udang vanmei isi

Download Udang Vanmei Isi

If you can't read please download the document

Upload: vardan-mahdi

Post on 21-Jun-2015

456 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembesaran Udang Vanamei adalah bagian dari teknik budidaya / pemeliharaan udang, sebab secara garis besar teknik pemeliharan udang dapat dibagi atas pembenihan dan pembesaran. Teknik pembenihan mencakup pemeliharaan induk, pemijahan hingga telur menetas. Sedangkan pembesaran udang meliputi teknik penebaran benur, pemberian pakan, manajemen kualitas air serta sampai pemanenan. Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) di semester V di SUPM Negeri Tegal untuk Program Studi Budidaya Perikanan Tahun Pelajaran 2006 / 2007 beberapa siswa ditempatkan praktek di PT. Sumber Sewu Samudra. Muncar Banyuwangi. Pada perusahaan tersebut, yang dilakukan adalah pembesaran udang vanamei. Kegiatan ini memiliki prospek yang baik. Hal ini telah dibuktikan selama masa krisis ekonomi, usaha ini dapat berjalan dengan baik meskipun ada beberapa hambatan, seperti kenaikan harga pakan dsb. Bagi sisa SUPM khususnya program studi budidaya perikanan, teknik yang dilakukan di PT. Sumber Sewu Samudra memberikan banyak masukan dan menambah keterampilan dalam budidaya udang. Dalam praktek tersebut, siswa PKL juga mendapat pengalaman langsung dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada karyawan di perusahaan tersebut siswa PKL juga dapat membandingkan antara teori yang didapat disekolah dengan praktek pemeliharaan di perusahaan udang vanamei. 1.2. Makna dan Tujuan Maksud dari penulisan ini laporan adalah untuk memberi gambaran teknis pembesaran udang vanamei yang dilakukan di PT. Sumber Sewu Samudra, Muncar Banyuwangi.

2 Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk : 1. Memberi gambaran teknis pembesaran benur pada PT. Sumber Sewu Samudra yang berkecimpung pada pembesaran udang vanamei. 2. Memberi gambaran teknis pemberian pakan pada pembesaran udang vanamei di PT. Sumber Sewu Samudra. 3. Memberi gambaran teknis pemeliharaan kualitas air pada pembesaran udang vanamei di PT. Sumber Sewu Samudra. 4. Memberi gambaran teknis tentang pemanenan udng vanamei di PT. Sumber Sewu Samudra. 1.3. Tempat dan Waktu Program pemantapan pengalaman belajar pada unit usaha (PPU) dilaksanakan pada PT. Sumber Sewu Samudra di palu kuning yang dilaksanakan pada tanggal 20 November 2006 di PT. Sumber Sewu Samudra letaknya diujung Pulau Jawa Timur, Muncar Banyuwangi. 1.4. Metode Dalam penyusunan pemantapan pengalaman belajar kami menggunakan beberapa metode pengumpulan data, data tersebut meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dengan cara : a. Partisipasi Yaitu mengikuti secara langsung kegiatan yang ada di tempat praktek yang berhubungan dengan budidaya udang, meliputi : persiapan lahan, monitoring kualitas air, penebaran benur, pemberian pakan dan pemanenan. b. Observasi Yaitu pengamatan dari berbagai kegiatan yang ada di tempat praktek yang dilakukan dan diikuti secara tidak aktif. Dalam kegiatan ini meliputi desain

3 data, tata letak konstruksi tambak dan manajemen pakan.

c. Wawancara Yaitu tanya jawab dengan para TPP instruktur Kepala Produksi dan Manajer PT. Sumber Sewu Samudra. Wawancara ini meliputi sejarah konstruksi, organisasi tugas personalia dan masalah yang dihadapi.

4

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1. Keadaan Umum Lokasi PT. Sumber Sewu Samudra berada di Desa Palu Kuning Kec. Muncar Kab. Banyuwangi. Lokasi perusahaan secara geografis berada di wilayah pesisir utara Selat Bali yang berada 8 km sebelah timur Kota Banyuwangi dan untuk lebih jelasnya lihat denah lokasi PT. Sumber Sewu Samudra pada sub bab berikutnya. 2.2. Denah Lokasi

5

2.3. Struktur Organisasi PT. Sumber Sewu Samudra adalah Badan Usaha yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak dibidang pembesaran udang vanamei. Struktur organisasi di PT ini yang tertinggi dipegang oleh Komiosaris yang beranggotakan 2 orang. Para komisaris ini adalah pemilik modal perusahaan, dibawah komisaris adalah seorang Direktur Utama yang berwenang menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan. Dibawah Direktur utama adalah Direktur yang membawahi 2 orang manajer yaitu manajer produksi dan manajer umum. Direktur tersebut dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa staff (supervisi), Direktur inilah yang memimpin secara langsung teknk usaha pembesaran udang vanamei. Manajer produksi membawahi beberapa Kepala Bagian yang meliputi Kabag UB, Kabag Teknisi, Kabag Diesel dan Kabag Bangunan. Sedangkan manajer umum membawahi beberapa Kabag yang meliputi Kabag Kantor, Kabag Gedung, Kabag Pembelian dan Kabag Pemanenan. Untuk lebih jelasnya lihat bagan struktur dibawah ini.

6

7 Gambar N0. 7 STRUKTUR ORGANISASI PT. SUMBER SEWU SAMUDRA

8 2.4.

Sarana dan Prasarana Dalam proses budidaya udang vanamei perlu adanya sarana dan prasarana, karena sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam pembesaran udang vanamei yang intensif.

9 a. Parameter Air b. Listrik Di perusahaan PT. Sumber Sewu Samudra dibutuhkan beberapa tenaga listrik untuk menerangi petakan dn kincir dengan kekutan PLN dan genset. Sedangkan untuk genset digunkan apabila suplai listrik dari PLN padam pada jam-jam tertentu, menggunakan genset. c. Mesin Fin Dipasang untuk pemasukan air laut ke tandon setelah ditandon dengan melewati beberapa petakan (tandon) baru dipompa dengan kekuatan motor. 2.5. Pemeliharaan Udang 2.5.1. Teknik Penebaran Pemeliharan udang vanamei memerlukan persiapan lahan yang baik, karena persiapan lahan merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya udang vanamei. Terutama penebaran teknologi intensif yang banyak memerlukan input berupa penebaran tinggi, penggunaan pakan, obat-obatan, pestisida dll. Beberapa hasil penggunaan air pemeliharan perlu dilakukan pengamatan yang cermat agar bahan yang digunakan untuk dapat pemeliharan udang dengan baik. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pesiapan lahan sebagai berikut : a. Pengeringan Sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai, perlu adanya pengeringan tambak terlebih dahulu 1-2 minggu. Tujuannya untuk membasmi kotoran-kotoran dan hewan-hewan selama pemeliharaan berlangsung juga parasit-parasit dalam petakan, di PT. Sumber Sewu Tinggi meter Tiap 1 petak dipasang 1 buah tongkat 1,5

10 Samudra lahannya memakai lantai, jadi pengeringannya tidak terlalu lama sehingga cepat kering. Pengeringan dilakukan sampai tanah (lumpur) diatas petakan menjadi kering. b. Pembersihan Petakan Hal ini dilakukan setelah pengeringan. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah setelah tanah (lumpur) yang ada diatas petakan kering baru diangkat keatas petakan sampai lumpurnya terangkat semua dan petakannya bersih dari kotoran-kotoran. c. Pengapuran Di PT. Sumber Sewu Samudra karena petakannya lantai, jadi pengapuran dilakukan setelah petakan diisi air selesai baru ditebar kapur. Penebaran kapur aktif dengan dosis 1 ton / ha untuk luar tambak 3.000-4.000 m2. d. Pengisian Air Pengiriman air pertama kali dilakukan sampai ketinggian 180 cm dikarenakan jika ketinggian air rendah akan mudah tumbuh klekap secara bertahap air terus dimasukkan, pengisian air pertama air laut, terus air tawar dengan dosis 20 23 ppm sampai ketinggian tertentu. e. Pemupukan Untuk menumbuhkan makanan-makanan alami seperti plankton dan lainnya perlu pemupukan. Di PT. Sumber Sewu Samudra tidak dilakukan dolomit mesti diberi kapi, walaupun dengan dosis sedikit. 2.5.2. Pemilihan Benur Pemilihan (seleksi) benur adalah asalah satu hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan dalam budidari, karena benur yang sehat dan terbebas dari penyakit mempunyai pertumbuhan yang cepat, juga tingkat kehidupan yang cukup tinggi saat ditebar. Adapun cara-cara menyeleksi benur antara lain :

11 1) Penga matan kondisi hatcher y, apakah hatcher y baik atau tidak. 2) Penga matan visual mata, benur lincah, respon (molent ik) jika dihenti kan, ukuran seraga m dan warna benur jernih (transp aran). itu

12 3) Uji bakteri, diamati dari benur itu sendiri jika benur terkena bakteri warnan ya buram. 2.5.2.1.Penebaran Benur Cara penebaran benur sangat mempengaruhi terhadap tingkat kehidupan benur, dengan penebaran benur yang benar dapat menghindari mortalitas benur akibat stress saat ditebar. Oleh karena itu, sebelum ditebar perlu dilakukan aklimatisasi, terutama suhu salinitas air dan PH air antara lain : a. Benur diambil dari tripung yang masih terbungkus dalam plastik, taruh/tebarkan diatas petakan selama 10-15 menit untuk menyesuaikan suhu air dalam kantong plastik. b. Kemudian buka kantong plastik tersebut, tapi masih tetap terapung di atas petakan kemudian tumpahkan kantong plastik beserta air dalam kantong plastik tersebut. c. Setelah sanitasinya sama, baru benur didalam plastik tersebut dituangkan kedalam petakan tidak masalah asalkan sanitasinya sama.

13 2.5.2.2.Padat Penebaran Besarnya pokok ditentukan oleh daya dukung dari petakan tambak. Pertimbangan lainnya ialah keuntungan ekonomi, pada prinsipnya ialah kemampuan petakan tambak dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya pada saat panen. Pada PT. Sumber Sewu Samudra menggunakan pdt tebar 100-125/m2 dengan luas petakan 3.000 4.000 m2, dikarenakan di PT. Sumber Sewu Samudra memakai sistem budidaya intensif yang secara keseluruhannya menggunakan pakan buatan dengan beberapa perlengkapan tambak yang memadai, misalnya kincir pompa air, serok, ancho dll. 2.5.2.3.Waktu Penebaran Waktu penebaran yang paling baik adalah pagi hari dan sore hari karena pada saat itu air dalam petakan tidak terlalu tinggi, tidak jauh berbeda dengan suhu di hatchery. 2.5.3. Manajemen Pakan Udang A. Kebiasan Makan Udang Dilihat dari kebiasan makan, udang itu sendiri menyukai makanan yang masih segar dan aroma bau ikan (amis). Udang dalam mencari makannya hanya dengan kedua antena panjang dan untuk mengambil makanan dengan menggunkan cela (capit) yang terdapat di kaki jalannya. Udang menyukai hidup di dasar perairan dan menyukai sifat makan yang terus menerus (continue) maka hendaknya pakan yang diberikan mudah tenggelam, tapi tidak mudah dan hancur dan larut dalam air. Pada habitatnya, udang aktif sepanjang hari dan aktif berenang, maka dalam pemberian makan haruslah merata, pada saat molting udang tersebut perlu lebih banyak mengkonsumsi makanan.

14 B. Kriteria dalam Pemilihan Udang Dalam memilih pakan kita harus teliti. Berkualitas atau tidaknya pakan dipengaruhi oleh kualitas bahan baku prosesnya. Cara menyimpan dan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh udang merk pakan di PT. Sumber Sewu Samudra adalah Karka dan STP yang mempunyai kelebihan pada : keragaman ukuran pelet tidak berjamur pakan kering mempunyai aroma spesifik udang cepat tenggelam dalam air nutrisi cukup selama 2-3 jam pakan hancur air C. Faktor Udang Secara garis besar faktor yang mempengaruhi pakan nafsu makan udang dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Faktor Eksternal temperatur (26-30oC) kandungan yang Mempengaruhi Pakan tidak dalam yang yang bagi

15 oksigen (3-5 ppm) kandungan gas-gas beracun toleransi NH2, NO2, O2

H2S, NO3 2. Faktor Internal saat udang molting kesehatan udang sendiri D. Cara Pemberian Pakan Cara pemberian pakan dengan cara : pakan yang sudah tersedia kita campur dengan air pada waktu pemberian dengan D0 (powder). Setelah umur 1 bulan, dengan menggunakan D1 yaitu crumble dengan cara ditakar dengan pada petakan secara merata dengan dosis yang sudah ditentukan yaitu 10 kg pakan / petak. Setelah hampir 2 bulan pakan menggunakan D2 yaitu sama cara pemberian pakan ditebar secara merata. Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan pemberian pakan antara lain : Tepat waktu Yaitu memberikan pakan pada udang harus sesuai jadwal waktu jam tidak jangan tentu, seumpama memberikan pakan pada pukul 06.00, maka seharusnya juga pukul 06.00. Tabel kontrol ancho itu

16 Usia (hari) 0-30 31-41 42-52 53-64 75-85 95-panen Lama kontrol / jam Sanco 1 x pakan

3 2,5 2 1,5 1,5 1 jam

0,5 % 0,6 % 0,8 % 1% 1,2 -1,5 %

(sumber hasil dari PT. Sumber Sewu Samudra)

2.5.4. Manajemen Air Pada budidaya udang pengelolaan kualitas air merupakan suatu hal yang utama karena pada budidaya udang, faktor utama adalah manajemen air harus berkualitas dengan baik supaya udang dapat berkembang dengan baik, karena udang memerlukan kualitas air yang baik untuk pembesaran yang mempengaruhi kualitas air adalah sbb. : a. Suhu Suhu, bagi udang vanamei berkisar antara 25O 31OC. sedangkan suhu yang optimal 27O 31OC, pada dasarnya suhu dipengaruhi oleh iklim yang sulit dikendalikan. Dalam budidaya udang vanamei pada suhu terlalu rendah atau tinggi dapat berakibat nafsu makan udang menurun. Secara tidak langsung menghambat pertumbuhan udang. b. Salinitas Salah satu sifat udang ialah Coryhlina yaitu dapat menyesuaikan diri pada salinitas rendah pada PT. Sumber Sewu Samudra, salinitas airnya hanya berkisar 20-25 %. c. PH Air kolam dengan PH berkisar 7,9 9 dapat digolongkan cocok untuk budidaya udang. Pertumbuhan udang akan terlambat bila PH air > 9,5 atau < 5 dan dapat berakibat fatal, tapi penurunan PH dapat

17 diatasi dengan pemberian kapur, karena sifat kapur dapat menaikkan PH. (Siregar Djarijah S. : 15, 1976) d. Oksigen Terlarut Upayakan untuk mencukupi oksigen terlarut dalam petakan adalah suatu hal penting, karena oksigen tersebut digunakan untuk pentransferan udang, sehingga kalau kekurangan oksigen, udang akan stress dan mati. Kadar oksigen terlarut (DO) yang optimal 3 5 ppm dan sumber oksigen tersebut biasanya diperoleh dari kincir (generator) respirasi plankton nabati. e. Kecerahan Kecerahan yang ideal untuk budidaya udang vanamei umur 60 keatas karena pada kecerahan tersebut cahaya matahari sudah tidak dapat mencapai dasar tambak. Pada PT. Sumber Sewu Samudra pergantian air (sirkulasi) dilakukan seminimal mungkin dikarenakan jika pergantian air terlalu sering dikhawatirkan plankton yang sudah terbentuk akan terbawa keluar saat dilakukan pergantian air. Didaerah ini mudah untuk pembentukan plankton disebabkan oleh makanan tambahan seperti kupang, pergantian air (sirkulasi) dilakukan pada saat air di petakan kental atau bloming, misalnya terkena blue green, kematian planton, air berbusa pada saat nafsu udang menurun. Pergantian air dilakukan dengan sirkulasi diganti air baru dan disesuaikan dengan air petakan. 2.5.5. Penggunaan Kincir Pada petak tambak di PT. Sumber Sewu Samudra dengan luas 3.000-4.000 m2 dipasang kincir , untuk tambak intensif kincir sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Seperti dikatakan diatas sirkulasi air dilakukan seminimal mungkin, jadi untuk kebutuhan suplai oksigen hanya diperoleh dari kincir. Pada PT. Sumber Sewu Samudra dihidupkan pada malam hari saja karena pertumbuhan plankton sangat mudah sekali.

18 Gambar No. 9. Letak Pemasangan Kincir

Untuk mengatasi hal tersebut dengan sirkulasi (pergantian air) dengan tujuan untuk mengurangi kelebihan plankton dan membuang bahan-bahan organik dalam air dan berganti dengan air yang baru. White Spot (WS) Untuk penyakit ini hanya bisa ditanggulangi dengan cara penyediaan lingkungan yang baik bagi udang yaitu berkualitas air, pakan yang bermutu, juga memberikan vitamin. Jika udang sudah terkena White Spot, udang sudah tidak dapat tertolong. Karena belum ada obatnya, dalam jangka waktu 3 7 hari udang tersebut akan mati. Penyebab penyakit ini dikarenakan lingkungan yang kotor, petakan jarang dibersihkan karena adanya klekap yang tumbuh diatas petakan jarang diangkat sehingga udang terkena White Spot. 2.5.6. Pengamatan Pertumbuhan Pengamatan udang dapat dilakukan dengan cara pengontrolan ancho dan penyampingan untuk mengetahui pertumbuhan udang dan kesehatan udang. Sampling dilakukan pada umur 60 hari dan sampling selanjutnya 10 hari sekali sehingga panen penyamplingan udang yang baik adalah sore hari antara 15.00 17.00 dan 14.00 16.00 WIB. Fungsi sampling antara lain.

19 mengetahui rata-rata (MBW) tertentu mengetahui kesehatan udang mengetahui udang saat itu mengetahui (Survival Rate)35 30 25 20 15 10 5 0 12 40 60 70 80 100 120 130 140 SR

berat udang berat

standar pada umur

size SR

Grafik 7 : Pertumbuhan Udang

2.5.7. Hama dan Penyakit Secara garis besar areal tambak dapat dibedakan menjadi 3 golongan : a. Golongan pemangsa Yang termasuk golongan hewan pemangsa adalah : ikan kakap burung blekok burung bangau burung camar udang air dll.

20 b. Golongan Predator Yang termasuk predator ialah : c. Golongan Pengganggu Selain budidaya vanamei juga sering terkena penyakit gosip ada penanggulangannya dan pengobatan. Berikut penyakit yang banyak dialami di PT. Sumber Sewu Samudra Palu Kuning. Blue Green Untuk mengatasi, menunggu blue green mengalami titik PH tidak dapat naik lagi, pada saat itulah sirkulasi (pergantian) air dilakukan setiap harinya sampai blue green habis / berkurang. Udang Lumut Udang lumut dapat diatasi dengan pemberian zat kapur dengan tujuan menaikkan PH Air dalam petakan sehingga udang terpaksa untuk molting, bersama kulit udang yang molting tersebut. Udang aspal atau Intan hitam Hal ini terjadi karena tingkat larutan bahan-bahan organik dalam air terlalu tinggi tingkat bloening (kepadatan plankton) sehingga pernapasan udang terganggu dan insang udang menjadi hitam seperti aspal. 2.5.8. Pemanenan Pemanenan dilakukan di malam hari sekitar pukul 00.00 sampai dengan selesai karena pada waktu tersebut sifatnya udang vanamei mencari sinar cahaya (lampu) dan sinar tersebut ditaruh dipintu pemanenan. kepiting trisipan

hewan ini termasuk menyaingi dalam hal pakan dan oksigen.

21 Pemanenan dilakukan dilokasi praktek menggunakan waring kondom sebab tambak bisa kering total. Cara pelaksanaan panen tersebut sebagai berikut : a. Persiapan Lahan waring kondom besar panjang 7 meter / buah Langkah-langkah kerjanya antara lain : Waring kondom dipasang dipintu pemanenan. Pintu balok dari papan satu keluar bersamaan dengan udang. Setelah udang dibuka persatu sibro glass keranjang jembung / blong 10 buah es balok es kerucut truk varkup timbangan glass 3

b. Langkah-langkah Kerja

maka air akan

22 diwaring kondom sudah banyak diangkat dan dimasukan kedalam dan kondom dipasang kembali seperti semula habis tangan Setelah blong, dibawa ketempat sortir ditimbang dimasukkan kedalam box yang berisi air es lalu diambil dan ditaruh di dalam dsortir disortir. Hasil sortiran dimasukkan kedalam torkak meja untuk dan sampai sisanya kalau dalam udang blong waring

diambil dengan sudah kering.

23 kemudian sampling ditimbang selanjutnya dibawa ke truk dan diberi es krucut, selanjutnya dibawa ke Could Storage. dan

BAB III PEMBAHASAN MASALAH 31. Permasalahan Dari hasil pengamatan selama praktek di PT. Sumber Sewu Samudra, permasalahan yang muncul dilapangan dalam pemelihaaraan udang vanamei adalah sebagai berikut : 1. Kesulitan mengidentifikasi penyakit secara lebih dini pada pembesaran udang vanamei di PT. Sumber Sewu Samudra. 2. Penanganan udang vanamei yang terkena hama dan penyakit. 32. Pembahasan Hama Penyakit 1. Identifikasi

24 Mengidentifikasikan penyakit yang timbul pada udang vanamei dapat dilkukan dengan mengidentifikasi kondisi udang di petakan. Udang yang terkena penyakit akan mengapung dengan kondisi ekor berwarna merah. Udang yang mengapung tersebut biasanya akan mati 1 2 hari. Penyakit ini diidentifikasi oleh para teknisi tambak belum dapat teridentifikasi jenis penyakitnya. Penyakit ini juga dapat menular secara cepat, penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada petakan. Biasanya udang akan terkena penyakit tersebut yang disebabkan oleh bakteri yang berada di petakan dan air. 2. Penanganan HP Udang yang telah terkena penyakit ini akan menularkan secara cepat kepada udang lainnya yang berada dalam petakan. Langkah penanganan pada penyakit tersebut yaitu dilakukan dengan pemberian dolomid dengan dosis 1 kw. / 3.000 m2. Setelah pemberian dolomid tersebut apabila tidak berpengaruh pada udang maka udang harus dipanen, karena akan mati. BAB IV ANALISA USAHA Jenis usaha Teknologi Penebaran Luas lahan Periode : : : : : Pemeliharaan udang vanamei Intensif 120 ekor / m2 3.000 m2 5 bulan (1 bulan persiapan)

1. Biaya Tetap Gaji tetap Rp. Pajak Rp. Penyusun Rp. 300.000,100.000,100.000,-

25 Sewa tambak 10.000.000,Bunga modal 5.000.000,Rp. 15.000.000,2. Biaya Operasional / Tidak Tetap Konsumsi Rp. 3.000.000,Solar untuk genset dan pompa 500 lt. @ Rp. 4.300,Rp. 2.150.000,PLN Rp. 2.000.000,1.500.000,Benur 360.000 ekor @ Rp. 25,6.500,Vitamin Rp. 9.000.000,Rp. 31.000.000,4 kg @ Rp. Rp. 500.000,Rp. Rp. 500.000,Pakan 4.800 kg. @ Rp. Pemeliharaan peralatan Rp. Rp. Rp.

125.000,- Rp. Obat-obatan

500.000,Upah Rp. Biaya panen 200.000,Sumbangan desa 500.000,Rp. 51.080.000,3. Input = Biaya operasional + biaya tetap

26 = Rp. 51.080.000,- + Rp. 15.500.000,= Rp. 66.580.000,4. Hasil Panen Udang size 70= 2.000 kg @ Rp. 30.000,60.000.000,Udang size 75 = 900 kg @ Rp. 27.000,24.000.000,Udang size 80 = 600 kg @ Rp. 25.000,15.000.000,Udang size 85 = 500 kg @ Rp. 23.000,11.500.000,Udang size 90 = 500 kg @ Rp. 20.000,10.000.000,Udang size 95 = 300 kg @ Rp. 17.000,5.100.000,Udang under size= 200 kg @ Rp. 15.000,3.000.000,Rp. 128.600.000,5. Income = Output Input = Rp. 128.600.000 Rp. 66.80.000,= Rp. 62.020.000,6. Analisa B / CK Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

27 Hasil Input Rp.128.600.000, = Rp.66.580.000, = 1,93 = 7. BEP (Break Event Point) = Input Rp.66.580.000, = = 2.894 H arg a _ udang / kg. Rp.23.000, produksi 2.894 kg. Selain itu dari hasil tersebut maka usaha pembesaran udang vanamei (panear vanamei) B/C rasionya 1,93. BAB V PENUTUP 51. Kesimpulan Dari latar pembahasan diatas, kesimpulan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Pembesaran udang vanamei yang dilakukan di PT. Sumber Sewu Samudratelah memenuhi teknik pembesaran udang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari teknik penebaran, manajemen pakan, manajemen air, pengamatan 2. pertumbuhan, penanganan HP dan pemanenan yang dilakukan dengan baik. Upaya pembesaran udang vanamei di PT. Sumber Sewu Samudra menitikberatkan usahanya dalam hl teknik pembesarannya. Oleh karena itu seluruh aspek teknik pembesaran diatas dilakukan dengan ketat terutama pada pengembangan udang.

Kesimpulan : Titik impas usaha pemeliharaan udang vanamei akan dicapai pada

28 52. Saran 1. Identifikasi dan penanganan HP harus dilakukan lebih dini untuk menghindari penularan penyakit dan kerugian usaha. 2. Peningkatan keterampilan para teknisi di PT. Sumber Sewu Samudra harus terus dilakukan dengan efektif dan melakukan penanganan hama penyakit.

DAFTAR PUSTAKA 1. Siregar Djarijab S., : 15, 1976. Penerbit Kosinus, Yogyakarta. Anonim, Pedoman Umum dan Pembinaan Wilayah Pesisir, Proyek Pemulihan Masalah, Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pencemaran Laut. 2. Apud daan kawan-kaan, 1983. Karming of Frown and Shrip. Scat des Aqua Cultur Departemen (Filipina, 1983). 3. Anoman, 1980, Aerator Mutlak Diperlukan Bagi Tambak Udang Intensif.

29

Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat tabel berikut : Tabel I spesifikasi jenis pakan udang vanamei di PT. Sumber Sewu Samudra Jenis Pakan D0 DI D II D II P D III K D III Bentuk Pakan Powder Crumble halus Crumble Pelet Pelet Pelet Protein Min % 39 39 39 39 39 39 Lemak Min % 6 6 6 6 6 6 SK Min % 3 3 3 3 3 3 Ka Min % 11 11 11 11 11 11 ABU Min % 16 16 16 16 16 16

Grafik I. Pemberian pakan / hari PT. Sumber Sewu Samudra Palu Kuning

3070 60 50 40 30 20 10 0 0 20 40 60Um ur Hari

Pakan

80

100

120

2.21.Konstruksi Tambak Petakan tambak pembesaran udang vanamaei di PT. Sumber Sewu Samudra I mempunyai bentuk bujur sangkar dengan panjang 75 m., lebar 45 m dan mempunyai kedalaman 1,5 m. Tambak pemeliharaan udang vannamaei tersebut menggunakan curnt / kemiringan 10 % kearah pintu pengeluaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar no. 2. Gambar No. 2. Konstruksi Tambak

8m

1,5 m 7m

31

Keterangan : A. Saluran pemasukan B. Saluran pembuangan C. Pintu penen D. Pematang Gambar 3. Slope Pematang Tambak

Gambar 4. Saluran Pematang Tambak

Keterangan : A : Talang (Saluran pemasukan)

32 B : Kondom (Saringan) C : Pematang Gambar 5. Pipa buang (Outlet)

2.b Pintu Outlet sistm monik untuk pemanenan Gambar 6. Pintu lay out sistem monik untuk pemantap keterangan

Keterangan A : Cor dari beton B : Tanah C : Papan D : Pematang

33

Berikut tata nama udang vannamaei Kingdom Sub Kingdom Filum Sub Filum Kelas Sub Kelas Super ordo Ordo Sub ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Metazoa : Anthropoda : Crustacea : Mala Costraca : Eumalacostraca : Eucarida : Decapoda : Dendrobrachidra : Panaidae : Litopenaeus : Litopenaeus vannamei

34 2.2. Lay out gambar PT. Sumber Sewu Samudra

35 Jadwal kegiatan selama praktekNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 Ke iaan g t Beran k tPKL ga Pemag lok si b ian a Perk ala en n Ad pasi lin k at g. Pak an Pan en An k lu p r g at m u Pen e g n g rin a Pen a g uanp a g n k t ak n Pen aranb n r eb eu Uk r sa it u lin as W w c t k isi a n ara e n Sirk la air u si Pem g k c asan an in ir Pemeriank p r b au Pemerianp a b ak n Konro A c o t l nh Pan en An k lu p r g t mu Pemersih t b an irem Pen e g n g rin a Pem g k c asan an in ir Pen a u n g p ra Pen a g at p n g n k an k Pemerianvit C b . Pen aranb n r eb eu Pen m lin an ya p g Pak an Pemeriank p rit b ao W w c ra t n a an a ek isi B la un Ju li1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

Ag st u

Se t r pb

Ot r kb

36No 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0 4 1 4 2 4 3 Ke iaan g t Konro An h t l co Uk r san a u it si St p an ok ak Sirk la u si Pem erianp an b ak Sam lin p g Le g lan Pan en Pen e g g rin an Le g lan Pan en Ist h t ira a Pu g lan B la u n1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

Nov.

37 Morfologi Tubuh udang vannamaei dibentuk oleh 2 cabang (biramous) yaitu exopadite dan endopodite. Vannamaei memiliki tubuh berbuku-buku dan aktifitas berganti kulit luar atau ekoskeletan secara periodik (moulting), bagian udang vannamaei sudah.

Mengalami modifikasi sehingga dapat digunakan keperluan sebagai berikut : 1. Makan, bergerak dan membenamkan diri kedalam lumpur (urrowing). 2. Menopang insang karena struktur insang udang mirip bulu angsa / unggas. 3. Organ sensor seperti pada antena dan antenula.

Kepala Kepala udang vannamaei terdiri dari antanulas, antena mandibula dan 2 pasang maxillae. Kepala udang vannamaei juga dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan (peripoza) atau kaki sepuluh (decapoda). Maxilliped sudah mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Endopodite kaki berjalan menempel pada cephalothorax yang dihubungkan oleh coxa. Bentuk periode yang beruas-ruas yang berujung di bagian dactylus. Dactylus ada yang berbentuk capit (kaki ke 1, ke 2 dan ke 3) dan tanpa capit (kki ke 4 dan ke 5). Diantara coxa dan daylus, terdapat ruang yang berturut-turut disebut basis, Ischilum, meras, carpur, dan cropus. Pda bagian Ischium terdapat duri yang digunakan untuk mengidentifikasi beberapa spesies ponneaid dalam taksonomi.

38

Gambar I. Cara penebaran benur (hasil observasi selama di PT. Sumber Sewu Samudra) Keterangan : A : Penyesuaian suhu air antara 20 sampai 20 menit. B: C: Penyesuaian Salinitas, air dimasukkan bertahap sedikit demi sedikit kedalam kantong plastik. Benur yang sehat akan keluar dengan sendirinya dari kantong plastik plastik bisa keluar semua. D : Ujung plastik diangkat keatas dalam keadaan terbalik supaya benur dalam