uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daging daun … · uji aktivitas antioksidan pada ekstrak...

51
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL) Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Rahman Mukti Aji NIM : 1111103000084 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: others

Post on 05-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK

DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

MENGGUNAKAN METODE DPPH

(1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Rahman Mukti Aji

NIM : 1111103000084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

ii

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

iii

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

iv

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat dan karunia

yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada

waktunya. Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan doa dari berbagai

pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, dr. M. Djauhari

Widjajakusumah, A.I.F., Dr. Arif Sumantri, M.Kes, Dr. Delina Hasan,

M.Kes, Apt selaku dekan dan wakil dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan kesempatan kepada

saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi dan untuk

seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan mengajarkan saya

selama menjalani masa didik di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Zeti Harriyati, M.Biomed dan dr. Alyya Siddiqa, Sp.FK selaku dosen

pembimbing, dimana selain mengarahkan juga memberikan motivasi

kepada saya sehingga penelitian ini bias selesai pada waktunya.

4. Kedua orangtua tercinta, Bpk. Daryoto dan Ibu Muslia serta adik saya

Imam Khatibi dan Naufal Hasan Sadeli yang selalu mendukung saya

untuk menyelesaikan penelitian ini.

5. Suryani, S.Si yang banyak mengarahkan dan mengajari saya dalam

melakukan penelitian ini sehingga penelitian ini bias selesai pada

waktunya.

6. Achmad Ali Machfud dan Nilam Fajarwati selaku kakak tingkat di PSPD

yang juga selalu memberi nasihat dan pengarahan dalam melaksanakan

penelitian ini.

7. Hanindyo Rizky Beksono, Muflikha Mayazi, Nurohimah Fuad, Nurhabiba

Edriana, dan Faizal Rachman yang selalu mengingatkan, membantu dan

menyemangati saya dalam melakukan penelitian ini.

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

vi

8. Seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 dan juga

teman-teman yang tidak bias saya sebutkan namanya satu persatu.

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari

itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun untuk penelitian

ini.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga bermanfaat bagi masyarakat

dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 26 September 2014

Penulis

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

vii

ABSTRAK

Rahman Mukti Aji. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Aktivitas

Antioksidan pada Ekstrak Daging Daun Lidah Buaya (Aloe vera)

menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).2014

Latar Belakang: Banyak penyakit dapat disebabkan oleh radikal bebas,

sehingga radikal bebas dan antioksidan banyak diteliti guna mencegah penyakit.

Penelitian menunjukkan bahwa daging daun lidah buaya (Aloe vera) bersifat

antioksidan karena mengandung senyawa flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daging daun lidah buaya dengan

menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). Metodologi:

Penelitian ini dilakukan secara observasional. Ekstrak daging daun lidah buaya

didapatkan dengan cara maserasi dengan pelarut metanol. Uji aktivitas

antioksidan ekstrak daging daun lidah buaya dilakukan pada konsentrasi 50 ppm,

100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Ekstrak daging daun lidah buaya ditambahkan

dengan DPPH. Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Absorbansi diukur

untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daging daun lidah buaya

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimun

515,8 nm. Hasil: Dari penelitian ini didapatkan nilai IC50 ekstrak daging daun

lidah buaya sebesar 250,42 ppm. Kesimpulan: Secara kualitatif ekstrak daging

daung lidah buaya memiliki aktivitas antioksidan, namun berdasarkan penelitian

secara kuantitatif didapatkan nilai IC50 senilai 250,42 ppm yang tidak termasuk

dalam kategori antioksidan berdasarkan klasifikasi Blois.

Kata Kunci : Antioksidan, ekstrak daging daun lidah buaya (Aloe vera), DPPH

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

viii

ABSTRACT

Rahman Mukti Aji. Medical Education Study Program. Antioxidant Activity

Assay of Aloe vera Extracts by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydraziyl)

Method.2014

Background: Many health problems caused by free radicals. The free radical

and antioxidant widely investigated in order to prevent various diseases.

Research shows that Aloe vera leaf had functional properties as an antioxidant

due to its flavonoid compound. The aim of this study is to know antioxidant

activity of Aloe vera leaf extract by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

method. Method: Aloe vera leaf extracted was added by maceration with

menthanol as its solvent. Antioxidant activity tested in different concentration 50

ppm, 100 ppm, 150 ppm, and 200 ppm. Aloe vera leaf extract was added by

DPPH. This study used vitamin C as positive control. Absorbance measurement

used spectrophotometer UV-Vis in maximum wave length 515,8 nm to show the

antioxidant activity. Result: From this study, the IC50 value of Aloe vera leaf

extract is 250,42 ppm. Conclusion: This study shows that qualitatively processed

Aloe vera extract has antioxidant activity, however quantitative research yielded

IC50 value of 250,42 ppm which based on Blois classification, is not considered

as antioxidant

Keywords : Antioxidant, Aloe vera leaves extract, DPPH

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL …………………………………................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………… ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………… iii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………….. iv

KATA PENGANTAR ………………………………………….. v

ABSTRAK ………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………. ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………… 3

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………. 3

1.3.1 Tujuan Umum …………………………………. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………… 3

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………….... 3

1.4.1 Bagi Institusi ……………………………………. 4

1.4.2 Bagi Peneliti …………………………………….. 4

1.4.3 Bagi Masyarakat ………………………………… 4

1.5 Hipotesis ……………………………………………... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………… 5

2.1 Landasan Teori ………………………………………… 5

2.1.1 Tanaman Lidah Buaya …………………………… 5

2.1.2 Simplisia ………………………………………….. 7

2.1.3 Ekstrak dan Ekstraksi …………………………….. 7

2.1.3.1 Ekstrak …………………………………… 7

2.1.3.2 Ekstraksi …………………………………. 8

2.1.4 Radikal Bebas …………………………………….. 9

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

x

2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan …. 10

2.1.5 Antioksidan ………………………………………… 10

2.1.4.1 Vitamin C …………………………………. 11

2.1.6 Uji Aktivitas Antioksidan ………………………….. 12

2.1.6.1 Metode DPPH ……………………………… 12

2.1.6.2 Metode ABTS ……………………………… 13

2.1.6.3 Metode Deoksiribosa ………………………. 13

2.1.6.4 Metode FRAP ……………………………… 13

2.1.6.5 Metode TRAP ……………………………… 13

2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi ………… 14

2.2 Kerangka Teori …………………………………………… 15

2.3 Kerangka Konsep ………………………………………… 15

2.4 Definisi Operasional ……………………………………… 16

BAB 3. METODE PENELITIAN …………………………………. 17

3.1 Desain Penelitian …………………………………………... 17

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………. 17

3.3 Sampel ……………………………………………………. 17

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ……………………………….. 18

3.4.1 Alat Penelitian ……………………………………… 18

3.4.2 Bahan Penelitian ……………………………………. 18

3.5 Cara Kerja Penelitian ……………………………………… 18

3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia

Nabati ……………………………………………….. 18

3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daging Daun Lidah Buaya ……. 18

3.5.3 Pembuatan Larutan ………………………………….. 18

3.6 Pengukuran Absorbansi …………………………………… 20

3.7 Manajemen Analisis Data Antioksidan …………………… 21

3.8 Hasil Ekstraksi Daging Daun Lidah buaya ………………... 21

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………….. 22

4.1 Absorbansi dan % Penghambatan ………………………… 22

4.2 Penetapan Nilai IC50 ……………………………………….. 26

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

xi

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 29

5.1 Simpulan …………………………………………………... 29

5.2 Saran ……………………………………………………….. 29

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 30

LAMPIRAN ………………………………………………………….. 34

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan ………………….. 21

Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak

daging daun lidah buaya …………………………. 24

Tabel 4.2 Nilai absorbansi dan % penghambatan

vitamin C ………………………………………… 24

Tabel 4.3 Nilai IC50 ………………………………………… 26

Tabel 6.1 Perhitungan absorbansi, % penghambatan, dan

IC50 ekstrak daging daun lidah buaya …………… 34

Tabel 6.2 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan

IC50 vitamin C ……………………….…………… 35

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman lidah buaya ………………………… 6

Gambar 2.2 Daging daun lidah buaya …………………….. 6

Gambar 2.3 Rumus bangun DPPH ………………………... 12

Gambar 2.4 Reaksi DPPH dengan antioksidan …………… 13

Gambar 4.1 Larutan seri ekstrak konsentrasi 50 ppm,

100 ppm, 150 ppm, 200 ppm …………………. 23

Gambar 4.2 Larutan vitamin C 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm,

8 ppm ………………………………………….. 24

Gambar 4.3 Persamaan regresi linier ekstrak lidah

buaya …………………..................................... 26

Gambar 4.4 Persamaan regresi linier vitamin C …………… 26

Gambar 6.1 Hasil Determinasi ……………………………… 34

Gambar 6.2 Larutan hasil maserasi ………………………… 37

Gambar 6.3 Proses penyaringan larutan hasil maserasi ……. 37

Gambar 6.4 Proses evaporasi ……………………………….. 37

Gambar 6.5 Ekstrak kental daging daun lidah buaya ………. 37

Gambar 6.6 Penimbangan ekstrak kental daging daun

lidah buaya …………………………………….. 37

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Determinasi ……………………………… 34

Lampiran 2 Nilai Absorbansi, % Penghambatan, dan

IC50 Ekstrak Daging Daun Lidah Buaya ………. 35

Lampiran 3 Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan

IC50 Vitamin C …………………………………. 36

Lampiran 4 Gambar Alat dan Bahan Penelitian …………… 37

Lampiran 5 Riwayat Penulis ……………………………….. 38

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau

lebih elektron kepada radikal bebas reaktif, sehingga membentuk radikal bebas

yang tidak reaktif dan relatif lebih stabil. 1 Berdasarkan sumbernya antioksidan

terbagi menjadi 2 macam, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan.

Antioksidan alami adalah antioksidan yang sudah tersedia dari alam, baik dari

bahan pangan yang diperoleh melalui berbagai pengolahan maupun dari bahan

alami yang tidak bisa dijadikan bahan pangan. Antioksidan buatan adalah

antioksidan yang dihasilkan dari hasil sintesis reaksi. Di dalam tubuh manusia

mengandung antioksidan namun jumlahnya terbatas, oleh karena itu jika terkena

paparan radikal bebas berlebih tubuh membutuhkan antioksidan dari luar. 2

Paparan radikal bebas dapat berasal dari luar seperti polusi udara, asap

rokok, radiasi sinar ultraviolet, dan obat-obatan, maupun dapat berasal dari dalam

tubuh yang merupakan hasil dari metabolisme normal, peradangan, kekurangan

gizi, dan respon dari luar.3 Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu

buah pasangan elektronnya sehingga cenderung tidak stabil. Untuk mengatasi

ketidakstabilannya, radikal bebas mempunyai kecenderungan berikatan dengan

elektron lain dari sel tubuh agar menjadi stabil. Elektron yang diambil dari sel

tubuh oleh radikal bebas dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga

muncullah sel-sel mutan yang dapat menyebabkan kerusakan membran sel, dan

organel-organel sel lainnya. 1

Pada beberapa laporan mengenai tanaman obat didapatkan bahwa banyak

tanaman obat yang mengandung antioksidan dalam jumlah yang besar. 4 Efek

antioksidan terutama disebabkan oleh senyawa fenol seperti flavonoid dan asam

fenolat. Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol terbesar yang ada di

alam dan terdapat di semua bagian tumbuhan. 5

Di dalam tubuh manusia,

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

2

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan, melindungi strukur sel, anti inflamasi,

antibiotik dan penghambat resorpsi tulang berlebih. 6 Flavonoid juga telah

banyak dipublikasikan sebagai antivirus untuk virus HIV/AIDS dan Herpes. 7

Penelitian yang dilakukan oleh Jeanelle Boyer menjelaskan bahwa

konsentrasi flavonoid tertinggi terdapat pada bawang, brokoli, ceri, beri, apel,

teh, dan anggur merah. 8

Pengolahan makanan dapat mempengaruhi kadar

flavonoid yang terdapat dalam makanan. Makanan yang dimasak terlebih dahulu

memiliki kandungan flavonoid yang lebih rendah karena mengalami proses

degradasi oleh panas serta pada beberapa makanan yang dimasak dengan cara

direbus kandungan flavonoid dapat larut dalam air mendidih. 9

Salah satu tanaman yang mengandung antioksidan adalah lidah buaya

(Aloe vera). 10

Pada beberapa jurnal dari Universitas Madras di India, terdapat

lebih dari 360 spesies lidah buaya di daerah Amerika Utara, Eropa, dan Asia

yang termasuk family Liliaceae. Kandungan antioksidan yang terdapat dalam

lidah buaya. Kandungan antioksidan yang terdapat dalam lidah buaya digunakan

sebagai agen anti inflamasi. antivirus, anti neoplasma, antimikrobial, dan dapat

mempercepat penyembuhan luka, mengaktifkan makrofag, serta mengatasi reaksi

alergi dan masih banyak manfaat lainnya.10

Penelitian yang dilakukan oleh Yun Hu menyatakan bahwa bagian dari

tanaman lidah buaya yang diteliti adalah bagian daging daun. 11

Sementara itu

penelitian mengenai daging daun lidah buaya di Indonesia masih terbatas dan

belum ada penentuan tingkat antioksidan dalam lidah buaya. Berdasarkan hal

tersebut, peneliti ingin mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak daging daun

lidah buaya dengan menggunakan metode DPPH. Daging daun lidah buaya yang

digunakan dibuat dengan berbagai larutan uji yang berbeda. Penggunaan metode

DPPH karena lebih cepat, akurat, sederhana, dan dapat dilakukan dengan sampel

yang sedikit.

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas antioksidan ekstrak daging daun lidah buaya (Aloe vera) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui kadar antioksidan pada ekstrak daging daun lidah buaya

(Aloe vera) dengan metode DPPH dengan berbagai konsentrasi larutan

uji.

1.3.2 Tujuan khusus

1.Mengetahui nilai IC50 dari daging daun lidah buaya.

2.Mengetahui apakah ekstrak daging daun lidah buaya memiliki golongan

aktivitas antioksidan sangat kuat, kuat, sedang, lemah atau tidak bisa

digolongkan.

1.4 Manfaat Penelitian

14.1 Bagi Institusi

Memberi informasi tentang aktivitas antioksidan pada ekstrak daging

daun lidah buaya sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya

supaya manfaat daging daun lidah buaya bisa dikembangkan lebih jauh

lagi.

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

4

1.4.2 Bagi Peneliti

1. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Sebagai pengalaman peneliti untuk melakukan penelitian dibidang

kesehatan

3. Menambah wawasan tentang tanaman yang mengandung antioksidan

1.4.3 Bagi Masyarakat

Memberi informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas antioksidan

pada ekstrak daging daging daun lidah buaya.

1.5 Hipotesis

Daging daun lidah buaya (Aloe vera) memiliki aktivitas antioksidan.

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya atau dalam bahasa latin disebut Aloe vera merupakan

tanaman asli dari daratan kering di Afrika yang masuk ke Indonesia sekitar abad

ke-17 melalui petani Cina yang datang ke Indonesia. 12

Tanaman ini dapat

tumbuh dengan baik di daerah khatulistiwa terutama dengan ketinggian tempat 0-

1.500 m di atas permukaan laut pada jenis tanah latosol, podsolik, andosol, atau

regosol dengan drainase yang cukup baik. 13

Di Indonesia, pemanfaatan tanaman

ini masih sedikit dan kebanyakan terbatas sebagai tanaman hias dan kosmetika

penyubur rambut. 12

Lidah buaya merupakan tanaman perdu yang basah. Bagian

dalam daging daun lidah buaya ini dipenuhi getah dan daging berlendir tanpa

warna. Teksturnya kenyal dan mudah hancur. Bagian bunganya berkelamin dua

(biseksual) memiliki bentuk seperti terompet atau bertabung dengan ukuran 2

sampai 3 cm. Bagian batang lidah buaya berserat atau berkayu, pada umumnya

sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup daun yang bergerigi yang

panjangnya mencapai 15 cm dan sebagian batangnya terbenam dalam tanah.

Bagian akar lidah buaya berserabut yang panjangnya berkisar 30 cm. Lidah

buaya akan tumbuh dengan baik pada suhu 28-32o C dan pH 5,5-6 dengan

paparan sinar matahari minimal 4 jam sehari serta curah hujan 1.000-3.000 m3

per tahun. 14

Menurut klasifikasi botani, tanaman lidah buaya adalah sebagai berikut15

:

-Divisi : Spermatophyta

-Sub divisi : Angiospermae

-Kelas : Monocotyledoneae

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

6

-Ordo : Liliaflorae

-Familia : Liliaceae

-Genus : Aloe

-Spesies : Aloe vera

Berikut ini gambar tanaman lidah buaya:

Gambar 2.1 Tanaman Lidah Buaya

Sumber: www.gardenlife.com

Gambar 2.2 Daging Daun Lidah Buaya

Sumber: www.thealoeverasite.com

Ekstrak daging daun lidah buaya mengandung sekitar 75 senyawa

bioaktif yang diantaranya terdiri dari polisakarida, glikoprotein, polisakarida,

flavonoid, aloesin, saponin, vitamin A, vitamin B, vitamin B12, vitamin C dan

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

7

vitamin E serta asam amino. Getah daging daun lidah buaya juga mengandung 22

asam amino yang 8 diantaranya adalah asam amino esensial yang tidak bisa

diproduksi oleh tubuh. Selain itu daging daun lidah buaya juga bersifat

antikanker. Karboksipeptidase yang terdapat pada daging daun lidah buaya

bersifat antiinflamasi, hemiselulose dan mannan berfungsi untuk pertumbuhan

dan perbaikan kulit. Polisakarida dan flavonoid juga bisa bersifat sebagai

antioksidan. 16

2.1.2 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan

yang dikeringkan. Simplisia dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu:

1. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan

keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari

tanamannya dan belum berupa zat kimia.

2. Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan

zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat murni.

3. Simplisia pelican (mineral)

Simplisia pelican adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican

(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan

belum berupa zat kimia. 17

2.1.3 Ekstrak dan Ekstraksi

2.1.3.1 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang terdapat zak aktif di dalamnya yang

telah disaring dari simplisia menggunakan bantuan pelarut yang sesuai seperti

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

8

metanol & etanol. Lalu, semua atau hampir semua pelarut diuapkan hingga

tersisa massa atau serbuk yang diperlukan sedemikian rupa agar memenuhi

standar baku yang sudah ditetapkan. 18

2.1.3.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan zat-zat dari bahan padat maupun cair

menggunakan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan hanya mengekstrak

substansi tanpa meyebabkan material lainnya ikut larut. Beberapa pelarut sering

digunakan adalah etanol, metanol, n-heksana, etil asetat, kloroform, aseton, dan

benzen. 18

Metode ekstraksi menggunakan pelarut padat dilakukan dengan cara

dingin dan cara panas, yaitu:

- Cara dingin

a) Maserasi

Maserasi adalah suatu proses perendaman menggunakan pelarut

untuk menyaring simplisia dengan beberapa kali pengadukan. Ada 2

macam maserasi yaitu maserasi kinetik dan remaserasi. Maserasi kinetik

apabila pada saat maserasi dilakukan pengadukan terus-menerus

sedangkan remaserasi adalah dengan menambahkan pelarut setelah

maserat pertama disaring seterusnya.

b) Perkolasi

Perkolasi merupakan suatu proses penyaringan simplisia dengan

memakai pelarut yang selalu baru. Tahapan perkolasi yaitu: pelembaman

bahan, tahap perendaman antara, perkolasi sebenarnya (penetesan atau

penampungan ekstrak) yang berakhir bila perkolat sudah mencapai 1-5

kali bahan. Perkolasi biasanya dilakukan pada suhu kamar. 18

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

9

- Cara panas yaitu terdiri dari digesti, sokletasi,refluks, dekoktasi, dan

infludasi. 18

2.1.4 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih

elektron yang tidak mempunyai pasangan, elektron yang tidak mempunyai

pasangan ini mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan pasangannya

dengan cara menyerang dan berikatan dengan elektron yang berada disekitarnya.

Jika radikal bebas telah berikatan dengan pasangannya, maka akan terjadi

kerusakan pada senyawa yang diserangnya. Kerusakan yang terjadi yaitu seperti

gangguan fungsi & struktur sel. Selain itu, dampak lain yang terjadi akibat

radikal bebas ketika mencari pasangannya adalah terbentuknya radikal bebas

baru yang berasal dari molekul yang elektronnya diambil. Radikal bebas menjadi

stabil apabila berikatan dengan radikal bebas lain. 2

Secara umum terdapat 3 tahapan pembentukan radikal bebas, yaitu :

1) Inisiasi (awal pembentukan)

Fe++

+ H2O2 -> Fe+++

+ OH- + .OH

R1-H + .OH -> R1. + H2O

2) Propagasi (pemanjangan rantai radikal)

R2-H + R1. -> R2. + R1-H

R3-H + R2. -> R3. + R2-H

3) Terminasi (radikal bebas bereaksi dengan radikal bebas lainnya atau

dengan penangkapan radikal yang menyebabkan pemanjangan

rantainya rendah)

R1 + R1. -> R1-R1

R2 + R1. -> R2-R1

R2. + R2 -> R2-R2 dst

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

10

2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan

Pada kondisi normal, jumlah radikal bebas yang rendah dibutuhkan untuk

ekspresi gen, pertumbuhan sel dan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Radikal bebas akan menimbulkan dampak bagi tubuh apabila kemampuan

pertahanan tubuh menurun. 19

Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dengan cara

bereaksi dengan nitrat oksida menjadi peroksinitrit. Pembuluh darah diseluruh

tubuh dapat terkena efeknya sehingga bisa timbul:

- Kerusakan glomerulus yang dapat menyebabkan gangguan ginjal

- Kerusakan pembuluh darah retina

- Kerusakan pembuluh darah koroner

- Sistem imun menurun 20

2.1.5 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang memberikan elektron yang mempunyai

berat molekul kecil namun dapat meninaktivasi dan menghambat proses oksidasi

dengan mengikat radikal bebas. Tubuh manusia secara alami dapat menghasilkan

antioksidan, namun jika jumlah radikal bebas bertambah, antioksidan yang

dihasilkan tubuh tidak mampu untuk mengikat radikal bebas tersebut dan

akhirnya dapat terjadi stress oksidatif. 2

Radikal bebas dihambat melalui 3 cara, yaitu:

- Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas yang baru.

- Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi

(pemutusan rantai).

- Memperbaiki kerusakan oleh radikal bebas. 2

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan digolongkan menjadi

antioksidan primer dan antioksidan sekunder. 21

(1) Antioksidan primer bekerja dengan memberikan ion hidrogen atau

elektron pada radikal bebas dan memutus rantai reaksi dengan

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

11

mengubahnya menjadi stabil. Selain memberikan ion hidrogen,

antioksidan primer juga bereaksi dengan lipid radikal bebas dengan

membentuk kompleks lipid-antioksidan.

AH + R -> A + RH (Antioksidan memberikan ion hidorgen pada

lipid radikal bebas)

Senyawa yang termasuk antioksidan primer adalah kelompok senyawa

polifenol, asam askorbat (vitamin C), BHT, BHA, TBHQ, tokoferol, dan

PG.

(2) Antioksidan sekunder bekerja dengan mencegah terbentuknya radikal

bebas dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet, menginaktivasi singlet

oksigen, dan bekerja sinergis dengan antioksidan primer. Senyawa yang

termasuk golongan antioksidan sekunder adalah asam triodipropionat,

dilauril, dan distearil ester. 21

2.1.5.1 Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat (C6H8O6) mempunyai titik lebur 190-

192oC dan mempunyai berat molekul 176,13. Vitamin C dapat dengan mudah

teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat jika terkena pengaruh oleh zat-zat

pengoksidasi lemah, enzim asam askorbat oksidase dan zat-zat pengoksidasi

lemah. Karena mudah teroksidasi, vitamin C dapat digunakan sebagai

antioksidan. 22

Vitamin C mengandung antioksidan yang berperan untuk

mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel. Antioksidan yang terdapat di

dalam vitamin C termasuk antioksidan primer. 23

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

12

2.1.6 Uji Aktivitas Antioksidan

2.1.6.1 Metode DPPH

DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl) adalah senyawa radikal bebas

stabil berwarna ungu yang ditemukan pada tahun 1992 yang berguna untuk

menentukan sifat antioksidan amina, fenol atau senyawa alami seperti vitamin,

obat-obatan, dan ekstrak tumbuh-tumbuhan. 24

.

Gambar 2.3 Rumus bangun DPPH

Sumber : www.merckmillipore.com

Metode DPPH adalah metode sederhana yang dapat digunakan untuk

menguji kandungan antioksidan karena pengerjaannya mudah, murah, dan cepat.

Prinsip kerja metode DPPH adalah berdasarkan kemampuan DPPH untuk

menerima atom hidrogen yang didonorkan oleh antioksidan. Setelah

mendapatkan atom hidrogen kemampuan absorpsi DPPH menjadi berkurang dan

membuat warna DPPH berubah menjadi kuning pucat yang kemudian akan

dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis. 25

Gambar 2.4 Reaksi DPPH dengan antioksidan

Sumber : www.phytojournal.com

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

13

2.1.6.2 Metode ABTS

Metode ABTS (2,2-Azinobis(3-ethylbenzothiazoline)6-sulfonic acid)

adalah metode yang digunakan yang digunakan untuk melihat aktivitas

antioksidan. ABTS adalah substrat peroksidase yang stabil dan larut air, apabila

dioksidasi oleh H2O2 akan membentuk membentuk senyawa radikal kation yang

tidak stabil. Prinsip metode ini adalah dengan menggunakan antioksidan dalam

jumlah tertentu untuk menghambat ABTS. Kemampuan antioksidan dalam

menghambat ABTS ini yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 734 nm. Dari hasil spektrofotometer dapat diketahui aktivitas yang

terdapat pada antioksidan. 26

2.1.6.3 Metode Deoksiribosa

Deoksiribosa (2-deoksi-D-ribosa) merupakan gula ribosa turunan gula

pentose dan yang mempunyai 5 atom karbon. Deoksiribosa apabila dipanaskan

dengan suhu dan pH tertentu akan terdekomposisi menjadi malondialdehid

(MDA) yang dapat dideteksi dengan asam tiobartiturat (TBA) menghasilkan

kromogen MDA-TBA. Perubahan Deoksiribosa menjadi malondialdehid adalah

dasar uji penangkapan radikal hidroksil. 27

2.1.6.4 Metode FRAP

Prinsip metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) adalah

berdasarkan kerja dari reduksi analog ferroin, kompleks Fe3+

dari tripiridiltriazin

Fe(TPTZ)3+

menjadi kompleks Fe2+

. Fe

2+ jika ditambahkan antioksidan pada

suasana asam akan berwarna biru. Hasil pengujian diinterpretasikan dengan

peningkatan absorbansi pada panjang gelombang 593 nm. 28

2.1.6.5 Metode TRAP

Prinsip metode TRAP (Total Radical-trapping Antioxidant Parameter)

adalah berdasarkan pengukuran penggunaan oksigen selama reaksi oksidasi lipid

terkontrol yang diinduksi oleh hasil dekomposisi dari AAPH (2-2’-Azobis(2-

aminidopropana)hidroklorida) untuk mengukur aktivitas antioksidan. 29

Page 28: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

14

2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi

Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat analisis sampel dengan

menggunakan prinsip-prinsip absorpsi radiasi gelombang elektromagnetik oleh

bahan untuk panjang gelombang sinar ultraviolet sampai sinar yang tampak.

Fungsi spektrofotometer UV-Vis adalah untuk menentukan kandungan zat

organik dan anorganik secara kualitatif dan kuantitatif dalam suatu larutan.

Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radasi oleh suatu

larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan

pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan. 30

Absorbansi adalah banyaknya

jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap oleh partikel yang terdapat padam

larutan. Besarnya absorbansi dinyatakan dalam hukum Lambert-Beer. Hukum

tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya tampak, sinar ultraviolet, dan

cahaya-cahaya lain diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan. 31

Page 29: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

15

2.2 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Radikal Bebas

Uji aktivitas

antioksidan

Metode ABTS

Metode TRAP

Metode

deoksiribosa

Metode FRAP

Merusak sel tubuh

dinetralisir

Antioksidan

Berdasarkan

mekanisme kerja

Berdasarkan sumber Metode DPPH

Sekunder Primer Eksogen Endogen

Ekstrak daging daun

lidah buaya (Aloe vera)

Lidah buaya

mengandung flavonoid

DPPH Memiliki elektron

yang tidak berpasangan

analisis

Ekstrak daging

daun lidah

buaya

Bersifat

antiokasidan Metode DPPH

Perubahan warna

larutan dari ungu pekat

menjadi kuning pucat

Semakin banyak aktivitas

antioksidan terhadap DPPH

DPPH menjadi

DPPH-H yang stabil

Absorbansi diukur dengan

Spektrofotometer UV-Vis

Page 30: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

16

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur

1. Konsentrasi

ekstrak

daging daun

lidah buaya

Konsentrasi larutan

uji dalam ppm (1

ppm = 1 µg/mL)

V1M1=V2M2

(perbandingan

ekstrak dengan mL

metanol)

- Numerik 25 ppm 50 ppm

75 ppm 100

ppm

2. Absorbansi

sampel

Nilai absorbansi

pada masing-

masing sampel

Diukur panjang

gelombang dengan

alat spektofotometer

Spektofoto

meter

Numerik Nm

3. IC50 Nilai konsentrasi

ekstrak yang

mampu

menghambat

aktivitas proses

oksidasi sebesar

50%

Persamaan regresi

linier

- Kategorik

Ordinal

Klasifikasi

Blois:

IC50 < 50 µg/ml

= sangat kuat

IC50 50-100

µg/ml = kuat

IC50 101-150

µg/ml = sedang

IC50 151-200

µg/ml = lemah

IC50 > 200

µg/ml = tidak

aktif

Page 31: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui

aktivitas antioksidan dalam daging daun lidah buaya dengan menggunakan

metode DPPH.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

pada bulan Februari sampai bulan September 2014.

3.3 Sampel

Sampel sebanyak 300 gram daging daun lidah buaya yang digunakan

dalam penelitian ini didapatkan dari penjual bunga dan pasar swalayan di sekitar

Ciputat. Daging daun lidah buaya yang dipilih yang tidak kering, tidak berjamur,

tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, dan sudah dibersihkan. Kemudian daging

daun lidah buaya (Aloe vera) dideterminasi oleh Pusat Penelitian Biologi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. Determinasi dilakukan

untuk mengurangi kemungkinan kesalahan identitas sampel. Hasil determinasi

menunjukan bahwa sampel yang diuji benar spesies Aloe vera. Kemudian dibuat

larutan ekstraknya dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 50 ppm, 100 ppm, 150

ppm, 200 ppm yang masing-masing dibuat secara triplo.

Page 32: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

18

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat Penelitian

Timbangan analitik; kaca arloji; batang pengaduk; botol gelap; gelas

beaker; mikropipet 10, 100, dan 1000 µl; tip 10,100, 1000 µl; alumunium foil;

shaker waterbath; kuvet dan spektrofotometer UV-Vis Hitachi 2,2 solution.

3.4.2 Bahan Penelitian

Simplisia, metanol, DPPH, air aquades dan vitamin C.

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia Nabati

Daging daun lidah buaya diambil dari kebun lidah buaya (sudah

dideterminasi) kemudian dibersihkan, dikupas kulit daunnya, lalu daging

daunnya dipotong kecil-kecil dan diblender hingga halus seperti jus. Lidah buaya

yang sudah diblender lalu dihitung volumenya dalam gelas ukur. 10

3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daging Daun Lidah Buaya

Pembuatan ekstrak daging daun lidah buaya (Aloe vera) dilakukan oleh

peneliti di laboratorium Pharmacy Drug Research dengan menggunakan metode

maserasi menggunakan pelarut metanol dan dimaserasi pada suhu 9o C selama 17

jam. Kemudian hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring. Setelahh

disaring, didapatkan filtrat dan residu. Filtrat kemudian dilakukan evaporasi

(penguapan) menggunakan rotator evaporator pada suhu 37o

C untuk

memisahkan pelarut metanol sehingga didapatkan ektrak kental daging daun

lidah buaya. 10

3.5.3 Pembuatan Larutan

a) Pembuatan Larutan DPPH 634 µM

- Timbang DPPH sebanyak 0,0014 gram

- Larutkan dalam 14 mL metanol

Page 33: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

19

- Larutan dikocok sehingga homogen kemudian dimasukkan ke dalam

botol gelap

- Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis untuk

memperoleh panjang gelombang maksimum

b) Pembuatan Larutan kontrol

- Dalam 1500 µL metanol ditambahkan 500 µL larutan DPPH

- Larutan dikocok hingga homogen

c) Pembuatan Larutan uji

1. Larutan Induk (1000 ppm)

10 mg ekstrak daging daun lidah buaya dilarutkan kedalam 10 mL

metanol=10 mg/10 mL = 1 mg/mL = 1000 µg/mL = 1000 ppm

2. Larutan Seri

a) 50 ppm

100 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL. Kemudian tambahkan 500 µL larutan

DPPH.

b) 200 ppm

300 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL. Kemudian tambahkan 500 µL larutan

DPPH.

c) 300 ppm

200 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL. Kemudian tambahkan 500 µL larutan

DPPH.

d) 200 ppm

400 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL. Kemudian tambahkan 500 µL larutan

DPPH.

Page 34: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

20

d) Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C) 32

Vitamin C berupa serbuk putih didapatkan dari Laboratorium Kimia

Obat Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Vitamin C yang

digunakan merupakan produk perusahaan VWR.

1. Larutan Induk (100 ppm)

1 mg Vitamin C murni dilarutkan dalam 10 mL metanol = 0,1

mg/mL = 100 µg/ml (ppm).

2. Larutan seri (2,4,6,8 ppm)

a) 2 ppm

40 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan

DPPH.

b) 4 ppm

80 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan

DPPH.

c) 6 ppm

120 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL.

Kemudian ditambahkan 500 µL larutan DPPH.

d) 8 ppm

160 µL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1500 µL. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan

DPPH.

3.6 Pengukuran Absorbansi

Semua larutan kontrol, larutan ekstrak daging daun lidah buaya dan

larutan standar positif (vitamin C) dikocok menggunakan shaker waterbath dan

diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit dalam keadaan gelap (ditutup

alumunium foil). Hal ini dilakukan karena radikal DPPH mudah didegradasi oleh

cahaya. Kemudian absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis

pada panjang gelombang 515,8 nm. Setelah nilai absorbansinya didapat, dihitung

persen hambatan masing-masing larutan dengan menggunakan rumus: 29,33,34

% Hambatan = (Abs0-Abssampel)x100%

Abs0

Page 35: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

21

Setelah didapatkan % aktivitas hambatan dicari nilai IC50 melalui persamaan

regresi linier y = a + bx

3.7 Manajemen Analisis Data Antioksidan

Data antioksidan pada radikal DPPH (% penghambatan) ekstrak daging

daun lidah buaya dianalisis dan dihitung nilai IC50. Semakin kecil nilai IC50

berarti aktivitas antioksidan semakin kuat. Pada penelitian ini nilai IC50 dianalisis

dan dihitung menggunakan persamaan regresi linear. 29 34 35

Data % hambatan dan konsentrasi larutan digunakan untuk mencari nilai

IC50 dengan persamaan regresi linear y = a + bx, dimana y adalah % hambat 50

(senilai 50) dan x adalah nilai IC50. 33,36

Berikut ini tabel mengenai klasifikasi

aktivitas antioksidan menurut Blois:

Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan

No. Nilai IC50 Antioksidan

1. < 50 ppm Sangat kuat

2. 50-100 ppm Kuat

3. 101-150 ppm Sedang

4. 151-200 ppm Lemah

3.8 Hasil Ekstraksi Daging Daun Lidah Buaya

Dari hasil ekstraksi didapatkan 64 gram simplisia dari 300 gram daging

daun lidah buaya yang sudah diblender. Setelah maserasi didapatkan larutan 383

mL. Metode maserasi dipilih karena prosedurnya sederhana, cepat, mudah, dan

dapat menghindari kerusakan senyawa bioaktif akibat panas. 37

Setelah itu

dilakukan evaporasi selama 3,5 jam pada suhu 36o

didapatkan ekstrak kental

daging daun lidah buaya sebanyak 2,6 gram. Penelitian ini menggunakan

metanol karena metanol merupakan pelarut yang dapat menarik senyawa bioaktif

polar seperti flavonoid yang merupakan antioksidan.

Page 36: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Absorbansi dan % Penghambatan

Hasil ekstraksi daging daun lidah buaya selanjutnya diuji aktivitas

antioksidan menggunakan metode DPPH. Kemudian dibuat larutan kontrol,

larutan seri ekstrak daging daun lidah buaya, dan larutan seri vitamin C. Setelah

diinkubasi akan terlihat secara kualitatif ada tidaknya perubahan warna pada

larutan. Berikut ini gambar larutan seri ekstrak daging daun lidah buaya:

Gambar 4.1 Larutan seri ekstrak konsentrasi 50 ppm, 100 ppm,

150 ppm, 200 ppm

Pada gambar 4.1 terlihat perbedaan warna dari berbagai macam

konsentrasi larutan uji. Pada konsentrasi 50 ppm terlihat warna ungu yang lebih

pekat dibandingkan dengan konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Hal ini

disebabkan baru sedikit elektron bebas pada DPPH yang diikat oleh antioksidan.

Pada konsentrasi 100 ppm terlihat warna menjadi lebih pucat daripada

konsentrasi 50 ppm, hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak elektron bebas

pada DPPH yang diikat oleh antioksidan. Pada konsentrasi 150 ppm terlihat

warna ungu menjadi lebih pucat dan pada konsentrasi 200 ppm warna ungu

menjadi sangat pucat karena banyak elektron bebas pada DPPH yang telah

Page 37: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

23

berikatan dengan antioksidan yang ada pada sampel sehingga sifat radikal bebas

DPPH menjadi menurun. 29

Vitamin C sebagai antioksidan digunakan sebagai kontrol positif karena

vitamin C terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Berikut ini adalah

gambar larutan seri vitamin C:

Gambar 4.2 Larutan seri vitamin C 2 ppm, 4, ppm, 6 ppm, 8 ppm

Pada gambar 4.2 terlihat adanya perubahan warna pada larutan seri

vitamin C. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas antioksidan yang kuat pada

larutan vitamin C mulai dari konsentrasi kecil karena pada konsentrasi kecil

terlihat warna ungu sudah tidak pekat.

Setelah diamati secara kualitatif, larutan kontrol, larutan seri ekstrak

daging daun lidah buaya dan larutan seri vitamin C diukur absorbansinya dengan

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang maksimun DPPH yaitu

515,8 nm. Hal ini untuk mendapatkan nilai absorbansi maksimum juga dan

kemudian dicari penghambatan masing-masing konsentrasi. Berikut adalah nilai

absorbansi dan % penghambatan dari tiap konsentrasi ekstrak daging daun lidah

buaya dan vitamin C:

Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak daging daun lidah buaya

No. Konsentrasi (ppm) Rata-rata nilai absorbansi % Penghambatan

1

2

3

4

50 ppm

100 ppm

150 ppm

200 ppm

0,588

0,501

0,470

0,407

11,71 %

24,77 %

29,43 %

38,88 %

Page 38: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

24

Tabel 4.2 Nilai absorbansi dan % penghambatan vitamin C

No Konsentrasi (ppm) Rata-rata nilai absorbansi % Penghambatan

1

2

3

4

2 ppm

4 ppm

6 ppm

8 ppm

0,635

0,463

0,075

0,045

4,5 %

30,48 %

88,73 %

93,24 %

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 terlihat semakin besar konsentrasi semakin

kecil absorbansinya karena semakin besar konsentrasi larutan, aktivitas

antioksidan semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan semakin pudarnya warna

DPPH dan semakin besarnya nilai % penghambatan.

Setelah mendapatkan data % penghambatan maka dibuat grafik antara

konsentrasi larutan (x) dan % penghambatan (y) dan didapatkan persamaan

regresi liniernya. Berikut persamaan regresi linier ektrak daging daun lidah buaya

dan vitamin C:

Page 39: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

25

Gambar 4.3 persamaan regresi linier ekstrak daging daun lidah buaya

Gambar 4.4 Persamaan regresi linier vitamin C

Page 40: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

26

4.2 Penetapan Nilai IC50

Nilai IC50 dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan regresi

linier. Microsoft Excel digunakan untuk mencari persamaan linier karena

memudahkan untuk input data. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin besar

aktivitas antioksidan. 29

Setelah melakukan perhitungan dan beberapa kali

pengulangan pembuatan larutan, didapatkan nilai IC50 daging daun lidah buaya

dan vitamin C sebagai berikut:

Tabel 4.3 NIlai IC50

No. Bahan Nilai IC50

1. Ekstak Daging Daun Lidah Buaya 250,42 ppm

2. Vitamin C 4,58 ppm

Tabel diatas menunjukkan bahwa ekstrak daging daun lidah buaya

memiliki nilai IC50 sebesar 250,42 ppm. Berdasarkan klasifikasi Blois tidak dapat

diklasifikasikan kedalam kategori antioksidan. Penelitian yang dilakukan Tin

A.Khaing menjelaskan bahwa aktivitas antioksidan pada daging daun lidah

buaya dengan pelarut etanol didapatkan nilai IC50 sebesar 58,36 ppm dan

tergolong ke dalam antioksidan kuat. 38

Perbedaan pelarut yang digunakan juga

mempengaruhi kandungan antioksidan yang terdapat dalam daging daun lidah

buaya. Penelitian yang dilakukan Saritha V dkk, menjelaskan bahwa dengan

menggunakan pelarut metanol didapatkan ekstrak lidah buaya yang mempunyai

aktivitas lebih baik dibandingkan dengan pelarut etanol, heksana, aseton, dan

kloroform. 10

Penggunaan lidah buaya juga dipengaruhi oleh lama hidup tanaman

sehingga menentukan kadar antioksidan yang ada di dalamnya. Penelitian yang

dilakukan Yun Hu dkk, dengan menggunakan metode DPPH menjelaskan bahwa

aktivitas antioksidan tertinggi didapatkan pada lidah buaya dengan usia 3 tahun.

Sementara itu pada penelitian ini tidak memperhitungkan usia lidah buaya yang

digunakan. Pada tabel 4.3 untuk nilai IC50 dari vitamin C didapatkan sebesar 4,58

Page 41: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

27

yang menunjukkan bahwa vitamin C termasuk sebagai kategori antioksidan yang

sangat kuat menurut kriteria Blois. Pada penelitian untuk mengetahui kandungan

ekstrak daging daun lidah buaya dengan berbagai metode seperti metode DPPH,

ABTS, dan xantin oksidase yang dilakukan oleh Nurten Ozsoy dkk, didapatkan

bahwa aktivitas antioksidan pada lidah buaya yang menggunakan metode DPPH

menunjukan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

aktivitas antioksidan lidah buaya dengan menggunakan metode ABTS dan xantin

oksidase. 39

Penelitian ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari ayat dibawah ini,

dimana segala macam tanaman yang tumbuh ditujukan untuk dipelajari umat

manusia untuk diambil manfaatnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman

yang Allah SWT tumbuhkan memiliki manfaat untuk kesehatan.

Allah SWT berfirman yang artinya:

“Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang

kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah

dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba

yang kembali (mengingat Allah). Dan kami turunkan dari langit air yang banyak

manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji

tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai

mayang bersusun-susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (kami), dan

kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya

kebangkitan.” (Q.S. Qaaf: 7-11)

Page 42: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

28

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Berdasarkan hasil uji secara kualitatif, ekstrak daging daun lidah buaya

memiliki kandungan antioksidan

2. Berdasarkan hasil uji secara kuantitatif didapatkan nilai IC50 250,42 namun

tidak dapat digolongkan berdasarkan kriteria Blois.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan

senyawa bioaktif ekstrak daging daung lidah buaya yang bersifat

antioksidan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek daging daun lidah

buaya lainnya seperti toksisitas.

3. Penelitian mengenai antioksidan daging daun lidah buaya sebaiknya

dilakukan pada lidah buaya dengan usia 3 tahun

Page 43: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

29

DAFTAR PUSTAKA

1. Brewer M.S. Natural Antioxidants: Sources, Compounds, Mechanisms of

Action, and Potential Applications. Comprehensive Reviews in Food Science

and Food Safety. 2011. 4(10): 221-247

2. Winarsi H. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: potensi dan aplikasi dalam

kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. 2007. 22-23

3. Arief, Sjamsul. Radikal Bebas. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK

UNAIR/RSU Dr.Soetomo. Surabaya. 2008. 47-48

4. Sembiring, Bagem Sofianna., dkk. Pengembangan Pangan Fungsional

Antioksidan. Laporan Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2010. Balai

Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. 2011. 474-475

5. Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi. Analisis Nilai Absorbansi dalam

Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.

Phillar of Physics. Oktober 2013;(2): 76-83.

6. Nijveldt, Robert J., et al. Flavonoids: A Review of Probable Mechanisms of

Action and Potential Applications. American Society for Clinical Nutrition.

2001; 74: 418-425

7. Xu, Hong-Xi., et al. Inhibitory Activity of Flavonoids and Tannins against

HIV-1 Protease. Pharmaceutical Society of Japan. 2000; 23(9): 1072-1076

8. Boyer, Jeanelle, & Lie, Rui Hai. Apple Phytochemicals and Their health

Benefits. Nutrition Journal. 2004; 4(5), http://nutritionj.com/3/1/5

9. Situmorang, Rimbun. Perbedaan Perubahan Kadar Trigliserida Setelah

Pemberian Ekstrak dan Rebusan Daun Salam (Eugeniapolyantha) pada Tikus

Sprague dawley yang diberi Pakan Tinggi Lemak. Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro. Semarang.2013. 6-10

10. Saritha V, Anilakumar K R, & Khanum, Farhath. Antioxidant and

Antibacterial Activity of Aloe vera Gel Extracts. International Journal of

Pharmaceutical & Biological Archives. 2010; 1(4): 376-384

11. Hu, Yun., Xu, Juan., Qiuhui. Evaluation of Antioxidant Potential of Aloe

Vera Journal of Agricultural and Food Chemistry. 2003;51(26): 7788-7791

Page 44: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

30

12. Furnawanthi I. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Edisi 8.

Jakarta Selatan: PT Agromedia Pustaka. 2007: 1-29

13. Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Buku Saku

Ekologi Pertanian: Budidaya Praktis Beberapa Tanaman Di Indonesia. Edisi

Revisi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2011: 170

14. Wahjono E, Koesnandar. Mengebunkan Lidah Buaya Secara Instensif.

Jakarta: PT Agromedia Pustaka, 2012: 1-13

15. Tjitrosoepomo, G. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan ke

depalan. UGM Press, 2004:244

16. Joseph, Baby., Raj, S.Justin. Pharmacognostic and Phytochemical Properties

of Aloe Vera Linn – An Overview. International Journal of Pharmaceutical

Sciences Review and Research. 2010. 4(2): 106-110

17. Dalimartha, Setawan. Deteksi Dini Kanker & Simplisia Antikanker. Jakarta:

Penebar Swadaya. 2004:34-36

18. Departemen Kesehatan RI. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta: Depkes RI.

2000. Hal. 1-12

19. Gitawati R. Radikal Bebas: Sifat dan Peranannya dalam Menimbulkan

Kerusakan/Kematian Sel. Cermin Dunia Kedokteran. 1995; No.102: 33-36

20. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7.

Volume 1. Jakarta: EGC. 2007:10

21. Arcan, Iskender. Characterization and Modification of Antioxidant Proteins

from Plan Materials. (Master of Science Thesis). Izmir Institute of

Technology. 2005: 8-10

22. Counsell, J.N. and Hornig, D.H., Vitamin C (Ascorbic Acid). Apllied Science

Publisher. London and New Jersey. 1981:457-460

23. Karinda, Monalisa., Fatimawali, & Citraningtyas, Gayatri. Perbandingan

Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga Dodol dengan Menggunakan

MEtode Spektrofotometri UV-Vis dan Iodometri. Pharmacon Jurnal Ilmiah

Farmasi. 2013. 2(1): 86-89

Page 45: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

31

24. Ionita, P., Is DPPH Stable Free Radical a Good Scavenger for Oxygen Active

Species ?. Chem. Pap. 2003. 59(1): 11-16

25. Marxen, Kai., et al. Determination of DPPH Radical Oxidation Caused by

Methanolic Extracts of Some Microalgal Species by Linear Regression

Analysis of Spectrophotometric Measurements. Sensors. 2007: 7, 2080-2095

26. Ozgen M., Reese, Neil R., Artemio Z., et al. Modified 2,2-Azino-bis-3

ethylbenzothiazoline-6-sulfonic Acid (ABTS) Method to Measure

Antioxidant Capacity of Selected Small Fuits and Comparison to Ferric

Reducing Antioxidant Power (FRAP) and 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazil

(DPPH) Methods. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 2006: 1151-

1157

27. Haliwell B, Gutteridge JMC. Free Radical in Biology and Medicine. New

York: Oxford University Press. 2000:231-234

28. Antolovich, Michael., et al. Methods for testing Antioxidant Activity.

Analyst. 2002. 127: 183-198

29. Molyneux, Philip. The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazil

(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol.

2001. 26(2): 211-219

30. Triyati, Teti. Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak serta

Aplikasinya dalam Oseanologi. Oseana. 1985. 10(1): 39-47

31. Gandhimathi R, et al. Analytical Process of Drugs by Ultraviolet (UV)

Spectroscopy – A Review. International Journal of Pharmaceutical Research

& Analysis. 2012. 2(2): 72-78

32. Nabavi SF, Nabavi SN, Ebrahizadeh MA, Asgarirad H. The Antioxidant

Activity of Wild Medlar (Mespilus germanical) Fruits, Stem Bark and Leaf.

African Journal of Biotechnology 10 January 2011;10(2): 283-289

33. Reddy LJ, Jalli RD, Jose B, Gopu S. Evaluation of Antibacterial &

Antioxidant Activities of The Leaf Essential Oil & Leaf Extract of Citrus

aurantifolia. Asian Journal of Biochemical and Pharmacheutical Research.

May 2012; 2: 346-353

Page 46: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

32

34. Widyarti G, Sundowo A, Hanafi M. The Free Radical Scavenging and

Antihyperglicemic Activities of Various Gambiers Available in Indonesian

Market. Makara Sains. November 2011; 15(2): 129-134

35. Kekuda TRP, Vinayaka KS, Kumar SUP, Sudharshan SJ. Antioxidant and

Antibacterial Activity of Lichen Extracts, Honey and Their Combination.

Journal of Pharmacy Research 2009; 2(12): 1875-1878

36. Karamian R, Ghasemlou F. Screening of Total Phenol and Flavonoid

Content, Antioxidant and Antibacterial Activities of the Methanolic Extracts

of Three Silence Species from Iran. Journal of Agriculture and Crop

Sciences. 2013; 5: 305-312

37. Harbone JB. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa

Tumbuhan. Terjemahan K. Padmawinata Edisi II. Bandung: ITB Press.

2006:87-88

38. Khaing, Tin.A., Evaluation of the Antifungal and Antioxidant Activities of

the Leaf Extract of Aloe vera (Aloe barbadensis Miller). World Academy of

Science, Engineering and Technology. 2011: 75: 610-612

39. Oszoy, Nurten., et al. Implications for Degenerative Disorders. Antioxidative

Activity, Total Phenols, Flavonoids, Ascorbic Acid, beta-carotene and beta-

tocopherol in Aloe vera. Oxid Med Cell Longev. 2009: 2(2): 99-106

Page 47: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

33

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Determinasi

Ganbar 6.1 Hasil Determinasi

Page 48: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

34

Lampiran 2

Nilai absorbansi, % Penghambatan dan IC50 Ekstrak daging Daun Lidah Buaya

Tabel 6.1 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50 ekstrak daging

daun lidah buaya

Konsentrasi

(ppm)

Absorbansi

(nm)

Rata-rata

Absorbansi

(nm)

% penghambatan (Abs0 – Abs

sampel/Abs0) x 100% (%)

50

100

150

200

● 0,523

● 0,619

● 0,621

● 0,518

● 0,510

● 0,475

● 0,494

● 0,459

● 0,457

● 0,393

● 0,454

● 0,375

0,588

0,501

0,470

0,407

0,699 – 0,588x100% = 15,87%

0,699

0,699 – 0,501x100% = 28,32%

0,699

0,699 – 0,470x100% = 32,76%

0,699

0,699 – 0,407x100% = 41,7 %

0,699

Y = a + bx

50 = 9,18 + 0,163x

40,82 =0,163x

X = IC50 = 250,42

Page 49: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

35

Lampiran 3

NIlklai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50 Vitamin C

Tabel 6.2 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50 Vitamin C

Konsentrasi

(ppm)

Absorbansi

(nm)

Rata-rata

Absorbansi

(nm)

% penghambatan (Abs0 – Abs

sampel/Abs0) x 100% (%)

2

4

6

8

● 0,666

● 0,602

● 0,639

● 0,542

● 0,433

● 0,415

● 0,113

● 0,065

● 0,047

● 0,049

● 0,034

● 0,053

0,635

0,463

0,075

0,045

0,699 – 0,635x100% = 9,15%

0,699

0,699 – 0,463x100% = 33,76%

0,699

0,699 – 0,075x100% = 89,27%

0,699

0,699 – 0,045x100% = 93,56%

0,699

Y = a + bx

50 = -20,75 + 15,43x

70,75 =15,43x

x = IC50 = 4,58

Page 50: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

36

Lampiran 4

Gambar Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 6.2 Larutan hasil maserasi Gambar 6.3 Proses penyaringan

hasil maserasi

Gambar 6.4 Proses evaporasi Gambar 6.5 Ekstrak kental

daging daun lidah buaya

Gambar 6.6 Penimbangan ekstrak kental daging daun lidah buaya

Page 51: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN … · UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAGING DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

37

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Rahman Mukti Aji

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal, Lahir : Tanjung Sejaro, 23 Desember 1992

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lintas Timur km.36 RT.08 Lk.04 No.054,

Kel. Indralaya Mulya, Kec. Indralaya, Kab.Ogan

Ilir, Sumatera Selatan

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

● 1999 – 2005 : Sekolah Dasar Negeri 01 Indralaya

● 2006 – 2009 : Madrasah Tsanawiyah Negeri Sakatiga

● 2009 – 2011 : Madrasah Aliyah Negeri 03 Palembang

● 2011 – sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta