tujuan pembelajaran mufrodat
TRANSCRIPT
Pendahuluan
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa yang
tepat bagi orang-orang yang non-Arab. Pembelajaran bahasa asing termasuk dalam hal ini
bahasa Arab bisa dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Demikian halnya dengan
pembelajaran kosa kata (al-mufradât).
Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki oleh pembelajar
bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan kosakata bahasa Arab yang
memadai dapat menunjang seseorang dalam berkomunikasi dan menulis dengan bahasa
tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbicara dan menulis yang
merupakan kemahiran berbahasa tidak dapat tidak, harus didukung oleh pengetahuan dan
penguasaan kosakata yang kaya, produktif dan aktual.
Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting,
baik dari proses pembelajaran suatu bahasa atau pun pengembangan kemampuan
seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Siswa sekolah sering diajarkan kata-
kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang
menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.
Untuk itu diperlukan metode yang tepat dalam rangka pembelajaran kosakata bahasa
Arab agar kebutuhan akan perbendaharaan kosakata dalam pembelajaran bahasa Arab
dapat tercapai. Dalam makalah ini penulis ingin memaparkan pembahasan tentang
pengertian kosakata, tujuan, fungsi, pembentukan kosakata, metode serta teknik atau
model pembelajarannya, dan sebagainya yang berhubungan dengan pembelajaran
kosakata sebagai usaha untuk memperoleh gambaran akan peranan kosakata dalam
mendukung kemahiran berbahasa asing khususnya bahasa Arab.
A. Pengertian Kosakata (al-Mufradât)
Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang
diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa
tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun
kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran
dari intelejensia atau tingkat pendidikannya.
Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa.
Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan
sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami empat
kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata seseorang.
Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari
kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan
menghafal sekian banyak kosakata.
Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa.
Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan
antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi
atas bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil. Maka kata terdiri
dari morfem-morfem, misalnya kata mu’allim ( dalam bahasa Arab terdiri dari ( معلم
satu morfem. Sedangkan kata al-mu’allim (المعلم ) mempunyai dua morfem yaitu ال
dan معلم . Adapun kata yang mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari
morfem-morfem yang mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya
kata al-mu’allimun ( المعلمون ) yang terdiri dari tiga morfem yaitu معلم, ال dan ون .
B. Tujuan Pembelajaran Mufrodat
Spirit utama yang harus dipahami adalah bahwa pembelajaran bahasa, termasuk
bahasa arab, haruslah fungsional yaitu mempungsikan bahasa sebagai media komunikasi
dan ekspresi, bukan sebagai unit analisis gramatikal yang cenderung filosofis dan tidak
realistis.
Oleh karena itu, pembelajaran mufrodat juga harus diorientasikan kepada
fungsionaliosasi bahasa arab itu sendiri sebagai media untuk memahami dan komunikasi,
baik dalam konteks pemahiran keterampilan pasif (mendengar dan membaca) maupun
keterampilan aktif ( berbicara dan menulis). Mufrodat yang dibelajarkan bukanlah
sekedar untuk dihafal di luar kepala, tetapi harus digunakan untuk memahami teks
bacaan, berbicara atau mengekspresikan ide-ide secara tertulis.
Adapun tujuan utama dalam mempelajari mufrodat adalah :
memperkenalkan kosa kata baru kepada siswa.
melatih siswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar
karena melfalkan kosakata dengan baik dan benar akan mengantarkan kepada
pemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
memahami makna kosakata, baik secara denotative atau leksikal (berdiri
sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna
konotatif dan gramatikal).
mampu mengapresiasikan dan memfungsikan mufrodat itu dalam berekspresi
lisan maupun tulisan sesuai dengan konteksnya yang benar.
Posisi mufrodat sangatlah penting dalam bahasa arab seperti
a. pembentuk stuktur kalimat dan teks
b. penjelas kedudukan kata dalam kalimat
c. penentu makna linguistic kontekstual dalam sebuah wacana atu teks bahasa secara
tepat.
Dalam penentuan makna kontekstual itu harus ditopang oleh pemahaman
terhadap subsistem bahsa arab lainnya, seperti sharaf (termasuk istiqoq), nahwu, dan
nizom dalali (system semantic) serta substansi pembicaraan dan teks itu sendiri.
C. Prinsip-prinsip Pemilihan Mufrodat
Didalam kamus Arab terbesar dan terlengkap, Lisan Al-Arab karya Ibn Manzhur
(630-711 H) itu, terdiri dari 20 Jus (jilid tebal), dipastikan termuat ratusan ribu derivasi
dan kosakata. Banyaknya mufrodat itu disebabkan oleh beberapa factor seperti : usia
bahasa arab yang sudah tua, fleksibilitas bahasa arab dalam beradaptasi dengan
perubahan dan pengaraban kosakata non-Arab, dan banyaknya istiqoq (derivasi) yang
dimilikinya.
Oleh karena itu, tidak mungkin bahkan muistahil kalau semua mufrodat itu
dibelajarkan semua, maka diperlukan adanya prinsip-prinsip yang menjadi dasar
pemilihan mufrodat, agar pembelajaran bahasa efisien dan efektif.
Rusydi Ahamad Thu’aimah menyebutkan ada tujuh prinsip pemilihan mufrodat yaitu
sebagai berikut:
1. Frekuensi yaitu kata yang frekuensi penggunaannya sering atau banyak harus
diprioritaskan untuk diajarkan daripada yang jarang digunakan.
2. Range yaitu kata-kata yang digunakan oleh banyak Negara Arab.
3. Availability yaitu kata yang dikuasai oleh seseorang ketika akan digunakan lebih
diutamakan daripada yang tidak diketahuinya.
4. Familiar yaitu kata yang familiar yang sering disebut dan sering digunakan dan
harus diprioritaskan pembelajarannya daripada kata yang jarang dan langka,
meskipun mempunyai kesamaan arti.
5. Coverage maksudnya adalah satu kata yang maknanya mencakup banyak hal yang
harus diprioritaskan daripada kata yang hanya digunakan dalam satu bidang saja.
6. Singnificance adalah kata yang diperlukan dan dianggap penting untuk diketahui
dan digunakan harus lebih diprioritaskan daripada yang sedang tidak atau kurang
dibutuhkan.
7. Kearaban yaitu kata yang berasal dari bahasa arab sendiri harus lebih utama
daripada kata pinjaman atau yang diserap dan diarahkan.
Adapun selain tujuh prinsip-prisip diatas yang harus diketahui dalam pembelajaran
mufrodat adalah variasi dan konteks mufrodat itu sendiri.
D.Model Pembelajaran Mufrodat
Telah dijelaskan di awal bahwsanya salah satu hal yang dapat membantu siswa
dalam menjadikan bahasa arab sebagai bahasa komunikasi mereka adalah banyaknya
mufrodat atau kosa kata yang mereka kuasai. Para ahli dalam menanggapi hal ini mereka
mengatakan bahwa seorang siswa pada tahap awalnya cukup untuk menguasai 750-1.000
kosa kata, tingkat menengah 1.000-1.500, tingkat selanjutnya 1.500-2.000 dan
seterusnya, walaupun sebenarnya terdapat perbedaan diantara para ahli dalam masalah
jumlah ini.
Untuk menghadapi hal ini, seorang guru haruslah memiliki metode yang khusus
dalam memberikan kosa kata agar para siswa lebih mudah untuk menghapal dan
menggunakannya dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Adapun diantara
prosedur yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran mufrodat menurut
Thua’imah, adalah :
1. Guru menunjukkan atau memperlihatkan benda atau sesuatu yang sedang di
perkenalkan, seperti : كرسي
2. Dramatisasi, yaitu guru memperagakan ma’na dari kosa kata yang dipelajari,
seperti : الباب افتح (saya membuka pintu) انا
3. Bermain peran, yaitu guru dapat memainkan peran sesuai dengan kosa kata yang
ingin diajarkan, seperti: صداع (kepala saya pusing) انا
4. Guru menyebutkan antonim ataupun sinonim dari kosa kata yang akan dipelajari,
seperti : -صغيركبير (besar-kecil)
5. Memberikan asosiasi makna, yaitu guru dapat menyebutkan kosa kata yang
berhubungan dengan judul yang akan dipelajari, contoh: المستشفى maka
guru menyebutkan وممرضة طبيب
6. Menjelaskan pengertian kata melalui definisi, ciri-ciri, dan sebagainya, contoh :
الصالة maka guru mengucapkan االذان القام النداء
7. Guru menjelaskan makna kosa kata dengan memberikan contoh sesuai dengan
konteks kalimat, contoh : kata yang mempunyai beberapa makna seperti فتح
memudar, kemenangan dll
8. Membimbing siswa untuk membaca berulang-ulang kosa kata yang dianggap baru
sehingga siswa dapat mengingat dan mencoba untuk memahaminya
9. Membuka dan mencari makna dengan menggunakan kamus
Adapun dari kesemua metode di atas, maka guru harus pintar dalam memilihnya terhadap
siswa yang akan ia ajari, dan juga guru harus menguasainya secara baik dan benar.
Dalam hal ini, untuk lebih mengefektifkan semua metode di atas maka guru haruslah
mencoba untuk mengembangkannya guna agar terciptanya proses pembelajaran yang
lebih baik dan menyenangkan, adapun diantara hal-hal yang dapat dilakukan adalah :
1. Guru dapat memanfaatkan multimedia yang fungsional dan penciptaan suasana
yang menarik agar dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam upaya
memahami mufrodat baru
2. Ketika siswa mendapatkan mufrodat yang baru, maka untuk mengefektifkannya
guru langsung mendorong mereka untuk menggunakannya dalam percakapan
maupun karangan mereka sendiri
3. Guru secara khusus meminta para siswa untuk mempunyai buku saku mufrodat,
supaya ketika mereka mendapatkan kosa kata yang baru atau kosa kata yang
mereka tidak ketahui siswa langsung bisa menuliskannya di buku tersebut
4. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat digunakan
dalam pembelajaran mufrodat
Kesimpulan
1.Kosa kata atau mufrodat adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui
seseorang dan digunakan sebagai alat komunikasi serta menjadi bagian dari bahasa
tertentu.
2.Diantara tujuan-tujuan dalam mempelajari mufrodat , adalah :
Memperkenalkan kosa-kata yang baru kapada siswa
Melatih siswa untuk mengungkapkan kosa kata secara baik dan benar
Memahamkan siswa tentang makna dari kosa kata tersebut
Siswa dapat menggunakannya dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan
3.Adapun prinsip-prinsip dalam memilih mufrodat adalah :
Kosa kata yang sering digunakan
Kosa kata yang digunakan di negara-negara Arab
Kata yang banyak dikuasai oleh orang lain
Kata yang sering digunakan
Kata yang maknanya mencakup dan lebih luas
Kata yang sedang diperlukan
Kata asli bahasa arab
4 .Diantara metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran mufrodat adalah :
Memperlihatkan benda aslinya atau memanfaatkan media yang ada
Memperagakan makna
Menyebutkan sinonim dan antonimnya
Bermain peran
Membarikan asosiasi makna
Membimbing siswa untuk membacanya berulang kali
Mencari makna dengan kamus
Memberikan makna secara kontekstual
Memberikan definisi terhadap kata tersebut