tugas analisis biaya manfaat proyek pertanian
TRANSCRIPT
TUGAS ANALISIS BIAYA MANFAAT PROYEK PERTANIAN
Judul :
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI TEKNIK
PADA PEMANFAATAN LAHAN IRIGASI BAJAYU LANGAU,
PAYA LOMBANG DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Oleh :
KELOMPOK 4
Dwi Retno Nurhidayati (H44070032)
Maeda Niella (H44070035)
Wezia Berkademi (H44070050)
Fahmi Abdurrahman (H44070095)
Agung Lukmana (H44070098)
Frizka Amalia (H44070102)
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
2010
GAMBARAN UMUM PROYEK
A. PENDAHULUANGuna mengantisipasi penurunan produktivitas pangan terhadap
peningkatan kebutuhan pangan nasional di masa yang akan datang, maka Pemerintah Indonesia lebih menggalakkan lagi usaha ekstensifikasi dan intensifikasi secara terpadu. Yang mana sasarannya adalah untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatkan stabilitas ketersediaan pangan nasional, agar pada masa mendatang tidak timbul kesenjangan antara laju produktivitas pangan dengan laju peningkatan kebutuhan pangan. Usaha ekstensifikasi dan intensifikasi secara terpadu ini oleh Pemerintah Indonesia lebih dititikberatkan pada lahan-lahan potensial yang berada di luar Pulau Jawa. Yang mana selain ketersediaan lahannya yang jauh lebih luas dan belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal, juga dikarenakan tingkat kepadatan penduduknya yang relatif lebih jarang dibanding Pulau Jawa sehingga pengaturan tata ruang pengembangan daerah relatif lebih mudah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perubahan fungsi lahan sebagaimana yang terjadi di Pulau Jawa. Pengembangan areal potensial pada Daerah Irigasi Bajayu/Langau/Paya Lombang di Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara adalah merupakan salah satu bentuk realisasi pemanfaatan lahan secara optimal sesuai dengan potensinya. Dilihat dari keadaan faktor lingkungan dan tataguna lahan untuk tanah pertanian, areal rencana ini mempunyai prospek yang cukup bagus. Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam melalui pembuatan sistem jaringan irigasi serta pengoperasian dan pemeliharaan yang baik diharapkan produksi pertanian akan lebih meningkat, sehingga pendapatan masyarakat akan meningkat. Harapan masyarakat setempat terutama masyarakat petani untuk dapat meningkatkan hasil produksi panen adalah sangat relevan bila dikaitkan dengan kegiatan pengadaan/ peningkatan jaringan irigasi. Untuk itu perlu disiapkan rencana jaringan irigasi teknis agar harapan masyarakat setempat tersebut dapat menjadi kenyataan.
B. HIDROKLIMATOLOGIHidroklimatologi merupakan keadaan rerata cuaca suatu daerah atau
tempat dalam periode/waktu tertentu, dan pada umumnya dipengaruhi oleh letak geografis dan ketinggian daerah tersebut. Variasi iklim ini ditentukan oleh berbagai parameter, antara lain: intensitas curah hujan, hari hujan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari. Adapun hasil analsis hidrologi daerah irigasi Bajayu sebagai berikut:Sumber Air dari Sungai Padang
Debit andalan yang paling minimum sebesar 10,48 m3/dt Debit andalan yang paling maksimum sebesar 55,24 m3/dt Kebutuhan air irigasi (NFR) sebesar 1,09 lt/dt/ha Altenatif yang terpilih adalah alternatif 21 Luas DAS 946,00 km2
Debit banjir 418,20 m3/dt
C. BANGUNAN UTAMABangunan utama jenis ini dipakai pada sungai yang mempunyai debit air
cukup tetapi muka air sungai tersebut rendah. Dengan demikian bangunan utama bendung berfungsi sebagai peninggi muka air sungai. Komponen bangunan utama/bendung Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau direncanakan meliputi sebagai berikut:Luas Areal Irigasi Rencana 3812,90 ha sebelah kiri dan 4000 ha di sebelah kanan Pada Sungai Padanga. Tubuh Bendung Aek Paya Lombang/Langau & Bajayu
Lebar bendung: 55,00 meter Tinggi Mercu: 3.50 meter Jumlah pintu penguras: 4.00 buah Lebar pintu penguras: 2.00 meter Konstruksi tubuh bendung: Beton
bertulang K225b. Intake
Jumlah Pintu: 6.00 buah Lebar Pintu: 1.80 meter Konstruksi Beton bertulang K225
c. Kantong Lumpur Panjang Kantong Lumpur: 300.00 meter Lebar kantong lumpur: 7.00 meter Konstruksi Kantong lumpur: Pasangan batu kali 1:4
d. Pembilas Lebar pintu pembilas: 1.80 meter Jumlah pintu pembilas: 6.00 buah
e. Bangunan Pengatur dan Bangunan Ukur Sebelah kanan Jumlah pintu: 6.00 buah Lebar pintu: 1.80 meter
D. LOKASISecara administrasi lokasi proyek ini terletak di Kecamatan Bandar
Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara (seperti terlihat dalam Gambar 1). Daerah proyek dapat dicapai melalui jalan darat dari Medan ke Lokasi Proyek sejauh 93 km dari kota Medan, dengan kondisi jalan aspal cukup bagus dan ada sebagian jalan yang rusak dari Kecamatan Bandar Khalifah ke lokasi proyek ,di mana rute yang dapatditempuh adalah sebagai berikut:
Medan – Tebing Tinggi: ± 85 km Tebing Tinggi-Lokasi Proyek: ± 8 km
Secara Geografis lokasi proyek terletak pada posisi 30 20’00”- 30 29’00” LU ~ 990
10’00” - 990 15’00” BT.
E. HASIL
Usulan Pola TanamRealisasi Proyek ini dimaksudkan untuk mewujudkan fasilitas jaringan irigasi yang mampu memberikan penjatahan air secara terus menerus dan tepat guna serta tepat waktu sehingga dapat mengoptimalkan tataguna lahan di areal rencana. Selain itu, dengan adanya studi ini akan dapat memperluas areal persawahan yang ada di samping juga akan meningkatkan intensitas tanam. Di mana dengan demikian, diharapkan manfaat yang akan diperoleh masyarakat/ petani setempat terutama dari sektor pertanian akan dapat meningkat. Sehubungan dengan usaha meningkatkan intensitas tanam dan memperluas lahan siap olah, maka pola tanam rencana yang diusulkan adalah Padi-Padi-Palawija serta intensitas pengembangan 300% dengan persentase 160% untuk padi dan 140% untuk palawija dengan besaran kebutuhan air irigasi (NFR) sebesar 1,09 lt/det/Ha.Usulan Budidaya Padi SawahPelaksanaan kegiatan pertanian pada saat ini dilakukan secara manual, di mana sistem bertani tersebut terlihat tidak akan dapat dirubah dalam jangka pendek.Sedangkan inovasi yang diharapkan dari adanya Studi adalah meliputi intensitastanam, pemakaian pupuk, pemberantasan hama dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka dipandang perlu mengaplikasikan pedoman operasi dan pemeliharaan yang ada serta mengikuti petunjuk dan bimbingan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat. Dengan selesainya Studi diusahakan melakukan pembinaan dan penyuluhan bagipetugas (PPL). Usaha pembinaan tersebut antara lain:1. Cara bertani yang baik dengan memanfaatkan teknologi, sarana dan prasarana
yang tersedia atau dapat disediakan.
2. Perlunya dukungan KUD untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pertanian serta pemasaran hasil produksi.
3. Perlunya para petani untuk memeliharan jaringan irigasi yang telah dibangun.4. Kesadaran kepada setiap para petani terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam masalah kegiatan pertanian.Untuk berhasilnya tujuan studi,penyebaran informasi untuk perbaikan usahatani bagi para petani akan dapat manfaatlangsung dari studi perlu dilakukan sedinimungkin. Untuk tujuan ini agar dibuat pilotproyek pelatihan para petani di sekitar lokasistudi di bawah bimbingan BPP Pertanian.Estimasi Hasil ProduksiHasil panen yang yang akan datangdiharapkan akan meningkat mengingatmengikuti laju pertumbuhan KabupatenSerdang Bedagai.Setelah Studi selesai, hasil pertanianakan meningkat karena tersedianya air sesuaidengan kebutuhan dan berlangsungnyapenyuluhan pertanian. Diharapkan hasilproduksi pertanian dengan adanya proyekberkisar antara 4 s.d. 5 ton/ha.Intensitas Tanam, Pola Tanam, danProduksi TanamIntensitas tanam padi yang dapatdicapai akibat adanya proyek ini adalahsebesar 160%, palawija sebesar 140%Intensitas tanam ini dapat ditingkatkanhingga mencapai 300% dengan caramengoptimalkan dan menerapkan pola rotasiatau giliran pemakaian air pada saat masatanam 2 dan 3. Dengan terjadinyapeningkatan intensitas tanam, diharapkanjuga terjadi peningkatan produksi tanam.
UMUR PROYEK
Penentuan umur proyek dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu penentuan
umur proyek berdasarkan umur ekonomis dan umur teknis. Penentuan umur
ekonomis proyek ditentukan melalui analisa umur aktiva yang paling lama untuk
asset-aset yang tidak bergerak. Penentuan umur teknis proyek ditentukan melalui
analisa untuk proyek-proyek besar menggunakan umur teknis dari unsur-unsur
investasi. Dari hasil analisis proyek rencana pengembagan irigasi Paya
Lombang/Langau/Bajayu usaha tani saat ini dan nanti tanpa proyek dan usaha
tani nanti dengan proyek.
Dari hasil analisa usaha tani saat ini dan nanti tanpa proyek didapatkan net
benefit sebesar Rp. 1.376.809/Ha sedangkan usaha tani dengan proyek
didapatkan net benefit sebesar Rp. 5.565.138/ Ha. Dalam pelaksanaan konstruksi,
seluruh komponen proyek yang diusulkan dapat dilaksanakan dalam 10(sepuluh)
tahun anggaran. Total biaya konstruksi dari komponen proyek diperkirakan
sebesar Rp. 182.033.908.821,04,-. dari data tersebut dapat diketahui umur
ekonomis proyek sebagai berikut:
Penentuan umur proyek berdasarkan umur ekonomis
Analisa ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan IRR, BCR, dan NPV.
Untuk analisis ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut:
Discount rate sebesar 10%.
Usia guna proyek adalah selama 50 tahun.
Lama konstruksi adalah 10 tahun.
Pengembangan lahan secara optimal diperkirakan sesudah 10 tahun,
sehingga dalam jangka waktu tersebut benefit meningkat secara linier.
1 US$ = Rp 10.000,-
Bunga Bank berkisar 12,50%.
Berdasarkan asumsi tersebut maka dibuat suatu cashflow seperti
pada Tabel 9.
Dari hasil perhitungan tersebut didapat hasil sebagai berikut:
NPV = Rp. 88.553.686.470 ,-
BCR = 1,80
IRR = 17,69%
Berdasarkan hasil analisa di atas,diketahui bahwa rencana pengembagan
irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu mempunyai nilai ekonomis yang
baik untuk jangka waktu 50 tahun, sehingga dapat dikatakan umur
ekonomis proyek 50 tahun menghasilkan benefit yang positif secara linier
dan IRR sebesar 17,69% yang lebih besar dari bunga Bank yang berkisar
di 12,50%.
Tabel 1. Analisa Usaha Tani Padi per Hektar Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu
Komponen
Saat Ini Saat Nanti Tanpa Proyek Saat Nanti Tanpa ProyekSatuan Jumlah
Unit Biaya Biaya Jumlah
Unit Biaya Biaya Jumlah
Unit Biaya Biaya
Inflow
Pendapatan Rp/Kg 2,500
1,856.438
4,641,095
2,500
1,856.438
4,641,095
4,500
1,856.438
8,353,971
Outflow
Bibit Kg 55
2,150
118,250
55
2,150
118,250
55
2,150
118,250
Pupuk
Pupuk Urea Kg 85
959
81,515
85
959
81,515
85
1,299
110,415
TSP Kg -
1,833
-
-
1,833
-
50
1,853
92,650
KCL Kg 40
1,613
64,520
40
1,613
64,520
40
1,683
67,320
Obat-Obatan
Insektisida Liter 40
-
40
-
2
42
84
Rodentisida Kg 20
-
20
-
1
22
22
Herbisida Liter 42
-
42
-
2
45
90
Tenaga kerja HOK 150
20,000
3,000,000
150
20,000
3,000,000
120
20,000
2,400,000
Jumlah biaya 3,264,285
3,264,285
2,788,831
Keuntungan Bersih 1,376,810
1,376,810
5,565,140
Tabel 2. Analisa Usaha Tani Palawija per Hektar Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu
KomponenSatuan
Saat Ini
Saat Nanti Tanpa Proyek
Saat Nanti Tanpa Proyek
JumlahUnit Biaya Biaya Jumlah
Unit Biaya Biaya Jumlah
Unit Biaya Biaya
Inflow
Pendapatan Rp/Kg 800
3,184
2,547,200
800
3,184
2,547,200
1,200
3,184
3,820,800
Outflow
Bibit Kg 40
2,250
90,000
40
2,250
90,000
40
2,250
90,000
Pupuk
Pupuk Urea Kg 60
959
57,540
60
959
57,540
60
959
57,540
TSP Kg -
1,833
-
-
1,833
-
50
1,833
91,650
KCL Kg 35
1,613
56,455
35
1,613
56,455
45
1,613
72,585
Obat-Obatan
Insektisida Liter 40
-
40
-
2
42
84
Rodentisida Kg 20
-
20
-
1
22
22
Herbisida Liter 4 4 4 9
2 - 2 - 2 5 0
Tenaga kerja HOK 85
17,000
1,445,000
85
17,000
1,445,000
75
19,000
1,425,000
Jumlah biaya 1,648,995
1,648,995
1,736,971
Keuntungan Bersih
898,205
898,205
2,083,829
Tabel 3. Biaya Konstruksi Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu
No Jenis Kegiatan Harga (Rp) 1 Pekerjaan Persiapan 288.080.919,78 2 Pekerjaan konstruksi bendung dan 23.162.480.673,88
Bangunan pelengkapnya 22.936.506.796,27 3 Pekerjaan jaringan utama dan tersier
Pengambilan Sebelah Kiri 50.951.294.464,28 Pengambilan Sebelah Kanan 82.745.895.466,82
4 Fasilitas umum 1.949.650.500,00
Sub Total ( I + II + III + IV) 182.033.908.821,04 PPn 10% 18.203.390.882,10 Jumlah 200.237.299.703,14 Dibulatkan 200.237.299.700,00
Tabel 4. Analisis Ekonomi Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu
Tabel 5. Analisis Sensitivitas Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu (COST NAIK 20% BENEFIT TETAP)