umy finis ikk
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
OSTEOARTRITIS DENGAN RIWAYAT HIPERTENSI
PADA WANITA USIA 63 TAHUN DENGAN MASALAH PSIKOLOGIS
KARENA TINGKAT EKONOMI KURANG DAN KECEMASAN AKAN
KONDISI ANAKNYA DENGAN EPHILEPSI DENGAN RIWAYAT
GANGGUAN JIWA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga
Puskesmas Tegalrejo
Pembimbing :Dr. Titik
Disusun Oleh :
Suratmi S. Hadji20060310150
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PUSKESMAS TEGALREJO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
OSTEOARTRITIS DENGAN RIWAYAT HIPERTENSI
PADA WANITA USIA 63 TAHUN DENGAN MASALAH PSIKOLOGIS
KARENA TINGKAT EKONOMI KURANG DAN KECEMASAN AKAN
KONDISI ANAKNYA DENGAN EPHILEPSI DENGAN RIWAYAT
GANGGUAN JIWA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga
Puskesmas Tegalrejo
Disusun Oleh :
Suratmi S. Hadji20060310150
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal : 17 Januari 2013
Oleh :Dokter Pembimbing
( Dr. Titik )
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan
degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis
degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah sateu masalah
kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang - orang
usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih
sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka
panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang
dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala, persendian yang bervariasi
mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan
dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang
menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul
paling sering pada sendi lengan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi
pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini
meningkat dengan bertambahnya usia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang karakteristik
dengan menipisnya rawan sendi secara progresif, disertai dengan
pembentukan tulang baru pada trabekula subkondral dan terbentuknya rawan
sendi dan tulang baru pada tepi sendi (osteofit).
B. Etiologi
Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui yang disebut dengan
osteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat terjadi
akibat.. trauma pada sendi, infeksi, atau variasi herediter, perkembangan,
kelainan metabolik dan neurologik., yang disebut dengan osteoartritis
sekunder. Onset usia pada osteoartritis sekunder tergantung pada
penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat berkembang pada dewasa,
muda, dan bahkan anak - anak, seperti halnya pada orang tua. Sebaliknya;
terdapat hubungan yang kuat antara osteoartritis primer dengan umur.
Presentasi orang yang memiliki osteoartritis pada 1 atau beberapa sendi
meningkat dari dibawah 5% dari orang - orang dengan usia antara 15 - 44
tahun menjadi 25% - 30% pada orang - orang dengan usia 45 - 64 tahun, dan
60% - 90% pada usia diatas 65 tahun. Selain hubungan erat ini dan pandangan
yang luas bahwa osteoartritis terjadi akibat proses wear & tear yang normal
dan kekakuan sendi pada orang - orang dengan usia diatas 65 tahun,
hubungan antara penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi masih
sulit dijelaskan. Terlebih lagi, penggunaan sendi selama hidup tidak terbukti
menyebabkan degenerasi. Sehingga, osteoartritis bukan merupakan akibat
sederhana dari penggunaan sendi.
Meskipun akhiran – itis menunjukkan bahwa osteoartritis
merupakan suatu penyakit inflamasi dan ada beberapa bukti sering terjadi
sinovitis, inflamasi bukan merupakan komponen utama dari kelainan yang
terjadi pada pasien. Tidak seperti kerusakan sendi yang disebabkam oleh
inflamasi sinovial, osteoartritis merupakan sekuen retrogresif dari perubahan
sel dan matrik yang berakibat kerusakan struktur dan fungsi kartilago
artikuler, diikuti dengan reaksi perbaikan dan remodeling tulang. Karena
reaksi perbaikan dan remodeling tulang mi, degenerasi permukaan artikuler
pada osteoartritis tidak bersifat progresif, dan kecepatan degenerasi sendi
bervariasi pada tiap individu dan sendi. Osteoartritis sering terjadi, tapi pada
sebagian besar kasus osteoartritis berkembang lambat selama bertahun - tahun,
meskipun dapat menjadi stabil atau bahkan membaik dengan spontan dengan
restorasi parsial yang minimal dari permukaan sendi dan pengurangan gejala.
Osteoartritis biasanya melibatkan semua jaringan yang membentuk
sendi sinovial, termasuk rawan sendi, tulang subchondral, tulang metafise,
synovium, ligamen, kapsul sendi, dan otot - otot yang bekerja melalui sendi;
tetapi perubahan primer meliputi kerusakan rawan sendi, remodeling tulang
subchondral, dan pembentukan osteofit.
Perubahan struktur tulang rawan sendi yang paling dini terlihat pada
osteoartritis adalah kerusakan atau fibrilasi zona superfisial sampai ke zona
transisional dan violasi oleh pembuluh darah tulang subchondral. Berberapa
peneliti memperkirakan bahwa kekakuan tulang subchondral menyebabkan
dan mempercepat degenerasi rawan sendi, dan progresi degenerasi kartilago
mengakibatkan kekakuan tulang subchondral, tapi beberapa peneliti lain
mengatakan bahwa kerusakan tulang rawan sendi meningkatkan stress
pada tulang subchondral yang menyebabkan remodeling tulang.
Degenerasi kartilago artikuler dan remodeling tulang subchondral
muncul pada pasien yang mengeluhkan gejala, dan kerusakan rawan sendilah
yang mengakibatkan kerusakan fungsi sendi.
Walaupun insidens OA meningkat dengan bertambahnya usia,
ternyata proses OA bukan sekedar suatu proses wear and tear yang terjadi
pada sendi di sepanjang kehidupan. Dikatakan demikian karena beberapa hal.
1) Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang terjadi
akibat proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan sendi
akibat OA.
2) Perubahan menyerupai OA dapat terjadi pada rawan sendi percobaan
berusia muda yang dirangsang dengan berbagai trauma seperti tekanan
mekanik dan zat kimia.
Penyebab OA bukan tunggal, OA merupakan gangguan yang disebabkan oleh
multifaktor, antara lain usia, mekanik, genetik, humoral dan faktor
kebudayaan. Menipisnya rawan sendi diawali dengan retak dan terbelahnya
permukaan sendi di beberapa tempat yang kemudian menyatu dan disebut
sebagai fibrilasi. Di lain pihak pada: tulang akan terjadi pula perubahan
sebagai reaksi tubuh untuk memperbaiki kerusakan. Perubahan itu adalah
penebalan tulang subkondral dan pembentukan osteofit marginal, disusul
kemudian dengan perubahan komposisi molekular dan struktur tulang
C. Patogenesis
C.1. Tulang Rawan Sendi
Stage I : Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan
dengan peningkatan konsentrasi air yang mungkin disebabkan
gangguan mekanik, degradasi makromolekul matriks, atau perubahan
metabolisme kondrosit. Awalnya konsentrasi kolagen tipe II tidak
berubah, tapi jaring - jaring kolagen dapat rusak dan konsentrasi
aggrecan dan derajat agregasi proteoglikan menurun.
Stage II : Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks.
Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks,
kondrosit berespon dengan meningkatkan sintesis dan degradasi
matriks, serta berproliferasi. Respon ini dapat menggantikan jaringan
yang rusak, mempertahankan jaringan, atau meningkatkan volume
kartilago. Respon ini dapat berlangsung selama bertahun - tahun.
Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit
untuk menggantikan atau mempertahankan jaringan mengakibatkan
kerusakan tulang rawan sendi disertai dan diperparah oleh penurunan
respon kondrosit. Penyebab penurunan respon ini belum diketahui,
namun diperkirakan akibat kerusakan mekanis pada jaringan, dengan
kerusakan kondrosit dan downregulasi respon kondrosit terhadap
sitokin anabolik.
C.2. Perubahan Tulang.
Perubahan tulang subehondral yang mengikuti
degenerasi tulang rawan sendi meliputi peningkatan densitas tulang
subehondral, pembentukan rongga - rongga yang menyerupai kista yang
mengandung jaringan myxoid, fibrous, atau kartilago. Respon ini
muncul paling sering pada tepi sendi tempat pertemuan tulang dan
tulang rawan yang berbentuk bulan sabit (crescent). Peningkatan
densitas tulang merupakan akibat dari pembentukan lapisan tulang
baru pada trabekula biasanya merupakan tanda awal dari penyakit
degenerasi sendi pada tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi
rongga – rongga terbentuk sebelum peningkatan densitas tulang secara.
keseluruhan. Pada stadium akhir dari penyakit, tulang rawan sendi telah
rusak seluruhnya, sehingga tulang subehondral yang tebal dan padat
kini berartikulasi dengan permukaan tulang "denuded" dari sendi lawan.
Remodeling tulang disertai dengan kerusakan tulang sendi rawan
mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening dan
ketidak stabilan tungkai yang terlibat.
Pada sebagian besar sendi sinovial, pertumbuhan osteofit
diikuti dengan perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral
dan metafiseal. Permukaan yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini
biasanya muncul di tepi - tepi sendi. Osteofit marginal biasanya
muncul pada permukaan tulang rawan, tapi dapat muncul juga di
sepanjang insersi kapsul sendi (osteofit kapsuler). Tonjolan tulang
intraartikuler yang menonjol dari permukaan sendi yang mengalami
degenerasi disebut osteofit sentral. Sebagian besar osteofit
marginal memiliki pernukaan kartilaginis yang menyerupai tulang
rawan sendi yang normal dan dapat tampak sebagai perluasan dari
permukaan sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini dapat diraba, nyeri
jika ditekan, membatasi ruang gerak, dan terasa sakit jika sendi
digerakkan. Tiap sendi memiliki pola karakter yang khas akan
pembentukan osteofit di sendi panggul. osteoarthritis biasanya
membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur.
Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler
os humerus biasanya tejadi pada pasien dengan penyakit degenartif
sendi glenohumeral. Osteofit merupakan respon terhadap proses
degerasi tulang rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral,
termasuk pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan
pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus.
C.3. Jaringan Periartikuler.
Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan
sekunder dari synovium, figamen, kapsul, serta otot yang
menggerakan sendi yang terlibat. Membran sinovial sering
mengalami reaksi inflamasi ringan serta sedang dan dapat berisi
fragmen - fragmen dari tulang rawan sendi. Semakin lama ligamen,
kapsul dan otot menjadi contracted. Kurangnya penggunaan sendi dan
penurunan ROM mengakibatkan atropi otot. Perubahan sekunder ini
sering mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan tungkai.
D. Faktor Resiko
Predisposisi genetik dan kelemahan sendiri merupakan faktor resiko
osteoartritis sedangkan usia merupakan faktor resiko yang paling penting.
Bebannya mekanik yang mempengaruhi kemampuan sendi memperbaiki atau
mempertahankan dirinya juga merupakan faktor bentuk sendi post trauma,
instabilitas, atau alignment dan displasia sendi dapat menghasilkan
tekanan mekanik yang merusak permukaan sendi tulang rawan.
D.1. Usia
Fungsi kondrosit menurun dengan bertambahnya usia. Sel -
sel ini mensintesis aggrecans yang lebih kecil dan protein penghubung
yang kurang fungsional sehingga mengakibatkan pembentukan agregat
proteoglikan yang ireguler dan lebih kecil. Aktivitas mitotik dan
sintesis menurun dengan bertambahnya usia, dan mereka kurang
responsif terhadap sitokin anabolik dan rangsang mekanik.
D.2. Beban Sendi yang Berlebihan dan Berulang-ulang.
Pemeliharaan struktur dan fungsi sendi synovial yang normal
dilakukan melalui penggunaan sendi yanng teratur dalam aktivitas
sehari - hari. Namun, beban berlebihan dan berulang - ulang dari sendi
yang normal dapat meningkatkan resiko kerusakan degeneratif pada
sendi.
D.3. Riwayat Penyakit
Penelitian longitudinal meninjukkan bahwa selama beberapa
puluh tahun, pemeriksaan radiologi pasien dengan osteoartritis sendi
panggul dan lutut, tidak berkembang pada 1/3 sampai 2/3 pasien. Tidak
terdapat hubungan kuat antara perubahan radiografik dan klinis.
Faktor lain yang sukar dinilai adalah hubungan antara derajat
degenerasi sendi dengan gejala yang ditimbulkannya. Meskipun
gejala osteoartritis utama yaitu nyeri dan kekakuan sendi, muncul dari
degenerasi sendi, tingkat keparahan kerusakan tulang rawan tidak
memiliki korelasi kuat dengan tingkat keparahan gejala. Pasien dengan
degenerasi sendi yang berat dapat merasakan nyeri yang minimal dan
ruang gerak yang luas, dan sebaliknya. Oleh karena itu, sangatlah
penting untuk membedakan riwayat klinis dan riwayat penyakit.
E. Diagnosis
Sindrom klinis osteoartritis muncul akibat degenerasi sendi synovial;
berupa kerusakan keseluruhan yang progresif dari tulang rawan sendi diikuti
oleh perbaikan, remodelling, dan sklerosis dari tulang subchondral, dan
pada banyak kasus terjadi kista subchondral dan osteofit submarginal.
Selain perubahan sendi synovial, yang biasanya dapat dibuktikan melalui foto
rontgen, diagnosis sindrom klinis osteoartritis harus disertai adanya nyeri
sendi yang kronik. Banyak pasien dengan osteoartritis juga mengalami
keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi. Pada
kondisi yang berat dapat terjadl deformitas tulang dan subluksasi.
Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan
nyeri sendi. pasien sering menggambarkan nyeri yang dalam,
ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama
bertahun - tahun. Nyeri dapat bertambah dengan perubahan cuaca, khususnya
dalam cuaca dengan suhu yang dingin, dan aktivitas. Nyeri yang berhubungan
dengan aktivitas biasanya terasa segera setelah penggunaan sendi dan nyeri
dapat menetap selama berjam - jam setelah aktivitas. Beberapa pasien pada
awalnya memperhatikan adanya gejala penyakit degeneratif sendi ini setelah
trauma ringan sendi atau aktivitas fisik yang berat, pada pemerilksaan
radiologis dapat ditemukan perubahan degenerasi sendi. Pada tahap lanjut,
nyeri menjadi konstan hingga dapat mcmbangunkan pasien dari tidurnya.
Selama degenerasi sendi berlanjut, pasien dapat mengeluhkan nyeri yang
tajam yang dipicu dengan gerakan. Pembesaran sendi karena pembentukan
osteofit dan deformitas muncul pada tahap akhir dari penyakit.
Tanda awal osteoartritis meliputi penurunan kecepatan dan ruang
gerak aktif sendi. Keterbatasan gerakan dapat muncul akibat rusaknya
kartilaggo artikularis, kontraktur ligamen & kapsul sendi; kontraktur &
spasme otot, osteofit, atau adanya fragmen kartilago, tulang, atau meniskus
intra artikuler. Pada palpasi dapat ditemukan beplitasi, efusi, dan nyeri sendi.
Osteofit dapat menyebabkan tonjolan tulang yang dapat diraba dan
dilihat, kerusakan progresif kartilago artikuler dan tulang subchondral
dapat mengakibatkan luksasi sendi dan deformitas. Atrofi otot dapat terjadi
pada kasus osteoartritis yang sudah lama.
Dokter sering mendiagnosis osteoartritis berdasar riwayat penyakit
dan pemeriksaan fisik. Perubahan – perubahan yang nampak pada rontgen
foto dapat digunakan penunjang, namun hubungan antara klinis dan
perubahan radiografis bervariasi diantara pasien. Beberapa pasien dengan
rontgen foto yang menunjukkan kerusakan sendi berat mengeluhkan gejala
yang ringan, sedangkan pasien dengan rontgen foto yang menunjukkan
kerusakan sendi minimal dapat mengeluhkan nyeri yang hebat. Perubahan
radiografis yang tampak pada osteoartritis adalah adanya penyempitan
spafium kartilago, peningkatan densitas tulang subchondral, dan. adanya
osteofit. Meskipun 3 marker radiografis dari degenerasi sendi ini sering
muncul bersamaan, pada beberapa sendi hanya 1 atau 2 dari marker tersebut
yang tampak di rontgen standar. Kista subchondral yang muncul pada
osteoartritis memiliki ukuran yang berbeda - beda dan khas memiliki batas
dengan densitas tulang. Benda - benda osteochondral yang lepas, tampak
pada rontgen foto sebagai fragmen - fragmen tulang intra artikuler yang
berasal dari pecahan permukaan sendi. Subluksasi, deformitas, dan
malalignment sendi muncul pada tahap lanjut. Ankylosis tulang jarang
terjadi. Pencitraan diagnostik tambahan, termasuk scanning tulang, CT,
dan MRI akan sangat mambantu menilai stadium awal penyakit degeneratif
sendi, tapi pemeriksaan ini jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
F. Tempi
F.1. Medikamentosa
a. Lini Pertama
Pengobatan OA yang ada saat ini barulah bersifat
simptomatik dengan obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
dikombinasi dengan program rehabilitasi dan proteksi sendi. Pada
stadium lanjut dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif.
Pengetahuan tentang patogenesis OA mendorong para peneliti untuk
mengembangkan obat - obatan yang dapat menghambat perjalanan /
progresivitas penyakit yang disebut sebagai Disease Modifying
Osteoarthritis Drugs (DMOA), sayang hingga saat ini obat tersebut
masih dalam taraf penelitian.
Obat – obatan pada Penatalaksanaan OA meliputi :
Pengobatan simptomatik (*dalam penelitian)
a) Short acting
b) Obat anti inflamasi non steroid
c) Analgetik non anti inflamasi (opioid, non-opioid)
d) Antispasmodik
e) Long acting
f) Depokortikosteroid infra-artikuler
g) Asam hialuronat infra-artikuler*
h) S-adenosilmetionin (SAM)*
i) Kondroitin-sulfat oral*
j) Glukosamin-sulfat (Dona)*
k) Orgotein intra-artikuler*
l) Diacerhein*
m)Avocado/soy nonsaponifiables*
n) Disease Modifying Osteoarthritis Drugs (* dalam penelitian)
o) Tetrasiklin*
p) Glycosaminoglycan polysulfuric acid (GAPS)*
q) Glycosaminoglycan peptide complexes*
r) Pentosan polysulfate*
s) Growth factors dan sitokin (TGF)*
t) Tetapi genetik*
u) Transplantasi stem cell den Osteochondral Graft*
b. Lini Kedua
Penggunaan nutrisi seperti glukosamin dan chondroitin sulfat
masih controversial, pads penelitian masih belum menunjukkan hasil
yang bagus.
Injeksi artikular :
· Dengan kortikosteroid, dapat menurunkan rasa sakit pada jangka
waktu yang pendek
· Dengan asam hialuronat dapat menurunkan sedikit rasa sakit
· Pemberian opioid dapat digunakan pada pasien dengan rasa
sakit yang sangat berat dan pasien yang tidak kooperatif.
F.2. Pembedahan
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan
replacement joint.
F.2.1. Realignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara, memotong
tulang dan merubah sudut dari weightbearing.
Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang
sebagian besar berat tubuh. Dapat pula dikombinasikan dengan
ligamen atau meniscus repair.
Arthroplasty : Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan
permukaan sendi yang baru ditanam. Permukaan penunjang
biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high-
polyethylene.
Macam – macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis :
a. Partial replacement / unicompartemental
b. High tibial osteotomy : orang muda
c. Patella & Condyle resurfacing
d. Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi
dilakukan sebagian oleh ligament asli dan sebagian oleh
sendi buatan.
e. Constrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang
hilang & severe instability.
Indikasi total knee replacement :
a. Nyeri
b. Deformitas
c. Instability
d. Akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis
Kontraindikasi :
a. Non fungsi otot ektensor
b. Neuromuscular dysfunction
c. Infection
d. Neuropahic Joint
e. Prior Surgical fusion
Komplikasi :
a. Deep vein thrombosis
b. Infeksi
c. Loosening
d. Problem patella; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening
prostetic component, fraktur, catching soft tissue.
e. Tibial tray wear
f. Peroneal palsy
g. Fraktur supracondyl femur
Keuntungan total knee replacement :
a. Megurangi nyeri
b. Meningkatkan mobilitas dan gerakan Koreksi deformitas
c. Menambah kekuatan kaki (dengan latihan)
d. Meningkatkan kualitas hidup
BAB III
KESIMPULAN
Etiopatogenesis osteoartritis sampai saat ini belum dapat dijelaskan
melalui satu teori yang pasti. Telah diketahui bahwa tidak ada satupun
pemeriksaan tunggal yang dapat menjelaskan proses kerusakan rawan sendi pada
OA. OA diduga merupakan interaksi antara faktor intrinsik dan ekstrinsik dan
OA merupakan keseimbangan di antara faktor. Diagnosis dan terapi yang tepat,
termasuk edukasi pasien, dapat meminimalkan gejala dan membantu pasien
mempertahankan kualitas hidup. Untuk mencapai tujuan ini dokter mengerti
patofisiologi degenerasi sendi dan hubungan antara degenerasi sendi dan
klinis osteoarthritis. Kerusakan tulang rawan sendi disebabkan oleh gangguan
struktur kartilago sendi disertai ketidak seimbangan aktivitas anabolik dan
jaringan. Proses degenerasi sendi bervariasi pada tiap pasien; pada beberapa
degenerasi berlangsung cepat dan ada juga yang berlangsung lambat, tetapi ada
juga yang stabil.
Pada kasus yang jarang perubahan sendi membaik dengan spontan.
Meskipun degenerasi sendi adalah dasar penyebab gejala osteoartritis, termasuk
nyeri dan fungsi sendi. Tidak semua pasien dengan degenerasi sendi merasakan
gejala osteoarthritis. Tatalakasana meliputi Disease Modifying Drugs dan
prosedur bedah untuk menkoreksi abnormalitas mekanik, debridement sendi, dan
menggantikan kartilago artikuler yang rusak dengan implant yang menstimulasi
restorasi permukaan tulang rawan sendi. Artritis inflamatorik terjadi bilateral.
Pemeriksaan laboratorium bervariasi. Terapi awal arthritis inflamatori biasanya
meliputi fisioterapi dan obat - obat anti inflamasi. DMARDS mempunnyai peran
penting dalam jangka panjang dari penyakit ini. Penelitian yang efektivitas
TNF-α bloker dalam inflamantori sendi, menurut penelitian, penggunaan ini
bermanfaat untuk menghambat kerusakan tulang yang dimediasi TNF-α melalui
aksi mengurangi jumlah osteoclast dalam j aringart peradang.
KEPUSTAKAAN
Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU: Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip
and Knee Recontruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.
Chapman, Michael W et al. 2001. Chapman's Orthopaedic Surgery 3rd edition.
Chapter 107 : Osteotornies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams &
Wilkins. USA
Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition.
Lippincott Williams & Wilkins.USA
Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada
Osteoartritis. Cermin Dania Kedokteran.
PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
ANAMINESISNama : Ny. SuharyatiUmur : 63 Tahun
Ruang : Poli Umum
Nama Lengkap : Ny. Suharyati Jenis Kelamin : PerempuanTempat dan Tanggal lahir : Yogyakarta, 05 April 1950 Umur : 63 TahunPendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Bangirejo TR II/566 Tegalrejo Karangwaru Yogyakarta Tanggal Masuk : 12 Januari 2013Diagnosis Masuk : Osteoartritis
Dokter Muda : Suratmi S. Hadji
Autoanamnesis dengan pasienTanggal : 12 Januari 2013 Pukul 11.00 WIBKeluhan Utama : Nyeri lutut, kedua persendian kaki, persendian di pangkal pahaKeluhan Tambahan : -
1. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang sendiri ke Puskesmas Tegalrejo dengan keluhan utama nyeri kedua lutut, nyeri kedua persendian kaki, dan nyeri pada kedua persendian di kedua pangkal paha. Keluhan ini dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien merasakan nyeri terutama saat berdiri dan berjalan, dan menghilang saat istirahat. Saat bangun tidur, persendian tidak terasa kaku. Selama keluhan ini pasien control dan minum obat dari PKM Tegalrejo dan keluhan membaik setelah minum obat.
2. Riwayat Penyakit Dahulu· Riwayat penyakit jantung (-)· Riwayat trauma tumpul (-)· Riwayat penyakit keganasan/kanker (-)· Riwayat penyakit DM (-)· Riwayat penyakit hati (-)· Riwayat penyakit ginjal (-)· Riwayat hipertensi (+)· Riwayat penyakit asam urat (-)
3. Riwayat Penyakit Keluarga
· Riwayat penyakit DM (+)· Riwayat penyakit jantung (+)· Riwayat penyakit hipertensi (+)· Riwayat penyakit keganasan/kaker (-)· Riwayat penyakit hati (-)· Riwayat penyakit ginjal (-)
Ikhtisar Keturunan :· Tidak ada riwayat penyakit keturunan pada keluarga
4. Riwayat Psikis : pasien merasa khawatir mengenai pendapatan yang kurang mencukupi kebutuhan sehari - hari.
5. Riwayat Pekerjaan :Sebelum Menikah : Membuka usaha menjahit.Setelah Menikah : Membuka warung gudeg selama ± 5 tahun..
Berjualan kripik dan makanan ringan buatan sendiri yang dijual di pasar dan keliling selama ± 5 tahun.Buka toko / warung milik sendiri di tepi jalan raya hingga sekarang.
6. Riwayat Pernikahan : Menikah 1 kali dan dikarunia 3 anak laki – laki.
7. Riwayat Sosialisasi : Aktif mengikuti kegiatan di dusun tempat pasien tinggal.
8. Riwayat Gaya Hidup : Tidak merokok / minum – minuman keras / penyalah gunaan obat – obatan.
9. Anamnesis Sistem :· Sistem.neurologi : sadar (+), kejang (-),demam (-)· Sistem respirasi : tidak ada keluhan· Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan· Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan· Sistem urogenital : tidak ada keluhan· Sistem muskuloskeletal : nyeri lutut (+), nyeri persendian kaki (+), nyeri persendian
pangkal paha (+)· Sistem integumentum : tidak ada keluhan