uji rata-rata
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan statistika kita berusaha untuk menyimpulkan populasi. Untuk ini kelakuan
populasi di pelajari berdasarkan data yang diambil baik secara sampling ataupun sensus.
Dalam kenyataanya, meningat berbagai faktor, untuk keperluan tersebut diambil sebuah
sampel yang representatif lalu berdasarkan pada hasil analisis terhadap data sampel,
kesimpulan mengenai populasi dibuat. Selain dengan cara menaksir parameter, cara
penagmbilan kesimpulan yang kedua akan dipelajari melalui pengujian hipotesis.
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau
dugaan itu dikhususkan mengenai populasi. Umumnya mengenai nilai-nilai parameter
populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik. Kecuali dinyatakan lain, disini dengan
hipotesis yang dimaksudkan hipotesis statistik. Demikianlah mislanya, yang berikut dapat
dianggap sebagai hipotesis :
a. Peluang lahirnya bayi berjenis laki-laki = 0,5
b. 30% masyarakat termasuk golongan A
c. Rata-rata pendapatan keluarga di suatu daerah Rp.35000,00 tiap bulan
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian
sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah
menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Didalam bab ini, cara
pengujian hipotesis akan dipelajari dan dari hasilnya kesimpulan tentang populasi akan
dibuat.
Dengan mempelajari pengujian uji hipotesis ini mahasiswa diharapkan bisa
melakukan atau mengambil keputusan yang tepat. Karena pada dasarnya uji hipotesis
merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan ini didasari dengan hasil uji terlebih
dahulu mengunakan data hasil observasi. Ada pun manfaat dari uji hipotesis yaitu untuk
membantu pengambil keputusan dalam mengambil keputusan sehingga menghasilkan
ketelitian dan ketepatan dalam keputusanya.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. 2 MACAM KEKELIRUAN
Untuk pengujian hipotesis, penelitian dilakukan, sampel acak diambil, nilai-nilai
statistik yang perlu dihitung kemudian dibandingkan menggunakan kriteria tertentu dnegan
hipotesis. Jika hasil yang didapat dari penelitian itu, dalam pengertian peluang, jauh berbeda
dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika terjadi
sebaliknya, hipotesis diterima. Perlu dijelaskan bahwa meskipun berdasarkan penelitian kita
telah menerima atau menolak hipotesis, tidak berarti bahawa kita telah membuktikan atau
tidak membuktikan kebenaran hipotesis. Yang kita perlihatkan hanyalah menerima atau
menolak hipotesis saja.
Dalam pengujian hipotesis, ada 2 macam kekeliruan yang dapat terjadi, dikenal
dengan nama-nama :
a. Kekeliruan tipe I : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
b. Kekeliruan tipe II : ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Untuk mengingat hubungan antara hipotesis, kesimpulan dan tipe kekeliruan yang dapat
terjadi , dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Kesimpulan Keadaan sebenarnya
Hipotesis benar Hipotesis salah
Terima hipotesis BENAR KELIRU (kekeliruan tipe II)
Tolak hipotesis KELIRU (kekeliruantipe I) BENAR
α merupakan peluang kesalahan tipe I dan β untuk kesalahan tipe II. Dalam
merencanakan suatu penelitian untuk pengujian hipotesis kedua tipe kesalahan tersebut dibuat
sekecil mungkin. α disebut pula taraf signifikan atau taraf arti atau taraf nyata. Besar kecilnya
α dan β yang dapat diterima dalam pengambilan kesimpulan bergantung pada akibat-akibat
atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliruan itu. Kedua kekeliruan-kekeliruan tersebut juga
berkaitan. Jika α diperkecil, maka β menjadi besar dan demikian sebaliknya. Hasil pengujian
hipotesis yang baik ialah pengujian yang dilakukan dengan nilai α yang sama besar dan nilai
β yang paling kecil.
Untuk keperluan praktis, kecuali dinyatakan lain, α akan diambil lebih dahulu dengan
harga yang biasa diguanakan, yaitu α = 0,01 atau α = 0,05. Dengan α = 0,05 misalnya, atau
sering pula disebut taraf nyata 5%, berarti kira-kira 5 dari setiap kesimpulan bahwa kita akan
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 2
menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Dengan kata lain kira-kira 95% yakin bahwa
kita telah membuat kesimpulan yang benar. Dalam hal demikian, dikatakan bahwa hipotesis
telah ditolak pada taraf nyata 0,05 yang berarti kita mungkin slah dengan peluang 0,05.
Untuk setiap pengujian dengan α yang ditentukan ,besar β dapat dihitung. Harga ( 1 –
β ) dinamakan kuasa uji. Nilai atau harga β bergantung pada parameter, katakanlah ,
sehingga didapat β () sebuah fungsi yang begantung pada . Bentuk β () dinamakan fungsi
ciri operasi ( C.O )dan 1 - β () disebut fungsi kuasa.
B. LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESISPengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis
atau menolak hipotesis. Jadi dengan terdapat dua pilihan. Agar supaya dalam penentuan salah
satu diantara dua pilihan itu lebih terperinci dan lebih mudah dilakuakn, maqka akan
digunakan perumusan-perumusan seperlunya. Hipotesis, yang disini akan dinyatakan dengan
H, supaya dirumuskan dengan singkat dan jelas sesuai dengan persoalan yang dihadapi.
Supaya nampak adanya dua pilihan , hipotesis H ini perlu didampingi oleh pernyataan lain
yang isinya berlawanan. Pernyataan ini yang merupakan hipotesis tandingan untuk H, akan
tepatnya disebut alternatif, dinyatakan dengan A. Pasangan H dan A ini, tepatnya H melawan
A, lebih jauh juga menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan
daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hpotesis sering pula dikenal dengan nama
daerah kritis.
Kalau yang sedang diuji itu parameter θ (dalam penggunaan nya nanti θ bisa rata-rata
μ, proporsi π, simpangan baku σ, dan lain-lain, maka didapat hal-hal :
a. Hipotesis mengandung pengertian sama. Dalam hal ini pasanga H dan A adalah :
1. H : µ = μ0 3. H : µ = μ0
A : µ = μ1 A: µ > μ0
2. H : µ = μ0 4. H : µ = μ0
A : µ≠ μ0 A : µ¿ μ0
Dengan μ0 dan μ1 dua harga yang berlainan yang diketahui. Pasangan 1
dinamakan pengujian sederhana lawan sederhana sedangkan yang lainnya
merupakan pengujian sederhana lawan komposit.
b. Hipotesis mengandung pengertian maksimum. :
Untuk ini H dan A berbentuk :
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 3
H : µ ≥ μ0
A : µ ¿ μ0
Yang hiasa dinamakan pengujian komposit lawan komposit.
c. Hipotesis mengandung pengertian minimum.
Perumusan H dan A berbentuk :
H : µ ≥ μ0
A : µ¿ μ0
Ini juga pengujian komposit lawan komposit.
Pengujian terhadap hipotesis yang perumusannya mengandung pengertian sama atau tidak
memiliki perbedaan, disebut hipotesis nol dengan lambang H 0 melawan hipotesis
tandingannya dengan lambang H 1 yang mengandung pengertian tidak sama, lebih besar atau
lebih kecil.H 1 ini harus dipilih atau ditentukan peneliti sesuai dengan persoalan yang
dihadapi.
Pasangan H 0 dan H 1 yang telah dirumuskan, untuk kita disini akan dituliskan dalam bnetuk :
H 0 : µ = μ0
H 1: µ ≠ μ0
H 0 : µ = μ0
H 1: µ > μ0
H 0 : µ = μ0
H 1: µ < μ0
Langkah berikutnya, kita pilih bentuk statistik mana yang harus digunakan, apakah z, t, F
atau lainnya. Harga statistik yang dipilih, besarnya dihitung dari data sampel yang analisis.
Kemudian, berdasarkan pilihan taraf nyata α atau disebut juga ukuran daerah kritis, kriteria
pengujian kita tentukan. Peran hipotesis tandingan H 1 dalam penentuan daerah kritis adalah
sebagai berikut :
1. Jika tandingan H 1 mempunyai perumusan tidak sama, maka dalam distribusi statistik
yang digunakan, normal untuk angka z, student untuk t, dan seterusnya, didapat dua
daerah kritis masing-masingpada ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis atau
daerah penilakan pada tiap ujung adalah 1/2α. Karena adanya dua daerah penolakan
ini, maka pengujian hipotesis dinamakan uji dua pihak.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 4
Gambar diatas memperlihatkan sketsa distribusi yang digunakan disertai daerah-
daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Kedua daerah ini dibatasi oleh d1 dan d2
yang harganya didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan menggunakan
peluang yang ditentukan oleh α. Kriteria yang didapat adalah : terima hipotesis H 0
jika harga statistik dihitung berdasarkan data penelitian jatuh antara d1 dan d2 dalam
hal lainnya H 0 ditolak.
2. Untuk tandingan H 1 yang mempunyai rumusan lebih besar, maka dalam distribusi
yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letakknya di ujung sebelah kanan.
Luas daerah kritis atau daerah penolakan ini = α.
3. Akhirnya, jika tandingan tandingan H 1 mengandung pernyataan lebih kecil, maka
daerah kritis ada di ujung kiri dari distribusi yang digunakan. Luas daerah ini = α
yang menjadi batas daerah penerimaan H 0 oleh bilangan d yang didapat dari daftar
distribusi yang bersangkutan. Peluang untuk mendapatkan d ditentukan oleh taraf
nyata α.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 5
Kriteria yang digunakan adalah : terima H 0 jika statistik yang dihitung berdasarkan
penelitian lebih besar dari d sedangkan dalam hal lainnya H 0 kita tolak. Dengan
demikian, dalam hal ini kita mempunyai uji satu pihak, ialah pihak kiri.
Atas dasar hasil pengujian yang dilakukan, akhirnya kesimpulan dapat dirumuskan.
C. PENGUJIAN HIPOTESIS SATU RATA-RATA
1. Sampel besar (n > 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel besar (n > 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya ialah
sebagai berikut.
1) Formulasi Hipotesisnya
a) Ho : µ = µ0
H1 : µ > µ0
Uji satu pihak (pihak kanan)
b) Ho : µ = µ0
H1 : µ < µ0
Uji satu pihak (pihak kiri)
c) Ho : µ = µ0
H1 : µ ≠ µ0
Uji dua pihak
2) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Z α)
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian nilai Z α atau Z α/2 ditentukan dari
tabel.
3) Kriteria Pengujian
a) Untuk Ho : µ = µ0 dan H1 : µ > µ0 yakni:
Ho diterima jika Zo ≤ Z α
Ho ditolak jika Zo > Z α
Daerah Penerimaan Ho α
Daerah kritis
Daerah penolakan Ho
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 6
b) Untuk Ho : µ = µ0 dan H1 : µ < µ0 yakni:
Ho diterima jika Zo ≥ - Z α
Ho ditolak jika Zo < Z α
daerah penerimaan Ho
daerah kritis
penolakan Ho
α
c) Untuk Ho : µ = µ0 dan H1 : µ ≠ µ0 yakni:
Ho diterima jika -Z α/2 ≤ Zo ≤ Z α/2
Ho ditolak jika Zo > Z α/2 atau Zo < -Z α/2
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho daerah penolakan Ho
α/2 α/2
4) Uji Statistik
a) Simpangan baku populasi (σ) diketahui:
Zo = X−μo
σ X⃗ =
X⃗−μoσ
√n
b) Simpangan baku populasi (σ) tidak diketahui:
Zo = X−μo
S X =
X−μoS
√n
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 7
Keterangan:
S = simpangan baku sampel
µo = nilai µ sesuai dengan Ho
5) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria
pengujiannya).
Contoh soal 1:
Pimpinan bagian pengendalian mutu barang pabrik susu merk SAYA SEHAT ingin
mengetahui apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk yang diproduksi dan
dipasarkan masih tetap 400gram atau sudah lebih kecil dari itu. Dari data sebelumnya
diketahui bahwa simpangan baku bersih per kaleng sama dengan 125gram. Dari sampel 50
kaleng yang diteliti, diperoleh rata-rata bersih 375 gram. Dapatkah diterima bahwa berat
bersih rata-rata yang dipasarkan tetap 400 gram? Ujilah dengan taraf nyata 5%!
Penyelesaian:
Diketahui: n = 50;
X = 375gram;
σ = 125;
µo = 400;
a) Formulasi hipotesisnya:
Ho : µ = 400
H1 : µ < 400
b) Taraf Nyata dan nilai Z tabelnya:
α = 5% = 0,05
Z0,05 = -1,64 (pengujian sisi kiri)
c) Kriteria Pengujian:
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 8
Daerah penerimaan Ho
daerah penolakan Ho
d) Uji statistik:
Z = X⃗−μo
σ
√n
= 375−400
125
√100
= - 0,22
e) Kesimpulan:
Karena Z0 = -0,22 ≥ -Z0,05 = -1,64 maka Ho diterima. Jadi, berat bersih rata-rata susu
bubuk merk SAYA SEHAT per kaleng yang dipasarkan sama dengan 400 gram.
2. Sampel Kecil (n < 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n < 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya ialah
sebagai berikut:
1) Formulasi hipotesisnya
a) Ho : µ = µ0
H1 : µ > µ0
Uji satu pihak (pihak kanan)
b) Ho : µ = µ0
H1 : µ < µ0
Uji satu pihak (pihak kiri)
c) Ho : µ = µ0
H1 : µ ≠ µ0
Uji dua pihak
2) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t-tabel
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 9
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu:
db = n – 1, lalu menetukan nilat t α;n-1 atau t α/2; n-1 dari tabel.
3) Kriteria Pengujian
a) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ > µ0:
Ho diterima jika to ≤ tα
Ho ditolak jika to > tα
daerah penerimaan Ho
daerah penolakan
α
b) Untuk Ho : µ0 dan H1 : µ < µ0:
Ho diterima jika to ≥ -tα
Ho ditolak jika t0 < -tα
daerah penerimaan Ho
daerah penolakan α
c) Untuk Ho : µ = µ0 dan H1 : µ ≠ µ0
Ho diterima jika –tα/2 ≤ t0 ≤ tα/2
Ho ditolak jika t0 > tα/2 atau t0 < -tα/2
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 10
daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan daerah penolakan
α α
4) Uji Statistik
a) Simpangan baku (σ) populasi diketahui:
to = X−μo
σ X⃗ =
X⃗−μoσ
√n
b) Simpangan baku (σ) populasi tidak diketahui:
to = X−μo
S X =
X−μoS
√n
5) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria
pengujianya).
Contoh soal 2:
Sebuah sampel terdiri dari 15 kaleng susu, memiliki isi berat kotor seperti yang
diberokan berikut ini.
(isi berat kotor dalam kg/kaleng)
1,21 1,21 1,23 1,20 1,21
1,24 1,22 1,24 1,21 1,19
1,19 1,18 1,19 1,23 1,18
Jika digunakan taraf nyata 1%, dapatkah kita meyakini bahwa populasi susu dalam
kaleng rata-rata memiliki berat kotor 1,2kg/kaleng? (dengan alternatif tidak sama dengan).
Berikan evaluasi anda!
Penyelesaian:
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 11
Diketahui: n = 15;
α = 1% = 0,01;
µo = 1,2
ΣX = 18,23
ΣX2 = 21,9189
X = 18,13
15 = 1,208
S = √ 21,918914
−(18,13)2
210 = 0,02
a) Formulasi hipotesis:
Ho : µ = 1,2
H1 : µ ≠ 1,2
b) Taraf Nyata dan nilat t-tabel:
α = 1% = 0,01;
α/2 = 0,005 dengan db = 15-1 = 14
t0,005;14 = 2,977
c) Kriteria Pengujian:
-2,977 2,977
Ho diterima jika : -2,977 ≤ t0 ≤ 2,977
Ho ditolak jika : t0 > 2,977 atau t0 < -2,977
d) Uji Statistik:
t0 = X−μo
S
√n
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 12
= 1,208−1,2
0,02
√15
= 1,52
e) Kesimpulan
karena –t0,005;14 = -2,977 ≤ t0 = 1,52 ≤ t0,005;14 = 2,977, maka Ho diterima.
Jadi, populasi susu dalam kaleng secara rata-rata berisi berat kotor 1,2 kg/kaleng.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA DUA RATA-RATA
1. Sampel Besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar ( n>30 ), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya ialah
sebagai berikut.
1) Formulasi Hipotesis
a) Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
b) Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1< µ2
c) Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
2) Penentuan Nilai α dan Nilai Z tabel (Zα)
Mengambil nilai α sesuai soal (kebijakan), kemudian menentukan nilai Zα atau
Zα/2 dari tabel.
3) Kriteria Pengujian
a) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2:
Ho diterima jika Zo ≤ Zα
Ho ditolak jika Zo > Zα
b) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2:
Ho diterima jika Zo ≥ - Zα
Ho ditolak jika Zo < - Zα
c) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2:
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 13
Ho diterima jika –Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
Ho ditolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
4) Uji Statistik
a) Jika simpangan baku populasi diketahui:
Z0 = X1−X2
σ x1− x 2 dengan σ x 1−x 2 = √ σ1
2
n1
+σ2
2
n2
b) Jika simpangan baku populasi tidak diketahui:
Z0 = X1−X2
Sx1− x2 dengan Sx1− x2 = √ S1
2
n1
+S2
2
n2
5) Kesimpulan
Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan Ho.
a) Jika Ho diterima maka H1 ditolak
b) Jika Ho ditolak maka H1 diterima
Contoh Soal 3:
Seorang berpendapat bahwa rata-rata jam kerja buruh di daerah A dan B sama dengan
alternatif A lebih besar dari pada B. Untuk itu, diambil sampel di kedua daerah, masing-
masing 100 dan 70 dengan rata-rata dan simpangan baku 38 dan 9 jam per minggu serta 35
dan 7 jam per minggu. Ujilah pendapat tersebtu dengan taraf nyata 5%! (varians/simpangan
baku kedua populasi sama besar).
Penyelesaian:
Diketahui: n1 = 100 X1 = 38 S1 = 9
n2 = 70 X2 = 35 S2 = 7
1) Formulasi hipotesisnya:
Ho : µ1 = µ2
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 14
H1 : µ1 > µ2
2) Taraf Nyata dan Nilai Z-tabelnya:
α = 5% = 0,05
Z0,05 = 1,64
3) Kriteria Pengujian:
1,64
Ho diterima jika Zo ≤ 1,64
Ho ditolak jika Zo > 1,64
4) Uji Statistik
Sx1− x2 = √ S12
n1
+S2
2
n2
= √ 92
100+ 72
70 =
38−351,23
= 2,44
5) Kesimpulan:
Karena Zo = 2,44 > Z0,05 = 1,64, maka Ho ditolak.
Jadi, rata-rata jam kerja buruh di daerah A dan daerah B adalah tidak sama.
2. Sampel Kecil ( n<30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel kecil ( n≤30 ), uji
statistiknya menggunkan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya ialah
sebagai berikut.
1) Formulasi Hipotesis
a) Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 15
b) Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1< µ2
c) Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
2) Penentuan Nilai α dan Nilai t tabel (tα)
Mengambil nilai α sesuai soal (kebijakan), kemudian menentukan nilai tα atau
tα /2 dari tabel.
3) Kriteria Pengujian
a) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2:
Ho diterima jika t0 ≤ tα
Ho ditolak jika t0 > tα
b) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2:
Ho diterima jika t0 ≥ - tα
Ho ditolak jika t0 < - tα
c) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2:
Ho diterima jika –tα/2 ≤ t0 ≤ tα/2
Ho ditolak jika t0 > tα/2 atau t0 < - tα/2
4) Uji Statistik
a) Untuk pengamatan tidak berpasangan:
t0 =
X1−X 2
√ (n1−1 ) s12+( n2−1 ) s2
2
n1+n2−2
¿¿¿
b) Untuk pengamatan berpasangan:
t0 = dsd
√n
Keterangan:
d = rata-rata dari nilai d
Sd = simpangan baku dari nilai d
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 16
n = banyaknya pasangan
t0 memiliki distribusi dengan db = n - 1
5) Kesimpulan
Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan Ho.
a) Jika Ho diterima maka H1 ditolak
b) Jika Ho ditolak maka H1 diterima
Contoh Soal 4:
Sebuah sekolah mengadakan pelatihan yang biasa disebut penataran. Sampel
sebanyak 12 orang dengan metode biasa dan 10 orang dengan terprogram. Pada akhir
pelatihan diberikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas pertama mencapai nilai rata-rata
80 dengan simpangan baku 4 dan kelas kedua nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5.
Ujilah hipotesis kedua metode pelatihan, dengan alternatif keduanya tidak sama! Gunakan
taraf nyata 10%! Asumsikan kedua populasi menghampiri distribusi normal dengan varians
yang sama!
Penyelesaian:
Diketahui: n1 = 12 X1 = 80 S1 = 4
n2 = 10 X2 = 75 S2 = 4,5
1) Formulasi hipotesisnya:
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
2) Taraf Nyata dan Nilai t-tabelnya:
α = 10% = 0,10
α/2 = 0,05
db = 12 + 10 – 2 = 20
t0,05;20 = 1,725
3) Kriteria Pengujian
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 17
daerah penerimaan Ho
-1,725 1,725
Ho diterima apabila -1,725 ≤ to ≤ 1,725
Ho ditolaka apabila to > 1,725 atau to < -1,725
4) Uji Statistik:
t0 = 80−75
√ (12−1 ) 42+(10−1)4,52
12+10−2¿¿¿
= 2,76
5) Kesimpulan:
Karena t0 = 2,76 > t0,05;20 = 1,725 maka Ho ditolak.
Jadi, kedua metode yang digunakan dalam pelatihan tidak sama hasilnya.
Contoh Soal 5:
Untuk mengetahui apakah keanggotaan dalam organisasi mahasiswa memiliki akibat
buruk atau baik terhadap prestasi akademik seseorang, diadakan penelitian mengenai mutu
rata-rata prestasi akademik. Berikut ini data selam periode 5 tahun.
TAHUN
1 2 3 4 5
ANGGOTA 7,0 7,0 7,3 7,1 7,4
BUKAN
ANGGOTA
7,2 6,9 7,5 7,3 7,4
Ujilah pada taraf nyata 1% apakah keanggotaan dalam organisasi mahasiswa berakibat buruk
pada prestasi akademiknya dengan asumsi bahwa populasinya normal.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 18
Penyelesaian:
1) Formulasi hipotesisnya:
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 < µ2
2) Taraf Nyata dan Nilai t-tabelnya:
α = 1% = 0,01
db = 5 – 1 = 4
t0,01;4 = -3,747
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila to ≥ -3,747
Ho ditolak apabila to < -3,747
4) Uji Statistik:
d = −0,5
5 = -0,1
Sd2
= 0,134
−(−0,5)2
20 = 0,02
Sd = 0,14
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 19
ANGGOTA BUKAN ANGGOTA D d2
7,0
7,0
7,3
7,1
7,4
7,2
6,9
7,5
7,3
7,4
-0,2
0,1
-0,2
-0,2
0,0
0,04
0,01
0,04
0,04
0,00
Jumlah -0,5 0,13
t0 = −0,10,14
√5 = -1,6
5) Kesimpulan:
Karena t0 = -1,6 > t0,01;4 = -3,747, maka Ho diterima.
Jadi, keanggotaan organisasi bagi mahasiswa tidak memberikan pengaruh buruk
terrhadap prestasi akademiknya.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hipotesis statistik merupakan pernyataan sementara tentang satu populasi atau lebih.
Dalam statistika, pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting untuk mengambil
keputusan. Dengan melakukan pengujian hipotesis seorang peneliti akan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menyatakan penolakan atau penerimaan
terhadap hipotesis. Kebenaran hipotesis secara pasti tidak pernah diketahui kecuali jika
dilakukan pengamatan terhadap seluruh anggota populasi. Untuk melakukan hal ini sangatlah
tidak efisien apalagi bila ukuran populasinya sangat besar.
Dengan statistika kita berusaha untuk menyimpulkan populasi. Untuk ini
kelakuan populasi di pelajari berdasarkan data yang diambil baik secara sampling ataupun
sensus. Dalam kenyataanya, meningat berbagai faktor, untuk keperluan tersebut diambil
sebuah sampel yang representatif lalu berdasarkan pada hasil analisis terhadap data sampel,
kesimpulan mengenai populasi dibuat. Selain dengan cara menaksir parameter, cara
penagmbilan kesimpulan yang kedua akan dipelajari melalui pengujian hipotesis.
Pada pengujian hipotesis rata-rata dibedakan beberapa kondisi diantaranya kondisi
simpangan baku dikethui, simpangan baku tidak diketahui, serta observasi berpasangan.
Masing-masing kondisi memiliki kriteria dan pengujian statistik yang berbeda-beda, sehingga
kita harus paham bagaimana dan kapan suatu kondisi pada pengujian hipotesis rata-rata
ditempatkan.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Infrwnsial). Jakarta: Bumi
Aksara.
Sujana, 2001. Metode Statistik. Bandung: Tersito.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA Page 22