uji efek anti-inflamasi dan analgesik sari buah...

149
UJI EFEK ANTI-IN (Averrhoa D M NFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUA a carambola L.) PADA MENCIT PUTIH B SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Nugraheni Dwiari Kristanti NIM : 068114127 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 AH BELIMBING BETINA

Upload: phamngoc

Post on 19-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH BELIMBING(Averrhoa carambola

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana

INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH BELIMBINGAverrhoa carambola L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Nugraheni Dwiari Kristanti

NIM : 068114127

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2010

INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH BELIMBINGPADA MENCIT PUTIH BETINA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratFarmasi (S.Farm.)

Page 2: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH BELIMBING(Averrhoa carambola

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

ii

INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH BELIMBINGAverrhoa carambola L.) PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Nugraheni Dwiari Kristanti

NIM : 068114127

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2010

INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH BELIMBINGPADA MENCIT PUTIH BETINA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Page 3: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

iii

Page 4: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

iv

Page 5: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidaksebanding dengan kasih yang diberikan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini untuk:Tuhan Yesus sumber kehidupanku

Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidaksebanding dengan kasih yang diberikan

Kakak dan adikku tercintaAlmamaterku

Tuhanlah yang membuat kitamampu untuk tersenyum saat

kita sedang sedih, mampuuntuk bertahan saat kita

merasa hendakmampu untuk berdoa saatkita kehabisan kata

mampu untuk mengerti saattidak satupun yang kelihatan

memberi arti. Segalanyamenjadi mungkin ,karena

Tuhanlah yang membuat kitamampu untuk melakukan

itu. Semuanya menjadiringan karena Tuhanlahmemberi kekuatan sehingga

kita mampu untukmenanggungnya.

Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidaksebanding dengan kasih yang diberikan

Tuhanlah yang membuat kitamampu untuk tersenyum saat

kita sedang sedih, mampuuntuk bertahan saat kita

merasa hendak menyerah,mampu untuk berdoa saatkita kehabisan kata-kata,

mampu untuk mengerti saattidak satupun yang kelihatan

memberi arti. Segalanyamenjadi mungkin ,karena

Tuhanlah yang membuat kitamampu untuk melakukan

itu. Semuanya menjadiringan karena Tuhanlah yangmemberi kekuatan sehingga

kita mampu untukmenanggungnya.

Page 6: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

vi

Page 7: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Uji Efek Anti-Inflamasi Dan Analgesik Sari Buah Belimbing (Averrhoa

carambola L.) Pada Mencit Putih Betina dengan baik dan lancar. Skripsi ini ditulis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Program Studi

Ilmu Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bimbingan, bantuan,

dukungan dan pengarahan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati

penulis menghaturkan terimakasih kepada:

1. Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku pembimbing utama skripsi ini atas

bimbingan, masukan dan motivasi sehingga penelitian dan penyusunan skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

5. Agatha Budi Susiana, M.Si., Apt., selaku pembimbing akademik penulis atas

segala pendampingan dan bimbingan selama ini.

Page 8: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

viii

6. Bapak Drs. Mulyono, Apt., yang banyak memberikan arahan dan bimbingan

dalam penulisan sripsi ini.

7. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku pimpinan laboratorium Farmasi

yang telah memberikan ijin penggunaan semua fasilitas laboratorium guna

penelitian sripsi ini.

8. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Yuono dan semua staf

laboratorium Farmasi yang telah bersedia membantu dan menemani selama

penelitian berlangsung.

9. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik atas semua dukungan, kasih sayang dan doa

yang tak putus-putusnya diberikan kepada penulis selama ini.

10. Pramudito Adhi yang telah menemani dan memberikan pertahatian yang tulus

serta semangat pada penulis.

11. Teman-teman penelitian, Jeffry, Dewi, Ricky, Felix dan Gun atas bantuan dan

kerjasama suka duka penelitian.

12. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu mengingatkan untuk segera

menyelesaikan skripsi ini Simbok, Cita, Fea, Ciput, Della, Esti, Helen, Henny

dan Riri serta semangat yang selalu diberikan dalam persahabatan kami.

13. Teman-teman FKK B angkatan 2006 atas kebersamaan selama ini.

14. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas C, Yoki, Yacob dan Windra

yang ikut meramaikan persahabatan kami.

15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Page 9: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

ix

Semoga Tuhan selalu menyertai dan memberikan sukacita yang melimpah di dalam

kehidupan mereka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis membuka diri untuk

segala masukan, saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dalam penulisan

skripsi ini. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca,

perkembangan ilmu pengetahuan serta masyarakat.

Yogyakarta, Maret 2010

Penulis

Page 10: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

x

Page 11: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xi

INTISARI

Telah dilakukan penelitian tentang uji efek anti-inflamasi dan analgesik saribuah belimbing (Averrhoa carambola L.) pada mencit putih betina. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kemampuan sari buah belimbing sebagai analgetika dananti-inflamasi serta mengetahui seberapa besar daya analgesik dan daya anti-inflamasi sari buah belimbing pada mencit putih betina. Metode yang digunakanadalah metode Langford yang dimodifikasi untuk uji efek anti-inflamasi sedangkanuntuk menguji efek analgesiknya digunakan metode rangsang kimia.

Penelitian ini dilakukan mengikuti rancangan penelitian eksperimental murnidengan pola acak lengkap satu arah. Variabel utama yang digunakan dalam penelitianini adalah dosis sari buah belimbing (Averrhoa carambola L.) dan variabeltergantung yaitu efek anti-inflamasi dan analgesik sari buah belimbing (Averrhoacarambola L.). Data kuantitatif pengamatan yang didapat dianalisis denganKomogorov-Smirnov test untuk melihat distribusi data. Setelah diketahui dataterdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan one-way Anova test danScheffe test dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian membukikan bahwa sari buah belimbing (Averrhoa carambolaL.) memiliki efek anti-inflamasi dan analgesik. Efek anti-inflamasi yang dinyatakanoleh daya anti-inflamasi sari buah belimbing pada dosis 8,33 ml/kgBB; 16,67ml/kgBB; dan 33,33 ml/kgBB berturut-turut adalah 7,78%; 3,50%; dan 51,51%sedangkan daya analgesiknya berturut-turut adalah 22,69%; 51,06%; dan 57,56%.

Kata kunci : anti-inflamasi, analgesik, sari buah belimbing, Averrhoa carambola L.

Page 12: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xii

ABSTRACT

Anti-infammatory and analgesic assay of star fruit (Averrhoa carambola L.)extract on white female mice has been done. This research aims to prove the potencyof star fruit as analgesic and anti-inflammatory and also to find out how big thepotencies are. Modified Langford method is used for the anti-inflammatory effect testmeanwhile for the analgesic effect test using the chemical stimulation method.

This is a pure experimental research with one-way pattern, random andcomplete research design. The main variable used in this study is dosage of star fruitextract (Averrhoa carambola L.) and the dependent variable is the anti-inflammatoryand analgesic effect of star fruit extract (Averrhoa carambola L.). The quantitativedata from the study analyzed with Kolmogrov-Smirnov test to find out thedistributions of the data. After the data distribution discovered normal, analysiscontinued with one-way Anova test and Scheffe test with level of confidence 95%.

The results of study shown that star fruit extract (Averrhoa carambola L.)have both anti-inflammatory and analgesic effects. The anti-inflammatory effects areexpressed by anti-infammatory potency of star fruit extract at dose 8,33 ml/kgBW;16,67 ml/kgBW and 33,33 ml/kg BW respectively are 7,78%; 3,50%; and 51,51%while the analgesic potencies are 22,69%; 51,06% and 57,56% (respectively).

Keywords: anti-inflammatory, analgesic, star fruit extract, Averrhoa carambola L.

Page 13: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………... i i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vi

PRAKATA……………………………………………………………………………... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………………. xi

INTISARI……………………………………………………………………………… xii

ABSTRACT……………………………………………………………………………... xiii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… xiv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………… xvi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………... xix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………... xxi

BAB I. PENGANTAR………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 1

1. Permasalahan…………………………………………………………………… 2

2. Keaslian penelitian……………………………………………………………... 3

3. Manfaat penelitian………………………………………………………………. 4

B. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………… 5

1. Tujuan umum…………………………………………………………………… 5

2. Tujuan khusus…………………………………………………………………... 5

Page 14: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xiv

BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA………………………………………………… 6

A. Tanaman Belimbing…………………………………………………........................ 6

1. Keterangan botani……………………………………………………………….. 6

2. Morfologi tumbuhan…………………………………………………………….. 6

3. Nama daerah…………………………………………………………………….. 7

4. Kandungan kimia………………………………………………………………... 7

5. Khasiat penggunaan……………………………………………………………... 7

B. Flavonoid……………………………………………………………………………. 7

C. Inflamasi…………………………………………………………………………….. 10

1. Definisi……………………………………………………………………........ 10

2. Gejala………………………………………………………………………....... 11

3. Mekanisme peradangan…………………………………………………………. 13

D. Nyeri………………………………………………………………………………... 16

E. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid…………………………………………………… 20

F. Analgetika…………………………………………………………………………… 21

G. Diklofenak…………………………………………………………………………... 22

H. Parasetamol…………………………………………………………………………. 23

I. Metoda Pengujian Efek Anti-inflamasi……………………………………………... 25

J. Metoda Pengujian Efek Analgesik………………………………………………….. 28

1. Golongan analgetika narkotik…………………………………………………… 28

2. Golongan analgetika non narkotik………………………………………………. 31

K. Landasan Teori……………………………………………………………………… 33

Page 15: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xv

I. Hipotesis…………………………………………………………………………….. 35

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………………………. 36

A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………………………….. 36

B. Metode Uji yang Digunakan………………………………………………………... 36

C. Variabel dan Definisi Operasional………………………………………………….. 36

D. Alat dan Bahan Penelitian…………………………………………………………... 38

E. Tata Cara Penelitian.................................................................................................... 39

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………….. 50

A. Identifikasi Buah Belimbing………………………………………………………... 50

B. Uji Pendahuluan…………………………………………………………………….. 50

C. Uji Daya Anti-Inflamasi…………………………………………………………….. 66

D. Uji Daya Analgesik…………………………………………………………………. 75

E. Perbandingan Profil Parasetamol Dengan Sari Buah Belimbing…………………… 83

F. Perbandingan Daya Anti-inflamasi dan Analgesik Sari Buah Belimbing…………... 85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………. 88

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………. 88

B. Saran………………………………………………………………………………… 88

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 89

LAMPIRAN……………………………………………………………………………. 94

BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………………. 128

Page 16: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I Rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu pemotongan

kaki........................................................................................................... 52

Tabel II Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada penetapan rentang waktu

pemotongan kaki...................................................................................... 53

Tabel III Rata-rata bobot udema pada orientasi dosis diklofenak.......................... 54

Tabel IV Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada orientasi dosis pemberian

diklofenak................................................................................................ 55

Tabel V Rata-rata bobot udema pada orientasi waktu pemberian

diklofenak................................................................................................ 56

Tabel VI Hasil uji Scheffe bobot udema pada orientasi rentang waktu pemberian

diklofenak................................................................................................ 57

Tabel VII Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam

asetat........................................................................................................ 60

Tabel VIII Hasil Uji Scheffe data geliat mencit pada uji pendahuluan penentuan

dosis asam asetat...................................................................................... 61

Tabel IX Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberian asam

asetat........................................................................................................ 62

Tabel X Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan selang waktu

pemberian asam asetat............................................................................. 63

Tabel XI Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis parasetamol..................... 64

Page 17: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xvii

Tabel XII Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan dosis

parasetamol........................................................................................... 65

Tabel XIII Rata-rata bobot udema pada kelompok perlakuan................................ 66

Tabel XIV Rata-rata persen daya anti-inflamasi pada kelompok perlakuan.......... 68

Tabel XV Uji Scheffe persen daya anti-inflamasi pada kelompok

perlakuan............................................................................................... 71

Tabel XVI Rata-rata persen daya anti-inflamasi dan potensi relatif kelompok

perlakuan dibandingkan dengan diklofenak......................................... 72

Tabel XVII Rata-rata jumlah geliat pada kelompok perlakuan................................ 75

Tabel XVIII Persen penghambatan nyeri pada kelompok perlakuan........................ 77

Tabel XIX Hasil Uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada

kelompok perlakuan.............................................................................. 78

Tabel XX Perubahan persen proteksi geliat kelompok perlakuan terhadap

kontrol positif........................................................................................ 81

Tabel XXI Hasil uji daya anti-inflamasi dan proteksi nyeri sari buah

belimbing.............................................................................................. 85

Page 18: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur kerangka flavonoid.................................................................. 8

Gambar 2. Struktur katekin……………................................. ................................ 10

Gambar 3. Diagram mediator inflamasi yang terbentuk dari fosfolipid dengan

skema aksinya dan tempat bekerja obat antiinflamasi.......................... 15

Gambar 4. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah kerusakan

jaringan.................................................................................................. 17

Gambar 5. Sruktur diklofenak……….................................................................... 23

Gambar 6. Sruktur N-asetil-4-aminofenol.............................................................. 24

Gambar 7. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu

pemotongan kaki................................................................................... 52

Gambar 8. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasi dosis pemberian

diklofenak.............................................................................................. 55

Gambar 9. Grafik rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu pemberian

diklofenak sebelum pemberian karagenin............................................. 57

Gambar 10. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi penentuan dosis

pemberian asam asetat............................................................................ 60

Gambar 11. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang waktu pemberian

asam asetat............................................................................................ 62

Gambar 12. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis

parasetamol........................................................................................... 64

Page 19: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xix

Gambar 13. Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit kelompok

perlakuan.............................................................................................. 67

Gambar 14. Diagram batang persen daya anti-inflamasi kelompok perlakuan........ 69

Gambar 15. Kemungkinan mekanisme reaksi penangkapan radikal bebas oleh

suatu flavonoid katekin........................................................................ 74

Gambar 16. Diagram batang rata-rata kumulatif jumlah geliat kelompok

perlakuan............................................................................................... 76

Gambar 17. Diagram batang persen penghambatan nyeri kelompok uji.................. 77

Gambar 18. Diagram batang perubahan persen penghambatan rangsang nyeri

kelompok perlakuan.............................................................................. 81

Gambar 19. Grafik profil kelompok perlakuan sari buah belimbing dan

parasetamol………………………………………………………….... 84

Gambar 20. Histogram perbandingan daya anti-inflamasi dan analgesik sari buah

belimbing pada berbagai peringkat dosis ………………………….. 86

Page 20: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Keterangan determinasi buah belimbing.............................................94

Lampiran 2. Foto buah belimbing............................................................................95

Lampiran 3. Potongan buah belimbing.................................................................... 95

Lampiran 4. Foto juice extractor .............................................................................95

Lampiran 5. Foto sari buah belimbing..................................................................... 96

Lampiran 6. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat...........................................96

Lampiran 7. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan setelah diinjeksi

karagenin 1% pada rentang waktu tertentu dan hasil analisis

statistiknya...........................................................................................97

Lampiran 8. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan waktu pemberian

diklofenak dan hasil analisis statistiknya ............................................99

Lampiran 9. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis diklofenak

dan hasil analisis statistiknya............................................................. 101

Lampiran 10. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat berserta hasil

analisis statistiknya............................................................................103

Lampiran 11. Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian asam

asetat dan hasil analisis statistiknya .................................................. 106

Lampiran 12. Data jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol dan hasil analisis

statistiknya.........................................................................................109

Page 21: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

xxi

Lampiran 13. Data bobot udema kaki mencit hasil uji efek anti-inflamasi dan hasil

analisis statistiknya............................................................................112

Lampiran 14. Tabel % daya anti-inflamasi dan potensi relatif ................................115

Lampiran 15. Contoh cara perhitungan % daya anti-inflamasi dan potensi relatif..115

Lampiran 16. Data jumlah geliat pada uji efek analgesik berserta hasil analisis

statistiknya.........................................................................................117

Lampiran 17. Data persen proteksi geliat pada uji efek analgesik berserta hasil

analisis statistiknya............................................................................120

Lampiran 18. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada uji

efek analgesik ....................................................................................122

Lampiran 19. Perhitungan penetapan peringkat dosis sari buah belimbing pada

kelompok perlakuan ..........................................................................124

Page 22: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Inflamasi merupakan suatu respon biologis dari jaringan-jaringan vaskular

yang kompleks terhadap rangsangan yang dapat membahayakan seperti patogen,

iritan, dan kerusakan sel (Denko, 1992). Peradangan sebenarnya merupakan suatu

keadaan yang membantu netralisasi, penghancuran jaringan nekrosis dan

pembentukan keadaan yang dibutuhkan pada proses penyembuhan (Price dan Wilson,

1995). Namun inflamasi atau peradangan cenderung dianggap sebagai sesuatu yang

tidak diinginkan, dan salah satu gejala yang ditimbulkan akibat adanya peradangan

adalah nyeri. Oleh karena itu dibutuhkan suatu obat guna mengatasi inflamasi

sehingga diharapkan juga dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari proses

inflamasi.

Dengan pengetahuan dan peralatan yang sederhana para orang tua dan nenek

moyang masyarakat Indonesia telah mampu mengatasi problem kesehatan. Berbagai

macam penyakit dan keluhan ringan maupun berat diobati dengan memanfaatkan

ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar pekarangan

rumah dan hasilnya pun cukup memuaskan. Salah satu obat tradisional yang

digunakan secara turun temurun adalah buah belimbing manis. Beberapa senyawa

kimia yang terkandung di dalam buah belimbing manis adalah senyawa golongan

flavonoid, alkaloid, saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, serta vitamin A,

B1 dan vitamin C (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002). Dalam suatu penelitian

Page 23: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

2

tentang isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari sari buah belimbing manis

(Averrhoa carambola Linn) menemukan bahwa isolat merupakan senyawa flavonoid

golongan katekin. Secara empiris buah belimbing manis berkhasiat sebagai analgesik,

diuretik, dan peluruh air liur (Sukadana, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, diduga dengan adanya kandungan senyawa

golongan katekin dan vitamin C dalam buah belimbing memiliki efek anti-inflamasi

dan analgesik. Katekin dan vitamin C sebagai antioksidan diduga dapat melindungi

tubuh dari kerusakan jaringan dengan menangkap radikal bebas. Oleh karena itu,

peneliti ingin menguji apakah sari buah belimbing memiliki efek anti-inflamasi dan

analgesik dari beberapa peringkat dosis. Cara pengujian yang digunakan adalah

dengan metode Langford yang dimodifikasi karena metode ini cukup spesifik untuk

menguji efek anti-inflamasinya, sedangkan untuk menguji efek analgesiknya

digunakan metode rangsang kimia yang cocok digunakan untuk skrining awal adanya

efek analgesik.

1. Permasalahan

a. Apakah sari belimbing memiliki efek anti-inflamasi dan analgesik terhadap

mencit putih betina?

b. Seberapa besar persentase daya anti-inflamasi dan daya analgesik yang

dimiliki sari buah belimbing pada mencit putih betina?

2. Keaslian penelitian

Sepanjang penelusuran penulis, penelitian mengenai efek anti-inflamasi dan

analgesik sari buah belimbing (Averrhoa carambola L.) belum pernah dilakukan.

Page 24: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

3

Adapun penelitian-penelitian yang pernah dilakukan tentang buah Belimbing adalah

sebagai berikut :

a. Pengujian Beberapa Efek Farmakologi Buah Averrhoa carambola Linn pada

Hewan Percobaan (Andreanus, Rianti, dan Padmawinata, 1978). Hasilnya

efek analgesik pada dosis 5, 10, dan 20 ml/kgBB, efek diuretik dan

hipoglikosemik pada dosis 5 dan 10 ml/kgBB. Sari buah pada dosis 2,5; 5;

dan 10ml/kgBB tidak menunjukkan efek antipiretik pada tikus. Ekstrak

kloroform pada dosis 40 mg/kgBB (setara dengan 25,4 g buah segar) hanya

menunjukkan efek hipoglikosemik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh penulis adalah dosis yang digunakan penulis tidak

sama dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, pada penelitian ini digunakan

finilkinon 0,02 % sebagai penginduksi nyeri dan asetosal sebagai

pembanding, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan penulis

digunakan asam asetat sebagai penginduksi nyeri dan parasetamol sebagai

pembanding.

b. Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid Dari Sari Buah Belimbing Manis

(Averrhoa carambola Linn) (Sukadana, 2009). Hasil pemisahan dengan

kromatografi kolom terhadap ekstrak air diperoleh fraksi FB positif flavonoid

dengan berat sekitar 0,2027 g yang berwarna orange. Hasil identifikasi

menunjukkan bahwa isolat (fraksi FB) merupakan senyawa golongan katekin.

Isolat dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli pada 100 ppm dan S.

aureus pada 500 ppm.

Page 25: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

4

c. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol 96% Buah Belimbing (Averrhoa carambola

L.) Dengan Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) (Maya, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% buah belimbing

memiliki aktivitas antioksidan yang ditunjukkan nilai IC50 sebesar 28,82 ±

0,04 µg/mL. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% buah

belimbing tergolong antioksidan kuat, karena nilai IC50 kurang dari 200

μg/mL.

d. Uji Efek Antiinflamasi Dan Analgesik Jus Buah Belimbing (Averrhoa

carambola L.) Pada Mencit Putih Betina Galur Swiss (Susanti, 2010). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa jus buah belimbing dosis 3,34 g/kgBB dan

6,67 g/kgBB terbukti memiliki efek antiinflamasi dan analgesik.

3. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu

kefarmasian dan kedokeran serta obat tradisional dengan memberikan

informasi baru mengenai efek analgesik dan anti-inflamasi sari buah

belimbing (Averrhoa carambola L.).

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi

dan masukan kepada masyarakat umumnya mengenai alternatif pengobatan

secara tradisional yakni dengan sari buah belimbing sebagai analgetika dan

Page 26: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

5

anti-inflamasi serta mengetahui seberapa banyak jumlah belimbing yang dapat

digunakan sebagai analgetika dan anti-inflamasi.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi mengenai khasiat sari

buah belimbing (Averrhoa carambola L.) terutama sebagai anti-inflamasi dan

analgesik.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui apakah sari buah belimbing memiliki efek anti-inflamasi dan

analgesik.

b. Mengetahui seberapa besar daya anti-inflamasi dan daya analgesik sari buah

belimbing.

Page 27: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tanaman Belimbing

1. Keterangan botani

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Geraniales

Familia : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa carambola L.

(Backer dan Backhuizen van den Brink, 1965)

2. Morfologi tumbuhan

Tinggi 5-12 m, tanda bekas daun bentuk tonjolan. Anak daun bulat telur

memanjang, meruncing , 1,5-9 kali 1-4,5 cm, ke arah ujung poros semakin besar,

bawah hijau biru. Malai bunga kebanyakan terkumpul rapat, panjangnya 1,5-7,5 cm.

Bunga sebagian dengan benang sari panjang dan tangkai putik pendek. Kelopak

tinggi 4 mm, daun mahkota di tengah bergandengan, bulat telur terbalik memanjang,

dengan pangkal dan tepi pucat. Lima benang sari yang di depan daun mahkota

mereduksi menjadi staminodia. Buah buni bulat memanjang, dengan 5 rusuk yang

Page 28: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

7

tajam, kuning muda, panjang 4-13 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang

menjadi liar (Steenis, 1947).

3. Nama daerah

Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau), Belimbing

legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis)

(Haryanto, 2009).

4. Kandungan kimia

Beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalam buah belimbing manis

adalah senyawa golongan flavonoid, alkaloid, saponin, protein, lemak, kalsium,

fosfor, zat besi, serta vitamin A, B1 dan vitamin C (Wiryowidagdo dan Sitanggang,

2002). Menurut Sukadana (2009) pada belimbing manis (Averrhoa carambola Linn)

mengandung senyawa flavonoid golongan katekin.

5. Khasiat penggunaan

Buah belimbing mempunyai rasa yang asam, manis dan menetralkan. Buah

belimbing juga mempunyai efek antibakteri dari senyawa flavonoid katekin

(Sukadana, 2009). Berkhasiat pula sebagai anti-inflamasi, analgesik dan diuretik,

selain itu dapat digunakan sebagai obat batuk, demam, kencing manis, kolesterol

tinggi serta sakit tenggorokan. (Soedibyo, 1998).

B. Flavonoid

Flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada

seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. Efek flavonoid

Page 29: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

8

terhadap macam-macam organisme sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan

mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan

tradisional. Penghambatan siklooksigenase oleh flavonoid dapat menimbulkan

pengaruh lebih luas karena reaksi lipooksigenase merupakan langkah pertama pada

jalur yang menuju ke hormon eikosanoid seperti prostaglandin dan tromboksan.

Karena flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, maka mereka

menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim.

Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida

dan dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak

(Robinson, 1995).

Menurut Robinson (1995), golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai

deretan senyawa C6-C3-C6. Artinya, kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6

(cincin benzena tersubtitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga-karbon :

C C C

Gambar 1. Struktur kerangka flavonoid (Robinson, 1995)

Flavonoid termasuk ke dalam kelompok antioksidan polifenolik yang aktivitas

antioksidannya ditampilkan dalam uji in vitro dan in vivo. Flavonoid yang terdiri dari

flavonols, flavons, flavonons, katekin, dan antosianidin, telah diketahui memiliki efek

mempengaruhi sistim kekebalan, baik melalui penekanan atau oleh meningkatkan

aktivitasnya (Watson, 2001).

Page 30: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

9

Beberapa senyawa golongan flavonoid dilaporkan dapat menghambat

peroksidasi lipid. Secara invivo, dilaporkan bahwa peroksidasi lipid melibatkan reaksi

rantai radikal terdiri dari permulaan, perbanyakan, dan pengakhiran (Middleton dkk,

2000). Tahap permulaan peroksidasi lipid dapat diperantarai oleh radikal hidroksil

(·OH). Dilaporkan juga bahwa penangkapan radikal hidroksil oleh flavonoid dapat

menghambat terjadinya peroksidasi lipid.

Induksi peroksidasi lipid dapat terjadi sebagai berikut:

Permulaan LH + ·OH → H2O + L·

Perbanyakan L· + O2 → LOO·

LOO· + LH → LOOH + L·

Pengakhiran LOO· + LOO· → produk nirradikal

L· + L· → produk nirradikal

LOO· + L· → produk nirradikal

Peroksidasi lipid dapat dicegah pada tahap permulaan oleh penangkal radikal bebas

sedangkan tahap perbanyakan dapat diputuskan oleh penangkal radikal peroksil,

seperti antioksidan fenolik. Aktivitas antioksidan flavonoid sebagai pemutus rantai

reaksi dapat ditunjukkan sebagai berikut:

LOO· + FL-OH → LOOH + FL-O·

di mana FL-OH merupakan senyawa flavonoid. Terminasi radikal lipid (L·), radikal

peroksil lipid (LOO·) dan radikal alkosil (LO·) oleh antioksidan fenolik ditunjukkan

seperti di bawah ini:

LOO·/L·/LO· + A-OH→ LOOH/LH/LOH + AO·

Page 31: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

10

di mana A-OH merupakan antioksidan fenolik (misal, α-tokoferol, flavonoid) dan AO·

merrupakan radikal fenoksil (Middleton dkk, 2000).

O

OH

OH

OH

HO

OH

Gambar 2. Struktur katekin (Nakanishi, Ozawa, dan Ikota, 2002)

Tentang aktivitas antioksidannya, katekin telah terbukti sebagai penangkap

radikal yang paling kuat di antara senyawa golongongan flavonoid lainnya.

Kemampuannya untuk menetralkan oksigen singlet tampaknyanya terkait dengan

sruktur kimia katekin, kehadiran gugus katekol pada cincin B dan kehadiran gugus

hidroksil mengaktifkan ikatan rangkap pada cincin C.

C. Inflamasi

1. Definisi

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap jaringan yang

disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik.

Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang

menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan

(Mycek, Harvey, dan Champe, 1997).

Page 32: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

11

Secara umum respon inflamasi dibagi 3 fase: inflamasi akut, inflamasi sub

akut dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap adanya

gangguan pada jaringan, yang ditandai dengan pelepasan beberapa mediator kimia

yang biasanya mendahului respon imun. Inflamasi akut biasanya berlangsung cepat,

singkat serta bersifat berat. Sedangkan pada fase sub akut sel-sel imuno kompeten

teraktivasi oleh substansi antigenik yang terlepas selama respon inflamasi akut

berlangsung. Respon imun ini tentunya bertujuan melindungi tubuh dengan cara

memfagosit atau menetralisir substansi antigenik yang lepas dari sel yang meradang,

namun adakalanya respon ini merugikan bila berlanjut pada inflamasi kronis tanpa

adanya penyelesaian atau penyembuhan peradangan dan kerusakan jaringan. Pada

inflamasi kronis terjadi pelepasan mediator lain yang tidak menonjol pada inflamasi

akut (Masjoer, 2002).

2. Gejala

Radang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh yang merusak (noksi) dari

berbagai jenis, jaringan ikat pembuluh bereaksi dengan cara yang sama pada tempat

kerusakan dengan menyebabkan suatu radang. Gejala reaksi meradang yaitu rubor,

calor, tumor, dolor dan functiolaesa (Mutschler, 1986).

a. Rubor

Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah

yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka

arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar akibat adanya pelepasan

mediator kimia yakni histamin (Kee dan Hayes, 1996).

Page 33: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

12

b. Calor

Panas atau calor, berjalan sejajar dengan kemerahan reaksi radang akut.

Sebenarnya, panas hanyalah merupakan suatu sifat reaksi peradangan pada

permukaan badan, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 37 ºC, yaitu suhu

di dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari

sekelilingnya, sebab terdapat lebih banyak darah (pada suhu 37 ºC) yang

disalurkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang normal. Fenomena panas

lokal ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena radang jauh di dalam

tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti 37ºC, dan

hiperemia lokal tidak menimbulkan perubahan (Price & Wilson, 1992).

c. Tumor

Yaitu benjolan akibat penimbunan cairan abnormal di jaringan interstitial atau

rongga tubuh, yang dinamakan dengan oedema. Karena radang akut selalu diikuti

oleh extravasasi cairan ke jaringan interstitial maka disebut juga radang exudatif

(Sander, 2003).

d. Dolor

Dolor atau rasa sakit dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai

cara, antara lain perubahan pH lokal, perubahan konsentrasi lokal ion-ion tertentu,

pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya

dapat merangsang saraf. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan

peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa sakit (Price & Wilson,

1992).

Page 34: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

13

e. Functiolaesa

Kehilangan fungsi yang diketahui merupakan konsekuensi dari suatu proses

radang. Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara

sadar ataupun secara reflek akan mengalami hambatan oleh rasa sakit,

pembengkakan yang hebat secara fisik mengakibatkan berkurangnya gerak

jaringan (Mutschler, 1986).

3. Mekanisme terjadinya peradangan

Reaksi peradangan sebenarnya adalah peristiwa yang dikoordinasi dengan

baik secara dinamis dan kontinyu. Reaksi peradangan akan timbul bila jaringan itu

hidup dan memiliki mikrosirkulasi fungsional. Jika jaringan mengalami nekrosis

berat, maka reaksi peradangan tidak ditemukan di tengah jaringan tetapi pada

pinggirannya yaitu diantara jaringan mati dan jaringan hidup dengan sirkulasi utuh

(Price & Wilson, 1992).

Proses inflamasi ini melibatkan zat kimia toksik mengalir kemana-mana, sel

darah putih yang sangat teraktivasi memakan segala sesuatu yang ditemukannya, dan

semua patogen yang ada di daerah tersebut melawan dengan zat kimianya sendiri.

Jika proses tidak dibatasi, jaringan sehat disekelilingnya dapat tertarik ke dalam

peperangan. Mereka melindungi dirinya sendiri dengan melepaskan zat kimia yang

membatasi penyebaran inflamasi (Pizzorno, 1998).

Prostaglandin merupakan mediator yang paling penting dalam proses

inflamasi. Prostaglandin merupakan hasil pemecahan dari asam arakhidonat oleh

enzim fosfolipase sebagai respon terhadap berbagai rangsangan. Asam arakhidonat

Page 35: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

14

ini disimpan atau tersedia sebagai bentuk ester dari struktur fosfolipida di membran

sel dari kebanyakan jaringan, tetapi dapat juga asam arakhidonat ini berasal dari ester

trigliserida atau ester kolesterol. Prostaglandin tidak disimpan secara intraseluler.

Prostaglandin ini hanya baru terbentuk bila telah ada pelepasan asam arakhidonat dari

membran sel.

Asam arakhidonat dimetabolisme melalui beberapa jalur yaitu:

1. Metabolisme oleh siklooksigenase (COX) yang terdiri dari dua bentuk yaitu

COX-1 dan COX-2. Enzim ini akan menginisiasi biosintesis prostaglandin dan

tromboksan.

2. Metabolisme oleh lipoksigenase yang akan menginisiasi sintesis leukotrien dan

eikosanoid lain (Rang, Dale, Ritter, dan Moore, 2003).

Page 36: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

15

Keterangan :PG = prostaglandinPGI2 = prostacyclinTX = thromboxaneLT = leukotrieneHETE = hydroxyecosatetraenoic acidHPETE = hydroperoxyeicosatetraenoic acidPAF = platelet-activating factorNSAIDs = non-steroidal anti-inflammatory drugs

Gambar 3. Diagram mediator inflamasi yang terbentuk dari fosfolipid denganskema aksinya dan tempat bekerja obat antiinflamasi

(Rang, Dale, Ritter, dan Moore, 2003)

Kerusakan sel karena inflamasi menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari

leukosit melalui aksinya pada membran sel. Dilepas juga kemudian asam arakhidonat

dari senyawa pendahulunya oleh fosfolipase. Enzim siklooksigenase mengkatalis

perubahan asam arakhidonat menjadi endoperoksida, zat biologik aktif dan berumur

pendek. Senyawa-senyawa ini cepat diubah menjadi prostaglandin dan tromboksan.

Page 37: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

16

Lipoksigenase adalah enzim yang mengkatalis perubahan asam arakhidonat

menjadi leukotrien. Leukotrien mempunyai efek kemotaktik yang kuat pada eusinofil,

neutrofil dan makrofag serta mendorong terjadinya bronkokontriksi dan perubahan

permeabilitas vaskuler. Kinin dan histamin juga dikeluarkan di tempat kerusakan

jaringan, sebagai unsur komplemen dan produk leukosit dan platelet lain. Stimulasi

membran neutrofil menghasilkan radikal bebas derivat oksigen. Anion superoksida

dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain

yang reaktif seperti hidrogen peroksida dan hidroksil radikal. Interaksi substansi-

substansi ini dengan asam arakhidonat menyebabkan munculnya substansi

kemotaktif, sehingga melestarikan proses inflamasi (Wibowo dan Gofir, 2001).

D. Nyeri

Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Walaupun

nyeri sering memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang tidak

mengenakkan, kebanyakan menyiksa dan karena itu berusaha untuk bebas darinya

(Mutschler, 1999). Menurut Baumann (2005), nyeri merupakan gejala yang paling

umum pada pemeriksaan klinis, karena nyeri merupakan mekanisme pertahanan

tubuh yang penting dan yang berfungsi untuk melindungi tubuh. Kemampuan

merasakan nyeri disebut juga nosiseptif yang membantu individu untuk menghindari

situasi yang berbahaya dan merusak di lingkungan sekitar.

Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan, yaitu rangsang

nyeri mekanis, nyeri suhu, dan nyeri kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan

Page 38: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

17

jaringan. Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi meliputi braikinin,

serotonin, histamin, ion kalium, asam, dan asetilkolin. Zat-zat ini dilepaskan sebagai

mediator di pusat dan di perifer yang berperan penting dalam mekanisme nyeri

(Guyton dan Hall, 1996).

Rangsangan yang merusak

Kerusakan jaringan

Pembebasan : Pembentukan kinin

H+ (pH<6) (misalnya: bradikinin,prostaglandin)

K+ (>20 mmol/L)

Asetilkolin Sensibilitas reseptor

Serotonin

Histamnin Nyeri lama

Nyeri pertama

Gambar 4. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelahkerusakan jaringan (Mutschler, 1999)

Rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri ialah kerusakan

jaringan. Di sini senyawa tubuh sendiri dibebaskan dari sel-sel yang rusak, yang

disebut zat nyeri (mediator nyeri). Yang termasuk zat nyeri yang potensinya kecil

adalah ion hidrogen. Pada penurunan nilai pH di bawah 6 selalu terjadi rasa nyeri

yang meningkat pada kenaikan konsentrasi ion H+ lebih lanjut. Ion kalium yang

Page 39: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

18

keluar dari ruang intrasel setelah terjadi kerusakan jaringan dan dalam interstisium

pada konsentrasi > 20 mmol/liter juga menimbulkan rasa sakit (Mutschler, 1999).

Demikian pula berbagai neurotransmiter bekerja sebagai zat nyeri pada

kerusakan jaringan. Histamin pada konsentrasi relatif tinggi (10-8 g/L) terbukti

sebagai zat nyeri. Asetilkolin pada konsentrasi rendah mensensibilisasi reseptor nyeri

terhadap zat nyeri lain sehingga senyawa ini bersama-sama dengan senyawa yang

dalam konsentrasi yang sesuai secara sendiri tidak dapat menimbulkan rasa nyeri.

Pada konsentrasi tinggi, asetilkolin bekerja sebagai zat nyeri yang berdiri sendiri.

Serotonin merupakan senyawa yang menimbulkan nyeri yang paling efektif dari

kelompok transmiter. Sebagai kelompok senyawa penting lain dalam hubungan ini

adalah kinin, khususnya bradikinin yang termasuk penyebab nyeri terkuat.

Prostaglandin yang dibentuk lebih banyak akan mensensibilitas reseptor nyeri dan

disamping itu menjadi penentu dalam lamanya rasa nyeri (Mutschler, 1999).

Mediator nyeri ini dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang,

yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas kulit, mukosa dan

jaringan lain. Nociceptor (reseptor nyeri) ini terdapat di seluruh jaringan dan organ

tubuh, kecuali di sistem saraf pusat (Tjay dan Rahardja, 2002).

Penghantaran nyeri nosiseptis terbagi dalam 4 tahap, yaitu :

1. Stimulasi

Perangsangan pada ujung saraf bebas yang dikenal dengan istilah nosiseptor

merupakan tahap pertama yang mengalami timbulnya rasa nyeri. Reseptor ini dapat

ditemukan baik di struktur viseral ataupun somatik serta teraktivasi oleh rangsangan

Page 40: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

19

mekanis, panas, dan kimiawi. Pelepasan bradikinin, K+, prostaglandin, histamin,

leukotrien, serotonin dan substansi P (Peptide) dapat menimbulkan kepekaan dan atau

aktivasi nosiseptor. Aktivasi reseptor menimbulkan potensial aksi yang dihantarkan

sepanjang saraf aferen ke sumsum tulang belakang (Baumann, 2005).

2. Transmisi

Proses transmisi nosiseptis berlangsung melewati serabut Aδ dan C.

rangsangan yang melewati serabut saraf Aδ(memiliki myelin, diameternya besar)

biasanya tajam, lokasi nyerinya jelas, sedangkan yang melewati serabut saraf C (tidak

mempunyai myelin, berdiameter kecil) biasanya bersifat tumpul, rasa sakit yang

menyebar, dan biasanya tidak terlokalisasi dengan baik. Rangsangan nyeri ini

kemudian disampaikan melalui banyak lapisan dari serabut saraf spinal pada sumsum

tulang belakang dengan pelepasan berbagai macam neurotransmiter (Baumann,

2005).

3. Persepsi

Timbulnya nyeri berasal dari aktivitas akhiran saraf tertentu yang

menghasilkan respon terhadap rangsang yang kuat. Perangsangan ini menimbulkan

impuls saraf yang berjalan sepanjang sensorik dan mencapai medulla spinalis, lalu

dikirim ke korteks sereberal di hipotalamus (Baumann, 2005).

4. Modulasi

Pada tahap ini melibatkan sistem opiat endogen yang terdiri dari

neurotransmiter (misalnya : enkepalin, dinorfin, dan β-endorfin) dan reseptor (contoh:

μ, δ, κ) yang ditemukan diseluruh sistem saraf pusat. Opioid endogen terikat pada

Page 41: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

20

reseptor opioid dan menghambat penghantaran rangsangan nyeri. Sistem saraf pusat

juga mengandung suatu sistem desending untuk mengontrol penghantaran rasa nyeri.

Sistem ini berawal dari otak dan dapat menghambat penghantaran nyeri sinaptik pada

dorsal horn (Baumann, 2005).

E. Obat Anti-inflamasi Non steroid

Obat-obat anti-inflamasi secara umum dibagi dalam 2 golongan, yaitu obat

anti-inflamasi golongan steroid dan golongan non steroid. Obat anti-inflamasi

golongan kortikosteroid memiliki daya antiinflamasi kuat yang mekanismenya

sebagian berdasarkan atas rintangan sintesis prostaglandin dan leukotrien dengan

menghambat fosfolipase, sedangkan obat anti-inflamasi non steroid mekanismenya

berdasarkan atas rintangan sintesis prostaglandin dan leukotrien dengan menghambat

enzim siklooksigenase (Tjay dan Rahardja, 2002).

Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) memiliki efek analgetik, antipiretik,

dan pada dosis yang lebih tinggi, bersifat anti-inflamasi. OAINS membentuk

kelompok yang berbeda-beda secara kimia, tetapi semuanya mempunyai kemampuan

untuk menghambat siklooksigenase (COX) dan inhibisi sintesis prostaglandin yang

diakibatkannya sangat berperan untuk efek terapetiknya (Neal, 2006). Satu hipotesis

menyebutkan bahwa hambatan selektif COX-2 akan menghasilkan efek

menghilangnya rasa nyeri atau inflamasi tanpa menyebabkan efek samping akibat

hambatan COX-1 seperti ulkus peptikum, disfungsi trombosit dan kerusakan ginjal

(Masjoer, 2002).

Page 42: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

21

OAINS yang paling banyak digunakan adalah yang selektif untuk COX-1,

tetapi inhibitor COX-2 selektif telah diperkenalkan baru-baru ini. Celecoxib,

etoricoxib, dan valdecoxib merupakan inhibitor COX-2 selektif yang mempunyai

efikasi yang serupa terhadap inhibitor COX non selektif, tetapi insidensi perforasi

gaster, obstruksi, dan pendarahan berkurang paling tidak 50%. Akan tetapi, obat-obat

baru ini tidak memberikan kardioproteksi apapun karena tidak mempengaruhi

agregasi platelet (Neal, 2006).

F. Analgetika

Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau

menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum. Berdasarkan potensi kerja,

mekanisme kerja dan efek samping analgetika dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:

1. Analgetika yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika)

2. Analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja terutama pada perifer

dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat anti-inflamasi

(Mutschler, 1991).

Menurut Tjay dan Rahardja (2002), atas dasar farmakologisnya, analgesik

dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu analgesik perifer (non narkotik) dan

analgesik narkotik. Untuk analgesik non narkotik, terdiri dari obat-obatan yang tidak

bersifat narkotik dan bekerja tidak sentral, sedangkan untuk analgesik narkotik,

khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fraktura dan

kanker.

Page 43: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

22

Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara,

yaitu dengan:

1. analgesik perifer, yang merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri

perifer

2. anestetik lokal, yang merintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf sensoris

3. analgesik sentral (narkotik), yang memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi

umum.

Nyeri ringan dapat ditangani dengan obat perifer, seperti parasetamol,

asetosal, mefenaminat, propifenazon atau aminofenazon, begitu pula rasa nyeri

dengan demam. Untuk nyeri sedang dapat ditambahkan kofein atau kodein. Nyeri

yang hebat perlu ditanggulangi dengan morfin atau opiat lainnya (Tjay dan Rahardja,

2002).

G. Diklofenak

Diklofenak adalah derivat sederhana dari phenylacetic acid (asam fenilasetat)

yang menyerupai flurbiprofen dan meclofenamate. Obat ini adalah penghambat

siklooksigenase yang relatif non selektif dan kuat, juga mengurangi bioavailabilitas

asam arakhidonat. Obat ini memiliki sifat-sifat antiinflamasi, analgesik, dan

antipiretik yang biasa. Obat-obatan ini cepat diserap sesudah pemberian secara oral,

tetapi bioavailabilitas sistemiknya hanya antara 30-70% karena metabolisme lintas

pertama. Obat ini mempunyai waktu paruh 1-2 jam (Katzung, 2002).

Page 44: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

23

COOH

NH

ClCl

Gambar 5. Sruktur Diklofenak (Kartasasmita, 2002)

Efek-efek yang tidak diinginkan bisa terjadi pada kira-kira 20% dari pasien

dan meliputi distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal yang terselubung

dan timbulnya ulserasi lambung, sekalipun timbulnya ulkus lebih jarang daripada

dengan beberapa AINS lainnya (Katzung, 2002).

H. Parasetamol

Parasetamol merupakan analgesik dan antipiretik yang umum di Indonesia

pada dewasa dan anak-anak. Parasetamol merupakan metabolit mayor dari

phenacetin, efek analgesiknya sama dengan aspirin, tetapi dalam dosis terapi

parasetamol hanya memiliki daya anti-inflamasi yang lemah. Parasetamol hanya

menghambat sintesis prostaglandin hanya pada lingkungan rendah kadar peroksida

seperti hipotalamus. Peroksida biasa dihasilkan oleh leukosit karena adanya inflamasi

(Wilmana, 1995).

Parasetamol merupakan serbuk hablur yang berwarna putih, tidak berbau,

rasanya pahit, larut dalam air mendidih, NaOH, dan mudah larut dalam etanol. Bobot

Page 45: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

24

molekul parasetamol adalah 151,16 dengan rumus molekul C8H9NO2 (Anonim,

1979).

Menurut Anonim (1979), struktur parasetamol adalah seperti gambar di

bawah ini :

OH

NHCOCH3

Gambar 6. Sruktur N-asetil-4-aminofenol

Parasetamol tidak menghambat aktivasi neurotrofil seperti yang dilakukan

AINS. Dosis tunggal atau berulang tidak berefek pada kardiovaskular dan sistem

respirasi. Perubahan suasana asam dan basa tidak berpengaruh. Parasetamol tidak

mengakibatkan iritasi lambung, erosi atau pendarahan yang mungkin dapat terjadi

setelah pemberian salisilat (Roberts dan Morrow, 2001). Parasetamol atau

asetaminophen merupakan inhibitor lemah enzim COX di jaringan perifer, akan tetapi

ia lebih efektif menghambat sintesis prostaglandin di sistem saraf pusat dan

menghasilkan aksi analgesik dan antipiretik. Daya kerja dosis parasetamol sama

dengan daya kerja dari setengah dosis aspirin (Rang dkk, 2003).

Page 46: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

25

I. Metoda Pengujian Efek Anti-inflamasi

Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengukur daya anti-

inflamasi, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Uji eritema

Eritema (kemerahan) merupakan tanda awal dari reaksi inflamasi. Timbulnya

eritema adalah akibat dari terjadinya sejumlah iritan kimiawi seperti xilem,

minyak kroton, vesikan, histamin dan bradikinin. Selain iritan-iritan tersebut

radiasi ultraviolet (uv) juga dapat menginduksi terjadinya peningkatan

permeabilitas vaskuler yang mengakibatkan respon eritema (Gryglewski, 1977).

Eritema ini dapat diamati 2 jam setelah kulit diradiasi dengan sinar uv. Kelemahan

metode ini adalah uv eritema dapat dihambat oleh obat yang kerjanya tidak

menghambat sintesa prostaglandin. Kemungkinan besar dapat terjadi positif palsu

dan negatif (Turner, 1965).

2. Induksi udema telapak kaki belakang

Metode ini berdasarkan pada kemampuan agen dalam menghambat terjadinya

udema pada telapak kaki tikus setelah pemberian bahan-bahan phlogistik seperti

brewer’s yeast, formaldehid, dextran, albumin, kaolin, serta polisakarida sulfat

(Vogel, 2002).

Metode ini dilakukan dengan cara : hewan uji dibagi ke dalam kelompok

masing-masing 6-8 per dosis. Ekstrak tanaman diberikan 1 jam sebelum bahan

penginflamasi jika diberikan secara oral atau 30 menit sebelumnya jika diberikan

secara i.p. Udema kaki ditimbulkan oleh injeksi bahan penginflamasi secara sub

Page 47: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

26

plantar kaki kanan belakang. Volume kaki diukur pada selang waktu 5 jam. Pada

mencit pengukuran dilakukan dengan mengorbankan mencit kemudian memotong

kedua kaki pada pergelangannya, selanjutnya mengukur udema dengan

membandingkan kaki yang dibengkakkan dengan kaki yang tidak dibengkakkan

(Williamson, Okpako, dan Evans 1996).

Iritan yang paling banyak digunakan adalah karagenin. Karagenin adalah

fosfolipida tersulfatasi yang diekstrak dari lumut irlandia Chondrus crispus

(Gryglewski, 1997). Mekanisme biokimiawi dan morfologikal dari udema yang

diinduksi dengan karagenin masih belum diketahui secara pasti. Namun, secara

umum proses atau mekanisme udema dapat dibagi menjadi dua fase.

Fase pertama mekanisme udema ditandai dengan dilepaskannya histamin dan

serotonin (5-hidroksitriptamin) dari sel mast dan diikuti dengan dibentuknya kinin

dalam aliran darah. Mediator tersebut menyebabkan gangguan pembuluh darah

dalam jaringan terinflamasi. Pelepasan amin dan kinin tersebut masih terus

berlanjut hingga fase kedua dan diikuti oleh terjadinya ekstravasasi protein plasma

dan penetrasi sel-sel inflamasi dalam jaringan terinflamasi (Rainsford, 1984).

Pada fase kedua terjadi pelepasan enzim lisosomal. Enzim ini mengawali

terjadinya gangguan jaringan dan diikuti oleh produksi radikal oksigen bebas

yang dapat merusak jaringan. Produksi radikal oksigen bebas ini menyebabkan

pembentukan lipid peroksida aktif yang akan menstimulasi aktivitas fosfolipase

pada fosolipid, sehingga akan terbentuk asam arakhidonat, yang kemudian akan

memproduksi prostaglandin (Rainsford, 1984).

Page 48: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

27

Aktivitas anti-inflamasi ditunjukkan dengan adanya pengurangan volume

udema. Metode uji udema telapak kaki tikus merupakan metode yang banyak

digunakan dalam penelitian dan telah dibuktikan sesuai untuk tujuan evaluasi

selanjutnya (Vogel, 2002). Metode ini banyak digunakan karena sederhana dan

murah dari segi peralatan, bahan, dan cara kerjanya (Jain, Patil, Singh, dan

Kulkarni, 2001).

3. Tes granuloma

Hewan uji berupa tikus putih betina galur wistar diinjeksikan bagian

punggungnya secara sub kutan dengan 10-25 ml udara kemudian 1,50 minyak

kapas sebagai senyawa iritan yang merangsang pembentukan udema diinjeksikan

pada tempat yang sama. Pada hari kedua setelah pembentukan kantong, udara

dihampakan. Pada hari keempat, kantung dibuka dan cairan eksudat disedot

selanjutnya diukur volume cairannya (Turner, 1965).

4. Induksi arthritis

Metoda induksi arthritis merupakan metoda inflamasi kronis. Hewan uji

diinjeksi subplantar 50-100 μl suspensi yang mengandung 300-750 μl

Mycobacterium BCG. Udema pada telapak kaki mencapai puncaknya 4-5 hari

stelah injeksi (respon primer) dan penyakit sistemik dimana terlihat benjolan pada

telinga dan ekor (respon sekunder). Obat antiinflamasi steroid atau non streroid

akan menghambat respon primer dan sekunder tersebut (Gryglewski, 1977).

Page 49: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

28

5. Percobaan in vitro

Percobaan in vitro bermanfaat untuk mengetahui peran dan pengaruh

substansi-substansi fisiologis seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan lain-

lain pada saat terjadinya inflamasi. Ada beberapa percobaan in vitro yang dapat

digunakan untuk mengukur daya anti-inflamasi diantaranya adalah 3H-Bradikinin

reseptor binding, Assay of PMN leucocytes chemotaxis in vitro, serta Inhibition of

IL-1ß converting enzyme (Vogel, 2002).

J. Metoda Pengujian Efek Analgesik

Pengujian daya analgesik oleh Turner (1965), dikelompokkan menjadi dua

golongan, yakni :

1. Golongan analgetika narkotik

a. Metode jepit ekor

Sekelompok mencit dinjeksi dengan senyawa uji dengan dosis tertentu

secara sub kutan atau intravena, kemudian setelah 30 menit jepitan dipasang

pada pangkal ekor mencit selama 30 detik. Mencit yang tidak diberi senyawa

uji akan berusaha melepaskan diri dari kekangan tersebut, tetapi mencit yang

diberi analgetika akan mengabaikan kekangan tersebut. Respon positif adanya

daya analgetika ditunjukkan dengan tidak adanya usaha untuk melepaskan diri

dari jepitan tersebut selama 15 detik pada tiga kali pengamatan.

Page 50: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

29

b. Metode rangsang panas

Pada metode ini digunakan lempeng panas (hot plate) dengan suhu yang

diatur dalam kisaran 50 ºC sampai 55 ºC, dilengkapi dengan penangas yang

berisi campuran aseton dan etil formiat dengan perbandingan 1:1. Hewan uji

yang telah diberi laruatan uji secara subkutan atau peroral diletakkan pada hot

plate, kemudian diamati reaksinya ketika hewan uji mulai menjilat kaki

belakang dan kemudian melompat.

c. Metode pengukuran tekanan

Digunakan suatu alat untuk mengukur tekanan yang diberikan pada ekor

tikus secara seragam dalam metode ini, yaitu dua buah syringe yang

dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta terdapat

pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan dengan

manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal dengan

ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap

syringe, ketika tekanan diberikan pada syringe kedua, maka tekanan akan

terhubung pada sistem hidrolik pada syringe pertama lalu pada ekor tikus.

Tekanan yang sama pada syringe kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor

tikus, sehingga akan menimbulkan respon dan akan terbaca pada manometer.

Respon tikus yang pertama adalah meronta-ronta kemudian akan

mengeluarkan suara (mencicit) sebagai tanda kesakitan.

Page 51: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

30

d. Metode potensi petidin

Metode ini kurang baik karena hewan uji yang cukup banyak, tiap

kelompok terdiri dari tikus sebanyak 20 ekor, setengah kelompok dibagi

menjadi 3 bagian yang diberi petidin dengan dosis 2, 4, dan 8 mg/kg.

Setengah kelompok yang lainnya diberi senyawa uji dengan dosis 20 % dari

LD50

. Persen daya analgesik dihitung dengan metode rangsang panas.

e. Metode antagonis nalorfin

Uji analgetik dengan menggunakan metode ini untuk mengetahui aksi

dari obat-obat seperti morfin, karena mempunyai kemampuan untuk

meniadakan aksi dari morfin. Hewan uji yang bisa digunakan pada metode ini

adalah tikus, mencit dan anjing. Hewan tersebut diberi obat dengan dosis

toksik kemudian segera diberi nalorfin (0,5-10,0 mg/kg BB) secara intravena.

Teori menyebutkan bahwa nalorfin dapat menggantikan ikatan morfin dengan

reseptornya, sehingga ikatan antara morfin dengan reseptornya terlepas.

f. Metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituari

posterior, yang dapat menyebabkan konstraksi uterus sehingga menimbulkan

kejang pada tikus. Responnya berupa kontraksi abdominal, sehingga menarik

pinggang dan kaki ke belakang. Penurunan jumlah kejang diamati dan ED50

dapat diperkirakan.

Page 52: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

31

2. Golongan analgetika non narkotik

a. Metode rangsang kimia

Pada metode ini, digunakan zat kimia yang diinjeksikan pada hewan uji

secara intraperitonial, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri. Beberapa zat

kimia yang biasanya digunakan antara lain asam asetat dan fenil kuinon.

Metode ini sederhana, reproducible (dapat diulang-ulang hasilnya), dan cukup

peka untuk menguji senyawa analgetik dengan daya analgetik lemah, namun

mempunyai kekurangan yaitu masalah kespesifikasinya. Oleh karena itu

metode ini sering digunakan untuk penapisan (screening). Daya analgetik

dapat dievaluasi menggunakan persen penghambatan terhadap geliat

menggunakan persamaan menurut Handershot dan Forsaith.

% proteksi rangsang nyeri = %100100

KP

P : jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi perlakuan.

K: jumlah kumulatif geliat mencit kelompok kontrol.

Hewan uji yang digunakan pada metode ini dapat bermacam-macam,

antara lain : anjing, marmot, tikus, merpati, dan mencit. Untuk mencit, yang

sering digunakan adalah mencit betina, dikarenakan kepekaan terhadap

rangsang lebih besar daripada yang jantan. Respon mencit yang biasa diamati

adalah lompatan dan konstraksi perut dengan disertai tarikan kaki belakang

(rentangan) yang disebut geliat (Kusuma, 2003).

Page 53: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

32

b. Metode pedolorimeter

Hewan uji diletakkan pada kandang yang bagian atasnya terbuat dari

kepingan metal sehingga bisa dialiri arus listrik. Respon yang timbul yaitu

ketika hewan uji mengeluarkan teriakan dengan pengukuran dilakukan tiap 10

menit selama 1 jam.

c. Metode rektodolorimeter

Tikus diletakkan di sebuah kandang yang dibuat khusus dengan alas

tembaga yang dihubungkan dengan penginduksi berupa sebuah gulungan.

Ujung lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektrode

tembaga. Pada gulungan bagian atas terdapat suatu konduktor yang

dihubungkan dengan sebuah voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt.

Pemberian tegangan sebesar 1 sampai 2 volt akan menimbulkan respon berupa

suara teriakan tikus.

Selain uji-uji di atas, terdapat pula uji in vitro. Uji in vitro yang

digunakan untuk menguji aktivitas analgesik sentral antara lain : survei, ikatan

3H-Naloxone dengan jaringan, 3H-Dihydromorphinei yang terikat reseptor μ

opiat otak tikus, 3H-Bremazocine yang terikat resptor k opiat pada otak kecil

babi Guinea, penghambatan enkephalinase, reseptor yang mengikat

nociceptin, vasoactive intestinal polypeptid (VIP), reseptor yang terikat

cannabinoid, reseptor yang terikat vanilloid (Vogel, 2002). Senyawa-senyawa

tersebut mengandung suatu molekul hidrogen yang bersifat radioaktif 3H

(tritium). Dengan adanya senyawa tersebut akan mempermudah monitoring.

Page 54: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

33

K. Landasan Teori

Peradangan sebenarnya merupakan suatu keadaan yang membantu netralisasi,

penghancuran jaringan nekrosis dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan pada

proses penyembuhan (Price dan Wilson, 1995). Tetapi inflamasi atau peradangan

cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tidak diinginkan karena salah satu

manifestasi dari inflamasi adalah nyeri. Nyeri merupakan gejala yang paling umum

pada pemeriksaan klinis, karena nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang

penting dan yang berfungsi untuk melindungi tubuh.

Metode pengujian efek anti-inflamasi sari buah belimbing menggunakan

metode Langford yang dimodifikasi. Inflamatogen yang digunakan adalah karagenin.

Mekanisme biokimiawi dan morfologikal dari udema yang diinduksi dengan

karagenin masih belum diketahui secara pasti. Namun, secara umum proses atau

mekanisme udema dapat dibagi menjadi dua fase.

Fase pertama mekanisme udema ditandai dengan dilepaskannya histamin dan

serotonin (5-hidroksitriptamin) dan sel mast dan diikuti dengan dibentuknya kinin

dalam aliran darah. Mediator tersebut menyebabkan gangguan pembuluh darah dalam

jaringan terinflamasi. Pelepasan amin dan kinin tersebut masih terus berlanjut hingga

fase kedua dan diikuti oleh terjadinya ekstravasasi protein plasma dan penetrasi sel-

sel inflamasi dalam jaringan terinflamasi (Rainsford, 1984).

Pada fase kedua terjadi pelepasan enzim lisosomal. Enzim ini mengawali

terjadinya gangguan jaringan dan diikuti oleh produksi radikal oksigen bebas yang

dapat merusak jaringan. Produksi radikal oksigen bebas ini menyebabkan

Page 55: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

34

pembentukan lipid peroksida aktif yang akan menstimulasi aktivitas fosfolipase pada

fosfolipid, sehingga akan terbentuk asam arakhidonat, yang kemudian akan

memproduksi prostaglandin (Rainsford, 1984). Prostaglandin bertanggung jawab

terhadap sebagian besar dari gejala peradangan, selain itu peroksida yang melepaskan

radikal bebas oksigen juga memegang peranan pada timbulnya nyeri. Prostaglandin

yang dibentuk lebih banyak akan mensensibilasi reseptor nyeri dan disamping itu

menjadi penentu dalam lamanya rasa nyeri.

Katekin dan vitamin C merupakan senyawa yang terkandung dalam buah

belimbing. Tentang aktivitas antioksidannya, katekin telah terbukti sebagai

penangkap radikal yang paling kuat di antara senyawa golongan flavonoid lainnya.

Kemampuannya untuk menetralkan oksigen singlet tampaknya terkait dengan sruktur

kimia katekin, kehadiran gugus katekol pada cincin B dan kehadiran gugus hidroksil

mengaktifkan ikatan rangkap pada cincin C. Kemampuan katekin dalam menangkap

radikal bebas dapat menghambat perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin

sehingga peradangan dapat diatasi. Dengan demikian, nyeri yang merupakan

manifestasi dari peradangan juga dapat berkurang.

Metode Langford yang dimodifikasi ini merupakan langkah pengujian awal

untuk mengetahui adanya efek anti-inflamasi pada suatu senyawa. Selain itu metode

ini mudah dilakukan. Sedangkan metode yang digunakan pada pengujian efek

analgesik adalah metode rangsang kimia. Metode ini digunakan karena metode ini

cukup peka, sederhana, reprodusibel dan mudah dilakukan untuk pengujian daya

analgesik.

Page 56: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

35

L. Hipotesis

Sari buah Belimbing (Averrhoa carambola L.) memiliki efek anti-inflamasi

dan efek analgesik terhadap mencit putih betina.

Page 57: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang “Uji Efek Analgesik Dan Anti-Inflamasi Sari Buah

Belimbing (Averrhoa Carambola L.) Pada Mencit Putih Betina” ini merupakan

penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

B. Metode Uji yang Digunakan

Metode yang digunakan untuk uji efek analgesik dalam penelitian ini adalah

metode rangsang kimia, sedangkan metode yang digunakan untuk uji efek anti-

inflamasi adalah metode Langford yang dimodifikasi.

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas : dosis sari buah belimbing

b. Variabel tergantung : efek analgesik dan anti-inflamasi sari buah belimbing.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali :

1) Subjek uji : mencit putih

a) Jenis kelamin : betina

b) Berat badan : 20-30 gram

Page 58: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

37

c) Umur : 2-3 bulan

d) Galur : Swiss

2) Buah belimbing

Buah belimbing (Belimbing Bali) diambil dari supermarket Superindo,

Jalan Seturan, Babarsari, Yogyakarta.

b. Variabel pengacau tak terkendali :

1) Kondisi patologis mencit

2) Zat gizi dalam pakan

3) Umur belimbing

3. Definisi operasional

a. Sari buah belimbing diperoleh dari buah belimbing yang dicuci bersih dan

dikupas. Sejumlah (gram) buah dipotong-potong melintang dengan ketebalan

lebih kurang 2 cm disari menggunakan juice extractor, kemudian disaring

dengan kain.

b. Injeksi sub plantar adalah injeksi pada telapak kaki hewan uji, arah jarum

harus menuju ke jari-jari hewan uji.

c. Definisi geliat adalah apabila mencit menarik badan dan kaki beakang hingga

perut bagian bawah menyentuh alas tempat berpijak.

d. Metode Langford dkk, adalah metode uji efek anti-inflamasi dengan cara

membandingkan kaki udem yang telah diinduksi oleh inflamatogen dengan

kelompok perlakuan sehingga dapat diketahui kemampuan perlakuan tersebut

mengurangi udem.

Page 59: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

38

e. Metode rangsang kimia adalah metode uji efek analgetika yang tidak spesifik.

Efek tersebut dilihat dari banyak sedikitnya geliat. Adanya efek analgesik

ditunjukkan dengan penurunan jumlah geliat sebesar 50% dari kontrol negatif.

Semakin sedikit geliat semakin besar efek analgesiknya.

D. Alat dan Bahan Penelitian

1. Bahan

a. Buah belimbing Bali (Averrhoa carambola L.) yang diperoleh dari

supermarket Superindo, Jalan Seturan, Babarsari, Yogyakarta

b. Mencit putih betina galur Swiss 60 ekor diperoleh dari Lembaga Pusat

Penelitian dan Teknologi (LPPT) UGM dengan berat badan 20-30 gram dan

umur 2-3 bulan.

c. Kalium diklofenak, Cataflam D50, Novartis, sebagai kontrol positif.

d. Aquades dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

e. Karagenin tipe 1 (Sigma Chemical Co) sebagai peradang (inflamatogen)

diperoleh dari Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

f. NaCl Fisiologis (Otsu-NS) sebagai pensuspensi karagenin diperoleh dari

Apotek Kimia Farma, Yogyakarta.

g. Asam asetat sebagai perangsang nyeri berupa cairan jernih, tidak berwarna

dan berbau khas, menusuk, rasa asam (Anonim,1995).

Page 60: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

39

h. Parasetamol kualitas berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit

pahit (Anonim,1979) yang diperoleh dari pabrik Berliko.

i. CMC Na yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi,

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Alat

a. Jus ekstraktor Miyako type JE-505

b. Neraca analitik merek Metler Toledo

c. Stopwatch

d. Seperangkat alat gelas berupa labu ukur, beker glass, batang pengaduk, gelas

ukur, pipet tetes, gelas arloji

e. Mortir dan stamper

f. Spuit injeksi ukuran 1 ml merek Terumo dan spuit yang dimodifikasi untuk

pemberian oral 1 ml

g. Gunting bedah dan pinset

E. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan bahan

Bahan yang diuji adalah buah belimbing Bali yang diperoleh dari supermarket

Superindo, Jalan Seturan, Babarsari, Yogyakarta.

Page 61: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

40

2. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman belimbing,

dilakukan di Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta. Berdasarkan hasil determinasi, tanaman belimbing yang digunakan

benar-benar belimbing yang memiliki nama ilmiah Averrhoa carambola L. surat

keterangan determinasi dapat dibaca pada lampiran.

3. Pembuatan sari dan penentuan dosis sari belimbing

Belimbing dipilih yang masih segar, berwarna kuning kehijauan dan tidak

cacat. Belimbing dicuci bersih dan ditimbang beratnya, dipotong-potong

melintang dengan ketebalan lebih kurang 2 cm kemudian disari dengan

menggunakan juice extractor. Filtrat yang diperoleh disaring ulang dengan kain

tipis dan diukur volumenya. Sari belimbing harus selalu dibuat baru. Dosis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 8,33 ml/kg; 16,67 ml/kg; dan 33,33 ml/kg.

4. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih betina galur Swiss, yang

berumur 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 gram. Sebelum diberi perlakuan,

mencit diadaptasikan selama satu minggu dengan kondisi yang sama meliputi :

makanan, minuman, kandang, dan alasnya. Hewan uji juga dipuasakan ± 24 jam

sebelum digunakan dalam percobaan dengan tujuan untuk mengurangi variasi

akibat adanya makanan.

Page 62: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

41

5. Penelitian efek anti-inflamasi

a. Uji pendahuluan

1) Pembuatan larutan karagenin 1%

Larutan karagenin digunakan sebagai zat peradang yang dibuat dengan

melarutkan 100 mg karagenin dalam NaCl 0,9% fisiologis sampai 10 ml

akan diperoleh konsentrasi 1%.

2) Penetapan dosis karagenin

Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian Williamson dkk

(1996) yaitu dengan kadar 1% yang dilarutkan dalam NaCl 0,9%

fisiologis yang disuntikkan secara sub plantar pada telapak kaki mencit

sebesar 0,05 ml sehingga didapatkan dosis larutan karagenin sebesar 25

mg/kgBB.

Diketahui konsentrasi karagenin yang digunakan adalah 1% dan

volume pemberian adalah 0,05 ml. berat badan mencit rata-rata 20 gram =

0,02 kg

Dosis karagenin =kgBB

mlmgml

02,0100

100005,0

= 25 mg/kgBB

3) Penetapan dosis diklofenak

Dosis diklofenak ditetapkan berdasarkan pemilihan dosis yang

menimbulkan daya anti-inflamasi sedemikian rupa sehingga penurunan

Page 63: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

42

volume udema akibat perlakuan karagenin dapat diukur. Pemilihan dosis

yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dari

Maryanto (1997) yaitu untuk tikus berat badan 250 g mempunyai dosis 40

mg/kgBB. Jika berat badan tikus 200 g maka perhitungan dosisnya :

Tikus 200 g

g

kgBBmgg250

/40200 32 mg/kgBB

Jika dikonversikan dari tikus 200 g ke mencit 20 g akan diperoleh dosis

natrium diklofenak dengan perhitungan sebagai berikut :

= 0,14 x 32 mg/kgBB

= 4,48 mg/kgBB

sehingga dosis natrium diklofenak yang diberikan pada mencit sebesar

4,48 mg/kgBB. Pada penelitian ini digunakan kalium diklofenak, yang

perhitungan dosisnya mengikuti perhitungan dosis natrium diklofenak.

4) Penetapan selang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin

Dua belas ekor mencit dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok 3 ekor

mencit diberi perlakuan kaki kiri diinjeksi secara sub plantar 0,05 ml

karagenin 1% sedangkan kaki kanan diinjeksi secara sub plantar tanpa

diberi karagenin. Selanjutnya tiap kelompok mencit dikorbankan pada

selang waktu tertentu, yakni 1, 2, 3, dan 4 jam kelompok masing-masing.

Setelah dikorbankan pada selang waktu masing-masing kelompok, kedua

kaki belakang mencit dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang

Page 64: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

43

dengan neraca analitik. Waktu pemotongan kaki ditetapkan pada saat kaki

mengalami peningkatan udema yang berarti.

5) Penetapan waktu pemberian diklofenak

Dua belas ekor mencit dibagi dalam 4 kelompok, kelompok 1

pemberian diklofenak menit ke-15 sebelum diinjeksi karagenin, kelompok

2 pemberian diklofenak menit ke-30 sebelum diinjeksi karagenin,

kelompok 3 pemberian diklofenak menit ke-45 sebelum diinjeksi

karagenin dan kelompok 4 pada saat menit ke-60 sebelum diinjeksi

karagenin. Setelah pemberian larutan diklofenak secara oral dengan dosis

4,48 mg/kgBB, tiap kelompok mencit disuntik sub plantar 0,05 ml

karagenin 1% pada telapak kaki menurut kelompok masing-masing.

Sesuai hasil orientasi, setelah 3 jam pemberian sub plantar karagenin 1%,

kedua kaki belakang dipotong pada sendi torsocrural lalu ditimbang

dengan neraca analitik. Waktu pemberian diklofenak yang digunakan pada

saat berat udema kaki mencit mengalam penurunan yang berarti.

b. Uji efek anti-inflamasi

Metode uji daya anti-inflamasi menggunakan metode pembentukan udema

pada telapak kaki belakang hewan uji yang telah dimodifikasi oleh Langford

dkk (1972). Tiga puluh ekor mencit secara acak dibagi ke dalam 6 kelompok,

tiap kelompok 5 ekor mencit. Masing-masing kelompok perlakuan tersebut

adalah:

Kelompok I : kontrol (-) diberi karagenin dosis 25 mg/kgBB

Page 65: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

44

Kelompok II : kontrol (-) diberi aquades dosis 0,5 ml/20 gBB

Kelompok III : kontrol (+) diberi diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB

Kelompok IV : diberi sari buah belimbing dosis 8,33 ml/kgBB

Kelompok V : diberi sari buah belimbing dosis 16,67 ml/kgBB

Kelompok VI : diberi sari buah belimbing dosis 33,33 ml/kgBB

Kecuali kelompok I, pada menit ke-15, kaki kirinya diinjeksi 0,05 ml

suspensi karagenin 1% secara sub plantar, sedangkan kaki kanan bagian

belakang hanya disuntik dengan spuit injeksi tanpa karagenin. Tiga jam

setelah diinjeksi karagenin, hewan uji dikorbankan, kedua kaki belakangnya

dipotong pada sendi torsocrural, lalu ditimbang dan dihitung selisih bobot

kakinya.

c. Perhitungan % efek anti-inflamasi

Metode Langford dkk (1972) yang telah dimodifikasi digunakan untuk

mengetahui efek anti-inflamasi, yang dihitung dalam persen (%) efek anti

inflamasi dengan rumus sebagai berikut :

% efek anti-inflamasi =

%100xU

DU

Keterangan :U = harga rata-rata berat kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-

rata berat kaki normal (kaki kanan)D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-

rata berat kaki normal (kaki kanan)

Page 66: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

45

d. Analisis hasil

Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat

distribusi data. Jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan ANOVA

satu arah dengan taraf kepercayaan 95%, kemudian dilanjutkan dengan uji

Scheffe untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna (p < 0,05) atau tidak

bermakna (p > 0,05). (Apabila hasil ANOVA secara statistika berbeda tidak

bermakna maka uji lanjutan tidak perlu dilakukan) . Tetapi bila pada hasil

ANOVA dinyatakan berbeda bermakna maka dilanjutkan dengan uji statistik Post

Hoc.

6. Penelitian efek analgesik

a. Uji pendahuluan

1) Penetapan kriteria geliat

Respon yang terjadi pada pengujian efek analgesik menggunakan

rangsang kimia sangat bervariasi, sehingga perlu ditetapkan geliat yang

sering terjadi sehingga tidak mengacaukan pengamatan. Geliat yang

diamati dan dihitung adalah geliat dengan kriteria menarik satu atau kedua

kaki ke arah belakang dengan sempurna.

2) Penentuan waktu pemberian rangsang

Penentuan ini dilakukan dengan harapan pada selang waktu pemberian

bahan uji dengan asam asetat, telah terjadi absorpsi sehingga dapat segera

menimbulkan efek.

Page 67: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

46

3) Pembuatan larutan CMC Na %

Larutan ini dibuat dengan melarutkan serbuk CMC Na sebanyak 1

gram dalam air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga

mengembang kemudian ditambahkan aquades sampai 100 ml.

4) Pembuatan larutan asam asetat

Larutan asam asetat dibuat dengan cara pengenceran dari larutan asam

asetat glasial 100% v/v dengan volume pengambilan dihitung dengan

menggunakan rumus:

V x C = V1 x C1

Sebanyak 0,25 mL asam asetat glasial 100% diencerkan dengan aquades

hingga volume 25,00 mL menggunakan labu ukur 25 mL.

5) Pembuatan supensi parasetamol

Parasetamol yang akan digunakan sebagai kotrol positif dibuat dengan

menimbang secara seksama sejumlah parasetamol dan disuspensikan

dalam larutan CMC Na 1 % sesuai dengan volume yang akan dibuat.

6) Penentuan dosis parasetamol

Dosis parasetamol yang biasa digunakan sebesar 500 mg/50kgBB.

Dosis ini kemudian dikonversikan ke mencit, sehingga diperoleh dosis 91

mg/kgBB. Kemudian dibuat 3 peringkat dosis untuk diorientasi manakah

yang peling efektif dalam menghambat rasa nyeri, yaitu 68,25; 91,00;

113,75 mg/kgBB. Dari hasil orientasi diketahui bahwa dosis 91,00

mg/kgBB secara signifikan dapat menghambat rasa nyeri dibandingkan 2

Page 68: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

47

dosis lainnya sehingga dosis 91,00 mg/kgBB yang kemudian dipakai

dalam penelitian. Hasil dari orientasi dosis parasetamol ini digunakan

sebagai kontrol positif.

7) Pemilihan dosis asam asetat

Pemilihan konsentrasi asam asetat diambil dari penelitian Kusuma

(2003) yakni 1%. Sedangkan pemilihan dosis asam asetat dilakukan

melalui orientasi menggunakan empat peringkat dosis yaitu dosis 25; 50;

75; dan 100 mg/kgBB.

b. Uji efek analgesik

Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor mencit yang

secara acak dibagi menjadi 5 kelompok, sebagai berikut:

Kelompok I : kontrol negatif (aquades dosis 0,5 ml/20 gBB)

Kelompok II : kontrol positif (suspensi parasetamol dosis 91mg/kg BB)

Kelompok III : diberi sari buah belimbing dengan dosis 8,33 ml/kgBB

Kelompok IV : diberi sari buah belimbing dengan dosis 16,67 ml/kgBB

Kelompok V : diberi sari buah belimbing dengan dosis 33,33 ml/kgBB

Setelah hewan uji dikelompokkan dan diberi perlakuan secara peroral, 15

menit kemudian diinjeksi dengan larutan asam asetat 1% secara

intraperitonial. Segera setelah itu, diamati geliat yang muncul tiap 5 menit

selama total waktu pengamatan 60 menit.

Page 69: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

48

c. Perhitungan persen proteksi geliat

Besarnya penghambatan jumlah geliat dihitung dengan menggunakan

persamaan Handershot dan Forsaith, yaitu :

% proteksi rangsang nyeri = %100100

KP

Keterangan :P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian sari buah

belimbing.K = jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif.

Data persentase proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis menggunakan

analisa variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%.

Perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif dihitung

menggunakan rumus :

Perubahan % proteksi rangsang nyeri = %100)( Kp

PKp

Keterangan :P = % proteksi rangsang nyeri pada tiap kelompok perlakuan.Kp = rata-rata % proteksi rangsang nyeri pada kontrol positif (Utami, 2002).

d. Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

melihat distribusi data. Jika data yang terdistribusi normal maka analisis

dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%,

kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antar

kelompok bermakna (p < 0,05) atau tidak bermakna (p > 0.05). (Apabila hasil

Page 70: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

49

ANOVA secara statistika berbeda tidak bermakna maka uji lanjutan tidak

perlu dilakukan). Tetapi bila pada hasil ANOVA dinyatakan berbeda

bermakna maka dilanjutkan dengan uji statistik Post Hoc.

Page 71: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Buah Belimbing

Pada penelitian ini digunakan buah belimbing manis sebagai bahan untuk

membuat sari buah belimbing. Buah belimbing harus diidentifikasi terlebih dahulu

untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan benar-benar buah belimbing.

Identifikasi buah belimbing dilakukan di bagian Biologi Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berdasarkan hasil yang identifikasi,

diperoleh bahwa bahan yang digunakan adalah buah belimbing (Averrhoa carambola

L.).

B. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan merupakan uji yang dilakukan sebagai orientasi untuk

mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya diperlukan dalam pengambilan data

sebenarnya. Uji pendahuluan yang dilakukan dibagi menjadi dua, yaitu uji anti-

inflamasi dan uji analgesik. Untuk uji anti-inflamasi meliputi : orientasi rentang

waktu pemotongan kaki, orientasi rentang waktu pemberian diklofenak dan orientasi

dosis diklofenak. Sedangkan untuk uji analgesik meliputi : penentuan kriteria geliat,

pemilihan dosis asam asetat, penentuan selang waktu pemberian asam asetat dan

pemilihan dosis parasetamol yang digunakan sebagai kontrol positif.

Page 72: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

51

Selain itu perlu dilakukan persiapan hewan uji, hewan tersebut adalah mencit

putih betina galur Swiss, berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram.

Sebelum diberi perlakuan, mencit yang akan digunakan harus dipuasakan terlebih

dahulu selama ± 24 jam dengan tidak memberi makan dan alas sekam namun tetap

diberi minum. Hal ini dilakukan untuk mengurangi variasi akibat adanya makanan.

1. Uji Pendahuluan Anti-inflamasi

a. Orientasi penetapan waktu pemotongan kaki

Orientasi penetapan waktu pemotongan kaki bertujuan untuk

mengetahui waktu yang tepat setelah injeksi karagenin 1% secara sub plantar

yaitu waktu dimana karagenin mampu memberikan efek maksimal sehingga

udema yang dihasilkan juga maksimal. Variasi waktu pemotongan kaki

belakang mencit pada orientasi adalah 1, 2, 3, dan 4 jam setelah diinjeksi

karagenin 1% secara sub plantar. Data bobot udema dalam berbagai variasi

waktu pemotongan kaki selanjutnya diuji dengan Kolmogorof-Smirnov untuk

melihat distribusinya. Dari uji tersebut diketahui bahwa data terdistribusi

normal, maka analisis dilanjutkan dengan analisis varian satu arah dengan

taraf kepercayaan 95% guna mengetahui perbedaan antar kelompok.

Selanjutnya, dilakukan analisis menggunakan Uji Scheffe untuk melihat

perbedaan tersebut bermakna atau tidak bermakna.

Page 73: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

52

Tabel I. Rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu pemotongankaki

Keterangan :X = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Gambar 7. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasirentang waktu pemotongan kaki

Dari hasil analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya

0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa bobot udema yang terjadi tiap

kelompok perlakuan memiliki perbedaan bermakna (p ≤ 0,05). Kemudian

Kelompok Perlakuan(jam)

Rata-rata bobot udema dalammiligram (X ± SE)

1 jam 124,53 ± 0,642 jam 113,70 ± 6,193 jam 154,20 ± 1,734 jam 113,63 ± 4,06

Page 74: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

53

dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar kelompok bermakna

atau tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat di tabel II.

Tabel II. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada penetapan rentang waktupemotongan kaki

Waktu 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam1 jam - tb b tb2 jam tb - b tb3 jam b b - b4 jam tb tb b -

Keterangan :b = Berbeda bermakna (p ≤0,05)tb = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Hasil statistik menyatakan bahwa rentang waktu pemotongan kaki

kelompok 3 jam menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0,05)

dibandingkan dengan kelompok 1, 2, dan 4 jam.

Selain itu pada rentang waktu pemotongan kaki 3 jam menimbulkan

udema yang paling tinggi yang artinya karagenin menginduksi secara maksimal

pada jam tersebut sehingga dipilih rentang waktu pemotongan kaki 3 jam.

Berdasarkan diagram batang dapat terlihat jelas bahwa pada waktu pemotongan

kaki mencit 3 jam setelah injeksi karagenin 1% memiliki rata-rata bobot udem

paling besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karagenin menginduksi kaki

belakang mencit secara maksimal pada jam tersebut. Oleh karena itu dipilih

waktu pemotongan 3 jam setelah injeksi karagenin 1%.

Page 75: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

54

b. Orientasi Dosis Pemberian Diklofenak

Orientasi pemberian dosis diklofenak ini bertujuan untuk menentukan

dosis diklofenak yang dapat menimbulkan penurunan edema yang paling

berarti. Dosis diklofenak yang digunakan pada orientasi ini adalah 3,36

mg/kgBB; 4,48 mg/kgBB; dan 5,6 mg/kgBB. Pemilihan dosis ini didasarkan

pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (Maryanto, 1997).

Menurut penelitian, dosis efektif diklofenak untuk tikus dengan berat badan

250 gram adalah 40 mg/kgBB. Dari hasil penelitian tersebut selanjutnya

dikonversikan untuk mencit dengan berat badan 20 gram sehingga diperoleh

dosis 4,48 mg/kgBB. Agar dapat diuji, ditambah dua dosis lainnya yaitu

diambil 25% dosis di atasnya dan 25% dosis di bawahnya sehingga didapat 2

dosis lainnya yaitu 3,36 dan 5,6 mg/kgBB.

Rata-rata bobot udema orientasi dosis diklofenak dapat dilihat pada

tabel III.

Tabel III. Rata-rata bobot udema pada orientasi dosis diklofenakKelompok Dosis

(mg/kgBB)Rata-rata bobot udema dalam

miligram (X ± SE)3,36 77,93 ± 2,404,48 60,27 ± 2,415,6 70,5 ± 1,60

Keterangan :X = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Page 76: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

55

Gambar 8. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasi dosispemberian diklofenak

Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar

kelompok bermakna atau tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat di

tabel IV.

Tabel IV. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada orientasi dosispemberian diklofenak

Kelompok Dosis(mg/kgBB)

3,36 4,48 5,6

3,36 - b tb4,48 b - b5,6 tb b -

Keterangan :b = Berbeda bermakna (p ≤0,05)tb = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Page 77: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

56

Hasil analisis uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok dosis 4,48

mg/kgBB bila dibandingkan dengan kelompok dosis 3,36 mg/kgBB dan 5,6

mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna (p ≤0,05). Selain itu, dari

diagram batang hasil percobaan kelompok dosis 4,48 mg/kgBB memiliki rata-

rata bobot udem kaki mencit yang paling kecil dibandingkan dengan

kelompok dosis lainya. Sehingga dipilih dosis diklofenak 4,48 mg/kgBB

sebagai dosis efektif untuk mereduksi udema karena diasumsikan pada dosis

ini dapat memberikan reduksi udema secara optimal.

c. Orientasi waktu pemberian diklofenak

Orientasi pemberian waktu pemberian diklofenak dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui waktu yang optimal pemberian diklofenak sehingga

terjadi penurunan udema yang berarti. Dosis diklofenak yang digunakan

adalah 4,48 mg/kgBB, berdasarkan hasil orientasi penetapan dosis yang telah

dilakukan sebelumnya.

Tabel V. Rata-rata bobot udema pada orientasi waktu pemberiandiklofenak

Kelompok Perlakuan(menit)

Rata-rata bobot udema dalammiligram (X ± SE)

15 menit 55,50 ± 3,4930 menit 74,70 ± 1,1045 menit 69,23 ± 1,2960 menit 67,30 ± 1,77

Keterangan :X = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Page 78: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

57

Gambar 9. Grafik rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktupemberian diklofenak sebelum pemberian karagenin

Dari hasil analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,001,

sehingga dapat disimpulkan bahwa bobot udema yang terjadi tiap kelompok

perlakuan memiliki perbedaan bermakna (p ≤0,05). Kemudian dilakukan uji

Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar kelompok bermakna atau tidak

bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil uji Scheffe bobot udema pada orientasi rentang waktupemberian diklofenak

Waktu(menit)

15 menit 30 menit 45 menit 60 menit

15 menit - b b b30 menit b - tb tb45 menit b tb - tb60 menit b tb tb -

Keterangan :b = Berbeda bermakna (p < 0,05)tb = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

55,5

74,769,23 67,3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

15 30 45 60

Bo

bo

tu

dem

a(m

g)

Waktu (menit)

Orientasi waktu pemberian diklofenak

Page 79: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

58

Dari hasil uji Scheffe dapat diketahui bahwa kelompok menit ke-15

sebelum injeksi karagenin 1% secara sub plantar menunjukkan hasil yang

bermakna dibanding kelompok menit ke-30, ke-45, dan ke-60. Selain itu dari

grafik terlihat bahwa waktu pemberian diklofenak 15 menit sebelum injeksi

karagenin 1% menunjukkan penurunan udema yang paling besar

dibandingkan dengan kelompok waktu pemberian diklofenak lainnya. Oleh

karena itu waktu pemberian diklofenak dipilih 15 menit sebelum injeksi

karagenin 1%.

2. Uji Pendahuluan Analgesik

a. Penetapan kriteria geliat mencit

Penentuan kriteria geliat dalam penelitian ini bertujuan untuk

menentukan tipe geliat yang relatif seragam sehingga mempermudah

pengamatan. Kriteria geliat mencit yang digunakan adalah gerakan menggeliat

dengan 1 kaki atau dua kaki ke belakang memanjang lurus dengan

menempelkan perutnya ke alas. Respon geliat ini akan timbul setelah mencit

diberi perlakuan dengan asam asetat 1% secara intraperitonial. Respon geliat

ini merupakan intepretasi dari rasa sakit yang ditimbulkan akibat pemberian

asam asetat 1%. Respon yang diberikan setiap mencit tidaklah sama karena

masing-masing mencit memiliki ketahanan tubuh yang berbeda. Kemudian

dilakukan pengamatan dan perhitungan geliat mencit setiap 5 menit setelah

pemberian asam asetat selama 60 menit.

Page 80: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

59

b. Pemilihan dosis asam asetat

Pelitian pengujian efek analgesik ini menggunakan metode induksi

rangsang kimia. Digunakan asam asetat sebagai penginduksi rasa nyeri yang

diberikan secara intraperitonial pada mencit putih betina dengan selang waktu

tertentu. Asam asetat merupakan iritan yang dapat merusak jaringan secara

lokal. Setelah pemberian secara intraperitonial, asam asetat akan

menyebabkan nyeri di dalam rongga perut. Pembebasan ion H+ dari asam

asetat menyebabkan terjadinya penurunan nilai pH di dalam rongga perut

menjadi kurang dari 6 sehingga menyebabkan luka pada membran sel. Luka

pada membran sel ini akan mengaktifkan enzim fosfolipase pada fosfolipid

membran sel sehingga menghasilkan asam arakhidonat yang akhirnya akan

membentuk prostaglandin. Terbentuknya prostaglandin ini akan

meningkatkan sensitivitas reseptor nyeri sehingga mencit akan menggeliat

akibat nyeri yang dirasakannya.

Pemilihan dosis asam asetat bertujuan untuk mendapatkan dosis asam

asetat yang memberikan respon geliat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak

ataupun sedikit, agar mempermudah pengamatan.

Konsentrasi asam asetat yang digunakan dalam penelitian ini berdasar

penelitian terdahulu yaitu 1% (Kusuma, 2003), pada konsentrasi ini sudah

dapat menghasilkan geliat yang tidak terlalu banyak. Dosis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 25; 50; 75; dan 100 mg/kgBB. Hasil orientasi

berupa geliat pada masing-masing dosis dapat dilihat pada tabel VII.

Page 81: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

60

Tabel VII. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetatKelompok Perlakuan

(mg/kgBB)Rata-rata jumlah geliat

(X ± SE)25 25,00 ± 1,1550 34,67 ± 1,2075 49,67 ± 1,76

100 75,00 ± 2,08Keterangan :X = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Gambar 10. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi penentuandosis pemberian asam asetat.

Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar

kelompok bermakna atau tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat di

tabel VIII.

Page 82: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

61

Tabel VIII. Hasil uji Scheffe data geliat mencit pada uji pendahuluanpenentuan dosis pemberian asam asetat

Kelompok Dosis(mg/kgBB)

25(mg/kgBB)

50(mg/kgBB)

75(mg/kgBB)

100(mg/kgBB)

25 - b b b50 b - b b75 b b - b

100 b b b -Keterangan :b = Berbeda bermakna (p ≤0,05)

Dari hasil uji Scheffe dapat diketahui bahwa kelompok dosis 25

mg/kgBB berbeda bermakna dengan kelompok dosis 50 mg/kgBB; 75

mg/kgBB; dan 100 mg/kgBB. Begitu pula dengan dosis lainnya memiliki

perbedaan yang bermakna satu dengan yang lainnya. Namun apabila dilihat

dari diagram batang kelompok dosis 100 mg/kgBB menunjukkan jumlah

geliat paling banyak dibandingkan dengan ketiga dosis lainnya sehingga

dipilih dosis pemberian asam asetat sebesar 100 mg/kgBB untuk

mempermudah pengamatan.

c. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Orientasi waktu pemberian asam asetat ini bertujuan untuk

menentukan saat pemberian asam asetat setelah pemberian bahan uji yaitu

kontrol positif parasetamol (91 mg/kgBB) dan sari buah belimbing secara

peroral. Pada selang waktu ini diharapkan bahan uji sudah diabsorpsi

sehingga segera memberikan efek. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai

selang waktu dapat dilihat pada tabel IX.

Page 83: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

62

Tabel IX. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberianasam asetat.

Kelompok Jumlah Geliat(X ± SE)

5 menit 35,00 ± 1,1510 menit 28,67 ± 1,2015 menit 15,33 ± 0,88

Keterangan :X = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Dari tabel IX pada menit ke-5 menghasilkan jumlah geliat yang lebih

banyak dibandingkan dengan menit ke-10 dan menit ke-15. Untuk melihat

perbedaan antar kelompok maka dilakukan analisis variansi satu arah dan uji

Scheffe.

Gambar 11. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang waktupemberian asam asetat.

Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar

kelompok bermakna atau tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat di

tabel X

35

28,67

15,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

5 10 15

Rat

a-ra

taju

mla

hge

liat

Waktu (menit)

Orientasi penetapan selang waktu pemberian asamasetat

Page 84: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

63

.

Tabel X. Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan selang waktupemberian asam asetat.

Kelompok(menit)

5(menit) 10(menit) 15(menit)

5 - b b10 b - b15 b b -

Keterangan :b = Berbeda bermakna (p ≤0,05)

Dari hasil uji Scheffe dapat diketahui bahwa kelompok menit ke-5

berbeda bermakna dengan kelompok menit ke-10 dan menit ke-15. Begitu

pula dengan menit lainnya memiliki perbedaan yang bermakna satu dengan

yang lainnya. Namun apabila dilihat dari grafik, kelompok menit ke-15

menunjukkan jumlah geliat paling sedikit dibandingkan dengan menit-menit

lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa parasetamol sudah memberikan efek,

sehingga dipilih selang waktu 15 menit pemberian asam asetat.

d. Orientasi penetapan dosis parasetamol

Orientasi dosis parasetamol berujuan untuk menentukan dosis

parasetamol yang optimal. Parasetamol berfungsi sebagai kontrol positif yang

berguna sebagai pembanding terhadap kontrol perlakuan. Dengan kata lain

parasetamol dapat mengurangi secara signifikan jumlah geliat dibandingkan

dengan kontrol negatif. Dosis parasetamol yang digunakan adalah 91

mg/kgBB, dua dosis lainnya diperoleh dengan menurunkan dan menaikkan

Page 85: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

64

dosis ¼ kalinya sehingga diperoleh dosis 68,25 mg/kgBB dan 113,75

mg/kgBB. Rata-rata jumlah geliat pada masing-masing dosis dapat dilihat

pada tabel XI.

Tabel XI. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis pemberian parasetamolKelompok dosis

(mg/kgBB)Jumlah Geliat

(X ± SE)68,25 15,33 ± 0,88

91 8,00 ± 1,15113,75 9,33 ± 1,20

Keterangan :X = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Gambar 12. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosisparasetamol

Page 86: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

65

Dari hasil analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya

0,007, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah rata-rata geliat yang terjadi

pada tiap kelompok perlakuan memiliki perbedaan bermakna (p ≤0,05).

Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar kelompok

bermakna atau tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat di tabel XII.

Tabel XII. Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamolKelompok dosis

(mg/kgBB)68,25 91 113,75

68,25 - b b91 b - tb

113,75 b tb -Keterangan :b = Berbeda bermakna (p ≤0,05)tb = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Hasil analisis uji Schiffe menunjukkan bahwa kelompok dosis 68,25

mg/kgBB berbeda bermakna (p ≤0,05) dengan kelompok dosis 91 mg/kgBB

dan kelompok dosis 113,75 mg/kgBB. Sedangkan kelompok dosis 91

mg/kgBB menunjukkan perbedaan yang tidak bemakna (p > 0,05) dengan

kelompok dosis 113,75 mg/kgBB. Dari diagram batang di atas dapat diketahui

bahwa dosis pemberian parasetamol 91 mg/kgBB memiliki jumlah geliat yang

paling sedikit. Oleh karena itu dipilih dosis pemberian parasetamol 91

mg/kgBB.

Page 87: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

66

C. Uji Daya Anti-Inflamasi

Uji daya anti-inflamasi sari buah belimbing ini bertujuan untuk mengetahui

apakah sari buah belimbing memiliki daya anti-inflamasi atau tidak sekaligus

mengetahui seberapa besar daya anti-inflamasinya. Uji daya anti-inflamasi ini

dilakukan berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada orientasi percobaan. Dari hasil

orientasi, digunakan rentang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin

1% selama 3 jam. Sedangkan dosis efektif dari diklofenak yang digunakan adalah

4,48 mg/kgBB. Waktu efektif pemberian diklofenak yaitu 15 menit. Data rata-rata

bobot udema kaki mencit pada kelompok perlakuan dengan sari buah belimbing

beserta kelompok kontrol negatif dan kontrol positif dapat dilihat pada tabel XIII.

Tabel XIII. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat karagenin pada kelompokkontrol dan perlakuan sari buah belimbing

Kelompok Uji Jumlah subjekuji

Rata-rata bobot udemadalam miligram

(X ± SE)Karagenin 25 mg/kgBB 5 152,26 ± 3,34Aquades 0,5 ml/20 gBB 5 147,82 ± 3,53

Diklofenak 4,48 mg/kgBB 5 62,62 ± 1,96SBB dosis 8,33 ml/kgBB 5 140,36 ± 0,98

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 5 146,88 ± 3,36SBB dosis 33,33 ml/kgBB 5 73,80 ± 1,25Keterangan :SBB = Sari buah belimbingX = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Page 88: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

67

Gambar 13. Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit kelompok kontroldan perlakuan sari buah belimbing

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa pada kelompok kontrol

karagenin 1% menghasilkan rata-rata bobot udema yang paling tinggi dibandingkan

dengan kelompok perlakuan lainnya, yakni sebesar 152,26 mg. Demikian juga

dengan kelompok kontrol aquades yang menghasilkan rata-rata bobot udema yang

hampir sama dengan karagenin 1% yaitu sebesar 147,82 mg. Aquades juga

memberikan bobot udema yang besar karena sebagai kelompok kontrol negatif, hanya

diberi perlakuan aquades dan karagenin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Page 89: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

68

karagenin 1% serta kontrol negatif aquades tidak memiliki daya anti-inflamasi. Pada

perlakuan pemberian larutan diklofenak 4,48 mg/kgBB menunjukkan bahwa larutan

diklofenak memiliki daya anti-inflamasi. Hal ini ditunjukkan dengan kecilnya nilai

rata-rata bobot udema sebesar 62,62 mg dibandingkan dengan kelompok kontrol

negatif dan karagenin 1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa diklofenak benar-benar

memiliki daya anti-inflamasi. Data persen penghambatan terhadap inflamasi dapat

dilihat pada tabel XIV.

Tabel XIV. Rata-rata persen daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol danperlakuan sari buah belimbing

Kelompok uji Jumlahsubjek uji

% Daya anti-inflamasi(X ± SE)

Karagenin 25 mg/kgBB 5 0,00 ± 2,19Aquades 0,5 ml/20 g BB 5 2,88 ± 2,32

Diklofenak 4,48 mg/kgBB 5 58,86 ± 1,28SBB dosis 8,33 ml/kgBB 5 7,78 ± 1,44

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 5 3,50 ± 2,20SBB dosis 33,33 ml/kgBB 5 51,51 ± 0,82

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Page 90: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

69

Gambar 14. Diagram batang persen daya anti-inflamasi kelompok kontroldan perlakuan sari buah belimbing

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Dari tabel XIV dapat dilihat bahwa persen daya anti-inflamasi antara kontrol

aquades dengan kontrol diklofenak berbeda jauh, masing-masing sebesar 2,88% dan

58,86%. Hal ini menunjukkan bahwa aquades tidak memiliki kemampuan

menurunkan inflamasi sedangkan diklofenak memiliki kemampuan menurunkan

inflamasi yang cukup besar. Hal tersebut disebabkan karena diklofenak merupakan

AINS dengan mekanisme utama menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga

asam arakhidonat tidak dapat diubah menjadi prostaglandin.

Page 91: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

70

Persen daya anti-inflamasi, yaitu kelompok kontrol positif diklofenak

mempunyai nilai persen daya anti-inflamasi paling besar, yakni sebesar 58,86%,

kemudian diikuti dengan kelompok perlakuan sari buah dosis 33,33 ml/kgBB sebesar

51,51%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan sari buah belimbing dosis

33,33 ml/kgBB memiliki persen daya anti-inflamasi yang besarnya mendekati kontrol

positif diklofenak. Sehingga dapat dikatakan kelompok perlakuan sari buah

belimbing dosis 33,33 ml/kgBB memiliki daya anti-inflamasi. Pada kelompok dosis

16,67 ml/kgBB dan 8,33 ml/kgBB masing-masing sebesar 3,50% dan 7,78%. Persen

daya anti-inflamasi kedua dosis tersebut jauh di bawah nilai persen daya anti-

inflamasi kontrol diklofenak. Artinya pada kelompok dosis 16,67 ml/kgBB dan 8,33

ml/kgBB tidak memiliki daya anti-inflamasi. Selanjutnya dilakukan analisis variansi

satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat ada tidaknya perbedaan

diantara kelompok perlakuan.

Dari hasil analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,000,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada tiap kelompok perlakuan.

Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar kelompok

bermakna atau tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat dilihat di tabel XV.

Page 92: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

71

Tabel. XV Uji Scheffe persen daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol danperlakuan sari buah belimbing

Kelompokuji

Karagenin Aquades Diklofenak SBB8,33

SBB16,67

SBB33,33

Karagenin - tb b b b bAquades tb - b b b b

Diklofenak b b - b b tbSBB 8,33 tb tb b - tb b

SBB 16,67 tb tb b tb - bSBB 33,33 b b tb b b -

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing (ml/kgBB)b = Berbeda bermakna (p ≤0,05)tb = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sari buah belimbing dosis 33,33

ml/kgBB berbeda tidak bermakna dengan kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB.

Sehingga dapat dikatakan dosis 33,33 ml/kgBB memiliki daya anti-inflamasi yang

setara dengan kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB. Sedangkan pada dosis 8,33

ml/kgBB dan 16,67 ml/kg berbeda tidak bermakna dengan kontrol negatif aquades

serta berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa pada

dosis 8,33 ml/kgBB dan 16,67 ml/kgBB tidak memiliki efek anti-inflamasi dan daya

anti-inflamasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ketiga peringkat dosis yaitu

8,33 ml/kgBB; 16,67 ml/kgBB; dan 33,33 ml/kgBB, yang memiliki daya anti-

inflamasi adalah peringkat dosis ketiga yaitu 33,33 ml/kgBB.

Untuk melihat potensi daya anti-inflamasi sari buah belimbing, maka data

persen daya anti-inflamasi tersebut kemudian dibandingkan dengan persen daya anti-

inflamasi diklofenak sebagai kontrol positif. Sehingga dapat diketahui seberapa besar

Page 93: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

72

potensi sari buah belimbing terhadap obat anti-inflamasi seperti diklofenak. Rata-rata

persen (%) potensi relatif kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel XVI.

Tabel XVI. Rata-rata persen daya anti-inflamasi dan potensi relatif kelompokperlakuan dibandingkan dengan diklofenak.

Kelompok Uji % daya anti-inflamasi

% potensi relatif

Karagenin 25 mg/kgBB 0,00 0,00Aquades 0,5 ml/20 gBB 2,88 4,89

Diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB 58,86 100,00SBB dosis 8,33 ml/kgBB 7,78 13,22

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 3,50 5,95SBB dosis 33,33 ml/kgBB 51,51 87,51

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Dari tabel XVI, dapat diketahui bahwa potensi sari buah belimbing sebagai

anti-inflamasi yang paling mendekati potensi diklofenak sebagai obat anti-inflamasi

adalah kelompok perlakuan sari buah belimbing dosis 33,33 ml/kgBB, yaitu sebesar

87,51%. Sedangkan pada dua dosis lainnya yaitu dosis 8,33 ml/kgBB dan 16,67

ml/kgBB dikatakan tidak memiliki potensi anti-inflamasi karena nilainya sangat jauh

dibanding dengan potensi diklofenak.

Inflamasi dan trauma memacu metabolisme prostaglandin dan leukotrien dari

asam arakhidonat yang diperantarai enzim siklooksigenase dan lipoksigenase

menghasilkan H2O2 dan ∙OH (Hamilton dkk, 1997 cit Wijiyo, 2001). Selama

berlangsung radang, manakala sel fagosit teraktifkan maka akan melepaskan oksigen

aktif (O2.-; H2O2; ∙OH) dan asam hipoklorit (HOCl) (Wijoyo, 2001). Radikal reaktif

Page 94: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

73

ini dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan secara langsung melelui degradasi

oksidatif dari komponen sel (Conner dan Grisham, 1996).

Dilaporkan bahwa secara umum senyawa turunan flavonoid mampu

memberikan efek antioksidan antara lain karena adanya gugus fenolik dalam struktur

molekulnya. Ketika flavonoid katekin bereaksi dengan radikal bebas maka terbentuk

radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik, dengan demikian

reaksi berantai akan terputus.

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat kemungkinan mekanisme

reaksi penangkapan radikal bebas oleh flavonoid katekin. Kemungkinan mekanisme

penangkapan radikal bebas oleh katekin dapat dilihat pada gambar 16.

Page 95: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

74

Gambar 15. Kemungkinan mekanisme reaksi penangkapan radikal bebas oleh suatuflavonoid katekin.

Selain katekin, vitamin C yang terkandung di dalam buah belimbing juga

dapat berperan sebagai antioksidan. Namun vitamin C merupakan senyawa yang larut

dalam air dan tidak larut dalam lemak (hidrofil), sehingga vitamin C akan sulit

menembus membran lipid untuk menstabilkan radikal bebas yang tempat aksinya

dibagian lipofil dari membran sel. Disamping itu vitamin C yang terkandung di dalam

100 gram belimbing hanya 16,9 mg maka vitamin C yang terdapat dalam sari buah

belimbing belum cukup berfungsi sebagai anti-inflamasi (Mahattanawee dkk, 2006).

OO

OH

OH

OH

OH

HOH

O

OH

OH

OH

O

OH

O

OH

O

OH

OH

OH

O

OH

OH

OH

O

OH

H2O

Page 96: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

75

D. Uji Daya Analgesik

Setelah dilakukan orientasi dan diperoleh data-data yang diperlukan untuk

pengujian, maka dilakukan pengujian daya analgesik yang menggunakan senyawa uji

yaitu sari buah belimbing. Dari hasil orientasi diperoleh bahwa zat penginduksi nyeri

yang dipakai adalah asam asetat 1% dengan dosis 100 mg/kgBB, kontrol positif yang

digunakan adalah parasetamol dosis 91 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian 15

menit sebelum injeksi asam asetat dan kontrol negatif yang digunakan adalah

aquades. Setelah dilakukan pengujian mengunakan sari buah belimbing dengan tiga

peringkat dosis berikut dengan pengujian kontrol positif dan negatif, maka didapat

data-data jumlah kumulatif geliat.

Hasilnya disajikan pada tabel dan gambar berikut :

Tabel XVII. Rata-rata jumlah geliat pada kelompok kontrol dan perlakuan sari buahbelimbing

Kelompok uji Jumlahsubjek uji

Rata-rata jumlahgeliat (X ± SE)

Aquades 0,5 ml/20 gBB 5 28,20 ± 1,07Parasetamol 91 mg/kgBB 5 9,60 ± 0,68SBB dosis 8,33 ml/kgBB 5 21,80 ± 1,77

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 5 13,80 ± 0,86SBB dosis 33,33 ml/kgBB 5 11,80 ± 0,86

Keterangan :SBB = Sari buah belimbingX = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Page 97: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

76

Gambar 16. Diagram batang rata-rata kumulatif jumlah geliat kelompok kontrol danperlakuan sari buah belimbing

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Dari data jumlah kumulatif geliat kelompok perlakuan yang telah diperoleh

kemudian diolah secara statistik, dan didapatkan persen proteksi terhadap nyeri yang

dibandingkan dengan kontrol negatif, dan perubahan persen daya terhadap kontrol

positif. Hasilnya dapat dilihat pada tabel XVIII.

Page 98: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

77

Tabel XVIII. Persen penghambatan nyeri pada kelompok kontrol dan perlakuan saribuah belimbing

Kelompok Uji Jumlahsubjek uji

Rata-rata persenpenghambatan nyeri (X ± SE)

Aquades 0,5 ml/20 gBB 5 0,00 ± 3,79Parasetamol 91 mg/kgBB 5 65,96 ± 2,40SBB dosis 8,33 ml/kgBB 5 22,69 ± 6,28SBB dosis 16,67 ml/kgBB 5 51,06 ± 3,05SBB dosis 33,33 ml/kgBB 5 57,56 ± 3,14

Keterangan :SBB = Sari buah belimbingX = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)

Gambar 17. Diagram batang persen penghambatan nyeri kelompok kontrol danperlakuan sari buah belimbing

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Page 99: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

78

Persen penghambatan pada masing-masing kelompok uji kemudian dianalisis

menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat

apakah diantara kelompok perlakuan mempunyai perbedaan atau tidak.

Dari hasil analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,000,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p ≤0,05)

pada tiap kelompok perlakuan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui

perbedaan antar kelompok bermakna atau tidak bermakna. Hasil uji Scheffe dapat

dilihat di tabel XIX.

Tabel XIX. Hasil Uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada kelompokkontrol dan perlakuan sari buah belimbing

Kelompok Aquades Parasetamol SBB8,33

SBB16,67

SBB33,33

Aquades - b b b bParasetamol b - b tb tb

SBB 8,33 b b - b bSBB 16,67 b tb b - tbSBB 33,33 b tb b tb -

Keterangan :b = Berbeda bermakna (p ≤0,05)tb = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)SBB = Sari buah belimbing (ml/kgBB)

Dari tabel XIX dapat diketahui bahwa kontrol negatif mempunyai perbedaan

yang bermakna terhadap kelompok kontrol positif dan kelompok senyawa uji yaitu

sari buah belimbing dalam tiga peringkat dosis. Hal ini menunjukkan bahwa aquades

tidak memiliki daya analgesik sebagai penghambat rasa nyeri. Hal ini juga dibuktikan

dengan kumulatif jumlah geliat yang paling besar dibandingkan dengan kelompok

lainnya. Pada kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan sari buah belimbing

Page 100: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

79

menunjukkan pengurangan jumlah geliat mencit yang berarti kelompok-kelompok

tersebut memiliki nilai persen penghambatan nyeri yang besar. Parasetamol secara

teoritis memang mempunyai efek analgesik dengan mekanisme merintangi

penyaluran rangsang nyeri ke saraf-saraf sensori. Parasetamol merupakan inhibitor

enzim COX yang lemah di jaringan perifer namun efektif menghambat sintesis

prostaglandin di sistem saraf pusat (hipotalamus). Prostaglandin yang bertanggung

jawab atas rasa nyeri adalah PGI2 dan PGE2 (Rang dkk, 2003). Dengan kata lain, saat

parasetamol menghambat sintesis prostaglandin, timbulnya rasa nyeri juga dihambat.

Dari grafik dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan persen penghambatan

rangsang nyeri dari kelompok dosis 16,67 dan 33,33 ml/kgBB pada puncaknya. Pada

kelompok sari buah belimbing dosis 16,67 ml/kgBB, nilai persen penghambatan nyeri

sebesar 51,06 ± 3,05%. Dan pada kelompok sari buah belimbing dosis 33,33

ml/kgBB diperoleh nilai penghambatan nyeri yaitu sebesar 57,56 ± 3,14%. Dari tabel

dapat juga diketahui bahwa kelompok dosis 16,67 ml/kgBB dan 33,33 ml/kgBB

memiliki nilai persen penghambatan nyeri yang tidak bermakna dibandingkan dengan

kontrol positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok sari buah belimbing

dosis 33,33 ml/kgBB memiliki nilai persen penghambatan nyeri yang paling

mendekati nilai persen penghambatan nyeri pada kelompok kontrol positif

parasetamol dosis 91 mg/kgBB yaitu sebesar 65,96 ± 2,40%. Dengan kata lain

kelompok sari buah belimbing dosis 33,33 ml/kgBB mempunyai kemampuan

menghambat nyeri yang hampir sama dengan parasetamol. Sedangkan pada

kelompok sari buah belimbing dosis 8,33 ml/kgBB memiliki nilai persen

Page 101: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

80

penghambatan nyeri berbeda bermakna dengan kontrol positif parasetamol namun

berbeda bermakna dengan kontrol negatif sehingga dapat disimpulkan sari buah

belimbing pada dosis 8,33 ml/kgBB memiliki efek analgesik tetapi daya analgesiknya

jauh lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif parasetamol.

Menurut Anonim (1991), jika suatu senyawa mampu menghambat terjadinya

geliat lebih besar dari 50%, maka senyawa tersebut dapat dikategorikan sebagai

analgesik. Dengan demikian kelompok sari buah belimbing dosis 16,67 ml/kgBB dan

33,33 ml/kgBB dikatakan memiliki daya analgesik karena mampu menghambat

jumlah geliat sebesar 51,06% dan 57,56%. Sedangkan pada dosis 8,33 ml/kgBB tidak

bisa dikategorikan sebagai analgesik karena hanya mampu menghambat geliat

sebesar 22,69% saja. Namun pada dosis 33,33 ml/kgBB memiliki daya analgesik

yang lebih besar daripada dosis 16,67 ml/kgBB, sehingga dapat disimpulkan sari

buah belimbing dosis 33,33 ml/kgBB merupakan dosis optimal untuk mengurangi

nyeri.

Perubahan persen proteksi geliat kelompok perlakuan terhadap kontrol positif

dapat dilihat pada tabel XX.

Page 102: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

81

Tabel XX. Perubahan persen proteksi geliat kelompok perlakuan terhadap kontrolpositif

Kelompok Uji Rata-rata jumlahkumulatif geliat

(X ± SE)

Perubahan %penghambatan nyeri

(X ± SE)Aquades 0,5 ml/20 gBB 28,20 ± 1,07 -100,00 ± 5,74

Parasetamol 91 mg/kgBB 9,60 ± 0,68 0,00 ± 3,65SBB dosis 8,33 ml/kgBB 21,80 ± 1,77 -65,59 ± 9,53

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 13,80 ± 0,86 -22,58 ± 4,62SBB dosis 33,33 ml/kgBB 11,80 ± 0,86 -11,03 ± 4,87

Keterangan :X = Mean (Rata-rata)SE = Standard Error (SD/n)SBB = Sari buah belimbing

Gambar 18. Diagram batang perubahan persen penghambatan rangsang nyerikelompok perlakuan

Page 103: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

82

Dari tabel XX, dapat dilihat bahwa semakin banyak rata-rata jumlah kumulatif

geliat yang dihasilkan maka persen penghambatan dibandingkan dengan kontrol

positif semakin menurun dalam arti semakin tidak mendekati dengan persen

penghambatan yang dihasilkan oleh kontrol positif. Sebaliknya apabila rata-rata

jumlah kumulatif geliat yang dihasilkan semakin sedikit, maka persen

penghambatannya semakin mendekati nilai persen penghambatan yang dihasilkan

oleh kontrol positif sebesar 0,00%. Pada tabel XX terlihat bahwa nilai persen

perubahan penghambatan nyeri kontrol negatif sebesar -100,00 berbeda jauh dengan

nilai persen perubahan penghambatan nyeri kontrol negatif. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada kontrol negatif tidak mempunyai daya penghambatan nyeri.

Perubahan persen penghambatan nyeri sari buah belimbing terhadap kontrol

positif pada ketiga peringkat dosis berturut-turut adalah -65,59; -22,58; dan -11,03.

Dosis yang paling mendekati nilai nilai persen penghambatan yang dihasilkan oleh

kontrol positif adalah dosis 33,33 ml/kgBB, artinya dosis ini memiliki kemampuan

penghambatan nyeri yang hampir sama dengan kontrol positif. Sedangkan pada dosis

16,67 ml/kgBB memiliki kemampuan penghambatan nyeri namun lebih lemah

daripada dosis 33,33 ml/kgBB.

Daya analgesik sari buah belimbing mungkin berkaitan dengan adanya

senyawa-senyawa antioksidan yang terkandung di dalam buah belimbing. Seperti

telah diungkapkan sebelumnya, diketahui bahwa belimbing memiliki senyawa

antioksidan flavonoid katekin. Antioksidan ini berfungsi sebagai penangkap radikal

bebas.

Page 104: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

83

Radikal bebas yang berlebih dalam tubuh dan tidak dapat dinetralkan oleh

antioksidan alamiah tubuh yang jumlahnya terbatas (glutathione-peroxydase,

superoxide-dismutase, katalase). Radikal bebas ini dapat menyebabkan rusaknya

jaringan yang nantinya akan menimbulkan rasa nyeri. Saat asam asetat diinjeksikan

pada tubuh mencit secara intaperitonial, asam asetat ini akan memicu pelepasan

mediator-mediator nyeri. Mediator-mediator nyeri ini terbentuk dari endoperoksida

yang berasal dari asam arakhidonat dengan bantuan enzim COX. Radikal bebas akan

terbentuk ketika asam arakhidonat diubah menjadi peroksida dengan bantuan enzim

COX (Tjay dan Rahardja, 2002). Oleh karena itu dibutuhkan asupan antioksidan dari

luar untuk mengatasi radikal bebas yang terbentuk akibat injeksi asam asetat karena

dengan keberadaan radikal bebas ini memacu terbentuknya prostaglandin yang dapat

meningkatkan sensitivitas nosiseptor.

E. Perbandingan Profil Parasetamol dengan Sari Buah Belimbing

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sari buah belimbing mempunyai daya

analgesik (daya hambat nyeri). Berikut ini adalah perbandingan profil parasetamol

dengan sari buah belimbing.

Page 105: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

84

Gambar 19. Grafik profil kelompok perlakuan sari buah belimbing danparasetamol

SBB = Sari buah belimbing, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya.

Dari gambar 19, dapat diketahui apabila terdapat perbedaan antara profil

kelompok perlakuan sari buah belimbing dengan parasetamol. Pada kelompok

perlakuan sari buah belimbing terlihat bahwa jumlah geliat paling banyak pada range

waktu 10-25 menit setelah pemberian asam asetat, yang pada menit ke-15 mengalami

penurunan. Kemudian mengalami kenaikan lagi pada menit ke-25 dan setelah 25

menit mengalami penurunan sampai menit ke-60. Sedangkan pada parasetamol

puncak baru terjadi pada menit ke-10 setelah pemberian asam asetat, kemudian

setelah 10 menit terjadi penurunan sampai menit ke-60.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa katekin yang terkandung dalam sari

buah belimbing memiliki mekanisme penghambatan yang berbeda dengan

parasetamol meskipun menghambat pada jalur atau tempat yang sama. Kemungkinan

00,5

11,5

22,5

33,5

44,5

5

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Rat

a-ra

tage

liat

Waktu (menit)

Profil Geliat Kelompok Perlakuan

Parasetamol 91 mg/kgBB SBB 8,33 ml/kgBB

SBB 16,67 ml/kgBB SBB 33,33 ml/kgBB

Page 106: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

85

hal ini disebabkan oleh sifat fisika kimia yang berbeda dari katekin dan parasetamol

ataupun afinitas reseptor yang berbeda sehingga profil sari buah belimbing dengan

parasetamol menjadi berbeda.

F. Perbandingan Daya Anti-inflamasi dan Analgesik Sari Buah Belimbing

Perbandingan hasil uji daya anti-inflamasi dan proteksi nyeri ditampilkan

pada tabel XXI.

Tabel XXI. Hasil uji daya anti-inflamasi dan proteksi nyeri sari buah belimbingKelompok uji % Daya anti-inflamasi % Proteksi nyeri

SBB dosis 8,33 ml/kgBB 7,78 22,69SBB dosis 16,67 ml/kgBB 3,50 51,06SBB dosis 33,33 ml/kgBB 51,51 57,56

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Pada saat terjadi peradangan, sel-sel fagosit (neutrofil, monosit, makrofag, dan

eusinofil) akan melepaskan berbagai zat kimia (mediator inflamasi). Sehingga pada

saat sel fagosit teraktifkan, diproduksi pula radikal superoksida yang mampu

membangkitkan H2O2 melalui reaksi enzimatis maupun non enzimatis. Selanjutnya,

H2O2 dapat berinteraksi dengan ion besi, menghasilkan radikal hidroksil yang lebih

reaktif menuju ke peroksida lipid. Diduga adanya kemampuan menangkap radikal

bebas oleh katekin yang terkandung pada sari buah belimbing menyebabkan sari buah

belimbing memiliki efek anti-inflamasi dan analgesik.

Page 107: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

86

Gambar 20. Diagram Batang Perbandingan Daya Anti-inflamasi dan Analgesik SariBuah Belimbing pada Berbagai Peringkat Dosis

Pada tabel XXI, diketahui bahwa sari buah belimbing sebagai anti-inflamasi

maupun analgesik terdapat perbedaan dalam menghasilkan daya anti-inflamasi dan

proteksi geliat yang efektif. Pada dosis 16,67 ml/kgBB bisa dikatakan % daya anti-

inflamasinya sangat rendah, namun memiliki % proteksi nyeri yang cukup bagus.

Selain itu, pada dosis 16,67 ml/kgBB % daya anti-inflamasinya lebih rendah

dibandingkan dengan dosis 8,83 ml/kgBB, hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya

variansi hewan uji yang cukup besar sehingga mempengaruhi hasil data. Pada dosis

33,33 ml/kgBB yang memiliki % daya anti-inflamasi dan % proteksi nyeri yang

Page 108: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

87

bagus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dosis 33,33 ml/kgBB memiliki daya

anti-inflamasi dan daya analgesik yang optimal. Sebagai tambahan, untuk

membandingkan daya anti-inflamasi dan daya analgesik sari buah belimbing

diperlukan kontrol positif yang sama, sehingga nantinya diharapkan hasil yang

diperoleh dapat diketahui korelasi antara daya anti-inflamasi dengan daya analgesik

sari buah belimbing. Dari diagram batang di atas, belum dapat disimpulkan apakah

sari buah belimbing yang memiliki daya anti-inflamasi yang baik juga memiliki daya

analgesik yang baik. Hal ini disebabkan karena digunakan kontrol positif yang

berbeda pada saat pengujian, pada uji daya anti-inflamasi digunakan kontrok positif

kalium diklofenak, sedangkan pada uji daya analgesik digunakan kontrol positif

parasetamol.

Kontrol positif yang mungkin digunakan untuk membandingkan antara daya

anti-inflamasi dengan daya analgesik adalah asetosal. Asetosal atau aspirin adalah

analgetika antipiretika dan anti-inflamasi yang sangat luas banyak digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas. Dosis anti-inflamasi asetosal terletak 2-3 kali lebih

tinggi daripada dosis analgetiknya.

Page 109: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sari buah buah belimbing mempunyai efek anti-inflamasi pada dosis 33,33

ml/kgBB sebesar 51,51%, dan analgesik pada dosis 16,67 ml/kgBB; 33,33

ml/kgBB masing-masing sebesar 51,06 dan 57,56%.

2. Daya anti-inflamasi sari buah belimbing pada dosis 8,33 ml/kgBB; 16,67

ml/kgBB; dan 33,33 ml/kgBB berturut-turut adalah 7,78%; 3,50%; dan

51,51%, sedangkan daya analgesiknya berturut-turut adalah 22,69%; 51,06;

dan 57,56%.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan penelitian tentang :

1. Penelitian mengenai toksisitas akut dari sari buah belimbing dalam berbagai

peringkat dosis.

2. Penelitian mengenai pengaruh lama masa dan frekuensi pemberian sari buah

belimbing terhadap daya anti-inflamasi dan analgesik.

Page 110: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

89

DAFTAR PUSTAKA

Andreanus, A.S., Rianti, A., Padmawinata, K., Pengujian Beberapa Efek FarmakologiBuah Averrhoa carambola Linn pada Hewan Percobaan, Skripsi, SekolahFarmasi ITB, ITB.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, 37, Departemen Kesehatan RepublikIndonesia, Jakarta.

Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik ,259, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Pytomedika, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 45-46, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Backer, C.A., dan Bakhuizen van den Brink, R.C., 1965, Flora of Java, volume III,N.V.P., Noordhorff, Groningen, Netherlands.

Baumann T.J., 2005, Pain Management, dalam Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C.,Matzke G.R., Wells B.G., Posey L.M., (Eds), Pharmacotherapy : APathophysiologic Approach, 6th edition, 1089-1091, Appleton & Lange,United States of America.

Conner, E.M., and Grisham, M.B., (Abstract), 1996, Inflammation, Free Radicals andAntioxidants, Nutrition, 12: 274

Denko CW, 1992, A Role of Neuropeptide in Inflammation, In : Whicher, J. T. andEvan S. W, Biochemistry of Inflammation, 177-181, Kluwer Pub, London.

Gryglewski, R.J., 1977, Some Experimental Models for the Study of Inflammationand Anti-Inflammatory Drugs, in I. L. Bonta, J. Thomson, and K. Brune,Inflammation: Mechanism and Their Impact on Therapy, p 19-21,Birkhaueser Verlag Basel, Rotterdam.

Guyton, A.C., dan Hall, 1996, Text book of Medical Physiology, diterjemahkan olehTengadi, I., santosa, A., edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Haryanto, 2009, Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, 60, Palmall, Yogyakarta.

Jain, N.K., Patil, C.S., Singh, A., and Kulkarni, S.K., 2001, A Simple Technique toEvaluate Inflammatory Pain Along With Anti-Inflammatory Studies InCarrageenan-Induced Paw Edema, Indian Journal of Pharmacology, 33,114-115.

Page 111: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

90

Kartasasmita, R.E., 2002, Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid, ActaPharmaceutica Indonesia, 27(4), 76-88.

Katzung, B.G., 2002, Basic and Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh BagianFarmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Edisi 8, Buku 3,hal. 449- 462,637, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kee, J.L. and Hayes, E.R., 1996, Pharmacology: A Nursing Process Approach,diterjemhkan oleh Peter Anugrah, 1st Edition, 310-321, Penerbit EGC,Jakarta.

Kusuma, A.D., 2003, Daya Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.)Pada Mencit Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

Langford, F.D., Holmes, P.A., and Emele, J.F., 1972, Objective Methods forEvaluation of Analgesic/Anti Inflammatory Activity, J. Pharm. Sci., 61(1),75-77.

Mahattanatawee, K., Mantey, J.A., Luzio, G., Talcott, S.T., Goodner, K., andBaldwin, E.A., Total Antioxidant Activity and Fiber Content of SelectFlorida-Grown Tropical Fruits, J. Agric Food Chem., 54, 7355-7363.

Maryanto, 1997, Daya Anti-inflamasi Infus Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers)Pada Tikus Putihh Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

Masjoer, M., 2002, Peran Analgesik dan Antiinflamasi Non steroid pada KasusInflamasi, dalam Penggunaan Analgesik dan Antiinflamasi NonSteroidSecara Rasional, Edisi pertama, 43-50, Bagian Farmakologi danToksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Maya, S., 2008, Daya Antioksidan Ekstrak Etanol 96% Buah Belimbing (Averrhoacarambola L.) Dengan Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH),Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Middletor Jr.,E., dan Kandaswarni, C., 1994, The Impact of Plant Flavonoid onMammalian Biology Implication for Immunity, Inflamation and Cancer,The Flavonoids, Advances in Research Since 1986, editor Harborne, J.B.,p.622, 645, Champman and Hall, CRC press, United States of America.

Page 112: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

91

Mutschler, E, 1986, Arzneimittewwirkungen, diterjemahkan oleh Widianto, M.B. danRanti, A.S., dalam Dinamika Obat, edisi IV, 177-183, 193-197, PenerbitITB, Bandung.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi ke-5, 205, Penerbit Institut TeknologiBandung, Bandung.

Mutshcler, E., 1999, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan Ranti,A. S., 177-193, Penerbit ITB, Bandung.

Mycek, M.,J., Harvey, R.A., and Champe, P.C., 2001, Lippincott’s illustrated Review: Pharmacology, Editor dr. Huriawati Hartanto, edisi 2, 405-414, WidyaMedika, Jakarta.

Neal, M.J., 2006, Medical Pharmacology at a Glance, Edisi Kelima, 70-71,Blackwell Science, London.

Pizzorno, J., 1998, Total Wellness Sehat dan Bebas Penyakit, 232-258, ProfesionalBooks, Jakarta.

Price, S.A. and Wilson, L.N., 1992, Patophysiology, dierjemahkan oleh PeterAnugerah, Edisi 4, Buku I, 36-57, EGC, Jakarta.

Rainsford, 1984, Aspirin and The Salicylates, 32-108, Butterworths, London.

Rang, H. P., Dale, M. M., Ritter, J. M., and Moore P.K., 2003, Pharmacology, 5th

edition, 217-233, 562, Churchill Livingstone, USA.

Roberts, L.J., and Morrow, J.D., 2001, Analgesic-Antipyretic and AntiinflamatoryAgents an Drug Employed inYhe Treatment of Gout, PharmacologycalBasis of Therapeutics, Editor Joel G. Hardman and Lee E., Limburd,Consulting editor Alfere Goodman Gilman, 10th edition, p. 703-705, TheMcGraw-Hill Companies Inc, United States of America.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi , Edisi Keenam, 191-193,Penerbit ITB, Bandung.

Sander, A., 2003, Atlas Patologi Anatomi, Jilid 1, 12-13, UMM Press, Malang.

Soedibyo, 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 79-80, BalaiPustaka, Jakarta.

Page 113: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

92

Steenis, C.G.G.J., 1947, Flora untuk Sekolah di Indonesia, 235-236, PradnyaParamita, Jakarta.

Sukadana, IM., 2009, Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid Dari BuahBelimbing Manis (Averrhoa carambola Linn. L), Jurnal Kimia, 3(2), 109-116.

Susanti, D., 2010, Uji Efek Antiinflamasi Dan Analgesik Jus Buah Belimbing

(Averrhoa carambola L.) Pada Mencit Putih Betina Galur Swiss, Sripsi,

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat Penggunaan danEfek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan ke-2, 295-310, DepartemenKesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, 100-107, Academic Press,New York.

Utami, E. B., 2002, Daya Analgesik Ekstrak Etanol Daun Sere (Cymbopon nardus(L.) Rendle) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery & Evaluation : Pharmacological Assays, 2nd

Edition, p 669-691, 725, 751-761, Springer, New York.

Watson R.R., 2001, Vegetables, Fruits, and Herbs in Health Promotion, 105, CRCPres, New York.

Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Edisi I, 113-115,Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Wijoyo, Y., 2001, Antaraksi Sari Wortel (Daucus carota L.) – Parasetamol: Kajianterhadap Kehepatoksikan dan Kinerja Toksikinetika Parasetamol padaTikus, Tesis, Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Williamson, E.,M., Okpako, D.T., dan Evans, F.J., 1996, Selection, Preparation, andPharmacologycaly Evaluation of Plant Material, volume 1, 131-137, JohnWilley and Sons, New York.

Page 114: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

93

Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Antiinflamasi Non Steroid dan Obat Pirai dalamGaniswara, S. G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 207-212,Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Wiryowidagdo, S., dan Sitanggang, M., 2002, Tanaman Obat untuk PenyakitJantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol, AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Page 115: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

94

Lampiran 1. Keterangan determinasi buah belimbing

Page 116: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

95

Lampiran 2. Foto buah belimbing

Lampiran 3. Potongan buah belimbing

Lampiran 4. Foto juice extractor

Page 117: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

96

Lampiran 5. Foto sari buah belimbing

Lampiran 6. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat

Page 118: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

97

Lampiran 7. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan setelah diinjeksikaragenin 1% pada rentang waktu tertentu dan hasil analisis statistiknya

Mencit Bobot udema kaki mencit (gram) pada rentang waktu (jam)

setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar

Waktu

pemotongan

1 jam

Waktu

pemotongan 2

jam

Waktu

pemotongan 3

jam

Waktu

pemotongan

4 jam

1. Kaki Kiri 330,0 313,5 360,0 289,9

Kaki Kanan 206,0 193,8 204,7 168,7

Udema (mg) 124,0 119,7 155,3 121,2

2. Kaki Kiri 325,2 307,0 381,2 276,1

Kaki Kanan 199,4 186,8 224,7 168,8

Udema (mg) 125,8 120,2 156,5 107,3

3. Kaki Kiri 324,0 290,6 335,7 292,6

Kaki Kanan 200,2 189,2 184,9 180,2

Udema (mg) 123,8 101,4 150,8 112,4

Mean udema

(mg) + SE

124,53 + 0,64 113,70 + 6,19 154,20 + 1,73 113,63 + 4,06

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

udem 12 126.5333 18.20446 101.40 156.50

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udem

N 12

Normal Parametersa,,b Mean 126.5333

Std. Deviation 18.20446

Most Extreme Differences Absolute .266

Positive .266

Negative -.159Kolmogorov -Smirnov Z .922

Asymp. Sig. (2- tailed) .363

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 119: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

98

OnewayDescriptives

Udem

N MeanStd.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Minimum MaximumLower Bound Upper Bound

1 jam 3 124.5333 1.10151 .63596 121.7970 127.2696 123.80 125.80

2 jam 3 113.7667 10.71276 6.18502 87.1547 140.3787 101.40 120.20

3 jam 3 154.2000 3.00500 1.73494 146.7352 161.6648 150.80 156.50

4 jam 3 113.6333 7.03160 4.05969 96.1659 131.1008 107.30 121.20

Total 12 126.5333 18.20446 5.25518 114.9668 138.0999 101.40 156.50

ANOVA

Udem

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3296.527 3 1098.842 25.196 .000

Within Groups 348.900 8 43.612

Total 3645.427 11

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

udemScheffe

(I)waktu_pemotongan

(J)waktu_pemotongan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 jam 2 jam 10.76667 5.39212 .331 -8.0661 29.5994

3 jam -29.66667* 5.39212 .004 -48.4994 -10.8339

4 jam 10.90000 5.39212 .322 -7.9328 29.7328

2 jam 1 jam -10.76667 5.39212 .331 -29.5994 8.0661

3 jam -40.43333* 5.39212 .001 -59.2661 -21.6006

4 jam .13333 5.39212 1.000 -18.6994 18.9661

3 jam 1 jam 29.66667* 5.39212 .004 10.8339 48.4994

2 jam 40.43333* 5.39212 .001 21.6006 59.2661

4 jam 40.56667* 5.39212 .001 21.7339 59.3994

4 jam 1 jam -10.90000 5.39212 .322 -29.7328 7.9328

2 jam -.13333 5.39212 1.000 -18.9661 18.6994

3 jam -40.56667* 5.39212 .001 -59.3994 -21.7339

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous SubsetsUdem

Scheffea

waktu_pemotongan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

4 jam 3 113.6333

2 jam 3 113.7667

1 jam 3 124.5333

3 jam 3 154.2000Sig. .322 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 120: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

99

Lampiran 8. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan waktu pemberiandiklofenak dan hasil analisis statistiknya

Mencit Bobot udema kaki mencit (gram) pada rentang waktu (menit)

setelah diberikan diklofenak 4,48 mg/kgBB

Waktu

pemberian

15 menit

Waktu

pemberian 30

menit

Waktu

pemberian 45

menit

Waktu

pemberian

60 menit

1. Kaki Kiri 251,7 242,7 246,4 253,8

Kaki Kanan 200,6 165,8 175,2 188,7

Udema (mg) 51,1 76,9 71,2 65,1

2. Kaki Kiri 259,2 218,5 235,7 250,9

Kaki Kanan 196,8 145,0 168,9 184,9

Udema (mg) 62,4 73,5 66,8 66,0

3. Kaki Kiri 253,8 249,7 254,9 228,9

Kaki Kanan 200,8 176,0 185,2 158,1

Udema (mg) 53,0 73,7 69,7 70,8

Mean udema (mg)

+ SE

55,50 + 3,49 74,70 + 1,10 69,23 + 1,29 67,3 + 1,77

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

udem 12 66.6833 7.96547 51.10 76.90

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Udem

N 12Normal Parametersa,,b Mean 66.6833

Std. Deviation 7.96547

Most Extreme Differences Absolute .171

Positive .124Negative -.171

Kolmogorov -Smirnov Z .593

Asymp. Sig. (2- tailed) .873

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 121: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

100

OnewayDescriptives

Udem

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Minimum MaximumLower Bound Upper Bound

15 menit 3 55.5000 6.05062 3.49333 40.4694 70.5306 51.10 62.40

30 menit 3 74.7000 1.90788 1.10151 69.9606 79.4394 73.50 76.90

45 menit 3 69.2333 2.23681 1.29142 63.6768 74.7899 66.80 71.2060 menit 3 67.3000 3.06431 1.76918 59.6878 74.9122 65.10 70.80

Total 12 66.6833 7.96547 2.29943 61.6223 71.7444 51.10 76.90

ANOVA

Udem

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 588.650 3 196.217 14.363 .001

Within Groups 109.287 8 13.661

Total 697.937 11

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

udemScheffe

(I)waktu_pemberian_diklofenak

(J)waktu_pemberian_diklofenak

MeanDifference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

15 menit 30 menit -19.20000 * 3.01782 .002 -29.7402 -8.6598

45 menit -13.73333 * 3.01782 .013 -24.2735 -3.1932

60 menit -11.80000 * 3.01782 .029 -22.3402 -1.2598

30 menit 15 menit 19.20000 * 3.01782 .002 8.6598 29.7402

45 menit 5.46667 3.01782 .406 -5.0735 16.0068

60 menit 7.40000 3.01782 .192 -3.1402 17.9402

45 menit 15 menit 13.73333 * 3.01782 .013 3.1932 24.2735

30 menit -5.46667 3.01782 .406 -16.0068 5.0735

60 menit 1.93333 3.01782 .935 -8.6068 12.4735

60 menit 15 menit 11.80000 * 3.01782 .029 1.2598 22.3402

30 menit -7.40000 3.01782 .192 -17.9402 3.1402

45 menit -1.93333 3.01782 .935 -12.4735 8.6068

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.Homogeneous Subsets

udem

Scheffea

waktu_pemberian_diklofenak N

Subset for alpha = 0.05

1 2

15 menit 3 55.5000

60 menit 3 67.3000

45 menit 3 69.2333

30 menit 3 74.7000Sig. 1.000 .192

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 122: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

101

Lampiran 9. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis diklofenakdan hasil analisis statistiknya

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

udem 9 69.5667 8.08981 58.00 82.60

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udem

N 9Normal Parametersa,,b Mean 69.5667

Std. Deviation 8.08981

Most Extreme Differences Absolute .149

Positive .132

Negative -.149Kolmogorov -Smirnov Z .446

Asymp. Sig. (2- tailed) .989

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Mencit Bobot udema kaki mencit (gram) pada pemberian diklofenak 3

peringkat dosis

Dosis 3,36 mg/kgBB Dosis 4,48 mg/kgBB Dosis 5,6 mg/kgBB

1. Kaki Kiri 268,4 258,1 265,7

Kaki Kanan 191,8 198,1 193,4

Udema (mg) 76,6 60,0 72,3

2. Kaki Kiri 277,2 252,7 252,4

Kaki Kanan 194,6 194,7 183,2

Udema (mg) 82,6 58,0 69,2

3. Kaki Kiri 258,6 261,5 268,3

Kaki Kanan 184,0 198,7 198,3

Udema (mg) 74,6 62,8 70,0

Mean udema (mg) +

SE

77,93 + 2,40 60,27 + 1,38 70,50 + 0,93

Page 123: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

102

OnewayDescriptives

Udem

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Minimum MaximumLower Bound Upper Bound

3.36 mg/kg BB 3 77.9333 4.16333 2.40370 67.5910 88.2756 74.60 82.60

4.48 mg/kg BB 3 60.2667 2.41109 1.39204 54.2772 66.2561 58.00 62.805.6 mg/kg BB 3 70.5000 1.60935 .92916 66.5022 74.4978 69.20 72.30

Total 9 69.5667 8.08981 2.69660 63.3483 75.7850 58.00 82.60

ANOVA

Udem

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 472.087 2 236.043 27.514 .001

Within Groups 51.473 6 8.579Total 523.560 8

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

udemScheffe

(I) dosis_diklofenak(J)dosis_diklofenak

Mean Difference(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

3.36 mg/kg BB 4.48 mg/kg BB 17.66667* 2.39150 .001 9.9965 25.3368

5.6 mg/kg BB 7.43333 2.39150 .056 - .2368 15.1035

4.48 mg/kg BB 3.36 mg/kg BB -17.66667* 2.39150 .001 -25.3368 -9.9965

5.6 mg/kg BB -10.23333* 2.39150 .015 -17.9035 -2.5632

5.6 mg/kg BB 3.36 mg/kg BB -7.43333 2.39150 .056 -15.1035 .2368

4.48 mg/kg BB 10.23333* 2.39150 .015 2.5632 17.9035

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsetsudem

Scheffea

dosis_diklofenak N

Subset for alpha = 0.05

1 2

4.48 mg/kg BB 3 60.2667

5.6 mg/kg BB 3 70.50003.36 mg/kg BB 3 77.9333

Sig. 1.000 .056

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 124: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

103

Lampiran 10. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat berserta hasilanalisis statistiknya

Menit Dosis 25

mg/kgBB

Dosis 50

mg/kgBB

Dosis 75

mg/kgBB

Dosis 100

mg/kgBB

I II III I II III I II III I II III

5 0 0 2 0 0 0 0 1 0 2 1 1

10 0 2 7 1 9 3 9 14 9 7 14 17

15 6 5 4 7 8 8 11 13 12 18 12 15

20 10 9 7 8 4 6 11 11 11 9 8 4

25 2 6 2 9 5 4 8 7 6 11 5 5

30 1 1 1 1 7 7 4 3 4 2 5 8

35 2 1 2 1 1 2 2 2 2 8 7 8

40 1 2 0 2 1 1 1 2 0 4 4 4

45 0 0 2 2 1 0 1 0 2 4 3 5

50 1 1 0 2 1 2 1 0 1 5 5 4

55 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 4 4

60 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 2 1

23 27 25 33 37 34 49 53 47 78 71 76

Page 125: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

104

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Geliat12 46.0833 19.84695 23.00

78.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Geliat

N 12

Normal Parametersa,,b Mean 46.0833

Std. Deviation 19.84695Most Extreme Differences Absolute .176

Positive .176

Negative -.145

Kolmogorov -Smirnov Z .611Asymp. Sig. (2- tailed) .849

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Geliat

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Min MaxLower Bound Upper Bound

Dosis 25mg/kgBB 3 25.0000 2.00000 1.15470 20.0317 29.9683 23.00 27.00

Dosis 50mg/kgBB 3 34.6667 2.08167 1.20185 29.4955 39.8378 33.00 37.00

Dosis 75mg/kgBB 3 49.6667 3.05505 1.76383 42.0775 57.2558 47.00 53.00

Dosis 100mg/kgBB 3 75.0000 3.60555 2.08167 66.0433 83.9567 71.00 78.00Total 12 46.0833 19.84695 5.72932 33.4732 58.6935 23.00 78.00

ANOVA

Geliat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 4271.583 3 1423.861 185.721 .000

Within Groups 61.333 8 7.667

Total 4332.917 11

Page 126: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

105

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

GeliatScheffe

(I) dosis_AsamAsetat (J) dosis_AsamAsetatMean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Dosis 25mg/kgBB Dosis 50mg/kgBB -9.66667 * 2.26078 .018 -17.5627 -1.7706

Dosis 75mg/kgBB -24.66667* 2.26078 .000 -32.5627 -16.7706

Dosis 100mg/kgBB -50.00000* 2.26078 .000 -57.8961 -42.1039

Dosis 50mg/kgBB Dosis 25mg/kgBB 9.66667* 2.26078 .018 1.7706 17.5627

Dosis 75mg/kgBB -15.00000* 2.26078 .001 -22.8961 -7.1039

Dosis 100mg/kgBB -40.33333* 2.26078 .000 -48.2294 -32.4373

Dosis 75mg/kgBB Dosis 25mg/kgBB 24.66667 * 2.26078 .000 16.7706 32.5627

Dosis 50mg/kgBB 15.00000 * 2.26078 .001 7.1039 22.8961

Dosis 100mg/kgBB -25.33333* 2.26078 .000 -33.2294 -17.4373

Dosis 100mg/kgBB Dosis 25mg/kgBB 50.00000 * 2.26078 .000 42.1039 57.8961

Dosis 50mg/kgBB 40.33333 * 2.26078 .000 32.4373 48.2294

Dosis 75mg/kgBB 25.33333 * 2.26078 .000 17.4373 33.2294

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous SubsetsGeliat

Scheffea

Penetapan_dosis_AsamAsetat N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Dosis 25mg/kgBB 3 25.0000

Dosis 50mg/kgBB 3 34.6667

Dosis 75mg/kgBB 3 49.6667

Dosis 100mg/kgBB 3 75.0000Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 127: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

106

Lampiran 11. Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian asamasetat dan hasil analisis statistiknya

Menit Waktu pemberian

5 menit

Waktu pemberian

10 menit

Waktu pemberian

15 menit

I II III I II III I II III

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 4 4 8 0 0 1 0 0 2

15 5 7 3 0 2 0 2 2 4

20 8 5 1 2 7 2 2 3 4

25 6 3 8 5 4 5 1 3 3

30 2 3 4 5 3 4 4 1 1

35 2 2 4 3 3 1 0 1 0

40 2 3 2 4 3 5 2 0 1

45 3 1 2 3 3 3 3 3 0

50 3 3 1 2 3 1 2 1 0

55 1 2 2 4 3 2 1 0 0

60 1 0 0 0 3 3 0 0 0

37 33 35 28 31 27 17 14 15

Page 128: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

107

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Geliat 9 26.3333 8.84590 14.00 37.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

geliat

N 9Normal Parametersa,,b Mean 26.3333

Std. Deviation 8.84590

Most Extreme Differences Absolute .197

Positive .188Negative -.197

Kolmogorov -Smirnov Z .590

Asymp. Sig. (2- tailed) .877

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

OnewayDescriptives

Geliat

N MeanStd.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min MaxLower Bound Upper Bound

5 menit 3 35.0000 2.00000 1.15470 30.0317 39.9683 33.00 37.00

10 menit 3 28.6667 2.08167 1.20185 23.4955 33.8378 27.00 31.00

15 menit 3 15.3333 1.52753 .88192 11.5388 19.1279 14.00 17.00

Total 9 26.3333 8.84590 2.94863 19.5338 33.1329 14.00 37.00

ANOVAGeliat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 604.667 2 302.333 85.031 .000

Within Groups 21.333 6 3.556

Total 626.000 8

Page 129: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

108

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

geliatScheffe

(I) waktu (J) waktu Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

5 menit 10 menit 6.33333* 1.53960 .018 1.3954 11.2712

15 menit 19.66667* 1.53960 .000 14.7288 24.6046

10 menit 5 menit -6.33333* 1.53960 .018 -11.2712 -1.3954

15 menit 13.33333* 1.53960 .000 8.3954 18.2712

15 menit 5 menit -19.66667* 1.53960 .000 -24.6046 -14.7288

10 menit -13.33333* 1.53960 .000 -18.2712 -8.3954

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous SubsetsGeliat

Scheffea

Waktu N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

15 menit 3 15.3333

10 menit 3 28.66675 menit 3 35.0000

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 130: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

109

Lampiran 12. Data jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol dan hasilanalisis statistiknya

Menit Dosis 68,25

mg/kgBB

Dosis 91

mg/kgBB

Dosis 113,75

mg/kgBB

I II III I II III I II III

5 0 0 1 0 0 0 0 0 0

10 5 5 8 0 1 1 3 0 0

15 4 3 3 3 1 2 2 3 2

20 0 0 2 3 2 1 2 2 2

25 1 2 3 0 1 1 0 0 1

30 3 3 0 0 1 0 0 0 1

35 0 0 0 2 0 1 1 1 0

40 1 0 0 0 0 0 0 1 0

45 0 2 0 1 0 1 2 1 0

50 0 0 0 2 2 2 0 2 0

55 0 0 0 0 0 0 1 0 0

60 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 15 17 10 8 6 11 10 7

Page 131: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

110

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Geliat2 9 10.8889 3.75648 6.00 17.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Geliat2

N 9

Normal Parametersa,,b Mean 10.8889

Std. Deviation 3.75648

Most Extreme Differences Absolute .155

Positive .155Negative -.130

Kolmogorov -Smirnov Z .465

Asymp. Sig. (2- tailed) .982

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

OnewayDescriptives

Geliat2

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Min MaxLower Bound Upper Bound

Dosis 68,25mg/kgBB 3 15.3333 1.52753 .88192 11.5388 19.1279 14.00 17.00

Dosis 91mg/kgBb 3 8.0000 2.00000 1.15470 3.0317 12.9683 6.00 10.00

Dosis 113,75 mg/kgBB 3 9.3333 2.08167 1.20185 4.1622 14.5045 7.00 11.00Total 9 10.8889 3.75648 1.25216 8.0014 13.7764 6.00 17.00

ANOVAGeliat2

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 91.556 2 45.778 12.875 .007

Within Groups 21.333 6 3.556Total 112.889 8

Page 132: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

111

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

Geliat2Scheffe

(I) Dosis_parasetamol (J) Dosis_parasetamolMean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Dosis 68,25mg/kgBB Dosis 91mg/kgBb 7.33333* 1.53960 .009 2.3954 12.2712

Dosis 113,75 mg/kgBB 6.00000* 1.53960 .023 1.0621 10.9379

Dosis 91mg/kgBb Dosis 68,26mg/kgBB -7.33333* 1.53960 .009 -12.2712 -2.3954

Dosis 113,75 mg/kgBB -1.33333 1.53960 .702 -6.2712 3.6046

Dosis 113,75 mg/kgBB Dosis 68,26mg/kgBB -6.00000* 1.53960 .023 -10.9379 -1.0621

Dosis 91mg/kgBb 1.33333 1.53960 .702 -3.6046 6.2712

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Geliat2

Scheffea

Dosis_parasetamol N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Dosis 91mg/kgBb 3 8.0000Dosis 113,75 mg/kgBB 3 9.3333

Dosis 68,25mg/kgBB 3 15.3333

Sig. .702 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 133: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

112

Lampiran 13. Data bobot udema kaki mencit hasil uji efek anti-inflamasi danhasil analisis statistiknya

Perlakuan replikasi kaki kiri (mg) kaki kanan (mg) Udema (mg)

Kontrolnegatif

1 308,3 163,8 144,52 324,5 175,7 148,83 315 154,8 160,24 319,4 172,5 146,95 301,3 162,6 138,7Mean udema (mg) + SE 147,82 + 3,53

Kontrolkaragenin

1 319,6 174,3 145,32 324,2 165,7 158,53 330,1 169,4 160,74 309,1 176,5 152,65 342,9 198,7 144,2Mean udema (mg) + SE 152,26 + 3,34

Kontrolpositif

1 227,6 158,3 69,32 241,1 176,4 64,73 228 167,3 60,74 213,8 155,2 58,65 235,4 175,6 59,8Mean udema (mg) + SE 62,62 + 1,96

SBB 8,33

1 310,1 168,6 141,52 315,1 175,3 139,83 327 189,2 137,84 316,1 172,6 143,55 307,7 168,5 139,2Mean udema (mg) + SE 140,36 + 0,98

SBB 16,67

1 326,6 183,5 143,12 333,5 174,1 159,43 317 169,8 147,24 316,4 176,6 139,85 319,8 174,9 144,9Mean udema (mg) + SE 146,88 + 3,36

SBB 33,33

1 243,8 169,3 74,52 265,9 188,7 77,23 252,7 177,6 75,14 252,1 182,2 69,95 239,6 167,3 72,3Mean udema (mg) + SE 73,80 + 1,25

Page 134: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

113

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Udema 30 120.6233 38.37517 58.60 160.70

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udema

N 30

Normal Parametersa,,b Mean 120.6233

Std. Deviation 38.37517

Most Extreme Differences Absolute .339

Positive .204Negative -.339

Kolmogorov -Smirnov Z 1.859

Asymp. Sig. (2- tailed) .002

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

OnewayDescriptives

Udema

N MeanStd.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Min MaxLower Bound Upper Bound

kontrol negatif 5 147.8200 7.89411 3.53035 138.0182 157.6218 138.70 160.20

kontrol karagenin 5 152.2600 7.47817 3.34434 142.9746 161.5454 144.20 160.70

kontrol positif 5 62.6200 4.38030 1.95893 57.1811 68.0589 58.60 69.30

SBB 8,33 ml/kgBB 5 140.3600 2.20068 .98417 137.6275 143.0925 137.80 143.50

SBB 16,67 ml/kgBB 5 146.8800 7.50313 3.35550 137.5636 156.1964 139.80 159.40

SBB 33,33 ml/kgBB 5 73.8000 2.79285 1.24900 70.3322 77.2678 69.90 77.20

Total 30 120.6233 38.37517 7.00632 106.2938 134.9529 58.60 160.70

ANOVAUdema

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 41881.486 5 8376.297 243.536 .000

Within Groups 825.468 24 34.394

Total 42706.954 29

Page 135: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

114

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

UdemaScheffe

(I) perlakuan (J) perlakuanMean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif kontrol karagenin -4.44000 3.70915 .916 -17.8665 8.9865

kontrol positif 85.20000 * 3.70915 .000 71.7735 98.6265

SBB 8,33 ml/kgBB 7.46000 3.70915 .555 -5.9665 20.8865

SBB 16,67 ml/kgBB .94000 3.70915 1.000 -12.4865 14.3665

SBB 33,33 ml/kgBB 74.02000 * 3.70915 .000 60.5935 87.4465

kontrol karagenin kontrol negative 4.44000 3.70915 .916 -8.9865 17.8665

kontrol positif 89.64000 * 3.70915 .000 76.2135 103.0665

SBB 8,33 ml/kgBB 11.90000 3.70915 .106 -1.5265 25.3265

SBB 16,67 ml/kgBB 5.38000 3.70915 .830 -8.0465 18.8065

SBB 33,33 ml/kgBB 78.46000 * 3.70915 .000 65.0335 91.8865

kontrol positif kontrol negative -85.20000* 3.70915 .000 -98.6265 -71.7735

kontrol karagenin -89.64000* 3.70915 .000 -103.0665 -76.2135

SBB 8,33 ml/kgBB -77.74000* 3.70915 .000 -91.1665 -64.3135

SBB 16,67 ml/kgBB -84.26000* 3.70915 .000 -97.6865 -70.8335

SBB 33,33 ml/kgBB -11.18000 3.70915 .148 -24.6065 2.2465

SBB 8,33 ml/kgBB kontrol negative -7.46000 3.70915 .555 -20.8865 5.9665

kontrol karagenin -11.90000 3.70915 .106 -25.3265 1.5265

kontrol positif 77.74000 * 3.70915 .000 64.3135 91.1665

SBB 16,67 ml/kgBB -6.52000 3.70915 .687 -19.9465 6.9065

SBB 33,33 ml/kgBB 66.56000 * 3.70915 .000 53.1335 79.9865

SBB 16,67 ml/kgBB kontrol negative - .94000 3.70915 1.000 -14.3665 12.4865

kontrol karagenin -5.38000 3.70915 .830 -18.8065 8.0465

kontrol positif 84.26000 * 3.70915 .000 70.8335 97.6865

SBB 8,33 ml/kgBB 6.52000 3.70915 .687 -6.9065 19.9465

SBB 33,33 ml/kgBB 73.08000 * 3.70915 .000 59.6535 86.5065

SBB 33,33 ml/kgBB kontrol negative -74.02000* 3.70915 .000 -87.4465 -60.5935

kontrol karagenin -78.46000* 3.70915 .000 -91.8865 -65.0335

kontrol positif 11.18000 3.70915 .148 -2.2465 24.6065

SBB 8,33 ml/kgBB -66.56000* 3.70915 .000 -79.9865 -53.1335

SBB 16,67 ml/kgBB -73.08000* 3.70915 .000 -86.5065 -59.6535

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 136: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

115

Homogeneous SubsetsUdema

Scheffea

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

kontrol positif diklofenak 5 62.6200SBB dosis 33,33 ml/kgBB 5 73.8000

SBB dosis 8,33 ml/kgBB 5 140.3600

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 5 146.8800

kontrol negatif 5 147.8200kontrol karagenin 5 152.2600

Sig. .148 .106

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Lampiran 14. Tabel % daya anti-inflamasi dan potensi relatif

Kelompok uji % Daya anti-inflamasi % Proteksi nyeriSBB dosis 8,33 ml/kgBB 7,78 22,69

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 3,50 51,06SBB dosis 33,33 ml/kgBB 51,51 57,56

Keterangan :SBB = Sari buah belimbing

Lampiran 15. Contoh cara perhitungan % daya anti-inflamasi dan potensi relatif

Contoh 1:

Rumus : % daya anti-inflamasi =

%100xU

DU

Keterangan :U = harga rata-rata berat kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat

kaki normal (kaki kanan)D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata

berat kaki normal (kaki kanan)

Page 137: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

116

Contoh perhitungan % daya anti-inflamasi pada perlakuan sari buah belimbing 33,33

ml/kgBB.

% daya anti-inflamasi = %1001522,0

0738,01522,0x

= 51,51%

Contoh 2:

Rumus : % potensi relatif daya anti-inflamasi =

Keterangan : DAp = % daya anti-inflamasi kelompok perlakuanDAd = % daya anti-inflamasi larutan natrium diklofenak

Contoh perhitungan % potensi relatif daya anti-inflamasi pada perlakuan sari buah

belimbing 33,33 ml/kgBB.

% potensi relatif daya anti-inflamasi = %10086,5851,51 x = 87,51 %

%100xDAdDAp

Page 138: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

117

Lampiran 16. Data jumlah geliat pada uji efek analgesik berserta hasil analisis statistiknya

Menit

kontrol positif

parasetamol kontrol negatif SBB dosis 8,33 ml/kgBB SBB dosis 16,67 ml/kgBB SBB dosis 33,33 ml/kgBB

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5 0 0 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

10 1 2 2 1 4 5 4 2 4 2 0 0 5 1 3 2 2 1 1 3 2 1 0 2 3

15 1 2 1 2 1 3 2 4 3 5 4 5 6 4 3 4 4 3 2 2 1 1 0 1 1

20 2 2 2 1 1 2 3 2 5 3 5 6 3 3 1 1 1 0 1 1 0 2 1 3 0

25 1 1 1 1 0 3 3 3 2 4 3 3 0 3 2 1 2 4 1 1 2 3 3 1 0

30 0 0 1 2 0 1 4 3 4 3 2 4 3 1 1 1 1 1 4 2 2 3 0 1 2

35 1 1 0 1 3 4 4 2 3 3 1 2 1 3 3 0 2 1 0 1 0 1 1 1 1

40 1 0 0 0 0 2 2 3 1 2 1 2 0 3 2 0 0 3 1 2 0 1 2 0 1

45 0 1 1 0 0 3 2 4 3 0 1 2 0 2 0 0 2 0 0 1 2 2 2 0 1

50 2 0 0 0 1 4 0 2 0 1 1 3 0 2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1

55 0 0 0 1 0 0 1 2 3 2 1 1 2 0 0 3 0 0 1 2 0 0 2 0 1

60 0 1 0 0 2 2 0 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0

Total 9 10 8 9 12 30 27 28 31 25 19 28 21 23 18 13 15 14 11 16 12 15 11 10 11

Page 139: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

118

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

geliat 25 17.0400 7.43572 8.00 31.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

geliat

N 25

Normal Parametersa,,b Mean 17.0400

Std. Deviation 7.43572Most Extreme Differences Absolute .168

Positive .168

Negative - .112

Kolmogorov -Smirnov Z .840Asymp. Sig. (2- tailed) .480

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

OnewayDescriptives

Geliat

N MeanStd.

Deviation Std. Error

95% Confidence Intervalfor Mean

Min MaxLowerBound Upper Bound

kontrol positif parasetamol 5 9.6000 1.51658 .67823 7.7169 11.4831 8.00 12.00

kontrol negatif 5 28.2000 2.38747 1.06771 25.2356 31.1644 25.00 31.00

SBB 8,33 ml/kgBB 5 21.8000 3.96232 1.77200 16.8801 26.7199 18.00 28.00

SBB 16,67 ml/kgBB 5 13.8000 1.92354 .86023 11.4116 16.1884 11.00 16.00

SBB 33,33 ml/kgBB 5 11.8000 1.92354 .86023 9.4116 14.1884 10.00 15.00Total 25 17.0400 7.43572 1.48714 13.9707 20.1093 8.00 31.00

ANOVAGeliat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1202.560 4 300.640 48.334 .000Within Groups 124.400 20 6.220

Total 1326.960 24

Page 140: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

119

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

geliatScheffe

(I) perlakuan (J) perlakuanMean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol positifparasetamol

kontrol negatif -18.60000 * 1.57734 .000 -23.9407 -13.2593

SBB 8,33 ml/kgBB -12.20000 * 1.57734 .000 -17.5407 -6.8593

SBB 16,67 ml/kgBB -4.20000 1.57734 .174 -9.5407 1.1407

SBB 33,33 ml/kgBB -2.20000 1.57734 .746 -7.5407 3.1407

kontrol negatif kontrol positif parasetamol 18.60000 * 1.57734 .000 13.2593 23.9407

SBB 8,33 ml/kgBB 6.40000* 1.57734 .014 1.0593 11.7407

SBB 16,67 ml/kgBB 14.40000 * 1.57734 .000 9.0593 19.7407

SBB 33,33 ml/kgBB 16.40000 * 1.57734 .000 11.0593 21.7407

SBB 8,33 ml/kgBB kontrol positif parasetamol 12.20000 * 1.57734 .000 6.8593 17.5407

kontrol negatif -6.40000 * 1.57734 .014 -11.7407 -1.0593

SBB 16,67 ml/kgBB 8.00000* 1.57734 .002 2.6593 13.3407

SBB 33,33 ml/kgBB 10.00000 * 1.57734 .000 4.6593 15.3407

SBB 16,67 ml/kgBB kontrol positif parasetamol 4.20000 1.57734 .174 -1.1407 9.5407

kontrol negatif -14.40000 * 1.57734 .000 -19.7407 -9.0593

SBB 8,33 ml/kgBB -8.00000 * 1.57734 .002 -13.3407 -2.6593

SBB 33,33 ml/kgBB 2.00000 1.57734 .805 -3.3407 7.3407

SBB 33,33 ml/kgBB kontrol positif parasetamol 2.20000 1.57734 .746 -3.1407 7.5407

kontrol negatif -16.40000 * 1.57734 .000 -21.7407 -11.0593

SBB 8,33 ml/kgBB -10.00000 * 1.57734 .000 -15.3407 -4.6593

SBB 16,67 ml/kgBB -2.00000 1.57734 .805 -7.3407 3.3407

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsetsgeliat

Scheffea

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

kontrol positif parasetamol 5 9.6000SBB 33,33 ml/kgBB 5 11.8000

SBB 16,67 ml/kgBB 5 13.8000

SBB 8,33 ml/kgBB 5 21.8000

kontrol negatif 5 28.2000

Sig. .174 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 141: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

120

Lampiran 17. Data persen proteksi geliat pada uji efek analgesik berserta hasilanalisis statistiknya

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Persen 25 39.4548 26.28952 -9.93 71.63

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

persen

N 25

Normal Parametersa,,b Mean 39.4548

Std. Deviation 26.28952

Most Extreme Differences Absolute .170

Positive .110Negative - .170

Kolmogorov -Smirnov Z .851

Asymp. Sig. (2- tailed) .464

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

OnewayDescriptives

Persen

N MeanStd.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Min MaxLower Bound Upper Bound

kontrol positif PCT 5 65.9600 5.37725 2.40478 59.2833 72.6367 57.45 71.63

kontrol negative 5 .0020 8.46734 3.78671 -10.5116 10.5156 -9.93 11.35

SBB 8,33 ml/kgBB 5 22.6940 14.04959 6.28317 5.2491 40.1389 .71 36.17

SBB 16,67 ml/kgBB 5 51.0620 6.82050 3.05022 42.5932 59.5308 43.26 60.99SBB 33,33 ml/kgBB 5 57.5560 7.02646 3.14233 48.8315 66.2805 46.81 64.54

Total 25 39.4548 26.28952 5.25790 28.6030 50.3066 -9.93 71.63

REP

KELOMPOK PERLAKUAN

Kontrol

positif

Kontrol

negatif

Dosis I

(8,33 ml/kg BB)

Dosis II

(16,67 ml/kg BB)

Dosis III

(33,33 ml/kg BB)

I 68,09 -6,38 32,62 53,90 57,45

II 64,54 4,26 0,71 46,81 46,81

III 71,63 0,71 25,53 50,35 60,99

IV 68,09 -9,93 18,44 60.99 64,54

V 57,45 11,35 36,17 43,26 60,99

X+

SD65,96+5,38 0,00+8,47 22,69+14,05 51,06+6,82 57,56+7,03

Page 142: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

121

ANOVAPersen

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 15011.770 4 3752.943 47.639 .000

Within Groups 1575.568 20 78.778

Total 16587.338 24

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

PersenScheffe

(I) perlakuan (J) perlakuanMean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol positif PCT kontrol negatif 65.95800* 5.61350 .000 46.9513 84.9647

SBB 8,33 ml/kgBB 43.26600* 5.61350 .000 24.2593 62.2727

SBB 16,67 ml/kgBB 14.89800 5.61350 .176 -4.1087 33.9047

SBB 33,33 ml/kgBB 8.40400 5.61350 .694 -10.6027 27.4107

kontrol negative kontrol positif PCT -65.95800* 5.61350 .000 -84.9647 -46.9513

SBB 8,33 ml/kgBB -22.69200* 5.61350 .014 -41.6987 -3.6853

SBB 16,67 ml/kgBB -51.06000* 5.61350 .000 -70.0667 -32.0533

SBB 33,33 ml/kgBB -57.55400* 5.61350 .000 -76.5607 -38.5473

SBB 8,33 ml/kgBB kontrol positif PCT -43.26600* 5.61350 .000 -62.2727 -24.2593

kontrol negatif 22.69200* 5.61350 .014 3.6853 41.6987

SBB 16,67 ml/kgBB -28.36800* 5.61350 .002 -47.3747 -9.3613

SBB 33,33 ml/kgBB -34.86200* 5.61350 .000 -53.8687 -15.8553

SBB 16,67 ml/kgBB kontrol positif PCT -14.89800 5.61350 .176 -33.9047 4.1087

kontrol negatif 51.06000* 5.61350 .000 32.0533 70.0667

SBB 8,33 ml/kgBB 28.36800* 5.61350 .002 9.3613 47.3747

SBB 33,33 ml/kgBB -6.49400 5.61350 .851 -25.5007 12.5127

SBB 33,33 ml/kgBB kontrol positif PCT -8.40400 5.61350 .694 -27.4107 10.6027

kontrol negatif 57.55400* 5.61350 .000 38.5473 76.5607

SBB 8,33 ml/kgBB 34.86200* 5.61350 .000 15.8553 53.8687

SBB 16,67 ml/kgBB 6.49400 5.61350 .851 -12.5127 25.5007

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous SubsetsPersen

Scheffea

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

kontrol negative 5 .0020SBB 8,33 ml/kgBB 5 22.6940

SBB 16,67 ml/kgBB 5 51.0620

SBB 33,33 ml/kgBB 5 57.5560

kontrol positif PCT 5 65.9600Sig. 1.000 1.000 .176

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 143: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

122

Lampiran 18. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada ujiefek analgesik

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Persen1 25 -39.8392 40.11799 -115.05 8.60

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persen1

N 25

Normal Parametersa,,b Mean -39.8392

Std. Deviation 40.11799Most Extreme Differences Absolute .166

Positive .114

Negative -.166

Kolmogorov -Smirnov Z .831Asymp. Sig. (2- tailed) .495

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

REP

KELOMPOK PERLAKUAN

Kontrol

positif

Kontrol

negatif

Dosis I

(8,33 ml/kg BB)

Dosis II

(16,67 ml/kg BB)

Dosis III

(33,33 ml/kg BB)

I 3,23 -109,67 -50,55 -18,28 -12,90

II -2,15 -93,54 -98,92 -29,03 -29,03

III 8,60 -98,92 -61,29 -23,67 -7,53

IV 3,23 -115,05 -72,04 -7,53 -2,15

V -12,90 -82,79 -45,16 -34,41 -7,53

X+ SD 0,00+ 3,65 -100,00+5,74 -65,59+ 9,53 -22,58+4,62 -11,03+4,87

Page 144: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

123

OnewayDescriptives

Persen1

N MeanStd.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval forMean

Min MaxLower Bound Upper Bound

kontrol positif PCT 5 .0020 8.15258 3.64594 -10.1208 10.1248 -12.90 8.60

kontrol negative 5 -99.9940 12.83641 5.74062 -115.9325 -84.0555 -115.05 -82.79

SBB dosis 8,33 ml/kgBB 5 -65.5920 21.29887 9.52515 -92.0380 -39.1460 -98.92 -45.16SBB dosis 16,67 ml/kgBB 5 -22.5840 10.34084 4.62456 -35.4238 -9.7442 -34.41 -7.53

SBB dosis 33,33 ml/kgBB 5 -11.0280 10.89554 4.87263 -24.5566 2.5006 -29.03 -2.15

Total 25 -39.8392 40.11799 8.02360 -56.3991 -23.2793 -115.05 8.60

ANOVA

Persen1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 34984.775 4 8746.194 48.028 .000

Within Groups 3642.103 20 182.105

Total 38626.878 24

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

Persen1Scheffe

(I) Pelakuan (J) Pelakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kontrol positif PCT kontrol negatif 99.99600* 8.53476 .000 71.0982 128.8938

SBB dosis 8,33 ml/kgBB 65.59400* 8.53476 .000 36.6962 94.4918

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 22.58600 8.53476 .179 -6.3118 51.4838

SBB dosis 33,33 ml/kgBB 11.03000 8.53476 .794 -17.8678 39.9278

kontrol negatif kontrol positif PCT -99.99600* 8.53476 .000 -128.8938 -71.0982

SBB dosis 8,33 ml/kgBB -34.40200* 8.53476 .014 -63.2998 -5.5042

SBB dosis 16,67 ml/kgBB -77.41000* 8.53476 .000 -106.3078 -48.5122

SBB dosis 33,33 ml/kgBB -88.96600* 8.53476 .000 -117.8638 -60.0682

SBB dosis 8,33 ml/kgBB kontrol positif PCT -65.59400* 8.53476 .000 -94.4918 -36.6962

kontrol negatif 34.40200* 8.53476 .014 5.5042 63.2998

SBB dosis 16,67 ml/kgBB -43.00800* 8.53476 .002 -71.9058 -14.1102

SBB dosis 33,33 ml/kgBB -54.56400* 8.53476 .000 -83.4618 -25.6662

SBB dosis 16,67 ml/kgBB kontrol positif PCT -22.58600 8.53476 .179 -51.4838 6.3118

kontrol negatif 77.41000* 8.53476 .000 48.5122 106.3078

SBB dosis 8,33 ml/kgBB 43.00800* 8.53476 .002 14.1102 71.9058

SBB dosis 33,33 ml/kgBB -11.55600 8.53476 .765 -40.4538 17.3418

SBB dosis 33,33 ml/kgBB kontrol positif PCT -11.03000 8.53476 .794 -39.9278 17.8678

kontrol negatif 88.96600* 8.53476 .000 60.0682 117.8638

SBB dosis 8,33 ml/kgBB 54.56400* 8.53476 .000 25.6662 83.4618

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 11.55600 8.53476 .765 -17.3418 40.4538

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 145: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

124

Homogeneous SubsetsPersen1

Scheffea

Pelakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

kontrol negatif 5 -99.9940SBB dosis 8,33 ml/kgBB 5 -65.5920

SBB dosis 16,67 ml/kgBB 5 -22.5840

SBB dosis 33,33 ml/kgBB 5 -11.0280

kontrol positif PCT 5 .0020Sig. 1.000 1.000 .179

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Lampiran 19. Perhitungan penetapan peringkat dosis sari buah belimbing padakelompok perlakuan

1. Penentuan peringkat dosis :

BB rata-rata mencit = 30 gram

Vmax pemberian secara p.o pada mencit = 1 ml

Csari wortel = 100% =mlml

100100 = 1 ml/ml

Maka dengan rumus :

D x BB = V x C

D x 30 g = 1 ml x 1 ml/ml

D = 0,0333 ml/gram

D = 33,33 ml/kg BB yang merupakan peringkat dosis III

Page 146: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

125

Untuk dosis berikutnya dibagi 2 dan dibagi 2 lagi untuk dosis berikutnya sehingga

didapat :

Peringkat dosis III : 33,33 ml/kg BB

Peringkat dosis II : 16,67 ml/kg BB

Peringkat dosis I : 8,33 ml/kg BB

2. Konversi dosis dari ml ke gram :

Dari 1 kg belimbing dibagi menjadi 10 kelompok masing-masing 100 gram

sebagai berikut :

Kelompok Berat belimbing (gram) Sari belimbing yang didapat (ml)1 100,01 662 100,00 643 100,07 694 100,10 705 100,03 666 100,05 687 100,00 648 100,01 659 100,05 67

10 100,02 66∑ 1000,34 665

Rata-rata 100,03 66,5Berdasarkan data di atas, maka :

66,5 ml sari belimbing = 100,03 gram belimbing

1 ml sari belimbing = 1,50 gram belimbing

Sehingga :

Peringkat dosis III = 33,33 ml/kg BB

= 50,00 g/kg BB

Peringkat dosis II = 16,67 ml/kg BB

Page 147: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

126

= 25,01 g/kg BB

Peringkat dosis I = 8,33 ml/kg BB

= 12,50 g/kg BB

3. Perhitungan volume pemberian untuk masing-masing mencit menggunakan

rumus :

D x BB = V x C

Misalnya untuk mencit dosis III replikasi 1 analgesik:

BB = 24,25 gram, C = 1

DIII = 33,33 x 10 -3 ml/gram

Maka :

D x BB = V x C

33,33,10-3 x 24,25 = V x 1

V = 808,25 x 10-3

V = 0,81 ml

4. Perhitungan konversi dosis dari mencit ke manusia

Faktor konversi dari mencit 20-30 gram ke manusia 70 kg = 387,9

Rata-rata berat badan manusia Indonesia = 50 kg

Dosis untuk mencit = 33,33 ml/kgBB

= 50,00 gram/kgBB (untuk mencit 20-30 gram)

= 0,05000 gram/gram BB mencit

= 1 gram / 20 gram BB mencit

Page 148: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

127

Dosis untuk manusia = 387,9 x 1,5 gram

= 387,9 gram / 70 kgBB manusia

= 277,07 gram / 50 kgBB manusia

Untuk mendapatkan dosis 277,07 gram / 50 kgBB manusia membutuhkan buah

belimbing kurang lebih 1⅓ buah.

Page 149: UJI EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANALGESIK SARI BUAH …repository.usd.ac.id/17280/2/068114127_Full.pdf · Bapak dan ibuku sebagai tanda cinta dan kasih yang tidak sebanding dengan kasih

128

BIOGRAFI PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Nugraheni Dwiari

Kristanti dilahirkan di Yogyakarta pada 7 Januari 1989,

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari

pasangan Roso Sumedi dan dra. Suparmi. Penulis

mengawali masa pendidikannya di TK Indriyasana

Utama Yogyakarta (1992-1994). Menempuh

pendidikan Sekolah Dasar di SD Rejowinangun II

Yogyakarta (1994-2000). Menempuh pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di SLTP N Banguntapan II Bantul (2000-2003), kemudian penulis

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 8 Yogyakarta (2003-

2006). Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (2006-2010). Semasa menempuh kuliah penulis aktif dalam berbagai

kepanitiaan baik dalam fakultas maupun di luar fakultas. Penulis pernah menjadi

asisten Praktikum Biofarmasetika dan Praktikum Perbekalan Steril. Penulis juga

pernah bergabung dalam kepanitiaan Kampanye Informasi Obat tahun 2008 dan

terlibat dalam kepengurusan Badan Perwakilan Mahasiswa Farmasi periode

2008/2009.