tugas nesa

42
MATA 1.1 Orbita Rongga orbita secara skematis digambarkan sebagai piramida dengan empat dinding yang mengerucut ke posterior. Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak parallel dan dipisahkan oleh hidung. Pada setiap orbita, dinding lateral dan medialnya membentuk sudut 45 derajat, menghasilkan sudut siku antara kedua dinding lateral. Bentuk orbita di analogikan sebagai buah pir, dengan nervus optikus sebagai tangkainya. Diameter lingkar anterior sedikit lebih kecil dari pada diameter region di bagian dalam tepian sehingga terbentuk bingkai pelindung yang kokoh. (Vaughan, 2014) Volume orbita dewasa kira-kira 30mm dan bola mata hanya menempati sekitar 1/5 bagian rongga. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya.batas anterior rongga orbita adalah septum orbitale, yang berfungsi sebagai pemisah antara palpebral dan orbita.orbita berhubungan dengan sinus frontalis ; sinus maksilaris di bawah, serta sinus etmoidalis dan sphenoidalis di medial. Dasar orbita yang tipis mudah rusak timbulnya fraktur “blow out” dengan herniasi isi orbita ke dalam antrum maksilaris. (Vaughan, 2014) 1

Upload: alviss-rmid

Post on 14-Jul-2016

258 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

5466532

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Nesa

MATA 1.1 Orbita

Rongga orbita secara skematis digambarkan sebagai piramida dengan empat dinding

yang mengerucut ke posterior. Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak parallel dan

dipisahkan oleh hidung. Pada setiap orbita, dinding lateral dan medialnya membentuk sudut

45 derajat, menghasilkan sudut siku antara kedua dinding lateral. Bentuk orbita di

analogikan sebagai buah pir, dengan nervus optikus sebagai tangkainya. Diameter lingkar

anterior sedikit lebih kecil dari pada diameter region di bagian dalam tepian sehingga

terbentuk bingkai pelindung yang kokoh. (Vaughan, 2014)

Volume orbita dewasa kira-kira 30mm dan bola mata hanya menempati sekitar 1/5

bagian rongga. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya.batas anterior rongga orbita

adalah septum orbitale, yang berfungsi sebagai pemisah antara palpebral dan orbita.orbita

berhubungan dengan sinus frontalis ; sinus maksilaris di bawah, serta sinus etmoidalis dan

sphenoidalis di medial. Dasar orbita yang tipis mudah rusak timbulnya fraktur “blow out”

dengan herniasi isi orbita ke dalam antrum maksilaris. (Vaughan, 2014)

1.2 Dinding Orbita

Atas orbita terutama terdiri atas pars orbitalis ossis frontalis. Kelenjar lakrimal

terletak di dalam fossa glandulae lakrimalis di bagian anterior lateral atap. Ala minor ossis

1

Page 2: Tugas Nesa

sphenoidalis yang mengandung kalanis optikus melengkapi bagian atap di posterior. Dinding

lateral dipisahkan dari bagian atap oleh fissure orbitalis superior, yang memisahkan ala

minor dari ala major ossis sphenoidalis. Bagian anterior dinding lateral dibentuk oleh facies

orbitalis ossis zygomatici (malar). Inilah bagian terkuat dari tulang-tulang orbita.

Ligamentum suspensorium, tendo palpebralis lateralis, dan ligamentum ”check´mempunyai

jaringan ikat yang lekat pada tuberculum orbitale lateral. (Vaughan, 2014)

Dasar orbital dipisahkan oleh dinding lateral oleh fissure orbitalis inferior. Pars

orbitalis maxillae membentuk daerah sentral yang luas bagian dasar orbita dan merupakan

tempat tersering terjadinya fraktur blowout. Proceessus frontalis maxillae di medial dan os

zygomaticum di lateral melengkapi tepi inferior orbita. Processu orbitalis ossis palatin

membentuk daerah segitiga kecil pada dasar posterior. (Vaughan, 2014)

1.3 Apeks Orbita

Apeks orbita adalah tempat masuk semua saraf dan pembuluh ke mata dan tempat

asal semua otot ekstrakular, kecuali obliquus inferior. Fissura orbitalis superior terletak

diantara korpus serta ala major dan minor ossie sphenoidalis. Vena oftalmica superior dan

nervus lakrimalis, frontalis, dan trochlearis berjalan melalui bagian lateral fissura yang

terletak diluar annulus zinn. Ramus superior dan inferior nervus oculomotorius serta nervus

abducens dan nasociliaris berjalan melalui bagian media fissure di daam annulus zinn.

Nervus optikus dan arteria oftalmica berjalan melalui canalis optikus, yang juga terletak di

dalam annulus zinn. Vena oftalmica inferior dapat melalui bagian manapun dari fissure

orbitalis superior, termasuk bagian yang bersebelahan dengan korpus ossis sphenoidalis yang

terletak di sebelah inferomedial annulus zinn. Vena oftalmica inferior sering bergabung

dengan vena oftalmica superior sebelum keluar dari orbita. (Vaughan, 2014)

2

Page 3: Tugas Nesa

1.4 Bola Mata

Bola mata orang dewasa normal hampir bulat dengan diameter anteroposterior sekitar

24,2 mm. (Vaughan, 2014)

1.5 Konjungtiva

Konjungtiva adalah membrane mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus

permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sclera

(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra (suatu

sambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus. (Vaughan, 2014)

Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat

ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva meliputi ke posterior (pada forniks

superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris.

(Vaughan, 2014)

Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di forniks dan berlipat

berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar

permukaan konjungtiva sekretorik. (duktus-duktus kelenjar lakrimal bermuara ke forniks

temporal superior). Konjungtiva bulbaris melekat longgar pada kapsul tenon dan sclera

dibawahnya, kecuali di limbus (tempat kapsul tenon dan konjungtiva menyatu sepanjang

33mm). (Vaughan, 2014)

3

Page 4: Tugas Nesa

1.6 Kapsul Tenon (Fascia Bulbi)

Kapsul tenon adalah suatu membrane fibrosa yang membungkus bola mata dari

limbus sampai nervus optikus. Didekat limbus, konjungtiva, kapsul tenon, dan episklera

menyatu. Lebih posterior lagi, permukaan dalam kapsul tenon berhadapan langsung dengan

sclera, dan sisi luarnya berhadapan dengan lemak orbita dan struktur-struktur lain dalam

kerucut otot ekstraokular. Pada titik tempat kapsul tenon ditembus tendo-tendo otot

ekstraokulardalam perjalanannya menuju ketempat insersinya di bola mata, kapsul ini

membentuk lipatan tubular disekeliling otot-otot tersebut. Lipatan-lipatan fascia ini akan

menyatu dengan fascia ototnya, fascia yang bersatu ini melebar ke struktur-struktur

sekelilingnya dan ke tulang orbita. Perluasan fascia ini cukup laku dan membatasi kerja otot

ekstraokular sehingga dikenal sebagai ligament check. Ligament ini mengatur arah gerak

otot-otot ekstraokular dan berfungsi sebagai origo mereka. Segmen bawah kapsul tenon tebal

dan mneyatu dengan fascia muskulus rectus inferior dan musculus obliquus inferior

membentuk ligamentum suspensorium bulbi. (Vaughan, 2014)

4

Page 5: Tugas Nesa

1.7 Sklera dan Episklera

Sclera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar, yang hamper

seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan berwarna putih serta bebratasan

dengan kornea disebelah anterior dan durameter nervus optikus di posterior. Pita-pita

kolagen dan jaringan elastin membentang di sepanajang foramen sclera posterior,

membentuk lamina cribrosa, yang diantaranya dilalui oleh berkas akson nervus optikus.

Permukaan luar sclera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis jaringan elastis halus

episklera yang mengandung banyak pembuluh darah yang mendarahi sclera. Lapisan

berpigmen cokelat membentuk lapisan luar ruangan suprakoroid. (Vaughan, 2014)

1.8 Kornea

Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding dengan

Kristal sebuah jam tangan kecil.kornea ini disisipkan ke dalam sclera pada limbus, lekukan

melingkar pada sambungan ini disebut sulcus skleralis. Kornea dewasa rata-rata mempunyai

tebal 550 milimikron di pusatnya. Kornea terdiri dari lapisan epitel, membrane bowman,

stroma, membrane descement dan endotel. (Vaughan, 2014)

5

Page 6: Tugas Nesa

Sumber-sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus,

humor aqueous, dan air mata. Kornea superficial juag mendapatkan sebagian oksigen dari

atmosfir. Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari cabang pertama (oftalmicus) nervus

cranialis V (trigeminus). (Vaughan, 2014)

1.9 Traktus Uvealis

Traktus uvealis terdiri atas iris, corpus ciliare, dan koroid. Bagian ini merupakan

lapisan vascular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sclera. (Vaughan, 2014)

1.9.1 Iris

Iris adalah perpanjangan corpus cilliare ke anterior. Iris berupa permukaan

pipih dengan aperture bulat yang terletak ditengah, pupil. Iris terletak

berasambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan

dari bilik mata belakang, yang masing-masing berisi aqueous humor. Kedua lapisan

berpigmen pekat pada permukaan posterior iris merupakan perluasan neuroretina

dan lapisan epitel pigmen retina ke arah anterior. (Vaughan, 2014)

Perdarahan iris di dapat dari circulis major iris. Kapiler-kapiler iris

mempunyai lapisan endotel yang berlubang sehingga normalnya tidak

membocorkan fluorescein yang disuntikkan secara intravena. Persarafan sensoris

iris melalui serabut-serabut dalam nervi cillares. (Vaughan, 2014)

6

Page 7: Tugas Nesa

1.9.2 Corpus Cilliare

Corpus cilliare, yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan

melintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar

6 mm). corpus cilliare terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak, pars licata

(2 mm), dan zona posterior yang datar, pars plana (4 mm). processus cilliares ini

berasal dari pars plicata. (Vaughan, 2014)

1.9.3 Koroid

Koroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sclera. Koroid

tersusun atas 3 lapisan pembuluh darah koroid: besar, sedang dan kecil. Semakin

7

Page 8: Tugas Nesa

dalam pembuluh terletak di dalam koroid, semakin lebar lumennya. Bagian dalam

pembuluh darah koroid dikanal sebagai koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid

dialirkan melalui 4 vena portikosa, satu ditiap kuadran posterior. Koroid disebelah

dalamdibatasi oleh membrane bruch dan disbelah luar oleh sclera. (Vaughan, 2014)

1.10 Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avascular, tak berwarna, dan hamper

trasnparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. lensa tergantung pada

zonula dibelakang iris : zonola menghubungkannya dengan korpus cilliare. Di sebelah

anterior lensa terdapat aqueous humor : di sebelah posteriornya, vitreus. Kapsul lensa adalah

sautu membrane semi permeable (sedikit lebih permeable dari pada dinding kapiler) yang

akan memperbolehkan air dan elektrolit masuk. (Vaughan, 2014)

8

Page 9: Tugas Nesa

1.11 Aqueos Humor

Aqueous humor diproduksi oleh corpus cilliare. Setelah memasuki bilik mata

belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian ke

perifer menuju sudut bilik mata depan. (Vaughan, 2014)

1.12 Sudut Bilik Mata Depan

Sudut bilik mata depan terletak pada pertautan antara kornea perifer dan pangkal iris.

Ciri-ciri anatomis utama sudut ini adalah garis schwalbe, anyaman trabekula (yang terlatak

di atas kanal schlemm) dan taji sclera (sclera spur). (Vaughan, 2014)

Garis schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea. Anyaman trabekula berbentuk

segitiga pada potongan melintang, dengan dasar yang mengarah ke korpus cilliare. Anyaman

ini btersusun atas lembar-lembar berlubang jaringan kolagen dan elastic, yang membentuk

suatu filter dengan pori yang semakin mengecil ketika mendekati kanal schlemm. (Vaughan,

2014)

9

Page 10: Tugas Nesa

1.13 Retina

Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semi trasnparan yang

melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke anterior

hamper sejauh korpus cilliare dan berakhir pada orasserata dengan tepi yang tidak rata.

(Vaughan, 2014)

Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada oraserata dan 0,56 mm pada kutup posterior.

Ditengah-tengah retina posterior terdapat macula berdiameter 5,5 sampai 6 mm, yang secara

klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah retina

temporal. (Vaughan, 2014)

1.14 Vitreus

10

Page 11: Tugas Nesa

Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avascular yang membentuk 2/3

volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa, rerina dan discus

optikus. Permukaan luar vitreus-membran hyaloid-normalnya berkontak dengan struktur-

struktur berikut : kapsul lensa posterior, serta serat zonula, pars plana lapisan epitel, retina,

dan caput nervi optici. (Vaughan, 2014)

1.15 Adneksa Mata

1.15.1 Alis Mata

Alis mata adalah lipatan penebalan kulit yang ditutupi rambut. Lipatan kulit

tersebut ditunjang oleh serat-serat otot dibawahnya. Glabella adalah prominentia

tanpa rambut di antara alis. (Vaughan, 2014)

11

Page 12: Tugas Nesa

1.15.2 Kelopak Mata

Palpebra (kelopak mata) superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit

yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedepi

membantu menyebarkan lapisan tipis air mata, yang melindungi kornea dan

konjungtiva dari dehidrasi. Palpebras superior berakhir pada alis mata: palpebral

inferior menyatu dengan pipih. (Vaughan, 2014)

Kelopak mata terdiri ats 5 bidang jaringan yang utama. Dari superficial ke

dalam terdapat lapisan kulit, otot rangka (orbicularis okuli), jaringan areolar,

jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan lapisan membrane mukosa (konjungtiva

palpebralis). (Vaughan, 2014)

1.15.3 Apparatus Lakrimalis

12

Page 13: Tugas Nesa

Kompleks nlakriminali terdiri atas kelenjar lakrimal, kelenjar lakrimal

aksesorius, kanalikuli, sacus lakrimalis, dan duktus nasolakriminalis. Kelenjar

lakriminal terdiri atas struktur-struktur berikut:

1) Bagian orbita berbentuk kenari, terletak di dalam fossa glandulae

lakriminalis disegmen temporal atas anterior orbita yang dipisahkan dari

bagian palpebral oleh kornula lateralis muskulus levator palpebrae. (Vaughan,

2014)

2) Bagian palpebral yang lebih kecil terletak tepat diatas segmen temporal

forniks konjungtivae superior. Duktus sekretorius lakriminal yang bermuara

pada sekitar 10 lubang kecil, menghubungkan bagian orbita dan bagian

palpebral kelenjar lakrimal dengan forniks konjungtiva superior. (Vaughan,

2014)

1.16 Fisiologi Mata

Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui lensa mata dan

kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai mencapai otak melalui saaf

otik, sehingga mata secara terus menerus menyesuaikan untuk melihat suatu benda.

Iris bekeja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke

dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar dan pada suasana terang pupil akan

13

Page 14: Tugas Nesa

mengecil. Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita.

Pada saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan

mencapai korteks sehingga memasuki saraf kesadaran. Sistem yang terdiri dari mata

dan alur saraf yang mempunyai peranan penting dalam melihat di subut alat visual.

Mata mengendalikan lebih dari 90 % dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua

jabatan visual ini memainkan peranan yang menentukan. Organ visual ikut

bertanggung jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum.

TELINGA

1.1 Telinga Luar

Telinga luar atau pinna (auricula=daun telinga) merupakan gabungan dari rawan

yang diliputi kulit. Bentuk rawan ini unik dan dalam merawat trauma telinga luar, harus

diusahakan untuk mempertahankan bangunan ini. Kulit dapat vterlepas dari rawan

dibawahnya oleh hematoma tau pus, dan rawan yang nekrosis dapat menimbulkan

deformitas kosmetik pada pinna. (Boies, 2015)

Liang telinga memiliki tulang rawan pada bagian lateral namun bertulang disebelah

medial. Sering kali adapenyempitan di linang telinga pada perbatasan tulang dan rawan ini.

Sendi temporomandibularis dan kelenjar parotis terletak di depan liang telinga sememntara

processus mastoideus terletak di belakangnya. Saraf fasialis meninggalkan formaen

stilomastoideus dan berjalan ke lateral menuju procesuss styloideus di posteroinferior liang

telinga, dan kemudian berjalan di bawah liang telinga untuk memasuki kelenjar parotis.

Rawan liang telinga merupakan salah satu patokan pembedahan yang digunakan untuk

mencari saraf fasialis ; patokan lainnya adalah sutura tympanomastoideus. (Boies, 2015)

Membrane timpani atau gendang telinga adalah sautu bangunan berbentuk kerucut

dengan puncaknya umbo, mengarah ke medial. Membrane timpani umumnya bulat. Penting

untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang

14

Page 15: Tugas Nesa

mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membrane timpani, dan

bahwa ada bagian hipotimpanum yang meluas melampaui batas bawah membrane timpani.

Membrane timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan fibrosa di

bagian tengah dimana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa bagian dalam. Lapisan

fibrosa tidak terdapat atas processu lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian dari

membrane timpani yang dsiebut membrane shrapnel menjadi lemas (flaksid). (Boies, 2015)

1.2 Telinga Tengah

Telinga tengah yang berisi udara dapat dibayangkan sebagai suatu kotak dengan 6

sisi. Dinding posteriornya lebih luas dari pada dinding anterior sehingga kotak tersebut

berbentuk baji. Promontorium pada dinding medial meluas ke lateral kearah umbo dari

membrane timapani sehingga kotak tersebut lebih sempit pada bagian tengah. (Boies, 2015)

Dinding superior telinga tengah berbatasan dengan lantai fossa cranii medial. Pada

bagian atas dinding posterior terdapat aditus ad antrum tulang mastoid dan dibawahnya

adalah saraf fasialis. Otot stapideus timbul pada saraf fasialis dan tendonnya menembus

melalui suatu pyramid tulang menuju ke leher stapes. Saraf korda timpani timhbul dari saraf

fasialis di bawah staphedius dan berja;an ke lateral depan menuju inkus tetapi di medial

melaus, untuk keluar dari telinga tengah lewat sutura petrptimpanika. Korda timpani

15

Page 16: Tugas Nesa

kemudian bergabung dengan saraf lingualis dan menghantarkan serabut-serabut

sekretomotorik ke ganglion submandibularis dan serabut-serabut pengecap dari 2/3 anterior

lidah. (Boies, 2015)

Dasar telinga adalah atap bulbus jugulasris yang disebelah superolateral menjadi

sinus sigmoideus dan lebih ketengah menjadi sius trasnsversus. Keduanya adalah aliran

utama vena rongga tengkorak. Cabang aurikularis saraf vagus masuk ke telinga tengah dari

dasarnya. Bagian bawah dari dinding anterior adalah kanalis karotikus. Di atas kanalis ini

muara tuba eustakius dan otot tensor timpani yang menempati daerah superior tuba

kemudian membalik, melingkari processus koklearis formis dan berinsersi pada leher

meleus. (Boies, 2015)

Dinding lateral dari telinga tengah adalah dinding tulang epiteimpanum di bagian

atas, membrane timpani, dan dinding tulang hipotimpanum di bagian bawah. (Boies, 2015)

Bangunan yang paling menonjol pada dinding medial adalah promontorium yang

menutup lingkaran koklea pertama. Saraf timpanikus berjalan melintas promontorium ini.

Fenestra rotundum terletak di poteroiferior dari promontorium, sedangkan kaki stapes

terletak pada fenestra ovalis pada batas posterosuperior promontorium. Kanalis falopii

bertulang yang dilalui saraf fasiais terletak di atas fenestra ovais mulai dari proccesus

kokleariformis di anterior hingga pyramid stapedius di posterior. (Boies, 2015)

Ringga mastoid berbentuk seperti pyramid bersisi 3 dengan puncak mengarah ke

kaudal. Atap mastoid adalah fosa cranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fossa

cranii posterior. Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Tonjolan kanalis

semisirkularis leteralis mononjol ke arah antrum. Di bawah kedua patokan ini berjalan saraf

fasialis dalam kanalis tulanya untuk keluar dari tulang temporal melalui formamen

stilomastoideus di ujung anterior krista yang dibentuk oleh insersario otot digastrikus.

Dinding lateral mastoid adalah tulang subkutan yahng dengan mudah dapat dipalpasi di

posterior auricular. (Boies, 2015)

16

Page 17: Tugas Nesa

1.3 Telinga Dalam

Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut labirin. Derivate

vesikel otika membentuk suatu rongga tertutup yaitu labirin membrane yang terisi

endolimfe, satu-satunya cairan ekstra selular dalam tubuh yanhg tinggi kalium dan rendah

natrium. Labirinmmebran dikelelingi oleh cairan limfe (tinggi ntrium rendah kalium) yang

vterdapat dalam capsula otika bertulang. Labirin tulang dan membrane memiliki bagian

vestibular da n bagian koklear. Nbagian vestibularis (pars superior) berhubungan engan

keseimbangan, semnetara bagian koklearis (pars inferior merupakan organ pendemgaran

kita. (Boies, 2015)

Koklea melingkar seperti nrumah siput dengan uah dan ssatu stnegah putaran acis

dari spiral tersrebut di kenal sebagai modeolus, berisi beras saraf dan supplai arteri dari arteri

vertebralis. Serabut saraf kemudian berjalan menerobos suatu lamina tulang yaitu lamina

spiralis oseus untuk mencapai sel-sel sensori organ corti. Rongga koklea bertulang dibagi

menjadi 3 bagian oleh duktus koklearis yang panjangnya 35 mm dan berisi endolimfe.

Bagian atas adalah skala vestibule, berisi perilimfe dan dipisahkan dari duktus koklearis oleh

membrane reissner yang tipis. Bagian bawah adalah skala timpani juga mengandung

perilimfe dan dipisahkan dari duktus koklearis oleh lamina spiralis osseus dan membrane

basilaris. Perilimfe pada kedua skala berhubungan pada apeks kokleaspiralis tepat setelah

17

Page 18: Tugas Nesa

ujung buntu duktus koklearis melalui suatu celah yang dikenal sebagai helikotrema.

Membrane basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar pada apeks (nada

rendah). (Boies, 2015)

Terletak di atas membrane basilaris dari basis ke apeks adalah organ corti, yang

mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ

corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3000) dan 3 baris sel rambut luar (12.000). sel-

sel ini menggantung lewat lubang-lubang lengan horizontal dari suatu jungkat-jungkit yang

dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah

sel rambut. Pada permukaan sel-sel rambut terdapat stereosilia yang melepat pada suatu

selubung diatasnya yang cenderung datar, bersifat gelatinosa dan aselular, dikenal sebagai

membrane tektoria. Membrane tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang

terletak di medial disebut sebagai limbus. Bagian vestibulum telinga dibentuk oleh sakulus,

utrikulus dan kanalis semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung macula yang diliputi

oleh sel-sel rambut. Menutupi sel-sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang

ditembus oleh silia, dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan

dengan berat jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi, maka

gaya dari otolit akan membengkokkan silia sel-sel rambut dan menimbulkan rangsangan

pada reseptor. (Boies, 2015)

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus sempit yang juga

merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus. Macula utrikulus terletak pada bidang

yang tegak lurus terhadap macula sakulus. Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada

utrikulus. Masing-masing kanalis mempunyai suatu ujung yang melebar membentuk ampula

dan mengandung sel-sel rambut krista. Sel-sel rambut menonjol pada suatu kupula

gelatinosa. Gerakan endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan menggerakan kupula yang

selanjutnya akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel-sel

reseptor. (Boies, 2015)

18

Page 19: Tugas Nesa

1.4 Fisiologi Telinga

Sampai tingkat tertentu pinna adalah suatu “pengumpul” suara, sementara liang

telinga karena bentuk dan dimensinya, dapat sangat memperbesar suata dalam rentang 2

sampai 4kHz ; perbesaran pada frekuensi ini adalah sampai 10 hingga 15 dB. Maka suara

dalam rentang frekuensi ini adalah yang paling berbahaya jika ditunjau dari sudut trauma

akustik. (Boies, 2015)

Pada telinga tengah terdapat maleus, inkus, stapes. Tangkai dari meleus terletak

dalam membrana timpani,sedangkan otot tensor timpani berinsersi pada leher maleus. Kaput

maleus bersendi dengan permukaan anterior korpus inkus dalam epitimpanum. Inkus

memiliki prosessus brevis yang menonjol ke belakang dan prossesus longus yang berjala ke

bawah untuk bersendi dengan kaput stapes. (Boies, 2015)

19

Page 20: Tugas Nesa

Getaran suara dihantarkan lewat liang telinga dan telinga tengah ke telinga dalam

melalui stapes, menimbulkan suatu gelombang berjalan di sepanjang membrana basilaris dan

organ cortinya. Puncak gelombang berjalan di sepanjang membrana basilaris yang

panjangnya 35mm tersebut, ditemukan oleh frekuensi gelombang suara. Hal ini berakibat

membengkoknya stereosilia oleh kerja pemberar membrana tektoria, dengan demikian

menimbulkan depolarisasi sel rambut dan menciptakan potensial aksi pada serabut-serabut

saraf pendengaran yang melekat padanya. Di sinilah gelombang suara mekanis di ubah

menjadi energi elektrokimia agar dapat ditransmisikan melalui saraf kranialis ke-8.

Peristiwa listrik yang berlangsung dalam neurin juga dapat diukur dan disebut sebagai

potensial aksi. (Boies, 2015)

Terdapat sekitar 30.000 neuron aferen yang mempersarafi 15.000 sel rambut pada

tiap koklea. Masing-masing sel rambut dalam disarafi oleh banyak neuron. Hanya presentase

kecil (sekitar 10 persen) neuron afern yang mensarafi sel rambut luar, akan tetapi terdapat

percabangan-percabangan sedemikian rupa sehingga tiap neuron aferen berasal dari banyak

sel rambut luar dan tiap sel rambut luar dipersarafi oleh banyak neuron aferen. (Boies, 2015)

1.5 Fisiologi Vestibularis

Sinyal-sinyal sensorik dari telinga dalam,retina dan sistem muskuloskeletal

diintegrasikan dalam sistem saraf (ssp) agar dapat mengontrol arah pandangan, posisi serta

gerak tubuh dalam ruang. (Boies, 2015)

20

Page 21: Tugas Nesa

Reseptor sistem ini adalah sel rambut yang terletak di dalam krista kanali

semisirkularis dan makula dari organ otolit. Secara fungsional terdapat dua jenis sel. Sel-sel

pada kanalis semisirkularis peka terhadap rotasi khususnga terhadap percepatan sudut (yaitu

berubahan dalam kecepatan sudut) , sedangkan sel-sel pada organ otolit peka terharhadap

gerak linier, khususnya percepatan linier dan tersudut dan lincah ini disebabkan oleh

geometri dari kanalis dan organ otolit serta ciri-ciri fisik dari struktur-struktur yang

menutupi sel-sel rambut. (Boies, 2015)

KULIT

1.1 Lapisan Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lucidum, starum

granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. (Dalli, 2013)

Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri

dari atas beberapa laspis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya btelah

berubah menjadi keratin. (Dalli, 2013)

Stratum lucidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan

sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasmanya yang berubah menjadi protein yang disebut

eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki. (Dalli, 2013)

21

Page 22: Tugas Nesa

Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel

gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini

terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum

juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki. (Dalli, 2013)

Stratum spinosum (stratum malphigi) atau disebut pula prickle cell layer (lapisan

akanta) terdiri atas bebrapa lapis sel yang berbentuk polygonal yangbhbesarnya berbeda-

beda karena adanya proses mitosis. Protoplasma nya jernih karena banyak mengandung

glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin

gepeng bentuknya. (Dalli, 2013)

Stratum basalis terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumner) yang tersusun

vertical pada perbatasan dermo epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini

merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. sel-sel basal ini mengadakan mitosis dab

berfungsi reproduktif. (Dalli, 2013)

1.2 Lapisan Dermis

Lapisan dermis adlaah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada

epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-elemen

seluler ndan folikel rambut. Secara garis besar di bagi menjadi 2 bagian yakni:

22

Page 23: Tugas Nesa

1) Pars papilare yaitu bagian yang menojol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan

pembuluh darah.

2) Pars retikulare yaitu bagian dibwahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini

terdiri ats serabut-serabut penunjang. (Dalli, 2013)

1.3 Lapisan Subkutis (hypodermis)

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi

sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke

pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. (Dalli, 2013)

Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipishakan satu dengan yang lain oleh

trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panniculus adipose, berfungsi sebagai

cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan

getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokalisainya. (Dalli,

2013)

23

Page 24: Tugas Nesa

1.4 Adneksa Kulit

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.

1) Kelenjar kulit terdapat dilapisan dermis, terdiri atas :

a. Kelenjar keringat (glandula sudeorifera) ada 2 macam kelenjar keringat,

yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan

secret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar , teletak lebih

dalam dan sekretnya lebih dalam. (Dalli, 2013)

b. Kelenjar palit (glandula sebasea). Terletak di selkuruh permukaan kulit

masnusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar palit juga disebut

dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan secret kelenjarnini

berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat

di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut.

(Dalli, 2013)

24

Page 25: Tugas Nesa

2) Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal.

Bagian kuku yang terbgenam dala m kulit jari disebut dengan akar kuku. Bgaian

yang terbuka di atsa dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari tersebut badan

kuku dan yang paling ujung adalah kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar

kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1mm per minggu. (Dalli, 2013)

3) Rambut, terdiri ats bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian

yang berada di luar kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut, yaitu :

lanugo (yang merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan terdapat

25

Page 26: Tugas Nesa

pada bayi) dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar degan banyak

pigmen, mempunyai medulla , dan terdapat pada orang dewasa. Pada manusia

dewasa selain rambut dikepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut

kemaluan, kumis dan janggut yang pertumbhannya dipengaruhi hormone sex

(androgen). (Dalli, 2013)

1.5 Fisiologi Kulit

1.5.1 Fungsi Proteksi

Fungsi proteksi kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis

atau mekanis, misalnya tekanan atau gesekan, tarikan; gangguan kimiawi,

misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol,

asam, dan alkali kuat lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya

radiasi, sengatan ultraviolet; gangguan infeksi luar terutama kuman, bakteri

ataupun jamur. Hal di atas dimungkinkan karena adanya bantalan lemak,

tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan panjang yang berperanan

sebagai pelindungan terhadap fisis. Melanosit turut berperan dalam

melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan

tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum

korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air, di samping

itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia

dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari hasil

ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar

26

Page 27: Tugas Nesa

5-6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi baktreri

maupun jamur. Proses keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier)

mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri secara teratur. (Wasistaatmadja,

2013)

1.5.2 Fungsi Absorbsi

Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan

benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap,

begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap

air memungkinkan nkulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.

Kemampuan absorpsi klulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,

kelembaban, metabolism dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat

berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau

melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak melalui sel-sel epidermis

dari pada yang melalui muara kelenjar. (Wasistaatmadja, 2013)

1.5.3 Fungsi Ekskresi

Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak

berguna lagi atau sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat

dan amoniak. Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormone androgen

dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan

amnion, pada waktu lahir dijumpai sebagai ferniks kaseosa. Sebum yang

diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini selain meminyaki kuit

juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi

kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman

kulit pada pH 5-6,5. (Wasistaatmadja, 2013)

1.5.4 Fungsi Persepsi

Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensoris di dermis dan

subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di

dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan krasue

27

Page 28: Tugas Nesa

yang terletak di daerah dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla

dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan merkel ranvier yang

terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan

paccini di epidermis. Saraf-saraf sensoris tersebut lebih banyak jumlahnya

didaerah yang erotic. (Wasistaatmadja, 2013)

1.5.5 Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) kulit melakukan peranan ini

dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi)

pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga

memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vascular

dipengaruhi oleh saraf simpatis (acetil kolin). Pada bayi biasanya dinding

pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi

cairan, karehna itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak

mengandung air dan Na. (Wasistaatmadja, 2013)

1.5.6 Fungsi Pembentukan

Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak

dilapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel

basal : melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya

butiran pigmen (melanomas) menentukan warna kulit ras maupun individu.

Pada pulasan H.E. sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit,

disebut pula sebagai clear sel. Meanosom dibentuk oleh alat golgi dengan

bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan terhadap sinar matahari

mempengaruhi produksi melansom. Pigmen disebar ke epidermis melalui

tangan-tangan dendrit sedangkan ke lapisan kulit dibawahnya dibawa oleh

sel mleanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh

pigmen kulit, melainkan oleh juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi

Hb, dan keroten. (Wasistaatmadja, 2013)

28

Page 29: Tugas Nesa

1.5.7 Fungsi Keratinisasi

Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama

yaitu keratinosit, sel Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel

basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas

dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin keatas sel menjadi

makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti

menghilang dan keratinosit ini menadi sel tanmduk yang amorf. Proses ini

berlangsung terus menurus seumur hidup, dan sampai sekarang belum

sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat mungkin keratinosit melalui

proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung

normal selama kira-kira 14-21 hari, dan memberi perlindungan kulit

terhadap infeksi secara mekanis fisiologi. (Wasistaatmadja, 2013)

1.5.8 Fungsi Pembentukkan Vit. D

Fungsi pembentukkan vitamin D, dimungkinkan dengan mengubah 7

dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan

tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga

pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. (Wasistaatmadja,

2013)

29

Page 30: Tugas Nesa

DAFTAR PUSTAKA

Boies. 2015. Boies: Buku Ajar Penyakit THT Edisi Ke 6. EGC: Jakarta

Vaughan & Asbury. 2014. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury Edisi 17. EGC: Jakarta

Wasitaatmadja, Syarif. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ke Enam. Badan

Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia: Jakarta

30