tugas bahasa satria

24
TUGAS AKHIR BAHASA INDONESIA Oleh : SATRIA MARRANTIZA 04111401012 GROUP 3 PENDIDIKAN DOKTER UMUM

Upload: satriamarrantiza

Post on 27-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhk

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bahasa Satria

TUGAS AKHIR

BAHASA INDONESIA

Oleh :

SATRIA MARRANTIZA

04111401012

GROUP 3

PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Tugas Bahasa Satria

1. Topic Utama: Kesehatan Lingkungan

Ide (Topic tambahan) :

1. Air Minum

2. Air Buangan dan Pencemaran

3. Sampah Padat

4. Vektor

5. Pencemaran

6. Kebisingan

7. Kecelakaan

8. Sanitasi

2. Kalimat Topic dari ide :

1. Air Minum : Penyediaan Air Minum

2. Air Buangan dan Pencemaran : Pengelolaan Air buangan dan Pengendalian

Pencemaran

3. Sampah Padat : Pembuangan Sampah Padat

4. Vektor : Pengendalian Vektor

5. Pencemaran : Pengendalian pencemaran udara

6. Kebisingan : Pengendalian kebisingan

7. Kecelakaan : Pencegahan kecelakaan

8. Sanitasi : Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan

dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.

3. Fakta – fakta pendukung dari kalimat topik

1. Penyediaan Air Minum

Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah Jakarta Roestam Sjarief mengatakan, kondisi nyata saat ini

pemerintah tidak akan sanggup mengelola sektor air secara efisien. Oleh karena

itu, tidak ada salahnya swasta dilibatkan untuk mengelola air demi terjaminnya

perolehan air untuk masyarakat luas.

2. Pengelolaan Air buangan dan Pengendalian Pencemaran

Page 3: Tugas Bahasa Satria

Kualitas PDAM Mojokerto, Jatim masih buruk. Sebab, sampai saat ini air

PDAM di sana belum benar-benar terbebas dari bakteri E-coli yang bisa

menimbulkan beberapa penyakit bila dikonsumsi manusia. Untuk itu warga

Kabupaten Mojokerto sebaiknya tidak mengonsumsi air PDAM secara langsung. 

Dari hasil penelitian, hanya di wilayah Kecamatan Sooko yang kualitas air

PDAM-nya relatif lebih baik. ''Berdasar pemeriksaan pada Desember, di

Kecamatan Sooko sudah nol E-coli,'' kata Direktur PDAM Lutfil Hakim

kemarin. 

3. Pembuangan Sampah Padat

Data Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada 2008 : Sampah di Wilayah

Bandung meningkat dari 6.473,7 m3/hari pada 2005 (data 2006 tidak ada)

menjadi 7500 m3/hari ada 2007 dengan jumlah penduduk yang sama.

4. Pengendalian Vektor

Mulai bulan Februari 2005 , wabah besar chikungunya terjadi di pulau-pulau di

Samudera Hindia . Sejumlah besar kasus impor di Eropa dikaitkan dengan wabah

ini , terutama pada tahun 2006 ketika epidemi Samudera Hindia mencapai

puncaknya . Sebuah wabah besar chikungunya di India terjadi pada tahun 2006

dan 2007 . Beberapa negara lain di Asia Tenggara juga terpengaruh . Sejak tahun

2005 , India , Indonesia , Maladewa , Myanmar , dan Thailand telah melaporkan

lebih dari 1,9 juta kasus .

5.     Pengendalian pencemaran udara

Tingkat pencemaran udara di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan salah

satu studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi

udara tertinggi ketiga di dunia. World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi

salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New

Delhi dan Mexico City. Rekor yang semakin memiriskan saya

Di Indonesia sendiri, sebagaimana data yang dipaparkan oleh Pengkajian Ozon

dan Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jawa

Barat menduduki peringkat polusi udara tertinggi di Indonesia.

Page 4: Tugas Bahasa Satria

6.     Pengendalian kebisingan

Kebisingan kota-kota besar di Indonesia sudah melewati ambang batas, sehingga

tidak hanya menyebabkan gangguan pendengaran dan ketulian, tetapi juga

membahayakan kesehatan fisik dan psikis masyarakat maupun lingkungan

secara umum, terlihat dari fakta-fakta sebagai berikut:

- Angka gangguan pendengaran telah mencapai 16,8 % dari jumlah

penduduk Indonesia.

- 10,7 % anggota masyarakat yang melakukan aktivitas di sekitar jalan raya

di Jakarta (pedagang kaki lima, polisi lalu lintas, tukang parkir, tukang koran,

dan lain-lain) mengalami gangguan pendengaran akibat bising.

- Pekerja pabrik baja usia 30-46 tahun, 61,8 % mengalami gangguan

pendengaran akibat bising.

7.     Pencegahan kecelakaan

Tahun 2007, menurut Jamsostek tercatat 65.474 kecelakaan yang mengakibatkan

1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697 orang cedera. Data

kecelakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota

Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10% dari

seluruh pekerja Indonesia. Dengan demikian, angka kecelakaan mencapai 930

kejadian untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahun. Oleh karena itu, jumlah

kecelakaan keseluruhannya diperkirakan jauh lebih besar. Bahkan menurut World

Economic Forum tahun 2006, angka kematian akibat kecelakaan kerja di

Indonesia mencapai 17-18 untuk setiap 100.000 pekerja (Soehatman, 2010).

8.     Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,

bencana alam dan perpindahan penduduk.

Pada konferensi yang diselenggarakan oleh World Bank Water Sanitation

Program (WSP) itu terungkap, bahwa Indonesia berada di urutan kedua di dunia

sebagai negara dengan sanitasi buruk. Menurut data yang dipublikasikan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 63 juta penduduk Indonesia tidak memiliki

toilet dan masih buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, laut, atau di

permukaan tanah

Page 5: Tugas Bahasa Satria

4.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam

kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan

meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang

berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak

pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan

kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa

datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang

memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.

Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan

lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari

pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah

untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan Air buangan dan Pengendalian Pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pengendalian pencemaran udara

6. Pengendalian kebisingan

7. Pencegahan kecelakaan

8. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,

bencana alam dan perpindahan penduduk.

Page 6: Tugas Bahasa Satria

1.3 Tujuan

1. Mengetahui manajemen pengelolaan kesehatan lingkungan yang

dapat digunakan bagi masyarakat.

2. Mengetahui dampak jika tidak mengelola kesehatan lingkungan

3. Mengetahui manfaat pengelolaan kesehatan lingkungan bagi

masyarakat

1.4 Manfaat

1. Sebagai bahan informasi mengenai manajemen pengolahan kesehatan

lingkunggan pada masyarakat.

2. Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai manfaat

pengolahan kesehatan lingkungan bagi masyarakat.

Page 7: Tugas Bahasa Satria

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization)

adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan

agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Sedangkan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia),

kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk

mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet

Riyadi, WHO dan Sumengen) Pengertian kesehatan lingkungan adalah Upaya

perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju

keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan :

1. Penyediaan Air Minum

Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai

peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang

berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau

taraf/kualitas hidup masyarakat.

Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,

bersih, dan produktif.

Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum

adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,

1999)

. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami

pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.

· Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak

dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.

Page 8: Tugas Bahasa Satria

· Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air

sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk

diminum karena mudah tercemar

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas

air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:

Syarat fisik, antara lain:

· Air harus bersih dan tidak keruh.

· Tidak berwarna

· Tidak berasa

· Tidak berbau

· Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)

Syarat kimiawi, antara lain:

· Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun

· Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.

· Cukup yodium.

· pH air antara 6,5 – 9,2.

Syarat bakteriologi, antara lain:

· Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan

bakteri patogen penyebab penyakit.

2. Pengelolaan Air buangan dan Pengendalian Pencemaran

Masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan fungsi air turun sehingga

tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia dan menyebabkan timbulnya

masalah penyediaan air bersih. Bagian terbesar yang menyebabkan pencemaran

air adalah limbah cair dari industri,di samping limbah padat berupa sampah

domestik.

Sumber-sumber Pencemaran Air Meliputi:

a. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah

industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.

Page 9: Tugas Bahasa Satria

b. Limbah Lalu Lintas

Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari

kapal tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak

dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga

sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.

c. Limbah Pertanian

Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan

misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan.

Penanggulangan Pencemaran Air dapat dilakukan melalui:

• Perubahan perilaku masyarakat

• Pembuatan kolam/bak pengolahan limbah cair

3. Pembuangan Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan

sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,

plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan

menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan

sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti

sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah

tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan

sebagainya.

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,

pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan sampah bisa

melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus

untuk masing-masing jenis zat.

Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe

zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

1. Metode pembuangan

- Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk

membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.

Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas

pertambangan, atau lubang-lubang dalam

Page 10: Tugas Bahasa Satria

2. Metode Daur Ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk

digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Metode-metode baru dari daur

ulang terus ditemukan, sebagai berikut:

- Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu

mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang

- Pengolahan biologis

Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas,

bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal

dengan istilah pengkomposan.

- Pemulihan energy

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung

dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan

cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.

4. Pengendalian Vektor

Vektor adalah Arthropoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu

“infectious agent” dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentang

(susceptible host). Tujuan pengendalian vector adalah untuk menurunkan kepadatan

populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat.

Cara Pengelolaan Lingkungan Untuk Pengendalian Vektor, sebagai berikut :

a. Modifikasi lingkungan

b. Manipulasi lingkungan

Pengendalian Vektor Cara Kimia, sebagai berikut :

Syarat-syarat insektisida yang baik adalah :

1. Sangat toksik terhadap vektor sasaran

2. Kurang berbahaya untuk manusia, binatang dan tanaman yang berguna

3. Menarik bagi vector

4. Tidak mahal, mudah diproduksi, dan mudah disediakan

5. Secara kimia stabil pada aplikasi residu

Page 11: Tugas Bahasa Satria

6. Tidak stabil pada aplikasi udara agar tidak mencemari lingkungan, tetapi

membunuh vektor dengan cepat lalu mengalami dekomposisi menjadi senyawa yang

kurang berbahaya

7. Tidak mudah terbakar

8. Tidak korosit

9. Tidak meninggalkan warma

10. Mudah disiapkan menjadi formulasi yang diinginkan

Pengendalian Cara Biologis

Makhluk biologi yang telah lama dikenal dan masih digunakan pada waktu ini untuk

pengendalian vektor adalah ikan pemakan larva. Diantara species ikan kecil yang

baik digunakan untuk pengendalian secra biologis terhadap larva nyamuk adalah

ikan guppi (paecilia reticulata) dan ikan kepala timah (aphloceilus panchax). Dosis

yang disarankan oleh WHO adalah 3 – 7 ekor/m2. Rata-rata untuk pengendalian di

sawah atau perairan dangkal lain mungkin cukup dengan 5 ekor/m2.

5.     Pengendalian pencemaran udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau

biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk

hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Klasifikasi Pencemar Udara :

1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran

udara.

2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar

primer di atmosfer.

Jenis-jenis Bahan Pencemar:

· Karbon monoksida (CO)

· Nitrogen dioksida (N02)

· Sulfur Dioksida (S02)

· CFC

· Karbon dioksida (CO2)

· Ozon (03 )

· Benda Partikulat (PM)

Page 12: Tugas Bahasa Satria

· Timah (Pb)

· HydroCarbon (HC)

Penyebab Utama Pencemaran Udara :

Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 %

pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.

6.     Pengendalian kebisingan

Secara umum dampak kebisingan bisa dikelompokkan dalam dua kelompok besar,

yaitu:

1. Dampak auditorial (Auditory effects)

Dampak ini berhubungan langsung dengan fungsi (perangkat keras) pendengaran,

seperti hilangnya/berkurangnya fungsi pendengaran, suara dering/ berfrekuensi

tinggi dalam telinga.

2. Dampak nonauditorial (Nonauditory effects)

Dampak ini bersifat psikologis, seperti gangguan cara berkomunikasi, kebingungan,

stres, dan berkurangnya kepekaan terhadap masalah keamanan kerja.

Berikut ini adalah beberapa tingkat kebisingan beberapa sumber suara yang bisa

dijadikan sebagai acuan untuk menilai tingkat keamanan kerja :

1. Percakapan biasa (45-60 dB)

2. Bor listrik (88-98 dB)

3. Suara anak ayam (di peternakan) (105 dB)

4. Gergaji mesin (110-115 dB)

5. Musik rock (metal) (115 dB)

6. Sirene ambulans (120 dB)

7. Teriakan awal seseorang yang menjerit kesakitan (140 dB)

8. Pesawat terbang jet (140 dB).

Sedangkan jenis industri, tempat kebisingan bisa menjadi sumber bahaya yang

potensial bagi pekerja antara lain :

1. Industri perkayuan (wood working & wood processing)

2. Pekerjaan pemipaan (plumbing)

3. Pertambangan batu bara dan berbagai jenis pertambangan logam.

Page 13: Tugas Bahasa Satria

7.     Pencegahan kecelakaan

Upaya pengendalian lingkungan kerja yang ditujukan terhadap faktor lingkungan

adalah pemikiran standart persyaratan kualitas lingkungan dan pemeliharaan rumah

tangga industri yang aman, yang dilakukan melalui :

- Melaksanakan program pengelolaan lingkungan perusahaan dengan mengacu

pada standar pemeliharaan rumah tangga perusahaan / industri yang aman

- Melaksanakan program keselamatan kerja di industri / perusahaan dengan

menerapkan model manajemen keselamatan kerja yang sesuai

- Melaksanakan program pengendalian lingkungan dengan mengacu pada

model manajemen pengendalian factor fisisk tempat kerja yang sesuai.

Sasaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah

Manusia atau pekerja, Mesin mekanik dan Lingkungan pekerja. Tujuan

dilaksanakannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

menciptakan suatu sistem Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang

terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja.

8.     Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.

Sanitasi adalah upaya pegendalian semua faktor lingkungan fsik manusia,yang

mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan,bagi

perkembangan fisik,kesehatan,dan daya tahan hidup manusia.

Sasaran utama kegiatan sanitasi pada keadaan bencana adalah untuk mengurangi

penyakit tinja kemulut dan mengurangi penjangkitan oleh vektr dengan

melkasanakan penyuluhan raktek kebersiha yang baik,penyediaan air minum yang

aman dan pengurangan kesehtan linkungan dengan mengusahakan suatu kondisi

yang memungkinkan orang-orang untuk hidup dengan kesehatan,martabat,

kenyamanan,dan keamanan yang memadai.

Adapun untuk mengurangi resko dari bencana yang ditimbulkan hal yang dilakukan

dalam kegiatan sanitasi adalah sebagai beikut:

1. Pasokan/penyediaan air bersih

2. Pembuangan Tinja

3. Pengendalian Vektor

Page 14: Tugas Bahasa Satria

4. Manajemen Sampah

5. Pemeliharaan Drainase

6. Penyuluhan Kesehatan

Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan bencana alam, berikut ini

adalah tindakan saat bencana dan pasca bencana :

a. Air bersih

1. Supply alat dan bahan pengelohan air sederhana.

2. Pengamanan penyelenggaraan supply air minum dari sumber hingga saat

dikonsumsi.

3. Desinfeksi sumber air bersih

4. Pemeriksaan sarana distribusi dan penampungan dari kerusakan dan kemungkinan

kontaminasi

5. Perbaikan kembali sarana prasarana

b. Sampah

1. Pengumpulan sampah

2. Supply kantong sampah

3. Pemilahan sampah dalam daur ulang

4. Pemanfaatan sampah dan lumpur dalam upaya memperbaiki lingkungan

c. Limbah

1. Supply sarana penampungan limbah dan tinja darurat

2. Pengembalian fungsi sarana pembuangan limbah dan tinja

d. Lingkungan fisik

1. Memfungsikan alat ventilasi dan pencahyaan serta ventilasi alam

2. Penyebaran informasi tentang cara membersihkan rumah dan kebersihan diri pasca

banjir

e. Makanan minuman

1. Pengamanan proses penyelenggaraan makanan di tempat pengungsian

2. Penekanan kembali penyelenggaraan makanan yang sehat mengingat kondisi

lingkungan yang belum pulih

Page 15: Tugas Bahasa Satria

f. Vector dan binatang pengganggu

1. Membasmi vector yang ada

2. Mewaspadai terdapatnya dan peningkatan perindukan vector dan binatang

pengganggu

3. Penghapusan serangga dewasa secara masal dan serempak

Page 16: Tugas Bahasa Satria

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Kesehatan lingkungan adalah kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya

kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Dan Upaya perlindungan, pengelolaan,

dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat

kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

B.     Saran

-       Seharusnya kita lebih peduli akan lingkungan

-       Tidak mengotori lingkungan

-       Tidak membuat lingkungan tercemar

- Menjaga/melindungi dan merawat lingkungan

Page 17: Tugas Bahasa Satria

5.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari http://www.WHO.int.

Last Update : Januari 2008

Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) jilid I cetakan keenam; Jakarta; 2011

Peraturan pemerintah Republik Indonesia. 1999. Baku mutu udara ambien nasional Nomor : 41

tahun 1999, Tanggal : 26 mei 1999. Jakarta, Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai

Persyaratan Kualitas Air Minum Nomor : 492 / Menkes / Per/ IV/ 2010 tanggal 19 April 2010.

Jakarta, Indonesia

Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007.

Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara. Jakarta , Indonesia