tugas modul geriatri
TRANSCRIPT
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 1/10
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) dari National Institute of Health(NIH), tekanan darah tinggi
atau hipertensi bagi orang dewasa didefinisikan sebagai:
tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dan tekanan diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi
Dalam Pembaruan NHLBI pedoman untuk hipertensi pada tahun 2003, sebuah kategori tekanan darah baru ini ditambahkan
disebut prehipertensi
yaitu tekanan sistolik 120 mm Hg - 139 mm Hg dan tekanan diastolik 80 mm Hg - 89 mm Hg
Panduan NHLBI baru sekarang mendefinisikan tekanan darah normal sebagai berikut:tekanan sistolik kurang dari 120 mm Hg dan tekanan diastolik kurang dari 80 mm Hg
Namun angka-angka ini harus digunakan sebagai pedoman saja. Sebuah pengukuran tekanan darah tinggi t idak selalu
merupakan indikasi dari suatu masalah. membuat diagnosis hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak hanya dari pengukuran
sekali saja namun perlu melihat beberapa pengukuran tekanan darah selama beberapa hari atau minggu sebelumnya.
Nadi normal untuk orang dewasa yang sehat berkisar 60-100 denyut per menit. Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat
pada saat berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi.
Suhu Tubuh
Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi,
gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8 derajat
Fahrenheit, atau setara dengan 36,5 derajat Celsius sampai 99 derajat Fahrenheit atau 37,2 derajat Celcius.
Respirasi normal untuk orang dewasa di kisaran sisa 12-20 kali per menit.
Sumber: http://www.healthsystem.virginia.edu/UVAHealth/adult_cardiac/vital.cfm
Tekanan darah pada dewasa ( JNC VII : JAMA 289:2560-72, 2003) :
•Normal: < 120 mmHg / <80 mmHg
•Prehipertensi: 120-139 mmHg / 80-89 mmHg
•Hipertensi stadium 1: 140-159 mmHg / 90-99 mmHg
•Hipertensi stadium 2: >160 mmHg / >100mmHg
Suhu Badan
Suhu badan diperiksa dengan termometer badan dapat berupatermometer air raksa atau termometer elektrik.
Pemeriksaan dapat dilakukanpada mulut, aksila, lipat paha atau rektum. Pengukuran suhu melalui mulutbiasanya lebih mudah
dan hasilnya lebih tepat dibandingkan melalui rektum,tetapi termometer air raksa dengan kaca tidak seyogyanya dipakai untuk
mulut,pada penderita yang tidak sadar, gelisah, atau tidak dapatmenutup mulutnya.Pemeriksaan secara rektum biasanya
memberikan hasil pemeriksaan yang lebihtinggi sebesar 0,4 – 0,5 derajat dibandingkan lewat mulut. Suhu tubuh normal :36,6˚C
– 37,2 ˚C. Pada cuaca yang panas dapat meningkatkan hingga 0,5˚C darisuhu normal. Suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suu
mulut.
Jenis suhu:
–Sub febril / Sub febris
–Febril / Febris / Pireksia
–Hiperpireksia (> 41,6 ˚C), comtoh : heat stroke, malignant hyperthermia.
–Hipotermia (< 35 ˚C), contoh hipotiroidism, paparan terhadap dingin.
Nilai denyut nadi manusia
Bradikardia < 60xmenit
Nilainormal 70-80x menit
Nilai cepat takikardi >80x menit
Suhu normal tubuh manusia
Normal : 36, 5 – 37,5
Hipotermia < 36 50:
Hipertemia > 37, 50:
Nilai normal pernafasan manusia1820xmenit
<18xmenit nafaslambat bradipneu
> 20xmenit nafascepat takipneu
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 2/10
Hemoglobin (Hb)
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL
Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain
pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-
obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi /
diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan
gentamisin.
Hematokrit
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan
tiga kali hemoglobin.
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka
bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan
overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
Leukosit (Hitung total)
Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil
rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700 sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat
menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis
hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain
antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Leukosit (hitung jenis)
Nilai normal hitung jenis
Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)
Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan
meningkat.
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan
sebutan shift to the left . Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi
yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa,
keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 3/10
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right . Infeksi yang
disertai shift to the right biasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara
lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.
Trombosit
Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.
Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan
sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis
berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya,
kecuali jika >1.000.000 sel/mm3.
Laju endap darah
Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama
Nilai normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam pertama
Nilai normal wanita hamil 18-70 mm/jam pertama
Nilai normal anak <10 mm/jam pertama
LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, danpenyakit keganasan.
LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis.
Hitung eritrosit
Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.
Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat,
polisitemia, anemiasickle cell .
Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan, penurunan fungsi sumsum tulang, malaria,
mieloma multipel, lupus, konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
NILAI RUJUKAN NORMAL LABORATORIUM DAN KETERANGANNYA
Oleh : dr.Abu Hana
Latar Belakang
Agar dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala.
Setiap laboratorium dalam menentukan nilai ‘normal’tergantung pada alat yang dipakai dan cara pemakaiannya. Tidak ada
standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi
angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai rujukanpada lembaran ini.
Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter!
Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama.
Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan
lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong
– tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi beberapa nilai. Oleh karena faktor ini,
hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’ untuk perempuan dan ‘L’ untuk
laki-laki.
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 4/10
Laboratorium Darah
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
Eritrosit (sel darah
merah)uta/µl
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) g/dL12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit %40 – 50 (P)
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0
Monosit % 2,0 – 8,0
Laju endap darah (LED) mm/jam< 15 (P)
< 10 (L)
Leukosit (sel darah
putih)103/µl 5,0 – 10,0
MCH/HER pg 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit 103/µl 150 – 400
Catatan:
Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja,
dengan nilai rujukan 50,0 –75,0 persen
Fungsi Hati (LFT)
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
ALT (SGPT) U/L
< 23 (P)
< 30 (L)
< 41 U/I (IFCC)
AST (SGOT) U/L< 21 (P)
< 25 (L)
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 5/10
< 37 U/I (IFCC)
Alkalin fosfatase U/L
15 – 69
40 – 129 (IFCC)
GGT (Gamma GT) U/L
5 – 38
8 – 61 (Persyn&Szaz)
Bilirubin total mg/dL 0,25 – 1,0
Bilirubin langsung mg/dL 0,0 – 0,25
Protein total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52
Fungsi Ginjal
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
Kreatinin Darah U/L60 – 150 (P)
70 – 160 (L)
Urea mg/dL 8 – 25
Natrium mmol/L 135 – 145
Klorida mmol/L 94 – 111
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0
Profil Lipid
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
Kolesterol total mg/dL 150 – 200
HDL
LDL
mg/dL
mg/dL
45 – 65 (P)
35 – 55 (L)
< 100 (Direk)
Trigliserid mg/dL 120 – 190
Lain-lainUkuran Satuan Nilai Rujukan
Glukosa (darah, puasa) mg/dL 70 – 100
Amilase U/L 30 – 130
Asam Urat mg/dL2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W)
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 6/10
Waktu Protrombin
Kontrol
HBsAg
Anti HAV Ig M
Anti HCV
-
-
10,7 – 14,3
10,9 – 15,5
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (ECLIA)
NEGATIF : < 1,0 COI
POSITIF : >= 1,0 COI (EIA)
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (EIA)
Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)
Glucose : Negatif
Billirubin : Negatif
Keton : < 5 mg/dl
Berat Jenis : 1,001-1,035
pH : 4,6 – 8,0
Protein : < 30 mg/dl
Urobilinogen : < 1,0 EU/dl
Nitrit : Negatif
Blood : Negatif
Leukosit : Negatif
Sedimen
Sel epitel : Negatif
Leukosit ; < 5 LPB
Eritrosit ; < 5 LPB
Silinder, Kristal dan Bakteri ; Negatif
HITUNG DARAH LENGKAP
Hitung Darah Lengkap Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini memeriksa
jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya
dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Semua sel darah dibuat di sumsum tulang.
Beberapa obat dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan
putih. Setiap laboratorium mempunyai nilai rujukan untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan
hasil tes yang berada di luar nilai normal.
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 7/10
Laporan hasil sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini berarti jumlah yang dicatat harus
dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan;x103 jumlah sebenarnya adalah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.
Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes.
1. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah; Hemoglobin (Hb) yaitu
protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT)
yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh
mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi
secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat.
Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi baru lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0 – 16,0 gr/dl).
2. Volume Eritrosit
Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang kecil berarti
ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit
kronis. MCV yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya.
MCV yang besar menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda.Biasanya
hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis
anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-
Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan
kepekatan hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.
Trombosit atau platelet (PT atau PLT)
Berfungsi membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita
mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat
HIV dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh besarpada kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih
yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang.
Nilai Leukosit Bayi baru lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).
Leukosit rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.;
Neutrofil
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 8/10
berfungsi melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70 persen. Jika
neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti
gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) dapat menyebabkan neutropenia.
Limfosit
Ada dua jenis utama limfosit:
Sel-B untuk membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan membunuh kuman,
serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV.
Jumlah limfosit umumnya 20-40 persen leukosit.
Hitung darah lengkap biasanya tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap
tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini melawan infeksi dengan
memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan.
Monosit beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi
menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3 persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala
penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah meningkat terutama jika kita diare, kentut, atau perut
kembung. Hal ini menandai adanya parasit.
Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau
alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1 persen leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih:
neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini
dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 =2.648.
TES KIMIA DARAH
Kalsium, adalah bagian utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja dengan baik, sertauntuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat
mempengaruhi hasil tes kalsium (lihat albumin di bawah).
Hasil tes kalsium yang rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah akibat kekurangan gizi
(malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang tidak normal bisa jadi karena masalah pencernaan.
Fosfor, seperti juga kalsium, merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh gagal ginjal.
Glukosa, adalah gula, yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.
Elektrolit, berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita mengalami dehidrasi
(kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.
Tingkat natrium menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar
adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah
(akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi.
Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalium mempengaruhi beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung.
Tingkat kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 9/10
Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam,adalah bagian utama
dalam darah.
Bikarbonat memperlihatkan system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan keasaman
darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat asam laktik yang tinggi dalam darah.
TES FUNGSI GINJAL
Tes dasar untuk fungsi ginjal adalah nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau kadang disebut sebagai urea) dan
kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam urat yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh ginjal.
BUN mengukur tingkat nitrogen darah.
Nitrogen adalah hasil buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat BUN yang tinggi dapat
disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau gagal ginjal atau jantung.
Kreatinin adalah hasil buangan dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah menunjukkan fungsi ginjal. Dokter
menggunakan tingkat kreatinin sebagai petanda langsung mengenai baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan produk
buangan dari tubuh.
TES FUNGSI HATI
Tes laboratorium yang disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur tingkat enzim yang terdapat dalam
hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang membantu atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat
enzim yang tinggi menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis atau penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim ini – beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat membantu dokter menemukan
masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium hati mencakup:
ALT, sering juga disebut sebagai SGPT
AST, sering juga disebut sebagai SGOT
Bilirubin, cairan berwarna kuning yang dibuat pada waktu sel darah merah dihancurkan. Obat antiretroviral indinavir (semacam
protease inhibitor) dapat meningkatkan tingkat bilirubin
Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan pada aliran air empedu atau kehancuran
tulang
Tes Kimia Darah Lain
Kolesterol Total, Konsensus lipid ( < 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas tinggi, > 240 mg/dl=Tinggi)
Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid ( < 40 mg/dl =rendah, > = 60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol LDL (Direk), Konsensus lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl= mendekati optimal, 130-159 mg/dl= Batas
tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)
Trigliserida, Konsensus lipid ( < 150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499 mg/dl= Tinggi, >=500 mg/dl=SangatTinggi)
Rasio Kolesterol Total/C.HDL, Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk, 3-6 = Normal, >6 = High Risk)
Asam Urat terbentuk akibat penguraian DNA, bahan genetik dalam sel.
Asam ini biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup umum. Jumlahnyayang sangat tinggi
dapat terjadi bila ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dari darah atau karena leukemia (kanker darah) atau limfoma
(kanker getah bening )
5/16/2018 Tugas Modul Geriatri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-modul-geriatri 10/10
Albumin adalah protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel, memberi gizi pada sel, serta
mengeluarkan produk buangan.
Tingkat albumin yang rendah biasanya menunjukkan masalah gizi. Karena albumin mengangkut begitu banyak zat dalam darah,
tingkat albumin yang rendah dapat mempengaruhi hasil tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan testosteron.
Globulin (juga disebut sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh.
Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat tinggi. Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE
dan IgM.
Laju Endap Darah (LED) atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.
LED yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis,
atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.
Tes Protein C-Reactive (CRP) adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun lebih cepat daripada LED.
Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko lebih tinggi terhadap serangan jantung.
——————————————–