tugas makalah dr agus

56
TANATOLOGI PENDAHULUAN Tanatology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan- perubahan pada tubuh seseorang yang telah meninggal Pengetahuan ini berguna untuk : 1. Menentukan apakah seseorang benar-benar telah meninggal atau belum. 2. Menentukan berapa lama seseorang telah meninggal. 3. Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi pada waktu korban masih hidup Kapan seseorang dikatakan meninggal ? Fungsi system pernapasan Berhentisecara lengkap dan permanen system peredaran darah PerkembanganIlmuKedokteran penentuan mati 1968 dicetuskan DECLARATION OF SYDNEY 1. Penentuan seseorang telah meninggal harus berdasarkan atas pemeriksaan klinis, dan bila perlu dibantu dengan pemeriksaan laboratoris. 2. Apabila hendak dilakukan transplantasi jaringan, maka penentuan bahwa seseorang telah meninggal harus dilakukan 1

Upload: meydiantari

Post on 12-Feb-2016

240 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bioetik

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Dr Agus

TANATOLOGI

PENDAHULUAN

Tanatology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada tubuh

seseorang yang telah meninggal

Pengetahuan ini berguna untuk :

1. Menentukan apakah seseorang benar-benar telah meninggal atau belum.

2. Menentukan berapa lama seseorang telah meninggal.

3. Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi

pada waktu korban masih hidup

Kapan seseorang dikatakan meninggal ?

Fungsi system pernapasan Berhentisecara lengkap dan permanen

system peredaran darah

PerkembanganIlmuKedokteran penentuan mati

1968 dicetuskan DECLARATION OF SYDNEY

1. Penentuan seseorang telah meninggal harus berdasarkan atas pemeriksaan klinis, dan bila

perlu dibantu dengan pemeriksaan laboratoris.

2. Apabila hendak dilakukan transplantasi jaringan, maka penentuan bahwa seseorang telah

meninggal harus dilakukan oleh 2 orang dokter atau lebih, dan dokter ini bukanlah dokter

yang akan mengerjakan transplantasi nanti

SOMATIC DEATH

1. Fungsi pernapasan dan peredaran darah berhenti àanoxia yg lengkap dan menyeluruh

dalam jaringan.

2. Akibatnya proses aerobik dalam sel-sel berhenti, sedangkan proses anaerobic masih

berlangsung.1

Page 2: Tugas Makalah Dr Agus

3. Beberapa jaringan yg masih dapat hidup terus selama beberapa waktu al. :

a. Sel-sel syaraf masih hidup selama 5 menit.

b. Jaringan otot 3 jam setelah orang meninggal masih dpt dirangsang mekanik / elektrik.

c. Mata dlm 4 jam ditetesi Atropin midriasis

Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death :

a. Hilangnya pergerakan dan sensibilitas.

b. Berhentinya pernapasan.

c. Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah.

Tanda-tanda cellular death :

a. Menurunnya suhu mayat (ARGOR MORTIS ).

b. Timbulnya lebam mayat (LIVOR MORTIS ).

c. Terjadinya kaku mayat (RIGOR MORTIS )

d. Perubahan pada kulit

e. Perubahan pada mata

f. Proses pembusukan dan kadang-kadang ada proses mummifikasi dan adipocere

4. Hilangnya sensibilitas EEG (electro Enchephalograpy).

5. Berhentinya pernapasan :

a. Auscultatoir : dengan stetoskop didaerah larynx dan didengarkan terus menerus selama

5 sampai 10 menit.

b. Test dari WINSLOW : Gelas berisi air diletakkan didaerah epigastrium bila permukaan

air bergerak, berarti korban masih hidup.

c. Mirror test àletakkan sebuah cermin didepan lubang hidung dan mulut, bila cermin

menjadi buram, berarti korban masih bernafas.

Berhentinya denyut jantung dan peredaran darahdiperiksa dengan cara :

a. Auscultatoir stetoskop pada precardial dengar terus-menerus selama 5 sampai 10 menit.

b. Test MAGNUS : Jari tangan diikat dengan seutas tali aliran darah venous (-), tetapi

aliran darah arterial (+), bendungan distal dari ikatan syanotic & pada daerah ikatan

tampak pucat. Sebaliknya bila tidak terjadi perubahan warna, berarti peredaran darah

sudah tidak ada.

c. Test ICARD dengan menyuntikkan larutan icard secara subcutan. Bila circulasi masih

ada, maka daerah sekitar suntikan berwarna kuning kehijauan.

d. Arteri Radialis diincisi. Bila circulasi masih ada, maka darah akan keluar secara pulsatif

2

Page 3: Tugas Makalah Dr Agus

MATI SURI/APPARENT DEATH

Terjadi karena proses vital dalam tubuh, menurun sampai taraf minimum untukkehidupan

klinis sama dengan orang mati.

1. Terkena aliran listrik atau petir.

2. Kedinginan

3. Tenggelam

4. Mengalami anestesi yang dalam

5. Mengalami acute heart failure

6. Mengalami neonatal anoxia

7. Menderita catalepsy

PENURUNAN SUHU JENASAH (ARGOR MORTIS)

Kecepatan penurunan suhu jenasahdipengaruhi faktor-faktor :

1. Suhu Udara

2. Pakaian

3. Aliran udara dan kelembaban.

4. Keadaan tubuh korban

5. Aktifitas.

6. Sebab kematian

LEBAM MAYAT(LIVOR MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY)

Orang meninggal peredaran darahnya stop timbul stagnasi.

Gaya gravitasi darah mencari tempat yang terendah mengendap terlihat bintik-bintik

berwarna merah kebiruan (LEBAM MAYAT)

Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam waktu 15 sampai 20 menit setelah orang

meninggal.

Lebam mayat mirip dengan luka memar (harus dibedakan)

3

Page 4: Tugas Makalah Dr Agus

Beda Lebam mayat & luka memar

Lebam mayat Luka memar

Lokasi Bagian tubuh terendah Sembarang tempat

Bila ditekan Biasanya hilang Tidak hilang

Pembengkakan Ada Tidak ada

Bila diiris Darah intravaskuler Darah ekstravaskuler

Tanda intra vital Tidak ada ada

Jenasah dgn posisi terlentang lebam mayat ditemukan pada bagian :

a. Kuduk

b. Punggung

c. Pantat

d. bagian flexor tungkai

Jenazah dgn posisi telungkup lebam mayat ditemukan pada bagian :

a. Dahi, Pipi & Dagu

b. Dada

c. Perut

d. bagian extensor tungkai

Kadang-kadang stagnasi darah demikian hebat, sehingga pembuluh darah dalam rongga

hidung pecah perdarahan dari hidung.

Pada korban yang menggantung lebam mayat terdapat pada bagian :

a. ujung extremitas atas

b. Ujung extremitas bawah

c. genitalia externa (scrotum)

4 jam setelah meninggal à hemolysa à pigmen darah keluar dan masuk ke dalam jaringan

sekitarnya à lebam mayat akan menetap.

Lebam mayat dapat juga ditemukan pada Organ-2 tubuh, misalnya :

4

Page 5: Tugas Makalah Dr Agus

a. Bagian belakang otak

b. Bagian belakang paru

c. Bagian belakang hati

d. Bagaian belakang lambung

Keadaan ini perlu dibedakan dengan keadaan patologis seperti Pneumonia atau lambung

yang mengalami keracunan.

Lebam mayat warna merah kebiruan.

Korban yg meninggal krn keracunan CO/HCN lebam mayatnya berwarna cherry red.

Pada korban yang meninggal karena keracunan Nitro Benzena atau Potassium Chlorat à

maka lebam mayatnya berwarna chocolate brown

Pada korban yang meninggal akibat asphyxia lebam mayatnya mendekati kebiruan.

Dan jenasah yang disimpan dalam kamar pendingin lebam mayatnya berwarna merah

terang atau pink

KAKU MAYAT(RIGOR MORTIS)

Orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP ADP.

Selama dalam tubuh ada glycogen, masih dapat terjadi resintesa ADP ATP, sehingga otot-

otot masih dalam keadaan lemas.

Bila persediaan glycogen habis, maka resintesa ADP ATP tidak ada, Akibatnya semua

ATP dirobah menjadi ADP, maka terjadilah kaku.

Perubahan pada otot-otot orang meninggal :

1. Primary flaccidity.

Dalam fase ini otot-otot lemas, dan masih dapat dirangsang secara mekanik, maupun

elektrik.Terjadi dalam stadium somatic death.Berlangsung selama 2 sampai 3 jam.

2. Rigor mortis.

Dalam fase ini otot-otot tidak dapat berkontraksi meskipun dirangsang secara mekanik

maupun elektrik.Terjadi dalam stadium cellular death

3. Secondary Flaccidity (fase lemas)

Fase rigor mortis ini dibagi dalam 3 bagian :

5

Page 6: Tugas Makalah Dr Agus

a. Kaku mayat belum lengkap.

Mula-mula kaku mayat terlihat pada Mm. Orbicularis occuli, kemudian otot-otot

rahang bawah, otot-otot leher, extremitas atas, thoraxs, abdomen dan extremitas

bawah. Fase ini berlangsung 3 jam.

b. Kaku mayat lengkap.

Kaku mayat lengkap ini dipertahankan selama 12 jam.

c. Kaku mayat mulai menghilang.

Urut-urutan hilangnya kaku mayat sama seperti pada waktu timbulnya, terkecuali otot

rahang bawah yang paling akhir menjadi lemas.Fase ini berlangsung selama 6 jam.

Fakto-faktor yang mempengaruhi terjadi rigor mortis :

1. Suhu sekitarnya

2. Keadaan otot saat meninggal

3. Umur dan gizi

Keadaan yang mirip dengan rigor mortis :

1. Heat stiffening

Terjadi karena koagulasi protein otot akibat suhu yang tinggi.Otot yang telah menjadi

kakuakibat heat stiffening ini tidak dapat mengalami rigor mortis.Sebaliknya heat

stiffening dapat terjadi pada otot yang sudah mengalami rigor mortis.

Heat stiffening terdapat pada :

a. korban yang mati terbakar

b. korban yang tersiram cairan panas

c. jenasah yang dibakar

2. Freezing (cold stiffening)

Yaitu kaku sendi yang disebabkan oleh karena cairan synovial membeku.

Bila sendi tersebut digerakkan, akan terdengar suara crepitasi.

6

Page 7: Tugas Makalah Dr Agus

Untuk membedakannya dengan rigor mortis, jenasah diletakkan dalam ruangan dengan

suhu yang lebih tinggi, maka otot-otot akan menjadi lemas akibat mencairnya kembali

bekuan cairan synovial

3. Cadaveric spasm (INSTANTENOUS RIGOR)

Yaitu kontraksi otot dalam stadium somatic death pada saat otot-otot lain dalam fase

primary flaccidity, dan berlangsung terus sampai timbul secondary flaccidity.

Biasanya ditemukan pada :

a. Korban yg bunuh diri dengan senjata api.

b. Korban yang bunuh diri dengan pisau

c. Korban yang meninggal sewaktu mendaki gunung tinggi.

d. Korban pembunuhan yang menggenggam robekan pakaian si pembunuh.

Perubahan pada kulit

1. Hilangnya elastisitas kulit

2. Adanya lebam mayat yang berwarna merah kebiruan

3. Terdapatnya kelainan yang dikenal sebagai CUTIS ANSERINA sebagai akibat kontraksi

Mm. Erector Pillae.

Perubahan pada mata

1. Refelex cornea dan reflex cahaya hilang

2. Cornea menjadi keruh.

3. Bulbus Oculi melunak dan mengkerut akibat turunnya tekanan intra oculer.

4. Pupil dapat berbentuk bulat, lonjong atau ireguler sebagai akibat menjadi lemasnya otot-

otot iris.

5. Perubahan pada pembuluh darah retina à Tanda ini timbul beberapa menit setelah orang

meninggal

7

Page 8: Tugas Makalah Dr Agus

PEMBUSUKAN(DECOMPOSITON/PUTREFACTION)

Proses pembusukan disebabkan oleh pengaruh enzim proteolitik dan micro

organisme.Umumnya proses pembusukan dimulai 18 sampai 24 jam setelah seseorang

meninggal

Adapun tanda-tanda pembusukan :

1. Warna kehijauan pada dinding perut daerah caecum, yang disebabkan reaksi haemoglobin

dengan H2S menjadi Sulf-met-hemoglobin

2. Wajah dan bibir membengkak

3. Scrotum dan vulva membengkak

4. Abdomen membengkak akibat adanya gas pembusukan dalam usus, sehingga

mengakibatkan keluarnya faeces dari anus dan keluarnya isi lambung dari mulut dan

lubang hidung.

5. Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijauan dan disebut MARBLING.

6. Pembentukan gas-gas pembusukan di bawah lapisan epidermis sehingga timbul

BULLAE.

7. Akibat tekanan gas-gas pembusukan, maka gas dalam paru akan terdesak sehingga

menyebabkan darah keluar dari mulut dan hidung.

8. Bola mata menonjol keluar akibat gas pembusukan dalam orbita.

9. Kuku dan rambut dapat terlepas, serta dinding perut dapat pecah.

Alat-alat dalam tubuh juga mengalami proses pembusukan

1. Golongan yang cepat membusuk :

a. jaringan otak

b. lambung dan usus

c. uterus yang hamil atau post partum

2. Golongan yang lambat membusuk :

a. Jantung - paru

b. Ginjal - diafragma

3. Golongan yang paling lambat membusuk :

a. prostat

b. uterus yang tidak hamil

Faktor-2 yg mempenagruhi pembusukan :

8

Page 9: Tugas Makalah Dr Agus

1. Sterilitas

2. Suhu sekitar

3. Kelembaban

4. Medium Udara : air : tanah = 1 : 2 : 8

5. Faktor dari dalam

6. Umur

7. Keadaan tubuh pada waktu meninggal

8. Sebab kematian

9. Jenis kelamin

MUMMIFIKASI

Mummifikasi adalah proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan.

Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi :

1. Suhu udara harus tinggi

2. Udara harus kering

3. Harus ada aliran udara yang terus menerus

Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 sampai 3 bulan, dan jenasah yang mengalami

mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali.

Gejala-gejala yang tampak :

1. Tubuh kurus,kering dan mengkerut

2. Warna coklat muda - coklat kehitaman.

3. Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya

4. Susunan anatomi alat-2 tubuh masih baik

Kepentingannya bagi kedokteran forensic :

9

Page 10: Tugas Makalah Dr Agus

1. Untuk identifikasi korban, sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah

2. Tanda-2 kekerasan masih tetap ada.

ADIPOCERE ATAU SAPONIFICATION

Terjadinya proses hydrogenisasi dari asam lemak tak jenuh asam lemak jenuh, dan asam

lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk sabun.

Syarat untuk terjadinya adipocere :

1. Tempat harus basah, artinya harus mengandung air

2. Tempat harus mengandung alkali

Tanda-2 yang tampak :

1. Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan

2. Bila diraba terasa seperti sabun

3. Pada pemanasan akan meleleh

4. Berbau tengik

Kepentingannya untuk kedokteran forensic :

1. Untuk kepentingan identifikasi

2. Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan

PENENTUAN SAAT KEMATIAN

Tanda-tanda yg dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian :

Penurunan suhu mayat.

Lebam mayat

Kaku mayat

Proses pembusukan

Hal-hal lain yang ditemukan baik pada pemeriksaan di TKP maupun pada waktu

melakukan otopsi.

Yang dapat ditemukan di TKP :

10

Page 11: Tugas Makalah Dr Agus

Pemeriksaan TKP dalam ruangan :

• Tanggal pada surat pos atau surat kabar

• Keadaan sisa makanan yang ditemukan

• Derajat coagulasi susu dalam botol

• Keadaan parasit pada tubuh korban

Kutu pada mayat dapat hidup 3 – 6 hari

Bila semua kutu sudah mati, berarti korban sudah mati lebih dari 6 hari

dari saat kematian

Pemeriksaan TKP di ruang terbuka :

• Tanaman/rumput dibawah jenasah bila tampak pucat ( warna chlorophil atau

hijau daun menghilang) à lebih dari 8 hari.

Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi :

1. Larva lalat

• Siklus :

Telur (8 – 14 jam)

Larva (9 – 12 hari)

Kepompong ( >12 hari)

Lalat dewasa.

• Syarat pemeriksaan :

Tidak boleh ada kepompong

Dicari larva lalat yang paling besar

• Bila umur larva sudah ditentukan maka dapat ditentukan berapa lama korban

telah meninggal.

Misalnya :

Didapatkan larva yang berumur 3 hari.

Saat kematian korban adalah :

11

Page 12: Tugas Makalah Dr Agus

(3 hari + 1 hari) = 4 hari yang lalu

2. Proses pencernaan makanan dalamlambung.

• Bila ditemukan :

Lambung tak berisi makanan

Rectum penuh dengan feces

Kandung seni penuh

Diperkirakan korban meninggal waktumasih pagi sebelum bangun

• Bila lambung ditemukan berisi makanan kasar berarti korban meninggal

dalam waktu 2 – 4 jam setelah makan terakhir.

• Bila ditemukan lambung tak terisi makanan, duodenum dan ujung atas usus

halus berisi makanan yang telah tercerna, berarti korban meninggal dalam

waktu > 2 - 4 jam setelah makan terakhir.

3. Rambut dan jenggot

• Harus diketahui saat terakhir korban mencukur rambut/jenggotnya.

• Rambut pada orang hidup mempunyai kecepatan tumbuh 0,5 mm/hari dan

setelah meninggal tidak tumbuh lagi.

• Pemeriksaan ini hrs dilakukan dlm 24 jam pertama bila > 24 jam kulit

mengkerut dan rambut dapat lebih muncul diatas kulit sehingga seolah-2

rambut masih tumbuh.

• Rambut lepas setelah 14 hari

4. Keadaan kuku :

kuku akan terlepas setelah 21 hari.

12

Page 13: Tugas Makalah Dr Agus

PATOLOGI LUKA

Definisi : kerusakan jaringan tubuh baik diluar / didalam tubuh karena persentuhan ruda

paksa dengan benda tajam atau benda tumpul atau kombinasi keduanya.

1. Kontusi / luka memar

Adalah luka karena kekerasan dengan benda tumpul dimana permukaan kulit dapat rusak

atau tidak, tetapi jaringan dibawah kulit bengkak dan berwarna merah kebiruan yang

disebabkan oleh karena ekstravasasi kapiler yang pecah ke jaringan ikat sekitarnya

Macam-macam memar :

a. Memar intradermal

b. Memar post mortem

c. Kicking (tendangan)

Perbedaan luka memar dan lebam mayat

Luka memar Lebam mayat

Lokasi

Abrasi &

pembengkakan

Incisi

Patologi anatomi

Disegala bagian tubuh

+

Darah terdapat diluar

pembuluh darah dan masuk

diantara jaringan

Reaksi jaringan +

Tempat-tempat tertentu

-

Darah terdapat dalam

pembuluh darah yang

terlihat berupa titik-titik

Reaksi jaringan -

2. Abrasi / luka lecet

Adalah luka pada permukaan kulit sedemikian rupa, sehingga permukaan kulit sebelah

luar sebagian atau seluruhnya hilang, dengan meninggalkan bagian kulit dibawahnya yang

bisa berdarah atau tidak berdarah karena goresan, gesekan dan persentuhan dengan benda

(benda tumpul pada umumya)

Macam-macam abrasi :

a. Tangensial abrasions

b. Crushing abrasions

13

Page 14: Tugas Makalah Dr Agus

c. Fingernail abrasions (abrasi karena garukan kuku)

d. Pattern abrasions (abrasi yang membentuk sebuah pola)

e. Post mortem abrasions

HISTOPATOLOGI LUKA POST MORTEM

Diagram luka pada kulit yang menunjukan pebedaan antara luka ante mortem dan post

mortem

Ante mortem Post mortem

- Terdapat konsentrasi yang bervariasi

antara enzim, serotonin, dan histamin

jaringan

- Dalam beberapa menit, luka ante mortem

konsentrasi substansi-substansi berada

pada daerah “adjacent”, tetapi konsentrasi

di daerah berikutnya akan meningkat,

dimana reaksi dan proses penyembuhan

akan berkembang

Terdapat substansi jaringan

dengan tingkatan / level yang

sama

3. Lacerasi / luka robek

Adalah robeknya kulit dan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh benda tajam atau

benda tumpul dengan arah tegak lurus sehingga terjadi flap dari kulit dan jaringan

dibawahnya

Macam-macam lacerasi

1) Pattern laceration (laserasi yang membentuk sebuah pola)

2) Blunt penetrating injuries (luka tembus karena benda tumpul)

Perbedaan luka iris dan luka retak

Luka iris Luka retak

Sudut dan tepi luka

Permukaan luka

Tajam

Rata

Tak tajam

Tak rata

14

Page 15: Tugas Makalah Dr Agus

Jembatan jaringan

Memar/ lecet sekitar luka

rambut

-

-

terpotong

+

+

Tercabut

4. Luka iris

Adalah luka yang disebabkan senjata yang tepinya tajam yang menimbulkan luka pada

bagian yang tajam dari senjata yang ditekan dan ditarik (irisan) pada permukaan kulit,

sedang kekuatan yang digunakan relatif ringan.

Sifat luka iris:

a. Ujung luka tajam

b. Tepi luka rata

c. Panjang luka lebih besar dari pada dalam luka

5. Incisi / luka tusuk

Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam runcing/ tumpul yang menembus kulit dan

jaringan dibawahnya

Sifat luka tusuk:

a. Tepi luka rata dan ujung luka tajam

b. Lebar luka adalah ukuran maksimum dari lebar senjata

c. Panjang/ dalam luka adalah ukuran maksimum dari panjang senjata

d. Tepi luka pada otot akan mengecil karena otot akan mengerut pada luka sesuai

dengan serat otot

e. Luka yang melintang dari serat, bentuk luka akan terbuka

6. Luka bacok

Adalah luka karena persentuhan benda tajam (bisa agak tumpul) yang agak berat dimana

persentuhannya di ayunkan dengan kekuatan

Sifat luka bacok :

a. Rata-linier ada flip jaringan

b. Tepi luka dapat rata / bergerigi tergantung jenis senjatanya

15

Page 16: Tugas Makalah Dr Agus

Mekanisme :

Bila tubuh terkena trauma fisik atau mekanik, dapat mengakibatkan kerusakan.Tubuh

mempunyai batas kemampuan untuk mengatasi trauma tersebut, dengan adanya daya lentur

dari jaringan lunak atau kekuatan dari otot-otot rangka. Bila traumanya melebihi batas

kemampuan, maka terjadi luka yang dapat berupa : penekanan, penarikan, torsi, pemutusan

dan kerusakan jaringan. Hasil dari kerusakan tersebut tidak hanya tergantung dari macamnya

ruda paksa, akan tetapi tergantung juga dari daerah mana yang terkena.

16

Page 17: Tugas Makalah Dr Agus

FORENSIK KLINIK

Pemeriksaan selaput dara

Selaput dara yang utuh dapat dibagi tiga berdasarkan bentuk dan tepi lubangnya :

a. Bentuk teratur dan tepi teratur utuh

Hymen annularis : lubang bundar ditengah atau eksentris disegmen

anterior

Hymen semilunaris (falciforme) : lubang disegmen posterior dan

berbentuk seperti bulan sabit

Hymen labiiformis : lubang berbentuk celah yang berjalan dari anterior

keposterior dengan bibir-bibir selaput dara dikedua sisinya.

b. Bentuk teratur dan tepi tidak teratur

Bentuk lubang bisa annular,semilunar atau labiiformis tetapi tepi lubang

menunjukkan celah-celah (defek konginental) yang dangkal atau dalam, jika

banyak maka tergantung dari sifat celahnya. Selaput dara yang tampak

terbelah-belah disebut hymen lobatus,tampak bergerigi disebut hymen

dentatus,sedangkan yang tampak berumbai-rumbai disebut hymen fimbriatus.

Jika celah-celahnya sampai pada dasar,sehingga selaput dara tampak terbagi

dalam sejumlah jelabir disebut hymen colloriformis.

c. Bentuk teratur dan tepi teratur atau tidak teratur

Yang termasuk dalam golongan ini adalah selaput dara yang atipis (atypical)

karena lubangnya tidak ada,atau lebih dari satu, atau tidak merupakan satu

kesatuan.

Hymen imperforatus : selaput dara tidak berlubang

Hymen biparitus atau hymen septus : terdapat dua lubang dengan sekat

diantaranya

17

Page 18: Tugas Makalah Dr Agus

Hymen partim septus : septum diantara kedua lubang tidak merupakan

satu kesatuan, tetapi terdiri dari dua jelabir selaput yang saling

berhadapan.

Hymen multiplex atau hymen colloformis : selaput dara terdiri dari

banyak jelabir.

Hymen cribrosus : selaput dara berlubang banyak.

Pemeriksaan anus

18

Page 19: Tugas Makalah Dr Agus

Kemungkinan bila terjadi hubungan seksual secara anal akan menyebabkan luka pada

anal berupa robekan, ireugaritas, keadaan fissura

Jika kasus yang dihadapi adalah kasus homoseks antara dua pria, maka pembuktian

secara kedokteran forensik adalah: adanya sperma serta air mani baik dalam dubur

maupun mulut korban, dan mendapatkan adanya unsur-unsur yang terdapat dalam anus;

juga perlu diperiksa bentuk dubur, bagi yang telah sering melakukan persetubuhan melalui

dubur, maka bentuk dari dubur akan mengalami perubahan, duburnya terbuka, berbentuk

corong (funnel shape), dan otot sfingternya sudah tidak dapat berfungsi dengan baik.

Untuk menentukan adanya sperma dalam dubur pasangannya sama seperti untuk

menentukan sperma atau air mani pada vagina, untuk melihat unsur-unsur yang ada dalam

dubur yang terbawa atau melekat pada penis, dapat dibuat sediaan langsung dengan atau

tanpa pewarnaan.

19

Page 20: Tugas Makalah Dr Agus

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

2. Bucal Swab

Pengambilan swab buccal ditujukan untuk memastikan identitas korban dan bukti

DNA.7Penggunaan bukti DNA adalah teknologi terbaru yang digunakan terutama

dalam sistem peradilan pidana untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan seksual.

Prosedur pengumpulan DNAdapat bervariasi. Namun, semua memerlukan sampel

perbandingan yang harus diambil dari korban.

Prosedur pengambilan swab buccal

Kumpulan isi kit

4 kapas tip aplikator steril

1 amplop manila dengan label informasi putih terpasang

1 amplop manila sedikit lebih kecil

1 segel

Satu pasang sarung tangan lateks bebas bubuk

Petunjuk pengambilan sampel

Pakai sepasang sarung tangan lateks bebas bubuk. Buka kertas steril

pembungkus salah satu dari empat kapas tip aplikator

Gosok ujung kapas tip pada bagian dalam pipi mulut sambil perlahan

diputar. Lakukan selama sekitar 30 detik.

Tempatkan kapas tip aplikator dalam amplop yang lebih kecil. Kertas

pembungkus kapas swab dapat dibuang. Ulangi proses untuk sisa tiga

kapas lalu masukkan dalam amplop yang lebih kecil. Lepaskan sarung

tangan karet dan buang

Tempatkan amplop yang lebihkecil berisi empat kapas tip aplikator

dalam amplop yang lebih besar dengan label terpasang

Isi semua informasi pada label putih

Tempatkan amplop dengan label putih dalam amplop yang berlabel

Referensi Swab Mulut Collection Kit.

Segel amplop yang berlabel Referensi Mulut Swab Collection Kit

dengan segel bukti dan tandai segel

Tempatkan amplop ke Ruang Properti dan simpan di lemari pendingin

20

Page 21: Tugas Makalah Dr Agus

3. Pengambilan Darah

Pada pemeriksaan spesimen darah, selalu diberi label pada tabung sampel

darah catatan :

- Pembuluh darah femoral

- Jantung

Darah yang diperiksa :

a. 20cc dalam tabung dengan permukaan merah ;

b. 20 cc dalam 2 x 10 cc permukaan abu-abu ; (bahan pengawet potassium oxalate dan

sodium fluoride)

c. 10 cc dengan warna permukaan keunguan (Pengawet EDTA). Tabung ini untuk

analisa DNA.

d. Untuk analisa dari bahan-bahan yang mudah menguap, darah harus ditaruh didalam

tabung tes dengan tutup yang dapat diputar sehingga komponennya tidak tercampur

dengan tutup karetnya

Pada kasus mayat yang tidak diotopsi :

1. Darah diambil dari vena femoral. Jika vena ini tidak berisi, dapat diambil dari

subclavia

2. Pengambilan darah dengan cara jarum ditusuk pada trans-thoracic secara acak,

secara umum tidak bisa diterima, karena bila tidak berhati-hati darah bisa

terkontaminasi dengan cairan dari esophagus, kantung perikardial, perut/ cavitas

pleura

21

Page 22: Tugas Makalah Dr Agus

Untuk mayat yang diotopsi:

1. Darah diambil dari vena femoral ;

2. Jika darah tidak dapat diambil dari vena femoral, dapat diambil dari :

a. Vena subklavia

b. Aorta

c. Arteri pulmonary

d. Vena cava superior

e. Jantung

3. Darah seharusnya diberi label sesuai dengan tempat pengambilan.

4. Pada kejadian yang jarang terjadi, yang biasanya berhubungan dengan

trauma massive, darah tidak dapat diambil dari pembuluh darah tetapi

terdapat darah bebas pada rongga badan.

4. Vaginal swab

Teknik Pengambilan bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk

pemeriksaan cairan mani dan sel mani dalam lendir vagina, yaitu dengan mengambil

lendir vagina menggunakan pipet pasteur atau diambil dengan ose batang gelas, atau

swab. Bahan diambil dari forniks posterior, bila mungkin dengan spekulum. Pada

anak-anak atau bila selaput darah masih utuh, pengambilan bahan sebaiknya dibatasi

dari vestibulum saja.

Pengambilan Vagina Swab

a. Alat dan Bahan

1. Spekulum

2. APD lengkap

3. Senter

4. Lidi kapas seri

5. Tabung reaksi yang telah ditutup kapas berlemak

6. Baskom yang berisi desinkfektan

7. Garam Fisiologis

b.      Prosedur Kerja

22

Page 23: Tugas Makalah Dr Agus

1. Berkomunikasilah dengan baik dengan pasien terlebih dahulu,

setelah suasana mulai kondusif, mulailah langkah-langkah

pengambilan sample

2. Suruh pasien berbaring pada kursi yang telah disiapkan khusus

untuk pengambilan sample swab vagina dengan menekuk lutut

hingga dekat paha

3. Bersihkan labia mayora dengan garam fisiologis

4. Masukkan spekulum ke lubang vagina, buka spekulum hingga

terlihat serviks

5. Oleskan lidi kapas pada bagian tersebut sebanyak dua kali

pengambilan

6. Kembalikan posisi spekulum pada posisi semula

7. Keluarkan perlahan

8. Rendam pada baskom yang berisi desinkfektan

9. Taruh lidi kapas tadi pada tabung reaksi

10. Tutup rapat dengan kapas berlemak yang terbungkus kertas

perkamen

11. Bawa ke laboratorium untuk diperiksa.

5. Pengambilan Urin

23

Page 24: Tugas Makalah Dr Agus

Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan

laboratorium.Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa

urine rutin atau test diagnostik yang meliputi test kultur dan sensitivitas. Mengetahui

adanya mikroorganisme dalam urine.

Proses Pengambilan Urine.

Persiapan alat

Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)

Label spesimen

Sarung tangan sekali pakai

Larutan anti septik

Kapas sublimat

Formulir Laboratorium

Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan

Baskom air hangat

Waslap

Sabun

Handuk

Prosedur pelaksanaan

Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan

Untuk klien yang dapat berjalan

-          Antar klien ke kamar kecil

-          Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal dan

parineal dengan sabun dan air

Untuk klien wanita

Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas

desinfektan steril hanya sekali pakai

Untuk klien laki – laki

Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik

24

Page 25: Tugas Makalah Dr Agus

Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril

hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci dari

penis

Cara Pengambilan Sampel

Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil

pagi hari. Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri

(kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan

spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan

yang benar. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik

(suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream

urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang

ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita   :

a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan

muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong

kasa steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam

keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan

daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum

pembersihan daerah vagina selesai.

b. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan

potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan

ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

c. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang

dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan

kedua labia dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra.

Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan

potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat

sampah.

d. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa

mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin

selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah

wadah terisi.25

Page 26: Tugas Makalah Dr Agus

e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding

luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah

tersebut dan kirim segera ke laboratorium.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :

a. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan

muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong

kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan

air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering.

Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut.

Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan

selesai.

b. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung

penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke

tempat sampah.

c. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi

sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang

kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.

d. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang

beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar

berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.

e. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding

luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah

tersebut dan kirim segera ke laboratorium.

f. Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan

menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan

penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri

sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus

diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah

diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam

setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya

tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3 Bila pengiriman

26

Page 27: Tugas Makalah Dr Agus

terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 40 C selama tidak lebih

dari 24 jam.

6. Pengambilan muntahan dan isi lambung

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan toksikologi pada mayat

Lambung dengan isinya

Lambung diikat pada 2 tempat:

a. yang berbatasan dengan kerongkongan

b. yang berbatasan dengan usus halus

- Cara ini dimaksudkan untuk menghindari hancurnya butir-butir pil atau

tablet yang tertelan korban → mempermudah pemeriksaan toksikologik

- Cara yang lain adalah pemeriksaan kelainan pada lambung oleh dokter,

dapat diperkirakan jenis racun yang ditelan korban.

Usus dengan isinya

Pemeriksaan usus dengan isinya sangat berguna → terutama jika kematian

korban terjadi setelah beberapa jam disaat ia kemasukan racun

Dari hasil pemeriksaan ini dapat diperkirakan saat kematian, dan dapat

ditemukan tablet yangtidak dapat dihancurkan lambung (enteric coated tablet).

Caranya adalah mengikat usus dengan jarak 60 cm, yaitu pada perbatasan

lambung-usus halus, usus halus, usus halus-usus besar, dan usus besar poros

usus. Ikatan-iakatan tersebut untuk mencegah tercampurnya isi usus bagian

oral dengan isi usus bagian anal

7. Pengambilan jaringan dan sampel tulang

a. Jaringan, organ & tulang segar

- ambil tiap bagian dgn pinset

27

Page 28: Tugas Makalah Dr Agus

- tiap item dlm wadah sendiri & berlabel

- simpan dipendingin, kirim

b. Jaringan, organ & tulang tak segar

- ambil tiap bagian, tiap item wadah sendiri & berlabel.

Jaringan otot : min 25 mg o.k DNA sedikit Jaringan Hati ; 15 mg

Wadah :

2 buah toples masing-masing 2 liter untuk hati dan usus.

3 buah toples masing-masing 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan

ginjal.

4 buah botol masing-masing 25 ml untuk darah (2 buah) urine dan empedu.

8. Pengambilan sampel gigi

- Cabut gigi yg masih utuh

- masukkan dkm kantong plastik, beri label

9. Pengumpulan dan pengemasan barang bukti

a) Mengumpulkan Barang Bukti (Trace Evident)

Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik, terutama bila ada team Labfor.

28

Page 29: Tugas Makalah Dr Agus

Dokter membantu mencari barang bukti, misal racun, anak peluru dll.

Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik.

Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut.

Selesai pemeriksaan, TKP ditutup misal selama 3 X 24 jam.

Korban dibawa ke RS dengan disertai permohonan visum et repertum.

b) Pengambilan & Pengumpulan bahan

Harus dijaga :

- Syarat medicolegal

- Chain of evidence

Bahan-bahan tersebut :

Stat. I : Lambung + isi , Usus + isinya

Stat. II : Hati + 500 gram, Otak + 500 gram,P aru + 250 gram

Stat. III : Ginjal (sebagian kanan/kiri) , Kandung seni

Bahan-bahan lain :

- Darah (50 - 100 ml )

- Urine (100 ml )

Pada korban hidup :

- Sisa makanan/minuman

- Obat-obatan, bahan penyebab keracunan

- Bahan muntahan / hasil kumbah lambung

- Urine, darah & faeses

Kasus-kasus tertentu :

> Keracunan Alkohol :

29

Page 30: Tugas Makalah Dr Agus

- darah V.Femoralis

- urine

> Bila darah (-) :

- sum-sum tulang

- jaringan otot

> Keracunan kronis Arsen :

- rambut, kuku & tulang.

Wadah : gelas/plastik (inert), mulut lebar dapat ditutup rapat bersih dari zat

kimia (baru)

Jumlahnya minimal 3 buah :

Wadah I : organ trac. Gastrointestinalis

Wadah II : organ hati, empedu, otak, ginjal dll

Wadah III : organ trac. urogenitalis

Pengawet : Alkohol 96%

Bisa : es batu, dry ice , Na fluorida , merkuri nitrat

Bahan pemeriksaan terendam dlm pengawet

> Seal dgn parafin

> Ikat tali tdk bersambung

> Beri label

> Segel ( lak + cap segel dinas ).

Pengiriman :

> Sertakan contoh bahan pengawet (100 ml) dalam botol bersih, dilabel &

segel.

> Dikirim segera setelah bahan diambil.

> Diantar ( via kurir )

30

Page 31: Tugas Makalah Dr Agus

> Via Paket.

Syarat-syarat surat :

> Surat permohonan pemeriksaan toksikologi

> Surat tentang laporan peristiwa atau kejadian (secara singkat).

> Surat tentang laporan otopsi

> Berita acara pembungkusan & penyegelan + cap segel dinas

ISI LABEL :

- Identitas korban

- Jenis & jumlah bahan pemeriksaan

- Bahan pengawet yang dipakai

- Tempat & saat pengambilan bahan, pembungkusan, penyegelan

- Tanda tangan & nama terang penyegel, dokter yang otopsi

- Cap stempel dinas& segel dinas.

Pada penggalian jenazah :

> Bila mungkin bahan seperti tersebut diatas

> Contoh tanah : bagian atas/bawah, kiri/kanan jenazah (peti)

>Pembanding : contoh tanah radius 5 m dengan kedalaman yang sama

dengan jenazah

> Masing-masing dimasukkan dalam wadah tersendiri.

PEMERIKSAAN PENUNJANG ATAU LABORATORIUM FORENSIK

1. Pemeriksaan cairan mani dan sperma

1 . Sperma Cair

Hisap dgn semprit/pipet→ masukkan tab atau dengan kapas, keringkan

beri label, kirim

31

Page 32: Tugas Makalah Dr Agus

2 . Bercak Sperma pada benda yg dipindah

misal celana, bila masih basah, keringkan bila kering potong yang ada

nodanya → amplop

beri label, kirim ke lab.

3. Bercak sperma pd benda besar yang bisa dipotong

misal karpet, potong bagian yang ada noda

masukkan dlm amplop, beri label, dikirim

4. Bercak pada benda tidak dpt dipindah & tdk menyerap

misal lantai, kerok bercaknya→ masukkan kertas lipat

masukkan amplop, label, kirim

5. BB sperma pd korban kejahatan seksual

BB di vagina, mulut/anus korban

tiap item dlm wadah sendiri & berlabel

kirim ke lab.

32

Page 33: Tugas Makalah Dr Agus

2. Pemeriksaan bercak darah

1. Sampel Darah Cair

a. Darah dari seseorang

diambil dgn semprit, masukkan ke dlm tabung yg ada EDTA +/- 1ml

darah.

beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke lab.

b. Darah cair di TKP

ambil dgn semprit/pipet/kain → masukkan ke tab.dgn EDTA.

bila membeku → ambil dengan spaltel

beri label, simpan di pendingin atau dikirim ke lab.

c. Darah cair dalam air/salju/es

sesegera mungkin, ambil secukupnya → dalam botol

hindari kontaminasi, beri label, simpan atau kirim ke lab.

2. Bercak Darah Basah

a. Dipakaian

Pakaian dgn noda ditempatkan pd permukaan bersih dan dikeringkan.

Setelah kering → masukkan kantong kertas/amplop

beri label, kirim ke kab.

b. Benda dengan bercak darah basah

Bila benda kecil biarkan kering, tapi pada benda besar hisap bercak

tersebut dengan kain katun dan keringkan.

masukkan amplop, beri label dan kirim

3. Bercak Darah Kering

a. Pada benda yang dapat dipindahkan

mis; senjata, kain → kumpulkan

tiap item → masukkan dlm kantong kertas

beri label, kirim ke lab.

33

Page 34: Tugas Makalah Dr Agus

b. Pada benda padat dgn permukaan kasar

mis; lantai → bercak dikerok → masukkan amplop

beri label, kirim

c. Pada benda besar yang tidak dapat dipindahkan

bercak digosok dgn kapas basah dgn saline/air steril

kapas dikeringkan → masukkan kantong plastik

4. Bercak darah kering pada karpet/benda yang dapat dipotong

Potong bagian yang ada nodanya

Tiap potongan beri label

sertakan potongan yang tidak ada nodanya sebagai kontrol.

kirim ke lab.

5. Percikan Darah Kering

Gunakan celotape, tempelkan pada percikan noda

masukkan celotape tersebut dalam kantong plastik

kirim ke lab.

3. Histopatologi Forensik

• Histologi

– Histo = jaringan

– Logos = ilmu

– Ilmu yang mempelajari struktur anatomi dan jaringan di bawah mikroskop

(tingkat seluler).

• Patologi

– Ilmu yang mempelajari tentang penyakit, penyebab, mekanisme, dan

perubahan-perubahannya, dilihat dari tingkat selular

Tujuan

• Menegakkan diagnosis sebab mati

• Mengkonfirmasi temuan makroskopis

• Memberi gambaran histomorfologi perjalanan penyakit

• Gambaran intravitalitas

• Menentukan umur secara histomorphologi (infark lama/baru, umur luka, dsb)

• Memberi gambaran riwayat korban berkaitan dengan investigasi kriminal

(pemakaian narkoba suntik kronis, luka tembak masuk, dsb)34

Page 35: Tugas Makalah Dr Agus

• Gambaran histologi sel (sel sperma pada kasus kekerasan seksual)

• Diagnosis berdasarkan gambaran histomorfologi pada penyakit-penyakit

okupasi (asbestosis, dsb)

4. Fotografi forensik

Fotografi forensik adalah “foto yang merekam objek, adegan, dan peristiwa

untuk digunakan dalam suatu proses hukum.” Fotografi forensik bisa digunakan

secara spesifik untuk dokumentasi, analisis, intelijen, atau untuk presentasi di

pengadilan. Satu hal penting, gambar yang digunakan di pengadilan mesti mengikuti

aturan-aturan pemaparan bukti-bukti sesuai yurisdiksi yang berlaku di tempat tertentu.

Gambar-gambar dalam fotografi forensik juga dapat digunakan untuk “mengekstrak”

data forensik seperti pengukuran jarak, dimensi, lokasi, atau untuk mengungkap

detail-detail yang tidak kasat mata (melalui sinar x, inframerah, ultraungu).

Sebuah foto forensik harus memiliki data seperti kapan dan di mana gambar

diambil, siapa fotografernya, dan perlengkapan apa (lensa, body, filter, dudukan, dan

lain-lain) saja yang digunakan. Informasi mengenai posisi matahari atau bayangan

mungkin akan diperlukan juga sebagai tambahan informasi tentang tanggal, waktu,

atau musim. Dengan kata lain, fotografi forensik adalah sebuah disiplin ilmiah, yang

penggunaannya mesti mengikuti aturan, prosedur, dan protokol yang ketat.

Fotografi makro adalah fotografi close-up. Lensa dirancang untuk makro

biasanya di paling tajam mereka di jarak fokus makro dan tidak cukup sebagai tajam

pada jarak fokus yang lain. Metode ini sangat berguna dalam pekerjaan forensik, di

mana detail kecil pada adegan kejahatan atau kecelakaan mungkin sering menjadi

signifikan. Trace bukti seperti sidik jari dan tanda selip sangat penting, dan mudah

direkam menggunakan macroscopy.

5. Test getah paru

Caranya :

o paru-paru diletakkan diatas meja permukaan paru-paru dibersihkan satu kali

dengan pisau posisi tegak lurus

o di iris sampai alveoli yang paling dekat dengan pleura (sub pleura) dan di

tutup

o objek glass ditempelkan pada alveoli dan ditutup dengan gelas penutup

35

Page 36: Tugas Makalah Dr Agus

o dilihat dibawah mikroskop,akan didapatkan lumpur,pasir,telur cacing,

diatome,alga, dll.

Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air

Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk kedalam air/tidak

sempat bernafas dalam air

Airnya jernih sama dengan air minum

Spasme laring

Vagal refleks

6. Cara mengambil gas CO2 dari sumur

Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :

Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex : botol

bir). Ikat leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali cukup panjang

Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur yang

mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah dan leher botol

diatas ). Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.

Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan meninggal

(kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam botol tumpah.

Yaitu dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol dan mengulur tali

yang mengikat leher botol.

Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol akan

vaccum sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.

Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara botol

dibalik lagi, seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa terus kedalam

botol (gas CO2 lebih berat daripada udara).

36

Page 37: Tugas Makalah Dr Agus

Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan disegel.

Test CO2 ada dua yaitu :

Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru dibuat

atau larutan Ba(OH)2 pada botol yang berisis udara yang diambil dari tempat

sempel. Apabila terdapat endapan putih kapur dari CaCO3 atau BaCO3 maka

berarti gas CO2 positif

CaOH2+CO2 CaCO3+H2O

BaOH2+CO2 BaCO3+H2O

Kuantitatif :

Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)

Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa CaOH2/BaOH2

dengan konsentrasi tertentu.

Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )

Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam

Keracunan gas CO dan HCN (kluwek,pete,gaplek) : cherry red

7. Alkali dilution test

Test untuk korban mati gas CO

Contohnya : gas lampu, kebakaran

(sifat gas CO: tidak berbau,tidak berwarna,lebih ringan dari udara )

Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau

memang meninggal karena terbakar.

Cara kerja :

Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan tigas

tetes darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II

dimasukkan tiga tetes darah korban. Kemudian keduanya diencerkan dengan

aquades sampai volume 15ml (hingga berwarna pink jernih). Setelah

tercampur secara homogen,kedua tabung reaksi diberi tiga tetes larutan alkali

(NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan yang terjadi. Darah normal

(tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda menjadi coklat

kehijauan dalam waktu kurang dari 30” ,karena terbentuknya alkali hematin.

Sedangkan darah korban (tabung reaksi II) perubahan warna seperti diatas

37

Page 38: Tugas Makalah Dr Agus

membutuhkan waktu lebih dari 30 “ ,karena sudah terjadi ikatan CO-HB. HB

lebih mudah mengikat CO dari pada CO2 .

(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh

menghirup asap,perokok berat

(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring ,vagal refleks

8. Test apung paru

38

Page 39: Tugas Makalah Dr Agus

9.

Emboli udara vena

Terjadi karena vena teriris(biasanya V.jugularis dileher) sehingga udara masuk ke

dalampembuluh darah vena kemudian menuju ke jantung kanan cab. Arteri

pulmonale ke paru-paru menyebabkan sesak.

Korban meninggal karena kapiler paru buntuoleh udara sehingga terjadi asphyxia.

(jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-150 cc).

Otopsi:

Kulit dinding thorax dibuka sternum dipotong pada proc. Xypoideus setinggi

ICS II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula tidak terpotong

ambil dan gunting pericard dengan posisi Y terbalik dengan pinset tarik

ujung-ujung potongan pericard seperti Y terbalik isi dengan air sampai

menggenang tusuk atrium kanan,ventrikel kanan,arteri pulmonalis ada

gelembung udara positif.

Penyebab emboli udara vena:

1. Luka pada pembuluh balik leher( terutama V.Jugularis)

2. Abortus provocatus criminalis dengan cara penyemprotan.

10. Emboli udara arteri

Otopsi sama dengan emboli udara vena . hanya yang ditusuk atrium kiri,

ventrikel kiri dan aorta

Terjadi bila ada luka tembus paru-paru emboli v pulmonalis

atrium kiri ventrikel kiri aorta

39

Page 40: Tugas Makalah Dr Agus

Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung sampai

terjadi asfiksi

.

Penyebab :

1) Luka tusuk/tembus diparu-paru

2) Artifisial pneumothorax

3) Pneumonectomy

11. Emboli lemak

Contoh kasus : seorang anak yang dipukul terus menerus menjadi sesak

akhirnya mati.

Patah tulang paha mau dioperasi akhiranya meninggal karena sesak

Hal ini terjadi karena emboli lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru)

ec. Fraktur tulang panjang

Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit seluruh

punggung dan patahnya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk ke

dalam pembuluh darah vena yang robek masuk ke vena cava

superior atrium kanan ventrikel kanan arteri pulmonale

Dan membuntu di paru-paru (alveoli)

Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.

Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru

“jaringan paru-paru diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair

(frozzensetion) dan kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat

dengan warna Sudan III” kemudian dikirim ke PA.

Pengiriman PA / pengawetan : paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi

menggunakan dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan

alkohol/formalin karena lemak akan larut)

12. Pneumothorax

Adanya udara dalam rongga thorax

Otopsi :

buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf “I” atau “Y”

40

Page 41: Tugas Makalah Dr Agus

setelah terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga

membentuk kantong

kemudian isi air sampai menggenangi

kemudian tusuk paru-paru diantara ICS2,

Test (+) bila ada gelembung udara

Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.

41