tugas akhir universitas diponegoro - usm
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
AUDIT ENERGI DI GEDUNG TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Disusun dalam Memenuhi
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang
ANAFI DWI APRIANTO
C.411.12.0028
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
AUDIT ENERGI DI GEDUNG FAKULTAS TEKNIK
KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA : ANAFI DWI APRIANTO
NIM : C.411.12.0028
Disusun dalam Memenuhi
Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang
TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI
SEMARANG,………………………
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Karnoto ST,MT. Harmini ST, M,Eng
NIP.196907091997021001 NIS.06557003102136
KETUA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Budiani Destyningtias, ST, M.Eng
NIS : 06557003102045
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : ANAFI DWI APRIANTO
Nim : C.411.12.0028
Tanda Tangan :
Tanggal :
Yang menyatakan,
(ANAFI DWI APRIANTO)
iii
iv
ABSTRAK
Penghematan energi listrik harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan krisis energi
ini. Penghematan energi listrik dapat dilakukan dengan mencari peluang penghematan
energi listrik dengan melakukan audit energi.
Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada suatu gedung. Audit
energi merupakan langkah awal untuk memulai manajemen energi yang baik. Hasil data
eksisting dapat dianalisa dan prosedur yang harus ditempuh dalam penghematan energi.
Hasil dari audit energi di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro adalah
konsumsi energi dalam sebulan sebesar 4.592 kWh dan jumlah nilai IKE sebesar 1,57
kWh/m2/bulan, pengehematan total daya lampu dalam sebulan 949,96 kWh/bulan dan
penghematan total daya AC bila menggunakan refrigerant musicool MC-22 8.455,04
kWh/bulan.
Kata kunci : energi listrik, audit energi, intensitas energi listrik (IKE)
v
ABSTRACT
Electrical energy savings should be made to overcome the problems of the energy
crisis. Electrical energy savings can be made by looking for opportunities electrical energy
savings by conducting energy audits.
Energy audit is an evaluation process energy utilization and energy savings
opportunity identification and recommendations on improving the efficiency of a building.
Energy audit is the first step to start a good energy management. Results can be analyzed
existing data and procedures to be followed in energy savings.
The results of the energy audits at building Chemical Engineering of Diponegoro
University on one a month amount of energy consumption is 4592kWh and total value of
1,57 IKE kWh/m2/month, total savings lamp power within a month 949,96 kWh/month and
saving AC power when using the total refrigerant Musicool MC-22 8.455,04 kWh/month.
Keywords: electrical energy, energy audits, electrical energy intensity (IKE)
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia, sehingga penulis diberi kekuatan untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana (S1)
Program studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang.
Dengan telah selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa dan restunya serta
yang menjadi sumber motivasi.
2. Bapak Prof.Dr.H.Pahlawansjah Harahap,SE,ME, Selaku Rektor Universitas
Semarang.
3. Bapak Ir. Supoyo, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Semarang.
4. Ibu Budiani Destyningtias, ST. M.Eng, selaku Ketua Jurusan Elektro
Fakultas Teknik Universitas Semarang.
5. Bapak Karnoto, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan
bimbingan materi serta kemudahan yang memungkinkan dalam
terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Harmini ST. M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan
bimbingan materi serta kemudahan yang memungkinkan dalam
terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Untuk teman-teman saya teknik elektro angkatan 2012 yang selalu
mensuport dan menjadi penyemangat dari awal sampai akhir.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
vii
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga
Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk para akademisi, praktisi ataupun
untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis mohon maaf atas
kekurangan dan kesalahan yang ada pada penyusunan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pihak yang
berkepentingan.
Semarang, Februari 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..............i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………...ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………….iii
ABSTRAK……………………………………………………………………….…...iv
ABSTRACT………………………………………………………………………......v
KATA PENGANTAR..................................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiii
DAFTAR GRAFIK....................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian………………………………………………....2
1.4 Batasan Masalah………………………………………………………………...3
1.5 Metodologi Penelitian…………………………………………………………...3
1.6 Sistematika Penulisan……………………………………………………….......4
ix
BAB II DASAR TEORI
2.1 Umum……………………………………………………………….........…….6
2.2 Audit Energi.........................................................................................................7
2.2.1 Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung…………....……………8
2.2.2 Audit Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung………….…10
2.3 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik dan Standar….…………...………..,15
2.3.1 Efisiensi Penggunaan Beban Listrik…………………………………….17
2.4 Karakteristik Jaringan Kelistrikan……………………………………………...17
2.5 Jenis-Jenis Beban Yang Digunakan Dalam Penelitian Di Gedung
Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro...…..……………...…............27
2.5.1 Sistem Tata Udara Atau Pendingin AC………….……………...…….....29
2.6 Identifikasi Peluang Hemat Energi………….…………………………...……..30
2.7 Peluang Penghematan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro…….31
2.7.1 Peluang Penghematan No – Cost……………………………………………..31
2.7.2 Peluang Penghematan Low Cost……………………………………………..32
2.7.3 Penghematan Medium / High Cost…………………………………………..35
2.8 Payback periode………………………………..………………………………35
2.9 Peralatan Untuk Audit Energi………………………………………………….36
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Proses Audit…………………………………..…………….…….39
3.2 Perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) Di Gedung Fakultas
Teknik Kimia Universitas Diponegoro……………………………..……………..40
3.3 Karakteristik Jaringan Kelistrikkan Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro………………………………………………………………..…….40
3.4 Konsumsi Energi Pencahayaan Dan Ac Di Gedung Fakultas Teknik Kimia
Universitas Diponegoro………………………………………………………..42
3.4.1 Pengukuran Pencahayaan…………………………………………………42
3.4.2 Pengukuran Ac……………………………………………………………..42
3.5 Peluang Penghematan Energi Pencahayaan Dan Ac Di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro………………….………..………….43
3.5.1 Penghematan Medium / High Cost………………….……………….………….43
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) Di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegor….……………………………………...45
4.1.1 Perhitungan IKE dengan menggunakan hasil dari alat ukur PQA............45
4.1.2 Perhitungan IKE dengan menggunakan hasil dari rekening listrik bulan
September 2016..........................................................................................45
4.1.3 Perhitungan IKE dalam keadaan hari libur dari hasil pengukuran PQA....46
xi
4.2 Karakteristik Beban Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro………….47
4.2.1 Fluktuasi Tegangan………………………………………………….…….47
4.2.2 Frekuensi………………………………………………………………….49
4.2.3 Arus Listrik…………………………………………………………….….50
4.2.4 Power Factor (Faktor Daya)……………………………….........…….…........52
4.2.5 THD (Total Harmonic Distortion)……………………………………......53
4.3 Konsumsi Energi Di Gedung Teknik kimia Universitas Diponegoro.................57
4.3.1 Perhitungan kebutuhan kapasitas Pencahayaan pada Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro……………………………….................57
4.3.2 Perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro………………………………....60
4.4 Peluang Penghematan Energi Di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro….……………………………………………………..62
4.4.1 Penghematan Medium / High Cost…………………………………….……..62
4.4.1.1 Pencahayaan………………………………………………………..63
4.4.2.1 Pendingin Udara…………………………………………………...71
xii
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..74
5.2 Saran…………………………………………………………………………....75
5.2.1 Saran untuk universitas...............................................................................75
5.2.2 Saran untuk pembaca..................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………....xvii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Fluktuasi Tegangan………………………………………..………….18
Gambar 2.2. bus gardu induk 161 Kv……...............……………………….….......20
Gambar 2.3. Gelombang Tegangan Sinusoidal…………………………..…...…....21
Gambar 2.4. Segitiga Daya………………………………………..………………..24
Gambar 2.5 Sistem cara kerja AC (Air Conditioner)………………..……………..28
Gambar 2.6 Freon R-22 dan Musicool MC-22………………………..……………35
Gambar 2.7 Power Analyzer AEMC PowerPad……………………….…………..37
Gambar 2.8 Lux meter, Hygrometer, dan Termometer……………….…………...38
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Audit…………………………….……….……...39
Gambar 3.2 Trafo Daya Tknik Kimia…………………..........................................41
Gambar 4.1 Gelombang THD arus dan THD tegangan...........................................54
xiv
DAFATAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan IKE hasil pengukuran PQA dengan hasil dari rekening
listrik bulan September 2016......................................................................................46
Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Fluktuasi Tegangan Outgoing Trafo……….……..…47
Grafik 4.3 Pengukuran Frekuensi di Outgoing Trafo…………………………...….49
Grafik 4.4 Hasil Pengukuran Arus Outgoing Trafo………………………………...51
Grafik 4.5 Hasil Pengukuran Power Factor …………………………….....……....52
Grafik 4.6 Hasil Pengukuran THD Tegangan ……………………………………...55
Grafik 4.7 Hasil Pengukuran Arus Harmonik ……………………………………..……56
xv
DFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekomendasi tingkat kuat penerangan secara horizontal (horizontal
illuminance recommendation) berdasarkan Badan Standarisasi Nasional
(PUIL 2000) No.75 Tahun 2002 SNI-04-0225-2000…………………...12
Tabel 2.2 Rekomendasi tingkat penerangan berbagai jenis ruang dalam bangunan
Menurut Badan Standarisasi Nasional (PUIL 2000) No.75 Tahun 2002
SNI-04-2000 ………………………................................................……13
Tabel 2.3 Standar Daya Pencahayaan Maksimum Ruangan Menurut Badan
Standarisasi Nasional PUIL……………………………………………..15
Tabel 2.4 Kriteria IKE Bangunan Gedung Tidak Ber-AC Menurut Permen ESDM
No.13 tahun 2012………………………………………………………...16
Tabel 2.5 Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC Menurut Permen ESDM No.13
tahun 2012………………………………………………………………..16
Tabel 2.6 Standart Distorsi Harmonisa Tegangan Berdasarkan IEEE No. 519 –
1992...........................................................................................................27
Tabel 2.7 Standart Distorsi Harmonisa Arus Berdasarkan IEEE No. 519 – 1992....27
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Outgoing Trafo………………………………………..41
Tabel 4.1 Perbandingan IKE hasil pengukuran..........................................................46
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Fluktasi Tegangan…………………………………….49
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Frekuensi……………………………………………...50
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Arus Listrik…………………………………………....51
xvi
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Power Factor ………………………………………....53
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran THD Tegangan ……………………………………….55
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Arus Harmonik ……………………………………….57
Tabel 4.8 Sistem pencahayan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro….56
Tabel 4.9 Total Kebutuhan energi untuk sistem pencahayaan di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro…………………………………………...58
Tabel 4.10 Daya Pencahayaan Maksimum di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro……………………………………………………………...60
Tabel 4.11 Hasil kebutuhan kapasitas AC di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro………………………………………………………….......61
Tabel 4.12 Penggunaan lampu eksisting yang telah diganti dengan menggunakan
lampu Led……………………………………………………………...63
Tabel 4.13 Perbandingan lumen lampu Eksiting dengan lampu Led.........................66
Tabel 4.14 Perbandingan konvensional TL 36 w dengan Led TL 18 w
Lab. Rekayasa pengolahan limbah Gedung A Lantai 3..............................................67
Tabel 4.15 Penggantian Lampu Eksisting Dengan Lampu Led di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro...................................................................................68
Tabel 4.16 Penggantian Lampu Eksisting Dengan Lampu Led…………..………..64
Tabel 4.17 Investasi Penggantian Lampu Eksiting Dengan Menggunakan Lampu
LED..............................................................................................................................70
Tabel 4.18 Investasi Penggantian AC menggunakan Refigerant Musicool MC-22...71
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik semakin hari semakin meningkat tetapi pasokan
energi listrik sangatlah terbatas. Terbatasnya sumber energi listrik disebabkan
pembangkit sebagai pemasok sumber energi masih tergantung pada pembangkit
konvensional yang menggunakan sumber energi dari bahan bakar minyak dan
hasil fosil. Sumber energi pembangkit konvensional berasal dari sumber energi
yang tidak dapat diperbarui sehingga jika digunakan terus–menerus akan habis
dan dapat menyebabkan krisis energi. Penghematan energi listrik harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan krisis energi ini. Penghematan energi listrik dapat
dilakukan dengan mencari peluang penghematan energi listrik dengan melakukan
audit energi.
Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada suatu
perusahaan. Audit energi merupakan langkah awal untuk memulai manajemen
energi yang baik. Pelaksanaan audit energi akan memperoleh data yang konkrit
mengenai kondisi eksisting peralatan yang ada pada bangunan atau gedung,
biaya operasional kebutuhan energi, manajemen energi yang dipakai pada
bangunan atau gedung. Hasil data eksisting dapat dianalisa dan diidentifikasi
peluang untuk penghematan energi dan langkah - langkah yang harus ditempuh
dalam penghematan energi. Peluang penghematan energi diimplementasikan
2
lewat simulasi untuk mengetahui sejauh mana penghematan energi akan dicapai
dan nilai uang yang dapat dihemat. dari audit energi ini adalah berupa
rekomendasi-rekomendasi yang harus dilakukan untuk manajemen energi yang
baik agar dapat meningkatkan efisiensi dan akhirnya akan menekan biaya
operasional energi listrik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penelitian dilakukan untuk
mengetahui karakteristik beban, konsumsi energi listrik, dan upaya penghematan
energi listrik. Perumusan masalah pada penelitian audit energi ini adalah :
1. Bagaimana Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) dari data bangunan dan
data pengukuran
2. Bagaimana karakteristik jaringan kelistrikan di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
3. Bagaimana jumlah konsumsi energi yang digunakan di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro
4. Bagaimana upaya peluang penghematan energi listrik di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui Intensitas Konsumsi Energi ( IKE ) di Gedung Fakultas
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
2. Untuk mengetahui karakteristik jaringan kelistrikan di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro.
3. Untuk mengetahui jumlah konsumsi energi yang digunakan di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
3
4. Untuk mengetahui upaya peluang penghematan energi listrik di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
1.4 Batasan Masalah
Agar perancangan pembahasan dalam tugas akhir ini tidak terlalu luas dan jauh
dari topik yang telah ditentukan maka penulis membatasi permasalahan sebagai
berikut :
1. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di Gedung Fakulas Teknik
Kimia Universitas Diponegoro.
2. Karakteristik jaringan kelistrikan di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro.
3. Jumlah konsumsi energi yang digunakan di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
4. Upaya peluang penghematan energi listrik di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
1.5 Metodeologi Penelitian
Untuk mendapatkan data-data sebagai analisa dan pembahasan maka
metodologi yang digunakan adalah :
1. Intentensitas Konsumsi Energi (IKE)
2. Karakteristik jaringan kelistrikan Outgoing Trafo yang diukur dari jam
11:00 - 10:50 Wib (15-16 september 2016)
3. Konsumsi energi pencahayaan dan Ac di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
4. Menentukan peluang penghematan
4
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat, batasan masalah, metodologi penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori mengenai audit energi,
Antara lain :
1. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pencahayaan dan
AC
2. Karakteristik jaringan kelistrikan
3. Konsumsi energi listrik pencahayaan dan AC
4. Peluang penghematan energi
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum audit energi, data-data beban, hasil
pengukuran, kebutuhan energi yang dibutuhkan di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro dan peralatan-peralatan yang digunakan pekerjaan
audit energi,yang terdiri dari :
Gedung A,B,C terdiri dari 3 lantai.
Dan peralatan – peralatan yang digunakan untuk pekerjaan
audit energi.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisis data mengenai rekaman data pengukuran
listrik, hasil karakteristik beban, analisa peluang hemat energi.
5
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan pekerjaan
Audit Energi di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) berdiri pada tahun 1965.
Pada saat itu, Rektor Universitas Diponegoro dijabat oleh Prof. Sunaryo, SH.
Berdirinya JTKU memperluas bidang ilmu yang sudah dimiliki oleh Fakultas
Teknik-Universitas Diponegoro, yaitu Teknik Sipil dan Arsitektur. Pendirian JTKU
tersebut merupakan wujud dari respon terhadap perkembangan industri terutama
industri kimia yang pesat, baik di tingkat nasional maupun di wilayah Jawa Tengah.
Gagasan pendirian JTKU tersebut berasal dari Ir. Nisyamhhuri dan Ir. Basit
Wachid yang kemudian menjadi pendiri JTKU. Gagasan tersebut sangat tepat,
terbukti dengan tingginya respon dan minat lulusan SMA untuk melanjutkan
pendidikan teknik kimianya di JTKU. Pada saat penerimaan mahasiswa baru dibuka
untuk pertama kalinya, terdapat 340 peminat dari 27 kursi yang tersedia (rejection
rate >90%). Sedangkan pada saat itu, tenaga pendidik yang ada meliputi 10 orang
dosen tetap yang dibantu oleh 7 orang dosen luar biasa dari Universitas Gadjah
Mada, dan 10 orang dosen luar biasa dari industri dan lembaga pemerintah. Tenaga-
tenaga pendidik lain yang bertugas memberikan mata kuliah pendukung, berasal dari
Fakultas Teknik dan fakultas-fakultas lain di lingkungan Universitas Diponegoro.
Bangunan gedung yang memiiliki luas sebesar 3298 m2 , selama 45 tahun
terakhir JTKU telah mengalami dinamika yang positif untuk menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman, terutama dalam merespon perkembangan dunia
pendidikan teknik kimia, kebutuhan industri/masyarakat, dan kebijakan pemerintah.
7
Pada tanggal 12 September 2008 Jurusan Teknik Kimia telah terakreditasi A melalui
SK BAN-PT No. 029/BAN-PT/Ak-XI/S1/XI/2008. Sebagai respon terhadap visi
Universitas Diponegoro menjadi universitas riset pada tahun 2020, program pasca
sarjana pun telah didirikan, yaitu program Magister Teknik Kimia (S2) pada tahun
2005. Pada tahun 2012 ini, program Doktor Teknik Kimia (S3) direncanakan dibuka.
Hingga saat ini, JTKU sudah menghasilkan lebih dari 3000 lulusan sarjana (S1) dan
kurang lebih 30 lulusan pasca sarjana (S2) yang telah bekerja di industri, lembaga
pemerintah, BUMN, swasta maupun asing, serta menjadi wirausahawan.
Tenaga pendidik di JTKU juga mengalami perkembangan positif, di mana dari
42 orang dosen tetap yang dimiliki, sebanyak 50% telah berkualifikasi akademik S3,
dan 10% di antaranya telah bergelar profesor. Kerjasama riset, publikasi dan aplikasi
teknologi juga telah banyak dilakukan baik dengan institusi dari dalam maupun luar
negeri. System pendidikan di JTKU juga mengalami perkembangan yang pesat
ditandai dengan diraihnya nilai terakreditasi A (dalam 15 tahun terakhir) dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), dan dalam proses penilaian
internasional oleh ASEAN University Network (AUN) Assessment Committee.
2.2. Audit Energi[3]
Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi
energi pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara penghematannya. Bila
gedung telah dibangun dan digunakan, tentunya perlu mengetahui sejauh mana
efisieni penggunaan energi bangunan tersebut.
8
Kegiatan audit energi merupakan kegiatan pengecekan berkala untuk menjamin
apakah energi digunakan secara tepat, efisien dan rasional. Audit energi digunakan
untuk mengidentifikasi kebocoran atau pemborosan energi dapat dilacak dan
ditelusuri yang kemudian ditentukan langkah-langkah perbaikan (retrofitting).
Lingkup kegiatan audit energi mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Melakukan identifikasi penggunaan energi khususnya yang berkaitan
dengan jenis energi, komponen penggunaan energi, sistem pemakaian dan
biaya energi.
2) Observasi tingkat penggunaan energi sesuai dengan kondisi bangunan dan
jenis penggunaanya.
3) Mengetahui dimana potensi terbesar untuk memperbaiki efisiensi
penggunaan energi yang dapat dilakukan.
4) Bagaimana melakukan perbaikan efisiensi tersebut. Audit didefinisikan
sebagai proses mengevaluasi sebuah bangunan dalam penggunaan serta,
mengidentifikasi peluang untuk mengurangi konsumsi energi.
2.2.1 Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung
Kegiatan audit energi dilakukan secara bertahap yang terdiri dari audit
energi awal dan audit energi rinci.
1. Audit Energi Awal
Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data konsumsi
energi gedung yang sudah tersedia dan tidak memerlukan
pengukuran. Audit energi awal pada prinsipnya dilakukan
berdasarkan data rekening pembayaran energi dan pengamatan
9
visual. Kegiatan yang dilakukan pada saat audit energi awal adalah
sebagai berikut:
Dokumen bangunan merupakan gambar teknik bangunan yang
sesuai dengan pelaksanaan konstruksi (as built drawing), terdiri
dari:
a. Tapak, denah dan potongan bangunan gedung seluruh
lantai.
b. Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai
c. Diagram satu garis listrik, lengkap dengan penjelasan
penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan
daya listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari
Diesel (jika ada).
Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama
satu tahun terakhir.
Tingkat hunian bangunan (occupancy rat)
2. Audit Energi Rinci
Audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE (Intensitas Konsumsi
Energi) Iebih besar dari nilai target yang ditentukan
a. Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal
memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari target yang
ditentukan
b. Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil
penggunaan energi pada bangunan gedung sehingga dapat
10
diketahui peralatan pengguanaan energi apa saja yang
pemakaian energinya cukup besar
c. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian enegi adalah
mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat
mempengaruhi besarnya kebutuhan energi banmgunan
gedung dari hasil penelitian dan pengukuran energi
2.2.2 Audit Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung[1]
Audit energi sistem pencahayaan bertujuan untuk mengetahui tingkat
kuat penerangan dalam suatu ruangan.Tingkat kuat penerangan dalam suatu
ruangan harus disesuaikan dengan jenis aktifitas didalam ruangan tersebut.Jika
aktifitasnya membutuhkan ketelitian yang tinggi, maka tingkat kuat
penerangan yang dibutuhkan juga semakin besar.Audit energi sistem
pencahayaan juga bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan energi
untuk sistem pencahayaan dalam suatu ruangan.
1. Tingkat Kuat Penerangan[1]
Selain tingkat penerangan, hal-hal yang harus diperhatikan pada ruangan
adalah kualitas warna cahaya lampu, yang dibedakan menjadi:
1) Warna cahaya lampu ( Correlted Colour Temperature = CCT)
Warna cahaya lampu tidak merupakan indikasi tentang efeknya cahaya
terhadap warna obyek, tetapi lebih banyak memberi suasana. Warna
cahaya lampu dikelompokkan menjadi:
a) Kelompok 1 (<3.300 K)
Warna putih kekuning-kuningan (warm white)
11
b) Kelompok 2 (3.300-5.000 K)
Warna putih netral (cool white)
c) Kelompok 3(>5.000K)
Warna putih(daylight)
Pemilihan warna lampu tergantung pada tingkat iluminasi yang
diperlukan agar diperoleh pencahayaan supaya nyaman.Lampu yang
digunakan adalah jenis lampu dengan CCT sekitar >5.000 K
(daylight) sehingga tercipta pencahayaan dengan baik. Kebutuhan
tingkat iluminasi tidak terlalu tinggi, warna lampu yang digunakan
<3.300 K (warm white).
2) Renderensi Warna
Efek suatu lampu kepada warna obyek akan berbeda-beda. Lampu
diklasifikasikan dalam kelompok renderensi warna yang dinyatakan
dengan Ra indeks, sebagai berikut:
a. Efek warna kelompok 1 : Ra indeks 80 – 100 %
b. Efek warna kelompok 2 : Ra indeks 60 – 80 %
c. Efek warna kelompok 3: Ra indeks 40 – 60 %
d. Efek warna kelompok 4 : Ra indeks < 40 %
12
Tabel 2.1 Rekomendasi tingkat kuat penerangan secara horizontal (horizontalilluminance recommendation) berdasarkan Badan Standarisasi Nasional (PUIL 2000)No.75 Tahun 2002 SNI-04-2000 [11].
Jenis SistemLevel Iluminasi (lux) Tempat atau Jenis Kegiatan
Penerangan
20 Minimum area bebas
General Lighting Untuk 30 Gudang/toko di luar bangunan50 Jalan setapak luar bangunan, area parkir mobilruangan Atau Area
Dengan Aktifitas visual 75 Dok, dermagaSederhana
100Ruang Teater, aula/hall, Tempt tidur hotel,kamar mandi
150Ruang stok barang, toko, Area bebas Indoorindistri
200 Minimum pada benda kerja
300Ruang kerja kasar, Ruang mesin, industrymakanan, General proses pada industri kimia,
General Lighting UntukRuang kerja medium, kantor perakitan
500 kendaraan bermotor, Ruang mesin cetak, ruangruang kerja kantor umum, toko.dalam ruangan 750 Ruang gambar, Laboratorium, Ruang kantor
dengan mesin khusus.
1000 Ruang kerja halus, Ruang pemeriksaan gambar,Atau membedakan warna, ruang instrument perakitan,
lebih tinggi ruang kerja presisi lainnya.Penerangan Tambahan 2000 Ruang kerja yang membutuhkan presisi tinggi,untuk jenis Penerangan Atau Ruang operasi.Terlokalisir lebih tinggi
2. Perhitungan Tingkat Kuat Penerangan[1]
Tingkat kuat penerangan (E) dinyatakan dalam satuan lux (lm/m2). Flux
cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m2,
ditunjukkan pada persamaan 2.1
= E x A ..............................................................(2.1)
Dimana :
= flux cahaya berguna untuk mencapai bidang kerja , langsung
13
atau tidak langsung setelah dipantulkan oleh dinding langit-langit.
E = Intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux).
A = Luas bidang kerja (m2).
Tabel 2.2 Rekomendasi tingkat penerangan berbagai jenis ruang dalam
bangunan Menurut Badan Standarisasi Nasional (PUIL 2000) No.75
Tahun 2002 SNI-04-2000 [11].
Jenis BangunanFungsi Ruangan Level Iluminasi/lux
Teras, garasi 60
Ruang tamu 120 – 150Ruang makan
120 – 250
Rumah tinggal Ruang kerja 120 – 250Kamar tidur 120 – 250Kamar mandi 250Dapur 250Garasi 60Ruang Direktur 350
Ruang kerja 350Perkantoran Ruang computer 350
Ruang rapat 300Ruang gambar 750Gudang arsip 150Ruang arsip aktif 300
Lembaga PendidikanRuang kelas 250
Perpustakaan 300
Laboratorium 500Ruang gambar 750Kantin 200
RumahMasjid 200
Ibadah Gereja 200Vihara 200
Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya
mencapai bidang kerja. Untuk menentukan flux cahaya yang diperlukan
14
harus diperhitungkan efisiensi dan rendemennya. Efisiensi ditentukan
dengan persamaan 2.2= ................................................................(2.2)
Dimana:
= flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya didalam
ruangan.
= flux cahaya berguna untuk mencapai bidang kerja , langsung atau
tidak langsung setelah dipantulkan oleh dinding langit-langit.
rumus flux cahaya ditentukan dengan persamaan (2.3).
= ᶯ ᶩ m ...................................................................(2.3)
Dimana :
A = Luas bidang kerja (m2)
E = Intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)
ᶯ= Efisiensi penerangan
Perhitungan daya maksimum lumen per meter persegi untuk masing –
masing ruangan di gedung Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro
dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2.4).
W/m2 =( )( ) ...................................(2.4)
15
Tabel 2.3 Standar Daya Pencahayaan Maksimum Ruangan Menurut BadanStandarisasi Nasional (PUIL 2000) No.75 Tahun 2002 SNI-04-2000 [11].
Daya PencahayaanDayaPencahayaan
Lokasi Maksimum LokasiMaksimum
(Watt/m2) (Watt/m2)Ruang Kantor 15 Tangga 10Auditorium 25 Ruang Parkir 5Pasar swalayan 20 Ruang perkumpulan 20
Hotel Industri 20
Kamar tamu 17Pintu masuk dengankanopi
Daerah umum 20Lalulintas sibuk (hotel,
30bandara, teater)
Rumah sakitLalulintas sedang
15(kantor, sekolah)
Ruang Pasien 15 Jalan Lapangan
Gudang 5Tempat Penimbunan
2/tempat kerja
Kafetaria 10Tempat untuk santai
1(taman rekereasi)
Garasi 2Jalan kendaraan dan
1,5pejalan kaki
Restauran 25 Tempat parkir 2
2.3 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik dan Standar[3]
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah pembagian antara konsumsi energi
dengan satuan luas bangunan gedung. Penentuan Intensitas Konsumsi Energi listrik
untuk bangunan gedung dapat menggunakan kWh/m2/bulan atau dengan persamaan
(2.5).
IKE =( )
................... (2.5)
16
Intensitas Konsumsi Energi disuatu bangunan atau gedung dapat dijadikan
acuan untuk mengetahui keefisian penggunaan energi di dalam gedung atau
bangunan tersebut. Standar Intensitas Konsumsi Energi menurut pedoman Permen
ESDM No.13 tahun 2012 ditunjukan pada tabel 2.4
Tabel 2.4 Kriteria IKE Bangunan Gedung Tidak Ber-ACMenurut Permen ESDM No.13 tahun 2012
Kriteria Konsumsi Energi
Spesifik (kWh/m2/bulan)
Sangat Efisien IKE < 3,4
Efisien 3,4 ≤ IKE < 5,6
Cukup Efisien 5,6 ≤ IKE < 7,4
Boros IKE ≥ 7,4
Tabel 2.5 Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-ACMenurut Permen ESDM No.13 tahun 2012
Kriteria Konsumsi Energi
Spesifik (kWh/m2/bulan)
Sangat Efisien IKE < 8,5
Efisien 8,5 ≤ IKE < 14
Cukup Efisien 14 ≤ IKE < 18,5
Boros IKE ≥ 18,5
17
2.3.1 Efisiensi Penggunaan Beban Listrik
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan efisiensi penggunaan
beban listrik antara lain:
a. Beban dalam ruangan yang dapat dimatikan tanpa menggangu fungsi
ruangan merupakan salah satu peluang penghematan energi, misalnya
mematikan lampu pada zona eksterior siang hari jika pencahayaan
alami sudah cukup memadai dan mematika beban elektronik apabila
tidak digunakan.
b. Pada beban pendingin secara umum infiltrasi udara luar perlu dicegah
karena akan sulit mengendalikan kondisi ruang sampai batas maksimum
yang berada didalam zona nyaman, sistem “on-off” pada umumnya
tidak dianjurkan untuk konvervasi energi karena kurang mampu
mengatur kapasitas sistem tata udara agar mendekati perubahan beban
pendingin.
2.4 Karakteristik Jaringan Kelistrikan[5]
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menentukan karakteristik listrik,
diantaranya:
1. Fluktuasi Tegangan[5]
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis
atau serangkaian perubahan tegangan secara acak, dimana magnitud
dari tegangan mempunyai nilai yang tidak semestinya (Roger C.
Dugan, 1996), yaitu di luar rentang tegangan ditentukan oleh ANSI
18
C84.1 sebesar 0,9 sampai 1,1 pu. Menurut IEC 61000-2-1 salah satu
fluktuasi tegangan, mempunyai karakteristik sebagai rangkaian
tegangan acak yang berfluktuasi secara terus menerus. Beban yang
berubah sangat cepat dan terjadi terus-menerus, dan menghasilkan arus
beban yang besar dapat menyebabkan variasi tegangan yang sering
disebut sebagai flicker atau kedip tegangan. Istilah flicker atau kedip
tegangan berasal dari dampak adanya fluktuasi tegangan terhadap
lampu, yang dianggap seperti mata manusia yang berkedip.
Gambar 2.1. Fluktuasi Tegangan
Gambar 2.1 adalah contoh dari gelombang tegangan yang
menghasilkan flicker yang disebabkan oleh sebuah busur bunga api,
salah satu faktor paling umum penyebab fluktuasi tegangan pada
transmisi dan distribusi sistem tenaga listrik. Sinyal flicker
didefinisikan dengan besarnya rms tegangan dan dinyatakan sebagai
persentase dari nilai dasarnya. Flicker tegangan diukur dengan
19
sensitivitas mata manusia. Biasanya, flicker yang besarnya lebih
rendah 0,5 persen dapat menyebabkan lampu nampak berkedip, jika
frekuensi berada dalam kisaran antara 6 sampai 8 Hz. Standar dari
PLN adalah 220 Volt dengan batas bawah toleransi -10% dan batas
atas toleransi +5% [5].
IEC 61000-4-15 mendefinisikan suatu metodologi dan
spesifikasi untuk mengukur flicker. IEEE mengadopsi standar yang
berasal dari sistem tenaga 60Hz yang digunakan di Amerika Utara.
Standar ini secara sederhana menggambarkan potensi cahaya berkelip
melalui pengukuran tegangan. Metode pengukuran tersebut
mensimulasikan lampu/mata/otak sebagai transfer fungsi dan
menghasilkan suatu metrik dasar yang disebut sensasi flicker jangka
pendek. Nilai ini normalnya sampai 1.0, di mana nilai tersebut
mempresentasikan tingkat fluktuasi tegangan yang cukup
menyebabkan kedip 50 persen dari sampel yang diamati. Gambar 2.2
mengilustrasikan kecenderungan yang merupakan hasil dari
pengukuran pada bus gardu induk 161 kV yang melayani suatu beban
yang menghasilkan busur api. Sampel biasanya dilaporkan pada setiap
interval 10-mnt.
20
Gambar 2.2. bus gardu induk 161 Kv
2. Frekuensi[12]
Tegangan dan arus listrik yang digunakan pada sistem kelistrikan
merupakan listrik bolak-balik yang berbentuk sinusoidal. Tegangan dan
arus listrik sinusoidal merupakan gelombang yang berulang, sehingga
gelombang sinusoidal mempunyai frekuensi. Frekuensi adalah ukuran
jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan.
Satuan frekuensi dinyatakan dalam hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika
Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama
kali.
Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per
detik, di mana frekuensi (f ) sebagai hasil kebalikan dari periode (T ),
seperti rumus ditentukan dengan persamaan (2.6).= ....................................................................(2.6)
Di setiap negara mempunyai frekuensi tegangan listrik yang berbeda-
beda. Frekuensi tegangan listrik yang berlaku di Indonesia adalah 50 Hz,
dengan batas minimum toleransi – 0,5 (49,5 Hz) dan batas maximum
toleransi +1 (51 Hz).
21
Gambar 2.3. Gelombang Tegangan Sinusoidal
3. Arus Listrik[9]
Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran sejumlah muatan listrik
yang melalui suatu luasan penampang melintang. Menurut konvensi, arah
arus listrik dianggap searah dengan aliran muatan positif.
Arus listrik diukur dalam satuan Ampere (A), adalah satu Coulomb per
detik. Arus listrik dirumuskan ditentukan dengan persamaan (2.7).
= .....................................................................(2.7)
Di mana : I = arus listrik (A)
dq = sejumlah muatan (C)
dt = waktu (detik)
22
4. Daya dan Faktor Daya[12]
Daya adalah suatu ukuran terhadap penggunaan energi dalam suatu
waktu tertentu dan nilai batas minimum power faktor dari PLN adalah
0,85, batas maksimumnya adalah 1. Rumus faktor daya ditentukan dengan
persamaan (2.8)
Pf = = .............................................................(2.8)
Di mana : Pf = Faktor daya (Power factor)
W = Watt (daya aktif)
VA = Volt Ampere (daya semu)
Terdapat tiga macam daya listrik yang digunakan untuk
menggambarkan penggunaan energi listrik, yaitu daya nyata atau daya
aktif, daya reaktif serta daya semu atau daya kompleks (Sanjeev Sharma,
2007). Daya nyata atau daya aktif adalah daya listrik yang digunakan
secara nyata, misalnya untuk menghasilkan panas, cahaya atau putaran
pada motor listrik. Daya nyata dihasilkan oleh bebanbeban listrik yang
bersifat resistif murni (Heinz Reiger, 1987).
Besarnya daya nyata sebanding dengan kuadrat arus listrik yang
mengalir pada beban resistif dan dinyatakan dalam satuan Watt (Sanjeev
Sharma, 2007), di tunjukan dengan persamaan (2.9) :
= ......................................................(2.9)
23
Di mana : P = daya (Watt)
I = arus listrik (Ampere)
R = tahanan (Ohm)
Daya reaktif dinyatakan dengan satuan VAR (Volt Ampere Reaktan)
adalah daya listrik yang dihasilkan oleh beban-beban yang bersifat
reaktansi. Terdapat dua jenis beban reaktansi, yaitu reaktansi induktif dan
reaktansi kapasitif. Beban – beban yang bersifat induktif akan menyerap
daya reaktif untuk menghasilkan medan magnet. Contoh beban listrik yang
bersifat induktif antara lain transformator, motor induksi satu fasa maupun
tiga fasa yang biasa digunakan untuk menggerakkan kipas angin, pompa
air, lift, eskalator, kompresor, konveyor dan lain-lain. Beban – beban yang
bersifat kapasitif akan menyerap daya reaktif untuk menghasilkan medan
listrik. Contoh beban yang bersifat kapasitif adalah kapasitor (Heinz
Reiger, 1987).
Besarnya daya reaktif sebanding dengan kuadrat arus listrik yang mengalir
pada beban reaktansi di mana (Sanjeev Sharma, 2007).
= .................................................... (2.10)
= − XDi mana : Q = daya (VAR)
X = reaktansi total (Ohm)
24
= reaktansi induktif (Ohm)
X = reaktansi kapasitif (Ohm)
Daya kompleks atau lebih sering dikenal sebagai daya semu adalah
penjumlahan secara vektor antara daya aktif dan daya reaktif, di mana :
= P + ...............................................(2.11)
Di mana : S = daya kompleks (VA)
V = tegangan (Volt)
I = arus listrik (A)
Hubungan ketiga buah daya listrik yaitu daya aktif P, daya reaktif Q
serta daya kompleks S, dinyatakan dengan sebuah segitiga, yang disebut
segitiga daya (B. L. Theraja, 1984) :
Gambar 2.4. Segitiga Daya
Dari gambar segitiga daya tersebut, hubungan antara ketiga daya
listrik dapat dinyatakan dengan persamaan := +P = S cosP = VI cos
25
Q = S sinQ = VI sincos = = .........................(2.12)
adalah sudut antara daya aktif dan daya kompleks S, sehinggacos didefinisikan sebagai faktor daya (power factor, pf ). Untuk beban
yang bersifat induktif, pf lagging di mana arusnya tertinggal dari
tegangannya. Dan untuk beban yang bersifat kapasitif, pf leading di mana
arusnya mendahului tegangannya.
5. Harmonisa (Total Harmonic Distortion) [4]
Harmonisa adalah bentuk tegangan atau arus sinusoidal yang memiliki
frekuensi ganda, frekuensi tersebut merupakan kelipatan bilangan bulat
dari frekuensi dasar. Frekuensi dasar suatu sistem biasanya dirancang
untuk beroperasi pada 50 atau 60 Hz, di Indonesia frekuensi dasar yang
digunakan adalah 50 Hz. Bentuk gelombang yang distorsi dapat
dikomposisikan menjadi jumlah frekuensi dari frekuensi dasar dan
frekuensi harmonisa. Distorsi harmonisa berasal dari peralatan yang
mempunyai karakteristik nonlinier perangkat dan beban pada sistem
tenaga listrik. Tingkat distorsi harmonisa spektrum harmonisa berupa
magnitude atau besarnya sudut fasa dari masing-masing komponen
harmonisa individual. Kuantitas dari tingkat distorsi harmonisa adalah
Total Harmonic Distortion atau THD merupakan penjumlahan semua arus
yang mungkin timbul pada periode waktu tertentu. Suatu sistem distribusi
terdapat pengaruh harmonik maka Irms merupakan penjumlahan dari arus
26
fundamentalnya dengan seluruh arus harmonisa yang terjadi. Secara
matematis dapat ditulis dengan persamaan (2.13)
Irms = + + +⋯ …………………………(2.13)
dimana :
I1 = arus fundamental (pada f = 50 Hz)
n = urutan harmonik
Irms(distortion) adalah jumlah seluruh arus yang terjadi tanpa arus
fundamentalnya. Secara matematis dapat ditulis harmonisa:
Irms(distortion) =+ + +⋯ ……………………………….....(2.14)
Arus THD (Total Harmonic Distortion) adalah merupakan pembagian
antara Irms(distortion), dengan I1. Secara matematis dapat ditulis dengan
menggunakan persamaan 2.14
THD% (fundamental) =( )
x 100%.............(2.15)
Persamaan di atas terlihat bahwa arus yang mengandung harmonik akan
memperbesar Irms, Irms(distortion), dan THD% (fundamental) seperti yang diketahui
bahwa persamaan 2.15 adalah Losses daya
Ploses = Irms2 x R…………………………………………….......(2.16)
Adanya arus harmonisa ini akan memperbesar losses daya yang
terjadi. Arus harmonisa dikatakan rendah jika THDI≤20%, medium/sedang
27
jika 20%<THDI≤50%, dan tinggi jika THDI>50%. Standar untuk bentuk
gelombang arus tidak sinusoidal dengan distorsi total harmonisa arus
(THDI) tidak boleh melebihi batas 15% dan distorsi total harmonisa
tegangan (THDV) tidak boleh melebihi batas 5% (Standar IEEE No. 519-
1992).
Tabel 2.6 Standart Distorsi Harmonisa Tegangan Berdasarkan IEEE No. 519 - 1992
Distorsi Tegangan Harmonik dalam % NIlai FundamentalSistem
Tegangan< 69 Kv 69 – 138 Kv >138 Kv
THD 5.0 2.5 1.5
Tabel 2.7 Standart Distorsi Harmonisa Arus Berdasarkan IEEE No. 519 – 1992
Distorsi Tegangan Harmonik dalam % NIlai FundamentalIsc / IL THD
< 20 5.020 – 50 8.0
50 – 100 12.0100 – 1000 15.0
>1000 20.0
THD = Total harmonic distorstion
Isc = Arus hubung singkat maksimum
IL = Arus beban maksimum
2.5 Jenis-jenis beban yang digunakan dalam penelitian di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro adalah :
1. Lampu penerangan TL dan SL
Lampu TL (Fluorescent Lamp) adalah lampu listrik yang memanfaatkan
gas NEON dan lapisan Fluorescent sebagai pemancar cahaya pada saat dialiri
arus listrik. Tabung lampu TL dan SL ini diisi oleh semacam gas yang pada
28
saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan terionisasi sehingga
menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memendarkan
lapisan fluorescent pada lapisan tabung lampu TL dan SL.
2. Sistem pendingin (Air Conditioner)[2]
Secara garis besar prinsip kerja AC adalah penyerapan panas oleh evaporator,
pemompaan panas oleh kompresor, pelepasan panas oleh kondensor serta proses
ekspansi. Proses ini berkaitan erat dengan temperatur didih dan temperatur
kondensasi refrigerant. Refrigerant adalah zat yang mudah berubah bentuk
(menjadi uap atau cair) sehingga cocok jika digunakan sebagai media pemindah
panas dalam mesin pendingin. Temperatur didih dan temperatur kondensasi
berkaitan dengan tekanan. Titik didih dan titik embun dapat digeser naik atau
main dengan mengatur besarnya tekanan yang diberikan. Hal ini berpengaruh
besar terhadap proses perpindahan panas yang terjadi pada AC.
Gambar 2.5 Sistem cara kerja AC (air conditioner)
29
Sistem cara kerja AC (air conditioner) dapat dilihat pada gambar 2.5 :
1. Pada mulanya terjadi perpindahan panas dari dalam ruangan ke
luar ruangan.Kompresor (4) yang berfungsi mengalirkan zat
pendingin (refrigerant) ke dalam pipa tembaga yang berbentuk
kumparan
2. Udara dititipkan oleh kipas udara (blower atau fan) di sela-sela
kumparan (1),
3. Panas yang ada dalam udara diserap oleh pipa refrigerant dan
kemudian mengembun (2).
4. Udara yang melalui kumparan dan telah diserap panasnya, masuk
ke dalam ruangan dalam keadaan sejuk/dingin (3). Selanjutnya
udara dalam ruang dihisap dan selanjutnya proses penyerapan
panas diulang kembali.
2.5.1 Sistem Tata Udara Atau Pendingin AC[10]
Perhitungan beban pendingin ditunjukkan pada persamaan (2.17)
Beban Pendingin =( , ) ( , ) ( , )
....................................... (2.17)
Dengan ketentuan :
1 meter = 3,28 kaki
L = Lebar ruangan
T = Tinggi ruangan
I = Jika lantai dasar Nilai = 10
= Jika lantai atas Nilai = 18
30
E = Arah penempatan AC
Utara = 16
Timur = 17
Selatan = 18
Barat = 20
Berdasarkan perhitungan diatas dapat ditentukan kapasitas PK AC setiap ruangan:
AC pk = ± 5.000 BTU/h
AC pk = ± 7.000 BTU/h
AC 1 pk = ± 9.000 BTU/h
AC 1 pk = ± 12.000 BTU/h
AC 2 pk = ±18.000 BTU/h
AC 2 pk = ± 24.000 BTU/h
AC 5 pk = ± 45.000 BTU/h
2.6 Identifikasi Peluang Hemat Energi
Identifikasi peluang hemat energi dilakukan dengan langkah - langkah berikut :
1. Hasil pengumpulan data, selanjutnya ditindak lanjuti dengan penghitungan
besarnya IKE, dan penyusunan profil penggunaan energi bangunan
gedung.
2. Apabila besarnya IKE hasil penghitungan ternyata sama atau kurang dari
IKE target, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau
diteruskan untuk memperoleh IKE yang lebih rendah lagi.
31
3. Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan
proses audit energi rinci berikutnya guna memperoleh penghematan energi.
Analisis peluang hemat energi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
03-6196-2000 :
a. Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu ditindak
lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara
membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus
dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang
direkomendasikan.
b. Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan
program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan
diakui oleh masyarakat profesi.
c. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan
kenyamanan penghuni. Analisis peluang hemat energi dilakukan dengan
usaha antara lain:
a. Menekan penggunaan energi hingga sekecil mungkin (mengurangi
daya terpasang/terpakai dan jam operasi).
b. Memperbaiki kinerja peralatan.
c. Menggunakan sumber energi yang murah.
2.7 Peluang Penghematan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro[2].
2.7.1 Peluang Penghematan No – Cost
Penghematan no – cost adalah peluang penghematan energi tanpa memerlukan
biaya, hal ini dapat dilakukan dengan merubah kebiasaan perilaku para pengguna
32
energi agar dapat menerapkan perilaku hemat energi. Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro, peluang penghematan energi no – cost yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Mengubah perilaku pengguna energi agar lebih hemat energi, dengan
cara mematikan peralatan yang tidak digunakan, baik lampu, mesin –
mesin pekerjaan, maupun kran air
2. Penempelan stiker penghematan energi dan himbauan untuk hemat
energi di beberapa bagian–bagian gedung Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro, yang bersifat sebagai himbauan
penghematan energi.
3. Melakukan pemeliharaan dan pembersihan di dalam panel – panel
listrik kotor dan berdebu, karena panel listrik kotor dan berdebu akan
menambah heat pada kabel yang terdapat di dalam panel, nantinya
akan menambah rugi – rugi pada kabel.
4. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap peralatan – peralatan
listrik di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro, seperti pada
Kabel, lampu dan AC.
2.7.2 Peluang Penghematan Low Cost
Penghematan low cost adalah peluang penghematan energi yang
membutuhkan biaya rendah. Melaksanakan peluang penghematan low cost dapat
menghemat 5 – 15% energi. Berikut peluang penghematan low cost yang dapat
dilakukan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
33
1. Kelembaban Ruangan
Pada kondisi eksisting di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro, terlihat bahwa banyak ruangan yang kelembaban
ruangannya tidak sesuai dengan standar kelembaban yang baik untuk
kesehatan. Standar Kelembaban dan suhu yang digunakan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.261 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pendidikan
dan Kerja. Suhu temperatur yang baik untuk lingkungan Pendidikan
kerja berkisar 18 – 28o C dengan kelembaban udara sebesar 40 –
60%. Adapun ruangan yang mempunyai kelembaban berkisar antara
60 – 65%, kelembaban udara pada ruangan tersebut masih termasuk
dalam kelembaban udara relatif masih diperbolehkan.Untuk
mengurangi tingkat kelembabpan di ruangan –ruangan tersebut, dapat
dilakukan dengan penataan tata ruangan sehingga sirkulasi udara
menjadi lebih baik, dan pembersihan AC secara teratur sehingga tidak
terdapat debu yang menempel pada kipas AC, dan membuat AC dapat
mengatur sirkulasi udara dengan lebih baik lagi.
Pengkondisian udara dilakukan pada uang kantor dan
laboratorium dengan menggunakan perangkat AC split. Pengukuran
yang dilakukan di dalam ruangan menunjukkan bahwa sebagian besar
ruangan kondisi udaranya memiliki kelembaban relatif tidak normal
(kondisi normal 40% -60%). Temperatur dihampir semua ruangan di
atas 27o C (kondisi normal 24o C – 26o C), sehingga kondisi ini
34
kurang nyaman untuk bekerja.
AC yang digunakan di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro masih menggunakan refigerant berupa Freon R-22. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengganti refigerant Freon pada AC
yang digunakan dengan refigerant Musicool hidrokarbon MC-22.
Kelebihan dari hidrokarbon atau Musicool [2] adalah :
a. Ramah lingkungan dan nyaman, MUSICOOL tidak beracun, tidak
membentuk gelembung, nyaman dan pelepasannya kealam bebas
tidakakan merusak lapisan ozon dan tidak menimbulkan efek
pemanasan global.
b. Hemat Listrik/Energi,MUSICOOL mempunyai sifat termodinamika
yang lebih baik sehingga dapat menghemat pemakaian energi/listrik
hingga 20% - 30% dibanding dengan refrigerant freon pada
kapasitas mesin pendingin yang sama.
c. Lebih Hemat,MUSICOOL memiliki sifat kerapatan yang rendah
sehingga hanya memerlukan sekitar 30% dari penggunaan
refrigerant freon pada kapasitas mesin pendingin yang sama.
d. Penggantian untuk semua,MUSICOOL dapat menggantikan
refrigerant yang digunakan selama ini tanpa mengubah ata
umengganti komponen maupun pelumas
e. Memenuhi persyaratan international , MUSICOOL memenuhi baku
mutu Internasional dalam pemakaian maupun implikasi yang
menyertainya. Yaitu sudah mengikuti prosedur keamanan dan
35
keselamatan pada:
British Standard/BS4434 : 1995 Safety and Environ mental
Aspectin The Design,Construction and Installation of
Refrigerating System and Appliances.
AS/NZS-1677 : Refrigeration and Air Conditioning Safety
for The Useof AllRefrigerant,Including Hidrocarbons.
Gambar 2.6 freon R-22 dan Musicool MC-22
2.7.3 Penghematan Medium / High Cost[2]
Penghematan medium / high cost adalah peluang penghematan energi yang
`membutuhkan biaya investasi besar, karena biasanya berhubungan dengan
pembongkaran jaringan listrik eksisting atau pembangunan instalasi listrik tambahan.
Untuk melaksanakan peluang penghematan energi medium/high cost dibutuhkan
analisis ekonomi karena pada peluang jenis ini membutuhkan biaya investasi besar
untuk penghematan energi dalam jangka waktu yang panjang. Jika penghematan
medium / high cost dilaksanakan, dapat menghemat energi 15 – 30% penghematan
energi. Peluang penghematan medium / high cost yang dapat dilakukan di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro adalah sebagai berikut.
36
Sebelum perusahaan akan melaksanakan investasi untuk peluang penghematan
low cost,medium / high cost maka dibutuhkan analisis biaya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan investasitersebut. Hal ini perlu dilaksanakan agar pihak perusahaan
dapat mengetahui bahwa investasi yang diberikan dapat dikembalikan setelah
beberapa lama, disebut juga dengan pay back periode.
2.8 Payback periode[2]
Payback periode adalah suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang
diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
seluruhnya. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan
untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat
mengembalikan investasi.
Masa pengendalian investasi yang ditanamkan apabila pay back period lebih
rendah dari life time period proyek (N). Jadi Y<N, maka proyek sudah dapat
dilaksanakan atau proyek jadi legal.
Pay back periode =( )( ) .....................(2.18)
2.9 Peralatan Untuk Audit Energi
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengukuran dalam rangka Audit
Energi maka peralatan yang dibutuhkan adalah :
1. Power Analyzer
Power analyser adalah suatu peralatan ukur yang digunakan untuk
mengetahui kualitas daya dari tenaga listrik. Alat ini sangat kompleks,
karena dapat mengukur tegangan, arus listrik, frekuensi, daya kompleks,
daya aktif, daya reaktif, dan faktor daya.
37
Pengukuran yang diperlukan tersedia untuk pemeriksaan sistem
tenaga komprehensif atau analisis untuk 830 Vrms, 6.500 Arms dengan
lengkap penjepit-on dan fleksibel probe.
Gambar 2.7 Power Analyzer AEMC PowerPad
2. Lux meter
Lux meter adalah alat untuk mengukur tingkat pencahayaan ruangan.
Alat ini dapatmencegah pemborosan ketika akan memilih lampu untuk
mengganti lampu yang terlalu terang atau terlalu redup. Lux adalah
terminologi untuk menyatakan jumlah sinar yang diterima oleh sebuah
objek seluas 3 kaki persegi pada jarak 1 yard, oleh sebuah sumber sinar
dengan daya 1 watt.
Cara Penggunaan Lux Meter
Lux meter bekerja dengan sensor cahaya. Lux meter cukup diletakkan di
atas meja kerja atau dipegang setinggi 75 cm di atas lantai. Layar
penunjuknya akan menampilkan tingkat pencahayaan pada titik pengukuran.
Bila nilai tingkat pencahayaan ruangan jauh lebih tinggi dari standar
berpotensi untuk menghemat energi dengan cara mengganti lampu dengan
38
daya listrik lebih rendah atau mematikan sebagian lampu ruangan yang ada.
Bila nilai tingkat pencahayaan ruangan jauh lebih rendah dari standar, maka
sebaiknya mengganti lampu tersebut dengan lampu yang lebih terang. Lux
meter akan memandu menentukan lampu yang tepat untuk dipasang pada
setiap ruangan. Untuk hasil tingkat pencahayaan yang sesuai standar. Tingkat
pencahayaan yang sesuai standar akan menjaga kualitas pekerjaan serta
kesehatan.
Fungsi lux meter:
Mengatur pencahayaan pada saat membaca atau kegiatan lain sesuai
dengan fungsi ruangan.Fungsi ruangan yang dimaksud adalah jenis aktifitas
yang dilakukan di dalam ruangan tersebut. Bila tingkat pencahayaan ruangan
telah sesuai dengan fungsinya, dan ruangan tidak terlalu terang dan tidak
terlalu redup untuk suatu pekerjaan tertentu, berarti efisiensi energi untuk
penerangan telah dicapai.
Gambar 2.8 Lux meter, Hygrometer, dan Termometer
39
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Proses Audit
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Audit
mulai
Kajian awal :
Melakukan identifikasi di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
Pengumpulan data :
1. Outgoing Trafo
2. Pencahayaan dan Ac
3. Rekening Listrik
Analisis data1. Perhitungan IKE2. Karakteristik jaringan kelistrikkan
Outgoing Trafo yang diukur dari jam11:00 Wib (15-09-2016 ) – 10:50 Wib (16-09-2016)
3. Konsumsi energi pencahayaan dan Ac diGedung Teknik Kimia UniversitasDiponegoro
4. Peluang Penghematan (Pencahayaan danAc)
selesai
40
3.2 Perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) Di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
IKE merupakan salah satu cara perhitungan untuk mengetahui kebutuhan
pemakaian energi suatu gedung. Yaitu dengan cara kWh konsumsi energi listrik
(Keseluruhan, Pencahayaan dan AC) dalam waktu satu bulan terakhir dibagi luas
keseluruhan gedung m2, dapat dihitung dengan persamaan 3.1
IKE = = kWh/m2 ………………………………………………(3.1)
3.3 Karakteristik Jaringan Kelistrikkan Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro
Sumber energi listrik di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
bersumber dari PT PLN (Persero) wilayah Jawa Tengah menggunakan Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) 20 kV, Sebelum masuk ke trafo daya terdapat cubicle
pelanggan tegangan menengah 20 KV yang terdiri dari incoming, metering, dan
outgoing merk Schneider. Trafo daya yang digunakan berkapasitas 400 kVA merk
TRAFINDO dengan kontrak daya listrik menggunakan tarif Bisnis B-3/Tegangan
Menengah (TM) daya di atas 200 kVA
41
Gambar 3.2 Trafo Daya Teknik Kimia
Pengukuran jaringan kelistrikkan di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro dilakukan pada tegangan rendah transformator yaitu sisi sekunder
transformator atau incoming MDP (Main Distribution Panel). Pengukuran dilakukan
selama hampir 24 jam (estimasi beban harian) dengan interval pencuplikan data
setiap 10 menit, Pada tanggal 15-16 september 2016.
Dapat dilihat pada lampiran A (Tabel 3.1Hasil Pengukuran Outgoing Trafo).
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Power Quality Analyzer (PQA) dengan
merek AEMC 3945. Alat tersebut digunakan untuk mengukur seluruh karakteristik
beban yaitu :
1. Fluktuasi tegangan
2. Frekuensi
3. Arus Listrik
4. Power Factor (Faktor Daya)
5. Total Harmonic Distortion (THD)
42
3.4 Konsumsi Energi Pencahayaan Dan AC Di Gedung Fakultas Teknik
Kimia Universitas Diponegoro
3.4.1 Pengukuran Pencahayaan
Pengukuran pencahayaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kuat
penerangan pada seluruh Gedung Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro .
Tingkat kuat penerangan harus disesuaikan dengan jenis aktifitas masing-masing,
Jika aktifitasnya membutuhkan ketelitian yang tinggi, maka tingkat kuat penerangan
yang dibutuhkan juga semakin besar. Audit energi sistem pencahayaan bertujuan
untuk mengetahui efisiensi penggunaan energi serta menentukan peluang
penghematan pada sistem pencahayaan disetiap masing-masing ruangan atau tempat
yang ada di Gedung Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Perhitungan
daya maksimum lumen permeter persegi untuk masing–masing ruangan dapat dicari
dengan menggunakan persamaan 3.2
…...…………………..........(3.2)
3.4.2 Pengukuran AC
Perhitungan kebutuhan kapasitas AC dilakukan untuk mengetahui apakah
kebutuhan AC yang terpasang sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
kapasitas AC setiap ruangan yang ada di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro. Parameter yang digunakan untuk menghitung kebutuhan AC yaitu :
43
1 meter = 3,28 kaki
P = Panjang ruangan
L = Lebar ruangan
T = Tinggi ruangan
I = Jika lantai dasar Nilai = 10
Jika lantai atas Nilai = 18
E = Arah penempatan AC
Utara = 16
Selatan = 18
Timur = 17
Barat = 20
Perhitungannya menggunakan rumus 3.3( , ) ( , ) ( , )= ……………………(3.3)
3.5 Peluang Penghematan Energi Pencahayaan Dan AC Di Gedung
Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro
3.5.1 Penghematan Medium / High Cost
Penghematan medium / high cost adalah peluang penghematan energi yang
membutuhkan biaya investasi besar, karena biasanya berhubungan dengan
pembongkaran jaringan listrik eksisting atau pembangunan instalasi listrik
tambahan. Melaksanakan peluang penghematan energi medium/high cost
dibutuhkan analisis ekonomi karena pada peluang jenis ini membutuhkan
biaya investasi besar untuk penghematan energi dalam jangka waktu yang
panjang. Jika penghematan medium/high cost dilaksanakan, dapat menghemat
44
energi 15 – 30% penghematan energi. Peluang penghematan medium/high cost
yang dapat dilakukan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro adalah
sebagai berikut.
Sebelum Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro akan
melaksanakan investasi untuk peluang penghematan medium / high cost maka
dibutuhkan analisis biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan investasi
tersebut. Hal ini perlu dilaksanakan agar pihak Fakultas Teknik Kimia
Universitas Diponegoro dapat mengetahui bahwa investasi yang diberikan
dapat dikembalikan setelah beberapa lama, disebut juga dengan payback
periode. Perhitungan payback periode dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 3.4
Payback periode =( )( )……….(3.4)
45
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) Di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
Besar energi yang digunakan suatu bangunan gedung perluas area yang
dikondisikan dalam satu bulan atau satu tahun. Area yang dikondisikan adalah
area yang diatur temperatur ruangannya sedemikian rupa sehingga memenuhi
standar kenyamanan dengan udara sejuk disuplai dari sistem tata udara gedung.
4.1.1 Perhitungan IKE dengan menggunakan hasil dari alat ukur PQA
Konsumsi Energi per bulan
= 4558,62 kWh/bulan
IKE per bulan terhadap luas bangunan
=, /. , = 1,57 kWh/m2/bulan
4.1.2 Perhitungan IKE dengan menggunakan hasil dari rekening listrik
bulan September 2016
Konsumsi Energi bulan September
= 4.592 kWh/bulan
IKE per bulan terhadap luas bangunan
=. /. , = 1,58 kWh/m2/bulan
46
4.1.3 Perhitungan IKE dalam keadaan hari libur dari hasil pengukuran PQA
Konsumsi Energi per bulan
= 2232,96 kWh/bulan
IKE per bulan terhadap luas bangunan
=, /. , = 0,78 kWh/m2/bulan
Tabel 4.1 Perbandingan IKE hasil pengukuran
Pengukuran IKEPQA
Pengukuran IKErekening listrik
Pengukuran IKE di harilibur
1,57 kWh/m2/bulan 1,58 kWh/m2/bulan 0,78 kWh/m2/bulan
Grafik 4.1 Perbandingan IKE hasil pengukuran PQA dengan hasil dari
rekening listrik bulan September 2016
00.20.40.60.8
11.21.41.61.8
Pengukuran IKE PQA Pengukuran IKErekening listrik
Peengukuran IKE dihari libur
PERBANDINGAN IKE
IKE
47
Berdasarkan perhitungan IKE di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro pada bulan September 2016 didapatkan hasil:
1. Pengukuran IKE PQA sebesar 1,57 kWh/m2/bulan
2. Pengukuran IKE rekening listrik sebesar 1,58 kWh/m2/bulan
3. Peengukuran IKE di hari libur sebesar 0,78 kWh/m2/bulan
Nilai ini sangat efisien didalam Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC
Menurut Permen ESDM No.13 tahun 2012 yaitu sebesar (IKE < 8,5)[3].
4.2 Karakteristik Jaringan Listrik Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro
4.2.1 Fluktuasi Tegangan
Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir
menjadi besar, mempercepat kemunduran isolasi (deteriorationo finsulation)
sehingga menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur
kerja peralatan.
Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Fluktuasi Tegangan Outgoing Trafo
215220225230235
11:0
0:00
12:2
0:00
13:4
0:00
15:0
0:00
16:2
0:00
17:4
0:00
19:0
0:00
20:2
0:00
21:4
0:00
23:0
0:00
0:20
:00
1:40
:00
3:00
:00
4:20
:00
5:40
:00
7:00
:00
8:20
:00
9:40
:00
V
Fkuktuasi Tegangan
R
S
T
48
Fluktuasi tegangan merupakan perubahan tegangan maksimum dan
minimum. Besarnya tegangan sangat mempengaruhi operasi dari suatu peralatan,
apabila tegangan disuplai keperalatan melebihi tegangan nominalnya akan terjadi
beberapa kerugian diantaranya adalah timbulnya arus yang melebihi nominalnya,
selain akan memperburuk operasi peralatan juga dapat memperpendek life time
peralatan tersebut. Fluktuasi tegangan menunjukkan kondisi beban yang baik.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di Gedung Fakultas Teknik Kimia
Universitas Diponegoro pada tanggal 15-16 September 2016 pukul 11:00-10:50
wib di outgoing trafo didapatkan hasil tegangan rata-rata fasa R 225.0 Volt, fasa S
sebesar 227.8 V, fasa T sebesar 226.2 Volt. Berdasarkan Tabel 4.1 hasil
pengukuran memberikan gambaran bahwa besarnya fluktuasi tegangan 220.9 volt
– 229.7 volt. Batas minimun toleransi -10% dan batas maksimum toleransi +5%
[5], dari tegangan nominal PLN yaitu 220 Volt. Batas toleransi tegangan tersebut
adalah :
Batas toleransi -10 % = 220 volt - (220 x 10 %)
(Batas Min) = 198 volt
Batas toleransi +5 % = 220 volt + (220 x 5%)
(Batas Max) = 231 volt
Berdasarkan perhitungan toleransi tegangan maka fluktuasi tegangan di
gedung Teknik Kimia masih dalam batas tegangan yang diijinkan.
49
49.6
49.8
50
50.2
50.4
11:0
0:00
12:2
0:00
13:4
0:00
15:0
0:00
16:2
0:00
17:4
0:00
19:0
0:00
20:2
0:00
21:4
0:00
23:0
0:00
0:20
:00
1:40
:00
3:00
:00
4:20
:00
5:40
:00
7:00
:00
8:20
:00
9:40
:00
Hz
Frekuensi Hz
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Fluktuasi Tegangan
Tegangan
(Volt)
R S T
Min 220,9 223,8 222,5
Rata-rata 225,0 227,8 226,2
Max 228,5 231,6 229,7
Pengaruh Fluktuasi Tegangan, seperti Tegangan Lebih (Over Voltage),
Tegangan Turun (Drop Voltage) dan tegangan getar (flicker voltage) adalah
mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi besar dan mempercepat
kemunduran isolasi (deterioration of insulation) sehingga menyebabkan kenaikan
rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur kerja peralatan dan yang lebih
fatal akan terbakarnya peralatan tersebut.
4.2.2 Frekuensi
Frekuensi dengan satuan hertz (Hz) merupakan salah satu parameter untuk
mengetahui keandalan kualitas listrik suatu sistem kelistrikan. Frekuensi yaitu
jumlah siklus arus bolak-balik (Alternating Curren,AC) per detik
.
Grafik 4.3 Pengukuran Frekuensi di Outgoing Trafo
50
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di Gedung Fakultas Teknik
Kimia Universitas Diponegoro pada bulan September 2016 di outgoing trafo
didapatkan hasil, frekuensi rata-rata sebesar 50,00 Hz. Berdasarkan hasil
pengukuran memberi gambaran bahwa besarnya frekuensi tegangan sebesar 49,86
Hz - 50.19 Hz. Berarti frekuensi di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
masih diijinkan. Standar frekuensi Indonesia menggunakan 50 Hz. Batas toleransi
minimun - 0,5 Hz (49,5 Hz) dan batas maksimum toleransi +1 Hz (51Hz) [12].
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Frekuensi
Pasokan energi dengan frekuensi yang berkualitas baik akan
menghindarkan peralatan konsumen dari kerusakan dan ketika tejadi keadaan
dimana frekuensi < 50 Hz dapat dilakukan dengan cara menambahkan jumlah
total energi yang di suplai ke sistem melalui cara menambah unit pembangkit
yang bekerja.
4.2.3 Arus Listrik
Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron dibeberapa
lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama.
Frekuensi Hz
Min 49,86
Rata-rata 50,00
Max 50,19
51
Grafik 4.4 Hasil Pengukuran Arus Outgoing Trafo
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro pada tanggal 15-16 September 2016 pukul
11:00-10:50 wib di outgoing trafo didapatkan hasil, arus rata – rata fasa R
sebesar 49,24 Ampere, fasa S sebesar 32,14 Ampere, fasa T sebesar 39,70
Ampere, dan N sebesar 23,33 Ampere. Berdasarkan data hasil pengukuran
memberi gambaran bahwa besarnya fluktuasi arus sebesar 0,3000 Ampere –
113,8 Ampere.
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Arus
020406080
100120
11:0
0:00
12:2
0:00
13:4
0:00
15:0
0:00
16:2
0:00
17:4
0:00
19:0
0:00
20:2
0:00
21:4
0:00
23:0
0:00
0:20
:00
1:40
:00
3:00
:00
4:20
:00
5:40
:00
7:00
:00
8:20
:00
9:40
:00
Ampe
reFluktuasi Arus
RSTN
Arus
(Ampere)
R S T N
Min 15,10 0,3000 12,70 15,70
Rata-rata 49,24 32,14 39,70 23,33
Max 113,8 78,00 89,70 43,50
52
4.2.4 Power Factor (Faktor Daya)
Faktor daya merupakan pergeseran fasa antara tegangan dan arus, faktor
daya yang rendah dapat menimbulkan efek-efek merugikan, seperti memperbesar
rugi-rugi saluran, pemborosan kapasitas sistem (VA), mengurangi efisiensi
sistem (W).
Grafik 4.5 Hasil Pengukuran Power Factor ( cos phi )
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro pada tanggal 15-16 September 2016 (jam 11:00-10:50
wib) di outgoing trafo didapatkan hasil tegangan rata-rata fasa R 0,963, fasa S
sebesar 0,851, fasa T sebesar 0,894. Berdasarkan Tabel 4.5 hasil pengukuran
memberikan gambaran bahwa besarnya fasa R 0,920 - 0,983, fasa S 0,637 - 0,971,
fasa T 0,765 - 0,979.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
11:0
0:00
12:1
0:00
13:2
0:00
14:3
0:00
15:4
0:00
16:5
0:00
18:0
0:00
19:1
0:00
20:2
0:00
21:3
0:00
22:4
0:00
23:5
0:00
1:00
:00
2:10
:00
3:20
:00
4:30
:00
5:40
:00
6:50
:00
8:00
:00
9:10
:00
10:2
0:00
Pf
Faktor Daya
R
S
T
53
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Power Factor
Power Factor
(Pf)
R S T
Min 0,920 0,637 0,765
Rata-rata 0,963 0,851 0,894
Max 0,983 0,971 0,979
Nilai batas minimum power faktor dari PLN yaitu 0,85 tertinggal dalam
tagihan tenaga listrik[12]. Dapat dikatakan bahwa power faktor di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro masih diijinkan. Perawatan Power Factor yang
baik, diharapkan dapat mengurangi rugi – rugi daya pada instalasi listrik serta
dapat meningkatkan kualitas daya di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro. Dengan pemasangan capacitor bank dapat memperbaiki tegangan
jaringan dan untuk menyuplai daya reaktif ke beban yang berfungsi untuk
memperbaiki nilai faktor daya dari sistem.
4.2.5 Total Harmonic Distortion (THD)
Total Harmonic Distortion (THD) merupakan nilai prosentase antara total
komponen harmonisa dengan komponen fundamentalnya. Semakin besar
prosentase THD ini menyebabkan semakin besarnya risiko kerusakan peralatan
akibat harmonisa yang terjadi pada arus maupun tegangan.
54
Gambar 4.1 Gelombang THD arus dan THD tegangan
THDV menyatakan THD tegangan listrik dan THDI menyatakan THD
arus listrik. Indeks ini didefenisikan sebagai perbandingan nilai rms komponen
harmonik terhadap komponen dasar dan biasanya dinyatakan dalam persen.
Kualitas tegangan ditentukan oleh sumber sedangkan kualitas arus ditentukan oleh
beban. Sumber biasanya telah dirancang supaya tegangannya mendekati
sinusoidal murni sehingga nilai THD tegangan yang diijinkan jauh lebih kecil
dibanding THD arusnya. Standar untuk bentuk gelombang distorsi total harmonisa
tegangan (THDV) tidak boleh melebihi batas 5% (Standar IEEE No. 519-1992)
[4]. Grafik 4.5 menunjukkan hasil pengukuran THD di sisi outgoing trafo Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
55
Grafik 4.6 Hasil Pengukuran THD Tegangan
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro pada bulan September 2016 di outgoing trafo didapatkan
hasil,tegangan harmonik rata – rata fasa R sebesar 1,047 %, fasa S sebesar 0,8285
%, fasa T sebesar 0,8312 %. Berdasarkan data hasil pengukuran memberi
gambaran bahwa besarnya fluktuasi tegangan harmonik sebesar 0,8000 – 1,100
%. Nilai ini masih dibawah standar yaitu THD sebesar 5%[4], maka dapat
disimpulkan bahwa THD tegangan di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro masih dalam batas yang diijinkan.
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran THD Tegangan
THD (%) R
(%)
S
(%)
T
(%)
Min 0,8000 0,5000 0,6000
Rata-rata 1,047 0,8285 0,8312
Max 1,300 1,100 1,100
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
11:0
0:00
12:2
0:00
13:4
0:00
15:0
0:00
16:2
0:00
17:4
0:00
19:0
0:00
20:2
0:00
21:4
0:00
23:0
0:00
0:20
:00
1:40
:00
3:00
:00
4:20
:00
5:40
:00
7:00
:00
8:20
:00
9:40
:00
%
Tegangan Harmonik
U1 THD
U2 THD
U3 THD
56
Arus harmonik merupakan gelombang distorsi yang merusak bentuk
gelombang fundamental (sinusoidal) arus, bentuk gelombang arus menjadi tidak
sinusoidal murni. Penyebab utama timbulnya harmonik adalah peralatan yang
bersifat non-linier, seperti komputer, peralatan elektronik, robotics (sistem
kontrol), ballast lampu elektronik, variable speed drives, frequency inverters,
UPS (Uninterruptable Power Supply), DC drives, battery chargers. Arus
harmonik ini akan menyebabkan beberapa kerugian pada operasi peralatan
diantaranya overheating, netral overloading, penurunan life time peralatan dan
peningkatan konsumsi kWh. Standar untuk bentuk gelombang arus tidak
sinusoidal dengan distorsi total harmonisa arus (THDI) tidak boleh melebihi batas
15%.
Gambar 4.7 Grafik Hasil Pengukuran Arus Harmonik
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro pada bulan September 2016 di outgoing trafo didapatkan
hasil, arus harmonisa rata – rata fasa R sebesar 9,331 %, fasa S sebesar 8,215 %,
0
5
10
15
20
11:0
0:00
12:1
0:00
13:2
0:00
14:3
0:00
15:4
0:00
16:5
0:00
18:0
0:00
19:1
0:00
20:2
0:00
21:3
0:00
22:4
0:00
23:5
0:00
1:00
:00
2:10
:00
3:20
:00
4:30
:00
5:40
:00
6:50
:00
8:00
:00
9:10
:00
10:2
0:00
%
Arus Harmonik
A1 THD
A2 THD
A3 THD
57
fasa T sebesar 8,757 %. Berdasarkan data hasil pengukuran memberi gambaran
bahwa besarnya fluktuasi arus harmonisa sebesar 4,600 – 13,50 %. THD arus
rata–rata di gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro masih dalam batas
yang diijinkan, nilainya masih dibawah batas standar yaitu kurang dari 15%[4],
tetapi pada fasa T perlu adanya perhatian lebih lanjut, besar THD maksimal di
fasa T sudah mencapai nilai sebesar 13,50 %, sudah akan mencapai ambang batas
nilai standar yaitu 15%. Perlu adanya perhatian khusus apabila dibiarkan dapat
mengakibatkan terjadinya penambahan rugi daya ahibat arus harmonisa. Arus
harmonisa ini dapat dikurangi dengan cara memasang filter diinstalasi listrik.
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Arus Harmonik
THD (%) R
(%)
S
(%)
T
(%)
Min 4,600 0,5000 4,600
Rata-rata 9,331 8,215 8,757
Max 17,90 16,40 13,50
4.3. Konsumsi Energi Di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
4.3.1 Perhitungan kebutuhan kapasitas Pencahayaan pada Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro
Sistem pencahayaan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
menggunakan jenis lampu TL dan SL, dapat dilihat pada lampiran B (Tabel 4.8
Sistem pencahayan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro).
58
Tabel 4.9 Total Kebutuhan energi untuk sistem pencahayaan di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Total Daya Lampu Terpasang 9,202 kWatt
Pencahayaan Lampu Perhari 73,616 kWh
Pencahayaan Lampu Perbulan 2.208,48 kWh
Biaya untuk pencahayaan perbulan(Rp)
Rp 2.454.372,163
Berdasarkan tabel 4.9 data yang diperoleh dari pengukuran, total daya yang
dibutuhkan untuk sistem pencahayaan di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro adalah sebesar 9,202 kWatt.
Pencahayaan lampu perhari = 9,202 kWatt x 8 jam (perhari)
= 73,616 kWh/hari
Pencahayaan lampu perbulan = 9,202 kWh x 22 hari (perbulan)
= 2208,48 kWh/bulan
= 2208,48 kWh/bulan x Rp 1.111,34 (TDL
bulan September)
= Rp 2.454.372,1632 kWh/bulan
Perhitungan daya maksimum lumen per meter persegi untuk masing–masing
ruangan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro dapat dicari dengan
menggunakan persamaan 4.1
……......…….....(4.1)
59
1. Contoh perhitungan yang sesuai, diambil dari Ruang Lab. Pengolahan
Limbah Gedung A Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Ruang Lab. Pengolahan Limbah
Daya Terpasang = 216 Watt
Luas Ruangan = 144 m2216144 = 1,5 /m2Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m2 untuk Ruang
Lab. Pengolahan Limbah Gedung A Teknik Kimia dengan ukuranadalah sebesar 1,5 w/m2. Standar daya pencahayaan maksimumw/m2 untuk Ruang Auditorium adalah sebesar 25 w/m2 [11].
Pencahayaan Ruang Lab. Pengolahan Limbah memenuhi kebutuhan
kapasitas pencahayaan, berdasarkan perhitungan tidak melebihi standar
daya pencahayaan maksimum ruangan
2. Contoh perhitungan yang tidak sesuai diambil dari Ruang Perpustakaan
Gedung B Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Ruang Perpustakaan
Daya Terpasang = 450 Watt
Luas Ruangan = 88 m2648 w72 m2 = 5,1 w/m2Hasil perhitungan kebutuhan pencahayaan setiap w/m2 untuk Ruang
Perpustakaan Gedung B Teknik Kimia Universitas Diponegoro dengan
ukuran adalah sebesar 9 w/m2. Standar daya pencahayaan
60
maksimum w/m2 untuk Ruang Santai adalah sebesar 1 w/m2 [11].
Pencahayaan Ruang Perpustakaan melebihi kebutuhan kapasitas
pencahayaan, berdasarkan perhitungan melebihi standar daya
pencahayaan maksimum ruangan.
3. Hasil perhitungan keseluruhan untuk masing–masing ruangan di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro dapat dilihat pada lampiran C
(Tabel 4.10 Daya Pencahayaan Maksimum di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro).
4.3.2 Perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada Gedung Fakultas Teknik
Kimia Universitas Diponegoro.
Parameter yang digunakan untuk menghitung kebutuhan AC yaitu[10] :
1 meter = 3,28 kaki
P = Panjang ruangan
L = Lebar ruangan
T = Tinggi ruangan
I = Jika lantai dasar Nilai = 10
Jika lantai atas Nilai = 18
E = Arah penempatan AC
Utara = 16
Selatan = 18
Timur = 17
Barat = 20
61
Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :( , ) ( , ) ( , )= ……………….... (4.2)
1. Contoh perhitungan yang sesusai diambil dari Ruang Lab. Rekayasa
Pengolahan Limbah Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Gedung A lantai 1 dan arah penempatan AC menghadap ke arah utara.
Ruang Lab. Rekayasa Pengolahan Limbah :( , ) ( , ) ( , )= 2.103 BTU/h
Hasil perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada Ruang
Sekretariat dengan ukuran ruangan 88 m2 sebesar 2.103 BTU/h. AC
yang tersedia pada Ruang Lab. Rekayasa Pengolahan Limbah sebesar
2 PK (± 18.000) maka AC yang tersedia pada Ruang Lab. Rekayasa
Pengolahan Limbah mencukupi kebutuhan kapasitas AC untuk ruang
tersebut. Hasil perhitungan AC untuk masing–masing ruangan di
Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro, selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran D (Tabel 4.11 hasil kebutuhan kapasitas AC di
Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro).
2. Contoh perhitungan yang tidak sesuai diambil dari Ruang Dosen
Laboratorium Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro Gedung
A lantai 1 dan arah penempatan AC menghadap arah ke utara.
Ruang Dosen Laboratorium:( , , , )= 6.587 BTU/h
62
Hasil perhitungan kebutuhan kapasitas AC pada Ruang Dosen
Laboratorium dengan ukuran ruangan 120 m2 sebesar 6.587
BTU/h. AC yang tersedia pada Ruang Dosen A.1.2 sebesar 2
PK (± 18.000) maka AC yang tersedia pada Ruang Dosen
Laboratorium terlalu mencukupi untuk kebutuhan kapasitas
AC ruang tersebut. Hasil perhitungan AC untuk Ruang Dosen
Laboratorium seharusnya cukup menggunakan kapasitas AC
PK (± 7.000).
3. Hasil perhitungan AC untuk masing–masing ruangan di
Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro, selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran D (Tabel 4.11 Hasil kebutuhan
kapasitas AC di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro.
4.4 Peluang Penghematan Energi Di Gedung Fakultas Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
4.4.1 Penghematan Medium / High Cost
Penghematan medium / high cost adalah peluang penghematan energi yang
membutuhkan biaya investasi besar, biasanya berhubungan dengan pembongkaran
jaringan listrik eksisting atau pembangunan instalasi listrik tambahan.
Pelaksanaan peluang penghematan energi medium/high cost dibutuhkan analisis
ekonomi karena pada peluang jenis ini membutuhkan biaya investasi besar untuk
penghematan energi dalam jangka waktu yang panjang. penghematan medium /
high cost dapat menghemat energi 15- 30%[2].
63
Sebelum melaksanakan investasi untuk peluang penghematan medium /
high cost maka dibutuhkan analisis biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
investasi tersebut. Hal ini perlu dilaksanakan agar pihak Teknik Kimia Universitas
Diponegoro dapat mengetahui bahwa investasi yang diberikan dapat dikembalikan
setelah beberapa lama, disebut juga dengan pay back periode. Perhitungan pay
back periode dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4.3.
Pay back periode =( )( )……(4.3)
Berikut analisis payback periode untuk investasi penghematan yang dapat
dilakukan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
4.4.1.1 Pencahayaan
Sistem pencahayaan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
menggunakan lampu TL dan SL, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F
(Tabel 4.12 Penggunaan lampu eksisting dengan penggunaan lampu yang telah
diganti menggunakan lampu LED). Agar lebih menghemat energi maka dapat
dilakukan penggantian lampu eksisting dengan menggunakan lampu LED. Lampu
LED menyerap daya yang lebih kecil daripada lampu konvensional. Berikut
perhitungan penggantian lampu eksisting dengan menggunakan lampu Led di
Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Perhitungan Biaya Lampu Eksisting
1. Ruangan dengan estimasi waktu 8 jam
TL 36 W
Total lampu = 21+6+7+1+8+15+6+6+2+8+5+2+2+4+4+4
+4+12+12+2+9+18+7+7 = 172
64
Total kW = = 6,192 kW
SL 18 W
Total lampu = 12+20+2+9+8+3+3+4+8+5+5+9+6+3
+18+16 = 131
Total kW = = 2,358 kW
Total Biaya Estimasi 8 Jam
Biaya = (6,192 kW +2,358 kW ) × 8 Jam x Rp
1.111,34
= 8,55 kW x 8 jam x Rp 1.111,34
= Rp 76.015,656
2. Total biaya per Bulan
Total biaya per Bulan = total biaya x 22 hari (1bulan)
= Rp. 76.015,656 × 22
= Rp. 1.672.344,432
Jadi biaya yang di butuhkan untuk sektor penerangan pada Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro dengan menggunakan lampu yang telah terpasang
atau eksisting setiap bulannya adalah sebesar Rp.1.672.344,432
Perhitungan Biaya LED
1. Ruangan dengan estimasi waktu 8 jam
TL LED 13 W
Total lampu =
21+6+7+1+8+15+6+6+2+8+5+2+2+4+4+4
+4+12+12+2+9+18+7+7 = 172
65
Total kW = = 2,236 kW
SL LED 7 W
Total lampu = 12+20+2+9+8+3+3+4+8+5+5+9+6+3
+18+16 = 131
Total kW = = 0,917 kW
Total Biaya Estimasi 8 Jam
Biaya = (2,236 kW + 0,917 kWh ) × 8 Jam x Rp
1111,34
= 3,153 kW x 8 jam x Rp 1111,34
= Rp 28.032,44
2. Total Biaya per Bulan
Total biaya per Bulan = Total Biaya × 22 hari (1bulan)
= Rp. 28.032,44 × 22
= Rp. 616.713,68
Jadi biaya yang di butuhkan untuk sektor penerangan pada Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro dengan menggunakan lampu LED yang sesuai
dengan titik lampu eksisting setiap bulannya adalah sebesar Rp. 616.713,68
66
Tabel 4.13 Perbandingan lumen lampu Eksiting dengan lampu Led
Eksiting Led
Jenis Lampu Lumen Jenis Lampu Lumen
TL 36 1.720 TL 18 1.980
SL 18 570 Bulb 7 600
Perhitungan untuk mencari banyaknya jumlah titik lampu dapat menggunakan
persamaan 4.4
1 lux = 1 lumen/m2
Lux = .......... ………………..…..(4.4)
Eksiting TL 36 w
Lumen = 1.720
Luas = 88 m2
=.
= 19 lux = 19 lumen/m2
= /=
= 13 titik lampu
67
Led TL 18 w
Lumen = 1.980
Luas = 88 m2
=.
= 22 lux = 22 lumen/m2
= /=
= 11 titik lampu
Tabel 4.14 Perbandingan konvensional TL 36 w dengan Led TL 18 w[11]
Lab. Rekayasa pengolahan limbah Gedung A Lantai 3Eksiting Led
Jenis lampu = TL 36 W Jenis lampu = TL 18 W
Lumen = 1.720 Lumen = 1.980
Lux = 250 Lux = 250
Luas ruangan = 88 m2 Luas ruangan = 88 m2
13 titik lampu 11 titik lampu
36 w x 13 titik lampu = 468 watt 18 w x 11 titik lampu = 198 watt
468 w : 88 m2 = 5 w/m2 198 w : 88 m2 = 2 w/m2
Menurut Badan Standar Nasional (PUIL 2000) No.75 Tahun 2002 SNI-04-
0225-2000[11] untuk Lab. Rekayasa pengolahan limbah adalah sebesar 250 Lux
dan daya pencahayaan maksimumnya 15 w/m2. Luas Lab. Rekayasa pengolahan
68
limbah adalah 88 m2 jumlah lampu 13 titik dan jenis lampu yang terpasang pada
Lab. Rekayasa pengolahan limbah adalah eksiting konvensional TL 36 W
memiliki Lumen 1.720 dan Lux 250 serta daya pencahayaannya adalah sebesar 5
w/m2. Beban pencahayaan menggunakan TL 36 W konsumsi energinya lebih
tinggi. Oleh karena itu untuk menghemat biaya energi maka TL 36 W diganti
dengan Led TL 18 W memiliki lumen 1.980 dan luxnya sebesar 250, sehingga
dengan ruangan seluas 88 m2 cukup menggunakan 11 titik lampu dengan daya
pencahayaan maksimumnya adalah sebesar 2 w/m2 untuk penerangan pada
ruangan Lab. Rekayasa pengolahan limbah.
Tabel 4.15 Penggantian Lampu Eksisting Dengan Lampu Led di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
Eksisting LED Jumlah
Lampu
Daya
eksisting
(watt)
Daya LED
(watt)Jenis Daya
(watt)
Jenis Daya
(watt)
TL 36 36 Bulb13 13 173 6.228 2.249
SL 18 18 Bulb 7 7 138 2.484 966
Jumlah 8.712 watt 3.215 watt
69
Tabel 4.16 Perbandingan Efisiensi Lampu Eksisting Dengan Lampu LED
Lampu Eksisting Penggantian lampu eksisting
dengan LED
Kebutuhan
konsumsi
per Hari (kWh)
8,55 kW x 8jam =
68,4 kWh/hari
3,153 kW x 8jam =
25,22 kWh/hari
Biaya
per Bulan (Rp)
Rp. 1.672.344,432 Rp. 616.713,68
Total kWh = , , x 100% = 36,87% atau 43,18 kWh
Biaya = . ,. . , x 100% = 36,87% atau Rp 1.055.630,752
Lama penggunaan lampu yang bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi
di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro didapatkan besarnya energi
dibutuhkan untuk lampu eksisting sebesar 68,4 kWh/hari. Bila menggunakan lama
pemakaian lampu yang sama dengan kondisi di Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro. Konsumsi energi yang dibutuhkan untuk lampu LED sebesar 25,22
kWh/hari.
Penghematan
Konsumsi Energi Lampu Eksiting - Konsumsi Energi Lampu Led
= 68,4 kWh/hari - 25,22 kWh/hari
= 43,18 kWh/hari
Penghematan/ hari = 43,18 kWh/hari
Lama hari pembelajaran dalam 1 bulan adalah 22 hari, maka penghematan energi
yang dapat dilakukan selama 1 bulan adalah :
70
Penghematan/ bulan = 43,18 kWh/hari x 22 hari
= 949,96 kWh/perbulan
Besar penghematan pembayaran rekening listrik yang dapat dilakukan dalam satu
bulan adalah :
Penghematan (Rp) = Total kWh x TDL Bulan september
= 949,96 kWh x Rp 1.111,34
= Rp 1.055.728,54
Besar investasi yang dibutuhkan untuk penggantian lampu eksisting dengan
lampu LED dapat dilihat pada tabel 4.17. Estimasi harga berdasarkan[7].
Tabel 4.17 Investasi Penggantian Lampu Eksiting Dengan MenggunakanLampu LED
LED Jumlah
Lampu
Harga
(Rp)
Investasi
(Rp)Jenis Daya
watt
Bulb13 13 173 105.000 18.165.000
Bulb 7 7 138 65.000 8.970.000
Total Rp 27.135.000
Berdasarkan tabel 4.17 dapat terlihat bahwa biaya investasi yang
dibutuhkan untuk penggantian lampu eksisting dengan lampu LED sebesar Rp.
27.135.000.
Payback periode investasi penggantian lampu LED tersebut adalah:
Payback periode =. .. . , = 2,1 tahun ..........................(4.5)
71
Perhitungan pada (4.5), terlihat bahwa biaya investasi untuk penggantian
lampu eksisting dengan lampu Led terjadi setelah 2,1 tahun pemasangan lampu
Led sebagai pengganti lampu eksisting. Besarnya pay back periode bernilai lebih
kecil daripada umur lampu LED (20 tahun) [7], maka dapat disimpulkan bahwa
investasi penggantian lampu eksiting dengan Led ini layak dilaksanakan.
4.4.1.2 Pendingin Udara
AC yang digunakan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
adalah AC dengan Freon R-22, agar dapat menghemat energi maka dapat
dilakukan dengan mengganti refigerant pada AC dengan menggunakan refigerant
Musicool MC-22. Refigerant Musicool MC-22 dapat menghemat energi hingga
20%[2].
Tabel 4.18 Investasi Penggantian AC menggunakan Refigerant Musicool MC-22
No Kapasitas
Ac
Harga Musicool
(Rp)
Jumlah
AC
Investasi (Rp)
1 1,5 pk 495.000 7 Rp 3.465.000,00
2 2 pk 495.000 35 Rp 17.325.000,00
Jumlah Rp 20.790.000,00
AC eksisting di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro, saat
menggunakan refigerant R-22
Daya AC keseluruhan = (1,5pk x 7)+(2pk x 35)
= 10,5+70 = 80,5 pk
= 80,5 pk = 60,05 kWatt
72
Penggunaan Ac perhari (8 jam) = 60,05 kWh x 8 jam
= 480,4 kWh/ hari
Penggunaan Ac perbulan (22 hari) = 480,4 kWh/ hari x 22 hari
= 10.568,8 kWh/ bulan (22hari)
AC eksisting di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro, sesudah
menggunakan refigerant Musicool MC-22
Daya AC keseluruhan = (1,5pk x 7)+(2pk x 35)
= 10,5+70 = 80,5 pk
= 80,5 pk = 60,05 kWatt
Penggunaan Ac perhari (8 jam) = 60,05 kWh x 8 jam
= 480,4 kWh/ hari x 20%
= 96,08 kWh/ hari
Penggunaan Ac perbulan (22 hari) = 480,4 kWh/ hari x 22 hari
= 10.568,8 kWh/ bulan x 20%
= 2.113,76 kWh/ hari
Lama penggunaan Ac yang bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi di
Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro didapatkan konsumsi energi yang
dibutuhkan untuk Ac tanpa refigerant Musicool MC-22 sebesar 480,4 kWh/ hari.
Konsumsi energi yang dibutuhkan untuk Ac refigerant Musicool MC-22 sebesar
96,08 kWh/ hari.
73
Penghematan
Ac dengan refigerant R-22 - Ac refigerant Musicool MC-22
= 480,4 kWh/ hari - 96,08 24 kWh/ hari
= 384,32 kWh/ hari
Penghematan/ hari = 384,32 kWh/ hari
Lama hari pembelajaran dalam 1 bulan adalah 22 hari, maka penghematan energi
yang dapat dilakukan selama 1 bulan adalah :
Penghematan/ bulan = 384,32 kWh/ hari x 22 hari
= 8.455,04 kWh/perbulan
Besar penghematan pembayaran rekening listrik yang dapat dilakukan dalam satu
bulan adalah :
Penghematan (Rp) = Total kWh x TDL Bulan september
= 8.455,04 kWh x Rp 1.111,34
= Rp 9.396.424,15
Pay back periode akan terlaksana pada saat :
Pay back =. . ,. . , = 2,2 bulan ………………........(4.6)
Perhitungan pada (4.6), terlihat bahwa biaya investasi untuk AC dari
refrigerant Freon diganti dengan refrigerant musicool terjadi setelah 2,2 bulan
pemasangan. Return of investment berkisar antara 2 bulan sampai 8 bulan[8],
tergantung juga dari durasi pemakaian tiap unit per Ac. Dapat disimpulkan bahwa
investasi dengan Refrigerant Musicool MC-22 ini layak dilakukan.
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan yang dilakukan di Gedung Teknik Kimia
Universitas Diponegoro dapat diambil kesimpulan :
1. Perhitungan IKE di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro didapatkan
nilai dari pengukuran IKE PQA sebesar 1,57 kWh/m2/bulan, hasil dari pengukuran
IKE rekening listrik bulan September 1,58 kWh/m2/bulan, dan hasil dari
pengukuran IKE di hari libur sebesar 0,78 kWh/m2/bulan. Nilai ini sangat efisien
didalam Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC.
2. Hasil Karakteristik Jaringan Kelistrikan Gedung Teknik Kimia Universitas
Diponegoro
Nilai Fluktuasi Tegangan
Fluktuasi tegangan : 220,9 Volt – 229,7 Volt
Rata-rata : R 225,0 Volt, S 227,8 Volt, T 226,2 Volt
Nilai Frekuensi
Fluktuasi Frerkuensi : 49.86 Hz - 50.19 Hz
Rata-rata : 50.02 Hz.
Nilai Arus Listrik
R 49.24 Ampere, S 32.14 Ampere, T 39.70 Ampere, N 23.33 Ampere
Nilai power factor
Fluktuasi power factor : 0,637 – 0,983
Rata-rata : R 0,963, S 0,851, T 0,894
75
Nilai THD
Fluktuasi THD : 0,5000 – 1,300 %
Rata – rata : fasa R 1,047 %, fasa S 0,8285 %, fasa T 0,8312%
Berdasarkan nilai hasil Karakteristik Jaringan Kelistrikan di Gedung Teknik
Kimia Universitas Diponegoro masih dalam kondisi layak.
3. Penghematan lampu di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro dalam
sebulan adalah 949,96 kWh/perbulan (Rp 1.055.728,54) dan biaya investasi yang
dibutuhkan adalah sebesar Rp. 27.135.000. Payback periode penggantian lampu
eksisting dengan lampu Led adalah 2,1 Tahun dari pemasangan lampu Led sebagai
pengganti lampu eksisting.
4. Daya AC keseluruhan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro adalah
60,05 kWatt, penghematan menggunakan refrigerant musicool MC-22 sebesar
8.455,04 kWh/perbulan (Rp 9.396.424,15). Biaya investasi yang dibutuhkan
sebesar Rp 20.790.000. Payback periode menggunakan refrigerant musicool MC-
22 adalah 2,2 bulan sejak pemasangan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk universitas
Diperlukan manajeman energi di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro,
agar audit energi di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro dapat
berkelanjutan dan berkesinambungan.
5.2.2 Saran untuk pembaca
Audit energi di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro dapat dilanjutkan
atau dikembangkan lagi. Penulis pada kesempatan ini hanya menitik beratkan audit
energi pada sektor pencahayaan, IKE dan pendinginan. Kegiatan audit energi dapat
76
dilanjutkan atau dikembangkan lagi pada seluruh sektor yang ada di Gedung
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Contoh :
1. Kerapian instalasi
2. Standarisasi kabel instalasi
3. Konsumsi energi pemakaian selurh perangkat elektronik
4. Konsumsi energi alat-alat Lab.
5. Efisiensi pemakaian Genset
xvii
DAFTAR PUSTAKA
1. Endro, herman, 2003, Teknik Penghematan Energi Pada System Pencahayaan,
Bagian Proyek Pelaksanaan Efisiensi Energi DEPDIKNAS, Jakarta
2. Maulana, agus, 2003, Teknik penghematan energi pada sistem AC, Bagian
Proyek Pelaksanaan Efisiensi Energi DEPDIKNAS.
3. Badan Standarisasi Nasional, 2012, Prosedur Audit Energi Pada Bagunan
Gedung, Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bagunan Gedung Dan
Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Bengunan Gedung (SNI 03-6196-
2000, SNI 03-6090-2000, SNI 03-6197-2000), Departemen ESDM No.13
Tahun 2012.
4. Hendriyanto, Eko Pramuji,“Audit Energi Listrik pada Gedung Islamic
Teaching Hospital, Rumah Sakit Islam Sultan Agung”, Skripsi, FT USM,
Semarang
5. Novian, 2014. Karakteristik Jaringan Kelistrikkan Bab 2. Semarang :
UNIMUS
6. Ilmi, ulul,“Audit Energi Di PT.Nada Surya Tunggal”, Skripsi, FT USM, 2015
7. Katalog daftar harga Bohlam Led Philips Lamp 3 4 7 10 13 Watt
8. Katalog daftar harga Musicool Hydrocarbon Refrigerant, PT.Globalindo
Niaga Prima
9. Ngakil, ibnu, 2010,“Audit Kualitas Daya Listrik Khususnya Pada Industri
Paper”, Skripsi, Jakarta
10. Susanto, ”Perancangan Instalasi Listrik Gedung Polda Manokwari Papua
Barat”, Skripsi, FT UMS, 2016
11. SNI 04-0225-2000,”Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung”, Jakarta : Badan Standarisasi Nasional No.75 Tahun 2002
12. Aturan Jaringan Sistem Tegangan Listrik Sumatera, Jakarta : Peraturan
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No.37 Tahun 2008
1
LAMPIRAN A
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Outgoing Trafo Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
2
3
4
5
6
LAMPIRAN B
Tabel 4.8 Sistem Pencahayaan di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
No Nama Ruangan Jurusan Gedung Lantaike
Luas(m2)
JenisLampu
JumlahLampu
Dayaterpasang
(W)
Jenis saklarManual/timer
Tingkatpencahayaan
Siang hari
Estimasiwaktu
Penggunaan(Jam/hari)
1 Ruang DosenA.1.1
Kimia A 1 55 TL 18 12 660 Manual 38,3 8 jam
2 Ruamg DosenA.1.2
Kimia A 1 110 TL 18 20 360 Manual 44,3 8 jam
3 Lab. OperasiTeknik Kimia
Kimia A 1 297 SL 18 1 18 Manual 93,4 8 jam
TL 36 21 756
4 Ruang DosenLaboratorium
Kimia A 1 20 TL 18 2 36 Manual 36,1 8 jam
5 Lab. PengolahanLimbah
Kimia A 1 144 TL 36 6 216 Manual 31,3 8 jam
6 Lab.RekayasaPengolahan
Limbah
Kimia A 1 88 TL 36 7 252 Manual 28,1 8 jam
7 Lab. Permesinandan Pabrikasi
Kimia A 1 152 SL 18 1 18 Manual 39,3 8 jamTL 36 1 36
8 Lab. DasarTeknik Kimia
Kimia A 1 175 SL 18 9 162 Manual 122,2 8 jam
7
9 Toilet Kimia A 1 30 SL 18 8 144 Manual 54,5 8 jam10 Administrasi Lab.
ProsesKimia A 2 66 SL 18 1 18 Manual 56,2 8 jam
TL 36 8 288
11 Lab.Proses Kimia A 2 90 TL 36 15 540 Manual 135,3 8 jam12 Lab. Rekayasa
ProsesKimia A 2 99 TL 36 6 216 Manual 142,3 8 jam
13 Lab. Mikrobiologi Kimia A 3 82,5 TL 36 6 216 Manual 183,5 8 jam14 Ruang Teknisi
LabKimia A 3 17,4 TL 36 2 72 Manual 58,9 8 jam
15 Ruang AsistenLaborat
Kimia A 3 48 TL 36 8 288 Manual 60,8 8 jam
16 Lab. TeknologiSeparasi
Kimia A 3 69,3 SL 18 1 18 Manual 144,4 8 jam
TL 36 5 180
17 Ruang Dosen I Kimia A 3 15 TL 36 2 72 Manual 86,7 8 jam
18 Ruang Dosen II Kimia A 3 15 TL 36 2 72 Manual 86,7 8 jam19 Ruang
Multimedia 2Kimia A 3 30 TL 36 4 144 Manual 85,6 8 jam
20 Ruang TeknologiBioproses
Kimia A 3 30 TL 36 4 144 Manual 87,6 8 jam
21 Ruang KelasMultimedia
Kimia A 3 30 TL 36 4 144 Manual 85,7 8 jam
22 Ruang Dosen III Kimia A 3 30 TL 36 4 144 Manual 86,6 8 jam
8
23 Lab. RekayasaPengolahan
Limbah
Kimia A 3 88 TL 36 12 432 Manual 84,9 8 jam
24 Ruang DosenB.1.1
Kimia B 1 40 SL 18 3 54 Manual 35,1 8 jam
TL 36 1 3625 Toilet Kimia B 1 12 SL 18 3 54 Manual 51,1 8 jam
26 AcademicInformation
System
Kimia B 1 44 SL 18 4 72 Manual 55,3 8 jam
27 Perpustakaan Kimia B 1 880 SL 18 1 18 Manual 61,7 8 jam
TL 36 12 432
28 Ruang KetuaDepart dan
Sekretaris Depart
Kimia B 2 88 SL 18 8 144 Manual 59,6 8 jam
29 Ruang DosenB.2.3
Kimia B 2 40 SL 18 5 90 Manual 50,2 8 jam
30 Ruuang DosenB.2.4
Kimia B 2 40 SL 18 5 90 Manual 50,2 8 jam
31 Lab.Instrumentasi
Kimia B 2 55 SL 18 1 18 Manual 50,8 8 jam
TL 36 2 7232 Ruang Sidang Kimia B 3 88 SL 18 9 162 Manual 117,8 8 jam33 Lab. Komputasi
dan Ruang Dosen3.1
Kimia B 3 88 TL 36 9 324 Manual 117,7 8 jam
9
34 RuangSekretarriat
HMTK
Kimia C 1 56 SL 18 6 108 Manual 58,3 8 jam
35 Ruang KuliahC.1.2
Kimia C 1 88 TL 36 18 648 Manual 51,9 8 jam
36 Ruang Dosen Kimia C 1 32 SL 18 3 54 Manual 48,9 8 jam37 Ruang Kuliah
C.2.1Kimia C 2 88 SL 18 2 32 Manual 51,9 8 jam
TL 36 7 252
38 Ruang KuliahC.2.2
Kimia C 2 88 SL 18
TL 36
2
7
32
252
Manual 51,9 8 jam
39 Ruang KuliahC.3.1
Kimia C 3 88 SL 18 18 324 Manual 132,2 8 jam
40 Rang KuliahC.3.2
Kimia C 3 88 SL 18 16 288 Manual 141,8 8 jam
Jumlah 9202
10
LAMPIRAN C
Tabel 4.10 Daya Pencahayaan Maksimum di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
No Nama Ruangan Daya Terpasang (W) Luas
Ruangan
(m2)
W/m2 Keterangan
1 Ruang DosenA.1.1
660 55 12 Sesuai
2 Ruamg DosenA.1.2
360 110 3,2 Sesuai
3 Lab. OperasiTeknik Kimia
774 297 2,6 Sesuai
4 Ruang DosenLaboratorium
36 20 1,8 Sesuai
5 Lab. PengolahanLimbah
216 144 1,5 Sesuai
11
6 Lab.RekayasaPengolahan
Limbah
252 88 2,8 Sesuai
7 Lab. Permesinandan Pabrikasi
54 152 0,35 Sesuai
8 Lab. DasarTeknik Kimia
162 175 0,92 Sesuai
9 Toilet 144 30 4,8 Sesuai
10 AdministrasiLab. Proses
306 66 4,6 Sesuai
11 Lab.Proses 540 90 6 Sesuai
12 Lab. RekayasaProses
216 99 2,2 Sesuai
13 Lab.Mikrobiologi
216 82,5 2,6 Sesuai
14 Ruang TeknisiLab
72 17,4 4,1 Sesuai
12
15 Ruang AsistenLaborat
288 48 6 Sesuai
16 Lab. TeknologiSeparasi
260 69,3 3,75 Sesuai
17 Ruang Dosen I 72 15 4,8 Sesuai
18 Ruang Dosen II 72 15 4,8 Sesuai
19 RuangMultimedia 2
144 30 4,8 Sesuai
20 Ruang TeknologiBioproses
144 30 4,8 Sesuai
21 Ruang KelasMultimedia
144 30 4,8 Sesuai
22 Ruang Dosen III 144 30 4,8 Sesuai
23 Lab. RekayasaPengolahan
Limbah
432 88 4,9 Sesuai
13
24 Ruang DosenB.1.1
90 40 2,25 Sesuai
25 Toilet 54 12 4,5 Sesuai
26 AcademicInformation
System
72 44 1,6 Sesuai
27 Perpustakaan 450 88 5,1 Tidak Sesuai
28 Ruang KetuaDepart dan
Sekretaris Depart
144 88 1,6 Sesuai
29 Ruang DosenB.2.3
90 40 2,25 Sesuai
30 Ruuang DosenB.2.4
90 40 2,25 Sesuai
31 Lab.Instrumentasi
90 55 1,6 Sesuai
32 Ruang Sidang 162 88 1,84 Sesuai
14
33 Lab. Komputasidan Ruang Dosen
3.1
324 88 3,7 Sesuai
34 RuangSekretarriat
HMTK
108 56 1,9 Sesuai
35 Ruang KuliahC.1.2
648 88 7,4 Sesuai
36 Ruang Dosen 54 32 1,7 Sesuai
37 Ruang KuliahC.2.1
284 88 3,2 Sesuai
38 Ruang KuliahC.2.2
284 88 3,2 Sesuai
39 Ruang KuliahC.3.1
324 88 3,7 Sesuai
40 Rang KuliahC.3.2
288 88 3,3 Sesuai
15
LAMPIRAN D
Tabel 4.11 Hasil kebutuhan kapasitas AC di Gedung Teknik Kimia Universitas Diponegoro
No Nama Ruangan Ukuran
(PxLxTx10atau18x
Menghadap)/60
Hasil Analisa
Perhitungan
Jumlah
Ac
Kapasitas
(Pk)
Keterangan
1 Ruang Dosen A.1.1 (16,4x36,08x11,48x10x17)/60 19.246 1 2 pk Sesuai
2 Ruamg Dosen A.1.2 (32,8x36,08x11,48x10x17)/60 38.492 1 2 pk Tidak Sesuai
3 Lab. Operasi TeknikKimia
(88,56x36,08x13,12x10x17)/60 118.777 1 2 pk Tidak Sesuai
4 Ruang DosenLaboratorium
(16,4x13,12x11,48x10x16)/60 6.587 1 2 pk Tidak Sesuai
5 Lab. PengolahanLimbah
_ _ _ _ _
6 Lab.RekayasaPengolahan Limbah
(36,08x26,24x13,12x10x16)/60 2.103 1 2 pk Tidak Sesuai
16
7 Lab. Permesinan danPabrikasi
_ _ _ _ _
8 Lab. Dasar TeknikKimia I/II
(82x22,96x13,12x10x16)/60 65.870 1 2 pk Tidak Sesuai
9 Toilet _ _ _ _ _
10 Administrasi Lab.Proses
(19,68x36,08x11,48x18x17)/60
(19,68x36,08x11,48x18x17)/60
41.572
41.572
2 2 pk Sesuai
11 Lab.Proses _ _ _ _ _
12 Lab. RekayasaProses
_ _ _ _ _
13 Lab. Mikrobiologi _ _ _ _ _
14 Ruang Teknisi Lab (19,02x9,84x11,48x18x17)/60 10.957 1 2 pk Sesuai
15 Ruang AsistenLaborat
(19,68x26,24x11,48x18x17)/60 30.234 1 2 pk Tidak Sesuai
16 Lab. TeknologiSeparasi
(20,66x36,08x13,12x18x17)/60 49.877 1 1,5 pk Tidak Sesuai
17 Ruang Dosen I (9,84x16,4x11,48x18x16)/60 8.892 1 1,5 pk Sesuai
17
18 Ruang Dosen II (9,84x16,4x11,48x18x16)/60 8.892 1 1,5 pk Sesuai
19 Ruang Multimedia 2 (19,68x16,4x11,48x18x18)/60 20.008 1 1,5 pk Tidak Sesuai
20 Ruang TeknologiBioproses
(19,68x16,4x11,48x18x17)/60 18.896 1 1,5 pk Sesuai
21 Ruang KelasMultimedia
(19,68x16,4x11,48x18x17)/60 18.896 1 1,5 pk Sesuai
22 Ruang Dosen III (19,68x16,4x11,48x18x17)/60 18.896 1 1,5 pk Sesuai
23 Lab. RekayasaPengolahan Limbah
(26,24x36,08x13,12x18x16)/60
(26,24x36,08x13,12x18x16)/60
59.621
59.621
2 2 pk Tidak Sesuai
24 Ruang Dosen B.1.1 (16,4x26,24x11,48x10x16)/60 13.174 1 2 pk Sesuai
25 Toilet _ _ _ _ _
26 AcademicInformation System
(18,04x26,24x11,48x10x16)/60 14.491 1 2 pk Sesuai
27 Perpustakaan (36,08x26,24x11,48x10x17)/60 30.794 1 2 pk Tidak Sesuai
28 Ruang Ketua Departdan Sekretaris
Depart
(36,08x26,24x11,48x18x16)/60 52.169 2 2 pk Tidak Sesuai
18
(36,08x26,24x11,48x18x16)/60 52.169
29 Ruang Dosen B.2.3 (16,4x26,24x11,48x18x16)/60 23.713 1 2 pk Sesuai
30 Ruuang Dosen B.2.4 (16,4x26,24x11,48x18x16)/60 23.713 1 2 pk Sesuai
31 Lab. Instrumentasi (16,4x36,08x13,12x18x17)/60 39.592 1 2 pk Tidak Sesuai
32 Ruang Sidang (36,08x26,24x11,48x18x18)/60
(36,08x26,24x11,48x18x18)/60
58.690
58.690
2 2 pk Tidak Sesuai
33 Lab. Komputasi danRuang Dosen 3.1
(36,08x26,24x13,12x18x18)/60
(36,08x26,24x13,12x18x18)/60
67.074
67.074
2 2 pk Tidak Sesuai
34 Ruang SekretarriatHMTK
_ _ _ _ _
35 Ruang Kuliah C.1.2 (36,08x26,24x11,48x10x17)/60
(36,08x26,24x11,48x10x17)/60
30.794
30.794
2 2 pk Tidak Sesuai
36 Ruang Dosen (13,12x26,24x11,48x10x17)/60 11.197 1 2 pk Sesuai
19
37 Ruang Kuliah C.2.1 (36,08x26,24x11,48x18x18)/60
(36,08x26,24x11,48x18x18)/60
58.690
58.690
2 2 pk Tidak Sesuai
38 Ruang Kuliah C.2.2 (36,08x26,24x11,48x18x18)/60
(36,08x26,24x11,48x18x18)/60
58.690
58.690
2 2 pk Tidak Sesuai
39 Ruang Kuliah C.3.1 (36,08x26,24x11,48x18x18)/60
(36,08x26,24x11,48x18x18)/60
58.690
58.690
2 2 pk Tidak Sesuai
40 Rang Kuliah C.3.2 (36,08x26,24x11,48x18x18)/60
(36,08x26,24x11,48x18x18)/60
58.690
58.690
2 2 pk Tidak Sesuai
21
LAMPIRAN E
Tabel 4.12 Penggunaan lampu eksisting yang telah diganti dengan
menggunakan lampu Led.
NO Nama
Ruangan
Lampu
eksisting
Jumlah
lampu
Penggantian
dengan lampu
LED 7 W & 13
W
1Ruang DosenA.1.1
SL 18 12 LED 7
2Ruamg DosenA.1.2
SL 18 20 LED 7
3Lab. OperasiTeknik Kimia
TL 36 21 LED 13
4Ruang DosenLaboratorium
SL 18 2 LED 7
5Lab.PengolahanLimbah
TL 36 6 LED 13
6Lab.RekayasaPengolahanLimbah
TL 36 7 LED 13
7Lab.Permesinan danPabrikasi
TL 36 1 LED 13
8Lab. DasarTeknik Kimia
SL 18 9 LED 7
9Toilet SL 18 8 LED 7
10AdministrasiLab. Proses
TL 36 8 LED 13
11Lab.Proses TL 36 15 LED 13
12Lab. RekayasaProses
TL 36 6 LED 13
22
13Lab.Mikrobiologi
TL 36 6 LED 13
14Ruang TeknisiLab
TL 36 2 LED 13
15Ruang AsistenLaborat
TL 36 8 LED 13
16Lab. TeknologiSeparasi
TL 36 5 LED 13
17Ruang Dosen I TL 36 2 LED 13
18Ruang Dosen II TL 36 2 LED 13
19RuangMultimedia 2
TL 36 4 LED 13
20RuangTeknologiBioproses
TL 36 4 LED 13
21Ruang KelasMultimedia
TL 36 4 LED 13
22Ruang DosenIII
TL 36 4 LED 13
23Lab. RekayasaPengolahanLimbah
TL 36 12 LED 13
24Ruang DosenB.1.1
SL 18 3 LED 7
25Toilet SL 18 3 LED 7
26AcademicInformationSystem
SL 18 4 LED 7
27Perpustakaan TL 36 12 LED 13
28Ruang KetuaDepart danSekretarisDepart
SL 18 8 LED 7
29Ruang DosenB.2.3
SL 18 5 LED 7
30Ruuang DosenB.2.4
SL 18 5 LED 7
23
31Lab.Instrumentasi
TL 36 2 LED 13
32Ruang Sidang SL 18 9 LED 7
33Lab. Komputasidan RuangDosen 3.1
TL 36 9 LED 13
34RuangSekretarriatHMTK
SL 18 6 LED 7
35Ruang KuliahC.1.2
TL 36 18 LED 13
36Ruang Dosen SL 18 3 LED 7
37Ruang KuliahC.2.1
TL 36 7 LED 13
38Ruang KuliahC.2.2
TL 36 7 LED 13
39Ruang KuliahC.3.1
SL 18 18 LED 7
40Rang Kuliah C SL 18 16 LED 7
LAMPIRAN F
waktuV RMS I RMS Pf W kW
totalkWh/bulanR S T R S T R S T R S T
11:00:00 222,8 225,4 223,9 83,9 66,6 77,6 0,973 0,933 0,974 18200,8 14031,7 16948,7 49,18 8655,68
12:00:00 224,8 227,4 225,9 88,4 69,5 82,5 0,969 0,951 0,971 19291,32 15058,62 18106,28 52,45 9231,213:00:00 223 225,6 224,1 106,9 69,1 83,4 0,975 0,946 0,956 23261,8 14775,37 17887,18 55,92 9841,9214:00:00 222,2 224,9 223,4 113,8 67,8 81,7 0,981 0,943 0,967 24845,85 14415,58 17686,29 56,94 10021,44
15:00:00 223,2 225,8 224,4 72,9 52,4 70,8 0,976 0,93 0,967 15899,78 11023,9 15395,08 42,31 7446,5616:00:00 225,1 227,8 226,2 70,9 47,7 73,5 0,958 0,945 0,967 15313,36 10288,27 16092,96 41,69 7337,4417:00:00 227 229,6 228,1 59,9 48,4 64,2 0,957 0,941 0,961 13018,91 10489,6 14096,65 37,60 6617,618:00:00 223,8 227 225,1 35,9 16,5 24,8 0,952 0,845 0,863 7676,28 3188,29 4842,27 15,70 2763,219:00:00 225,2 228,3 226,4 31,4 16,9 22,5 0,958 0,867 0,837 6797,96 3351,69 4274,39 14,42 2537,9220:00:00 225,8 229,1 227,1 29 11,5 20,8 0,955 0,881 0,842 6265,24 2332,67 3993,05 12,59 2215,8421:00:00 225,7 228,8 226,9 25,2 13,7 18,7 0,966 0,866 0,843 5505,78 2731,55 3586,93 11,82 2080,3222:00:00 227,5 230,7 228,7 21,4 11,6 18,7 0,96 0,77 0,832 4693,83 2073,74 3574,93 10,34 1819,8423:00:00 227 230 228,3 22,4 11,9 19,4 0,955 0,769 0,833 4872,69 2109,42 3696,92 10,67 1877,920:00:00 228,3 231,2 229,5 18,7 11,7 17 0,954 0,731 0,836 4086,86 1988,33 3277,35 9,35 1645,61:00:00 227 230 228,4 19,7 3,9 16,9 0,95 0,711 0,838 4265,55 648,39 3243,91 8,15 1434,42:00:00 227,2 230,1 228,5 17,8 2,2 18,4 0,948 0,707 0,844 3853,41 372,35 3557,69 7,78 1369,283:00:00 227,3 230,2 228,6 19,9 1,3 16,4 0,965 0,658 0,843 4369,9 205,44 3179,45 7,75 13644:00:00 227,5 230,3 228,6 19,3 3,2 15,8 0,939 0,693 0,84 4126 520,69 3052,56 7,69 1353,445:00:00 223,9 226,4 224,8 17,4 4,5 17,2 0,958 0,747 0,837 3736,27 764,35 3242,52 7,74 1362,246:00:00 224,1 226,4 225 18,6 8,6 17,3 0,947 0,781 0,822 3958,12 1538,53 3208,78 8,70 1531,27:00:00 225 227,5 226,1 36 30,9 26,2 0,952 0,947 0,944 7726,01 6665,75 5595,09 19,98 3516,488:00:00 226,1 228,7 227,4 77,6 56,2 51,4 0,978 0,942 0,975 17200,47 12113,17 11415,12 40,72 7166,729:00:00 224,3 227 225,7 88,1 65,4 51,8 0,973 0,958 0,948 19265,84 14250,54 11093,55 44,60 7849,6
10:00:00 222,4 225,2 224 96 72,5 51,4 0,974 0,962 0,953 20811,08 15730,11 11002,62 47,54 8367,04RATA-RATA 25,90 4558,62
Tabel pengukuran keadaaan hari libur
waktuV RMS I RMS Pf W
kWattkWh/bulanR S T R S T R S T R S T
18:00:00 223,8 227 225,1 35,9 16,5 24,8 0,952 0,845 0,863 7676,28 3188,29 4842,27 15,7 3014,419:00:00 225,2 228,3 226,4 31,4 16,9 22,5 0,958 0,867 0,837 6797,96 3351,69 4274,39 14,42 2768,6420:00:00 225,8 229,1 227,1 29 11,5 20,8 0,955 0,881 0,842 6265,24 2332,67 3993,05 12,59 2417,2821:00:00 225,7 228,8 226,9 25,2 13,7 18,7 0,966 0,866 0,843 5505,78 2731,55 3586,93 11,82 2269,4422:00:00 227,5 230,7 228,7 21,4 11,6 18,7 0,96 0,77 0,832 4693,83 2073,74 3574,93 10,34 1985,2823:00:00 227 230 228,3 22,4 11,9 19,4 0,955 0,769 0,833 4872,69 2109,42 3696,92 10,67 2048,640:00:00 228,3 231,2 229,5 18,7 11,7 17 0,954 0,731 0,836 4086,86 1988,33 3277,35 9,35 1795,21:00:00 227 230 228,4 19,7 3,9 16,9 0,95 0,711 0,838 4265,55 648,39 3243,91 8,15 1564,8
RATA-RATA 2232,96