tujuan konvensi meliputi
TRANSCRIPT
5/13/2018 Tujuan Konvensi meliputi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tujuan-konvensi-meliputi 1/2
Status dan Kecenderungan Keanekaragaman Hayati Dunia
Keanekaragaman Hayati dalam Pasal 2 Konvensi, mengacu pada
keanekaragaman organisme hidup, gen yang dikandungnya, dan komunitas dimana
mereka berkontribusi. Tujuan Konvensi dalam Pasal 1 meliputi: konservasi
keanekaragaman hayati, penggunaan komponen-komponennya secara berkelanjutan,dan pembagian keuntungan dari penggunaan sumber daya genetik secara adil dan
merata.
Saat ini terdapat sebanyak sekitar 14 juta spesies di dunia dan hanya sekitar
1,75 juta spesies yang teridentifikasi. Secara umum, pola penyebaran keanekaragaman
hayati adalah semakin meningkat ke arah khatulistiwa. Jadi, ekosistem yang paling
kaya keanekaragaman hayatinya adalah Hutan Hujan Tropis. Wilayahnya hanya
sekitar 7% dari permukaan dunia, namun 90% spesies dunia terdapat di wilayah ini.
Keanekaragaman genetik merupakan variasi yang terdapat pada gen, yaitu unit
fungsional hereditas makhluk hidup. Semakin tinggi keanekaragaman genetik spesies,
maka semakin fleksibel spesies tersebut dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Sedangkan rendahnya keanekaragaman genetik, akan berisiko mengalami kepunahan.Penurunan (erosi genetik ) dan peningkatan keanekaragaman genetik populasi liar
dapat disebabkan oleh kegiatan manusia. Spesies yang mengalami erosi genetik bisa
pulih atau malah musnah selamanya. Aktivitas manusia yang meningkatkan
keragaman genetik spesies, misalnya seleksi buatan, rekayasa genetik, bioteknologi
dan biosafety.
Tingkat keterancaman punah didasarkan pada faktor-faktor: tingkat
penurunan, ukuran populasi, wilayah distribusi geografis, dan tingkat populasi dan
distribusi fragmentasi. Tingkat kepunahan menurut IUCN Red List system: Extinct ,
Extinct in the Wild , Critically Endangered , Endangered , Vulnerable, Lower Risk ,
Data Deficient , dan Not Evaluated . Diketahui sekitar 300-350 vertebrata dan hampir 400 invertebrata punah tiap 400 tahun. Pada berbagai negara di dunia, banyak spesies
yang jumlahnya sudah sangat sedikit dan bahkan ada yang sudah punah.
Perusakkan ekosistem laut oleh manusia, misalnya penangkapan liar dan coral
bleaching . Perusakkan yang tinggi juga terjadi di ekosistem perairan air tawar.
Perusakkan lainnya terjadi pada hutan dan lahan kering. Hutan dan lahan kering
dikonversi untuk lahan perkebunan dan pertanian, pembangunan, tempat pariwisata,
pemukiman dan perkotaan. Meskipun sebenarnya sulit diganggu keanekaragamannya,
nyatanya berbagai fauna dan flora hutan dan lahan kering statusnya telah berubah
menjadi langka dan banyak pula diantaranya sudah punah.
Salah satu ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati adalah perubahan
iklim. Terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan kehilangan penutup tanah. Perubahan iklim secara langsung dapat mempengaruhi spesies melalui
perubahan fenologi (misalnya, berbunga lebih awal pada pohon), perpanjangan
musim tumbuh, dan perubahan dalam distribusi (misalnya, pergeseran dalam rentang
ketinggian habitat serangga).
Sekarang sejumlah besar negara telah mulai melaksanakan Konvensi dan
berbagai pihak telah secara eksplisit mengakui kebutuhan ini karena terpanggil untuk
mengembangkan seperangkat indikator untuk keanekaragaman hayati, dan mereka
berupaya untuk memperbaiki dan mengharmonisasikan data laporan nasional. Namun,
belum memungkinkan untuk pengimplementasiannya secara meluas sesuai dengan
yang terkandung dalam CBD karena keterbatasan instrumen dan proses yang terlalu
bertele-tele.