tumbal scribe

11
Laporan TPHP Dapus Laporan TPHP P1 Laporan TPHP PenganLaporan TPHP Organol Laporan TPHP PencairKingdom : Filum : Sub filum : Kelas : Sub kelas : Ordo : Famili : Genus : Spesies : Animalia Chordata Vertebrata Pisces Teleostei Percesoces Mugilidae Mugil Mugil dussumeri III. PENDINGINAN IKAN 3.1. Tujuan Tujuan dari praktikum Teknologi Penanganan Hasil Perikanan materi Pendinginan Ikan adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel es dan media pendinginan yang berbeda terhadap kecepatan pendinginan ikan atau penurunan suhu ikan. 3.2. Morfologi Ikan yang digunakan pada materi pendinginan ikan adalah ikan Belanak (Mugil dussumieri). Ikan ini merupakan ikan pelagis kecil. Klasifikasi ikan Belanak (Mugil dussumieri) adalah sebagai berikut: Ikan Belanak (Mugil dussumieri) memiliki ciriciri lebar pada sirip pertama biasanya 22 hingga 28 % dari panjang standar , lebar pada sirip ekor 21 hingga 24 % panjang standar. Moncong pendek dan tumpul, biasanya lebih pendek dari diameter mata. Punggung bewarna agak hijau keperakan, kepala kecoklatan, perut agak keputihkeputihan, sirip ekor bergaris kehitaman, sirip dada kekuningkuningan. Ikan Belanak (Mugil dussumieri) memiliki habitat di pantai biasanya hidup berkelompok di pantai dan memasuki laguna, estuaria dan perairan tawar. Juvenile pada ikan ini juga ditemui di perairan hutan bakau. Laporan TPHP Pendinginan es Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis RSN'Blog something to d telusuri

Upload: rudi-tabuti-bahar-alexa

Post on 15-Jan-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumba coy

TRANSCRIPT

Page 1: Tumbal Scribe

Laporan TPHP Dapus

Laporan TPHP P… 1

Laporan TPHP Pengan…

Laporan TPHP Organol…

Laporan TPHP Pencair…

Kingdom :

Filum :

Sub filum :

Kelas :

Sub kelas :

Ordo :

Famili :

Genus :

Spesies :

Animalia

Chordata

Vertebrata

Pisces

Teleostei

Percesoces

Mugilidae

Mugil

Mugil dussumeri

III. PENDINGINAN IKAN

3.1. Tujuan

Tujuan dari praktikum Teknologi Penanganan Hasil Perikanan materi Pendinginan

Ikan adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel es dan media pendinginan yang

berbeda terhadap kecepatan pendinginan ikan atau penurunan suhu ikan.

3.2. Morfologi

Ikan yang digunakan pada materi pendinginan ikan adalah ikan Belanak (Mugil

dussumieri). Ikan ini merupakan ikan pelagis kecil. Klasifikasi ikan Belanak (Mugil

dussumieri) adalah sebagai berikut:

Ikan Belanak (Mugil dussumieri) memiliki ciri­ciri lebar pada sirip pertama biasanya 22

hingga 28 % dari panjang standar , lebar pada sirip ekor 21 hingga 24 % panjang standar.

Moncong pendek dan tumpul, biasanya lebih pendek dari diameter mata. Punggung

bewarna agak hijau keperakan, kepala kecoklatan, perut agak keputih­keputihan, sirip

ekor bergaris kehitaman, sirip dada kekuning­kuningan. Ikan Belanak (Mugil dussumieri)

memiliki habitat di pantai biasanya hidup berkelompok di pantai dan memasuki laguna,

estuaria dan perairan tawar. Juvenile pada ikan ini juga ditemui di perairan hutan bakau.

Laporan TPHP Pendinginan es

Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis

…RSN'Blog something to d telusuri

Page 2: Tumbal Scribe

Laporan TPHP Rigor in…

Laporan TPHP Bab 1

TUGAS TEKNOLOGI P…

Standarisasi

January 15th, 2012

Laporan Rancang bang…

Laporan mopi

MANAJEMEN OPERAS…

definisi planning

APLIKASI TAMBAK SY…

APLIKASI MANAJEME…

laporan kepelautan 4­d…

Laporan kepelautan 1­3

JOB DISCRIPTION KAP…

ANALISIS EFISIENSI A…

PERBEDAAN ABSTRA…

Teknik Pengukuran Tin…

MEMBANDINGKAN CA…

SELEKTIVITAS ALAT T…

tentang ikan cucut 1

Download pasha ungu f…

laporan navigasi

laporan daerah penang…

Ikan dewasa memakan mikroalga, alga filament, diatom, dan organisme di dasar perairan

yang berpasir dan berlumpur. Penyebaran ikan ini hampir ditemukan di semua perairan di

Indonesia, terutama muara pantai laut Jawa, sepanjang pantai Kalimantan, timur

Sumatera, Selat Malaka, dan Papua (Yono, 2006).

3.3. Tinjauan Pustaka

Pendinginan dapat memperlambat kecepatan reaksi metabolisme, dimana setiap

penurunan suhu 8°C kecepatan reaksi akan berkurang menjadi setengahnya. Pada suhu

penyimpanan yang rendah laju respirasi (pernafasan) akan diperlambat, artinya produk­

produk metabolisme yang terbentuk akan berkurang dan panas yang dilepaskan juga akan

lebih sedikit, sedang pada suhu penyimpanan yang lebih tinggi akan terjadi pengaktifan

pernafasan dan pembentukan panas yang lebih banyak. Antara proses pernafasan dan

suhu penyimpanan ternyata ada suhu korelasi atau hubungan yang tertentu. (Afrianto,

2005)

Penggunaan es dalam proses pendinginan, dimaksudkan supaya suhu dapat

dipertahankan tetapi rendah. Apabila pendinginan tidak menggunakan air, melainkan

menggunakan pecahan es saja, maka cairan termasuk dalam metode penggunaan bahan

pendingin heterogen, karena rongga diantara pecahan es tersebut berisi dengan udara

dingin yang membantu mengadakan kontak antara bahan pendingin dengan ikan secara

merata. Faktor yang harus diperhatikan jika menggunakan es sebagai pendingin adalah

kualitas air yang digunakan untuk membuat es. Air yang digunakan untuk membuat es

harus mengalami suatu perlakuan untuk mengurangi jumlah bakteri sebanyak mungkin

atau membuat air menjadi bebas dari mikroba yang berada pada tubuh ikan (Liviawati,

2005)

Sistem pendinginan dengan metode air laut didinginkan dengan es (chilled sea­

water, CWS) dan metode air laut direfrigasi (refrigated sea­water, RSW) sering

digunakan dengan dalam proses pendinginan ikan hasil tangkapan dengan menggunakan

alat tangkap purse seine karena alat tangkap purse seine dapat menagkap jumlah ikan

pelagis dalam sekala besar dengan sekalayang singkat,sehingga diperlukan proses

penanganan yang cepat agar ikan tidak menggalami rusak fisik dan cepat membusuk.

Sistem pendinginan ini mempunyai kelebihan yang dapat memprtahankan kualitas

kesegaran ikan dengan baik dan lebih praktis dalam pengoperasiannya. Kombinasi sistem

pendinginan chilled sea­water (CSW) dan refrigarated sea­water (RSW) diharapkan

mampu memberikan solusi untuk pendinginan ikan pada hasil

Rahayu Septia Ningsih. Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Page 3: Tumbal Scribe

laporan meteorologi lau…

laporan limnologi bab 4…

laporan limnologi bab 1­3

laporan pelabuhan peri…

laporan ekoper

laporan biopi panjang b…

laporan biopi fekunditas

laporan biopi foot habits

laporan biopo TKG

laporan biopo IKG

laporan biopo analisa …

Biopi pendahuluan

laporan avertebrata

laporan ikhtiologi bab 4…

laporan ikhtiologi bab 1­3

posting pertama

tangkapan(Adawyah,2007).

Air laut dingin merupakan media yang dapat mengendalikan pertumbuhan

mikroorganisme dengan suatu metoda yang bebas dari pengaruh racunnya. Dengan

penurunan suhu dibawah 00C,pertumbuhan bakteri pembusukan akan terganggu,

sehingga bahan yang dimasukan ke dalam larutan garam dingin akan tetap awet dan

tahan lama. Air laut dingin yang digunakan harus benar­benar dalam keadaan bersih dan

tidak tercemar suatu bahan kimia agar kuwalitas pengawetan yang dihasilkan lebih

maksimal.

Menurut junianto (2003), faktor yang juga penting dalam proses pendinginan es

adalah kecepatan. Semua pekerjaan harus dilakukan secara cepat agar suhu ikan turun. Es

yang digunakan harus berukuran kecil, makin kecil ukuran es maka makin banyak

permukaan yang bersinggungan dengan es sehingga proses pendinginan ikan akan

berlangsung lebih cepat. Fungsi dari es tersebut antara lain:

1. Menurunkan suhu daging sampai mendekati 00C;

2. Mempertahankan suhu ikan agar tetap dingin;

3. Menyediakan air es untuk memcuci lender, sisa – sisa darah, dan bakteri dari

permukaan badan ikan;

4. Mempertahankan keadaan berudara (aerobic) pada ikan, selama di simpan di dalam

palka;

Es sedang “flake ice“, berupa lempengan­lempengan tipis (tebal 5 mm, diameter

+3 cm), merupakan hasil pengerukan dari lapisan es yang terbentuk diatas permukaan

yang berbentuk silinder. Akibat pengerukan itu, ukuran es sudah cukup kecil sehingga

tidak memerlukan pemecahan lagi (Murniyati, 2000).

Es balok yang digunakan untuk pendinginan ikan harus dihancurkan terlebih

dahulu menjadi bentuk bongkahan atau diserut menjadi butiran­butiran yang tidak terlalu

kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran pecahan butiran es kira­kira 1 ­ 2 cm3. Pemakaian

butiran es yang terlalu besar dan runcing dapat mengakibatkan kerusakan fisik ikan.

Sementara butiran yang terlalu kecil akan menyebabkan butiran es cepat melebur dan

juga membendung aliran air kebawah sehingga terjadi genangan air antar lapisan ikan.

Oleh karena itu, pemakaian es balok yang dihancurkan akan lebih baik dari pada yang

diserut karena akan diperoleh ukuran butiran es yang berbeda­beda (Junianto, 2003).

Page 4: Tumbal Scribe

3.4. Materi dan Metode

3.4.1 Materi

a. alat

Alat yang digunakan dalam Praktikum Materi Pendinginan Ikan dengan es ukuran

sedang adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Alat yang digunakan dalam Praktikum materi Pendinginan Ikan dengan es ukuran sedang

Nn No. Alat Ketelitian Fungsi1

2

1.

2.

3.

4.

Thermocouple

Timbangan

Stopwatch

Baskom

0,01 oF

50 gr

1

2 buah

Untuk mengukur suhumedia pendingin dansuhu ikanUntuk mengukur massasampel yang digunakandan es

Untuk menghitunglamanya waktupencairanTempat sampel dan es

b. bahan

Bahan yang digunakan dalam Praktikum Materi Pendinginan Ikan dengan es

sedang adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Bahan yang digunakan dalam materi Pendinginan dengan es sedang.No. Bahan Ukuran Kegunaan

1. Ikan Blanak (MugilDussumieri)

4 ekor Merupakan sampel yangdigunakan dalam percobaan

2. 3.

Es batuAir laut dingin

480 gr­

Media pendingin sampelMedia pendingin sampel

3.4..2. Metode

a. Pendinginan Ikan menggunakan media es ukuran sedang

Metode yang digunakan pada Praktikum Materi pendinginan Ikan menggunakan

media es ukuran sedang adalah sebagai berikut:

Disiapkan 4 ikan dan media pendingin es ukuran sedangDiberi selapis es sedang pada dasar wadah ikan,kemudian letakan ikan di atas

lapisan es sedang tersebut kemudian ditutup kembaliDitusukan ujung Thermocouple ke dalam bagian daging ikan yang paling tebal

searah tulang belakangDicatat perubahan atau penurunan suhu ikan setiap 5 menit sekali

Page 5: Tumbal Scribe

Dibuat grafik plot log T­T0 dengan waktu dan plot suhu dengan waktu

T1­T0

Gambar 3. Diagram Alir Pendinginan ikan dengan es ukuran sedang

Keterangan:

T = Suhu ikan pada waktu t menit

T0 = Suhu es

T1 = Suhu ikan mula­mula

b. Pendinginan Ikan menggunakan media air laut dingin

Metode yang digunakan pada Praktikum Materi pendinginan Ikan menggunakan

media air laut dingin adalah sebagai berikut:

Disiapkan 4 ikan Blanak dan media air laut dinginIkan direndam ke dalam wadah yang sebelumnya sudah diberi air laut dingin

Ditusukan ujung Thermocouple ke dalam bagian daging ikan yang paling tebalsearah tulang belakang

Dicatat perubahan atau penurunan suhu ikan setiap 5 menit sekali

Dibuat grafik plot log T­T0 dengan waktu dan plot suhu dengan waktu

T1­T0

Gambar 4. Diagram Alir Pendinginan ikan dengan air laut dingin

3.5. Hasil dan Pembahasan

Page 6: Tumbal Scribe

No. 5 menit ke­ T(°C)

To(ºC)

T1­T0 T1(°C)

T – T0 T1­T0

T – T0

1. 0 27 6 27 1 02. I 23 6 27 0,80 ­0,093. II 14 6 27 0,38 ­0,424. III 11 6 27 0,24 ­0,625. IV 12 6 27 0,28 ­0,546. V 12 6 27 0,28 ­0,547. VI 12 6 27 0,28 ­0,548. VII 11 6 27 0,24 ­0,629. VIII 13 6 27 0,33 ­0,4810.11.12.13.

IXXXIXII

15141113

6666

27272727

0.430,380,340,33

­0,37­0,42­0,62­0,48

No. 5 menit ke­ T(°C)

To(ºC)

T1­T0 T1(°C)

T – T0 T1­T0

T – T0

1. 0 24 15 25,5 0,89 ­0,052. I 16 15 25,5 0,15 ­0,823. II 16 15 25,5 0,14 ­0,854. III 14 15 25,5 ­0,02 ­1,695. IV 15 15 25,5 ­0.0019 ­2,726. V 14 15 25,5 ­0,00095 ­3,027. VI 16 15 25,5 0,17 ­0,768. VII 15 15 25,5 0,08 ­1,099. VIII 13 15 25,5 0,18 ­0,7410.11.12.13.

IXXXIXII

14131313

15151515

25,525,525,525,5

0.070,120,170,10

­1,15­0.92­0,76­1

3.5.1 Hasil

Tabel 6. Hasil pengamatan kelompok 5 trip 7 perubahan suhu pada Ikan Blanak (MugilDussumieri) dengan menggunakan air laut dingin.

Tabel 7.

Hasil pengamatan kelompok 8 trip 8 perubahan suhu pada Ikan Blanak (MugilDussumieri) dengan menggunakan air laut dingin.

Tabel 8.

Hasil pengamatan kel 5 trip 7 perubahan suhu pada Ikan Blanak (Mugil Dissomieri) dengan menggunakan es sedang.

Log

Log

Page 7: Tumbal Scribe

No. 5 menit ke­ T(°C)

To(ºC)

T1­T0 T1

(°C)

T – T0 T1­T0

T – T0

1. 0 27 0 27 1 02. I 17 0 27 0,63 ­0,203. II 3 0 27 0,11 ­0,954. III 1 0 27 0,04 ­1,435. IV 3 0 27 0,11 ­0,956. V 3 0 27 0,11 ­1,95

7. VI 2 0 27 0,07 ­1,138. VII 1 0 27 0,04 ­1,43

9. 10. 11. 12. 13.

VIIIIXXXIXII

23223

00000

2727272727

0,070,110,070,070,11

­1,13­0,95­1,13­1,13­0,95

No. 5 menit ke­ T(°C)

To(ºC)

T1­T0 T1

(°C)

T – T0 T1­T0

T – T0

1. 0 24 10 24 0,98 ­0,00872. I 21 10 24 0,74 ­0,133. II 16 10 24 0,45 ­0,344. III 13 10 24 0,22 ­0,655. IV 12 10 24 0,12 ­0,926. V 11 10 24 0,04 ­1,39

7. VI 8 10 24 0,16 ­0,798. VII 4 10 24 0,44 ­0,35

9. 10. 11. 12. 13.

VIIIIXXXIXII

32111

1010101010

2424242424

0,470,520,590,600,62

­0,32­0,28­0,22­0,22­0,20

Tabel

9. Hasil pengamatan kelompok 8 trip 8 perubahan suhu pada Ikan Blanak(Mugil Dissomieri) dengan menggunakan es besar.

Log

Log

Page 8: Tumbal Scribe

Gambar 5. Perbandingan grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada ikanBelanak (Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak(Mugil dussumieri) I kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan air lautdingin pada praktikum materi pendinginan ikan

Gambar 6. Perbandingan grafik hubungan Log dengan waktu pada ikan Blanak(Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak (Mugildussumieri), kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan air laut dinginpada praktikum materi pendinginan ikan.

Gambar 7. Perbandingan grafik hubungan Log dengan waktu pada ikan Blanak (Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak (Mugildussumieri), kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan es ukuransedang pada praktikum materi pendinginan ikan.

Gambar 8. Perbandingan grafik hubungan antara suhu dengan waktu pada ikanBelanak (Mugil dussumieri) kelompok 5 trip 7 dan ikan Belanak(Mugil dussumieri) I kelompok 8 trip 8 dengan menggunakan esukuran sedang pada praktikum materi pendinginan ikan.

3.5.2. Pembahasan

Praktikum materi pendinginan ikan menggunakan sampel ikan Blanak (Mugil

dissomieri) dengan menggunakan media es ukuran sedang dan air laut dingin, pada

metode pendinginan yang menggunakan media es ukuran sedang pertama­tama

menyiapkan media pendinginan yaitu es ukuran sedang yang di tempatkan pada sebuah

wadah dan sampel ikan Blanak (Mugil Dissomieri) sebanyak 4 ekor,kemudian pada

dasar wadah dilapisi es ukuran sedang yang bertujuan untuk melapisi ikan agar tidak

langsung terkena suhu wadah,kemudian ikan diletakka diatas lapisan es tersebut dan di

tutup kembali dengan lapisan es ukuran sedang kembali,yang perlu diperhatikan dalam

proses ini adalah sampel ikan sebisa mungkin tertutup semua oleh lapisan es ukuran

sedang.

Pencatatan perubahan suhu baik itu penurunan ataupun kenaikan suhu pada

Page 9: Tumbal Scribe

sampel ikan dengan menggunakan thermocouple ke dalam bagian daging tubuh paling

tebal yang searah dengan tulang belakang,pencatatan ini dilakukan setiap 5 menit sekali

selama 1 jam, kemudian penghitungan dan pembuatan grafik pada materi pendinginan

dengan grafik plot log dengan waktu dan plot suhu dengan waktu sehingga dapat di

bandingkan dan disimpulkan. Kemudian pada media air laut dingin tidak berbeda

prosedur perlakuannya dengan media es ukuran sedang,hanya saja pada media air laut

dingin prosedur pendinginan menggunakan media cair yaitu media air laut dingin.

Pendinginan ikan dengan es bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran

paertikel es terhadap kecepatan pendinginan ikan atau penurunan suhu ikan. Sebagai

media pendingin menggunakan es ukuran sedang.Ikan tersebut diuji secara organoleptik

dengan menggunakan scoresheet organoleptik ikan segar. Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada pengamatan organoleptik ikan Blanak (Mugil dissomieri) pada trip 7 pada

media es sedang dan air laut dingin berturut­turut memiliki selang kepercayaan antara

7,48 ≤ μ ≤ 8,29. Hal ini menunjukkan bahwa ikan pada trip 7 layak untuk dikonsumsi

karena kondisi ikan pada kedua media masih segar. Hasil uji organoleptik keempat ikan

Blanak (Mugil Dissomieri) menunjukkan bahwa ikan tersebut layak dikonsumsi. Ciri­ciri

scoresheet ikan segar dapat dilihat dari kenampakan ikan yaitu tubuh utuh, tidak cacat,

warna kebiruan berpelangi di sekitar punggung kearah perut terlihat jelas, kulit licin

cemerlang berwarna putih keperakan, insang merah, lender tipis, mata cembung, kornea

hitam jernih, pupil putih. Untuk tekstur yaitu elastis bila ditekan dengan jari, dinding

perut kenyal dan untuk bau ikan yaitu segar dan spesifik jenis (junianto, 2003)

Pada hasil praktikum kelompok 5 trip 7, membutuhkan waktu 20 menit pada ikan

Belanak (Mugil dussumieri) untuk mengubah agar suhu ikan menjadi lebih rendah.

Hasil pendinginan yang sedang ini disebabkan oleh faktor lingkungan yaitu suhu, air laut

dingin, dan wadah pendinginan. Menurut Graham, et.al (1992), jenis ikan yang sama,

dapat mengalami laju pendinginan yang berbeda karena beberapa faktor seperti, metode

penangkapan yang digunakan, lokasi penangkapan, musim penangkapanan, komponen

lemak pada daging ikan dan ukuran ikan itu sendiri.

Grafik hubungan log ikan Blanak (Mugil dissomieri) dan waktu pada grafik pada

suhu trip 7 dan trip 8 tidak terdapat thermal arrest. Hal tersebut dikarenakan suhu yang

tidak stabil, pengulangan pengukuran suhu yang kurang optimal, waktu pengukuran suhu

yang terlalu lama, keadaan suhu disekitar media pendinginan yang dapat berubah akibat

kipas angin dan cahaya matahari yang masuk di ruanagan. Semakin lama penggunaan

Page 10: Tumbal Scribe

media pendingin menyebabkan perubahan wujud menjadi air karena ada panas yang

ditimbulkan dari udara sekeliling; panas radiasi langsung dari matahari, sinar lampu;

panas dari wadah yang digunakan; panas yang timbul akibat tekanan dengan ikan atau

benda­benda diatasnya (Swastawati,2006).

Menurut kelompok 5 Trip 7, media yang paling baik digunakan sebagai media

pedinginan ikan adalah dengan es curai. Es curai baik sebagai media pendingin

dikarenakan mampu dengan cepat menurunkan suhu ikan, dan juga mampu menjaga suhu

ikan tetap stabil. Menurut Adawyah (2007), faktor yang juga penting dalam proses

pendinginan es adalah kecepatan. Semua pekerjaan harus dilakukan secara cepat agar

suhu ikan turun. Es yang digunakan harus berukuran kecil, makin kecil ukuran es maka

makin banyak permukaan yang bersinggungan dengan es sehingga proses pendinginan

ikan akan berlangsung lebih cepat.

Setelah kelompok 5 trip 7 melakukan percobaan materi pendinginan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pendinginan, Menurut Adawyah (2007), Faktor penghambat

dalam proses pendinginan yaitu berupa suhu wadah yang tidak konstan dan ukuran

partikel es yang tidak merata sehingga tidak menutupi tubuh ikan seutuhnya. Hal tersebut

menyebabkan suhu ikan naik turun dan laju pendinginannya lama, namun untuk es curai

laju pendinginannya lebih cepat dibanding untuk ukuran es yang lain, dan kecepatan

dalam proses pendinginan harus sangat diperhatikan.

3.6. Kesimpulan dan Saran

3.6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Praktikum Materi Pendinginan Ikan

menggunakan media es ukuran sedang dan air laut dingin diperoleh hasil bahwa media

pendinginan yang baik adalah menggunakan es ukuran sedang akan lebih efektif di

banding dengan menggunakan air laut karena mengandung garam NaCl. Akan tetapi

media yang paling baik untuk digunakan dalam proses pendinginan ikan adalah es

curai,karena dengan menggunakan media pendingginan ikan es curai akan lebih cepat

dalam menurunkan suhu tubuh ikan karena es dapat langsung menyentuh tubuh ikan

dengan keseluruhan.

3.6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari Materi Pendinginan Ikan dengan Media es

ukuran sedang dan air laut dingin adalah sebagai berikut:

Page 11: Tumbal Scribe

1. Praktikan sebaiknya teliti dalam pengukuran suhu es maupun ikan.

2. Pada saat melakukan pengukuran suhu ikan, perlu diperhatikan juga kestabilan suhu

ruangan agar didapatkan perbandingan penurunan suhu yang tepat.

3. Materi pendinginan ikan sebaiknya di beri perlakuan yang lebih bervariasi dengan

ikan lebih beragam sehingga praktikan lebih dapat mengambil kesimpulan tentang

suhu ikan yang berbeda.

Diposkan 15th January 2012 oleh Rahayu Septia Ningsih

Label: ikan belanak, pendinginan es

Keluar

Beri tahu saya

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: AKBARRUDIN XI IPA 2 (Google)

Publikasikan Pratinjau

0 Tambahkan komentar