uji aktivitas antihelmintik ekstrak akar pepaya …eprints.ums.ac.id/62640/11/naspub fix-3...

14
UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP CACING Ascaris suum (STUDI INVITRO) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Oleh: SEKENTYA MAURIDHA SASTURI J 500 140 002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: vuongphuc

Post on 27-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA (Carica

papaya L.) TERHADAP CACING Ascaris suum

(STUDI INVITRO)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh:

SEKENTYA MAURIDHA SASTURI

J 500 140 002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA (Carica

papaya L.) TERHADAP CACING Ascaris suum

(STUDI INVITRO)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh :

SEKENTYA MAURIDHA SASTURI

J500140002

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si.Med

NIK : 1362

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA (Carica

papaya L.) TERHADAP CACING Ascaris suum

(STUDI INVITRO)

OLEH :

SEKENTYA MAURIDHA SASTURI

J500140002

Telah disetujui dan disahkan oleh Dewan Penguji

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pada hari .............., ........................ 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Dr. Rochmadina Suci Bestari, M.Sc (..............................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Riandini Aisyah, S. Si, M.Sc (..............................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Safari Wahyu Jatmiko, M.Si, Med. (..............................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Prof. DR. Dr. E.M. Sutrisna, M.Kes

NIK: 919

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

iii

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari

terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima hukuman/sanksi

apapun sesuai peraturan yang berlaku.”

Surakarta, 14 Februari 2018

Penulis

SEKENTYA MAURIDHA SASTURI

J500140002

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

1

UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA (Carica

papaya L.) TERHADAP CACING Ascaris suum

(STUDI IN VITRO)

Abstrak

Infestasi cacing Ascaris sp mempunyai dampak serius pada penderita maupun

masyarakat. Prevalensi askariasis masih tinggi, terutama pada anak dan golongan

penduduk kurang mampu dengan sanitasi buruk. Masyarakat Indonesia telah

mengenal obat tradisional yang bisa digunakan untuk melawan cacing, salah

satunya adalah akar tanaman pepaya (Carica papaya L.). Ekstrak akar pepaya

mengandung papain, tannin dan saponin yang memiliki efek antihelmintik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak akar pepaya (Carica papaya

L.) terhadap waktu kematian cacing Ascaris suum. Metode penelitian ini

menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorium dengan metode

posttest only with controlled grup design. Subyek penelitian ini adalah cacing

Ascaris suum. Ekstrak akar pepaya dengan konsentrasi 10%, 20% dan 50% diuji

aktivitas antihelmintiknya dengan mencelupkan cacing kedalam larutan perlakuan.

Pengamatan dilakukan setiap 2 jam sekali sampai seluruh cacing mati 100%. Data

penelitian dianalisis secara statistik dengan software statistik for windows. Hasil

penelitian ekstrak akar pepaya konsentrasi 10%, 20% dan 50% memiliki aktivitas

antihelmintik terhadap cacaing Ascaris suum pada studi in vitro, hal ini dibuktikan

dengan hasil nilai p<0,05 pada uji post hoc LSD (Least Significant Diference)

sehingga terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan

kelompok perlakuan. Kesimpulan penelitian ekstrak akar pepaya (Carica papaya

L.) memiliki efek antihelmintik terhadap cacing Ascaris suum.

Kata kunci: Antihelmintik, akar pepaya, Carica papaya L., Ascaris suum

Abstract

Investation of Ascaris sp. have a serious impact on patients and society. The

prevalence of intestinal worms in Indonesia was still very high, especially in poor

communities with bad sanitation. Indonesian people have known traditional

medicine that can be used as anthelmintic, such as papaya roots (Carica papaya

L.). The papaya root extract contains papain, tannin and saponins that have

anthelmintic effects. This research to know investigate the efficacy of papaya roots

extract (Carica papaya L.) on the death of Ascaris suum. This study was an

experimental laboratory with post only controlled group design. The subjects were

Ascaris suum worms. Papaya root extracts with the concentrations of 10%, 20%,

and 50% were tested for their anthelmintic activity by dipping the worms into the

treatment solution. Observations were made every 2 hours until all the worms die

100%. The data were analyzed with statistical software for Windows. Papaya roots

extract had an anthelmintic effect againts Ascaris suum (studi in vitro). The result

of p <0,05 in post-hoc analysis of LSD (Least Significant Diference) so that there

is significant difference between negative control group and treatment group. It was

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

2

concluded that papaya roots extract has an anthelmintic effect againts Ascaris

suum.

Keywords: Anthelmintik, Papaya root, Carica papaya L., Ascaris suum

1. PENDAHULUAN

Infestasi cacing mempunyai dampak serius pada penderita maupun

masyarakat. Infestasi cacing ditemukan di seluruh dunia terutama daerah

tropis. Penyebab penyakit termasuk golongan cacing yang ditularkan

melalui tanah atau disebut juga soil-transmitted helminths. Infestasi cacing

usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan oleh Ascaris

lumbricoides. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun

2006, 1 milyar orang terinfestasi Ascaris lumbricoides. Cacing Ascaris

lumbricoides dapat menyerang semua umur dengan prevalensi tertinggi pada

anak, walaupun jarang menyebabkan kematian, namun infestasi cacing

menyebabkan pasien mengalami kekurangan gizi, gangguan pertumbuhan

fisik, mental, kognitif dan intelektual (Tiwow et al., 2013). Pada keadaan

tertentu cacing dewasa juga dapat bermigrasi hingga ke saluran empedu,

appendiks atau bronkus dan dapat menimbulkan keadaan gawat darurat

(Margono, 2011). Infestasi askariasis diterapi dengan obat antihelmintik. Obat-obat

tersebut adalah pirantel pamoat, mebendazol dan albendazol. Ketiga obat

tersebut memiliki efek samping berupa gangguan saluran pencernaan seperti

sakit perut dan diare serta kontraindikasi pada wanita hamil karena memiliki

efek teratogen. Sebagian besar masyarakat juga belum banyak menggunakan

obat cacing secara periodik karena harganya yang kurang terjangkau

(Kuntari, 2008).

Pengobatan alternatif askariasis yang tidak memiliki efek samping

dan kontraindikasi serta terjangkau bagi masyarakat sangat diperlukan.

Sampai saat ini khususnya di pedesaan masih banyak masyarakat yang

melakukan pengobatan dengan obat tradisional yang merupakan

pengetahuan turun-temurun untuk mengobati anak yang kurang nafsu makan

karena kecacingan (Ulya et al., 2014). Penelitian-penelitian juga telah

dilakukan untuk

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

3

memperoleh manfaat dari berbagai tanaman obat yang ada, salah satunya

adalah tanaman pepaya (Carica papaya L.).

Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Kanthal et al (2015)

evaluasi antihelmintik dari akar papaya (Carica papaya L.) terhadap cacing

tanah India dewasa (Pheritima posthuma) yang memberikan hasil bahwa

akar papaya memiliki efek antihelmintik dikarenakan adanya senyawa aktif

papain, chymopapain, dan glycyl endopeptidase. Dan telah dilakukan

penelitian oleh Agarti et al (2017) aktivitas antihelmintik infusa biji pepaya

(Carica papaya L.) terhadap cacing Ascaris suum yang memberikan hasil

bahwa infusa biji papaya memiliki efek antihelmintik. Efek tersebut

dikarenakan adanya senyawa aktif benzyl isothiocyanat, saponin dan

alkanoid. Akar papaya (Carica papaya L) juga memiliki senyawa saponin,

tannin dan papain yang memiliki efek antihelmintik (Doughari et al., 2007).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian

aktivitas akar pepaya (Carica papaya L.) untuk mengetahui efektivitas dari

penggunaan akar pepaya (Carica papaya L.) sebagai antihelmintik terhadap

Ascaris suum dengan dosis pemakaian yang tepat sehingga akar pepaya

diharapkan mampu menjadi obat antihelmintik yang memiliki khasiat

membunuh infestasi cacing lebih optimal.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental

laboratorium dengan rancangan penelitian posttest only with controlled

group design. Penelitian ini dilaksanakan di Sub Laboratorium Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan

Desember 2017.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak akar pepaya

(Carica papaya L.) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kematian

cacing Ascaris suum. Hewan uji penelitian ini adalah cacing Ascaris suum

yang memenuhi kriteria inklusi. Bahan uji aktivitas antihelmintik adalah

ekstrak akar pepaya, aquadest, dan pirantel pamoat. Proses pembuatan

ekstrak akar pepaya (Carica papaya L.) melalui metode maserasi di

laboratorium

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

4

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Selanjutnya dilakukan proses evaporasi untuk menguapkan pelarut etanol

70% menggunakan alat rotavapor sehingga didapatkan ekstark akar pepaya

Carica papaya L. dengan konsentrasi 10%, 20% dan 50%.

Kontrol positif digunakan Pirantel pamoat tablet 125 g sedangkan

kontrol negatif digunakan aquadest. Pembuatan ekstrak akar pepaya

dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Ekstrak akar pepaya diberikan selama 3 hari dengan konsentrasi

10%, 10 gr ekstrak akar pepaya dalam 100ml aquades. Konsentrasi 20%, 20

gr ekstrak akar pepaya dalam 100ml aquades. Konsentrasi 50%, 50 gr

ekstrak akar pepaya dalam 100ml aquades.

Hewan uji diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya.

Perlakuan dilakukan berulang sebanyak 3 kali dan berisi 4 ekor cacing

Ascaris suum dengan cara direndam dalam larutan-larutan tersebut. Becker

glass disiapkan, masing-masing berisi 100 ml ekstrak akar pepaya sesuai

konsentrasi, 100 ml larutan pirantel pamoat sesuai konsentrasi masing-

masing serta 100 ml larutan aquades. Dalam masing-masing becker glass

dimasukkan 4 ekor cacing Ascaris suum. Dilihat apakah cacing mati,

paralisis, atau masih normal setelah diinkubasi. Cacing-cacing tersebut

diusik dengan batang pengaduk. Jika cacing diam, dipindahkan ke dalam air

hangat dengan suhu 50 oC, apabila dengan cara ini cacing tetap diam, berarti

cacing tersebut telah mati, tetapi jika bergerak, berarti cacing hanya

paralisis. Hasil yang diperoleh dicatat setiap dua jam.

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

5

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

Tabel 1. Hasil pengamatan waktu kematian cacing Ascaris suum.

Kelompok Rerata Waktu Kematian

cacing (Jam) + SD

K- 166.5 ± 2.5

K+ 10.67 ± 3.15

Konsentrasi 10% 11.17 ± 0.6

Konsentrasi 20% 8 ± 2.57

Konsentrasi 50% 4.5 ± 1.1

Tabel 2. Ringkasan hasil uji post hoc LSD

No Kelompok Nilai p Keterangan

1 Kontrol Negatif – Kontrol Positif ,000 Berbeda signifikan

2 Kontrol Negatif – Konsentrasi

10% ,000

Berbeda signifikan

3 Kontrol Negatif – Konsentrasi

20% ,000

Berbeda signifikan

4 Kontrol Negatif – Konsentrasi

50% ,000

Berbeda signifikan

6 Kontrol Positif – Konsentrasi

10% ,865

Berbeda tidak signifikan

7 Kontrol Positif – Konsentrasi

20% ,369

Berbeda tidak signifikan

8 Kontrol Positif – Konsentrasi

50% ,049

Berbeda signifikan

10 Konsentrasi 10% – Konsentrasi

20% ,289

Berbeda tidak signifikan

11 Konsentrasi 10% – Konsentrasi

50% ,035

Berbeda signifikan

13 Konsentrasi 20% – Konsentrasi

50% ,244

Berbeda tidak signifikan

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

6

Keterangan:

K(-): kontrol negatif menggunakan aquades

K(+): kontrol positif dengan pemberian larutan pirantel pamoat konsentrasi

0,5%

konsentrasi 10%: pemberian ekstrak akar pepaya dengan konsentrasi 10%

konsentrasi 20%: pemberian ekstrak akar pepaya dengan konsentrasi 20%

konsentrasi 50%: pemberian ekstrak akar pepaya dengan konsentrasi 50%

3.2 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antihelmintik

ekstrak akar pepaya (Carica papaya L.) terhadap cacing Ascaris suum

secara in vitro. Pada penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan dengan 3

kali pengulangan. Pengulangan ini bertujuan untuk meyakinkan kebenaran

dari hasil percobaan. Hasilnya diperoleh data rata-rata waktu kematian

cacing setiap pengamatan yang disajikan pada Tabel 1.

Pada Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa kelompok perlakukan ekstrak

akar pepaya konsentrasi 50% membutuhkan waktu lebih cepat untuk

membunuh cacing dibandingkan kelompok perlakuan kontrol positif

(pirantel pamoat). Pada Grafik 1 ditampilkan rerata waktu kematian cacing

agar dapat mempermudah dalam melihat perbedaan waktu kematian cacing

yang dihasilkan masing-masing kelompok perlakuan.

Kelompok kontrol negatif didapatkan rata-rata waktu 166,5 ± 2,5

jam atau sekitar 6 hari cacing mati. Kelompok kontrol positif memerlukan

waktu jauh lebih cepat untuk membunuh semua cacing yaitu dengan rata-

rata 10,67 ± 3,15 jam. Kelompok perlakuan pertama, ekstrak akar pepaya

konsentrasi 10% memerlukan waktu untuk membunuh cacing yaitu dengan

rata-rata 11,17 ± 0,6 jam. Kelompok perlakuan kedua, ekstrak akar pepaya

konsentrasi 20% memerlukan waktu untuk membunuh semua cacing yaitu

dengan rata-rata 8 ± 2,57 jam. Kelompok perlakuan ketiga, ekstrak akar

pepaya 50% memerlukn waktu untuk membunuh semua cacing yaitu dengan

rata-rata 4,5 ± 1,1 jam. Perbandingan uji post hoc antara kelompok kontrol negatif

dengan kelompok kontrol positif menunjukkan p<0,05 sehingga kontrol

positif yang

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

7

dipilih telah sesuai. Perbandingan kelompok kontrol negatif dengan kelompok

perlakuan didapatkan hasil p<0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan signifikan antara kontrol negatif dengan seluruh kelompok

perlakuan yang artinya kelompok perlakuan konsentrasi 10%, 20% dan 50%

mempunyai efek antihelmintik. Hasil uji post hoc antara kontrol positif

dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% menunjukkan angka p<0,05

yang berarti aktivitas antihelmintik ekstrak akar pepaya konsentrasi 50%

berbeda signifikan.

Pirantel pamoat merupakan obat lini pertama yang digunakan pada

penderita askariasis (Syarif & Elysabeth, 2012). Mekanisme pirantel pamoat

dalam membunuh cacing adalah dengan cara menghambat proses depolarisasi

neuromuskuler dalam tubuh cacing, sehingga timbul paralisis neuromuskuler

spastik dan kematian cacing. Selain itu juga menghambat enzim kolinesterase

sehingga meningkatkan kontraksi otot cacing (Pappano, 2012).

Ekstrak akar pepaya dapat menghasilkan aktivitas antihelmintik

terhadap cacing Ascaris suum dikarenakan mengandung senyawa-senyawa

aktif yaitu papain, tannin, dan saponin (Doughari et al, 2007). Senyawa ini

dapat menyebabkan paralisis otot hingga kematian cacing.

Kandungan papain menunjukkan aktivitas proteolitik yang dapat

memecah dan mengurai protein. Akar pepaya mengandung enzim papain

yang dapat mengurai parasit sehingga dapat dijadikan antihelmintik (Ameen

et al., 2012). Mekanisme sistein proteinase pepaya yaitu enzim papain

menjadikan protein pada kutikel sebagai target lalu melemahkan kutikel dan

sebabkan ruptur sehingga terjadi pelepasan jaringan internal yang memicu

kematian cacing atau dengan menyebabkan paralisis pada cacing yang

berujung kematian (Uhlig, 1998; Kanthal at al., 2012).

Tanin termasuk golongan alkaloid merupakan salah satu jenis

senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol. Mekanisme tanin

membunuh cacing dengan cara masuk ke dalam saluran pencernaan dan

secara langsung menghambat proses pembentukan protein yang dibutuhkan

untuk aktivitas cacing. Zat aktif ini akan menggumpalkan protein pada

dinding cacing

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

8

sehingga menyebabkan gangguan metabolism dan homeostasis cacing (Ulya

et al., 2014). Senyawa tanin menyebabkan terikatnya enzim-enzim yang

dihasilkan oleh cacing gelang babi untuk penyerapan nutrisi sehingga proses

penyerapan terganggu dan dapat menyebabkan defisiensi nutrisi (Faradila et

al., 2013).

Saponin memiliki efek antihelmintik dengan menghambat kerja

enzim kolinesterase. Penghambatan kerja enzim kolinesterase menyebabkan

penumpukan asetilkolin pada reseptor nikotinik neuromuskular, sehingga

menyebabkan peningkatan kontraksi otot. Kontraksi ini lama-kelamaan akan

menimbulkan paralisis otot hingga berujung pada kematian cacing (Kuntari,

2008). Saponin menyebabkan iritasi selaput lendir pada permukaan tubuh

cacing karena saponin bersifat hemolisis dan hidrolisis. Iritasi pada selaput

lendir mengganggu proses penyerapan makanan menyebabkan kematian pada

cacing (Indriani, 2007).

Kajian kandungan aktif di dalam ekstrak akar pepaya hanya sebatas

kajian pustaka. Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya

menggunakan satu metode ekstraksi yaitu maserasi dan satu spesies cacing

yaitu Ascaris suum. Pada penelitian juga tidak dilakukan uji toksisitas, serta

ketidakpastian waktu ketersediaan cacing pada penelitian ini yang menjadi

permasalahan dalam keseragaman waktu penelitian.

Carica papaya L. merupakan tanaman yang berpotensi menjadi

tanaman obat, dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan medis

dikarenakan efektif, ketersediaan dan keamanannya (Elgadir et al, 2014).

4. PENUTUP

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah terdapat

efektifitas antihelmintik ekstrak akar pepaya (Carica papaya .L) terhadap

cacing Ascaris suum.

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

9

DAFTAR PUSTAKA

Agarti, M. B., Ibrahim, M., Alfiana, S., Sasturi, S. M., & Sutrisna, EM., 2017. The

Activities of Anthelmintic Infusa of Papaya Seeds (Carica papaya L.)

Against Worms Ascaris suum (Study In Vitro). J. Bio. Innov, 6(5), pp. 659-

63.

Argus., Jamaluddin., Khoirulloh., Firdausi., Nilam., Tanwil., 2014. Model

Edukasi Penerapan & Keterampilan Ramuan Papaya Sebagai

Antihelmintik pada Ayam. [Online]

Available at: artikel.dikti.go.id/index.php/PKMM/article/view/463/463

[Accessed 10 September 2017].

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008. Obat Asli Indonesia. [Online]

Available at: http://perpustakaan.pom.go.id

[Accessed 24 Juli 2017].

Brownell, S. A. & Nelson, K. L., 2006. Inactivation of Single-Celled Ascaris suum

Eggs by Low-Pressure UV Radiation. AEM, 72(3), pp. 2178-84.

Dahlan, M.S., 2014. Statitistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat. 6th ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia. pp.110-

7.

Doughari, J. H., Elmahmood, A. M. & Manzara, S., 2007. Studies on the

Antibacterial Activity of Root Extracts of Carica papaya L. Afr. J.

Microbiol. Res., 1(3), pp. 37-41.

Faradila, A. T. E., Agustina, D. B. Aswin.2013. Uji Daya Anthelmintik Ekstrak

Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) terhadap Cacing Gelang

(Ascaris suum) secara In Vitro. Skripsi.

Kanthal, L. K., Mondal, P., De, S., Jana, S., Aneela, S., Satyavathi, K. 2012.

Evaluation of Anthelmintic Activity of Carica papaya Latex Using

Pheritima Poshtuma. International Journal of Life Science and Pharma

Research, 2(1). pp 10-2.

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIHELMINTIK EKSTRAK AKAR PEPAYA …eprints.ums.ac.id/62640/11/NASPUB FIX-3 Sekentya.pdf · Infestasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah salah satunya disebabkan

10

Koirewoa, A. Y., Fatimawali, F. & Wiyono, W., 2012. Isolasi dan Identifikasi

Senyawa Flavonoid dalam Daun Beluntas (Pluchea indica L.). Pharmacon,

1(1), p. 48.

Kuntari, T., 2008. Daya Antihelmintik Air Rebusan Daun Ketepeng (Cassia alata

L) Terhadap Cacing Tambang Anjing In Vitro. Jurnal Logika, 5(1), pp. 2-

3.

Leles, D., Gardner, S. L., Reinhard, K., Iniguez, A., Araujo, A., 2012. Are Ascaris

lumbricoides and Ascaris suum a Single Species?. Parasit Vectors, 42(5),

p. 42.

Loreille, O. & Bouchet, F., 2003. Evolution of Ascariasis in Human and Pigs: a

Multi-disciplinary Approach. Mem Inst Oswaldo Cruz, 98(1), pp. 39-40.

Tiwow, D., Bodhi, W. & Kojong, N. S., 2013. Uji Efek Antelmintik Ekstrak Etanol

Biji Pinang (Areca catechu) Terhadap Cacing Ascaris lumbricoides dan

Ascaridia galli Secara Invitro. Pharmacon, 2(02), p. 78.