uji aktivitas antimikroba ekstrak etanol daun …

89
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN GLODOKAN TIANG (Polyalthia longifolia) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN JAMUR Candida albicans SKRIPSI OLEH : PUTRI DWI KURNIAWATI H71217038 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2021

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL

DAUN GLODOKAN TIANG (Polyalthia longifolia)

TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

DAN JAMUR Candida albicans

SKRIPSI

OLEH :

PUTRI DWI KURNIAWATI

H71217038

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Putri Dwi Kurniawati

NIM : H71217038

Progran Studi : Biologi

Angkatan : 2017

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang

berjudul: “UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN

GLODOKAN TIANG (Polyalthia longifolia) TERHADAP BAKTERI

Staphylococcus aureus DAN JAMUR Candida albicans”. Apabila suatu saat

nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya bersedia menerima

sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian pernyataan keaslian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya,

Yang menyatakan,

Putri Dwi Kurniawati

NIM. H71217038

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN GLODOKAN

TIANG (Polyalthia Longifolia) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

DAN JAMUR Candida albicans

Diajukan oleh :

Putri Dwi Kurniawati

NIM : H71217038

Telah diperiksa dan disetujui

di Surabaya, 02 Agustus 2021

Dosen pembimbing utama Dosen pembimbing pendamping

Saikhu Rokhim, M.KKK Hanik Faizah,S.Si.,M.Si

NIP. 198612212014031001 NUP. 201409019

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …
Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Putri Dwi Kurniawati

NIM : H71217038

Fakultas/Jurusan : SAINS DAN TEKNOLOGI/ TEKNIK LINGKUNGAN

E-mail address : [email protected] Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah : Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain (……………………………) yang berjudul : UJI AKTIVITAS ANTMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN GLODOKAN TIANG (Polyalthia longifolia) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN JAMUR Candida albicans beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Surabaya, 05 Agustus 2020 Penulis

(Putri Dwi Kurniawati)

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300

E-Mail: [email protected]

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vi

ABSTRAK

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN

GLODOKAN TIANG (Polyalthia longifolia) TERHADAP BAKTERI

Staphylococcus aureus DAN JAMUR Candida albicans

Minimnya pengetahuan mengenai penggunaan antimikroba dalam

pengobatan dapat menyebabkan terjadinya resistensi mikroba. Penyebaran bakteri

resisten merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius. Oleh

karena itu diperlukan cara alternatif yang dapat mencegah terjadinya resistensi

antimikroba salah satunya memanfaatkan senyawa bioaktif yang berasal dari bahan

alami yang mengandung senyawa antimikroba. Salah satu tumbuhan yang memiliki

potensial sebagai antimikroba yaitu daun glodokan tiang (Polyalthia longifolia).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder ekstrak

etanol daun glodokan tiang (P.longifolia) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

dan jamur Candida albicans. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji

skrining fitokimia dan uji aktivitas antimikroba yang dilakukan dengan

menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi 10,000 ppm, 20,000 ppm,

40,000 ppm dan 80,000 ppm. Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa

ekstrak etanol daun glodokan tiang mengandung senyawa fenol, flavonoid,

saponin, alkaloid dan tanin. Hasil aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa pada

ekstrak etanol daun muda dan tua glodokan tiang berpengaruh terhadap

pertumbuhan S.aureus dan jamur C.albicans. Konsentrasi optimum ekstrak etanol

daun glodokan tiang yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dan

jamur C.albicans yang ditandai dengan adanya zona bening yaitu pada konsentrasi

80,000 ppm ekstrak etanol daun muda glodokan tiang dengan nilai rata-rata 11,17

mm dan 9,25 mm. Ekstrak daun muda lebih efektif dalam menghambat

pertumbuhan bakteri S.aureus dan jamur C.albicans dibandingkan ekstrak daun

tua.

Kata kunci: daun glodokan tiang, Staphylococcus aureus, Candida albicans,

antimikroba

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vii

ABSTRACT

ANTIMICROBIAL ACTIVITY TESTING OF EXTRACT ETHANOL

GLODOKAN TIANG (PolyalthIa longifolia) LEAVES AGAINST OF

Staphylococcus aureus BACTERIA AND FUNGUS Candida albicans

The lack of knowledge about the use of antimicrobials in medicine can lead to microbial resistance.

The spread of resistant bacteria is a serious public health problem, therefore alternative methods

are needed that can prevent the occurrence of antimicrobial resistance, one of which is by utilizing

bioactive compounds derived from natural ingredients containing antimicrobial compounds. One of

the plants that has potential as an antimicrobial is glodokan pole leaf (Polyalthia longifolia). This

study aims to determine the secondary metabolite compounds of ethanol extract of glodokan pole

leaves (P. longifolia) against Staphylococcus aureus and Candida albicans fungi. The tests carried

out in this study included phytochemical screening tests and antimicrobial activity tests carried out

using the disc diffusion method with concentrations of 10,000 ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm and

80,000 ppm. The results of the phytochemical screening test showed that the ethanolic extract of

glodokan pole leaves contained phenolic compounds, flavonoids, saponins, alkaloids and tannins.

The results of antimicrobial activity showed that the ethanol extract of young and old leaves of

glodokan pole affected the growth of S. aureus and C. albicans fungi. The optimum concentration

of ethanolic extract of glodokan pole leaves which can inhibit the growth of S. aureus and C.

albicans bacteria is indicated by the presence of a clear zone, namely at a concentration of 80,000

ppm ethanol extract of young leaves of glodokan pole with an average value of 11,17 mm and 9,25

mm. Young leaf extract was more effective in inhibiting the growth of S. aureus bacteria and C.

albicans fungus than old leaf extract.

Keywords: glodokan tiang leaf, Staphylococcus aureus, Candida albicans,

antimicrobial

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... .... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6

1.4 Manfaat penelitian ........................................................................................... 7

1.5 Batasan Penelitian ............................................................................................ 7

1.6 Hipotesis .......................................................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Glodokan tiang ................................................................................................. 8

2.2 Ekstraksi ..................................................................................................... 11

2.3 Uji Fitokimia .................................................................................................. 13

2.4 Metabolit sekunder ......................................................................................... 14

2.5 Fitokimia glodokan tiang ............................................................................... 18

2.6 Antimikroba ................................................................................................... 22

2.7 Staphylococcus aureus ................................................................................... 24

2.8 Candida albicans ........................................................................................... 26

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................................... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 29

3.3 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................................. 30

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ix

3.4 Variabel Penelitian ......................................................................................... 31

3.5 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 31

3.6 Analisis Data .................................................................................................. 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi daun glodokan tiang ...................................................................... 40

4.2 Hasil skrining fitokimia ................................................................................ 42

4.3 Hasil uji aktivitas antimikroba ....................................................................... 51

4.4 Integrasi keislaman ........................................................................................ 70

BAB V. PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 73

5.2 Saran .............................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terutama

dibeberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut data

Kementerian Kesehatan tahun 2018 angka kematian yang disebabkan oleh

penyakit infeksi seperti penyakit pneumonia pada balita di Indonesia yaitu

sebanyak 307 bayi dari 466,525 kasus, HIV sebanyak 9,585 jiwa dari

301,959 kasus, tuberkulosis sebanyak 110,000 dari 526,997 kasus

(Kemenkes, 2019). Penyakit infeksi tersebut banyak disebabkan oleh

bakteri dan jamur salah satunya yaitu bakteri Staphylococcus aureus dan

jamur Candida albicans.

Bakteri S. aureus adalah bakteri patogen gram positif dan merupakan

bakteri flora normal yang terdapat pada saluran pernapasan dan kulit. Pada

umumnya bakteri S. aureus tidak menimbulkan penyakit pada individu

sehat.Akan tetapi, bakteri tersebut dapat menjadi patogen jika resistensi

inang melemah karena adanya perubahan hormon, penyakit luka atau

penggunaan obat lain yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh (Apriliana

dan Syarifah, 2016).Bakteri S. aureus dapat menyebabkan beberapa

penyakit antara lain pneumonia,empiema, meningitis, endokarditis atau

sepsis dengan supurasi di tiaporgan, diare dan tuberkulosis (Suerni et al.,

2013).

Selain bakteri S. aureus, penyakit infeksi juga dapat disebabkan oleh

jamur salah satunya yaitu C. albicans. C. albicans termasuk jamur flora

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

normal yang terdapat pada rongga mulut, usus besar dan vagina.Akan

tetapi, pada kondisi tertentu C. albicans dapat tumbuh berlebih dan

melakukan invasiyang dapat menyebabkan penyakitsistemik progresif pada

penderita yang lemah atau pada penderita yang memiliki kekebalan yang

lemah. Jamur C.albicans dapat menyebabkan beberapa penyakit antara lain

keputihan, sariawan, infeksi kulit, infeksi kuku,infeksi paru-paru dan

infeksi pada organ lain serta kandiasis mukokutan menahun (Pulungan,

2017).

Dalam mengobati penyakit infeksi, pada umumnya masyarakat

menggunakan obat antimikroba. akan tetapi, banyak masyarakat yang

menggunakan tanpa melihat batas penggunaan antimikroba sehingga

antimikroba yang seharusnya dapat mengobati infeksi tidak lagi efektif

melainkan dapat menimbulkan resistensi antimikroba.

Resistensi antimikroba merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang bersifat global karena dapat mengakibatkan dampak

terhadap peningkatan morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan (Lestari

et al., 2018). Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengembangkan

obat- obatan jenis baru yang dapat mencegah terjadinya resistensi

antimikroba. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya resistensi

antimikroba yaitu dengan cara memanfaatkan senyawa bioaktif yang

berasal dari kekayaan hayati, salah satunya yaitu tanaman.

Tanaman memiliki beberapa bagian yaitu akar, batang, bunga, buah

dan daun. Daun merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai jalan

sintesis senyawa-senyawa organik dengan menggunakan bantuan cahaya

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

sebagai sumber energi yang disebut proses fotosintesis. Daun termasuk

salah satu bagian tanaman yang banyak menyimpan produk metabolit

sekunder. Dalam pertumbuhan tanaman terbentuk daun muda dan daun tua.

Menurut penelitian Achakzai et al,. (2009) pada beberapa daun tanaman

yang menunjukkan bahwa pada daun muda memiliki kandungan metabolit

saponin dan alkaloid yang lebih tinggi dibandingkan daun tua dan

cenderung berkurang seiring bertambahnya usia daun.

Dalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwa tanaman yang ada dimuka

bumi dapat digunakan sebagai obat. Salah satu ayat yang membahas

tentang tanaman yaitu pada Q.S An-Nahl:11,yang berbunyi :

ك رونلق لاية ذلك في ان والاعناب ومن كل الث مرت والن خيل والز يتون الز رع به لكم بتين ي ت (١١) و

Artinya :

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;

zaitun, korma,anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar adalah tanda (kekuasaan Allah) bagi

orang- orang yang berpikir.

Maksud dari QS. An-Nahl ayat 11 diatas menjelaskan bahwa Allah

SWT menciptakan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahandi muka bumi ini

memberikan isyarat agar manusia selalu berfikir, mencari, meneliti dan

memperluas pengetahuan akan manfaat dan bahaya yang terkandung dalam

tanaman dan buah-buahan tersebut, karena tujuan Allah SWT menciptakan

segala sesuatu dimuka bumi ini agar kita sebagai manusia senantiasaberfikir

tentang ciptaan-Nya dan mensyukuri nikmat-Nya, karena itu semua

merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah dan tanda itu berguna bagi

orang yang Senantiasa memikirkanya (Ibnu Katsier, 2006).

Ayat tersebut diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh imam

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

muslim pada kitab shahi muslim yang berbunyi :

عن رحد ثنا هارون بن معروف وأبو الط اهر وأحمد بن عيسى قالوا حد ثنا ابن وهب أخبرني عم ار و وهو ابن ال

م أن ه قال لكل داء دواء فإذا أصيب دواء عليه وسل عن رسول الل ه صل ى الل ه عبد رب ه بن سعيد عن أبي الز بير عن جابر

الد اء برأ بإذن الل ه عز وجل

Artinya :Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu

Ath Thahir serta Ahmad bin 'Isa mereka berkata; Telah menceritakan

kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku 'Amru yaitu Ibnu

Al Harits dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap penyakit

ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, maka

akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla."(HR.Muslim

: 4084).

Maksud dari hadits tersebut menunjukkan bahwa kita sebagai manusia

harus percaya akan janji dan kebesaran Allah untuk senantiasa berusaha

mencari sebab - sebab kesembuhan maupun obat dari penyakit yang diderita

melalui pengobatan alamiah maupun usaha lainnya disamping rasa harap

dan meminta pertolongan pada Allah karna segala sesuatu berkat izin Allah

(Hasnah dan Ekawati, 2016). Adapun salah satu cara alternatif yang dapat

dilakukan yaitu dengan cara memanfaatkan metabolit sekunder yang

terdapat pada tanaman.

Salah satu tanaman yang diduga dapat menjadi prospek antimikroba

yaitu tanaman glodokan tiang (P. longifolia). Glodokan tiang merupakan

salah satu tanaman dari famili Annonaceae yang merupakan jenis pohon

peneduh yang dapat ditemukan di sekitar pekarangan kampus, jalan maupun

hutan (Rachmawati, 2006). Tanaman ini biasanya digunakan sebagai obat

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

penyakit kulit, keputihan, penyakit rahim, cacingan, sariawan, hipertensi,

dan penyakit demam (Parvin, 2013). Daun glodokan tiang memiliki

beberapa kandungan senyawa antara lain senyawa steroid, alkaloid,

terpenoid, fenol dan flavonoid (Malairajan et al., 2008). Secara

farmakologis disebutkan bahwa tanaman glodokan tiang mempunyai sifat

sebagai hepatoprotektif, antioksidan, anti-inflamasi, anti kanker, anti

hiperglikemik, antibakteri dan antimikroba (Jothy et al., 2013).

Beberapa penelitian membuktikan bahwa ekstrak daun glodokan tiang

dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Manasa, 2014; Parvin, 2013;

Jothyet al., 2013). Penelitian Manasa (2014) menyatakan bahwa ekstrak

etanol daun glodokan tiang dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.

aureus pada konsentrasi 2,5% dengan diameter zona hambat 21 mm.

Menurut Parvin (2013) ekstrak metanol daun glodokan tiang (P. longifolia)

pada konsentrasi 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus

subtilis dengan zona hambat sebesar (34,10 ± 0,00) mm, Sarcina lutea

(44,20 ± 0,14) mm, X. campestris (31,30 ± 0,14) mm, Eschericia coli

(36.00±0.00) mm, Klebsiella pneumoniae (30,00 ± 0,00) mm, dan

Pseudomonas sp (33,00 ± 0,00) mm dan Menurut Jothy et al (2013), ekstrak

daun metanol P. longifolia menunjukkan tingkat tertinggi penghambatan

terhadap Bacillus subtilis (24 mm), yang sebanding dengan standar

kloramfenikol positif kontrol (22,3 mm), ciprofloxacin (24 mm) dan S.

aureus (22,6 mm).

Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa daun glodokan tiang

berpotensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri salah satunya bakteri S.

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

aureus namun pada umumnya, daun yang digunakan hanya daun yang

berwarna hijau tua (Soemarie et al., 2018). Sejauh yang diketahui, belum

terdapat penelitian mengenai uji ekstrak etanol daun glodokan tiang

terhadap penghambatan pertumbuhan jamur dan belum terdapat pengujian

ekstrak etanol daun glodokan tiang dibawah konsentrasi 2.5%. Oleh karena

itu, pada penelitian ini akan dilakukan pengujian serta membandingkan hasil

ekstrak etanol daun glodokan tua dan daun glodokan muda dalam

menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan jamur C. albicans.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun glodokan

tiang (P. longifolia) ?

b. Bagaimana pengaruh pemberian variasi konsentrasi ekstrak etanol daun

glodokan tiang (P. longifolia) muda dan tua terhadap diameter zona

hambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan jamur C. albicans?

c. Berapa konsentrasi optimum ekstrak etanol daun glodokan tiang (P.

longifolia) yang dapat menghambat bakteri S. aureus dan C. albicans?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun

glodokan tiang (P. longifolia)

b. Mengetahui pengaruh pemberian variasi konsentrasi ekstrak etanol daun

glodokan tiang (P.longifolia) muda dan tua terhadap diameter zona

hambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan jamur C. albicans

c. Mengetahui konsentrasi optimum ekstrak etanol daun glodokan tiang (P.

longifolia) yang dapat menghambat bakteri S. aureus dan C. albicans

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan bagi akademis maupun masyarakat tentang efektivitas ekstrak

daun glodokan tiang dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus

maupun jamur C. albicans serta hasil dari penelitian ini dapat diterapkan

sebagai bahan antimikroba yang berasal dari bahan alami.

1.5 Batasan Penelitian

a. Jenis sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu daun muda yang

berwarna hijau muda yang terletak pada urutan daun ke 3-5 dari ujung

ranting dan daun glodokan tua yang berwarna hijau gelap yang terletak

pada urutan daun ke 6-8 dari ujung ranting

b. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Desa Turi

Kecamatan Turi Lamongan

c. Sampel yang digunakan yaitu jenis Polyalthia longifolia yang telah

dicocokkan menggunakan jurnal acuan

d. Konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 10,000 ppm,

20,000 ppm, 40,000 ppm, 80,000 ppm

1.6 Hipotesis

Terdapat pengaruh pemberian variasi konsentrasi ekstrak etanol daun

glodokan tiang ( P. longifolia ) terhadap diameter zona hambat pertumbuhan

bakteri S. aureus dan jamur C. albicans

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia)

Glodokan tiang(P. longifolia) merupakan salah satu tanaman yang

berasal dari negara India dan Sri Lanka. Adapun klasifikasi Glodokan

tiang(P. longifolia) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub class : Magnoliidae

Order : Mognoliids

Family : Annonaceae

Genus : Polyalthia

Species : Polyalthia longifolia (Jothy et al., 2013)

Gambar 2.1. Tanaman Glodokan Tiang (Jothy et al., 2013)

Pada gambar 2.1 menunjukkan bahwa tanaman glodokan tiang dapat

tumbuh hingga ketinggian 15-20 meter. Pohon glodokan tiang memiliki

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

batang yang lurus dan memiliki cabang yang banyak. Cabang terpanjang

terlihat di dasar sedangkan cabang yang lebihpendek berada di ujung batang

hal tersebut terlihat seperti mahkota yang berbentukkerucut. Daun

glodokan tiang berbentuk panjang dan berwarna hijau tua yang sempit dan

glossy.Pisau daun glodokan tiang berbentuk bulat telur-lonjong dengan tepi

yang bergelombang.Vena reticularnya naikpada kedua permukaan daun

(Jothy et al., 2013).

Pada lapisan epidermis bagian bawah daun berbentuk tunggal tipis sel

sedangkan pada bagian abaxial berbentuk kubus berdinding berlapis. Sel-

sel epidermisnya luas, berbentuk poligonal,berdinding tipis dan berdinding

lurus atausedikit bergelombang. Sel-sel epidermis terdiri dari 4-6 lapisan

dimana terdapat sudut. Sel collenchyma di kedua sisi. Di bagian pelepah

daun terdapat bundel vaskuler yang dikelilingi oleh cincin

schlerenchymatous. Selubung bundle terdiri dari xilem dan floem yang

terlihat jelas pada bagian perbungaan ketiak, fasciculate pedunculate,

racemose, atau umbelliform dan sessile, sebagian besar memiliki banyak

bunga (Jothy et al., 2013).

Tanaman glodokan tiang memiliki bunga yang berwarna hijau pucat

halus dengan kelopak bunga berbentuk gelombang. Tanaman glodokan

tiang mengalami proses pembungaan yang tidak lama yaitu sekitar dua

sampai tiga minggu dan tidak terlihat karena warna bunga hampir sama

dengan daunnya. Sepalnya memilk bentuk bulat telur-segitiga, di luar itu

tomentulose tapi di dalam gundul. Kelopak bunga berbentuk kuning

kehijauan, sempit segitiga- lanset. Sedangkan benang sari dari bunga

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

tanaman glodokan tiang itu sendiri memiliki bentuk connectives apikal

cembung. Karpelnya terdiri dari 20-25 dengan satu bakal biji per carpel,

memiliki stigma yang sessile.Buah tanaman glodokan tiang bergerombol

dengan jumlah 10-20, berbentuk bulat telur (Jothy et al., 2013).

Awalnya buah berwarna hijau akan tetapi ketika matang buahnya

berubah menjadi ungu atau hitam. Biji tanaman glodokan tiang berwarna

coklat pucat, dengan bentuk bulat telur, dengan alur membujur. Habitat

tanaman glodokan tiang yatu di dataran rendah dengan tanah yang gembur.

P.longifolia memiliki satu varietas yaitu P. longifolia var pendula (Jothy et

al., 2013). Pada dasarnya Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan di muka

bumi ini beranekaragam dan tidak ada yang sia-sia. Sebagaimana Allah

SWT berfirman dalam Allah berfirman dalam Q.S Ali-Imran (3) : 191

ك رون في خلق الس موت والارضال ذين يذكرون الل ه قياما لارب و قعودا و على جنوبهم ويت نا ما خلقت هذا با( ١۹١ نك ( الن ار عذاب فقنا سب

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk

atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan

langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau

menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami

dari siksa neraka.

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Swt menciptakan segala

sesuatu itu tidak ada yang sia-sia di muka bumi ini semua pasti memiliki

manfaat tersendiri bagi umat-Nya salah satunya adalah Allah Swt

menciptakan glodokan tiang (P. longifolia) untuk dimanfaatkan sebaik

mungkin dan dijaga kelestariannya agar dapat bermanfaat bagi manusia itu

sendiri salah satunya yaitu sebagai obat alami. Daun glodokan tiang (P.

longifolia) memiliki aktivitas sebagai antioksidan, sitotoksik terhadap sel

kanker, antidotum, antibakteriserta dapat digunakan sebagai obat penyakit

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

rahim, keputihan, penyakit kulit, cacingan, hipertensi, sariawan dan

penyakit demam (Soemarie et al., 2018).

2.2 Ekstraksi

2.4.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam

proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan

menggunakan sejumlah massa bahan (solven) sebagai tenaga

pemisah. Apabila komponen yang akan dipisahkan (solute) berada

dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau

leaching. Proses pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri dari tiga

langkah dasar (Maulida and Zulkarnae, 2010).

a. Proses penyampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan

yang akan dipisahkan komponen – komponennya.

b. Proses pembantukan fase seimbang.

c. Proses pemisahan kedua fase seimbang

Ekstrak merupakan sediaan kering,kental atau cair yang dibuat

dengan cara penyarisimplisia nabati atau hewani dengan cara yang

cocok, tanpa pengaruh cahayamatahari langsung(Septiningsih,

2008).

2.4.2 Jenis Metode Ekstraksi

a. Maserasi

Maserasi berasal dari bahasa latin macerare yang memiliki

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

arti melunakkkan maksudnya serbuk yang sudah halus di rendam

dalam pelarut atau menstrum sampai susunan sel yang terdapat

pada serbuk lunak dan mudah larut (Septiningsih, 2008).

Maserasi merupakan salah satu cara ekstraksi yang paling

sederhana. Dimana cara kerjanya dengan cara bahan simplisia

yang telah dihaluskan sesuai dengan syarat Farmakope (pada

umumnya bahan tersebut terpotong-potongatau sudah berupa

serbuk kasar) kemudian bahan tersebut direndam dengan bahan

pengekstraksi. Dan rendaman tersebut disimpan di dalam ruangan

yang tidak terkena cahaya secara langsung hal ini berguna untuk

mencegah reaksiyang dikatalisis cahaya atau perubahan warna

yang terjadi langkah selanjutnya yaitu rendaman di kocok

kembali atau di aduk kembali. Adapun waktu lama rendaman

berbeda-beda akan tetapi biasanya lama rendaman yang mengacu

syarat dari Farmakope yaitu 4-10 hari ( Septiningsih, 2008).

Metode maserasi berfungsi untuk penyarian simplisia atau

serbuk yang mengandung zat aktif atau senyawa metabolit yang

mudah larut dalam cairan pelarut, hasil ekstraknya tidak

mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari,

tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-lain. Jika pelarut yang

digunakan adalah air maka dalam metode maserasi ini perlu

ditambahkan pengawet untuk mencegah timbulnya jamur kapang

(Septiningsih, 2008).

b. Remaserasi

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Adalah salah satu metode ekstraksi yang terjadi

penambahan pelarut seelah dilakukan proses penyaringan

maserat pertama dan seterunya dengan jumlah pelarut yang sama

sebelum penyaringan (Depkes, 2000). Adapun keuntungan dari

proses remaserasi yaitu peralatan dan pengerjaannya sederhana

dan mudah sehingga dapat dilakukan siapapun. Akan tetapi,

metode ekstrak ini memiliki kekurangan yaitu waktu yang

dibutuhkan lama, dan menggunakan banyak pelarut (Ningsih et

al., 2015).

2.4.3 Pemilihan Pelarut Ekstraksi

Dalam pemilihan pelarut ekstraksi dipengaruhi beberapa faktor

antara lain selektifitas, pelarut memiliki kemampuan dalam

melarutkan ekstrak yang besar, memiliki kemampuan untuk tidak

bercampur dengan bahan ekstraksi, tidak menyebabkan perubahan

secara kimia pada komponen bahan ekstraksi, harga terjangkau,

tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak korosif, stabil secara

kimia dan teknis (Islamiyah, 2019).

2.3 Uji Fitokimia

Uji fitokimia adalah suatu cara yang digunakan untuk mengidentifikasi

senyawa bioaktif atau metabolit sekunder melalui uji pemeriksaan yang

dapat memisahkan antara bahan alam yang mengandung senyawa fitokimia

tertentu dan yang tidak mengandung senyawa fitokimia. Skrining fitokimia

merupakan suatu tahap uji seleksi awal yang digunakan untuk mendeteksi

golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan yang

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

digunakan (Yusro, 2011).

Metode skrining fitokmia dilakukan dengan cara melihat perubahan

warna pada larutan dengan menggunakan suatu pereaksi. Hal yang berperan

penting dalam proses skrining fitokimia yaitu pemilihan pelarut dan metode

ekstraksi. Adapun uji yang dilakukan pada skrining fitokimia ini meliputi uji

alkaloid, uji triterpenoid dan steroid, uji tanin, uji flavonoid dan uji saponin

selain uji tabung dilakukan uji KLT yang berfungsi sebagai penegas hasil

uji tabung (Marlinda et al., 2012). Fraksi yang digunakan dalam skrining

fitokimia meliputi fraksi heksan, fraksi metanol, klorofrom dan etil asetat

Selain melihat perubahan warna pada larutan terdapat juga metode skrining

fitokimia antara lain metode harborne (1987) dan metode ciulei (1984)

(Indrayani et al., 2006).

2.4 Metabolit Sekunder

Metabolisme dibagi menjadi dua jenis antara lain yaitu metabolisme

primer dan metabolisme sekunder. Dimana tumbuhan akan memproduksi

metabolit primer pada fase pertumbuhan, sedangkan pada metabolit

sekunder masih belum diproduksi atau hanya memproduksi senyawa pada

fase-fase pertumbuhan tertentu (fase stasioner) atau ketika metabolit

sekunder dibutuhkan (Najib, 2006).

Metabolit sekunder yaitu senyawa kimia yang memiliki berat molekul

rendah yang diproduksi oleh tanaman saat mengalami suatu tekanan (stress)

terhadap lingkungan atau patogen.Produksi metabolit sekunder ini

melalui reaksi yang berasal dari bahan organik primer baik berupa lemak,

protein maupun karbohidrat (Anggarwulan dan Solichatun, 2001). Senyawa

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

metabolit digolongkan menjadi beberapa jenis antara lain :

a. Flavonoid

Flavonoid adalah salah satu senyawa metabolit sekunder terbesar

dari golongan senyawa fenol yang terdapat dalam seluruh bagian

tanaman.Baik akar, batang, daun. Flavonoid memiliki sifat mudah larut

dalam pelarut yang bersifat polar seperti metanol, aseton, etanol dan

lain- lain, hal ini dikarenakan senyawa flavonoid bersifat polar dan

memiliki sejumlah gugus hidroksil. Senyawa flavonoid memiliki

kemampuan sebagai antibakteri, anti-inflamasi dan antioksidan.

Mekanisme kerja dari senyawa flavonoid yaitu menghambat fungsi

membran sel dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan

protein ekstraseluler yang merusak membran sel, sehingga

mengakibatkan keluarnya senyawa intraseluler bakteri tersebut (Arum

et al., 2012).

b. Tanin

Tanin adalah salah satu senyawa metabolit sekunder yang

berfungsi sebagai pemberi rasa pahit pada tumbuhan terdiri dari

senyawa polifenol yang larut dalam air. Senyawa tanin jika dilarutkan

dalam air akan membentuk suatu koloid dan apabila direaksikan dengan

alkaloid atau gelatin akan membentuk suatu endapan. Tanin memiliki

sifat yang tidak dapat membentuk kristal dan mampu mengendapkan

protein serta bersenyawa dengan protein tersebut. Tanin memiliki sifat

mudahlarut pada pelarut organik seperti metanol, aseton, etanol dan

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

lain-lain (Mukhriani, 2014).

Sebagian besar tanin tidak berbentuk (amorf) dengan berat molekul

yang tinggi dan tidak memiliki titik leleh.Warna senyawa tanin

tergantung dari sumber yang ditemukan ada yang berwarna putih

kekuningan dan ada juga yang berwarna cokelat terang, tanin memiliki

aroma yang khas dengan rasa pahit dan pekat. Tanin dapat mengalami

perubahan warna menjadi gelap jika tanin tersebut dibiarkan pada udara

terbuka atau terpapar cahaya matahari secara langsung(Ajizah, 2004).

Metode identifikasi senyawa tanin dapat dilakukan dengan cara uji

reaksi warnadan kromatografi. Senyawa tanin memiliki kemampuan

sebagai bakteriostatik dan fungistatik dengan mekanisme kerja melalui

inaktivasi enzim dan reaksi dengan membran sel. Jenis tanin ada dua

yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi (Ajizah,

2004).

c. Saponin

Saponin merupakan salah satu senyawa aktif yang dapat

membentuk busa stabil pada saat ekstraksi tumbuhan dan pada uji

skrining fitokimia saat dilakukan pengocokan. Dimana busa yang

dihasilkan tersebut terbentuk dikarenakan adanya glikosida yang

mampu membentuk busa dalam air dan terhidrolisis menjadi glukosa

(Sangiet al., 2008). Saponin memiliki ukuran berat molekul tinggi yang

tersusun dari gula yang terhubung triterpen atau steroid aglikon

(Santosa et al., 2018)

Senyawa saponin memiliki potensi dalam menghambat bakteri

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

dengan mekanisme penghambatannya mengganggu permeabilitas

membran sel bakteri dan membunuh sel. Akibat membran sel dapat

terganggu sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang dapat

mengakibatkan keluarnya komponen sel seperti asam nukleat, protein

dan nukleotida, sehingga dapat menyebabkan sel bakteri menjadi lisis

(Kurniawan dan Aryana, 2015).

d. Alkaloid

Alkaloid merupakan salah satu jenis senyawa aktif yang paling

banyak ditemukan dijaringan tumbuhan dan hewan, akan tetapi

senyawa ini sebagian besar berasal dari tumbuhan. Senyawa ini banyak

ditemukan pada bagian tumbuhan antara lain pada bunga, daun, akar

dan lain-lain. Alkaloid umumnya memiliki rasa pahit dan berwarna

putih atau transparan akan tetapi alkaloid juga bisa berwarna kuning.

Jenis alkaloid berdasarkan nitrogennya ada dua yaitu alkaloid

hitrosisklik dan non-hidrosiklik (Mukhriani, 2014).

Senyawa alkaloid bersifat basa dengan struktur berbentuk siklik

dimana alkaloid ini memiliki satu atau lebih atom hidrogen. Sebagian

alkaloid memiliki bentuk seperti kristal padatan dan sebagian lainnya

berbentuk cair. Alkaloid dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan

antara lain dapat memicu sistem saraf, mengurangi rasa sakit,

menaikkan tekanan darah, sebagai antimikroba, obat penyakit jantung,

obat penenang, dan lain-lain (Soemarie et al., 2013).

2.5 Fitokimia glodokan tiang (Polyalthia longifolia)

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Menurut penelitian (Malairajan et al., 2008) hasil uji fitokimia tanaman

glodokan tiang (P. longifolia) menunjukkan bahwa terdapat senyawa

alkaloid dan terpenoid sedangkan pada uji skrining kromatografi

menunjukkan hasil bahwa pada daun tanaman glodokan tiang terdapat

senyawa steroid,alkaloid,terpenoid, fenol dan flavonoid. Adapun senyawa

fitokimia dari isolasi tanaman glodokan tiang (P. longifolia) dapat dilihat

pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Senyawa fitokimia dari beberapa isolasi glodokan tiang (Polyalthia longifolia)

Sumber : (Jothy et al., 2013)

2.6 Antimikroba

2.6.1 Definisi Antimikroba

Senyawa Antimikroba merupakan obat yang digunakan untuk

menghambat pertumbuhan mikroba patogen yang dapat menyebabkan

infeksi pada manusia.Obat yang digunakan harus bersifat toksisitas

selektif artinya obat atau zat tersebut memiliki tingkat toksisitas

terhadap mikroorganisme sehingga dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganismeakan tetapi obat tersebut relatif tidak toksis terhadap

Page 28: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

hospes (Djide, 2008). Menurut Kusumawati (2016) berdasarkan sifat

toksisitas selektifnya, sifat senyawa antimikroba ada 3 yaitu :

a. Bakteriostatik, dimana senyawa antimikroba memberikan efek

terhadap mikroba dengan cara menghambat pertumbuhan

mikroba tetapi tidak membunuh mikroba tersebut hal ini

ditunjukkan dengan tidak adanya penambahan sel total dan

sel hidup meskipun adanya penambahan antimikroba pada fae

logaritmik

b. Bakteriosidal, dimana senyawa antimikroba memberikan efek

terhadap mikroba dengan cara membunuh sel tetapi tidak

mengalami pelisisan sel. Hal ini ditandai dengan menurunnya

jumlah sel hidup tetapi jumlah total tetap saat terjadi penambahan

antimikroba pada fase logaritmik

c. Bakteriolitik, senyawa antimikroba dapat menyebabkan pelisisan

sel atau pecahnya sel sehingga jumlah sel berkurang ataumenjadi

keruh ketika ditambah antimikrobia.

Page 29: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Gambar 2.3 Mekanisme Kerja Antibakteri (Giguereet al., 2013)

2.6.2 Mekanisme Kerja Antimikroba

Menurut Sulistyowati (2012) mekanisme kerja antimikroba

seperti yang terlihat pada gambar 2.3 terdapat empat mekanisme

yaitu:

a. Bersifat Sebagai Antimetabolit

Antimikroba bekerja dengan cara memblok tahap

metabolik spesifikmikroba, misalnya pada sulfonamida dan

trimetoprin. Sulfonamida menghambat pertumbuhan sel dengan

cara menghambat sintesis asam folatyang terdapat pada bakteri.

Sulfonamida memiliki struktur yang mirip dengan asam folat,

para amino benzoic acid (PABA), dimana cara kerjanya secara

kompetitif dengan enzim-enzim yang langsung mempersatukan

PABA sedangkan sebagianpteridin akan berubah menjadi asam

dihidropteroat. Dimana trimetoprin menurut struktur analog

pteridinnya dibagi oleh enzim dihidrofolat reduktase dan

bekerja sebagai penghambat kompetitif enzim sehingga dapat

mengurangi dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat (Sulistyowati,

2012).

b. Penghambatan Terhadap Sintesis Dinding Sel

Page 30: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Dalam proses ini antimikroba memiliki peran dalam

penghambatan sintesis maupun penghambatankerja enzim yang

dapat melisiskan dinding selmikroorganisme.Adapun kelompok

tersebut antara lain: sefalosporin, penisilin, sikloserin,

vankomisin dan basitrasin (Djide, 2008)

Dimana mekanismenya yaitu dengan mencegah ikatan

silang peptidoglikan pada fase akhir proses sintesis dinding

seldengan cara menghambat protein pengikat pada penisilin.

Dalam hal ini protein berperan sebagai enzimyang terdapat pada

membran plasma sel bakteri. Membran plasma tersebut terlibat

pada penambahan asam amino yang berikatan secara silang

dengan peptidoglikan dinding sel bakteri serta menghentikan

aktivasi enzim transpeptidase yangmembungkus ikatan silang

polimer- polimer gula panjang pembentuk dinding sel bakteri

sehingga dinding sel dapat mengalami kerapuhan dan

mengalam pelisisan(Pratiwi, 2008).

c. Penghambatan Fungsi Permeabilitas Membran Sel

Pada proses ini antimikroba berperan secara langsung pada

membran selyang mempengaruhi fungsi permeabilitas yang

dapat mengakibatkan senyawa intraseluler pada

mikroorganisme (bakteri) keluar. Dimana antimikroba akan

berinteraksi dengan sterol yang terdapat pada membran

sitoplasmasel jamur antara lain amfoterisin B dan nistatin, yang

kedua yaitu dengan cara merusakmembran sel pada bakteri

Page 31: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

gram negatif, misalnya kolistindan polimiksin (Pratiwi,2008).

d. Penghambatan Sintesis Protein

Proses penghambatan sintesis protein antimikroba

dilakukan untuk mempengaruhi kerja dari fungsi ribosom pada

mikroorganisme itu sendiri yang dapat mengakibatkan sintesis

protein terhambat. Dalam hal ini antimikroba dapat:

1) Berinteraksi dengan ribosom 30S, antimikroba dalam

kelompok ini yaitu aminoglikosida, tetrasiklin dan lain-

lain. Dimana aminoglikosida dapat mengakibatkan

penambahan sintesis protein awal yang kompleks, dapat

mengakibatkan adanya kesalahan penerjemahan tanda

mRNA sehingga menghasilkan polipeptida yang abnormal.

Sedangkan mekanisme kerja tetrasiklin yaitu dengan cara

menghambat terjadinya ikatan aminoasil-tRNA dengan

ribosom mRNA kompleks.

2) Berinteraksi dengan ribosom 50S, contohnya pada

linkomisin, kloramfenikol, eritromisin, klindamisin (Djide,

2008).

e. Penghambatan Asam Nukleat

Pada penghambatan asam nukleat, antimikroba berperan

dalam metabolisme asam nukleat. Salah satu contoh yaitu pada

rifampisin, dimana rifampisin akan melakukan proses

pengikatan dan penghambatan DNA dependent RNA

polimerase yang terdapat pada bakteri sedangkan pada kuinolon

Page 32: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

akan terjadi penghambatan DNA girase, dan pada metrinodazol

akan menghambat sintesisDNA. (Djide, 2008).

2.6.3 Uji aktivitas antimikroba

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan

aktivitas antimikrobaantara lain :

a. Metode dilusi cair atau padat

Dilakukan dengan cara mencampurkan obat antimikroba

tertentu pada media padat atau cair, kemudian media tersebut

ditanami bakteri atau jamur. Akan tetapi metode dilusi ini

jarang digunakan karena pengencerannya dilakukan di tabung.

Adapun keuntungan dari metode dilusi ini yaitu kita dapat

mengetahui jumlah kuantitatif yang menunjukkan jumlah

antibiotik yang diperlukan dalam menghambat

mikroorganisme yang diperiksa (Ariningsih, 2009).

b. Metode difusi

Metode difusi merupakan salah satu metode pengujian

aktivitas antibakteri yang paling sering digunakan. Dimana

prosedur kerja dari metode ini yaitu dengan cara memasukkan

bakteri dan kertas cakram yang telah direndam dengan

senyawa antibakteri ke dalam cawan yang berisi media agar

kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC. dimana senyawa

antibakteri tersebut akan mengalami difusi dari kertas cakram

menuju ke media agar. Senyawa antibakteri dikatakan efektif

jika di sekeliling kertas cakram terdapat zona hambat dan

Page 33: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

besarnya zona hambat tersebut dapat diukur menggunakan

jangka sorong (Pratiwi, 2008).

Pengukuran diameter zona hambat bertujuan

untuk menentukan seberapa peka bakteri terhadap antibiotik.

Zona hambat yang terbentuk ditandai dengan adanya zona

bening yang mengelilingi kertas cakram. Adapun tingkat

respon hambatan pertumbuhan bakteri terdapat beberapa

kategori pada tabel 2.1

Tabel 2.1 kategori Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona

Hambat

Respon Hambatan

0 Tidak ada

0-3 mm Lemah

3-6 mm Sedang

>6 mm kuat

Sumber : Pan et al. (2009)

2.7 Tinjauan Umum Tentang Staphylococcus aureus

Menurut Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology Second

Edition klasifikasi S.aureus adalah sebagai berikut :

Kingdom : Procaryota

Divisi : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus (Garrity, 2004)

Page 34: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Gambar 2.4 karakteristik S.aureus (Lenny, 2016)

S. aureus termasuk jenis bakteri gram positif berbentuk bulat

berkelompok yang menyerupai anggur.S. aureus dapat ditemukan secara

tunggal, berpasangan atau rantai kecil. S.aureus tumbuh subur pada

lingkungan yang kayaoksigen karena bakteri ini termasuk jenis bakteri

aerob. Ketika tumbuh pada media nutrient agar dan diinkubasi selama 24

jam koloni dari bakteri S.aureus terlihat berbentuk bundar, halus,cembung,

mengkilat, opak (buram), dengan diameter 2-4 mm hal ini dapat dilihat pada

gambar 2.4. Staphylococcus tumbuh dengan baik pada suhu 37ºC pada

pembenihan kaldu sedangkan batas suhu pertumbuhan dari bakteri

Staphylococcus itu sendiri yaitu 15ºC dan 40ºC, sedangkan untuk suhu

pertumbuhan optimum Staphylococcus itu sendiri yaitu 35ºC (Sulistyawati,

2012).

S. aureus adalah salah satu jenis bakteri patogen dimana bakteri ini

dapat menyebabkan penyakit hal ini dikarenakan bakteri Staphylococcus

mempunyai kemampuan dalam melakukan pembelahan dan cepat menyebar

luas dalam jaringan sehingga dapat menyebabkan penyakit pada hewan

maupun manusia. S. aureus merupakan bakteri flora normal yang terdapat

pada kulit dan selaput lendir manusia dimana terdapat tanda- tanda yang

khas yaitu peradangan dan pembentukan abses pada jaringan tubuh yang

terinfeksi oleh S. aureus (Dianasari, 2009).

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri S. aureus antara lain

pneumonia,meningitis, endokarditis, dan infeksi kulit. Sedangkan untuk

anttibiotik yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan S. aureus

Page 35: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

antara lain ampisilin, penisilin, tetrasiklin, kloksasilin, sefalosporin,

vankomisin, dan metisilin (Dianasari, 2009).

2.8 Tinjauan Umum Tentang Candida albicans

Menurut Berkhout (1996) klasifikasi C. albicans adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Class : Saccharomyces

Order : Saccharomycetales

Family : Metschnikowiaceae

Genus : Candida

Species : Candida albicans (Robin) Berkhout

Gambar 2.5 Mikrograf fluorensesi C. albicans dewasa (Braga et al., 2008)

C.albicans adalah salah satu jamur yang berbentuk lonjong, dan

bertunas. C. albicans menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan

maupun dalam jaringan. Jamur ini merupakan salah satu anggota flora

normal yang terdapat pada selaput mukosa saluran pernafasan,

saluranpencernaan dan genital wanita (Ariningsih, 2009).

Pada gambar 2.5 menunjukkan bahwa C. albicans merupakan salah

satu jenis jamur dimorfik hal ini dikarenakan jamur tersebut memiliki

kemampuantumbuh dengan dua bentuk yang berbeda yaitu berbentuk sel

tunas yang akan berkembang menjadi blastospora danmenghasilkan

Page 36: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk dari jamur

tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal. Selblastospora pada jamur ini

berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong denganukuran 2-5 μx 3-6 μ

hingga 2-5,5 μ x 5-28 μ.C. albicans memiliki variasi pH yang luas, akan

tetapi pH pertumbuhan yang lebih baik untuk jamur C. albicans yaitu antara

4,5-6,5. C. albicans dapat menimbulkan beberapa penyakit antara lain

infeksi mulut (sariawan), vulvo vaginitis dan kandidiasis (Ariningsih,

2009).

Page 37: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental laboratory yang bertujuan

untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak daun glodokan tiang (P.

longifolia) terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan jamur C. albicans.

Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan variasi konsentrasi ekstrak yang dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1 Tabel Perlakuan

Ulangan Perlakuan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

1 P11 P21 P31 P41 P51 P61 P71 P81 P91 P101

2 P12 P22 P32 P42 P52 P62 P72 P82 P92 P102

3 P13 P23 P33 P43 P53 P63 P73 P83 P93 P103

Keterangan:

P1 : Kontrol negatif (larutan DMSO) 20%

P2 : Kontrol positif bakteri menggunakan antibotik chloramfenikol

100,000 ppm dan jamur menggunakan antifungi nistatin 100,000

ppm

P3 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang muda 10,000 ppm

P4 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang muda 20,000 ppm

P5 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang muda 40,000 ppm

P6 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang muda 80,000 ppm

P7 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang tua 10,000 ppm

Page 38: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

P8 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang tua 20,000 ppm

P9 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang tua 40,000 ppm

P10 : Konsentrasi ekstrak daun glodokan tiang tua 80,000 ppm

Untuk mengetahui ulangan yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dihitung menggunakan rumus Federer (Dahlan, 2011) yaitu:

Keterangan:

t = jumlah perlakuan

n = jumlah ulangan

Jadi, jumlah ulangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (t-1)

(n-1) ≥ 15

(10-1) (n-1) ≥ 15

n-1 ≥ 15/9

n ≥ 1,6 + 1 = 2,6

Maka, masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3

kali ulangan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan November hingga April 2020

di Laboratorium Terintegrasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2

(t-1) (n-1) ≥ 15

Page 39: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Laminar Air Flow (LAF), autoklaf, jangka sorong/penggaris, gelas

beker, cawan petri, Hot plate, gelas ukur, erlenmeyer, oven, batang

pengaduk, pinset, korek api, corong, vortex, mikropipet, tip

,mikrotube, rak tabung reaksi, neraca analitik, tabung reaksi dan

bunsen

No. Kegiatan Bulan

Juni November Desember April Mei Juni

1. Penyusunan proposal

dan seminar skripsi

a. Tahap persiapan

2. b. Persiapan alat dan

bahan

c. Sterilisasi alat dan

bahan

3. Tahap pelaksanaan

a. Pembuatan ekstrak

b. Uji skrinning

fitokimia ekstrak

c. Pembuatan larutan

stok dan

pengenceran

d. Pengujian aktivitas

antimikroba

e. Pengamatan dan

pengumpulan data

hasil

f. Analisis data

4. Tahap penyusunan

skripsi

5. Sidang skripsi

Page 40: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

3.3.2 Bahan

Daun glodokan tiang, media Manitol Salt Agar (MSA), media

PDA, media Muller Hinton Agar (MHA), biakan bakteri S. aureus,

biakan jamur C. albicans, etanol 96%, kapas, aquades, plastik wrap,

kertas cakram, kertas saring, spirtus, aquades steril, larutan DMSO

10%, antibiotik chloramfenikol 10%, nistatin 10%, alkohol 70%, HCl,

H2O4, FeCl 1% ,reagen wagnerdan reagen dragendrof

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel bebas: Ekstrak daun glodokan tiang muda dengan variasi

konsentrasi 10,000 ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm, 80,000 ppm dan

ekstrak daun glodokan tiang tua dengan variasi konsentrasi 10,000

ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm, 80,000 ppm.

3.4.2 Variabel terikat: Diameter zona hambat.

3.4.3 Variabel kontrol: Jenis bakteri, jenis jamur, suhu inkubasi dan waktu

inkubasi, ukuran kertas cakram.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Identifikasi tanaman

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari

Desa Turi tepatnya di jalan gang masjid Rt 04 Rw 01. Identifikasi

tanaman dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencocokkan

atau menyamakan ciri morfologi tumbuhan dengan mengacu pada

buku Morfologi Tumbuhan karangan gembong tjitrosoepomo 2016.

Page 41: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

3.5.2 Pembuatan simplisia

Pada pembuatan simplisia daun glodokan tiang menggunakan dua

jenis daun yaitu berwarna hijau muda yang terletak pada urutan daun

ke 3-5 dari ujung ranting dan daun glodokan tua yang berwarna hijau

gelap yang terletak pada urutan daun ke 6-8 dari ujung ranting.

Pembuatan simplisia dimulai dengan mengambil daun sebanyak 340

gr untuk daun glodokan tiang muda dan sebanyak 368 gr daun

glodokan tiang tua. Setelah itu cuci hingga bersih dan dipotong

menjadi kecil-kecil kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu

50ºC. Setelah sampel kering dihaluskan dengan blender dan di ayak

menggunakan mesh 60.

3.5.3 Proses ekstraksi daun glodokan tiang (P. longifolia)

Simplisia yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 200 gr

menggunakan neraca analitik pada masing-masing sampel.

Selanjutnya sampel tersebut diekstraksi secara maserasi yaitu

direndam dalam pelarut etanol 96% sebanyak 800 ml selama 72 jam

ditempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung dengan sesekali

pengadukan.

Proses maserasi ini dilakukan sebanyak dua kali. Selanjutnya

hasil dari proses tersebut disaring untuk memisahkan antara filtrat dan

residunya. Kemudian filtrat diupkan dengan rotary evaporator untuk

memisahkan pelarutnya sehingga didapatkan ekstrak kental daun

glodokan tiang. Setelah itu dilakukan proses pembuatan larutan stok

Page 42: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

dan proses pengenceran sesuai konsentrasi yang dibutuhkan yaitu

10,000 ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm dan 80,000 ppm, dengan

menggunakan dimethylsulfoxide (DMSO) 20% (Rengku et al.,

2017).

3.5.4 Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder Ekstraketanol Daun

Glodokan Tiang (P. longifolia)

Uji skrining fitokimia dilakukan dengan tujuan untuk menguji

ada tidaknya senyawa terpenoid, alkaloid, tanin, flavonoid dan

saponin yang terdapat pada ekstrak etanol daun glodokan tiang (P.

longifolia).

a. Uji Flavonoid

Sebanyak 0,5 ml ekstrak daun glodokan tiang ditambahkan 3

tetes larutan FeCl 1%. Apabila terjadi perubahan warna pada

sampel menjadi warna hijau, merah, hitam pekat, biru atau ungu

maka sampel tersebut positif mengandung senyawa flavonoid

(Abdillah et al., 2018).

b. Uji terpenoid

Sebanyak 0,5 ml ekstrak daun glodokan tiang ditambahkan

1 ml H2SO4 ke dalam tabung reaksi. Apabila warnanya berubah

menjadi merah jingga atau ungu kecoklatan menandakan sampel

tersebut mengandung senyawa triterpenoid. Sedangkan jika warna

yang dihasilkan mengalami perubahan menjadi warna hijau

kebiruan berarti menandakan ekstrak tersebut mengandung

senyawa steroid (Syafitri et al., 2014).

Page 43: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

c. Uji Tanin

Sebanyak 0,5 ml ekstrak daun glodokan tiang ditambahkan 3

tetes FeCl 1%. Apabila warnalarutan yang dihasilkan berubah

menjadi warna hijau kehitaman, biru, ungu, biru tua atau

kehitaman, maka sampell tersebut dinyatakan positif

mengandung senyawa tanin (Sangi et al., 2008).

d. Uji Saponin

Sebanyak 2 ml ekstrak daun glodokan tiang ditambahkan 2

ml air panas kemudian dikocok dengan kuat secara vertikal.

Apabila pada larutan tersebut terbentuk gelembung permanen,

maka sampel tersebut dinyatakan positif mengandung senyawa

saponin (Afriani et al., 2017).

e. Uji Alkaloid

Sebanyak 0,5 ml ekstrak daun glodokan tiang ditambahkan 3

tetes larutan wagner. Apabila pada larutan terbentuk endapan

yang berwarna coklat atau jingga pada bagian dasar tabung reaksi,

menandakan bahwa sampel tersebut dinyatakan mengandung

senyawa alkaloid (Risky dan Suyanto,2014).

f. Uji Fenol

Kedua ekstrak ditimbang sebanyak 30 mg kemudian

diasukkan ke dala tabung reaksi dan tetesi dengan larutan FeCl%

sebanyak 10 tetes atau sampai berubah warna. Sampel dikatakan

Page 44: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

mengandung senyawa fenol jika pada uji tersebut menunjukkan

perubahan warna menjadi hijau, merah, hitam pekat, biru ataupun

ungu pada larutan (Nur & Rahmawati,2019).

3.5.5 Sterilisasi Alat dan Media

Pensterilan alat dan media dilakukan menggunakan autoklaf

dengan suhu 121ºC selama 15 menit. Sebelum dilakukan steriliasi

semua alat yang digunakan dicuci terlebih dahulu kemudian

dibungkus kertas (Mujipradhanet al., 2018).

3.5.6 Pembuatan Larutan Kontrol Positif

Dalam penelitian ini menggunakan dua kontrol positif yaitu

chloramfenikol dan nistatin adapun cara membuat larutan

kloramfenikol 100,000 ppm dan nistatin 100,000 ppm yaitu dengan

cara timbang serbuk kloramfenikol dan serbuk nitatin masing-maing

sebanyak 1000 mg dengan timbangan analitik kemudian dilarutkan

dengan aquades sebanyak 10 ml.

3.5.7 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak

Ekstrak dari daun muda dan tua glodokan tiang (Polyalthia

longifolia) yang telah jadi dibuat larutan stok 80,000 ppm sebanyak

100 ml, kemudian dibuat variasi konsentrasi ekstraknya yang terdiri

dari konsentrasi 10,000 ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm dan 80,000

ppm. Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak dilakukan menggunakan

rumus pengenceran berikut ini (Saridewi et al., 2017):

V1. M1 = V2. M2

Page 45: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Keterangan:

V1 = Volume larutan ekstrak etanol 96% yang dibuat (ml)

M1 = Konsentrasi ekstrak etanol 96% yang diambil (mg/ml)

V2 = Volume larutan yang akan dibuat (ml)

M2 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat (mg/ml)

3.5.8 Pembuatan Media Peremajaan Bakteri dan jamur

Media yang digunakan dalam peremajaan bakteri S. aureus

yaitu media MSA sedangkan pada C. albicans menggunakan media

PDA. Masing-masing media di timbang sebanyak 5 gram untuk

media MSA dan 1,56 gram untuk media PDA kemudian pada

masing-masing media tersebut dilarutkan menggunkan aquades

sebanyak 40 ml pada erlenmeyer. Masing-masing larutan aduk

hingga rata kemudian larutan tersebut dipanaskan menggunakan hot

plate hingga mendidih. Selanjutnya kedua media tersebut dituang ke

dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml dan tutup mulut

tabung reaksi dengan kapas dan aluminium foil Kemudian media

disterilkan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu

121ºC. Setelah steril media diletakkan pada posisi miring ± 45º

hingga memadat.

3.5.9 Peremajaan Bakteri dan Jamur Uji

Bakteri uji S. aureus diinokulasi pada media NA miring

dengan cara mengambil biakan kultur murni S. aureus sebanyak 1

ose secara aseptis pada Laminar Air Flow (LAF). Kemudian

Page 46: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC (Anita et al., 2014).

Sedangkan peremajaan C. albicans dilakukan dengan cara

mengambil satu ose biakan murni jamur C. albicans kemudian

ditanam pada media miring setelah itu diinkubasi selama 18-24

jam pada suhu 37ºC hingga di dapatkan koloni jamur C. albicans

(Sambodo dan Yani, 2020).

3.5.10 Pembuatan Suspensi Bakteri dan jamur

Pembuatan suspensi bakteri dan jamur diawali dengan cara

bakteri diencerkan dengan cara mencampurkan 1 ose biakan

bakteri Staphylococcus aureus dalam larutan fisiologis NaCl 0,9%

dan dihomogenkan. Kemudian dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 0,5 Mc Farland. Dimana larutan standar Mc

Farland 0,5 ekuivalen dengan suspensi sel bakteri dengan

konsentrasi 1,5 x 108 CFU/ml. kekeruhan ini sesuai dengan standar

suspensi bakteri uji (Umarudin et al., 2018).

Sedangkan pada jamur C. albicans dilakukan dengan cara

mencampurkan 1 ose biakan jamur C. albicans dalam larutan

fisiologis NaCl 0,9% hingga kekeruhannya sama dengan Standar

Mc Farland 0,5 atau 1,5 x 106 CFU/ml (WHO, 2009).

3.5.11 Pembuatan Media Uji Aktivitas Antimikroba

Media yang digunakan untuk uji aktivitas antimikroba yaitu

media MHA.Adapun cara pembuatan media yaitu dengan cara

menimbang media MHA sebanyak 15,2 gram kemudian dilarutkan

dengan aquades sebanyak 400 ml dalam erlenmeyer. Kemudian di

Page 47: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

goyang-goyang hingga homogen dan dipanaskan hingga mendidih.

Selanjutnya mulut erlenmeyer ditutup dengan kapas dan

aluminium foil dan langkah selanjutnya yaitu media tersebut

disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121ºC selama 15

menit. Setelah media steril, media dituang ke dalam cawan petri

sebanyak 25 ml per cawan petri.

3.5.12 Pengujian Aktivitas Antimikroba

Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan cara

menuangkan sebanyak 1 ml suspensi bakteri S. Aureus ataupun

jamur C. albicans pada cawan petri kemudian tambahkan media

MHA sebanyak 20 ml per cawan dan tunggu hingga media

memadat. Setelah media memadat celupkan kertas cakram dengan

ekstrak daun glodokan tiang pada konsentrasi yang berbeda-beda,

larutan DMSO 20% (200,000 ppm), pada larutan kloramfenikol

100,000 ppm dan larutan nistatin 100,000 ppm selama selama ±

5 menit kemudian letakkan kertas cakram dipermukaan media.

Selanjutnya media tersebut diinkubasi selama 24 jam untuk media

pengujian aktivitas bakteri S. aureus dan proses inkubasi dilakukan

2x24 jam untuk media pengujian aktivitas C. albicans pada suhu

37ºC kemudian amati dan ukur zona hambat yang terbentuk.

3.5.12 Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan dan pengolahan data dilakukan setelah proses

inkubasi yang dilakukan dengan mengamati dan mengukur

diameter zona hambat yang terbentuk di sekeliling kertas cakram.

Page 48: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

Terdapat beberapa kategori ukuran diameter zona hambat yaitu 0

tidak ada zona hambat, lemah (0-3 mm), sedang memiliki diameter

sekitar 3-6 mm, kuat dengan diameter zona hambat >6 mm (Pan

et al., 2009).

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh berupa diameter zona hambat selanjutnya

dianalisis menggunakan uji One Way Anova. Langkah awal yang dilakukan

sebelum uji One Way Anova yaitu uji normalitas untuk normalitas distribusi

data yang diteliti menggunakan uji Kolmogorov smirnov, serta uji

homogenitas mengunakan uji levene testuntuk mengetahui bahwa seluruh

data mempunyai varians yang sama (homogen). Jika data normal dan

homogen, maka dilanjutkan uji One Way Anova. Jika nilai P < 0,05, maka

H0 ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan antar perlakuan, sehingga

dapat dilanjutkan uji post hoc dengan menggunakan uji Dunchan Multiple

Range Test (DMRT).

Page 49: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ektraksi Daun Glodokan Tiang ( Polyalthia longifolia )

Daun glodokan tiang (Polyalthia longifolia) yang digunakan dalam

penelitian yaitu daun muda dan daun tua, daun muda memiliki warna hijau

kecoklatan sedangkan daun tua memiliki warna hijau pekat. Perbedaan

warna daun tersebut dikarenakan adanya perbedaan kandungan pigmen

daun yaitu pigmen klorofil (Sumenda et al, 2016). Proses ekstraksi

dilakukan dengan mengggunakan pelarut etanol 96%. Alasan menggunakan

pelarut etanol 96% sebagai pelarut maserasi dikarenakan etanol 96%

merupakan pelarut yang bersifat polar, sehingga efektif dalam menarik

senyawa aktif nonpolar sampai polar pada serbuk daun (Hikma dan

Ardiansyah, 2018).

Hasil ekstraksi daun glodokan dapat dilihat pada gambar 4.1 ekstrak

daun muda memiliki warna coklat kehitaman dengan tekstur kental yang

mengkilap sedangkan hasil ekstrak daun tua berwarna hijau kehitaman

dengan tekstur kental.

Gambar 4.1 Hasil ekstraksi ekstrak etanol daun glodokan tiang, (A) ekstrak daun muda,

(B) ekstrak daun tua (Dokumentasi pribadi,2021)

A B

Page 50: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

Tabel 4.1 Rendemen ekstrak daun glodokan tiang

Ekstrak daun muda dan daun tua memiliki warna yang berbeda, hal ini

dikarenakan daun muda memiliki kandungan klorofil yang lebih sedikit

dibandingkan daun tua kemudian pada saat proses pengeringan maupun

evaporasi kandungan klorofil yang terdapat pada daun mengalami degradasi

sehingga ekstrak daun muda yang dihasilkan tidak mengandung warna

hijau melainkan warna coklat kehitaman sedangkan pada daun tua memiliki

kandungan klorofil yang lebih tinggi sehingga ekstrak yang dihasilkan

berwarna hijau kehitaman. Pernyataan di atas sesuai dengan Sumenda et al.

(2011), yang menyatakan bahwa kandungan klorofil pada daun warna hijau

tua 72% lebih besar daripada daun warna hijau muda. Hal ini disebabkan

karena adanya perbedaan kadar klorofil yang terkandung pada setiap tingkat

perkembangan daun. Kandungan klorofil pada daun muda masih berupa

protoklorofil sedangkan pada daun tua berwarna menjadi hijau dikarenakan

Simplisia Berat serbuk

(gram)

Berat ekstrak

kental (gram)

Rendeme n

(%)

Warna

ekstrak Tekstur

Daun muda 200 45 22,5 Coklat

kehitaman

Kental

mengkilap

Daun tua 200 31 15,5 Hijau

kehitaman Kental

Page 51: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

mengalami transformasi protoklorofil.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada proses ekstraksi menghasilkan

ekstrak kental daun muda glodokan tiang sebesar 45 gram dengan nilai

rendemen 22.5% dan daun tua glodokan tiang sebesar 31 gram dengan nilai

rendemen 15.5%. Perbedaan hasil rendemen yang dihasilkan antara ekstrak

daun muda dengan ekstrak daun tua kemungkinan dipengaruhi oleh

lamanya waktu pengeringan dan kurang sempurnanya proses pengeringan

simplisia sehingga kadar air tidak dapat menguap secara sempurna serta

kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun muda

lebih banyak dibandingkan daun tua sehingga nilai rendemen yang

dihasilkan lebih besar daun muda dibandingkan daun tua. Hal ini sesuai

dengan penelitian Achakzai et al. (2009) pada beberapa daun tanaman yang

menunjukkan bahwa pada daun muda memiliki kandungan metabolit

saponin dan alkaloid yang lebih tinggi dibandingkan daun tua dan

cenderung berkurang seiring bertambahnya usia daun. Selain itu, perbedaan

nilai rendemen yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh lamanya waktu

ekstraksi, suhu dan lama pengeringan ( Husni et al., 2014).

Hasil rendemen yang dihasilkan dalam penelitian ini lebih kecil

daripada penelitian sebelumnya, dimana pada penelitian yang dilakukan

Soemarie et al. (2018) hasil rendemen ekstrak etanol daun glodokan tiang

dari 200 gram serbuk simplisia dengan berat ekstrak kental 49,42 gram yaitu

sebesar 24,71% dengan warna ekstrak hijau tua atau kehitaman. Perbedaan

tersebut kemungkinan disebabkan adanya perbedaan tempat tumbuh

tanaman, suhu, iklim, kecepatan angin, kandungan organik pada tanah serta

Page 52: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

bagian tanaman yang digunakan.

4.2 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Glodokan Tiang

Pada penelitian ini dilakukan uji fitokimia dengan tujuan mengetahui

kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak daun glodokan

tiang baik muda maupun tua. Parameter perubahan warna yang terjadi

disesuaikan dengan literatur yang ada.

Berdasarkan hasil uji fitokimia tersebut menunjukkan bahwa sampel

ekstrak etanol daun muda dan daun tua glodokan tiang memiliki kandungan

senyawa fenol, flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin akan tetapi tidak

terdapat kandungan senyawa terpenoid dan steroid. Ringkasan hasil uji

fitokimia disajikan pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Skrining Fitokimia

Keterangan : (-) negatif , (+) positif

Hasil positif uji flavonoid dapat dilihat pada gambar 4.2 dimana pada hasil

tersebut menunjukkan adanya perubahan warna larutan ekstrak menjadi hitam pekat.

uji adanya flavonoid pada penelitian ini menggunakan larutan FeCl3- 1%.

Uji fitokimia Pereaksi Hasil

Perubahan warna

Daun

muda

Daun tua

Flavonoid FeCl 1% Hitam pekat + +

Triterpenoid H2SO4 merah jingga

atau ungu kecoklatan

- -

Steroid hijau kebiruan - -

Tanin FeCl 1% Hijau kehitaman + +

Saponin Air Panas +

HCl

Terbentuk busa + +

Alkaloid Dragendrof Merah bata + +

Wagner Endapan coklat + +

Mayer Endapan putih + +

Fenol FeCl 1% Hitam pekat + +

Page 53: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

Perubahan warna larutan ekstrak disebabkan disebabkan karena adanya

interaksi antara senyawa fenol dengan ion Fe3+ yang akan membentuk

senyawa kompleks (Artini, et al.,2013).

Gambar 4.2 Hasil uji flavonoid (A) ekstrak daun muda dan (B) ekstrak daun

tua (Dokumentasi pribadi,2021)

Hasil uji terpenoid dan steroid untuk masing –masing sampel ekstrak daun

glodokan tiang menunjukkan hasil negatif hal ini ditandai dengan tidak adanya

perubahan warna larutan ekstrak menjadi merah jingga atau ungu kecoklatan

pada uji triterpenoid dan warna hijau kebiruan pada uji steroid hal ini dapat

dilihat pada gambar 4.3. Mekanisme reaksi uji terpenoid dan steroid didasari

oleh kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid dalam membentuk warna

dengan tambahan H2SO4- dalam pelarut asam asetat anhidrid (gambar 4.4).

Perbedaan warna yang dihasilkan baik triterpenoid dan streoid disebabkan

adanya perbedaan gugus atom C-4 pada masing-masing senyawa (Marliana

&

A B

Page 54: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

Gambar 4.3 Hasil uji terpenoid dan steroid (A) ekstrak daun muda, (B) ekstrak daun tua, (C) uji

steroid ektrak daun muda dan (D) uji steroid ekstrak daun tua (Dokumentasi pribadi,2021)

Adapun reaksi kimia yang terjadi seperti dalam gambar 4.4

Gambar 4.4 Mekanisme reaksi uji triterpenoid dan steroid

(Habibi et al., 2018 )

Hasil uji tanin untuk masing –masing sampel ekstrak daun glodokan tiang

menunjukkan hasil positif hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna larutan

ekstrak menjadi warna biru tua atau biru kehitaman pada ekstrak daun

glodokan tiang setelah ditambahkan dengan FeCl3- 1%. Perubahan warna

larutan ekstrak disebabkan disebabkan karena adanya interaksi antara

senyawa fenol dengan ion Fe3+ yang akan membentuk senyawa kompleks.

A B C D

Page 55: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

Gambar 4.5 Hasil uji tanin (A) ekstrak daun muda dan (B) ekstrak daun tua

(dokumentasi pribadi,2021)

Adapun mekanisme reaksi yang terjadi dapat dilihat pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Mekanisme reaksi uji tanin dengan FeCl3 (Sa’adah, 2010).

Hasil uji saponin (gambar 4.7) menunjukkan bahwa masing –masing sampel

ekstrak daun glodokan tiang positif saponin yang ditandai dengan timbulnya buih

pada larutan setelah ditambahkan air panas dan HCL. Hal ini menunjukkan

bahwa ekstrak mengandung glikosida yang memiliki kemampuan dalam

membentuk buih pada air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa

lainnya.

A B

Page 56: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

Gambar 4.7 Hasil uji saponin (A) ekstrak daun muda dan (B) ekstrak daun tua

(dokumentasi pribadi,2021)

Reaksi yang terjadi saat uji saponin ditunjukkan pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Mekanisme reaksi uji saponin

(Nugrahani, 2015)

Hasil positif pada uji alkaloid ditandai dengan adanya endapan putih saat

ditambahkan reagen mayer adapun hasil uji alkalod dapat dilihat pada

gambar 4.9. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid, hal ini dikarenakan

senyawa alkaloid mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan

elektron bebas yang dapat membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion

logam. Nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari

A B

Page 57: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid

(Marliana, 2005)

Gambar 4.9 Hasil uji mayer (A) ekstrak daun muda dan (B) ekstrak daun tua

(Dokumentasi pribadi,2021)

Reaksi yang terjadi dengan pereaksi Meyer ditunjukkan pada gambar 4.5

Gambar 4.10 Mekanisme reaksi uji alkaloid mayer (Nugrahani, 2015)

Hasil positif alkaloid dengan menggunakan reagen Dragendorff

ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning jingga.

Endapan tersebut adalah kalium alkaloid. Hal ini dikarenakan kalium

alkaloid memiliki Atom nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan

kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam (Marliana, 2005).

A B

Page 58: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

Gambar 4.11 Hasil uji alkaloid dragendrof (A) ekstrak daun muda dan (B) ekstrak daun

tua (dokumentasi pribadi,2021)

Adapun mekanisme reaksi uji Dragendorff ditunjukkan pada Gambar 4.12

Gambar 4.12 Mekanisme reaksi uji alkaloid dragendrof

(Nugrahani, 2015)

Hasil positif pada uji fenol dapat dilihat pada gambar 4.13. hasil positif fenol

ditandai dengan adanya perubahan warna larutan ekstrak menjadi hitam pekat. Fe3+

dapat mengikat 6 pasang electron bebas. Perubahan warna larutan ekstrak

disebabkan karena adanya interaksi antara senyawa fenol dengan ion Fe3+

yang akan membentuk senyawa kompleks.

A B

Page 59: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

Gambar 4.13 Hasil uji fenol (A) ekstrak daun muda dan (B) ekstrak daun tua

(dokumentasi pribadi,2021)

Menurut Nugrahani, (2015) Reaksi yang terjadi dinyatakan sebagai

berikut: FeCl3-(aq) + 6 ArOH(s) = 6H+ + 3Cl-+[Fe(Oar)6]3-(aq)

Hasil penelitian kandungan senyawa metabolit ekstrak etanol daun

glodokan sesuai dengan penelitian yang dilakukan Soemarie et al. (2018)

yang menyatakan bahwa ekstrak etanol daun glodokan tiang mengandung

senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin akan tetapi, tidak

mengandung terpenoid dan steroid. Hal ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pal et al., (2016) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun

glodokan tiang terdapat senyawa steroid dan tidak terdapat senyawa

alkaloid. Adanya perbedaan hasil penelitian kandungan senyawa pada suatu

sampel biasa terjadi hal ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan dari

segi faktor lingkungan baik tanah, udara, iklim maupun suhu dan penggunaan

pelarut yang digunakan juga sangat mempengaruhi kandungan senyawa

pada sampel. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Fatmawati (2019), bahwa

senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan akan terbentuk secara baik dan

B A

Page 60: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

optimal jika nutrisi dan syarat-syarat tumbuh terpenuhi dengan baik seperti

tanah, iklim, suhu, mineral.

Syarat tumbuh tanaman sangat berpengaruh terhadap produksi

senyawa metabolit salah satunya suhu, perbedaan suhu setiap rentang

ketinggian tempat tanaman tumbuh dapat menyebabkan proses metabolisme

pada suatu tanaman berbeda, sehingga produksi metabolisme sekunder pun

berbeda meskipun spesies tanaman yang digunakan dalam penelitian sama

(Maghfiroh,2017).

4.3 Uji aktivitas Antimikroba ekstrak etanol daun glodokan tiang

(Polyalthia longifolia ) terhadap bakteri Staphyloccoccus aureus dan

jamur Candida albicans

4.3.1 Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan tiang terhadap

bakteri Staphyloccoccus aureus

Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi

cakram dengan konsentrasi yang berbeda-beda setiap perlakuan. Hasil

uji aktivitas antibakteri ekstrak daun muda dan daun tua glodokan

tiang dapat dilihat pada gambar 4.14.

Page 61: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

Gambar 4.14 hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun glodokan

tiang terhadap bakteri Staphylococcus aureus, (a) DMSO 20%

(b) kloramfenikol 10% (c) 10,000 ppm ekstrak daun muda, (d) 20,000 ppm

ekstrak daun muda, (e) 40,000 ppm ekstrak daun muda, (f) 80,000 ppm ekstrak

daun muda, (g) 10,000 ppm ekstrak daun tua, (h) 20,000 ppm ekstrak daun tua,

(i) 40,000 ppm ekstrak daun tua, (j) 80,000 ppm ekstrak daun tua

(Dokumnetasi pribadi, 2021)

Hasil uji semua ekstrak glodokan tiang menghasilkan zona

bening yang berarti semua ekstrak glodokan tiang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Data diameter zona

hambat antibakteri ekstrak etanol daun muda dan daun tua glodokan

tiang (Polyalthia longifolia) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

dapat dilihat pada tabel 4.3

( a ) ( b ) ( c )

( g

)

( h

) ( f

) ( e )

( d )

( I

)

( j )

Page 62: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

Tabel 4.3 Rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol daun glodokan tiang

terhadap bakteri S.aureus

KeterangaKeterKeketerangan: berdasarkan uji DMRT angka yang diikuti

huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5%

Berdasarkan data yang didapat pada tabel 4.3 menunjukkan

bahwa masing-masing ekstrak etanol daun glodokan tiang memiliki

rata-rata diameter zona hambat yang berbeda-beda. Ekstrak daun

muda dengan konsentrasi 10,000 ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm dan

80,000 ppm memiliki diameter zona hambat dengan rata-rata sebesar

5,57 mm, 7,75 mm, 9,68 mm dan 11,17 mm. Pada ekstrak daun tua

rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan yaitu sebesar 1,13

mm, 3,52 mm, 6,3 mm dan 7,33 mm. Pada perlakuan kontrol (-)

DMSO 20% tidak menunjukkan adanya aktivitas antimikroba

sedangkan pada perlakuan kontrol (+) kloramfenikol 100,000 ppm

rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan sebesar 31.85 mm

Perlakuan Rata-rata diameter

(mm) ± SD Kategori

P1 (DMSO 20%) 0 ± 0 a Tidak ada

P2 (Kloramfenikol 10% ) 31,85 ± 1,60 g Kuat

P3 ( 10,000 ppm daun muda) 5,57 ± 0,32 cd Sedang

P4 ( 20,000 ppm daun muda) 7,75 ± 1,32 de Kuat

P5 (40,000 ppm daun muda ) 9,68 ± 2,54 ef Kuat

P6 (80,000 ppm daun muda) 11,17 ± 1,68 f Kuat

P7 ( 10,000 ppm daun tua ) 1,13 ± 0,99 a Lemah

P8 ( 20,000 ppm daun tua ) 3,52 ± 1,64 ab Sedang

P9 (40,000 ppm daun tua ) 6,30 ±2,64 bc Kuat

P10 ( 80,000 ppm daun tua) 7,33 ± 1,78 bcd Kuat

Page 63: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

sedangkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Maghfirah et al. (2019) diameter antibiotik kloramfenkol 100,000

ppm menghasilkan diameter zona hambat sebesar 22,20 mm.

Besarnya nilai diameter yang terbentuk pada antibiotik

kloramfenikol menunjukkan bahwa antibiotik seperti kloramfenikol

memiliki aktivitas antibakteri yang bersifat bertahan. Antibiotik

kloramfenikol memiliki spektrum yang luas atau dapat dikatakan

bahwa abtibiotik ini memiliki kemampuan dalam menghambat

pertumbuhan baik dari bakteri gram positif maupun dari bakteri gram

negatif (Zakiyah et al., 2015). Tidak adanya aktivitas antibakteri pada

kontrol negatif DMSO 20% menunjukkan bahwa DMSO merupakan

pelarut organik dan tidak bersifak bakterisidal sehingga tidak dapat

menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus (Assidqi et al., 2012).

Kategori zona hambat yang terbentuk bermacam-macam dari

yang lemah sampai kuat. Pada ekstrak daun muda konsentrasi 20,000

ppm, 40,000 ppm dan 80,000 ppm termasuk dalam kategori kuat hal

ini dikarenakan nilai diameter zona hambat yang dihasilkan lebih

besar dari 6 mm setelah dikurangi diameter paper disc sedangkan pada

konsentrasi 10,000 ppm termasuk dalam kategori sedang. Diameter

zona hambat pada konsentrasi 10,000 ppm dan 20,000 ppm ekstrak

daun tua termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada konsentrasi

40,000 ppm dan 80,000 ppm termasuk dalam kategori kuat hal ini

dikarenakan pada konsentrasi 40,000 ppm dan 80,000 diameter zona

hambat yang dihasilkan >6 mm. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Page 64: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

Pan et al. (2009) kekuatan aktivitas antimikroba dikategorikan pada

ukuran diameter zona hambat: tidak adanya aktivitas antimikroba (0

mm), aktivitas lemah (0-3 mm), sedang (3-6 mm), dan kuat (>6 mm).

Data diameter tersebut diuji statistik menggunakan uji

normalitas dan homogenitas dengan hasil uji normalitas sig>0,05 dan

0.125>0,05. Pada uji homogenitas uji tersebut menunjukkan bahwa

data diameter zona hambat ekstrak etanol daun glodokan tiang

berdistribusi normal dan homogen. Langkah selanjutnya adalah uji

One Way Anova. Hasil uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai

signifikan 0,000 < 0,05 yang artinya H0 ditolak sehingga terdapat

pengaruh antara kedua ekstrak etanol glodokan tiang dengan zona

hambat data hasil uji tersebut lampiran 2. Berdasarkan hasil analisis

tersebut, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 95%.

Hasil uji DMRT tersaji pada tabel 4.3 dimana pada perlakuan

P2 sebagai kontrol positif berbeda nyata dengan semua perlakuan

dengan nilai rata-rata diameter sebesar 31,85g sedangkan hasil

terendah diperoleh pada perlakuan P1 sebagai kontrol pelarut (DMSO

20%) yang berbeda nyata (P< 0,05) dengan perlakuan P2

(kloramfenikol 10%), P3 (10,000 ppm daun muda), P4 (20,000 ppm

daun muda),P5 (40,000 ppm daun muda), P6 (80,000 ppm daun

muda),P7 (10,000 ppm daun tua), P9 (40,000 ppm daun tua) dan P10

(80,000 ppm daun tua) tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata dengan P8 (20,000 ppm daun tua).

Perbedaan zona hambat antara konsentrasi kontrol positif

Page 65: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

(kloramfenikol 100,000 ppm) dengan konsentrasi ekstrak disebabkan

karena antibiotik kloramfenikol mengandung antibakteri yang bersifat

bakteriostatik yang bekerja menghambat enzim peptidil transferase

pada proses sintesis protein bakteri sehingga dapat menghambat

pertumbuhan bakteri S. aureus serta tingginya konsentrasi yang

digunakan mengakibatkan zona hambat yang dihasilkan juga besar

(Setiabudi 1987). Hal ini terbukti dengan nilai diameter antibiotik

kloramfenikol lebih besar dibandingkan nilai diameter zona hambat

yang dihasilkan ekstrak daun glodokan tiang. kontrol positif ini

berfungsi sebagai pembanding dalam menentukan tingkat kepekaan

dari zat uji yang diteliti.

Sedangkan perbedaan diameter zona hambat yang terbentuk

pada masing-masing konsentrasi disebabkan karena adanya

pengenceran dari setiap seri konsentrasi. Semakin tinggi pengenceran

maka semakin sedikit kandungan metabolit sekunder yang terdapat

didalamnya maka, semakin kecil pula diameter zona hambat yang

terbentuk, sehingga pada konsentrasi 10,000 ppm diperoleh diameter

zona hambat yang paling kecil dibandingkan dengan konsentrasi yang

lebih tinggi yaitu 20,000 ppm, 40,000 ppm dan 80,000 ppm.

Adanya perbedaan kandungan senyawa metabolit sekunder

pada masing-masing konsentrasi dapat menyebabkan zona hambat

yang dihasilkan dihasilkan berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona hambat

yang terbentuk semakin meningkat seiring bertambahnya konsentrasi

Page 66: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

ekstrak yang digunakan (gambar 4.8). Pernyataan diatas sesuai

dengan orney et al (2017), yang menyatakan bahwa semakin besar

konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin besar pula daya

bunuh atau zona hambat yang terbentuk karena komponen bahan

aktif yang berfungsi sebagai antimikroba semakin banyak sehingga

kemampuan untuk membunuh pertumbuhan mikroba juga semakin

besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Soemarie et

al. (2018) dimana pada hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol

daun glodokan tiang (Polyalthia Longifolia S.) terjadi peningkatan

rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan dari konsentrasi 30%,

40%, 50% yaitu sebesar 8,83 mm, 9 mm, 10,5 mm.

Gambar 4.15 Rata-rata zona hambat ekstrak etanol daun glodokan tiang

terhadap bakteri S.aureus (Dokumentasi pribadi,2021)

Diameter zona hambat tertinggi ekstrak etanol daun glodokan

tiang terdapat pada konsentrasi 80,000 ppm dengan zona hambat pada

ekstrak daun muda sebesar 11,17 mm dan pada ekstrak daun tua

05

101520253035

5,577,75 9,68 11,17

1,133,52

6,3 7,33

0

31,85

Rat

a-ra

ta z

on

a h

amb

at

Rata-rata zona hambat ekstrak etanol daun

glodokan tiang terhadap bakteri S.aureus

Page 67: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

sebesar 7,33 mm sedangkan zona hambat terendah terdapat pada

perlakuan P7 dan P3 dengan konsentrasi 10,000 ppm sebesar 5,57 mm

pada daun muda dan 1,13 mm pada ekstrak daun tua glodokan tiang.

Hal ini menunjukkan bahwa bakteri S.aureus lebih sensitif terhadap

ekstrak daun muda dibandingkan daun tua hal ini diduga daun muda

mengandung lebih banyak senyawa metabolit sekunder dibandingkan

daun tua dan menurun seiring meningkatnya usia daun (Achakzai et

al., 2009).

Hasil penelitian menunjukkan diameter zona hambat lebih kecil

dibandingkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Manasa et

al., (2014), ekstrak etanol daun glodokan tiang pada konsentrasi 2,5%

memiliki efektivitas terhadap S.aureus dengan diameter 21 mm

sedangkan pada hasil penelitian dengan konsentrasi 80,000 ppm

menunjukkan diameter zona hambat sebesar 11,17 mm pada ekstrak

daun muda dan pada ekstrak daun tua sebesar 7,33 mm.

Perbedaan hasil penelitian biasa terjadi, hal ini dapat disebabkan

adanya perbedaan kondisi lingkungan dari tanaman glodokan tiang itu

sendiri baik dari segi letak geografis, suhu, kelembapan dan musim

dimana menurut penelitan Mualim (2012) kandungan klorofil daun

kolesom pada musim kemarau lebih rendah dibandingkan pada musim

hujan akan tetapi kadar total fenolik dan flavonoid total lebih tinggi

daripada pada musim hujan.

Selain itu, perbedaan haisl tersebut kemungkinan disebabkan

oleh karakteristik bakteri itu sendiri, S.aureus memiliki lapisan

Page 68: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

peptidoglikan yang tebal tersusun atas asam teikhoat yang berfungsi

sebagai antigen sehingga zat metabolit sekunder pada ekstrak daun

glodokan tiang tidak dapat masuk secara maksimal ke dalam sel

bakteri yang menyebabkan kurang optimalnya dalam menghambat

pertumbuhan bakteri sehingga menyebabkan perbedaan hasil

penelitian dengan penelitian sebelumnya meskipun konsentrasi yang

digunakan lebih tinggi (Karimela dkk.,2017). Meskipun demikian,

pada konsentrasi 80,000 ppm baik ekstrak daun muda maupun daun

tua masih tergolong kuat sehingga dapat dikatakan ekstrak daun

glodokan tiang dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus.

Secara keseluruhan ektrak etanol daun glodokan tiang baik daun

muda maupun daun tua mampu menghambat pertumbuhan bakteri

S.aureus hal ini dikarenakan kedua ekstrak daun glodokan tiang

memiliki senyawa metabolit yang mampu menghambat pertumbuhan

bakteri S.aureus seperti flavonoid, alkaloid, tanin dan fenol. Adapun

mekanisme kerja antibakteri dari masing-masing senyawa metabolit

sekunder berbeda-beda.

Menurut Arum et al.,(2012) Senyawa flavonoid memiliki

mekanisme kerja dengan cara menghambat fungsi membran sel

dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan protein

ekstraseluler yang merusak membran sel, sehingga mengakibatkan

keluarnya senyawa intraseluler bakteri tersebut. Selain flavonoid

ekstrak daun glodokan tiang juga memiliki kandungan senyawa

alkaloid yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Adapun

Page 69: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

mekanisme senyawa alkaloid menurut Cowan (1999), yaitu dengan

cara menganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri

sehingga dinding sel tidak terbentuk secara sempurna, terganggunya

proses sintesis peptidoglikan yang menyebabkan proses pembentukan

sel menjadi tidak sempurna karena tidak adanya kandungan

peptidoglikan serta dinding sel melainkan hanya membrane sel.

Mekanisme senyawa saponin sebagai antibakteri dengan cara

menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya

permeabilitas atau kebocoran sel sehingga mengakibatkan senyawa

intraseluler keluar (Robinson, 1995). Senyawa saponin mengganggu

tegangan permukaan dinding sel, pada saat tegangan permukaan

terganggu zat antibakteri akan masuk dengan mudah ke dalam sel dan

akan mengganggu metabolisme hingga akhirnya terjadilah kematian

bakteri (Karlina et al., 2013). Senyawa tanin dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dengan cara mengkoagulasi protoplasma bakteri.

Adapun mekanisme kerja tanin dengan cara mengkerutkan dinding sel

sehingga mengganggu permeabilitas dinding sel bakteri itu sendiri, sel

tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhan sel

terhambat atau bahkan mati (Juliantina et al., 2009).

Staphylococcus aureus termasuk dalam gram positif dimana

bakteri gram positif lebih sensitif terhadap antibakteri hal ini dikarenakan

bakteri gram positif memiliki komposisi kimia penyusun sel yang terdiri

dari lapisan mupepten atau peptidoglikan, lapisan ini bersifat non

polar, sehingga molekul senyawa dengan sifat lipofilik akan lebih

Page 70: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

mudah menembus dinding sel bakteri melalui interaksi protein dan

lapisan peptidoglikan yang dapat merusak struktur dinding sel

sehingga mengalami pelisisan dan kematian (Djide, 2008).

3.5.3 Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun glodokan tiang terhadap

jamur Candida albicans

Hasil uji aktivitas antifungi ekstrak daun muda dan daun tua

glodokan tiang dapat dilihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 hasil uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun glodokan

tiang terhadap jamur Candida albicans, (a) DMSO 20% (b) kloramfenikol

100,000 ppm (c) 10,000 ppm ekstrak daun muda, (d) 20,000 ppm ekstrak daun

muda, (e) 40,000 ppm ekstrak daun muda, (f) 80,000 ppm ekstrak daun muda,

(g) 10,000 ppm ekstrak daun tua, (h) 20,000 ppm ekstrak daun tua, (i) 40,000

ppm ekstrak daun tua, (j) 80,000 ppm ekstrak daun tua

(Dokumnetasi pribadi, 2021)

e

f g

a d b c

i j

h

Page 71: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

Hasil uji semua ekstrak glodokan tiang menghasilkan zona

bening. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.9 besar kecilnya diameter

zona bening yang dihasilkan berbeda-beda tiap konsentrasinya. Data

diameter zona hambat antibakteri ekstrak etanol daun muda dan daun

tua glodokan tiang (Polyalthia longifolia) terhadap jamur Candida

albicans yang telah dikurangi dengan diameter kertas cakram dapat

dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Rata-rata diameter zona hambat ± Standar deviasi dan notasi hasil uji

duncan terhadap C.albicans

Perlakuan Rata-rata diameter

(mm) ± SD

Kategori

P1 (DMSO 20%) 0 ± 0 a Tidak ada

P2 (Kloramfenikol 10% ) 14,95 ± 3,53 d Kuat

P3 ( 10,000 ppm daun muda) 6,72 ± 1,04 bc Kuat

P4 ( 20,000 ppm daun muda) 7,95 ± 1,05 bc Kuat

P5 (40,000 ppm daun muda ) 8,50 ± 1,13 bc Kuat

P6 (80,000 ppm daun muda) 9,25 ± 3,63 c Kuat

P7 ( 10,000 ppm daun tua ) 4,13 ± 0,93 b Sedang

P8 ( 20,000 ppm daun tua ) 5,73 ± 4,20 bc Sedang

P9 (40,000 ppm daun tua ) 6,77 ± 1,98 bc Kuat

P10 ( 80,000 ppm daun tua) 7,80 ± 2,16 bc Kuat

Keterangan : berdasarkan uji DMRT angka yang diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf nyata 5%

Berdasarkan data yang didapat pada tabel 4.3 menunjukkan

bahwa masing-masing ekstrak etanol daun glodokan tiang memiliki

rata-rata diameter zona hambat yang berbeda-beda. Ekstrak daun

muda dengan konsentrasi 10,000 ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm dan

80,000 ppm memiliki diameter zona hambat dengan rata-rata sebesar

6,71 mm, 7,95 mm, 8,50 mm dan 9,25 mm. Sedangkan pada ekstrak

daun tua rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan yaitu sebesar

Page 72: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

4,13 mm, 5,72 mm, 6,76 mm dan 7,8 mm. Pada perlakuan kontrol (-)

DMSO 20% tidak menunjukkan adanya aktivitas antimikroba

sedangkan pada perlakuan kontrol (+) nistatin 100,000 ppm rata-rata

diameter zona hambat yang dihasilkan sebesar 14,95 mm.

Besarnya nilai diameter yang terbentuk pada kontrol positif

nistatin menunjukkan bahwa nistatin merupakan antifungi yang

efektif dalam menghambat pertumbuha khamir terutama dari genus

Candida. Nistatin bekerja dengan cara menyerang ergosterol, suatu

komponen yang terdapat pada membran jamur C.albicans (Muriana et

al. 2011). Tidak terbentuknya zona bening pada kontrol negatif

DMSO 20% menunjukkan bahwa DMSO tidak aktif dalam

menghambat pertumbuhan jamur C.albicans. hasil ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herliana (2006), yang

menunjukkan bahwa DMSO tidak aktif sebagai antijamur.

Kategori zona hambat yang terbentuk bermacam-macam dari

yang lemah sampai kuat. Pada ekstrak daun muda konsentrasi 10,000

ppm, 20,000 ppm, 40,000 ppm dan 80,000 ppm termasuk dalam

kategori kuat hal ini dikarenakan nilai diameter zona hambat yang

dihasilkan lebih besar dari 6 mm setelah dikurangi diameter paper

disc. Ekstrak daun tua glodokan tiang pada konsentrasi 10,000 ppm

dan 20,000 ppm termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada

konsentrasi 40,000 ppm dan 80,000 ppm termasuk dalam kategori

kuat hal ini dikarenakan pada konsentrasi 40,000 ppm dan 80,000.

Page 73: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

Pada kontrol positif (+) nistatin menghasilkan diameter dengan

kategori yang kuat (sensitif) dan pada kontrol negatif tidak

menunjukkan adanya aktifitas antijamur. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Pan et al. (2009) kekuatan aktivitas antimikroba

dikategorikan pada ukuran diameter zona hambat: tidak adanya

aktivitas antimikroba (0 mm), aktivitas lemah (0-3 mm), sedang (3-6

mm), dan kuat (>6 mm).

Data diameter tersebut diuji statistik menggunakan uji

normalitas dan homogenitas dengan hasil uji normalitas sig>0,05 dan

0,13 >0,05 pada uji homogenitas, uji tersebut menunjukkan bahwa

data diameter zona hambat ekstrak etanol daun glodokan tiang

berdistribusi normal dan homogen. Langkah selanjutnya yaitu uji One

Way Anova dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 95%. Hasil

uji One Way Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara

ekstrak daun glodokan tiang dengan zona hambat (0,000 < 0,05). Hasil

uji DMRT tersaji pada tabel 4.3 dimana pada perlakuan P2 sebagai

kontrol positif berbeda nyata dengan semua perlakuan dengan nilai

rata-rata diameter sebesar 31,85g sedangkan hasil terendah diperoleh

pada perlakuan P1 sebagai kontrol pelarut (DMSO 20%) yang berbeda

nyata (P< 0,05) dengan perlakuan P2 (kloramfenikol 10%), P3

(10,000 ppm daun muda), P4 (20,000 ppm daun muda),P5 (40,000

ppm daun muda), P6 (80,000 ppm daun muda),P7 (10,000 ppm daun

tua), P9 (40,000 ppm daun tua) dan P10 (80,000 ppm daun tua) tetapi

tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan P8 (20,000 ppm

Page 74: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

daun tua).

Perbedaan zona hambat antara konsentrasi kontrol positif

(nistatin 100,000 ppm) dengan konsentrasi ekstrak disebabkan karena

hal ini karenakan sudah adanya kandungan antifungi pada nistatin

yang efektif dalam menghambat pertumbuhan khamir terutama dari

genus Candida sehingga nilai diameter yang dihasilkan lebih besar

dibandingkan diameter zona hambat ekstrak daun glodokan tiang. Hal

ini terbukti dengan nilai diameter antibiotik kloramfenikol lebih besar

dibandingkan nilai diameter zona hambat yang dihasilkan ekstrak

daun glodokan tiang. kontrol positif ini berfungsi sebagai

pembanding dalam menentukan tingkat kepekaan dari zat uji yang

diteliti.

Perbedaan diameter zona hambat yang terbentuk pada masing-

masing konsentrasi disebabkan karena adanya pengenceran dari setiap

seri konsentrasi. Semakin tinggi pengenceran maka semakin sedikit

kandungan metabolit sekunder yang terdapat didalamnya maka,

semakin kecil pula diameter zona hambat yang terbentuk, sehingga

pada konsentrasi 10,000 ppm diperoleh diameter zona hambat yang

paling kecil dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu

20,000 ppm, 40,000 ppm dan 80,000 ppm.

Adanya perbedaan kandungan senyawa metabolit sekunder

pada masing-masing konsentrasi dapat menyebabkan zona hambat

yang dihasilkan dihasilkan berbeda-beda . Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona hambat

Page 75: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

02468

10121416

6,717,95 8,5 9,25

4,135,73 6,76 7,8

0

14,95

Rata-rata zona hamabat ekstrak etanol daun glodokan

tiang terhadap jamur Candida albicans

yang terbentuk semakin meningkat seiring bertambahnya konsentrasi

ekstrak yang digunakan (gambar 4.10) sebagaimana pernyataan

orney et al (2017), yang menyatakan bahwa semakin besar

konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin besar pula daya

bunuh atau zona hambat yang terbentuk karena komponen bahan

aktif yang berfungsi sebagai antimikroba semakin banyak sehingga

kemampuan untuk membunuh pertumbuhan mikroba juga semakin

besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Yanti et al.

(2016) dimana pada hasil uji aktivitas antifungi ekstrak etanol gal

manjakani terjadi peningkatan rata-rata diameter zona hambat yang

dihasilkan dari konsentrasi 20,000 ppm, 40,000 ppm, 80,000 ppm dan

80,000 ppm yaitu sebesar 11,539 mm, 12,825mm, 14,143 mm dan

15,812 mm.

Konsentrasi ekstrak yang digunakan sangat berpengaruh

terhadap kecepatan difusi dimana semakin besar konsentrasi ekstrak

yang digunakan ekstrak maka semakin pekat dan mempengaruhi

proses disfusi ekstrak ke dalam paperdisk. Hal ini sesuai yang

disampaikan oleh Ernawati (2007) bahwa uji difusi agar dipengaruhi

oleh salah satunya faktor kecepatan difusi suatu ekstrak. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian bahwa ekstrak daun glodokan tiang dengan

konsentrasi 20,000 ppm mempunyai zona hambat yang lebih besar

dibanding dengan ekstrak konsentrasi 10,000 ppm (gambar 4.17).

Page 76: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

Gambar 4.17 Rata-rata zona hambat ekstrak etanol daun glodokan tiang

terhadap jamur Candida albicans ( Dokumentasi pribadi (2021)

Diameter zona hambat tertinggi ekstrak etanol daun

glodokan tiang terdapat pada perlakuan P6 (80,000 ppm daun muda)

sebesar 9,25 mm yang berbeda nyata dengan semua perlakuan

sedangkan zona hambat terendah terdapat pada perlakuan P7 (10,000

ppm daun tua) sebesar 4,13 mm yang menunjukkan ada perbedaan

nyata pada perlakuan P6 (10,000 ppm daun tua ) dan tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata pada perlakuan P1 (DMSO 20%),

P2 (nistatin 100,000 ppm), P3 (10,000 ppm daun muda), P4 (20,000

ppm daun muda), P5 (40,000 ppm daun muda), P7 (10,000 ppm daun

tua) dan P8 (20,000 ppm daun tua), P9 (40,000 ppm daun tua) dan P10

(80,000 ppm daun tua). Hasil diameter zona hambat tersebut

menunjukkan bahwa bakteri S.aureus lebih sensitif terhadap ekstrak

daun muda dibandingkan daun tua hal ini diduga daun muda

mengandung lebih banyak senyawa metabolit sekunder dibandingkan

daun tua dan menurun seiring meningkatnya usia daun (Achakzai et

al., 2009).

Page 77: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

Secara keseluruhan ektrak etanol daun glodokan tiang baik daun

muda maupun daun tua mampu menghambat pertumbuhan jamur

C.albicans hal ini dikarenakan kedua ekstrak daun glodokan tiang

memiliki senyawa metabolit yang mampu menghambat pertumbuhan

jamur C.albicans seperti saponin dan alkaloid. Menurut

Suryaningrum, (2011) Interaksi antara saponin dan alkaloid pada

ekstrak daun glodokan tiang diduga menimbulkan efek antijamur.

Mekanisme kerja saponin sebagai antijamur itu sendiri berhubungan

dengan interaksi saponin dengan membran sterol sel. Saponin bekerja

dengan cara menurunkan tegangan permukaan membran sterol dari

dinding sel jamur. Menurunnya tegangan permukaan membran sterol

tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas sel.

Rusaknya permeabilitas sel dapat menyebabkan terganggunya

penyerapan zat-zat yang diperlukan jamur untuk pertumbuhannya

sehingga sel akan membengkak dan pecah. Sehingga ekstrak terebut

dapat masuk ke dalam membran jamur yang dtandai dengan

terbentuknya zona bening.

Selain kandungan saponin dan alkaloid, kedua ekstrak daun

glodokan tiang diduga memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat

membantu proses penghambatan jamur Candida albicans.

Minyak atsiri yang terdapat pada daun glodokan tiang

didominasi oleh hidrokarbon seskuiterpen: alloaromadendrene

(19,7%), β-caryophyllene (13,0%), serta selinene, humulene

andarcurcumene (7,9-6,8%) dan caryophyllene oxide (14,4%) dimana

Page 78: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

Sesquiterpen termasuk dalam senyawa terpenoid yang dibangun oleh

3 unit isoprene dan β-caryophyllene itu sendiri merupakan senyawa

sesquiterpen yang mekanisme antimikrobanya dengan cara merusak

membran sel jamur sehingga terjadi kebocoran ion dari sel jamur

(Lenny, 2006; Padmini et al., 2010).

Jamur C. albicans memiliki dinding sel yang terdiri dari

komponen utama berupa glucans, kitin, manoprotein dan komponen

lainnya berupa lemak dan garam anorganik. Glucans pada jamur

C.albicans jauh lebih banyak (47-60%) daripada berat dinding sel

sedangkan kitin berjumlah (0,6- 9%) dari berat dinding sel yang

membuat imunologis dari jamur C. albicans memiliki keaktifan yang

lebih rendah. Kitin pada jamur C. albicans memiliki peranan penting

dalam menjaga intergritas dinding sel sehingga zat antijamur tidak

dapat masuk ke sitoplasma maupun nukleus sel, sedangkan glukan itu

sendiri berperan penting dalam pertumbuhan normal dan

perkembangan cendawan. Hal ini dikarenakan polimerisasi (1,3)-ß

glukan dikatalisir dengan bantuan enzim sinthase (1,3)- ß glukan.

Adapaun cara senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol daun

glodokan tiang yairtu dengan menghambat pertumbuhan jamur

C.albicans melalui sintesis polimer dinding sel dengan menghambat

kerja enzim sinthase (1,3)-ß glukan (Luthfiyanti et al., 2012).

Page 79: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

4.4 Integrasi Keislaman Terkait Aktivitas Antimikroba Ekstrak

Etanol Daun Glodokan Tiang

Korelasi antara ilmu pengetahuan dan al-quran ternyata dapat

dibuktikan secara ilmiah dalam berbagai aspek, salah satunya

kemampuan ekstrak daun glodokan tiang dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida

albicans.Hal ini membuktikan bahwa Allah SWT menciptakan segala

sesuatu di muka bumi ini memiliki manfaat bagi kehidupan manusia

dan tidak ada yang sia-sia. Sebagaimana firman Allah dalam surat As

syu’ara ayat 7

بتنا فيها من كل زوج كريم اولم يروا الى الرض كم ان

Artinya :”Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi,

betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam

(tumbuh-tumbuhan) yang baik?“

Menurut Shihab (2002) “adakah mereka akan terus

mempertahankan kekufuran dan pendustaan serta tidak merenungi

dan mengamati sebagian ciptaan Allah di bumi ini? Sebenarnya, jika

mereka bersedia merenungi dan mengamati tentang hal itu, niscaya

mereka akan memperoleh petunjuk. Kamilah yang mengeluarkan

beraneka ragam tumbuh-tumbuhan dari bumi ini yang mendatangkan

manfaat, dan itu semua hanya dapat dilakukan oleh Allah, Tuhan yang

Maha Esa dan Maha Kuasa”.

Berdasarkan ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah

menciptakan segala tumbuhan di muka bumi ini bermanfaat bagi

Page 80: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

hamba-Nya, seperti Allah menciptakan tanaman glodokan tiang

bukan hanya diguanakan sebagai tanamana peneduh jalan saja

melainkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan antimkroba yang dapat

mengobati infeksi mikroorgansme. Dalam ayat tersebut Allah juga

memerintahkan kita untuk mengeksplorasi manfaat dari tumbuhan

yang belum kita ketahui untuk diambil dan dikembangkan

manfaatnya.

Ayat tersebut diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh

imam bukhari pada kitab shahi bukhari yang berbunyi :

م د بن سنان حد ثنا فليح حد ثنا هلال عن عطاء بن يسار عن أبي هريرة أن الن بي حد ثنا م وعنده رجل من أهل البادية أ د رجلا من أهل النن ة ن صل ى الل ه عليه وسل م كان يوما ي

أسرع وبذر استأذن رب ه في الز رع فقال له أولست فيما شئت قال بلى ولكن ي أحب أن أزرع فصاده وتكويره أمث بال فيقول الل ه تعالى دونك يا ال النفتبادر الط رف نباته واستواؤه واست

فإن ه لا يشبعك شيء فقال الأعرابي يا رسول الل ه لا تند هذا إل ا قرشي ا أ و أنصاري ا ابن آدن فلسنا بأص اب زرع فأم ا ن ك رسول الل فإن هم أص اب زرع فض

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada kami Fulaih telah menceritakan kepada kami Hilal dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu hari menyampaikan hadis sedang di sisinya ada seorang arab badui: "Ada seorang penduduk surga meminta ijin Tuhannya untuk menanam. Allah berujar, 'Bukankah engkau diperkenankan sekehendakmu! ' Orang tersebut menjawab, 'Memang, namun aku ingin menanam! ' Orang itu kemudian bergegas menabur benih,

dan ujung-ujung tanamannya sedemikian cepat tumbuh, juga perkembangbiakannya, sehingga ia juga cepat memanen, yang himpunan panenannya sebesar gunung. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin

Sinan telah menceritakan kepada kami Fulaih telah menceritakan

kepada kami Hilal dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Hurairah, bahwa

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu hari menyampaikan hadis

sedang di sisinya ada seorang arab badui: "Ada seorang penduduk

surga meminta ijin Tuhannya untuk menanam. Allah berujar,

'Bukankah engkau diperkenankan sekehendakmu! ' Orang tersebut

menjawab, 'Memang, namun aku ingin menanam! ' Orang itu

kemudian bergegas menabur benih, dan ujung-ujung tanamannya

sedemikian cepat tumbuh, juga perkembangbiakannya, sehingga ia

juga cepat memanen, yang himpunan panenannya sebesar gunung.

Kemudian Allah berfirman, 'Silahkan kau ambil hai Anak adam,

sungguh tak ada sesuatu yang menjadikanmu puas! ' Maka si arab

badui berkata, 'Wahai Rasulullah, (jika demikian) tidak akan engkau

temukan seperti orang ini selain dari Quraisy atau orang anshar,

sebab mereka hobi bercocok tanam, adapun kami, tidak suka

bercocok tanam! Rasulullah pun menjadi tertawa."

Page 81: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

Maksud dari hadits tersebut menunjukkan bahwa kita sebagai

manusia tidak boleh cepat puas akan hasil yang kita peroleh terutama

dalam bidang penelitian hal ini dikarenakan masih banyak lagi yang

perlu kita eksplor dan ketahui guna memberikan wawasan dan

manfaat kepada orang lain.

Page 82: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Senyawa metabolit yang terdapat pada ekstrak etanol daun muda maupun

daun tua daun glodokan tiang yaitu senyawa flavonoid, tanin, saponin,

alkaloid, fenol dan tidak terdapat senyawa terpenoid dan steroid.

b. Variasi konsentrasi ekstrak etanol daun glodokan tiang daun muda

maupun daun tua terhadap bakteri S.aureus dan jamur C.albicans

menghasilkan aktivitas antimikroba yang ditandai dengan adanya zona

bening.

c. Konsentrasi optimum ekstrak etanol daun muda dan daun tua glodokan

tiang adalah 80,000 ppm dengan nilai zona hambat pada bakteri S.aureus

sebesar 11,17 mm dan 7,80 mm sedangkan pada jamur C.albicans 9,25

mm dan 6,30 mm

5.2 SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji kuantitatif ekstrak

etanol daun glodokan tiang untuk mengetahui kadar senyawa metabolit

yang terkandung dalam ekstrak. Perlu dilakukan uji Konsentrasi Hambat

Minimum dan Konsentrasi Bunuh Minimum untuk menentukan

konsentrasi terkecil yang dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan

mikroba. Selanjutnya objek penelitian juga dapat diganti atau ditambah

dengan menggunakan tanaman lain maupun mikroba lain untuk mengetahui

Page 83: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

efektivitas ekstrak tanaman terhadap mikroba lain atau sebaliknya.

Page 84: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah,M.,N. R. Khoirotun Nazilah, Eva Agustina.2017. Identification Of

Active Substance In Ajwa Date (Phoenix Dactylvera L.) Fruit Flesh

Methanol Extract. Biotropic The Journal Of Tropical Biology.1(1):32-39

Achakzai, Abdul Kabir Khan., Achakzai, Palwasha., Masood, Ayeesha.,Kayani,

Safdar Ali And Tareen ,Rasool Bakhsh. 2009. Response Of Plant Parts

And Age On The Distribution Of Secondary Metabolites On Plants Found

In Quetta. J. Bot. 41 (5): 2129- 2135.

Afriani, N. Idiawati, N. dan A. H. Alimuddin. 2016. Skrining Fitokimia Dan Uji

Toksisitas Ekstrak Akar Mentawa (Artocarpus anisophyllus) Terhadap

Larva Artemia salina. Jurnal Kimia Khatulistiwa. 5(1):58-64

Ajizah, A. 2004.Sensitivitas Salmonella thypimurium Terhadap Ekstrak

Daun Psidium guajava L. Journal Bioscientiae. 1(1): 31-38.

Ali, N.A., Martina W., N. Arnold, U. Lindequist, L. Wessjohan, 2008, Essential

Oil Composition from Oleogum Resin of Soqotraen Commiphora kua, Rec.

Nat. Prod. 2 (3) : 70-75, www.acgpubs.org/RNP

Ananta, I. G. B. T. Rita, W. S. dan I. M. O. A. Purwata. 2018. Potensi Ekstrak

LimbahKulit Pisang Lokal (Musa sp.) Sebagai Antibakteri Terhadap

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.Jurnal Cakra Kimia

Indonesia.6(1): 21-29

Anggarwulan, E. dan Solichatun. 2001. Fisiologi Tumbuhan. FMIPA UNS,

Surakarta.

Anita,A.Siti Khotimah dan Ari Hepi Yanti. 2014.Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Daun Benalu Jambu Air (Dendropthoe pentandra (L.) Miq) Terhadap

Pertumbuhan Salmonella typhi. Protobiont. 3 (2) : 268 – 272

Anupam,G., B.K. Das, S.K.Chatterjee, Goutam Chandra. 2008. Antibacterial

potentiality and phytochemical analysis of mature leaves of Polyalthia

longifolia (Magnoliales: Annonaceae). S. P. J. Nat. Sci., 26: 68-72.

Apriliana, E dan Syafira, A.U. 2016. Ekstraksi Daun Sirsak (Annona Muricata)

Sebagai Amtibakteri Terhadap Staphylococcus aureus Dan

Propionibacterium acnes. Majority. 5(1):1-5

Ariningsih, R.I. 2009.Isolasi Streptomyces Dari Rizosfer FamiliaPoaceae Yang

Berpotensi Menghasilkan Antijamur Terhadap Candida albicans. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Arum, Y. P. Supartono dan Sudarmin. 2012. Isolasi dan Uji Daya Antimikroba

Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura). Jurnal MIPA. 35(2):165- 174

Azizah, M., Lara, S.L dan Yopi, R.2020. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi

Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium Graviolens L.) Dan Madu Hutan

Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit. Jurnal Penelitian

Sains . 22 (1) :37-44

Berkhout. 1966. Integrated Taxonomic Information System. www.itis.gov. Di

akses pada 16 juni 2020

Braga, P.C., Culici, M., Alfieri, M dan M.D, Sasso. 2008. Thymol Inhibits

Candida Albicans Biofilm Formation And Mature Biofilm. International

journal of antimicrobial agents. 31(5):472-477

Page 85: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

Cowan, M.M., 1999, Plant Products as Antimikrobial Agents, Clinical

Microbiology Review, 12 (4) : 564 – 582, http://www.heart-

intl.net/HEART/120104/Plant Products as Antimicrobi.pdf

Dahlan, M. S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi

5.SalembaMedika, Jakarta.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2000). Farmakope

Indonesia.Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.

Dianasari,N.2009.Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang

(Caesalpinia Sappan L.)Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Shigella

Dysentriae Serta Bioautografinya. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Djajusman,S.K.,U.Tedjosasongko dan Irnawati.2014. Zona hambat xylitol dan

nistation terhadap pertumbuhan Candida albicans (in vitro ).Dental

Journal.47(3):164-167

Djide,N. 2006.Analisis Mikrobiologi Farmasi. Makassar : Laboratorium

Mikrobiologi Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin, hal 134-142.

Fatmawati, L.R. 2019. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Nanas (Ananas

comosus [L.] Merr.) Dan Kulit Pisang (Musa paradisiaca L.) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Skripsi. UIN Sunan Ampel,

Giguere, S. Prescott, J. F. dan P. M. Dowling. 2013. Antimicrobial Therapy in

Veterinary Medicine. Wiley Blackwell, USA.

Hasnah dan Ekawati, D. 2016. Pengaruh Terapi Akupuntur Pada Pasien

Hipertensi Di Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar. Journal

Of Islamic Nursing. 1(1):41-46

Hikma, S.R. dan S.Ardiansyah. 2018. Kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa

oleifera Lamk) Dengan Ekstrak Daun Tin (Ficus carica Linn) Sebagai

Larvasida Terhadap Larva Aedes aegypti. Medicra. 1(2):94-102

Hilmanto, R. 2011, Indikator Ekologi Pada Waktu Tanam sebagai Inovasi

Masyarakat Lokal dalam Menghadapi Dampak Negatif Perubahan

Iklim.http://Ejurnal.bppt.co.id/, diakses pada tanggal 14 November 2012.

Husni, A., Putra, D., Dan Lelana, I.Y. 2014 Aktivitas Antioksidan Padina Sp

Pada Berbagai Suhu Dan Lama Pengeringan. Jpb Perikanan. 9(2):165-

173.

Ibnu, Katsir. 2006. Tafsir Ibnu Katsir: An-Nahl 11. Penerjemah: Bahrul Abu

Bakar dan Anwar Abu Bakar. Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Indrayani, L., Soetjipto dan Lydia Sihasale. Skrining Fitokimia dan Uji

Toksisitas Ekstrak Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl)

Terhadap Larva Udang Artemia alina Leach. Berk. Penel. Hayati . 12: 57-

61

Islamiyah, A. 2019. Parameter Spesifik Ekstrak Etanol 70% Daun Matoa

(Pometia Pnnata J.R Forst & G.Forst) Hasil Maserasi. Diploma Thesis.

Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang

Jothy,L.S. Yee Siew Choong, Dharmaraj Saravanan, Subramanian Deivanai,

Lachimanan Yoga Latha, Soundararajan Vijayarathna dan Sreenivasan

Sasidharan Polyalthia.2013. longifolia Sonn: an Ancient Remedy to

Explore for Novel Therapeutic Agents. Research Journal of

Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences. 4(1):714-730

Page 86: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

Juliantina, F.R., Citra, D. A., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Dan Bowo, E.

T.,(2009), Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai Agen Anti

Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif,Laporam

Penelitianfakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Karlina C.Y., Ibrahim M., Trimulyono G.,(2013), Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Herba Krokot (Portulaca Oleracea L.) Terhadap Staphylococcus Aureus

Dan Escherichia Coli. Lenterabio. 2 (1) :87–93.

Kementerian Kesehatan.2019. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia

2018.www.kemenkes.go.id. Diakses pada tanggal 06 Juni 2020.

Kurniawan, B dan F. W. Aryana. 2015. Binahong (Cassia Alata L.) As

Inhibitor of Escherichia coli growth.Journal Majority. 4(4) : 100-104.

Kusumawati, E. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun

Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith) Terhadap Bakteri

Bacillus Cereus Dan Escherichia Coli Menggunakan Metode Difusi

Sumur. Polhasains.4(1):26-34

Lenny,A.A.2016. Zona hambat Ekstrak Buah Alpukat (Persea Americana Mill)

Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus

epidermis. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang

Lenny S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, Dan Alkaloida. Fmipa

Medan: Usu.

Lestari, P.D., Esti, D.U dan Masita, W.S. 2018. Evaluasi Penggunaan Antibiotik

di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto. Acta Pharmaciae Indonesia. 6(1) 20-28

Malairajan P, Gopalakrishnan G, Narasimhan S, Veni KJ. 2008. Evaluation of

anti-ulcer activity of Polyalthia longifolia (Sonn) Thwaites in

experimental animals.Indian Journal of Pharmacol. 40(3): 126-128.

Manasa M, Vivek M N, Kambar, YR, Onkarappa, Kekuda PTR. 2014.

Antimicrobial Activity of Leaf And Pericarp Extracts of Longifolia

(Annonaceae). JPSI. 3(3) : 221-225.

Marlinda, M.Meiske S. Sangia, DanAudy D. Wuntu . 2012. Analisis Senyawa

Metabolit Sekunder Dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat

(Persea Americana Mill.). Jurnal Mipa Unsrat Online.1(1):24-28

Maulida, D. Zulkarnae, N. 2010. Ektraksi Antioksidan ( Likopen ) Dari Buah

Tomat Dengan Menggunakan Solven Ccampuran , N–Heksana, Aseton ,

Dan Etanol.Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Mujipradhan, V. N. Wewengkang, D. S. dan E. Suryanto. 2018.

AktivitasAntimikroba Dari Ekstrak Ascidian Herdmania momusPada

MikrobaPatogen Manusia. Jurnal Ilmiah Farmasi. 7(3):338-347

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi Senyawa

Aktif.Jurnal Kesehatan. VII(2):361-367

Mutiati, V. K. (2016). Pemeriksaan mikrobiologi pada Candida albicans. Jurnal

Kedokteran Syiah Kuala,16(1): 53-63.

Najib, A.2006.Fitokimia.Fakultas Farmasi, Universitas Islam Indonesia, Jakarta.

Neil, A.R. G dan Yadav, B. 2017. Microbe Profile: Candida albicans: A

Shape-Canging, Opportunistic Pathogenic Fungus Of Humans.

Microbiology Society. 163 (8) :1145-1147

Ningsih, D. R. Zusfahair, Z. dan P. Purwati. 2014. Antibacterial Activity

Cambodia Leaf Extract (Plumeria albaL.) to Staphylococcus aureusand

Page 87: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

Identification of Bioactive Compound Group of Cambodia Leaf Extract.

Molekul.9(2) : 101-109.

Ningsih, E. M.. Fasya, A. G.. Adi, T. K.. Hanapi, A..2015. Pemisahan Dan

Identifikasi Senyawa Steroid Pada Fraksi N-Heksana Hasil Hidrolisis

Ekstrak Metanol Alga Merah Eucheuma Spinosum.Skripsi.tidak

Diterbitkan Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Nugrahani, R. 2015. Analisis Potensi Serbuk Ekstrak Buncis (Phaseolus vulgaris

L.) sebagai Antioksidan. Tesis S2. Universitas Mataram.

Ouattara,Z.A.,J.B.Boti.,A.C.Ahibo.,Sylvain Sutour, Joseph Casanova,Félix

Tomia and Ange Bighellia..2014.The key role of13C NMR analysis in the

identification of individual components of Polyalthia longifolialeaf oil†.

Flavour Fragr. J.2014,29, 371–379

Ornay,A.K., H.prehananto dan A.S.S.Dewi. 2017. Zona hambat pertumbuhan

Candida albicans dan daya bunuh Candida albicans ekstrak daun kemangi

(Ocinum sanctum l.) Jurnal Wiyata.4(1):78-83

Padmini, E.A., Valarmathi, A., and Rani, M.U., 2010, Comparative Analysis of

Chemical Composition and Antibacterial Activities of Mentha spicata and

Camellia sinennsis. Asian J. Exp. Biol. Sci, 1 (4) : 772 – 781

Pan, X., Chen, F., Wu, T., Tang, H., Zhao, Z., 2009. The acid, bile tolerance and

antimicrobial property of Lactobacillus acidophilus NIT. J Food Control.

20:598-602.

Parvin A, Akter J, Hassan MMd, Biswas N. 2013. Study on the comparative

antibacterial activity of Polyalthia longifolia (Debdaru) leaf extracts to

some selective pathogenic bacterial strains. International Journal of

Biosciences. 3(5) : 17-24.

Pelezar Mj, Chan Ecs. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Ui Press.

Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga, Jakarta.

Pulungan, A.S S. (2017), Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kunyit

(Curcuma longaLINN.) Terhadap Jamur Candida albicans.BioLink.3

(2):120-124.

Putra, I.P.A. 2017. Efektivitas Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosal Pada

Konsentrasi Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli.

Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Rachmawati. 2006. Uji pencemaran udara oleh partikulat debu di sekitar

terminal lebak bulus berdasarkan bioindkator stomata pada tanaman

glodogan (Polyalthia longifolia). Skripsi. universitas islam negeri Syarif

hidayatullah

Rengku, P. M. Ridhay, A. dan Prismawiryanti. 2017. Ekstraksi Dan Uji

Stabilitas Betasianin Dalam Ekstrak Buah Kaktus (Opuntia elatior Mill.).

Kovalen.3(2): 142-149.

Rinto M. Nur Dan Rahmawati.2019. Kombinasi Uji Aktivitas Antifoulinng

(Rhizophora Apiculata) Di Kabupaten Pulau Morotai (Antifouling Activity

Of Rhizophora Apiculata In Pulau Morotai Regency). Jurnal Ilmu-Ilmu

Perikanan Dan Budidaya Perairan .14(1): 17

Risky, T. A. dan Suyanto.2014. Aktivitas Antioksidan dan Antikanker Ekstrak

Metanol Tumbuhan Paku Adiantum phillippensis L. UNESA Journal of

Chemistry.3(1):89-98

Robinson T. 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, ITB,

Page 88: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

Bandung

Sambodo, D.K. Dan Yani Lisa Erie .2020. Formulasi Dan Efektifitas Sampo

Ekstrak Buah Pedada (Sonneratia Caseolaris L) Sebagai Antiketombe

Terhadap Candida Albicans.Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia .2 (1):1-

9

Santosa,H.Widya Sari Dan Noer Abyor Handayani. 2018. Ekstraksi Saponin

Dari Daun Waru Berbantu Ultrasonik Suatu Usaha Untuk Mendapatkan

Senyawa Penghambat Berkembangnya Sel Kanker. Inovasi Teknik Kimia.

3(2):12-16

Sangi, M. Runtuwene, M. R. J. Simbala, H. E. and V. M. A.

Makang.2008.Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa

Utara.J.Chem.Prog.1(1): 47-53.

Saridewi, M. N. Bahar, M. dan Anisah. 2017. Uji Efektivitas Antibakteri Perasan

Jus Buah Nanas (Ananas comosus) Terhadap Pertumbuhan Isolat Bakteri

Plak Gigi di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode April 2017.

Skripsi.Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Septiningsih, E. 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol 70%

Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Dalam Sediaan Gel Pada Kulit Punggung

Kelinci New Zealand .Skripsi.Univeritas Muhammadiyah Surakarta.

Simbala, H., 2009. The Analysis of alkaloid compounds of some medicinal

vegetations as the active materials of phyto-pharmaca.. Pacific Journal, 1

(4); 489-494.

Soemarie,Y.B.A. Apriliana, Meita Indriastuti, Nurul Fatimah dan Heri

Wijaya.2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Glodokan

Tiang (Polyalthia Longifolia S.) Terhadap Bakteri Propionibacterium

Acnes. Jurnal Farmasi Lampung.7(1):15-27

Suerni, E., Muhammad Alwi, dan Musjaya M.Guli. Uji Zona hambat Ekstrak

Buah Nanas (Ananas comosus L.Merr.), Salak (Salacca edulis Reinw.)

dan Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff.) terhadap Zona hambat

Staphylococcus aureus. Jurnal Biocelebes. 7( 1): 35-47

Sulistyowati,I. 2012. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya (Aloe

Vera)Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Jamur Candida

Albicans. Skripsi. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Sumenda.L., Henny L. Rampe.,Feky R. Mantiri.2011. Analisis Kandungan

Klorofil Daun Mangga (Mangifera Indica L.) Pada Tingkat Perkembangan

Daun Yang Berbeda. Jurnal Bioslogos.1(1):21-24Silap,G.E., D,

Wewengkang Dan Henki Rotinsulu.2020. Uji Aktivitas Antimikroba

Karang Lunak Dendronephtya Sp., Yang Dikoleksi Dari Desa Tumbak

Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara Terhadap

Escherichia Coli, Staphylococcus Aureus, Dan Candida

Albicans.Pharmacon Jurnal Iliah Farmasi. 9(1):

Suprapta, D.N. 2014. Pestisida Nabati, Potensi dan Prospek Pengembangan

Pelawasari, Denpasar.

Syafitri, N. E. Bintang, M. dan S. Falah. Kandungan Fitokimia, Total Fenol, dan

Total Flavonoid Ekstrak Buah Harendong (Melastoma affine D.

Don).Current Biochemistry.1(3): 105-115

Umarudin.Sari, R. Y. Ballighul, F. dan Syukrianto.2018.Efektivitas Zona

hambat Ekstrak Etanol 96% Bonggol Nanas (Ananas comosus

Page 89: UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN …

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

L.)Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.Journal of

Pharmacy and Science.3(2):32-36

WHO. 2018. Summary Of The Global HIV Epidemic 2018. Global Health

Observatory. Geneva: Who Library Cataloguing Data.

Yanti. N., Samingan dan Mudatsir. 2016 .UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI

EKSTRAK ETANOL GAL MANJAKANI (Quercus infectoria)

TERHADAP Candida albicans. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan

Biologi, 1( 1): 1-9

Yusro, F. Rendemen Ekstrak Etanol Dan Uji FitokimiaTiga Jenis Tumbuhan

Obat Kalimantan Barat(Rendement Of Ethanol Extracts And

Phytochemical TestsIn Three Of Species Medicinal Plants Of West

Borneo). Jurnal Tengkawang. 1(1): 29-35

Zakiyah.A., N.Radiastuti1 Dan La Ode Sumarlin. 2015. Aktivitas Antibakteri

Kapang Endofit Dari Tanaman Kina (Cinchona Calisaya Wedd.). Al-

Kauniyah Jurnal Biologi.8(2): 51-58

Zohra, H., Dirayah, R. H. dan P. Lestari. 2012. Potensi Ekstrak Cacing

BiruPeryonix excavates Sebagai Senyawa Antibakteri Pada

PelarutKloroform Terhadap Beberapa Bakteri Patogen. Prosiding

SNSMAIPIII ISBN No. 978- 602-98559-1-3 Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Hasanuddin.