tumbal scribe
DESCRIPTION
tumba coyTRANSCRIPT
Laporan TPHP Dapus
Laporan TPHP P… 1
Laporan TPHP Pengan…
Laporan TPHP Organol…
Laporan TPHP Pencair…
Kingdom :
Filum :
Sub filum :
Kelas :
Sub kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Animalia
Chordata
Vertebrata
Pisces
Teleostei
Percesoces
Mugilidae
Mugil
Mugil dussumeri
III. PENDINGINAN IKAN
3.1. Tujuan
Tujuan dari praktikum Teknologi Penanganan Hasil Perikanan materi Pendinginan
Ikan adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel es dan media pendinginan yang
berbeda terhadap kecepatan pendinginan ikan atau penurunan suhu ikan.
3.2. Morfologi
Ikan yang digunakan pada materi pendinginan ikan adalah ikan Belanak (Mugil
dussumieri). Ikan ini merupakan ikan pelagis kecil. Klasifikasi ikan Belanak (Mugil
dussumieri) adalah sebagai berikut:
Ikan Belanak (Mugil dussumieri) memiliki ciriciri lebar pada sirip pertama biasanya 22
hingga 28 % dari panjang standar , lebar pada sirip ekor 21 hingga 24 % panjang standar.
Moncong pendek dan tumpul, biasanya lebih pendek dari diameter mata. Punggung
bewarna agak hijau keperakan, kepala kecoklatan, perut agak keputihkeputihan, sirip
ekor bergaris kehitaman, sirip dada kekuningkuningan. Ikan Belanak (Mugil dussumieri)
memiliki habitat di pantai biasanya hidup berkelompok di pantai dan memasuki laguna,
estuaria dan perairan tawar. Juvenile pada ikan ini juga ditemui di perairan hutan bakau.
Laporan TPHP Pendinginan es
Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis
…RSN'Blog something to d telusuri
Laporan TPHP Rigor in…
Laporan TPHP Bab 1
TUGAS TEKNOLOGI P…
Standarisasi
January 15th, 2012
Laporan Rancang bang…
Laporan mopi
MANAJEMEN OPERAS…
definisi planning
APLIKASI TAMBAK SY…
APLIKASI MANAJEME…
laporan kepelautan 4d…
Laporan kepelautan 13
JOB DISCRIPTION KAP…
ANALISIS EFISIENSI A…
PERBEDAAN ABSTRA…
Teknik Pengukuran Tin…
MEMBANDINGKAN CA…
SELEKTIVITAS ALAT T…
tentang ikan cucut 1
Download pasha ungu f…
laporan navigasi
laporan daerah penang…
Ikan dewasa memakan mikroalga, alga filament, diatom, dan organisme di dasar perairan
yang berpasir dan berlumpur. Penyebaran ikan ini hampir ditemukan di semua perairan di
Indonesia, terutama muara pantai laut Jawa, sepanjang pantai Kalimantan, timur
Sumatera, Selat Malaka, dan Papua (Yono, 2006).
3.3. Tinjauan Pustaka
Pendinginan dapat memperlambat kecepatan reaksi metabolisme, dimana setiap
penurunan suhu 8°C kecepatan reaksi akan berkurang menjadi setengahnya. Pada suhu
penyimpanan yang rendah laju respirasi (pernafasan) akan diperlambat, artinya produk
produk metabolisme yang terbentuk akan berkurang dan panas yang dilepaskan juga akan
lebih sedikit, sedang pada suhu penyimpanan yang lebih tinggi akan terjadi pengaktifan
pernafasan dan pembentukan panas yang lebih banyak. Antara proses pernafasan dan
suhu penyimpanan ternyata ada suhu korelasi atau hubungan yang tertentu. (Afrianto,
2005)
Penggunaan es dalam proses pendinginan, dimaksudkan supaya suhu dapat
dipertahankan tetapi rendah. Apabila pendinginan tidak menggunakan air, melainkan
menggunakan pecahan es saja, maka cairan termasuk dalam metode penggunaan bahan
pendingin heterogen, karena rongga diantara pecahan es tersebut berisi dengan udara
dingin yang membantu mengadakan kontak antara bahan pendingin dengan ikan secara
merata. Faktor yang harus diperhatikan jika menggunakan es sebagai pendingin adalah
kualitas air yang digunakan untuk membuat es. Air yang digunakan untuk membuat es
harus mengalami suatu perlakuan untuk mengurangi jumlah bakteri sebanyak mungkin
atau membuat air menjadi bebas dari mikroba yang berada pada tubuh ikan (Liviawati,
2005)
Sistem pendinginan dengan metode air laut didinginkan dengan es (chilled sea
water, CWS) dan metode air laut direfrigasi (refrigated seawater, RSW) sering
digunakan dengan dalam proses pendinginan ikan hasil tangkapan dengan menggunakan
alat tangkap purse seine karena alat tangkap purse seine dapat menagkap jumlah ikan
pelagis dalam sekala besar dengan sekalayang singkat,sehingga diperlukan proses
penanganan yang cepat agar ikan tidak menggalami rusak fisik dan cepat membusuk.
Sistem pendinginan ini mempunyai kelebihan yang dapat memprtahankan kualitas
kesegaran ikan dengan baik dan lebih praktis dalam pengoperasiannya. Kombinasi sistem
pendinginan chilled seawater (CSW) dan refrigarated seawater (RSW) diharapkan
mampu memberikan solusi untuk pendinginan ikan pada hasil
Rahayu Septia Ningsih. Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.
laporan meteorologi lau…
laporan limnologi bab 4…
laporan limnologi bab 13
laporan pelabuhan peri…
laporan ekoper
laporan biopi panjang b…
laporan biopi fekunditas
laporan biopi foot habits
laporan biopo TKG
laporan biopo IKG
laporan biopo analisa …
Biopi pendahuluan
laporan avertebrata
laporan ikhtiologi bab 4…
laporan ikhtiologi bab 13
posting pertama
tangkapan(Adawyah,2007).
Air laut dingin merupakan media yang dapat mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme dengan suatu metoda yang bebas dari pengaruh racunnya. Dengan
penurunan suhu dibawah 00C,pertumbuhan bakteri pembusukan akan terganggu,
sehingga bahan yang dimasukan ke dalam larutan garam dingin akan tetap awet dan
tahan lama. Air laut dingin yang digunakan harus benarbenar dalam keadaan bersih dan
tidak tercemar suatu bahan kimia agar kuwalitas pengawetan yang dihasilkan lebih
maksimal.
Menurut junianto (2003), faktor yang juga penting dalam proses pendinginan es
adalah kecepatan. Semua pekerjaan harus dilakukan secara cepat agar suhu ikan turun. Es
yang digunakan harus berukuran kecil, makin kecil ukuran es maka makin banyak
permukaan yang bersinggungan dengan es sehingga proses pendinginan ikan akan
berlangsung lebih cepat. Fungsi dari es tersebut antara lain:
1. Menurunkan suhu daging sampai mendekati 00C;
2. Mempertahankan suhu ikan agar tetap dingin;
3. Menyediakan air es untuk memcuci lender, sisa – sisa darah, dan bakteri dari
permukaan badan ikan;
4. Mempertahankan keadaan berudara (aerobic) pada ikan, selama di simpan di dalam
palka;
Es sedang “flake ice“, berupa lempenganlempengan tipis (tebal 5 mm, diameter
+3 cm), merupakan hasil pengerukan dari lapisan es yang terbentuk diatas permukaan
yang berbentuk silinder. Akibat pengerukan itu, ukuran es sudah cukup kecil sehingga
tidak memerlukan pemecahan lagi (Murniyati, 2000).
Es balok yang digunakan untuk pendinginan ikan harus dihancurkan terlebih
dahulu menjadi bentuk bongkahan atau diserut menjadi butiranbutiran yang tidak terlalu
kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran pecahan butiran es kirakira 1 2 cm3. Pemakaian
butiran es yang terlalu besar dan runcing dapat mengakibatkan kerusakan fisik ikan.
Sementara butiran yang terlalu kecil akan menyebabkan butiran es cepat melebur dan
juga membendung aliran air kebawah sehingga terjadi genangan air antar lapisan ikan.
Oleh karena itu, pemakaian es balok yang dihancurkan akan lebih baik dari pada yang
diserut karena akan diperoleh ukuran butiran es yang berbedabeda (Junianto, 2003).
3.4. Materi dan Metode
3.4.1 Materi
a. alat
Alat yang digunakan dalam Praktikum Materi Pendinginan Ikan dengan es ukuran
sedang adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Alat yang digunakan dalam Praktikum materi Pendinginan Ikan dengan es ukuran sedang
Nn No. Alat Ketelitian Fungsi1
2
1.
2.
3.
4.
Thermocouple
Timbangan
Stopwatch
Baskom
0,01 oF
50 gr
1
2 buah
Untuk mengukur suhumedia pendingin dansuhu ikanUntuk mengukur massasampel yang digunakandan es
Untuk menghitunglamanya waktupencairanTempat sampel dan es
b. bahan
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Materi Pendinginan Ikan dengan es
sedang adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Bahan yang digunakan dalam materi Pendinginan dengan es sedang.No. Bahan Ukuran Kegunaan
1. Ikan Blanak (MugilDussumieri)
4 ekor Merupakan sampel yangdigunakan dalam percobaan
2. 3.
Es batuAir laut dingin
480 gr
Media pendingin sampelMedia pendingin sampel
3.4..2. Metode
a. Pendinginan Ikan menggunakan media es ukuran sedang
Metode yang digunakan pada Praktikum Materi pendinginan Ikan menggunakan
media es ukuran sedang adalah sebagai berikut:
Disiapkan 4 ikan dan media pendingin es ukuran sedangDiberi selapis es sedang pada dasar wadah ikan,kemudian letakan ikan di atas
lapisan es sedang tersebut kemudian ditutup kembaliDitusukan ujung Thermocouple ke dalam bagian daging ikan yang paling tebal
searah tulang belakangDicatat perubahan atau penurunan suhu ikan setiap 5 menit sekali
Dibuat grafik plot log TT0 dengan waktu dan plot suhu dengan waktu
T1T0
Gambar 3. Diagram Alir Pendinginan ikan dengan es ukuran sedang
Keterangan:
T = Suhu ikan pada waktu t menit
T0 = Suhu es
T1 = Suhu ikan mulamula
b. Pendinginan Ikan menggunakan media air laut dingin
Metode yang digunakan pada Praktikum Materi pendinginan Ikan menggunakan
media air laut dingin adalah sebagai berikut:
Disiapkan 4 ikan Blanak dan media air laut dinginIkan direndam ke dalam wadah yang sebelumnya sudah diberi air laut dingin
Ditusukan ujung Thermocouple ke dalam bagian daging ikan yang paling tebalsearah tulang belakang
Dicatat perubahan atau penurunan suhu ikan setiap 5 menit sekali
Dibuat grafik plot log TT0 dengan waktu dan plot suhu dengan waktu
T1T0
Gambar 4. Diagram Alir Pendinginan ikan dengan air laut dingin
3.5. Hasil dan Pembahasan
No. 5 menit ke T(°C)
To(ºC)
T1T0 T1(°C)
T – T0 T1T0
T – T0
1. 0 27 6 27 1 02. I 23 6 27 0,80 0,093. II 14 6 27 0,38 0,424. III 11 6 27 0,24 0,625. IV 12 6 27 0,28 0,546. V 12 6 27 0,28 0,547. VI 12 6 27 0,28 0,548. VII 11 6 27 0,24 0,629. VIII 13 6 27 0,33 0,4810.11.12.13.
IXXXIXII
15141113
6666
27272727
0.430,380,340,33
0,370,420,620,48
No. 5 menit ke T(°C)
To(ºC)
T1T0 T1(°C)
T – T0 T1T0
T – T0
1. 0 24 15 25,5 0,89 0,052. I 16 15 25,5 0,15 0,823. II 16 15 25,5 0,14 0,854. III 14 15 25,5 0,02 1,695. IV 15 15 25,5 0.0019 2,726. V 14 15 25,5 0,00095 3,027. VI 16 15 25,5 0,17 0,768. VII 15 15 25,5 0,08 1,099. VIII 13 15 25,5 0,18 0,7410.11.12.13.
IXXXIXII
14131313
15151515
25,525,525,525,5
0.070,120,170,10
1,150.920,761
3.5.1 Hasil
Tabel 6. Hasil pengamatan kelompok 5 trip 7 perubahan suhu pada Ikan Blanak (MugilDussumieri) dengan menggunakan air laut dingin.
Tabel 7.
Hasil pengamatan kelompok 8 trip 8 perubahan suhu pada Ikan Blanak (MugilDussumieri) dengan menggunakan air laut dingin.
Tabel 8.
Hasil pengamatan kel 5 trip 7 perubahan suhu pada Ikan Blanak (Mugil Dissomieri) dengan menggunakan es sedang.
Log
Log
No. 5 menit ke T(°C)
To(ºC)
T1T0 T1
(°C)
T – T0 T1T0
T – T0
1. 0 27 0 27 1 02. I 17 0 27 0,63 0,203. II 3 0 27 0,11 0,954. III 1 0 27 0,04 1,435. IV 3 0 27 0,11 0,956. V 3 0 27 0,11 1,95
7. VI 2 0 27 0,07 1,138. VII 1 0 27 0,04 1,43
9. 10. 11. 12. 13.
VIIIIXXXIXII
23223
00000
2727272727
0,070,110,070,070,11
1,130,951,131,130,95
No. 5 menit ke T(°C)
To(ºC)
T1T0 T1
(°C)
T – T0 T1T0
T – T0
1. 0 24 10 24 0,98 0,00872. I 21 10 24 0,74 0,133. II 16 10 24 0,45 0,344. III 13 10 24 0,22 0,655. IV 12 10 24 0,12 0,926. V 11 10 24 0,04 1,39
7. VI 8 10 24 0,16 0,798. VII 4 10 24 0,44 0,35
9. 10. 11. 12. 13.
VIIIIXXXIXII
32111
1010101010
2424242424
0,470,520,590,600,62
0,320,280,220,220,20
Tabel
9. Hasil pengamatan kelompok 8 trip 8 perubahan suhu pada Ikan Blanak(Mugil Dissomieri) dengan menggunakan es besar.
Log
Log
Gambar 5. Perbandingan grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada ikanBelanak (Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak(Mugil dussumieri) I kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan air lautdingin pada praktikum materi pendinginan ikan
Gambar 6. Perbandingan grafik hubungan Log dengan waktu pada ikan Blanak(Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak (Mugildussumieri), kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan air laut dinginpada praktikum materi pendinginan ikan.
Gambar 7. Perbandingan grafik hubungan Log dengan waktu pada ikan Blanak (Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak (Mugildussumieri), kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan es ukuransedang pada praktikum materi pendinginan ikan.
Gambar 8. Perbandingan grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada ikanBelanak (Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak(Mugil dussumieri) I kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan esukuran sedang pada praktikum materi pendinginan ikan.
3.5.2. Pembahasan
Praktikum materi pendinginan ikan menggunakan sampel ikan Blanak (Mugil
dissomieri) dengan menggunakan media es ukuran sedang dan air laut dingin, pada
metode pendinginan yang menggunakan media es ukuran sedang pertamatama
menyiapkan media pendinginan yaitu es ukuran sedang yang di tempatkan pada sebuah
wadah dan sampel ikan Blanak (Mugil Dissomieri) sebanyak 4 ekor,kemudian pada
dasar wadah dilapisi es ukuran sedang yang bertujuan untuk melapisi ikan agar tidak
langsung terkena suhu wadah,kemudian ikan diletakka diatas lapisan es tersebut dan di
tutup kembali dengan lapisan es ukuran sedang kembali,yang perlu diperhatikan dalam
proses ini adalah sampel ikan sebisa mungkin tertutup semua oleh lapisan es ukuran
sedang.
Pencatatan perubahan suhu baik itu penurunan ataupun kenaikan suhu pada
sampel ikan dengan menggunakan thermocouple ke dalam bagian daging tubuh paling
tebal yang searah dengan tulang belakang,pencatatan ini dilakukan setiap 5 menit sekali
selama 1 jam, kemudian penghitungan dan pembuatan grafik pada materi pendinginan
dengan grafik plot log dengan waktu dan plot suhu dengan waktu sehingga dapat di
bandingkan dan disimpulkan. Kemudian pada media air laut dingin tidak berbeda
prosedur perlakuannya dengan media es ukuran sedang,hanya saja pada media air laut
dingin prosedur pendinginan menggunakan media cair yaitu media air laut dingin.
Pendinginan ikan dengan es bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran
paertikel es terhadap kecepatan pendinginan ikan atau penurunan suhu ikan. Sebagai
media pendingin menggunakan es ukuran sedang.Ikan tersebut diuji secara organoleptik
dengan menggunakan scoresheet organoleptik ikan segar. Berdasarkan hasil yang
diperoleh pada pengamatan organoleptik ikan Blanak (Mugil dissomieri) pada trip 7 pada
media es sedang dan air laut dingin berturutturut memiliki selang kepercayaan antara
7,48 ≤ μ ≤ 8,29. Hal ini menunjukkan bahwa ikan pada trip 7 layak untuk dikonsumsi
karena kondisi ikan pada kedua media masih segar. Hasil uji organoleptik keempat ikan
Blanak (Mugil Dissomieri) menunjukkan bahwa ikan tersebut layak dikonsumsi. Ciriciri
scoresheet ikan segar dapat dilihat dari kenampakan ikan yaitu tubuh utuh, tidak cacat,
warna kebiruan berpelangi di sekitar punggung kearah perut terlihat jelas, kulit licin
cemerlang berwarna putih keperakan, insang merah, lender tipis, mata cembung, kornea
hitam jernih, pupil putih. Untuk tekstur yaitu elastis bila ditekan dengan jari, dinding
perut kenyal dan untuk bau ikan yaitu segar dan spesifik jenis (junianto, 2003)
Pada hasil praktikum kelompok 5 trip 7, membutuhkan waktu 20 menit pada ikan
Belanak (Mugil dussumieri) untuk mengubah agar suhu ikan menjadi lebih rendah.
Hasil pendinginan yang sedang ini disebabkan oleh faktor lingkungan yaitu suhu, air laut
dingin, dan wadah pendinginan. Menurut Graham, et.al (1992), jenis ikan yang sama,
dapat mengalami laju pendinginan yang berbeda karena beberapa faktor seperti, metode
penangkapan yang digunakan, lokasi penangkapan, musim penangkapanan, komponen
lemak pada daging ikan dan ukuran ikan itu sendiri.
Grafik hubungan log ikan Blanak (Mugil dissomieri) dan waktu pada grafik pada
suhu trip 7 dan trip 8 tidak terdapat thermal arrest. Hal tersebut dikarenakan suhu yang
tidak stabil, pengulangan pengukuran suhu yang kurang optimal, waktu pengukuran suhu
yang terlalu lama, keadaan suhu disekitar media pendinginan yang dapat berubah akibat
kipas angin dan cahaya matahari yang masuk di ruanagan. Semakin lama penggunaan
media pendingin menyebabkan perubahan wujud menjadi air karena ada panas yang
ditimbulkan dari udara sekeliling; panas radiasi langsung dari matahari, sinar lampu;
panas dari wadah yang digunakan; panas yang timbul akibat tekanan dengan ikan atau
bendabenda diatasnya (Swastawati,2006).
Menurut kelompok 5 Trip 7, media yang paling baik digunakan sebagai media
pedinginan ikan adalah dengan es curai. Es curai baik sebagai media pendingin
dikarenakan mampu dengan cepat menurunkan suhu ikan, dan juga mampu menjaga suhu
ikan tetap stabil. Menurut Adawyah (2007), faktor yang juga penting dalam proses
pendinginan es adalah kecepatan. Semua pekerjaan harus dilakukan secara cepat agar
suhu ikan turun. Es yang digunakan harus berukuran kecil, makin kecil ukuran es maka
makin banyak permukaan yang bersinggungan dengan es sehingga proses pendinginan
ikan akan berlangsung lebih cepat.
Setelah kelompok 5 trip 7 melakukan percobaan materi pendinginan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pendinginan, Menurut Adawyah (2007), Faktor penghambat
dalam proses pendinginan yaitu berupa suhu wadah yang tidak konstan dan ukuran
partikel es yang tidak merata sehingga tidak menutupi tubuh ikan seutuhnya. Hal tersebut
menyebabkan suhu ikan naik turun dan laju pendinginannya lama, namun untuk es curai
laju pendinginannya lebih cepat dibanding untuk ukuran es yang lain, dan kecepatan
dalam proses pendinginan harus sangat diperhatikan.
3.6. Kesimpulan dan Saran
3.6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Praktikum Materi Pendinginan Ikan
menggunakan media es ukuran sedang dan air laut dingin diperoleh hasil bahwa media
pendinginan yang baik adalah menggunakan es ukuran sedang akan lebih efektif di
banding dengan menggunakan air laut karena mengandung garam NaCl. Akan tetapi
media yang paling baik untuk digunakan dalam proses pendinginan ikan adalah es
curai,karena dengan menggunakan media pendingginan ikan es curai akan lebih cepat
dalam menurunkan suhu tubuh ikan karena es dapat langsung menyentuh tubuh ikan
dengan keseluruhan.
3.6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari Materi Pendinginan Ikan dengan Media es
ukuran sedang dan air laut dingin adalah sebagai berikut:
1. Praktikan sebaiknya teliti dalam pengukuran suhu es maupun ikan.
2. Pada saat melakukan pengukuran suhu ikan, perlu diperhatikan juga kestabilan suhu
ruangan agar didapatkan perbandingan penurunan suhu yang tepat.
3. Materi pendinginan ikan sebaiknya di beri perlakuan yang lebih bervariasi dengan
ikan lebih beragam sehingga praktikan lebih dapat mengambil kesimpulan tentang
suhu ikan yang berbeda.
Diposkan 15th January 2012 oleh Rahayu Septia Ningsih
Label: ikan belanak, pendinginan es
Keluar
Beri tahu saya
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: AKBARRUDIN XI IPA 2 (Google)
Publikasikan Pratinjau
0 Tambahkan komentar