tugas tanggapan kritis 3
DESCRIPTION
tugas uphTRANSCRIPT
Tugas Perbandingan Agama 3
Nama : Clarissa Cynthiasu
NIM : 01120120179
Judul bab yang saya baca adalah Agama Sebagai Sistem
Kebudayaan karangan Clifford Geertz. Clifford Geertz mengatakan
bahwa analisa kebudayaan bukanlah satu ilmu eksperimental yang
mencari sebuah hukum, tetapi adalah suatu penafsiran yang mencari
makna, dikutip dari The Interpretation of Culture.
Dalam bab ini diterangkan tentang teori kehidupan sosial baik
secara interpretative maupun secara interpretasi, tafsir kebudayaan dan
agama, penafsiran agama masyarakat bali.
Antropologi dan teori sosial
Awalnya untuk memperoleh data antropologi yang berasal dari tradisi
antropologi yang kuat dan independen dan ilmu-ilmu perspektif sosial.
Antropologi diperoleh berdasarkan hasil penelitian. Dimana antropologi itu
sendiri ialah ilmu yang membahas tentang kebudayaan, adat istiadat,
perilaku, simbol, dan intuisi dalam suatu masyarakat.
Tanggapan saya mengenai hal ini ialah bahwa dalam tradisi
keagamaan yang kuat dibutuhkan sikap saling menghargai antar agama
dengan tidak mengasumsikan bahwa agama lain lebih buruk atau
dianggap sesat. Dan dengan sikap saling menghargai tersebut maka tidak
akan terjadi konflik sosial atau bahkan perang agama yang dahulu pernah
terjadi dan dikenal dengan nama perang salib.
Teori Sosial
Pada umumnya semua orang mengetahui weber lah yang pertama kali
menghubungkan teori ekonomi kapitalis dab protetanisme, dimana weber
menuliskannya dalam buku the protestants ethic and the spirit of
capitalism , dimana buku ini banyak memberikan pencerahan mengenai
agama dan ilmu sosiologi pada saat itu. Kebudayaan itu sendiri lahir
karena manusia melakukan satu tindakan tertentu berdasarkan sikap dan
tata nilai yang ideal. Konsekuensinya kita akan benar-benar memahami
dan mampu menjelaskan apa yang sedang terjadi apabila kita memahami
suatu makna
Menurut saya, setiap agama mempunyai tradisi mereka sendiri,
tradisi dalam keagamaan tersebut diciptakan oleh manusia itu sendiri,
misalnya tradisi para umat buddha yang menggunakan “hio” saat
sembahyang dan tradisi itu dianggap berhala oleh agama lain. Menurut
saya tradisi ialah tradisi dan hal itu tidak perlu di kaitkan dengan
keyakinan setiap pemeluk agama dan akhirnya menjadi pemecah
kesatuan kita (antar umat beragama).
Tradisi yang kita telah anut dan kenali sejak lama akan sangat
memberikan pengaruh yang kuat terhadap hidup kita, baik sedari kita
masih kanak-kanak hingga kita semakin menua dari hari ke hari. Kita tidak
mungkin menghindari tradisi, karena tradisi dianut oleh banyak orang, dan
secara langsung kita pasti akan menjadi penganutnya karena tradisi
tersebut telah berlangsung selama beberapa periode nenek moyang kita.
Tafsir kebudayaan dan agama
Tafsir kebudayaan itu dapat dilakukan dengan membaca simbol-simbol
keagamaan melalui simbol, ide dan adat istiadat. Geertz menemukan
pengaruh agama berbeda di setiap celah dan sudut kehidupan
masyarakat jawa, studi ini benar-benar mendetail, terikat kuat dengan
kebudayaan jawa.
Tanggapan saya mengenai hal ini adalah bahwa setiap agama
pasti mempunyai simbol keagamaan atau penguat dalam keagamaan,
misalnya agama islam identik dengan lambang tulisan arab melayu yang
ada di kitab sucinya, agama buddha identik dengan warna kuning, merah,
biru pada bendera buddhis di vihara, agama kristen identik dengan
lambang salib di setiap tempat ibadah, karena itu dalam tafsir kebudayaan
dan agama tersebut tidak perlu dilebih-lebihkan (identik) karena suatu
saat kebudayaan dapat berubah, baik melalui evolusi jaman maupun
revolusi jaman. Simbol juga sebagai suatu identitas agama dalam
eksistensinya di dalam masyarakat.
Menurut saya, Greetz merupakan salah satu penulis dan peneliti
yang cerdas karena ia memilih jawa sebagai lokasi studi nya, dimana jawa
merupakan pusat kebudayaan terbesar dan di jawa juga banyak sekali
ditemukan penemuan-penemuan kebudayaan manusia dari jaman purba.
Selain itu, jawa merupakan salah satu pusat kebudayaan yang sangat
unik dan langka, dimana jawa memiliki sejarahnya sendiri, jiwa nya
sendiri, dan kehidupannya sendiri. Banyak sekali sejarah yang terukir di
Jawa. Dan mungkin bisa saja karena faktor tersebut, Greetz menentukan
lokasi studinya mengenai kebudayaan dan masyarakat jawa.