tugas kelompok pneumonia kiki.docx

18
TUGAS KELOMPOK “ANALISIS PERLAKU SEKSUALITAS BERDASARKAN BUDAYA” OLEH : KELAS A RAHMANI ANNISA ATTAMIMI SUFANDY SAID GUFRAN

Upload: faidinaidin

Post on 21-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

TUGAS KELOMPOKANALISIS PERLAKU SEKSUALITAS BERDASARKAN BUDAYA

OLEH :KELAS A RAHMANI ANNISA ATTAMIMI SUFANDY SAID GUFRAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM MAKASSARMAKASSAR2014

KATA PENGANTARPuji dan syukur kita panjatkan ke hadirat allah SWT. karena dengan rahmat dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selawat dan salam juga kita panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih punya banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu dosen, agar kami dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya untuk kedua kalinya. Dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.

Makassar, November 2014

Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanBAB II PEMBAHASANA. Pengertian PneumoniaB. EtiologiC. PatogenesisD. Manifestasi klinisE. PatofisiologiF. Dampak KDMG. Diagnosa KeperawatanH. Terapi PengobatanBAB III PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPenyakit salauran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat (PK) atau didalam rumah sakit/pusat perawatan. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15%-20%.Kejadian PN di ICU lebih sering dar ipada PN diruangan umun, yaitu dijumpai pada hampir 25% dari semua infeksi pada 9-27% dari pasien yang diintubasi. Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang yang lanjut usia/lansia dan sering terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Pada perkembangannya pengelolahan pneumonia telah dikelompokan pneumonia yang terjadi dirumah sakit - pneumonia nosokomial (PN) kepada kelompok pneumonia yang berhubungan dengan pemakaian ventilator dan yang didapat dipusat perawatan kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian pneumonia?2. Bagaimana etiologi dari pneumonia?3. Bagaimana pathogenesis dari pneumonia?4. Apa saja manifenstasi klinis (tanda dan gejala) dari pneumonia?5. Bagaimana patofisiologi dari pneumonia?6. Bagaimana dampak KDM dari pneumonia?7. Apa diagnosa keperawatan dari pneumonia?8. Bagaimana terapi pengobatan pada pneumonia?

C. TUJUAN1. Untuk mengetahui pengertian pneumonia.2. Untuk mengetahui etiologi dari pneumonia.3. Untuk mengetahui patogenesis dari pneumonia.4. Untuk mengetahui manifenstasi klinis (tanda dan gejala) dari pneumonia.5. Untuk mengetahui patofisiologi dari pneumonia.6. Untuk mengetahui dampak KDM dari pneumonia.7. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dari pneumonia.8. Untuk mengetahui terapi pengobatan pada pneumonia.

BAB IIPEMBAHASANA. PENGERTIAN PNEUMONIAPneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsulidasi yang terjadi pengisian rongga alveoli eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus jamur, dan benda-benda asing. Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi, begirupun dengan aliran darah disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal. Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang sakit.Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi, bahan kimia, dan spirasi. Pneumonia radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru, biasanya terjadi 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai. Pneumonia yang terjadi setelah menghirup kerosi atau inhalasi gas yang mengiritasi.Pneumonia bakteri terjadi akibat inhalasi mikroba yang ada di luar udara. Aspirasi organism dari nasofaring (penyebab pneumonia bakterialis yang paling sering) atau penyebaran hematogen dari fokus infeksi yang jauh. Bakteri yang masuk ke paru melalui saluran pernapasan, masuk kebronkiulus dan alveoli lalu menimbulkan reaksi peradangan hebatndan menghasilkan cairan edema yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstitial.

B. ETIOLOGI Menurut Corwin (2001), Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia steptrokokus. Bakteri staphylococcus aureus adalah streptokokus beta-hemolitikus grup A yang juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas aeroginosa. Pneumonia lain disebabkan oleh virus misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relative sering dijumpai yang disebabkan oleh suatu organisme yang berdasarkan beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan virus.

C. PATOGENESISPneumonia di kelompokkan berdasarkan sejumlah system yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu community-acquired (diperoleh diluar sarana pelayanan kesehatan) dan hospital-acquired (diperoleh dari rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya). Streptococcus pneumonia menjadi penyebab tersering terjadinya pneumonia yang didapat dirumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, system pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi oleh bakteri yang residen terhadap antibiotic menjadi lebih besar.Gambaran patologis dalam batas tertentu bergantung pada agen etiologis, pneumonia bakteri ditandai oleh eskudat intraalveolar supuratif disertai konsolidasi. Proses infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi. Jika terjadi pada satu atau lebih lobus disebut dengan pneumonia lobaris, sedangkan pneumonia lobularis atau bronkopneumonia menunjukkan penyebaran daerah infeksi yang memiliki bercak dengan diameter dekitar 3-4 cm mengelilingi dan mengenai bronkus.Penting juga diketahui tentang perbedan antara pneumonia yang didapat dari masyarakat dengan pneumonia yang didapat dirumah sakit.ferkuwensi relatif dari agen-agen pneumonia berbeda pada kedua sumber ini.infeksi nesokomial lebih sering disebabkan oleh bakteri gramnegatif atau stophyloccus aureus.Stadium dari pneumonia karena stophyloccus adalah sebagai berikut.1. Kongesti (4-12 jam bertama): eksudat serosa masuk ke dalam alveoli dari pembuluh dara yang bocor.2. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya): paru tampak merah dan tampak berganula karenah sel darah merah, fibrin, dan leukosit PMN mengisi alveoli.3. Hepatitis kelabu (3-8 hari): paru tampak abau-abu karena leokosit dan fibrin mengalami konsuldasi dalam alveolus yang terserang.4. Resolusi (7-11 hari): eksudat mengalami lisis dan direabsobsi oleh makrofak sehingga jaringan kembali kepada struktur semula.

D. MANIFESTASI KLINISMenurut Corwin (2001), gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis pneumonia, tetapi terutama mencolok pada pneumonia yang disebabakan oleh bakteri. Gejala-gejala mencakup:1. Demam dan menggigil akibat proses peradangan2. Batuk yang sering produktif dan purulen3. Sputum berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa)4. Krekel (bunyi paru tambahan).5. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan edema.6. Biasanya sering terjadi respons subyektif dispnu. Dispnu adalah peasaan sesak atau kesulitan bernafas yang dapat disebabkan oleh penurunan pertukaran gas-gas.7. Mungkin timbul tanda-tanda sianosis8. Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mucus, yang dapat menyebabkan atelektasis absorpsi.9. Hemoptisis, batuk darah, dapat terjadi akibat cedera toksin langsung pada kapiler atau akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler.

E. PATOFISIOLOGIParu merupakan struktur komplek yang terdiri atas kumpulan unit yang di bentuk melalui percabangan progresif jalan napas. Saluran napas bagian bawah yang normal adalah steril, walaupun bersebelahan dengan sejumlah besar mikroorganisme yang menepati orofaring dan terpajang oleh mikroorganisme dari lingkungan di dalam udara yang di hirup. Sterilisasi saluran napas bagian bawah adalah hasil mekanisme penyaring dan pembersihan yang efektif.Saat terjadi inhalasi-bakteri mikroorganisme penyebab pneumonia ataupun akibat dari penyebaran secara hematogen dari tubuh dan aspirasi melalui orofaring-tubuh pertama kali akan melakukan mekanisme pertahanan primer dengan meningkatkan respons radang.Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnyaukuran sang penyebab tersebut.

F. DAMPAK KDMDampak KDM pneumonia terlampir

G. DIAGNOSA KEPERAWATANBeberaba dianosa keperawatan yang mungkin terjadi pada pneumonia yaitu antara lain: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan fisik umum, upaya batuk buruk dan edema trakeal/faringeal.2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru dan kerusakan membrane alveolar-kapiler.3. Hipetermi yang berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme umum sekunder dari reaksi sistemis dari bakteri/virus.4. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan demam, diaphoresis, dan intake oral sekunder terhadap proses pneumonia.5. Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas sekunder terhadap pneumonia.6. Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan metabolism tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap dema.7. Cemas yang berhubungan dengan kondisi sakit, prognosis penyakit yang berat.

H. TERAPI PENGOBATANTerapi pengobatan secara umum yang dilakukan pada penderita pneumonia terbagi atas dua macam yaitu:1. Terapi Pengobatan medis Pemberian antibioticKepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bias diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.seperti: penicillin, cephalosporin. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator Pemberian O2 Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi2. Terapi pengobatan keperawatanPenatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup : Oksigen 1-2 L/menit. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANPneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsulidasi yang terjadi pengisian rongga alveoli eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus jamur, dan benda-benda asing.Dimana pneumonia ini disebabkan oleh bakteri positif-gram, streptococcus pneumonia, dan hoemophillus influensae. Bakteri atau virus bahkan jamur ini biasanya diperoleh dari uar sarana pelayanan kesehatan dan ada juga diperoleh dari rumah sakit atu sarana kesehatan lainnya.Penyakit inibiasanya ditandai dengan adanya demam, menggigil, nyeri dada, batuk produktif, nyeri kepala dan masih banyak tanda yang lainnya. Hal ini dapat dicegah dengan dua cara yaitu dengan terapi pengobatan medis dan terapi pengobatan keperawatan.

B. SARANDengan makalah yang telah kami buat ini, semoga teman-teman yang membacanyadapat mengerti dan menjadikannya sebagai panduan untuk mengerjakan tugas kedepannya.

DAFTAR PUSTAKAMuttaqin, Arif. 2008. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan systempernapasan. Jakarata: Salemba Medika.Somantri, Irman. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan systempernapasan. Jakarta: Salemba Medika.http://taufiksidqi.blogspot.com/2013/12/askep-pneumonia.htmlhttp://chandwicaksono.blogspot.com/2013/09/askep-pneumonia.html

Inhalasi mikroba denan jalan Melalui udaraAspirasi organism dari naso faringHematogen

nyeri dada panas dan demam anureksia pausea vomitNyeri pleuritisResiko penyebaran infeksiBersihan jalan napas tidak efektifPleuritic pain dispanea sianosia batukReaksi inflamasi hebatMembran paru-paru meradang dan berlubangSDM red blood count (RBC), SDP white blood count (WBC), dan cairan keluar masuk ke alveoliSekresi, edema, dan procospasmePartial oclusiPenuruan ratio ventilasi-perfusi-Daerah paru menjadi padat (konsolidasi)Luas permukaan membrane respirasiKerusakan pertukaran gasHipoksemia Kapasitas difusi menurun