tugas filsafat individu rizal
DESCRIPTION
Tugas Filsafat Individu RizalTRANSCRIPT
BAB I
FILSAFAT
1.1. Pengertian Filsafat
Ide tentang filsafat berawal dari munculnya kesadaran manusia akan potensi akal
berpikirnya. Kata filosofi (philosophy) diambil dari kata Yunani: philo yang
berarti suka atau cinta, dan shopia yang berarti suatu kebijaksanaan. Dengan kata
lain filsafat itu artinya kecintaan terhadap suatu kebijaksanaan. Untuk lebih
ringkas dan jelasnya, filsafat dapat diartikan cinta pada pengetahuan dan
kebijaksanaan. Dalam bahasa Inggris yaitu love of wisdom, bahasa Arab muhibb
al-hikmah, dan bahasa Belanda wijsbegeerte.1
Pengertian filsafat dapat dibagi menjadi 2 segi atau bagian menurut sudut pandang
masing-masing:
a. Secara Etimologi
Berdasarkan arti yang sesungguhnya. Berasal dari bahasa Yunani yaitu
philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang mendalam. Kata
filsafat pertama kali diperkenalkan oleh pythagoras (582-496 SM).2
b. Secara Terminologi
Banyak sekali filsuf dengan pendapatnya masing-masing mendefinisikan dan
mengartikan arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Misalnya: menurut Plato
filsafat adalah pengetahuan yang terus berusaha mencapai pengetahuan tentang
kebenaran. Aristoteles mempunyai pendapat berbeda bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang merupakan kebenaran yang di dalamnya berisi ilmu –ilmu
metafisika, retorika, logika, etika, politik, ekonomi, dan estetika. Sedangkan
menurut filsuf dari Arab Al Farabi, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berisi
hakikat bagaimana alam dalam bentuk yang sebenarnya. Dan masih banyak lagi
batasan-batasan filsafat yang dikemukakan oleh filsuf terkenal, termasuk di
dalamnya adalah Rene Descartes, Langeveld, Hasbullah Bakry, Driyakara,
Notonagoro, Ir. Poedjawijatna, dan Ali Mudhofir, dan lain-lain.2
1
Dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
membahas dan menyelidiki semua yang ada secara mendalam dengan
menggunakan akal dengan hakikat adalah sebagai tujuannya. 2
Berfilsafat dapat dicontohkan sebagai seseorang di bumi dan memandang langit
melihat bintang-bintang di angkasa, dan seseorang tersebut ingin mengetahui
hakikat jati dirinya dalam semesta alam, berfikir secara menyeluruh serta
mendasar. 2
Filsafat juga dapat diartikan sebagai pemahaman yntuk mencari sesuatu yang
general atau umum dan tidak diketahui, yang mungkin ilmu pengetahuan juga
tidak akan mampu mencapainya. Filsafat menyelidiki ke dalam kemungkinan
yang ideal dan benar, kebenaran dan substansi, gejala dan konsep yang
berlangsung di alam semesta dan yang ada dalam pemikiran manusia. 3
1.2. Perkembangan Filsafat
Sejarah awal perkembangan filsafat dimulai dari munculnya pemikiran-pemikiran
yang mendalam tentang kebenaran alam semesta, dan merupakan renungan dari
orang-orang yang dianggap bijak pada zamannya. 4
a. Filsafat Mazhab Milesian
Terletak di Asia pada 600 SM. Merupakan kota penting yang mempertahankan
jalur perdagangan di dunia saat itu, terutama Mesir, Italia, Yunani, dan Asia.
Disebut juga filsafat alam, karena para tokoh filsuf mamandu pemikirannya pada
apa yang diamati di lingkungan sekitarnya, termasuk dan terutama pada alam
semesta. Para ahli pikir ini mencari kebenaran tentang awal mula terjadinya alam
semesta, menanyakan dan mencari jawabannya. 4
Tokoh-tokoh:
Thales (624-546 SM)
Disebut sebagai “Bapak Filsafat”, disebut seperti itu karena dia mengajukan
pertanyaan yang mendasar dan belum pernah diajukan pada saat itu, adalah
“What is the nature of the worl stuff?”, yang berarti Apa sebenarnya bahan
dasar alam semesta ini? 4
2
Thales selalu mencoba untuk memberikan pemikiran yang rasional dan bedasar
kebenaran kepada dunia. Kepercayaan Thales pada doktrin hylozoism, teori ini
membicarakan tentang masalah proses kehidupan. Dengan demikian, intinya
antara persoalan dan kehidupan itu tidak dapat dipisahkan. 5
Anaximander (610-546 SM).
Dilahirkan di Meletus, dia terkenal dengan kemampuan matematikanya.
Anaximander yang pertama kali mengenalkan peta bintang dan rasi bintang
dan menempatkan bumi di pusatnya, serta menentukan garis edar bumi. 5
Adalah murid Thales, orang yang pertama kali menggambar dunia yang tak
berpenghuni dan Anaximander percaya bentuk bumi adalah bulat silinder,
seperti drum. 4
Anaximenes (585-528 SM)
Thales, Anaximander, dan Anaximenes dikenal sebagai Trio Milesian.
Merupakan murid Anaximander. Berpendapat bahwa bumi adalah datar dan
melayang di udara tanpa ditopang apapun, matahari adalah datar seperti daun,
dan bintang-bintang ditanam seperti paku dalam kristal. 4
Anaximenes adalah sang “originator”, dia mempercayai bahwa serpihan udara
ada dimana-mana, yang meliputi apapun di alam semesta, dan merupakan
elemen penting, karena:1) udara bisa memegang atau bercampur dengan semua
benda, seperti jiwa yang bersatu, 2) semuanya berasal dari udara, berdasarkan
apakah kekuatan itu membuat semuanya berkembang (rarefaction) dan
mengkerut (condensation). 5
Pythagoras (571-496 SM)
Adalah ahli matematika. Mempercayai angka bukan unsur seperti udara dan
air, tetapi sebuah dasar semua benda, angka genap dan ganjil bila digabungkan
akan menghasilkan suatu kesatuan, dan kesatuan itu menghasilkan angka yang
merupakan dasar atau sumber dari benda. 4
Heraclitus (544-484 SM)
Pemikirannya adalah bahwa alam semesta ini selalu berubah, dari dingin ke
panas, sebaliknya juga dari panas ke dingin. Dan berpendapat bahwa kebenaran
itu selalu berubah. 4
Parmanides (501-492)
3
Pemikirannya berdasarkan deduksi terutama deduksi logis, bukan secara intuisi
atau kebetulan. Menurutnya, pengetahuan budi itu sangat penting dan utama,
sedangkan pengetahuan melalui indra selalu keliru dan belum mampu
mencapai kebenaran. Mengajarkan tentang “jalan kebenaran” dan “jalan
pemikiran”. 4
Zeno
Murid Parmanides. Pemikirannya adalah gerak adalah khayal belaka. Realitas
adalah satu dan tidak bergerak. 4
b. Zaman Yunani Kuno
Sebagai asal dari filsafat barat, berkembang menjadi awal pemikiran barat abad
pertengahan, modern dan masa berikutnya. Yunani dipengaruhi oleh budaya yang
kaya dan kreatif, dan selalu dikelilingi orang-orang yang jujur dan kompetitif. Ciri
utamanya adalah Rasionalis, yaitu pengetahuan yang mengutamakan dan
bersumber logika (akal). Tumbuhnya era baru yang disebut Skolastik, dimana
ilmu pengetahuan diajarkan di sekolah-sekolah, meliputi mata pelajaran
gramatika, geometri, astronomi, musik, dan lain-lain. Skolastik Islam membawa
perkembangan filsafat di Barat, dan juga dalam bidang ilmu pengetahuan, contoh
Ahli pikir Islam saat itu yaitu Ibnu Rusyd. Para filsuf pada masa Skolastik antara
lain: Augustinus (354-430 SM), dan Boethius (480-524 SM).4
Masa keemasan skolastik terjadi pada sekitar abad ke-13, tokoh-tokoh terkenal
pada masa kejayaan ini antara lain: Albertus Magnus (1203-1280 M) dalam ilmu
biologi dan kimia, Thomas Aquinas (1225-1274 M) merupakan theolog skolastik
terbesar, murid Albertus Magnus yang bergelar “The Angelic Doctor”,
menurutnya pengetahuan berbeda dengan kepercayaan, mengajarkan bahwa
Tuhan sebagai “ada yang tak terbatas” dan “dzat yang tertinggi”.4
Masa Skolastik akhir (1300-1450 M) ditandai oleh kemalasan berpikir para filsuf,
sehingga tidak ada perkembangan dalam berfikir. Tokoh terkenal pada zaman ini
adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M), yang berpendapat bahwa ada 3 cara
untuk mengenal Tuhan, yaitu dengan Indra, akal, dan intuisi. 4
c. Filsafat Dunia Islam
Filsafat memperoleh inspirasi dari sumber-sumber hukum Islam.
Perkembangannya di pesisir samudera Mediterania Timur pada abad 6 M. Para
4
filsuf selalu bersumber dari kenyataan al-Quran dan as-Sunnah. Mereka
menyesuaikan karya para filsuf dari zaman Yunani kuno dengan ajaran Islam
sebagai patokan, agama Tauhid. Topik filsafat Islam ini bersifat religius, seperti
meng-Esa kan Tuhan, Tuhan adalah satu, yang mencipta dan bukan sesuatu yang
diciptakan. Selain bersifat religius-spiritual, filsafat Islam bertumpu dan
berpatokan pada akal dalam mengartikan masalah tentang ketuhanan. 4
Tokoh-tokoh Filsafat Islam
Al-Kindi
Selain filsuf terkenal yang pertama, juga sebagai Ilmuwan di zamannya.
Berpendapat bahwa ilmu tauhid/Islam adalah cabang termulia dari filsafat.
Filsafat membahas tentang hakekat, dan hakekat pertama adalah Tuhan.
Banyak dipengaruhi Aristoteles, Plato, dan Neoplatonisme.4
Al-Farabi
Kebahagiaan adalah pencapaian tertinggi yang selalu diinginkan manusia.
Mendefinisikan iradah dan ikhtiar adalah sesuatu yang berbeda. Iradah /
kehendak adalah rasa rindu dan keinginan yang ditimbulkan oleh rasa dan
imajinasi, sedangkan ikhtiar didasarkan oleh pemikiran dan analisa.4
Ibnu Sina
Buku yang terkenal yaitu al-Qanun fi al-Tibb dan al-Syifa. Al-Qanun tentang
ilmu kedokteran, sedangkan as-Syifa berisi tentang filsafat Aristoteles dan
tentang ilmu pengetahuan.4
Ibnu Rusyd
Menulis ringkasan dan tafsiran para filsuf Yunani terutama Aristoteles.
Menulis buku Tahafut al-Tahafut.4
d. Filsafat Barat Modern
Tokoh pertama di zaman ini adalah Descartes yang merupakan bapak filsafat
modern. Mengajarkan rasionalisme yang menyatakan bahwa akal sangat penting
untuk memperoleh pengetahuan. Rasionalisme lawan kata dari empirisme, yang
mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris.
Dia menyimpulkan bahwa pikiran merupakan substansi non fisik yang berbeda
dengan substansi fisik ataupun materi. Pendapatnya bahwa yakin pikiran dapat
5
terpisah dari materi. Descartes mendapat kepastian bahwa pikirannya adalah
sesuatu yang berpikir, dari sini dia membangun pengetahuan.
Dalam pemikiran Will Durant, filsafat dapat diumpamakan pasukan tentara yang
merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan tentara diibaratkan
adalah pengetahuan dan juga ilmu. 4
1.3. Struktur Filsafat
Struktur filsafat dibagi dalam 3 cabang, yang memuat isi filsafat dan
pembagiannya. Dan juga melahirkan beberapa anak cabang. Yaitu:
a. Teori Pengetahuan
Cabang ini membahas tentang teori bagaimana pengetahuan didapat dan diatur
sehingga menjadi pengetahuan yang benar dan berguna. Teori ini mempunyai
makna terpenting yaitu apa sebenarnya hakekat pengetahuan itu sendiri, cara kita
berpikir, dan hukum berpikir mana yang harus digunakan agar bisa
menyimpulkan hasil dengan sebenar-benarnya. Epistemologi dan Logika
membahas tentang bagaimana orang mendapatkan pengetahuan yang benar,
dengan mempertimbangkan bahan yang dipikirkan. 4
Epistemologi
Aristoteles mengawalinya dengan mengatakan “Setiap manusia pada kodratnya
ingin tahu”. Aristoteles begitu yakin dengan hal itu dan dibuktikan dengan
karyanya sendiri. Bukan tanpa alasan bahwa dia disebut “master” atau “ahli”
dari zamannya, mengingat hasil karya nya yang luar biasa. 6
Berasal dari bahasa Yunani, episme yang berarti pengetahuan, dan logy yang
berarti teori. Jadi Epistemologi adalah teori tentang pengetahuan atau bisa
disebut filsafat ilmu. Kita harus mengetahui batas-batas pengetahuan, sehingga
kita dapat menjawab empat persoalan pokok dalam bidang epistemologi., yaitu
Apa definisi pengetahuan? Apa saja sumber pengetahuan? Dari manakah
pengetahuan yang benar itu berasal dan bagaimana cara untuk
mengetahuinya? Apakah pengetahuan kita benar / valid?. Menurut Louis Q.
Kattsof sumber pengetahuan itu ada lima: 1) aliran Empirisme, 2) aliran
6
Rasionalisme, 3) aliran Fenomenologi, 4) aliran Intusionisme, 5) metode ilmiah
yang menggabungkan rasionalisme dan empirisme. 4
Pertanyaan yang termasuk dalam Epistemologi menyangkut konsep
pengetahuan, fakta, alasan kepercayaan, dasar kebenaran, dasar kemungkinan,
atau yang lain. Pembahasan epistemologi yang menyangkut konsep
pengetahuan masih kontroversial. Maka dari itu perlu diperhatikan konsep dari
pengetahuan. Kita harus menggunakan batasan “tahu” di berbagai bidang.
Pembahasan yang menyangkut bagaimana untuk mengetahui masalah tertentu,
misalnya bagaimana untuk bermain bola, atau bagaimana cara berenang. Dan
juga membicarakan seseorang dan tempat. 7
Logika
Sejarah munculnya Logika sudah lama diperkenalkan. Thales sebagai filsuf
Yunani pertama meninggalkan segala dongeng, tahayul, dan cerita cerita yang
tidak bermakna serta berubah dan berpindah menjadi pemakaian akal budi
untuk memcahkan rahasia alam semesta, berpikir seperti itu disebut berpikir
secara logis. Semua filsuf sesudah Thales juga berperan dalam
mengembangkan logika meskipun istilah pemakaian kata logika belum dikenal.
Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme. Dan silogisme adalah penemuan
murni Aristoteles dan terbesar dalam logika. Istilah kata logika pertama kali
diperkenalkan oleh Zeno (334-262 SM). 8
Logika berasal dari bahasa Yunani logike / logo yang berarti pikiran. Pikiran
berhubungan erat dengan kata yang merupakan pernyataan atau bahasa.
Berpikir itu sendiri mempunyai arti suatu kegiatan jiwa untuk mencapai sebuah
pengetahuan. Secara terminologi Logika berarti ilmu yang memberikan aturan
berpikir yang valid (shahih). Logika membicarakan berpiikir bagaimana
seharusnya, dan juga syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam berpikir agar
mencapai pendapat atau pemikiran yang valid (shahih) tersebut. Kebenaran di
dalam logika dibagi dua, yaitu: 1) kebenaran bentuk, 2) kebenaran materi.
Logika dalam kebenaran juga dibagi dua: 1) formal logic / logika tradisional /
Silogisme, 2) Logika material. Logika adalah cabang filsafat yang sudah lama
dikembangkan, sejak Aristoteles. Banyak manfaat logika dalam bidang
lainnya, diantaranya: Logika menjelaskan dan menggunakan prinsip-prinsip
7
abstrak yang dapat dipakai dalam semua bidang ilmu pengetahuan, dan juga
logika dapat mencegah kita tersesat dari segala sesuatu yang diperoleh
berdasarkan autoriti atau kehendak sendiri. 4
Sedangkan menurut Ali Hasan dalam bukunya, Ilmu logika (mantiq) menurut
bahasa adalah bertutur kata dengan benar, yaitu ilmu yang mempelajari tentang
pikiran yang dinyatakan dalam bahasa. Berpikir sendiri adalah suatu kegiatan
jiwa untuk mencapai pengetahuan. Manfaat mempelajari ilmu logika adalah:
Melatih kesanggupan akal dan menumbuhkannya dengan membiasakan
membahas tentang metode berpikir
Menempatkan sesuatu pada tempatnya dan menyelesaikan tugas pada
waktunya.
Mudah membedakan antara pikiran benar dan salah.
Melatih jiwa supaya bisa memperhalus pikirannya.
Menekuni dan mempelajari ilmu logika sama dengan mempelajari sains, yakni
secara tidak langsung memperoleh manfaat dari ilmu itu sendiri. Hubungan ilmu
logika dengan ilmu lain sulit untuk dipisahkan. 9
b. Teori Hakikat
Hakikat berarti keadaan yang sebenarnya. Teori ini membahas tentang hakikat
sesuatu atau kebenaran sesuatu. Banyak cabang dalam teori Hakikat, diantaranya
adalah:
Ontologi
Membahas tentang hakekat sesuatu yang ada. Empat macam filsafat yang
membahas itu adalah: 1)Materialisme; bahwa alam itu adalah kesatuan material
yang tidak terbatas dan hakekat, termasuk segala materi dan energi yang selalu
ada dan akan tetap ada, dan beranggapan bahwa hakekat benda adalah benda
itu sendiri. 2) Idealisme; bahwa realitas terdiri atas ide-ide, pikiran, akal dan
jiwa, bukan benda material atau energi, menekankan mind adalah yang
pertama, bukan materi. Idealisme merupakan pandangan yang mengatakan
bahwa realitas dasar terdiri dari dan sangat berhubungan erat dengan ide,
pikiran, dan jiwa. 3) Dualisme; memadukan antara aliran materialisme dan
idealisme, yang mengatakan bahwa materi dan ide sama-sama hakikat. 4)
8
Agnoticisme; bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakekat sesuatu di
balik kenyataan ini, karena kemampuan manusia yang terbatas dan tidak
mungkin tahu karena keterbatasan indera ataupun pikirannya. 4
Jadi pada intinya ontologi adalah membahas mengenai apa saja yang ingin kita
ketahui, dan seberapa jauh kita ingin mengatahuinya. Ontologi mendefinisikan
arti dari bahasa, asal mula bahasa, alat berbahasa dan berkomunikasi,
hubungan bahasa ilmiah, logika, statistika, dan matematika. 10
Kosmologi
Membahas keseluruhan tentang alam semesta secara fisik. Juga terkadang
membahas tentang fisika. Yang utama dalam kosmologi adalah ingin
mengetahui hakikat tentang asal, susunan dan hakikat tentang perubahan, dan
juga tujuan akhir dari alam raya ini. 4
Antropologi
Suatu ilmu yang mempelajari tentang mahluk atau Manusia. Antropologi
mempelajari sesuatu tentang manusia secara menyeluruh dan terintegrasi dari
beberapa bidang ilmu. Perkembangan ini membutuhkan waktu yang panjang,
dimulai sejak awal abad ke 19 dan berlangsung sampai saat ini. Seluruh
perkembangan yang dicapai setelah tahun 1951 sampai sekarang telah disadari
oleh banyak ahli di berbagai Negara di mana ilmu Antropologi hidup dan hal
ini tampak dari buku-buku pelajaran ilmu Antropologi. 11
Membicarakan khususnya tentang manusia, yang bertujuan untuk menemukan
hakikat manusia. Manusia merupakan bagian dari alam yang dipandang
sebagai suatu kesatuan yang total. Hakikat manusia itu jasmani manusia dan
bukan ruh nya. Mari kita lihat bersama firman Allah SWT dalam al-Qur’an
yang menjelaskan tentang kejadian dan asal usul manusia dan ruh, misalnya
pada Surah al-An’am ayat 2 dimana terjemahannya adalah: “Dialah yang
menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal (kematianmu)...”,
surah al-A’raf ayat 12, surah al-Mu’minun ayat 12-15, dan lain-lain. Bahwa
kehidupan manusia di alam ini diawali dengan tidak ada, kemudian ada (lahir)
dan terakhir tidak ada lagi (mati). 4
Theodecia
9
Disebut juga Teologi, membahas tentang dasar ketuhanan dan hubungan antara
manusia dengan Tuhan menurut logika dan akal pikiran manusia, dan ilmu ini
tidak membicarakan Tuhan dari segi agama. Terdapat berbagai macam aliran:
1)Theisme; dimana percaya Tuhan sebagai pencipta alam ini, dan Tuhan
merupakan dasar dari segala yang ada, 2)Monotheisme; menjelaskan bahwa di
seluruh alam semesta ini hanya ada satu Tuhan, tidak ada Tuhan lagi selain
Dia, 3)Trinitheisme; bahwa Tuhan ada tiga, yaitu tuhan pencipta, pemelihara,
dan pemusnah, 4)Politheisme; mengajarkan Tuhan atau dewa itu banyak., 5)
Pantheisme; mengandung arti seluruh Tuhan yang mengajarkan seluruh alam
semesta ini adalah Tuhan, Tuhan adalah alam dalam keseluruhannya dan benda
mati merupakan bagian dari Tuhan, 6) Atheisme; faham dan kepercayaan yang
mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. 7) Agnostisisme; mengajarkan bahwa
manusia tidak akan sanggup untuk memperoleh pengetahuan tentang Tuhan,
disebut juga pahan skeptisme atau keraguan. 4
Filsafat Agama
Filsafat dan agama posisinya selalu rentan terhadap kontroversi. Dari sejarah
yang sangat panjang, kedua problem tersebut, yakni filsafat dan agama masih
menjadi bidang pemikiran yang masih kontroversi dan belum selesai dari
kontroversi. Perkembangan dalam bidang agama dan filsafat, seringkali
dimengerti sebagai pemikiran yang terpisah, bukan sebagai pemikiran yang
utuh dan menjadi satu. Akan menjadi menarik dan penting saat pemikiran
filsafat dan agama disatukan sebagai kerangka perkembangan pemikiran yang
utuh. Agama dan filsafat adalah dua kekuatan yang mewarnai dunia, yang
mendatangkan peradaban besar bagi kemanusiaan. Agama bersumber dari
wahyu yang mutlak dan diyakini kebenarannya, sedangkan filsafat bersumber
dari proses pikir yang mendalam oleh manusia yang tujuannya adalah
mendapatkan kesimpulan tentang kebenaran relatif. 3
Merupakan pemikiran pokok tentang agama, menerangkan agama secara
filosofis. Membahas tentang Tuhan, Iman, maupun Ibadah. Perannya adalah
untuk membahas agama bagi manusia ditinjau dari segi filosofis dan bukan
dari sudut ajaran atau wahyu yang diajarkan agama tertentu. 4
Filsafat Hukum
10
Menghendaki jawaban atas pertanyaan: apakah hukum?, yang menghendaki
agar kita bertanya pada diri sendiri, apa sebenarnya yang kita anggap hukum.
Segala jawaban yang mengandung unsur hukum akan menjadi dasar landasan
ontologis hukum. Kaidah hukum tidak termasuk dunia kenyataan, melainkan
termasuk dunia nilai, dunia yang lain daripada dunia penyelidikan ilmu
pengetahuan. Filsafat hukum mempelajari pertanyaan-pertanyaan yang tak
terjawab oleh ilmu pengetahuan hukum. 4
Filsafat Pendidikan
Manusia dituntut untuk terampil agar mampu memegang tanggung jawabnya.
Untuk memperoleh suatu ketrampilan itu manusia perlu dengan apa yang
disebut pendidikan. Pendidikan diperlukan untuk membentuk manusia yang
berkualitas dan berguna sebagai manusia. Pada hakikatnya pendidikan adalah
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ke tingkat yang lebih
tinggi dan lebih baik. 4
c. Teori Nilai
Terdiri dari dua cabang filsafat, yaitu: Etika dan Estetika. Dimana kedua cabang
filsafat ini membicarakan tentang nilai atau harga.
Etika
Etika mempunyai peran dan tugas untuk menyelidiki kewajiban manusia dan
tingkah laku manusia dilihat dari segi baik dan buruknya tingkah laku tersebut.
etika mempunyai sifat dasar yaitu kritis. Etika mempersoalkan norma-norma
yang berlaku., dan menuntut untuk berpikir rasional atas semua norma yang
berlaku. Etika memberi kemungkinan kita untuk mengambil sikap dan
keputusan serta turut membantu menentuka arah perkembangan masyarakat.
Objek Etika itu sendiri adalah pernyataan-pernyataan moral, tentang tindakan
manusia dan unsur kepribadian manusia. 4
Estetika
Estetika memuat tentang nilai indah secara umum. Menurut Plato, keindahan
adalah realitas yang sebenarnya dan tidak pernah berubah. Keindaha adalah
sifat objektif barang yang dinilai. 4
11
BAB II
KEBENARAN
2.1. Arti Kebenaran
Manusia merupakan makhluk yang sangat bervariasi dan unik. Dalam jati diri
manusia terdapat rahasia yang tak terungkap dan tidak akan tuntas untuk dibahas.
Manusia mempunyai kemampuan khusus yang dimiliki, yaitu kemampuan untuk
berpikir dan rasa ingin tahu. Rasa berpikir dan rasa ingin tahu ini membuat
manusia untuk terus bertanya di dalam dirinya tentang apa yang ada di lingkungan
sekitarnya. Kesadaran dalam mencari hakikat dan kebenaran harus dicari oleh
setiap manusia. Manusia pasti memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan
kebenaran itu pasti sebagai tujuannya. Manusia selalu menuntut dirinya untuk
hidup di dalam kebenaran. Kebenaran adalah satu nilai utama dalam kehidupan
manusia, yang artinya sifat manusiawi selalu berusaha meraih suatu kebenaran.
Kebenaran merupakan hubungan yang sesuai antara fakta dengan pernyataan, atau
pertimbangan dan situasi yang dipertimbangkan, merupakan hubungan antara
pengetahuan dan apa yang jadi obyeknya. Kebenaran selalu berdasar kenyataan
dan sesuai dengan fakta yang ada, dan bersifat relatif yang artinya apa yang
dianggap seorang benar, belum tentu orang lain menganggapnya benar. 1
Kebenaran adalah merupakan hubungan antara rasa percaya pada diri dengan
kenyataan. Bila hubungan antara rasa percaya dan kenyataan ini tidak ada, maka
kebenaran itu adalah salah. 12
Sedangkan dalam Islam, Islam mengakui disamping ada kebenaran hakiki yang
datang dari Tuhan, masih ada kebenaran relatif yang dicapai oleh pemikiran atau
akal budi manusia. 3
2.2. Hakikat Kebenaran
Pada prinsipnya, kebenaran itu sendiri adalah hakikat dari kebenaran. Dengan
memanfaatkan akal untuk berpikir secara optimal, manusia selalu berusaha untuk
menemukan arti kebenaran sesuatu untuk mengatasi segala permasalahan sehari-
hari. Banyak cara dan upaya untuk mencari kebenaran, diawali dengan
12
perenungan, mengkritisi, dan menganalisis secara mendalam. Upaya ini salah
satunya disebut dengan filsafat. Sebagian besar sejarah, filsafat selalu membahas
tentang masalah kehidupan dan fenomena sehari-hari. 1
2.3. Teori Kebenaran
Menurut Idzam Fautanu, pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran tanpa
melaksanakan tugas utama untuk menemukan dan menjelaskan, maka nilai
kebenaran tidak berarti apa-apa. Seseorang selalu mempunyai keinginan dan
bertindak sesuai dengan kebenaran. Apabila manusia mengerti dan memahami
tentang kebenaran itu, maka manusia akan menghadapi pertentangan batin dan
psikologis ketika berhadapan dengan kenyataan. Teori tentang kebenaran adalah: 4
Teori Korespondensi
Kebenaran merupakan kesesuaian antara data dan perkataan dengan fakta atau
kenyataan. 4 2
Teori Koherensi
Kebenaran ditegakkan dari hubungan keputusan yang baru diambil dengan
keputusan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya terlebih dahulu.4 2
Teori Pragmatis
Sesuatu dinyatakan sebagai suatu kebenaran apabila ia berlaku, bermanfaat dan
memuaskan kebenaran dibuktikan dengan kegunaannya, hasil dan akibatnya.
Tujuan utamanya adalah agar manusia selalu dalam keseimbangan, manusia
harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan lingkungan.4
Teori Kebenaran Berdasarkan Arti
Disebut juga teori semantik. Pengetahuan tersebut dianggap benar apabila ada
referensi yang jelas, dan bisa dibuktikan secara sah dan validitasnya dapat
diuji, jika tidak ada referensi yang jelas maka pengetahuan tersebut dianggap
salah.4 2
Teori Sintaksis
Suatu pernyataan memiliki kebenaran jika pengetahuan itu mengikuti peraturan
yang baku, atau jika pengetahuan itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari
peraturan maka kebenaran itu tidak memiliki arti.4
Teori Logik
13
Setiap pernyataan atau proposisi mempunyai isi yang sama dan mempunyai isi
sama dan semua orang sepakat dengan itu.4
Teori Spiritual
Dalam Islam, pernyataan bahwa Tuhan sebagai kebenaran mutlak telah dimulai
sejak filsuf pertama muslim, al-Kindi. Kepercayaan terhadap Tuhan sebagai
sumber kebenaran mutlak harus diyakini dan tidak bileh ada keraguan. 4
2.4. Sifat Kebenaran
Menurut Idzam Fautanu, Kebenaran dalam filsafat ilmu dibedakan menjadi tiga
hal:
a. Kebenaran yang berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Yaitu setiap
pengetahuan yang dimiliki yang mengetahui sesuatu objek dari jenis pengetahuan
yang dibangun. Pengetahuan itu adalah: pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah,
pengetahuan filsafat, pengetahuan agama. 4
b. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik, cara atau dengan alat apa
seseorang membangun pengetahuannya. 4
c. Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan.
Bagaimana hubungan dari subyek dan obyek, yang mana yang dominan. Jika
subyek yang berperan maka jenis pengetahuan itu mengandung nilai kebenaran
yang bersifat subyektif, begitu juga sebaliknya. 4
2.5. Pendekatan Kebenaran
Kebenaran dapat diperoleh melalui :
a. Pendekatan non ilmiah
Melalui akal secara sederhana, prasangka ataupun secara kebetulan, ataupun
karena kekuasaan. Banyak digunakan karena kebenaran diperoleh dengan akal
sederhana dan sangat dipengaruhi kepentingan penggunanya. 4
b. Pendekatan ilmiah
Pada umumnya melalui suatu penelitian yang berdasarkan teori tertentu yang
valid. Diperoleh secara sistematis dan terkontrol berdasarkan data empiris. 4
14
BAB III
ILMU PENGETAHUAN
3.1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Menurut Jalaludin dalam bukunya “Filsafat Ilmu Pengetahuan”, Manusia harus
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk menyerasikan diri
dalam lingkungannya, manusia menggunakan segala potensi yang ada dalam
dirinya. Proses penyesuaian ini butuh waktu yang panjang. Berawal dari rasa
ingin tahu, lalu dari pengalaman trial and error hingga sampai pada pembuktian
illmiah yang kebenarannya dapat dibuktikan secara empiris. Perkembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri seiring dan berada di lintasan sejarah peradaban manusia.
Ilmu pengetahuan berpengaruh dalam menopang perkembangan peradaban.
Berawal dari zaman purba, asal muasal ilmu pengetahuan merupakan bentuk
kekuatan gaib (mistik) di kalangan suku primitif. Kepercayaan gaib itu
selanjutnya berkembang menjadi kepercayaan agama. Pada bangsa-bangsa kuno,
unsur mistik juga ditemukan. 1
Setelah manusia menyadari bahwa dirinya sebagai makhluk yang memiliki
potensi, kepercayaan mistis mulai ditinggalkan. Melalui pengembangan potensi
rasio ini berawal ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan terkait
dengan rasa ingin tahu manusia sendiri dan terhadap lingkungannya. Tujuannya
adalah untuk menemukan kebenaran. Perkembangan ilmu pengetahuan sudah
lama, setua peradaban sejarah dan peradaban manusia. 1
Pendapat para ilmuwan berbeda-beda dalam menilai perkembangan ilmu
pengetahuan ini, beberapa pendekatan mereka adalah:
a. Pendekatan proses
Pendapat George J.Mouly, perkembangan ilmu pengetahuan ada tiga tahap,
berawal dari animisme, ke tahap ilmu empiris, dan tahap ilmu teoritis. 1
b. Pendekatan kultural
Berdasarkan perubahan dalam kultur masyarakat di masa tertentu. Franz Dahler
membagi tahapan perkembangan akal budi dalam kultur masyarakat dalam empat
pucak. 1
15
c. Pendekatan kreativitas
Dimensi kreatif, yakni peranan ciri kreativitas manusia. Conny R. Semiawan
membagi dalam empat zaman: 1) zaman purba; masa prasejarah (20.000-10.000
SM), dan sejarah (15.000-600 SM), 2) zaman penalaran dan menyelidiki (600-200
SM), 3) Abad pertengahan (500-1500 SM), 4) zaman modern (abad ke-14). 1
d. Pendekatan peradaban
Ilmu pengetahuan tertanam di masa lampau dan di banyak peradaban manusia.
Menurut Jerome R.Ravertz, perkembangan dibagi dalam lima tahapan: 1)
peradaban zaman kuno dan abad tengah, 2) peradaban-peradaban lain, 3) Pencipta
Ilmu Eropa, 4) zaman revolusi, 5) zaman matangnya ilmu. 1
e. Pendekatan sejarah dan kebudayaan
Rentang kurun waktu sangat panjang. Awal sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan sekitar 7.000 SM saat terbentuk komunitas tani awal. 1
Menurut Jalaludin, Manusia adalah makhluk yang luhur, dan dengan kemampuan
rasio yang dimiliki manusia, manusia berusaha menemukan hakikat alam melalui
perenungan filsafat. 1
Macam-macam filsafat ilmu pengetahuan adalah filsafat bahasa, filsafat logika,
filsafat matematika, filsafat statistika, filsafat agama, filsafat seni, dan filsafat
moral. Ilmu merupakan satu dari pengetahuan manusia. Kita harus mengetahui
hakikat ilmu sebenarnya agar dapat menghargai ilmu itu sendiri. 13
Menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis,
ada enam alat untuk memperoleh pngetahuan: Pengalaman indera, Nalar, Otoritas,
Intuisi, Wahyu, Keyakinan. 2
3.2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan
manusia untuk memahami suatu obyek yang dihadapinya, hasil usaha manusia
untuk memahami suatu obyek tertentu. Cabang filsafat yang mempelajari
pengetahuan disbut Epistemologi, yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas, sifat, metode,
dan validitas pengetahuan. 14
16
Perlu dibedakan pengetahuan yang sifatnya pra ilmiah dengan pengetahuan
ilmiah. Pra ilmiah adalah pengetahuan yang belum memenuhi syarat-syarat ilmiah
pada umumnya. Pengetahuan ilmiah sudah memenuhi syarat-syarat ilmiah.
Syarat-syarat agar dapat dikatakan pengetahuan tersebut ilmiah adalah harus
mempunyai obyek tertentu (formal dan material) dan harus sistematis
(kronologis), serta harus memiliki metode tertentu dengan sifatnya yang umum. 15
Ilmu pengetahuan diambil dari bahasa Inggris science, berasal dari bahasa Latin
scientia yang berarti mempelajari, atau mengetahui. Pengertian ilmu itu sendiri
adalah rangkaian aktivitas yang mencari penjelasan suatu cara untuk memperoleh
pemahaman rasional mengenai dunia ini dari berbagai macam segi, dan semua
pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti
manusia. Ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan Sains adalah pengetahuan
ilmiah atau pengetahuan bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat
(hukum) ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah kumpulan
pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber, dengan metode tertentu,
disusun sistematis dan sudah diuji kebenarannya secara empiris, kebenarannya
dapat dibuktikan dan didasarkan atas pengalaman yang nyata. 14
Perbedaan antara Ilmu dengan pengetahuan dapat diketahui dengan melihat ciri-
cirinya. Ilmu berbeda dengan pengetahuan karena ciri sistematisnya. Pegetahuan
yang berasal dari pengalaman disebut pengetahuan penglaman atau pengetahuan,
pengetahuan yang berdasar keterangan atau bukti disebut dengan ilmu. Bahwa
pengetahuan saja bukan berarti ilmu, misalnya binatang juga mempunyai
pengetahuan, tetapi binatang tidak mempunyai ilmu. Tiap-tiap ilmu selalu
berdasar pada pengetahuan, pengetahuan adalah dasar pertama bagi ilmu untuk
mencari bukti lebih lanjut. 15
3.3. Filsafat Ilmu Pengetahuan
Menurut Jalaludin dalam bukunya Filsafat Ilmu Pengetahuan, Istilah filsafat ilmu
pengetahuan dikemukakan oleh Conny R. Semiawan dari logika deduktif
Aristoteles. Logika tersebut sangat lengkap dan teliti, sehingga dapat bertahan
lama, sekitar 2000 tahun dan tidak ada perubahan. Sampai sekarang, logika
deduktif masai dipakai dan dijadikan salah satu dasar terpenting filsafat ilmu
17
pengetahuan. Aristoteles mempersatukan sistem, logika, dan matematika. Logika
deduktif dipakai untuk mengukur validitas suatu pemikiran. Filsafat ilmu
pengetahuan didapatkan setelah beberapa perkembangan pada masa lalu, dimana
filsafat ilmu pengetahuan ini merupakan salah satu cabang dari segi
perkembangan filsafat, dimana filsafat lebih memfokuskan objek kajiannya lebih
spesifik. Cikal bakal perkembangan filsafat ilmu lebih bertumpu pada filsafat
yang mempengaruhi seluruh perkembangan pemikiran itu. Dua aliran besar dalam
filsafat adalah empirisme dan rasionalisme. Rasionalisme selalu dikaitkan dengan
filsuf besar Perancis yaitu Rene Descartes (1596-1650) yang diakui sebagai bapak
pemikiran modern. Sedangkan empirisme dihubungkan dengan filsuf terkenal
Inggris yaitu John Locke (1632-1740), tetapi dasar pemikiran rasionalisme sudah
dikemukakan oleh Plato (427-347 SM). Perkembangan filsafat ilmu pengetahuan
dapat ditelusuri dan dipelajari dari tokoh-tokoh peletak dasar, serta peranan
mereka dalam perkembangan dan disiplin ilmu masing-masing. Jalan yang dilalui
filsafat ilmu pengetahuan hingga menjadi sebuah disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, cukup panjang dan berliku. Filsafat ilmu pengetahuan adalah perumusan
world views yang konsisten dengan, dan beberapa pengertian berdasarkan teori
ilmiah yang penting. Arti dari filsafat ilmu pengetahuan dapat dipahami dari
empat pertanyaan: 1) Apakah ilmu pengetahuan itu? 2) mengapa ilmu
pengetahuan itu ada? 3) bagaimana pengetahuan itu berada? 4) kemana dan untuk
apa pengetahuan itu?. Pertanyaan pertama menjawab mengenai hakikat ilmu,
pertanyaan kedua mennjawab tentang sebab keberadaan ilmu pengetahuan,
pertanyaan ketiga menjawab tentang metode ilmu pengetahuan, pertanyaan
keempat menjawab tentang manfaat ilmu pengetahuan bagi hidup dan kehidupan.
Kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dapat dinilai sebagai upaya para ilmuwan
peletak dasarnya, untuk menyatukan kembali ilmu pengetahuan dengan nilai
kearifan filsafat sebagai induknya. 1
3.4. Manfaat Ilmu Pengetahuan
Prestasi dan pencapaian yang diraih di dunia ilmu pengetahuan pada abad terakhir
ini telah berkembang dengan pesat di setiap bidang, terutama bidang kedokteran.
Peradaban itu sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan
18
ini mempermudah manusia, misalnya dalam bidang kesehatan, pemenuhan
kebutuhan pokok, misal pemukiman, pendidikan dan komunikasi. Perkembangan
pengetahuan mengakibatkan adanya hal-hal yang sangat menguntungkan dan
dapat dimanfaatkan bagi peradaban umat manusia, misalnya mudahnya
transportasi, mudahnya berkomunikasi, penghematan waktu dan tenaga, maupun
segala cara untuk mendapatkan kenyamanan. 1
Dengan segala kemampuan yang manusia miliki, manusia dapat mengendalikan
dan memanfaatkan alam sekitarnya untuk memberikan kesejahteraan dan berguna
bagi kehidupannya dan sekitarnya, sehingga menjadikan peradaban manusia
semakin berkembang. Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan harus dimiliki
setiap manusia guna untuk mempercepat proses pembaruan dan meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Di abad modern ini, hampir seluruh bidang
kehidupan, manusia menggantungkan diri kepada produk hasil kreatifitasnya
tersebut, misalnya manusia di zaman sekarang ini lebih mengandalkan
kemampuan mesin yang dibuat atas hasil pemikirannya sendiri. Melalui nilai dan
manfaat yang dimiliki pengetahuan maupun teknologi, hal tersebut menjadikan
kehidupan manusia lebih mudah, lebih hemat, aman dan nyaman. 1
19
BAB IV
ETIKA
4.1. Pengertian Etika, Moral, Dan Norma
Setiap manusia dinilai berdasarkan tindakannya. Contohnya adalah tindakan bisa
dinilai sebagai sehat atau kurang sehat, misalnya pernafasan, sistem pencernaan,
dan lain-lain, dan yang bisa menilai adalah dokter, dengan demikian penilaian
seperti itu dinamakan penilaian medis. Pula penilaian berdasarkan indah atau
tidaknya, penilaian dalam hal ini dinamakan penilaian estetis. Tindakan bisa juga
dinilai berdasarkan baik dan buruknya. Jika tindakan itu dilakukan dengan sadar
atas pilihan, maka disebut dengan sengaja. Faktor kesengajaan ini mutlak untuk
penilaian baik buruk yang disebut penilaian etis atau moral. Sasaran pandangan
Etika khususnya ditujukan kepada manusia yang melakukan tindakan dengan
sengaja. Obyek materi etika adalah manusia, sedangkan obyek forma nya adalah
tindakan manusia yang dilakukan dengan sengaja. 16
Etika berasal dari bahasa Yunani, yakni ethos yang artinya pemikiran kesusilaan
atau adat. Etika merupakan cabang filsafat, membicarakan segala sesuatu tentang
tingkah laku manusia atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik
atau buruk. Yang dapat dinilai adalah tingkah laku manusia yang dilakukan secara
sadar, yang tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruknya. Etika dapat dibagi
deskriptif dan normatif. Deskriptif hanya menggambarkan dan menceritakan apa
adanya, tidak menilai dan tidak menilai baik buruknya, serta tidak mengajarkan
bagaimana seharusnya berbuat. Sedangkan normatif berarti memberikan penilaian
baik dan buruknya, mana yang dikerjakan, mana yang tidak dikerjakan., etika
normatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu etika umum dan khusus. Etika juga dapat
dibagi menurut hubungannya dengan individu dan orang lain, yaitu etika individu
dan etika sosial. 2
Menurut Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Etika adalah Ilmu pengetahuan yang
berdasar akhlak. Adalah:
a. Ilmu tentang semua yang baik dan buruk dan hak kewajiban moral
b. Suatu kumpulan yang berdasar dan bernilai yang berhubungan dengan akhlak
c. Nilai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau suatu masyarakat. 17
20
Istilah Etika dan Etik sering kontroversial dalam hal pengertiannya. Etika adalah
berdasar atau berazas akhlak, sedangkan etik adalah kumpulan atau seperangkat
azas yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam kode Etik. 17
Moral berasal dari kata Mos yang berarti adat atau cara hidup. Etika maupun
moral pada dasarnya sama artinya, tetapi dalam pemikiran sehari-hari mempunyai
sedikit perbedaan. Moral digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai, etika
dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada. Moral adalah ajaran, wejangan,
peraturan, baik lisan ataupun tertulis tentang bagaaimana manusia harus hidup dan
bertindak untuk menjadi manusia yang baik. Ajaran moral ini bersumber pada
orang yang berwenang, misalnya orangtua dan guru, pemuka masyarakat maupun
pemuka agama. Sedangkan Etika adalah ilmu bukan sebuah ajaran. Etika
mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran tetapi
memeriksa kebiasaan, nilai, norma, dan pandangan moral secara kritis. Etika
berusaha menjernihkan hal-hal yang menyangkut moral, sedangkan moral
berfokus pada baik atau buruk manusia sebagai seorang manusia. 2
Daya atau upaya untuk tahu baik dan buruk sudah ada pada manusia, kesadaran
moral ada bersamaan dengan adanya manusia. Perkembangannya memerlukan
pendidikan yang berupa teladan, penyuluhan maupun bimbingan atau
menggunakan faktor pendidikan lainnya. Di dalam perkembangannnya moral
berfungsi untuk mengambil tindakan dan putusan tertentu terhadap baik buruknya
tindakan sendiri di dalam situasi tertentu. Tiap ada tindakan etis, ada pula kata hati
atau moral yang berfungsi dan bertindak sebagai penerangan dan seperti hakim. 16
Norma berarti ukuran, aturan, atau kaidah bagi pertimbangan dan penilaian.
Semua hal baik dan berguna akan senantiasa diusahakan agar dikerjakan kembali
di dalam perbuatan itu. Sebagai hasil usaha itu maka akan terjadi ukuran
perbuatan yang disebut norma tindakan. Norma jika diterima anggota masyarakat
akan mengandung sanksi dan pahala.
Tidak dilakukan sesuai norma: hukuman, celaan, dan lain-lain
Dilakukan sesuai norma: pujian, balas jasa, dan lain-lain. 2
21
Norma ada dua macam, yaitu norma khusus, yaitu norma yang berlaku pada
bidang khusus, dan norma umum, dimana norma umum juga dapat dibagi menjadi
tiga macam:1) Norma sopan santun, 2) Norma hukum, 3) Norma Moral. 2
4.2. Etika Dan Profesionalisme
Menurut Jalaludin, Disiplin ilmu tertentu memiliki komunitas spesialis yang
mengarah pada kemampuan tertentu dan keahlian khusus, yaitu kemampuan
profesional. Arti kata profesional:
Bersangkutan dengan profesi
Memerlukan kepandaian khusus
Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya1
Kata “profesi” dianggap identik dengan pekerjaan, atau dengan mata pencaharian.
Profesi juga dianggap sebagai suatu keseluruhan pengetahuan dan ketrampilan
yang secara teknis harus dikuasai untuk melakukan suatu pekerjaan, tidak ada
hubungan dengan etika yang ada pada pekerjaan tersebut. prinsip dasar
profesionalisme:
a. mempunyai pengetahuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki karena
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman
b. mempunyai kaidah dan standar moral tinggi, yang mendasarkan pekerjaannya
pada kode etik profesi
c. mengabdi pada kepentingan masyarakat
d. selalu berkaitan denganmasyarakat dan selalu mengacu pada nilai
kemanusiaan, keselamatan, keamanan, dan kelangsungan hidup
e. menjadi anggota suatu profesi. 1
Sedangkan kriteria profesionalisme adalah:
a. Harus memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Membutuhkan pelatihan profesional yang memadai
c. Mempunyai suatu lembaga yang sistematis
d. Memberikan keterangan dan ketrampilan khusus
e. Merupakan tipe pekerjaan yang bermanfaat
f. Selalu mengembangkan hasil pengalaman yang sudah teruji
22
g. Memerlukan pelatihan kebijaksanaan dan penampilan tugas
h. Mempunyai kesadaran terhadap ikatan kelompok sebagai suatu kekuatan
i. Sebagai batu loncatan untuk mencari pekerjaan lain.
j. Mematuhi kode etik yang diterima dan dibangun.1
Setiap profesional memiliki norma-norma yang harus ditaati. Para ahli sejarah dan
filsuf mengerti bahwa profesional bertindak atas nama manusia lain atau klien.
Profesional dianggap seorang yang dapat dipercaya bagi orang lain karena: 1)
mereka ahli di bidangnya, 2) merupakan pemberi pelayanan yang (demi bayaran)
menaati kehendak klien. Menurut yang pertama, profesional berpendapat bahwa
pengetahuan dan pengalaman mereka membuat mereka menemukan dan
melakukan hal benar sesuai moral dan norma yang benar. Agar hubungan
profesional-klien bermoral, maka kaum profesional, harus diberdayakan oleh
klien agar bertindak demi mereka. Pemberdayaan itu terjadi bila kedua pihak
menyetujui syarat dan isi perjanjian pelayanan (dengan pembayaran), berisi
tentang apa saja yang harus dilakukan kaum profesional untuk klien secara rinci.18
Pekerjaan profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pendidikan serta pelatihan
tertentu, dan memiliki kedudukan yang tinggi di tengah masyarakat, contohnya
wartawa, dosen, dokter, polisi, dan lain sebagainya. 17
4.3. Kode Etik Profesi
Setiap disiplin ilmu memiliki etik profesinya, yang lazim disebut “kode etik”,
contohnya adalah Dokter yang menghalalkan aborsi demi memperoleh tambahan
pendapatan, jelas itu melanggar kode etik profesinya. Dengan kode etik profesi
yang dimiliki, setiap profesi akan mengatur anggota profesi. Kode etik profesi
harus dimaknai dan dapat diartikan dalam pengertian lebih luas, bukan hanya
pengaturan perilaku profesi, tetapi mencakup nilai moral secara menyeluruh, juga
mencakup pandangan dunia dan pandangan hidup. Dalam pendekatan
komprehensif, kode etik mengacu pada kerangka nilai-nilai kemanusiaan,
termasuk di dalamnya harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 2
Pekerjaan profesi itu sendiri mempunyai ciri-ciri:
a. Pendidikan sesuai dengan standar nasional
b. Mengutamakan azas kemanusiaan
23
c. Legal melalui perizinan
d. Bergabung dalam satu organisasi profesi
e. Berdasarkan etik profesi dan mengikat seumur hidup
f. Belajar seumur hidup17
Etik profesi merupakan sekumpulan perilaku anggota profesi itu sendiri dalam
berhubungan dengan orang lain. Citri-ciri etik profesi itu sendiri adalah:
a. Disusun oleh organisasi profesi yang berkaitan
b. Berlaku di lingkungan profesi
c. Membangun sikap perikemanusiaan
d. Berisi tentang kewajiban, larangan serta hak profesi17
4.4. KODEKI
Profesi kedokteran merupakan profesi tertua dan dikenal juga sebagai profesi
yang mulia karena berhadapan dengan hal skral atau berharga dalam hidup yaitu
maslah kesehatan dan kehidupan. Hakikatnya sendiri adalah bisikan nurani serta
panggilan jiwa untuk mengabdikan pada kemanusiaan berdasar moralitas yang
kuat. Prinsip kejujuran, empati, keadilan, keikhlasan, kepedulian terhadap sesama
dalam rasa kemanusiaan, kasih sayang, dan ikut merasakan penderitaan orang
lain. Seorang dokter harus mengutamakan kepentingan orang lain. Kode Etik
Kedokteran merupakan sekumpulan perilaku para dokter dan dokter gigi dalam
hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat maupun mitra
kerja. Disusun oleh organisasi profesi dan pemerintah menjadi suatu Kode Etik
profesi kedokteran. 17
Menurut Agus Purwadianto dalam bukunya Kode Etik Kedoktran Indonesia,
bahwa di Indonesia, norma dan penerapan etika khususnya dalam bidang
kedokteran kepada pasien atau masyarakat didasarkan atas azas Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Kodeki (Kode Etik Kedokteran Indonesia) adalah
alat baku dan pembukuan yang berisi nilai tanggung jawab profesional profesi
kedokteran untuk menjaga kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran. Kodeki
24
berisi kumpulan peraturan etika profesi untuk tolok ukur perbuatan profesi
seorang dokter. Kodeki edisi terakhir tahun 2012 Berisi tentang:
Kewajiban umum pasal 1-13
Kewajiban Dokter Terhadap Pasien pasal 14-17
Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat pasal 18-19
Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri pasal 20-21.19
Adapun penjelasan KODEKI pasal demi pasal:
Pasal 1: Sumpah dokter, bahwa setiap dokter wajib menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2: Standar pelayanan kedokteran yang baik, seorang dokter wajib selalu
melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen, dan
mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3: Kemandirian Profesi, dalam melakukan pekerjaan kedokteran, seorang
dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4: Memuji diri, setiap dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri.
Pasal 5: Perbuatan melemahkan psikis atau fisik, tiap perbuatan atau nasihat
dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib
memperoleh persetujuan pasien/ keluarga dan hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6: Bijak dalam penemuan baru, setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati
dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau
pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7: Keterangan dan pendapat yang valid. Seorang dokter wajib hanya
memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.
Pasal 8: Profesionalisme, seorang dokter wajib, dalam setiap praktek medisnya,
memberikan pelayanan secara berkompeten dengan kebebasan moral
25
sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang dan penghormatan atas martabat
manusia.
Pasal 9: Kejujuran dan kebajikan sejawat, seorang dokter wajib bersifat jujur
ketika berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk
mengingatkan sejawatny yang pada saat menangani pasien dia ketahui
memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan.
Pasal 10: Penghormatan hak-hak pasien dan sejawat, seorang dokter wajib
senantiasa menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11: Pelindung kehidupan, setiap dokter wajib senantiasa mengingat
kewajiban dirinya dalam melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12: Pelayanan kesehatan holistik, dalam melakukan pekerjaannya seorang
dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan, baik
fisik maupun psikososial-kultural pasiennya, serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi sejadi masyarakat.
Pasal 13: Kerjasama, setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas
sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya, dan masyarakat, wajib saling
menghormati.
Pasal 14: Konsul dan rujukan, setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan
pasien, yang ketika ia mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan
atau demi kepentingan terbaik pasien, atas persetujuan pasien/keluarganya,
ia wajib berkonsultasi/merujuk pasien kepada dokter lain yang mempunyai
keahlian untuk itu.
Pasal 15: Kebebasan beribadat dan lain-lain. Setiap dokter wajib memberikan
kesempatan pasien agar senantiasa dapat berinteraksi dengan keluarga dan
penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan/atau penyelesaian masalah
pribadi lainnya.
Pasal 16: Rahasia jabatan, setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan setelah pasien itu meninggal
dunia.
26
Pasal 17: Pertolongan darurat, setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat
sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain bersedia dan mampu memberikannya.
Pasal 18: menjunjung tinggi kesejawatan, setiap dokter wajib memperlakukan
teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19: Pindah pengobatan, setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari
teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasakan
prosedur yang etis.
Pasal 20: Menjaga kesehatan, setiap dokter wajib selalu memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 21: Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, setiap dokter wajib
senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/kesehatan. 19
27
BAB V
KESIMPULAN
Dalam sejarahnya, perkembangan ilmu filsafat sudah sangat lama dan mengalami
periode pasang surut. Adalah penting setiap orang mempelajari tentang Ilmu
Filsafat, khususnya mengenai filsafat ilmu pengetahuan, karena di dalam ilmu ini
mengandung hal-hal yang sangat penting mengenai dasar pemikiran dan proses
yang harus dilalui dalam berilmu. Banyak manfaat yang dapat diambil dalam
belajar filsafat ilmu pengetahuan, salah satunya adalah mengasah akal agar dapat
berpikir secara mendalam sehingga mencapai pada hakikatnya. Tak kalah
pentingnya juga mengetahui dan memahami cabang dari ilmu filsafat misalnya
Logika, Etika, Estetika, Metafisika, dan lain-lain yang sebagian ditulis dalam
makalah ini. Dengan pemahaman yang luas mengenai filsafat beserta cabang-
cabang ilmunya, tentunya akan memperluas wawasan dan kerangka dalam
berpikir, menambah dan meningkatkan daya pikir kritis, logis, dan sistematis yang
bebas dari segala bentuk perbudakan akal budi.
Kode Etik sangat penting diterapkan dalam aktivitas sehari-hari bagi seorang yang
bekerja atau menggeluti bidang tertentu, terutama bidang kedokteran. Di
Indonesia, kode etik dalam bidang kedokteran didasarkan atas azas Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Kodeki (Kode Etik Kedokteran Indonesia) adalah
alat baku yang berisi nilai tanggung jawab profesional profesi kedokteran untuk
menjaga kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran dimana Kodeki berisi
kumpulan peraturan etika profesi untuk tolok ukur perbuatan profesi seorang
dokter.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Jalaluddin. Filsafat Ilmu Pengetahuan: PT Rajagrafindo Persada; 2013.2. Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2012.3. Sholikhin KHM. Filsafat dan Metafisika Dalam Islam: Penerbit Narasi; 2008.4. Fautanu I. Filsafat Ilmu Teori dan Aplikasi. Jakarta: Referensi; 2012.5. Shouler K. The Everything Guide to Understanding Philosophy: Understand the basic
concepts of the greatest thinkers of all time: F+W Media; 2008.6. Hadi PH, Gallagher KT. Epistemologi, filsafat pengetahuan: Penerbit Kanisius; 1994.7. Fumerton R. Epistemology. Australia: Blackwell Publishing; 2006.8. Rapar JH. PENGANTAR LOGIKA, Asas-Asas Penalaran Sistematis: Kanisius.9. Hasan A. Ilmu Mantiq Logika. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya; 1995.10.Indonesia LIP. Masyarakat Indonesia (2006). 2006.11.Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi. 2011.12.Bertrand R. Ilmu Dalam Perspektif, Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat
Ilmu. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2012.13.Suriasumantri JS. Ilmu Dalam Perspektif, Sebuah Kumpulan Karangan Tentang
Hakekat Ilmu. jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2012.14.Praja PJS. Aliran-Aliran ilsafat dan Etika. 1 ed. Jakarta: Prenada Media Group; 2003.15.Amien MM. Epistemologi Islam. Jakarta: UI Press; 2006.16.Poedjawiyatna P. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2003.17.Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah SOGKPAASFSH. Etika kedokteran dan hukum kesehatan ed
4: Egc; 2009.18.Koehn D. Landasan Etika Profesi: Kanisius; 2000.19.Purwadianto A. Kode Etik Kedokteran Indonesia. In: pusat M, editor.: Pengurus Besar
IDI; 2012.
29