tumbuh kembang pada anak

23
Tumbuh Kembang pada Anak Agrippina Perdiani 102010264 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Pendahuluan Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing- masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan

Upload: aldo-muhammad-hamka

Post on 26-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Page 1: Tumbuh Kembang Pada Anak

Tumbuh Kembang pada Anak

Agrippina Perdiani

102010264

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Pendahuluan

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan

(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat

sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),

ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan

nitrogen tubuh). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,

intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan

dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik,

mental, dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan

kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

A. Faktor genetik atau herediter

Faktor genetik atau herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai modal

dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak. Faktor ini meliputi bawaan, jenis kelamin, ras,

dan suku bangsa.1-3 Gen akan diwariskan orang tua kepada keturunannya. Orang tua yang

bertubuh besar akan mempunyai anak yang menyerupai dirinya. Sebaliknya, orang tua yang

bertubuh kecil akan memiliki anak yang tubuhnya relatif kecil pula.1 Disamping itu, banyak

penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, sperti sindrom Down, dll.2

Page 2: Tumbuh Kembang Pada Anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak laki-laki cenderung lebih cepat daripada anak

perempuan. Begitu pula dengan ras dan suku bangsa, hal ini dapat dilihat pada suku bangsa

tertentu yang memiliki kecenderungan lebih besar atau tinggi, seperti orang Asia cenderung

lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan orang Eropa atau lainnya.3

B. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam

menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat

meliputi lingkungan prenatal (lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal

(lingkungan setelah bayi lahir).2,3

1. Lingkungan prenatal

a. Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil,

lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati.2

Gambar 1. Pengaruh gizi ibu terhadap tumbuh kembang

b. Zat kimia atau toksin yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan, alkohol, atau

kebiasaan merokok oleh ibu hamil.

c. Hormon-hormon yang mencakup hormon somatotropin, plasenta, tiroid, dan insulin.

Peran hormon somatotropin (growth hormone), yaitu disekresi kelenjar hipofisis janin

sekitar minggu ke-9 dan produksinya meningkat pada minggu ke-20. Hormon

plasenta berperan dalam nutrisi plasenta. Peran hormon tiroid belum jelas, tetapi jika

terdapat defesiensi hormon ini, dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan

saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental. Insulin berfungsi untuk

pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah.

d. Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.

e. Infeksi dalam kandungan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

f. Stress dapat mempengaruhi kegagalan tumbuh kembang janin.

Page 3: Tumbuh Kembang Pada Anak

g. Faktor imunitas dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin karena

menyebabkan terjadinya abortus atau karena ikterus.

h. Kekurangan oksigen pada janin mengakibatkan gangguan dalam plasenta sehingga

kemungkinan bayi lahir dengan berat badan yang kurang

2. Lingkungan postnatal

a. Budaya lingkungan

Budaya lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang atau masyarakat

mempersepsikan pola hidup sehat, hal ini dapat terlihat apabila kehidupan atau

perilaku mengikuti budaya yang ada sehingga kemungkinan besar dapat menghambat

dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh, anak yang dalam usia

tumbuh kembang membutuhkan makanan yang bergizi, namun karena terdapat adat

atau budaya tertentu yang melarang makan dalam masa tertentu padahal makanan

tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi, maka tentu akan mengganggu atau

menghambat masa tumbuh kembang.

b. Status sosial ekonomi

Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya

pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial

ekonomi rendah. Demikian juga dengan anak berpendidikan rendah, tentu akan sulit

untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau

tidak meyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan

kesehatan lain yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan

anak.

c. Nutrisi

Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selain masa

pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin,

dan air. Apabila kebutuhan nutrisi seseorang tidak atau kurang terpenuhi maka dapat

menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.

Page 4: Tumbuh Kembang Pada Anak

d. Iklim dan cuaca

Misalnya pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah

diperoleh, narnun pada saat musim yang lain justru sebaliknya. Sebagai contoh, saat

musim kemarau penyediaan air bersih akan sumber makanan sangatlah sulit.

e. Olahraga atau latihan fisik

Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena dapat

meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur

serta dapat meningkatkan stimulasi perkembangan tulang, otot, dan pertumbuhan sel

lainnya. Dari aspek sosial, anak menjadi mudah berinteraksi dengan teman sesuai

dengan jenis olahraganya.

f. Posisi anak dalam keluarga

Secara umum, anak pertama atau tunggal memiliki kemampuan intelektual

lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang

dewasa, namun dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang terlambat karena

tidak ada stimulasi yang biasanya dilakukan saudara kandungnya. Sedangkan pada

anak kedua atau anak tengah, kecenderungan orang tua yang merasa sudah biasa

dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga kemampuan anak untuk beradaptasi

lebih cepat dan mudah, meskipun dalam perkembangan intelektual biasanya kurang

apabila dibandingkan dengan anak pertamanya, kecenderungan tersebut juga

bergantung pada keluarga.

g. Status kesehatan

Hal ini dapat terlihat apabila anak berada dalam kondisi sehat dan sejahtera,

maka percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan sebaliknya.

Sebagai contoh, pada saat tertentu anak seharusnya mencapai puncak dalam

pertumbuhan dan perkembangan, namun apabila saat itu pula terjadi penyakit kronis

yang ada pada diri anak maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh

kembang akan terhambat karena anak memiliki masa kritis. Beberapa kondisi yang

dapat memengaruhi tumbuh kembang anak misalnya adanya kelainan perkembangan

fisik atau disebut cacat fisik (bibir sumbing, strabismus atau juling, kaki bengkok, dan

lain-lain), adanya kelainan dalam perkembangan saraf (seperti gangguan motorik,

gangguan bicara, atau gangguan personal sosial), adanya kelainan perkembangan

Page 5: Tumbuh Kembang Pada Anak

mental (seperti retardasi mental), adanya kelainan perkembangan perilaku (seperti

hiperaktif, gangguan belajar, depresi), dan lain-lain.

h. Hormon

Hormon somatotropin berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan

dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon

tiroid berperan menstimulasi metabolism tubuh.1-4

Kebutuhan Dasar Anak

A. Asuh (kebutuhan fisik-biomedis)

Meliputi asupan gizi/pangan, imunisasi, pengobatan jika sakit, sandang,

papan/pemukiman yang layak/tempat tinggal, higiene perorangan, sanitasi lingkungan,

kesegaran jasmani, dan rekreasi.

B. Asih (kebutuhan emosional)

Kebutuhan rasa aman, kasih sayang, diperhatikan, dihargai, pengalaman baru, pujian,

dan tanggung jawab untuk belajar mandiri. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan

yang erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak

untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial.

Berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin

rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini

mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan

kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada

tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, yang disebut "Sindrom

Deprivasi Maternal". Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan

yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).

C. Asah (kebutuhan akan stimulasi mental dini)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal daiam proses belajar (pendidikan dan pela-

tihan) pada anak. Proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan sedini

mungkin dan sesuai, terutama pada usia 4-5 tahun (golden year). Dengan begitu, akan

terwujud perkembangan metal-psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian,

kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.2,5

Page 6: Tumbuh Kembang Pada Anak

Penilaian Pertumbuhan Fisik pada Anak secara Antopometri

A. Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan

semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan

tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain

menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga dapat digunakan

sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.

Adapun cara menentukan berat badan sebagaimana tampak pada Gambar 2 dan 3. Penilaian

berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar NCHS (National Center for

Health Statistics) yaitu menggunakan persentil sebagai berikut: persentil ke 50-3 dikatakan

normal, sedangkan persentil kurang atau sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi.

Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan

persentase dari median sebagai berikut: antara 80-100% dikatakan malnutrisi sedang dan

kurang dari 80% dikatakan malnutrisi akut (wasting). Penilaian berat badan berdasarkan

tinggi badan menurut standar baku NCHS yaitu menggunakan persentil sebagai berikut:

persentil 75-25 dikatakan normal, persentil 10-5 dikatakan malnutrisi sedang, dan kurang

dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat. Selain penggunaan standar baku NCHS juga dapat

digunakan kartu menuju sehat (KMS).

B. Pengukuran tinggi badan

Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat

dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan

anak. Cara pengukuran dapat dilihat pada gambar 2 dan 3. Penilaian tinggi badan

berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku NCHS yaitu menggunakan persentase

dari median sebagai berikut: lebih dari atau sama dengan 90% dikatakan normal, sedangkan

kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).

C. Pengukuran lingkar kepala

Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai

pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi

pertumbuhan otak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya

retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal (volume kepala

meningkat) yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis.

Page 7: Tumbuh Kembang Pada Anak

Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan kurva lingkar kepala sebagaimana

tampak pada gambar 4.

D. Pengukuran lingkar lengan atas

Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini

tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibandingkan dengan berat

badan. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak.3,6

Gambar 2. Kurva pertumbuhan fisik anak laki-laki Gambar 3. Kurva pertumbuhan fisik anank perempuan

usia 0-36 bulan menurut persentil NCHS usia 0-36 bulan menurut persentil NCHS

Page 8: Tumbuh Kembang Pada Anak

Gambar 4. Grafik lingkar kepala anak laki-laki dan perempuan

Penilaian Perkembangan pada Anak secara DDST II

Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam empat faktor, di antaranya

penilaian terhadap:

1. Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya. Misalnya makan sendiri, dan lain-lain.

2. Motorik halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-

otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk

menggambar, memainkan dan memegang sesuatu benda, pemecahan masalah, serta

koordinasi mata-tangan, dan lain-lain.

3. Bahasa

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara (mendengar), mengikuti

perintah dan berbicara spontan. Misalnya tertawa, berbicara satu atau lebih kata, dan lain-

lain.

4. Motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Misalnya duduk,

berjalan, dan lain-lain.2,6

Page 9: Tumbuh Kembang Pada Anak

Dengan persyaratan tes sebagai berikut:

1. Lembar formulir DDST II.

2. Alat bantu atau peraga seperti benang sulaman merah, kismis, kerincingan dengan gagang

kecil, balok-balok warna (1 inchi), botol kecil bening dengan lubang 5/8, bel kecil, bola tenis,

pensil merah, boneka kecil dengan botol susu/sendok kecil, cangkir plastil dengan

gagang/pegangan, kertas kosong.

Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:

1. Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan.

2. Tarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan usia yang telah ditentukan.

3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada mulai dari

motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal sosial.

4. Tenlukan basil penilaian apakah normal, meragukan, atau abnormal sesuai dengan gambar 5.

a. Dikatakan abnormal apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 2 sektor atau 2

keterlambatan/lebih pada 1 sektor ditambah 1 keterlambatan pada 1 sektor/lebih.

b. Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 1 sektor atau terdapat

1 keterlambatan pada 1 sektor/lebih.

c. Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan pada masing-masing sektor

bila menilai setiap sektor atau tidak menyimpulkan gangguan perkembangan

keseluruhan.3,7

Page 10: Tumbuh Kembang Pada Anak

Gambar 5. Denver Developmental Screening Test II

Gizi pada Anak

Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak

sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan otak.

Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan &

perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan,

juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai umur 6 bulan Air Susu Ibu (ASI) adalah

makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi kesehatan fisis maupun psikis.

Asi mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan otak bayi. Pertumbuhan otak

manusia lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan otak jenis makhluk hidup lainnya.

Karenanya memerlukan zat-zat yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan otaknya dengan

sempurna.

Page 11: Tumbuh Kembang Pada Anak

Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil-hasil yang lebih baik

bagi pertumbuhan anak. Namun demikian, akan lebih sempurna apabila makanan tambahan yang

diberikan dalam bentuk yang seimbang. Oleh karena kebutuhan dan pemenuhannya sangat

tergantung pada ibu dan keluarga, pengetahuan tentang gizi harus dikuasai oleh ibuAeluarga

melalui penyuluhan gizi.

Kebutuhan akan energi pada anak untuk tumbuh kembang didapat dari nutrien-nutrien.

Pada umumnya kebutuhan energi adalah sbb. :

1. Bayi rata-rata: 110 kkalori/kg BB/hari

2. Anak 1 - 3 tahun : 100 kkalori/Kg BB/hari

3. Anak 4 - 6 tahun : 90 kkalori/Kg BB/hari

4. Anak 7 - 9 tahun : 80 kkalori/Kg BB/hari

5. Anak laki-laki 10-12 tahun : 60-70 kkalori/Kg BB/hari

6. Anak laki-laki 13-18 tahun : 50-60 kkalori/Kg BB/hari

7. Anak perempuan 10-12 tahun : 50-60 kkalori/Kg BB/hari

8. Anak perempuan 13-18 tahun : 40-50 kkalori/Kg BB/hari

Nutrien-nutrien dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:

1. Golongan pembangun : protein hewani dan protein nabati, dibutuhkan kira-kira 2 - 3 gram

Ag BBAari. Protein hewani: ikan, daging, susu, telur dan sebagainya. Protein nabati: tahu,

tempe, kacang-kacangan, beras, gandum dan sebagainya.

2. Golongan sumber tenaga : karbohidrat, lemak dsb. Misalnya beras, kentang, gandum, susu,

ubi, singkong, maizena dan sebagainya.

3. Golongan pelindung: mikro nutrien (besi, kalsium, seng, mangan dan sebagainya), vitamin-

vitamin dan air.

Pengaturan makanan pada bayi:

1. 0-6 bulan: ASI eklusif/susu formula + Fe

2. 6-7 bulan: ASI/susu formula + Fe, bubur sereal bayi + Fe, juice buah dan sayuran saring

Page 12: Tumbuh Kembang Pada Anak

3. 7-9 bulan: ASI/susu formula + Fe, bubur sereal bayi + Fe, juice buah, sayuran, daging saring,

roti gandum

4. 10-12 bulan: ASI/susu formula + Fe, juice buah vitamin C, sayuran, buah, dan daging

giling4,8

Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi

penyakit.

Jenis-jenis imunitas:

1. Aktif didapat secara alami. Sistem kekebalan membuat antibodi setelah terpajan penyakit.

2. Pasif didapat secara alami. Antibodi terhadap penyakit didapat secara pasif dan alamiah

(misal melalui plasenta dan kolostrum).

3. Aktif didapat secara buatan. Diberikan atau diinjeksikan secara medis substansi yang

menstimulasi respons imun melawan penyakit tertentu.

4. Pasif didapat secara buatan. Antibodi diinjeksikan untuk memberikan kekebalan tanpa

menstimulasi respons imun.

A. Vaksin BCG (Bacillus Calmatte Guerin)

Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis

(TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum umur 2 bulan (Depkes: 0-12 bulan). BCG ulangan

tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.

Vaksin disuntik intrakutan di daerah insersio m. deltoideus dengan dosis untuk bayi

<1 tahun sebanyak 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml. Pada bayi perempuan dapat diberikan

suntikan di paha kanan atas.

Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah

suntikan, limfadenitis, regionalis, dan reaksi panas. Imunisasi BCG penting bagi anak balita

dalam pencegahan TBC milier, otak dan tulang karena masih tingginya kejadian TBC pada

anak.

Page 13: Tumbuh Kembang Pada Anak

B. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT, merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

difteri, npertusis, dan tetanus. DPT dapat diberikan pada usia > 6 minggu, secara terpisah

atau secara kombinasi dengan hepatitis B atau HiB. DPT ini merupakan vaksin yang

mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat

merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular.

Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya terjadi

pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya terjadi

menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,

ensefalopati, dan syok.

C. Vaksin Polio

Imunisasi polio, merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Ada 2 jenis vaksin

polio, yaitu vaksin Salk (berisi virus polio yang telah dimatikan dan diberikan parenteral

secara suntik) dan vaksin Sabin (berisi vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan

secara oral dalam bentuk pil atau cairan), di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin.

D. Vaksin campak

Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak

karena termasuk penyakit menular. Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, sedangkan

campak-2 diberikan saat program BIAS SD kelas 1 pada usia 6 tahun. Imunisasi campak

diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam

pada tempat suntikan dan panas.

E. Vaksin Hepatitis B

Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B.

Imunisasi ini diberikan sedini mungkin segera setelah bayi lahir. Imunisasi dasar diberikan 3

kali dengan jarak waktu satu bulan antara suntikan 1, dan lima bulan antara suntikan 1.

Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar. Pada anak vaksin diberikan

secara intramuskular di daerah pangkal lengan atas (m.deltoid), sedangkan pada bayi di

daerah paha. Efek samping berupa efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam

ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran cerna) yang akan hilang dalam beberapa hari.

Page 14: Tumbuh Kembang Pada Anak

F. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Pemberian vaksin ini mencegah penyakit campak, gondong, campak jerman. Harus

diberikan secara suntikan subkutan setelah usia 12 bulan ketika efektivitas antibodi maternal

telah menghilang.

G. Vaksin Hib (Hemophilus influenzae tipe B)

Imunisasi ini melindungi terhadap beberapa penyakit serius yang disebabkan oleh

Hib, mencakup meningitis, septisemia, selulitis, arthritis, epiglottis, dsb. Diberikan secara

suntikan subkutan.

H. Vaksin Varicela

Vaksin varicela zoster merupakan vaksin kuman yang hidup yang diberikan setelah

usia 12 bulan. Diberikan secara suntikan subkutan.9

Berikut tabel jadwal imunisasi:

Usia yang dianjurkan Imunisasi

Saat lahir HBV

1-2 bulan HBV

2 bulan DPT, Hib, OPV

4 bulan DPT, Hib, OPV

6 bulan DPT, Hib

6-18 bulan HBV, OPV

12-15 bulan Hib, MMR

15-18 bulan DPT

4-6 tahun DPT, OPV

11-12 tahun MMR

14-16 tahun Td

Page 15: Tumbuh Kembang Pada Anak

Gambar 6. Jadwal imunisasi 2008 yang direkomendasikan IDAI

Pediatri Sosial

Pediatri sosial meliputi anak dalam keadaan sehat maupun sakit yang hidup di dalam

lingkungan sekelompok manusia atau masyarakat dimana ia tumbuh dan berkembang. Penelitian

di Europa menunjukkan bahwa anak kelompok sosial, baik ukuran tinggi tubuh lebih panjang

dibandingkan dengan anak keluarga buruh rendah; perbedaan itu jauh lebih kurang 2,5 cm pada

usia 3 tahun dan lebih kurang 4,5 cm pada usia remaja. Perbedaan dalam ukuran berat badan

mempunyai kecendrungan yang sama seperti di atas, namun perbedaannya tidak begitu besar.

Jumlah anggota keluarga berperan pula dalam pertumbuhan, yaitu pada keluarga kecil

pertumbuhan anak lebih baik dibandingkan pada keluarga besar. Lingkungan keluarga

merupakan sumber yang paling dekat untuk memenuhi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak.

Faktor determinan yang penting di dalam keluarga adalah persiapan kehidupan keluarga

(jasmani,mental dan sosial), kerukunan yang harmonis, pendidikan orang tua, penghasilan orang

tua, sosial budaya, kondisi rumah (ventilasi, air bersih/terlindung, jamban,luas lantai), higiene &

sanitasi lingkungan dan waktu yang cukup untuk bimbingan anak : asih, asuh dan asah.2

Page 16: Tumbuh Kembang Pada Anak

Kesimpulan

Tumbuh kembang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Lingkungan yang

baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan

menghambatnya. Pentingnya ibu dalam ekologi anak, sebagai "para genetik" faktor, yaitu

pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap

tumbuh kembang postnatal dan perkembangan kepribadian anak. Juga pentingnya menyusui

dalam tumbuh kembang anak. Diperlukan stimulasi dalam tumbuh kembang anak, deteksi dan

penanganan dini, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kelak.

Daftar Pustaka

1. Widyastuti D, Widyani R. Panduan perkembangan anak 0-1 tahun. Jakarta: Puspa Swara,

2006.h.5-12

2. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995.h.1-31

3. Hidayat A. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika, 2008.h.8-34

4. Supartini Y. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC, 2004.h.101-13

5. Febry BA, Marendra Z. Buku pintar menu balita. Jakarta: Wahyu Media, 2008.h.10

6. Nugroho HSW. Petunjuk praktis: denver developmental screening test. Jakarta: EGC,

2009.h.6

7. Hidayat A. Asuhan neonatus, bayi, dan balita. Jakarta: EGC, 2008.h.14-6

8. Khomsan A, Ridhayani S. 50 menu sehat untuk tumbuh kembang anak usia 0-24 bulan.

Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2008.h.13-23

9. Muscari ME. Panduan belajar keperawatan pediatrik. Edisi ke-3. Jakarta: EGC, 2005.h.171-8