowo Freed. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
401
DAFTAR LAPIRAN
402
403
404