tuti curet

114
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Monro melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gr dapat hidup terus, jadi definisi tersebut di atas tidaklah mutlak sungguhpun bayi dengan BB 700-800 gr dapat hidup, tetapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus. Faktor-faktor penyebabnya sangat banyak pada bulan pertama dari kehamilan yang mengalami abortus, hampir seluruh didahului oleh matinya fetus. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata sesuai tugas dan wewenang bidan, dan untuk menambah pengetahuan tentang abortus, macam, dan penanganannya 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu memahami definisi abortus 1

Upload: lalu-dedi-apriadi

Post on 14-Jun-2015

1.175 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUTI CURET

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar

kandungan.

Monro melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gr dapat hidup terus, jadi

definisi tersebut di atas tidaklah mutlak sungguhpun bayi dengan BB 700-800 gr

dapat hidup, tetapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB

anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus.

Faktor-faktor penyebabnya sangat banyak pada bulan pertama dari kehamilan

yang mengalami abortus, hampir seluruh didahului oleh matinya fetus.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori yang didapatkan

selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata

sesuai tugas dan wewenang bidan, dan untuk menambah pengetahuan tentang

abortus, macam, dan penanganannya

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami definisi abortus

2. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi abortus

3. Mahasiswa mampu memahami etiologi abortus

4. Mahasiswa mampu memahami abortus incomplitus

5. Mahasiswa mampu memahami dan menangani abortus incomplitus

6. Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari abortus

1

Page 2: TUTI CURET

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum

sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu

beratnya terletak antara 400-1000 juta, atau UK < 28 minggu (Eastmar)

Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28

minggu yaitu fetus belum Viable by low (seffcoat)

Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16 dimana proses

plasentasi belum selesai (holmer)

(Sinopsis obstetri jilid 1 hal : 207)

abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dua luar.

(Obstetri Patologi, hal : 7)

abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < 20 minggu atau

berat jenis < 1000 gram.

(Pedoman diaknosis dan terapi ilmu kebidanan dan kandungan RSUD Dr.

Soetomo Surabaya).

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah. Kehamilan,

belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

(buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal : hal 145)

2.2 Klasifikasi

2.2.1 Menurut Macam-macamnya

1. Abortus spontan : terjadi dengan sendiri

2. Abortus profokatus : disengaja

3. Abortus profokatus terapetikus : dengan alasan kehamilan

membahayakan ibunya atau janin cacat.

2

Page 3: TUTI CURET

4. Abortus profokatus kriminalis : tanpa alasan medis yang sah

2.2.2 Menurut Derajatanya

1. Abortus iminens : abortus yang membakat ditandai dengan perdarahan

pervaginam yang minimal, tetapi porsio uteri (kanalis servikalis)

masih tertutup.

2. Abortus insipiens : pembukaan serviks yang kemudian diikuti oleh

kontraksi uterus, namun buah kehamilan belum ada yang keluar.

3. Abortus incompletus : biasanya ada pembukaan serviks sebagian hasil

kosepsi sudah keluar (plasenta) sebagian hasil tertahan di dalam rahim.

Biasanya diikuti perdarahan hebat abortus kompletus

4. Missied abortus : tertekannya hasil konsepsi yang kelas mati didalam

rahim selama > 8 minggu. Ditandai dengan tingginya fundus uteri

yang menetap balikan mengecil. Biasanya tidak diikuti tanda-tanda

abortus sperti perdarahan, pembukaan serviks.

5. Abortus habitualis : abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-

turut

2.2.3 Etiologi

a. Ovum patologik (blighted ovum)

Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta

abnormal

b. Kromosom abnormal

Mis : monosomia, dan trisomia

c. Kelainan pada sel telur dan sperma

Spematozoa maupun sel telur yang mengalami “aging process”

sebelum fertilisasi akan meningkatkan insiden abortus

d. Kondisi rahim yang tidak optimal

Gangguan kontrol hormonal dan fakto-faktor endoksin lainnya yang

berhubungan dengan persiapan uterus dalam menghadapi proses

impalntasi dan penyediaan nutrisi janin

e. Penyakit ibu

3

Page 4: TUTI CURET

Penyakit kronis : hepatitis, DM, keganasan

Penyakit infeksi : toksoplasmosis, sifilis

f. Malnutrisi

g. Incompasibilitas rhesus

Reaksi antara Rh dan anti Rh menyebabkan proses autmokologik

sehingga terjadi entroblastosis fetalis

h. Lapasatomi

Makin dekat lokasi pemedahan ke organ peluik, kemungkinan abortus

akan meningkat

i. Organ reproduksi abnormal

Myoma uteri, lukompetensia serviks

j. Trauma fisik dan jiwa

Rasa frustasi, kepribadian prematur

k. Keracunan

Tembakau, alkohol, radiasi

2.2.4 Patofisiologis

Perubahan patologi dimuali dari perdarahan pada desiduabasalis yang

menyebabkan lukrosis dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian atau

seluruh janin ajan terlepas dan dinding rahim. Keadaan ini merupakan

benda asing bagi rahim sehingga merangsang kontraksi rahim untuk

terjadi ekspulsi. Bila ketuban pecah terlihat janin maserasi bercampur air

ketuban. Sering kali fetus tak tampak dan ini disebut dengan “blighted

ovum”.

2.3 Abortus Incomplitus

1. Pengertian

Abortus incorplitus adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana

sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis

serutkalis.

4

Page 5: TUTI CURET

Abortus incorplitadalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan

yang tertinggal adalah desidua/ plasenta (sinopsis obstetri jilid : 212)

Abortus incomplitus adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah

dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih sebagian

tertinggal di dalam rahim.

(sinopsis patologi, hal : 8)

2. Gejala abortus incompletus

a. Amenorba

b. Sakit perut (kram/ nyeri perut sebagian bawah)

c. Mules-mules

d. Perdarahan biasanya berupa stolsel (darah beku)

e. Perdarahan bisa sedikit atau banyak

f. Sudah ada keluar fetus atau jaringan

g. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan

berlangsung terus

h. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang

dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi

i. Pada VT untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka,

kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis

atau kavum uteri

j. Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan adapula yang seusia

kehamilan.

3. Penanganan abortus incomplitus

a. Temukan besarnya uterus (taksir usia gestari) kenali dan atasi setiap

komplikasi (perdarahan hebat, shock, infeksi/sepsis)

b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan

hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cuman

ovum, setelah itu evaluasi perdarahan.

- Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0.2 mg IM atau

misoprostol 400 mg per oral

5

Page 6: TUTI CURET

- Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi

dengan AVM atau Ddk (pilihan tergantung dari/usia gestasi,

pembukaan, serviks dan keberadaan bagian janin

c. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis (acupisillin

3 x 500 mg selama 5 hari, atau doksisiklin 100 mg)

d. Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8

jam

e. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu segera

lakukan evakuasi dengan AVM

f. Bila pasien tampak anemi, berikan sulfat ferosus 600 mg/hari selama 2

minggu (anemi sedang) atau transfusi darah.

g. Bila disertai shock karena perdarahan, berika cairan infus NaCl,

fisiologis atau Rl dan selekas mungkin transfusi darah.

h. Setela shock diatasi lakukan gerakan denagan karet tajam lalu suntikkan

erginetrium 0,2 Mg IM.

i. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan

plasenta secara manual

j. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

4. Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus

Pada beberapa kasus, abortus incomplitus erat kaitannya dengan abortus

tidak acuan. Oleh sebab itu, perhatiakn hal-hal berikut :

a. Pastikan tidak ada komplikasi berat sesos, perfusi uterus atau odema

intra abdomen (mual, muntah, nyeri panggul, demam, perut kembung,

nyeri perut bawah, duktus perut tegang, nyeri ulang lepas)

b. Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-

benda lainnya dari rasio genetalia.

c. Berikan boster tetanus toksoid 0.5 ml bila tampak luka kotor pada

dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi

6

Page 7: TUTI CURET

d. Bila riwayat pemberan imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus

(ATS) 1500 unit mm diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah

4 minggu

e. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut

2.4 Komplikasi abortus

1. Pendahuluan

Perdarahan dapat diatasi dengan penyerangan uterus dari sisa hasil konsepsi

dan jika perlu, memberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan

dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya

2. Perfurasi

Perfurasi uterus pada kerusakan dapat terjadi terutama pada uterus dalam

posisi hipermetrofleksi, jika peristiwa ini terjadi, penderita perlu diamati

dengan lain, jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan dan tergantung

dari luar dan bentuk perfurasi, penyakitan, luka perfurasi, penyakit luka

perfurasi atau perlu historoktumi, perfurasi uterus pada abortus yang

dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena

perlukaan, pada kandung kemih atau uteri, laboratorium harus segera

mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi

3. Infeksi

Proses infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium, dan

peritonium. Apabila infeksi menyebar lebih jauh terlihat peritobitis umum

atau sepsis dengan kemungkinan diikuti oleh shock

4. Shock

Shock pada obortus bisa terjadi karena perdarahan (shoch hemorargik) dan

karena infeksi bekas (shock septik)

Konsep asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu

pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

- Bertahap dan sistematis

7

Page 8: TUTI CURET

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

2.5 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997

1. Pengertian

- Proses pemecahan masalah

- Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah

- Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis

- Untuk pengambilan suatu keputusan

- Yang berfokus pada klien

2. langkah-langkah

I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan

klien secara keseluruhan

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali

manajemen proses untuk aspek. Aspek asuhan yang tidak efektif

Langkah I : tahap pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang

terdiri dari data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah yang

menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,

8

Page 9: TUTI CURET

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan

dan nifas, biopekologi spritual, pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien. Hasil laboratorium dan tes diagnostik lain

yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari

pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi) pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan

sebelumnya)

Langkah II : interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan

Langkah III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-

benar terjadi

Langkah IV : menentukan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi lain

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

Langkah V : menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

9

Page 10: TUTI CURET

terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi

Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan

tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya

Langkah VII : evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut

dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

10

Page 11: TUTI CURET

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subyektif

Anamnase tanggal : 28-07-2008 jam : 11.15oleh : Sovi Vebri U

1. Identifikasi Klien

Nama klien : Ny “M” Nama suami : Tn “P”

Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Penghasilan : - Penghasilan : -

Alamat : Sembayat–Manyar Gresik Alamat:Sembayat – Manyar Gresik

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan hamil 2,5 bulan, keluar darah menggumpal dari

kemaluan

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan hamil anak ke-2, pernah periksa ke bidan 1x dan test

kehamilan juga di bidan pada tanggal 14 Mei 2008 hasilnya positif. Pada

tanggal 28-07-2008 jam 08.00 WIB perut terasa mules dan nyeri di

daerah perut bagian bawah di atas kemaluan. Mulai keluar darah dari

kemaluan banyak menggumpal tanggal 28-07-2008 jam dan bidan

mengatakan bahwa ibu keguguran tuntas

11

Page 12: TUTI CURET

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Suami ke

KEHAMILAN PERSALINAN ANAK NIFAS UK Penyulit Penolong Jenis

persalinanTempat Penyulit BB/PB Jenis

kelaminH/M Meneteki KB

1 1 9bln - Bidan Spt-B BPS - 2900/49 ♂ 4 th 1 th Suntk

5. Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Klien menyatakan makan 3x sehari, porsi sedang, dengan nasi, lauk

pauk, sayur, kadang-kadang buah, dan minum air putih 7-8 gelas/hari

b. Eliminasi

Klien mengatakan sebelum hamil BAB lancar setiap hari, selama

hamil ini BAB 2 hari sekali, BAK lancar tidak ada keluhan dan tidak

terasa nyeri, warna kuning jernih

c. Aktivitas

Klien mengatakan sehari bekerja sebagai ibu rumah tangga seperti

menyapu, mengepel, mencuci, memasak dan waktunya banyak

dihabiskan di rumah

d. Istirahat atau Tidur

Klien mengatakan tidur siang 1 jam (12.00-13.00) dan tidur malam

7 jam – (22.00-05.00) nyenyak

e. Seksualitas

Klien mengatakan sebelum hamil 1 minggu 3x, selama hamil ini tidak

pernah melakukan coitus

12

Page 13: TUTI CURET

6. Riwayat perkawinan

Klien mengatakan kawin 1x, saat usia 24 th dan sekarang usia

perkawinannya sudah 5 tahun

7. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

seperti : DM, Asma, TBC, dan lain-lain

8. Perilaku Kesehatan :

Klien tidak pernah merokok, tidak pernah minum-minuman keras

9. Kebersihan:

Klien mengatakan mandi 2xsehari, dan ganti celana dalam 2xsehari

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Kesadaran : composmentik

KU : agak lemah, ekspresi, wajah tegang, gelisah

TB/BB : 154 cm/48kg

TTV : - TD : 110/70 mmHg

- S : 36ºC

- N : 84 x/menit

- RR : 22 x/ menit

BB sebelum hamil : 46 kg

LILA : 23 cm

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

a. Rambut : nampak bersih, tidak ada ketombe, hitam, lurus

b. Muka

- Cloasma gravidarum : tidak ada

- Conjungtiva : tidak anemi

- Sklera : tidak ikterus

13

Page 14: TUTI CURET

c. Mulut

- Stomatitis : tidak ada

- Gigi : tidak ada caries

d. Leher

- Pembesaran vena jugularis : tidak ada

e. Payudara

- Bentuk : simetris

- Areola : Hyperpegmentasi

- Puting susu : menonjol

f. Perut

- Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan

- Strie : Albican

- Linea : Alba

- Luka perut : tidak ada luka bekas SC

g. Vulua

- Warna : kebiruan

- Keluaran : perdarahan 1 softex penuh

- Varises : tidak ada

- Odem : Tidak ada

h. Anus

Hemoroid : tidak ada

i. Ekstremitas atas dan bawah

Varises : tidak ada

Odem : tidak ada

Palpasi

a. Leher

- Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada

- Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

b. Payudara : tidak ada benjolan, tidak ada massa, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada keluaran

14

Page 15: TUTI CURET

c. Perut : fundus uteri pertengahan antara simphisis dan pusat

terdapat nyeri perut bagian bawah

Perkusi

Reflek patella Ka/Ki : +/+

Auskultasi

Tidak dilakukan pemeriksaan DJJ

3. Pemeriksaan penunjang

PPT : tanggal 28 Juli 2008

3.2 ANALISA DATA /DIAGNOSA

Tgl/Jam Analisa data Diagnosa

28-07-2008

11.15 WIB

DS : - Klien mengatakan hamil ke-2, umur

kehamilan 2,5 bln, keluar darah dari

kemaluan banyak menggumpal

- Klien mengatakan mules dan nyeri

perut bagian bawah diatas kemaluan

- Klien mengatakan takut dan cemas

akan di lakukan curretage

DO: Keadaan umum agak lemah

TTV : - TD : 110/70 mmHg

S : 36ºC

N : 84 x/menit

RR : 22 x/ menit

BB : 48 kg

LILA : 23 cm

HB : 10 gr%

- Ekspresi wajah tampak menyeringai

- Ibu tampak cemas dan gelisah

G2P10001 dengan abortus

inkomplitus

Mules dan nyeri

Takut dan cemas

sehubungan dengan

tindakan curretage

15

Page 16: TUTI CURET

3.3 DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Terjadi Anemia

3.4 TINDAKAN SEGERA

Segera dilakukan curretage

Kolaborasi dengan dokter

3.5 INTERVENSI

Diagnosa atau masalah : G2P10001 dengan abortus inkomplitus

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 2-4 jam diharapkan

perdarahan dapat teratasi

Kriteria

1. Keadaan umum ibu baik

2. TTV dalam batas normal

- Tekanan darah : 100-140/60-90 mm Hg

- Pernafasan : 18-24x/mnt

- Nadi : 69-100x/mnt

- Suhu badan : 36-370C

3. Perdarahan berhenti

Diagnosa/Masalah Intervensi RasionalG2P10001 dengan abortus inkomplitus

1. Lakukan observasi keadaan umum klien 1. Untuk mengetahui keadaan klien terutama saat terjadi perdarahan sehingga dapat segera mengetahui tanda-tanda syok dan dapat ditangani secara dini

2. Lakukan observasi TTV 2. TTV dalam batas normal menandakan keadaan umum klien baik untuk memastikan tidak terjadi syok

3. Beri penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curratege serta proses pelaksanaan curretage

3. Dengan memberikan penyuluhan klien dan keluarga diharapkan mengerti dan mau

16

Page 17: TUTI CURET

melaksanakan aa yang diintervensikan

4. Siapkan surat persetujuan untuk tindakan medis (curretage)

4. Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan

5. Observasi perdarahan 5. Deteksi dini adanya syok hemorogik/hipovolemik

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan curretage

6. Melakukan fungsi dependen sisa konsepsi mengganggu kontraksi uterus sehingga menimbulkan perdarahan

7. Siapkan alat-alat untuk curretage dan juga kesterilannya

7. Agar proses curretage berjalan dengan lancar sehingga komplikasi dapat di hindari dari infeksi tidak terjadi

8. Bantu pelaksanaan curretage secara aseptic dan septic

8. Untuk mempermudah dan mempercepat proses curretage

9. Lakukan observasi TTV Post Curretage - Melakukan kolaborasi dengan dokter

untuk terapi

9. Tanda vital dalam batas normal menandakan KU klien baik untuk memastikan terjadinya syok

Masalah IMules & Nyeri

perut bagian bawah

10.Jelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri perut

10.Klien mengerti dan memahami keadan yang kadang dialaminya

11. Anjurkan klien mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi

11. Dengan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri

12. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obat mengurangi rasa sakit

12. Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat menyebabkan rasa nyeri hilang

Masalah IITakut sehubungan dengan tindakan

curretage

13. Anjurkan klien untuk berdoa dan beri dorongan moril

13.Dapat membantu ketenangan jiwa klien

17

Page 18: TUTI CURET

14.Dampingi klein dan dengarkan keluhan serta bantu keperluannya

14.Menunjukkan perhatian petugas terhadap keberadaan klien

3.6 Implementasi

Tanggal Diagnosa Jam Pelaksanaan/Implementasi28-07-2008 G2P10001 dengan

abortus inkompletus 11.15 1. Melakukan observasi KU klien

keadaan umum agak lemah 11.20 2. Melaksanakan observasi TTV

TD : 110/70 mmHgS : 36ºCN : 84 x/menitRR : 22 x/ menitBB : 48 kg LILA : 23 cm HB : 10 gr%

11.30 3. Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage, serta proses pelaksanaan curretage

11.40 4. Melakukan informed consent klien menyetujui tindakan curretage dengan pembiusan

11.50 5. Melakukan observasi perdarahan-perdarahan pervaginaan hanya sedikit

11.55 6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan tindakan curretage

12.00 7. melakukan persiapan alat-alat untuk curretage dengan menjaga strelitas

12.10 8. Membantu pelaksanaan curretage secara septic dan aseptic untuk mempermudah dan mempercepat proses curretage

12.15 9. Melakukan observasi TTV TD : 110/70 mmHgS : 36ºCN : 84 x/menitRR : 22 x/ menitBB : 48 kg LILA : 23 cm HB : 10 gr%* Melakukan kolaborasi dengan

18

Page 19: TUTI CURET

dokter untuk terapi antibiotik : amoxillin 3x500 mg analgesik : asmefenamat 3x500 mguterotonika : metergin 3x1selama 1 minggu

Masalah I:Mules dan nyeri perut bagian bawah

12.20 10. Menjelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri

12.25 11. Menganjurkan klien cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi otot, ambil nafas dalam, sewaktu ada nyeri

12.35 12. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat mengurangi rasa nyeri

Masalah II:Takut sehubungan dengan tindakan curretage

12.45 13. Memberikan dorongan moril pada klien dan menganjurkan untuk berdoa pada tuhan

12.50 14. Mendampingi klien dan mendengarkan keluhan klien serta membantu keperluan pelaksanaan curretage

3.7 Evaluasi

Tanggal : 28-07-2008 Jam : 16.00 WIB

S : Klien mengatakan nyeri agak berkurang, sudah tidak cemas lagi karena

pelaksanaan curretage sudah dilalui

O: KU : baik

TTV : TD : 110/70 mmHg

S : 36ºC

N : 84 x/menit

RR : 22 x/ menit

BB : 48 kg

LILA : 23 cm

HB : 10 gr%

Perdarahan 35 cc

19

Page 20: TUTI CURET

Klien melakukan mobilisasi : miring kanan, miring kiri setelah itu kalau

mampu dianjurkan untuk berjalan

A: 4 jam post partum curretage abortus incompletus

P : Lanjutkan pemberian terapi obat

Amoxillin 3x500 mg

As. Mefenamat 3x500 mg

Metergin 3x1

Memberikan HE tentang :

* Menjaga kesehatan dengan makan dan minum sesuai kebutuhan

* Banyak minum air putih

* Melakukan coitus selama tidak ada keluhan

* Personal hygiene

* Bila ada keluhan seperti perdarahan ibu harus segera memeriksakan

kondisinya ke RS

* Kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktuada keluhan

20

Page 21: TUTI CURET

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Keguguran/abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup diluar kandungan

Abortus dapat diklasifikasikan menjadi abortus spontan, provokatus

Abortus spontan dibagi menjadi abortus komplitus, inkomplitus, insipiens,

iminens, messed abortion dan abortus habitualis serta abortus infeksious.

Komplikasi yang terjadi yaitu perdarahan, perforasi, infeksi, payah ginjal, akut

dan shock.

Abortus incomplitus (keguguran bersisa), hanya sebagian dari hasil konsepsi yang

dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

Penanganannya dengan kuretase dan terapinya dengan obat-obatan uterotorika

dan anti biotik.

Saran

a. Untuk Petugas kesehatan

Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam fungsinya sebagai pelaksana

kesehatan, serta tertib meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan harus meningkatkan kerjasama yang

baik dengan petugas kesehatan yang lain serta dengan klien dan keluarga

b. Bagi klien

Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik

dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien

c. Bagi pendidikan

Lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mahasiswa dapat bekerja

dilahan praktek dengan baik

21

Page 22: TUTI CURET

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.

Jakarta :EGC

Sastrawinata, Sulaiman. 1992. Obstetri Patologi, Universitas Padjajaran Bandung

Kapita Selekta jilid I. Edisi ke 3. 2001 Media Aesculapius

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri jilid I. Edisi ke 2. Jakarta : EGC

22

Page 23: TUTI CURET

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus

dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” G2P10001 UK 9/10 minggu dengan

Abortus Inkompletus di Ruang Bersalin RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas

dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya.

2. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Jurusan Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI

Surabaya.

3. Sukarnik, SST selaku pembimbing askeb di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

4. dr. Ziadatur Rochmah selaku direktur RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik

5. Luluk Maulawati, Amd. Keb selaku pembimbing ruang bersalin

6. Orang tua yang telah memberi dukungan moril baik maupun materi

7. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya yang turut

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Gresik, Juli 2008

Penulis

23iii

Page 24: TUTI CURET

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iiKATA PENGANTAR ...................................................................................... iiiDAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1 Latar Belakang ......................................................................... 11.2 Tujuan....................................................................................... 2

1.2.1 Tujuan Umum ................................................................. 21.2.2 Tujuan Khusus ................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 22.1 Definisi...................................................................................... 22.2 Klasifikasi................................................................................. 2

2.2.1 Menurut Macam-macamnya............................................ 22.2.2 Menurut Derajatnya ........................................................ 32.2.3 Etiologi ........................................................................... 32.2.4 Patofisiologis................................................................... 4

2.3 Abortus Incomplitus.................................................................. 41 Pengertian ............................................................................. 42 Gejala abortus incompletus .................................................. 53 Penanganan abortus incomplitus........................................... 54 Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus . 6

2.4 Komplikasi abortus .................................................................. 72.5 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997......................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 113.1 Pengkajian................................................................................. 11

3.1.1 Data Subjektif ................................................................. 113.1.2 Data Objektif .................................................................. 13

3.2 Analisa Masalah/Diagnosa ....................................................... 153.3 Diagnosa Potensial .................................................................. 163.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................. 163.5 Intervensi ................................................................................. 163.6 Implementasi ............................................................................ 183.7 Evaluasi .................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 214.1 Kesimpulan .............................................................................. 214.2 Saran ......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

24iv

Page 25: TUTI CURET

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “M” G2P10001 UK 9/10 MINGGU DENGAN

ABORTUS INKOMPLETUS

DI RUANG BERSALIN RSIA NYAI AGENG PINATIH

GRESIK

Disusun oleh :

SOVI VEBRI UTAMI

06.300.54

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARTHA BODHI ISWARA

PRODI D-III KEBIDANAN

SURABAYA

2008

25

v

Page 26: TUTI CURET

BAB I

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar

kandungan.

Monro melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gr dapat hidup terus, jadi

definisi tersebut di atas tidaklah mutlak sungguhpun bayi dengan BB 700-800 gr

dapat hidup, tetapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB

anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus.

Faktor-faktor penyebabnya sangat banyak pada bulan pertama dari kehamilan

yang mengalami abortus, hampir seluruh didahului oleh matinya fetus.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori yang didapatkan

selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata

sesuai tugas dan wewenang bidan, dan untuk menambah pengetahuan tentang

abortus, macam, dan penanganannya

1.4.2 Tujuan Khusus

7. Mahasiswa mampu memahami definisi abortus

8. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi abortus

9. Mahasiswa mampu memahami etiologi abortus

10. Mahasiswa mampu memahami abortus incomplitus

11. Mahasiswa mampu memahami dan menangani abortus incomplitus

12. Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari abortus

26

Page 27: TUTI CURET

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Definisi

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum

sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu

beratnya terletak antara 400-1000 juta, atau UK < 28 minggu (Eastmar)

Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28

minggu yaitu fetus belum Viable by low (seffcoat)

Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16 dimana proses

plasentasi belum selesai (holmer)

(Sinopsis obstetri jilid 1 hal : 207)

abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dua luar.

(Obstetri Patologi, hal : 7)

abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < 20 minggu atau

berat jenis < 1000 gram.

(Pedoman diaknosis dan terapi ilmu kebidanan dan kandungan RSUD Dr.

Soetomo Surabaya).

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah. Kehamilan,

belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

(buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal : hal 145)

2.7 Klasifikasi

2.7.1 Menurut Macam-macamnya

5. Abortus spontan : terjadi dengan sendiri

6. Abortus profokatus : disengaja

7. Abortus profokatus terapetikus : dengan alasan kehamilan

membahayakan ibunya atau janin cacat.

27

Page 28: TUTI CURET

8. Abortus profokatus kriminalis : tanpa alasan medis yang sah

2.7.2 Menurut Derajatanya

6. Abortus iminens : abortus yang membakat ditandai dengan perdarahan

pervaginam yang minimal, tetapi porsio uteri (kanalis servikalis)

masih tertutup.

7. Abortus insipiens : pembukaan serviks yang kemudian diikuti oleh

kontraksi uterus, namun buah kehamilan belum ada yang keluar.

8. Abortus incompletus : biasanya ada pembukaan serviks sebagian hasil

kosepsi sudah keluar (plasenta) sebagian hasil tertahan di dalam rahim.

Biasanya diikuti perdarahan hebat abortus kompletus

9. Missied abortus : tertekannya hasil konsepsi yang kelas mati didalam

rahim selama > 8 minggu. Ditandai dengan tingginya fundus uteri

yang menetap balikan mengecil. Biasanya tidak diikuti tanda-tanda

abortus sperti perdarahan, pembukaan serviks.

10. Abortus habitualis : abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-

turut

2.7.3 Etiologi

a. Ovum patologik (blighted ovum)

Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta

abnormal

b. Kromosom abnormal

Mis : monosomia, dan trisomia

c. Kelainan pada sel telur dan sperma

Spematozoa maupun sel telur yang mengalami “aging process”

sebelum fertilisasi akan meningkatkan insiden abortus

d. Kondisi rahim yang tidak optimal

Gangguan kontrol hormonal dan fakto-faktor endoksin lainnya yang

berhubungan dengan persiapan uterus dalam menghadapi proses

impalntasi dan penyediaan nutrisi janin

e. Penyakit ibu

28

Page 29: TUTI CURET

Penyakit kronis : hepatitis, DM, keganasan

Penyakit infeksi : toksoplasmosis, sifilis

f. Malnutrisi

g. Incompasibilitas rhesus

Reaksi antara Rh dan anti Rh menyebabkan proses autmokologik

sehingga terjadi entroblastosis fetalis

h. Lapasatomi

Makin dekat lokasi pemedahan ke organ peluik, kemungkinan abortus

akan meningkat

i. Organ reproduksi abnormal

Myoma uteri, lukompetensia serviks

j. Trauma fisik dan jiwa

Rasa frustasi, kepribadian prematur

k. Keracunan

Tembakau, alkohol, radiasi

2.7.4 Patofisiologis

Perubahan patologi dimuali dari perdarahan pada desiduabasalis yang

menyebabkan lukrosis dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian atau

seluruh janin ajan terlepas dan dinding rahim. Keadaan ini merupakan

benda asing bagi rahim sehingga merangsang kontraksi rahim untuk

terjadi ekspulsi. Bila ketuban pecah terlihat janin maserasi bercampur air

ketuban. Sering kali fetus tak tampak dan ini disebut dengan “blighted

ovum”.

2.8 Abortus Incomplitus

5. Pengertian

Abortus incorplitus adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana

sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis

serutkalis.

29

Page 30: TUTI CURET

Abortus incorplitadalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan

yang tertinggal adalah desidua/ plasenta (sinopsis obstetri jilid : 212)

Abortus incomplitus adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah

dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih sebagian

tertinggal di dalam rahim.

(sinopsis patologi, hal : 8)

6. Gejala abortus incompletus

a. Amenorba

b. Sakit perut (kram/ nyeri perut sebagian bawah)

c. Mules-mules

d. Perdarahan biasanya berupa stolsel (darah beku)

e. Perdarahan bisa sedikit atau banyak

f. Sudah ada keluar fetus atau jaringan

g. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan

berlangsung terus

h. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang

dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi

i. Pada VT untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka,

kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis

atau kavum uteri

j. Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan adapula yang seusia

kehamilan.

7. Penanganan abortus incomplitus

a. Temukan besarnya uterus (taksir usia gestari) kenali dan atasi setiap

komplikasi (perdarahan hebat, shock, infeksi/sepsis)

b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan

hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cuman

ovum, setelah itu evaluasi perdarahan.

- Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0.2 mg IM atau

misoprostol 400 mg per oral

30

Page 31: TUTI CURET

- Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi

dengan AVM atau Ddk (pilihan tergantung dari/usia gestasi,

pembukaan, serviks dan keberadaan bagian janin

c. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis (acupisillin

3 x 500 mg selama 5 hari, atau doksisiklin 100 mg)

d. Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8

jam

e. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu segera

lakukan evakuasi dengan AVM

f. Bila pasien tampak anemi, berikan sulfat ferosus 600 mg/hari selama 2

minggu (anemi sedang) atau transfusi darah.

g. Bila disertai shock karena perdarahan, berika cairan infus NaCl,

fisiologis atau Rl dan selekas mungkin transfusi darah.

h. Setela shock diatasi lakukan gerakan denagan karet tajam lalu suntikkan

erginetrium 0,2 Mg IM.

i. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan

plasenta secara manual

j. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

8. Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus

Pada beberapa kasus, abortus incomplitus erat kaitannya dengan abortus

tidak acuan. Oleh sebab itu, perhatiakn hal-hal berikut :

a. Pastikan tidak ada komplikasi berat sesos, perfusi uterus atau odema

intra abdomen (mual, muntah, nyeri panggul, demam, perut kembung,

nyeri perut bawah, duktus perut tegang, nyeri ulang lepas)

b. Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-

benda lainnya dari rasio genetalia.

c. Berikan boster tetanus toksoid 0.5 ml bila tampak luka kotor pada

dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi

31

Page 32: TUTI CURET

d. Bila riwayat pemberan imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus

(ATS) 1500 unit mm diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah

4 minggu

e. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut

2.9 Komplikasi abortus

1. Pendahuluan

Perdarahan dapat diatasi dengan penyerangan uterus dari sisa hasil konsepsi

dan jika perlu, memberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan

dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya

2. Perfurasi

Perfurasi uterus pada kerusakan dapat terjadi terutama pada uterus dalam

posisi hipermetrofleksi, jika peristiwa ini terjadi, penderita perlu diamati

dengan lain, jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan dan tergantung

dari luar dan bentuk perfurasi, penyakitan, luka perfurasi, penyakit luka

perfurasi atau perlu historoktumi, perfurasi uterus pada abortus yang

dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena

perlukaan, pada kandung kemih atau uteri, laboratorium harus segera

mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi

3. Infeksi

Proses infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium, dan

peritonium. Apabila infeksi menyebar lebih jauh terlihat peritobitis umum

atau sepsis dengan kemungkinan diikuti oleh shock

4. Shock

Shock pada obortus bisa terjadi karena perdarahan (shoch hemorargik) dan

karena infeksi bekas (shock septik)

Konsep asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu

pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

- Bertahap dan sistematis

32

Page 33: TUTI CURET

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

2.10 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997

3. Pengertian

- Proses pemecahan masalah

- Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah

- Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis

- Untuk pengambilan suatu keputusan

- Yang berfokus pada klien

4. langkah-langkah

I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan

klien secara keseluruhan

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali

manajemen proses untuk aspek. Aspek asuhan yang tidak efektif

Langkah I : tahap pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang

terdiri dari data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah yang

menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,

33

Page 34: TUTI CURET

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan

dan nifas, biopekologi spritual, pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien. Hasil laboratorium dan tes diagnostik lain

yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari

pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi) pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan

sebelumnya)

Langkah II : interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan

Langkah III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-

benar terjadi

Langkah IV : menentukan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi lain

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

Langkah V : menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

34

Page 35: TUTI CURET

terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi

Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan

tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya

Langkah VII : evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut

dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

35

Page 36: TUTI CURET

BAB III

TINJAUAN KASUS

II. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subyektif

Anamnase tanggal : 28-07-2008 jam : 11.15oleh : Sovi Vebri U

1. Identifikasi Klien

Nama klien : Ny “M” Nama suami : Tn “P”

Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Penghasilan : - Penghasilan : -

Alamat : Sembayat–Manyar Gresik Alamat:Sembayat – Manyar Gresik

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan hamil 2,5 bulan, keluar darah menggumpal dari

kemaluan

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan hamil anak ke-2, pernah periksa ke bidan 1x dan test

kehamilan juga di bidan pada tanggal 14 Mei 2008 hasilnya positif. Pada

tanggal 28-07-2008 jam 08.00 WIB perut terasa mules dan nyeri di

daerah perut bagian bawah di atas kemaluan. Mulai keluar darah dari

kemaluan banyak menggumpal tanggal 28-07-2008 jam dan bidan

mengatakan bahwa ibu keguguran tuntas

36

Page 37: TUTI CURET

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Suami ke

KEHAMILAN PERSALINAN ANAK NIFAS UK Penyulit Penolong Jenis

persalinanTempat Penyulit BB/PB Jenis

kelaminH/M Meneteki KB

1 1 9bln - Bidan Spt-B BPS - 2900/49 ♂ 4 th 1 th Suntk

5. Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Klien menyatakan makan 3x sehari, porsi sedang, dengan nasi, lauk

pauk, sayur, kadang-kadang buah, dan minum air putih 7-8 gelas/hari

b. Eliminasi

Klien mengatakan sebelum hamil BAB lancar setiap hari, selama

hamil ini BAB 2 hari sekali, BAK lancar tidak ada keluhan dan tidak

terasa nyeri, warna kuning jernih

c. Aktivitas

Klien mengatakan sehari bekerja sebagai ibu rumah tangga seperti

menyapu, mengepel, mencuci, memasak dan waktunya banyak

dihabiskan di rumah

d. Istirahat atau Tidur

Klien mengatakan tidur siang 1 jam (12.00-13.00) dan tidur malam

7 jam – (22.00-05.00) nyenyak

e. Seksualitas

Klien mengatakan sebelum hamil 1 minggu 3x, selama hamil ini tidak

pernah melakukan coitus

37

Page 38: TUTI CURET

6. Riwayat perkawinan

Klien mengatakan kawin 1x, saat usia 24 th dan sekarang usia

perkawinannya sudah 5 tahun

7. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

seperti : DM, Asma, TBC, dan lain-lain

8. Perilaku Kesehatan :

Klien tidak pernah merokok, tidak pernah minum-minuman keras

9. Kebersihan:

Klien mengatakan mandi 2xsehari, dan ganti celana dalam 2xsehari

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Kesadaran : composmentik

KU : agak lemah, ekspresi, wajah tegang, gelisah

TB/BB : 154 cm/48kg

TTV : - TD : 110/70 mmHg

- S : 36ºC

- N : 84 x/menit

- RR : 22 x/ menit

BB sebelum hamil : 46 kg

LILA : 23 cm

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

a. Rambut : nampak bersih, tidak ada ketombe, hitam, lurus

b. Muka

- Cloasma gravidarum : tidak ada

- Conjungtiva : tidak anemi

- Sklera : tidak ikterus

38

Page 39: TUTI CURET

c. Mulut

- Stomatitis : tidak ada

- Gigi : tidak ada caries

d. Leher

- Pembesaran vena jugularis : tidak ada

e. Payudara

- Bentuk : simetris

- Areola : Hyperpegmentasi

- Puting susu : menonjol

f. Perut

- Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan

- Strie : Albican

- Linea : Alba

- Luka perut : tidak ada luka bekas SC

g. Vulua

- Warna : kebiruan

- Keluaran : perdarahan 1 softex penuh

- Varises : tidak ada

- Odem : Tidak ada

h. Anus

Hemoroid : tidak ada

i. Ekstremitas atas dan bawah

Varises : tidak ada

Odem : tidak ada

Palpasi

d. Leher

- Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada

- Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

e. Payudara : tidak ada benjolan, tidak ada massa, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada keluaran

39

Page 40: TUTI CURET

f. Perut : fundus uteri pertengahan antara simphisis dan pusat

terdapat nyeri perut bagian bawah

Perkusi

Reflek patella Ka/Ki : +/+

Auskultasi

Tidak dilakukan pemeriksaan DJJ

3. Pemeriksaan penunjang

PPT : tanggal 28 Juli 2008

3.6 ANALISA DATA /DIAGNOSA

Tgl/Jam Analisa data Diagnosa

28-07-2008

11.15 WIB

DS : - Klien mengatakan hamil ke-2, umur

kehamilan 2,5 bln, keluar darah dari

kemaluan banyak menggumpal

- Klien mengatakan mules dan nyeri

perut bagian bawah diatas kemaluan

- Klien mengatakan takut dan cemas

akan di lakukan curretage

DO: Keadaan umum agak lemah

TTV : - TD : 110/70 mmHg

S : 36ºC

N : 84 x/menit

RR : 22 x/ menit

BB : 48 kg

LILA : 23 cm

HB : 10 gr%

- Ekspresi wajah tampak menyeringai

- Ibu tampak cemas dan gelisah

G2P10001 dengan abortus

inkomplitus

Mules dan nyeri

Takut dan cemas

sehubungan dengan

tindakan curretage

40

Page 41: TUTI CURET

3.7 DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Terjadi Anemia

3.8 TINDAKAN SEGERA

Segera dilakukan curretage

Kolaborasi dengan dokter

3.9 INTERVENSI

Diagnosa atau masalah : G2P10001 dengan abortus inkomplitus

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 2-4 jam diharapkan

perdarahan dapat teratasi

Kriteria

1. Keadaan umum ibu baik

2. TTV dalam batas normal

- Tekanan darah : 100-140/60-90 mm Hg

- Pernafasan : 18-24x/mnt

- Nadi : 69-100x/mnt

- Suhu badan : 36-370C

3. Perdarahan berhenti

Diagnosa/Masalah Intervensi RasionalG2P10001 dengan abortus inkomplitus

1. Lakukan observasi keadaan umum klien 1. Untuk mengetahui keadaan klien terutama saat terjadi perdarahan sehingga dapat segera mengetahui tanda-tanda syok dan dapat ditangani secara dini

2. Lakukan observasi TTV 2. TTV dalam batas normal menandakan keadaan umum klien baik untuk memastikan tidak terjadi syok

3. Beri penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curratege serta proses pelaksanaan curretage

3. Dengan memberikan penyuluhan klien dan keluarga diharapkan mengerti dan mau

41

Page 42: TUTI CURET

melaksanakan aa yang diintervensikan

4. Siapkan surat persetujuan untuk tindakan medis (curretage)

4. Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan

5. Observasi perdarahan 5. Deteksi dini adanya syok hemorogik/hipovolemik

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan curretage

6. Melakukan fungsi dependen sisa konsepsi mengganggu kontraksi uterus sehingga menimbulkan perdarahan

7. Siapkan alat-alat untuk curretage dan juga kesterilannya

7. Agar proses curretage berjalan dengan lancar sehingga komplikasi dapat di hindari dari infeksi tidak terjadi

8. Bantu pelaksanaan curretage secara aseptic dan septic

8. Untuk mempermudah dan mempercepat proses curretage

9. Lakukan observasi TTV Post Curretage - Melakukan kolaborasi dengan dokter

untuk terapi

9. Tanda vital dalam batas normal menandakan KU klien baik untuk memastikan terjadinya syok

Masalah IMules & Nyeri

perut bagian bawah

10.Jelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri perut

10.Klien mengerti dan memahami keadan yang kadang dialaminya

11. Anjurkan klien mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi

11. Dengan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri

12. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obat mengurangi rasa sakit

12. Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat menyebabkan rasa nyeri hilang

Masalah IITakut sehubungan dengan tindakan

curretage

13. Anjurkan klien untuk berdoa dan beri dorongan moril

13.Dapat membantu ketenangan jiwa klien

42

Page 43: TUTI CURET

14.Dampingi klein dan dengarkan keluhan serta bantu keperluannya

14.Menunjukkan perhatian petugas terhadap keberadaan klien

3.6 Implementasi

Tanggal Diagnosa Jam Pelaksanaan/Implementasi28-07-2008 G2P10001 dengan

abortus inkompletus 11.15 1. Melakukan observasi KU klien

keadaan umum agak lemah 11.20 2. Melaksanakan observasi TTV

TD : 110/70 mmHgS : 36ºCN : 84 x/menitRR : 22 x/ menitBB : 48 kg LILA : 23 cm HB : 10 gr%

11.30 3. Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage, serta proses pelaksanaan curretage

11.40 4. Melakukan informed consent klien menyetujui tindakan curretage dengan pembiusan

11.50 5. Melakukan observasi perdarahan-perdarahan pervaginaan hanya sedikit

11.55 6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan tindakan curretage

12.00 7. melakukan persiapan alat-alat untuk curretage dengan menjaga strelitas

12.10 8. Membantu pelaksanaan curretage secara septic dan aseptic untuk mempermudah dan mempercepat proses curretage

12.15 9. Melakukan observasi TTV TD : 110/70 mmHgS : 36ºCN : 84 x/menitRR : 22 x/ menitBB : 48 kg LILA : 23 cm HB : 10 gr%* Melakukan kolaborasi dengan

43

Page 44: TUTI CURET

dokter untuk terapi antibiotik : amoxillin 3x500 mg analgesik : asmefenamat 3x500 mguterotonika : metergin 3x1selama 1 minggu

Masalah I:Mules dan nyeri perut bagian bawah

12.20 10. Menjelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri

12.25 11. Menganjurkan klien cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi otot, ambil nafas dalam, sewaktu ada nyeri

12.35 12. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat mengurangi rasa nyeri

Masalah II:Takut sehubungan dengan tindakan curretage

12.45 13. Memberikan dorongan moril pada klien dan menganjurkan untuk berdoa pada tuhan

12.50 14. Mendampingi klien dan mendengarkan keluhan klien serta membantu keperluan pelaksanaan curretage

3.7 Evaluasi

Tanggal : 28-07-2008 Jam : 16.00 WIB

S : Klien mengatakan nyeri agak berkurang, sudah tidak cemas lagi karena

pelaksanaan curretage sudah dilalui

O: KU : baik

TTV : TD : 110/70 mmHg

S : 36ºC

N : 84 x/menit

RR : 22 x/ menit

BB : 48 kg

LILA : 23 cm

HB : 10 gr%

Perdarahan 35 cc

44

Page 45: TUTI CURET

Klien melakukan mobilisasi : miring kanan, miring kiri setelah itu kalau

mampu dianjurkan untuk berjalan

A: 4 jam post partum curretage abortus incompletus

P : Lanjutkan pemberian terapi obat

Amoxillin 3x500 mg

As. Mefenamat 3x500 mg

Metergin 3x1

Memberikan HE tentang :

* Menjaga kesehatan dengan makan dan minum sesuai kebutuhan

* Banyak minum air putih

* Melakukan coitus selama tidak ada keluhan

* Personal hygiene

* Bila ada keluhan seperti perdarahan ibu harus segera memeriksakan

kondisinya ke RS

* Kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktuada keluhan

45

Page 46: TUTI CURET

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Keguguran/abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup diluar kandungan

Abortus dapat diklasifikasikan menjadi abortus spontan, provokatus

Abortus spontan dibagi menjadi abortus komplitus, inkomplitus, insipiens,

iminens, messed abortion dan abortus habitualis serta abortus infeksious.

Komplikasi yang terjadi yaitu perdarahan, perforasi, infeksi, payah ginjal, akut

dan shock.

Abortus incomplitus (keguguran bersisa), hanya sebagian dari hasil konsepsi yang

dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

Penanganannya dengan kuretase dan terapinya dengan obat-obatan uterotorika

dan anti biotik.

Saran

a. Untuk Petugas kesehatan

Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam fungsinya sebagai pelaksana

kesehatan, serta tertib meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan harus meningkatkan kerjasama yang

baik dengan petugas kesehatan yang lain serta dengan klien dan keluarga

b. Bagi klien

Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik

dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien

c. Bagi pendidikan

Lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mahasiswa dapat bekerja

dilahan praktek dengan baik

46

Page 47: TUTI CURET

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.

Jakarta :EGC

Sastrawinata, Sulaiman. 1992. Obstetri Patologi, Universitas Padjajaran Bandung

Kapita Selekta jilid I. Edisi ke 3. 2001 Media Aesculapius

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri jilid I. Edisi ke 2. Jakarta : EGC

47

Page 48: TUTI CURET

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus

dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” G2P10001 UK 9/10 minggu dengan

Abortus Inkompletus di Ruang Bersalin RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas

dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya.

2. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Jurusan Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI

Surabaya.

3. Sukarnik, SST selaku pembimbing askeb di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

4. dr. Ziadatur Rochmah selaku direktur RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik

5. Luluk Maulawati, Amd. Keb selaku pembimbing ruang bersalin

6. Orang tua yang telah memberi dukungan moril baik maupun materi

7. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya yang turut

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Gresik, Juli 2008

Penulis

48iii

Page 49: TUTI CURET

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iiKATA PENGANTAR ...................................................................................... iiiDAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1 Latar Belakang ......................................................................... 11.2 Tujuan....................................................................................... 2

1.2.1 Tujuan Umum ................................................................. 21.2.2 Tujuan Khusus ................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 22.1 Definisi...................................................................................... 22.2 Klasifikasi................................................................................. 2

2.2.1 Menurut Macam-macamnya............................................ 22.2.2 Menurut Derajatnya ........................................................ 32.2.3 Etiologi ........................................................................... 32.2.4 Patofisiologis................................................................... 4

2.3 Abortus Incomplitus.................................................................. 41 Pengertian ............................................................................. 42 Gejala abortus incompletus .................................................. 53 Penanganan abortus incomplitus........................................... 54 Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus . 6

2.4 Komplikasi abortus .................................................................. 72.5 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997......................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 113.1 Pengkajian................................................................................. 11

3.1.1 Data Subjektif ................................................................. 113.1.2 Data Objektif .................................................................. 13

3.2 Analisa Masalah/Diagnosa ....................................................... 153.3 Diagnosa Potensial .................................................................. 163.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................. 163.5 Intervensi ................................................................................. 163.6 Implementasi ............................................................................ 183.7 Evaluasi .................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 214.3 Kesimpulan .............................................................................. 214.4 Saran ......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

49iv

Page 50: TUTI CURET

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “M” G2P10001 UK 9/10 MINGGU DENGAN

ABORTUS INKOMPLETUS

DI RUANG BERSALIN RSIA NYAI AGENG PINATIH

GRESIK

Disusun oleh :

SOVI VEBRI UTAMI

06.300.54

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARTHA BODHI ISWARA

PRODI D-III KEBIDANAN

SURABAYA

2008

50

v

Page 51: TUTI CURET

BAB I

PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar

kandungan.

Monro melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gr dapat hidup terus, jadi

definisi tersebut di atas tidaklah mutlak sungguhpun bayi dengan BB 700-800 gr

dapat hidup, tetapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB

anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus.

Faktor-faktor penyebabnya sangat banyak pada bulan pertama dari kehamilan

yang mengalami abortus, hampir seluruh didahului oleh matinya fetus.

1.6 Tujuan

1.6.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori yang didapatkan

selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata

sesuai tugas dan wewenang bidan, dan untuk menambah pengetahuan tentang

abortus, macam, dan penanganannya

1.6.2 Tujuan Khusus

13. Mahasiswa mampu memahami definisi abortus

14. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi abortus

15. Mahasiswa mampu memahami etiologi abortus

16. Mahasiswa mampu memahami abortus incomplitus

17. Mahasiswa mampu memahami dan menangani abortus incomplitus

18. Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari abortus

51

Page 52: TUTI CURET

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.11 Definisi

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum

sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu

beratnya terletak antara 400-1000 juta, atau UK < 28 minggu (Eastmar)

Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28

minggu yaitu fetus belum Viable by low (seffcoat)

Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16 dimana proses

plasentasi belum selesai (holmer)

(Sinopsis obstetri jilid 1 hal : 207)

abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dua luar.

(Obstetri Patologi, hal : 7)

abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < 20 minggu atau

berat jenis < 1000 gram.

(Pedoman diaknosis dan terapi ilmu kebidanan dan kandungan RSUD Dr.

Soetomo Surabaya).

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah. Kehamilan,

belum mampu untuk hidup di luar kandungan.

(buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal : hal 145)

2.12 Klasifikasi

2.12.1 Menurut Macam-macamnya

9. Abortus spontan : terjadi dengan sendiri

10. Abortus profokatus : disengaja

11. Abortus profokatus terapetikus : dengan alasan kehamilan

membahayakan ibunya atau janin cacat.

52

Page 53: TUTI CURET

12. Abortus profokatus kriminalis : tanpa alasan medis yang sah

2.12.2 Menurut Derajatanya

11. Abortus iminens : abortus yang membakat ditandai dengan perdarahan

pervaginam yang minimal, tetapi porsio uteri (kanalis servikalis)

masih tertutup.

12. Abortus insipiens : pembukaan serviks yang kemudian diikuti oleh

kontraksi uterus, namun buah kehamilan belum ada yang keluar.

13. Abortus incompletus : biasanya ada pembukaan serviks sebagian hasil

kosepsi sudah keluar (plasenta) sebagian hasil tertahan di dalam rahim.

Biasanya diikuti perdarahan hebat abortus kompletus

14. Missied abortus : tertekannya hasil konsepsi yang kelas mati didalam

rahim selama > 8 minggu. Ditandai dengan tingginya fundus uteri

yang menetap balikan mengecil. Biasanya tidak diikuti tanda-tanda

abortus sperti perdarahan, pembukaan serviks.

15. Abortus habitualis : abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-

turut

2.12.3 Etiologi

a. Ovum patologik (blighted ovum)

Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta

abnormal

b. Kromosom abnormal

Mis : monosomia, dan trisomia

c. Kelainan pada sel telur dan sperma

Spematozoa maupun sel telur yang mengalami “aging process”

sebelum fertilisasi akan meningkatkan insiden abortus

d. Kondisi rahim yang tidak optimal

Gangguan kontrol hormonal dan fakto-faktor endoksin lainnya yang

berhubungan dengan persiapan uterus dalam menghadapi proses

impalntasi dan penyediaan nutrisi janin

e. Penyakit ibu

53

Page 54: TUTI CURET

Penyakit kronis : hepatitis, DM, keganasan

Penyakit infeksi : toksoplasmosis, sifilis

f. Malnutrisi

g. Incompasibilitas rhesus

Reaksi antara Rh dan anti Rh menyebabkan proses autmokologik

sehingga terjadi entroblastosis fetalis

h. Lapasatomi

Makin dekat lokasi pemedahan ke organ peluik, kemungkinan abortus

akan meningkat

i. Organ reproduksi abnormal

Myoma uteri, lukompetensia serviks

j. Trauma fisik dan jiwa

Rasa frustasi, kepribadian prematur

k. Keracunan

Tembakau, alkohol, radiasi

2.12.4 Patofisiologis

Perubahan patologi dimuali dari perdarahan pada desiduabasalis yang

menyebabkan lukrosis dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian atau

seluruh janin ajan terlepas dan dinding rahim. Keadaan ini merupakan

benda asing bagi rahim sehingga merangsang kontraksi rahim untuk

terjadi ekspulsi. Bila ketuban pecah terlihat janin maserasi bercampur air

ketuban. Sering kali fetus tak tampak dan ini disebut dengan “blighted

ovum”.

2.13 Abortus Incomplitus

9. Pengertian

Abortus incorplitus adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana

sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis

serutkalis.

54

Page 55: TUTI CURET

Abortus incorplitadalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan

yang tertinggal adalah desidua/ plasenta (sinopsis obstetri jilid : 212)

Abortus incomplitus adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah

dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih sebagian

tertinggal di dalam rahim.

(sinopsis patologi, hal : 8)

10. Gejala abortus incompletus

a. Amenorba

b. Sakit perut (kram/ nyeri perut sebagian bawah)

c. Mules-mules

d. Perdarahan biasanya berupa stolsel (darah beku)

e. Perdarahan bisa sedikit atau banyak

f. Sudah ada keluar fetus atau jaringan

g. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan

berlangsung terus

h. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang

dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi

i. Pada VT untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka,

kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis

atau kavum uteri

j. Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan adapula yang seusia

kehamilan.

11. Penanganan abortus incomplitus

a. Temukan besarnya uterus (taksir usia gestari) kenali dan atasi setiap

komplikasi (perdarahan hebat, shock, infeksi/sepsis)

b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan

hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cuman

ovum, setelah itu evaluasi perdarahan.

- Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0.2 mg IM atau

misoprostol 400 mg per oral

55

Page 56: TUTI CURET

- Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi

dengan AVM atau Ddk (pilihan tergantung dari/usia gestasi,

pembukaan, serviks dan keberadaan bagian janin

c. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis (acupisillin

3 x 500 mg selama 5 hari, atau doksisiklin 100 mg)

d. Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8

jam

e. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu segera

lakukan evakuasi dengan AVM

f. Bila pasien tampak anemi, berikan sulfat ferosus 600 mg/hari selama 2

minggu (anemi sedang) atau transfusi darah.

g. Bila disertai shock karena perdarahan, berika cairan infus NaCl,

fisiologis atau Rl dan selekas mungkin transfusi darah.

h. Setela shock diatasi lakukan gerakan denagan karet tajam lalu suntikkan

erginetrium 0,2 Mg IM.

i. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan

plasenta secara manual

j. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

12. Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus

Pada beberapa kasus, abortus incomplitus erat kaitannya dengan abortus

tidak acuan. Oleh sebab itu, perhatiakn hal-hal berikut :

a. Pastikan tidak ada komplikasi berat sesos, perfusi uterus atau odema

intra abdomen (mual, muntah, nyeri panggul, demam, perut kembung,

nyeri perut bawah, duktus perut tegang, nyeri ulang lepas)

b. Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-

benda lainnya dari rasio genetalia.

c. Berikan boster tetanus toksoid 0.5 ml bila tampak luka kotor pada

dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi

56

Page 57: TUTI CURET

d. Bila riwayat pemberan imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus

(ATS) 1500 unit mm diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah

4 minggu

e. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut

2.14 Komplikasi abortus

1. Pendahuluan

Perdarahan dapat diatasi dengan penyerangan uterus dari sisa hasil konsepsi

dan jika perlu, memberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan

dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya

2. Perfurasi

Perfurasi uterus pada kerusakan dapat terjadi terutama pada uterus dalam

posisi hipermetrofleksi, jika peristiwa ini terjadi, penderita perlu diamati

dengan lain, jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan dan tergantung

dari luar dan bentuk perfurasi, penyakitan, luka perfurasi, penyakit luka

perfurasi atau perlu historoktumi, perfurasi uterus pada abortus yang

dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena

perlukaan, pada kandung kemih atau uteri, laboratorium harus segera

mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi

3. Infeksi

Proses infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium, dan

peritonium. Apabila infeksi menyebar lebih jauh terlihat peritobitis umum

atau sepsis dengan kemungkinan diikuti oleh shock

4. Shock

Shock pada obortus bisa terjadi karena perdarahan (shoch hemorargik) dan

karena infeksi bekas (shock septik)

Konsep asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu

pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

- Bertahap dan sistematis

57

Page 58: TUTI CURET

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

2.15 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997

5. Pengertian

- Proses pemecahan masalah

- Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah

- Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang

logis

- Untuk pengambilan suatu keputusan

- Yang berfokus pada klien

6. langkah-langkah

I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan

klien secara keseluruhan

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali

manajemen proses untuk aspek. Aspek asuhan yang tidak efektif

Langkah I : tahap pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang

terdiri dari data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah yang

menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,

58

Page 59: TUTI CURET

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan

dan nifas, biopekologi spritual, pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien. Hasil laboratorium dan tes diagnostik lain

yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari

pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi) pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan

sebelumnya)

Langkah II : interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan

Langkah III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-

benar terjadi

Langkah IV : menentukan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi lain

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

Langkah V : menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

59

Page 60: TUTI CURET

terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi

Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan

tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya

Langkah VII : evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut

dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

60

Page 61: TUTI CURET

BAB III

TINJAUAN KASUS

III. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subyektif

Anamnase tanggal : 28-07-2008 jam : 11.15oleh : Sovi Vebri U

1. Identifikasi Klien

Nama klien : Ny “M” Nama suami : Tn “P”

Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Penghasilan : - Penghasilan : -

Alamat : Sembayat–Manyar Gresik Alamat:Sembayat – Manyar Gresik

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan hamil 2,5 bulan, keluar darah menggumpal dari

kemaluan

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan hamil anak ke-2, pernah periksa ke bidan 1x dan test

kehamilan juga di bidan pada tanggal 14 Mei 2008 hasilnya positif. Pada

tanggal 28-07-2008 jam 08.00 WIB perut terasa mules dan nyeri di

daerah perut bagian bawah di atas kemaluan. Mulai keluar darah dari

kemaluan banyak menggumpal tanggal 28-07-2008 jam dan bidan

mengatakan bahwa ibu keguguran tuntas

61

Page 62: TUTI CURET

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Suami ke

KEHAMILAN PERSALINAN ANAK NIFAS UK Penyulit Penolong Jenis

persalinanTempat Penyulit BB/PB Jenis

kelaminH/M Meneteki KB

1 1 9bln - Bidan Spt-B BPS - 2900/49 ♂ 4 th 1 th Suntk

5. Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Klien menyatakan makan 3x sehari, porsi sedang, dengan nasi, lauk

pauk, sayur, kadang-kadang buah, dan minum air putih 7-8 gelas/hari

b. Eliminasi

Klien mengatakan sebelum hamil BAB lancar setiap hari, selama

hamil ini BAB 2 hari sekali, BAK lancar tidak ada keluhan dan tidak

terasa nyeri, warna kuning jernih

c. Aktivitas

Klien mengatakan sehari bekerja sebagai ibu rumah tangga seperti

menyapu, mengepel, mencuci, memasak dan waktunya banyak

dihabiskan di rumah

d. Istirahat atau Tidur

Klien mengatakan tidur siang 1 jam (12.00-13.00) dan tidur malam

7 jam – (22.00-05.00) nyenyak

e. Seksualitas

Klien mengatakan sebelum hamil 1 minggu 3x, selama hamil ini tidak

pernah melakukan coitus

62

Page 63: TUTI CURET

6. Riwayat perkawinan

Klien mengatakan kawin 1x, saat usia 24 th dan sekarang usia

perkawinannya sudah 5 tahun

7. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

seperti : DM, Asma, TBC, dan lain-lain

8. Perilaku Kesehatan :

Klien tidak pernah merokok, tidak pernah minum-minuman keras

9. Kebersihan:

Klien mengatakan mandi 2xsehari, dan ganti celana dalam 2xsehari

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Kesadaran : composmentik

KU : agak lemah, ekspresi, wajah tegang, gelisah

TB/BB : 154 cm/48kg

TTV : - TD : 110/70 mmHg

- S : 36ºC

- N : 84 x/menit

- RR : 22 x/ menit

BB sebelum hamil : 46 kg

LILA : 23 cm

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

a. Rambut : nampak bersih, tidak ada ketombe, hitam, lurus

b. Muka

- Cloasma gravidarum : tidak ada

- Conjungtiva : tidak anemi

- Sklera : tidak ikterus

63

Page 64: TUTI CURET

c. Mulut

- Stomatitis : tidak ada

- Gigi : tidak ada caries

d. Leher

- Pembesaran vena jugularis : tidak ada

e. Payudara

- Bentuk : simetris

- Areola : Hyperpegmentasi

- Puting susu : menonjol

f. Perut

- Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan

- Strie : Albican

- Linea : Alba

- Luka perut : tidak ada luka bekas SC

g. Vulua

- Warna : kebiruan

- Keluaran : perdarahan 1 softex penuh

- Varises : tidak ada

- Odem : Tidak ada

h. Anus

Hemoroid : tidak ada

i. Ekstremitas atas dan bawah

Varises : tidak ada

Odem : tidak ada

Palpasi

g. Leher

- Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada

- Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

h. Payudara : tidak ada benjolan, tidak ada massa, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada keluaran

64

Page 65: TUTI CURET

i. Perut : fundus uteri pertengahan antara simphisis dan pusat

terdapat nyeri perut bagian bawah

Perkusi

Reflek patella Ka/Ki : +/+

Auskultasi

Tidak dilakukan pemeriksaan DJJ

3. Pemeriksaan penunjang

PPT : tanggal 28 Juli 2008

3.10 ANALISA DATA /DIAGNOSA

Tgl/Jam Analisa data Diagnosa

28-07-2008

11.15 WIB

DS : - Klien mengatakan hamil ke-2, umur

kehamilan 2,5 bln, keluar darah dari

kemaluan banyak menggumpal

- Klien mengatakan mules dan nyeri

perut bagian bawah diatas kemaluan

- Klien mengatakan takut dan cemas

akan di lakukan curretage

DO: Keadaan umum agak lemah

TTV : - TD : 110/70 mmHg

S : 36ºC

N : 84 x/menit

RR : 22 x/ menit

BB : 48 kg

LILA : 23 cm

HB : 10 gr%

- Ekspresi wajah tampak menyeringai

- Ibu tampak cemas dan gelisah

G2P10001 dengan abortus

inkomplitus

Mules dan nyeri

Takut dan cemas

sehubungan dengan

tindakan curretage

65

Page 66: TUTI CURET

3.11 DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Terjadi Anemia

3.12 TINDAKAN SEGERA

Segera dilakukan curretage

Kolaborasi dengan dokter

3.13 INTERVENSI

Diagnosa atau masalah : G2P10001 dengan abortus inkomplitus

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 2-4 jam diharapkan

perdarahan dapat teratasi

Kriteria

1. Keadaan umum ibu baik

2. TTV dalam batas normal

- Tekanan darah : 100-140/60-90 mm Hg

- Pernafasan : 18-24x/mnt

- Nadi : 69-100x/mnt

- Suhu badan : 36-370C

3. Perdarahan berhenti

Diagnosa/Masalah Intervensi RasionalG2P10001 dengan abortus inkomplitus

1. Lakukan observasi keadaan umum klien 1. Untuk mengetahui keadaan klien terutama saat terjadi perdarahan sehingga dapat segera mengetahui tanda-tanda syok dan dapat ditangani secara dini

2. Lakukan observasi TTV 2. TTV dalam batas normal menandakan keadaan umum klien baik untuk memastikan tidak terjadi syok

3. Beri penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage, sebab dan akibat bila tidak dilakukan curratege serta proses pelaksanaan curretage

3. Dengan memberikan penyuluhan klien dan keluarga diharapkan mengerti dan mau

66

Page 67: TUTI CURET

melaksanakan aa yang diintervensikan

4. Siapkan surat persetujuan untuk tindakan medis (curretage)

4. Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan

5. Observasi perdarahan 5. Deteksi dini adanya syok hemorogik/hipovolemik

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan curretage

6. Melakukan fungsi dependen sisa konsepsi mengganggu kontraksi uterus sehingga menimbulkan perdarahan

7. Siapkan alat-alat untuk curretage dan juga kesterilannya

7. Agar proses curretage berjalan dengan lancar sehingga komplikasi dapat di hindari dari infeksi tidak terjadi

8. Bantu pelaksanaan curretage secara aseptic dan septic

8. Untuk mempermudah dan mempercepat proses curretage

9. Lakukan observasi TTV Post Curretage - Melakukan kolaborasi dengan dokter

untuk terapi

9. Tanda vital dalam batas normal menandakan KU klien baik untuk memastikan terjadinya syok

Masalah IMules & Nyeri

perut bagian bawah

10.Jelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri perut

10.Klien mengerti dan memahami keadan yang kadang dialaminya

11. Anjurkan klien mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi

11. Dengan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri

12. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obat mengurangi rasa sakit

12. Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat menyebabkan rasa nyeri hilang

Masalah IITakut sehubungan dengan tindakan

curretage

13. Anjurkan klien untuk berdoa dan beri dorongan moril

13.Dapat membantu ketenangan jiwa klien

67

Page 68: TUTI CURET

14.Dampingi klein dan dengarkan keluhan serta bantu keperluannya

14.Menunjukkan perhatian petugas terhadap keberadaan klien

3.6 Implementasi

Tanggal Diagnosa Jam Pelaksanaan/Implementasi28-07-2008 G2P10001 dengan

abortus inkompletus 11.15 1. Melakukan observasi KU klien

keadaan umum agak lemah 11.20 2. Melaksanakan observasi TTV

TD : 110/70 mmHgS : 36ºCN : 84 x/menitRR : 22 x/ menitBB : 48 kg LILA : 23 cm HB : 10 gr%

11.30 3. Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan curretage sebab dan akibat bila tidak dilakukan curretage, serta proses pelaksanaan curretage

11.40 4. Melakukan informed consent klien menyetujui tindakan curretage dengan pembiusan

11.50 5. Melakukan observasi perdarahan-perdarahan pervaginaan hanya sedikit

11.55 6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pelaksanaan tindakan curretage

12.00 7. melakukan persiapan alat-alat untuk curretage dengan menjaga strelitas

12.10 8. Membantu pelaksanaan curretage secara septic dan aseptic untuk mempermudah dan mempercepat proses curretage

12.15 9. Melakukan observasi TTV TD : 110/70 mmHgS : 36ºCN : 84 x/menitRR : 22 x/ menitBB : 48 kg LILA : 23 cm HB : 10 gr%* Melakukan kolaborasi dengan

68

Page 69: TUTI CURET

dokter untuk terapi antibiotik : amoxillin 3x500 mg analgesik : asmefenamat 3x500 mguterotonika : metergin 3x1selama 1 minggu

Masalah I:Mules dan nyeri perut bagian bawah

12.20 10. Menjelaskan pada klien penyebab mules dan nyeri

12.25 11. Menganjurkan klien cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi otot, ambil nafas dalam, sewaktu ada nyeri

12.35 12. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat mengurangi rasa nyeri

Masalah II:Takut sehubungan dengan tindakan curretage

12.45 13. Memberikan dorongan moril pada klien dan menganjurkan untuk berdoa pada tuhan

12.50 14. Mendampingi klien dan mendengarkan keluhan klien serta membantu keperluan pelaksanaan curretage

3.7 Evaluasi

Tanggal : 28-07-2008 Jam : 16.00 WIB

S : Klien mengatakan nyeri agak berkurang, sudah tidak cemas lagi karena

pelaksanaan curretage sudah dilalui

O: KU : baik

TTV : TD : 110/70 mmHg

S : 36ºC

N : 84 x/menit

RR : 22 x/ menit

BB : 48 kg

LILA : 23 cm

HB : 10 gr%

Perdarahan 35 cc

69

Page 70: TUTI CURET

Klien melakukan mobilisasi : miring kanan, miring kiri setelah itu kalau

mampu dianjurkan untuk berjalan

A: 4 jam post partum curretage abortus incompletus

P : Lanjutkan pemberian terapi obat

Amoxillin 3x500 mg

As. Mefenamat 3x500 mg

Metergin 3x1

Memberikan HE tentang :

* Menjaga kesehatan dengan makan dan minum sesuai kebutuhan

* Banyak minum air putih

* Melakukan coitus selama tidak ada keluhan

* Personal hygiene

* Bila ada keluhan seperti perdarahan ibu harus segera memeriksakan

kondisinya ke RS

* Kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktuada keluhan

70

Page 71: TUTI CURET

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Keguguran/abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup diluar kandungan

Abortus dapat diklasifikasikan menjadi abortus spontan, provokatus

Abortus spontan dibagi menjadi abortus komplitus, inkomplitus, insipiens,

iminens, messed abortion dan abortus habitualis serta abortus infeksious.

Komplikasi yang terjadi yaitu perdarahan, perforasi, infeksi, payah ginjal, akut

dan shock.

Abortus incomplitus (keguguran bersisa), hanya sebagian dari hasil konsepsi yang

dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

Penanganannya dengan kuretase dan terapinya dengan obat-obatan uterotorika

dan anti biotik.

Saran

a. Untuk Petugas kesehatan

Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam fungsinya sebagai pelaksana

kesehatan, serta tertib meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan harus meningkatkan kerjasama yang

baik dengan petugas kesehatan yang lain serta dengan klien dan keluarga

b. Bagi klien

Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik

dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien

c. Bagi pendidikan

Lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mahasiswa dapat bekerja

dilahan praktek dengan baik

71

Page 72: TUTI CURET

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.

Jakarta :EGC

Sastrawinata, Sulaiman. 1992. Obstetri Patologi, Universitas Padjajaran Bandung

Kapita Selekta jilid I. Edisi ke 3. 2001 Media Aesculapius

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri jilid I. Edisi ke 2. Jakarta : EGC

72

Page 73: TUTI CURET

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus

dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” G2P10001 UK 9/10 minggu dengan

Abortus Inkompletus di Ruang Bersalin RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas

dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya.

2. Lia Hartanti, SST selaku Ketua Jurusan Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI

Surabaya.

3. Sukarnik, SST selaku pembimbing askeb di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.

4. dr. Ziadatur Rochmah selaku direktur RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik

5. Luluk Maulawati, Amd. Keb selaku pembimbing ruang bersalin

6. Orang tua yang telah memberi dukungan moril baik maupun materi

7. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya yang turut

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Gresik, Juli 2008

Penulis

73iii

Page 74: TUTI CURET

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iiKATA PENGANTAR ...................................................................................... iiiDAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1 Latar Belakang ......................................................................... 11.2 Tujuan....................................................................................... 2

1.2.1 Tujuan Umum ................................................................. 21.2.2 Tujuan Khusus ................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 22.1 Definisi...................................................................................... 22.2 Klasifikasi................................................................................. 2

2.2.1 Menurut Macam-macamnya............................................ 22.2.2 Menurut Derajatnya ........................................................ 32.2.3 Etiologi ........................................................................... 32.2.4 Patofisiologis................................................................... 4

2.3 Abortus Incomplitus.................................................................. 41 Pengertian ............................................................................. 42 Gejala abortus incompletus .................................................. 53 Penanganan abortus incomplitus........................................... 54 Hal-hal yang harus diperhatikan pada abortus incomplitus . 6

2.4 Komplikasi abortus .................................................................. 72.5 Manajemen kebidanan menurut Varney, 1997......................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 113.1 Pengkajian................................................................................. 11

3.1.1 Data Subjektif ................................................................. 113.1.2 Data Objektif .................................................................. 13

3.2 Analisa Masalah/Diagnosa ....................................................... 153.3 Diagnosa Potensial .................................................................. 163.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................. 163.5 Intervensi ................................................................................. 163.6 Implementasi ............................................................................ 183.7 Evaluasi .................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 214.5 Kesimpulan .............................................................................. 214.6 Saran ......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

74iv

Page 75: TUTI CURET

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “M” G2P10001 UK 9/10 MINGGU DENGAN

ABORTUS INKOMPLETUS

DI RUANG BERSALIN RSIA NYAI AGENG PINATIH

GR

Disusun oleh :

SOVI VEBRI UTAMI

06.300.54

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARTHA BODHI ISWARA

PRODI D-III KEBIDANAN

SURABAYA

2008

75

v