tugas harti & putri

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikopatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari proses dan perkembangan gangguan mental. Perkembangan penanganan gaangguan mental berkembang mulai dari zaman kuno (Yunani) hingga zaman sekarang (modern). Terdapat perbedaan penanganan gangguan abnormalitas jiwa, karena perbedaan paradigma berpikir manusia dari zaman kezaman. Ada banyak contoh ketidakmampuan menyesuaikan diri, yang jelasabnormal dilihat dari segi pandangan patologik atau medis juga dari segipandangan statistik. Tetapi ada sejumlah contoh ketidakmampuan menyesuaikandiri biasa yang tidak menjadi patologik, dan tidak menjadi ciri dari abnormalitas.Misalnya, cacat dalam membaca, bolos sekolah, tidak taat, dan agresi termasukkategori tidak mampu menyesuaikan diri, tetapi tidak dianggap abnormal menurutpengertian penyakit fisik ataupun mental. Dengan kata lain, tidak semuaabnormalitas dianggap patologik, Emosi dan psikopatologi memiliki hubungan yang saling berkaitan. Saatemosi menjadi berlarut-larut dan tidak bisa diabaikan atau menjadi sangat ekstrimsehingga mengganggu

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 30-Jun-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas harti & putri

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Psikopatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari proses dan perkembangan

gangguan mental. Perkembangan penanganan gaangguan mental berkembang mulai dari

zaman kuno (Yunani) hingga zaman sekarang (modern). Terdapat perbedaan penanganan

gangguan abnormalitas jiwa, karena perbedaan paradigma berpikir manusia dari zaman

kezaman. Ada banyak contoh ketidakmampuan menyesuaikan diri, yang jelasabnormal

dilihat dari segi pandangan patologik atau medis juga dari segipandangan statistik. Tetapi ada

sejumlah contoh ketidakmampuan menyesuaikandiri biasa yang tidak menjadi patologik, dan

tidak menjadi ciri dari abnormalitas.Misalnya, cacat dalam membaca, bolos sekolah, tidak

taat, dan agresi termasukkategori tidak mampu menyesuaikan diri, tetapi tidak dianggap

abnormal menurutpengertian penyakit fisik ataupun mental. Dengan kata lain, tidak

semuaabnormalitas dianggap patologik, Emosi dan psikopatologi memiliki hubungan yang

saling berkaitan. Saatemosi menjadi berlarut-larut dan tidak bisa diabaikan atau menjadi

sangat ekstrimsehingga mengganggu kehidupan normal, hal ini disebut sebagai abnormal.

Oatleydan Jenkins (dalam K.T Strongman) membuat analisis yang meyakinkanmengenai

emosi manusia, dimana emosi dapat menjadi pemicu terjadinyadisfungsi atau emosi

berkontribusi dalam munculnya psikopatologis. Mereka berpendapat bahwa emosi dalam

kondisi psikiatrik dapat menjadi normal sesuaidengan keadaan yang dialami. Dengan latar

belakang ini mereka merujuk padabukti-bukti yang menunjukkan bahwa sifat-sifat emosional

itu stabil, akan tetapitemperamen dapat mengubahnya. Greenberg dan Paivio (dalam K.T

Strongman) mengemukakan sebuah analisis terepeutik penyebab gangguan emosi

Page 2: Tugas harti & putri

B.     Rumusan Masalah

Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:

a.       Apa pengertian psikopatologi?

b.      Gangguan emosi dan mental psikopatologi

c.       Gangguan emosi pada penderita depresi !

d.    Gangguan emosi pada penderita anxiety  !

C.    Tujuan

Tujuan saya membahas makalah dari judul prespektif sejarah psikopatologi ini adalah

agar dapat menjelaskan dan memaparkan mengenai sejarah psikopatologi secara rinci dan

jelas. Dan dapat membagi pengetahuan kepada teman – teman semua.

D.    Manfaat

Dengan pembahasan makalah ini manfaat yang didapatkan adalah agar kita lebih

mengerti dan memahami tentang sejarah psikopatologi (penyakit hati) atau kejiwaan.

Mengetahui sejarah dan bagaimana hubungan psikopatologi terhadap pendidikan.

saya berharap teman – teman juga mendapatkan manfaatnya dengan pembahasan

makalah ini.

Page 3: Tugas harti & putri

BAB 11

PEMBAHASAN

Psikopatologi (psychopatholopgy) adalah cabang psikologi yangberkepentingan

dengan penyelidikan penyakit mental, gangguan mental, dangejala-gejala abnormal lainnya

(J.P Chaplin, 2009). Dipandang dari psikopatologik, seseorang dikatakan normal kalau ia

bebasdari simtom-simtom penyakit. Sebaliknya, seseorang dikatakan abnormal kalautingkah

lakunya menunjukkan simtom-simtom gangguan atau penyakit tertentu.Misalnya, ada banyak

unsur ketakutan dan kecemasan yang kronis yang tidakberalasan pada pasien psikoneurotik,

simtom ilusi, delusi, dan halusinasi padapasien psikotik (Yustinus Semiun, 2006). Ada

banyak contoh ketidakmampuan menyesuaikan diri, yang jelasabnormal dilihat dari segi

pandangan patologik atau medis juga dari segipandangan statistik. Tetapi ada sejumlah

contoh ketidakmampuan menyesuaikandiri biasa yang tidak menjadi patologik, dan tidak

menjadi ciri dari abnormalitas.Misalnya, cacat dalam membaca, bolos sekolah, tidak taat, dan

agresi termasukkategori tidak mampu menyesuaikan diri, tetapi tidak dianggap abnormal

menurutpengertian penyakit fisik ataupun mental. Dengan kata lain, tidak semuaabnormalitas

dianggap patologik, Emosi dan psikopatologi memiliki hubungan yang saling berkaitan.

Saatemosi menjadi berlarut-larut dan tidak bisa diabaikan atau menjadi sangat

ekstrimsehingga mengganggu kehidupan normal, hal ini disebut sebagai abnormal.

Oatleydan Jenkins (dalam K.T Strongman) membuat analisis yang

meyakinkanmengenai emosi manusia, dimana emosi dapat menjadi pemicu

terjadinyadisfungsi atau emosi berkontribusi dalam munculnya psikopatologis. Mereka

berpendapat bahwa emosi dalam kondisi psikiatrik dapat menjadi normal sesuaidengan

keadaan yang dialami. Dengan latar belakang ini mereka merujuk padabukti-bukti yang

menunjukkan bahwa sifat-sifat emosional itu stabil, akan tetapitemperamen dapat

mengubahnya. Greenberg dan Paivio (dalam K.T Strongman) mengemukakan sebuah analisis

terepeutik penyebab gangguan emosi. Menurut mereka ada 5 (lima)sumber disfungsi dari

gangguan emosi:

1. Stres muncul dari ketidakmampuan untuk melakukan perubahan dalam hubungan dengan

lingkungannya yang berasal dari kecenderungan tindakan emosi,

Page 4: Tugas harti & putri

2. Disorientasi atau ketidaksesuaian berasal dari penghindaran atau pengelakan emosi,

3. Coping yang buruk didapatkan dari kesulitan dalam mengatur intensitas emosional,

4. Gangguan stress paska-trauma berasal dari trauma emosional,

5. Respon emosional yang maladaptif mengikuti konstruksi disfungsional dari emosional.

GANGGUAN EMOSI PADA PERILAKU PSIKOPATOLOGI

Oatley dan Jenkins (dalam K.T Strongman) menyebutkan bahwa kita akan lebih

mudah melihat hubungan antara emosi dengan psikopatologi ketika melihat hubungan

seseorang dengan orang lain. Contohnya, anak yang memiliki ibu yang depresi akan berbeda

kondisi emosionalnya dengan anak yang memiliki ibu pemarah dan anak yang dikelilingi

dengan ketidakharmonisan. Jadi, setiap permasalahan atau latar belakang emosional

seseorang dapat menjadi relevansi terhadap adanya perilaku psikopatik. Secara epistimologi,

psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Kata

psikopat berfokus pada gagasan bahwa ada sesuatu yang tidak benar (patologis) pada fungsi

psikologis

Gejala psikopat disebut dengan psikopatik, sedangkan pengidapnya seringkali disebut

dengan “orang gila tanpa gangguan mental”. Psikopat adalah suatu gejala kelainan yang sejak

dulu dianggapberbahaya dan mengganggu masyarakat. Istilah psikopat yang

dikenalmasyarakat tidak ditemukan dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manualof Mental

disorder). Artinya psikopat tidak tercantum dalam daftarpenyakit, gangguan atau kelainan

jiwa di lingkungan ahli kedokteran jiwa.Psikopat dalam kedokteran jiwa masuk kedalam

klasifikasi gangguankepribadian antisosial. Namun sejumlah klinisi terus menggunakan

istilahpsikopat dan kepribadian antisosial secara bergantian. Seorang psikopat atau orang

dengan gangguan kepribadian antisosialsecara persisten melakukan pelanggaran terhadap

hak-hak orang lain dansering melanggar hukum. Mereka mengabaikan norma dan konvensi

sosial,impulsif, serta gagal membina komitmen interpersonal dan pekerjaan. Meskidemikian

mereka sering menunjukkan kharisma dalam penampilan luarmereka dan paling tidak

memiliki inteligensi rata-rata (Cleckley, dalamJeffrey S.Nevid, Dkk). Ciri yang paling

menonjol dari penderita psikopat adalah ketumpulanemosi, ditunjukkan dengan tingkat

kecemasan yang rendah ketika berhadapandengan situasi yang mengancam dan kurangnya

Page 5: Tugas harti & putri

rasa bersalah atau penyesalanatas kesalahan yang mereka lakukan. Adapun hukuman yang

diberikan olehorangtua atau orang lain atas kesalahan yang dilakukan tidak banyak

memilikidampak positif , mereka tetap menjalani kehidupan yang tidak bertanggungjawab

dan impulsif. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupunsebenarnya mereka

tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memilikirespon fisiologis yang secara normal

diasosiasikan dengan rasa takut sepertitangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering,

tegang, gemetar, bagi . psikopat tersebut tidak berlaku karena itu psikopat seringkali

disebutdengan istilah dingin.

Ciri-ciri diagnostik dari gangguan kepribadian antisosial atau psikopatmenurut DSM

IV-TR (APA, dalam Jeffrey S. Nevid) adalah:

1. Paling tidak berusia 18 tahun.

2. Ada bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun, ditunjukkan dengan perilaku seperti

membolos, kabur, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksa seseorang

untuk melakukan aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang atau hewan, merusak atau

membakar bangunan secara sengaja, berbohong, mencuri, atau merampok.

3. Sejak usia 15 tahun menunjukkan kepedulian yang kurang dan pelanggaran terhadap hak-

hak orang lain, yang ditunjukkan oleh beberapa perilaku sebagai berikut:

a. Kurang patuh terhadap norma sosial dan peraturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku

melanggar hukum yang dapat atau tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak

bangunan, terlibat dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hukum, mencuri atau

menganiaya orang lain.

b. Agresif dan sangat mudah tersinggung saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan

dengan terlibat dalam perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, termasuk

penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.

c. Secara konsisten tidak bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan

memeprtahankan pekerjaan karena ketidakhadiran berulangkali, keterlambatan, mengabaikan

kesempatan kerja atau memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja;

dan atau kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak

atau membayar hutang; dan atau kurang dapat bertahan dalam hubungan monogami.

Page 6: Tugas harti & putri

d. Gagal membuat perencanaan masa depan atau impulsivitas, tidak ada waktu untuk

menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan, mudah terpicu amarah akan

hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, mudah menyerang

karena hal sepele, dan tidak memikirkan masa depan.

e. Tidak menghormati kebenaran, ditunjukkan dengan berulang kali berbohong,

memperdaya, atau menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.

Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar berbicara, secara khas berusaha tampil dengan

pengetahun dibidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dll.

Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya terlihat positif, dan apabila ketahuan

berbohong mereka tidak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan

lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.

f. Tidak menghargai keselamatan diri sendiri atau keselamatan orang lain, ditunjukkan

dengan berkendara saat mabuk atau berulang kali mengebut.

g. Kurangnya penyesalan atas kesalahan yag dibuat, ditunjukkan dengan ketidak pedulian

akan kesulitan yang ditimbulkan pada orang lain, dan atau membuat alasan untuk kesulitan

tersebut. Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebabpsikopat. Berbagai

teori dikemukakan oleh para peneliti. Teori kelainanstruktural otak seperti penurunan

intensitas bagian otak di daerahprefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian

posteriorhippocampal dan peningkatan intensitas otak bagian callosal white matter.Teori lain

adalah gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut

menciptakan karakter monster seorangpsikopat. Para peneliti memandang bahwa kepribadian

psikopat terdiri daridua dimensi yang agak terpisah. Yang pertama adalah

dimensikepribadian. Dimensi ini terdiri dari trait-trait seperti kharisma yangtampak di luaran

saja, mementingkan diri sendiri, kurangnya empati, kejidan tidak ada penyesalan meski telah

memanfaatkan orang lain, serta tidakmenghargai perasaan dan kesejahteraan orang lain. Tipe

kepribadianpsikopat ini dikenakan pada orang yang memiliki trait psikopatik namuntidak

menjadi pelanggar hukum. Dimensi kedua yang dipertimbangkan adalah dimensi

perilaku.Dimensi ini ditandai oleh gaya hidup yang tidak stabil dan antisosial,termasuk sering

berhadapan dengan hukum, riwayat pekerjaan yangminim, hubungan yang tidak stabil.

Kedua dimensi ini tidak sepenuhnyaterpisah, banyak individu psikopatik menunjukkan bukti

memiliki keduamacam trait itu. Sebuah hal yang harus diperhatikan adalah bahwa orang

menjadikriminalitas atau pelanggar hukum bisa saja bukan karena kepribadianyang terganggu

Page 7: Tugas harti & putri

tapi karena mereka diasuh dalam lingkungan atausubbudaya yang mendorong terjadinya

perilaku kriminal. Selain itu, kitaharus mengenali behwa kurangnya rasa penyesalan, yang

merupakan ciriutama dari psikopat, tidak menandai sebuah kriminalitas. Sejumlahkriminalis

menyesali kejahatan mereka, dan bukti dari penyesalanditunjukkan saat masa hukuman

berakhir. Dengan kata lain orang denganpsikopatik belum pasti melanggar hukum, akan

tetapi tidak semuakriminal menunjukkan tanda-tanda psikopat atau tidak semua orangdengan

kepribadian psikopat menjadi kriminal.

GANGGUAN EMOSI PADA PENDERITA DEPRESI

Merupakan sesuatu yang normal dan tepat untuk merasa senang terhadap kejadian

yang menggembirakan dan juga sama normal dan tepatnya untuk merasa depresi ketika

kejadian yang menyedihkan. Bahkan akan menjadi “abnormal” bila kita tidak depresi saat

menghadapi kesulitan hidup. Depresi merupakan gangguan emosi yang kompleks, seperti

kecemasan, yang terkadang-kadang merupakan salah satu bentuk yang lebih ringan dialami

oleh kebanyakan orang. Kondisi depresi tidak sama dengan emosi umum lainnya, seperti

emosi cinta atau kesedihan yang dianggap sebagai kondisi yang lebih umum dari berbagai

emosi. Dalam hal ini, emosi yang terlibat dalam depresi adalah campuran kesedihan, dan

beberapa emosi lain yang lebih mereflektifkan diri, seperti malu. Depresi merupakan bagian

dari gangguan mood. Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai

kehidupan psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam

konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan gangguan mood

yang mengalami gangguan yang luar biasa parah atau berlangsung lama akan mengganggu

kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal.

Depresi merupakan salah satu jenis gangguan psikotis.

Ciri khasnya adalah perasaan sedih yang mendalam yang menenggelamkan individu.

Kondisi ini kerap dipacu oleh sesuatu yang menimbulkan kegelisahan. Dalam beberapa

bentuk, depresi merupakan komponen dari semua gangguan mental dan emosi. Depresi

menjadi gejala gangguan emosi, ketika penderita kehilangan hubungan dengan realitas.

Depresi merupakan fluktuasi emosi yang bersifat dinamik, mengikuti suasana perasaan

internal dan eksternal individu. Penderita depresi umumnya memiliki gejala klinis

berupakehilangan minat, menarik diri dari aktivitas sehari-hari, pemurung,kelelahan, mafsu

makan hilang atau malah berlebihan, sulit konsentrasi,ingin bunuh diri. Penderita juga mudah

tersinggung, merasa bersalah, takberharga, dan pesimistis. Sebanyak 50% - 60% pasien

Page 8: Tugas harti & putri

depresi mengeluhkan gejala somatik,seperti pusing, mual, keluhan lambung, saluran nafas,

dan nyeri yang tidakjelas sumbernya. Kerena itu, perlu diwaspasai gejala-gejala depresi

sepertifatigue, insomnia, sesak nafas, nyeri punggung, diare, sakit kepala. Pasienjuga bisa

menderita nyeri dada, gangguan seksual, nyeri pinggang, dangangguan saraf otonom. Gejala

depresi dapat memburuk, mengganggu perilaku sehari-haridan muncul bersama penyakit lain

seperti paru kronik, gangguanneurologik, gangguan pencernaan, kanker, pascastroke,

diabetes melitus,jantung koroner, dan parkinson. Depresi dan penyakit fisik ini seringmuncul.

K.T Strongman menyebutkan depresi melibatkan limakarakteristik, meskipun dapat

diperburuk oleh kondisi emosional yang laindan sering terjadi dalam kecemasan:

1. Sedih, mood apatis

2. Sebuah konsep diri yang negatif, menyalahkan diri, dsb

3. Keinginan untuk menghindari orang lain

4. Hilangnya keinginan untuk tidur, mafsu makan dan gairah seksual

5. Perubahan tingkat aktivitas, biasanya dalam arah kemunduran, tapi kadang kadang dalam

bentuk agitasi. Jeffrey S. Nevid, dkk mengemukakan ciri-ciri umum dari depresiadalah

sebagai berikut :

Perubahan pada kondisi- Perubahan pada mood (periode terus menerusemosional dari

perasaan terpuruk, depresi, sedih, atau muram). - Penuh dengan air mata atau menangis. -

Meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung), kegelisahan, atau kehilangan

kesabaran.Perubahan dalam motivasi - Perasaan tidak termotivasi, atau memiliki kesulitan

untuk memulai kegiatan di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur. -

Menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial. - Kehilangan

kenikmatan atau minat dalam aktivitas menyenangkan. - Menurunnya minat pada seks. -

Gagal dalam merespon pada pujian atau reward.

Perubahan dalam fungsi dan - Bergerak atau berbicara dengan lebih perlahanperilaku

motorik dari biasanya. - Perubahan dalam kebiasaan tidur (tidur terlalu banyak atau terlalu

sedikit, bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk kembali tidur dipagi

buta). - Perubahan dalam selera makan (makan terlalu banyak atau terlalu sedikit). -

Perubahan dalam berat badan (bertambah atau kehilangan berat badan). - Berfungsi secara

Page 9: Tugas harti & putri

kurang efektif daripada biasanya di tempat kerja atau sekolah.Perubahan kognitif - Kesulitan

berkonsentrasi atau berpikir jernih. - Berpikir negatif mengenai diri sendiri atau masa depan.

- Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan masa lalu. - Kurangnya self esteem

atau merasa tidak adekuat. - Berpikir akan kematian atau bunuh diri.

Depresi terbagi atas 2(dua) jenis gangguan, yaitu depresi mayordan gangguan

distimik. Gangguan depresi mayor adalah tipe yang palingumum dari gangguan mood yang

dapat didiagnosis, dengan perkiraanprevalensi semasa hidup berkisar antara 10% hingga 20

% untuk wanitadan 5% hingga 12% untuk pria (APA, dalam Jeffrey S.Nevid).

Ciri-ciri diagnostik dari suau episode depresi mayor menurut DSMIV-TR (APA,

dalam Jeffrey S. Nevid) adalah sebagai berikut :

Suatu episode depresi mayor ditandai dengan munculnya lima ataulebih ciri-ciri atau

simtom di bawah ini selama suatu periode 2 minggu,yang mencerminkan suatu perubahan

fungsi sebelumnya. Paling tidak satudari ciri tersebut harus melibatkan mood yang depresi,

atau kehilanganminat atau kesenangan dalam beraktivitas. Simtom tersebut

harusmenyebabkan baik tingkat distres yang signifikan secara klinis maupunhendaya paling

tidak dalam suatu area pernting dari fungsi, seperti fungsisosial atau pekerjaan, dan harus

bukan merupakan akibat langsung daripenggunaan obat-obatan atau medikasi, dari suatu

kondisi medis, atau darigangguan kondisi psikologis lain.

Episode tersebut tidak boleh mewakiliauatu reaksi berduka yang normal terhadap kematian

seseorang yangdicintai.

1. Mood yang depresi hampir sepanjang hari, dan hampir setiap hari. Dapat berupa mood

yang mudah tersinggung pada anak- anak atau remaja.

2. Penurunan kesenangan aatau minat secara drastis dalam semua atau hampir semua

aktivitas, hampir setiap hari, hampir sepanjang hari.

3. Suatu kehilangan atau pertambahan berat badan yang signifikan (5% lebih dari berat tubuh

dalam sebulan) tanpa upaya apapun untuk berdiet, atau suatu peningkatan atau penurunan

dalam selera makan.

Page 10: Tugas harti & putri

4. Setiap hari (atau hampir setiap hari) mengalami insomnia atau hipersomnia.

5. Agitasi yang berlebihan atau melambatnya respon gerakan hampir setiap hari.

6. Perasaan lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari.

7. Perasaan tidak berharga atau salah tempat ataupun rasa bersalah yang berlebihan atau tidak

tepat hampir setiap hari.

8. Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau berpikir jernih atau untuk membuat

keputusan hampir setiap hari.

9. Pikiran yang muncul berulang tentang kematian tanpa suatu rencana yang spesifik, atau

munculnya suatu rencana bunuh diri, atau rencana yang spesifik untuk bunuh diri. Episode-

episode depresi mayor dapat berlangsung dalam jangkabulanan atau satu tahun atau bahkan

lebih (APA, dalam Jeffrey S.Nevid).Sejumlah orang mengalami sebuah episode tunggal

dengan tingkatberfungsi yang sepenuhnya kembali seperti semula. Namun sebagian

besarorang dengan depresi mayor, sebanyak 85 %, kambuh secara berulang-ulang (Mueller

dkk, dalam Jeffrey S.Nevid). Rata-rata orang dengandepresi mayor dapat mengalami empat

episode selama hidupnya. Orangyang terus memiliki simtom-simtom sisa depresi pertama

cenderung lebihsering kambuh.

Dengan adanya pola kemunculan berulang dari episodedepresi mayor dan simtom-

simtom yang terus bertahan, banyak ahlimemandang depresi mayor sebagai suatu gangguan

kronis, bahkansepanjang hidup. Dari sis positifnya, semakin panjang periodekesembuhan

depresi mayor, semakin rendah resiko untuk kambuhdikemudian hari (Solomon, dalam

Jeffrey S.Nevid). Gangguan depresi selanjutnya adalah gangguan distimik.Gangguan distimik

adalah suatu gangguan depresi yang ringan namunkronis. Orang dengan gangguan distimik

merasakan spirit yang buruk,keterpurukan sepanjang waktu, namun mereka tidak mengalami

depresiyang parah sperti yang terjadi pada orang dengan gangguan depresi mayor.Sementara

gangguan depresi mayor cenderung parah dan terbataswaktunya, gangguan distimik relatif

ringan dan kronis, biasanyaberlangsung selama beberapa tahun (Klein dkk, dalam Jeffrey

S.Nevid).

Page 11: Tugas harti & putri

Perasaaan depresi dan kesulitan terus ada bahkan setelah orangtersebut menampakkan

kesembuhan, resiko dari kambuh lembali jugacukup tinggi. Pada gangguan distimik, keluhan

mengenai depresi dapat menjadismecam pelengkap dari kehidupan orangvtersbut sehingga

sepertinyasudah menjadi bagian tak terpisahkan dari struktur kepribadian mereka.Keluhan

yang terus menerus dapat membuat orang lain menganggapmereka perengek dan pengeluh

(Akiskal, dalam Jeffrey S.Nevid).

Meskigangguan distimik lebih ringan daripada gangguan depresi mayor,

moodtertekan dan self esteem yang rendah yang terus menerus dapatmemeprngaruhi fungsi

pekerjaan dan sosial orang tersebut. Sebagian orang mengalami distimik sekaligus depresi

mayor padawaktu yang bersamaan. Istilah depresi ganda (double depression) dapatdikenakan

pada mereka yang mengalami depresi mayor yang berlapisdengan gangguan distimik yang

bertahan lebih lama. Orang dengandepresi ganda umumnya mengalami episode depresi yang

lebih parah daridepresi mayor saja. Bukti-bukti menunjukkan bahwa tampaknya

hampirsemua orang dengan distimia pada akhirnya juga akan mengalami depresiganda

(Klein, dalam Jeffrey S.Nevid).

Ditinjau dari psikoanalitik. Freud mengemukakan pendekatanpsikoanalitik tentang

depresi dengan baik. Ia menyatakan jika kebutuhanoral anak lebih dari atau dibawah puas

maka ia dapat mengembangkansuatu ketergantungan yang berlebihan untuk harga diri.

Kemudian, jikaorang yang dicintai hilang, orang yang ditinggalkan akan memikirkansecara

penuh. Sebagaimana halnya perasaan terhadap orang yang dicintaitelah menjadi negatif,

maka kebencian dan kemarahan mengembang padadirinya. Bersamaan dengan itu, ada

pengembangan kebencian di depresimelalui perasaan bersalah pada dosa-dosa yang

dilakukan terhadap orangyang hilang.

Pada mereka yang berusia lebih dewasa, hal ini dapat mengakibatkana hukuman diri,

menyalahkan diri dan karenanyalah terjadidepresi. Jadi Freud melihat depresi sebagai

kemarahan berbalik melawandiri. Ditinjau dari teori belajar. Teori-teori pembelajaran

memandangdepresi sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan aktivitasyang

mengikut penarikan atau kehilangan besar dan kondisi tersebut terusdiperkuat. Setelah ada

perilaku tertekan diperkuat oleh adanya perhatiandan simpati. Teori pembelajaran berbasis

paling berpengaruh terhadap depresiyang tergantung pada gagasan utama ketidakberdayaan

yang dipelajari.Hal ini menunjukkan kecemasan yang merupakan respon awal terhadapsituasi

Page 12: Tugas harti & putri

stres dan kemudian jika orang datang untuk percaya bahwa situasitidak terkendali, kecamasan

diganti oleh depresi.0.................................

Ditinjau dari teori kognitif. Beck (dalam K.T Stongman)mencontohkan toeri kognitif

depresi dengan titik awal bahwa pikiran dankeyakinan menyebabkan kondisi emosional. Dia

berpendapat bahwa orangmenjadi depresi melalui membuat kesalahan yang logis, kemudian

merekamenyalahkan diri sendiri. Sebuah peristiwa yang biasanya dilihat sebagaihanya

menjengkelkan dipandang sebagai contoh lain dari keputusasaanmenjalani kehidupan. Jadi,

seorang yang depresi cenderung membuatsebuah kesimpulan yang tidak logis tentang

dirinya. Ditinjau dari kondisi fisiologis. Sebanyak 50% hingga 60%pasien depresi

mengeluhkan gejala somatik, seperti pusing, mual, keluhanlambung, saluran nafas, dan nyeri

yang tidak jelas sumbernya. Karena itu,perlu diwaspadai gejala-gejala depresi sperti fatigue,

insomnia, sesaknafas, nyeri punggung, diare dan sakit kapala. Pasien bisa juga

menderitanyeri dada, gangguan seksual, nyeri pinggang, dan gangguan sarafotonom.

GANGGUAN EMOSI PADA PENDERITA ANXIETY

Dari perspektif fisiologis, Gray (dalam K T. Strongman) telah memberikan kontribusi

paling signifikan tentang kecemasan.

Gray menganggap sistem inhibisi yang mendasari perilaku kecemasan, tidak seperti

Pankseep (dalam K T. Strongman), yang menempatkan kecemasan dalam perang antar sistem

di otak. Kontras antara dua pandangan ini adalah bahwa kecemasan melibatkan respon dari

sistem inhibisi perilaku, atau menjadi cara melarikan diri yang dimediasi oleh hipotalamus.

Kirkeegard (dalam K T. Strongman) memandang kecemasan sebagai keadaaan alami

individu.

Hal ini tampak pada gagasan bahwa perkembangan dan kematangan tergantung pada

kebebasan, dan pada gilirannya tergantung pada kesadaran terhadap kemungkinan-

kemungkinan yang ada dalam kehidupan. Kecemasan berkembang setelah pengembangan

kesadaran diri dan memungkinkan seseorang membentuk sebuah kemandirian. Barlow

(dalam K T. Strongman) mencirikan kecemasan sebagai struktur kognitif-afektif yang

melibatkan emosi negatif yang tinggi yang tidak terkontrol, fokus diri dan keasyikan diri. Ia

juga berpendapat bahwa sulit untuk membedakan antara kecemasan dan depresi, karena

kebanyakan pasien depresi juga cemas, tapi tidak semua pasien cemas mengalami depresi.

Page 13: Tugas harti & putri

Barlow menamakan kembali kecemasan sebagai “anxious apprehension” sebuah masa depa

berorientasi pada tingkatan suasana hati. Inilah kondisi yang telah dpersiapkan dengan

peristiwa negatif untuk seterusnya. Tipe progresi dalam “anxious apprehension” ini menuju

kepada :

1. Kecenderungan untuk menghindari pernyataan (seperti menghindari tes atau menghindari

seks).

2. Keraguan, tentang usaha yang sia-sia untuk mengintrol kecemasan. Kecemasan kronis

juga diasosiasikan dengan kegugupan atau keterbangkitan dan kekakuan otonomik walaupun

terus menerus siap untuk melawan bahaya. Teori Barlow memasukkan pertimbangan asal

usul kecemasan, ketakutan, cemas, dan gangguan terkait. Dia melihat tiga proses tahapan atau

dengan kata lain tiga sumber utama pengaruh. Genetika kita menciptakan kerentanan biologis

umum. Pengalaman hidup membuat kerentanan psikologis. Keduanya menyebabkan

kecemasan umum dan depresi. Kemudian pada tahap ketiga didapatkan fokus kecemasan

pada situasi kehidupan tertentu. Kecemasan tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa

mengambil beberapa aspek kognitif yang mempengaruhinya. Selain itu, walaupun kecemasan

jelas merupakan emosi negatif yang tidak menyenangkan, namun memotivasi, bisa menjadi

pengait dengan stimuli baru atau peristiwa dan tampaknya menjadi tak terelakkan atau

bahkan di beberapa pandangan merupakan bagian penting dari kondisi manusia

. Ciri-ciri kecemasan menurut Jeffrey S. Nevid, dkk adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri fisik :

Kecemasan , Kegelisahan, kegugupan. Perilaku menghindarTangan atau anggota

tubuh yang bergetar atau Perilaku melekat dan dependengemetar. Perilaku terguncangSensasi

dari pita ketat yang mengikat di sekitardahi.Kekencangan pada pori-pori perut atau dada.

Ciri-ciri kognitif dari kecemasan :

Banyak berkeringat Khawatir tentang sesuatuTelapak tangan yang berkeringat

Perasaan terganggu akan ketakutan atau apprehensi terhadap sesuatu yang terjadi

dimasaPening atau pingsan depanMulut atau kerongkongan terasa kering Keyakinan bahwa

sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi. Tanpa ada penjelasan yangSulit berbicara

jelasSulit bernafas Terpaku pada sensasi kebutuhanBerbafas pendek Sangat waspada

Page 14: Tugas harti & putri

terhadap sensasi kebutuhanJantung yang berdebar keras Merasa terancam oleh orang atau

peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapatSuara yang bergetar

perhatianJari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin Ketakutan akan kehilangan

kontrolPusing Ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalahMerasa lemas atau

mati rasa Berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhanSulit menelan Berpikir bahwa

semuanya tidak lagi bisaKerongkongan terasa tersekat dikendalikanLeher atau punggung

terasa kaku Berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa tanpa bisa

diatasiSensasi seperti tercekik atau tertahan Khawatir terhadap hal-hal yang sepeleTangan

yang dingin dan lembab

Berpikir tentang hal mengganggu yang samaTerdapat gangguan sakit perut atau mual

secara berulangPanas dingin Berpikir bahwa harus kabur dari keramaian, kalau tidak pasti

akan pingsanSering buang air kecil Pikiran terasa bercampur aduk atau kebingunganWajah

terasa memerah Tidak mampu menghilangkan pikiran-pikranDiare tergangguMerasa sensitif

atau mudah marah Berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu

yang salah secara medis Khawatir akan ditinggal sendirian.

Sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiranCiri-ciri diagnostik dari gangguan-gangguan

kecemasan :

1. Agorafobia. Adalah ketakutan dan penghindaran terhadap tempat atau situasi dimana

akan sulit atau memalukan bila harus melarikan diri, atau dimana bantuan tidak mungkin

ditemukan bila terjadi serangan panik atau simtom seperti panik

2. Gangguan panik tanpa agorafobia. Timbulnya serangan panik yang tidak terduga dan

berulang, dan adanya keprihatinan yang persisten tentang suatu hal tersebut, tetapi tanpa

disertai agorafobia.

3. Gangguan panik dengan agorafobia. Timbulnya serangan- serangan panik yang tidak

terduga dan berulang dan adanya keprihatinan yang persisten tentang suatu hal tersebut,

disertai agorafobia

.4. Gangguan kecamasan menyeluruh. Tingkat kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan

serta persisten yang tidak terkait dengan suatu objek, sitiuasi atau aktivitas tertentu.

Page 15: Tugas harti & putri

5. Fobia spesifik. Kecemasan yang secara klinis signifikan, berhubungan dengan pemaparan

terhadap situasi atau ibjek yang spesifik, seringkali disertai dengan penghindaran stimuli

tersebut.

6. Fobia sosial. Kecemasan yang secara klinis signifikan, berhubungan dengan pemaparan

terhadap situasi sosial atau situasi performa (harus melakukan sesuatu) seringkali disertai

penghindaran terhadap situasi tersebut

.7. Gangguan obsesif kompulsif. Obsesi atau kompulsif yang berulang.

8. Gangguan stress pasca trauma. Pengalaman mengalami kembali suatu peristiwa yang

sangat traumatis disertai dengan meningkatnya keterangsangan dan penghindaran stimuli

yang diasosiasikan dengan peristiwa tersebut.

9. Gangguan stress akut. Ciri yang serupa dengan gangguan stres pascatrauma tetapi terbatas

pada hari-hari atau minggu-minggu sesudah pemaparan terhadap trauma.

Tipe-tipe gangguan kecemasan :

1. Gangguan panik. Terjadinya serangan panik berulang yang merupakan episode teror

yang luar biasa disertai dengan respon fisiologis yang kuat, pikiran-pikiran tentang bahaya

yang egera datang atau melapetaka yang akan tiba, dan dorongan untuk melarikan diri Ciri-

cirinya adalah :

a. Ketakutan untuk terjadinya serangan lagi mungkin mendorong penghindaran situasi

dimana hal itu terjadi atau setting di mana bantuan mungkin tidak didapatkan.

b. Serangan panik mulai secara tak terduga tetapi mungkin diasosiasikandengan sinyal

tertentu atau suatu situasi spesifik

2. Gangguan kecemasan menyeluruh. Kecemasan yang persisten yang tidak terbatas

pada situasi tertentu. Ciri-cirinya adalah :

a. Kecemasan yang belebihan adalah kuncinya.

b. Diasosiaikan dengan peningkatan ketegangan, perasaan tidak nyaman.

Page 16: Tugas harti & putri

3. Gangguan fobia. Ketakutan yang berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu. Ciri-

cirinya adalah :

a. Mencakup komponen menghindar yang kuat dimana individu berusaha untuk menghindari

kontak dengan stimulus atau situasi fobik.

b. Subtipe, mencakup fobia spesifik (misalnya acrophobia, claustrophobia, ketakutan pada

serangga, atau ular); fobia sosial (ketakutan yang berlebihan pada interaksi sosial) dan

agorafobia (ketakutan pada tempat terbuka).

4. Gangguan obsesif kompulsif. Obsesi berulang (pikiran intrusif yang berulang) dan atau

kompulsif (tingkah laku repetitif yang dirasakan sebagai sesuatu yang harus dilakukan). Ciri-

cirinya adalah:

a. Dua tipe kompulsi mayor : ritual pengecekan dan ritual bersih-bersih.

b. Obsesi menimbulkan kecemasan yang mungkin sebagian dapat dikurangi dengan

melakukan ritual kompulsif.

5. Gangguan stres traumatis. Reaksi maladaptif akut yang segera timbul setelah peristiwa

traumatis (gangguan stres akut) atau reaksi maladaptif berkelanjutan terhadap suatu peristiwa

traumatis (gangguan stres pasca trauma). Ciri-cirinya adalah:

a. Menghindari kembali peristiwa traumatis, menghindari sinyal atau stimuli yang

diasosiasikan dengan trauma, mati rasa emosional atau secara umum, mudah terangsang,

distres emosional, dan fungsi yang terganggu.

b. Kerentanan tergantung kepada faktor-faktor sperti keparahan trauma, taraf pemaparan,

gaya coping, dan ketersediaan dukungan sosial.

Page 17: Tugas harti & putri

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Psikopatologi (psychopatholopgy) adalah cabang psikologi yang berkepentingan

dengan penyelidikan penyakit mental, gangguan mental, dan gejala-gejala abnormal lainnya

(J.P Chaplin, 2009). Dipandang dari psikopatologik, seseorang dikatakan normal kalau ia

bebas dari simtom-simtom penyakit. Sebaliknya, seseorang dikatakan abnormal kalau tingkah

lakunya menunjukkan simtom-simtom gangguan atau penyakit tertentu. Oatleydan Jenkins

(dalam K.T Strongman) membuat analisis yang meyakinkanmengenai emosi manusia,

dimana emosi dapat menjadi pemicu terjadinyadisfungsi atau emosi berkontribusi dalam

munculnya psikopatologis. Mereka berpendapat bahwa emosi dalam kondisi psikiatrik dapat

menjadi normal sesuaidengan keadaan yang dialami. Dengan latar belakang ini mereka

merujuk padabukti-bukti yang menunjukkan bahwa sifat-sifat emosional itu stabil, akan

tetapitemperamen dapat mengubahnya. Greenberg dan Paivio (dalam K.T Strongman)

mengemukakan sebuah analisis terepeutik penyebab gangguan emosi.

Page 18: Tugas harti & putri

DAFTAR PUSTAKA

James P. Chaplin. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. (Dr. Kartini

Kartono.Terjemahan). Jakarta: Rajawali Pers. Buku asli diterbitkan tahun 1981.Jeffrey S.

Nevid, Dkk. 2005.

Psikologi Abnormal jilid 1 (ed.5) (TimFakultas Psikologi Universitas Indonesia.Terjemahan).

Jakarta : PenerbitErlangga. Buku asli diterbitkan tahun 2003.K.T. Strongman. 2003.

The Psychology of Emotion. From everyday life totheory. (ed5). Inggris: John Wiley & Sons

Ltd.Yustinius Semiun, OFM. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: PenerbitKanisius.