tugas kuliah kriptografi
DESCRIPTION
Tentang Tugas Sistem InformasiTRANSCRIPT
I. PENGERTIAN KRIPTOGRAFI
Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: “cryptós” artinya “secret”
(rahasia), sedangkan “gráphein” artinya “writing” (tulisan). Jadi, kriptografi berarti “secret
writing” (tulisan rahasia).
Ada beberapa definisi kriptografi yang telah dikemukakan di dalam berbagai literatur.
Definisi yang dipakai di dalam buku-buku yang lama (sebelum tahun 1980-an) menyatakan
bahwa kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasian pesan dengan cara
menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak dapat dimengerti lagi maknanya. Definisi ini
mungkin cocok pada masa lalu di mana kriptografi digunakan untuk keamanan komunikasi
penting, seperti komunikasi di kalangan militer, diplomat, dan mata-mata. Namun saat ini
kriptografi lebih dari sekadar privacy, tetapi juga untuk tujuan data integrity, authentication,
dan non-repudiation.
Sehingga pengertian Kriptografi secara umum merupakan ilmu untuk menjaga
kerahasiaan berita. Juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari teknik-teknik
matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan data,
keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data. Definisi lain, kriptografi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penyembunyian huruf atau tulisan sehingga membuat tulisan
tersebut tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak berkepentingan. Pada kriptografi tidak
semua aspek keamanan informasi akan ditangani.
II. PERKEMBANGAN KRIPTOGRAFI
Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah
kriptografi dapat ditemukan di dalam buku David Kahn yang berjudul The Codebreakers.
Dan Sejarah kriptografi sebagian besar merupakan sejarah kriptografi klasik, yaitu metode
enkripsi yang menggunakan kertas dan pensil atau mungkin dengan bantuan alat
mekaniksederhana. Secara umum algoritma kriptografi klasik dikelompokkan menjadi dua
kategori,yaitu algoritma transposisi (transposition cipher) dan algoritma substitusi
(substitution cipher).
Cipher transposisi mengubah susunan huruf-huruf di dalam pesan, sedangkan cipher
substitusi mengganti setiap huruf atau kelompok huruf dengan sebuah huruf atau kelompok
huruf lain.
Sejarah kriptografi klasik mencatat penggunaan cipher transposisi oleh tentara Sparta di
Yunani pada permulaan tahun 400 SM. Mereka menggunakan alat yang namanya scytal.
Yang terdiri dari sebuah kertas panjang dari daun papyrus yang dililitkan pada sebuah
silinder dari diameter tertentu (diameter silender menyatakan kunci penyandian). Pesan
ditulis secara horizontal, baris perbaris. Bila pita dilepaskan, maka huruf-huruf di dalamnya
telah tersusun secara acak membentuk pesan rahasia. Untuk membaca pesan, penerima pesan
harus melilitkan kembali melilitkan kembali kertas tersebut ke silinder yang diameternya
sama dengan diameter silinder pengirim.
Sedangkan chiper substitusi paling awal dan paling sederhana adalah Caesar cipher,
yang digunakan oleh raja Yunani kuno, Julius Caesar. Caranya adalah dengan mengganti
setiap karakter di dalam alfabet dengan karakter yang terletak pada tiga posisi berikutnya di
dalam susunan alfabet.
III. TUJUAN KRIPTOGRAFI
Ada empat tujuan mendasar dari kriptografi yang juga merupakan aspek keamanan
informasi, yaitu sebagai berikut :
1. Kerahasiaan
Merupakan layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun
kecuali yang memiliki kunci rahasia atau otoritas untuk membuka informasi yang telah
disandikan.
2. Integritas data
Berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk dapat
menjaga integritas data, suatu sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi
manipulasi data yang dilakukan pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan,
penghapusan, dan pendistribusian data lain kedalam data yang asli.
3. Autentikasi
Berhubungan dengan identifikasi, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu
sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri.
Informasi yang dikirimkan harus diautentikasi keasliannya, isi datanya, waktu
pengiriman dan lain sebagainya.
4. Non-repudiasi
Merupakan usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap
pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.
IV. KOMPONEN KRIPTOGRAFI
Komponen yang ada dalam Kriptografi antara lain :
1. Plainteks
Merupakan data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Dengan
kata lain plainteks adalah pesan atau teks asli.
2. Cipherteks
Merupakan pesan (data asli) yang telah tersandi (diacak, dan digantikan). Tujuannya
agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya oleh pihak lain.
3. Algoritma dan Kunci
Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enchipering dan
dechipering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi.
Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah
himpunan yaitu himpunan yang berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan yang
berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi yang memetakan
elemenelemen antara kedua himpunan tersebut.
Adapun penjelasan enkripsi dan deskripsi :
a) Enkripsi
Proses utama dalam suatu algoritma kriptografi adalah enkripsi dan dekripsi.
Enkripsi merubah sebuah plainteks ke dalam bentuk cipherteks. Pada mode ECB
(Electronic Codebook), sebuah blok pada plainteks dienkripsi ke dalam sebuah blok
cipherteks dengan panjang blok yang sama.
Blok cipher memiliki sifat bahwa setiap blok harus memiliki panjang yang sama
(Misal 128 bit). Namun apabila pesan yang dienkripsi memiliki panjang blok terakhir
yang tidak tepat 128 bit, maka diperlukan mekanisme padding, yaitu penambahan bit-
bit dummies untuk menggenapi menjadi panjang blok yang sesuai, biasanya padding
dilakukan pada blok terakhir plainteks.
b) Dekripsi
Dekripsi merupakan proses kebalikan dari proses enkripsi, merubah cipherteks ke
dalam bentuk plainteks.
Selain Algoritma kriptografi, peranan kunci juga sangat penting dalam proses enkripsi
dan dekripsi sehingga kerahasiaannya sangatlah penting, apabila kerahasiaannya
terbongkar, maka isi dari pesan dapat diketahui.
Secara matematis, proses enkripsi merupakan pengoperasian fungsi E (enkripsi)
menggunakan e (kunci enkripsi) pada M (plainteks) sehingga dihasilkan C (cipherteks),
notasinya :
Ee(M) – C
Sedangkan untuk proses dekripsi, merupakan pengoperasian fungsi D (dekripsi)
menggunakan d (kunci dekripsi) pada C (cipherteks) sehingga dihasilkan M (plainteks),
notasinya
Dd(C) = M Sehingga dari dua hubungan diatas berlaku Dd(Ee(M)) = M
V. JENIS KRIPTOGRAFI
Jenis Kriptografi didasarkan kunci-simetri, yaitu :
1) Private key cryptosystem ( sistem kripto kunci pribadi )
Bersifat simetrik, dimana kunci atau password yang digunakan untuk mengunci
dan membuka teks yang satu atau sama. Dalam penggunaan kripto kunci pribadi,
pengiriman kunci akan membutuhkan saluran khusus, dimana kelebihannya akan
memberikan proses yang lebih cepat dibandingkan kripto kunci publik.
Gambar Diagram Blok Kriptografi Dengan Kunci Pribadi
2) Public key cryptosystem (sistem kripto kunci publik)
Bersifat asimetrik, dimana kunci atau password yang digunakan untuk mengunci
dan membuka teks berbeda. Dalam penggunaanya kripto kunci publik membutuhkan
waktu yang cukup lama ( membutuhkan komputasi yang tinggi ). Kripto kunci publik
mempunyai kelebihan dalam penguncian data, yaitu kunci dalam pengenkripsian lebih
sedikit dibandingkan dengan kripto kunci privat. Kripto kunci publik disini
membutuhkan penyimpanan kunci publik yang terpercaya. Selain itu penggunaan kripto
kunci publik akan komplek dikarenakan kemungkinan besar akan ada pihak ketiga.
Menurut stalling, proses enkripsi public key sederhana melibatkan empat tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Setiap pengguna didalam jaringan membuat sepasang kunci untuk digunakan
sebagai kunci enkripsi dan dekripsi dari pesan yang akan diterima.
2. Pengguna mempublikasikan kunci enkripsinya dengan menempatkan kunci
publiknya ke tempat umum. Pasangan kunci yang lain tetap dijaga kerahasiaannya.
3. Jika pengguna A ingin mengirimkan sebuah pesan ke pengguna B, ia akan
mengenkripsi pesan tersebut dengan mengunakan kunci publik user B.
4. Pada saat pengguna B ingin membuka sebuah pesan dari pengguna A, ia akan
menggunakan kunci pribadinya sendiri. Tidak ada pihak lain yang bisa mendekripsi
pesan itu, karena hanya B sendiri yang mengetahui kunci pribadi. Sampai saat ini
hanya ada beberapa sistem kriptografi asimetrik yang dipublikasikan.
Gambar Diagram Blok Kriptografi Dengan Kunci Publik
Kelebihan dan Kekurangan dari Kriptografi Simetri dengan Kriptografi Asimetri
A. Kelebihan kriptografi simetri:
1. Algoritma kriptografi simetri dirancang sehingga proses enkripsi/dekripsi
membutuhkan waktu yang singkat.
2. Ukuran kunci simetri relatif pendek.
3. Algoritma kriptografi simetri dapat digunakan untuk membangkitkan bilangan acak.
4. Algorima kriptografi simetri dapat disusun untuk menghasilkan cipher yang lebih
kuat.
5. Otentikasi pengirim pesan langsung diketahui dari cipherteks yang diterima, karena
kunci hanya diketahui oleh pengirim dan penerima pesan saja.
B. Kelemahan kriptografi simetri:
1. Kunci simetri harus dikirim melalui saluran yang aman. Kedua entitas yang
berkomunikasi harus menjaga kerahasisan kunci ini.
2. Kunci harus sering diubah, mungkin pada setiap sesi komunikasi.
C. Kelebihan kriptografi kunci-publik (asimetri):
1. Hanya kunci privat yang perlu dijaga kerahasiaannya oleh setiap entitas yang
berkomuniaksi (tetapi, otentikasi kunci publik tetap harus terjamin). Tidak ada
kebutuhan mengirim kunci kunci privat sebagaimana pada system simetri.
2. Pasangan kunci publik/kunci privat tidak perlu diubah, bahkan dalam periode waktu
yang panjang.
3. Dapat digunakan untuk mengamankan pengiriman kunci simetri.
4. Beberapa algoritma kunci-publik dapat digunakan untuk member tanda tangan digital
pada pesan.
D. Kelemahan kriptografi kunci-publik (asimetri):
1. Enkripsi dan dekripsi data umumnya lebih lambat daripada sistem simetri, karena
enkripsi dan dekripsi menggunakan bilangan yang besar dan melibatkan operasi
perpangkatan yang besar.
2. Ukuran cipherteks lebih besar daripada plainteks (bisa dua sampai empat kali ukuran
plainteks).
3. Ukuran kunci relatif lebih besar daripada ukuran kunci simetri.
4. Karena kunci publik diketahui secara luas dan dapat digunakan setiap orang, maka
cipherteks tidak memberikan informasi mengenai otentikasi pengirim.
5. Tidak ada algoritma kunci-publik yang terbukti aman (sama seperti block cipher).
Kebanyakan algoritma mendasarkan keamanannya pada sulitnya memecahkan
persoalan-persoalan aritmetik (pemfaktoran, logaritmik, dsb) yang menjadi dasar
pembangkitan kunci.
Jika kita melihat berdasarkan ukuran serta format data yang akan diproses, maka algoritma
kriptografi dapat dibagi menjadi dua bagian yang utama yaitu:
1) Block Cipher
Algoritma kriptografi ini bekerja pada suatu data yang berbentuk blok/kelompok
data dengan panjang data tertentu (dalam beberapa byte), jadi dalam sekali proses
enkripsi atau dekripsi data yang masuk mempunyai ukuran yang sama.
2) Stream cipher
Algoritma yang dalam operasinya bekerja dalam suatu pesan berupa bit tunggal
atau terkadang dalam suatu byte, jadi format data berupa aliran dari bit untuk kemudian
mengalami proses enkripsi dan dekripsi.
Pada algoritma penyandian blok (block cipher), plainteks yang masuk akan diproses
dengan panjang blok yang tetap yaitu n, namun terkadang jika ukuran data ini terlalu
panjang maka dilakukan pemecahan dalam bentuk blok yang lebih kecil. Jika dalam
pemecahan dihasilkan blok data yang kurang dari jumlah data dalam blok maka akan dilakukan
proses pading (penambahan beberapa bit).