tumbuhan pacing-antifertilitas (adnan, unm)

25
1 PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TUMBUHAN PACING (Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP FERTILITAS MENCIT(Mus musculus) ICR JANTAN Adnan dan Halifah Pagarra *). 2000. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang tumbuhan pacing terhadap fertilitas mencit ICR jantan. Penelitian ini dilaksanakan dengan meng-gunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Untuk kelompok kontrol tidak diberikan ekstrak rimpang tumbuhan pacing, sedangkan untuk 3 kelompok perlakuan masing-masing diberikan ekstrak rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg berat badan. pacing Rimpang tum-buhan pacing diekstraksi dengan menggunakan etanol. Ekstrak disuspensi-kan dalam CMC 0,5%. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral dengan volume 0,5 cc/mencit selama 18 hari secara berturut-turut. Jumlah mencit jantan yang digunakan sebanyak 40 ekor). Pada hari ke 18, masing-masing 5 ekor mencit jantan dari setiap kelompok dimatikan dengan cara dislokasi leher. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap berat testis, epididimis, vesikula seminalis, jumlah sperma yang dihasilkan. Pada setiap kelompok masing-masing 5 ekor mencit jantan digunakan untuk uji kawin dengan mencit betina yang dewasa seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing selama 18 hari secara berturut-turut dengan dosis 25, 50, dan 75 mg/kg berat badan secara statistik nyata menurunkan berat testis, epididimis, dan vesikula seminalis dan juga berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi sperma. Sedangkan daya konsepsi mencit jantan setelah perlakuan mengalami penurunan yang sangat drastis. Dan aktifitas antifertilitasnya pada semua dosis yang dicobakan mencapai 100%.. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan pacing bersifat anti fertilitas terhadap mencit jantan. Kata kunci: Pacing, fertilitas, mencit *) Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengathauan Alam, Universitas Negeri Makassar, Nomor Kontrak:030/P2IPT/DM/V/2000. ABSTRACT The aim of this experiment was to study the influence of extract of pacing plant rhizome on the fertility of ICR male mice.. In this experiment was used completely randomized design (CRD). This experiment consist of three treatment groups and one control group. For control group, it was not

Upload: adnan-gassing

Post on 04-Jul-2015

806 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

1

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TUMBUHAN PACING (Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP FERTILITAS

MENCIT(Mus musculus) ICR JANTAN

Adnan dan Halifah Pagarra *). 2000.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang

tumbuhan pacing terhadap fertilitas mencit ICR jantan. Penelitian ini dilaksanakan dengan meng-gunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Untuk kelompok kontrol tidak diberikan ekstrak rimpang tumbuhan pacing, sedangkan untuk 3 kelompok perlakuan masing-masing diberikan ekstrak rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg berat badan. pacing Rimpang tum-buhan pacing diekstraksi dengan menggunakan etanol. Ekstrak disuspensi-kan dalam CMC 0,5%. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral dengan volume 0,5 cc/mencit selama 18 hari secara berturut-turut. Jumlah mencit jantan yang digunakan sebanyak 40 ekor). Pada hari ke 18, masing-masing 5 ekor mencit jantan dari setiap kelompok dimatikan dengan cara dislokasi leher. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap berat testis, epididimis, vesikula seminalis, jumlah sperma yang dihasilkan. Pada setiap kelompok masing-masing 5 ekor mencit jantan digunakan untuk uji kawin dengan mencit betina yang dewasa seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing selama 18 hari secara berturut-turut dengan dosis 25, 50, dan 75 mg/kg berat badan secara statistik nyata menurunkan berat testis, epididimis, dan vesikula seminalis dan juga berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi sperma. Sedangkan daya konsepsi mencit jantan setelah perlakuan mengalami penurunan yang sangat drastis. Dan aktifitas antifertilitasnya pada semua dosis yang dicobakan mencapai 100%.. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan pacing bersifat anti fertilitas terhadap mencit jantan. Kata kunci: Pacing, fertilitas, mencit *) Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengathauan Alam, Universitas

Negeri Makassar, Nomor Kontrak:030/P2IPT/DM/V/2000.

ABSTRACT The aim of this experiment was to study the influence of extract of

pacing plant rhizome on the fertility of ICR male mice.. In this experiment was used completely randomized design (CRD). This experiment consist of three treatment groups and one control group. For control group, it was not

Page 2: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

2

used extract of pacing palnt rhizome, whereas for every three-teatment group namely extract of pacing plant rhizome with doses 25 mg/kg body weight, 50 mg/kg body weight, and 75 mg/kg body weight.. The pacing plant rhizome was extracted to used etanol. The suspension of extract of pacing plant rhi-zome in CMC 0,5%. Administerated of extract is carried out daily orally with volume 0,5 cc/mice for 18 days. Total of male mice used in this expe-riment were 40 male mice. 18 th day, five male mice each from one treatment was dead with cervix dislocation. The next step of was carried out obser-vation about testis weight, epididymis weight, seminal vesicle weight sperm total production include oligozoosperm, teratozoosperm and motility of sperm. For a treatment, every five male mice was used to tested consep-tability with female mice. The result of this experiment showed that the use of extract of pacing plant rhizome for 18 days respectively with doses 25 mg/kb body weight, 50 mg/kg body weight, and 75 mg/kg body weight statistically, actually decreased testis weight, epididymis weight, seminal vesicle weight also has real effect to total of sperm production, the sperm becomes less motil and to be teratozoosperm. Whereas conseptability of male mice after treatment has very drastically decrease and its antifertility activities on all doses used get result 100%. It can be concluded that pacing extract plant have a good prospect as antifertility on male mice.

*) Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengathauan Alam, Universitas

Negeri Makassar, Nomor Kontrak:030/P2IPT/DM/V/2000. PENDAHULUAN

Data terakhir menunjukkan bahwa pada tanggal 4 februari 1997, jumlah

penduduk Indonesia mencapai 200 juta jiwa. Diperkirakan jumlah tersebut terus

meningkat sekitar 3 juta jiwa pertahun atau rata-rata 8.128 jiwa setiap hari.

Tingkat pertumbuhannya sendiri sekitar 1,6% pertahun dengan total fertility rate

(TFR) rata-rata 2,5% (Fajar, 1997). Dengan demikian diperlukan adanya upaya

strategis agar Zero population growth dapat terwujud sesegera mungkin.

Berbagai jenis senyawa bioaktif yang terkandung pada berbagai jenis

tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan antifertilitas, stimulant uterus, atau

bahan estrogenik (Farnsworth et al., 1975 ). Umumnya senyawa-senyawa terse-

but berasal dari golongan steroid, alkaloid, isoflavonoid, triterpenoid dan

Page 3: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

3

xanthon (Farnsworth et al., 1975; Ghosal et al., 1971; Chattopadhyay et al.,

1983; dan Chattopadhyay et al, 1984)

Agar pemanfaatan sumber daya alam dapat terlaksana dengan sebaik-

baiknya, maka terhadap bahan-bahan alam yang digunakan dalam pelayanan

kesehatan termasuk kesehatan reproduksi perlu dilakukan pengkajian yang lebih

mendalam untuk mengetahui keamanan dan kekhasiatannya (Sambudi, 1990).

Satu diantara sekian banyak tumbuhan yang telah digunakan sebagai bahan kon-

trasepsi secara tradisional adalah rimpang tumbuhan pacing (Costus speciosus)

(Sahidu, 1992., Djukri, 1996).

Rimpang dan biji tumbuhan pacing mengandung diosgenin (sapogenin ste-

roid), tigogenin, dioscin, gracillin sitosterol, methyltriacontane, 8-hydroxyhentry-

acontan-one, 5-à-stigmast-9 (11)-en-3-á-ol, 24-hydroxytriacontan-26-one dan

24 hydroxyhentryacontan-27-one. Kandungan-kandungan kimia di atas

merupakan bahan baku untuk pembuatan obat-obat kontrasepsi untuk mencegah

kehamilan (Wijayakusuma, 1997)..

Rimpang tumbuhan pacing diduga kuat juga berpengaruh terhadap

fertilitas mencit jantan. Hal ini dimungkinkan terjadi melalui peningkatan level

plasma progesteron di dalam darah. Bila level plasma progesteron di dalam darah

tinggi, cenderung menekan level plasma testosteron yang mengakibatkan terjadi-

nya gangguan pada spermatogenesis. Gangguan pada spermatogenesis dapat

menyebabkan antara lain jumlah sperma yang diproduksi menurun, jumlah

sperma yang abnormal meningkat dan pada akhirnya akan menekan daya konsepsi

pada mencit jantan. Dari gambaran tersebut maka kemungkinan pengembangan

tumbuhan pacing sebagai bahan kontrasepsi alternatif pria dimasa yang akan

datang dapat dilakukan.

Berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan, maka masalah yang

akan dipelajari dalam penelitian ini secara umum adalah " Apakah ekstrak

rimpang tumbuhan pacing (Costus speciosus) berpengaruh terhadap fertilitas

mencit (Mus musculus) ICR jantan?. Secara khusus: (i) Apakah ekstrak rimpang

Page 4: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

4

tumbuhan pacing berpengaruh terhadap berat testis, epididimis, dan vesikula

seminalis dan (ii) Apakah ekstrak rimpang tumbuhan pacing dapat

menurunkanproduksi sperma

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat khususnya tentang

khasian rimpang tumbuhan pacing sebagai bahan antifertilitas pada mencit jantan,

dan secara khusus manfaat terhadap pengembangan dan pengkajian potensi

tumbuhan tradisonal yang berkhasiat sebagai bahan obat, khsusnya bahan yang

memiliki potensi sebagai bahan kontrasepsi alternatif bagi pria pada masa yang

akan datang setelah melalui serangkaian pengujian pada berbagai hewan uji.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, bahan yang akan diuji aktivitas biologisnya adalah

ekstrak rimpang tumbuhan pacing. Larutan pengekstrak yang digunakan adalah

etanol 50 %. Prosedur ekstraksi mengikuti cara yang dilakukan oleh oleh Gupta et

al., (1985). Pada saat akan digunakan, ekstrak ditimbang terlebih dahulu, selan-

jutnya disuspensikan dengan larutan 0,5% Carboxy Methyl Cellulosa (CMC b/v)

hingga konsentrasi yang diinginkan. Suspensi ekstrak dibuat sekaligus untuk

keperluan dua hari. Mencit yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit

jantan berumur antara 10 -11 minggu dengan berat badan berkisar antara 24-28 g.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas

3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Kelompok kontrol (P0), yaitu

kelompok mencit yang hanya diberi pensuspensi ekstrak rimpang tumbuhan

pacing. 3 kelompok perlakuan lainnya masing-masing P1, P2, dan P3. diberi

ekstrak rimpang tumbuhan pacing dengan dosis masing-masing 25, 50 dan 75 mg

per kilogram berat badan... Jumlah mencit yang digunakan pada setiap kelompok

masing-masing 10 jantan dan 5 betina. Jadi secara keseluruhan, jumlah mencit

yang digunakan sebanyak 60 ekor,.. Mencit betina digunakan sebagai pasangan

Page 5: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

5

uji kawin bagi mencit jantan pada kelompok kontrol maupun kelompok

perlakuan.

Variabel penelitian terdiri atas dua yaitu dosis ekstrak rimpang tumbuhan

pacing sebagai variabel terikat dan fertilitas mencit jantan sebagai variabel tidak

terikat. Fertilitas mencit jantan akan terukur melalui pengamatan terhadap berat

testis, berat epididimis, berat vesikula seminalis, jumlah total sperma yang

dihasilkan, jumlah sperma yang abnormal serta daya konsepsi mencit jantan.

Khusus untuk daya konsepsi mencit jantan akan teramati setelah dilakukan

uji kawin dengan mencit betina. Data yang diamati adalah jumlah mencit jantan

yang berhasil melakukan kopulasi atau jumlah mencit betina yang hamil.

Ekstrak rimpang tumbuhan pacing yang akan diberikan pada mencit ditim-

bang, lalu disuspensikan dalam CMC 0,5% sesuai dengan dosis yang telah diten-

tukan. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral dengan volume 0,5 cc /mencit.

Pemberian ekstrak dilakukan setiap hari antara pukul 08.00 s/d 10.00 .

Pada hari ke 18 perlakuan, 5 mencit dari masing-masing kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan dimatikan dengan cara dislokasi leher dan selanjutnya

dibedah dan diamati. Adapun parameter yang diamati adalah jumlah sperma,

jumlah sperma yang mengalami kelainan, jenis kelainana pada sperma, berat tes-

tis, epididimis dan vesikula seminalis. 5 mencit yang tersisa pada kelompok

kontrol dan perlakuan selanjutnya diuji daya konsepsinya dengan cara mengawin-

kannya dengan mencit betina yang telah dewasa seksual

Mencit-mencit yang telah dikawinkan dipisahkan. Mencit betina dipeliha-

ra di dalam kandang yang terpisah hingga mencapai umur kehamilan hari ke 18.

Pada hari ke 18 kehamilan, mencit-mencit betina pasangan uji kawin dimatikan

dengan cara dislokasi leher, selanjutnya dibedah dan diamati . Adapun parameter

yang diamati adalah jumlah korpus luteum, jumlah implantasi, dan jumlah

kematian intra uterus. Sementara itu mencit jantan juga dipelihara dalam kandang

yang terpisah hingga 18 hari lamanya. Selama waktu tersebut mencit jantan tidak

diperlakukan lagi dengan ekstrak rimpang tumbuhan pacing. Pada hari ke 18,

Page 6: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

6

mencit jantan dimatikan dengan cara dislokasi leher dan diamati berat testis,

epididimis, vesikula seminalis dan jumlah sperma yang dihasilkan.. Data yang

diperoleh dianalisis secara deskriptif dan infrensial dengan uji F α0,05 yang

dialnjutkan dengan uji BNT α 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan rata-rata berat (g) testis, epididimis, vesikula seminalis

dan jumlah produksi total sperma pada mencit kontrol dan perlakuan yang diberi

ekstrak rimpang tumbuhan pacing (Costus speciosus) dengan dosis 25, 50, dan 50

mg/kg berat badan setiap hari secara oral selama 18 hari dengan volume 0,5 cc

permencit ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata berat (g) testis pada mencit kontrol dan perlakuan yang diberi ekstrak rimpang tumbuhan pacing secara oral setiap hari selama 18 hari dengan dosis 25, 50 dan 75 mg /kg berat badan.

Dosis Perlakua

n (mg/kg

b.badan)

Jumlah

Hewan Uji

Rata-rata berat testis

(g)

Rata-rata berat

Epididimis (g)

Rata-rata berat v.

seminalis (g)

Rata-rata jumlah sperma (mm3)

Kontrol 25 50 75

5 5 5 5

0,1542 a 0,0592 bc 0,0428 c 0.0872 b

0,0728 a 0,0418 c 0,0430 c 0.0638 b

0,21140 a 0,19220abc 0,15120 c 0.20040 ab

161,40 a 0,40 c 0,20 c 3,40 b

Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT αααα 0,05

Hasil analisis statistik dengan uji F pada taraf kepercayaan α 0,05 menun-

jukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing (Costus speciosus)

dengan dosis 25 50 dan 75 mg/kg berat badan setiap hari secara oral selama 18

hari dengan volume 0,5 cc permencit secara statistik berpengaruh nyata terhadap

rata-rata berat testis, epididimis, vesikula seminalis dan produksi total sperma.

Hasil analisis statistik dengan uji Beda nyata Jujur (BNT) pada taraf

kepercayaan α 0,05 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan

Page 7: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

7

pacing setiap hari secara oral selama 18 hari dengan dosis 25, 50, dan 75 mg/kg

berat badan berpengaruh nyata terhadap penurunan berat testis, berat epididimis

dan berat vesikula seminalis. Semua dosis perlakuan yang diberikan berbeda

nyata dengan kontrol.

Hasil pengamatan rata-rata jumlah mencit kontrol dan perlakuan yang

berhasil kawin dan daya konsepsi setelah diberi ekstrak rimpang tumbuhan pacing

(Costus speciosus) dengan dosis 25, 50, dan 50 mg/kg berat badan setiap hari

secara oral selama 18 hari dengan volume 0,5 cc permencit ditunjukkan pada tabel

2.

Tabel 2. Rata-rata jumlah mencit jantan yang kawin, daya konsepsi dan pengaruh antifertilitasnya pada mencit kontrol dan perlakuan yang diberi ekstrak rimpang tumbuhan pacing secara oral setiap hari selama 18 hari dengan dosis 25, 50 dan 75 mg /kg berat badan.

Dosis Perlakuan

(mg/kg b.badan)

Jumlah Hewan

Uji

Rata-rata jumlah mencit kawin

Persentase Daya

konsepsi (%)

Pengaruh Antifertilit

as (%)

Kontrol 25 50 75

5 5 5 5

5 a 0 b 0 b 0 b

100,00 a 0,00 b 0,00 b 0,00 b

0,00 a 100,00 b 100,00 b 100,00 b

Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT αααα 0,05

Hasil analisis statistik dengan uji F pada taraf kepercayaan α 0,05

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing (Costus

speciosus) dengan dosis 25 50 dan 75 mg/kg berat badan setiap hari secara oral

selama 18 hari dengan volume 0,5 cc permencit secara statistik berpengaruh nyata

terhadap jumlah mencit yang berhasil kawin, persentase daya konsepsi. Aktivitas

antifertilitas ekstrak rimpang tumbuhan pacing pada mencit jantan mencapai

100%

Page 8: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

8

Hasil analisis statistik dengan uji Beda nyata Jujur (BNT) α 0,05

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing setiap hari

secara oral selama 18 hari menunjukkan bahwa dosis 25, 50, dan 75 mg/kg berat

badan berpengaruh nyata terhadap penurunan persentase jumlah mencit kawin,

daya konsepsi,. Dosis yang paling optimal adalah 25, 50, dan 75 mg/kg berat

badan, dan secara statistik berbeda nyata dengan kontrol (tabel 2).

Data pada tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan

pacing yang diberikan dengan dosis yang berbeda pada semua kelompok hewan

perlakuan secara statistik (α 0,05) nyata menurunkan berat testis dibandingkan

dengan kelompok hewan perlakuan. Hasil ini menunjukkan bahwa ada kemung-

kinan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan pacing memiliki sifat anti androgen.

Menurunnya berat testis boleh jadi karena beberapa faktor antara lain ekstrak

rimpang tumbuhan pacing bekerja secara langsung pada sel-sel germinal pada

awal spermatogenesis sehingga produksi sperma menjadi menurun, atau ekstrak

bekerja mengganggu steroidogenesis, atau ekstrak rimpang tumbuhan pacing

bekerja sebagai bahan anti androgen. Menurut Chattopadhyay et al., (1983) berat

testis tikus yang diperlakukan dengan hippadine , suatu alkaloid yang diisolasi

dari Amarilydaceae menjadi menurun sebagai akibat terhambatnya pembelahan

dan differensiasi sel-sel germinal., hal ini merupakan manifestasi dari

terhambatnya kerja androgen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk regenerasi

sel-sel germa membutuhkan adannya androgen. Menurut Johnson dan Everitt

(1989), hormon androgen berperan menginduksi dan memelihara differensiasi

jaringan somatik jantan, menginduksi karakter seks sekunder pada jantan,

menginduksi dan memelihara karakter seks sekunder pada jantan, dan

berpengaruh terhadap tingkah laku seksual dan agrevisitas hewan jantan serta

merangsang anabolisme protein. Berkaitan dengan uraian tersebut, menurut

Djukri (1996) rimpang tumbuhan pacing mengandung diosgenin yang merupakan

prekuersor progesteron. Progeste-ron bekerja secara anatagonis dengan androgen.

Menurut Turner dan Bagnara (1988) zat antiandrogen bekerja pada lokasi sasaran

Page 9: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

9

untuk mencegah androgen mengekspresikan aktivitasnya.. Anti androgen bekerja

secara kompetetif pada lokasi reseptor jaringan sasaran untuk menghalangi aksi

hormon androgen. Siproteron asetat telah ditunjukkan menekan pengambilan

androgen radioaktif oleh prostat ventral tikus , dan menyusutkan retensi

dihidrotestosteron oleh inti sel prostat. Pada kelinci dan anjing yang menerima

dosis tingga antiandro-gen duktus deferens dan epididimis gagal berkembang.

Dari hasil penelitian ini diduga kuat bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan

pacing pada mencit bekerja pada organ sasaran yaitu testis.

Androgen adalah hormon yang esensil untuk mengontrol sifat-sifat seks

sekunder pada hewan jantan serta kemampuan fungsional saluran-saluran dan

kelenjar-kelenjar reproduksi tambahan. Aksi metabolik yang paling menonjol

adalah digiatkannya metabolisme protein. Androgen juga menimbulkan pengaruh

terhadap epitel germinal tubuli testis dan dengan demikian mempengaruhi

produksi spermatozoa (Turner dan Bagnara, 1988). Sejalan dengan uraian ter-

sebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan pacing

dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg berat badan secara statistik (α 0,05) nyata

menurunkan berat epididimis (tabel 3 dan 4). Menurunnya berat epididimis boleh

jadi sebagai hasil pengaruh ekstrak terhadap fungsi testis. Epididimis merupakan

tempat penyimpanan sperma sementara (Chattopadhyay et al., 1983). Menurut

Yatim (1988), epididimis berfungsi untuk maturasi sperma. Secara umum

epididmis memiliki tiga fungsi yaitu fungsi absorbsi, maturasi, transpor,

penyimpan dan eliminasi. Menurunnya produksi sperma pada saluran tubulus

seminiferi di dalam testis akan berpengaruh terhadap jumlah sperma yang

disalurkan ke epididimis. Dengan demikian berat epididimis menjadi menurun.

Untuk rata-rata berat vesikula seminalis, yang berpengaruh nyata hanya dosis 75

mg/kg berat badan bila dibandingkan dengan kontrol (tabel 1 dan 2).

Menurunnya berat vesikula seminalis juga diduga kuat sebagai akibat terjadinya

gangguan fungsi androgen. Menurut Chattopadhyay et al., (1983) kelenjar-

kelenjar assesori seperti vesikula seminalis merupakan organ-organ seks yang

Page 10: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

10

tergantung pada androgen. Hal yang seruap dikemukakan oleh Turner dan

Bagnara (1988), bahwa sistem asesori saluran dan kelenjar jantan, secara

morfologis dan fisiologis tergantung pada produksi androgen. Kastrasi jantan

dewasa yang fungsional juga menyebabkan organ-organ tersebut mengalami

involusi sampai mencapai struktur yang kira-kira sama dengan hewan-hewan

muda. Androgen mengembalikan seca-ra sempurna organ-organ tadi di dalam

hewan-hewan terkastrasi atau menyebab-kannya melampaui kondisi normal.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa penurunan berat testis,

epididimis dan vesikula seminalis pada hasil penelitian ini disebabkan karena

terjadinya gangguan fungsi androgen pada semua kelompok mencit perlakuan.

Hal ini dapat terlihat dari rata-rata berat testis, epidi-dimis dan vesikula seminalis.

Rata-rata berat testis pada mencit perlakuan dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg

berat badan masing-masing 0,0592 g, 0,0428 g, dan 0,0872 g., sedangkan rata-

rata berat testis pada mencit kontrol adalah 0,1542 g. Rata-rata berat epididimis

pada mencit perlakuan dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg berat badan masing-

masing 0,0418 g, 0,0430 g, dan 0,0638 g., sedangkan rata-rata berat epididimis

pada mencit kontrol adalah 0,0728 g. Rata-rata berat vesikula seminalis pada

mencit perlakuan dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg berat badan masing-masing

0,19220 g, 0,15120 g, dan 0,20040 g., sedangkan rata-rata berat testis pada

mencit kontrol adalah 0,21140. Hasil ini menunjukkan bahwa semua organ

reproduksi yang diamati pada mencit kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak

rimpang tumbuhan pacing mengalami involusi atau penyusutan.

Pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing, secara statistik (α 0,05)

nyata menurunkan jumlah produksi sperma (tabel 7 dan 8) Rata-rata jumlah

sperma pada mencit perlakuan dalam 0,1 mm kubik pada dosis 25, 50 dan 75

mg/kg berat badan masing-masing 0,40, 0,20 g, dan 3,40., sedangkan rata-rata

jumlah sperma pada mencit kontrol adalah 161,40. Dari hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing memiliki efek

oligozoospermia hingga azoospermia. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak

Page 11: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

11

rimpang tumbuhan pacing mengganggu proses spermatogenesis, dan

kemungkinan besar gangguan yang ditimbulkannya terjadi pada pembelahan sel-

sel spermato-gonia., hal ini tergambar dari rendahnya jumlah sperma yang

dijumpai pada bagian kauda epididimis. Menurut Yatim (1988) bahwa sperma

epididimis dianggap fer-til jika yang berbentuk normal tidak kurang dari 60%.

Hasil ini menunjukkan dengan sangat kuat bahwa bahwa ekstrak rimpang

tumbuhan pacing bersifat sebagai bahan antifertilitas.

Penurunan produksi jumlah sperma hingga ketingkat oligozoospermia dan

azoospermia ini lebih menegaskan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan pacing

bekerja pada tubulus seminiferi dan menghambat proliferasi sel-sel

spermatogonia. Gangguan terhadap spermatogenesis menyebabkan menysutnya

produksi sperma.

Khusus untuk kelainan sperma, hal yang paling umum dijumpai adalah

kelainan pada bagian ekor, yaitu ekor berpilin atau membengkok, dan pendek.

Selain itu sisa-sisa sitoplasma atau badan residu masih banyak dijumpai

menempel pada bagian leher sperma. Hal ini menunjukkan bahwa efek rimpang

tumbuhan pacing berpengaruh pada tahap spermiogenesis di daam tubulus

seminiferi dan juga mungkin mempengaruhi maturasi sperma di dalam

epididimis.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut: (i) Ekstrak rimpang tumbuhan pacing de-

ngan dosis 25, 50, dan 75 mg / kg berat badan menyebabkan berat testis, epidi-

dimis dan vesikula seminalis menjadi menurun, (ii) Ekstrak rimpang tumbuhan

pacing dengan dosis 25, 50, dan 75 mg / kg berat badan menyebabkan produksi

sperma menjadi menurun dengan sangat drastis. Efek yang ditimbulkannya dalam

bentuk a zoospermia hingga oligozoospermia. (iii) Daya konsepsi mencit jantan

yang diperlakukan dengan ekstrak rimpang tumbuhan pacing selama 18 hari

Page 12: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

12

berturut-turut dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg berat badan menurun hingga 100

%. Efek antifertilitas yang ditimbulkan pada ketiga dosis yang dicobakan menca-

pai 100 %.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini direncanakan untuk melakukan penelitian

dengan melihat pengaruh ekstrak rimpang tumbuhan pacing terhadap struktur

histologi organ reproduksi mencit jantan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengatahuan Terapan Direktorat

Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional atas dana yang diberikan

sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA Chattopadhyay, S. K.Mathur, P. P, Saini, K. S. and Ghosal. S. 1983. Effect of

hippadine, an amaryllidaceae alkaloid on testicular function in rats. J. Planta. Med. 49: 252 - 254.

Chattopadhyay, S. Chattopadhyay, U. Sukla, S. P. and Ghosal, S. 1984. Effect of mangiferin a naturally occuring glucoxylxanthones on reproductive function of rats. J. Pharmaceut. Sci. 41: 279 - 282.

Dubin, N. H. Baron, N. A. Cox, R. T. and King, T. M. 1979. Implantation and fetal survival in the rat as affec-ted by intra uterine injection of sterile saline. J.Biol.Repord. 21: 47-52.

Djukri. 1996. Pacing dan Kontrasepsi. Cakrawala Pendidikan LPM IKIP Jogyakarta, P. 5-7

Farnsworth, N. R. Bingel, A. S. Cordell, G. A. Cane, F. A. and Fong, H. H. S. 1975 . Potential value of plants as soueces of new antifertility agents I. J. Pharmaceut. Sci. 64: 535 - 598.

Hanafiah, K. A. 1994. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta.. p. 20-36

Page 13: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

13

Hembing, H.M. W . 1997. Tanaman berkhasiat obat Indonesia. Jilid 2. Pustaka Kartini. Jakarta. 108

Johnson, M and Everitt, B 1988. Essential reproduction. Blackwell Sci. Pub: Oxford. London.. p.35-40

Manson, J. M. and Kang, Y. J. 1989. The methods for acessing female reproductive and developmental toxicology. In: Principles and methods of toxicology. Ed: A. W. Hayes. Raven Press. Ltd. New York.. pp 311-359

Rugh, R. 1968. The mouse, its reproduction and development. Burgess Pub. Co. Minneapolis. Pp.35-41

Setiabudy, R. Affandi, B. Wirawan, R. Witjaksono, B. Hendratmo, M. dan Hidayat, E. M. 1990. Pengaruh Kontrasepsi Susuk Nortplant terhadap Beberapa Parameter Hemostasis pada Wanita Indonesia. J. Medika. 16: 795-804.

Soewondo, S. W. 1985. Masalah Hukum dan Kontrasepsi Pria di Dunia dan Indo-nesia. Mantap. Jakarta.. pp 3-5

Yatim, W.1988. Efek Fertilitas Gosipol dan Gula Berkhlor Terhadap Tikus Wistar (Rattus norvegicus) dan Implikasi Prospeknya Sebagai Kontrasepsi Pria. Disertasi Fakultas Pasca Sarjana Universitas Padjajaran. Bandung. Pp 7-25.

Page 14: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

14

Mencit betina yang memiliki sumbat vagina dipindahkan ke

kandang yang baru dan dipelihara hingga mencapai umur kehamilan

18 hari. Pada umur kehamilan 18 hari, dilakukan pembedahan.

Mencit betina terlebih dahulu dimatikan dengan cara dislokasi

Page 15: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

15

E. TINJAUAN PUSTAKA

Page 16: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

16

Tumbuhan pacing ( Costus speciosus (Koening) J.E Smith

biasa pula disebut Costus leureiri Horan. Di Sumatera, tum- buhan pacing disebut tabar-tabar, kelacim, setawar, tawar- tawar, tebu tawar atau tubu-tubu. Dijawa disebut pacing, pa- cing tawar, poncang-pancing, atau bunto. Di Sulawesi dise- but lingkuwas, lincuas, palai batang, tampung, tawara atau tepu tawa. Di Maluku disebut muri-muri-tebe pusa, tehe tepu atau tehe lopu. Tumbuhan pacing merupakan tumbuhan herba yang tegak, termasuk famili Zingiberaceae, jahe-jahean atau temu-temuan. Tinggi tumbuhan antara 0,5 - 3 m dan menyukai tempat yang lembab dan teduh pada ketinggian 1200 meter dari permukaan laut. Tanaman ini tumbuh liar di pinggir-pinggir parit, tepi jurang, tanah-tanah kosong yang terlantar atau ditanam dipe- karangan sebagai tanaman hias. Batng berwarna kuning kecok- latan sebesar jari orang dewasa dan banyak mengandung air serta mudah dipatahkan. Daun berwarna hijau, tunggal, tang- kai daun pendek dan memeluk batang . Helaian daun memanjang sampai bentuk lanset, panjang 9 -35 cm, lebar 3 - 10 cm. Ujung daun meruncing, bagian bawah daun berambut halus. Daun-daun tersusun spiral, memiliki satu spirostik. Tanaman pacing mempunyai akar rimpang dan digunakan sebagai obat. BUnga duduk dalam bentuk bulir , besar berwarna putih, buah- nya buah kotak berbentuk telur, berwarna merah, besarnya 1,5 - 3 cm, mempunyai banyak biji. Tumbuhan pacing memiliki sifat kimia dan efek farmako- logis berupa masam, pedas, sejuk, sedikit toksik, peluruh air kemih (diuretik), anti toksik, menghilangkan gatal (anti pru- ritus) peluruh keringat (antipiretik). Rimpang dan bijinya mengandung diosgenin (sapogenin steroid), tigogenin, dioscin, gracillin, sitosterol, methyl- triacontane, 8-hydroxyhentryacontan-one, 5-à-stigmast-9 (11)- en-3-á-ol, 24-hydroxytriacontan-26-one dan 24 hydroxyhentry- acontan-27-one. Kandungan-kandungan kimia di atas merupakan bahan baku untuk pembuatan obat-obat kontrasepsi untuk mence- gah kehamilan (Hembing, 1997). Untuk mencegah kehamilan di- gunakan 10 gr rimpang kering ditambahkan dengan 1 buah pace, digodok, dipanaskan, setelah dingin airnya diminum setiap ha- ri selama 10 hari setelah menstruasi. Selain itu tumbuhan pacing biasa digunakan sebagai obat selama nifas (Seno, 1988). Diosgenin merupakan senyawa golongan steroid yang ter-

Page 17: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

17

dapat dalam pacing dalam bentuk saponin steroid. Disosgenin merupakan prekuersor hormon progensteron yang disintesisi da- lam jaringan tubuh mamalia. Djukri, (1996) melaporkan bahwa pemberian ekstrak kasar rimpang pacing pada tikus betina putih dewasa dapat meng- ganggu perkembangan folikel telur pada ovarim dan menyebabkan folikel telur mengalami atresia. Penghambatan perkembangan folikel telur disebabkan karena meningkatnya kadar diosgenin dalam plasma darah yang menyebabkan meningkatnya hormon pro- gesteron. Hal ini memberikan umpan balik negatif terhadap ka- dar hormon gonadotrophin di dalam plasma darah yang berakibat terjadinya gangguan terhadap perkembangan folikel telur Kadar diosgenin yang tinggi di dalam plasma darah ber- korelasi dengan kadar progesteron yang menyebabkan terganggu- nya sekresi FSH dari kelenjar hipo anterior. Progesteron juga mengubah produk kelenjar serviks menjadi kental serta menghambat konstraksi uterus dan tuba fallofii sehingga dapat menghambat masuknya spermatozoa ke dalam uterus (Djukri, 1996). F. TUJUAN PENELITIAN Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengeta- hui pengaruh ekstrak rimpang tumbuhan pacing terhadap keha- milan mencit ICR betina periode praimplantasi. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh ekstrak rimpang pacing terhadap keha- milan mencit ICR betina pada periode praimplantasi. 2. Mengetahui dosis ekstrak rimpang tumbuhan pacing yang efektif pengaruhnya terhadap kehamilan mencit periode pra- implantasi. 3. Mengetahui jenis kelainan pada fetus bila pada periode praimplantasi diperlakukan dengan ekstrak rimpang tumbuhan pacing. G. KONTRIBUSI PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dalam bentuk landasan ilmiah mengenai bioaktivitas ekstrak rimpang tumbuhan pacing serta pengaruhnya terhadap kehamilan pada periode praimplantasi. Secara khusus hasil penelitian ini akan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan dan orientasi mengenai pemanfaatan tumbuhan pacing sebagai bahan antifertilitas alternatif dimasa yang akan datang.

Page 18: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

18

H. METODE PENELTIAN 1. Bahan Uji Dalam penelitian ini, bahan yang akan diuji aktivitas biologisnya adalah ekstrak rimpang tumbuhan pacing yang di- ekstrak dengan menggunakan bahan pelarut etanol di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Ujung Pandang. 2. Hewan Uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit ICR betina yang diperoleh dari rumah Hewan Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Ujung Pandang, berumur 21 hari. Pemeliharaan dan perkembangbiakan mencit dilakukan di rumah hewan Jurusan Pendidikan Biologi dengan pencahayaan ru- angan 12 jam gelap (pk 18.00-06.00) dan 12 jam terang (pk.06.00-18.00) dengan suhu ruangan berkisar 25 C. Mencit betina dan mencit jantan dipelihara dalam kandang terpisah. Kandang dilapisi dengan sekam dengan ketebalan 2-3 cm yang diganti setiap 3 hari. Mencit diberi pakan berupa pelet pro- duksi PT. Chaeron Pokphand Indonesia dan air minum (air PAM) ad libitum yang diganti setiap 2 hari. Mencit yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit betina berumur antara 10 - 11 minggu dengan berat badan berkisar antara 25-30 g dan me- miliki siklus estrus yang teratur, yaitu berkisar 4 - 5 hari. 3. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksnakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Hanafiah, 1994) dengan model umum sebagai berikut: Yij = æ + à + eij....... dimana Yij = Nilai pengamatan æ = Nilai rata-ata harapan à = Pengaruh perlakuan eij = Pengaruh galat percobaan Penelitian ini terdiri atas 4 kelompok hewan uji, yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok perlakuan-1 (P1), kelompok perlakuan-2 (P2), dan kelompok perlakuan 3 (P3). Setiap ke- lompok menggunakan 10 ekor mencit. Jumlah mencit yang digu- nakan secara keseluruhan adalah 40 ekor dengan pengelompokan sebagai berikut: Tabel 1. Pengelompokan hewan uji, jumlah hewan uji, volume pemberian, dosis dan lamanya perlakuan

Page 19: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

19

` ` ` ` ` ` ` `Eks. I `Perlakuan` Hewan ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `Kontrol ` 10 ` * ` 0,25 ` 5 ` ` `P-1 ` 10 ` * ` 0,25 ` 5 ` ` `P-2 ` 10 ` * ` 0,25 ` 5 ` ` `P-3 ` 10 ` * ` 0,25 ` 5 ` z=======x=========x========x==========x=========================c 4. Pelaksanaan Penelitian Mencit betina yang memiliki sumbat vagina dipindahkan ke kandang yang baru dan dipelihara hingga mencapai umur kehamilan 18 hari. Pada umur kehamilan 18 hari, dilakukan pembedahan. Mencit betina terlebih dahulu dimatikan dengan cara dislokasi leher. Parameter yang diamati adalah jumlah korpus luteum, jumlah implantasi, jumlah embrio resorbsi, jumlah fetus mati dan jumlah fetus hidup. 4.5. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan infrensial. Analisis secara infrensial dilakukan dengan menggunakan uji F à 0,05 yang dilanjutkan dengan uji BNT à 0,05. I. JADWAL PELAKSANAAN Penelitian ini akan dilaksanakan selama 10 bulan di Laboratorium Pendidikan Biologi IKIP Ujung Pandang dengan jadwal sebagai berikut: ` ` ` ` `No` Kegiatan ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` q==w========================w==w==w==w==w==w==w==w==w==w===e `1.`Persiapan ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `- Mengurus izin `x ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `- Pertemuan dengan Tim `x ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` Peneliti ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `

Page 20: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

20

` `- Menetapkan rencana `x ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` jadwal kerja ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `- Pengadaan Alat/bahan `x `x ` ` ` ` ` ` ` ` ` `2.`Pelaksanaan Penelitian ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `- Perlakuan ` `x `x `x `x `x ` ` ` ` ` ` `- Pengumpulan data ` ` `x `x `x `x `x ` ` ` ` ` `- Analisis data ` ` ` ` `x `x `x `x ` ` ` ` `- Penelusuran pustaka `x `x `x `x `x `x `x `x ` ` ` `3.`Penyusunan Laporan ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `- Penulisan laporan ` ` ` ` ` ` ` `x ` ` ` ` `- Pengetikan ` ` ` ` ` ` ` `x ` ` ` ` `- Penulisan artikel ` ` ` ` ` ` ` `x ` ` ` ` `- Seminar ` ` ` ` ` ` ` ` `x ` ` `4.`Perampungan ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` ` `- Penggandaan ` ` ` ` ` ` ` ` `x ` ` z==x========================x==x==x==x==x==x==x==x==x======c J. PERSONALIA PENELITIAN 1. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Drs. Adnan, MS. b. Gol./Pangka/Nip : IIId/Penata I/131772272 c. Jabatan Fungsional : Lektor Madya d. Jabatan Struktural : - e. Fak./Prog.Studi : FPMIPA/Pendidikan Biologi f. Perguruan Tinggi : IKIP Ujung Pandang g. Bidang Keahlian : Biologi h. Waktu untuk Penelitian : 18 jam /minggu 2. Anggota Peneliti a. Nama Lengkap : Ir. Halifah Pagarra, M.Si b. Gol./Pangka/Nip : IIIc/Penata/ c. Jabatan Fungsional : Lektor Muda d. Jabatan Struktural : - e. Fak./Prog.Studi : FPMIPA/Pendidikan Biologi f. Perguruan Tinggi : IKIP Ujung Pandang g. Bidang Keahlian : Biologi h. Waktu untuk Penelitian : 10jam /minggu K. PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN 1. Honorarium a. Ketua Peneliti 1 x 10 bulan x @ Rp 75.000 : Rp 750.000,00 b. Anggota Peneliti

Page 21: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

21

1 x 10 bulan x @ Rp 50.000 : Rp 500.000,00 c. Tenaga Laboran 1 x 3 bulan x Rp 50.000 : Rp 150.000,00 d. Tenaga Lapangan 1 x 5 bulan x Rp 30.000 : Rp 150.000,00 2. Bahan habis Mencit jantan 100 ekor, @ Rp 3.000,-: Rp 300.000,00 Mencit betina 30 ekor, @ Rp 3.000,-: Rp 90.000,00 Pakan Mencit 300 kg, @ 2.500 : Rp 750.000,00 Etanol 96% 10 l, @ Rp 15.000 : Rp 150.000,00 Metilen Biru 1g : Rp 46.000,00 Asam Pikrat 50 g, @ Rp 75,00 : Rp 37.500,00 CMC 500 1 kg : Rp 6.000,00 NaCl 500 g, Rp 75 : Rp 37,500,00 Aquabides 1 l : Rp 5.000,00 Pengadaan ekstrak rimpang pacing : Rp 100.000,00 3. Peralatan Kandang mencit 40 buah, @ Rp 7.500 : Rp 300.000,00 Syringe 1 ml 10 buah @ Rp 2.500 : Rp 25.000,00 Jarum Suntik 100 buah, @ Rp 300 : Rp 30.000,00 Gelas objek 1 dos @ Rp 5.000 : Rp 5.000,00 Gelas penutup 1 dos @ Rp 5.000 : Rp 5.000,00 Kawat kasa 10 m, @ Rp 4.000 : Rp 40.000,00 4. Perjalanan U.Pandang Maros pp 3x, @ Rp 50.000 : Rp 150.000,00 5. Dokumentasi : Rp 150.000,00 Buku data 1 buah : Rp 25.000,00 6. Laporan Penelitian a. Kertas Kwarto 3 dos, @ Rp 25.000 : Rp 75.000,00 b. Disket 1 dos : Rp 40.000,00 c. Pita Komputer 3 buah, @ Rp 25.000 : Rp 75.000,00 d. Olah data : Rp 100.000,00 e. Penyusunan Laporam : Rp 250.000,00 f. Pengetikan : Rp 100.000,00 g. Penggandaan : Rp 150.000,00 h. Pengiriman : Rp 50.000,00 7. Seminar a. Konsumsi Rp 5.000 x 30 orang : Rp 150.000,00 b. Biaya Penyelenggaraan : Rp 100.000,00 Jumlah Total Rp 4.892.000,00 (Empa juta delapan ratus sembilam puluh dua ribu rupiah)

Page 22: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

22

REKAPITULASI ANGGARAN 1. Honorarium : Rp 1.550.000,00 2. Bahan habis : Rp 1.522.000,00 3. Peralatan : Rp 405.000,00 4. Perjalanan : Rp 150.000,00 5. Dokumentasi : Rp 175.000,00 6. Laporan Penelitian : Rp 840.000,00 7. Seminar : Rp 250.000,00 Jumlah total Rp 4.892.000,00 DAFTAR PUSTAKA Chattopadhyay, S. K.Mathur, P. P, Saini, K. S. and Ghosal. S. 1983. Effect of hippadine, an amaryllidaceae alkaloid on testicular function in rats. J. Planta. Med. 49: 252 - 254. Chattopadhyay, S. Chattopadhyay, U. Sukla, S. P. and Ghosal, S. 1984. Effect of mangiferin a naturally occuring glucoxylxanthones on reproductive function of rats. J. Pharmaceut. Sci. 41: 279 - 282. Dubin, N. H. Baron, N. A. Cox, R. T. and King, T. M. 1979. Implantation and fetal survival in the rat as affec- ted by intra uterine injection of sterile saline. J. Biol.Repord. 21: 47-52. Djukri. 1996. Pacing dan Kontrasepsi. Cakrawala Pendidikan , LPM IKIP Jogyakarta, Farnsworth, N. R. Bingel, A. S. Cordell, G. A. Cane, F. A. and Fong, H. H. S. 1975 . Potential value of plants as soueces of new antifertility agents I. J. Pharma- ceut. Sci. 64: 535 - 598. Hanafiah, K. A. 1994. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta. Hembing, H.M. W . 1997. Tanaman berkhasiat obat Indonesia. Jilid 2. Pustaka Kartini. Jakarta. Johnson, M and Everitt, B 1988. Essential reproduction. Blackwell Sci. Pub: Oxford. London. Manson, J. M. and Kang, Y. J. 1989. The methods for acessing female reproductive and developmental toxicology. In: Principles and methods of toxicology. Ed: A. W. Hayes. Raven Press. Ltd. New York. Rugh, R. 1968. The mouse, its reproduction and development. Burgess Pub. Co. Minneapolis. Seno, S. 1988. Obat Asli Indonesia. PT Dian Rakyat. Jakarta.

Page 23: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

23

Setiabudy, R. Affandi, B. Wirawan, R. Witjaksono, B. Hendrat- mo, M. dan Hidayat, E. M. 1990. Pengaruh Kontrasepsi Susuk Nortplant terhadap Beberapa Parameter Hemosta- sis pada Wanita Indonesia. J. Medika. 16: 795-804. Soewondo, S. W. 1985. Masalah Hukum dan Kontrasepsi Pria di Dunia dan Indonesia. Mantap. Jakarta. Yatim, W.1988. Efek Fertilitas Gosipol dan Gula Berkhlor Terhadap Tikus Wistar (Rattusnervegicus) dan Implikasi Prospeknya Sebagai Kontrasepsi Pria. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Padjajaran. Bandung. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama Lengkap : Rahmawati, S.Si 2. Gol./Pangka/Nip : IIIa/Penata Muda Tk.I/132205575 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli Madya 4. Jabatan Struktural : - 5. Fak./Prog.Studi : FPMIPA/Pendidikan Biologi 6 Perguruan Tinggi : IKIP Ujung Pandang 7 Bidang Keahlian : Biologi 8. Pendidikan ` Jenjang `Tahun Tamat` Tempat ` Spesialisasi ` ` Sarjana (S1)` 1997 ` UNHAS ` Biologi ` 9. Pengalaman Penelitian 9.1. Laju Pertumbuhan Intrinsik Helicoperva armigera Pada Polong Kacang Gude dan Biji Sorgum. Ujung Pandang, 1999 Mengetahui, Yang Bersangkutan, 2. Anggota Peneliti a. Nama Lengkap : A. Mu'nisa, S.Si b. Gol./Pangka/Nip : IIIa/Penata Muda Tk.1/

Page 24: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

24

132206348 c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli Madya d. Jabatan Struktural : - e. Fak/Program Studi : FPMIPA/Pend. Biologi f. Perguruan Tinggi : IKIP Ujung Pandang g. Bidang Keahlian : Biologi h. Pendidikan ` Jenjang `Tahun Tamat` Tempat ` Spesialisasi ` ` Sarjana (S1)` 1997 ` UNHAS ` Biologi ` i. Pengalaman Penelitian : - Uji Daya Tahan Beberapa Varietas Jagung Terhadap Sclerospora maydis

Page 25: Tumbuhan Pacing-Antifertilitas (adnan, unm)

25

_