tugas radiologi (bno-ivp & gagal jantung)

Upload: azka-faza-fadhila

Post on 21-Feb-2018

327 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    1/46

    TUGAS RADIOLOGI

    Disusun oleh:

    Azka Faza Fadhila (2011730126)

    Pembimbing:

    Dr. Donn !uli"a# !$.%ad

    KEPANITERAAN KLINIK STASE RADIOLOGI

    RSUD CIANJUR PERIODE 07 SEPTEMBER 11 OKTOBER

    PROGRAM STUDI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN

    KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    2015

    1

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    2/46

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian rama tubuh manusia

    menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun

    gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensiyang dipakai berbentuk sinar-x(x-ray) namun

    kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi

    (ultrasonic) seperti ultrasonography(!") dan juga #R$(magnetic resonance imaging).

    %&' $P adalah salah satu pemeriksaan radiografi yaitu dengan cara

    menyuntikkan at kontras melalui pembuluh darah *ena. +ujuan pemeriksaan untuk

    menggambarkan anatomi dari pel*is renalis dan sistem calyses serta seluruh tractus urinarius

    dengan penyuntikan kontras media positif secara intra *ena. Pemeriksaan ini dapat diketahuikemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut . %&' $P sangat efektif

    sebagai penegakan diagnosis pada penyakit kelainan pada ginjal, sehingga pemeriksaan ini

    sering digunakan.

    ungsi ginjal adalah tempatnya membersihkan darah dari berbagai at hasil

    metabolisme tubuh dan racun yang tidak dibutuhkan dalam berntuk air seni. sebagai organ

    *ital, ginjal harus dirawat sebaik mungkin. alau tidak, penyakit gagal ginjalbukanlah suatu

    yang mustahil akan menyerang diempunya. alau kecil, organ ginjal ini tergolong sangat

    *ital sehingga masyarakat awam menyebutnya juga dengan buah pinggang. %ila fungsi

    ginjal manusia terganggu maka at sisa tersebut tidak dapat di ekskresikan oleh ginjal

    sehingga terjadi gagal ginjal.

    Penyakit ginjal khususnya penyakit gagal ginjal kronis di dunia sudah menjadi

    masalah global. /i 0merika !erikat insiden penyakit "" diperkirakan 122 kasus per 3 juta

    penduduk per tahun dan akan meningkat sekitar 45 setiap tahunnya. /i $ndonesia jumlah

    penderita gagal ginjal kronik terus meningkat dan diperkirakan pertumbuhannya sekitar 125

    setiap tahun. !aat ini belum ada penelitian epidemiologi tentang pre*alensi penyakit ginjal

    kronik di $ndonesia. /ari data di beberapa pusat nefrologi di $ndonesia diperkirakan

    pre*alensi penyakit ginjal kronik masing-masing berkisar 122 - 1627 1 juta penduduk.

    2

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tubuhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_mekanikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Frekuensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinar-xhttp://id.wikipedia.org/wiki/X-rayhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemindaian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scanning&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultrasonic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultrasonography&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=USG&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/MRIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaginghttp://www.djamilah-najmuddin.com/ciri-ciri-penyakit-ginjalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tubuhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_mekanikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Frekuensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinar-xhttp://id.wikipedia.org/wiki/X-rayhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemindaian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Scanning&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultrasonic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultrasonography&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=USG&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/MRIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaginghttp://www.djamilah-najmuddin.com/ciri-ciri-penyakit-ginjalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran
  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    3/46

    %erdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin membahas pemeriksaan

    %&' $P pada traktus urinarius

    3

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    4/46

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Definisi

    %&' merupakan satu istilah medis dari bahasa %elanda yang merupakankependekan dari %lass &ier '*ericht (%lass 8 andung emih, &ier 8 "injal, '*ericht

    8 Penelitian). /alam bahasa $nggris, %&' disebut juga % (idney reter %lass). 9adi,

    pengertian %&' adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen 7 pel*is untuk mengetahui

    kelainan-kelainan pada daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.$P atau $ntra enous Pyelography merupakan pemeriksaan radiografi pada

    sistem urinaria (dari ginjal hingga blass) dengan menyuntikkan at kontras melalui

    pembuluh darah *ena. +ujuan pemeriksaan untuk menggambarkan anatomi dari pel*is

    renalis dan sistem calyses serta seluruh tractus urinarius dengan penyuntikan kontras

    media positif secara intra *ena. Pemeriksaan ini dapat diketahui kemampuan ginjal

    mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut .2. Anatomi dan fisiologi

    "injal

    !isi lateralnya berbentuk cembung, sisi medial cekung, sedikir pada permukaan

    anterior, sedikit cembung pada permukaan porterior. kuran ginjal 11cm x :cm x ;,6

    cm. "injal kiri sedikit lebih panjang dari pada ginjal kanan.

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    5/46

    Panjang ureter ;2-?2 cm, terletak pada posterior dari peritoneum dan didepan dari

    musculus psoas dan processus trans*ersum columna *ertebralis lumbalis. %agian distal

    berhubungan dengan *esica urinaria pada tepi lateral bagian superior.

    esica rinaria

    Penampungan urine, letaknya postero-superior terhadap sympisis pubis. %entuk dan

    ukurannya ber*ariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. apasitasnya sekitar

    @22-1222 ml.

    retra

    #erupakan traktus urinarius paling distal, tempat ekskresi urine. Panjangnya kira-kira

    ;,6 cm-3 cm pada wanita dan ;2cm pada pria.3. Patologi dan indiasi linis

    H!d"one#"osis

    >ydroneprosis adalah distensi dan dilatasi dari renal pel*ic, biasanya disebabkan

    oleh terhalangnya aliran urin dari ginjal ('bstruksi), >ydroneprosis biasa disebut

    pembesaran ginjal.

    P!elone#"itis

    '

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    6/46

    Pyelonepritis adalah inflamasi pada pel*is ginjal dan parenkim ginjal yang

    disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri infeksi bakteri pada jaringan ginjal

    yang dimulai dari saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal.

    $enal H!#e"tension

    Renal >ypertension adalah !indrom yang terdiri dari tekanan darah tinggi yang

    disebabkan oleh penyempitan arteri menyuplai ginjal (stenosis arteri ginjal)

    Pol!%"ia

    Polyuria adalah fisiologis normal dalam beberapa keadaan, seperti diuresis dingin,

    diuresis ketinggian, dan setelah minum cairan dalam jumlah besar.

    Ne#"olit&iasis

    &eprolithiasis adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam Pel*is

    atau Aalyces dari ginjal.

    6

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    7/46

    U"olit&iasis

    rolithiasis adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu didalam saluran

    ureter.

    BPH%P> (%enigna Prostat >yperplasi) adalah pembesaran progresif dari kelenjar

    prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (urethra).

    7

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    8/46

    '. Kont"a Indiasi

    a. 0lergi terhadap media kontrasb. Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung

    c. Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung

    d. #ulti myelomae. &eonatus

    f. /iabetes mellitus tidak terkontrol7parah

    g. Pasien yang sedang dalam keadaan kolik

    h. >asil laboratorium ureum B:2mg5 dan creatinin B;mg5

    (. Efe sam#ingCfek samping yang ditimbulkan oleh media kontras %&' $P

    Cfek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-bentol

    Cfek samping sedang, seperi edema dimuka7pangkal tenggorokan

    Cfek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.

    Cfek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan

    kelainan pada jantung.Pencegahan alergi pada pasien sebelum dimasukan kontras dapat dilakukan sebagai

    berikutD

    #elakukan skin test. !kin test adalah tes kepekaan kulit terhadap bahan kontras yang

    disuntikkan sedikit dipermukaan kulit (subkutan). %ila terjadi reaksi merah atau bentol

    diarea itu, segera laporkan radiolog7dokter yang jaga.

    #elakukan $ntraena test setelah skin test dinyatakan aman. $ test yaitu dengan

    menyuntikan bahan kontras kurang lebih ?-6cc kedalam *ena. !egera laporkan dokter

    jika terjadi reaksi.

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    9/46

    #emberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan

    kontras (contohnya D diphenhydramine).

    +indakan penyembuhan (yang dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan

    menimbulkan alergi)

    Reaksi ringan seperti rasa mual dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

    tarik nafas dalam lalu keluarkan melalui mulut.

    Reaksi berat diperlukan pengobatan atau pertolongan lainnya atau bila perlu

    menghentikan pemeriksaan (sesuai arahan radiolog).

    ). Pe"sia#an #eme"isaan

    a. Pe"sia#an #asien

    !ehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan

    lunak yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebutmudah dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.

    #akan terakhir pukul 1E.22 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi

    sisa makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.

    #alam hari pukul ;1.22, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax)

    sebanyak 3 tablet.

    4 9am sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk

    menjaga kadar cairan.

    Pagi hari sekitar pukul 2:.22 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk

    memasukkan dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih

    dari sisa makanan 7 faeces.

    !elama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak

    merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)

    +ujuan prosedur persiapan pasien tersebut adalah untuk membersihkan usus (gastro

    intestinal) dari udara dan faeces yang dapat mengganggu *isualisasi dari foto $P atau

    menutupi gambaran ginjal dan saluran-salurannya. Pemeriksaan yang tidak baik

    terlihat dari bayangan lucent di usus karena udara dan faeces.

    *. Pe"sia#an *a&an ont"as

    #edia kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya

    disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-; cc7kg berat badan.

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    10/46

    %ahan kontras yang disuntikkan melalui *ena fossa cubiti akan mengalir ke *ena

    capilaris, *ena subcla*ia, kemudian ke *ena ca*a superior. /ari A! bahan

    kontras akan masuk ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke *entrikel kanan

    dan mengalir ke arteri pulmo. emudian mengalir ke *ena pulmo menuju atrium

    kiri kemudian *entrikel kiri dan mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju

    aorta desendens kemudian kedalam aorta abdominalis dan masuk kedalam arteri

    renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.

    +. Pe"sia#an alat

    1) Pe"alatan Ste"il

    o ings needle &o. ;1 " (1 buah)

    o !puit ;2 cc (; buah)

    o apas alcohol atau wipes

    ;) Pe"alatan Un,Ste"il

    o Plester

    o #arker R7< dan marker waktu

    o #edia kontras $opamiro (F 32 G 62 cc)

    o 'bat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)

    o %aju pasien

    o +ourniHuet

    -. P"osed%" #eme"isaan

    Be"i%t adala& #"osed%" #eme"isaan BN I/P0

    a. Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi.

    b. Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis

    setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan).

    c. %uat plain photo %&' terlebih dahulu dengan tujuan ntuk menilai persiapan yang

    dilakukan pasien, untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria

    secara umum.,untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan

    berikutnya sehingga tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi.

    d. 9ika hasil foto %&' baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan $ test sebelum

    dimasukkan bahan kontras melalui *ena fossa cubiti

    e. !ebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.

    10

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    11/46

    f. #enyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien

    untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang

    mungkin dirasakan pasien

    g. #embuat foto 6 menit post injeksi

    h. #embuat foto 16 menit post injeksi

    i. #embuat foto ?2 menit post injeksi

    j. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil

    (pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi.

    k. oto $P bisa saja dibuat sampai inter*al waktu berjam-jam jika kontras belum turun

    . K"ite"ia teni #eme"isaan BN I/P

    a. Plain foto BN AP se*el%m inesi4

    #enggunakan kaset ?2 x 32 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

    memanjang

    Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan

    garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan

    lurus disamping tubuh.

    0turlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasiI 0tur long axis tubuh

    sejajar dengan long axis filmI0turlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan

    batas bawah pada sympisis pubis.

    AP D pertengahan film

    AR D ertikal tegak lurus film

    *. 5oto ( menit #ost inesi

    #enggunakan kaset ;3 x ?2 yang diletakkan melintang.

    Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan

    garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan

    lurus disamping tubuh.

    11

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    12/46

    0turlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasiI 0tur long axis tubuh

    sejajar dengan long axis filmI 0turlah kaset dengan batas atas pada processus

    xypoideus dan batas bawah pada crista iliaca7!$0!

    AP D pertengahan film

    AR D ertikal tegak lurus film "ambaran D

    J /ensitas baikJ +idak ada bagian &efron yang terpotong

    J ontras mengisi ginjal7 Aalyx sampai ureter proximal

    J 'pasitas mampu menampilkan organ

    ase dimana kontras media memperlihatkan nefron pada ginjal (terisi minimal)

    +. 5oto 1( menit #ost inesi #enggunakan kaset ?2 x 32 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

    memanjang.

    Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan

    garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan

    lurus disamping tubuh.

    0turlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasiI 0tur long axis tubuh

    sejajar dengan long axis filmI 0turlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan

    batas bawah pada sympisis pubis. AP D mbilikus

    AR D ertikal tegak lurus film

    ontras media memperlihatkan nefron , Pel*is renalis dan ureter proksimal terisi

    maksimal ( ungsi Ckskresi "injal yang terbendung )

    12

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    13/46

    d. 5oto 36 menit #ost inesi

    #enggunakan kaset ?2 x 32 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

    memanjang.

    Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan

    garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan

    lurus disamping tubuh.

    0turlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasiI 0tur long axis tubuh

    sejajar dengan long axis filmI 0turlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan

    batas bawah pada sympisis pubis.

    AP D mbilikus

    AR D ertikal tegak lurus film

    "ambaranD

    J /ensitas baikJ +idak ada bagian ginjal yang terpotong

    J ontras mengisi ginjal Aalyx sampai ureter distal dan sedikit mengisi

    kandung kemihJ 'pasitas mampu menampilkan organ +ractus rinarius

    13

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    14/46

    ontras media memperlihatkan nefron , Pel*is renalis dan ureter proksimal terisi

    maksimal dan ureter distal mulai mengisi kandung kemih ( ungsi Ckskresi

    "injal tidak terbendung ).

    e. 5oto #ost mi7i

    #enggunakan kaset ?2 x 32 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

    memanjang.

    !emua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. 9ika dokter meminta

    foto post mixi, pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass

    dari media kontras.

    0turlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasiI 0tur long axis tubuh

    sejajar dengan long axis filmI0turlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan

    batas bawah pada sympisis pubis.

    AP D mbilikus AR D ertikal tegak lurus film

    "ambaranD

    o /ensitas baik

    o +idak ada bagian "injal hingga yang terpotong

    o ontras eluar dari kandung kemih hingga dapat terlihat kosong

    o 'pasitas mampu menampilkan organ

    o *esica urinaria terisi penuh kontras media

    ontras media memperlihatkan

    kandung kemih dalam keadaan kosong

    ( ungsi pengosongan kandung kemih).

    8. Ke%"angan dan ele*i&an #eme"isaan

    BN I/P

    a. Kele*i&an

    o %ersifat in*asif.

    o $P memberikan gambaran dan

    informasi yang jelas, sehingga dokter

    dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya

    batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan

    o /iagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat

    dilakukan.

    1&

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    15/46

    o Radiasi relati*e rendah

    o Relati*e aman

    *. Ke%"angan

    o !elalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.

    o /osis efektif pemeriksaan $P adalah ? m!*, sama dengan rata-rata radiasi yang

    diterima dari alam dalam satu tahun.

    o Penggunaan media kontras dalam $P dapat menyebabkan efek alergi pada

    pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.

    o +idak dapat dilakukan pada wanita hamil.

    BAB III

    PENUTUP

    %&' $P merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hingga

    blass) dengan menyuntikkan at kontras melalui pembuluh darah *ena. +ujuan pemeriksaan

    untuk menggambarkan anatomi dari pel*is renalis dan sistem calyses serta seluruh tractus

    urinarius dengan penyuntikan kontras media positif secara intra *ena. Pemeriksaan ini dapat

    diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut .

    1'

    http://www.radiologyinfo.org/en/glossary/glossary1.cfm?gid=369http://www.radiologyinfo.org/en/glossary/glossary1.cfm?gid=369http://www.radiologyinfo.org/en/glossary/glossary1.cfm?gid=369
  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    16/46

    Pemeriksaan %&' $P dilakukan berdasarkan indikasi dan kontraindikasi yang

    tertera. Pemeriksan %&' $P harus dipersiapkan secara benar agar tidak terjadi pengulangan

    pemeriksaan. Prosedur pemeriksaan %&' $P dilakukan secara urut agar mendapatkan hasil

    yang maksimal. Pemeriksaan %&' $P juga memiliki kekurangan sehingga perlu diperhatikan

    sebelum pemeriksaan %&' $P dilakukan.

    9A9AL JANTUN9

    *agal +an,ung meru$akan ,aha$ akhir dari seluruh $enaki, +an,ung dan

    meru$akan $enebab $eningka,an morbidi,as dan mor,ali,as $asien +an,ung.

    -e+adian gagal +an,ung akan semakin meningka, di masa de$an karena

    16

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    17/46

    semakin ber,ambahna usia hara$an hidu$ dan berkembangna ,era$i

    $enanganan in"ark miokard.

    !tudi armingham memberikan gambaran yang cukup jelas tentang gagal jantung. Pada studi ini

    disebutkan bahwa, kejadian gagal jantung per tahun pada orang berusia K 36 tahun adalah @,;

    kasus setiap 1222 orang laki-laki dan 3,@ kasus setiap 1222 orang perempuan. /i 0merika

    hampir 6 juta orang menderita gagal jantungE.

    Pre*alensi gagal jantung pada keseluruhan populasi antara ; sampai ?25. 0ngka pre*alensi

    disfungsi *entrikel asimptomatik menyerupai pre*alensi gagal jantung, sehingga membuktikan

    dalam total populasi pre*alensi gagal jantung atau disfungsi *entrikel asimptomatik sekitar 35.

    0ngka pre*alensi meningkat tajam pada populasi usia @6 tahun, sehingga pre*alensi pada

    kelompok usia @2-42 tahun sekitar 12-;25.

    !ecara keseluruhan 625 dari total pasien meninggal dalam kurun waktu empat tahun. Cmpat

    puluh persen yang datang ke rumah sakit dengan diagnosis gagal jantung, meninggal atau

    mendapatkan rawat inap kembali dalam waktu satu tahun pertama.

    leh karena i,u $erlu di,in+au bagaimana $enegakan diagnosis dan

    $ena,alaksanaan gagal +an,ung aku, dan kronis berdasarkan li,era,ur ang

    mu,akhir.

    1.1. Definisi 9agal Jant%ng"agal jantung adalah suatu kumpulan gejala kompleks karena adanya kelainan fungsi jantung

    berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan

    dan atau kemempuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian *entrikel kiri1.

    "agal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dengan tampilan gejala nafas yang pendek

    saat melakukan istirahat atau saat melakukan aktifitas disertai atau kelelahan, tanda-tanda retensi

    cairan seperti kongesti paru atau edema pergelangan kaki, adanya bukti obyektif dari gangguan

    struktur atau fungsi jantung saat istirahat.

    !ecara singkat menurut !onnenblik, gagal jantung terjadi apabila jantung tidak lagi mampu

    memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh pada tekanan

    pengisian yang normal, padahal aliran balik *ena (venous return) ke jantung dalam keadaan

    normal;.

    17

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    18/46

    I.2. Klasifiasi 9agal Jant%ng

    Pada referat ini yang akan dibahas adalah gagal jantung akut dan gagal jantung kronik.

    A. 9agal Jant%ng A%t

    "agal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat (rapid onset)dari gejala-gejala atau

    tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. /apat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit

    jantung sebelumnya. /isfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik,

    keadaan irama jantung yang abnormal atau ketidakseimbangan dari preload atau afterload.

    "agal jantung akut dapat berupa acute de novo (serangan baru dari gagal jantung akut, tanpa ada

    kelainan jantung sebelumnya) atau dekompensasi akut dari gagal jantung kronik.

    lasifikasi gagal jantung akut berdasarkan manifestasi klinis6D

    a. "agal jantung dekompensasi (Acute decompensated congestive heart failure)

    %iasanya ada riwayat perburukan progresif pada pasien yang telah diketahui gagal jantung yang

    sedang dalam pengobatan dan bukti adanya bendungan paru dan sistemik.

    b. "agal jantung akut hipertensif (Acute heart failure with hypertension/crisis hypertension)

    +anda dan gejala gagal jantung disertai peningkatan tekanan darah dan biasanya fungsi *entrikel

    kiri masih baik. +erdapat bukti peningkatan tonus simpatis dengan takikardi dan *asokonstriksi.

    Responnya cepat terhadap terapi yang tepat dan mortaliti rumah sakitnya rendah.

    c. "agal jantung akut dengan edema paru (Acute heart failure with pulmonary edema)

    Pasien yang datang dengan distress pernafasan berat, takipnoe, dan ortopnoe, dengan ronki basah

    halus seluruh lapangan paru. !aturasi '; arteri biasanya B E2L pada udara ruangan sebelum

    diterapi oksigen.

    d. !yok kardiogenik (Cardiogenic shock/ low output syndrome)

    0danya bukti hipoperfusi jaringan akibat gagal jantung setelah dilakukan koreksi preload dan

    aritmia mayor. %ukti hipoperfusi organ dan bendungan paru terjadi dengan cepat.

    e. igh output failure

    /itandai tingginya curah jantung, umumnya disertai laju jantung yang sangat cepat

    (penyebabnya antara lain D aritmia, tirotoksikosis, anemia, penyakit paget, iatrogenik), dengan

    perifer hangat, kongesti paru, dan kadang tekanan darah yang rendah seperti pada syok septik.

    f. "agal jantung kanan (!igh-sided acute heart failure)

    1

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    19/46

    /itandai oleh sindrom low output dengan peningkatan tekanan *ena sentral tanpa disertai

    kongesti paru.

    g. !indrom koroner akut dan gagal jantung

    %anyak pasien gagal jantung datang dengan gambaran klinis dan bukti laboratoris sindrom

    koroner akut. !ekitar 165 pasien dengan sindrom koroner akut memiliki tanda dan gejala gagal

    jantung akut.

    0da beberapa klasifikasi lain "agal 9antung 0kut yang biasa dipakai di perawatan intensif, yaitu

    klasifikasi illip yang berdasarkan tanda-tanda klinis dan foto thoraks, serta klasifikasi orrester

    berdasarkan gambaran klinis dan dan status hemodinaik pada infark miokard akut. +abel berikut

    menggambarkan mengenai klasifikasi gagal jantung pada infark miokard akut?

    Ta*el 1. Klasifiasi 5o""este" gagal ant%ng

    Klasifiasi 5o""este" Perfusi dan"C#"normal

    >ipo*olemik (poor perfusion and low "C#")

    Cdema paru (near normal perfusion and high "C#")

    !yok kardiogenik (poor perfusion and high "C#")

    lasifikasi yang lain telah di*alidasi pada perawatan kardiomiopati, yang berdasarkan sirkulasi

    perifer (perfusion)dan auskultasi paru (congestion), diklasifikasikan menjadi

    elas $(0) D kering dan hangat(warm and dry)

    elas$$ (%) Dbasah dan hangat (wet and warm)

    elas $$$ (

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    20/46

    "una kepentingan praktis, gagal jantung kronik didefinisikan sebagai sindrom klinik yang

    kompleks yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat

    atau akti*itas, edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan isrirahat.

    lasifikasi "agal 9antung berdasarkan abnormalitas struktural jantung (0AA70>0) atau

    berdasarkan gejala berkaitan dengan kapasitas fungsional (&M>0)

    9am*a" 1. Klasifiasi 9agal Jant%ng *e"dasa"an a*no"malitas st"%t%"al ant%ng

    A::;AHA4 ata% *e"dasa"an geala *e"aitan dengan a#asitas f%ngsional N

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    21/46

    ardiomegali 9arang

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    22/46

    compliance *entrikel yang buruk, tidak membesar dan dihubungkan dengan kelainan fungsi

    diastolic (relaksasi) yang menghambat pengisian *entrikel@. ardiomiopati peripartum

    menyebabkan gagal jantung akut.

    Penyakit katup sering disebabkan penyakit jantung rematik. Penyebab utama terjadinya gagal

    jantung adalah regurgutasi mitral dan stenosis aorta. Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan

    kelebihan beban (peningkatan preload) sedangkan stenosis aorta menimbulkan beban tekanan

    (peningkatan afterload).

    0ritmia sering ditemukan pada pasien dengan gagagl jantung dan dihubungkan dengan kelainan

    struktural termasuk hioertropi *entrikel kiri. 0trial fibrilasi dan gagal jantung seringkali timbul

    bersamaan.

    0lkohol dapat berefek secara langsung pada jantung, menimbulkan gagal jantung akut maupun

    gagal jantung akibat aritmia. onsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan

    kardiomiopati dilatasi (penyakit otot jantung alkohol). 0lkohol menyebabkan gagal jantung ;-

    ?5 dari kasus. 0lkohol juga dapat menyebabkan malnutrisi dan defisiensi tiamin. 'bat-obatan

    juga dapat menyebabkan gagal jantung. 'bat kemoterapi seperti doxorubicin dan obat anti*irus

    seperti idofudin juga dapat menyebabkan gagal jantung akibat efek toksik langsung terhadap

    otot jantung.

    III. PAT9ENESIS

    "agal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat

    jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan7 atau

    kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian *entrikel kiri (filling

    pressure).

    erja jantung diatur oleh dua sistem yang berbeda. !istem pertama adalah regulasi secara

    intrinsik yang melibatkan respon miokard untuk meregangkan serat otot jantung sebelum proses

    kontraksi (inotropik). >al ini disebut preloaddan melibatkan proses pengisian jantung selama

    diastolik seperti *olume diastolik akhir. Respon miokard untuk meningkatkan kapasitas jantung

    setelah kontraksi dimulai disebut afterload. !istem kedua merupakan regulasi secara ekstrinsik

    yang melibatkan respon jantung terhadap kondisi-kondisi seperti stimulasi neural, hormon, obat

    dan penyakit. !etiap perubahan pada kedua sistem tersebut menyebabkan gagal jantung. !elain

    itu, sirkulasi paru dan perifer juga dapat memperburuk kondisi hemodinamik dari gagal jantung.

    22

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    23/46

    9am*a" 2. Ke"a ant%ng diat%" ole& d%a meanisme= !ait% "eg%lasi int"insi #"eload dan

    afte"load4 dan "eg%lasi est"insi !ang meli*atan stim%lasi ne%"al dan &o"mon

    3.1. H%%m Sta"ling tentang Jant%ng

    >ukum ini pertama kali dicetuskan oleh rank dan !tarling, menyebutkan bahwa pada kondisi

    fisiologi normal, tekanan yang dihasilkan oleh otot yang berkontraksi akan lebih besar bila

    sebelumnya otot mengalami peregangan. >al ini mengakibatkan selama diastolik, jika terjadi

    pengisian darah yang lebih besar ke dalam *entrikel dapat menyebabkan kontraksi berikutnya

    menjadi penuh tekanan.

    #enurut hukum !tarling, suatu peningkatan pada *olume diastolik akhir (preload)menyebabkan

    jantung memulai kontraksinya pada tekanan dan *olume yang lebih tinggi. olume sistolik akhir

    akan sedikit meningkat namun pada kondisi ini jantung akan bekerja pada *olume diastolik akhir

    yang lebih besar dan akibatnya akan mengeluarkan *olume stroke yang lebih besar juga.

    arena itu jantung mempunyai kemampuan intrinsik sendiri untuk mengontrol *olume stroke.

    %atas atas pada kontrol ini dicapai jika diperoleh *olume diastolik akhir tertentu tercapai,

    sehingga menghasilkan panjang jaringan miokard yang optimal4.

    23

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    24/46

    9am*a" 3. H%%m Sta"ling men!ataan *a&>a #eningatan #ada ?ol%me diastoli a&i"

    #"eload4 men!e*a*an ant%ng mem%lai ont"asin!a #ada teanan dan ?ol%me le*i&

    tinggi

    3.2. Pe"%*a&an #ada gagal ant%ng

    Pada kasus terjadi gagal jantung sistolik terdapat kontraktilitas *entrikel kiri yang terganggu

    sehingga terjadi pengurangan kemampuan meningkatkan *olume stroke dengan meningkatkan

    preloaddan terjadi pergerakan kur*a lebih ke sebelah kanan7 bawah dari posisi normal. 9ika

    kondisi *entrikel kiri memburuk, tekanan *olume jantung akan terus meningkat dan

    menyebabkan kongesti *ena paru. !etiap pengurangan pada preload, dengan peningkatan

    afterloadatau peningkatan tekanan inotropik atau keduanya akan menyebabkan pengurangan

    tekanan pengisian *entrikel dan kerja *entrikel akan membaik.

    Pada fase awal gagal jantung terdapat ; mekanisme yang dapat dilakukan untuk memperbaiki

    kontraktilitas miokard, yaituD

    1) mekanisme !tarling

    ;) akti*asi sistem saraf simpatik

    !elanjutnya akibat hipertropi miokard, pelemahan sistem saraf simpatik dan pengeluaran peptida

    natriuretik atrium mengkompensasi peningkatan tekanan dinding jantung.

    9ika penyakit bertambah parah, hipertropi menyebabkan perburukan fungsi jantung dan

    menyebabkan abnormalitas aliran koroner, morfologi kapiler, karakteristik mitokondria dan

    penghantaran fosfat berenergi tinggi. !elain itu, terjadi iskemia subendokard akibat peningkatan

    2&

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    25/46

    tekanan intraluminal, *asokontriksi akibat norepinefrin dan angiotensin $$, dan juga apoptosis

    yang menyebabkan fibrosis. !emua ini memperburuk kondisi gagal jantung.

    3.3. Disf%ngsi Diastoli dan Sistoli

    "agal jantung akibat disfungsi sistolik merupakan akibat dari ketidakmampuan jantung untukberkontraksi secara normal. 9antung tidak dapat memompa darah jika otot melemah sehingga

    menyebabkan penurunan *olume darah yang dipompa ke seluruh tubuh dan paru-paru, yang

    terutama akan menyebabkan pembesaran *entrikel kiri.

    "agal jantung akibat disfungsi diastolik diperoleh dari dinding jantung yang menebal sehingga

    jantung tidak dapat mengisi darah dengan normal, akibatnya akan terjadi penempatan cadangan

    darah pada atrium kiri dan pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan kongestif.

    3.'. Ati?asi Ne%"o&o"monal

    !elama ini terdapat pengertian bahwa respon neurohormonal berperan dalam patogenesis gagal

    jantung. Respon ini pada awalnya menguntungkan, namun selanjutnya menyebabkan perburukan

    pada gagal jantung. Respon ini menghasilkan beberapa perubahan hemodinamik, seperti

    *asokontriksi dan retensi *olume air. !elain itu, respon ini juga menyebabkan reaksi inflamasi

    dan berpengaruh pada pertumbuhan. 0kti*asi reaksi neurohormonal dimulai dari akti*asi sistem

    saraf simpatik.

    Ta*el 3. $es#on Ne%"o&o"monal#ekanisme Respon kompensasi jangka

    pendek

    Respon maladaptif jangka

    panjang

    $. >emodinamik

    asokonstriksi

    #empertahankan tekanan darah

    dan curah jantung dengan

    meningkatkan afterload

    #enurunkan curah jantung dan

    peningkatan konsumsi energi

    miokard

    Retensi caiaran dan elektrolit #empertahankan curah jantung

    dengan meningkatkan preload

    #enyebabkan edema dan

    kongesti paru

    Peningkatan efek adrenergik #empertahankan curah jantung #enyebabkan nekrosis kardiak,

    aritmia dan kematian mendadak$$. $nflamasi #emberikan perlindungan

    terhadap mikroorganisme dan at

    asing

    #enyebabkan apoptosis kardiak,

    kaheksia dan nekrosis

    $$$. Pertumbuhan >ipertropi akibat peningkatan

    jumlah sarkomer, menurunkan

    kebutuhan dan kemampuan

    >ipertropi yang selanjutnya

    menyebabkan peningkatan

    kebutuhan energi, apoptosis dan

    2'

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    26/46

    menyimpan energi,

    mempertahankan curah jantung

    nekrosis jantung

    3.3.1. Sistem Sa"af Sim#ati

    !istem saraf simpatik bekerja melalui reseptor N dan O adrenergik, yang pada awalnya

    memperbaiki curah jantung. &amun akti*itas yang tertahan dari sistem saraf simpatik merubah

    gagal jantung kompensasi menjadi gagal jantung simptomatik yang mengakibatkan efek yang

    tidak diinginkan, yaitu mempengaruhi kinerja *entrikel.

    3.3.2. Sistem $enin,angiotensin,aldoste"on $enin,angiotensin,aldoste"on s!stem; $AAS4

    0kti*asi R00! berperan dalam patogenesis gagal jantung. !istem ini bertanggung jawab

    terhadap respon maladaptif jangka panjang yang mengakibatkan perburukan gagal jantung.

    R00! diaktifkan oleh sistem saraf simpatik, menurunnya tekanan arteri renal, hiponatremi,

    diuretik dan *asopresin. >al ini menyebabkan suatu jalur reaksi proteolitik yang mengakibatkan

    pembentukan angiotensin $$. 0ngiotensin $$ ini yang kemudian mengakibatkan berbagai respon

    maladaptif.

    enomena pelepasan angiotensin

    Penghambat 0AC menurunkan tekanan darah dengan menurunkan kadar angiotensin $$ dan

    aldosteron. >al ini terjadi karena penghambatan proses perubahan angiotensin $ menjadi

    angiotensin $$, yang dipengaruhi oleh enim 0AC, sehingga akhirnya merusak sistem R00!.

    !elain dengan mengurangi kadar angiotensin $$, efek antihipertensi juga dipengaruhi oleh

    penurunan pelepasan norepinefrin pasca sinaptik, penghambatan R00! pada pusat *asomotor di

    medula oblongata dan akumulasi bradikinin. 0AC$ tidak menghambat produksi angiotensin $$

    melalui mekanisme non-0AC sehingga kadar angiotensin $$ tidak dapat ditekan secara total.

    0kibatnya, kadar angiotensin $$ dapat kembali normal. >al ini disebut fenomena pelepasan

    angiotensin.

    9LIKSIDA JANTUN9 DI9@IN4

    26

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    27/46

    9am*a" '. Efe Sistem $enin,angiotensin,aldoste"on

    3.3.3. Jal%" Asam A"aidonat

    9alur asam arakidonat menyebabkan peningkatan konsentrasi prostaglandin C; dan $;, yang

    melindungi mikrosirkulasi glomerulus selama *asokonstriksi renal dan menjaga filtrasi

    glomerulus melalui dilatasi pembuluh arteri glomerulus aferen.

    3.3.'. Sistem Kali"ein,Kinin

    !istem kalikrein-kinin membentuk bradikinin menyebabkan *asodilatasi dan natriuresis, dan

    stimulasi produksi prostaglandin. Prostaglandin selain menyebabkan *asodilatasi juga

    menghambat agregasi platelet.

    3.3.(. Aldoste"on

    0ldosteron disekresi oleh korteks adrenal. #ekanisme pelepasannya pada gagal jantung

    ber*ariasi dengan angiotensin yang merupakan stimulus terkuat untuk pelepasan aldosteron.

    Peningkatan kardar aldosteron dalam serum pada kondisi gagal jantung menyebabkan D

    Potensiasi katekolamin

    0ritmia *entrikular

    27

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    28/46

    ibrosis miokard

    etidakseimbangan elektrolit

    3.3.). Pe#tida Nat"i%"eti

    ungsi endokrin dari jantung telah diketahui sejak tahun 1E62-an. Pada saat itu ditemukan bahwa

    jantung mensekresi peptida natriuretik. +idak seperti R00! dan akti*asi sistem saraf simpatik,

    peptida ini menahan perkembangan penyakit gagal jantung. emajuan ilmu terkini menunjukkan

    bahwa peptida natriuretik terus meningkat perannya sebagai molekul dan indikator diagnostik

    yang penting dalam terapi gagal jantung11.

    +erdapat tiga bentuk peptide natriuretik yang berstruktur hampir sama yang memiliki efek yang

    luas terhadap jantung, ginjal dan susunan saraf pusat. Atrial natriuretic peptide(0&P) dihasilkan

    di atrium sebagai respon terhadap peregangan menyebabkan natriuresis dan *asodilatasi. Pada

    manusia$rain %atriuretic peptide(%&P) juga dihasilkan di jantung, khususnya pada *entrikel,

    kerjanya mirip 0&P. C-type natriureticterbatas pada endotel pembuluh darah dan susunan saraf

    pusat, efek terhadap natriuresis dan *asodilatasi minimal. 0&P dan %&P meningkat sebagai

    respon terhadap ekspansi *olume dan kelebihan tekanan dan bekerja antagonis terhadap

    angiotensin $$ pada tonus *askuler,sekresi aldosteron dan reabsorbsi natrium di tubulus renal.

    arena peningkatan peptide natriuretik pada gagal jantunng, maka banyak penelitian yang

    menunjukkan perannya sebagai marker diagnostik dan prognosis, bahkan telah digunakansebagai terapi pada penderita gagal jantung1;.

    3.3.). Ho"mon Antidi%"eti

    0/> disintesis pada hipotalamus dan disimpan dalam pituitari merupakan *asokonstriktor dan

    *asodilator kuat. /engan berikatan pada resptor 1, *asopresin menyebabkan *asokonstriksi dan

    jika berikatan dengan reseptor ; menyebabkan *asodilatasi. asopressin juga meningkatkan

    reabsorpsi air melalui duktus pengumpul pada ginjal dan menghambat diuresis. Pada gagal

    jantung, pelepasan *asopressin ditentukan oleh pengisian arteri dan kadar angiotensin $$.

    Peningkatan kadar *asopressin menyebabkan hiponatremia akibat pengenceran.

    2

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    29/46

    3.3.-. Endotelin

    Cndotelin disekresikan oleh sel endotel pembuluh darah dan merupakan peptide

    *asokonstriktor yang poten menyebabkan efek *asokonstriksi pada pembuluh darah ginjal, yang

    bertanggung jawab atas retensi natrium. onsentrasi endotelin-1 plasma akan semakin

    meningkat sesuai dengan derajat gagal jantung. !elain itu juga berhubungan dengan tekanan

    pulmonary artery capillary wedge pressure.

    3.'. $emodeling Jant%ng

    #odifikasi pada fungsi dan morfologi sel otot jantung

    - Perubahan dalam anatomi sitoskeletal dan hipertropi miosit

    - 0bnormalitas dalam homeostasis kalsium

    - Proses kontraksi-eksitasi

    - ematian !el

    3.(. A*no"malitas lain #ada 9agal Jant%ng

    3.(.1. Ka&esia ant%ng dan mio#ati otot selet

    aheksia jantung merupakan miopati otot skelet atau penyusutan fisik akibat kehilangan massa

    otot yang menyebabkan rasa letih akibat kehilangan massa otot yang menyebabkan rasa letih

    dengan adanya gagal jantung. /iduga kaheksia jantung terjadi akibat abnormalitas yang

    disebabkan oleh peningkatan kadar sitokin. !itokin ini diproduksi dalam miokardium. !itokin

    terakumulasi dalam miokardium setelah terjadi o*erloading hemodinamik. !itokin ini

    menimbulkan efek sitotoksik yang menyebabkan miopati.

    3.(.2 Pe"%*a&an ?as%la"

    Cndotelium *askular yang mengatur denyut nadi dengan melepaskan factor kontraksi dan

    relaksasi pada kondisi normal dan saat berakti*itas. Pada pasien dengan gagal jantung kronis,

    trdapat peningkatan resisten perifer yang berhubungan dengan perubahan kontrol otonom,

    meningkatnya denyut saraf simpatik, akti*asi R0! dan penurunan pelepasan nitrit oksid.

    I/. DIA9NSIS 9A9AL JANTUN9

    2

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    30/46

    '.1 K"ite"ia 5"aming&am %nt% 9agal Jant%ng

    riteria ramingham adalah kriteria epidemiologi yang telah digunakan secara luas. /iagnosis

    gagal jantung mensyaratkan minimal dua criteria mayor atau satu kriteria mayor disertai dua

    kriteria minor. riteria minor dapat diterima jira kriteria minor tersebut tidak berrhubungan

    dengan kondisi medis yang lain seperti hipertensi pulmonal, PP', sirosis hati, atau sindrom

    nefrotik.

    Ta*el '. K"ite"ia 5"aming&am %nt% 9agal Jant%ng

    K"ite"ia a!o"0

    /ispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea/istensi *ena leher

    !alesparu

    ardiomegali pada hasil rontgen

    Cdema paru akut

    !? gallop

    Peningkatan tekanan *ena pusat K 1: cm>;' pada atrium kanan

    epato&ugular reflux

    Penurunan berat badan 3,6 kg dalam kurun waktu 6 hari sebagai respon pengobatan

    gagal jantung

    K"ite"ia ino"0

    Cdema pergelangan kaki bilateral

    %atuk pada malam hari

    'yspnea on ordinary exertion

    >epatomegali

    Cfusi pleura+akikardi 1;2x7menit

    '.2. Peme"isaan Pen%nang

    30

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    31/46

    !ebagai penunjang dari pemeriksaan klinis yang terperinci, pemeriksaan penunjang diagnostik

    yang menyeluruh sangat perlu dilakukan pada pasien yang diduga kuat terkena penyakit gagal

    jantung.

    Pemeriksaan penunjang diagnostik juga sangat membantu pada pasien yang mengalami sedikit

    gejala dan juga bermanfaat untuk mendiagnosis penyebab gagal jantung. Cjeksi raksi juga

    ditentukan dari pemeriksaan penunjang.

    (.2.1 $ontgen foto to"as

    Rontgen toraks bermanfaat untuk mendiagnosis gagal jantung dan memantau respon pengobatan.

    >al berikut yang dapat ditemukan pada hasil rontgen toraksD

    Ta*el (. Kelainan "ontgen to"as !ang se"ing ditem%an #ada 9agal Jant%ng

    Kelainan Pen!e*a* Im#liasi Klinis

    ardiomegali /ilatasi *entrikel kiri, *entrikel

    kanan, atria, efusi perikard

    Ckhokardiografi, doppler

    >ipertropi *entrikel >ipertensi, stenosis aorta,

    kardiomiopati hipertropi

    Ckhokardiografi, doppler

    ongesti *ena paru Peningkatan tekanan pengisian

    *entrikel kiri

    "agal jantung kiri

    Cdema interstisial Peningkatan tekanan pengisian

    *entrikel kiri

    "agal jantung kiri

    Cfusi pleura "agal jantung denganpeningkatan pengisian tekanan

    jika ditemukan bilateral, infeksi

    paru, keganasan

    Pikirkan diagnosis non kardiak

    "aris erley % Peningkatan tekanan limfatik #itral stenosis atau gagal jantung

    kronis

    '.2.2. Elet"oa"diog"am

    >asil C" bersama dengan gejala klinis dapat meningkatkan spesifisitas diagnosis pada pasien

    yang dicurigai menderita gagal jantung.

    Ta*el ). Kelainan EK9 !ang se"ing #ada gagal ant%ng

    Kelainan Pen!e*a* Im#liasi linis

    !inus takikardi "agal jantung yang

    terdekompensasi, anemia, infeksi,

    hipertiroidiesme

    Penilaian klinis

    Pemeriksaan laboratorium

    !inus bradikardi 'bat O bloker, anti aritmia, sick

    sinus syndrome, hipotiroidisme

    C*aluasi terapi obat

    Pemeriksaan laboratorium

    31

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    32/46

    0trial takikardi7 flutter7 fibrilasi >ipertiroidisme, infeksi, gagal

    jantung terdekompensasi, infark

    onduksi 0 yang lambat,

    kon*ersi medical, elektro*ersi,

    ablasi kateter, antikoagulasi

    0ritmia *entrikel $skemia, infark, kardiomiopati,

    miokarditis, hipokalemiaa,

    hipomagnesemi, o*erdosis

    digitalis

    Pemeriksaan laboratorium

    +es latihan beban

    Pemeriksaan perfusi

    0ngiografi koroner

    Pemeriksaan elektrofisiologi,

    $A/

    $sekmia7 $nfark Penyakit jantung koroner Ckokardiografi, troponin,

    angiografi koroner,

    re*ascularisasi

    "elombang Q $nfark, kardiomiopati hipertropi,

    ipertropi *entrikel kiri >ipertensi, penyakit katup aorta,

    kardiomiopati hipertropi

    Ckokardiografi, doppler

    %lok 0 $nfark, intoksikasi obat,

    miokarditis, sarcoidosis

    C*aluasi penggunaan obat, pacu

    jantung, penyakit sistemik

    #ikro*oltage 'besitas, emfisema, efusi

    perikard, amiloidosis

    Ckokardiografi

    Rontgen trax

    /urasi QR! K 1;2 msec dengan

    morfologi

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    33/46

    >iponatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan hipomagnesia mungkin terjadi akibat penggunaan

    diuretik. etidakseimbangan elektrolit ini dapat memicu aritmia. >iponatremia juga merupakan

    pertanda tingkat keparahan gagal jantung.

    Profil /

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    34/46

    natriuretik tipe-A dari sistem saraf pusat, urodilatin dari ginjal, dan peptida natriuretik

    dendroaspis. %&P dan bagian ujung aminonya dari projormon &-terminal-pro-%&P (&+-

    pro%&P) juga penting dalam diagnosis dan pengobatan gagal jantung. %&P berhubungan dengan

    tingkat keparahan gagal jantung dan memperkirakan prognosis.

    Ta*el -. Kada" #e#tida nat"i%"eti #ada diagnosis gagal ant%ng

    Peme"isaan BNP dan NT,#"oBNP dengan indiato" nilai %nt% diagnosis gagal ant%ng

    sia (tahun) Aenderung bukan

    gagal jantung

    emungkinan

    gagal jantung

    emungkinan

    besar gagal

    jantung

    %&P semua B122 pg7m< 122-622 pg7m< K622 pg7matan andi"i

    Perawatan mandiri mempunyai andil dalam keberhasilan pengobatan gagal jantung dan dapat

    memberi dampak yang bermakna pada keluhan-keluhan pasien, kapasitas fungsional, well being,

    morbiditi dan prognosis. Perawatan mandiri dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang

    bertujuan untuk mempertahankan stabilitas fisik, menghindari perilaku yang dapat memperburuk

    kondisi dan deteksi dini gejala-gejala perburukan. +opik-topik penting dan perilaku perawatan

    mandiri sebagai berikutD

    Ta*el . To#i,to#i #enting dalam ed%asi #asien tentang ete"am#ilan !ang di#e"l%an

    dan #e"ila% #e"a>atan mandi"i

    To#i Ed%asi Kete"am#ilan dan Pe"ila% Pe"a>atan andi"i

    /efinisi dan etiologi gagal jantung #emahami penyebab gagal jantung dan mengana keluhan-

    keluhan timbul

    "ejala-gejala dan tanda-tanda

    gagal jantung

    #emantau tanda-tanda dan gejala-gejala gagal jantung

    #encatat berat badan setiap hari

    #engetahui kapan menghubungi petugas kesehatan

    #enggunakan terapi diuretik secara fleksibel sesuai anjuran

    +erapi farmakologik #engerti indikasi, dosis dan efek dari obat-obat digunakan

    #engenal efek samping yang umum obat

    #odifikasi faktor risiko berhenti merokok, memantau tekanan darah

    ontrol gula darah (/#), hindari obesitas

    Rekomendasi diet Restriksi garam, pantau dan cegah malnutrisiRekomendasi olah raga #elakukan olah raga teratur

    epatuhan mengikuti anjuran pengobatan

    Prognosis #engerti pentingnya faktor-faktor progmostik dan

    membuat keputusan realistik

    37

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    38/46

    (.2 Tatalasana 5a"maologi

    A. 9agal Jant%ng K"oni

    !udah diakui bertahun-tahun, obat golongan diuretik dan digoksin digunakan dalam terapi gagal

    jantung. 'bat-obat ini mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup, namun belum terbukti

    menurunkan angka mortalitas. !etelah ditemukan obat yang dapat mempengaruhi sistem

    neurohumoral, R00! dan sistem saraf simpatik, morbiditas dan mortalitas pasien gagal jantung

    membaik1?

    (.2.1.Angiotensin con"erting en#me (ACE$)

    Pengobatan dengan 0AC$ meningkatkan fungsi *entrikel dan kesehatan pasien, menurunkan

    angka masuk rumah sakit untuk perburukan gagal jantung dan meningkatkan angka keselamatan

    (elas rekomendasi $, tingkat bukti 0)

    Pasien yang harus mendapatkan 0AC$ D

    -

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    39/46

    Pasien yang harus mendapatkan 0R% D

    - 0) yang tidak toleran terhadap 0AC$.

    - 0tau pada pasien dengan gejala menetap (kelas fungsional $$-$ &M>0) walaupun sudah

    mendapatkan pengobatan dengan 0AC$ dan bete bloker.

    #emulai pemberian 0R%D

    - periksa fungsi ginjal dan elektrolit serum

    - Pertimbangkan meningkatkan dosis setelah ;3 jam.

    - 9angan meningkatkan dosis jika terjadi perburukan fungsi ginjal atau hiperkalemia

    - !angat umum untuk meningkatkan dosis secara perlahan tapi meningkatkan secara cepat

    sangat mungkin pada pasien yang dimonitoring ketat.

    (.2.3. Di%"eti

    /iuretik direkomendasikan pada pasien gagal jantung dan tanda-tanda klinis7 gejala kongesti

    (elas Rekomendasi $, +ingkat %ukti %).

    #emulai pemberian diuretik D

    - Periksa fungsi renal dan elektrolit serum

    - ebanyakan pasien diresepkan loop diuretik dibandingkan thiaide karena efisiensinya

    lebih menginduksi diuresis dan natriuresis

    - Penyesuaian sendiri dosis diuretik berdasarkan penghitungan berat harian dan tanda klinis

    lainnya dari retensi cairan.

    (.2.'. Antagonis Aldoste"on

    0ntagonis aldosteron menurunkan angka masuk rumah sakit untuk perburukan gagal jantung dan

    meningkatkansurvivaljika ditambahkan pada terapi yang sudah ada, termasuk dengan 0AC$.

    9ika tidak ada kontraindikasi, aldosteron antagonis ditambahkan pada keadaan

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    40/46

    - /osis optimal %% dan 0AC$ atau 0R%

    #emulai pemberian spironolakton D

    - Periksa fungsi ginjal dan elektrolit serum

    - Pertimbangkan peningkatan dosis setelah 3-4 minggu. 9angan meningkatkan dosis jika

    terjadi pernurukan fungsi ginjal atau hiperkalemia.

    (.2.(. Beta *loe"

    %eta bloker diberikan pada semua penderita gagal jantung simptomatik dan

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    41/46

    "likosida jantung menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung dengan meningkatkan

    kontraksi sarkomer jantung melalui peningkatan kadar kalsium bebas dalam protein kontraktil,

    yang merupakan hasil dari peningkatan kadar natrium intrasel akibat penghambatan &a0+Pase

    dan pengurangan relatif dalam ekspulsi kalsium melalui penggantian &aSAa;S akibat peningkatan

    natrium intrasel.

    Pada penderita gagal jantung simptomatik dengan 0, digoksin diberikan untuk mengontrol

    rapid ventricular rate (elas Rekomendasi $, +ingkat %ukti A). Pada penderita gagal jantung

    dengan irama sinus dan

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    42/46

    - dosis rendah (2,6-? ug7kg7menit) menyebabkan *asodilatasi dan meningkatkan diuresis

    - dosis sedang (?-12 ug7kg7menit) menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung dan

    detak jantung

    - dosis tinggi (12-;2 ug/kg7menit) menyebabkan *asokonstriksi perifer dan meningkatkan

    tekanan darah.

    'bat ini harus dihindari penggunaannya pada pasien 0#$ dan hipotensi13.

    (.2. Te"a#i ?asodilato"

    A. Antagonis alsi%m

    0ntagonis kalsium dikontraindikasikan pada gagal jantung karena memiliki efek inotropik

    negatif yang dapat memperburuk gejala gagal jantung. 0mlodipin merupakan satu-satunya

    antagonis kalsium yang dapat menurunkan mortalitas pada gagal jantung.

    B. Sen!a>a nit"at dan dono" nit"it osida

    &itroprusid bekerja menyebabkan relaksasi otot polos secara langsung dan kemudian

    mengurangi afterload dan preload. Pengurangan dalam afterload menimbulkan peningkatan

    curah jantung1@.

    eterbatasan penggunaan nitroprusid yang utama adalah adanya kondisi hipotensi. arena itu

    penggunaannya dikontraindikasikan pada pasien dengan infark miokard akut. Pada saat

    memberikan nitroprusid, sebaiknya dilakukan monitoring tekanan darah intra arteri.

    :. Hid"alaine dan isoso"*ide dinit"ate H,ISDN4

    Pengobatan dengan >-$!/& dapat dipertimbangkan untuk menurunkan risiko kematian (elas

    Rekomendasi $$a, +ingkat %ukti %), angka masuk rumah sakit untuk perburukan gagal jantung

    (elas Rekomendasi $$a, +ingkat %ukti %) dan memperbaiki fungsi *entrikel dan kapasitas

    latihan (elas Rekomendasi $$a, +ingkat %ukti 0).

    Pasien yang seharusnya mendapatkan >-$!/&

    - Pengganti 0AC$70R% dimana keduanya tidak dapat ditoleransi

    &2

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    43/46

    - !ebagai tambahan terhadap pengobatan dengan 0AC$ jika 0R% atau antagonis aldosteron

    tidak dapat ditoleransi atau gejala menetap walaupun sudah mendapatkan terapi 0AC$,

    0R%, %%, dan antagonis aldosteron.

    #emulai pemberian >-$!/& D

    Pertimbangkan peningkatan dosis setelah ;-3 minggu. 9angan meningkatkan dosis pada hipotensi

    yang simtomatis.

    C. &itrogliserin intra*ena

    &itrogliserin bekerja dengan mengurangi preload. +erapi dengan nitrogliserin merupakan terapi

    dengan kerja cepat yang efektif dan dapat diprediksi hasilnya dalam mengurangi preload. /ata

    menunjukkan bahwa nitrogliserin intra*ena juga dapat mengurangi afterload. 'leh karena itu,

    nitrogliserin intra*ena merupakan terapi tunggal yang baik untuk pasien dengan gagal jantung

    dekompensasi berat.

    (.2.8 Pe#tida nat"i%"eti

    Peptida natriuretik sebagai senyawa ideal bagi terapi gagal jantung. !enyawa peptida ini bekerja

    menyebabkan D

    - &atriuresis.

    - /iuresis.

    - /ilatasi *ena dan arteri.

    - Penghambatan sistem saraf simpatis.

    - 0ntagonis protein pada rantai R00!.

    - Penghambatan kontriksi otot polos *askular.

    (.2.16 T"om*oliti

    A. Anti#latelet

    Penggunaan antiplatelet pada gagal jantung masih diperdebatkan. 0spirin memperlihatkan

    perburukan gagal jantung berdasarkan pada proses penghambatan prostaglandin. Penelitian lain

    memperlihatkan bahwa efikasi 0AC$ dapat menurun jika diberikan bersamaan dengan aspirin14.

    &3

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    44/46

    arfarin (atau antikoagulan oral alternatif) direkomendasikan pada penderita dengan gagal

    jantung dengan 0 yang permanen, persisten atau paroksismal tanpa kontraindikasi terhadap

    antikoagulan. Penyesuaian dosis antikoagulan menurunkan risiko komplikasi tromboemboli

    termasuk stroke (elas Rekomendasi $, +ingkat %ukti 0).

    B. Antioag%lan

    0ntikoagulan seperti warfarin diindikasikan pada pasien gagal jantung denganD

    - ibrilasi atrial

    - Riwayat tromboembolik

    - +rombus pada *entrikel kiri

    arfarin (atau antikoagulan oral alternatif) direkomendasikan pada penderita dengan gagal

    jantung dengan 0 yang permanen, persisten atau paroksismal tanpa kontraindikasi terhadap

    antikoagulan. Penyesuaian dosis antikoagulan menurunkan risiko komplikasi tromboemboli

    termasuk stroke (elas Rekomendasi $, +ingkat %ukti 0). 0ntikoagulan juga direkomendasikan

    pada penderita dengan trombus intrakardiak yang dideteksi dengan imaging atau bukti emboli

    sistemik (elas Rekomendasi $, +ingkat %ukti A).

    Ta*el 8. Dosis o*at !ang %m%mn!a di#aai #ada gagal ant%ng

    'bat /osis awal /osis target

    0AC$

    Aaptopril ? x :,;6 mg ? x 62-122 mg

    Cnalapril ; x ;,6 mg ; x 12-;2 mg

    idralain G $!/&

    >idralain G $!/& ? x ?@, ? x @6-32 mg

    0ntagonis aldosteron

    Cprlerenone 1 x ;6 mg 1 x 62 mg

    !pironolakton 1 x ;6 mg 1 x ;6 G 62 mg

    (.3. Alat dan Pem*eda&an

    &&

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    45/46

    Prosedur re*askularisasi, pembedahan *al*ular dan *entricular, jika simtom klinis dari gagal

    jantung muncul, kondisi koreksi secara bedah harus dideteksi dan dilakukan jika ada indikasi.

    (.3.1. $e?as%la"isasi #ada #asien dengan gagal ant%ng

    A0%" atau PA$ harus diperimbangkan pada pasien gagal jantung dengan A0/ terseleksi.

    eputusan pilihan metode re*askularisasi harus berdasarkan pada e*aluasi mendetil terhadap

    faktor komorbiditi, risiko prosedur, anatomi koroner dan bukti dari ekstensi miokardium yang

    maT *iable pada daerah yang akan dire*askularisasi, fungsi *entrikel kiri dan keberadaan dari

    penyakit katup.

    (.3.2. #e"asi at%#

    0ortik stenosis

    /irekomendasikan pada pasien yang sesuai dengan simtom gagal jantung dan aortic stenosis

    berat. /urekomendasikan pada psien asimtomatis dengan 0! dan perburukan

  • 7/24/2019 Tugas Radiologi (BNO-IVP & Gagal Jantung)

    46/46

    (.3.3. Cardiac %esnchroni#ation Therap (C%T)

    AR+-P direkomendasikan untuk mengurangi morbiditi dan mortaliti pada pasien &M>0 kelas

    $$$-$ yang simptomatik meski dengan terapi medikamentosa optimal, yang memiliki penurunan

    fraksi ejeksi (0 kelas $$$-$ yang simptomatik meski dengan terapi medikamentosa optimal, yang

    memiliki penurunan fraksi ejeksi (