tugas besar strategi and game analisis drama theory pada … · resolusi konflik dapat membantu...
TRANSCRIPT
TUGAS BESAR STRATEGI AND GAME
Analisis Drama Theory pada Film
Spectre
Nama : Rahman Wahyu Wijoyo
NPM : 1201130264
Manajemen Bisnis Telekomunikasi
dan Informatika
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Telkom University
Judul Film : Spectre 007 tahun 2015
Tujuan : Untuk menganalisis dilema
yang terjadi pada kasus film SPECTRE dan
menganalisis tindakan yang bisa dilakukan
untuk meminimalisir dilemma
Sinopsis
Film spectre ini menceritakan
tentang pesan dari masa lalu yang
ditemukan oleh James Bond yang
membawanya ke sebuah misi baru. Misi
baru tersebut akan membawa cerita
sampai ke Meksiko dan Roma. Saat di
Italia, James Bond bertemu dengan
Lucia yang merupakan janda cantik
dari tokoh penjahat terkenal.
Pertemuan keduanya membahas tentang
sebuah organisasi yang di beri nama
SPECTRE.
Di London, Max Denbigh baru saja
memimpin pusat keamanan nasional
mempertanyakan tindakan yang
dilakukan James Bond dan menentang
keberadaan M16 yang dipimpin oleh M.
Max Denbigh melakukan kerjasama
dengan 9 negara untuk pengendalian
informasi namun negara afrika Selatan
menolak melakukan kerja sama dan
Afrika Selatan memutuskan untuk
mundur dari kerja sama tersebut.
Max Denbigh sebagai pemimpin di
pusat keamanan nasional memajukan
pertemuan dengan 8 negara untuk
melakukan kerjasama dan disepakati
oleh 8 negara tersebut. Kemudian iya
bertemu dengan M dan mengabarkan
bahwa proyek 00 sudah di bubarkan
atas persetujuan mentri dalam negri.
Sementara itu James Bond sedang
mencari Mr. White untuk mengetahui
posisi dari Oberhaouser. Mr. White
memberitahu James Bond untuk mencari
anaknya bila ingin mengetahui posisi
dari Oberhauser.
James Bond menemui Dr. Swann
(Madeleine Swann) untuk mengabarkan
bahwa ayahnya sudah meninggal dan
berjanji kepada ayahnya untuk menjaga
Madeleine. Madeleine pun membawa
James Bond ketempat yg bernama
America dan disinilah James Bond
mengetaui posisi dari Oberhauser.
James Bond dan Madeleine bersama –
sama menuju lokasi itu menggunakan
kereta api. Sesampainya di lokasi
James Bond dan Madeleine pun bertemu
dengan Oberhauser sampai akhirnya
James Bond pingsan dan dibawa ke
ruangan dan di simpan di kursi ikat.
Oberhauser dengan alatnya
mencoba untuk menghapus ingatan dari
James Bond namun usaha itu gagal
sampai akhirnya James Bond dapat
lepas dari kursi ikat setelah
Madeleine mengambil jam tangannya
yang ternyata adalah bom waktu dan
menghancurkan gedung milik
Oberhauser. Setibanya di London James
Bond bertemu dengan M, Q, dan
Moneypenny untuk meretas sistem
informasi yang dijalankan oleh Max
Denbigh dan membunuh Oberhauser.
Namun, Madeleine memilih untuk tidak
ikut pada rencana ini.
Saat diperjalanan James Bond
beserta M di tabrak oleh anak buah
Oberhauser dan kemudian James Bond di
culik tetapi M dapat melarikan diri,
Q dan Moneypenny berhasil kabur dan
menjemput M kemudian menuju ke gedung
Informasi. James Bond berhasil
melepas ikatan dan penutup matanya
kem udian masuk ke gedung untuk
mencari Oberhauser sedangkan M dan
kawan – kawan tiba di gedung
indormasi. Tak lama kemudian Max
Denbigh masuk ke gedung informasi dan
bertemu M serta mencoba untuk
membunuh M namun gagal di waktu yang
bersamaan Q sudah memberhentikan
sistem informasi tersebut.
James Bond menemukan Oberhauser
dan mencoba untuk membunuhnya namun
gagal karena Oberhauser berada di
ruangan dengan kaca anti peluru.
Setelah itu Oberhauser mengaktifkan
BOM yang berdurasi 2 menit dan kabur
menggunakan helikopter. James Bond
mencoba mencari Madeleine di dalam
gedung. Setelah meneumukannya James
Bond beserta Madeleine berusaha
keluar dari gedung dengan melompat ke
jaring – jaring dan menaiki kapal.
Setelah keluar gedung James Bond
menembaki helikopter yang di tumpangi
Oberhauser sampai akhirnya helikopter
itu jatuh di jembatan. James Bond
ingin membunuh Oberhauser namun
pistolnya kehabisan peluru dan
membriakannya tetap hidup.
Studi Pustaka:
a. Konflik
Menurut Robert M.Z Lawang (2004)
Konflik merupakan sebuah perjuangan
untuk memperoleh hal-hal yang langka
seperti nilai, status, kekuasaan dan
sebagainya. Tujuan dari mereka yang
berkonflik itu tidak hanya untuk
memperoleh kemenangan, tetapi juga
untuk menundukkan pesaingnya
(lawannya).
Menurut Wirawan (2009:9),
konflik adalah proses pertentangan
yang mengekspresikan antara dua pihak
atau lebih yang saling ketergantungan
mengenai objek konflik, menggunakan
pola perilaku dan interaksi konflik
yang dapat menghasilkan keluaran
konflik. Wirawan juga menjelaskan
bahwa ada beberapa faktor yang dapat
menimbulkan konflik yaitu
keterbatasan sumber, tujuan yang
berbeda, saling tergantung atau
interdependensi tugas, diferensiasi
organisasi, ketidakjelasan pembagian
tugas, sistem imbalan yang tidak
layak, komunikasi yang tidak baik,
adanya perlakuan yang melanggar hak
asasi manusia dan melanggar hukum,
beragam karakteristik sistem sosial,
kepribadian seseorang, kebutuhan,
perasaan dan emosi, pola pikir yang
tidak mandiri, dan budaya konflik dan
kekerasan. Konflik juga berarti
sebagai bentuk pertentangan alamiah
yang dihasilkan oleh individu atau
kelompok, karena pihak yang terlibat
memiliki perbedaan sikap,
kepercayaan, nilai atau kebutuhan.
b. Resolusi Konflik
Menurut Morton, resolusi
konflik adalah sekumpulan teori dan
penyelidikan yang bersifat
eksperimental dalam memahami sifat-
sifat konflik, meneliti strategi
terjadinya konflik, kemudian membuat
resolusi terhadap konflik. Metode
resolusi konflik dapat membantu untuk
mengetahui sifat dan fungsi konflik,
membedakan bentuk konflik produktif
dengan destruktif, mengidentifikasi
strategi resolusi konflik (Liliweri,
2005: 289). Metode resolusi konflik
dapat dikelompokkan menjadi
pengaturan sendiri oleh pihak yang
terlibat konflik atau melalui
intervensi pihak ketiga (Wirawan,
2009:177). Menurut Fang, Hipel dan
Kilgour (1993) resolusi konflik juga
dapat menggunakan pendekatan game
theory.
Wirawan (2009:177)
mendefinisikan resolusi konflik
adalah proses untuk mencapai keluaran
konflik dengan menggunakan metode
resolusi konflik. Menurut W.J.S.
Purwadarminta, resolusi konflik
merupakan keputusan atau kebulatan
pendapat yang ditetapkan dalam rapat
(Suwarto, 2010:252).
c. Drama Theory
Menurut Bennet (Mangkusubroto,
2011), teori drama dirancang untuk
menganalisis bagaimana suatu situasi
konflik (frame) akan berubah ke
situasi lain (frame baru) yang
biasanya terjadi setelah tahap pre-
play (negosiasi).
Teori drama merupakan kerangka
kerja untuk menangani masalah konflik
pihak ganda maupun lebih dalam
situasi emosional yang kompleks dan
kemudian diubah menjadi kolaborasi
dan sinergi. Bryant (Mangkusubroto,
2011) mengungkapkan tujuan dari tiap
pihak tersebut direfleksikan dalam
bentuk posisi yang merupakan suatu
bentuk skenario masa depan yang
ditawarkan secara terbuka kepada
pihak lain. Dan pihak yang terlibat
berusaha untuk meyakinkan pihak lain
untuk menerima posisi tersebut, jika
diperlukan dengan bentuk janji atau
dengan ancaman.
Pihak-pihak yang terlibat akan
berusaha menghilangkan dilema yang
dirasakan dengan melibatkan emosi di
dalamnya, baik positif maupun
negatif, rational arguments dan
mengubah (beliefs) ataupun nilai
(value). Emosi positif diperlukan
untuk meyakinkan pihak lain bahwa
pihak tersebut memiliki keseriusan
untuk berkolaborasi.
Sedangkan emosi negative dapat
digunakan untuk meyakinkan bahwa
terdapat keseriusan dengan ancaman di
dalamnya. Di bawah ini gambar
mengenai dinamika/tahap yang dilalui
apabila terjadinya sebuah konflik.
Sumber: Nigel Howard- Confrontation Analysis- How to win
operations other than war (CCRP Publication Series)(P.30,
1999)
Pada gambar di atas dapat
dijelaskan bahwa dalam teori drama
terdapat tahap- tahap. Tahap yang
pertama yaitu scene. Pada tahap ini,
pihak-pihak yang berinteraksi
mempunyai frame-nya masing-masing dan
berusaha untuk mempengaruhi pihak
lain dengan frame yang dimilikinya.
Sehingga terdapat alternatif-
alternatif frame pada tahap ini.
Tahap kedua adalah build-up
(pembentukan). Tahap ini merupakan
tahapan dimana pihak-pihak yang
terlibat mencoba untuk saling
berkomunikasi satu sama lain,
sehingga akan memunculkan kemungkinan
untuk terjadi kesalahan persepsi
terhadap pihak lainnya. Kondisi
seperti ini disebut dengan
hyperframe. Namun dengan intens-nya
komunikasi yang dilakukan, lambat
laun setiap pihak mempunyai kerangka
yang sama terhadap situasi
konfrontasi yang mereka hadapi,
sehingga mereka mempunyai common
reference frame.
Dengan kerangka yang sama ini,
masing-masing pihak dapat
mengemukakan posisinya masing-masing
secara terbuka dan mencoba untuk
membentuk jalan tengah yang akan
menjadi solusi kedua belah pihak.
Namun seringkali di tahap ini
terjadi ketidakpercayaan
(untrustworthy) dari masing-masing
pihak akan posisi dirinya maupun
pihak lainnya, maka akan mengacu ke
tahap tiga dimana klimaks akan
terjadi karena ketidakpuasan yang
terjadi.
Kemudian akan membentuk dilema
pada masing - masing kedua belah
pihak. Masing – masing pihak tentunya
akan berusaha mengubah frame nya
karena dilema yang dirasakan. Dan
setelah itu tahap akan kembali lagi
ke tahap build-up dimana pemain
saling membentuk frase nya masing-
masing dan mencoba untuk
menyatakannya ke pihak lain dengan
memilki strategi tertentu.
Tentunya strategi ini memiliki
fungsi yaitu sebagai ancaman di masa
yang akan datang (threatened future).
Tetapi jika posisi bersama sudah
dipilih dari masing - masing pihak
serta mereka memiliki kepercayaan
terhadap pihak lainnya dan tidak ada
masalah lagi di dalamnya, maka akan
berlanjut ke tahap keempat yaitu
resolution.
Tahap ini merupakan tahap dimana
kedua belah pihak sudah memiliki
posisi yang sama dan tidak memiliki
keraguan atas pihak lain, maka
konfrontasi telah mencapai
resolusinya, dimana hasilnya bisa
positif atau terjadinya suatu bentuk
kolaborasi/kerja sama ataupun bisa
juga negatif dalam arti akan
menghasilkan tragedy dimana tiap
pihak memilih posisi ancaman.
Kemudian berlanjut ke tahap
akhir yaitu implementasi/d’nouement.
D’nouement adalah episode drama yang
terakhir, dimana bentuknya adalah
implementasi dari kesepakatan atau
ancamannya masing-masing setelah
mereka melalui proses
konfrontasi/pre-play yang panjang.
Bryant dalam Mangkusubroto
(2011) mengemukakan bahwa dalam
situasi konflik akan timbul dilema-
dilema yang akan dihadapi oleh setiap
pihak yang terlibat, yang tentunya
akan menghambat terjadinya resolusi.
Dilema sendiri terbagi menjadi dua
bagian, yaitu Dilema Konfrontasi
(confrontation dilemma) dan Dilema
Kolaborasi (collaboration dilemma).
Dilema Konfrontasi terjadi
apabila dalam kondisi dimana semua
pihak tidak mendapat posisi yang
sama, yang menyebabkan pihak yang
mempunyai dilema tersebut menjadi
tidak credible dalam menerapkan
strateginya seperti ancaman. Jenis
konfrontasi ini mempunyai empat jenis
dilemma:
a. Threat Dilemma
Jenis dilema ini terjadi apabila
pihak 1 menghadapi dilema ancaman
terhadap pihak 2 dan bila ancaman
pihak 1 tidak dianggap serius (tidak
dapat dipercayai) oleh pihak 2. Jadi
pihak 1 hanya dianggap menggertak
(bluffing) saja oleh pihak lain.
Dalam posisi ini, pihak 1 perlu untuk
membuat ancamannya lebih terlihat
serius oleh yang lain dengan negative
emotion seperti marah, geram, atau
rasa benci.
b. Rejection Dilemma
Terjadi apabila pihak 1
mempunyai hambatan untuk meyakinkan
pihak lainnya bahwa yang bersangkutan
serius dengan penolakannya terhadap
posisi pihak 2. Sehingga dalam
kondisi seperti ini, pihak 1 perlu
membuat agar ancamannya terlihat
lebih serius oleh pihak 2 dengan
negative emotion.
c. Positioning Dilemma
Sedangkan jenis dilema ini
terjadi dalam keadaan pihak 1 lebih
menyukai posisi pihak 2 dibandingkan
dengan posisinya sendiri. Namun pihak
1 dapat menolak posisi pihak 2 dengan
harapan mendapatkan tawaran yang
lebih baik, karena posisi pihak 2
dianggap tidak realistic, ataupun
pihak 1 lebih menyukai posisi ancaman
dibandingkan posisi pihak 2, ataupun
pihak 1 tidak percaya dengan pihak 2.
d. Persuasion Dilemma
Terjadi apabila pihak 1 lebih
menyukai posisi pihak 2 dibandingkan
dengan posisi ancaman, sehingga pihak
1 mengalami hambatan untuk meyakinkan
pihak 2 untuk menerima posisinya.
Dilema ini terjadi dalam “chicken
game”.
Sedangkan untuk dilema
kolaborasi, apabila dilema ini dapat
dihilangkan, maka pihak-pihak yang
terlibat akan mempunyai posisi
bersama, namun mereka tetap mempunyai
peluang untuk bisa menghadapi dilema
kolaborasi, yaitu untuk tidak satu
sama lain atas komitmen terhadap
posisi bersama tersebut. Jenisnya
terbagi menjadi dua macam,
diantaranya:
a. Trust Dilemma
Dilema ini terjadi apabila pihak
1 tidak yakin bahwa pihak 2 akan
commit dengan posisi bersama
tersebut. Dalam hal ini pihak 1 dapat
berpindah ke posisi lain, ataupun
mencari cara agar pihak 1 yakin
dengan komitmen pihak
b. Cooperation Dilemma
Jenis dilema ini terjadi jika
pihak 1 dalam kondisi tergoda untuk
tidak berkomitmen dengan posisi
bersama karena dimungkinkan terdapat
future yang lebih menarik
dibandingkan posisi bersama tersebut.
Namun jika pihak 1 ingin
menghilangkan dilema ini, maka pihak
1 dapat berpindah ke posisi lain.
Hasil:
a. Scene Setting
Saat James Bond keluar dari
ruangan Madeleine dan pergi untuk
minum, James Bond bertemu dengan Q
dan berbincang – bincang sambil
menatap ke ruangan Madeleine.
Seketika itu Madeleine di culik oleh
anggota SPECTRE dan seketika James
Bond mengejar Madeleine. Namun,
Madeleine terlanjur dibawa dengan
mobil anti peluru dan dengan segera
James Bond pergi ke pesawat dan
mengejar mobil yang ditumpangi
Madeleine.
James Bond berhasil menemukan
mobil itu dengan pesawatnya
dan mendekat namun dikarenakan jalan
pegunungan yang berliku menyulitkan
James Bond yang mengendarai pesawat
jenis lama. Ketika sampai di
hehutanan James Bond terbang landai
dan berada di belakang mobil
Madeleine
serta menabrakan pesawatnya ke mobil.
Namun naas mobil yg berisi Madelein
berbelok dan James Bond tidak bisa
mengendalikan peswatnya yang sudah
menyentuh salju tanpa roda dan sayap.
Seketika James Bond membanting
stir pesawat dan pesawat mengarah ke
rumah penduduk sambil melihat kemana
arah 2 mobil yang berisikan Madeleine
dan anggota Spectre. Dengan
menggunakan pesawatnya James Bond
menerobos Rumah dan boom! Pesawat pas
mengenai mobil pertama yang berada di
depan mobil Madeleine
dan terjadi tabrakan sehingga mobil
yang di tumpangi Madeleine pun ikut
hancur. Anggota SPECTRE yang berada
di mobil pertama tewas di tempat
sedangkan anggota SPECTRE yang berada
di mobil kedua yang berisi Madeleine
ada yang mati di tembak James Bond
yang keluar dari pesawatnya dan ada
yang pingsan.
Dengan memanfaatkan keadaan
James Bond segera menyelamatkan
Madelaine dan membawa kabur
Madeleine. Sambil berjalan James Bond
memaksa Madeleine untuk ikut
dengannya
karena James Bond ingin mengetahui
tentang America dan sudah berjanji
kepada Mr. White ( ayah dari
Madeilene ) untuk menjaga Madeleine.
Madeleine bersikeras untuk tidak ikut
dengan James Bond karna ia tidak
mempercayai James Bond dan berkata “
apakah aku harus mempercayaimu
seperti ayahku yang mempercayaimu?
Tentu saja tidak “. Sampai akhirnya
James Bond berhasil meyakinkan
Madeleine untuk ikut dengannya karena
ia berkata “ hanya aku kesempatanmu
untuk tetap hidup “ dan akhirnya
Madeleine ikut dan memberikan
informasi kepada James Bond.
b. Build-Up
Kondisi
James Bond sedang menjalankan
misi rahasia yang ia dapatkan dari
potongan foto yang sudah terbakar
dan memluai pencarian tentang
informasi – informasi yang terkait
dengan petunjuk tersebut. Kemudian
ia menemui Mr. White untuk
mendapatkan petunjuk dan Mr. White
mengarahkan James Bond untuk menemui
anaknya yaitu Madeleine yang
mengetahui semua informasi tentang
America ( sebuah tempat ) yang
mengarahkannya menuju Oberhauser.
James Bond dan Madeleine sama – sama
mengetahui jika mereka saling
membutuhkan. James Bond membutuhkan
informasi – informasi dari Madeleine
untuk mengantarkannya kepada
Oberhauser. Sedankan, Madeleine
membutuhkan informasi – informasi
tentang ayahnya ( Mr. White ) lewat
James Bond.
Definisi Player
Pemain Definisi
James Bond Seorang agen
kemanan 00 yang
sangat handal
menyelesaikan
tugas – tugasnya
dan sangat ahli
dalam bela diri
serta
menggunakan
senjata api.
Madeleine Seorang dokter
dan anak dari
Mr. White yang
mengetahui bahwa
dulu ayahnya
adalah anggota
dari SPECTRE dan
mengetahui
informasi
tentang America
dan Oberhauser
Definisi Opsi
Pemain Opsi
James Bond Memaksa Madeleine ikut
Madeleine Mempercayain James Bond
Memberikan Informasi
Ancaman
Pemain Ancaman
James Bond Memaksa Madeleine
untuk ikut
dengannya karena
ia sudah berjanji
kepada ayahnya
untuk menjaga
Madeleine dan
mangancamnya bahwa
ia lah salah satu
caranya untuk
tetap hidup
Common Reference
c. Climax
James Bond memiliki Rejection
dilema dimana iya lebih memilih
posisi dari Madeleine dari pada
ancamannya. Terlihat dari tingkah
James Bond yang tetap berusaha
meyakinkan Madeleine untuk ikut
dengannya dengan cara sedikit
mengancam dengan berkata “ hanya
aku alasan kamu untuk tetap bisa
hidup “
Madeleine memiliki Threat dilema
dimana James Bond meragukan ancaman
dari Madeleine sehingga Madeleine
harus menguatkan ancamannya.
Terlihat dari kata – kata yang di
ucapkan Madeleine yaitu “ apakah
aku harus mempercayaimu seperti
ayahku mempercayaimu? Tentu saja
tidak “ namun James Bond balik
mengancam dengan berkata “ Hanya
aku alasanmu untuk tetap hidup “
Madeleine memiliki rejection
dilema diamana posisi dari James
Bond lebih menguntungkan dibanding
posisinya dan James Bond percaya
Madeleine akan memilih posisinya
karena ancamannya. Terlihat dari
Madeleine yang akhirnya mengikuti
James Bond dan memberikan
informasinya.
d. Resolution
Course of action dari James Bond
Masalah James Bond adalah jika
James Bond tidak memaksa Madeleine
ikut maka ia tidak dipercayai oleh
Madeleine dan tidak mendapatkan
informasi dari Madeleine. Namun James
Bond dapat membuat Madeleine percaya
sehingga mereka dapat kompatibel.
Course of action dari Madeleine
Ada kesamaan antara Madeleine
dan James Bond untuk posisi keduanya.
Posisi James Bond lebih berpotensial
dibanding ancaman di masa depan.
Masalah Madeleine adalah desakan dari
James Bond yang memaksa Madeleine
untuk ikut dengannya dan Madeleine
harus mempercayai James Bond serta
memberikan informasi. Lalu mengapa
James Bond meilih posisi ini?
Madeleine menganailis ada
kekhawatiran yang mendasar dari James
Bond. Kemudian Madeleine memberikan
“ kode “ untuk membuat mereka
kompatibel.
e. Denouement
Di akhir scene ini Madeline
akhirnya mengikuti James Bond karena
terpengaruhi oleh yang diyakinkan
James Bond dan mempercayai James Bond
seperti Mr. White (ayahnya) serta
memberikan informasi yang di butuhkan
oleh James Bond yang berakhir
colaborasi dari keduanya.
Kesimpulan
Dari hasil analisis dilema pada
film Spectre didapatkan bahwa
Madeleine yang memiliki dilema
apakah dia harus mempercayai James
Bond dan memberikan informasi
kepadanya luluh dengan ancaman yang
di berikan oleh James Bond yang
memaksa Madeleine ikut karena James
Bond pun sudah berjanji kepada
ayahnya Madeleine untuk menjaga
anaknya.
Referensi
Lawang, R. M. (2004). Masyarakat. Jurnal Sosiologi, 13.
Mangkusubroto, K. (2011). Analisis Dinamika Kolaborasi
Antara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan
Nias (BRR) dengan Lembaga Donor Pasca Tsunami
2004 Menggunakan Drama Theory. Jurnal
Managemen Teknologi - SBM ITB Vol. 10 No. 1 2011, 42-63.
Mendes, S. (Sutradara). (2015). Spectre.
Wirawan. (2010). Manajemen konflik.