tugas kelompok · web viewsesuatu (negara, organisasi, tubuh) yang terdiri dari beberapa...
TRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK
MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
KETU : LA ODE MURSALIM
ANGGOTA : NI KADEK TONIASIH
NI KOMANG SUARNINGSIH
KASMAR
RIMAYANTI UDIN
NASRI
RUSDIN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING (BK)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................` i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
BAB II INTI ISI SILA-SILA PANCASILA............................................... 2
1. Pengertian Filsafat............................................................................. 2
2. Filsafat Pendidikan............................................................................
3. Esensialisme dan Perenialisme.........................................................
4. Pendidikan Nasional..........................................................................
5. Makna Sila-Sila Pancasila.................................................................
BAB III Penutup..........................................................................................
1. Kesimpulan.......................................................................................
2. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB II
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A. Pancasila Sebagai Suatu Sistem
1. Pengertian Sistem
Menurut Prof. Dr. Winardi, SE ada 3 definisi (pengertian) Sistem
(a). Sistem adalah keseluruhan bagian yang saling mempengaruhi satu
dengan lainnya menurut satu rencana yang ditentukan, untuk
mencapai tujuan tertentu. (H. Thierry)
(b). Sistem adalah seperangkat bagian yang saling berhubungan,
bekerja bebas mengejar keseluruhan tujuan dengan kesatuan
lingkungan. (William A. Shorde / Dan Voich Jr)
(c). Sistem adalah himpunan unsur (elemen) yang saling
mempengaruhi untuk mana hukum tertentu menjadi berlaku.
(Ludwig Von Bertalanffy) Definisi ini menekankan pada :
1. Kelakuan berdasarkan tujuan tertentu
2. Keseluruhan melebihi bagian
3. Keterbukaan sistem saling berhubungan dengan sebuah
sistem yang lebih besar, yakni lingkungannya.
4. Transformasi, bagian-bagian yang bekerja menciptakan
sesuatu yang mempunyai nilai.
5. Antar hubungan berbagai bagian harus cocok dengan yang
lainnya.
6. Mekanisme kontrol, yakni adanya kekuatan yang
mempersatukan dan mampu mempertahankan sistem
tersebut.
Pendapat lain Pengertian Sistem:
Yang disebut sistem (kata benda), sistematis/sistematik (kata sifat),
adalah :
1. Sesuatu (negara, organisasi, tubuh) yang terdiri dari beberapa
bagian, elemen, komponen
2. Diantara bagian, elemen, komponen saling berhubungan (relasi)
dan saling berkesesuaian (relevansi)
3. Diantara bagian tidak saling bertentangan (kontradiksi).
4. Diantara bagian saling melengkapi dan mempengaruhi
5. Diantara bagian merupakan satu kesatuan (Unity) tak terpisahkan
(komprehensif integralistik),
6. Diantara bagian mempunyai tujuan (goal/teleologis) yang sama.
2. Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Berdasarkan penjelasan tentang pengertian sistem tersebut diatas, maka
Pancasila sudah memenuhi syarat sebagai sebuah sistem atau dengan
kata lain bersifat sistematis/sistemati, karena :
1. Pancasila terdiri dari beberapa Sila, yakni Lima Sila
2. Diantara Lima Sila mempunyai hubungan yang sifatnya hirarkis
(Sila Pertama: Ketuhanan mendasari dan menjiwai Sila
kemanusiaan, Sila persatuan, Sila kerakyatan dan Sila keadilan
3. Diantara Sila-Sila dalam Pancasila tidak saling bertentangan,
bahkan merupakan satu kesatuan yang bersifat komprehensif
integralistik, saling mendukung dan saling melengkapi.
4. Diantara Sila-Sila dalam Pancasila mempunyai tujuan dan fungsi
yang sama, sebagai Dasar Negara, Dasar Filsafat Bangsa, Ideologi
maupun sebagai Pandangan Hidup (way of life) Bangsa Indonesia.
B. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
1. Pengertian Filsafat
a. Pengertian Filsafat secarar Etimologis
Kata Filsafat berasal dari bahasa Yuniani, yang terdiri dari dua
kata, yakni philos, philia, philien yang artinya senang, teman dan cinta
dan sophos, sophia dan sophien yang artinya kebenaran (truth),
keadilan (justice), dan bijaksana (wise) atau kebijaksanaan (wisdom).
Pengertian Filaafat secara etimologis dapat disimpulkan adalah Cinta
kebenaran atau cinta kebijaksanaan / kearifan.
Selain itu kata filsafat berasal dari bahasa Arab, dari falsafah, dari
bahasa inggris yaitu Philosophy, bahasa Indonesia Filsafat (kata sifat
filsafati) atau filosofi (kata sifat filosofis), falsafah yang semuanya
mempunyai arti yang sama.
b. Pengeritan Filsafat secara Definitif
- Pengertian filsafat dari Ahli (Filsuf):
1. Plato: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli
2. Aristoteles: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, politik dan estetika.
3. Immanuel Kant: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di
dalam empat persoalan.
1. Apakah yang dapat kita ketahui (jawabnya: metafisika)
2. Apakah yang seharusnya kita ketahui ? (jawabnya : etika)
3. Sampai dimanakah pengharapan kita? (jawabnya: agama)
4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabnya : antropologi
- Pengertian Filsafat dari:
1. Prof. Drs. Notonegoro, SH: filsafat adalah pengetahuan atau ilmu
pengetahuan yang mencari dan mempelajari yang ada (ontologi)
dan hakekat yang ada (metafisika) dengan perenungan
(kontemplasi) yang mendalam (radikal) sampai menemukan
substansinya.
2. Drs. Hasbullah Bakry, S.H: filsafat adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu yang mendalam mengenai Ketuhanan (theologi),
alam semesta (kosmologi) dan manusia (antropologi), sehingga
menghasilkan pengetahuan bagaimana hakekatnya sejauh yang
dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu
seharusnya setelah mencapainya.
Kesimpulan:
Filsafat adalah ilmu yang mencari dan mempelajari tentang hakekat
(metafisika). Oleh karena itu filsafat juga disebut Ilmu tentang hakekat
atau ilmu hakekat (metafisika). Ditinjau dari perspektif
permasalahannya filsafat dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu:
Pertama:
Filsafat sebagai hasil perenungan/kontemplasi (produk).
Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep pemikiran-pemikiran
para filsuf.
Pada zaman dahulu, yang lazimnya merupakan suatu aliran/paham,
misal: idealisme, rasionalisme, materialisme, pragmatisme.
- Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia
sebagai hasil aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu
kebenaran yang timbul dari persoalan pada akal manusia.
Kedua: Filsafat sebagai suatu proses, yang berbentuk sebagai
aktivitas berfilsafat, sekaligus prosess pemecahaan masalah
(problem solving) dengan menggunakan berbagai metode tertentu
sesuai dengan objeknya.
Adapun cabang-cabang filsafat adalah sebagai berikut:
1. Metafisika : mempelajari hal-hal yang ada di balik alam fisik/alam
indrawi (riil), yang meliputi: ontologi, kosmologi, antropologi, dan
theologi.
2. Epistimologi: yang mempelajari tentang hakekat pengetahuan.
3. Logika mempelajari tentang kaidah-kaidah berpikir, yakni tentang
axioma, dalil dan rumusan berpikir (thinking) dan bernalar
(reasoning)
4. Etika: mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan moralitas,
tingka laku manusia.
5. Estetika: mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan yang
indah (estetik) dan yang mempunyai nilai seni (artistik).
6. Methodologi: mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
suatu metode, diantaranya metode deduksi, induksi, analisa, dan
sintesa.
Berdasarkan cabang-cabang filsafat inilah, maka Pancasila dapat
dikatakan:
1. Sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai
Ketuhanan (thoelogi), nilai manuisa (antropologi), nilai kesatuan
(metafisika, yang berhubungan dengan pangertian hakekat satu),
kerakyatan (hakekat demokrasi) dan keadilan (hakekat keadilan).
2. Sebagai Susunan kesatuan Organis Pancasila pada hakekatnya
yang terdiri dari sila-sila merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan (komprehensif integralistik). Kesatuan sila-sila dari
Pancasila merupakan kesatuan organis yang pada hakekatnya
secara filosofis bersumber pada hakekat dasar ontologis manusia,
sebagai pendukung dari isi dan inti sila-sila pancasila, yakni
berupa hakekat manusia monopluralis. Hakekat manusia
monoprularistik, teridri pertama hakekat susunan kordinat
manusia, yang terdiri dari unsur jiwa (rohani) dan unsur raga
(jasmani), kedua: hakekat sifat kordinat manusia yang terdiri dari
unsur individu dan sosial, ketiga: hakekat kedudukan kodrat
manusia, yang terdiri dari unsur sebagai makhluk yang berdiri
sendiri, maupun sebagai makhluk Tuhan. Unsur-unsur hakekat
manusia merupakan satu kesatuajn yang bersifat orrganis dan
harmonis, yang setiap unsur-unsurnya mempunyai fungsinya
masing-masing. Antara unsur jiwa dan raga, individu dan sosial
serta antara makhluk yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan,
kalau menyatu akan menjadi monodualistis, dialektis sintesa
paradoksal, tetapi kalau bertentangan akan menjadi dualistik
kontradiktif.
Pengertian Monodualistik, yaitu dua hal yang berbeda (jiwa-raga),
tetaip merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi, dialektis
adalah kata sifat dari kata dialektika (Hegel) yang artnya yang terdiri
dari tesa (pendapat) dan inti tesa (pendapat yang kontradiktif) yang
kemudian menjadi sintesa (kesatuan dari tesa dan inti tesa, sintesa
paradoksal pengertian sama dengan monodualistik. Sedang pengertian
Dualistik kontradiktif adalah dua hal yang berbeda dan saling
bertentangan dan saling mengalahkan, yang kalah akan tenggelam,
sedang yang menang akan selalu nampak dalam prilaku, yang menurut
orang aewam disebut: karakter (kepribadian).
3. Pancasila Bersifat Hierarkis Piramidal
Susunan Pancasila adalah hierarkis piramidal, pengertian matematis
pyramidal untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila
Pancasila dalam urutan luas (kuantitas) dan juga hal isi bersifatnya
(kualitas). Kalau dilihat susunan sila-sila menunjukkan suatu rangkaian
tingkat (gradual) dalam luas dan isi sifatnya (kualitas). Kalau dilihat
susunan sila-sila Pancasila memiliki susunan yang hierarki piramidal,
maka Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis (landasan) dari sila
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Secara ontologis sila-sila dalam Pancasila, yaitu: Tuhan, Manusia, Satu,
Rakyat dan Adil. Menurut Drs. Lasiyo dan Drs. Yuwono dalam
bukunya Pancasila (Pendekatan Secara Kefilsafatan) menyebutkan
bahwa:
a). Hakekat Tuhan, antara lain :
- Sebab pertama (causa prima)
- Maha Esa
- Asal mula dari segala sesuatu (jawa: sangkan paraning dumadi)
- Segala sesuatu yang ada tergantung kepada-Nya.
- Sempurna dan Maha Kuasa, Maha Rahim
- Tidak berubah, tidak terbatas, adanya mutlak
- Pencipta dan pengatur alam semesta
b) Hakekat Manusia adalah berdasarkan konsep Manusia
Monopluralis
Notonegoro, yang terjelma dalam Susunan kodrat, terdiri dari makhluk
berjiwa dan makhluk beraga, sifat kodrat, terdiri makhluk individu dan
makhluk sosial dan Kedudukan kodrat, yang terdiri dari makhluk yang
berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.
c). Hakekat Satu
- Tak dapat dibagi dan terpisahkan dari segala sesuatu yang lain
- Merupakan diri pribadi dalam arti mempunyai sifat, bentuk,
susunan dan keadaan diri sendiri.
- Terpisahkan dengan hal lain yang mempunyai tempat dan ruang
sendiri.
Contoh : - ikrar Sumpah Pemuda (Satu Bangsa, satu bahasa, satu tanah
air.
d). Hakekat Rakyat
- Keseluruhan jumlah dari semua warga dalam negara
- Segala sesuatunya meliputi semua warga dan untuk seluruh warga.
- Adanya hak-hak serta kewajiban asasi, politis, ekonomi bagi setiap
warga perseorangan dalam kaitanya dengan hakekat manusia dan
negara.
e). Hakekat Adil
- Adanya pemenuhan hak dan kewajiban dalam hidup kehidupan
manusia.
- Wajib harus lebih diutamakan dari pada hak.
- Pemenuhan wajib dan hak itu meliputi:
1. Keadilan Distributif (Membagi), yakni keadilan yang diberikan
pemerintah / negara kepada rakyat / warga negara.
Misal : Bunyi alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945, yakni Negara
berkewajiban melindungi tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Keadilan Legal (Keadilan Test), yakni keadilan yang diberikan
warga negara kepada pemerintah.
Misal : Membayar pajak, bela negara
3. Keadilan Komutatif (Keadilan Timbal Balik), yakni keadilan yang
terjadi karena adanya hubungan antar sesama warga (individu)
dengan warga (individu) yang lain.
Misal: Hubungan perkawinan, hubungan / perjanjian utang,
piutang antar individu.