tugas makalah peradaban dan kebudayaan islam

22
DAFTAR ISI Kata Pengantar 2 Bab. I. Pendahuluan 3 Bab.II. Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW. 4 A. Arab Sebelum Islam B. Riwayat Hidup Nabi Muhammad: Dakwah dan Perjuangan 1. Sebelum Masa Kerasulan 2. Masa Kerasulan 3. Pembentukan Negara Madinah Bab. III Masa Kemajuan Islam I (650-1000M) 8 1. Khilafah Rasyidah 2. Khilafah Bani Umayyah 3. Dinasti Bani Abbas BAB. IV. Masa Disintegrasi (1000-1250M) 12 1. Dinasti-dinasti yang memerdekakan Diri dari Baghdad 2. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan 3. Perang Salib 4. Sebab-sebab Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas Lampiran : Pembidangan Ilmu Agama Islam 1

Upload: novi-yanti-idroes

Post on 30-Jun-2015

2.089 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Ringkasan peradaban sejarah islam yang muncul setelah lahirnya agama Islam.

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Bab. I. Pendahuluan 3

Bab.II. Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW. 4

A. Arab Sebelum Islam

B. Riwayat Hidup Nabi Muhammad: Dakwah dan Perjuangan

1. Sebelum Masa Kerasulan

2. Masa Kerasulan

3. Pembentukan Negara Madinah

Bab. III Masa Kemajuan Islam I (650-1000M) 8

1. Khilafah Rasyidah

2. Khilafah Bani Umayyah

3. Dinasti Bani Abbas

BAB. IV. Masa Disintegrasi (1000-1250M) 12

1. Dinasti-dinasti yang memerdekakan Diri dari Baghdad

2. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan

3. Perang Salib

4. Sebab-sebab Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas

Lampiran : Pembidangan Ilmu Agama Islam

1

Page 2: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

Kata Pengantar

Makalah kali ini berisi rangkuman mata kuliah ”Sejarah Peradaban Islam ”

yang disusun secara berkelompok.

Sejarah Islam mulai dari kemunculannya di jazirah Arab dari wahyu Allah

SWT kepada Nabi Muhammad Saw. diringkas dan disarikan dalam makalah ini

untuk mengambil hal-hal yang penting mengenai perkembangan, kejayaan serta

kemundurannya. Banyak pelajaran yang dapat diteladani oleh mahasiswa

terutama mahasiswa ilmu sosial. Nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an

dan Hadist serta kepemimpinan Rasulullah Saw. merupakan inspirasi dari

kebudayaan dan peradaban Islam.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat berupa pengetahuan tentang sejarah

kebudayaan dan peradaban Islam, bagi pembaca dan menjadi rahmat bagi kami.

Amin.

Banda Aceh, Januari 2011

Tim Penyusun

2

Page 3: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

Bab. I. Pendahuluan

Definisi Peradaban dan kebudayaan Islam hampir bersinonim, namun terdapat perbedaan yakni pada manifestasi-manifestasi ataupun produk yang dihasilkannya. Jika kebudayaan merupakan bentuk ungkapan semangat yang mendalam dari sebuah yang diwujudkan dalam seni, sastra, religi dan moral. Sedangkan manifestasi peradaban adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemajuan mekanis dan teknologis.

Peradaban Islam adalah peradaban yang lahir dari Islam, agama yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Telah membawa bangsa Arab yang semula terkebelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain menjadi bangsa yang maju pada masa itu. Kekaguman dari kalangan Barat muncul dari H.A.R Gibb dalam bukunya yang berjudul Whitter Islam menyatakan “ Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization”(Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna). Mengapa demikian, karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulmya kebudayaan adalah Agama Islam.

Ungkapan-ungkapan dalam budaya Islam menggunakan bahasa Arab, sebagai bahasa administrasi, namun selanjutnya pada pemerintahan Islam semakin berkembang dan menggunakan bahasa lain seperti Persia, Turki, Urdu di India, dan Melayu di Asia Tenggara.

Kajian peradaban Islam tidak lagi menganut pendapat bahwa Islam adalah satu, namun terdapat pendapat ia sudah terbagi dalam beberapa “peradaban Islam”. Saat ini peradaban Islam sudah terbagi dalam empat kelompok dominan yaitu:

1. Kawasan pengaruh kebudayaan Arab yakni; Timur Tengah, Afrika Utara, termasuk Spanyol Islam.

2. Kawasan pengaruh kebudayaan Persia yaitu; Iran dan negara-negara Islam Asia Tengah.

3. Kawasan pengaruh Kebudayaan Turki

4. Kawasan pengaruh kebudayaan India Islam.

Jika pada periode Klasik, peran Arab sangat dominan dikarenakan Islam lahir di sana, maka pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili tiga kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India.

3

Page 4: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

Sejarah politik dunia Islam terbagi menjadi tiga periode, pertama Periode Klasik (650-1250 M), kedua periode pertengahan (1250-1800 M), ketiga periode modern (1800 sampai sekarang).

Bab.II. Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW.

A. Arab Sebelum Islam

Jazirah Arab pada tahun 570 M merupakan jalur perdagangan yang ramai karena menghubungkan Yaman Selatan dengan Syria di utara. Ka’bah merupakan tempat berziarah dan pusat keagamaan, terdapat 360 berhala. Suku Badui yang hidup dengan cara nomadik, berpindah dari satu daerah ke daerah lain guna mencari air dan padang rumput untuk binatang gembalaan mereka yakni kambing dan onta.

Dari asal-usul kehidupan penduduk jazirah Arab terbagi atas dua golongan besar yaitu; Qathaniyun (Keturunan Qathan) dan Adnaniyun (keturunan Ismail Ibn Ibrahim). Masyarakatnya baik yang hidup nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya suku Badui. Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah atau clan. Mereka suka berperang dan nilai perempuan menjadi sangat rendah, akibatnya kebudayaan mereka tidak berkembang. Ahmad Syalabi menyebutkan sejarah mereka hanya dapat diketahui 150 tahun menjelang lahirnya agama Islam. Adapun pengetahuan tersebut diperoleh dari syair-syair suku Badui. Suku Badui berkarakter bersemangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.

Kebudayaan luar yang berkembang menjelang Islam lahir masuk ke Arab melalui beberapa jalur; yang terpenting diantaranya adalah: (1) melalui hubungan dagang dengan bangsa lain,(2) melalui kerajaan-kerajaan protektorat, Hirah dan Ghassan,(3) masuknya misi Yahudi dan Kristen. Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, namun bangsa Arab masih menganut agama asli mereka yaitu paganisme dengan menyembah berhala yang di letakkan di sekeliling Ka’bah.

B. Riwayat Hidup Nabi Muhammad: Dakwah dan Perjuangan

1. Sebelum Masa Kerasulan

Nabi Muhammad Saw. dilahirkan dalam Bani Hasyim yang terhormat namun miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang berpengaruh. Ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Tahun kelahirannya dikenal dengan Tahun Gajah (570 M), kala itu pasukan gajah Abrahah gubernur kerajaan Habsyi di Ethiopia, menunggang gajah

4

Page 5: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

untuk menghancurkan Ka’bah. Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.

Kemudian Muhammad di susui dan besarkan sampai berumur empat tahun oleh Halimah Sa’diyyah dan kemudian dikembalikan kepada ibunya. Dua tahun dalam pengasuhan, ibunya meninggal dunia dan ia kemudian diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal pengasuhan Muhammad digantikan oleh pamannya Abu Thalib.

Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah. Melalui kegiatan ini ia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Nabi Muhammad untuk pertama kali ikut dalam kafilah dagang ke Syria yang dipimpin oleh Abu Thalib saat ia berusia 12 tahun. Diusianya 25 tahun ia sudah membawa barang dagangan Khadijah seorang janda dan saudagar kaya yang kemudian menjadi istrinya. Perbedaan usia mereka cukup jauh karena Khadijah sudah berusia 40 tahun.

Peristiwa penting yang menunjukan kebijaksanaan Muhammad terjadi ketika beliau berusia 35 tahun. Terjadi perselisihan sewaktu pemugaran Ka’bah, ketika itu para kepala suku Quraisy berselisih mengenai peletakan Hajar Aswad, mereka kemudian mengundi siapa yang pertama masuk ke Ka’bah melalui pintu Shafa maka ialah yang dipilih menjadi hakim. Muhammad yang bergelar Al-Amin kebetulan adalah orang pertama yang masuk ke Ka’bah melalui pintu Shafa, ia menggelar kain dan hajar aswad di letakkan di tengah-tengah kain dan ujung kain dipegang oleh tiap-tiap kepala suku. Semua kepala suku kemudian puas dengan penyelesaian yang bijaksana itu.

2. Masa Kerasulan

Memasuki usia 40 tahun Muhammad sering memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, berkontemplasi ke Gua Hira, yang jaraknya beberapa kilometer di utara Mekah. Pada tanggal 17 Ramadhan 611 M, malaikat Jibril muncul dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah Tuhanmu maha mulia. Dia mengajar dengan Qalam. Dia telah mengajar manusia apa yang tidak mereka ketahui (Q.S 96: 1-5). Dengan turunnya wahyu pertama ini, ia telah dipilih sebagai nabi. Namun ia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

Ia mulai berdakwah setelah turun wahyu kedua setelah agak lama menunggu kedatangan Jibril. Wahyu tersebut berbunyi: Hai orang yang berselimut, bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah(Al-Mudatsir: 1-7). Sejak itulah beliau mulai berdakwah.

5

Page 6: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

Dakwah mulanya dilakukan secara diam-diam di lingkungan sendiri dan rekan-rekannya. Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang baru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak kanak-kanak. Kemudian setelah turun wahyu untuk menyiarkan secara umum, ia mengajak kerabatnya untuk masuk Islam. Setelah berdakwah secara terang-terangan, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengikut rasul, maka semakin keras tantangan dilancarkan oleh kaum Quraisy. Segala cara diupayakan oleh mereka untuk menyingkirkan Muhammad. Setelah Abu Thalib meninggal, maka tidak ada lagi pelindung rasul dari kekejian suku Quraisy. Dan di tahun kesedihan itu Khadijah istrinya juga meninggal dunia. Kemudian Allah mengisra’ dan memi’rajkan rasul di 10 tahun kenabiannya.

Penduduk Yastrib yakni suku ‘Aus dan Khazraj yang berhaji ke Mekah minta didamaikan oleh nabi karena selalu berperang, dan terjadilah perjanjian Aqabah. Di perjanjian Aqabah yang kedua mereka meminta nabi untuk pindah ke Yastrib. Karena suku mengetahui perjanjian tersebut maka mereka berniat membunuhnya, hal inilah yang mendorong nabi untuk segera Hijrah ke Yastrib, kurang lebih 150 orang muslimin meninggalkan kota Mekah.

Nabi memasuki kota Yastrib dan penduduknya sangat mengelu-elukan kedatangannya. Sejak itu sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yastrib dirubah menjadi Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya) atau lebih dikenal dengan sebutan Madinah.

3. Pembentukan Negara Madinah

Di Madinah nabi sudah memperoleh kedudukan tidak hanya sebagai pemimpin dalam urusan agama namun juga politik. Ia dipercaya sebagai kepala negara. Di sanalah nabi mulai meletakkan dasar-dasar kehidupan bernegara antara lain:

a. Pembangunan masjid, selain sebagai tempat shalat ia juga sebagai sarana penting untuk menyatukan umat Islam

b. Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan golongan Muhajirin yaitu orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah, dan Anshar yaitu penduduk Madinah yang sudah memeluk Islam dan membantu kaum Muhajirin.

c. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah selain orang-orang Arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih memeluk agama nenek moyang. Nabi mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka yang disebut dengan Konstitusi Madinah. Kedudukan Islam semakin kuat dengan pendirian negara Madinah, hal ini meresahkan orang-orang Quraisy untuk terus memerangi kaum muslimin.

6

Page 7: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

Kaum muslimin diizinkan berperang dengan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya dan (2)menjaga keselamatan dalam mempertahankannya dari orang-orang yang menghalanginya. Perang-perang tersebut antara lain:

1. Perang Badar: kaum muslim menang atas kaum musyrik Quraisy. Pasukan nabi hanya menggunakan perlengkapan sederhana, dengan 305 prajurit. Namun orang –orang Yahudi Madinah tidak senang dan sebenarnya mereka juga tidak sepenuh hati menerima perjanjian yang dibuat dengan nabi. Setelahnya nabi memerangi mereka karena berkomplot dengan orang Makkah memerangi kaum muslimin di Madinah. Akhirnya mereka memilih meninggalkan Madinah menuju Adhri’at di perbatasan Syria.

2. Perang Uhud: Kaum Quraisy ingin membalas kekalahan mereka dalam perang Badar. Perang ini terjadi di bukit Uhud. Kaum muslimin kalah dalam perang ini karena dua hal yaitu; ketika kemenangan sudah di ambang pintu tiba-tiba prajurit Islam memungut harta rampasan perang sehingga dua lalai akan gerak-gerik musuh dan penghianatan dari Abdullah Ibn Ubay, seorang munafik dengan 300 orang Yahudi membelot dan kembali ke Madinah sehingga berkuranglah kekuatan kaum muslimin tinggal 700 prajurit. Akhirnya mereka mengungsi ke Khaibar.

3. Perang Khandaq: masyarakat Yahudi yang mengungsi ke Khaibar bersekutu dengan Makkah untuk menyerang Madinah. Mereka membentuk pasukan yang berjumlah hingga 24.000 orang tentara hendak mengepung Madinah. Atas usul Salman Al-Farisi, nabi memerintahkan umat Islam untuk menggali parit untuk pertahanan. Akhirnya prajurit Makkah kembali tanpa hasil apapun. Para penghianat Yahudi Bani Quraizah akhirnya dijatuhi hukuman berat, hukuman mati.

Perjanjian Hudaibiyah adalah kesepakatan yang antara kaum muslimin dengan penduduk Mekah. Awalnya tahun 6 Hijriah nabi dengan seribu kaum muslimin datang ke Mekah mengenakan pakaian ihram hendak umrah bukan berperang. Karena penduduk Mekah tidak mengizinkan mereka masuk, mereka mendirikan kemah di Hudaibiyah. Maka kemudian dibuatlah perjanjian Hudaibiyah yang isinya:

1. Kaum muslimin belum boleh mengunjungi Ka’bah tahun ini namun ditangguhkan sampai tahun depan.

2. Lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja

3. Kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah sedang sebaliknya, pihak Quraisy tidak harus menolak mengembalikan orang-orang Madinah untuk kembali ke Mekah

4. Selama sepuluh tahun ditangguhkan gencatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah

7

Page 8: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

5. Setiap Kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum Muslimin, bebas melakukannya tanpa ada rintangan.

Ternyata perjanjian Hudaibiyah menjadi senjata kaum muslimin, setelah dua tahun perjanjian tersebut dakwah Islam sudah menjangkau seluruh jazirah Arab, termasuk suku-suku di selatan. Orang-orang Quraisy semakin terpojok. Nabi Muhammad tidak mengalami kesukaran apa-apa dan memasuki kota Mekah tanpa perlawanan. Beliau tampil sebagai pemenang. Sejak itu, Makkah berada kekuasaan kaum muslimin.

Pada tahun ke-9 dan 10 H (630-632 M) banyak suku dari berbagai pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad menyatakan ketundukan mereka. Seluruh Arab dipersatukan dalam persaudaraan Islam. Dalam ibadah Haji Wada, 10 H, Nabi menyampaikan kotbah yang sangat bersejarah. Kotbahnya berisi prinsip-prinsip kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan dan solidaritas. Dua bulan sesudah itu nabi jatuh sakit, kemudian wafat tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M di rumah istrinya Aisyah.

Bab. III Masa Kemajuan Islam I (650-1000M)

1. Khilafah Rasyidah

Tidak lama setelah Rasulullah Saw. wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sai’dah, Madinah untuk memusyawarahkan siapa yang akan menjadi pemimpin. Setelah musyawarah yang cukup alot maka terpilihlah Abu Bakar, sebagai pengganti Nabi. Ia selanjutnya dipanggil dengan sebutan Khalifah yaitu pemimpin pengganti nabi.

Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun, pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Kekuasaan yang dijalankan oleh khalifah bersifat sentral; legislatif, eksekutif dan yudikatif. Meskipun demikian, beliau juga selalu mengajak para sahabat besarnya untuk bermusyawarah. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan pemuka sahabat, kemudian, mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Umar menyebut dirinya Khalifah Khilafati Rasulillah (pengganti dari pengganti rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mukminin (komandan orang-orang yang beriman). Pada masa kepemimpinan Umar Islam berkembang sangat pesat, dalam masa sepuluh tahun kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Syria, sebagian wilayah Persia, dan Mesir. Dan ia mengatur sistem administrasi mencontoh sistem yang sudah berkembang di Persia. Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia yang bernama Abu Lu’lu’ah.

8

Page 9: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

Sebelum wafat ia menunjuk enam orang yaitu Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad Ibn Abu Waqas, dan Abdurrahman Ibn ‘Auf. Setelah ia wafat tim ini bermusyawarah dan menunjuk Usman sebagai Khalifah melalui persaingan yang ketat dengan Ali Ibn Abi Thalib. Dimasa kekhalifahan Usman (664-655 M) Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodesdan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti disini.

Pemerintahan Utsman berlangsung selama 12 tahun, dan diakhir pemerintahan beliau muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari kaum yang kecewa tersebut. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib.

Ali hanya memerintah selama 6 tahun dan terjadi pergolakan. Ia memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman dan memberlakukan distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam. Tidak lama Ali menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah, dengan alasan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah dibunuh. Ali ingin menghindari perang, dan meminta perkara tersebut diselesaikan secara damai. Dan perangpun berkobar. Perang ini disebut dengan perang Jamal (unta) karena Aisyah menunggang unta dalam pertempuran tersebut. Ali menang dalam pertempuran tersebut, Zubair dan Thalhah terbunuh, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.

Muawiyah sudah membangun kekuatan untuk menjatuhkan kekhalifahan Ali, ia didukung oleh sejumlah pejabat yang kehilangan kedudukan dan jabatan. Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah tentara besar. Pasukannya berpapasan dengan Mu’awiyah di Shiffin. Pertempuran terjadi, ini disebut dengan perang Shiffin. Karena penyelesaian melalui takhim tidak berhasil malah menghasilkan golongan ketiga yaitu golongan Khawarij yaitu orang keluar dari barisan Ali. Maka semakin lemahlah kedudukan Ali, dan Ia terbunuh oleh salah satu anggota Khawarij.

Kedudukan Ali kemudian dijabat oleh anaknya Hasan, namun karena kepemimpinannya lemah maka kedudukannya digantikan oleh Mu’awiyah Ibn Abu Sufyan. Maka berakhirlah masa Khulafa’ur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah.

Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khilafah Rasyidah. Khalifahnya disebut al-Khulafa’ur Rasyidun (Khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Ciri-ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul menurut teladan nabi. Mereka dipilih secara musyawarah. Setelah periode ini, pemerintahan Islam berbentuk kerajaan, dan pemimpinnya bersifat otoriter.

9

Page 10: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

2. Khilafah Bani Umayyah

Kekhalifahan Bani Umayyah diperoleh dengan cara kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan cara musyawarah ataupun pemilihan. Meskipun ia menggunakan istilah khalifah dalam pengertian “penguasa yang diangkat oleh Allah”. Kekuasaan Bani Umayyah berumur kira-kira 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan oleh Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebelumnya. Khalifah-khalifah besar dinasti ini adalah; Muawiyah Ibn Abi Sufyan (661-680M), Abd Al-Malik Ibn Marwan (685-705M), Umar Ibn Abd al-Aziz (717-720M) dan Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724-743M).

Dinasti Bani Umayyah melakukan ekspansi daerah kekuasaan Islam antara ke Asia Tengah, serta berjasa melakukan pembangunan di segala bidang. Meskipun demikian keadaan politik juga bukan berarti stabil. Muawiyah tidak menaati perjanjiannya dengan Hasan Ibn Ali. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan. Salah satunya datang dari Husein Ibn Ali, pada tahun 680 M, ia pindah dari Mekah ke Kufah atas permintaan golongan Syiah yang ada di Irak. Umat Islam di sini tidak mengakui Yazid. Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbela, tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sedangkan tubuhnya dikubur di Karbela. Namum perlawanan kaum Syiah tidak padam sampai disini. Selain itu gerakan-gerakan anarkis yang dilancarkan kelompok Khawairij dan Abdullah Ibn Zubair di Mekah namun semuanya dapat diredakan.

Dinasti Bani Umayyah berakhir di tangan khalifah Hasyim Ibn Abdul Malik, karena khalifah-khalifah sesudahnya bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal tersebut memperkuat gerakan oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani.

3. Khilafah Bani Abbas

Kekhalifahan Abbasiyah didirikan oleh penguasa yang merupakan keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. yaitu Al-Saffah Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbas. Dinasti ini berlangsung cukup panjang 750-1258M. Ia terdiri atas lima periode:

1. Periode pertama 750-847M, disebut pengaruh Persia pertama.

2. Periode kedua (232H/847M-334H/945M), disebut sebagai pengaruh Turki pertama.

10

Page 11: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

3. Periode ketiga (334 H/945M-447/1055M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, disebut juga masa pengaruh Persia kedua.

4. Periode keempat (447H/1055M-590H/1194M), masa kekuasaan Bani Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, disebut masa pengaruh Turki kedua.

5. Periode kelima (590H/1194M-656H/1258M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, namun efektif kekuasaannya hanya sebatas kota Baghdad.

Daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833M). Kekayaan banyak dimanfaatkan untuk keperluan sosial seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, dan farmasi. Dan tingkat kemakmuran paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini.

Imam-imam mahzab hukum yang empat lahir pada masa pemerintahan Abbasiyah yang pertama. Imam-imam tersebut antara lain yaitu; (1)Imam Abu Hanifah (700-767M), pendapat hukumnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di Kufah, yang kental dengan kebudayaan Persia (2) Imam Malik (713-795 M) banyak menggunakan hadist dan tradisi masyarakat Madinah (3) Imam Syafi’i (767-820M) dan (4) Imam Ahmad Ibn Hanbal (780-855M).

Aliran theologi seperti Khawarij, Murji’ah dan Mu’tazilah berkembang di masa dinasti Abbasiyah. Mu’tazilah adalah aliran yang menggunakan rasionalitas karena ia dipengaruhi oleh pemikiran Yunani yang di bawa ke dalam Islam. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat dan melahirkan filsuf dan ilmuwan seperti; (1)Al-Farazi, astronom Islam yang pertama kali menyusun astrolobe dan Al-Fargani, menulis ringkasan Ilmu astronomi,(2) Al-Razi dan Ibnu Sina ahli ilmu kedokteran, ia menulis ensiklopedia kedokteran paling besar dalam sejarah,(3)Al-Khawarizmi dalam ilmu matematika, ia pencipta ilmu Aljabar, (4) Al-Mas’udi, ahli di bidang sejarah dan geografi, (5) Al-Farabi, ibn Sina dan Ibnu Rusyid adalah ilmuwan dibidang filsafat mereka menginterpretasi filsafat Yunani seperti Aristoteles, Socrates dan Plato.

11

Page 12: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

BAB. IV. Masa Disintegrasi (1000-1250M)

Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai dinasti Abbasiyah pada periode pertama mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok. Setiap khalifah cenderung ingin hidup lebih mewah dari pendahulunya. Pejabat dan hartawan mencontoh gaya hidup tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya dinasti Abbasiyah selain gangguan yang terjadi pada roda pemerintahan dan rakyat menjadi miskin. Kondisi ini membuka peluang kepada tentara Turki yang semula dipilih oleh khalifah Al-Mu’tashim untuk mengambil alih pemerintahan. Khalifah melakukan hal tersebut karena dilatarbelakangi persaingan antara golongan Arab dan Persia. Kemunduran politik Bani Abbas terjadi pada masa khalifah Al-Mutawakkil, pemerintahannya lemah karenanya berhasil direbut oleh orang-orang Turki. Inilah permulaan masa disintegrasi dalam sejarah politik Islam.

1. Dinasti-dinasti yang Memerdekakan Diri dari Baghdad

Meskipun dinasti Bani Abbas memperoleh kejayaan namun tidak pernah diakui oleh Spanyol dan seluruh Afrika Utara bahkan banyak daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah. Alasannya antara lain;(1) mungkin para khalifah tidak cukup kuat menundukkan mereka, (2) penguasa Bani Abbas lebih menitikberatkan pembinaan peradaban dan kebudayaan daripada politik dan ekspansi. Akibatnya satu-persatu provinsi-provinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas.

Menurut Watt sebenarnya keruntuhan kekuasaan Bani Abbas mulai terlihat sejak abad ke-9. Fenomena tersebut bersamaan dengan datangnya pemimpin-pemimpin militer di provinsi-provinsi tertentu yang membuat mereka benar-benar independen sementara kekuatan militer Bani Abbas mengalami kemunduran. Pengangkatan anggota militer Turki, ternyata kemudian menjadi ancaman besar bagi kekuasaan khalifah. Terlebih lagi muncul gerakan fanatisme kebangsaan, berupa gerakan Syu’ubiah (kebangsaan Arab).

Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khilafah Abbasiyah, diantaranya adalah:

1. Yang berbangsa Persia; Thahiriyah di Khurasan, Shafariyah di Fars, Samaniyah di Transoxania, Sajiyyah di Azerbaijan, dan Buwaihiyah di Baghdad.

2. Yang berbangsa Turki; Thuluniyah di Mesir, Ikhsyidiyah di Turkistan, Ghaznawiyah di Afghanistan, dan dinasti Saljuk.

3. Yang berbangsa Kurdi; Al-Barzuqani, Abu Ali, Ayubiyah.

4. Yang berbangsa Arab; Idrisiyyah di Marokko, Aglabiyah di Tunisia, Dulafiyah di Kurdistan, Alawiyah di Tabaristan, Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil.

5. Yang mengaku dirinya khilafah:

12

Page 13: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

a. Umawiyah di Spanyol

b. Fathimiyah di Mesir.

Persaingan antar bangsa sangat jelas menjadi pemicu disintegrasi dan perbedaan pandangan antara pemeluk Syiah dan Sunni. Adapun faktor-faktor lainnya antara lain:

1. Luasnya wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan

2. Semakin profesionalnya angkatan bersenjata sehingga ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi

3. Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara bayaran sangat besar. Pada saat kekuatan militer menurun, khalifah tidak sanggup memaksa pengiriman pajak ke Baghdad.

2. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan

Pada masa pemerintahan Bani Abbas, perebutan kekuasaan sering terjadi terutama di awal berdirinya. Namun pada masa-masa berikutnya walaupun khalifah tidak berdaya, namun tidak ada usaha perebutan kekuasaan dari tangan mereka. Namun kekhalifahan dibiarkan sebagai jabatan keagamaan yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat. Kekuasaan didirikan jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-dinasti kecil yang merdeka. Turki berhasil merebut kekuasaan tersebut. Di tangan mereka khalifah bagaikan boneka yang tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan merekalah yang memilih dan menjatuhkan khalifah sesuai dengan keinginan politik mereka.

Setelah kekuasaan berada di tangan orang-orang Turki pada periode kedua, pada periode ketiga (334H/945M-447H/1055M) daulat Abbasiyah berada di bawah berada di bawah kekuasaan Bani Buwaih. Jasa Bani Buwaih terlihat dari pembangunan kanal-kanal, mesjid-mesjid, beberapa rumah sakit, dan sejumlah bangunan umum lainnya serta darinya perhatian pengembangan ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Namun politik Bani Buwaih tidak bertahan lama , karena setelah generasi pertama tiga bersaudara Ali, Hasan dan Ahmad diperebutkan oleh anak-anak mereka, dan hal ini menyebabkan ketidakstabilan politik. Akhirnya kekuasaannya jatuh ke tangan dinasti Bani Seljuk yang berasal dari suku Ghuz di wilayah Turkistan. Dinasti Seljuk kuat pengaruhnya terutama secara militer mereka sangat tangguh, bani Seljuk menganut paham sunni.

Posisi dan kedudukan khalifah lebih baik setelah dinasti Seljuk berkuasa, setidaknya mereka mampu mengembalikan wibawa yang lama dirampas oleh Syiah. Tughrul Bek pemimpin kala itu memindahkan pusat pemerintahan ke Naisabur dan Ray. Dinasti-dinasti kecil yang sebelumnya memisahkan diri

13

Page 14: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

akhirnya mengakui kedudukan Bani Abbasiyah untuk membendung paham Syiah dan mengembangkan mahzab Sunni yang mereka anut.

Kejayaan Bani Seljuk terjadi pada masa Alp Arselan, selain ia melakukan ekspansi Islam sampai ke Byzantium, yang dikenal dengan Manzikart ia juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan agama yang mencapai puncaknya pada zaman Sultan Malik-syah. Maliksyah dibantu oleh perdana menterinya Nizham Al-Mulk, yang kemudian memprakarsai berdirinya Universitas Nizhamiyah (1065M) dan Madrasah Hanafiah di Baghdad. Sesudah mereka terjadi kemunduran pemerintahan, dinasti-dinasti kecil kembali memisahkan diri. Kekuasaan terakhir berada di tangan Khawarizm Syah pada 1199 M.

3. Perang Salib

Latar belakang dari perang salib adalah peristiwa Manzikart 461 H (1071 M) dimana Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 yang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis dan Armenia. Perang ini menimbulkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam. Dan kebencian tersebut bertambah ketika dinasti Seljuk berhasil merebut Bait Al-Maqdis pada tahun 471 H dari dinasti Fathimiyah di Mesir dan menetapkan peraturan bagi umat Kristen yang hendak berziarah ke sana. Hal ini menyulitkan mereka. Pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat kristen di Eropa untuk melakukan perang suci. Perang ini dikenal dengan nama perang salib.

Perang Salib terjadi dalam tiga periode:

1. Periode Pertama: tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond memperoleh kemenangan besar, dengan 150.000 tentara mereka berhasil merebut Bait Al-Maqdis, 15 Juli 1099 M.

2. Periode kedua: Salhah Al-Din Al-Ayyubi menggantikan Nuruddin Zanki melanjutkan perang salib kedua yang dicetuskan oleh Paus Eugenius karena jatuhnya Edessa ke tangan kaum muslimin pada tahun 1144 M. Salhah Al-Din berhasil merebut kembali Bait Al-Maqdis. Namun kemudian dibuat perjanjian antara tentara salib dengan Salhah Al-Din yang disebut dengan Shul al-Ramlah dalam perjanjian ini, orang-orang Kristen yang berziarah ke bait Al-maqdis tidak akan diganggu.

3. Periode ketiga: Raja Jerman Frederik II berusaha merebut kembali Bait Al-maqdis namun ia hendak merebut Mesir terlebih dahulu. Tentara muslim di bawah dinasti Mamalik berhasil mempertahankan Palestina. Disamping itu Perang Salib berkobar di Timur, dan di Barat sampai akhirnya Islam terusir dari Spanyol.

14

Page 15: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

D. Sebab-sebab Kemunduran Pemerintahan Bani Abbas

1. Persaingan Antarbangsa: dinasti Abbasiyah cenderung memilih orang-orang Persia daripada orang Arab, dan dengan adanya ‘assyabiyah kesukuan dan perpecahan di bangsa Arab sendiri. Masing-masing bangsa ingin mendominasi sehingga akhirnya pada masa kekhalifahan Al-Mutawakil yang lemah tentara Turki naik dan menguasai Bani Abbas.

2. Kemerosotan Ekonomi: setelah khalifah mengalami masa kemunduran, pendapatan negara menurun, yang disebabkan oleh menyempitnya wilayah kekuasaan.

3. Konflik Keagamaan: datang dari golongan Zindiq dari Persia dengan kaum muslim, Islam Syiah dan Sunni, serta aliran theologis mu’tazillah yang cenderung rasional dituduh bid’ah oleh golongan salaf (pengikut Hanbali).

4. Ancaman dari Luar: perang salib yang berlangsung dalam beberapa gelombang menelan banyak korban dan serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam.

Daftar Pustaka :

Dr. Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam “Dirasah Islamiyah II”, Rajawali Press, Jakarta, 2010

15

Page 16: Tugas Makalah Peradaban Dan Kebudayaan Islam

Dari segi ajaran paling dasar dalam Islam muncullah ilmu akidah yang membahas soal iman, kufr dan sebagainya. Ilmu ini kemudian dengan masuknya logika dari Yunani ke dalam Islam berkembang menjadi ilmu kalam yang sekarang dikenal dengan nama teologi Islam. Didalamnya terdapat lima aliran, Khawarij, Mur’jiah, Mu’tazilah, Asy’ariah dan Maturidiyah.

Sejarah perkembangan ilmu kalam;

Ilmu kalam kalau diterjemahkan ke dalam bahasa sekarang adalah teologi Islam. Ilmu kalam membahas tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan, seperti iman, kufur, perbuatan manusia, perbuatan dan sifat Tuhan, serta membahas soal akidah.

Masalah akidah muncul sebagai akibat dari masalah politik. Setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, umat Islam di Madinah mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah ke-empat, sebagai penggantinya. Pengangkatannya ditentang oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Gubernur Damsyik, dengan alasan bahwa Ali ikut bertanggung jawab atas pembunuhan utsman bin Affan. Akibat pertentangan inilah terjadi perang Shiffin.

16