tugas jurnal tmp

2
ANANG DIANTO Tugas Review Jurnal 09/285335/TK/35742 Teknik Manufaktur dan Proyek Otomasi Mesin Milling Menggunakan Sistem Elektropenumatik Mesin milling merupakan suatu mesin yang dipakai untuk proses pehilangan material/ pemotongan material dengan batuan cutter atau alat potong dimana pergerakan utama terjadi pada alat potong atau cutter. Mesin milling digolongkan menjadi 2 macam, yaitu mesin milling horisontal dan mesin milling vertikal. Perbedaan mesin milling horisontal dan vertikal adalah orientasi gerak rotasi pemotongan. Sumbu orientasi rotasi bisa vertikal dan horisontal tergantung pada tipe mesin. Sejak pertama kali ditemukan, perkembangan mesin milling semakin canggih, setelah ditemukan pahat HSS dan karbida yang membuat pemotongan benda kerja semakin akurat dan cepat. Setelah itu, mesin milling berkembang lagi dengan menggunakan komputer (CNC). Sebuah mesin milling konvensional dapat diubah menjadi mesin otomatis dengan menggunakan alat-alat pneumatik, seperti : Double acting Cylinder, Flow Control valves, Direction Control Valves, sensor serta peralatan elektrik yang digunakan sebagai kombinasi dengan peralatan pneumatik yaitu relay, tombol tekan, dan katub solenoid. Sehingga mesin konvensional dengan peralatan ini dapat diubah menjadi mesin otomatis atau semi-otomatis. Untuk membangun sistem pneumatik, yang diperlukan adalah dasar-dasar teori dalam sistem kontrol yaitu fungsi diagram, sirkuit diagram, deskripsi pengoperasian sistem, serta data teknik komponen. Ada dua metode utama di dalam membangun diagram sirkuit yaitu secara intuitif dan secara metodis. Metode pertama diperlukan pengalaman dan jam terbang yang tinggi, sedangkan metode yang ke dua memerlukan waktu yang Sumber Jurnal : International Journal of Engineering Research and Development e-ISSN: 2278-067X, p-ISSN: 2278-800X, www.ijerd.com Volume 2, Issue 9 (August 2012), PP. 04-09

Upload: anang-dianto

Post on 05-Dec-2014

24 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Jurnal TMP

ANANG DIANTO Tugas Review Jurnal

09/285335/TK/35742 Teknik Manufaktur dan Proyek

Otomasi Mesin Milling Menggunakan Sistem Elektropenumatik

Mesin milling merupakan suatu mesin yang dipakai untuk proses pehilangan material/ pemotongan material dengan batuan cutter atau alat potong dimana pergerakan utama terjadi pada alat potong atau cutter. Mesin milling digolongkan menjadi 2 macam, yaitu mesin milling horisontal dan mesin milling vertikal. Perbedaan mesin milling horisontal dan vertikal adalah orientasi gerak rotasi pemotongan. Sumbu orientasi rotasi bisa vertikal dan horisontal tergantung pada tipe mesin.

Sejak pertama kali ditemukan, perkembangan mesin milling semakin canggih, setelah ditemukan pahat HSS dan karbida yang membuat pemotongan benda kerja semakin akurat dan cepat. Setelah itu, mesin milling berkembang lagi dengan menggunakan komputer (CNC).

Sebuah mesin milling konvensional dapat diubah menjadi mesin otomatis dengan menggunakan alat-alat pneumatik, seperti : Double acting Cylinder, Flow Control valves, Direction Control Valves, sensor serta peralatan elektrik yang digunakan sebagai kombinasi dengan peralatan pneumatik yaitu relay, tombol tekan, dan katub solenoid. Sehingga mesin konvensional dengan peralatan ini dapat diubah menjadi mesin otomatis atau semi-otomatis.

Untuk membangun sistem pneumatik, yang diperlukan adalah dasar-dasar teori dalam sistem kontrol yaitu fungsi diagram, sirkuit diagram, deskripsi pengoperasian sistem, serta data teknik komponen. Ada dua metode utama di dalam membangun diagram sirkuit yaitu secara intuitif dan secara metodis. Metode pertama diperlukan pengalaman dan jam terbang yang tinggi, sedangkan metode yang ke dua memerlukan waktu yang panjang untuk bekerja secara metodis dan harus mempunyai pengetahuan dasar.

Namun, untuk menghasilkan diagram sirkuit yang handal metode yang ke dua lebih disarankan walaupun akan memakan waktu yang cukup lama tetapi hasilnya memuaskan. Selain diagram sirkuit, dibutuhkan juga diagram gerak yang berfungsi mengatur pergantian silinder secara tepat.

Tujuan otomasi mesin milling degan menggunakan sistem elektropneumatik tidak lain adalah efisiensi, baik dari segi waktu produksi maupun biaya. Dengan mesin otomatis, 1 jam dapat mengerjakan 60 unit baja ringan sepanjang 5cm, sedangkan jika menggunakan mesin manual hanya menghasilkan 30 unit.

Mesin konvensional yang diubah menjadi mesin otomatis, membuat waktu produksi semakin singkat dan efisienfsi semakin tinggi. Selain itu, mengurangi operator sehingga biaya dapat ditekan. Dengan demikian, melalui jurnal ini dapat diketahui bahwa mesin-mesin konvensional tua dapat diubah menjadi mesin otomatis/ semi otomatis untuk meningkatkan daya kerja dan penekanan biaya produksinya.

Sumber Jurnal : International Journal of Engineering Research and Development e-ISSN: 2278-067X, p-ISSN: 2278-800X, www.ijerd.com Volume 2, Issue 9 (August 2012), PP. 04-09