tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

16
TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MAKALAH KEBUDAYAAN MASYARAKAT BATAK DOSEN PENGAMPU: Drs.Hery B.Mantir Nama: Sylvester Saragih Nim : AFC 110 041 Jurusan : Ilmu Pendidikan dan Keguruan

Upload: sylvester-saragih

Post on 05-Dec-2014

7.255 views

Category:

Education


11 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA

MAKALAH

KEBUDAYAAN MASYARAKAT BATAK

DOSEN PENGAMPU:

Drs.Hery B.Mantir

Nama: Sylvester Saragih

Nim : AFC 110 041

Jurusan : Ilmu Pendidikan dan Keguruan

Prody : Administrasi Pendidikan

Page 2: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini

kami membahas “Kebudayaan Masyarakat Batak”.

Makalah ini dibuat dalam rangka menambah wawasan sehingga mampu mngembangkan

kreaktifitas mahasiswa(i).

Terima kasih saya kepada semua pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan

makalah ini. Kritik dan sarannya sangat di harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Demikian saya ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Palangkaraya, 04 Oktober 2010

Penyusun’

Sylvester Saragih

NIM: AFC 110 04

i

Page 3: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ………………………………………………………….................ii

I. PENDAHULUAN ……...……………………….……………………..1

- A. Latar Belakang ……………………………….………………..........1

- B. Rumusan Masalah ……………………………….………….................2

- C. Tujuan Makalah ……….…………………………….……................2

II. PEMBAHASAN ……….…………………………….……………....3

- A. Identifikasi …..………………………………….……………...3

- B. Interaksi Sosial dalam Masyarakat Batak .................................................4

- C. Mata Pencarian Hidup ...........................................................................5

- D. Religi .....................................................................................................6

- E. Masalah Pembangunan dan Modernisasi ........ ........................................6

III. PENUTUP ……..……………………………………………………...7

- A. Kesimpulan …...…………………………………………………….7

- B. Saran .………………………………………………………...8

ii

Page 4: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batak adalah salah satu suku yang ada di Indonesia dan juga merupakan ciptaaan Tuhan Yang Maha Kuasa bukan merupakan ciptaaan mahluk halus atau jelmaannya. Pada jaman dahulu memang kebanyakan dalam kehidupan orang Batak dipenuhi dengan dunia hitam “berbau mistik” tetapi itu adalah bentuk dari belum terkabarnya berita tentang kekristenan di tanah batak!!! Coba seandainya Yesus Kristus lahir ditanah batak 2000 tahun lalu mungkin batak bukan begitu adanya pada dahulu kala, apakah itu harus kita perdebatkan???. Budaya memang lahir dari pikiran manusia sebagai mahluk ciptaaan Tuhan yang paling mulia tetapi kalau kita kaji secara positif apa jadinya orang batak sampai abat ke 18 apabila tidak  ada satu tatanan atau aturan (adat) yang berlaku umum yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, yah mungkin batak sangat sembraut, tidak ada pesta adat kawin dsb,

Apabila kita bercerita dengan orang tua atau yang banyak tahu tentang jaman dahulu, boleh dikatakan Tuhan paling dekat dengan orang batak dimana orang berjanji tidak boleh ingkar, orang batak sangat taat pada orang tua, tidak boleh hidup dengan sembarangan atau salah satu contoh yang paling konkrit adalah PARPADANAN dari marga marga yang sampai sekarang belum dilanggar, walaupun masih banyak sisi negatif dalam dunia hitam ”hadatuon”, dimana banyak orang saling berlomba memperkuat ilmu sampai sampai makan orang untuk hadatuon “ilmu hitam”itu, memang tidak bisa dipungkiri. Mengapa pada masa itu terjadi demikian ?, menurut pendapat saya bahwa orang batak itu orang yang jiwa ingin tau yang tinggi, dan ingin dihormati, dengan apa yang menjadi tolak ukur pada jaman itu?, Salah satunya mungkin hadatuon karena hadatuon tsb lah ilmu yang paling tinggi pada jaman itu karena belum ada ilmu Kedokteran, Fisika, Biologi, atau Matematika yang sampai pada orang batak pada saat itu, dan bila kita lihat sekarang orang berlomba sekolah sampai mengerjar gelar S1,S2,S3 bahkan ada yang mencari gelar dengan membeli karena pada saat sekarang yang paling tinggi dalam penilaian orang batak adalah parbinotoan”pengetahuan”

 

Adat adalah tata cara orang batak dalam melakukan interaksi dengan orang lain dimana sudah diatur dengan kesepakatan kesepakatan nenek moyang orang batak, kalau kawin adatnya begini, kalau mamasuki jabu adatnya begitu dll dengan konsep dalihan natolu yang menjadi motor dari semua pesta adat orang batak. Pada jaman dahulu memang dalam setiap pesta dilakukan dengan mistik karena pada jaman itu itulah yang sangat dipercayai orang dengan melakukan pertama, maniti ari na dengan, dengan memanggil datu bolon.

1

Page 5: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam penulisan dan pemahaman makalah ini, maka penulis

merumuskan beberapa hal yang bersangkutan dengan kebudayaan masyarakat Batak, yaitu :

Bagaimanakah keadaan kebudayaan masyarakat Batak ?

Bagaimanakah masalah sosial yang ada dalam masyarakat Batak?

Bagaimanakah sistem interaksi dalam masyarakat Batak ?

Bagaimanakah keadaan agama dalam masyarakat Batak ?

Bagaimanakah keadaan ekonomi dalam masyarakat Batak ?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

Agar pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat Batak.

Agar pembaca dapat memahami salah satu bentuk masalah sosial yang ada dalam

masyarakat Batak.

Agar pembaca dapat menelaah sistem interaksi dalam kehidupan keseharian

masyarakat Batak.

Agar pembaca mengetahui bagaiman kehidupan beragama masyarakat Batak.

Agar pembaca mengetahui bagaiman kehidupan ekonomi masyarakat Batak.

Page 6: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi

Suku / masyarakat Batak hidup di kawasan Sumatra Utara. Sebagian masyarakat yang tinggal di daerah ini adalah masyarakat Batak. Suku Batak pertama sekali mendiami daerah karo dan kawasan danau Toba.

Sebagai bagian dari sejarah bangsa, budaya Batak sudah ada sejak berabad-abad tahun yang lalu. Dimulai dari kerajaan Sisingamangaraja yang pertama (kakek buyut Raja Sisingamangaraja XII, pahlawan nasional Indonesia), suku Batak tetap eksis sampai saat ini dengan tetap mempertahankan identitasnya. Pewaris kebudayaan Batak tetap menjaga, memelihara serta melestarikan Budaya Batak sebagai kebudayaan warisan nenek moyang. Budaya Batak yang bersifat kekeluargaan, gotong royong dan setia kawan telah mengakar disetiap langkah hidup orang Batak. Budaya Batak sudah menjadi falsafah hidup bagi warganya ditengah era globalisasi dewasa ini.

Identitas kesukubangsaan merupakan internalisasi nilai yang diwariskan oleh orang tua

secara informal kepada setiap anak sejak dari kecil untuk membangun eksistensi ke-Batakan-nya

(habatahon), yang kelak dapat merupakan jalan, wahana, dan alat memasuki tujuan hidup suku

bangsa Batak. Dengan demikian, identitas budaya ini disebut sebagai nilai instrumental

(instrumental values). Visi suatu suku bangsa adalah tujuan hidup suatu kolektif, dalam hal ini

tujuan suku bangsa Batak, yang merupakan tujuan akhir yang diidam-idamkan masyarakat.

Dengan demikian, visi tujuan hidup ini disebut sebagai nilai terminal (terminal values). Pedoman

interaksi merupakan landasan interaksi masyarakat, yang berfungsi menentukan kedudukan, hak,

dan kewajiban masyarakat, mengatur serta mengendalikan tingkah laku masyarakat dalam

kehidupan sosial sehari-hari, dan menjadi dasar demokrasi untuk penyelesaian masalah terutama

secara musyawarah dan mufakat dalam masyarakat Batak Toba.

B. Interaksi Sosial dalam Masyarakat Batak

Sistem interaksi pada masyarakat Batak adalah Dalihan Na Tolu ”Tungku Nan Tiga”,

yang terdiri atas dongan tubu (pihak semarga), boru (pihak penerima istri), dan hula-hula (pihak

Page 7: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

pemberi istri). Dalam interaksinya, setiap orang akan memiliki sikap berperilaku yang berbeda

pada masing-masing pihak itu. Orang akan manat mardongan tubu ”hati-hati pada teman

semarga”, elek marboru ”membujuk pada pihak penerima istri” , dan somba marhula-hula

“hormat pada pihak pemberi istri”. Jelas bahwa nilai interaksional ini hanya bisa dipahami,

bahkan dijelaskan, setelah memiliki dan memahami nilai identitas.

Visi orang Batak sangat jelas, yakni ingin memiliki Hagabeon-Hamoraon-Hasangapon. Istilah hagabeon berarti ”mempunyai keturunan terutama anak laki-laki”, hamoraon berarti ”kekayaan atau kesejahteraan” , dan hasangapon berarti ”kehormatan”. Hamoraon dan hagabeon sangat jelas indikatornya, tetapi hasangapon agak abstrak: hasangapon adalah hagabeon plus hamoraon. Untuk mencapai hagabeon, orang harus menikah; untuk mencapai hamoraon, orang harus mandiri, kerja keras, gotong royong, dan berpendidikan, yang kesemuanya membuat orang dapat mencapai hasangapon. Oleh karena hagabeon-hamoraon-hasangapon itu merupakan visi dan tujuan kehidupan orang Batak, maka itulah yang disebut dengan nilai terminal.

Akhirnya, nilai utama Budaya Batak, yakni identitas sebagai instrumental values, sistem

interaksi sebagai interactional values, dan visi sebagai terminal values dapat difungsikan dan

diwariskan dalam pembentukan sumber daya manusia untuk mencapai keberhasilan

pembangunan suku bangsa Batak. Pewarisan, internalisasi, dan resosialisasi nilai-nilai budaya di

atas sejak dini kepada masyarakat Batak akan menciptakan sumber daya manusia yang betul-

betul menjadi human capital terutama di daerah bonapasogit. Manusia sebagai sosok dan tokoh

selalu menarik diperbincangkan dari aneka sudut pandang. Perbincangan akan lebih menarik bila

sosok dan ketokohan seseorang relevan dan kontributif bagi pengembangan sumber daya

generasi muda. Sosok dan tokoh yang menyejarah dapat menjadi acuan untuk membangun sikap

dan semangat patriotisme. Manusia dalam konteks budaya adalah individu yang mampu berperan

sebagai penggagas, pelaku, dan penghasil. Ketiga peran ini terakumulasi dan termanifestasi

dalam prestasi (achievement). Gagasan, tindakan dan kinerja manusia yang berlandaskan pada

prestasi gemilang sampai kapanpun akan menjadi idaman dan sumber inspirasi bagi tiap-tiap

individu. McClelland, (1987) berkata bahwa ada tiga motif sosial yang dapat membuat orang

berhasil, yakni motif berprestasi (the achievement motive), motif berkuasa (the power motive),

dan motif persahabatan (the affiliation motive). Ketiga motif sosial itu ternyata ditentukan oleh

lingkungan budayanya. Tanpa sistem marga Dalihan Na Tolu, suku bangsa Batak sudah lama

lenyap oleh kemajuan zaman.

Page 8: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

Suku bangsa yan terdapat dala masyarakat Batak ialah Karo, Toba, dan simalungun. Dari suku bagsa ini terdiri dari beberapa marga dan sub marga.

C. Mata Pencarian Hidup

Sebagian masyarakat batak bercocok tanam di irigasi dan ladang. Orang batak untuk

sebagian besar, masih mengarap tanahnya menurut adat kuno. Diladang atau disawa-sawah, padi

hanya di tanam dan di panen sekali setahun. Dalam bercocok tanam orang batak selalu bergoto

royong baik saat bertanam maupun saat panen tiba.Di samping bercocok tanam, pertenakan juga

merupakan suatu mata pencaharian yang penting bagi orang batak umumnya. Hewan yang biasa

diternakan ialah kerbau, babi, bebek, ayam, dan kambing.Di daerah pinggiran danau toba,

biasanya masyarakat Batak menagkap ikan dengan perahu lesung. Penangkapn ikan

dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seperti bulan Juni sampai Agustus. Hasil tangkapan

ikan di jual kepasar.

D. Religi

Tanah batak dipengaruhi oleh beberapa agama, seperti Islam dan Protestan. Agama ini

masuk pada Abad ke-19. Masyarakat Batak pada umumnya beragama kristen dan hanya sedikit

yang memeluk agama Islam. Walaupun demikian masyarakat perdesaan suku Batak tetap

memepertahankan agama aslinya. Orang batak percaya bahwa, yang menciptakan alam semesta

ini adalah debata (ompung) mulajadi na bolon. Dia tinggal diatas langit dan mempunyai nama-

nama seseui tugasnya. Suku batak memiliki tiga konsep dalam masalah roh, tondi, sahala, dan

begu. Tondi adalah jiwa orang itu sendiri dan sekaligus juga merupakan kekeuatan. Sahala ialah

jiwa kekuatan yang dimiliki oleh seseorang yang di dapati melalui pembelajaran. Begu ialah

tondinya orang yang meninggal.

D. Masalah Pembangunan dan Modernisasi

Hingga sekarang ditengah ditengah perubahan dimensi ruang dan dimensi waktu, pola

kebudayaan Dalihan Na Tolu masih bertahan mengikuti zaman. Walaupun begitu derasnya

arus globalisasi namun kebudayaan Batak Dalihan Na Tolu masih tetap dijaga secara turun-

temurun dan tidak terpengaruh budaya asing.

Page 9: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya perkembangan teknologi, globalisasi dan

era informasi yang pesat membawa dampak bagi perkembangan budaya Batak juga. Dari

berbagai identitas budaya yang telah diwariskan turun-temurun, ada yang harus disesuaikan

dengan kondisi yang terjadi sekarang. Penyesuaian tersebut dilakukan karena tidak sesuai dengan

undang-undang yang berlaku di Indonesia.

Salah satu contohnya adalah dalam hal sistem pembagian harta warisan. Hukum adat Batak

yang patrilineal tidak mengakui adanya pembagian harta warisan bagi anak perempuan. Semua

warisan dari orangtua diberikan pada anak laki-lakinya yang esensial sebagai penyambung

keturunan menurut garis bapak. Namun dewasa ini sistem hukum adat yang patrilineal yang

dianut suku Batak dalam hak warisan bagi anak laki-laki sedang mendapat ujian berat. Hal ini

berkaitan dengan unifikasi hukum nasional buat seluruh warga negara Indonesia, dimana anak

laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam pembagian warisan. Oleh sebab itu

hukum adat Batak tersebut kemudian disesuaikan. Anak laki-laki dan perempuan adalah sama

dalam pembagian warisan.

Walau terjadi unifikasi hukum nasional buat seluruh masyarakat Indonesia, namun budaya

Batak tetap akan dijaga. Walau Sisinga Mangaraja telah gugur namun falsafah hidup Dalihan Na

Tolu tidak pernah hilang. Dan pola Kebudayaan Batak sejak abad XIV hingga kini tidak pernah

dapat ditumbangkan oleh kebudayaan asing. Zaman boleh berubah, teknologi boleh semakin

maju, arus globalisasi boleh semakin deras tapi kebudayaan Batak tetap harus dilestarikan.

Budaya Batak akan tetap bertahan dan berkembang dalam perubahan multi dimensi.

Page 10: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suku / masyarakat Batak hidup di kawasan Sumatra Utara. Sebagian masyarakat yang tinggal di daerah ini adalah masyarakat Batak. Suku Batak pertama sekali mendiami daerah karo dan kawasan danau Toba. Sebagian masyarakat batak bercocok tanam di irigasi dan ladang. Di smping bercocok tanam, pertenakan juga merupakan suatu mata pencaharian yang penting bagi orang batak umumnya. Di daerah pinggiran danau toba, biasanya masyarakat Batak menagkap ikan dengan perahu lesung.

Masyarakat Batak pada umumnya beragama kristen dan hanya sedikit yang memeluk

agama Islam. Walaupun demikian masyarakat perdesaan suku Batak tetap memepertahankan

agama aslinya. Orang batak percaya bahwa, yang menciptakan alam semesta ini adalah debata

(ompung) mulajadi na bolon. Dia tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama seseui

tugasnya. Walau terjadi unifikasi hukum nasional buat seluruh masyarakat Indonesia, namun

budaya Batak tetap akan dijaga. Walau Sisinga Mangaraja telah gugur namun falsafah hidup

Dalihan Na Tolu tidak pernah hilang. Dan pola Kebudayaan Batak sejak abad XIV hingga kini

tidak pernah dapat ditumbangkan oleh kebudayaan asing. Zaman boleh berubah, teknologi boleh

semakin maju, arus globalisasi boleh semakin deras tapi kebudayaan Batak tetap harus

dilestarikan. Budaya Batak akan tetap bertahan dan berkembang dalam perubahan multi dimensi.

B. Saran

Kebudayaan yang dimiliki suku Batak ini menjadi salah satu kekayaan yang

dimiliki oleh bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga kelestariannya. Dengan membuat

makalah suku Batak ini diharapkan dapat lebih mengetahui lebih jauh mengenai

kebudayaan suku Batak tersebut dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang

pada kelanjutannya dapat bermanfaat dalam dunia kependidikan

Page 11: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Raja Malem . 2005. Budaya Batak Dalam Perubahan Multidimensi, Bandung :

ITB Press. (Sebuah Makalah).

Ningrat, Kountjara. 2004. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta :Djambatan.

Salomo, Mangaradja. 1938. Memilih dan Mengangkat Radja di Tanah Batak menurut Adat

Asli.. Sibolga: Rapatfonds Tapanuli.

Page 12: Tugas mata kuliah pend pancasila ( makalah suku batak )