uji formalin menggunakan buah naga

61
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buah naga yang sering disebut juga kaktus manis atau kaktus madu, adalah buah yang baru dikenal di Indonesia. Buah naga mulai di kembangkan di tanah air serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan. Buah naga termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dengan karakteristik memiliki duri pada setiap ruas batangnya. Sebagian besar sumber menyatakan bahwa buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Selatan. Konon disebut buah naga karena seluruh batangnya menjulur panjang seperti layaknya naga. Saat ini khususnya di Indonesia buah naga sangat mudah untuk dijumpai karena buah naga banyak dijual oleh para pedagang baik di supermarket, di pasar maupun di pinggir jalan. Buah naga juga merupakan tanaman yang sangat mudah ditanam yang tidak begitu rumit dalam proses penanamannya sehingga bisa dijadikan perkebunan dirumah. Harga buah naga yang tidak terlalu mahal juga membuat para masyarakat meminati buah ini. Selain harganya yang terjangkau buah naga juga diketahui banyak memperoleh manfaat bagi masyarakat. Beberapa manfaat 1

Upload: faza-asysyirban

Post on 27-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga Uji Formalin menggunakan buah naga

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Formalin menggunakan buah naga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buah naga yang sering disebut juga kaktus manis atau kaktus madu,

adalah buah yang baru dikenal di Indonesia. Buah naga mulai di kembangkan

di tanah air serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan. Buah naga

termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dengan karakteristik memiliki duri

pada setiap ruas batangnya. Sebagian besar sumber menyatakan bahwa buah

ini berasal dari Meksiko, Amerika Selatan. Konon disebut buah naga karena

seluruh batangnya menjulur panjang seperti layaknya naga.

Saat ini khususnya di Indonesia buah naga sangat mudah untuk

dijumpai karena buah naga banyak dijual oleh para pedagang baik di

supermarket, di pasar maupun di pinggir jalan. Buah naga juga merupakan

tanaman yang sangat mudah ditanam yang tidak begitu rumit dalam proses

penanamannya sehingga bisa dijadikan perkebunan dirumah. Harga buah

naga yang tidak terlalu mahal juga membuat para masyarakat meminati buah

ini. Selain harganya yang terjangkau buah naga juga diketahui banyak

memperoleh manfaat bagi masyarakat. Beberapa manfaat buah naga

diantaranya berfungsi mencegah berbagai macam penyakit degeneratif akibat

kandungan serat vitamin dan mineral tinggi yang terdapat didalamnya. Buah

naga juga mampu mengontrol emosi seseorang sehingga mereka yang rutin

mengkonsumsi buah naga cenderung merasa lebih tenang. Serat buah naga

juga sangat baik untuk menurunkan kolestrol. Pengolahan untuk

menjadikannya obat juga sangat sederhana.

Kandungan vitamin pada buah ini juga besar dan beragam, secara

umum buah naga mengandung vitamin B1, B2 dan B3. Bukan hanya buahnya

saja yang berkhasiat untuk mencegah kanker usus, kencing manis dan

berbagai penyakit, tetapi khasiat juga ditemukan pada daun dan kulit buah

naga maka dari itu sangat disayangkan apabila kulit buah naga yang memiliki

1

Page 2: Uji Formalin menggunakan buah naga

khasiat tidak dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan

(Rekna wahyuni, 2010).

Kelebihan kulit buah naga sangat bermanfaat bagi kesehatan namun

pada kenyataannya hanya dianggap sebagai limbah hasil pertanian yang

selama ini belum dimanfaatkan secara baik, padahal kulit buah naga

mengandung zat warna alami betasianin cukup tinggi, salah satunya dijadikan

sebagai alat uji kandungan formalin pada bahan makanan.

Dalam dunia industry, tentunya akan ada limbah industry. Dalam era

sekarang teknologi semakin canggih maka limbah-limbah industry tersebut

haruslah dimanfaatkan agar tidak sia-sia dan dapat meningkatkan nilai tinggi

dari buah naga tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik mengambil

judul “Pemanfaatan ekstrak kulit buah naga ( hylocereus undatus ) sebagai

alat uji kandungan formalin pada tahu yang di jual di pasar inpres baqa

samarinda seberang”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari karya ilmiah ini

adalah : “Apakah limbah dari kulit buah naga dapat digunakan sebagai alat uji

kandungan formalin pada tahu ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah limbah dari kulit buah naga dapat digunakan sebagai alat uji

kandungan formalin pada tahu.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai:

1. Informasi dan masukan bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di

daerah sekitar Pasar Inpres Baqa Samarinda Seberang mengenai

2

Page 3: Uji Formalin menggunakan buah naga

kandungan formalin pada bahan makanan dengan menggunakan kulit

buah naga.

2. Bahan acuan bagi peneliti lain untuk pemanfaatan kulit buah naga.

3. Menginformasikan kepada penjual di kantin sekolah SMA Negeri 4

Samarinda agar lebih selektif dalam memilih tahu yang lebih sehat dan

bersih bebas formalin.

3

Page 4: Uji Formalin menggunakan buah naga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemanfaatan

Pemanfaatan berasal dari kata dasar “manfaat” yang berarti guna,

faedah, laba, untung. Sedangkan pemanfaatan mempunyai arti proses,

cara, pembuatan memanfaatkan.

Memanfaatkan berhubungan erat dengan kepemilikan karena

memiliki sesuatu sekaligus memiliki manfaatnya.

2. Ekstrak dan ekstraksi

a. Pengertian ekstrak dan ekstraksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekstrak adalah pati atau

sari. Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari

suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan

ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan

pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan

pelarut terjadi pengendapan massa secara difusi.

Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah

menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan

ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dibagian dalam bahan

ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi

larutan dengan larutan diluar bahan (Sudjadi, 1988).

b. Tujuan ekstraksi

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia

yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada

perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana

perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi

masuk ke dalam pelarut.

4

Page 5: Uji Formalin menggunakan buah naga

Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan

ekstraksi:

1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksikan dari

organisme. Dalam kasus ini prosedur yang telah dipublikasikan

dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk

mngembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan

pemakai.

2. Bahan diperiksa untuk menentukan kelompok senyawa kimia

tertentu, misalnya alkaloit, flavanoit atau saponin, meskipun struktur

kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum

diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat

digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari

pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang

sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu.

3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan

tradisional dan biasanya dibuat dengan cara misalnya Tradisional

Chinese Medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang

didihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebgai obat.

Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui

kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika

tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.

4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya

dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skriming)

dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik

yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan

tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas

biologi khusus.

5

Page 6: Uji Formalin menggunakan buah naga

c. Prinsip ekstraksi

Prinsip Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam

serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari

pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan

masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di

luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan

diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses

difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses

maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari

setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya

dipekatkan.

Prinsip Perkolasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia

dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam

bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan

penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut,

cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang

dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh

karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya

kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh

dikumpulkan, lalu dipekatkan.

Prinsip Soxhletasi

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk

simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas

saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas

bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola

menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam

klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari

6

Page 7: Uji Formalin menggunakan buah naga

telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali

ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.

Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna,

tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25

kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

Prinsip Refluks

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel

dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan

penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada

kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan

turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel

yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung

secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian

pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang

diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

Prinsip Destilasi Uap Air

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air

ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap,

uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi

minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak

menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan

terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan

minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan

memisah antara air dan minyak atsiri.

Prinsip Rotavapor

Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan

pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan

penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya

disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan

pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor

7

Page 8: Uji Formalin menggunakan buah naga

dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut

murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.

Prinsip Ekstraksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan

komponen kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur

di mana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian

larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat

terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan

sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia

akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat

kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.

Prinsip Kromatografi Lapis Tipis

Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan

partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak

(eluen), komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena

daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak

sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan

yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang

menyebabkan terjadinya pemisahan.

Prinsip Penampakan Noda

a). Pada UV 254 nm

Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan

sampel akan tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada

lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya interaksi antara

sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada

lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi

cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron

yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang

lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil

melepaskan energi.

8

Page 9: Uji Formalin menggunakan buah naga

b). Pada UV 366 nm

Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan

berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm

adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan

gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda

tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi

cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron

yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang

lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil

melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV

366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak

berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.

c). Pereaksi Semprot H2SO4 10%

Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah

berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam

merusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia sehingga panjang

gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV

menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.

d. Jenis ekstraksi

1.   Ekstraksi secara dingin

Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama

beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang

mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan

penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin (Sudjadi, 1988).

Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana.

Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk

mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan

9

Page 10: Uji Formalin menggunakan buah naga

lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang

mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut:

a) Modifikasi maserasi melingkar

b) Modifikasi maserasi digesti

c) Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat

d) Modifikasi remaserasi

e)  Modifikasi dengan mesin pengaduk (Sudjadi, 1988).

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara

berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap,

uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh

pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan

selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati

pipa sifon (Sudjadi, 1988).

Keuntungan metode ini adalah :

a) Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan

tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.

b) Digunakan pelarut yang lebih sedikit

c) Pemanasannya dapat diatur (Sudjadi, 1988).

Kerugian dari metode ini :

a) Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah

di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat

menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.

b) Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui

kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap

dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih

banyak untuk melarutkannya.

c) Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk

menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi,

seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah

10

Page 11: Uji Formalin menggunakan buah naga

komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan

uap pelarut yang efektif (Sudjadi, 1988).

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau

campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi

dengan campuran pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1,

atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan

mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam

wadah (Sudjadi, 1988).

  Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari

melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini

adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat

(marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara

sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan

metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi

sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien (Sutriani,L .

2008).

2. Ekstraksi secara panas

a) Metode refluks

Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk

mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan

tahan pemanasan langsung.

Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut

yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator (Sutriani,L .

2008).

b) Metode destilasi uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi

minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode

destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang

mengandung minyak menguap atau mengandung komponen

11

Page 12: Uji Formalin menggunakan buah naga

kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara

normal (Sutriani,L . 2008).

Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang

mempunyai daya melarutkanyang tinggi terhadap zat yang

diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan

kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi.

Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam

pelarut polar dan sebaliknya (Sutriani,L . 2008).

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:

1) Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang

diinginkan.

2) Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan

melarutkan ekstrak yang besar.

3) Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair,

pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi.

4) Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan

yang besar antara pelarut dengan bahan ekstraksi.

5) Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan

secara kimia pada komponen bahan ekstraksi.

6) Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat

karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara

penguapan, distilasi dan rektifikasi.

3. Buah Naga a. Pengertian buah naga

12

Page 13: Uji Formalin menggunakan buah naga

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis

kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah naga berasal

dari Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun sekarang

juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam,

Philipina dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa,

Israel, Autralia Utara dan Tiongkok Selatan. Hylocereus hanya mekar

pada malam hari.

Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana

ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang

Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini

selalu diletakkan diantara dua ekor patung naga berwarna hijau diatas

meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali diantara warna

naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu dikalangan orang

Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang

loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian

diterjemahkan orang Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris

sebagai dragon fruit (buah naga).

b. Khasiat buah naga

Secara umum buah naga berkhasiat untuk menurunkan kadar

kolesterol dan menyeimbangkan gula dalam darah. Selain itu,

mengkonsumsi buah naga bisa membantu pencegahan kanker dan bisa

melindungi kesehatan mulut. Penderita hipertensi atau tekanan darah

tinggi akan terbantu dengan konsumsi buah ini secara teratur. Selain

itu, mengkonsumsi buah naga secara teratur dapat menjadikan kulit

wajah menjadi lebih kencang, licin dan halus, pencegah kanker usus,

pencegah pendarahan. Kandungan gizi buah naga secara umum adalah

berupa potasium protein, ferum, serat, kalsium dan sodium.

Kandungannya akan zat-zat tersebut cukup tinggi dan tidak kalah bila

dibandingkan buah-buahan impor. Kita bisa mengolahnya atau

memakan begitu saja. Tergantung selera. Sebagai buah segar yang

13

Page 14: Uji Formalin menggunakan buah naga

menghilangkan dahaga, kandungan airnya cukup besar, mencapai

90% dari berat buah. Rasanya manis dan bisa juga disajikan dalam

bentuk jus, selai, manisan dan sari buah. Kandungan vitamin pada

buah naga juga besar dan beragam. Secara umum, buah naga

mengandung vitamin B1 yang amat baik untuk mencegah demam

badan. Selain itu, vitamin B2 juga terkandung dalam buah ini dan

bermanfaat untuk menambah napsu makan. Sedangkan vitamin B3

membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. (2010)

c. Pembudidayaan buah naga

Tanaman buah naga paling baik ditanam di dataran rendah,

pada ketinggian 20-500 meter diatas permukaan laut. Kondisi tanah

yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik dan banyak

mengandung unsur hara, pH tanah 5-7 sangat cocok untuk

pertumbuhan tanaman 10 buah naga. Tanaman ini peka terhadap

kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air. Untuk

memperceoat proses pembungaan dibutuhkan penyinaran cahaya

matahari. Tanaman mulai berbunga dan berbuah umur 1,5-2 tahun.

Pemanenan dapat dilakukan pada buah yang memiliki ciri-ciri warna

kulit merah mengkilapm, jumbai atau sulur berubah warna dari hijau

menjadi kemeraha. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan

gunting. Buah dapat dipanen saat mencapai umur 50 hari terhitung

sejak bunga mekar. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada

bulan September hingga Maret dengan umur produktif berkisar antara

15-20 tahun. Namun buah naga yang dipanen ketika akan dipasarkan

harus memiliki kelas mutu yang baik agar dapat bersaing dengan buah

naga impor. Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam

pemutuan buah naga ini adalah penentuan cacat kulit pada buah naga.

(Tim Karya Tani Mandiri 2009: 24)

d. Jenis-jenis buah naga

Tanaman Buah Naga jenis tanaman buah naga ada lima macam, yaitu:

1). Buah naga daging putih (hylocereus undatus).

14

Page 15: Uji Formalin menggunakan buah naga

Gambar 1. Buah naga isi putih

Kulit merah buah ini amat kontras dengan daging putih di

dalamnya. Di dalam daging itu bertebaran biji hitam. Jenis ini

mudah dijumpai di pasar lokal maupun mancanegara. Bobot rata-

rata per buah 400-500 gram, ada juga yang hingga 650gr, Buah

jenis ini bercita rasa manis bercampur masam segar, mempunyai

sisik atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya

tergolong rendah dibandingkan dengan buah naga jenis lain. Kadar

kemanisan 10-13 brik. Tanaman ini sangat cocok 12 ditanam di

lahan kering, dan dalam sekali tanam usianya bisa bertahan hingga

20 tahun. (Tim Karya Tani Mandiri 2009 : 27 )

2). Buah naga daging merah (hylocereus polyrhizus)

15

Page 16: Uji Formalin menggunakan buah naga

Gambar 2. Buah naga isi merah

Sosok tanaman jenis ini lebih kekar. Di bagian batang dan

cabang, jarak antar duri tampak lebih rapat. Bobot buahnya rata-

rata 400-500 gram. Dagingnya berwarna merah keunguan. Kadar

kemanisan 13-15 brik. (2010)

3). Buah naga daging super merah (hylocereus costaricensis).

Gambar 3. Buah naga daging super merah.

Batangnya lebih besar dan berwarna loreng ketika tua. Kulit buah

merah dan berjumbai. Ukuran buahnya rata-rata 400-500 gram.

Tingkat kemanisan 13-15 brik. (2010) (http://id.wikipedia

.org/wiki/buah-naga-super-merah, tanggal akses 17 juli 2011, jam

19.30 WIB).

4). Buah naga kulit kuning daging putih (selenicerius megalan-

thus).

16

Page 17: Uji Formalin menggunakan buah naga

Gambar 4. Buah naga daging putih kulit kuning

Penampilannya khas dengan kulit kuning dan tanpa sisik atau

jumbai. Tekstur kulit cenderung halus, seperti apel, sehingga

dijuluki kaktus apel. Kadar kemanisan 15-18 brik, Ukuran buah

80-100 gram.

5). Buah naga daging hitam

Gambar 5. Buah naga daging hitam.

Batangnya lebih besar dan berwarna loreng ketika tua. Kulit buah

merah dan berjumbai. Ukuran buahnya rata-rata 400-500 gram.

Tingkat 14 kemanisan 13-15 brik. Buah naga yang sering disebut

juga kaktus manis atau kaktus madu, adalah buah yang baru

dikenal di Indonesia. Buah naga mulai dikembangkan di Tanah

Air serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan. Buah

17

Page 18: Uji Formalin menggunakan buah naga

naga termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dengan

karakteristik memiliki duri pada setiap ruas batangnya. Sebagian

besar sumber menyatakan bahwa buah ini berasal dari Meksiko,

Amerika Selatan (santika wahyuni, 2010). Potensi buah naga di

pasar domestik cukup baik karena penggemarnya berangsur-

angsur meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin

membanjirnya buah naga di supermarket atau pasar swalayan di

beberapa kota di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan pasar

tersebut sekarang telah berkembang sentra produksi buah naga di

beberapa daerah. Tanaman buah naga paling baik ditanam di

dataran rendah, pada ketinggian 20 - 500 m diatas permukaan

laut. Tanaman mulai berbunga dan berbuah pada umur 1,5 - 2

tahun. Pemanenan dapat dilakukan pada buah yang memiliki ciri -

ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sulur berubah

warna dari hijau menjadi kernerahan. Pemanenan dilakukan

dengan menggunakan gunting. Buah dapat dipanen saat mencapai

umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar. Musim panen terbesar

buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret dengan

umur produktif berkisar antara 15 – 20 tahun. Namun buah naga

yang dipanen ketika akan dipasarkan harus memiliki kelas mutu

yang baik agar dapat bersaing dengan buah naga impor. Salah

satu aspek yang harus diperhatikan dalam pemutuan buah 15 naga

ini adalah penentuan cacat kulit pada buah naga ( Tim karya tani

mandiri, 2009 ).

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Naga tiap 100 gram

No Kandungan buah Jumlah

1 Air 90,20% -

2 Karbohidrat 11,5 g -

18

Page 19: Uji Formalin menggunakan buah naga

3 Asam 0,139 g -

4 Protein 0,53 g -

5 Serat 0,71 g -

6 Kalsium 134,5 mg 8 %

7 Fosfor 8,7 mg 2 %

8 Magnesium 60,4 mg 4 %

9 Vitamin C 9,4 mg 2 %

Sumber : USDA Nutrient data base, ( 2009)

4. FORMALIN

a. Pengertian formalin

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat

menusuk. Didalam formalin terkandung sekitar 37% persen

formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15%

sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama

(desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri.

b. Nama lain formalin

1) Formol - Methylene aldehyde – Paraforin

2) Morbicid - Oxomethane - Polyoxymethylene glycols

3) Methanal - Formoform - Superlysoform

4) Formic aldehyde - Formalith - Tetraoxymethylene

5) Methyl oxide - Karsan - Trioxane

6) Oxymethylene – Methyl

c. Penggunaan formalin

1) Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih :

lantai, kapal, gudang dan pakaian.

2) Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.

19

Page 20: Uji Formalin menggunakan buah naga

3) Bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan

bahan peledak.

4) Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan

gelatin

dan kertas.

5) Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

6) Bahan pembuatan produk parfum.

7) Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.

8) Pencegah korosi untuk sumur minyak.

9) Bahan untuk insulasi busa.

10) Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).

11) Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan

sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti

pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut,

perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.

d. Bahaya formalin

Bahaya jangka pendek (akut)1) Bila dihirup:

a) Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan tenggorokan,

gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan

tenggorokan dan batuk-batuk.

b) Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti

radang paru, pembengkakan paru.

c) Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang

tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung

berdebar, sakit kepala dan muntah.

d) Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan

kematian.

2) Bila terkena kulit

20

Page 21: Uji Formalin menggunakan buah naga

a) Apabila terkena kulit maka akan mengakibatkan perubahan

warna yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan

ada rasa terbakar

3) Bila terkena mata

a) Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata

sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal-gatal,

penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata.

b) Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka fromalin

dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan

terjadi kerusakan pada lensa mata.

4) Bila tertelan

a) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa

terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare,

kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit

kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar

hingga koma.

b) Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak,

limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

Bahaya jangka panjang (kronis)

1) Bila terhirup

1. Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan mneimbulkan

sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang

selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan

sensitasi pada paru.

2. Efek neurosikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,

keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya

ingat berkurang.

3. Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan

21

Page 22: Uji Formalin menggunakan buah naga

4. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan,

paru dan otak.

2) Bila terkena kulit

a) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal

serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit

dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang

menimbulkan gelembung.

3) Bila terkena mata

a) Jika terkena mata, bahaya paling menonjol adalah radang

selaput mata.

4) Bila tertelan

a) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran

pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, serta rasa

terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa

gatal di dada.

e. Tindakan Pencegahan

1) Terhirup

a) Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung

pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat

mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung

atau mulut.

b) Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust

fan) yang tahan ledakan.

2) Terkena mata

a) Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan

terhadap percikan.

b) Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang

berguna apabila terjadi keadaan darurat.

22

Page 23: Uji Formalin menggunakan buah naga

3) Terkena kulit

a) Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.

b) Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.

4) Bila tertelan

a) Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa kerumah

sakit.

f. Cara penyimpanan formalin

1) Jangan disimpan dilingkungan bertemperatur dibawah 15oC.

2) Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan kara,

aluminium murni, polietilen atau poliester yang dilapisi

fiberglass.

3) Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa,

tembaga, nikel atau campuran seng dengan permukaan yang tidak

dilindungi/dilapisi.

4) Jangan menggunakan bahan aluminium jika temperatur

lingkungan berada diatas 60oC.

g. Struktur formalin

Sturktur kimia formaldehida : CH2O

23

Page 24: Uji Formalin menggunakan buah naga

Nama sistematis : Metanal

Nama lain : Formol, metilaldehida, oksida metilena

Identifikasi :

Nomor CAS : [50-00-0]

Nomor RTECS : LP8925000

SMILES : C=O

Sifat :

Rumus molekul : CH2O

Massa molar : 30,03 g/ mol-1

Penampilan : Gas tak berwarna

Densitas : 1 kg/ m-3, gas

Titik leleh : -1170C (156 K)

Titik didih : -19,30C (253,9 K)

Kelarutan dalam air : >100 g/100 ml (200C)

Struktur :

Bentuk molekul : Trigonal flanat

Momen dipol : 2,33168 (1) D

Bahaya :

24

Page 25: Uji Formalin menggunakan buah naga

Bahaya utama : Beracun, mudah terbakar

NFPA 7004 : 322

Frase-R : R23/24/25, R34, R40, R43

Frase-S : (S1/2), S26, S36/37, S39, S45, S51

Titik nyala : -530C

Senyawa terkait :

Aldehida terkait : Asetaldehida, Benzaldehida

Senyawa terkait : Keton, Asam karboksilat

Kecuali dinyatakan sebaliknya data diatas berlaku pada keadaan

standart (250C, 100kPa)

5. TAHU

a. Pengertian Tahu

Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian (Tauhu) yang

secara harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Tahu pertama kali

muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Haan sekitar 2200 tahun

25

Page 26: Uji Formalin menggunakan buah naga

lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan,

cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Haan.

Di Jepang dikenal dengan nama Tofu. Dibawa para perantau Cina,

makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga

akhirnya keseluruh dunia.

Sebagaimana tempe, tahu dikenal sebagai makanan rakyat.

Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya dikenal

dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu

Kediri. Aneka makanan dari tahu antara lain tahu bacem, tahu bakso,

tahu isi (tahu bunting), tahu campur, perkedel tahu, kerupuk tahu, dan

lain-lain.

b. Kandungan tahu

Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan

andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein

nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling

lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -

90%). Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah

dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur, daging dan ikan.

Namun, dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung lebih

memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan makanan pengganti

protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi, seperti

protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-

kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium

dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka

tulang). Dan paling penting, dengan kandungan sekitar 80% asam

lemak tak jenuh tahu tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga

sangat aman bagi kesehatan jantung. Bahkan karena kandungan hidrat

arang dan kalorinya yang rendah, tahu merupakan salah satu menu

diet rendah kalori.

26

Page 27: Uji Formalin menggunakan buah naga

Dibalik kelezatannya, tahu menyimpan khasiat medis tersendiri.

Sebuah studi oleh tim medis dari Kanada membuktikan bahwa tahu

dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Studi yang

dipublikasikan di American Journal of Clinifical Nutrition dilakukan

pada 55 orang lelaki dan perempuan usia setengah baya yang

mengidap kolesterol tinggi.

Setelah mengikuti diet sehat, partisan tersebut diikutkan pada

pola makan beragam, mulai dari kacang almond, tahu, sayuran

mentah, dan jenis makanan kedelai lain. Setelah setahun, kolesterol

mereka diukur. Hasilnya, mereka yang mengkonsumsi tahu

mengalami penurunan kolesterol lebih besar dibanding kelompok

pengonsumsi makanan lain. Penurunan ini dapat mencapai 10% -

20%.

Selain menurunkan kolesterol, tahu juga terbukti mencegah

kanker payudara. Mereka yang mengkonsumsi tahu 25% lebih banyak

mengalami peningkatan pembentukan estrogen dibanding yang tidak.

Tekanan darah mereka juga lebih rendah ketimbang kelompok yang

tidak mengkonsumsi tahu.

Rahasia khasiat tahu ternyata ada pada kandungan isoflavon

yang mengandung hormon estrogen. Selain mencegah kanker

payudara, isoflavon juga memperlambat proses penuaan pada

perempuan. Isoflavon bukan hanya terkandung dalam tahu melainkan

juga pada semua makanan berbahan dasar kedelai seperti tempe, susu

kedelai, kecap dan sejenisnya. (Dari berbagai sumber)

c. Manfaat Tahu

1. Manfaat tahu mencegah penyakit jantung

Sejumlah studi dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan

bahwa asupan rutin protein kedelai yang terkandung dalam tahu

dapat membantu menurunkan LDL (kolesterol buruk) tanpa

27

Page 28: Uji Formalin menggunakan buah naga

menurunkan HDL (kolesterol baik yang menyebabkan penurunan

resiko penyakit jantung).

2. Manfaat tahu meningkatkan produksi energi

Tahu merupakan sumber makanan yang kaya zat besi, yang

menyediakan 30% dari nilai harian yang direkomendasikan untuk

zat besi dalam 100 gram. Zat besi dalam tahu terutama digunakan

sebagai bagian dari hemoglobin yang membantu dalam ransportasi

dan pelepasan oksigen ke seluruh tubuh mempromosikan produksi

energi.

Tahu juga menyediakan 10% dari nilai harian yang

direkomendasikan untuk tembaga, mineral penting yang

dimanfaatkan dalam sel darah merah. Tembaga juga membantu

dalam mengurangi gejala rheumatoid arthritis. Makanan yang

berasal dari kedelai, seperti tahu mengandung isoflavon

(fitoestrogen atau estrogen tanaman) yang bekerja pada tubuh

seperti bentuk estrogen.

3. Manfaat tahu untuk wanita khususnya wanita menopause

Selama menopause, estrogen wanita berfluktuasi, baik naik atau

turun dibawah tingkat normal. Fitoestrogen dari kedelai dapat

membantu menjaga keseimbangan hormon tersebut. Hal ini dapat

membantu mengurangi frekuensi dan beratnya gejala hotflashes

(rasa panas pada perut) pada wanita menopause.

4. Manfaat tahu mencegah osteoporosis

Tahu juga menjadi sumber yang kaya kalsium tergantung pada

koagulan yang digunakan dalam pembuatan (seperti kalsium sulfat

yang digunakan oleh prdusen tahu).

Hal ini membantu melindungi terhadap penyakit seperti kehilangan

tulang, kelemahan tulang, erhareumatoid arthritis dan osteoporosis.

Penelitian juga menunjukkan bahwa isoflavon dalam makanan

kedelai dapat memperkuat densitas (kepadatan tulang) ini bisa

28

Page 29: Uji Formalin menggunakan buah naga

membuat tahu berguna dalam menagkal penyakit tulang pada

wanita postmenopause.

5. Manfaat tahu membantu menurunkan berat badan

Tinggi protein membuat perut tidak cepat merasa lapar. Juga, sifat

rendah kalori (sekitar 80 kalori dalam 100 gram) tidak menambah

kalori ekstra untuk menu diet.

6. Manfaat tahu membantu pasien diabetes pada masalah ginjal

Diabetes dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, salah satunya

gagal ginjal. Diabetes adalah penyebab utama kegagalan ginjal

dengan tanda awal adanya sejumlah protein dalam urin. Sebuah

penelitian dilakukan pada pria dengan diabetes tipe 2, yang

semuanya didiagnosis dengan penyakit ginjal yang terkait dengan

diabetes, menemukan bahwa protein kedelai dan manfaat tahu

dapat menurunkan 10% protein yang ditemukan dalam air seni.

Tabel 2.2 Perbandingan gizi yang ada pada tahu dan ampas tahu.

No Unsur Gizi

Kadar/100

gram kedelai

basah

Bahan Tahu Ampas Tahu

1 Energi (kal) 382 79 3932 An (g) 20 84,8 4,93 Protein (g) 30,2 7,8 17,44 Lemak (g) 15,6 4,6 5,95 Karbohidrat (g) 30,1 1,6 67,56 Mineral (g) 4,1 1,2 4,37 Kalium (mg) 196 124 198 Fosfor (mg) 506 63 299 Zat Besi (mg) 6,9 0,8 410 Vitamin A (mcg) 29 0 011 Vitamin B (mg) 0,93 0,06 0,2

29

Page 30: Uji Formalin menggunakan buah naga

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa kulit buah naga dapat

digunakan sebagai alat uji kandungan formalin pada tahu yang dijual di Pasar

Inpres Baqa Samarinda Seberang.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi : Penjual tahu di Pasar Inpres Baqa Samarinda Seberang

Sampel : 4 kios penjual tahu di Pasar Inpres Baqa Samarinda Seberang

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia politeknik pertanian negeri

samarinda jl. Samratulangi Samarinda Seberang. Pada tanggal 14 maret

2015

C. Rancangan penelitian

a. Alat

a) Blender

b) Saringan

c) Pisau

d) Gelas kimia

e) Sendok

f) Tissue

g) Kaca Arloji

b. Bahan

a) Kulit buah naga

b) Tahu

c) Air

c. Prosedur kerja

30

Page 31: Uji Formalin menggunakan buah naga

1. Dicuci dan dibersihkan buah naga terlebih dahulu.

2. Dikupas atau dipisahkan antara daging buah naga dengan kulitnya.

3. Dipotong-potong menggunakan pisau kemudian diambil secukupnya

lalu blender sekitar 7 menit hingga halus.

4. Disaring dengan menggunakan alat penyaring untuk memisahkan

antara ampas dari kulit naga dan ekstraksinya.

5. Direndam tahu dalam ekstraksi kulit buah naga selama 10 menit

6. Diangkat menggunakkan sendok dan diletakkan diatas kaca arloji

yang telah dilapisi kertas tissue.

7. Didiamkan diruangan tertutup selama beberapa menit

8. Diamati proses yang terjadi pada kertas tissue yang telah diletakkan

tahu selama beberapa menit tadi. Jika warna ekstraksi kulit buah

naga pada kertas tissue memudar, maka tidak ada kandungan

formalin pada tahu. Sebaliknya, jika warna ekstraksi kulit buah naga

pada kertas tissue tidak memudar, maka terdapat kandungan

formalin pada tahu.

31

Page 32: Uji Formalin menggunakan buah naga

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk

membuktikan bahwa ternyata limbah kulit buah naga dapat digunakan

sebagai alat uji kandungan formalin pada tahu.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian diatas kami memperoleh tahu yang memiliki

tekstur yang berbeda, ada yang bertekstur keras atau padat dan ada yang

bertekstur kenyal yang diambil dari beberapa kios yang terdapat di Pasar

Inpres Baqa Samarinda Seberang.

Dari perbedaan di atas disebabkan karena beberapa tahu tersebut

terbukti mengandung formalin. Untuk membuktikan bahwa tahu tersebut

benar mengandung formalin maka kami melakukan penelitian terhadap

tahu tersebut dengan menggunakan ekstraksi kulit buah naga.

Dari segi proses penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan.

Tahapan pertama dimulai dengan membuat ekstraksi kulit buah naga.

Ekstraksi tersebut bertujuan untuk mendapatkan warna merah dari kulit

buah naga dan digunakan untuk meniliti kandungan formalin pada tahu

yang diambil dari beberapa sample yang berbeda.

Selain itu, tahapan yang dilakukan selanjutnya yaitu memasukkan

tahu kedalam gelas kimia kemudian tahu tersebut di rendam dengan

ekstraksi kulit buah naga yang telah dibuat. Perendaman tersebut

dilakukan selama 10 menit dan bertujuan agar tahu dan ekstraksi kulit

32

Page 33: Uji Formalin menggunakan buah naga

buah naga menyatu. Kemudian setelah tahapan tersebut selesai, tahu

yang direndam lalu diangkat menggunakan sendok dan diletakkan diatas

kaca arloji yang telah dilapisi kertas tissue. Hal tersebut bertujuan untuk

memisahkan ekstrak kulit buah naga dan tahu.

Selanjutnya tahapan yang terakhir yaitu mengamati kertas tissue

dari masing-masing sample. Pengamatan dilakukan dengan meniliti

warna yang terjadi pada setiap kertas tissue. Kertas tissue yang warnanya

cepat pudar menyatakan tahu tersebut tidak mengandung formalin dan

kertas tissue yang warnanya tidak pudar tetapi warnanya tetap dan tidak

terjadi perubahan menyatakan tahu tersbut mengandung formalin.

Tabel 2.3 Hasil penelitian terhadap sample tahu di Pasar Inpres Baqa

Samarinda Seberang

No Sample SumberPembuatan

Tahu

Perlakuan

ekstraksi

Perubahan

Warna

1 Tahu kios A Jalan

Kesejahteraan

Tetap

berwarna

merah pekat

2 Tahu kios B Selili Tetap

berwarna

merah pekat

3 Tahu kios C Kilo 5 Tetap

berwarna

merah pekat

4 Tahu kios D Produksi sendiri Berubah warna

menjadi pudar

Dari data tersebut di atas membuktikkan bahwa ekstraksi buah

naga dapat digunakan sebagai alat uji kandungan formalin pada makanan

contohnya tahu. Hal ini diketahui dari penelitian yang dilakukan oleh

33

Page 34: Uji Formalin menggunakan buah naga

penulis terhadap penggunaan formalin pada tahu yang dijual di pasar

inpres baqa Samarinda Seberang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa 75% tahu yang dijual di pasar inpres baqa Samarinda Seberang

menggunakan formalin.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kulit buah

naga yang terbuang begitu saja jika digunakan semaksimal mungkin

dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk menguji kandungan

formalin pada bahan makanan. Dan hasil penelitian penulis menunjukkan

bahwa 75% tahu yang dijual di pasar inpres baqa Samarinda Seberang

menggunakan formalin.

B. Saran

Kami berharap ide memanfatkan limbah kulit buah naga ini dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menguji kandungan

formalin pada bahan makanan. Dan masyarakat terutama ibu-ibu rumah

tangga bisa lebih selektif dalam memilih bahan makanan yang bersih dan

bebas dari formalin.

34

Page 35: Uji Formalin menggunakan buah naga

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010) (http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/ekstraksi-pengertian-

prinsip-kerja.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam 11.00 WITA)

Anonim. (2010) (http://www.referensimakalah.com/2013/04/pengertian-

pemanfaatan-dalam-kepemilikan.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam

11.15 WITA)

Anonim. (2011) (https://ekstrakjuskulitmanggis.wordpress.com/tag/pengertian-

tahu.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam 11.25 WITA)

Anonim. (2010) (http://waterstonet.blogspot.com/2011/05/struktur-kimia-

formalin-dan-bahaya.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam 11.40 WITA)

Wahyuni, Rekna (2010). Pemanfaatan dan Pengolahan Kulit Buah Naga Super

Merah. Malang : Universitas Brawijaya.

Tim Karya Tani Mandiri (2009). Pedoman Bertanam Buah Naga. Jakarta:

Penerbit Nuansa Aulia.

Sudjadi, Drs. (1986). Metode Pemisahan. Yogyakarta: UGM Press.

35

Page 36: Uji Formalin menggunakan buah naga

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Suasana Pasar Inpres Baqa Samarinda Seberang

36

Page 37: Uji Formalin menggunakan buah naga

Keadaan Pasar Inpres Baqa Samarinda Seberang

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

37

Page 38: Uji Formalin menggunakan buah naga

Sample tahu

Buah Naga

38

Page 39: Uji Formalin menggunakan buah naga

Saringan

Pisau

39

Page 40: Uji Formalin menggunakan buah naga

Blender

40

Page 41: Uji Formalin menggunakan buah naga

PROSES PENELITIAN

Kulit buah naga yang telah dibersihkan

Proses pemblenderan kulit buah naga

41

Page 42: Uji Formalin menggunakan buah naga

Proses penyaringan ekstrak kulit buah naga

Proses perendaman tahu

42

Page 43: Uji Formalin menggunakan buah naga

FORMULIR PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH KIMIA

Asal universitas : politeknik pertanian negeri samarinda

Dosen Pembimbing :

Nama peserta : 1. Arbainsyah

2. Bistari mustapa

3. Elti

4. Hamzah

Judul Karya Ilmiah : Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus

Polyrhizus) Sebagai Alat Uji Kandungan Formalin Pada

Tahu Yang di Jual di Pasar Inpres Baqa Samarinda

Seberang

43