unsur -unsur mu’tazil ah dal am tafsir al-kasysyaf...
TRANSCRIPT
DAL
LAM TAFS
Diajuk
untuk M
Gelar
UNSURSIR AL-KA
N
kan Kepada
Memenuhi S
r Magister P
Kosentras
Y
R-UNSUR MASYSYAF
Oleh
Ifaedah,
NIM: 12205
.
TESI
a Pascasarja
Salah Satu S
Program Stu
si Studi Al-Q
YOGYAKA
2016
MU’TAZILKARYA A
:
, Lc
511092
S
ana UIN Sun
Syarat guna
udi Agama
Qur’an dan
ARTA 6
LAH AZ-ZAMAK
nan Kalijag
a Memperol
dan Filsafa
Hadis
KHSYARI
ga
leh
at
ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor: 157/1987 dan
0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan
Alif
Bā'
Tā'
Tṡā'
Jim
Ḥā'
Khā'
Dal
Żal
Rā'
Zai
Sîn
Syîn
Ṣād
Ḍād
Tidak dilambangkan
B
T
Ṡ
J
Ḥ
Kh
D
Ż
R
Z
S
Sy
Ṣ
Ḍ
Tidak dilambangkan
Be
Te
Es dengan titik di atas
Je
Ha dengan titik di bawah
ka dan ha
De
Zet dengan titik di atas
Er
Zet
Es
es dan ye
Es dengan titik di bawah
De dengan titik di bawah
iii
Ṭā'
Ẓā'
'Ain
Gayn
Fā'
Qāf
Kāf
Lām
Mîm
Nūn
Waw
Hā'
Hamzah
Yā'
Ṭ
Ẓ
...ʻ...
G
F
Q
K
L
M
N
W
H
...’...
Y
Te dengan titik di bawah
Zet dengan titik di bawah
Koma terbalik di atas
Ge
Ef
Qi
Ka
El
Em
En
We
Ha
Apostrof
Ye
B. Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap
Ditulis
Ditulis
muta aqqidīn
iddah
C. Tā' marbūtah di akhir kata
1. Bila dimatikan, ditulis h:
Ditulis
ditulis
Hibah
jizyah
iv
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h:
Ditulis karāmah al-auliyā'
3. Bila tā` marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah
ditulis t:
Ditulis Zakāt al-fitri
D. Vokal Pendek
Kasrah
fathah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
i (fahima)
a (ḍaraba)
u (kutiba)
E. Vokal Panjang
1
2
3
fathah + alif
fathah + ya' mati
kasrah + ya' mati
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ā
jāhiliyyah
ā
yas ā
ī
v
4
dammah + wawu mati
ditulis
ditulis
ditulis
karīm
ū
furūḍ
F. Vokal Rangkap
1
2
Fathah + ya' mati
fathah + wawu mati
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
Qaulun
G. Vocal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
Ditulis
ditulis
ditulis
a'antum
u'iddat
la'in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah
Ditulis
Ditulis
al-Qur' ān
al-Qiyās
vi
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.
Ditulis
Ditulis
as-Samā'
asy-Syams
I. Huruf Besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
J. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya.
Ditulis
Ditulis
żawī al-furūḍ,
ahl as-sunnah
vii
MOTTO
BERILMU AMALIAH, BERAMAL ILMIAH
LONG LIFE EDUCATION
viii
Abstrak
Kitab Al-Kasysyaf ‘An Haqaiq at-Tanzil wa ‘Uyunu al-Aqawil fi Wujuhi
at-Ta’wil karya Az-Zamakhsyari merupakan karya fenomenal yang banyak
diidentikkan dengan madzhab Mu’tazilah. Tesis ini berupaya menjelaskan
keabsahan asumsi umum tersebut secara akademik dengan mengkaji penafsiran
Az-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat tentang Al-Ushul al-Khamsah dalam tafsir Al-
Kasysyaf. Al-Ushul al-Khamsah sendiri merupakan lima prinsip dasar Mu’tazilah
yang sekaligus menjadi symbol madzhab tersebut.
Tesis ini secara khusus akan menjawab tiga pertanyaan berikut. Pertama,
bagaimana konten dan metode serta sumber penafsiran Az-Zamakhsyari terhadap
ayat-ayat terkait Al-Ushul al-Khamsah dalam Al-Kasysyaf? Kedua, seberapa jauh
Al-Kasysyaf merepresentasikan aliran Mu’tazilah berdasarkan penafsiran Az-
Zamakhsyari terhadap ayat-ayat terkait al-Ushul al-Khamsah? Ketiga, bagaimana
relevansi penafsiran Az-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat terkait al-Ushul al-
Khamsah dalam hubungannya dengan konteks kekinian?
Untuk menjawab tiga pertanyaan tersebut, analisis dilakukan dengan
beracuan pada penjabaran teori mengenai Al-Ushul al-Khamsah kemudian pada
penafsiran Az-Zamakhsyari. Setelah itu, dilakukan perbandingan antara
penafsiran Az-Zamakhsyari dengan penafsiran beberapa mufassir lain.
Perbandingan pertama dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh Al-Kasysyaf
mencerminkan faham-faham Mu’tazilah sedang perbandingan kedua bertujuan
untuk menakar relevansi Al-Kasysyaf dalam hubungannya dengan konteks
kekinian.
Adapun hasil dalam penelitian ini adalah; pertama, Az-Zamakhsyari
mengombinasikan analisis dalil naqli serta ijtihad-nya sendiri dalam Al-Kasysyaf,
baik dalam hal konten ayat maupun analisis bahasa. Secara umum, Az-
Zamakhsyari tidak langsung ‘memromosikan’ pandangan-pandangan Mu’tazilah
di dalam kerja penafsirannya. Kedua, Al-Kasysyaf bisa dikatakan Mu’tazilah, akan
tetapi ada banyak perbedaan antara pandangan Az-Zamakhsyari dan faham yang
diyakini Mu’tazilah dalam sebagian di antara point-point dalam Al-Ushul Al-
Khamsah. Ketiga, secara umum penafsiran Az-Zamakhsyari masih relevan
dengan konteks kekinian, kecuali dalam satu dan beberapa hal. Relevansi tersebut
utamanya terkait dengan perihal mengesakan Tuhan di antara ‘tuhan-tuhan’
modern, kepercayaan akan kemahaadilan Allah dalam hal takdir, kesempatan
untuk bertaubat dan lain sebagainya.
Kata kunci: Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyaf, Mu’tazilah, Al-Ushul al-Khamsah,
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, Sang Maha Pengasih yang
kasihnya tidak pandang bulu dan Maha Penyayang yang sayangnya tidak terbatas.
Allah shubhanahu wata’ala telah menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman yang
memuat keterangan jelas nan penuh tanpa ada kesamaran sedikitpun. Al-Qur’an
merupakan mu’jizat yang tidak ada seorangpun, meskipun berkumpul dari setiap
penjuru dunia, mampu membuat sesutu yang sama sepertinya. Hak dan batil jelas
dibedakan dalam al-Qur’an tidak ada keraguan di dalamnya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada sang penunjuk
kebenaran baginda Rasul Muhammad saw yang membawa kabar gembira tentang
isi Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam sampai hari akhir.
Penulis panjatkan rasa syukur yang sangat mendalam atas selesainya tesis
ini, meskipun ada beberapa kendala yang menyebabkan tidak terselesainya studi
tepat waktu (2 tahun menjadi 4 tahun). Namun demikian, penulis bersyukur masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikannya walaupun berbenturan dengan
kewajiban mengajar dan mengurus keluarga.
Penulis sadar bahwa proses penulisan tesis ini tak luput dari bantuan dan
do’a dari segenap pihak. Terima kasih yang tak terkira penulis ucapkan kepada
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Yudian Wahyudi, Ph. D., dan juga
kepada Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Bapak Prof. Noorhaidi, MA.,
M.Phil., Ph.D yang selalu mendorong dan mendukung para mahasiswa untuk
segera merampungkan tesis.
Kepada Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin. M.Ag selaku pembimbing yang
telah meluangkan waktunya di sela-sela kesibukan yang sangat padat untuk
x
melakukan bimbingan, diskusi ,penelaahan, serta memberikan saran, masukan dan
perbaikan guna penyempurnaan tesis ini, penulis ucapkan jazakumullahu khairan.
Kepada Direktur dan Wakil Direktur Ma’had Ali Bin Abi Thalib UMY,
yang telah mengijinkan penulis di sela-sela tugas mengajar untuk menyelesaikan
penulisan tesis ini, penulis mengakui telah berhutang banyak kebaikan kepada
beliau atas pengertiannya. Dalam hal ini penulis ucapkan banyak terima kasih
jazaakumullah khairan.
Kepada kedua orangtua, ayahanda Alm H. Tarso Miharjo, dan ibunda Hj
Mustingah, juga kepada mertua bapak Drs. H. Abdul Syukur dan Ibu. Hj. Widya
Astuti, A. Md, terima kasih sebanyak-banyaknya atas dukungan, motivasi dan doa
hingga terselesainya tesis ini.
Kepada suami tercinta, Mokhamad Ariawan Suputro, Lc dan ananda Awah
Halim Faza, terimaksih yang terkira atas kehadiran kalian yang menjadi
penyemangat dan motivasi dalam terselesainya tesis ini.
Kepada semua pihak, saudara, teman, kolega, mahasiswa dan semua yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimaksih yang tak terhingga atas
kontribusinya dalam penyelesaian tesis ini baik berupa doa, sharing, support atau
motivasi, tukar pikiran maupun diskusi. Semoga Allah membalas yang lebih dan
lebih Jazakumullah khairan
Yogyakarta, 15 Juni 2016
(I f a e d a h)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………. ii
PENGESAHAN DIREKTUR…………………………………….. iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI………………………………. iv
NOTA DINAS…………………………………………………….. v
ABSTRAK……………………………………………………….... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………….. viii
KATA PENGANTAR……………………………………………. xiii
DAFTAR ISI……………………………………………………… xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………….. 6
D. Kajian Pustaka……………………………………………... 7
E. Kerangka Teori…………………………………………….. 10
F. Metode Penelitian………………………………………….. 12
G. Sistematika Pembahasan…………………………………… 14
BAB II: AZ-ZAMAKHSYARI, AL-KASYSYAF DAN
MU’TAZILAH……………………………………………………. 17
A. Az-Zamakhsyari…………………………….. ……………. 17
1. Perjalanan Hidup Az-Zamakhsyari……………………. 17
2. Karya-karya Az-Zamakhsyari…………………………. 19
xii
B. Al-Kasysyaf………………………………………………………. 22
1. Latar Belakang Penulisan dan Deskripsi Fisik………… 23
2. Metode Penafsiran……………………………………... 25
C. Mu’tazilah………………………………………………… 30
1. Sejarah Timbulnya Aliran Teologi dalam Islam………. 30
2. Sejarah Lahirnya Mu’tazilah………………………….. 33
3. Az-Zamakhsyari dan Mu’tazilah……………………… 36
BAB III: KONSTRUKSI METODOLOGIS PENAFSIRAN AZ-
ZAMAKHSYARI TENTANG AL-USHUL AL-KHOMSAH…… 39
A. At- Tawhid (Mengesakan Allah)…………………………... 40
1. Pengertian Ru’yatullah………………………………... 41
2. Penafsiran Az-Zamakhsyari atas Ayat-ayat
terkait Ru’yatullah……………………………………. 43
B. Al-‘Adl (Keadilan)…………………………………………. 51
1. Pengertian Qadha dan Qadar……………………………... 53
2. Penafsiran Az-Zamakhsyari atas Ayat-ayat
terkait Qadha dan Qadar…………………………………... 56
C. Al-Wa’d wa Al-Wa’id (Janji dan Ancaman)………………... 63
1. Pengertian Syafa’at…………………………………….. . 66
2. Penafsiran Az-Zamakhsyari atas Ayat-ayat
terkait Syafa’at………………………………………… . 67
D. Al-Manzilah bayna Al-Manzilatain
(Kedudukan di antara Dua Tempat)………………………… 74
1. Kriteria dan Ketentuan (bagi) Pelaku Dosa Besar…….... 75
2. Penafsiran Az-Zamakhsyari atas Ayat-ayat terkait
Pelaku Dosa Besar……………………………………… 76
E. Al-Amr bi Al-Ma’ruf wa An-Nahy ‘an Al-Munkar…………. 83
1. Pengertian Amr Ma’ruf Nahy Munkar…………………….. 84
2. Penafsiran Az-Zamakhsyari atas Ayat-ayat terkait
Amr Ma’ruf Nahy Munkar…………………………………. 88
xiii
BAB IV: RELEVANSI PENAFSIRAN AZ-ZAMAKHSYARI DENGAN
PANDANGAN MU’TAZILAH DAN KONTEKS KEKINIAN……. 95
A. At- Tauhid dan Ru’yatullah…………………………………. 98
B. Al-‘Adl/Qadha’ dan Qadar……………………………………… 106
C. Al-Wa’d wa Al-Wa’id dan Syafa’at…………………………. 112
D. Al-Manzilah bayna Al-Manzilatain dan Pelaku Dosa Besar… 117
E. Al-Amr bi Al-Ma’ruf wa An-Nahy ‘an Al-Munkar dan
Aplikasinya………………………………………………….. 124
BAB V: PENUTUP………………………………………………… 131
A. Kesimpulan………………………………………………….. 131
B. Saran…………………………………………………………. 132
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu hal yang sangat dibanggakan umat Islam dari dulu hingga
saat ini adalah otentisitas Al-Qur’an yang merupakan warisan intelektual Islam
terpenting dan paling berharga.1 Dari dulu hingga saat ini, Al-Qur’an tetap utuh
dan sama. Hal yang membedakan adalah cara membaca dan menafsirkannya. Cara
membaca Al-Qur’an umumnya dibahas panjang lebar dalam ilmu qira’at sedang
rambu-rambu menafsirkan Al-Quran dikenal dengan ilmu tafsir. Dalam khazanah
tafsir, banyak sekali mufassir yang telah menghasilkan karya dengan corak, gaya
maupun metode penafsiran yang satu sama lain tidaklah sama. Secara garis besar,
metode utama dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah tahlili, ijmali, muqaran dan
maudhu’i.2
Ragam corak, gaya maupun metode menafsirkan Al-Qur’an sebenarnya
berkait erat dengan ayat-ayatnya yang bisa dikaji dari berbagai sisi. Ini senada
dengan ungkapan Abdullah Darraz bahwa ayat-ayat Al-Qur’an bagaikan intan.
Setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar
dari sudut-sudut lain.3 Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa di ‘mata dan
tangan’ mufassir yang berbeda, suatu ayat bisa menunjukkan dan memunculkan
1Said Agil Husain Al Munawar, Al-Qu’ran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Jakarta:
Ciputat Pres, 2002), hlm.15 2Said Agil Husain Al Munawar, Al-Qu’ran Membangun Tradisi..., hlm.73 3Said Agil Husain Al Munawar, Al-Qu’ran Membangun Tradisi..., hlm.72
2
banyak sekali penafsiran serta ditafsiri dengan berbagai macam pendekatan.
Terkait ini, Mohammed Arkoun berkomentar bahwa Al-Qur’an memiliki
kemungkinan arti dan kesan yang tidak terbatas, sehingga ayat-ayatnya selalu
terbuka (untuk interpretasi baru), tidak pasti, tidak kaku pun tidak tertutup dalam
interpretasi tunggal. 4
Fleksibilitas penasiran ayat-ayat Al-Qur’an tersebut jugalah yang
menyebabkan khazanah penafsiran al-Qur’an selalu berubah dan bervariasi dari
waktu ke waktu, bahkan antarlokasi yang berbeda. Ini merupakan bukti bahwa
manusia tidak selamanya meniru sesuatu yang terdahulu, termasuk dalam sebuah
karya tafsir. Semakin banyak hal yang dialami dan semakin beragam fenomena
yang disaksikan, semakin besar pula kemungkinan seseorang akan memiliki
kecenderungan tertentu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Hal yang sama berlaku
pada afiliasi keilmuan atau madzhab yang sangat mungkin memengaruhi ‘arah’
penafsiran seorang mufassir. Taruhlah misalnya anggapan bahwa Az-
Zamakhsyari, seorang tokoh Mu’tazilah yang menulis karya tafsir berjudul Al-
Kasysyaf, membela madzhabnya melalui kitab tersebut.
Al-Kasysyaf karya Az-Zamakhsyari memang tergolong salah satu kitab
tafsir yang cukup populer. Sedikitnya, ada dua hal yang menyebabkan kitab
tersebut termasyhur. Pertama adalah melimpahnya analisis bahasa dalam kerja
penafsiran sedang kedua adalah afiliasi penulisnya dengan madzhab Mu’tazilah.
Secara umum Al-Kasysyaf dianggap sebagai tafsir tahlili yang bercorak ra’yi
4M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat (Bandung : Mizan, 1994), hlm.16
3
karena kuatnya analisis logika di dalamnya. Ini salah satunya diungkapkan oleh
Manna’ al-Qaththan. 5
Terlepas dari afiliasinya pada Mu’tazilah, Az-Zamakhsyari merupakan
seorang ilmuwan yang serius. Ia melakukan pengembaraan intelektual mati-
matian dengan kondisi tubuhnya yang tidak sepenuhnya optimal. Berbagai kota ia
kunjungi untuk bertemu dan belajar pada guru-guru dari berbagai disiplin.
Sesekali waktu ia pulang ke kampung halamannya namun tak lama kemudian, ia
kembali merantau untuk memuaskan dahaganya akan ilmu pengetahuan. Tak
heran, Az-Zamakhsyari agaknya merasa patut mengapresiasi proses maupun karya
yang telah ia hasilkan. Mengenai kitab tafsirnya, Al Kasysyaf, ia berkomentar
demikian;
“Kitab-kitab tafsir di dunia ini sangat banyak. Semuanya tidak ada yang seumpama Al-Kasysyaf. Bila kamu ingin petunjuk, maka bacalah kitab itu. Karena kebodohan bagaikan penyakit dan Al-Kasysyaf penyembuhnya”6 Komentar yang dikemukakan Az-Zamakhsyari bisa jadi memang
beralasan sebab tidak hanya dirinyalah yang menunjukkan apresiasi positif
terhadap karya tersebut. Syaikh Haidar al-Hiwari, misalnya, mengatakan
demikian;
Kitab Al-Kasysyaf mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, tidak ada bandingannya dengan kitab-kitab terdahulu dan kitab yang dikarang kemudian. Dalam kitab tersebut terkumpul ungkapan indah dan teratur. Apabila dibandingkan dengan kitab sesudahnya, rasanya tidak semanis Al-Kasysyaf. Walaupun kitab (lain) itu memiliki keutamaan lain, kemanisan Al-Kasysyaf tetap tidak
5 Manna’ Al-Qaththan, Mabahis Fi Ulum al-Qur’an cet. III, (Riyad: Maktabah al-Ma’arif,
2000), hlm. 6Mani’ Abdul Halim Mahmud, Metodologi Tafsir; Kajian Komprehensif Metode Para Ahli
Tafsir, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 ) hlm. 227.
4
ditemukan di dalamnya. Karena terkadang dalam karangan lain terdapat ungkapan yang menyiratkan minimnya pengalaman sang mufassir dengan adanya ungkapan yang salah dan berbeda dengan apa yang dikemukakan Az-Zamakhsyari. Maka dari itu, kitab Az-Zamakhsyari ini sangatlah cermat lagi terang dan karenanya ia menjadi masyhur dan terkenal bagaikan terangnya matahari di siang hari.”7
Namun demikian, di sisi lain, kitab tafsir Al-Kasysyaf juga banyak
mendapat kritik bahkan celaan. Menuru Husain Adz-Dzahabi, golongan yang
melontarkan kritik terhadap kitab tafsir tersebut umumnya sangat keberatan
dengan pembelaan Az-Zamakhsyari terhadap doktrin Mu’tazilah yang dianggap
berlebihan. Az-Zamakhsyari juga beberapa kali mencela ulama’ lain yang
berseberangan paham dengannya menggunakan kata-kata yang tidak pantas.
Karena kecenderungan inilah, sisi lain dalam Al-Kasysyaf, seperti pengungkapan
kemukjizatan bahasa dalam ayat-ayat Al-Qur’an menjadi terlupakan dan tidak
diperhitungkan.8
Salah satu ulama’ yang mengritik Al-Kasysyaf adalah Mustafa al-Sawi
al-Juwaini yang mengungkapkan bahwa Az-Zamakhsyari sangatlah fanatik
membela ajaran Mu’tazilah sehingga penafsirannya sangat dipengaruhi ajaran
Mu’tazilah bahkan menjadi semacam pembelaan terhadap doktrin-doktrin dalam
Mu’tazilah. 9 Sinyalir adanya hubungan erat antara Mu’tazilah dengan kitab tafsir
Al-Kasysyaf karya Az-Zamakhsyari memang beralasan sekaligus menjadi hal
yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Selain status penulisnya sebagai
7 Mani’ Abdul Halim Mahmud, Metodologi Tafsir; Kajian..., hlm .227-228 8 Husain Adz-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun (Beirut: Dar Al-Fikr, 1976), hlm. 444 9 Mustafa al-Sawi al-Juwaini, Manhaj Az-Zamakhsyari fi Tafsir Al-Qur’an (Mesir: Dar al-
Ma’arif, tt), hlm. 149. Sebagaimana dikutip oleh Fauzan Naif, “Al-Kasysyaf Karya Al-Zamakhsyari”, dalam Ahmad Baidowi (dkk), Studi Kitab Tafsir Klasik-Tengah (Yogyakarta: TH-Press, 2010), hlm. 60
5
pemuka Mu’tazilah, ulasan-ulasan di dalam Al-Kasysyaf juga dianggap begitu
‘Mu’tazilah’ sehingga hubungan antarkeduanya nyaris tak terelakkan.
Mu’tazilah sendiri merupakan sekte Islam yang muncul pada permulaan
abad ke-2 H/8 M di kota Bashrah, Irak. Tokoh kunci yang memegang peranan
utama dalam berdirinya sekte ini adalah Washil bin ‘Atha yang di lahirkan di
Madinah Al-Munawarah pada tahun 80 H/669 M.10 Kelompok tersebut kemudian
berkembang dan memiliki sebuah prinsip dasar dan sekaligus menjadi symbol
besar madzhab yang dikenal dengan nama Al-Ushul al-Khamsah. Setiap anggota
Mu’tazilah meyakini kelima prinsip dasar tersebut tanpa terkecuali dan keyakinan
tersebutlah yang bisa membuat seseorang bergelar “mu’tazili”. Adapun kelima
asas tersebut adalah al-Tawhid (mengesakan Allah), al-‘Adl (keadilan), al-Wa’d
wa al-Wa’id (janji dan ancaman), al-Manzilah baina al-Manzilatain (kedudukan
di antara dua tempat), dan al-Amr bi al-Ma’ruf wa an-Nahy ‘an al-Munkar
(menyuruh kebaikan dan melarang keburukan).11
Dari berbagai gambaran di atas, tesis ini berupaya mengetahui seberapa
besar pengaruh Mu’tazilah terhadap penafsiran Az-Zamakhsyari dalam tafsir Al-
Kasysyaf. Untuk alasan efisiensi, penafsiran Az-Zamaksyari yang dijadikan
subjek penelitian ini dibatasi pada penafsiran ayat-ayat yang berkait dengan
kelima ajaran dasar Mu’tazilah mengingat ada banyak aspek lain dari Mu’tazilah
yang juga potensial untuk dijadikan subjek penelitian. Selain itu, karena masing-
10 Masturi Irham, Muhammad Abidun Zuhdi dan Khalifurrahman Fath, Ensiklopedia
ALIRAN dan MADZHAB DI DUNIA ISLAM (Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR,2015), hlm 1113
11Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang , 2001), hlm. 46.
6
masing point dari kelima dasar tersebut juga memiliki cakupan luas, ditentukan
satu kasus spesifik yang akan dibahas secara khusus.
Dua hal penting yang akan dikaji dalam analisis terhadap penafsiran
ayat-ayat tersebut adalah konten penafsiran serta metode (serta sumber penafsiran)
yang digunakan. Dengan pemilihan dan penyempitan kajian yang demikian,
diharapkan tesis ini dapat memberi gambaran seberapa ‘Mu’tazilah’ sebuah tafsir
yang ditulis oleh seorang pentolan sekte tersebut.
B. Rumusan Masalah
Tiga pertanyaan yang hendak dikaji dan dijawab dalam tesis ini adalah
sebagai berikut;
1. Bagaimana penafsiran Az-Zamakhsyari dalam Al-Kasysyaf
mengenai ayat-ayat terkait al-Ushul al-Khamsah dalam hal konten
dan metode (serta sumber) penafsiran?
2. Seberapa jauh Al-Kasysyaf merepresentasikan aliran Mu’tazilah
berdasarkan penafsiran Az-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat terkait
al-Ushul al-Khamsah?
3. Bagaimana relevansi penafsiran Az-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat
terkait al-Ushul al-Khamsah dalam hubungannya dengan konteks
kekinian?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Menjelaskan dan menganalisis penafsiran Az-Zamakhsyari dalam
Al-Kasysyaf mengenai ayat-ayat yang terkait dengan al-Ushul al-
Khamsah dalam hal konten dan metode (serta sumber dan gaya)
penafsiran.
7
2. Memastikan dan menjelaskan seberapa jauh Al-Kasysyaf
merepresentasikan aliran Mu’tazilah berdasarkan penafsiran Az-
Zamakhsyari terhadap ayat-ayat yang terkait dengan al-Ushul al-
Khamsah.
3. Memaparkan relevansi penafsiran Az-Zamakhsyari terhadap ayat-
ayat yang terkait dengan al-Ushul al-Khamsah dalam hubungannya
dengan konteks kekinian.
Sementara itu, kegunaan penelitian ini adalah memberikan kontribusi bagi
perkembangan kajian tafsir khususnya mengenai pengaruh ideologi atau madzhab
(baik teologi maupun fiqh) seorang mufassir dalam karya tafsir yang dihasilkan.
Penelitian ini juga akan turut berkontribusi dalam meramaikan gagasan perihal
segitiga hermeneutik antara penulis, teks dan pembaca khususnya mengenai
hubungan tak terpisahkan antara teks dan ‘seluruh atribut’ penulisnya.
D. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian telah banyak dilakukan berkenaan dengan karya
fenomenal Az-Zamakhsyari bertajuk Al-Kasysyaf tersebut. Karya-karya yang
demikian tersebar dalam bentuk buku, skripsi, tesis maupun dalam bentuk jurnal
dan artikel-artikel ringan. Beberapa di antara karya tersebut dapat dikategorikan
menjadi dua bagian berikut ini.
Pertama adalah karya-karya yang mengulas pandangan Az-
Zamakhsyari mengenai tema-tema tertentu yang termuat dalam Al-Qur’an. Ini
misalnya dapat dilihat dari skripsi Priyanti Handayani yang berjudul “Penafsiran
8
Syafa’at menurut Az-Zamakahsari dalam Tafsir al-Kasysyaf.”12 Karya tersebut
mengulas pendapat dan penafsiran Az-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat Al-Qur’an
tentang syafa’at.
Ada juga skripsi Khoirul Faizin yang berjudul “Penafsiran Ayat-ayat
Tajsim dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif atas Tafsir al-Kasysyaf an Haqaiq at-
tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujuhi at-Ta’wil karya Az-Zamakhsyari dan Tafsir
Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil karya Baidhowi.”13 Kurang lebih, skripsi
tersebut membandingkan penafsiran kedua tokoh pengarang Tafsir Al-Kasysyaf
dan Tafsir Anwar at-Tanzil mengenai konsep dan polemik ke-jisim-an Allah.
Tema lain yang dibahas menggunakan perspektif Az-Zamakhsyari
adalah pemimpin, yakni dalam skripsi berjudul “Penafsiran az-Zamakhsyari
tentang Pemimpin dalam Kitab al-Kasysyaf karya Az-Zamakhsyari (Analisis
terhadap Surat An-Nisa’ ayat 59)” yang ditulis oleh Siti Nurohmah.14 Di
dalamnya, Siti Nurohmah menggambarkan bagaimana penafsiran Az-
Zamakhsyari dalam Surat An-Nisa’ ayat 59 tentang pemimpin serta melakukan
kajian kritis.
Hal yang nyaris serupa ditemukan pada skripsi yang ditulis Mochamad
Tholib Khoiril Waro dengan judul “Rasionalitas Az-Zamakhsyari dalam Tafsir
12Priyanti Handayani,”Penafsiran Syafa’at Menurut Az-Zamakhsyari dalam Tafsir al-
Kasysyaf”, Skripsi ( Yogyakarta: 2014, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
13Khoirul Faizin, “Penafsiran Ayat-ayat Tajsim dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif atas Tafsir al-Kasysyaf ‘an Haqaiq al-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil Karya az-Zamakhsyari dan Tafsir Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil karya Baidawi)”, Skripsi (Yogyakarta: 2015, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
14Siti Nurohmah, “Penafsiran Az-Zamakhsyari tentang Pemimpin dalam Kitab Al-Kasysyaf ‘an Haqaiq Gawamid at-Tanzil wa ‘Uyun al-‘Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil (Analisis terhadap Surat An-Nisa’ ayat 59)”, Skripsi (Yogyakarta: 2015, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
9
(Kajian atas Kisah Ibrahim dalam Tafsir Al-Kasysyaf pada Surat Al-Anbiya’ ayat
51-70).” Seperti tergambar dalam judulnya, skripsi tersebut berupaya menjelaskan
seberapa jauh porsi rasionalitas Az-Zamakhsyari dalam melakukan kerja
penafsiran. Namun demikian, penulis skripsi ini hanya sedikit menyinggung status
Az-Zamakhsyari sebagai tokoh Mu’tazilah dan lebih fokus mengulas penafsiran
Surat Al-Anbiya’ 51-70 yang menceritakan Nabi Ibrahim.15 Karenanya, karya ini
belum mengupas unsur-unsur Mu’tazilah yang lebih fundamental.
Karya lainnya adalah skripsi Eka Ainir Rosidah dengan karya berjudul
“Ayah dalam Al-Qur’an (studi atas penafsiran Az-Zamkahsari dalam Tafsir al-
Kasysyaf)” juga mengemukakan penafsiran dalam Al-Kasysyaf mengenai sosok
ayah yang dikemukakan utamanya dalam cerita-cerita Al-Qur’an. 16
Kedua adalah karya-karya yang mengulas satu aspek dalam Al-
Kasysyaf, semisal qira’at maupun metode yang dipakai. Ini dapat dilihat dari
skripsi Abdul Wadud Kasyful Humam yang berjudul ”Pandangan Az-
Zamakhsyari tentang Qira’at dan Implikasinya terhadap Penafsiran Surat al-
Baqarah (Studi atas Kitab al-Kasysyaf karya Az-Zamakhsyari),”17 Pembahasan di
dalamnya fokus perihal pandangan qira’at Az-Zamakhsyari dan bagaimana
pandangan tersebut memengaruhi beberapa penafsirannya dalam Surat Al-
Baqarah.
15Muhammad Tholib Khoril Waro, “Rasionalitas Az-Zamakhsyari dalam Tafsir (Kajian
atas Kisah Ibrahim dalam Tafsir Al-Kasysyaf Surat Al-Anbiya’ 51-70), Skripsi (Yogyakarta: 2014, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
16Eka Ainir Rosyidah, “Ayah dalam Al-Qur’an (Studi atas Penafsiran Az-Zamakhsyari dalam Tafsir Al-Kasysyaf)”, Skripsi (Yogyakarta: 2016, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
17Abdul Wadud Kasyful Humam, “Pandangan Az-Zamakhsyari tentang Qira’at dan Implikasinya terhadap Penafsiran Surat Al-Baqarah (Studi atas Kitab al-Kasysyaf karya Az-Zamakhsari), Skripsi ( Yogyakarta:2013, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
10
Jika Kasyful Humam memfokuskan pembahasannya pada Surat Al-
Baqarah, maka Zamam Suyuti lebih memilih Surat Al-An’am dalam skripsi
berjudul ”Ragam Qira’at dalam Surat Al-An’am (Studi Kitab Al-Kasysyaf Karya
Az-zamkahsyari).”18 Ada juga karya M. Maghfur Amin dengan judul ”Pengaruh
Mu’tazilah terhadap Konsep Muhkam–Mutasyabih (Studi Analisis Kitab Tafsir al-
Kasysyaf karya Az-Zamakhsyari).”19 Kurang lebih, skripsi tersebut mengulas
pengaruh Mu’tazilah terhadap Az-Zamakhsyari dalam menulis tafsir al-Kasysyaf
perihal konsep dan aplikasi muhkam-mutasyabih. Terakhir adalah tesis Arfian
Darmansyah yang berjudul “Ad-Dakhil dalam Tafsir Az-Zamakhsyari.” Karya
tersebut membahas unsur-unsur ad-Dakhil dalam kitab Al-Kasysyaf20 baik dari
tinjauan akidah, ibadah, akhlak dan muamalah.
Dari beberapa karya tersebut dan sejauh penelusuran penulis, belum ada
satupun karya yang mengulas kaitan antara Mu’tazilah dan Al-Kasysyaf karya
Zamakhsyari dengan menjadikan al-ushul al-khamsah sebagai pisau analisisnya.
Karena itu, penelitian ini masih absah dan layak secara akademik untuk
dilakukan.
18Zamam Suyuti, “Ragam Qira’at dalam Surat Al-An’an (Studi Kitab Al-Kasysyaf Karya
Az-Zamakhsari)” Skripsi (Yogyakarta:2014, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
19M.Maghfur Amin, “Pengaruh Mu’tazilah terhadap Konsep Muhkam-Mutasyabih (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Kasysyaf Karya Az-Zamakhsayari)”, Skripsi (Yogyakarta: 2014, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
20Arfian Darmansyah, “ Ad-Dakhil dalam Tafsir Az-Zamkahsyari” Tesis (Yogyakarta:2014, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga).
11
E. Kerangka Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah al-Ushul al-Khamsah
dalam Mu’tazilah. Penafsiran Az-Zamakhsyari tentang ayat-ayat terkait lima
konsep dasar dalam Mu’tazilah tersebut dianalisis dengan terlebih dahulu
memaparkan penjelasan mengenai lima butir prinsip tersebut. Tujuannya adalah
untuk mengetahui, memastikan dan menjelaskan adanya pengaruh Mu’tazilah
dalam Al-Kasysyaf serta menakar seberapa besar pengaruhnya.
Al-Ushul al-Khamsah merupakan lima pokok prinsip dasar aliran
Mu’tazilah yang sekaligus merupakan symbol aliran ini. Namun demikian,
kelimanya tidak terbentuk secara keseluruhan pada masa Washil bin Atha’ dan
Amr bin Ubaid. Washil sendiri hanya mengajukan satu prinsip dasar dengan
bentuk yang baku, yaitu prinsip al-manzilah baina al-manzilatain. Adapun prinsip
dasar lainnya terbentuk secara bertahap dan belum terhimpun dalam bentuk yang
dikenal saat ini. Perkembangan Al-Ushul al-Khamsah secara khusus terjadi ketika
Mu’tazilah berada di bawah komando Abu Al-Hudzail Al- Allaf (w. 226 H/840
M) dan Ibrahim bin Sayyar An-Nizham (w. 231 H/845 M). Keduanya merupakan
tokoh Ulama Mu’tazilah yang berada di tingkatan keenam. 21
Berikut adalah gambaran singkat mengenai kelima prinsip dasar
tersebut. Pertama, mengesakan Allah mengharuskan adanya pengetahuan
sekaligus penetapan. Ini berarti bahwa untuk benar-benar bertauhid, seseorang
haruslah mengetahui sekaligus menetapkan (bersaksi akan) keesaan Allah.22 Point
21Masturi Irham, Muhammad Abidun Zuhdi dan Khalifurrahman Fath, Ensiklopedia Aliran dan Madzhab di Dunia Islsm (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hlm. 118.
22 Machasin, Al-Qadi’ Abd Al-Jabbar dan Ayat-ayat Mutasyabihat dalam Al-Qur’an…, hlm. 43. Bandingkan dengan ‘Abd Al-Jabbar, Syarh Al-Ushul al-Khamsah..., hlm. 132
12
lain yang tak kalah penting dari butir pertama ini adalah kesatuan dzat dan sifat
Allah. Ini berlandaskan pandangan bahwa jika dzat dan sifat dibedakan, maka
akan ada dua unsur yang maha segalanya, yakni dzat dan sifat Allah. Mu’tazilah
menganggap keyakinan yang demikian sebagai sebuah kemusyrikan. 23
Kedua adalah perihal keadilan Allah. Mu’tazilah mengakui bahwa
semua ‘perbuatan’ Allah itu baik dan tidak ada satupun hal jelek yang ‘dilakukan’
Allah dan atau diberikan kepada hamba dan makhluk-Nya. 24 Ketiga, Allah tidak
akan menyalahi janji dan ancaman yang telah Ia berikan.25 Dengan kata lain,
Allah tidak akan mengirimkan orang yang beriman ke neraka dan tidak pula orang
yang kafir ke dalam surga. 26
Keempat adalah status fasiq bagi mu’min yang melakukan dosa besar.
Fasiq bukanlah kafir seperti yang dituduhkan Khawarij pun juga tidak dianggap
mu’min seperti pandangan golongan Murji’ah. 27 Kelima, definisi makruf yang
disandarkan pada QS. Ali Imran: 110.
F. Metode Penelitian
23 Badri Yatim (ed) Ensiklopedi Mini: Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Wacana Ilmu, 1996), hlm 96.
24 Machasin, Al-Qadi’ Abd Al-Jabbar dan Ayat-ayat Mutasyabihat dalam Al-Qur’an…, hlm. 43.
25 ’Abd al-Jabbar, Syarh Al-Ushul Al-Khamsah..., hlm. 135-134. 26 Badri Yatim (ed), Ensiklopedi Mini: Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Wacana
Ilmu, 1996), hlm. 97-98. 27 Machasin, Al-Qadi’ Abd Al-Jabbar dan Ayat-ayat Mutasyabihat dalam Al-Qur’an…,
hlm. 45. Bandingkan dengan Syarh Al-Ushul Al-Khamsah..., hlm. 140
13
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reseach)
dengan data dari sumber-sumber tertulis baik yang berkaitan langsung maupun
tidak langsung dengan materi yang diteliti. Untuk mempermudah pencapaian
kajian tersebut, dirumuskanlah langkah-langkah metodologis berikut :
1. Data
Dalam penelitian ini ada dua data yang hendak dijaring, yaitu:
a. Informasi mengenai Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyaf, al-Ushul al-Khamsah
dan Mu’tazilah serta penafsiran Az-Zamakhsyari dalam Al-Kasysyaf
terhadap ayat-ayat terkait al-Ushul al-Khamsah.
b. Penafsiran ayat-ayat terkait al-Ushul al-Khamsah dari kitab-kitab tafsir lain
maupun perihal butir-butir al-Ushul al-Khamsah dari sumber di luar
referensi tafsir.
2. Kategori Data
Data-data yang disebutkan di bagian sebelumnya tersebut dikategorisasi
menjadi dua, yakni data primer dan sekunder. Data sekunder terdiri dari Al-
Quran, kitab Al-Kasysyaf li Zamakhsyari, serta sumber-sumber dari Mu’tazilah
dan kitab-kitab tafsir lain. Adapun sumber data sekunder terdiri dari kamus,
buku-buku yang terkait, jurnal, makalah serta lainnya yang mendukung
penelitian dan mengulas Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyaf, Mu’tazilah serta al-
Ushul al-Khamsah.
14
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan sehingga teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan studi literatur. Ini dilakukan
dengan menelusuri bahan-bahan pustaka yang koheren dengan obyek
pembahasan yang dimaksud.
Adapun analisis data dilakukan dengan mencermati kemudian
mengomentari dan atau mengritisi penafsiran Az-Zamakhsyari terkait ayat-ayat
al-Ushul al-Khamsah dengan melakukan dua perbandingan. Perbandingan
pertama adalah dengan konsep al-Ushul al-Khamsah sedang yang kedua
adalah dengan beberapa tafsir lain melalui penggunaan nalar induktif.
Ini dilakukan untuk menemukan tipologi penafsiran dan letak
perbedaan dan kesamaan antara beberapa tafsir tersebut agar dapat ditarik
kesimpulan yang benar-benar akurat secara dalil aqli dan naqli serta tidak
didasari oleh asumsi semata. Dari berbagai penafsiran mengenai ayat-ayat Al-
Ushul al-Khamsah kemudian ditarik kesimpulan mengenai ada tidaknya unsur
Mu’tazilah dalam tafsir Al-Kasysyaf serta kelebihan dan kekurangannya dalam
relevansi dengan konteks kekinian.
G. Sistematika Pembahasan
Agar mempermudah pembahasan, tesis ini di bagi dalam 5 bab dengan
penjelasan berikut;
Bab I berisi pendahuluan. Di dalamnya mencakup pembahasan terkait
arah dan acuan penulisan tesis yang meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, dan
15
terakhir sistematika pembahasan sebagai bagian akhir. Bab ini sangat penting
untuk mengetahui kerangka penulisan serta menjadi acuan untuk penulisan bab-
bab selanjutnya.
Sementara itu, bab II membahas Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyaf dan
Mu’tazilah. Subbab pertama akan mengulas biografi pribadi sekaligus intelektual
Az-Zamakhsyari dan karya-karya yang ia tulis. Selanjutnya, subbab II memberi
paparan singkat mengenai kita tafsir Al-Kasysyaf dari segi latar belakang
penulisan dan deskripsi fisik serta metode penafsiran yang dipakai. Adapun
subbab ketiga memaparkan sejarah timbulnya sekte teologis dalam Islam,
kemunculan Mu’tazilah serta hubungan antara Az-Zamakhsyari dan Mu’tazilah.
Ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman dasar dan singkat mengenai tiga hal
tersebut untuk ‘membekali’ kerja analisis di bagian selanjutnya.
Adapun bab III membahas konstruksi metodologis penafsiran Az-
Zamakhsyari terhadap ayat-ayat terkait al-Ushul al-Khamsah. Bab ini masih
menampilkan data-data yang akan dianalisis dalam bab IV dan disajikan
berdasarkan urutan butir-butir dalam Al-Ushul al-Khamsah. Dengan demikian,
subbab pertama mengulas pengertian tauhid menurut Mu’tazilah serta penafsiran
Az-Zamakhsyari terhadap ayat-ayat tersebut dan demikian seterusnya. Meski
demikian, bagian ini juga disisipi analisis mengenai konsep Al-Ushul al-Khamsah,
penafsiran Az-Zamakhsyari, utamanya mengenai metode, sumber dan gaya
penafsiran yang disajikan, hingga korelasi antara keduanya.
Bab IV berisi analisis penafsiran Az-Zamakhsyari yang merupakan
lanjutan dari sisipan analisis pada bab III perihal keterkaitan antara penafsiran Az-
16
Zamakhsyari dengan pandangan yang dipegang Mu’tazilah. Selain itu, bab ini
juga akan mengulas perihal relevansi penafsiran Az-Zamakhsyari dengan konteks
kekinian. Untuk keperluan ini, terlebih dahulu disajikan data dari tafsir-tafsir lain
seputar penafsiran ayat-ayat terkait Al-Ushul al-Khamsah untuk kemudian
dikomparasikan dengan penafsiran Az-Zamakhsyari. Untuk mempermudah
pembahasan, bagian ini dibagi menjadi lima subbagian berdasarkan Al-Ushul al-
Khamsah berturut-turut dari dasar pertama hingga kelima.
Adapun bab IV berisi kesimpulan serta saran. Kesimpulan terdiri dari
jawaban atas rumusan masalah sedang saran merupakan rekomendasi untuk
penelitian lanjutan yang terkait dengan tema ini.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan serta analisis berbagai data pada bab-bab
sebelumnya, didapatkan tiga kesimpulan berikut;
Pertama, kerja penafsiran Az-Zamakhsyari dalam Al-Kasysyaf atas
ayat-ayat terkait Al-Ushul al-Khamsah dilakukan dengan mengombinasikan
analisis terhadap dalil naqli serta kesimpulan dari ijtihad-nya sendiri, baik perihal
konten ayat maupun analisis bahasa. Dalil-dalil naqli yang digunakan di antaranya
adalah ayat Al-Qur’an, hadis, pendapat para ulama’ dan riwayat-riwayat lain.
Pertama-tama, Az-Zamakhsyari mencantumkan ayat yang dikajinya kemudian
menjelaskan potongan-potongan ayat dengan penjelasan masing-masing.
Potongan ayat ‘diletakkan’ di antara dua kurung sedang penjelasannya di luar
kurung dalam bentuk narasi dan terkadang point-point. Secara umum, Az-
Zamakhsyari tidak langsung ‘memromosikan’ pandangan-pandangan Mu’tazilah
dalam Al-Kasysyaf, baik dengan menyebutkan secara langsung maupun tidak. Ia
melakukan kerja penafsiran layaknya seorang mufassir dan atau akademisi.
Kedua, Al-Kasysyaf secara umum bisa dikatakan Mu’tazilah karena ada
beberapa pandangan yang senada antara karya tersebut dengan faham yang
diyakini Mu’tazilah. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa Al-Kasysyaf
sepenuhnya merepresentasikan Mu’tazilah sebab ada beberapa bagian di mana Al-
132
Kasysyaf melengkapi ajaran yang tidak dijelaskan Mu’tazilah dan begitu juga
sebeliknya. Tak hanya itu, Al-Kasysyaf dan Mu’tazilah terkadang ‘berbeda
pendapat’ mengenai beberapa hal tertentu, semisal prosedur melakukan amr
ma’ruf nahy munkar serta eksklusivitas surga dan neraka menurut status keimanan
seseorang.
Ketiga, penafsiran Az-Zamakhsyari dalam Al-Kasysyaf terhadap ayat-
ayat terkait Al-Ushul al-Khamsah secara umum masih relevan dengan konteks
kekinian kecuali pada bagian-bagian tertentu. Bagian tersebut adalah
pandangannya perihal aplikasi amr ma’ruf nahy munkar yang menurutnya harus
dilakukan dalam keadaan apapun selama perbuatan tertentu jelas merupakan hal
yang ma’ruf atau yang munkar. Selebihnya, penafsiran-penafsiran Az-
Zamakhsyari sangat relevan dalam konteks kekinian dalam hubungannya dengan
mengesakan Allah dari ‘tuhan-tuhan’ modern, kelapangan dada serta ikhtiyar
terhadap takdir, kemahadilan Allah dalam mengganjar seluruh perbuatan,
kesempatan untuk bertaubat serta kepedulian terhadap sesama dengan cara yang
proporsional.
B. SARAN
Beberapa penelitian yang masih mungkin dilakukan dalam kaitannya
dengan subyek maupun obyek penelitian ini sangatlah beragam. Fokus kajian
pada satu di antara lima landasan dalam Al-Ushul al-Khamsah sangat layak
dilakukan untuk memberi pemaparan panjang lebar mengenai sebuah tema dari
berbagai sudut pandang, utamanya dari dalam dan luar Mu’tazilah.
133
Selain itu, referensi naqli yang digunakan Az-Zamakhsyari dalam Al-
Kasysyaf juga layak diteliti, utamanya untuk mengetahui seberapa banyak ia
mengambil sumber-sumber Mu’tazilah dalam kerja penafsirannya. Penelusuran
referensi yang demikian juga akan memunculkan kesimpulan lain perihal
madzhab dan atau kecenderungan Az-Zamakhsyari di luar kajian teologis, semisal
fiqh, qira’at dan tata bahasa.
Banyaknya analisis bahasa yang ditampilkan dalam Al-Kaysyaf bisa
pula menjadi lahan penelitian yang subur, semisal tentang seberapa kuat analisis
bahasa yang dikemukakan di dalamnya mendukung argumen teologis, fiqh atau
qira’at yang disampaikannya.
Selain dapat dilihat dari afiliasinya dengan Mu’tazilah, Az-
Zamakhsyari tentu memiliki dimensi hidup yang lain, semisal kota kelahiran, kota
menimba ilmu, guru-guru serta tahun ketika ia hidup. Berbekal hipotesis bahwa
hal-hal tersebut turut mewarnai penafsirannya dalam Al-Kasysyaf, penelusuran
mengenai hal demikian menjadi layak dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
‘Athiyah, Hasan Ali dan Muhammad Syauqi Amin. 1972. Al-Mu’jam Al-Wasith Kairo: Dar Al-Ma’rifah.
Abduh, Muhammad. 1997. Risalah Tauhid cet. VI Jakarta: Bulan Bintang.
Adz-Dzahabi, Muhammad Husain. 2005. At-Tafsir wa al-Mufassirun vol. I Kairo: Dar al-Hadis.
Ahmad, Muhammad. 2006. Tahid Ilmu Kalam Bandung: CV. Pustaka Setia.
Al Munawar, Said Agil Husain. 2002. Alqu’ran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta : Ciputat Pres.
Al-Adnani, Abu Fatiah. 2004. Hidup Sesudah Mati; Fase Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan Solo: Granada Mediatama.
Al-Ghazali, Imam Abu Hamid. 2014. Al-Musyidul Amin Fi Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin (Ringkasan Ihya’ Ulumiddin) terj. Achmad Sunarto Surabaya: Daarul Abidin.
Al-Ghazali. 2004. Pembuka Pintu Hati cet. I Bandung: MQ Publishing.
Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1998. Kamus Al-Asry Yogyakarta: Multikarya Grafika.
Al-Jabbar, ‘Abd. Syarh Al-Ushul al-Khamsah. Kairo: Maktabah Wahbah, 1965
Al-Kaaf, Habib Abdullah Zaky. 2005. Manusia, Alam Roh dan Alam Akhirat; Perjalanan Panjang Menuju Kehidupan Abadi Bandung: CV Pustaka Setia .
Al-Qaththan, Mana’. 2000. Mabahis Fi Ulum al-Qur’an cet. III Riyad: Maktabah al-Ma’arif
Al-Qaththan, Syaikh Manna. 2015. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an terj. H.Anunur Rafiq El-Mazni. Jakarta: Al-Kautsar.
Al-Syahrastani, Muhammad bin Abd.Karim. tt. Al-Milal wa al-Nihal Beirut: Dar al-Fikr
Amin, Ahmad. 1963. Duha al-Islam juz III, cet. X Lebanon: Dar al-Kitab al-Araby.
135
Amin, M.Maghfur. 2014. “Pengaruh Mu’tazilah terhadap Konsep Muhkam-Mutasyabih (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Kasysyaf Karya Az-Zamakhsayari)”, Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.
Ash Shiddieqy, M. Hasbi. 1993. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an; Media-Media Pokok dalam Menafsirkan Al-Qur’an cet. III Jakarta: PT Bulan Bintang.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2001. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam cet. II Semarang: PT Pustaka Rizki Putera.
As-Shabuni, Muhammad Ali. 1985. Tafsir Ayat Ahkam Ashabuni terj. Muammal Hamidiy dan Imron A.Manan. Surabaya : PT.Bina Ilmu.
As-Salafi, Abdul Halim bin Muhammad Nashar. 2010. Pesona Surga Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafii
Ath-Thabari, Abi Ja’far Muhammad bin Jarir. tt. Tafsir Ath-Thabari vol. V Kairo: Darussalam
Aziz, Abdullah bin Abdul. 1408. Al-Majmu’ Al-Mufid li Masa’il Muhimmah min At-Tauhid, At-Ta’lim At-Takmili; Al-Fashlu Ats-Tsani tk” Jami’ah Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islami Press.
Bashori, Agus Hasan 2009. Kitab Tauhid,At-Tauhid Lish-Shaffits Tsani Al-‘Ali cet. XII, Jakarta: Darul Haq.
Baidowi, Ahmad (dkk). 2010. Studi Kitab Tafsir Klasik-Tengah Yogyakarta: TH-Press
Choiron, A. Marzuki. 1997. Qiamat Surga dan Neraka Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Qur’anul Karim Terjemahan Bandung: CV. Diponegoro
Faizin, Khoirul. 2015 “Penafsiran Ayat-ayat Tajsim dalam Al-Qur’an (Studi Komparatif atas Tafsir al-Kasysyaf ‘an Haqaiq al-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil Karya az-Zamakhsyari dan Tafsir Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil karya Baidawi)”, Skripsi Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Gharib, Muhammad Fathi. 2002. Raudhah al-Bahistin fî Manâhij al-Mufassirin. Kairo: Universitas Al-Azhar.
Halim, Mani Abdul. 2006. Metodologi Tafsir; Kajian Komprenhensif Metode Para Ahli Tafsir Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
136
Hamka. Pelajaran Agama Islam cet. XII Jakarta: PT Bulan Bintang.
Hanafi, Ahmad. 2001. Pengantar Teologi Islam cet. VII Jakarta: PT. Al-Husna Zikra
Hanafi, Ahmad. 2001. Teologi Islam; Ilmu Kalam cet. XII Jakarta: PT Bulan Bintang.
Ilyas, Yunahar. 2006. Kuliah Aqidah Islam cet. X Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI).
Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlaq cet IX Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI).
Irham, Masturi. 2015. Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di Dunia Islam Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Izutsu, Thoshhiko. 1997. Relasi Tuhan dan Manusia, Pendekatan Semantik terhadap Al-Qur’an Yogyakarta: PT.Tiara Wacana Yogya.
Jaiz, Imam Fauzi. Tt. Muzdakarah Al-Hadis,Al-Mustawa Al-Tamhidi, jami’ah Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islami Press
Katsir, Ibnu. 2009. Huru-Hara Hari Kiamat Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Katsir, Imam Al-Hafidz Ibnu. 2005. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim Kairo: Dar Al-Hadist.
Maarif, Ahmad Syafii. 1995. Al-Qur’an Realitas Sosial dan Limbo Sejarah (Sebuah Refleksi) cet. II Bandung: PUSTAKA.
Machasin, Al-Qadi’ Abd Al-Jabbar dan Ayat-ayat Mutasyabihat dalam Al-Qur’an (Pembahasan tentang Kitab Mutasyabih al-Qur’an). Yogyakarta: LKiS, 2000.
Madani, Malik “Al-Kasysyaf; Tafsir Mu’tazilah dalam Literatur Kaum Sunni”, Pesantren vol. VIII no. 11991
Mulyono, Bahori. 2010. Studi Ilmu Tauhid/Kalam Malang: UIN-MALIKI PRESS.
Munawwir, Ahmad Warson. 2002. Kamus al-Munawwir Surabaya: Penerbit Pustaka Progresif.
Muniron. 2015. Ilmu Kalam; Sejarah,Metode, Ajaran dan Analisis Perbandingan Jember: STAIN Jember Press.
Muntohar, Ahmad. 2008. Teologi Islam, Konsep Iman antara Mu’tazilah dan Asy’ariyah Yogyakarta: TERAS.
137
Nasir, Sahilun A. 1996. Pengantar Ilmu Kalam cet. III Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam; Aliran-Aliran, Sejarah dan Analisa Perbandingan Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Nasution, Khoiruddin. 2012. Pengantar Studi Islam Yogyakarta: ACAdeMIA+TAZZAFA.
Nata, Abuddin. 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy) Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurohmah, Siti. 2015. “Penafsiran Az-Zamakhsyari tentang Pemimpin dalam Kitab Al-Kasysyaf ‘an Haqaiq Gawamid at-Tanzil wa ‘Uyun al-‘Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil (Analisis terhadap Surat An-Nisa’ ayat 59)”, Skripsi Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.
Rahman, Fazlur. 2000. ISLAM cet. IV Bandung: Pustaka.
Ridha, M.Rasyid. tt, Tafsir al-Manar jilid IV Beirut: Dar al-Fikr.
Rosyidah, Eka Ainir, 2016. “Ayah dalam Al-Qur’an (Studi atas Penafsiran Az-Zamakhsyari dalam Tafsir Al-Kasysyaf)”, Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.
Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. 2006. Ilmu Kalam cet. II Bandung: CV. Pustaka Setia.
Shihab, M. Quraish. 2008. Lentera Al-Qaur’an: Kisah dan Hikmah Kehidupan Bandung: Mizan.
Shihab, M. Quraisy. 1994. Membumikan Al-Qur’an (Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat). Bandung : Mizan.
Silsilah Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyah, Mustawa Ats-Tsalis“tauhid, Al-Mamlakah Al-Arabiyah As-Su’udiyah, Jami’ah Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islami
Suharso dan Ana Retnoningsih. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi lux cet. X Semarang: Widya Karya.
Supriyadi, Dedi. 2008. Perbandingan Mazhab dengan Pendekatan Baru cet I Bandung: CV Pustaka Setia.
Waro, Muhammad Tholib Khoril. 2014. “Rasionalitas Az-Zamakhsyari dalam Tafsir (Kajian atas Kisah Ibrahim dalam Tafsir Al-Kasysyaf Surat Al-Anbiya’ 51-70), Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.
138
Zahrah, Muhammad Abu. Tt. Tarikh al-Mazahib al-Islamiah jilid 1 Dar al-Fikr al-Araby
Zahro, Abu Muhammad. 1998. Al-Mu’jizah al-Kubra Al-Qur’an; Nuzûluhu, Kitâbatuhu, Jama’ahu, ‘Ijazuhu, Jadaluhu, Ulumuhu, Tafsiruhu, Hukmu al-Ghinâ bih Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi
Zaid, Nashr Hamid Abu. 2003. Menalar Firman Tuhan Bandung : Mizan
Zamakhsyari, Mahmud bin Umar. 2010. Al-Kasysyaf ‘an Haqâiq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqâwil fî Wujûh at-Ta’wil vol: 1, 2, 3 dan 4, Kairo: Maktabah Misr
Yatim, Badri (ed). 1996. Ensiklopedi Mini: Sejarah dan Kebudayaan Islam Jakarta: Wacana Ilmu
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Ifaedah, Lc
Tempat/tanggal Lahir : Banjarnegara, 15 Oktober 1987
Pekerjaan : Staff Pengajar
Email : [email protected]
HP : 085218061553
Alamat Rumah :Desa cibungur-Danakerta RT 02/06
Punggelan –Banjarnegara- Jawa Tengah
Alamat Kantor : Kampus terpadu UMY, Komplek masjid
K.H Ahmad Dahlan. Jl. Ringroad Lingkar
Selatan ,Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Nama Ayah : (alm) Bpk H. Tarso Miharjo
Nama Ibu : Ibu Hj. Mustingah
Nama Suami : Mokhamad Ariawan Suputro, Lc
Nama Anak : Awah Halim Faza
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. TK Roudhotul Athfal : Tahun1993-1994
b. SDN II Danakerta : Tahun 1994-2000
c. MTS PP. Al-Mawaddah : Tahun 2000-2003
d. MA PP. Al-Mawaddah : Tahun 2003-2006
e. Universital al-Azhar Kairo : Tahun 2006-2010
f. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Tahun 2012-2016
2. Pendidikan Non-Formal
a. Pelatihan Komputer Tahun 2004
b. Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka Tahun 2005
c. Pelatihan Jurnalistik ICMI Orsat Kairo Tahun 2006
d. Pelatihan Ilmu Mawarist Syajarah Mirats Tahun 2008
e. Pelatihan Tahsin Al-Qur’an Tahun 2008
f. Kursus bahasa Inggris Tahun 2011
C. Pengalaman Organisasi
a. Asisten Bagian Sadar Lingkungan PP.Al-Mawaddah Tahun 2004
b. Asisten Dapur PP.Al-Mawaddah Tahun 2004
c. Bagian penerimaaan tamu Tahun 2005-2006
d. Kru Buletin Cakrawala menyambut PG (pangung gembira di Kairo)
Tahun 2007
e. Kru Buletin Informatika ICMI Orsat Kairo Tahun 2007-2008
f. Ketua III Pengurus IKPM Kairo Tahun 2008-2009
D. Karya Ilmiah
a. Artikel “Peliputan kegiatan menyongsong Panggung Gembira di
Kairo Tahun 2007 “ dimuat di Buletin Cakrawala Tahun 2007
b. Artikel “ Hikmah Kehidupan”, dimuat di Buletin Informatika (Tahun
2008)