tugas biomolekul analisa n-total (beny akhmat s 121810301024)fix

3
TUGAS BIOMOLEKUL Nama : Beny Akhmat Sapu tra NIM : 121810301034 ANALISA N-TOTAL MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL A. Pendahuluan Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomermonomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul  protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam sepertibesi dan tembaga (Winarno, 1992). Penerapan jumlah protein dilakuakan dengan penentuan jumlah nitrogen yang terkandun oleh suatu bahan N-total bahan diukur dengan menggunakan metode mikro- Kjeldahl. Prinsip dari metode ini adalah oksidasi senyawa organik oleh asam sulfat untuk membentuk CO dan dalam bentuk ammonia yaitu penentu an protein berdasarkan jumlah N. Penentuan jumlah protein seharusnya hanya nitrogen yang berasal dari protein saja yang ditentukan. Akan tetapi teknik ini sangat sulit sekali dilakukan mengingan kandungan senyawa  N lain selain protein dalam bahan juga terikut dalam analisis ini. Jumlah senyawa ini biasanya sangat kecil yang meliputi urea, asam nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino, amida, purin dan pirimidin, oleh karena itu penentuan jumlah N total ini tetap dilakukan untuk mewakili  jumlah protein yang ada. Kadar protein yang ditentukan dengan cara ini biasa disebut sebagai  protein kasar atau crade protein. Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya diba gi menjadi tiga tahap yaituproses destruksi, destilasi dan ti trasi (Sudarmadji, 1996). Gambar 1. Metode Kjeldahl

Upload: ardianmessibul

Post on 01-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 Tugas Biomolekul Analisa N-Total (Beny Akhmat S 121810301024)Fix

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-biomolekul-analisa-n-total-beny-akhmat-s-121810301024fix 1/3

TUGAS BIOMOLEKUL

Nama : Beny Akhmat Saputra

NIM : 121810301034

ANALISA N-TOTAL MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL

A.  Pendahuluan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah

senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari

monomermonomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.

Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul

 protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam

sepertibesi dan tembaga (Winarno, 1992).

Penerapan jumlah protein dilakuakan dengan penentuan jumlah nitrogen yang

terkandun oleh suatu bahan N-total bahan diukur dengan menggunakan metode mikro-

Kjeldahl. Prinsip dari metode ini adalah oksidasi senyawa organik oleh asam sulfat untuk

membentuk CO dan dalam bentuk ammonia yaitu penentuan protein berdasarkan jumlah N.

Penentuan jumlah protein seharusnya hanya nitrogen yang berasal dari protein saja yang

ditentukan. Akan tetapi teknik ini sangat sulit sekali dilakukan mengingan kandungan senyawa N lain selain protein dalam bahan juga terikut dalam analisis ini. Jumlah senyawa ini biasanya

sangat kecil yang meliputi urea, asam nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino, amida, purin

dan pirimidin, oleh karena itu penentuan jumlah N total ini tetap dilakukan untuk mewakili

 jumlah protein yang ada. Kadar protein yang ditentukan dengan cara ini biasa disebut sebagai

 protein kasar atau crade protein. Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dibagi menjadi

tiga tahap yaituproses destruksi, destilasi dan titrasi (Sudarmadji, 1996).

Gambar 1. Metode Kjeldahl

7/25/2019 Tugas Biomolekul Analisa N-Total (Beny Akhmat S 121810301024)Fix

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-biomolekul-analisa-n-total-beny-akhmat-s-121810301024fix 2/3

B.  Skema Prosedur Kerja

Diambil 10 ml

Diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 100ml

Diambli 10 ml larutan yang telah diencerkan

Dimasukkan ke labu kjeldahl 500ml

Ditambah 10 ml H2SO4

Ditambah 5 gram CuSO4 5%

Dididihkan sampai jernih dan dilanjutkan pendidihan sampai 30 menit

Dicuci dinding dalam labu kjeldahl dengan aquades setelah dingin

Dididihkan lagi 30 menit

Ditambahkan 140 ml aquades setelah dingin

Ditambah 35 ml larutan NaOH-Na2S2O3

Ditambah beberapa batu didih

Dilakukan destilasi

Diisi dengan 25 ml larutan jenuh asam borat dalam erlenmeyer 100 ml

Ditambah beberapa tetes metil merah atau metil biru

Ditampung destilat dalam erlenmeyer tersebut

Dititrasi dengan HCl 0,02 N

Dihitung N total atau % protein dalam sampel

Dari skema kerja di atas, di bagi dalam 3 tahaspan yakni tahap destruksi, tahap destilasi dan

tahap destilasdi. Berikut penjelasan dari tahapan dalam analisa protein (N-Total) dengan

metode kjeldahl adalah sebagasi berikut:

1.  Tahap Destruksi

Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi

menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O.

Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses

destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4 dan HgO (20:1). Gunning

menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan penambahan katalisator tersebut

titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator

yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium. Selenium dapat

Sampel (Protein)

Hasil

7/25/2019 Tugas Biomolekul Analisa N-Total (Beny Akhmat S 121810301024)Fix

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-biomolekul-analisa-n-total-beny-akhmat-s-121810301024fix 3/3

mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah

mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.

2. 

Tahap Destilasi

Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan

 penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi

superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat

ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh

asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak antara

asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam

mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi

indikator misalnya BCG + MR atau PP.

3. 

Tahap Titrasi

Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang

 bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan

tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila

menggunakan indikator PP.

%N = × N. NaOH × 14,008 × 100%

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang

 bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1 N

dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru

menjadi merah muda.

%N = × N.HCl × 14,008 × 100 %

Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatufaktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang

menyusun protein dalam suatu bahan.

Referensi

Sudarmadji, S. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

Winarno. 1992. Dasar-Dasar Kimia Analitik . Jakarta: Binarupa Aksara