tugas makalah life support

233
TUGAS MAKALAH LIFE SUPPORT OLEH : 1. Ardi Darmawan (P2.31.38.4.12.005) 2. Bhimo Aryo Wicaksono (P2.31.38.4.12.006) 3. Darsito (P2.31.38.4.12.008) 4. Eva Nur Amalia (P2.31.38.4.12.011) 5. Fadli Asrori

Upload: prakasa-vira

Post on 01-Sep-2015

285 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH LIFE SUPPORT

TUGAS MAKALAH LIFE SUPPORT

OLEH :

SARJANA TERAPAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2014

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isii

BAB IInfant Warmer1

BAB IIAnasthesi Venstilator3

BAB IIIBaby Incubator18

BAB IVInfuse Pump36

BAB VContinous Positive Airway Pressure (CPAP)47

BAB VIInfuse Pump56

BAB VIIDefibrillator64

BAB VIIIAnesthesi Ventilator72

BAB IXAnasthesi Venstilator83

BAB XHemodialisa102

BAB XIVentilator109

BAB XIIIncubator Transport117

BAB XIIIBubble CPAP134

BAB XIVHemodialisa143

BAB XVVentilator148

INFANT WARMER

1.1 Definisi

Infant adalah bayi, sedangkan warmer adalah hangat. Alat kesehatan digunakan untuk menghangatkan bayi

1.2 Fungsi

Digunakan untuk menghangatkan bayi setelah dilahirkan dengan suhu yang diinginkan

1.3 Prinsip Kerja

Alat infant warmer adalah tempat tidur yang dilengkapi dengan pemanas / heater, dengan tempat tidur yang terbuka ini pasien atau bayi dapat dilakukan tindakan jika terjadi sesuatu.

1.4 Blok Diagram

1.5 Standar Operasional Prosedure

1. Sambungkan kabel power pada tegangan jala-jala

2. Tekan tombol power

3. Baringkan pasien pada bed / tempat tidur

4. Pasang pasien sensorPilih mode yang akan digunakan

5. Setting temperature yang akan digunakan

6. Biarkan infant warmer bekerja sampai suhu pada bed stabil

1.6 Standar Maintenance Prosedure

1. Bersihkan badan permukaan alat dari debu dan kotoran

2. Check Battery : Lapaskan kabel power dari kontak kemudian hidupkan alat

3. Check fungsi tombol-tombol

4. Ganti filter udara secara berkala

5. Isi serta ganti air humidifier secara berkala

6. Kencangkan semua baut

7. Lakukan kalibrasi alat minimal tiap 1 tahun 1x

8. Tekan tombol up dan ppastikan setting tombol maksimum tercapai

9. Tekan tombol down dan pastikan setting tombol minimum tercapai

10. Lepas probe skin sensor, pastikan alarm indicator menyala, dan display menunjukkan indicator error

11. Tekan tombol alarm silence

ANASTHESI VENTILATOR

2.1Definisi

Anestesi (pembiusan, berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Mesin Anaesthesi adalah suatu alat yang berfungsi untuk mencapur oxigen dan salah satu obat bius, seperti halothan, enflurane, isoflurane, sevoflurane, desflurane, dan NO, kemudian campuran gas tersebut dikirimkan pada sistem pernafasan, lalu didapatkanlah hasil pembiusan. Penggunaan mesin anaesthesia ventilator untuk orang dewasa dan anak-anak (di atas berat badan 5kg) pada ruang operasi.

a. Beberapa tipe anestesi adalah:

b. Pembiusan total adalah suatu tindakan menghilangkan kesadaran total pasien sehingga tidak merasakan sakit ketika melakukan pembedahan.

c. Pembiusan lokal adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit pasien pada daerah tertentu yang diinginkan ketika melakukan pembedahan pada sebagian kecil daerah tubuh

d. Pembiusan regional adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit pasien pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya ketika melakukan pembedahan.

. Tampilan Depan dari Mesin Anaesthesia

Keterangan :

1.Rak Monitor

11a.Mengunci mekanisme untuk lengan putar

2. Aksesori Rail (Modura)

12. tekanan Pasien tes point untuk ventilator

3. Genggaman tangan

13 . T1 test point untuk ventilator

4. Backbar (cocok hingga 2 x alat penguap obat bius)

14. 15 / 22 mm Gas Common Outlet

5. Pipeline Gauge Tekanan Cadangan Gauge Tekanan Silinder (warna-coding, menurut

15 . Circle penyerap ('sistem Q2' ditampilkan)

spesifikasi)

16 . Ventilator kontrol & tampilan layar

6. Push untuk O2 Flush

17 - Flow Control Valves

7. 'Cabut' atas meja tulis

(layout, menurut spesifikasi)

8. Laci (2 standar-3 opsional)

18 . Bag-in-Botol perakitan

9. Kastor mengerem

19 . Flowmeters (rotameters)

10. Main Switch Kontrol Pneumatik

20 . Lampu Overhead (lengan fleksibel)

11 . Absorber / ventilator lengan putar

2.2Blok diagram dan Prinsip Kerja Dasar

Adapun diagram block Mesin Anaesthesia yaitu sebagai berikut :

Diagram Block Mesin Anaesthesia

1. Sistem Gas Mesin Anaesthesia Ventilator

Sumber gas O , NO, AIR dari penyediaan rumah sakit sekitar 280 kPa sampai dengan 600 kPa dipasok ke konektor pipa inlet (O), konektor pipa inlet (udara), Konektor pipa inlet (NO) sedangkan cadangan gas silinder bisa dipasang ke bagian belakang mesin. Silinder ukuran kecil dipasang untuk pin-diindeks silinder-belenggu (ISO 32, ISO 47, BS 1319) atau untuk konektor silinder yang sesuai dengan DIN 477. Silinder ukuran besar berdiri di dasar belakang mesin anestesi, mereka dijamin oleh klem. Karena konektor inlet sekrup ulir ukurannya tertentu.

Gambar 3.5. Instalasi Sumber gas O dan NO dari Pipa Rumah Sakit dan tabung cadangan gas O dan NO .

2. Flowmeter dan regulator, berfungsi untuk mengatur besarnya aliran gas yang masuk pada pasien.

Gambar 3.6. Flow Meter dan Regulator

3. Vaporizer, berfungsi untuk menguapkan obat bius yang dipakai dan mengatur berapa konsentrasi obat yang masuk kepada pasien.

(a)

Tanda-tanda kaca penglihatan di Fon diagram ini ditampilkan sebagai segitiga diisi untuk tingkat cair maksimum dan segitiga tingkat minimum kosong cair, sebagai berikut :

Error! Hyperlink reference not valid.

(b)

Gambar 3.7. (a). Vaporizer Sevoflurane( kuning ), Vaporizer Enflurane ( orange ),

Vaporizer Isoflurane ( ungu ), Vaporizer Halothane (merah).

(b). Selectetatec berpaut kompatibel model standar versi

Keterangan Penting :

A. Konektor Masuk

B. Konektor Keluar

C. Kontrol Kosentrasi

D. Gagang Port Pengisi

E. Knob Control katup pengisi

F. Tingkat Indikator

G. Port Pengisi

4. Bellow dan filter karbondioksida, bellow berfungsi untuk memompa dan mengatur jumlah gas yang masuk kedalam paru-paru pasien, dan filter karbondioksida berfungsi untuk memfilter kadar karbondioksida dari saluran pernafasan pasien.

Below / Bag-in-Botol (dengan katup APL)

5. Circle sistem Absorber Anmedic, 'Jumbo 90' Circle Absorber Circle Sistem Anmedic Berhubungan Q2 dan Q-campuran

Q2 Circle Absorber

Penyerap untuk eliminasi CO2. Sistem ini dapat digunakan dengan:- Tinggi aliran (= sekitar volume menit pasien)

- Rendah aliran (= 1,0-1,5 l / min.) atau

- Minimal aliran (= 0,5 - 1,0 l / min.) gas segar untuk ventilasi pasien.

Penyerap Lingkaran terdiri dari wadah untuk penyerap dan soda-kapur Blok Valve berisi diperlukan koneksi. Tabung berisi kira-kira 0,55-0,6 kg soda-kapur dan mungkin sekali pakai (Putih-ke-ungu) atau jenis isi ulang. Dalam kedua kasus, tabung itu cocok ke atas permukaan katup blok dengan kunci snap-bertindak-cepat. Filter dalam tabung mencegah debu soda-kapur memasuki breathing gas stream.

6. Soda kapur adalah campuran bahan kimia , yang digunakan dalam bentuk granula dalam lingkungan yang tertutup, untuk menghilangkan karbon dioksida dari pernapasan gas untuk mencegah CO 2 retensi dan keracunan karbon dioksida . Hal ini dilakukan dengan memperlakukan kapur dengan konsentrasi natrium hidroksida larutan. Sementara pemberian anestesi umum, pasien kadaluarsa gas yang mengandung karbon dioksida, dilewatkan melalui mesin anestesi untuk bernapas sirkuit diisi kapur butiran soda. Kelas soda medical kapur telah menunjukkan pewarna yang berubah warna saat soda kapur kehilangan karbon dioksida yang menyerap kapasitas.

Komponen utama dari soda kapur sebagai berikut :

Calcium hydroxide , Ca(OH) 2 (about 75%), Kalsium hidroksida , Ca (OH) 2 (sekitar -75%).

Water , H 2 O (about 20%), Air , H 2 O (sekitar 20%).

Sodium hydroxide , NaOH (about 3%), and Natrium hidroksida , NaOH (sekitar 3%).

Potassium hydroxide , KOH (about 1%). Kalium hidroksida , KOH (sekitar 1%).

Gambar 3.10. Soda lime

7. Breathing System,

Sebuah sistem pernapasan didefinisikan sebagai suatu perakitan komponen yang menghubungkan jalan napas pasien ke mesin anestesi menciptakan suasana buatan, dari dan ke mana pasien bernafas.

Gambar 3.11. Breating System

Sistem pernapasan pasien dapat digunakan dengan Mesin Anaesthesia, dan harus sesuai dengan EN740 atau Medical Device Directive. Tabung pernapasan yang dilengkapi dengan sistem circle relevan. Ini adalah 1,5 Meter panjang dalam tipe non-konduktif, halus-bor autoclavable dilengkapi dengan manset silikon lunak gratis kebocoran pas. Akhir pasien memiliki tetap non-konduktif sepotong 'Y'.

8. Anestesi Gas Scavenging System (AGSS)

Mesin anaesthesia ventilator dapat diberikan dengan Sistem AGS, terdiri dari sebuah tabung penerima dengan mudah dipasang pada rel aksesori sisi bawah di sisi kiri mesin. Receiver, yang mencakup udara-istirahat untuk memastikan bahwa suction dari sistem pembuangan rumah sakit tidak ditransfer kepada pasien, sesuai dengan EN737-2.

(a)(b)

Gambar 3.12.(a). Penerima AGSS (b)Anaesthesia Gas Sistem Scavenging

Selama penggunaan normal float merah akan terlihat di jendela plastik. Jika float jatuh ke bawah jendela, aliran telah turun di bawah 60 l / menit dan penerima beroperasi luarny spesifikasi. Pelabuhan inlet dari Receiver 30 mm tirus perempuan tersambung, melalui pipa bergelombang, dengan EVAC Konektor di bagian belakang mesin anestesi.

Pelabuhan outlet penerima menghubungkan, melalui suatu perakitan selang, dengan sistem pembuangan rumah sakit.

9. Air Trap Deskripsi

Air Trap Lubang dan menghubungkan ke Line sampling dalam pemantauan gas sisi-stream sistem. Perangkap Air melindungi monitor dari kelembaban, sekresi, bakteri kontaminasi dan debu. Kontainer Fluida dapat dikosongkan dan dibersihkan ketika diperlukan dan lengkap Air Trap dapat digunakan sampai satu bulan. Bagian nomor, Air Trap (Dewasa) 730954.

Gambar 3.13. Water Trap

10. Ventilator, berfungsi sebagai alat bantu pernafasan pasien, ventilator ini mengatur volume gas yang masuk pada pasien, mengatur berapa kali didalam 1 menit pasien tersebut bernafas.

Gambar 3.14. Display scan dan kontrol

Keterangan :

1. Tampilan - diukur tekanan udara versus waktu grafik

2. Tampilan - debit diukur terhadap waktu

3. (a) Display - puncak diukur tekanan (mbar)

(b) Display - dataran tinggi O diukur (%), atau rerata tekanan (mbar)

(c) Display - diukur berakhir Pasang Surut Volume (ml)

(d) Display - kadaluwarsa dihitung diukur menit volume (L)

4. Visual - prioritas tinggi alarm lampu

sinyal (Red)

5. Visual - Medium prioritas lampu sinyal

alarm (kuning)

6. Visual - Audible 'Mute' lampu (kuning)

7. Hard Key - 'Audible Mute'

8. Hard Key - 'Otomatis / Standby' Manual

9. Hard Key - 'Menu Seleksi'

10. Kontrol Rotary - 'Jog Pilih' untuk mengubah nilai(dan tekan untuk tombol input )

11. Soft Key - untuk 'batas Tekanan' pengaturan

12. Soft Key - untuk pengaturan 'PEEP'

13. Soft Key - untuk 'laju alir Inspirasi' pengaturan

14. Soft Key - untuk pengaturan 'I: E rasio pengaturan'

15. Soft Key - untuk pengaturan 'Nafas Tingkat'

16. Soft Key - untuk pengaturan 'Inspirasi Volume Tidal'(ml) dalam mode CMV. atau 'Target tekanan (mbar) dalam Mode PCV

17. Soft Key - untuk pengaturan 'Ventilasi Mode'

18. Indikator Baterai

19. Alarm pesan lapangan

2.3Pengoperasian Mesin Anaesthesi Ventilator

Prosedur Tetap Pengoperasian Anaesthesi Machine adalah bentuk dari standar yang berupa cara atau langkah-langkah yang harus diikuti dalam melaksanakan kegiatan pengoperasian Anaesthesi Machine, yang berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan pada petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, berupa : prasyarat, persiapan, pemanasan, pelaksanaan pengoperasian, pengemasan dan penyimpanan, agar alat dapat difungsikan dengan baik untuk memberikan pembiusan kepada pasien dengan mengalirkan gas anaesthesi untuk menunjang tindakan bedah.

Adapun langkah langkah prosedur tetap pengoperasian mesin anaesthesia ventilator sebagai berikut :

1. Menempatkan alat pada ruang tindakan !

2. Melepaskan penutup debu. Kunci roda penggerak trolley !

3. Menyiapkan aksesori (Pasien tubing dan face mask) !

4. Menyiapkan gas medis yang diperlukan : O2 dan N2O serta cairan anaesthesia!

5. Memeriksa supply gas dan periksa tekanan gas (antara 3,5 s/d 6 Bar)!

6. Memeriksa soda lime/durasobe, ganti bila warna telah berubah!

7. Memasang patient tubing / slang pada alat !

8. Memeriksa semua sambungan gas dari tabung ke alat!

9. Melakukan pengetesan system safety!

10. Melakukan T1 Test setelah berhasil aman untuk dipakai alat siap untuk digunakan ke pasien dengan mengatur pemilihan pemakaian sesuai petunjuk dari spesialis!

11.Memperhatikan prosedur tetap pelayanan !

12.Memberitahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan!

13. Mengatur dosis anaesthesi / pembiusan pada vaporizer!

14. Memasang pasien tubing dan face mask pada pasien!

15. Melakukan tindakan (pembiusan),.

16. Melakukan pengamatan operasional alat. Memperhatikan indicator/ monitor/ alarm dan

17. Setelah selesai. Mengembalikan posisi regulator pengatur supply gas/ Rotatometer ke posisi minimum

18. Memutuskan supply gas dengan cara mengunci ke posisi OFF dari tabung atau sumbernya

19. Melepaskan aksesori dari alat dan bersihkan

20. Membersihkan Alat

21. Memastikan peralatan Mesin Anaestesia Ventilator dalam kondisi baik dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya pasang penutup debu.

22. Menyimpan alat dan aksesoris ke tempat semula.

23. Mencatat beban kerja alat dalam jumlah pasien.

Hal hal yang perlu diperhatikan pada alarm atau tampilan informasi layar ventilator yang harus diperbaiki sebagai berikut dibawah ini :

(1). Patient pressure high

Sistem ini memicu alarm over pressure jika tekanan udara mencapai atau melebihi tekanan preset nilai, pada saat yang sama, sistem mulai fase berakhirnya dengan mematikan aliran gas mengemudi dan membuka katup berakhirnya dan mengurangi tekanan udara minimum disebut alarm prioritas tinggi. Sinyal itu akan aktif hanya selama kondisi alarm ada dan dapat diredam selama 120 detik.

Pada waktu alarm visual berkedip selama kondisi alarm ada. Setelah mengeluarkan penyebab alarm, lampu indikator alarm terus menerus dan harus diatur ulang dengan menekan tombol alarm. Alarm prioritas tinggi berhenti segera sebagai fasa inspirasi telah selesai.

Cara Kerja Mesin Anaesthesia

Oksigen ( O ), Nitrogen (NO) masuk kedalam mesin anesthesi dan diatur alirannya oleh regulator dan berapa besarnya aliran gas dapat dilihat dari flowmeter, dari flow meter tersebut Oksigen dan NO akan bercampur melewati vaporizer, didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-partikel obat bius Isofluren yang berada didalam vaporizer tersebut, Setelah melewati vaporizer gas yang telah tercampur dengan partikel obat bius tadi akan masuk kedalam saluran pernafasan melalui masker atau endotracheal tube.

Gambar 3.15. Cara Kerja Mesin Anaesthesi Mesin

Oksigen ( O ), Nitrogen (NO) masuk kedalam mesin anesthesi dan diatur alirannya oleh regulator dan berapa besarnya aliran gas dapat dilihat dari flowmeter, dari flow meter tersebut Oksigen dan NO akan bercampur melewati vaporizer, didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-partikel obat bius Isofluren yang berada didalam vaporizer tersebut, Setelah melewati vaporizer gas yang telah tercampur dengan partikel obat bius tadi akan masuk kedalam saluran pernafasan melalui masker atau endotracheal tube. Setelah masuk kedalam paru-paru pada saat pasien menghembuskan nafas maka gas tadi akan keluar, pada proses ini sebagian oksigen akan di filter kandungan karbondioksidanya dan setelah kandungan karbondioksida hilang oksigen tersebut bisa masuk lagi kedalam saluran pernafasan, siklus tersebut akan selalu berulang-ulang sampai pasien tertidur. Setelah pasien tertidur, maka gas NO dan obat bius tadi akan dihentikan. Jadi setelah pasien tertidur gas yang dialirkan hanya Oksigen yang berfungsi untuk menjaga sistem pernafasan pasien.

Pemeliharaan Mesin Anaesthesia Ventilator

Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai langkah langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi Elektromedis dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur tetap pemeliharaan ini ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atau pimpinan perusahaan (swasta) dan disusun berdasarkan service manual dan petunjuk lain yang terkait.

Prosedur Tetap Pemeliharaan alat Mesin Anaesthesia Ventilator adalah bentuk standart mengenai langkah-langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi Elektromedis dalam melaksanakan pemeliharaan alat Mesin Anaesthesia Ventilator yang berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja : pembersihan, pelumasan, pengencangan, pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pemeriksaan kinerja, aspek keselamatan kerja dan penyetelan/adjustment. Kesimpulan hasil pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

Adapun rincian langkah langkah prosedur pemeriksaan mesin anaesthesia ventilator sebagai berikut dibawah ini :

1. Menempatkan alat pada ruang tindakan !

2. Melepaskan penutup debu!

3. Menyiapkan aksesoris (tubing pasien, cairan anaesthetic, test lung)!

4. Siapkan gas medis yang diperlukan : O, NO,dan Air dengan tekanan gas (antara 3,5 s/d 6 Bar) pastikan terhubung ke mesin anaesthesia ventilator!

5. Mengecek sistem aliran Oxigen, Air dan NO pada flow tube dengan membuka regulator sampai ukuran maksimal apakah ada atau tidak ada!

6. Lakukan pengecekan safety system, terdiri dari :

a. Alarm Buzer dan indikasi penumatic, fungsinya untuk mengetahui apabila tekanan supply oksigen turun dari 3,5 Bar atau habis dan

- Caranya dengan melepas supply oksigen dan tunggu beberapa saat sampai alarm buzer berbunyi, apabila bunyi alarm maka sistem safety tersebut berfungsi dengan baik.

b. NO Cutt Off Swicth berfungsi pada saat oksigen supply turun dari tekanan 3,5 Bar atau habis maka aliran NO ke pasien akan terputus secara otomatis.

- Caranya mengurangi tekanan supply oksigen atau dilepas tekanan supply oksigen dibawah 3,5 bar , pada saat buzer berbunyi menandakan oksigen turun dibawah 3,5 bar atau habis maka aliran N2O yang ke pasien akan turun secara automatis.

c. Hypoxic Guard berfungsi untuk ratio / perbandingan antara Oksigen dengan N2O harus 1 : 2 S/d 1:3

7. Mengecek Basal Flow, dalam posisi ini saklar kontrol memungkinkan O untuk lolos ke rangkaian logika. Indikator pneumatik hijau seperti gambar dibawah : Aliran basal 300 ml O ditampilkan di flowmeter ketika regulator diputar ke posisi 0.

Gambar 4.1. Switch Kendali Utama Pneumatik Indikator Hijau

Dan dalam posisi ini saklar kontrol memungkinkan O untuk lolos ke rangkaian logika. Indikator pneumatik HIJAU: Aliran basal 300 ml O ditampilkan di flowmeter ketika regulator diputar ke posisi 0.

Gambar 4.1.1. Switch Kendali Utama Pneumatik hijau

9. Melaksanakan T1 - Test

9. Oksigen Monitor (pas opsional)

Monitor oksigen adalah pilihan pabrik dipasang di dalam ventilator. Pengguna akan diminta setiap 6 minggu untuk melakukan kalibrasi, tapi dapat dilakukan setiap saat. Proses ini berlangsung otomatis dan 180 detik , Hubungkan paru tes (atau tas reservoir) ke bagian-Y, dari menu utama modus 'layanan' pilih kemudian O pilih menyesuaikan diri. Pesan-pesan berikut akan terjadi. "Set 5 Liter / menit O gas"

Ketika kalibrasi selesai pesan muncul "Kalibrasi O berhasil" ini ditampilkan selama 5 detik kemudian mesin otomatis kembali ke menu. (mencapai 100 %), tetapi Ketika kalibrasi tidak mencapai yang diharapkan atau "Kalibrasi O tidak berhasil" maka O sensor rusak mungkin limit waktu telah habis maka harus diganti dengan yang baru.

Adapun Pesan-pesan yang ditampilkan berikut dapat terjadi selama proses sebagai berikut dibawah ini :

No.

Tampilan layar ventilator

Tindak lanjut pemeriksaan

1.

" .O2 Calibration failed. "

Periksa koneksi dan tubing!

Periksa sensor dan Periksa pompa!

2.

" Water trap not present "

Periksa perangkap air! mengecek koneksi! gantikan O sensor jika perlu!

3.

" Sensor is used up.

Menggantikan O sensor di dalam perumahan ventilator!

4.

"Sensor digunakan upa"

Memeriksa Oksigen dihidupkan!

5.

" Concentration too low.

6.

" Concentration too high.

Memeriksa oksigen dihidupkan!

Cara penyelesaian mengatasi permasalahan tersebut diatas sebagai berikut :

- Mengembalikan ventilator untuk kondisi pengoperasian normal.

- Melaksanakan Uji T1.

- Jika T1 Test memuaskan, menonaktifkan ventilator, tutup gas mesin anestesi pasokan dan mengisolasi mesin anestesi dari catu daya listrik.

10. Pengecekan battery

Pengecekan baterai dilakukan pada saat mesin anaesthesia ventilator telah mendapatkan sumber tegangan dari PLN dan peralatan tersebut dalam keadaan Swicth ON (hidup) Ventilator Mulai dengan pengaturan default standar, maka mencoba untuk mematikan atau memutuskan hubungan dengan sumber tegangan dari PLN tetapi mesin dalam posisi Swicth ON / hidup apakah peralatan tersebut masih hidup jika hidup maka pengecasan battery masih berfungsi, tetapi jika mati mungkin battery belum melakukan proses pengisian atau block rangkaian battery terjadi kerusakan sehingga tidak berfungsi maka perlu diperbaiki agar berfungsi kembali. Biasanya lamanya waktu ketika baterai yang terisi penuh akan berlangsung 30 menit.

- Mengembalikan ventilator untuk kondisi pengoperasian normal. Melaksanakan Uji T1.

- Jika T1 Test memuaskan; menonaktifkan ventilator, tutup gas mesin anestesi pasokan dan mengisolasi mesin anestesi dari catu daya listrik.

2.3Pemeriksaan Kinerja Enam Bulan

a. Peralatan yang diperlukan:

Uji Flow / Pressure Analyser (Timeter RT 200 atau Respical atau alat lainnya Seperti Flux ), Multimeter (pengukuran tegangan sampai 20 volt), Double-lumen tubing set (lengkap dengan konektor Luer)- meter 22 mm tabung.

b. Pengecekan Visual

Periksa ventilator dan aksesoris yang terkait sebagai berikut:

- Memeriksa tampilan layar casing untuk tanda-tanda kerusakan!

- Memeriksa layar tampilan untuk kerusakan pada layar dan keypad! Keypad adalahrentan terhadap operasi dengan instrumen keras (misalnya pena) yang dapat menusuk anggota luar brane.

-Memeriksa roda putar kontrol! ternyata bebas dan dapat ditekan ke dalam untuk pengoperasikan switch.

-Memeriksa sekering apakah terpasang pasang dengan benar dan bahwa label peringatan yang utuh dan dapat dibaca!

-Memeriksa kondisi semua aksesori, meskipun bellow merupakan bagian dari mesin anestesi, adalah masuk akal untuk memasukkannya dalam pemeriksaan ventilator)! Memeriksa bahwa bellow dalam kondisi baik dan bahwa ruang bellow tidak rusak dan benar dipasang !

-Menguji operasi mekanis katup pembatas tekanan Airway, memastikan bahwa hal itu dapat diatur melalui rentang penuh!

-Memeriksa apakah semua pipa dalam kondisi baik dan tidak memiliki Kinks, luka atau kerusakan!

-Memeriksa perakitan lingkaran penyerap untuk kerusakan! Memastikan bahwa komponen benar semua konektor yang rusak atau tidak!

-Memeriksa apakah semua sensor disertakan dan adapter dalam kondisi baik dan bahwa mereka konektor tidak rusak!

-Hati-hati memeriksa kecil menanggung sensor tubing untuk kerusakan!

-Memeriksa pemantauan Trap Air untuk Oksigen (jika terpasang)!

- Memeriksa pengaturan kalibrasi!

BABY INCUBATOR

3.1Teori Dasar

Bayi yang lahir dalam keadaan BBLR atau diakibatkan karena lahir dalam keadaan sakit memerlukan keadaan suhu lingkungan yang stabil sesuai dengan kebutuhan bayi dan di kontrol. Dengan alasan bahwa bayi dengan BBLR tidak langsung mampu menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Hal ini disebabkan karena bayi mengalami suatu periode atau masa peralihan dari kehidupan intra uterine (dalam rahim) ke kehidupan extra uterine (luar rahim). Untuk menjaga suhu tubuh bayi agar sesuai dengan suhu dalam kandungan, maka diciptakanlah suatu alat yang dikenal dengan infant incubator dimana pada alat ini mampu mengantisipasi suatu keadaan peralihan suhu pada bayi tersebut.

Infant incubator adalah sebuah wadah tertutup , memiliki bagian transparan yang kehangatan lingkungannya dapat diatur dengan cara memanaskan udara dengan suhu tertentu dengan dilengkapi kontrol suhu udara otomatis menggunakan sensor udara yang diatur. Kondisi panas akan diserap melalui perantara jaringan kulit kealiran darah.

Gambar 3.1 Infant incubator

Pada umumnya infant incubator mempunyai hand access port (lubang untuk memasukan tangan) yang dilengkapi dengan pintu untuk mengkondisikan bayi pada suhu ruangan. Dan perawat dapat menaikkan atau memindahkan kerudung plastik atau membuka suatu panel agar dapat lebih leluasa untuk memindahkan bayi. Beberapa unit dilengkapi dengan fan yang berfungsi menyebarkan panas udara keluar pada saat kerudung plastik tersebut dinaikkan.

Proses pemanasan dan pelembaban udara terletak dibawah kasur, terpisah dengan ruang bayi yang didalamnya dilengkapi dengan fan untuk membantu proses penyebaran/sirkulasi udara melalui alat pemanas dan wadah tempat air untuk proses pelembaban udara.

Kebanyakan unit mempunyai dua mode operasi yaitu pengaturan suhu udara dan pengatur suhu kulit (skin temperature). Perubahan tubuh bayi dapat diukur secara periodik melalui sebuah thermometer. Pengaturan suhu dapat dilakukan pada control setting, yang mana temperaturnya rangenya dari 28 C 37 C , skin temperature dari 34 C 37 C.

3.2Blok diagram infant incubator

Gambar 3.2 Blok diagram infant incubator

Keterangan dan fungsi blok diagram :

1. Power supply berfungsi mensupply tegangan dan arus ke seluruh blok rangkaian infant incubator.

2. Rangkaian control circuit berfungsi untuk mengatur besar suhu yang diinginkan baik pada chamber atau skin temperatur.

3. Rangkian heater berfungsi sebagai rangkaian yang merubah tegangan menjadi panas dimana di dalam rangkaian ini terdapat sebuah element.

4. Rangkaian display berfungsi merubah data analog ke data digital berupa sevent segment. Pada display berupa tampilan informasi yang terdeteksi berupa suhu, skin suhu, humidty dan kadar oksigen di chamber.

5. Fan blower berfungsi untuk meratakan penyebaran suhu.

6. Rangkaian temperatur berfungsi mendeteksi panas yang dihasilkan oleh heater yang kemudian akan memberi informasi ke rangkaian display dan rangkaian alarm.

7. Rangkaian alarm berfungsi memberikan sinyal apabila terjadi sesuatu yang diluar setting.

8. Rangkaian control humidty berfungsi mengontrol kelembaban pada chamber.

9. Oxygen berfungsi mendeteksi kadar oksygen yang ada di dalam chamber.

Prinsip kerja keseluruhan dari blok diagram infant incubator secara teknis adalah sebagai berikut :

Pada saat pesawat di hidupkan dengan menekan tombol ON maka blok power supply akan memberikan tegangan kepada rangkaian control circuit, alarm, heater, fan blower, dan sebagainya. Pada rangkaian kontrol terdapat relay yang merupakan kontak yang mengatur pemberian supply ke heater. Besarnya suhu panas yang dihasilkan oleh heater dikontrol oleh relay dan rangkaian temperatur suhu melalui rangkaian control circuit. Panas yang dihasilkan kemudian diratakan oleh fan blower keseluruh ruangan infant inkubator, sehingga ruangan mendapatkan suhu yang rata.

Jika suhu setting inkubator belum tercapai sesuai yang diinginkan maka heater akan tetap bekerja. Sedangkan jika suhu di dalam sudah sesuai dengan

setting maka heater akan berhenti bekerja. Dimana instruksi dari sensor suhu didalam chamber setelah mendapat deteksi bahwa suhu didalam chamber sudah sesuai akan memberikan signal ke rangkaian kontrol dan akan membuat relay tidak bekerja sehingga sumber daya ke heater akan berhenti kerja.

Rangkaian alarm akan berkerja jika terjadi failur atau terjadi masalah pada unit maka akan mentriger rangkaian alarm untuk bekerja dan alarm akan bunyi.

3.3Prinsip kerja infant incubator

Sumber tegangan masuk kerangkaian power supply dan di searahkan oleh rangkaian penyearah dan disesuaikan tegangannya untuk mensupply ke rangkaian lain, heater membutuhkan supply tegangan yang berasal dari rangkaian power supply dan dihubungkan oleh sebuah relay. Kemudian temperatur disetting sesuai dengan kebutuhan, antara suhu yang dihasilkan sensor dan suhu yang diatur dimasukkan kerangkaian pembanding ( komparator ) saat suhu sensor berada dibawah suhu setting maka komparator akan menginformasikan sinyal kerangkaian driver untuk mengaktifkan relay, saat relay aktif dan heater akan terhubung dengan sumber tegangan maka heater akan bekerja dan menghasilkan panas.

Dan saat suhu sensor sama dengan suhu setting maka komparator akan menginformasikan sinyal kerangkaian driver untuk menonaktifkan relay sehingga memutus arus supply untuk heater dan heater akan berhenti bekerja.

Sensor suhu difungsikan untuk menjaga suhu batas sehingga saat suhu yang dihasilkan dari pembacaan komporator eror atau tidak merspon lagi maka suhu akan terus naik sehingga ini akan membahayakan bagi bayi untuk itu diperlukan batas atas yang bisa dibilang sebagai pengaman. Sistem ini akan bekerja secara terus menerus sehingga akan menjaga suhu yang dikehendaki.

3.3.1 Jenis-jenis infant incubator

Infant incubator memiliki 2 (dua) macam, yaitu :

1. Infant incubator statis yaitu infant incubator yang digunakan diruang perawatan bayi. Pada umumnya mengunakan catu daya listrik diruangan dan dilengkapi dengan tabung oksigen, seperti gambar 1.3.

Gambar 3.3 Infant incubator statis

2. Infant incubator transport yaitu infant incubator yang digunakan untuk memindahkan bayi dari satu ruangan ke ruangan lainnya, dapat dimasukan ke ambulan dengan dilengkapi catu daya baterai dan tabung oksigen seperti gambar 1.4.

Gambar 1.4 Infant incubator transport

Sedangkan berdasarkan jumlah dinding yang dimiliki oleh sebuah infant incubator dapat dibagi menjadi dua :

1. Infant incubator single wall yaitu inkubator dengan dinding tunggal (satu dinding).

2. Infant incubator double wall yaitu inkubator dengan dinding ganda (dua dinding).

Pada infant incubator dengan single wall bisa menjadi infant incubator double wall jika ditambah dengan inner wall pada bagian dalam top wall infant incubator tersebut. Dengan tujuan membantu meminimalkan fluktuasi suhu ketika pintu infant incubator terbuka. Inner wall berfungsi juga sebagai tirai udara pasif yang membantu untuk mengurangi kehilangan panas konvektif ketika pintu infant incubator terbuka.

3.3.2 Perpindahan panas

Panas adalah bentuk energi yang bergerak. Jika dua benda memiliki suhu yang berbeda atau dua bagian dari suatu benda memiliki suhu yang berbeda, maka panas akan mengalir dari benda ( bagian benda) yang bersuhu rendah. Ada beberapa prinsip perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Energi yang hilang atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit dapat secara keempat prinsip tersebut.

3.3.2.1Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas oleh tumbukan antar molekul yang bertetangga. Atau juga dapat diartikan proses perpindahan panas dari suatu obyek yang bersuhu lebih tinggi ke obyek yang bersuhu rendah dengan jalan kontak langsung. Misalnya jika kita memegang batang besi yang bagian ujungnya dipanaskan di api, maka panas akan segera terasa oleh tangan kita melalui konduksi. Proses perpindahan panas akan terus berlanjut selagi masih ada beda suhu antara bagian batang besi tersebut.

3.3.2.2 Konveksi

Konveksi adalah aliran panas melalui fluida dari tempat yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah dengan gerakan atau aliran partikel-partikel fluida itu sendiri. Pada konveksi, kalor berpindah bersama-sama dengan perpindahan partikel zat. Beberapa contoh peristiwa konveksi adalah terjadinya angin laut dan angin darat. Pada siang hari suhu udara didarat lebih tinggi dari pada suhu permukaan laut sehingga terjadi aliran udara dari laut ke darat (angin laut). Sedangkan pada malam hari udara di darat suhunya lebih rendah dari pada suhu dipermukaan laut (angin darat). Contoh lain adalah sistem pemanas air dan ventilasi udara.

3.3.2.3Radiasi

Radiasi adalah proses perpindahan panas oleh gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik tersebut bergerak dengan kecepatan 186 mil/s atau 300 juta m/s, dan untuk bergerak tidak memerlukan medium perantara. Jika kita meletakan tangan disamping api maka tangan akan terasa panas. Panas merambatb melalui radiasi. Sumber energi radiasi yang utama adalah matahari. Pada lampu listrik, energi dipancarkan dari filament yang dipanaskan melewati tabung gas walaupun di dalam tabung tidak ada gas. Hal ini membuktikan perambatan panas melalui radiasi tidak membutuhkan perantara.

3.3.2.4Evaporasi

Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Manusia kehilangan sekitar 9.103 kalori/gram melalui penguapan paru-paru. Dengan aktifitas berat atau lingkungan panas, seseorang akan minum 4 liter/jam, ini merupakan suatu proses pertukaran energi thermal. Kehilangan panas secara evaporasi dapat terjadi apabila :

1. Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dengan udara ambien (lingkungan).

2. Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga evaporasi dari keringat dapat terjadi dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, hal ini dapat terjadi apabila temperatur basah kering dibawah temperatur kulit.

3. Adanya gerakan angin.

4. Adanya kelembaban.

3.4Aliran udara dalam ruang infant incubator

Penyebaran udara panas ke dalam ruangan infant incubator adalah melalui ventilasi yang berada dibawah matras infant inkubator. Seperti yang terlihat pada gambar 1.5.

Penyebaran panas yang akan digunakan untuk penghangat bayi dilakukan oleh fan yang telah di filter sebelum memasuki tempat penghangat bayi, yang diharapkan mendapatkan udara bersih untuk masuk ke dalam infant inkubator. Dan kedua-duanya, antara kelembaban dan temperatur dapat di jaga dengan baik keseimbangannya sehingga baik untuk pertumbuhan bayi.

Gambar 1.5 Aliran udara dalam ruang infant incubator

3.5Prosedur Tetap Pengoperasian Inkubator Perawatan

Inkubator perawatan adalah alat yang digunakan untuk merawat bayi prematur atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) dengan cara memberikan temperatur dan kelembaban yang stabil sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu.

A. Prasyarat

1. SDM terlatih.

2. Catu daya sesuai kebutuhan alat.

3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian.

4. Alat laik pakai dan dalam keadaan bersih.

5. Aksesori alat lengkap dan baik.

6. Bahan operasional tersedia.

B. Persiapan

1. Tempatkan alat pada ruang perawatan

2. Lepaskan penutup debu (dust cover)

3. Periksa pengatur kasur, sungkup pengontrol, volume air, tabung oksigen termasuk flow meter, kondisi filter dan skin sensor temperatur.

4. Siapkan dan pasang aksesories dengan baik dan benar

5. Siapkan bahan operasional

6. periksa hubungan alat dengan terminal pembumian.

C. Pemanasan

1. Hubungkan alat dengan catu daya

2. Hidupkan alat dengan sumber gas oksigen.

3. Atur dan cek regulator temperatur, humidity, fan, alarm untuk mengetahui fungsi alat.

4. Hubungkan alat dengan sumber gas oksigen.

5. Lakukan pemanasan secukupnya.

D. Pelaksanaan

1. Perhatikan protap pelayanan.

2. Isi aqua secukupnya.

3. Atur temperatur selektor secukupnya.

4. Atur aliran oksigen sesuai keperluan.

5. Pasang skin sensor temperatur apabila ada.

6. Lakukan pelayanan.

7. Lakukan pemantauan terhadap :

- Temperatur chamber.

- Kelembaban

- Oxygen flow meter

E. Pengemasan / penyimpanan

1. tutup regulator pada tabung oksigen.

2. kembalikan posisi regulator ke posisi minimum.

3. matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF keposisi OFF

4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.

5. Buang sisa air humidifier.

6. Bersihkan alat dan ganti alas bayi.

7. Pasang penutup debu (dust cover).

8. Simpan alat pada tempatnya.

9. Catat beban kerja alat -> dalam jumlah pasien

3.6Prosedur Tetap Pemeliharaan Infant Inkubator

Prosedur tetap pemeliharaan alat infant inkubator adalah bentuk standar mengenai langkah-langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis dalam melaksanakan pemeliharaan alat infant inkubator, yang berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarakan pada service manual dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja : pembersihan, pelumasan, pengencangan, pengecekan, pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pemeriksaan kinerja, aspek keselamatan kerja dan penyetelan / adjustment. Kesimpulan hasil pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

Tujuan :

1. Agar pemeliharaan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.

2. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai, sehingga usia teknis alat dapat tercapai.

Petugas : Teknisi Elektromedis

Peralatan :

1. Alat Kerja : Tool set Mekanik

Vacuum Cleaner

Tracker

2. Alat ukur Multimeter (terkalibrasi)

Leakage current meter (terkalibrasi)

Ground tester (terkalibrasi)

Timer (terkalibrasi)

Tachometer (terkalibrasi)

Prosedur :

A. Prasyarat

1. SDM terlatih.

2. Peralatan kerja lengkap.

3. Dokumen teknis penyera, lengkap.

4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia.

5. Mekanisme kerja keras.

B. Persiapan

1. siapkan surat perintah kerja (SPK).

2. Siapkan formulir laporan kerja.

3. Siapkan dokumen teknis penyerta :

a. Service manual.

b. Wiring diagram.

4. siapkan peralatan kerja

a. tool set elektrik.

b. Multimeter.

c. Leakage current meter.

d. Thermometer.

5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu :

a. contak cleaner.

b. Cairan pembersih.

c. Kain lap/ kertas tissue

d. Kuas.

e. Bacterial filter

f. akuades

g. baterai.

h. Lampu indikator.

i. Gas oksigen.

6. Pemberitahuan kepada pengguna.

C. Pelaksanaa

No.

Kegiatan pemeliharaan

periode

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15..

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22

Cek dan bersihkan seluruh bagian alat

Cek tombol/switch, perbaiki bila perlu

Cek dan bersihkan penampung akuades, isi bila perlu

Cek filter bakteri, ganti bila perlu.

Cek main hole,ganti bila perlu.

Cek fungsi selungkup alat,.

Cek fungsi roda, perbaiki bila perlu.

Cek sistem catu daya,perbaiki bila perlu.

Cek fungsi thermometer, ganti bila perlu.

Cek fungsi pengatur kelembaban, ganti bila perlu.

Cek fungsi skin probe, bila punya lebih dari 1 inkubator, Perhatikan probe agar tidak tertukar satu dengan yang lain.

Cek tekanan maksimum dan minimum gas oksigen

Cek fungsi alarm, perbaiki jika perlu

Cek fungsi kipas, perbaiki jika perlu

Cek kondisi baterai, ganti bila perlu.

Cek seluruh fungsi indikator/disply indikator,meter, pengukur tekanan,digital disply, perbaiki bila perlu.

Cek temperatur kontrol,perbaiki bila perlu.

Lakukan pengukuran arus bocor

Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat

Lakukan uji kineja alat

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

3 bulan

6 bulan

6 bulan

6 bulan

6 bulan

6 bulan

6 bulan

6 bulan

1 bulan

1 bulan

3 bulan

D. Pencatatan

1. Isi kartu pemeliharaan alat.

2. Isi formulir laporan kerja

3. Pengguna alat menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada pengguna alat.

E. Pengemasan alat kerja, dan dokumen teknis penyerta.

1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan

2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta.

3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.

F. Pelaporan.

1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

3.7Prosedur Tetap Pemantauan Fungsi Infant Inkubator

A. Ruang lingkup pemantauan.

Prosedur ini digunakan untuk pemantauan fungsi infant inkubator.

1. Uji kualitatif

a. Pemeriksaan kondisi fisik alat beserta bagian bagiannya

b. Pemeriksaan fungsi komponen alat.

2. Uji kuantitatif

a. Pengukuran catu daya.

b. Pengkuran temperatur dan kelembaban ruang.

c. Pengukuran aspek keselamatan

d. Pengukuran kinerja.

3. Prasyarat

a. SDM terlatih.

b. Peralatan kerja lengkap.

c. Peralatan ukur lengkap.

d. Bahan operasional cukup.

4. Persiapan

1) Sipakan surat perintah kerja (SPK).

2) Siapkan formulir lembar kerja.

3) Siapkan formulir laporan kerja.

4) Siapkan preralatan kerja.

a. Tool set.

b. Multimeter.

c. Leakage current meter.

d. Thermometer.

e. Hygrometer.

5) Pemberitahuan kepada pengguna alat.

5. Prosedur kerja

1) Lakukan pendataan alat, meliputi :

a. Nama alat

b. Merk

c. Type / odel.

d. Nomor seri

2) Lakukan pemantauan / pengukuran kondisi lingkungan, meliputi :

a. Catu tegangan

b. Temperatur ruanga

c. Kelembaban ruang

3) Lakukan pemeriksaan kondisi fisik alat (secra visual), meliputi :

a. Chasis /selungkup

b. Kotak kontak

c. Terminal pembumian

d. Pengatur/ saklar.

e. Pemutus arus / sikring

f. Baterai

g. Konektor

h. Selang

i. Aksesori

j. Kebersihan alat

4) Lakukan pengukuran keselamatan kerja, meliputi :

a. Arus bocor

5) Hidupkan alat, lakukan pengecekan terhadap :

a. Heater

b. Motor fan

c. Alarm

d. Tanda tampilan

e. Temperatur kontrol

f. Keluhan pada alat

6) Tentukan kesimpulan pemantauan fungsi terdiri dari

a. Alat layak difungsikan

b. Alat tidak layak difungsikan

6. Pencatatan

1) Catat hasil pemnatauan fungsi, pada lembar kerja

2) Berikan saran tindak lanjut

3) Pengguna alat menandatangani lembar kerja pemantauan fungsi

7. Pengemasan alat kerja, alat ukur dan lembar kerja

8. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada pemberi tugas.

3.8Prosedur Tetap Perbaikan Infant Inkubator

Tujuan : Agar perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.

Alat yang mengalami kerusakan dapat diperbaiki dan berfungsi kembali

Petugas : Teknisi Elektromedis

Peralatan: Alat Kerja : Tool set Elektronik

Trecker

Alat ukur : Multimeter(terkalibrasi)

Leakage current meter(terkalibrasi)

Ground tester(terkalibrasi)

Timer(terkalibrasi)

Tachometer(terkalibrasi)

Prosedur :

A. Persiapan

1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK )

2. Siapkan formulir lembar kerja perbaikan.

3. Siapkan :

a. Service Manual, diagram ( schematic / wiring)

4. Protap perbaikan dan protap pengoperasian alat.

5. Siapkan alat kerja dan alat ukur

6. Siapkan bahan perbaikan dan material bantu.

7. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat.

B. Pelaksanaan

1. Lakukan analisis kerusakan :

- Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan.

- Lakukan trouble shooting, untuk mengetahui penyebab kerusakan,

bagian alat / komponen / suku cadang yang mengalami kerusakan. ( perhatikan panduan analisis kerusakan, service manual dan diagram ).

- lakukan identifikasi, bagian alat / komponen/ suku cadang yang rusak,

lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.

2. Siapkan suku cadang yang diperlukan

3. Lakukan langkah perbaikan ( dengan atau tanpa suku cadang )

4. Lakukan penyetelan / adjustment, kalibrasi internal

5. Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan kerja.

C. Pencatatan

1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja perbaikan dan SPK.

2. Kesimpulan hasil perbaikan

- Alat baik.

-Alat tidak baik

3. Pengguna alat menandatangani formulir lembar kerja perbaikan dan SPK, sebagai bukti perbaikan alat telah dilaksanakan.

D. Pengemasan.

1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan Lembar kerja.

2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta.

3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.

4. Bersihkan alat Centrifuge dan lokasi perbaikan

E. Laporan.

1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada Unit Pelayanan pengguna alat dan serahkan kembali alat Centrifuge yang telah diperbaiki.

2. Laporkan hasil perbaikan alat kepada pemberi tugas.

INFUSE PUMP

4.1Prinsip Kerja

Infuse pump adalah alat yang digunakan untuk mengirim cairan dengan teliti melalui intravenous (IV) atau epidural route untuk tujuan pengobatan atau therapy yang seringdigunakan di rumahsakit.

Secara umum, infuse pump digunakan ketika memerlukan dosis dengan akurasi yang tinggi atau aliran yang lebih besar dibandingkan dengan pengiriman cairan secara manual. Karena memerlukan keakurasian dalam pengiriman cairan, infuse pump telah terbukti bermanfaat dalam aplikasi seperti : continuous epidural anesthesia, pengiriman dari obat-obatan IV cardiovascular, chemotherapy dan autotransfusion, demikian pula untuk aplikasi pediatric dan untuk terapi dirumah.

Blood infusion juga bisa dilakukan pada beberapa pompa walaupun beberapa pompa memerlukan persyaratan khusus untuk aplikasi ini tekanan maksimum memperbolehkan maksimum aliran settingnya ( 999 mL/hr).

Infuse pump dapat men-supplay tekanan yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan infuse set secara manual yang dipengaruhi oleh gravitasi, sebagai contoh, mengirim cairan kental melalui bacterial filter atau mengirim arterial infusions.

Microinfusion pumps secara tipikal mempunyai control, display, dan infusion set yang mirip dengan infuse pump pada umumnya tetapi mempunyai setting aliran lebih rendah (0.1 99.9 mL/hr) dan ini biasanya digunakan pada area neonatal critical care, bersama-sama syringe pump dan sekarang banyakin fuse pump mempunyai setting aliran serendah microinfusion pumps.

Infuse pump mendorong cairan masuk kedalam sistem sirkulasi pasien dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan cairan pasien. Nilai tekanan cairan dalam tubuh pasien :

Pembuluh darah biasanya kurang dari 8 lbf / in ( 55 kPa ).

Epidural dan subcutaneous biasanya kurang dari 18 lbf / in ( 125 kPa ).

Ditinjau dari tipe pompanya, alat ini di bedakan menjadi 2 yaitu :

Pompa volume besar (biasa disebut infusion pump ) yang mampu memompa nutrisi yang lebih banyak untuk kebutuhan pasien. Pompa volume besar menggunakan system pompa peristaltic, bentuknya menyerupai jari dan bekerja dengan menekan selang infuse secara berurutan.

Gambar 2.1 Model pompa peristaltik dan sekrup

Pompa volume kecil (biasa disebut syringe pump) yang biasanya digunakan untuk memasukan hormone (seperti insulin) atau obat (seperti opiates). Pompa volume kecil menggunakan system pompa yang bekerja seperti sekrup. Ketika diputar pompa akan mendorong maju ataupun mundur.

System pengaman :

Baterry, pompa dapat beroperasi jika sumber listrik kealat diputus atau terputus dari alat.

Anti-free-flow device, mencegah darah mengalir dari tubuh menuju pompa ketika pompa infus sedang set-up.

Down preasure sensor, mendeteksi bila pembuluh darah pasien terhambat.

Air in line detector, menggunakan gelombang ultrasound untuk mendeteksi adanya gelembung udara pada saat mendistribusikan cairan kedalam tubuh.

Up preasure sensor, mendeteksi ketika kantong infuse atau syringe kosong (system pengaman yang umum digunakan).

Gambar dibawah dapat dilihat bahwa sistem infus ke pasien masih ditekan dengan gaya gravitasi dan diatur dengan hitungan tetes per menit secara manual dengan pengatur.

Gambar 2.2 Pengaturan tetesan infus secara manual

Selain pengaturan secara manual, infuse pump juga ada yang menggunakan penghitungan tetes permenitnya menggunakan sistem elektronik seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Contoh aplikasi pembacaan tetesan secara elektronik

Mesin peristaltic paling umum adalah linear peristaltic device, yang mana menggunakan fingerlike disk ke occlude IV tabung berturut-turut pada rippling dan bergeraksecarawavelike. Jenis kedua dari mesin pompa menggunakan kaset yang dihubungkan dengan syringelike yang lain atau pistonlike device dan tabung dari dua sisi. Pada syringe cassette, motor-driver memindahkan plunger ke dalam atau keluar cylinder. Didalam pergerakan pompa cairan keluar dari cassette ke arah pasien, sementara gerakan keluar menarik cairan segar dari solution container untuk mengisi ulang cassette. Pada beberapa cassette, klep mengarahkan aliran sepanjang jalur yang diinginkan sesuai dalam siklus plunger.

Gambar 2.4 Aplikasi dengan menggunakan pengatur kaset

Sebagian besar infuse pump memungkinkan pemakai untuk memilih dosis atau volume untuk di-infus-kan . Jika batas ini dicapai sebelum sumber cairan kosong, maka sebagian besar pompa akan alarm dan selanjutnya cairan infuse lajunya sangat rendah untuk mencegah jarum infusion clogging, aliran rendah ini disebut keep vein open atau KVO rate.

Pesawat infuse pump merupakan salah satu alat bantu kedokteran yang dirancang untuk mengontrol dan mengatur pemberian cairan, obat, atau nutrisi ke dalam sistem sirkulasi pasien. Menggunakan intravenously, subcutaneous,atrial atau epidural. Unsur terpenting pada pesawat infuse pump adalah sistem pengontrolan kecepatan tetesan cairan infus dengan menggunakan sistem mekanik pemompaan yang dikendalikan secara elektronik.

1. Intruksi penggunaan Infusion Pump Terumo TE -112

( 3)

( 4)

( 7)

( 5)

( 1) ( 6) ( 2)

Gambar 2.5 Infuse Terumo TE-112

Instruksi penggunaan :

1. Hubungkan kabel power ke stop kontak 220 volt sesuai standard alat.

2. Tekan push button ON/OFF ke posisi ON (1) untuk menghidupkan unit.

3. Pasang botol infuse pada tiang/gantungan infuse.

4. Jepitkan DROP SENSOR pada selang infuse (di-atas).

5. Buka pintu peristaltic ( 2) dan pasang selang infuse pada peristaltic tersebut,

kemudian tutup kembali pintu peristaltic.

6. Set flow rate dengan tekan tombol Rate/limit ( 3) dan tekan tombol ( 4) ^

untuk menambah dosis, dan tekan tombol v untuk mengurangi dosis obat.

7. Untuk pemberian BOLUS, dengan cara menekan tekan tombol PURGE (5).

8. Pasang selang infus ke tubuh pasien.

9. Tekan tombol START ( 6) untuk memulai pemberian obat/cairan.

10. Untuk menghentikan pemberian cairan obat, tekan tombol STOP (7).

11. Untuk mematikan alat, tekan saklar ON/OFF ke posisi OFF (1).

4.2Blok Diagram Infuse Pump Terumo TE-112

ci

Gambar 2.6 Blok diagram Infuse Pump TE-112

Dari gambar 2.6 blok diagram Infuse Pump Terumo TE-112 diatas ditunjukkan bahwa secara garis besar bagian itu terbagi menjadi :

1. Control circuit board, CPU unit berfungsi untuk:

a. Reset

b. EPROM

c. Contorl CPU

d. Serial data komunikasi

e. DIP switch

f. Manufacture select slide switch

2. Display circuit board, CPU unit berfungsi untuk :

a. Display CPU

b. LCD display

c. LED display

d. TACT switch (power, start/stop, silence,purge,etc)

e. Lamp display (start/silence, battery alarm, etc)

f. Serial data komunikasi

3. I/O unit berfungsi untuk :

a. Buzzer activated

b. Motot activated

c. Deteksi delivery

d. Deteksi air-in-line

e. Deteksi occlusion

f. Deteksi temperatur

g. Door detection

h. Pengaman

i. Nurse Control

4. Power supply unit berfungsi untuk :

a. AC100~240

b. 12V switching regulator

c. Battery

d. Charge

e. Voltage drop detection

f. Normal/battery judgment

4.3Protap Penggunaan Infuse Pump

Prosedure tetap pengoperasian infusepump adalah bentuk dari standar yang berupa cara atau langkah-langkah yang harus diikuti dalam melaksanakan kegiatan pengoperasian infusion pump. Prosedur ini disusun berdasarkan pada petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait, berupa: prasyarat, persiapan, pemanasan, pelaksanaan pengoperasian,pengemasan dan penyimpanan,agar alat dapat difungsikan dengan baik.Adapun prosedur pengoperasian infuse pump adalah sebagai berikut :

1. Menempatkan alat pada ruang tindakan.

2. Melepaskan penutup debu.

3. Memasang cairan infuse dan hubungan ke alat.

4. Pasang Infusion set.

5. Menghubungan alat dengan catu daya.

6. Menghidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.

7. Mengecek fungsi alarm.

8. Melakukan pemanasan secukupnya.

9. Memperhatikan protap pelayanan.

10. Memberitahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.

11. Mengalirkan cairan infuse ke infusion set.

12. Menentukan jumlah tetesan permenit.

13. Mengatur alarm pada posisi ON.

14. Melakukan tindakan.

15. Setelah tindakan selesai, lalu mematikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF.

16. Melepaskan hubungan alat dari catu daya.

17. Melepaskan infusion bag dan melepaskan slang-slang infuse. Lalu memastikan bahwa infuse pump dalam kondisi baik dan dapat difungsikan pada pemakaian berikutnya.

18. Memasang penutup debu.

19. Menyimpan infusepump ditempatnya.

20. Mencatat beban kerja dalam jumlah pasien.

4.4Pemeliharaan Infuse Pump TE-112

Menurut buku service manual Infuse Pump TE-112 hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan alat ini adalah :

adalah sebagai berikut:

1. Inspeksi sebelum alat dipakai (dilakukan setiap waktu) :

a. Check bodydan pole clamp.

b. Check battery.

c. Check power ( indikator battery nyala saat alat

terhubung ke listrik).

d. Check charge lamp ON saat AC power on.

e. Check start/stop/silence switch.

2. Check operasional (setiap 2 bulan):

a. Check tube clamp.

b. Deteksi occlussion.

c. Check flow rate.

d. Check air-in-line sensor.

e. Check drop sensor.

f. Check battery(apakah bisa mendukung kerja alat minimal 3jam).

3. Inspeksi yang dilakukan setiap tahun :

a. Check Electrical Safety test.

b. Check : buzzer volume, computer interface, nursecall, check power on off, parameter setting, plunger/clutch ).

c. Check Performance ( deteksi ukuran Syringe/spuit, alarm jika cairan habis/nerarly empty,occlusion, flow rate,waktu kerja battery ).

d. Checkbody/cassing.

4. Life time sparepart:

a. Battery : 1,5~2 tahun

b. Pole clamp : 2~3 tahun

c. Door unit : 2~3 tahun

d. Front casing (panel etc.) : 1,5~2 tahun

e. Motor unit : 2~3 tahun

f. Drop sensor unit : 2~3 tahun

4.5Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

Sebagaimana ditetapkan pada Permenkes No. 363 / Menkes / Per / IV / 1998 alat kesehatan yang dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun. Pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria :

1) Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi.

2) Masa berlaku sertifikat pengujian atau kalibrasi telah habis.

3) Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya (performance) atau keamanannya (safety) tidak sesuai lagi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.

4) Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat masih berlaku.

5) Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.

6) Jika tanda laik pakai pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak,sehingga tidak dapat memberikan informasi yang sebenarnya.

Tingkat teknologi, beban kerja dan umur sangat mempengaruhi kinerja alat kesehatan, baik untuk akurasi, ketelitian maupun keamanannya. Oleh karena itu selang waktu pengujian atau kalibrasi ulang peralatan kesehatan, dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas. Alat kesehatan dinyatakan lulus pengujian atau kalibrasi apabila :

1) Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang diabadikan pada alat kesehatan tersebut, tidak melebihi penyimpangan yang diijinkan.

2) Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batasyang diijinkan.

4.6Pengujian Alat Kesehatan

Pengujian alat kesehatan merupakan keseluruhan tindakan meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk menentukan karakteristik alat kesehatan, sehingga dapat dipastikan kesesuaian alat kesehatan terhadap keselamatan kerja dan spesifikasinya. Dengan pelaksanaan kegiatan pengujian, dapat dijamin peralatan kesehatan bersangkutan aman dan laik pakai dalam pelayanan kesehatan. Kegiatan pengujian dilakukan terhadap alat kesehatan yang tidak memiliki standar besaran yang terbaca yang berarti tidak terdapat nilai yang diabadikan pada alat kesehatan bersangkutan, sehingga pengujian dilaksanakan mengacu pada:

1) Nilai standar yang ditetapkan secara nasional maupun internasional, misalnya arus bocor, frekuensi kerja dan paparan radiasi.

2) Fungsi alat dalam pelayanan kesehatan, misalnyakuat cahaya, dayahisap, sterilitas, putaran, energi dan temperature.

3) Pengujian alat kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Pengukuran kondisi lingkungan.

b) Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen alat.

c) Pengukuran keselamatan kerja.

d) Pengukuran kinerja.

Continous Positive Airway Pressure (CPAP)

5.1Definisi

Continous Positive Airway Pressure (CPAP) dirancang oleh Profesor Colin Sullivan dari University of Sydney pada tahun 1971. Alat Continous Positive Airway Pressure (CPAP) merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membantu penunjang hidup pada bayi pada saat nafas spontan . Adapun tujuan penggunaanya untuk mempertahankan ventilasi pada paru paru nafasannya, karena tingginya resistansi jalan nafas akibat regangan alveoli, yaitu pada keadaan dimana pertukaran oksigen terganggu dan pada saat alveoli akan mempertahankan jalan nafas, dengan mencegah paru paru menguncup.

Komponen inti untuk pengaturan besarnya persentasi kadar konsentrasi oksigen yang hendak diberikan ke pasien ditentukan oleh besaran parameter yang diatur pada mixer (Pencampur) dimana range mixer bervariasi antara 21 % sampai dengan 100 % oksigen yang diberikan. Besaran range parameter ini diatur dengan memperhatikan kebutuhan pasien.

Idealnya penggunaan CPAP secara continous harus selalu memperhatikan beberapa komponen pendukung lainnya agar penggunaannya akan memaksimal kinerja dari alat itu sendiri.

5.2Fungsi

CPAP adalah memanfaatkan tekanan udara positif secara terus menerus fungsi utamanya adalah untuk memompa udara bertekanan kedalam paruparu pasien, dan memastikan bahwa supply oksigen yang cukup mencapai paruparu, ini telah menjadi pengobatan yang besar bagi penderita apnea tidur karena gangguan yang ditandai dengan episode sesaat tidak bernafas karena saluran udara runtuh atau terhambat. Aliran kuat udara mendukung dinding saluran udara, sehingga saluran udara tetap terbuka. CPAP neonatal digunakan untuk bayi prematur atau bayi lahir dengan kasus komplikasi, terutama pada sistem pernafasan. Selain memberikan oksigen yang cukup untuk bayi sehingga mendapatkan efek positif.

5.3Blok Diagram CPAP

Gambar 5.1 Blok Diagram CPAP System- Aktif

5.4Prinsip Kerja Alat CPAP

Gambar 5.2 CPAP Tampak Keseluruhan

Adapun prinsip kerja Continous Positive Airway Pressure secara teknis sebagai berikut :

1. Oksigen dan udara tekan masuk ke inlet blender atau O2 mixer dengan tekanan1 : 1 antara 3 7 bar dengan bersamaan melalui pipa oksigen warna putih garis merah dan pipa udara tekan warna putih garis biru, agar tidak salah dalam pemasangan dan biasanya ada penulisan pada bagian inletnya, Jika perbandingan masukan inlet tidak sesuai dengan perbandingan 1 : 1 maka alaram akan berbunyi ini menandakan masukan gas inlet tidak sesuai.

2. Blender atau O2 mixer menerima inputan dua jenis udara dengan tekanan masuk yang sama, dua udara tersebut tercampur sehingga keluaran konsentrasi gas oksigen sesuai dengan kebutuhan dosis setingan pada blender / O2 mixer mulai dari 21%, 30%, 40 %, 50 %, 60 %, 70 %, 80 %, 90 % dan 100 %.

3. Konsentrasi gas oksigen yang dibutuhkan oleh pasien dilewati melalui circuit CPAP menuju heated humidifier untuk pasien non invasive mulaisuhu 32 C (padapasien) dantoleransi - 2C (pada chamber) sehingga kabut kondensasi di dalam circuit menuju humidifier cukup. Apabila tidak ada kabut sama sekali makanaikkan suhu pada chamber, jika terlalu banyak diturunkan dengan pengaturan setingan parameter humidifier, ini justru aplikasi dokter.

4. Oksigen dari heated humidifier masukke CPAP generator dan dipasang pada pasien melalui masker agar oksigen tetap stabil. Pada circuit suhu dapat dipantau melalui sensor suhu antara ouput heated humidifier dengan input CPAP generator.

5. Setelah terpasang CPAP Generator, pasien bernafas spontan dengan menerapkan tekanan udara positif terus menerus membantu pembukaan paru-paru dan membantu pertukaran gas tingkatkan.

6. Aliran gas yang bertekanan antara 3-7 bar juga dapat dipantau pada manometer yang terpasang pada CPAP generator.

7. Semakin besar tekanan yang diatur pada flow meter maka semakin besar pula aliran udara yang diteruskan pada CPAP generator.

5.5Standar Operasional Prosedur Alat CPAP

Pra Pengoperasian

1. Persiapkan alat CPAP dan semua kelengkapann

2.Hubungkan semua kompenen pendukungnya dengan unit alat CPAP

3.Isikan aquades pada botol FEED ( botol kolep ) dengan cara membuka

atas dan memperhatikan garis level minimum dan maksimum.

Gambar 5.3 Botol PEEP Tempat Pengisian Aquabides

4.Isi aquabides untuk kedalam chamber humidifier melalui lubang atas dan perhatikan garis level minimum dan maksimum

5.Dan gantungkan aquabides untuk menhindari kekurangan aquabides pada humidifier ( saat terjadinya pemanasan pada chamber )

Gambar 5.4 Chamber Humidifier di isikanAquabides

6.Sambungkan semua breating circuit secara benar dan tepat.

7.Jika menggunakan oksigen tabung pastikan gas oksigen penuh.

5.6Pengoperasian CPAP Sechrist

1. Perhatikan SOP

2. Atur tekanan bar yang akan keluar dari tabung dengan cara memutar

saklar regulator warna biru ( biasanya diberikan 50 bar) dan angka

pemberiannya bisa diamati pada skala meter kedua skala meter pertama

menunjukkan angka isi dalam tabung oksigen.

Gambar 5.5 OksigenTabungdan Regulator

3. Hidupkan kompressor medical grid

4. Atur tekanan inlet oksigen dari tabung dan tekanan udara inlet

kompressor 1 banding 1 dengan menarik keatas dan memutar kemudian tekan kembali untuk mengunci.

Gambar 5.6 Regulator Pengatur Tekanan

5. Tekan tombol hudimifier untuk mengaktifkannya, tunggu sesaat hingga muncul tampilan digital pada layar, lalu pindahkan menu sesuai dengan pemakaian infasive ataun on-invasive, atur suhu yang diinginkan (AplikasiDokter)

6. Atur besaran parameter mixer untuk memberikan besaran persentase oksigen yang hendak diberikan ke pasien 21 % sampai dengan 100% ( aplikasi dokter ).

7. Atur jumlah besaran Lpm yang hendak diberikan ke pasien dengan cara memutar saklar regulator flow meter dan biasanya diberikan antara 1 3 Lpm tergantung diagnose ( aplikasi dokter )

Gambar 5.7 Pengaturan Besaran Kadar 02 dari 21% Sampai 100 % dan Pengaturan. Flow Meter 1 sampai 3 Lpm.

8. Atur besaran PEEP dengan cara menarik dan menekan gagang PEEP besaran skala parameter yang diberikan tergantung pada kasus atau biasanya 3 sampai 5 ( aplikasi dokter ) . Seperti gambar di bawah ini :

Gambar 5.8 Pengaturan Besaran PEEP

9. Tes kebocoran sebelum alat disambungkan kepasien dengan menghubungkan antara ujung breating circuit inpirasi dan expirasi. Perhatikan: Keadaan normal tanpa bocorakan terjadi gelembung air pada botol PEEP. Jika tidak ada gelembung pastikan kembali semua breating circuit tersambung dengan benar.

10. Ukur besarnya kepala bayi dengan pita meter untuk menentukan besarnya topi yang digunakan.

11. Ukur jarak lubang hidung dan besarnya lubang hidung bayi dengan rol khusus menentukan nasal yang digunakan

12. Pasang topi, dan nasal pada bayi lalu ikatkan nasal. Kunci nasal dengan benar seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 5.9 Penggunan CPAP Terhadap Pasien

13. Catatan : breating circuit harus sama data antara pasien dengan botol PEEP

14. Pasang Spo2 pada ibu jari bayi jika tidak mungkin, pasang Spo2 pada ibu jari di kaki bayi dan perhatikan pembacaan saturasi kadar konsentrasi oksigen,

Gambar 5.10 Alat Spo2 Merkmaximo Rad 5 tm

15. Lakukan tindakan parameter medis selanjutnya (aplikasi dokter)

16. Catat semua tindakan yang dilakukan

17. CATATAN KHUSUS TEKNISI : Jangan pernah merubah aplikasi medis (Tindakan ini hanya aplikasi dokter)

5.7Standar Maintenance Prosedur Alat CPAP

1) SDM terlatih

2) Perhatikan Protap Pemeliharan

3) Lakukan pemeliharaan dan catat :

No

Tanggal

BagianAlat

UraianPemeliharaan

Waktu

Petugas

Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

............

...........

Botol PEEP mixer

Mixer

Mdk.kompressor

Mdk.kompressor

Mdk.kompressor

Flow Meter

Flow meter

Humidifier

Humidifier

Humidifier

Regulator oksigen

Heater breating

Disable breating

Breating non dsble

Selang inlet udara

Selang inlet O2

GantiAquades

Filter gas udarabuangendapan air

Kalibrasi

Filter udaraluar

Ganti filter dalam

kalibrasi

Saklar regulator

kalibrasi

Up/down suhu

Saklarpemindahan

kalibrasi

Putaran regulator

Cekdanperhatikan

Ganti

Sterilisasi

Ganti

Ganti

1 pasien.

1 minggu

6 Bulan

2 minggu

1,5 tahun

1 tahun

1 minggu

1 tahun

2 minggu

2 minggu

6 bulan

2 minggu

2 minggu

1 pasien

1 pasien

10 bulan

10 bulan

Operator

Operator

BPFK

Optr/teknisi

Teknisi

BPFK........

Teknisi.......

BPFK.........

Teknisi.......

Teknisi.......

BPFK.........

Teknisi......

Teknisi......

Optr/teknisi..

Optr/Cssd...

Teknisi.......

Teknisi......

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

INFUSE PUMP

6.1Pengertian dan fungsi

Infuse pump merupakan suatu peralatan kedokteran dengan kategori life support & life saving yang berfungsi untuk memasukan cairan atau obat yang dibutuhkan oleh pasien dengan flow rate (ml/h) yang terkontrol, sebagai alat dengan kategori life support & life saving infuse pump sangat di butuhkan akurasi yang presisi dalam pemberian dan pengontrolan flow rate

Infuse pump adalah pengembangan dari metode klasik dalam pemberiaan cairan atau obat dengan menggunakan metode grafitasi yang dinilai kurang akurat dan kurang aman, dengan metode pump control pemberian cairan akan lebih akurat karena flow rate dapat terkontrol dan semua indicator safety pasien terbaca pada alat.

6.2Prinsip Kerja

Pada dasarnya prinsip kerja dari infuse pump adalah pergerakan motor yang terkontrol oleh suatu system mikrokontroller motor tersebut akan menggerakan mekanik berupa peristaltic yang akan membuat pergerakan memijat administrator set yang digunakan dan mengeluarkan cairan yang akan di masukan untuk teraphy melalui intra vena kecepatan motor disesuaikan dengan pemilihan nilai flow rate (ml/h) jumlah cairan yang di kehendaki

6.3Blok Diagram

Gambar 2.3 Basic block diagram pesawat infuse pump

Secara umum infuse pump dibagi kedalam beberapa blok yang terdiri dari blok elektrik, elektronika, dan mekanik.

1. Blok elektrik

Terdiri dari power supply yang digunakan untuk sumber daya pada alat dari blok ini sumber pln 220VAC diubah menjadi power yang dibutuhkan ke masing-masing blok

2. Blok elektronika

Terdiri dari :

Clock generator, Berfungsi untuk menghasilkan pulsa, pulsa yang dihasilkan digunakan untuk semua bagian atau sistem agar bekerja secara sinkron.

Analog Digital Converter (ADC)

Merupakan blok yang digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital untuk kebutuhan dari mikrokontroller yang bekerja secara digital, blok ini dilalui oleh Clock Generator, Pressure Sensor, Air Bubble Sensor, dan Keypad.

Keypad, Berfungsi untuk memberikan data input awal pada infuse pump umumnya yang di inputkan adalah flow rate, setting drop dan fitur-fitur lain yang terdapat pada infuse pump, dari keypad akan melalui blok ADC untuk merubah sinyal sesuai keperluaan mikrokontroller kemudian mikrokontroller akan mengeluarkan output ke rangkaian elektronik LCD dan menampilkannya pada display.

Pressure Sensor, Blok sensor yang digunakan atau aktif bila terjadi tekanan balik yang melebihi batas tertentu dalam infuse pump, bekerja secara looping memberikan sinyal ke ADC kemudian ke Mikrokontroller apabila terjadi oklusi atau pemampatan ADC akan memberi instruksi ke mikrokontroller untuk menghentikan kerja motor dan memberikan alarm, alarm akan ditampilkan pada display, sensor yang digunakan untuk pressure sensor adalah strain gauge

Air Bubble Sensor, Blok sensor yang digunakan atau aktif apabila terdeteksi udara melintas pada Administrator Set, sensor ini bekerja secara looping memberikan sinyal ke ADC kemudian ke mikrokontroller apabila terdeteksi Air Bubble atau Gelembung udara pada Administrator Set maka ADC akan memberi instruksi pada mikrokontroller untuk menghentikan kerja motor dan memberikan alarm, sensor yang digunakan untuk Air Bubble umumnya adalah sensor cahaya optocoupler

Drop Sensor, Dalam infuse pump yang menggunakan metode drop metric, drop sensor berfungsi untuk membaca tetesan yang melintas pada drip chamber sesuai dengan instruksi awal flow rate setting drop sensor bekerja secara looping melalui signal conditioning elektronik dan mikrokontroller selain membaca tetesan drop sensor juga berfungsi untuk mendeteksi botol kosong dan flow error.

Signal Conditioning Elektronik, Merupakan media perantara antara drop sensor dan mikrokontroller berupa rangkaian elektronika yang dapat membaca kondisi yang terjadi selama proses berjalan, bila ada sesuatu yang aneh terdeteksi pada drop sensor akan di terima oleh blok ini dan di teruskan ke mikrokontroller untuk menindaklanjuti apa yang seharusnya dilakukan.

Mikrokontroller, Pusat dari semua komunikasi yang terjadi dalam suatu system infuse pump, semua informasi digital diproses melalui blok ini mulai dari alat di hidupkan sampai dengan alat dimatikan.

Buffer, Blok rangkaian penyangga disebut penyangga karena sesuai fungsinya rangkaian buffer digunakan dengan tujuan input pada rangkaian tersebut akan sama dengan output dimaksudkan untuk menjaga output dari mikrokontroller yang menuju ke blok Drive tetap sama.

Drive, Berupa rankaian elektronika yang digunakan untuk menggerakan stepper motor input Blok drive ini di dapat dari mikrokontroller yang sudah terprogram.

Elektronik For LCD, Merupakan bagian elektronik dari LCD yang menerima input data dari mikrokontroller untuk kemudian di tampilkan pada LCD

LCD Display, Blok ini menampilkan segala sesuatu yang terjadi pada infuse pump baik berupa setting, alarm ataupun reminder.

3. Blok Mekanik

Stepper Motor, Blok yang terdiri dari motor penggerak yang akan menggerakan mekanik gear box, motor yang biasanya digunakan dalam infuse pump adalah jenis stepper karena memiliki torsi yang besar pada saat awal putaran, torsi besar ini digunakan untuk menggerakan mekanik gear box yang cukup berat.

Mekanik Gear Box, Bagian mekanik yang berbahan plastik dan dipisahkan dalam beberapa skat, mekanik ini bekerja seperti finger atau jari yang apabila stepper motor berjalan maka mekanik akan berjalan memijat bagian-bagian Administrator Set sampai cairan/ obat dapat keluar sesuai dengan flow rate yang dikehendaki

6.4Standar Operasional Prosedure

1) Hubungkan kabel power ke mesin dan Sumber listrik.

2) Lakukan priming pada set infuse, pastikan tidak ada udara di sepanjang selang.

3) Tekan tombol power ON, mesin akan melakukan self checking, semua tombol alarm akan menyala. Display akan terbaca JJJJ atau tttt.

4) Bila display terbaca JJJJ (posisi 1), berarti harus digunakan set infuse khusus pump TS*PA atau TS*PM, bila display terbaca tttt (posisi 2), berarti harus digunakan set infuse biasa TS*A atau TK*A.

5) Buka pintu pump, geser klem yang terletak dibawah lalu pasang set infuse dan pastikan posisi set infuse dalam posisi lurus, tutup kembali pintu infuse pump.

6) Pasang drip sensor pada ruangan penetesan chamber set infuse, diantara permukaan cairan dan drip nozzle.

7) Tekan tombol INFUSION SET 14192060, sesuai dengan set infuse yang dikehendaki.

Tekan tombol Puluhan naik Satuan naik

Puluhan turun Satuan turun

Note :

Untuk set infuse 151920/tetes/ml. Max kecepatan : 300 ml/jam atau 75 tetes/menit

Untuk set infuse 60tetes/ml. Max kecepatan :100 ml/jam atau 100 tetes/menit.

8) Isi nilai D. Limit dengan menekan tombol select lalu tekan tombol

Puluhan naikSatuan naik

Puluhan turun Satuan turun

Jika tidak menginginkan nilai D.Limit, biarkan D. Limit ----, jangan pernah D.Limit terisi dengan angka 0.

9) Hubungkan set infuse dengan IV karakter, lalu buka rokem klem.

10) Tekan tombol START, lalu indikator operation akan menyala hijau. Berarti mesin mulai beroperasi.

11) Bila akan menghapus jumlah cairan yang sudah masuk ke patien tekan tombol STOP 2X, lalu tekan tombol ml CLEAR.

12) Lampu COMPLETION akan menyala bila volume cairan yang masuk sudah mencapai D.Limit yang diinginkan. Mesin akan Stop, lampu indicator akan berwarna merah.

13) Untuk mengakhiri pemakaian infuse pump, tekan tombol STOP buka pintu pump, lepaskan set infuse dari mesin dan matikan mesin dengan menekan tombol POWER.

6.5Pemeliharaan Rutin

1) Bacalah SOP dan lakukan step dengan benar.

2) Cabut stop kontak listrik bila alat tidak di pakai

3) Cek kondisi batre charge dengan melihat indikator batre.

4) Penggunaan batre hanya dalam keadaan mati listrik jadi jangan dihidupkan tanpa listrik bila listrik tidak mati.

5) Bersihkan cassing dari debu atau sisa cairan yang memungkinkan timbul pengerakan

6.6Trouble shotting

1) Alat tidak dapat bekerja : cek supply listrik, cek fuse, cek main switch

2) Flow error : cek drip chamber jangan sampai terlalu penuh terisi cairan, cek kondisi pemilihan drop/ml yang digunakan sesuaikan dengan factor tetes administrator set yang digunakan

3) Empty : cek roller clamp administrator set bila tertutup maka buka full roller clamp, cek kondisi container

4) Air : cek administrator set ada udara yang terjebak didalam administrator set keluarkan.

5) Completion : reminder bahwa target volume yang di setting telah tercapai.

6) Occlution : cek kondisi roller clamp jangan sampai tertutup, cek kondisi administrator set kemungkinan tertekuk, cek kondisi intra vena pasien.

DEFIBRILLATOR

7.1Definisi

Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan terapi energi listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Sedangkan tindakan pengobatan definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup, fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini merupakan depolarizes massa kritis dari otot jantung, mengakhiri aritmia, dan memungkinkan irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan alat pacu jantung alami tubuh, di node sinoatrial jantung.

Defibrilator bekerja dengan cara memancarkan arus listrik sebesar kurang lebih 6A dengan frekuensi sekitar 60 Hz untuk dapat menembus dada pasien sehingga dapat menjangkau otot-otot jantung yang selanjutnya akan distimulus oleh arus listrik yang dihasilkan defibrillator tadi. Setelah arus yang dialirkan melalui dada pasien, arus tersebutakan mengkoreksi atrial fibrilasi dengan kata lain arus dari defibrillator tersebutmenstimulus otot-otot jantung sehingga jantung akan berkontraksi dan dapat menormalkankembali aritmia jantung.

Selama beberapa dekade, defibrillator telah menggunakan bentuk gelombang Monophasic. Dengan bentuk gelombang Monophasic, arus mengalir dalam satu arah, dari satu elektroda ke yang lain, menghentikan jantung sehingga memiliki kesempatan untuk memulai kembali sendiri. Dengan bentuk gelombang Biphasic, arus mengalir dalam satu arah pada tahap pertama shock dan kemudian membalikkan untuk tahap kedua. Pertama digunakan dalam komersial defibrillator implant, bentuk gelombang Biphasic sekarang "standar emas" untuk perangkat tersebut.

Tersedia penelitian menunjukkan bahwa bentuk gelombang Biphasic lebih efektif dan menimbulkan lebih sedikit risiko cedera pada jantung daripada bentuk gelombang Monophasic, bahkan ketika tingkat energi kejut adalah sama. Inilah sebabnya mengapa produsen defibrillator eksternal sekarang menggunakan bentuk gelombang Biphasic di perangkat mereka.

Meskipun penelitian terbaru menunjukkan defibrilasi biphasic lebih efektif daripada monophasic, Pedoman Internasional 2000 yang diterbitkan oleh negara American Heart Association (AHA): "Rekomendasi ini baru tidak berarti bahwa perawatan dengan menggunakan pedoman masa lalu (untuk perangkat monophasic) adalah baik aman atau tidak efektif. "

Namun, bentuk gelombang Biphasic menjadi standar baru perawatan di defibrillator eksternal. Itu sebabnya sebagian besar organisasi memilih bentuk gelombang Biphasic saat membeli defibrillator eksternal baru hari ini. Di masa lalu hanya ada satu jenis defibrilasi transthoracic, yaitu standar dibasahi sinus gelombang kejut monophasic. Selama bertahun-tahun penelitian, teori impedansi dan waktu guncangan sudah menumpuk dalam praktek standar saat ini dari 25 tekanan (jika menggunakan pads) dengan tiga "kejutan ditumpuk". Kuncinya telah menjadi penggalangan berurutan energi dari 200J, untuk 300J, untuk maksimal 360J, kemudian setelah guncangan berikutnya di 360J. Sehubungan dengan energi ada banyak penelitian untuk mengevaluasi pengaruh dari beberapa energi tinggi guncangan pada otot jantung itu sendiri.

Studi-studi telah menunjukkan bahwa awalnya ada perubahan segmen ST yang signifikan terkait dengan energi tinggi defibrilasi, yang dapat berlangsung sampai beberapa bulan (jika pasien bertahan). Bentuk gelombang terpotong biphasic eksponensial, di mana polaritas yang terbalik cara sebagian melalui nadi, telah digunakan dalam alat pacu jantung internal untuk lebih dari 10 tahun. Ada banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan beberapa hal berikut: Dengan sistem Biphasic ada yang lebih tinggi tingkat keberhasilan konversi kejutan awal dari VT (ventrikel takikardi) atau VF (ventrikel fibrilasi) dibandingkan monophasic (85,2% vs 97,6% monophasic biphasic ), The joule secara signifikan kurang (200J monophasic, 130 + 20J biphasic) yang akan mempengaruhi kebutuhan cadangan energi, Biphasic lebih efektif dalam membalikkan VF berkelanjutan.

Defibrilasi biphasic menawarkan khasiat sama atau lebih baik pada energi rendah dari gelombang Monophasic tradisional defibrillator-dengan risiko lebih kecil pasca-shock komplikasi seperti disfungsi miokard dan luka bakar kulit. Mekanisme fisiologis yang mendasari tidak sepenuhnya dipahami, tapi jelas bahwa bentuk gelombang Biphasic menurunkan ambang defibrilasi listrik untuk sukses. Tidak seperti perangkat monophasic, defibrillator Biphasic menggunakan teknologi gelombang yang berbeda: baik biphasic terpotong eksponensial (BTE) gelombang atau gelombang Biphasic kotak.

Beberapa penelitian pada hewan dan manusia telah menunjukkan bahwa bentuk gelombang menggunakan defibrillator Biphasic lebih efektif untuk menghentikan fibrilasi ventrikel (VF) dibandingkan mereka yang menggunakan bentuk gelombang Monophasic.Setidaknya empat defibrillator Biphasic berbeda umumnya tersedia.Bentuk gelombang Biphasic disampaikan oleh perangkat ini masing-masing memiliki karakteristik bentuk gelombang yang berbeda dan skema kompensasi impedansi dan yang paling penting, berbeda tingkat energi dianjurkan.Bentuk gelombang Biphasic optimal, tingkat energi dan urutan shock (energi meningkat dibandingkan dosis tetap) belum ditentukan.Studi klinis awal dengan dua perangkat biphasic tersedia menunjukkan kemanjuran yang lebih baik, dengan menggunakan tingkat energi yang lebih rendah, dibandingkan dengan defibrillator monophasic untuk penghentian VF dan kardioversi fibrilasi atrium (AF).1-3 Salah satu perangkat tersebut menggunakan gelombang eksponensial biphasic dipotong dan memberikan kejutan dengan tingkat energi tetap sebesar 150 J (Philips Heartstream, Seattle, WA, USA).Yang lain menggunakan gelombang Biphasic kotak dan, ketika merawat VF, produsen merekomendasikan pengiriman shock dengan tingkat energi meningkat dari 120 J, 150 J, dan 200 J (Zoll Medical, Boston, MA, USA).

Produsen lain defibrilator biphasic merekomendasikan tingkat energi meningkat dari 200 J, 300 J, dan 360 J (200 J, 200 J, 360 J diterima di Inggris) ketika merawat VF (Medtronic Physio-Control, Redmond, WA, AS)dan defibrillator eksternal otomatis (AED) dari produsen keempat memanfaatkan, rendah tinggi, urutan tinggi energi yang tidak ditentukan (Survivalink, Minneapolis, MN, USA).Ada beberapa bukti dari studi hewan yang energi ini biphasic lebih tinggi mungkin lebih efektif daripada energi yang lebih rendah jika impedansi transthoracic tinggi, 4,5 tetapi hal ini membutuhkan konfirmasi dalam studi klinis manusia.

Maksud dari pernyataan bersama yang diterbitkan dalam Obat dan Kesehatan Badan Pengatur produk (MHRA) Alat Kesehatan Pemberitahuan 2003/0012 adalah untuk memperingatkan pengguna defibrilator untuk kemungkinan kebingungan yang disebabkan oleh fakta bahwa beberapa defibrillator Biphasic dirancang untuk memberikan kejutan dengan energi yang lebih rendahdari devices.6 monophasic Hal ini menyebabkan kebingungan bagi pengguna defibrillator manual dan semi-otomatis yang tidak sepenuhnya akrab dengan defibrilator tersedia bagi mereka, terutama ketika mereka ingin menyampaikan, 200J 200J, 360J urutan tetapi menemukan bahwa biphasic khusus merekadefibrilator akan memberikan energi hanya lebih rendah.Mereka yang mungkin harus menggunakan defibrillator harus menggunakan tingkat energi ditunjukkan dalam petunjuk pabrik yang relevan.

Ini potensi kebingungan ini diperparah karena saat ini tidak ada "energi urutan standar" yang dapat diterapkan untuk semua defibrillator yang menggunakan bentuk gelombang biphasic; tingkat energi yang direkomendasikan oleh berbagai produsen berbeda.Oleh karena itu J 200, 200 J, 360 J urutan guncangan yang direkomendasikan oleh Dewan Resusitasi Eropa (ERC) dan Dewan Resusitasi (Inggris) untuk digunakan dengan defibrillator monophasic tidak tepat sebagai pendekatan umum untuk semua perangkat biphasic. Hal ini seharusnya tidak ditafsirkan bahwa tidak patut untuk menggunakan urutan meningkatnya guncangan dari 200 J dan di atas ketika ini dianjurkan oleh produsen defibrilator biphasic spesifik, asalkan ada bukti teknis dan klinis yang menunjukkan bahwa ini adalah baikaman dan efektif. Sampai data lebih lanjut tentang kemanjuran komparatif dari perangkat ini biphasic menjadi tersedia, Pernyataan tentang Bentuk gelombang Biphasic dibuat oleh Dewan Resusitasi (Inggris) pada bulan September 2002 tetap berlaku.Paragraf terakhir dari pernyataan ini dikutip di bawah ini:

"Saat ini, produsen yang berbeda dari defibrillator menggunakan tingkat energi yang berbeda ini bentuk gelombang yang tepat digunakan dalam guncangan biphasic sangat bervariasi dengan model yang berbeda.. Tingkat energi digunakan dengan guncangan beruntun mungkin tetap konstan atau meningkat tergantung pada mesin. Beberapa parameter yang diprogram,dan dapat pra-dipilih oleh pengguna. Saat ini, ada data komparatif tidak memadai untuk dapat memutuskan yang merupakan tingkat energi yang paling efektif, urutan shock, atau gelombang Biphasic Karena itu tidak mungkin untuk membuat rekomendasi yang pasti.. Dewan menganggapbahwa semua defibrillator Biphasic yang tersedia saat ini memiliki tingkat energi yang dapat diterima. "

7.2Fungsi Alat

Digunakan resusitasi jantung pada saat jantung pasien mengalami fibrilasi, dengan memberi kan energi kejut listrik untuk mengaktifkan kembali aktivitas jantung.

7.3Spesifikasi Alat

Wave Form :Monophasic

Operating Mode :Synchronous/Asynchronous

Energy Selection :5 - 360J

Max. Discharging :100+

Battery Charging Time :5 Hours

Working Conditions :0/40 C ve %30-95Rh

Storing Conditions :-20 / +55 C

Weight :8 Kg

Dimensions :403x152x324 mm

Class :II B

Mail Supply Voltage :AC230V/1A 50-60 Hz

Direct Working From Main Page :Optional Standart

Accessories :Power Cab

7.4Blok Diagram

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa suplay tegangan yang mencatu rangkaian dari batery charge yang discharge oleh ra