tugas isbd 2

12
  Artikel  Tugas o Tugas I  Tugas 4 Anindya Dita Khoirina's Blog Just another WordPress.com site PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA DAN CARA MENGATASINYA April 11, 2011 Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan? SEJAK awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana termuat dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini  juga selalu memberikan per hatian besar terhadap u paya pengentasan kemis kinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan. PADA umumnya, partai-partai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 juga mencantumkan program pengentasan kemiskinan sebagai program utama dalam platform mereka. Pada masa Orde Baru, walaupun mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, yaitu rata-rata sebesar 7,5 persen selama tahun 1970-1996, penduduk miskin di Indonesia tetap tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin. Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang. Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Penyebab kegagalan Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat

Upload: risa-maharani

Post on 18-Jul-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 1/12

  Artikel   Tugas 

o  Tugas I   Tugas 4 

Anindya Dita Khoirina's Blog Just another WordPress.com site

PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA DAN

CARA MENGATASINYA

April 11, 2011 

Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan?SEJAK awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadapterciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana termuat dalam alinea keempatUndang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini

 juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena padadasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadimasalah yang berkepanjangan.PADA umumnya, partai-partai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 juga mencantumkanprogram pengentasan kemiskinan sebagai program utama dalam platform mereka. Pada masa

Orde Baru, walaupun mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, yaitu rata-rata sebesar7,5 persen selama tahun 1970-1996, penduduk miskin di Indonesia tetap tinggi.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesiatahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal inibertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhanekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnyamengurangi penduduk miskin.Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihatlebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipundemikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampaitahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih

besar, yaitu 37,4 juta orang.Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) padatahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angkaini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belumberhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.Penyebab kegagalanPada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan programpenanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangankemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orangmiskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman

sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalankemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat

Page 2: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 2/12

menimbulkan ketergantungan.Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapatmemperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskinseharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampumembebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-

program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya.Alangkah lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya sekolah,seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), serta dibebaskannya biaya-biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinanadalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendirisehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan,yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.Sebagaimana diketahui, data dan informasi yang digunakan untuk program-programpenanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil Survei Sosial dan Ekonomi

Nasional (Susenas) oleh BPS dan data mikro hasil pendaftaran keluarga prasejahtera dansejahtera I oleh BKKBN.Kedua data ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yangsentralistik, dengan asumsi yang menekankan pada keseragaman dan fokus pada indikatordampak. Pada kenyataannya, data dan informasi seperti ini tidak akan dapat mencerminkantingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia sebagai negara besar yangmencakup banyak wilayah yang sangat berbeda, baik dari segi ekologi, organisasi sosial, sifatbudaya, maupun bentuk ekonomi yang berlaku secara lokal.Bisa saja terjadi bahwa angka-angka kemiskinan tersebut tidak realistis untuk kepentinganlokal, dan bahkan bisa membingungkan pemimpin lokal (pemerintah kabupaten/kota).Sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur. Pemerintah KabupatenSumba Timur merasa kesulitan dalam menyalurkan beras untuk orang miskin karena adanyadua angka kemiskinan yang sangat berbeda antara BPS dan BKKBN pada waktu itu.Di satu pihak angka kemiskinan Sumba Timur yang dihasilkan BPS pada tahun 1999 adalah27 persen, sementara angka kemiskinan (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) yangdihasilkan BKKBN pada tahun yang sama mencapai 84 persen. Kedua angka ini cukupmenyulitkan pemerintah dalam menyalurkan bantuan-bantuan karena data yang digunakanuntuk target sasaran rumah tangga adalah data BKKBN, sementara alokasi bantuandidasarkan pada angka BPS.Secara konseptual, data makro yang dihitung BPS selama ini dengan pendekatan kebutuhandasar (basic needs approach) pada dasarnya (walaupun belum sempurna) dapat digunakan

untuk memantau perkembangan serta perbandingan penduduk miskin antardaerah. Namun,data makro tersebut mempunyai keterbatasan karena hanya bersifat indikator dampak yangdapat digunakan untuk target sasaran geografis, tetapi tidak dapat digunakan untuk targetsasaran individu rumah tangga atau keluarga miskin. Untuk target sasaran rumah tanggamiskin, diperlukan data mikro yang dapat menjelaskan penyebab kemiskinan secara lokal,bukan secara agregat seperti melalui model-model ekonometrik.Untuk data mikro, beberapa lembaga pemerintah telah berusaha mengumpulkan datakeluarga atau rumah tangga miskin secara lengkap, antara lain data keluarga prasejahtera dansejahtera I oleh BKKBN dan data rumah tangga miskin oleh Pemerintah Provinsi DKIJakarta, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.Meski demikian, indikator- indikator yang dihasilkan masih terbatas pada identifikasi rumah

tangga. Di samping itu, indikator-indikator tersebut selain tidak bisa menjelaskan penyebabkemiskinan, juga masih bersifat sentralistik dan seragam-tidak dikembangkan dari kondisi

Page 3: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 3/12

akar rumput dan belum tentu mewakili keutuhan sistem sosial yang spesifik-lokal.Strategi ke depanBerkaitan dengan penerapan otonomi daerah sejak tahun 2001, data dan informasikemiskinan yang ada sekarang perlu dicermati lebih lanjut, terutama terhadap manfaatnyauntuk perencanaan lokal.

Strategi untuk mengatasi krisis kemiskinan tidak dapat lagi dilihat dari satu dimensi saja(pendekatan ekonomi), tetapi memerlukan diagnosa yang lengkap dan menyeluruh (sistemik)terhadap semua aspek yang menyebabkan kemiskinan secara lokal.Data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau sasaran dari kebijakandan program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat nasional, tingkat kabupaten/kota,maupun di tingkat komunitas.Masalah utama yang muncul sehubungan dengan data mikro sekarang ini adalah, selain datatersebut belum tentu relevan untuk kondisi daerah atau komunitas, data tersebut juga hanyadapat digunakan sebagai indikator dampak dan belum mencakup indikator-indikator yangdapat menjelaskan akar penyebab kemiskinan di suatu daerah atau komunitas.

Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan adanya indikator-indikator yang realistisyang dapat diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan dan program yang perlu dilaksanakanuntuk penanggulangan kemiskinan. Indikator tersebut harus sensitif terhadap fenomena-fenomena kemiskinan atau kesejahteraan individu, keluarga, unit-unit sosial yang lebih besar,dan wilayah.Kajian secara ilmiah terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan kemiskinan, sepertifaktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau pemiskinan dan indikator-indikator dalampemahaman gejala kemiskinan serta akibat-akibat dari kemiskinan itu sendiri, perludilakukan. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota dengan dibantu para peneliti perlumengembangkan sendiri sistem pemantauan kemiskinan di daerahnya, khususnya dalam eraotonomi daerah sekarang. Para peneliti tersebut tidak hanya dibatasi pada disiplin ilmuekonomi, tetapi juga disiplin ilmu sosiologi, ilmu antropologi, dan lainnya.Belum memadaiUkuran-ukuran kemiskinan yang dirancang di pusat belum sepenuhnya memadai dalamupaya pengentasan kemiskinan secara operasional di daerah. Sebaliknya, informasi-informasiyang dihasilkan dari pusat tersebut dapat menjadikan kebijakan salah arah karena datatersebut tidak dapat mengidentifikasikan kemiskinan sebenarnya yang terjadi di tingkatdaerah yang lebih kecil. Oleh karena itu, di samping data kemiskinan makro yang diperlukandalam sistem statistik nasional, perlu juga diperoleh data kemiskinan (mikro) yang spesifik daerah. Namun, sistem statistik yang dikumpulkan secara lokal tersebut perlu diintegrasikandengan sistem statistik nasional sehingga keterbandingan antarwilayah, khususnya

keterbandingan antarkabupaten dan provinsi dapat tetap terjaga.Dalam membangun suatu sistem pengelolaan informasi yang berguna untuk kebijakanpembangunan kesejahteraan daerah, perlu adanya komitmen dari pemerintah daerah dalampenyediaan dana secara berkelanjutan. Dengan adanya dana daerah untuk pengelolaan datadan informasi kemiskinan, pemerintah daerah diharapkan dapat mengurangi pemborosandana dalam pembangunan sebagai akibat dari kebijakan yang salah arah, dan sebaliknyamembantu mempercepat proses pembangunan melalui kebijakan dan program yang lebihtepat dalam pembangunan.Keuntungan yang diperoleh dari ketersediaan data dan informasi statistik tersebut bahkanbisa jauh lebih besar dari biaya yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan pengumpulan datatersebut. Selain itu, perlu adanya koordinasi dan kerja sama antara pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholder), baik lokal maupun nasional atau internasional, agar penyalurandana dan bantuan yang diberikan ke masyarakat miskin tepat sasaran dan tidak tumpang

Page 4: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 4/12

tindih.Ketersediaan informasi tidak selalu akan membantu dalam pengambilan keputusan apabilapengambil keputusan tersebut kurang memahami makna atau arti dari informasi itu. Hal inidapat disebabkan oleh kurangnya kemampuan teknis dari pemimpin daerah dalam halpenggunaan informasi untuk manajemen.

Sebagai wujud dari pemanfaatan informasi untuk proses pengambilan keputusan dalamkaitannya dengan pembangunan di daerah, diusulkan agar dilakukan pemberdayaanpemerintah daerah, instansi terkait, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat(LSM) dalam pemanfaatan informasi untuk kebijakan program.Kegiatan ini dimaksudkan agar para pengambil keputusan, baik pemerintah daerah, dinas-dinas pemerintahan terkait, perguruan tinggi, dan para LSM, dapat menggali informasi yangtepat serta menggunakannya secara tepat untuk membuat kebijakan dan melaksanakanprogram pembangunan yang sesuai.Pemerintah daerah perlu membangun sistem pengelolaan informasi yang menghasilkansegala bentuk informasi untuk keperluan pembuatan kebijakan dan pelaksanaan programpembangunan yang sesuai. Perlu pembentukan tim teknis yang dapat menyarankan dan

melihat pengembangan sistem pengelolaan informasi yang spesifik daerah. Pembentukan timteknis ini diharapkan mencakup pemerintah daerah dan instansi terkait, pihak perguruantinggi, dan peneliti lokal maupun nasional, agar secara kontinu dapat dikembangkan sistempengelolaan informasi yang spesifik daerah.Berkaitan dengan hal tersebut, perlu disadari bahwa walaupun kebutuhan sistempengumpulan data yang didesain, diadministrasikan, dianalisis, dan didanai pusat masihpenting dan perlu dipertahankan, sudah saatnya dikembangkan pula mekanisme pengumpulandata untuk kebutuhan komunitas dan kabupaten.Mekanisme pengumpulan data ini harus berbiaya rendah, berkelanjutan, dapat dipercaya, danmampu secara cepat merefleksikan keberagaman pola pertumbuhan ekonomi dan pergerakansosial budaya di antara komunitas pedesaan dan kota, serta kompromi ekologi yangmeningkat.

Cara/Solusi Mengatasi Kemiskinan di Indonesia Pada Hari Kemiskinan Internasional lalu berbagai pihak menyatakan perang melawankemiskinan. Ditargetkan pada tahun 2015 Indonesia bebas dari kemiskinan. Ini tekad yangbagus.Namun selain tekad, harus didukung dengan niat yang ikhlas, perencanaan, pelaksanaan dan

 juga pengawasan yang baik. Tanpa itu semua hanya omong belaka.Menghilangkan kemiskinan boleh dikata mimpi atau hanya janji surga. Tapi mengurangikemiskinan sekecil mungkin bisa dilakukan. Ada beberapa program yang perlu dilakukan

agar kemiskinan di Indonesia bisa dikurangi.Pertama, meningkatkan pendidikan rakyat. Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau olehseluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikandi Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi.Dulu pada tahun 1970-an, sekolah dasar dibagi dua. Ada sekolah pagi dan ada sekolah siangsehingga 1 bangunan sekolah bisa dipakai untuk 2 sekolah dan melayani murid dengan

 jumlah 2 kali lipat. Sebagai contoh di sekolah saya ada SDN Bidaracina 01 Pagi (Sekarangberubah jadi Cipinang Cempedak 01 Pagi) dan SDN Bidaracina 02 Petang. Sekolah pagimulai dari jam 7.00 hingga 12.00 sedang yang siang dari jam 12:30 hingga 17:30. Satubangunan sekolah bisa menampung total 960 murid!

Ini tentu lebih efektif dan efisien. Biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung sekolah bisadihemat hingga separuhnya. Mungkin ada yang berpendapat bahwa hal itu bisa mengurangi

Page 5: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 5/12

 jumlah pelajaran karena jam belajar berkurang. Padahal tidak. Sebaliknya jam pelajaran disekolah terlalu lama justru membuat siswa jenuh dan tidak mandiri karena dicekoki olehgurunya. Guru bisa memberi mereka PR atau tugas yang dikerjakan baik sendiri, bersamaorang tua, atau teman-teman mereka. Ini melatih kemandirian serta kerjasama antara anak dengan orang tua dan juga dengan teman mereka.

Selain itu biaya untuk beli buku cukup tinggi, yaitu per semester atau caturwulan bisamencapai Rp 200 ribu lebih. Setahun paling tidak Rp 400 ribu hanya untuk beli buku. Jikapunya 3 anak, berarti harus mengeluarkan uang Rp 1,2 juta per tahun. Hanya untuk uangbuku orang tua harus mengeluarkan 130% lebih dari Upah Minimum Regional (UMR) paraburuh yang hanya sekitar 900 ribuan.Untuk mengurangi beban orang tua dalam hal uang buku, pemerintah bisa menyediakanPerpustakaan Sekolah. Dulu perpustakaan sekolah meminjamkan buku-buku Pedoman(waktu itu terbitan Balai Pustaka) kepada seluruh siswa secara gratis. Untuk soal bisa didikteatau ditulis di papan tulis.Ini beda dengan sekarang di mana buku harus ditulis dengan pulpen sehingga begitu selesaidipakai harus dibuang. Tak bisa diturunkan ke adik-adiknya.

Saat ini biaya SPP sekolah gratis hanya mencakup SD dan SMP (Meski sebetulnya tetapbayar yang lain dengan istilah Ekskul atau Les) sedang untuk Perguruan Tinggi Negeribiayanya justru jauh lebih tinggi dari Universitas Swasta yang memang bertujuan komersial.Untuk masuk UI misalnya orang tahun 2005 saja harus bayar uang masuk antara Rp 25hingga 75 juta. Padahal tahun 1998 orang cukup bayar sekitar Rp 300 ribu sehingga orangmiskin dulu tidak takut untuk menyekolahkan anaknya di PTN seperti UI, IPB, UGM, ITS,dan sebagainya. Meski ada surat edaran Rektor bahwa orang tua tidak perlu takut akanbayaran karena bisa minta keringanan, namun teori beda dengan praktek.Boleh dikata orang-orang miskin saat ini mimpi untuk bisa masuk ke PTN. Jika pun adapaling cuma segelintir saja yang mau bersusah payah mengurus surat keterangan tidak mampu dan merendahkan diri mereka di depan birokrat kampus sebagai Keluarga Miskin(Gakin) untuk minta keringanan biaya.Tanpa pendidikan, sulit bagi rakyat Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan menjadibangsa yang maju.Kedua, pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani. Paling tidak separuh rakyat (sekitar100 juta penduduk) Indonesia masih hidup di bidang pertanian. Menurut Bank Dunia,mayoritas petani Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,4 hektar. Bahkan ada yang tidak punya tanah dan sekedar jadi buruh tani. Kadang terjadi tawuran antar desa hingga jatuhkorban jiwa hanya karena memperebutkan lahan beberapa hektar!Artinya jika 1 hektar bisa menghasilkan 6 ton gabah dan panen 2 kali dalam setahun sertaharga gabah hanya Rp 2.000/kg, pendapatan kotor petani hanya Rp 9,6 juta per tahun atau Rp

800 ribu/bulan. Jika dikurangi dengan biaya benih, pestisida, dan pupuk dengan asumsi 50%dari pendapatan mereka, maka penghasilan petani hanya Rp 400 ribu/bulan saja.Pada saat yang sama 69,4 juta hektar tanah dikuasai oleh 652 pengusaha. Ini menunjukkanbelum adanya keadilan di bidang pertanahan. Dulu pada zaman Orba (Orde Baru) ada proyek Transmigrasi di mana para petani mendapat tanah 1-2 hektar di Sumatera, Kalimantan,Sulawesi, dan Papua. Transportasi, rumah, dan biaya hidup selama setahun ditanggung olehpemerintah.Program itu sebenarnya cukup baik untuk diteruskan mengingat saat ini Indonesiakekurangan pangan seperti beras, kedelai, daging sapi, dsb sehingga harus impor puluhantrilyun rupiah setiap tahunnya.Jika petani dapat tanah 2 hektar, maka penghasilan mereka meningkat jadi Rp 48 juta per

tahun atau bersih bisa Rp 2 juta/bulan per keluarga.Memang biaya transmigrasi cukup besar. Untuk kebutuhan hidup selama setahun, rumah,

Page 6: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 6/12

lahan, dan transportasi paling tidak perlu Rp 40 juta per keluarga. Dengan anggaran Rp 10trilyun per tahun ada 250.000 keluarga yang dapat diberangkatkan per tahunnya.Seandainya tiap keluarga mendapat 2 hektar dan tiap hektar menghasilkan 12 ton beras pertahun, maka akan ada tambahan produksi sebesar 6 juta ton per tahun. Ini sudah cukup untuk menutupi kekurangan beras di dalam negeri.

Saat ini dari 2 juta ton kebutuhan kedelai di Indonesia (sebagian untuk tahu dan tempe), 60%diimpor dari luar negeri. Karena harga kedelai luar negeri naik dari Rp 3.500/kg menjadi Rp7.500/kg, para pembuat tahu dan tempe banyak yang bangkrut dan karyawannya banyak yangmenganggur.Jika program transmigrasi dilakukan tiap tahun dan produk yang ditanam adalah produk dimana kita harus impor seperti kedelai, niscaya kekurangan kedelai bisa diatasi dan Indonesiatidak tergantung dari impor kedelai yang nilainya lebih dari Rp 8 trilyun per tahunnya. Iniakan menghemat devisa.Ketiga, tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. Parapetani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusahabesar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi

pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggisama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikanharga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.Jika produk utama seperti beras, kedelai, terigu dikuasai oleh pengusaha, rakyat akanmenderita akibat permainan harga.Selain itu dengan dikuasainya industri pertanian oleh pengusaha besar, para petani yangmerupakan mayoritas dari rakyat Indonesia akan semakin tersingkir dan termiskinkan.Keempat, lakukan efisiensi di bidang pertanian. Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atautidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predatoralami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahaldan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biayapestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.Jika membajak sawah bisa dilakukan dengan sapi/kerbau, kenapa harus memakai traktor?Dengan sapi/kerbau para petani bisa menternaknya sehingga jadi banyak untuk kemudiandijual. Daging dan susunya juga bisa dimakan. Sementara traktor bisa rusak dan butuhbensin/solar yang selain mahal juga mencemari lingkungan.Kelima, data produk-produk yang masih kita impor. Kemudian teliti produk mana yang bisadikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligusmembuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akansangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda

motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintahmenyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukungBUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja danpenghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya.Keenam, stop eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola sendiri.Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dansedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer teknologi”. Padahal 95% pekerja dan insinyur di perusahaan-perusahaan asing adalah orang Indonesia.Expat paling hanya untuk level managerial. Bahkan perusahaan migas Qatar pun di Kompassering pasang lowongan untuk merekrut ahli migas kita. Saat ini 1.500 ahli perminyakan

Indonesia bekerja di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar. Bahkan adaDoktor Perminyakan yang bekerja di negara Eropa seperti Noewegia!

Page 7: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 7/12

Sekilas kita untung dengan pembagian 85% sedang kontraktor asing hanya 15%. Padahalkontraktor asing tersebut memotong terlebih dulu pendapatan yang ada dengan cost recoveryyang besarnya mereka tentukan sendiri. Bahkan ongkos bermain golf dan biaya rumah sakitdi luar negeri ex-patriat dimasukkan ke dalam cost recovery, begitu satu mediamemberitakan. Akibatnya di Natuna sebagai contoh, Indonesia tidak dapat apa-apa.

Kontraktor asing sendiri, seperti Exxon sendiri mengantongi keuntungan hingga Rp 360trilyun setiap tahun dari pengelolaan minyak dan gas di berbagai negara termasuk Indonesia.Menurut PENA, pada tahun 2008 saja sekitar Rp 2.000 trilyun/tahun dari hasil kekayaanalam Indonesia justru masuk ke kantong asing. Padahal jitu bisa dipakai untuk melunasihutang luar negeri dan mensejahterakan rakyat Indonesia.Bahkan untuk royalti emas dan perak di Papua, Freeport yang cuma “tukang cangkul” dapat

99% sementara bangsa Indonesia sebagai pemilik emas cuma dibagi 1%! Bagaimana bisakaya? Jadi kalau didapat emas dan perak sebesar Rp 100 trilyun, Indonesia cuma dapat Rp 1trilyun saja!Banyak perusahaan asing beroperasi menguras kekayaan alam Indonesia. Tetangga saya yangmenambang emas bekerjasama dengan penduduk lokal dengan memakai alat pahat dan martil

saja bisa mendapat Rp 240 juta per bulan, bagaimana dengan Freeport yang memakai banyak excavator dan truk-truk raksasa yang meratakan gunung-gunung di Papua?Agar Indonesia bisa makmur, maka Indonesia harus mengelola sendiri kekayaan alamnya.Sumber:

http://www.kompas.com

infoIndonesia.wordpress.com

Page 8: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 8/12

 

Page 9: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 9/12

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2132987-faktor-faktor-penyebab-kemiskinan-di/  FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA1. Tingkat pendidikan yang rendah2. Produktivitas tenaga kerja rendah

3. tingkat upah yang rencah4. distribusi pendapatan yang timpang5. kesempatan kerja yang kurang6. kualitas sumberdaya alam masih rendah7. penggunaan teknologi masih kurang8. etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah9. kultur/budaya (tradisi)10. politik yang belum stabil

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2132987-faktor-faktor-penyebab-kemiskinan-di/#ixzz1s4irBwcm 

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhandasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinandapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya aksesterhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orangmemahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnyadari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yangtelah mapan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

  Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti inidipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

  Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk  keterkucilan sosial, ketergantungan,dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan,karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi padabidang ekonomi.

  Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna

"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik  dan ekonomi di seluruh dunia.

Mengukur kemiskinan

Page 10: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 10/12

 

Gambaran kemiskinan di  Mumbai ,  India oleh Antônio Milena/ABr. 

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut danKemiskinan relatif . Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten ,tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolutadalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhantubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).

Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut  sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan inimaka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negaraberkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yanghidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1

 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang

kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkankaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yangmiskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggapmiskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negaraberkembang. 

== Diskusi tentang kemiskinan ==ad

  Dalasebuah lingkungan belajar. Terutama murid yang lebih kecil yang berasal darikeluarga miskin, kebutuhan dasar mereka seperti yang dijelaskan oleh Abraham

Maslow dalam hirarki kebutuhan Maslow; kebutuhan i beralih ke kemiskinan padaumumnya) yaitu efek Matthew. 

Page 11: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 11/12

Perdebatan yang berhubungan dalam keadaan capital manusia dan capital individual seseorang cenderung untuk memfokuskan kepada akses capital instructional dan capitalsocial yang tersedia hanya bagi mereka yang terdidik dalam sistem formal.

[sunting] Kemiskinan dunia

Deklarasi Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai "sebuah kondisi yangdicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk  makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi."

Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang hidup dengan pendapatankurang dari AS$1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari AS$ 2 per hari.Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam keadaan "sangatmiskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih disebut "miskin", pada 2001. [2] 

Proyek Borgen menunjuk pemimpin Amerika memberikan AS$230 milyar per tahun kepadakontraktor militer, dan hanya AS$19 milyar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuanPerkembangan Milenium PBB untuk mengakhiri kemiskinan parah sebelum 2025.

[sunting] Penyebab kemiskinan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

  penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dariperilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;

 penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;

  penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengankehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;

  penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;

  penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasildari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat darikemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki

 jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak  sejahtera 

atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan. 

[sunting] Menghilangkan kemiskinan

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:

  Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telahmenjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.

  Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman,

pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

Page 12: tugas ISBD 2

5/16/2018 tugas ISBD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-isbd-2 12/12

  Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepadaorang miskin, banyak  negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yangdikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orangdengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, sepertikebutuhan akan perawatan kesehatan. 

  http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan 

PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA 

March 7th, 2010 • Related • Filed Under 

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyaiseperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan eratdengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadappendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkankehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global.Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yanglainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya darisudut ilmiah yang telah mapan. Istilah “negara berkembang” biasanya digunakan untuk 

merujuk kepada negara-negara yang “miskin”. Kemiskinan bias dikelompokan dalam dua kategori. yaitu Kemiskinan absolut danKemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten ,tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolutadalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhantubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa). Penyebabkemiskian di Indonesia terdapat beberapa alasan yaitu:

Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku,pilihan, atau kemampuan dari si miskin;

Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;

Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupansehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;

Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;

Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil daristruktur sosial.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/penyebab-kemiskinan-di-indonesia/