universitas brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/kelompok-1-fix.docx · web viewmanajemen...

12
MANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA (155030107111023) MAULIDYA AMILATUL (155030100111074) SUSI ASTARINA (155030107111060) PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELAS D DOSEN PENGASUH : Dr. Drs. MUHAMMAD SOBARUDDIN, MA IDE DASAR PRAKTIK BERBASIS FAKTA ADALAH BAHWA KEPUTUSAN YANG BERKUALITAS BAIK HARUS DIDASARKAN PADA KOMBINASI PEMIKIRAN KRITIS DAN FAKTA TERBAIK YANG ADA. MANAJEMEN BERBASIS FAKTA ARTINYA KEPUTUSAN BERBASIS DATA BUKAN SEKEDAR PADA PERASAAN (FEELINGS). DALAM HAL INI SEMUA KEPUTUSAN HARUS MENGARAH PADA DATA STATISTIK YANG ADA. FAKTA PADA DASARNYA ADALAH INFORMASI, BISA BERSIFAT KUALITATIF ATAUPUN DESKRIPTIF.FAKTA BERASAL DARI PENELITIAN. TERDAPAT 4 JENIS FAKTA YAITU ADALAH FAKTA ILMIAH, FAKTA ORGANISASI, FAKTA EKSPERIMENTAL, FAKTA PEMANGKU KEPENTINGAN.

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

MANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA

Disusun oleh kelompok 1 :

ALICYA CIKA A. (155030100111085)

IMELDA YULIANA (155030107111023)

MAULIDYA AMILATUL (155030100111074)

SUSI ASTARINA (155030107111060)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELAS D

DOSEN PENGASUH : Dr. Drs. MUHAMMAD SOBARUDDIN, MA

IDE DASAR PRAKTIK BERBASIS FAKTA ADALAH BAHWA

KEPUTUSAN YANG BERKUALITAS BAIK HARUS DIDASARKAN

PADA KOMBINASI PEMIKIRAN KRITIS DAN FAKTA TERBAIK YANG

ADA. MANAJEMEN BERBASIS FAKTA ARTINYA KEPUTUSAN

BERBASIS DATA BUKAN SEKEDAR PADA PERASAAN (FEELINGS).

DALAM HAL INI SEMUA KEPUTUSAN HARUS MENGARAH PADA

DATA STATISTIK YANG ADA. FAKTA PADA DASARNYA ADALAH

INFORMASI, BISA BERSIFAT KUALITATIF ATAUPUN

DESKRIPTIF.FAKTA BERASAL DARI PENELITIAN. TERDAPAT 4 JENIS

FAKTA YAITU ADALAH FAKTA ILMIAH, FAKTA ORGANISASI,

FAKTA EKSPERIMENTAL, FAKTA PEMANGKU KEPENTINGAN.

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TAHUN 2018

Page 2: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

Manajemen berdasarkan fakta

(prinsip prinsip dasar)

1. Pengantar

Dalam manajemen, sering kali mengabaikan fakta dan lebih memilih mengandalkan

pengalaman pribadi atau gagasan populer untuk praktik sehari hari. Dalam hal ini maka akan

dijelaskan bagaimana pentingnya praktis dan fakta – fakta dalam mempengaruhi pembuatan

keputusan.

2. Apa itu praktik berbasis fakta?

Ide dasar praktik berbasis fakta adalah bahwa keputusan berkualitas baik harus

didasarkan pada kombinasi pemikiran kritis dan fakta terbaik yang ada. Hal ini bertujuan

untuk berusaha memperbaiki cara pengambilan keputusan. Ini adalah pendekatan pembuatan

keputusan dan praktik kerja sehari-hari, hal ini membantu praktisi untuk mengetahui sejauh

mana mereka dapat mempercayai fakta. Praktik berbasis fakta adalah tentang membuat

keputusan melalui penggunaan yang teliti, eksplisit dan bijaksana dari fakta terbaik yang ada

dari berbagai sumber untuk meminta, memperoleh, menilai, agregasi, menerapkan, menilai

untuk meningkatkan kemungkinan hasil yang menguntungkan.

3. Apa yang terhitung sebagai fakta?

Fakta pada dasarnya adalah informasi, bisa bersifat kualitatif ataupun deskriptif. Fakta

bisa berasal dari penelitian ataupun jg berasal dari indikator organisasi dan bisnis lokal seperti

metrik perusahaan dan kondisi fisik. Pengalaman profesional juga menjadi fakta yang sangat

penting. Dakam pengadilan fakta digunakan untuk membantu hakim dan juri untuk

Page 3: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

mengambil keputusan. Hal yang sama berlaku untuk keputusan manajemen. Terlepas dari

sumbernya, semua fakta dapat disertakan jika dinilai dapat dipercaya dan relevan.

4. Mengapa kita membutuhkan praktik berbasis fakta?

Sebagian besar keputusan manajemen tidak didasarkan pada fakta terbaik yang ada.

Sebagai gantinya, para praktisi sering memilih untuk membuat keputusan yang hanya

didasarkan pada pengalaman pribadi mereka. Namun, penilaian pribadi saja bukanlah sumber

fakta yang sangat andal karena sangat rentan terhadap kesalahan sistematis - batasan

pemrosesan kognitif dan informasi membuat kita rentan terhadap bias yang memiliki efek

negatif terhadap kualitas keputusan yang kita buat.

Praktisi sering juga mengambil praktik kerja dari organisasi lain sebagai fakta. Pada

saat bersamaan ada banyak hambatan untuk praktik berbasis fakta. Beberapa raktisi telah

dilatih dalam keterampilan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi secara kritis kepercayaan

dan relevansi informasi yang mereka gunakan. Selain itu, informasi organisasi yang penting

mungkin sulit diakses dan apa yang tersedia dapat berkualitas buruk.

Contoh kasus : perusahaan IT Amerika Serikat.

5. Apa fakta yang harus diperhatikan?

Menurut prinsip-prinsip praktik dasar fakta, fakta dari empat sumber harus dipertimbangkan:

Temuan fakta ilmiah dari penelitian ilmiah terbitan

Fakta organisasi Data, fakta dan gambar dikumpulkan dari organisasi

Fakta eksperimental Pengalaman profesional dan penilaian praktisi

Fakta pemangku kepentingan Nilai dan keprihatinan orang-orang yang mungkin

terpengaruh oleh keputusan tersebut

Page 4: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

a. Fakta Ilmiah

Sumber fakta pertama adalah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal

akademik. Selama beberapa dekade banyak penelitian yang dilakuakn dalam bidang

manajemen maupun diluar bidang manajemen. Meskipun banyak praktisi belajar tentang

temuan penelitian sebagai siswa atau kursus profesional, penelitian baru selalu diproduksi,

yang seringkali mengubah pemahaman kita.

b. Fakta organisasi

Sumber kedua fakta adalah organisasi itu sendiri. Fakta organisasi hadir dalam

berbagai bentuk, Ini bisa berupa data keuangan seperti arus kas atau biaya, atau ukuran bisnis

seperti return on investment atau market share. Ini bisa datang dari pelanggan atau klien

dalam bentuk kepuasan pelanggan, mengulang bisnis atau mengembalikan produk statistik.

Bisa juga berasal dari karyawan melalui informasi tentang tingkat retensi atau tingkat

kepuasan kerja. Bisa berupa angka lunak maupun angka kasar. Fakta organisasi sangat

penting untuk mengidentifikasi masalah yang memerlukan perhatian manajer. Hal ini juga

penting untuk menentukan kemungkinan penyebabnya, solusi yang masuk akal dan apa yang

dibutuhkan untuk menerapkan solusi ini.

c. Fakta eksperimental

Sumber fakta ketiga adalah pengalaman dan penilaian profesional para manajer,

konsultan, pemimpin bisnis dan praktisi lainnya. Pengalaman profesional diakumulasikan dari

waktu ke waktu melalui refleksi atas hasil tindakan serupa yang dilakukan dalam situasi

serupa. Jenis fakta ini kadang-kadang disebut sebagai pengetahuan 'diam-diam'. Pengetahuan

mereka sangat penting untuk menentukan apakah masalah manajemen benar-benar

memerlukan perhatian, jika data organisasi yang tersedia dapat dipercaya, apakah temuan

penelitian berlaku dalam situasi tertentu atau seberapa besar kemungkinan solusi yang

diajukan adalah bekerja dalam konteks tertentu.

d. Fakta pemangku kepentingan

Sumber fakta keempat adalah nilai dan kekhawatiran stakeholder. Pemangku kepentingan

adalah individu atau kelompok yang mungkin terpengaruh oleh keputusan organisasi dan

konsekuensinya. Pemangku kepentingan internal mencakup karyawan, manajer dan anggota

dewan. Pemangku kepentingan di luar organisasi seperti pemasok, pelanggan, pemegang

saham, pemerintah dan masyarakat luas mungkin juga terpengaruh. Mengumpulkan fakta dari

para pemangku kepentingan tidak hanya penting untuk alasan etis. Memahami nilai dan

perhatian pemangku kepentingan juga memberikan kerangka acuan untuk menganalisis fakta

Page 5: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

dari sumber lain. Ini memberikan informasi penting tentang bagaimana keputusan akan

diterima dan apakah hasil keputusan tersebut kemungkinan besar akan berhasil.

6. Mengapa kita harus menghargai fakta kritis?

Fakta tidak pernah sempurna dan bisa menyesatkan dengan berbagai cara. Mungkin

fakta di atas dinyatakan sedemikian rupa sehingga klaim yang tampaknya kuat ternyata

didasarkan pada satu informasi yang tidak dapat dipercaya. Semua fakta harus dinilai secara

kritis dengan menilai secara hati-hati dan sistematis kepercayaan dan relevansinya. Meskipun

bagaimana sepotong fakta dievaluasi dapat sedikit berbeda tergantung pada sumbernya,

penilaian kritis selalu melibatkan pertanyaan mendasar yang sama. Praktik berbasis fakta

adalah tentang penggunaan fakta terbaik yang ada, dan penilaian kritis memainkan peran

penting dalam membedakan dan mengidentifikasi fakta semacam itu.

7. Mengapa fokus fakta “terbaik harus tersedia” ?

Dalam situasi apapun dimungkinkan untuk mengumpulkan berbagai jenis fakta dari

sumber yang berbeda, dan terkadang dalam jumlah yang sangat besar. Prinsip dasar praktik

berbasis fakta adalah bahwa kualitas keputusan kita cenderung memperbaiki semakin banyak

kita memanfaatkan fakta yang dapat dipercaya dengan kata lain, fakta terbaik yang ada.

Terkadang sebuah informasi sangat lemah sehingga hampir tidak meyakinkan sama sekali,

sementara pada saat lain informasinya sangat kuat sehingga tidak ada yang meragukan

kebenarannya. Oleh karena itu penting untuk dapat melalui penilaian kritis untuk menentukan

fakta apa yang 'terbaik' yaitu, fakta yang paling dapat dipercaya. Mengingat prinsip-prinsip

praktik berbasis fakta, walaupun kita bergantung pada pengalaman seorang rekan kerja, fakta

kualitas terbatas ini masih dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik daripada tidak

menggunakannya, selama kita menyadari keterbatasannya saat kita bertindak atasnya.

8. Beberapa kesalahpahaman umum dari praktek berbasis fakta

Kesalahpahaman tentang praktik berbasis fakta merupakan hambatan utama dalam

pengambilan dan pelaksanaannya. Untuk alasan ini, penting bahwa kesalahpahaman ditantang

dan diperbaiki. Dalam kebanyakan kasus, mereka mencerminkan pemahaman yang sempit

atau terbatas mengenai prinsip-prinsip praktik yang dapat dievaluasi.

Page 6: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

Kesalahpahaman 1: Praktik berbasis fakta mengabaikan pengalaman profesional

praktisi.

Kesalahpahaman 2: Praktik berbasis fakta adalah tentang angka dan statistik.

Kesalahpahaman 3: Manajer perlu membuat keputusan dengan cepat dan tidak

memiliki waktu untuk praktik berbasis petunjuk.

Kesalahpahaman 4: Setiap organisasi itu unik, jadi kegunaan petunjuk ilmiah terbatas.

Kesalahpahaman 5: Jika Anda tidak memiliki petunjuk yang berkualitas tinggi, Anda

tidak dapat melakukan apapun.

Kesalahpahaman 6: petunjuk berkualitas baik memberi Anda jawaban atas masalah

ini.

9. Apa itu fakta pada prakter berbasis fakta?

Terkadang orang bertanya apakah ada fakta bahwa pendekatan praktik berbasis fakta lebih

efektif daripada cara manajer biasanya membuat keputusan. Ini tentu saja merupakan

pertanyaan yang sangat penting. Untuk mengukur efek dari praktik berbasis fakta akan

memerlukan evaluasi terhadap sejumlah besar situasi dan konteks dimana praktik berbasis

fakta diterapkan, dan pengukuran berbagai hasil, sebaiknya dengan menggunakan studi

terkontrol acak ganda, acak .

10. Menurut Rousseau (2005) untuk pengembangan praktik manajemen berbasis

fakta, berikut ini telah direkomendasikan (jurnal pembanding 1):

Belajar tentang hubungan sebab-akibat dalam praktik profesional.

Mengisolasi variasi yang secara terukur mempengaruhi hasil yang diinginkan.

Menciptakan budaya pengambilan keputusan berbasis fakta dan partisipasi

penelitian.

Page 7: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

Menggunakan komunitas berbagi informasi untuk mengurangi penggunaan

berlebihan, penggunaan, dan penyalahgunaan praktik-praktik khusus.

Membangun keputusan untuk mendukung praktik yang difaktakan oleh fakta,

beserta teknik dan artefak yang membuat keputusan lebih mudah dilakukan

atau dilakukan (mis., daftar periksa, protokol, atau perintah berdiri).

Memiliki faktor individu, organisasi, dan kelembagaan mempromosikan akses

terhadap pengetahuan dan penggunaannya ".

11. Pengaruh Manajemen berbasis fakta terhadap Kualitas Eksternal Produk

(Jurnal pembanding 2)

Manajemen berbasis fakta artinya keputusan berdasarkan data, bukan sekedar

pada perasaan(feelings)1. Dalam hal ini semua keputusan harus mengarah pada data

statistik yang ada. Ada empat komponen dalam manajemen berbasis fakta yaitu teknik

kuantitatif dalam produksi, pelatihan mengenai pelatihan mengenai pemecahan

masalah, pelatihan mengenai pengendalian kualitas2. Dengan adanya manajemen yang

mengacu pada strategi statistik dapat berpengaruh terhadap beberapa komplain

pelanggan dan memperbesar market share yang memberikan gambaran bahwa produk

tersebut berkualitas dan dapat diterima.

Manajemen berbasis fakta berpengaruh signifikan pada kualitas eksternal

produk. Manajemen berbasis fakta berpengaruh secaya signifikan pada kinerja

keuangan. Pengendalian dan monitoring proses berpengaruh pada kinerja keuangan.

Efektifitas insentif kualitas eksternal produk berpengaruh signifikan pada kinerja

keuangan.

12. Ringkasan

Fakta tidak pernah sempurna, dan kita harus selalu menilai secara kritis kepercayaan

fakta, terlepas dari apakah itu diambil dari pengalaman atau dari penelitian ilmiah. Fakta

bukanlah sebuah jawaban dan dalam kebanyakan kasus itu datang dengan tingkat

ketidakpastian yang besar. Oleh karena itu, praktisi berbasis fakta membuat keputusan yang

tidak berdasarkan informasi yang konklusif, solid, mutakhir, namun mengenai probabilitas,

indikasi dan kesimpulan sementara. Manajemen berbasis fakta artinya keputusan berdasarkan

data, bukan sekedar pada perasaan(feelings). Dalam hal ini semua keputusan harus mengarah

pada data statistik yang ada.

Daftar Pustaka

1 Tjiptono dan Anastasia Diana, 2001. Total Quality Management. 14-152 Talavera, G. V. “ TQM Constructs Development and Validation: The Philippine Experience.” 2014

Page 8: Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/.../files/2018/06/KELOMPOK-1-fix.docx · Web viewMANAJEMEN BERDASARKAN FAKTA Disusun oleh kelompok 1 : ALICYA CIKA A. (155030100111085) IMELDA YULIANA(155030107111023)

Eric Barends, Denise M. Rousseau, Rob B. Briner, 2014. Evidence – Based Manajement,

Amsterdam : CEBMa.

Zohreh Sohrabi, Nazila Zarghi, 2015. Evidence Based Management : An Overview. Iran

Anastasia Diana, 2001. Total Quality Management. Edisi revisi. Andi. Yogyakarta.

Talavera, G. V. 2004. “ TQM Constructs Development and Validation: The Philippine

Experience”.GajahMada International Journal of Business, 3 Juni. Pp 355-381.

Dyaninggar, Aditya Surya. 2013. “Pengaruh manajemen berbasis fakta, efektifitas insentif

kualitas, kontrol dan monitoring proses terhadap kinerja keuangan dan kualitas eksternal

produk”. Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya