tugas ella
TRANSCRIPT
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangMual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
C. Manfaat PenulisanDiharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
D. RUMUSAN MASALAHWanita hamil yang mengalami mual
E. METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka.
BAB IIPEMBAHASANA. DefinisiHiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Arif, 1999)
Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. (Lowdermilk, 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan. (Achadiat, 2004)
B. EtiologiPenyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :1. faktor predisposisi :a. Primigravidab. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa2. Faktor organik :
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal b. Perubahan metabolik akibat hamil c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.d. Alergi3. faktor psikologis :a. Rumah tangga yang retakb. Hamil yang tidak diinginkanc. takut terhadap kehamilan dan persalinan d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibue. Kehilangan pekerjaan
C. PatofisiologiHiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan 4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
D. Gejala dan TandaBatas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi :1. Tingkatan Ia. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :1) Dehidrasi : turgor kulit turun2) Nafsu makan berkurang3) Berat badan turun4) Mata cekung dan lidah keringb. Epigastrium nyerikarena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagusc. Nadi meningkat dan tekanan darah turund. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menite. Tampak lemah dan lemas 2. Tingkatan IIa. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :1) Turgor kulit makin turun2) Lidah kering dan kotor3) Mata tampak cekung dan sedikit ikterisb. Kardiovaskuler1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun3) Suhu badan meningkat4) Tekanan darah turun
c. Liver1) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterusd. GinjalDehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :1) Oliguria2) Anuria3) Terdapat timbunan benda keton asetonAseton dapat tercium dalam hawa pernafasane. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.3. Tingkatan IIIa. Keadaan umum lebih parahb. Muntah berhentic. Sindrom mallory weissd. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau komae. Terdapat ensefalopati werniche :1) Nistagmus2) Diplopia3) Gangguan mentalf. Kardiovaskuler1) Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkatg. Gastrointestinal1) Ikterus semakin berat2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajamh. Ginjal1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
E. DiagnosisDiagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
E. Pencegahan Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin7. Defekasi teratur 8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
F. Penatalaksanaan Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :1. Obat – obatan a. Sedativa : phenobarbitalb. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleksc. Anti histamin : Dramamin, avomind. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasinPenanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.2. Isolasia. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.b. Catat cairan yang keluar masuk. c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.3. Terapi psikologika. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkanb. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilanc. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik 4. Cairan parenterala. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari)b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cairDengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik5. Menghentikan kehamilan Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.
Hiperemesis GravidarumKAMIS, 14 MEI 2009
1. Pengertian :
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20
minggu, begitu hebat dimana
segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi
keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan
karena penyakit seperti
Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
2. Etiologi:
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-
perubahan anatomik pada otak,
jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat
lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan
dugaan bahwa faktor hormon
memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor
organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan
terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga
yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak
jarang dengan memberikan
suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.
3. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena
keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem
saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi
terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.
Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi
faktor psikologik merupakan
faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis
gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam
aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan
yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan
plasma berkurang. Natrium
dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium
sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah
yang lebih banyak, dapat merusak
hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
4. Gejala Dan Tanda
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3
(tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar
100 kali per menit, tekanan darah
sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan
menurun dan mata menjadi
- 1 -
cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang
khas dan dapat pula ditemukan
dalam kencing.
3. Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen
sampai koma, nadi kecil dan
cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi
pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan
ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah
tanda adanya payah hati.
5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan pcnerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda
dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan
minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan
Vitamin B1 dan B6 Keadaan
yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau
Khlorpromasin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik. Tidak diberikan
makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-
gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik,
yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino secara intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan
medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi,
ikterus anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil,
oleh karena di satu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ
vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 — 2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C,
karena itu hanya diberikan
selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan
yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini
rendah dalam semua zat-zal
gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita
minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat
gizi kecuali Kalsium.
7. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Penyakit ini biasanya
dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini
dapat mengancam jiwa ibu dan
- 2 -
janin.
2. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian Data Fokus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak
direncanakan.
c. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi
urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg),
membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau
aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat
bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau
belangsung sudah lama
- Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
- Turgor kulit, lidah kering
- Adanya aseton dalam urine
j. Pemeriksaan diagnostik
- USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
- Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
- Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual
dan muntah berlebihan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya
Phenergan 10-20mg/i.v.
3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
4. Catat intake dan output.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas)
hangat sebelum bagun tidur pada
siang hari dan sebelum tidur
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih
mulut sesering mungkin.
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
- 3 -
13. Ukur pembesaran uterus.
Rasional
1. Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
4. Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6. dapat menstimulus mual dan muntah
7. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah
yang berlebih
8. Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
9. Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
10. Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa
oksigen ibu. Klien dengan kadar
Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
12. Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi
karena kehamilan.
13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada
janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-
kemungkinan lebih lanjut
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus
peptikum, gastritis.
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat
jenis urine. Timbang BB klien
dan bandingkan dengan standar.
4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin
dengan jumlah sedikit.
Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional
1. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon
Korionik gonadotropin (HCG),
perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik
memperberat mual/muntah pada trimester
2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah
khusus dalam mengidentifikasi
intervensi.
3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan
hidrasi.
4. Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman
lambung.
3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi
kehamilan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
3. Berikan support psikologis
4. Berikan penguatan positif
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional
1. Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4. Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan
INTERVENSI RASIONAL
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
- 4 -
Rasional
1. Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus
untuk meminimalkan
kelelahan/kepekaan uterus.
2. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita
beresiko.
3. Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam
memenuhi kebutuhannya.
4. Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
Hiperemesis Gravidarum (HG)
Definisi
Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan
triwulan pertama. Biasanya mual dan
muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness.
Sementara setengah dari wanita
hamil mengalami morning sickness, 1,5 – 2 % mengalami hiperemesis
gravidarum, suatu kondisi yang lebih
serius. Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam
masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. Pada
umumnya HG terjadi pada minggu ke 6
- 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 – 20 masa
kehamilan.
Penyebab
Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui namun diperkirakan
berhubungan dengan kehamilan
pertama; peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda
dan hamil anggur; usia di
bawah 24 tahun; perubahan metabolik dalam kehamilan; alergi; dan faktor
psikososial. Wanita dengan riwayat
mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas
(kegemukan) juga mengalami
peningkatan risiko HG. Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum
diantaranya adalah :
*
Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan
pertama kehamilan dan dapat
memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah
*
Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual
dan muntah
*
Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena
memberikan ruang untuk
perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam dari
lambung ke tenggorokan) dan
lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mual
dan muntah
*
Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning
sickness
*
Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan
15 g lemak jenuh setiap
harinya
*
Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan dengan
HG juga terinfeksi dengan
bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung
Derajat hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan
gejala yang dialaminya, yaitu :
* Derajat 1
Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya
makanan atau minuman selama 24
jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan
turun (2-3 kg dalam 1-2
minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat sampai 100x permenit, tekanan darah
sistolik menurun, tekanan kulit
menurun dan mata cekung
* Derajat 2
- 5 -
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan
cepat, suhu kadang-kadang naik
dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan
darah turun, pengentalan darah,
urin berkurang, dan sulit BAB. Pada napas dapat tercium bau aseton
* Derajat 3
Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma,
nadi kecil dan cepat, suhu
meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi dapat terjadi ensefalopati
Wernicke dengan gejala:
nistagmus, penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat
kekurangan zat makanan termasuk
vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan
hati
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium
meliputi pemeriksaan keton urin (air
seni), serta elektrolit darah.
Tatalaksana
Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya
gejala yang terjadi. Tatalaksana
dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika menatalaksana ibu dengan HG,
pencegahan serta koreksi
kekurangan nutrisi adalah prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan
sehat.
Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi
untuk gangguan elektrolit dan
cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan pada pasien secara
perlahan-lahan, dimulai dengan
makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil
yang kaya akan karbohidrat.
Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:
* Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering
dengan porsi kecil
* Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan
menghindari makanan berminyak
serta berbau lemak
* Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat
penenang, vitamin B1 dan
B6, dan antimuntah
* Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk
* Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu
ditambahkan vitamin B kompleks,
vitamin C, dan kalium
* Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang
adekuat tidak memberikan
respon
Pencegahan
Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat
menurunkan risiko hiperemesis
gravidarum. Satu kali gejala HG muncul, maka perlu penatalaksanaan sejak dini
agar tidak terjadi perburukan.
Hiperemesis Gravidarum
Emesis Gravidarum
Kriteria:
* Mual dan mutah selama kehamilan muda (6-16 minggu)
* Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari
* Sering timbul pada pagi hari (morning sickness).
Penatalaksaan:
* Pendekatan psikologis—>> terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan
muda, akan hilang sendiri
setelah kehamilan 16 minggu
- 6 -
* Perbanyak istirahat
* Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
* Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock—>>
Antivomitus (Primperan inj. +/
oral) tranguliser.
Hiperemesis Gravidarum
Kreteria:
* Mual dan mutah semakin hebat
* Tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksaan:
* Rawat inap
* Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
* Obat-obat diberikan parenteral
* Infus D10% (2000 ml) + RD5% (2000 ml) / hari tiap botol tambahan: Antiemetik
(metoklopramid hidrochlorid)
1 amp (10 mg), Vit. B Komplek 2 ml, Vit.C 1 amp, Kalau perlu Diazepam 10 mg im
* Psikoterapi
* Dalam 24 jam pertama—>> evaluasi
* Bila membaik : boleh makan / minum bertahap
* Bila tetap : Stop makan minum ? lanjutka R/ di atas untuk 24 jam kedua
* Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik—>> pertimbangan rujukan
* Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah
Kriteria pulang:
* Mual dan mutah tidak ada lagi
* Keluhan subyektif tidak ada
* Tanda-tanda vital baik.
———————————————————————————————————————cak
moki
POSTED BY cak moki ON 09.22.06 @ 2:24 am |
4 Comments »
The URI to TrackBack this entry is:
http://cakmoki.blogsome.com/2006/09/22/hiperemesis-gravidarum/trackback/
1.
kurang banyak atau kurang lengkap informasi seputar emesis gravidarum &
hiperemesis gravidarumnya
Comment by uwei colostomi — October 12, 2007 @ 1:43 pm
2.
sebaiknya diperjelas dengan baik
Comment by uwei colostomi — October 12, 2007 @ 1:44 pm
3.
ini emang ringkasan untuk teknis, bukan artikel or jurnal, judulnya aja protap,
hehehehe
Comment by cak moki — November 30, 2007 @ 2:06 pm
4.
bagaimana mekanisme pemberian tablet B6 untuk mengurangi emesis
gravidarum pada kehamilan trimester I
?dan pada dosis berapa efektivitas pemberian tablet tersebut untuk dapat
mengurangi emesis tersebut adakah
- 7 -
buku yang bisa menjelaskan hal tersebut mohon bantuannya ? ,terima kasih
Pengertian
__________
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20
minggu, muntah begitu hebat
dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton
dalam urin bukan karena penyakit
seperti appendisitis, pielititis, dan sebagainya.(1)
Etiologi
________
Tidak jelas.(2)
Klasifikasi(2,3,4)
___________
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
1. Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,
lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir
keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah
sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin
masih normal.
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole
kurang 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton
ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat menurun.
3. Tingkat III
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.
Diagnosis(2,4)
_________
1. Amenore yang disertai muntah hebat (segala yang dimakan dan diminum akan
dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu, dan haus hebat.
2. Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
3. Fisis : dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan
menurun, porsio lunak pada vaginal touche, uterus besar sesuai besarnya
kehamilan.
4. Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left,
benda keton dan proteinuria.
- 8 -
Hyperemesis gravidarum merupakan suatu keadaan yang dikarakteristikkan dengan rasa mual yang berlebihan, muntah, kehilangan berat badan, dan gangguan keseimbangan elektrolit. Sebagian besar ibu hamil (70-80%) mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim yang disebut hyperemesis gravidarum. Hyperemesis gravidarum tidak dapat dicegah namun ibu hamil dapat menjadi lebih nyaman jika mengetahui cara manajemen perawatan hyperemesis gravidarum tersebut.
Kasus hyperemesis gravidarum ringan dapat diatasi dengan perubahan diet, istirahat dan pemberian antasida. Keadaan yang lebih parah hampir selalu memerlukan perawatan di Rumah Sakit untuk penggantian cairan tubuh yang hilang akibat muntah, dan mendapatkan nutrisi melalui iv line.Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui. Keadaan tersebut mungkin berhubungan dengan perubahan hormonal akibat kehamilan. Hypermemesis gravidarum lebih sering dialami oleh ibu dengan kehamilan multipel (kembar dua atau lebih) dan seorang wanita yang mengalami hyperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya mempunyai kemungkinan mengalami hyperemesis gravidarum pada kehamilan berikutnya.
Gejala hyperemesis yang dialami berbeda diantara ibu hamil. Namun gejala umum hyperemesis gravidarum antara lain :Mual dan muntah berat terutama pada trimester pertama kehamilanMuntah setelah makan atau minumKehilangan berat badan >5% dari BB ibu hamil sebelum hamil, (rata-rata kehilanagn BB 10%)DehidrasiPenurunan jumlah urineSakit kepalaBingungPingsanJaundiseHypermesis gravidarum harus mendapatkan perhatian khusus dalam manajemen pengelolaannya karena hyperemesis dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, defisiensi nutrisi, gangguan liver dan jaundise (warna kuning pada kulit, mata dan membran mukosa) yang dapat terjadi pada hyperemesis gravidarum yang parah. Kehilangan berat badan ibu hamil yang berlebih dan kekurangan nutrisi berefek pada pertumbuhan janin.
Perbedaan Morning Sickness dan Hyperemesis Gravidarum
Morning SicknessMual kadang disertai muntahMual berkurang pada 12 mgg kehamilanMuntah tidak menyebabkan dehidrasiMasih toleran terhadap makanan tertentuHyperemesis GravidarumMual berat disertai muntahMual tidak berkurang setelah 12 mgg kehamilanMuntah menyebabkan dehidrasi beratTidak toleran terhadap makananTreatment Hyperemesis Gravidarum
Tujuan Treatment :Menurunkan rasa mual dan muntahMengganti kehilangan cairan dan elektrolitMemenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan BB ibu hamilHospitalisasi diperlukan untuk mengatasi hyperemesis gravidarum yang parah. Semua makanan dan minuman dihentikan sementara untuk mengistirahatkan GI track.
Tindakan perawatan di Rumah Sakit antara lain :Pemberian cairan intra vena : untuk memberikan hidrasi, elektrolit, vitamin dan nutrisiPercutaneus endoscopic gastrotomy : memberikan nutrisiMedikasi : Metoclopramide, Antihistamin, dan anti reflux medication.Tindakan perawatan pada Hyperemesis gravidarum :Bed rest : membuat ibu hamil lebih nyaman, namun harus berhati-hati karena istirahat terlalu banyak menyebabkan kehilangan berat badan.Akupresur : menekanan pada titik anti mual dan muntah yang terletak pada 3 jari diatas pergelangan diantara dua tendon. Lakukan penekanan secara lembut selama 3 menit untuk masing-masing tangan.Hypnosis.Herbal : jahe dan peppermintInformasi lebih lanjut :
http://www.americanpregnancy.org
http://www.helpher.org/hyperemesis-gravidarum/
http://www.engelfire.com