turban, aronson, and liang decision support systems and … · 2020. 7. 5. · 7 mk. dss bambang...

46
1 1 Turban, Aronson, and Liang Decision Support Systems and Intelligent Systems, Seventh Edition Bambang S,S.Kom, MM, M.Kom MK. DSS Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4) 2 DSS 1. Introduction – MSS Overview 2. Decision Making- System Modeling and Support (ch 2) 3. Decision Support System (ch 3) 4, 5 & 6 . Modeling & Analysis (ch 4) 7. Business Intellegence : Data warehouse, Data Acquisition, Data Mining (ch 5) 8. MID TEST 9. DSS Development (ch 6) 10. Group Decision Support System & Executive Information System (ch 7 & 8) 11. Knowledge Management (ch 9) 12-14 PRESENTATION 15.FINAL TEST

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    1

    Turban, Aronson, and Liang Decision Support Systems and Intelligent Systems,

    Seventh Edition

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    2

    DSS

    1. Introduction –MSS Overview

    2. Decision Making- System Modeling and Support (ch 2)

    3. Decision Support System (ch 3)

    4, 5 & 6 . Modeling & Analysis (ch 4)

    7. Business Intellegence : Data warehouse, Data Acquisition,

    Data Mining (ch 5)

    8. MID TEST

    9. DSS Development

    (ch 6)

    10. Group Decision Support System &

    Executive Information System (ch 7 & 8)

    11. Knowledge Management

    (ch 9)

    12-14 PRESENTATION

    15.FINAL TEST

  • 2

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    MSS Modeling

    Elemen utama dalam DSS

    Berbagai jenis model

    Setiap model memiliki teknik yang berbeda

    Memungkinkan adanya pengkajian ulang untuk alternatif solusi

    Seringkali sebuah DSS melibatkan Multiple models

    Trend menuju transparansi

    Multidimensional modeling ditunjukkan seperti halnya spreadsheet

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simulasi

    Menelusuri masalah

    Mengidentifikasi alternatif solusi

    Dapat berorientasi obyek

    Meningkatkan proses pengambilan keputusan

    Memberikan gambaran dampak dari alternatif keputusan

  • 3

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    DSS Models

    Algorithm-based models

    Statistic-based models

    Linear programming models

    Graphical models

    Quantitative models

    Qualitative models

    Simulation models

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Identifikasi Masalah

    Memahami dan menganalisa lingkungan luar

    Business intelligence

    Mengidentifikasi variable dan hubungan Influence diagrams

    Cognitive maps

    Forecasting Ditingkatkan dengan e-commerce

    Meningkatkan jumlah informasi yang tersedia melalui teknologi

  • 4

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Kategori Model

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Static Models

    Gambaran sederhana dari situasi

    Single interval

    Time can be rolled forward, a photo at a time

    Biasanya berulang

    Steady state Optimal operating parameters

    Continuous

    Unvarying

    Primary tool for process design

    Contoh : solusi Inventory, Banking, Pos

  • 5

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Dynamic Model

    Merepresentasikan situasi yang kerap berubah

    Time dependent

    Kondisi yang beragam

    Generate dan menggunakan trends

    Suatu kejadian mungkin saja tak berulang

    Contoh : solusi terkait pasar Modal, uang, investasi

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Decision-Making

    Certainty (Kepastian)

    Diasumsikan sebagai knowledge utuh

    Dapat mengetahui semua hasil yang potensial

    Mudah digunakan

    Dapat menentukan solusi ulang dengan mudah

    Sangat kompleks

    Contoh : solusi Inventory, Banking, Pos

  • 6

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Decision-Making

    Uncertainty (Ketidak pastian)

    Beberapa hasil untuk setiap keputusan

    Kemungkinan yang terjadi untuk setiap hasil tidak dapat diketahui

    Informasi yang tidak mencukupi

    Membutuhkan resiko dan keinginan untuk mengambil resiko

    Pendekatan Pessimistic/optimistic

    Contoh : solusi terkait pasar Modal, uang, investasi

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Decision-Making

    Probabilistic Decision-Making

    Keputusan yang beresiko

    Probabilitas dari beberapa hasil yang memungkinkan bisa saja terjadi

    Analisa Resiko

    ○ Menghitung nilai untuk setiap alternatif

    ○ Memilih nilai terbaik

    Contoh : solusi terkait pasar Modal, uang, investasi

  • 7

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Influence Diagrams

    Model disajikan dengan grafis

    Menyediakan relationship framework

    Menguji ketergantungan antar variabel

    Semua level disajikan detail

    Menunjukkan dampak perubahan

    Menunjukkan what-if analysis

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Influence Diagrams

    Decision

    Intermediate atau uncontrollable

    Variables:Result atau outcome (intermediate atau final)

    Certainty

    Uncertainty

    Tanda panah mengindikasikan jenis hubungan dan arah dari pengaruh

    Amount in CDs

    Interest earned

    Price

    Sales

  • 8

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Influence Diagrams

    Random (risk)Place tilde above variable’s name

    ~ Demand

    Sales

    Preference(double line arrow)

    Graduate University

    Sleep all day

    Ski all day

    Get job

    Anak panah bisa satu atau dua arah, tergantung pada arah dari pengaruh

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    An Influence Diagram For Profit Model

  • 9

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Modeling dengan Spreadsheets

    Fleksibel dan mudah

    End-user modeling tool

    Memungkinkan penggunaan linear programming dan analisa regresi

    Meliputi what-if analysis, data management, macros

    Sempurna dan transparan

    Memasukkan Model Statis dan Dinamis

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

  • 10

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Decision Tables

    Analisa keputusan untuk multi kriteria

    Meliputi:

    Decision variables (alternatif)

    Uncontrollable variables (Variabel tak terkontrol)

    Result variables (Variabel Hasil)

    Menerapkan prinsip-prinsip certainty, uncertainty, and risk

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Decision Tree

    Penggambaran dari beberapa hubungan

    Pendekatan multi kriteria

    Menunjukkan hubungan yang kompleks

    Tidak praktis, bila terlalu banyak alternatif

  • 11

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    MSS Mathematical Models

    Menyatukan decision variables, uncontrollable variables, parameters, dan result variables Decision variables menggambarkan alternatif

    pilihan.

    Uncontrollable variables adalah sesuatu yang berada diluar kemampuan decision-maker.

    Faktor tetap adalah parameter.

    Intermediate outcomes adalah intermediate result variables.

    Result variables tergantung pada solusi terpilih dan uncontrollable variables.

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    MSS Mathematical Models

    Nonquantitative models

    Hubungan Simbolis

    Hubungan Kualitatif

    Hasil akan tergantung pada

    ○ Keputusan yang dipilih

    ○ Faktor-faktor diluar kemampuan decision maker

    ○ Hubungan antar variabel

  • 12

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Gambaran Umum Quantitative Model

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Variabel Hasil (Result Variables)Variabel ini merefleksikan efektivitas dari sistem. Variabel hasil tergantung pada variabel keputusan dan variabel tak terkontrol.

    Variabel Keputusan (Decision Variables)Menggambarkan alternatif tindakan/aksi. Harga dari variabel ini ditentukan oleh pengambil keputusan.

    Variabel tak terkontrol (Uncontrollable Variables or Parameters)Faktor yang mempengaruhi variabel hasil tapi tidak dalam kendali pengambil keputusan. Faktor ini bisa tetap -> parameter, juga bisa bervariasi -> variabel.

    Variabel Antara (Intermediate Variables)Variabel yang menghubungkan variabel keputusan dengan variabel hasil.Sebagai contoh:Gaji atau penghasilan (variabel keputusan), kepuasan karyawan (variabel antara) dan tingkat produktivitas (Variabel hasil)

  • 13

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    QUIZ

    AREA Decision Variable

    Result Variable

    Uncontrollable Variable

    IT

    Purchasing

    Penjualan

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Mathematical Programming

    Tools untuk menyelesaikan masalah manajerial

    Decision-maker harus mengalokasikan sumber daya

    Optimisasi tujuan tertentu

    Linear programming

    Terdiri dari decision variables, objective function and coefficients, uncontrollable variables (constraints), capacities, input and output coefficients

  • 14

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Multiple Goals

    Seringkali manajemen menginginkan tujuan yang dapat saling menimbulkan konflik

    Sulit menentukan ukuran efektifitas

    Metode Penanganan:

    Utility theory

    Goal programming

    Linear programming with goals as constraints

    Point system

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Sensitivity, What-if, and Goal Seeking Analysis Sensitivity

    Mengkaji dampak dari perubahan input atau parameter terhadap solusi

    Dapat disesuaikan dan fleksibel

    Mengurangi variabel

    Otomatis atau trial and error

    What-if Mengkaji solusi berdasarkan pada perubahan variabel atau

    asumsi

    Struktur : “What will happen to the solution if an input variable, an assumption, or a parameter value is changed?”

    Goal seeking Pendekatan mundur (Backwards approach), dimulai dengan

    tujuan

    Menentukan nilai input yang diperlukan untuk mencapai tujuan

    Contoh: Penentuan break-even point

  • 15

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Search Approaches Teknik Analisis (algoritma) untuk masalah

    terstruktur General, step-by-step search

    Mencapai solusi yang optimal

    Blind search Complete enumeration

    ○ Semua alternatif dipertimbangkan dan sehingga solusi optimal dapat ditemukan.

    Incomplete/Partial search

    ○ Dikerjakan sampai menemukan solusi yang “good enough”.

    Mencapai tujuan tertentu

    Mungkin mencapai tujuan yang optimal

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Search Approaches

    Heurisitic

    Repeated, step-by-step searches

    Rule-based, hanya digunakan untuk situasi tertentu

    Solusi yang “Good enough” , tetapi, akhirnya mencapai tujuan yang optimal

    Contoh heuristics○ Tabu search

    Mengingat dan mengarahkan pada pilihan yang lebih berkualitas

    ○ Genetic algorithms

    Menjalankan solusi dan mutasi secara random

  • 16

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simulations

    Bentuk imitasi dari kenyataan Memungkinkan eksperimentasi dan waktu yang lebih singkat Deskriptif, bukan normatif Mencakup kompleksitas, tetapi membutuhkan keterampilan

    khusus Menangani masalah tidak terstruktur TIdak menjamin tercapainya solusi optimal Metodologi

    Mendefinisikan masalah Membuat model Testing dan validasi Merancang eksperimen Eksperimentasi Evaluasi Implementasi

  • 17

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simulations

    Probabilistic independent variables Discrete or continuous distributions

    Time-dependent atau time-independent

    Visual interactive modeling Grafis

    Decision-makers berinteraksi dengan simulated model

    Dapat digunakan dengan artificial intelligence

    Dapat berorientasi obyek

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Proses Simulasi

  • 18

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Model-Based Management System

    Software yang memungkinkan pengaturan model dengan transparent data processing

    Kemampuan

    DSS user memiliki kontrol

    Fleksibel dalam merancang

    Memberikan feedback

    GUI based

    Pengurangan redundancy

    Meningkatkan konsistensi

    Komunikasi antar model kombinasi

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Model-Based Management System

    Relational model base management system

    Virtual file

    Virtual relationship

    Object-oriented model base management system

    Logical independence

    Database and MIS design model systems

    Data diagram, ERD diagrams managed by CASE tools

  • 19

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Metode-metode DSS

    37

    Decision Table (Table Keputusan) Decision Tree (Pohon Keputusan) ANP (Analytical Network Process) AHP (Analytical Hirarcy Process) CPI (Composite Performance Index) Electre GAP Promethee (Preference Ranking Organization METHod for

    Enrichment Evaluation) SAW TOPSIS (T echnique for Order of Preference by Similarity

    to Ideal Solution) WP (Weighted Product)

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    Tabel keputusan merupakan metode pengambilan keputusan yang cukup sederhana.

    Metode ini menggunakan bantuan tabel yang berisi hubungan antara beberapa atribut yang mempengaruhi atribut tertentu.

    Umumnya, tabel keputusan ini digunakan untuk penyelesaian masalah yang tidak melibatkan banyak alternatif.

  • 20

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    Pada tabel keputusan, nilai kebenaran suatu kondisi diberikan berdasarkan nilai logika dari setiap atribut Ek.

    Hanya ada dua nilai kebenaran, yaitu Ek = benar atau Ek = salah.

    Secara umum, tabel keputusan berbentuk:

    D = E {E1, E2, ..., EK}

    dengan D adalah nilai kebenaran suatu kondisi, dan Ei adalah nilai kebenaran atribut ke-i (i = 1, 2, ... K).

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    Contoh-1:

    Jurusan Teknik Informatika akan melakukan rekruitmen asisten untuk beberapa laboratorium di lingkungannya.

    Persyaratan untuk menjadi asisten di suatu laboratorium ditentukan oleh nilai beberapa matakuliah.

    Setiap laboratorium dimungkinkan memiliki syarat nilai yang berbeda.

  • 21

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    Variabel Logika

    Ekspresi Logika

    E1 Memiliki IPK > 3,00

    E2 Minimal tengah duduk di semester 3

    E3 Nilai matakuliah algoritma pemrograman = A

    E4 Nilai matakuliah kecerdasan buatan = A

    E5 Nilai matakuliah basisdata = A

    E6 Nilai matakuliah grafika komputer = A

    E7 Nilai matakuliah jaringan komputer = A

    E8 Nilai matakuliah informatika kedokteran minimal B

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    NoAtribut*

    LaboratoriumE1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8

    1 Y Y YPemrograman & Informatika Teori

    2 Y Y Komputasi & Sist. Cerdas

    3 Y Y Y Sistem Informasi & RPL

    4 Y Y Grafika & Multimedia

    5 Y Y Y Sistem & Jaringan Komp.

    6 Y Y Y Informatika Kedokteran

    7 Y Y Y Informatika Kedokteran

    8 Y Y Y Informatika Kedokteran

    9 Y Y Y Informatika Kedokteran

    A. Budi, Smster 5, E3=B, E4=A ?B. Dian, Smster 3, E3=C, E5=A?C. Faida, smtsr 2, E3=A, E4=A ?D. Fadhel , smtsr 6, E3=C, E8=A ?

  • 22

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    Kombinasi untuk semua Ei (i=1,2,...,8) pada aturan tersebut merupakan pengetahuan untuk menentukan pemilihan asisten laboratorium.

    Sebagai contoh untuk laboratorium Pemrograman & Informatika Teori dapat digunakan aturan pertama, yaitu:

    Untuk laboratorium Informatika Kedokteran dapat digunakan aturan ke-6, ke-7, ke-8, dan ke-9, yaitu:

    dengan adalah operator AND; dan + adalah operator OR.

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    Contoh-2:

    Suatu institusi pendidikan tinggi akan memberikan penilaianterhadap produktivitas staf pengajarnya dalam waktu 1 tahun.

    Ada 5 kriteria yang akan diberikan, yaitu: tidak produktif, kurangproduktif, cukup produktif, produktif, dan sangat produktif.

    Atribut yang digunakan untuk memberikan penilaian adalahsebagai berikut.

    ○ C1 = jumlah karya ilmiah yang dihasilkan

    ○ C2 = jumlah diktat (bahan ajar) yang dihasilkan

    ○ C3 = jumlah buku referensi yang dihasilkan

  • 23

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    KategoriAtribut

    C1 C2 C3

    Sangat Produktif > 6 > 2 1

    Produktif 5 atau 6 2 Tidak dipertimbangkan

    Cukup Produktif 3 atau 4 1 Tidak dipertimbangkan

    Kurang Produktif 1 atau 2 Tidak dipertimbangkan

    Tidak dipertimbangkan

    Tidak Produktif 0 0 0

    Budi, C1=4, C2=3, C3=1Fadhel, C1=2, C2=1,C3=0

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Tabel Keputusan

    Nilai ”Tidak dipertimbangkan” berarti berapapun nilainya diperbolehkan.

    Sedangkan nilai 0 berarti, tidak menghasilkan.

    Misalkan seorang staf bernama Edi, telah menghasilkan karya ilmiah sebanyak 3 karya, diktat sebanyak 2 karya, dan tidak menghasilkan buku referensi, maka Edi termasuk dalam kategori ”Cukup Produktif”.

    Jawab : D = (C1 > 6 * C2>2 * C3>=1) + (C1 = 5 or 6 * C2>=2 * C3>=0 ) +

    (C1 = 3 or 4 * C2 >=1 * C3 >= 0) + dst……

  • 24

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Pohon Keputusan

    Pohon keputusan adalah salah satu metode penyelesaian masalah keputusan dengan cara merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk pohon.

    Suatu pohon memiliki conditional node yang menunjukkan kebenaran suatu ekspresi atau atribut.

    Conditional node tersebut memberikan beberapa kemungkinan nilai, dapat berupa nilai boolean (Benar atau Salah), atau beberapa alternatif nilai yang mungkin dimiliki oleh suatu atribut, misal untuk atribut Tekanan Darah (Rendah, Normal, Tinggi).

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Pohon Keputusan

    Contoh:

    Untuk kasus pemilihan dosen produktif akan dibuat pohon keputusannya.

  • 25

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Pohon Keputusan

    Kategori

    Atribut

    C1 (Pengajaran

    )C2 (PKM) C3 (Penelitian)

    Sangat Produktif > 6 > 2 1

    Produktif 5 atau 6 2 Tidak dipertimbangkan

    Cukup Produktif 3 atau 4 1 Tidak dipertimbangkan

    Kurang Produktif 1 atau 2 Tidak dipertimbangkan

    Tidak dipertimbangkan

    Tidak Produktif 0 0 0

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Pohon Keputusan Budi, C1=4, C2=3, C3=1Fadhel, C1=2, C2=1,C3=0

  • 26

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot.

    Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967)(MacCrimmon, 1968).

    Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW) Formula untuk melakukan normalisasi tersebut

    adalah sebagai berikut:

    dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. (i=baris, j=kolom)

  • 27

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)Catatan :Cara menentukan Benefit dan Cost adalah sbb:Benefit : Jika kriteria ini mempunyai nilai yg lebih besar maka lebih baik

    Cost : Jika kriteria ini mempunyai nilai lebih kecil maka lebih baik

    Contoh : Kriteria Nilai, Daya Dukung, Prioritas, Kecepatan, Kebersihan

    Nilai (Benefit) Daya Dukung (Benefit) Prioritas (cost) Kecepatan (?) Kebersihan (?)

    Nilai A =80-100 1 = Kurang mendukung 1 = Sangat Prioritas 1=Kurang Cepat 1=Sangat Bersi

    Nilai B =70-79 2 = Cukup Mendukung 2 = Prioritas 2 = Cepat 2=Bersih

    Nilai C=60-69 3 = Sangat mendukung 3=Cukup Prioritas 3 = Sangat cepat 3=Cukup bersih

    Nilai D=50-59 4=Kotor

    Nilai E < 50

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

    Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

  • 28

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Contoh-1: Suatu institusi perguruan tinggi akan memilih seorang

    karyawannya untuk dipromosikan sebagai kepala unit sistem informasi.

    Ada empat kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu:○ C1 = tes pengetahuan (wawasan) sistem informasi

    ○ C2 = praktek instalasi jaringan

    ○ C3 = tes kepribadian

    ○ C4 = tes kepemimpinan

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 35%; C2 = 25%; C3 = 25%; dan C4 = 15%.

    Ada enam orang karyawan yang menjadi kandidat (alternatif) untuk dipromosikan sebagai kepala unit, yaitu: ○ A1 = Indra,

    ○ A2 = Roni,

    ○ A3 = Putri,

    ○ A4 = Dani,

    ○ A5 = Ratna, dan

    ○ A6 = Mira.

  • 29

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Tabel nilai alternatif di setiap kriteria:

    AlternatifKriteria

    C1 C2 C3 C4

    Indra 70 50 80 60

    Roni 50 60 82 70

    Putri 85 55 80 75

    Dani 82 70 65 85

    Ratna 75 75 85 74

    Mira 62 50 75 80

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Normalisasi:

    dst

  • 30

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Hasil normalisasi:

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w = [0,35 0,25 0,25 0,15]

    Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

  • 31

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Nilai terbesar ada pada V5 sehingga alternatif A5adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik.

    Dengan kata lain, Ratna akan terpilih sebagai kepala unit sistem informasi.

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Contoh-2:

    Sebuah perusahaan makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun.

    Beberapa alternatif investasi telah akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan selain untuk keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan ke depan.

  • 32

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Beberapa kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan, yaitu:

    ○ C1 = Harga, yaitu seberapa besar harga barang tersebut. (cost)

    ○ C2 = Nilai investasi 10 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi barang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. (benefit)

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    ○ C3 = Daya dukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan barang dalam mendukung naiknya tingkat produktivitas perusahaan. Daya dukung diberi nilai: 1 = kurang mendukung, 2 = cukup mendukung; dan 3 = sangat mendukung. (benefit)

    ○ C4 = Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang untuk dimiliki perusahaan. Prioritas diberi nilai: 1 = sangat berprioritas, 2 = berprioritas; dan 3 = cukup berprioritas. (cost)

  • 33

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    ○ C5 = Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di pasaran. Ketersediaan diberi nilai: 1 = sulit diperoleh, 2 = cukup mudah diperoleh; dan 3 = sangat mudah diperoleh. (benefi)

    Dari pertama dan keempat kriteria tersebut, kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria biaya, sedangkan kriteria kedua, ketiga, dan kelima merupakan kriteria keuntungan.

    Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 25%; C2 = 15%; C3 = 30%; C4 = 25; dan C5 = 5%.

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Ada empat alternatif yang diberikan, yaitu:

    ○ A1 = Membeli mobil box untuk distribusi barang ke gudang;

    ○ A2 = Membeli tanah untuk membangun gudang baru;

    ○ A3 = Maintenance sarana teknologi informasi;

    ○ A4 = Pengembangan produk baru.

  • 34

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria:

    Alternatif

    Kriteria

    C1(juta Rp)

    C2(%)

    C3 C4 C5

    A1 150 15 2 2 3

    A2 500 200 2 3 2

    A3 200 10 3 1 3

    A4 350 100 3 1 2

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Normalisasi:

    dst

  • 35

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW)

    Hasil normalisasi:

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Simple Additive Weighting (SAW) Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang

    telah diberikan oleh pengambil keputusan:

    w = [0,25 0,15 0,30 0,25 0,05]

    Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

    Nilai terbesar ada pada V3 sehingga alternatif A3 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, maintenance sarana teknologi informasi akan terpilih sebagai solusi untuk investasi sisa usaha

  • 36

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Metode AHP (Analytical Hyrarcy Process)

    Dikembangkan oleh oleh Prof. Thomas L. Saaty

    Algoritma pengambilan keputusan untuk permasalahan multikriteria (Multi Criteria Decision Making atau MCDM).

    Konsep dasar AHP adalah penggunaan matriks pairwise comparison (Matriks perbandingan berpasangan) untuk menghasilkan bobot relative antar kriteria maupun alternative.

    71

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Metode AHP (Analytical Hyrarcy Process)

    72

    Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan

    1 Sama PentingnyaKedua elemen mempunyai pengaruh yang sama

    3 Sedikit lebih pentingPengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan denganpasangannya

    5 Lebih PentingSatu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata,dibandingkan dengan elemen pasangannya.

    7 Sangat PentingSatu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata,dibandingkan dengan elemen pasangannya.

    9 Mutlak lebih pentingSatu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, padakeyakinan tertinggi.

    2,4,6,8 Nilai TengahDiberikan bila terdapat keraguan penilaian di antara dua tingkat kepentingan yangberdekatan.

    Tabel Skala dasar perbandingan berpasangan (Saaty, 1986)

    •Penilaian dalam membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidak konsistensian.

  • 37

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    73

    Metode AHP (Analytical Hyrarcy Process)a. MendifinisikanMasalah kedalam

    Hirarki

    b. Menyusun kriteria-kriteria dengan matrik Pairwase

    Comparison

    c. Hitung bobotkriteria (priority

    vector)

    d. Cek Ratio Konsistensi /

    Consitency Ratio (CR)

    e. Susunan hierarkiyang baru (lengkap

    dengan bobot kriteria

    f. Hitung bobotalternatif pilihan

    berdasarkan Kriteria“X”

    g. PerangkinganberdasarkanAlternatif “X”

    1. nilai setiapkolom matrik

    Pairwasecomparison

    2. Hitung nilairata-rata daripenjumlahan

    setiap baris matrik

    1. Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks).

    2. Hitung IndeksKonsistensi (CI)

    3. Hitung RasioKonsistensi(CR) =CI/RI

    Dilakukan berulang sampai semua kriteria dihitung

    Tahapan perhitungan metode AHP

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Metode AHP (Analytical Hyrarcy Process)

    74

    •Saaty (1990) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matrik ber ordon dapat diperoleh dengan rumus :

    CI = (λmaks-n)/(n-1)................................................... (1)

    Dimana :CI = Indeks Konsistensi (Consistency Index)λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n

    •Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vector.

    •Batas ketidak konsistensian di ukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI) dengan nilai pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.

  • 38

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Metode AHP (Analytical Hyrarcy Process)

    75

    •Batas ketidak konsistensian di ukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI) dengan nilai pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.

    Rasio konsistensi dapat dirumuskan :

    CR = CI/RI............................................................... (2)

    Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidak konsistensian pendapat masih dianggap dapat diterima.

    Tabel . Daftar Indeks random konsistensi (RI)

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Permasalahan multikriteria dalam AHP disederhanakan dalam bentuk hierarki yang terdiri dari 3 komponen utama :

    Goal / Tujuan

    Kriteria Penilaian

    Alternatif pilihan

    76

    Metode AHP (Analytical Hyrarcy Process)

  • 39

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Langkah Metode AHP :

    Problem : Fadhel ingin membeli mobil. Adapun alterntif pilihan mobil yang akan dibeliFadhel adalah Toyota, Honda, Daihatsu, dan Suzuki. Sedangkan kriteriapenilaian yang dipertimbangkan Fadhel untuk membeli mobil adalah style, reliability, fuel economy.

    Langkah-2 Penyelesaian Masalah :

    a.Mendefinisikan Masalah

    Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu

    menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

    77

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Langkah Metode AHP :

    a.Mendefinisikan Masalah (lanjutan)

    78

    Toyota Honda Daihatsu Suzuki

    Goal

    Kriteria

    Alternatif pilihan

  • 40

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Langkah Metode AHP :

    b. Menyusun kriteria-kriteria dengan matrik perbandingan berpasangan (matrik Pairwise Comparison) (skala Saaty).

    79

    Style Reliability Fuel Economy

    Style 1 1/2 3

    Reliabilty 2 1 4

    Fuel Economy 1/3 1/4 1

    Kriteria : •Reliability 2 x lebih utama/ penting dibandingkan style•Reliability 4 x lebih utama/ penting dari fule economy•Style 3 x lebih utama/ penting dari Fuel economy

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Langkah Metode AHP :

    c. Hitung bobot kriteria (priority vector) dengan cara :

    1) Normalisasi nilai setiap kolom matrik perbandingan berpasangan

    dengan membagi setiap nilai pada kolom matrik dengan hasil

    penjumlahan kolom yang bersesuaian.

    80

    Style Reliability Fuel Economy

    Style 1/3,33 =0,3 0,5/1.75=0,29 3/8=0,38

    Reliabilty 2/3,33 = 0,6 1/1,75 =0,57 4/8 = 0,5

    Fuel Economy 0,33/3,33=0,1 0,25/1,75=0,14 1/8 = 0,1

    Colums Sums 1,00 1,00 1,00

  • 41

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Langkah Metode AHP :

    c. Hitung bobot kriteria (priority vector) dengan cara (lanjutan) :

    2) Hitung nilai rata-rata dari penjumlahan setiap baris matrik

    81

    Style Reliability Fuel Economy Rows Average (X)

    Style 1/3,33 =0,3 0,5/1.75=0,29 3/8=0,38 0,32

    Reliabilty 2/3,33 = 0,6 1/1,75 =0,57 4/8 = 0,5 0,56

    Fuel Economy 0,33/3,33=0,1 0,25/1,75=0,14 1/8 = 0,1 0,11

    ColumsSums

    1,00 1,00 1,00 1,00

    X=

    Prio

    rity Vekto

    r(E

    ignen

    Veokto

    rN

    orm

    alis

    asi)

    Row Average

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Langkah Metode AHP :

    d. Cek Ratio Konsistensi / Consitency Ratio (CR) dari matrikperbandingan berpasangan kriteria. Jika CR > 0.1 maka harus diulangkembali perbandingan berpasangan sampai didapat CR

  • 42

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Langkah Metode AHP :

    e. Susunan hierarki yang baru (lengkap dengan bobot kriteria)

    83

    Criteria Weight

    Style 0,3

    Reliabilty 0,6

    Fuel Economy 0,1

    Didapat dari poin c) (pembualatan bobot Kriteria)

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    84

    Style Toyota Honda Daihatsu Suzuki

    Toyota 1 1/4 4 1/6

    Honda 4 1 4 ¼

    Daihatsu 1/4 1/4 1 1/5

    Suzuki 6 4 5 1

    1. Perhitungan bobot alternatif untuk kriteria Style

    Langkah Metode AHP : Style Toyota Honda Daihatsu Suzuki

    Toyota 1,00 0,25 4,00 0,166

    Honda 4,00 1,00 4,00 0,25

    Daihatsu 0,25 0,25 1,00 0,20

    Suzuki 6,00 4,00 5,00 1,00

    Columns Sum 11,25 5,50 14 1,616

    1 2

    Style Toyota Honda Daihatsu Suzuki

    Toyota 1/11,25=0,088 0,25/5,5=0,045 4/14=0,285 0,166/1,616= 0,103

    Honda 4/11,25=0,355 1/5,5=0,181 4/14=0,285 0,25/1,616=0,154

    Daihatsu 0,25/11,25=0,022 0,25/5,5=0,045 1/14=0,071 0,20/ 1,616 =0,124

    Suzuki 6/11,25=0,533 4/5,5=0,727 5/14=0,357 1/1,616 =0,618

    Columns Sum 1,00 1,00 1,00 1,00

    3 Normalized column sumKriteria Style (kita tentukan – bebas): •Honda 4 x lebih style dari Toyota, & Daihatsu•Suzuki 6 x lebih style dari Toyota, 4 x lebih style dari Honda•Toyota 4 x lebih style dari Daihatus* Suzuki 5 x lebih style dari Daihatus,

  • 43

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    85

    1. Perhitungan bobot alternatif untuk kriteria Style (lanjutan)

    Langkah Metode AHP :

    Style Toyota Honda Daihatsu Suzuki Average Rows(Priority Vektor)

    Toyota 1/11,25=0,088 0,25/5,5=0,045 4/14=0,285 0,166/1,616= 0,103

    0,13

    Honda 4/11,25=0,355 1/5,5=0,181 4/14=0,285 0,25/1,616=0,154

    0,24

    Daihatsu 0,25/11,25=0,022

    0,25/5,5=0,045 1/14=0,071 0,20/ 1,616 =0,124

    0,07

    Suzuki 6/11,25=0,533 4/5,5=0,727 5/14=0,357 1/1,616 =0,618

    0,56

    Columns Sum 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    86

    2. Perhitungan bobot alternatif untuk kriteria Reliability

    Langkah Metode AHP :

    Reliability Toyota Honda Daihatsu Suzuki Average Rows(Priority Vektor)

    Toyota 1 2 5 1 0,38

    Honda ½ 1 3 2 0,29

    Daihatsu 1/5 1/3 1 ¼ 0,07

    Suzuki 1 ½ 4 1 0,26

    Colums Sum 1,00

    3. Perhitungan bobot alternatif untuk kriteria Fuel Economy

    Fuel Economy Mill / Galon Average Rows(Priority Vektor)

    Toyota 34 0,30

    Honda 27 0,24

    Daihatsu 24 0,21

    Suzuki 28 0,25

    Colums Sum 113 1,00

    Catatan :Untuk mendapatkan nilai diatas , dilakukan proses yg sama dgn langkah perhitungan bobot alternatif 1 2 3

  • 44

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    4. Perangkingan Alternatif

    Langkah Metode AHP :

    Reliability Style Reliability Fuel Economy

    X

    Criteria Weight (CW)

    Sum of (S R F) ) * CW

    Toyota 0,13 0,38 0,30 0,30 0,297

    Honda 0,24 0,29 0,24 0,60 0,27

    Daihatsu 0,07 0,07 0,21 0,10 0,084

    Suzuki 0,56 0,26 0,25 0,349

    ColumsSum

    1,00 1,00 1,00 1,00

    Toyota =(0,13*0,3) + (0,38*0,60)+(0,30*0,1) = 0,297Honda = (0,24*0,3) + (0,29*0,60)+(0,24*0,10)=0,27Daihatsu =(0,07*0,3) + (0,07*0,60)+(0,21*0,1) = 0,064 Suzuki =(0,56*0,3) + (0,26*0,60)+(0,25*0,1) = 0,349

    2

    1

    3

    4

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    Kesimpulan

    Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan segala kasus yang membutuhkan output berupa prioritas dari hasil perangkingan.

    Penyempurnaan dari Metode AHP adalah Metode ANP

    88

  • 45

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    89

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    90

  • 46

    Bambang S,S.Kom, MM, M.KomMK. DSS

    Pertemuan 4-5 – 6 : Modeling & Analysis (ch 4)

    91

    Terima Kasih,Wassalam,

    Thanks,Matur Nuwun,

    Tse-se,Arigato