uji efektivitas antibakteri ekstrak daun kersen …
TRANSCRIPT
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
9 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntigia
calabura L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
Ahmad Deni Handoko*, Tri Setyawati**, Andi Nur Asrinawati***
*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
**Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
***Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
ABSTRACT
Background: Infectious diseases are a disease caused by pathogenic microbes and is very
dynamic. One example of pathogenic microbes is the bacteria Escherichia coli. Many
cases of diarrhea are caused by Escherichia coli Bacteria. Plants that can be used as a
traditional medicine is kersen leaf (Muntigia calabura L). Kersen leaf contains various
bioactive compounds that are flavonoid, saponins, triterpenes, steroids, and tannins
compounds. This bioactive compound is a compound that potential as an antibacterial.
Objective: To know effectivity of antibacterial of kersen leaf extract (Muntingia calabura
L) on the growth of Escherichia coli bacteria.
Method: This experimental research laboratory is a Post test only control group design.
The test plant used is kersen leaf. Kersen leaf extract is obtained by maceration process.
The extract was divided into 4 concentrations that are concentration of 12.5%,
concentration of 25%, concentration of 50%, and concentration of 75%. Positive control
(Ceftriaxone 200 mg) and negative control (Na-CMC 200 mg).
Results: The result showed that kersen leaf extract (Muntigia calabura L) had an
antibacterial effect on the growth of Escherichia coli bacteria. At concentrations of 12.5%,
25%, 50%, and 75%, respectively, the mean diameter is 12.83 mm, 15.83 mm, 17.74 mm,
19.83 mm.
Conclusion: kersen leaf extract (Muntigia calabura L) has antibacterial effect on the
growth of Escherichia coli bacteria
Keywords: Bacteria Escherichia coli, kersen leaf (Muntigia calabura L)
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
10 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
ABSTRAK
Latar belakang : Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen
dan bersifat sangat dinamis. Salah satu contoh mikroba patogen adalah bakteri Eschericia
coli. Banyak kasus diare yang disebabkan oleh Bakteri Escherichia coli. Tanaman yang
dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah daun kersen (Muntigia calabura L). Daun
kersen mengandung berbagai senyawa bioaktif yaitu senyawa flavonoid, saponin, triterpen,
steroid, dan tannin. Senyawa bioaktif ini merupakan senyawa yang berpotensi sebagai
antibakteri.
Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas antibakteri ekstrak daun kersen (Muntingia
calabura L) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium Post test only
control group design. Tanaman uji yang digunakan adalah daun kersen . Ekstrak daun
kersen didapatkan melalui proses maserasi. Ekstrak dibagi ke dalam 4 konsentrasi yaitu
konsentrasi 12,5%, konsentrasi 25%, konsentrasi 50%, dan konsentrasi 75%. kontrol
positif (Ceftriaxone 200 mg) sedangkan kontrol negatif (Na-CMC 200 mg).
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen (Muntigia
calabura L) memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pada
konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, dan 75% yaitu masing-masing rerata diameternya 12,83
mm, 15,83 mm, 17,74 mm, 19,83 mm.
Kesimpulan : ekstrak daun kersen (Muntigia calabura L) memiliki efek antibakteri
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Kata Kunci : Bakteri Escherichia coli, daun kersen (Muntigia calabura L)
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi masih menempati
urutan teratas penyebab kesakitan dan
kematian di negara berkembang, termasuk
Indonesia. Infeksi ini akan menyebabkan
kerugian fisik dan finansial selain
produktifitas secara nasional. Penyebaran
sumber infeksi ini dapat melalui berbagai
perantara atau yang dikenal sebagai
vektor, yakni udara, binatang, benda-
benda, dan juga manusia sendiri. Rumah
sakit termasuk tempat yang berisiko tinggi
sebagai sumber penularan (Triana, 2014).
Penyakit infeksi adalah penyakit yang
disebabkan oleh mikroba patogen dan
bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai
makhluk hidup ingin bertahan hidup
dengan cara berklembang biak pada suatu
reservoir yang cocok dan mampu mencari
reservoir baru dengan cara berpindah atau
menyebar. Salah satu contoh mikroba
petogen adalah bakteri Eschericia coli
(Darmadi, 2008).
Bakteri Escherichia coli adalah
bakteri yang secara normal hidup di
saluran pencernaan pada hewan dan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
11 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
manusia. Escherichia coli merupakan
anggota family Enterobacteriaceae
dengan ukuran sel panjang 2,0-6,0 um dan
diameter1,1-1,5 um, berbentuk batang
lurus, tunggal, berpasangan atau rantai
pendek dan termasuk bakteri gram negatif,
motil atau nonmotil, bersifat aerobic atau
anaerobic fakultatif. Meskipun bakteri E.
coli secara normal hidup di saluran
pencernaan, banyak ditemukan kasus
diare yang disebabkan oleh bakteri ini
(Badan Litbang Pertanian, 2012).
Penyakit diare hingga kini masih
merupakan salah satu penyakit utama
yang menjadi masalah kesehatan di
Indonesia karena memiliki insidensi dan
mortalitas yang tinggi. Diare adalah buang
air besar dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair, kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya, lebih dari 200 gram
atau 200mL/24jam (Hafid, 2010)
Terapi pada pasien diare dengan
cara rehidrasi yaitu bila pasien kehilangan
cairan yang banyak dan dehidrasi
diberikan cairan intravena atau rehidrasi
oral dengan cairan isotonik mengandung
elektrolit dan gula atau starch harus
diberikan. Cairan oral antara lain pedialit,
oralit dan lain-lain. Cairan oralit diberikan
50-200 ml/kgBB/24 jam (Simadibrata,
2009).
Indonesia dikenal sebagai sumber
bahan baku obat-obatan tropis yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai
macam penyakit. Indonesia merupakan
salah satu negara pengguna tumbuhan
obat terbesar di dunia bersama negara lain
di Asia, seperti Cina dan India.
Pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan
juga telah berlangsung ribuan tahun yang
lalu (Susiarti, 2015). Berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilan, yang secara turun-temurun
telah diwariskan oleh generasi berikutnya,
termasuk generasi saat ini
(Wijayakusuma, 2000).
Tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat tradisional adalah daun
kersen (Muntigia calabura L).
Berdasarkan hasil penelitian daun kersen
mengandung berbagai senyawa bioaktif
yaitu senyawa flavonoid, saponin,
triterpen, steroid, dan tannin. Dimana
senyawa bioaktif ini merupakan senyawa
yang berpotensi sebagai antibakteri
(Kuntorini, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
tentang efek antibakteri ekstrak daun
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
12 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
kersen (Muntingia calabura L) terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
METODE
Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui adanya perbedaan daya
hambat dari berbagai kelompok perlakuan
kemudian dilakukan pengamatan secara
makroskopik pada media dan dianalisis
dengan uji One Way Analysis of Variance
(ANOVA) menggunakan program
Statistical Product and Service Solutions
(SPSS), serta dilanjutkan dengan uji Post
Hoc dengan nilai signifikansi <0.05 untuk
mengetahui konsentrasi perlakuan terbaik.
Jika data tidak normal dan data tidak
homogen dilakukan uji Kruskal Wallis
yang merupakan uji non-parametric yang
digunakan untuk menguji apakah dua atau
lebih mean sampel dari populasi memiliki
nilai yang sama. Uji ini merupakan
alternatif dari uji ANOVA dan digunakan
bila salah satu syarat dari uji ANOVA
tidak terpenuhi.
HASIL PENELITIAN
1. Hasil Ekstraksi
Penelitian ini diawali dengan
mengumpulkan daun kersen sebanyak 1
kg yang diperoleh dari
Tondo kecamatan Mantikulore, Kota
Palu, Sulawesi Tengah. Daun kersen
kemudian dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan kotoran yang ada pada
daun kersen. Hasil ekstraksi dari 490
gram serbuk simplisia dengan
menggunakan pelarut etanol 96%
sebanyak 30 gram yang berwarna hijau
tua.
(a) (b)
Gambar 4.1 (a) Simplisia daun kersen
(muntigia calabura L.), (b) Ekstrak
kental daun kersen (muntigia calabura
L)
2. Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas
Antibakteri
Uji pendahuluan dilakukan untuk
mengetahui apakah ekstrak dengan
konsentrasi 100% memiliki efek
antibakteri terhadap bakteri Escherichia
coli. Hasil uji pendahuluan, didapatkan
bahwa ekstrak daun kersen dengan
konsentrasi 100% memiliki efek
antibakteri yang ditunjukkan dengan
terbentuknya zona hambat (zona bening)
sebesar 21,66 mm pada area sekitar
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
13 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
sumuran. Kontrol positif yaitu
Ceftriaxsone memiliki zona hambat 44,83
mm. Kontrol negatif yaitu Na-CMC tidak
terbentuk zona hambat yang menunjukkan
tidak adanya efek antibakteri. Hasil dari
uji pendahuluan dengan konsentrasi 100%
menunjukkan adanya efek antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli, maka
penelitian dapat dilakukan dengan
konsentrasi yang lebih rendah.
Gambar 4.3 Media Mueller-Hinton
Agar (MHA) berisi Ekstrak daun
kersen (Muntigia calabura L.) 100%
3. Pengenceran Ekstrak Pada Setiap
Konsentrasi
Proses pengenceran ekstrak menjadi
konsentrasi dilakukan sebelum melakukan
uji daya hambat ekstrak daun kersen pada
konsentrasi 75%, 50%, 25%, 12,5%.
Ekstrak tersebut masing-masing diukur
sesuai dengan konsentrasinya, kemudian
selanjutnya dicampur dengan NA-CMC
sampai homogen. Hal ini dilakukan juga
pada kontrol positif (+). Dimana, kontrol
positif yang digunakan adalah
Ceftriaxsone 200 mg yang dalam sediaan
bubuk, lalu ditimbang kemudian
dilarutkan, sehingga menjadi Ceftriaxsone
dengan konsentrasi 2% sedangkan kontrol
(-) berupa Na-CMC 200 mg yang dalam
sediaan bubuk, lalu ditimbang kemudian
dilarutkan, sehingga menjadi Na-CMC
2% dalam bentuk larutan.
Gambar 4.4 Hasil Pengenceran
Ekstrak Konsentrasi (12,5%, 25%,
50% dan 75%)
4. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Pada
Bakteri Escherichia coli
Pengujian aktivitas antibakteri
ekstrak kersen terhadap bakteri
Escherichia Coli diakukan dengan
berbagai konsentrasi, yaitu 100%, 75%,
50%, 25% dan 12,5%. Data pengujian
efek antibakteri diperoleh dengan
menghitung diameter zona hambat yang
terbentuk di sekitar area sumuran.
Pengukuran zona hambat dilakukan
setelah sampel diinkubasi selama 24 jam.
Gambar 4.5 Media Mueller-Hinton
Agar (MHA) berisi Ekstrak daun
Zona
Hambat
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
14 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
kersen (Muntigia calabura L.) 12,5%
dan 75% serta bakteri Escherichia coli
yang telah diinkubasi
Gambar 4.6 Media Mueller-Hinton
Agar (MHA) berisi Ekstrak daun
kersen (Muntigia calabura L.) 50% dan
25% serta bakteri Escherichia coli yang
telah diinkubasi
Gambar 4.7 Media Mueller-Hinton
Agar (MHA) berisi kontrol Positif
(Ceftriaxsone) dan Kontrol negatif
(Na-CMC) serta bakteri Escherichia
coli yang telah diinkubasi
hasil penelitian menunjukan bahwa
perlakuan dari setiap kelompok
memberikan diameter hambat yang
berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran
Diameter Zona Hambat Ekstrak daun
kersen (Muntigia calabura L.) Terhadap
E. coli Pada Media Pembenihan Difusi
dengan Masa Inkubasi 1 x 24 jam.
Keterangan: Penghitungan diameter zona
hambat.
Hasil Rerata setiap perlakuan dapat dilihat
pada grafik berikut :
Gambar 4.8 Grafik rerata diameter
zona hambat pada setiap kelompok
perlakuan.
Pada tabel dan pada grafik di atas
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
setiap masing-masing perlakuan. Diameter
zona hambat paling besar diperoleh pada
kontrol positif (Ceftriaxsone), yaitu
dengan rerata 44,83 mm dan diikuti pada
perlakuan 75% (19,83 mm), 50% (17,74
mm), 25% (15,83 mm), 12,5% (12,83
mm), sedangkan kontrol negatif (Na-
CMC) yang digunakan menunjukkan tidak
adanya hambatan terhadap masing-masing
replika.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
15 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak
daun kersen Muntigia calabura L terhadap
Escherichia coli. Sampel yang digunakan
adalah daun kersen ( Muntigia calabura
L), sebanyak 1 kg lalu dibersihkan dari
kotoran menggunakan air mengalir dan
dijemur di bawah sinar matahari selama 5
hari yang bertujuan untuk menghilangkan
kadar air pada daun hingga mendapatkan
simplisia yang kemudian di blender
menjadi bagian yang lebih kecil untuk
memudahkan proses ekstraksi.
Proses ekstraksi yang digunakan
yaitu tehnik maserasi. Metode maserasi ini
termasuk metode ekstraksi cara dingin
dimana dengan metode ini kerusakan zat-
zat yang terkandung dalam bahan uji
akibat pemanasan dapat dihindari. Pelarut
yang digunakan adalah etanol dengan
konsentrasi 96% karena mempunyai
polaritas yang tinggi sehingga dapat
mengekstrak lebih banyak dibandingkan
jenis pelarut organik lainnya, etanol
mempunyai titik didih yang rendah dan
cenderung aman karena tidak beracun dan
tidak berbahaya. Penguapan pada proses
pembuatan ekstrak dilakukan dengan
menggunakan rotary evaporator selama 4
jam yaitu dengan prinsip vaccum
evaporator dengan menurunkan tekanan
sehingga pelarut dapat menguap pada
suhu dibawah titik didihnya etanol yang
seharusnya memiliki titik didih 78oC
dapat menguap pada suhu 40oC sehingga
tidak merusak senyawa-senyawa aktif
yang terkandung dalam daun kersen. Dari
proses tersebut didapatkan 30 gram
ekstrak kental daun kersen.
Sebelum dilakukan pengenceran
ekstrak menjadi berbagai variasi
konsentrasi, dilakukan uji pendahuluan
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah
terdapat efek antibakteri dari ekstrak
kental daun kersen (Muntigia calabura L)
dengan konsentrasi 100% terhadap bakteri
Escherichia coli, kontrol positif
(Ceftriaxone 2%) dan kontrol negatif Na-
CMC . Hasil uji pendahuluan didapatkan
positif (+) dengan munculnya zona bening
disekitaran sumuran yang berisi ekstrak
dengan ukuran 21,66 mm. Kontrol positif
memiliki zona hambat 44,38 mm karena
Ceftriaxsone merupakan antibiotika
golongan sefalosporin generasi ketiga.
Mekanisme kerja Ceftriaxsone
sebagai antimikroba adalah dengan
menghambat sintesa dinding sel
mikroba, yang dihambat ialah enzim
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
16 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
transpeptidase tahap ketiga dalam
rangkaian reaksi pembentukan dinding
sel (Suardi, 2013). Kontrol negatif Na-
CMC tidak terdapat zona hambat. Na-
CMC merupakan pelarut polimer turunan
selulosa yang cepat mengembang bila
diberikan bersama air panas mempunyai
sifat netral, campurannya jernih, dan daya
ikat terhadap zat aktif kuat (Kamal, 2010).
Percobaan dapat dilakukan dengan
konsentrasi yang lebih kecil dan dilakukan
pengenceran terhadap masing-masing
konsentrasi yakni 12,5%, 25%, 50%, dan
75% sedangkan untuk konsentrasi 100%
merupakan ekstrak kental tanpa
pengenceran. Pembagian konsentrasi ini
dilakukan dengan cara pengenceran
menggunakan larutan Na-CMC.
Pengenceran bertujuan untuk
mendapatkan kadar konsentrasi yang lebih
rendah sehingga dapat ditemukan kadar
hambat dari masing-masing konsentrasi
ekstrak, sehingga dapat diketahui
konsetrasi mana yang merupakan
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan
konsetrasi mana yang merupakan
perlakuan terbaik.
Pengujian dengan berbagai
konsentrasi tersebut diperoleh efek
antibakteri pada konsentrasi 12,5%, 25%,
50% dan 75% dengan rerata zona hambat
yang terbentuk yaitu masing-masing 12,83
mm, 15,83 mm, 17,74 mm, dan 19,83
mm. Hasil tersebut menandakan bahwa
efek antibakteri dinyatakan kuat
didapatkan zona hambat yang berbeda
dari setiap perlakuan. Hasil ini sesuai
dengan kriteria Davis dan Stout (1971,
disitasi oleh Susanto, 2012) dimana 10-20
mm dinyatakan kuat (Susanto, 2012).
Terbentuknya zona hambat sebagai
bukti bahwa adanya aktifitas antibakteri.
Zona hambat ini tentunya sangat
ditentukan oleh zat antibakteri yang
terkandung di dalam tanaman yang
digunakan sebagai ekstrak. Semakin
tinggi konsentrasi ekstrak yang
digunakan maka semakin tinggi
kandungan zat aktif sehingga dapat
menghambat bahkan membunuh
mikroorganisme (Ningtyas, 2015).
Penelitian sebelumnya Isnarianti
(2013), Ekstrak kersen memiliki
kandungan senyawa antibakteri seperti
Tanin, flavonoid, dan saponin. Tanin
memiliki kemampuan bakteriostatik dan
bakteriosid, gallotanin merupakan bagian
dari senyawa tanin terhidrolisis yang
merupakan komponen aktif senyawa
etanolik Mekanisme antibakteri tanin
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
17 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
antara lain menghambat enzim
ektraseluler bakteri, mengambil alih
substrat yang dibutuhkan pada
pertumbuhan bakteri, atau bekerja
langsung pada metabolisme dengan cara
menghambat fosforilasi oksidasi
(Isnarianti,2013).
Menurut Isnarianti (2013),
Flavonoid pada daun kersen memiliki
peran yang sama halnya seperti tanin,
sebagai antibakteri. Mekanisme kerja
senyawa flavonoid sebagai antibakteri
adalah flavonoid mampu melepaskan
energi tranduksi terhadap membran
sitoplasma bakteri serta menghambat
motilitas bakteri. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Sukadana (2010),
menyatakan bahwa flavonoid yang banyak
tersebar luas pada tanaman, memiliki
berbagai mekanisme kerja dalam
menghambat pertumbuhan bakteri, yang
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
permeabilitas dinding sel bakteri.
Mikrosom dan lisosom sebagai hasil
ionteraksi antara senyawa flavonoid
dengan DNA bakteri (Sukadana, 2010).
Zat aktif lainnya yang terkandung
dalam daun kersen adalah saponin.
Saponin bekerja sebagai antibakteri
dengan mengganggu stabilitas membrane
sel bakteri sehingga menyebabkan sel
bakteri lisis dan menyebabkan keluarnya
berbagai komponen penting dari dalam sel
bakteri yaitu protein, asam nukleat dan
nukleotida (Darsana, 2012).
Hasil uji Kruskal Wallis didapatkan
p=0,003 (p<0,05) yang artinya terdapat
perbedaan yang bermakna pada kesemua
kelompok perlakuan. Berdasarkan hal
tersebut maka H0 ditolak dan H1 di
terima, yakni terdapat efek antibakteri
berbagai variasi konsentrasi ekstrak daun
kersen (Muntigia calabura L.) terhadap
bakteri Escherichia coli.
Dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan metode Post Hoc sebagai
uji perbandingan berganda (multiple
comparisons) untuk menilai perlakuan
mana yang memiliki efek yang sama atau
berbeda dan efek yang terkecil sampai
terbesar antara satu dengan yang lain. Uji
yang digunakan adalah uji post hoc Mann-
Whitney dengan menguji perbedaan antar
dua kelompok mendapatkan nilai
signifikan p<0,05, Hasil dari analisis data
pada tabel 4.5 menunjukan angka 0,018
dan 0,019. Dari hasil data tersebut
terdapat perbedaan rerata yang bermakna
antara 2 kelompok data. Perbedaan rerata
yang bermakna di pengaruhi oleh tingkat
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
18 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
konsentrasi. Semakin meningkatnya
konsentrasi ekstrak maka kandungan
senyawa yang bersifat antibakteri
semakin banyak sehingga daya bunuh
terhadap bakteri akan menjadi lebih besar
(Nugroho, 2016).
Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat efek
antibakteri ekstrak daun kersen (Muntigia
calabura L.) terhadap bakteri Escherichia
coli. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
maka daya hambat terhadap bakteri
Escherichia coli akan semakin kuat.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat diperoleh
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Ekstrak daun kersen (Muntigia
calabura L) memiliki efek antibakteri
terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli.
2. Di dapatkan zona hambat berbagai
konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, dan
75% yaitu masing-masing rerata
diameternya 12,83 mm, 15,83 mm,
17,74 mm, 19,83 mm.
3. Konsentrasi yang paling efektif yaitu
pada konsentrasi 75% dengan nilai
rata-rata zona hambat 19,83 mm.
SARAN
1. Diharapkan dapat dilakukan
penelitian mengenai Daya Hambat
Ekstrak Daun Kersen (Muntigia
calabura L.) terhadap bakteri lain dan
fungi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai Daya Bunuh Ekstrak Daun
Kersen (Muntigia calabura L.)
terhadap bakteri E.coli.
DAFTAR PUSTAKA
Andareto, O., 2015. Apotik herbal di
sekitar anda. Jakarta: Pustaka
Ilmu Semesta.
Anwar, S., 2016. Panduan Umum Penggunaan Antimikroba. Komite
pengendalian resistensi
antimikroba.
Arum, Y.P., 2010. Isolasi Dan Uji Daya
Antimikroba Ekstrak Daun Kersen
(Muntingia calabura L). Tugas
akhir Kimia Fakultas Matematika
dan Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang.
Badan Litbang Pertanian., 2012. Bahaya
Bakteri Escherichia coli
O157:H7. Edisi 20-26 Juni 2012
No.3462.
Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A.,
2007. Mikrobiologi Kedokteran
edisi 23. Jakarta: EGC.
Darmadi., 2008. Infeksi Nasokomial Problematika Dan
Pengendaliannya. Jakarta:
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
19 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
Salemba Medika.
Darsana,I.G.O., 2012. Potensi Daun
Binahong (Anredera Cordifolia
(Tenore) Steenis) dalam
Menghambat Pertumbuhan
Bakteri Escherichia coli secara In
Vitro. Diakses : 29 Mei 2017.
From <
http://ojs.unud.ac.id/index.php/im
v/article/ download/1879/1189>.
Dirjen POM., 2005. Info POM, issn 1829-
9334. (cited 2017 Mei 26).
Available
from:URL:http://perpustakaan.po
m.go.id/htm.
Elliot, T., Tony, W., Husam, O., Martin,
G., 2013. Mikrobiologi
Kedokteran & Infeksi Edisi 4.
Jakarta : EGC.
Fitri, SA., 2010. Escherichia Coli. Makalah Fakultas Farmasi.
Jatinangor.
Hafid,N., 2010. The Disease Diagnosis &
Terapi. Yogyakarta: Pustaka
Cendekia.
Harbone, J.B., 2008. Metode Fitokimia:
penuntun cara Modern
Menganalisa Tumbuhan. Institute
Teknologi Bandung.
Haribi, R. dan Yusron K., 2010. Jurnal
Kesehatan Pemeriksaan
Escherichia Coli Pada Air Bak
Wudhlu 10 Masjid Di Kecamatan
Tlogosari Semarang, vol.3(l).
Isnarianti, R., Wahyudi, I., Puspita, R., 2013.Muntingia calabura L
Leaves Extract Inhibits
Glucosyltransferase Activity of
Streptococcus mutans. Journal of Dentistry Indonesia 2013, Vol. 20,
No. 3, 59- 63.
Jawetz, E., Melnick, JL., Adelberg, EA.,
2007. Review of Medical
Microbiology. Lange Medical
Publication. California.
Kamal, N., 2010. Pengaruh Bahan Aditif
Cmc (Carboxyl Methyl Cellulose)
Terhadap Beberapa Parameter
Pada Larutan Sukrosa. Vol. I (78-
84)
Katzung, B., 2011. Farmakologi Dasar
dan Klinik. Jakarta: EGC.
Kuntorini, E., Mintowati, F.S., Astuti M.W., 2013. Struktur anatomi
dan uji aktivitas antioksidan
ekstrak methanol daun kersen
(Muntangia calabura). prosiding
semirata FMIPA Universitas
Lampung.
Mukhriani., 2014. Ekstraksi, Pemisahan
Senyawa, Dan Identifikasi
Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan.
Volume VII. No (2). Program
Studi Farmasi. Fakultas Ilmu
Kesehatan. UIN Alauddin.
Makassar.
Ngajow, M., 2013. Pengaruh Antibakteri
Ekstrak Kulit Batang Matoa
(Pometia pinnata) Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus
Secara in Vitro. Jurnal MIPA
UNSRAT Online, 2(2): 128-132.
Universitas Sam Ratulangi.
Manado.
Ni’mah, L., 2014. Paper Potani Farmasi
Tanaman Kersen(Muntingia
Calabura L).jurusan farmasi
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
20 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
Unika Widja Mdanala Surabaya.
Ningtyas, A.F., 2015. Uji Potensi
Antibakteri Dan Uji Keberadaan
Enzim Squalene Sintase Bakteri
Endofit Rimpang Temu Lawak.
Fakultas sains dan teknologi,
universitas islam negeri maulana
malik ibrahim Malang.
Nugroho, A., Rahardianingtyas, E., Putro,
D., Wianto, R., 2016. Pengaruh
Ekstrak Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.)
terhadap Daya Bunuh Bakteri
Leptospira sp. Media Litbangkes,
Vol. 26 No. 2, Juni 2016, 77 - 84
Parija, S.C. 2009. Textbook of
Microbology and Immunology.
Jakarta: Elsevier.
Sampurno., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan. Jakarta.
Sari, NK., 2011. Evaluasi Aktifitas
Antimikroba Senyawa Bislunatin
dan Mekanisme Kerjanya.
Universitas Andalas. Padang.
Setiabudy, R., 2011. Farmakologi Dan
Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Simadibrata, Marcellus, Daldiyono, 2009.
Ilmu Penyakit Dalam: Diare Akut.
Jilid ! Edisi 5. Jakarta: Interna
Publishing.
Staff pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2010.Buku
ajar Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: FKUI.
Suardi, M., 2013. Tinjauan Akumulasi Seftriakson Dari Data Urin
Menggunakan Elektroforesis
Kapiler Pada Pasien Gangguan
Fungsi Ginjal Stadium Iv.
Fakultas Farmasi Universitas
Andalas, RSUP DR M Djamil
Padang.
Sukadana, IM., 2010. Aktivitas
Antibakteri senyawa flavonoid
dari kulit akar Awar-Awar
(Ficus Septica). Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Udayana.
Susanto D, Sudrajat dan Ruga R.,
2012. Studi Kandungan Bahan
Aktif Tumbuhan Meranti Merah
(Shorea leprosula Miq) sebagai
Sumber Senyawa Antibakteri.
Jurnal Mulawarman Scientifie. 11
(2) : 1412-4980.
Susiarti, S., 2015. Pengetahuan dan
Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Masyarakat Lokal di Pulau
Seram, Maluku. Vol. 1 No.5 :
1083-1087.
Tandy, D., Hosea, J., Hamidah, S., 2012. Efek Antibakteri Ekstrak Rimpang
LengkuasPutih (Alpinia galanga)
Pada Kulit Punggung Kelinci
Yang Dibuat Infeksi
Staphylococcus aureus. Diakses:
28 Mei 2017. Viewed from:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
hp/pharmacon/article/viewFile/50
9/399
Triana, D., 2014. Frekuensi β-Lactamase
Hasil Staphylococcus aureus
Secara Iodometri. Jurnal Gradien
Vol. 10 No. 2 : 992-995.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
21 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...
Widjayakusuma, H.M,. Hembing., 2008. Potensi Tumbuhan Obat Asli
Indonesia Sebagai Produk
Kesehatan. Risalah pertemuan
ilmiah penelitian dan
pengembangan Tekhnologi Isotop
radiasi.
World Health Organization., 2011.
Escherichia Coli Infections.
Diakses. 28 Mei 2017.
From.<http.//www.who.int/topics/
escherichia_coli_infections/en>.
Yolanda, L.A., 2006. Efek Antibakteri
Ekstrak Buah Delima (punica
Gramantum) Terhadap Shigella
Dysentriae Secara In vitro. (30
Mei 2017).Available From:URL:
http://yustikaforict.files.wordpress
.com/.
Zakaria, Z.A,. Sulfian, A.S,. Ramasamy
.K., 2010. In Vitro Antimicrobial
Activity Of Muntangia Calabura
Extracts And Fractions. African
journal of Microbiology research
vol.4 (4), pp.304-308.